Berikut ini adalah sekilas keterangan tentang bermacam istilah Misa:

1. Misa hari Minggu

Seperti namanya, maka Misa Hari Minggu adalah Misa/ perayaan Ekaristi yang diadakan pada hari Minggu. Umat Kristiani merayakan hari Tuhan pada hari Minggu, karena mengikuti teladan para rasul yang mengadakan ibadah Hari Tuhan tersebut pada hari Minggu [hari pertama di dalam minggu] untuk memperingati hari kebangkitan Kristus.

Katekismus Gereja Katolik mengajarkan:

KGK 1166 “Berdasarkan tradisi para Rasul yang berasal mula pada hari kebangkitan Kristus sendiri, Gereja merayakan misteri Paska sekali seminggu, pada hari yang tepat sekali disebut Hari Tuhan atau Hari Minggu” (Sacrosanctum Concilium 106). Hari kebangkitan Tuhan adalah serentak “hari pertama dalam minggu”, mengenangkan hari pertama ciptaan, dan “hari kedelapan” di mana Kristus sesudah “istirahat”-Nya pada Sabtu agung menerbitkan hari “yang Tuhan janjikan”, “hari yang tidak mengenal malam” (Liturgi Bisantin). “Perjamuan Tuhan” adalah sentrumnya, karena di sana seluruh persekutuan umat beriman menemui Tuhan yang telah bangkit, yang mengundang mereka ke pesta pedamuan-Nya (Bdk. Yoh 21:12; Luk 24:9b)….

KGK 1167 Benarlah bahwa hari Minggu adalah hari, di mana umat beriman berkumpul untuk perayaan liturgi, “untuk mendengarkan Sabda Allah dan ikut serta dalam perayaan Ekaristi, dan dengan demikian mengenangkan sengsara, kebangkitan dan kemuliaan Tuhan Yesus, serta mengucap syukur kepada Allah, yang melahirkan mereka kembali ke dalam pengharapan yang hidup berkat kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati” (Sacrosanctum Concilium 106).

KGK 1193 Hari Minggu, “hari Tuhan” adalah hari perayaan Ekaristi yang utama, karena ia adalah hari kebangkitan. Ia adalah hari perhimpunan liturgi, hari keluarga Kristen, hari kegembiraan dan hari senggang. Ia adalail “inti dan dasar seluruh tahun liturgi” (SC 106).

KGK 2175 Hari Minggu jelas berbeda dari hari Sabat, sebagai gantinya ia – dalam memenuhi perintah hari Sabat – dirayakan oleh orang Kristen setiap minggu pada hari sesudah hari Sabat. Dalam Paska Kristus, hari Minggu memenuhi arti rohani dari hari Sabat Yahudi dan memberitakan istirahat manusia abadi di dalam Allah. Tatanan hukum mempersiapkan misteri Kristus dan ritus-ritusnya menunjukkan lebih dahulu kehidupan Kristus (Bdk. 1Kor 10:11)….

KGK 2177 Perayaan hari Minggu yakni hari Tuhan dan Ekaristi-Nya merupakan pusat kehidupan Gereja. “Hari Minggu di mana dirayakan misteri Paska dari tradisi apostolik, harus dipertahankan sebagai hari pesta wajib yang paling pertama di seluruh Gereja” (CIC, can. 1246, 1)….

KGK 2042 Perintah pertama (“Engkau harus mengikuti misa kudus dengan khidmat pada hari Minggu dan hari raya“) menuntut umat beriman supaya mengambil bagian dalam Ekaristi, manakala persekutuan Kristen berkumpul pada hari peringatan kebangkitan Tuhan (Bdk. CIC, cann. 1246-1248; CCEO, can. 881, 1.2.4)

