Pertanyaan:
Dear Katolisitas. Saya minta penjelasan dari berita-berita khususnya di
http://www.detikinet.com/read/2011/02/09/121318/1567630/398/vatikan-restui-pengakuan-dosa-virtual/?i991102105
Intinya: “Pertama kalinya dalam sejarah gereja Katolik Roma, iPhone digunakan sebagai alat bantu sebelum pengakuan dosa (Confession). Apakah hal ini bakal menghapus tradisi lama Vatikan? Pengakuan dosa adalah sebuah sakramen dalam gereja Katolik Roma. Sakramen ini dilakukan oleh umat Katolik setidak-tidaknya satu kali dalam satu tahun menjelang Paskah atau Natal. Seiring berkembangnya teknologi, Vatikan pun merestui sebuah aplikasi bernama ‘Confession: A Roman Catholic App’ yang kini telah ada di App Store seharga USD 1,99. Saat menggunakan aplikasi ini, umat Katolik bisa memilih list dosa-dosa yang ada di aplikasi tersebut, atau menambahkannya sendiri. Layaknya Sakramen pengakuan dosa pada umumnya, umat Katolik pun bisa memilih tujuh penetensi (denda dosa dalam bentuk doa) yang berbeda setelahnya. Vatikan Restui Aplikasi Ini
Aplikasi ini bukanlah kontroversi. Pasalnya Vatikan selaku pimpinan tertinggi Gereja Katolik telah merestuinya. Juru bicara gereja Katolik memberi pernyataan kepada BBC, yang dikutip detikINET, Rabu (9/2/2011). “Gereja percaya bahwa teknologi serta aplikasi kreatif bakal membantu umat untuk melakukan Sakramen pengakuan dosa secara lebih baik,” paparnya. Hal ini secara tak langsung menjadi bagian dari langkah Paus Benediktus XVI dalam berkaraya, seiring bertumbuhnya dunia digital bagi perkembangan Gereja Katolik sedunia.” Secara pribadi saya sendiri, tidak setuju. Setahu saya, sakramen tobat itu harus berhadapan muka dengan imam. Bagaimanakah harus dijelaskan? Terima kasih.
Salam: Isa Inigo
Jawaban:
Shalom Isa Inigo,
Setiap kali kita membaca berita dari media sekular tentang Gereja Katolik, kita harus senantiasa mengecek sumbernya, karena sering terjadi media sekular salah mengartikan apa yang menjadi pernyataan Gereja, baik di tingkat Gereja Semesta (universal Church), maupun Gereja Lokal – seperti tingkat keuskupan. Kesalahpahaman tentang applikasi iphone yang digambarkan seolah-olah dapat menggantikan Sakramen Tobat adalah sama seperti kesalahpahaman bahwa Paus seolah-olah menyetujui kondom (lihat klarifikasi dari katolisitas di sini – silakan klik, dan klarifikasi dari Vatikan: silakan klik). Kesalahpahaman seperti ini sebenarnya dapat dihindari kalau wartawan yang bersangkutan benar-benar membaca sumber pertama atau langsung, sebagai contoh: pernyataan Paus tentang kondom dapat dilihat dalam buku “Light of the World“. Dengan demikian berita tidak berdasarkan pada apa yang ditulis oleh media lain, terutama media luar negeri. Kesalahan juga dapat dikurangi kalau wartawan dapat melihat berita yang berhubungan dengan Gereja Katolik dalam konteks yang benar, serta tidak dimotivasi untuk membuat judul-judul yang bombastis demi supaya orang-orang membacanya. Sekarang, mari kita menganalisa tentang berita ini.
Ada beberapa majalah lokal yang mengulas tentang hal ini, seperti:
Detik.com: 09/02/2011 – “Vatikan “restui” pengakuan dosa virtual” – silakan klik, yang kemudian disusul dengan berita tanggal 10/02/2011 dengan judul Vatican tak restui aplikasi pengakuan dosa virtual – silakan klik.
Kompas.com: 09/02/2011 – “Gereja di AS sahkan pengakuan dosa di depan iphone“, yang kemudian besoknya disusul dengan artikel “Vatikan tak restui pengakuan dosa via iphone” – silakan klik, dan juga artikel “Pengakuan dosa tak bisa via iphone” – silakan klik.
Dari judul-judul artikel, terutama artikel awal, seperti “Vatikan “restui” pengakuan dosa virtual” dan “Gereja di AS sahkan pengakuan dosa di depan iphone“, maka terlihat adanya distorsi dari kenyataan yang sebenarnya. Yang satu mengatakan Vatikan yang merestui dan yang satu mengatakan Gereja di AS mensahkan. Apanya yang diakui dan disahkan? Menurut judul, yang diakui dan disahkan adalah pengakuan dosa di depan iphone atau pengakuan dosa virtual. Hal ini benar-benar merupakan penyimpangan yang serius, terutama dapat menimbulkan kesalahan persepsi bagi orang yang membaca secara cepat, kurang teliti, atau yang lebih parah – hanya membaca judulnya saja. Saya tidak tahu motifasi yang mendasari pengambilan judul tersebut di atas kecuali bahwa judul-judul tersebut dibuat seheboh mungkin, sehingga pengunjung ingin membaca artikel tersebut. Sekarang mari kita membahas artikel yang termuat di salah satu situs.
