Pengantar dari Editor:

Kesesakan dan cobaan hidup kadangkala datang tanpa pemberitahuan atau tanda-tanda apapun. Baik yang berupa kesusahan dalam jangka waktu yang lama maupun musibah yang datang tanpa disangka dan mengancam nyawa. Tetapi bagi Tuhan Bapa di Surga, yang selalu memelihara kita, pertolonganNya tidak pernah terlambat. Dalam iman dan kesetiaan untuk terus berseru dengan penuh kerendahan hati kepadaNya, pengalaman diselamatkan Allah menghalau semua kegelisahan dan bahaya. Memberikan sukacita kelegaan yang juga turut membangun iman, kasih, dan harapan sesama, sebagaimana kisah yang dituturkan oleh Andre Ho berikut ini. Terima kasih Andre yang telah berbagi kasih penyertaan dan pertolongan Tuhan yang selalu tepat dan setia kepada umat-Nya.

Mata Tuhan tertuju kepada orang yang cinta kepada-Nya. Tuhan menjadi perisai kuat dan sandaran yang kokoh, naungan terhadap angin yang panas dan perlindungan terhadap panas terik siang hari, penjagaan sehingga tidak tersandung dan pertolongan sehingga tidaklah runtuh. (Sir 34:16)

Perampokan yang menimpaku

Sungguh kasih sayang Tuhan sangat besar pada diri saya. Keajaiban kesembuhan saya dari sakit kanker darah (leukemia) pada tahun 2009 adalah bukti nyata kuasa Tuhan tersebut. Namun, keajaiban itu bukanlah pengalaman pertama saya akan besar dan dashyatnya kuasa Tuhan….

Pada tahun 1993 saya baru saja lulus kuliah. Sambil mencari pekerjaan tetap, saya memulai usaha kecil untuk memberikan jasa pelayanan servis komputer bersama beberapa teman. Suatu hari saya sedang menunggu mikrolet untuk pergi bertemu teman-teman sambil membawa tas. Bersama saya menunggu juga dua orang pria yang kemudian ikut naik ke dalam mikrolet dan duduk di samping kiri dan kanan saya. Ketika mikrolet baru berjalan sebentar, kedua pria tersebut yang ternyata adalah satu gerombolan, meminta dompet saya sambil mengeluarkan pisau. Saya langsung memberikan dompet saya kepada mereka. Namun rupanya mereka menginginkan lebih. Sambil tetap menempelkan sebuah pisau ke perut saya, mereka meminta saya turun dari mikrolet di suatu tempat di mana juga ada satu orang pria lagi, bagian dari gerombolan, yang sedang menunggu.

Lalu mereka memberhentikan sebuah taksi dan memaksa saya naik ke bagian belakang taksi tersebut. Dua di antara mereka mengapit saya di bangku belakang, sedangkan yang seorang lagi mengambil tempat di samping supir taksi. Saya minta turun dari taksi sambil menyerahkan tas dan dompet saya. Tetapi mereka menolak dan menyuruh taksi terus melaju. Saya mulai sangat khawatir akan keselamatan diri saya dan berpikir pasti mereka berniat jahat kepada saya. Saya pun mulai berdoa dalam hati memohon kepada Tuhan untuk menyelamatkan saya. Saya berdoa Bapa Kami dan Salam Maria tanpa henti-hentinya…

Gerombolan tersebut membawa saya ke sebuah kampung di daerah Jakarta Selatan. Tempatnya terisolasi, banyak pepohonan dan sepertinya ada beberapa perkebunan penduduk. Mereka memaksa saya turun dan menggiring saya. Kami melewati perkebunan penduduk dan masuk ke sebuah rumah tua yang sudah rusak dan hanya tinggal temboknya saja tanpa atap. Rumah ini terletak di tengah-tengah perkebunan penduduk dan tidak bisa dilihat orang dari luar. Saya langsung berpikir bahwa itu adalah markas mereka.