Maka mengikuti Misa Kudus dengan khidmat pada hari Minggu merupakan perintah pertama Gereja, yang mengambil dasar dari perintah Allah yang utama, yaitu agar kita menyembah dan mengasihi Tuhan Allah kita dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan kita (lih Kel 20:3-5). Sebagai ungkapan kasih ini, kita diberi perintah oleh Allah untuk menguduskan hari Tuhan (lih. Kel 20:8-11); seperti yang telah dicontohkan oleh para rasul dan jemaat Kristen awal merayakan hari Tuhan pada hari Minggu (Kis 20:7; 1 Kor 16:2). Selanjutnya, maka perayaan hari Tuhan bagi umat Kristen adalah hari Minggu yang dikatakan sebagai hari pertama di dalam minggu, dan bukan hari terakhir dalam minggu (bukan Sabat, karena Rasul Paulus mengatakan bahwa hari Sabat tidak mengikat umat Kristen (Kol 2:16; lih. Gal 4:9-10; Rom 14:5). Dengan kebangkitan Kristus, maka hari Tuhan tidak semata dihayati sebagai hari Tuhan beristirahat, namun lebih kepada hari penciptaan baru, di mana manusia yang telah mengimani Kristus diubah oleh Allah menjadi manusia baru. Selanjutnya tentang hal ini sudah pernah dibahas di artikel ini, silakan klik.

“Menghadiri Misa Kudus pada hari Minggu dan pada hari- hari perayaan dan beristirahat dari pekerjaan yang berat” adalah perintah pertama dari kelima perintah Gereja. Pada hari Minggu diadakan perjamuan Ekaristi yang utama, karena diadakan bertepatan dengan hari kebangkitan Kristus.

2. Misa Sabtu Sore

Misa Sabtu Sore umum sering diartikan sebagai ‘Anticipated Mass‘, atau Misa Antisipasi perayaan Misa pada hari Minggu. Namun sebenarnya, menurut General Norms of the Liturgical Year and the Calendar, dikatakan demikian:

#3. “The liturgical day runs from midnight to midnight, but the observance of Sunday and solemnities begins with the evening of the preceding day.”

(terjemahannya)

#3. “Hari liturgis dihitung dari tengah malam ke tengah malam, tetapi pemenuhan kewajiban pada Minggu dan Hari Raya dimulai dari sore hari sebelum hari tersebut.”

Paus Benediktus http://www.adoremus.org/SacramentumCaritatis.html mengatakan, “… mengenali Sabtu sore, dimulai dari doa Vespers yang pertama, adalah sudah merupakan bagian dari Minggu, dan waktu di mana kewajiban hari Minggu dapat dilakukan…”

Maka kebijaksanaan Gereja Katolik untuk mengadakan Misa Sabtu Sore untuk pemenuhan kewajiban menguduskan hari Tuhan adalah untuk memberi kesempatan kepada umat yang karena alasan tertentu/ genting tidak dapat memenuhi kewajiban untuk mengikuti Misa pada hari Minggu. Namun jangan sampai kemudahan ini dijadikan alasan, bahwa ‘karena malas bangun pagi pada hari Minggu, maka saya memilih untuk ikut misa Sabtu sore’; padahal pada hari Minggu-nya ia tidak mempunyai halangan yang mendesak. Jika ini motivasinya, maka sesungguhnya orang tersebut memiliki sikap batin yang keliru untuk memenuhi perintah Allah dalam menguduskan hari Tuhan. Sebab dalam menguduskan hari Tuhan, sudah selayaknya kita mempersembahkan dan mengorbankan waktu dan diri kita seutuhnya kepada Tuhan dalam kesatuan dengan Gereja-Nya dalam perayaan Ekaristi.

3. Misa Harian

Misa harian tetap merupakan perayaan Ekaristi yang mempunyai efek yang sama dengan Misa yang dilakukan pada hari Minggu ataupun hari- hari lainnya, karena kurban yang dihadirkan adalah sama, yaitu kurban Kristus. Namun demikian, mengikuti misa harian tidak dapat menggantikan kewajiban mengikuti Misa pada hari Minggu, karena hari Minggu adalah hari Tuhan, di mana semua orang Kristen diajak untuk menguduskan hari itu dengan merenungkan pengorbanan Kristus dan kebangkitan-Nya yang menebus dosa- dosa umat manusia.