1. Dikatakan di detik.net – silakan klik “Apakah hal ini bakal menghapus tradisi lama Vatikan?” dibarengi judul yang begitu heboh “Vatican restui pengakuan dosa virtual“. Saya melihat judul ini diberikan untuk menarik minat pembaca untuk membuka artikel ini, karena dalam kesimpulan di artikel yang sama dikatakan sebaliknya, yaitu “Tentunya hal ini takkan menghapus tradisi lama Sakramen pengakuan dosa, karena aplikasi ini hanya berfungsi sebagai alat persiapan sebelum umat melakukan pengakuan dosa sesungguhnya.” Dikatakan bahwa software ini dikembangkan untuk iphone sebagai alat bantu sebelum pengakuan dosa adalah benar. Sama benarnya bahwa buku yang memuat informasi “pemeriksaan batin” membantu pengakuan dosa.
2. Dituliskan “Seiring berkembangnya teknologi, Vatikan pun merestui sebuah aplikasi bernama ‘Confession: A Roman Catholic App’ yang kini telah ada di App Store seharga USD 1,99.” Dalam hal ini Vatikan tidak pernah merestui apapun. Namun applikasi ini menerima imprimatur dari uskup Kevin C. Phodes dari keuskupan Fort Wayne – Amerika. Lihat press release dari pengembangnya di sini – silakan klik. Dari press release tersebut, terlihat jelas bahwa tidak ada klaim bahwa aplikasi ini dapat menggantikan Sakramen Tobat. Yang adalah pernyataan bahwa aplikasi ini dapat membantu seseorang dalam mempersiapkan Sakramen Tobat. Imprimatur (let it be printed) adalah hal yang biasa, seperti yang dilakukan oleh uskup Jakarta yang dapat mengeluarkan imprimatur untuk buku teologi. Lebih lanjut dikatakan “Dalam sebuah konferensi yang dihadiri para Uskup di Inggris, juru bicara gereja Katolik memberi pernyataan kepada BBC, yang dikutip detikINET, Rabu (9/2/2011). Bandingkan dengan sumber BBC di sini – silakan klik, yang mengatakan “A spokesperson from the Catholic Bishops’ Conference of England and Wales told BBC News the app was a “useful tool to help people prepare for the Sacrament of Reconciliation.” Yang mengatakan hal tersebut bukanlah juru bicara Gereja Katolik, namun juru bicara dari konferensi wali Gereja England dan Wales, yang setara dengan KWI (Konferensi Wali Gereja Indonesia). Dan apakah yang dikatakan oleh mereka? Mereka mengatakan “The app was a “useful tool to help people prepare for the Sacrament of Reconciliation.” Jadi, juru bicara dari Catholic Bishop’s Conference mengatakan bahwa applikasi ini berguna untuk membantu orang-orang mempersiapkan Sakramen Tobat, dan bukan mengatakan bahwa mereka merestui applikasi yang dapat menggantikan Sakramen Tobat.
Dengan demikian, tidak ada yang perlu diributkan dari applikasi yang bagus ini. Aplikasi ini pada dasarnya terdiri dari tiga: 1) Step by step untuk melakukan Sakramen Tobat, 2) Pemeriksaan batin, 3) database dosa-dosa yang pernah diakukan, sehingga seseorang dapat melihat dosa-dosa yang dibuatnya, dengan harapan seseorang dapat memperbaikinya. Applikasi ini adalah untuk membantu tahap persiapan Pengakuan Dosa dan tidak akan pernah ada pengakuan dosa lewat applikasi seperti ini. Bahwa Sakramen Pengakuan Dosa senantiasa mensyaratkan kontak dan dialog antara yang mengaku dosa dan yang memberi pengakuan dosa, dan tidak dapat digantikan oleh aplikasi atau program apapun, ditegaskan oleh juru bicara Vatikan Fr. Federico Lombardini, SJ.
Sungguh mengherankan bahwa aplikasi seperti ini dapat diberitakan secara “miring” dan “tidak lugas”, sehingga dapat menimbulkan kesalahpahaman di mana-mana sampai juru bicara Vatikan perlu mengklarifikasi hal ini. Sebagai yang menuliskan berita, alangkah baiknya untuk dapat mengecek sumbernya secara langsung dan melakukan riset lebih dalam, sehingga tidak terjadi kesalahan yang tidak perlu. Dan sebagai pembaca, kita juga seharusnya lebih cermat dalam membaca berita dan pada saat yang bersamaan menelaah dan mencocokannya dengan sumber-sumber yang dapat dipercaya. Mari, kita bersama-sama belajar. Semoga keterangan ini dapat memperjelas.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Pembina Katolisitas yang budiman,
Mau menanya tentang pengakuan dosa : Boleh gak mengaku dosa secara online di media elektronika, seperti di facebook dan lain-lainnya, kalau boleh bagaimana dan kalau tidak boleh kenapa, terima kasih.