Salah seorang dari mereka lalu mengeluarkan kartu kredit saya dan meminta PIN sambil mengancam bahwa saya akan dibunuh kalau tidak memberikannya. Saya memberikan PIN yang sebenarnya dan salah satu dari mereka pergi untuk mengambil semua uang yang ada. Lalu mereka mencopoti semua pakaian saya dan mengikat saya dalam posisi duduk, ke sebuah pohon yang tumbuh di dalam rumah rusak tersebut. Kaki dan tangan saya mereka ikat kuat sekali dan mereka menyumbat mulut saya. Praktis saya tidak bisa apa-apa dan setelah itu mereka pergi meninggalkan saya sendiri terikat tanpa daya.

Tuhan tak kekurangan cara

Beberapa saat kemudian, hujan mulai turun dengan cukup derasnya. Saya sungguh sangat gelisah karena saya tahu saya pasti akan tewas karena kelaparan dan kedinginan. Meskipun gelisah dan takut, saya terus berdoa dengan bersuara dan memohon Tuhan Yesus menolong saya dan membebaskan saya dari bencana maut ini. Saya terus berdoa Bapa Kami dan Salam Maria. Hati saya yang terdalam yakin dan mengimani bahwa Tuhan pasti datang menolong saya. “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepadaNya, penolongku dan Allahku! (Mzm 43:5)

Sungguh amat ajaib dan besar kuasa Tuhan. Tak lama kemudian hujan yang cukup deras itu berhenti total dan langit tiba-tiba berubah cerah. Saya merasakan suatu kelegaan dan saya pun terus melantunkan doa Bapa Kami dan Salam Maria. Tidak terlalu lama kemudian saya melihat sebuah layang-layang putus berkelok-kelok ditiup angin. Lalu tiba-tiba layang-layang itu jatuh di dekat tempat saya diikat. Beberapa menit kemudian, seorang anak kecil naik ke atas tembok rumah itu untuk mengambil layangannya yang putus. Betapa sangat terkejutnya anak itu melihat saya yang sedang terikat. Kemudian ia memanggil keluarganya dan banyak sekali penduduk beramai-ramai datang menghampiri dan menolong saya.

Para penduduk yang menolong saya membawa saya ke rumah Pak RT yang berbaik hati memberikan baju pengganti dan handuk buat saya serta menghubungi kakak-kakak saya untuk datang menjemput saya.

Syukur kepada-Mu Tuhan

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, saya sangat percaya dan yakin bahwa layangan yang putus itu adalah layangan yang dibawakan oleh seorang Malaikat Allah untuk menolong saya. Saya mengimani Roh Kudus yang telah menggerakkan hati anak itu untuk naik dan mencari layangan. Saya sangat percaya bahwa peristiwa tersebut merupakan sebuah keajaiban akan keselamatan yang telah Tuhan berikan kepada saya. Sungguh amat saya syukuri, dan saya sangat percaya itu bukan suatu kebetulan. Semoga sharing ini menambah iman dan kepercayaan kita semua bahwa Bapa di Surga sungguh amat menyayangi kita dan akan selalu mendengar jeritan doa kita.

Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. (Ibr 4:16)

Oleh Andre Ho

Previous articleBeberapa ayat Alkitab yang terlihat bertentangan dengan iman Kristiani
Next articleI know the plans I have for you
Editor
Editor katolisitas.org

7 COMMENTS

  1. Untuk menambah uang, mudah.
    Untuk menambah iman, sulit.

    Kesaksian anda telah menambah iman saya.

    Terima kasih,

  2. Praise The Lord Jesus,

    Trimakasih untuk kesaksiannya, Tuhan Jesus memberkati Pak Andreas Ho & kel, dan juga Tuhan Jesus memberkati anak kecil yang bermain layangan itu dimanapun dia berada yang tentunya pasti sekarang sudah besar, amen

    Anastasya

  3. Kami percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus Maha Kasih dan Maha Setia walaupun kita sering kurang setia kepadaNYA tetapiTuhan Yesus Kristus tetap setia kepada umatNYA entah itu orang yg saleh maupun orang yg jahat

    • Iman yang tersirat dari tingkah laku kita yg iklas dan pasrah kepada Yesus Kristus pasti akan mendapatkan jawabanNYA

  4. Trims Andre Ho atas kesaksian yg dahsyat! Doa Bapa kami dan Salam Maria memang hebat! Halleluyah…

Comments are closed.