Mengikuti Misa Harian dan menerima Ekaristi setiap hari merupakan hal yang sangat indah yang dapat dilakukan oleh setiap umat Katolik. Mengapa? Karena dengan menerima Kristus sendiri setiap hari kita akan dipimpin olehNya untuk bertumbuh di dalam iman, pengharapan dan kasih. Jadi jika seseorang ingin bertumbuh secara rohani, selain ia perlu berdoa dan merenungkan Sabda Tuhan, ia dapat menimba kekuatan dari Kristus sendiri, yang hadir dalam Ekaristi Kudus.

Katekismus mengajarkan:

KGK 1389 Gereja mewajibkan umat beriman, “menghadiri ibadat ilahi pada hari Minggu dan hari raya” (OE 15) dan sesudah mempersiapkan diri melalui Sakramen Pengakuan, sekurang-kurangnya satu kali setahun menerima komuni suci, sedapat mungkin dalam masa Paska (bdk. CIC, can. 920). Tetapi Gereja menganjurkan dengan tegas kepada umat beriman, supaya menerima komuni suci pada hari Minggu dan hari raya atau lebih sering lagi, malahan setiap hari.

4. Misa Salve

Terus terang saya kurang memahami istilah ini. Apakah ini Misa didahului/ dilanjutkan dengan doa Salve Regina, ataukah Misa dilanjutkan dengan Benediction/ Adorasi Sakramen Mahakudus?

Sementara kita menunggu jawaban dari Romo Boli, inilah jawaban yang dapat kami berikan:

Jika maksudnya Misa diikuti doa Salve Regina, silakan anda membaca tanya jawab di link ini, silakan klik. Jika maksudnya Misa yang diikuti oleh Benediction/ Adorasi sakramen Maha Kudus: Sebenarnya setelah menerima Komuni kudus, kita selayaknya meresapkan kehadiran Tuhan Yesus sendiri di dalam tubuh kita, sehingga dalam konteks ini, kita pertama- tama harus menyembah Kristus yang telah kita sambut dan menyatu dalam tubuh kita. Katekismus mengajarkan kehadiran Kristus dalam Ekaristi dimulai pada saat konsekrasi dan bertahan sampai wujud Ekaristi masih ada di dalam tubuh kita (lihat KGK 1377). Maka diperkirakan kehadiran Yesus dalam rupa Ekaristi di dalam tubuh kita bertahan selama sekitar 10 menit. Pada saat itu, sebaiknya kita menyembah Tuhan Yesus yang sungguh hadir dalam diri kita.

Dengan demikian, Benediction/ penyembahan dan berkat sakramen Mahakudus di altar dapat dilakukan setelah Misa Kudus, namun tidak langsung setelah Komuni, karena saat setelah Komuni seharusnya diberikan untuk tiap- tiap orang secara pribadi untuk menyembah Tuhan Yesus yang hadir secara khusus dalam rupa Ekaristi di dalam tubuhnya.

36 COMMENTS

  1. Admin Katolisitas yang murah hati.

    Celinne mau bertanya.
    Pada Ibadat Jumat Agung, apakah wadah air suci di muka pintu gereja harus tetap terisi atau dikosongkan…?

    Ini BUKAN PERSOALAN penting atau tidak penting – buat Celinne, jika mau tenggelam lebih ke dalam (duc in altum) maka semuanya akan lebih bermakna.

    Terima Kasih.

    [Dari Katolisitas: Menurut ketentuan dari Congregation of Divine Worship, wadah air suci di muka pintu gereja dikosongkan hanya pada hari Jumat Agung dan Sabtu sunyi, karena saat itu tidak dirayakan perayaan Ekaristi. Demikian kutipannya: “The practice of the Church has been to empty the Holy Water fonts on the days of the Sacred Triduum in preparation of the blessing of the water at the Easter Vigil, and it corresponds to those days on which the Eucharist is not celebrated (i.e., Good Friday and Holy Saturday)”. – See more at: http://www.adoremus.org/HolyWater.html#sthash.sXwTEv7N.dpuf%5D

    • Terima Kasih Celinne tuliskan kepada para Admin di katolisitas.