Shalom Hendrik Tang,
Pengakuan dosa tidak dapat dilakukan lewat email, facebook atau telpon, karena mensyaratkan dimensi personal. Dimensi personal ini diwujudkan dalam bentuk dialog antara yang memberikan pengakuan (imam) dan yang mengaku dosa, sehingga imam tersebut dapat menimbang apakah memang orang yang mengaku dosa benar-benar menyesal atau tidak, dapat bertanya lebih lanjut untuk menimbang bobot dosa, serta dapat memberikan penitensi yang berguna. Pada akhirnya, kemudian imam – dengan kuasa Kristus yang diberikan kepada Gereja-Nya – dapat memberikan pengampunan. Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Dengan membaca artikel dan ulasan-ulasan atas berbagi pernyataan miring yang harus di luruskan, rasanya
katolisitas layak buat terus di apresiasi.
Semoga karya kerasulan di media ini dapat terus di pertahankan.
salam
Untuk sekadar diketahui, link berikut dapat membantu seperti apa sebenarnya aplikasi itu :
http://wdtprs.com/blog/2011/02/review-the-new-iphone-app-for-confession-useful-but-flawed/
Sekali lagi ditegaskan bahwa aplikasi tersebut bukan pengganti sakramen tobat, hanya sebagai alat untuk membantu kita dalam mempersiapkan diri untuk melaksanakan sakramen tobat.
Salam
update dapat dibaca
Vatikan Tak Restui Aplikasi Pengakuan Dosa Virtual pada link berikut ini: http://www.detikinet.com/read/2011/02/10/113348/1568441/398/vatikan-tak-restui-aplikasi-pengakuan-dosa-virtual/?i991101105
http://tekno.kompas.com/read/2011/02/09/1622165/Gereja.Sahkan.Pengakuan.Dosa.di.Depan.iPhone
Pengasuh katolisitas yang terkasih, saya ingin menanyakan perihal berita dari link diatas.
1. Apakah hal ini sungguh disetujui oleh konferensi para uskup di AS?
2. Apa respon dari Vatikan mengenai hal ini?
Terima kasih
[dari katolisitas: saya telah menjawabnya di sini – silakan klik.]
Pengasuh Katolisitas ytk,
Saya sangat terkejut dengan berita ini http://tekno.kompas.com/read/2011/02/09/1622165/Gereja.Sahkan.Pengakuan.Dosa.di.Depan.iPhone bahwa Gereja Katolik di AS mendukung pengakuan dosa lewat iPhone.
Apakah ini sungguh didukung oleh Gereja Katolik secara universal? Bukankah dengan teknologi ini inantinya pengakuan dosa bisa di rekam dan tidak menjadi sungguh rahasia lagi?
Mohon penerangan.
Terima kasih.
Edwin
[dari katolisitas: silakan melihat jawaban saya di sini – silakan klik]
Dear Katolisitas. Saya minta penjelasan dari berita-berita khususnya di http://www.detikinet.com/read/2011/02/09/121318/1567630/398/vatikan-restui-pengakuan-dosa-virtual/?i991102105 Intinya: “Pertama kalinya dalam sejarah gereja Katolik Roma, iPhone digunakan sebagai alat bantu sebelum pengakuan dosa (Confession). Apakah hal ini bakal menghapus tradisi lama Vatikan? Pengakuan dosa adalah sebuah sakramen dalam gereja Katolik Roma. Sakramen ini dilakukan oleh umat Katolik setidak-tidaknya satu kali dalam satu tahun menjelang Paskah atau Natal. Seiring berkembangnya teknologi, Vatikan pun merestui sebuah aplikasi bernama ‘Confession: A Roman Catholic App’ yang kini telah ada di App Store seharga USD 1,99. Saat menggunakan aplikasi ini, umat Katolik bisa memilih list dosa-dosa yang ada di aplikasi tersebut, atau… Read more »
Di kompas online, ada artikel tentang aplikasi iPhone untuk pengakuan dosa: http://tekno.kompas.com/read/2011/02/09/1622165/Gereja.Sahkan.Pengakuan.Dosa.di.Depan.iPhone Di situ disebutkan bahwa “pengembangan aplikasi tersebut pun sudah atas persetujuan dan dukungan gereja. Kontennya dikembangkan bersama Rev. Thomas G. Weinardy OFM, direktur eksekutif Sekretariat Doktrin dan Praktik Pastoral di AS dan Rev. Dan Schdeit, pastor Gereja Katolik Queen of Peace di Mishikawa, Indiana. Aplikasi tersebut juga sudah mendapat stempel pengesahan dari Uskup Kevin Rhoades dari Fort Wayne-South Bend.” Apakah ini semua benar? Apakah memang boleh mengaku dosa via aplikasi itu? Lalu bagaimana segi absolusinya?.. saya merasa aneh. Bagaimana tanggapan Katolisitas? Terima kasih. Deasy. [dari katolisitas: silakan melihat… Read more »