      Sungguh benar, dengan semangat yang baik dan sikap rendah hati selayaknya dijadikan pegangan kita di dalam menyikapi setiap perbedaan pemahaman yang membuahkan “keputusan menolak” untuk mengosongkan wadah air suci di muka pintu gereja atas nama REKSA PASTORAL.

      Dan memang bukanlah sebuah prinsip jika wadah air suci tersebut masih ada di Perayaan Ibadat Jumat AGung.

      Salam dan Hormat Celinne.

  2. Di gereja saya, seminggu sekali diadakan doa koronka dan sebulan sekali diadakan Misa Kerahiman Ilahi, yang mau saya tanyakan apa bedanya Misa Misa Ekaristi biasa dengan Misa Kerahiman Ilahi?

    [Dari Katolisitas: Pada dasarnya setiap perayaan Ekaristi/ Misa adalah perayaan yang sama, sebab Kurban-nya sama, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Maka Misa Kerahiman Ilahi adalah perayaan Misa biasa, hanya umumnya entah didahului ataupun diakhiri oleh doa Koronka/ doa Kerahiman Ilahi.]

    • Salam Asri,

      menambahkan jawaban dari Katolisitas, yang saya tahu, ada Misa Hari Minggu Kerahiman Ilahi, yaitu pada hari Minggu sesudah Minggu Paskah, hari Minggu II masa Paskah yang pernah disebut Minggu Putih. Isi bacaan dan rumusan doa-doa liturgisnya tentang kerahiman Allah kepada kita manusia yang diwujudkan dalam hidup dan karya Yesus Kristus. Mungkin bacaan dan doa-doa liturgis itu dipakai dalam Misa Kerahiman Ilahi sekali sebulan pada hari biasa dalam pekan. Selebihnya saya tak ada bayangan karena belum mengikuti misa yang dimaksud pada hari-hari biasa dalam pekan itu.

      Doa dan Gbu.
      Rm Boli.

  3. Apakah benar kutipan berikut? “Jangan ngaku kristen kalo lo gak tau bahwa ritual kebaktian yang lo lakuin tiap minggu itu adalah adaptasi dari budaya pagan romawi.”

    [dari katolisitas: Jangan mengaku Katolik, kalau tidak tahu bahwa ibadah yang dilakukan setiap minggu adalah berasal dari Kristus sendiri yang menginstitusikan Perjamuan Terakhir dan diteruskan oleh para rasul dan jemaat perdana sampai saat ini.]

    • Shan.

      Apakah benar kutipan berikut? “Jangan ngaku kristen kalo lo gak tau bahwa ritual kebaktian yang lo lakuin tiap minggu itu adalah adaptasi dari budaya pagan romawi.”

      Jawab:
      SALAH.

  4. Salam Damai Kristus
    Nama saya Riko. Sayan ingin menanyakan, bagaimana jika pada hari minggu ada halangan untuk ke Gereja?
    Jadi begini. Jurusan saya mengadakan sebuah acara wajib yaitu malam keakraban dari hari Jumat – Minggu sore. Sedangkan misa paling malam mulai sekitar pukul 18.00. Otomatis saya tidak bisa menghadiri misa.
    Saya sempat protes dan minta kebijakan untuk dapat menghadiri misa. Tapi panitia terkesan acuh, dan bahkan beberapa senior Katolik menyarankan saya untuk tidak menghadiri misa saja. Tentu saja saya merasa sangat tidak senang dan merasa ada diskriminasi.
    Sampai sekarang saya masih berusaha meminta kebijakan dari mereka. Tapi bagaimana kalau mereka tetap tidak peduli?
    Hal ini sejujurnya sangat membebani saya.

    Terima kasih atas bantuannya.

    [Dari Katolisitas: Anda benar. Silakan untuk terus mengusahakan untuk memohon izin dari panitia agar Anda dapat mengikuti perayaan Ekaristi, entah pada hari Sabtunya atau Minggu. Mohonlah kepada Tuhan agar Ia membuka jalan supaya izin diberikan sehingga Anda dapat menaati perintah Allah untuk menguduskan hari Tuhan.]

  5. Salam damai dalam Kristus

    adm katolisitas yg baik, forum ini banyak memberi pemahaman iman Katolik saya, sebelumnya pd hari Minggu tgl 9 Juni 2013 saya pernah mengajukan pertanyaan di forum ini, ini pertanyaan saya yg ke2, mohon pencerahan.

    Paroki kami akan merayakan ulang tahunnya ke 55, hari Sabtu 29 Juni 2013
    sehingga karena sesuatu hal pastor paroki dan DPP bersepakat meniadakan Misa pada hari Minggu tgl 30 Juni 2013, Apakah hal tersebut dibenarkan dalam hukum gereja Katolik?
    terima kasih atas tanggapan dan penjelasannya

    • Anang yth,

      Misa hari Minggu hendaknya wajib tetap dijalankan sesuai aturan liturgi Gereja. Pemindahan ke hari lain hendaknya memperhatikan ajaran Gereja bahwa hari Minggu adalah hari Tuhan yang hendaknya dihormati oleh semua umat beriman. Dalam Sacrosanctum Concilium (SC) no.42 mengatakan hendaknya kehidupan liturgi Paroki …dipupuk dalam hati dan praktik jemaat beriman…terutama perayaan Misa umat pada hari Minggu.

      Karena itu jangan memindahkan kebiasaan hari Minggu untuk perayaan Ekaristi bagi umat di paroki, kalau tidak dengan alasan yang sangat berat.

      salam dan doa
      Rm Wanta

  6. Saya ingin bertanya, tentang Misa Ekaristi di luar gereja, apa itu salah? (seperti Misa di rumah, di gedung perkantoran, di Sekolah, kampus, sampai di Gedung Besar seperti PRJ, Ballroom)

    • Shalom Elia,

      Ketentuan tempat perayaan Ekaristi, disebutkan dalam Instruksi Redemptionis Sacramentum, demikian:

      RS 108     Perayaan Ekaristi hendaknya dilakukan di tempat suci, kecuali dalam kasus tertentu bila keadaan memaksa lain; dalam hal demikian perayaan harus berlangsung di tempat yang layak. Uskup diocesan akan mengambil keputusan untuk setiap kasus.

      RS 109    Melawan hukum jika Imam merayakan Ekaristi di sebuah kuil atau tempat keramat dari salah satu agama bukan Kristen.

      Dengan demikian, jika suatu kelompok ingin mengadakan perayaan Ekaristi, silakan menghubungi imam/ Romo paroki setempat, agar Romo tersebut mengetahui dan memeriksa apakah tempat tersebut layak atau tidak, sebab imam paroki bertugas membantu bapa Uskup untuk menggembalakan umat di paroki tersebut. Atau, dalam keadaan-keadaan khusus, Uskup berhak memutuskan tentang hal ini menurut pertimbangannya dan kebijaksanaannya.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

    • Salam Elia,

      Menambahkan jawaban Ibu Ingrid, perlu kita ingat bahwa tempat yang biasanya dipandang pantas untuk perayaan Ekaristi adalah gereja atau kapel. Bila ada alasan khusus, sepengetahuan pimpinan/penanggungjawab Gereja setempat bisa dibuat di luar tempat yang biasa ini (di luar gereja/kapel) seperti di rumah, di halaman gereja/rumah, di stadion. Untuk itu perlu diperhatikan agar tercipta suasana sakral, hiasan yang memadai, peralatannya memenuhi syarat untuk perayaan Ekaristi antara lain di dekat/di samping tempat perayaan tidak boleh diletakkan makanan/minuman yang akan disantap sesudah perayaan Ekaristi, sebaiknya semuanya itu baru diletakkan di tempatnya setelah Ekaristi. Selama perayaan, umat tidak duduk berkelompok di meja-meja layaknya dalam sebuah resepsi.

      Salam dan doa. Gbu.
      Rm Boli.

  7. Syalom Katolisitas,

    Menguduskan hari Tuhan seperti halnya hari minggu maksudnya gimana?
    sebagai contoh saya seorang perawat yang bekerja 24 jam setiap harinya. suatu ketika saat saya hendak pergi dan/atau sedang merayakan misa di gereja kerap pasien meminta pertolongan. Terkadang saya harus meninggalkan gereja demi pasien emergency bila jadwalya on call.

    Mohon tanggapannya. Tuhan Memberkati.

    Wil

    • Sesungguhnya, salah satu kebajikan yang diperlukan agar kita dapat melaksanakan perintah Allah adalah kebijaksanaan (prudence). Jika Anda mengetahui bahwa pada hari Minggu Anda sering mendapat ‘panggilan’/ on call, maka ikutilah perayaan Ekaristi pada hari Sabtu sore. Jika Anda on-call di pagi hari, dapatkah Anda mengikuti Misa di sore harinya? Gereja telah memberikan kesempatan yang cukup banyak, agar kita dapat mengikuti perayaan Ekaristi Kudus pada hari Minggu ataupun Sabtu sore, sehingga dengan demikian kita dapat memenuhi perintah Allah untuk menguduskan Hari Tuhan setiap minggunya.

      Silakan menimbang permasalahan Anda ini, atau jika perlu membicarakannya dengan atasan Anda, dan semoga akan ada jalan keluarnya, sehingga Anda tetap dapat melaksanakan kewajiban Anda sebagai seorang Katolik, tanpa perlu mengabaikan tuntutan pekerjaan Anda sebagai perawat.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

      • Terima Kasih Mbak Ingrid sarannya..memang sejak membaca tulisan di atas saya coba mengusahakannya berbicara dengan mitra kerja dan sekarang membuahkan hasil. Ternyata Tuhan selalu memberikan jalan yang berkenan kepada-Nya.

        Salam Damai Kristus

        Wil

  8. Shalom,

    Saya mau tanya, mohon info kalau ada Misa Penyembuhan atau Romo/Pastor yang bisa menyembuhkan di Jakarta? soalnya kalau ke Lembah Carmel keuangan saya tidak siap…

    Terima kasih

    [dari katolisitas: Anda juga dapat menghadiri Misa harian, meyakini bahwa Kristus sendiri yang Anda terima dan bersatu dalam tubuh Anda dan dapat memberikan kesembuhan. Kalau untuk bantuan Romo, apakah ada pembaca yang dapat memberikan informasi?]

  9. Pada hari minggu , umat mengikuti misa arwah pagi hari di salah
    satu keluarga berduka. Apa sore harinya umat masih harus mengikuti misa seperti biasanya? Bukankah umat akan komuni dua kali ?

    [dari katolisitas: Jika kita menghadiri Misa Kudus 2 kali dalam sehari, ya, kita dapat menerima komuni 2 kali. Ketentuannya ada di KHK 917:
    KHK 917 Yang telah menyambut Ekaristi mahakudus, dapat menerimanya lagi hari itu hanya dalam perayaan Ekaristi yang ia ikuti, dengan tetap berlaku ketentuan kan. 921 § 2.]

  10. Maaf saya hanya mau bertanya. Kalau misa harian umumnya di paroki-paroki adalah pagi hari, hanya sedikit yang sore. Akan tetapi, kalau misa harian sore hanya senin-jumat (sedangkan yang pagi senin-sabtu). Sebetulnya yang ideal misa harian pagi/sore? Kalau misalnya hari Selasa seumpamanya adalah HARI RAYA (misal HR SEMUA ORANG KUDUS), apakah senin petang masih masuk harian senin atau vigili untuk selasa? Kemudian ada beberapa paroki yang misa hariannya hanya senin-jumat dng alasan sabtu sore sudah ada misa hari minggu, jadi supaya tidak dobel. Apakah misa sabtu pagi bisa disamakan dng hari Minggu? karena orang ‘berasa’nya ikut misa 2x sabtu pagi dan sore (jika pas umpamanya dpt tugas sabtu sore). Lalu mengapa di Indonesia jarang paroki yg memberi layanan misa harian sore? kalau ada pun hanya beberapa. bukannya malas bangun pagi, terkadang jika kondisi kurang memungkinkan saya jadi kebablasan untuk pagi, lalu mau ikut sore tetapi tidak tersedia. Terima kasih.

    • Shalom Gabriel,

      Sebenarnya Misa Harian seperti namanya, maksudnya adalah Misa yang dilakukan setiap hari. Maka perayaan Ekaristi setiap hari merupakan penggenapan nubuat nabi Maleakhi bahwa persembahan kurban yang murni akan dipersembahkan kepada Allah dari terbitnya matahari sampai terbenamnya di setiap tempat di bumi di antara segala bangsa (lih. Mal 1:11), dan kurban yang murni itu adalah kurban Kristus sendiri sebagaimana diperintahkan-Nya kepada para murid-Nya (lih Luk 22:19).

      Maka semua perayaan Ekaristi itu nilainya sesungguhnya sama, tidak ada yang “lebih ideal”, sebab semuanya ideal, sepanjang dilakukan sesuai dengan ketentuan perayaan Ekaristi yang sah. Perayaan Ekaristi dapat diadakan pagi maupun sore hari, atau jika dikehendaki dan memungkinkan untuk dilakukan, dilakukan pagi dan sore hari. Nah, walau umat dianjurkan untuk mengikuti Misa Harian, namun kehadiran dalam perayaan Ekaristi Harian ini bukan suatu keharusan, tidak seperti kehadiran umat pada perayaan Ekaristi pada hari Minggu (atau hari-hari perayaan wajib lainnya), yang merupakan pelaksanaan perintah menguduskan Hari Tuhan. Terhadap perayaan di hari Minggu dan hari-hari raya wajib ini, Gereja mengadakan perayaan antisipasi (yaitu semalam sebelumnya) terutama untuk melayani orang-orang yang karena satu dan lain hal, tidak dapat hadir pada hari perayaan pada hari Minggu/ hari raya tersebut. Perayaan ini mengambil dasar bahwa menurut tradisi, perayaan-perayaan ini memang telah umum dirayakan sejak semalam sebelumnya (umumnya setelah matahari terbenam). Inilah sebabnya mengapa ada perayaan Misa Sabtu sore, untuk mengantisipasi perayaan Misa hari Minggu, maupun perayaan antisipatif hari-hari raya yang lain pada semalam sebelumnya.

      Dengan pengertian ini maka perayaan Ekaristi (Misa) Sabtu pagi tidak sama dengan perayaan Ekaristi (Misa) pada Sabtu sore, dalam artian Misa Sabtu pagi merupakan misa Harian, sedangkan Misa Sabtu sore merupakan perayaan Misa yang sama dengan misa hari Minggu. Misa Sabtu pagi tidak dapat menggantikan Misa hari Minggu, sedangkan Misa Sabtu sore memang diadakan sebagai antisipasi Misa hari Minggu. Maka idealnya, jika mau menerapkan Misa harian dengan konsisten, misa diadakan pada pagi hari, sejak Senin sampai Sabtu, sedangkan Sabtu sorenya dan seluruh hari Minggu adalah untuk merayakan perayaan Ekaristi Minggu.

      Jika di paroki Anda tidak ada Misa sore, dan Anda dan banyak umat yang lain menghendakinya, mungkin bisa Anda membicarakannya dengan seksi liturgi dan pastor paroki Anda. Siapa tahu pastor paroki bersedia melaksanakannya, jika memang umat menghendakinya. Jika paroki belum siap melaksanakannya, silakan mengikuti misa sore di paroki lain, yang jadwalnya tercantum di situs ini- jika Anda berdomisili di Jakarta, silakan klik. Silakan Anda melihat paroki manakah yang terdekat dengan Anda berdomisili, yang mengadakan Misa sore hari. Semoga Anda dapat mengikutinya.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  11. shalom katolisitas, terima kasih atas jawabannya semua. Saya pribadi merasa sangat senang akan jawaban2 yg diberikan.

    saya membaca salah satu artikel dari katolisitas mengatakan bahwa kita ibadah pada hari minggu untuk mengenang kristus yang telah bangkit. lalu bagaimana dengan perayaan ekaristi yang biasa dilaksanakan pada hari sabtu malam, apakah itu berarti kita tidak menghormati kebangkitan kristus atau ekaristi ini memiliki arti yang lain, mohon penjelasannya. terimakasih.

    [dari katolisitas: Silakan melihat tanya jawab di atas – silakan klik]

  12. Syalom Bu Inggrid,

    Kami ingin penjelasan utk peraturan mengenai Kurban Misa Kudus. Mengapa di Sydney semua priest tidak ada yg mau melayani KMK di tempat2 di luar gereja, sedangkan pastur2 di Indonesia ataupun pastur2 asal Indonesia yang sedang bertugas di Sydney, kalau ada umat yang ingin mengadakan Misa syukuran untuk kesembuhan dari penyakit, ulang tahun perkawinan perak/emas ataupun bagi yang berduka cita minta diadakan Misa di rumah alm. untuk peringatan arwah 7 hari/40 hari/ satu tahun ataupun saat viewing di rumah duka romo2nya dengan senang hati mau melayani permintaan umatnya untuk merayakan KMK di luar gereja. Sedangkan gereja kita satu, kudus, katolik, dan apostolik. Catholic = universal tapi kenapa dalam hal tsb. di atas ada perbedaan ajaran di mana priest yang di Sydney mengatakan No sedangkan romo2 kita baik di Indo maupun di Sydney mengatakan Yes. Tolong di jelaskan apakah benar menurut hukum Kanon ada ketentuan bahwa KMK hanya boleh diadakan di gereja saja. Terimakasih dan salam hangat dari Sydney

    Tuhan berkati

    HaTi

    • Hans dan Tina Yth,

      Tidak ada dalam KHK 1983 melarang Misa di luar gereja. Yang perlu diperhatikan dalam merayakan kurban Ekaristi di luar gereja atau kapel resmi adalah: kelayakan tempat seperti perayaan Ekaristi hendaknya dilakukan di tempat suci, maka haruslah di tempat yang pantas. Di luar gereja bisa dilakukan di meja yang cocok dengan harus ditutup dengan kain altar dan korporal (bdk Kan. 931-932). Saya kurang tahu apakah ada aturan khusus di Sydney. Saya akan mencoba mencari tahu apa alasannya? Atau anda bisa sampaikan dan menanyakan apa alasannya. Yang jelas beberapa aturan tempat altar yang pantas dan layak itu perlu diperhatikan karena kita merayakan kehadiran Kristus dalam tubuh dan darah-Nya.

      salam
      Rm Wanta

    • Shalom Hans dan Tina,
      Ini hanya sebagai tambahan saja dari apa yang telah disampaikan oleh Romo Wanta. Silakan anda check, apakah permintaan mengadakan misa di luar gedung gereja itu diadakan pada hari Minggu? Sebab hari Minggu adalah hari Tuhan, sehingga sudah menjadi hukum Gereja bahwa ibadah diadakan di gereja pada hari Minggu dan wajib dihadiri oleh umat yang sudah dibaptis; dan karena itu masuk akal jika para imam tidak melayani diadakannya Misa Kudus hari Minggu di rumah- rumah/ tempat lain kecuali di gedung gereja.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

      • Kenyataannya di hari raya Pentakosta tahun ini, kelompok PDKK Keuskupan Agung Jakarta pada tanggal 19 Mei 2013 (hari Minggu), diadakan Misa kudus merayakan Pentakosta di Hall D 1 JIExpo PRJ Kemayoran,Jakarta Pusat yang dihadiri Yang Mulia Uskup Agung Jakarta dengan alasan adanya talk show yang dihadiri oleh pemerintah, duta besar, dan sifatnya formal.

        Terus terang saya sedih peristiwa ini terjadi.

        [Dari Katolisitas: Mengapa Anda sedih? Sebab acara talk show umumnya diadakan di luar perayaan Ekaristi, entah sebelum atau sesudah perayaan Ekaristi, sehingga tidak mengganggu perayaan liturgi.]

        • Redemptionis Sacramentum 108 (terjemahannya ada di imankatolik dot org) menyatakan:

          “Perayaan Ekaristi hendaknya dilakukan di tempat suci, kecuali dalam kasus tertentu bila keadaan memaksa lain; dalam hal demikian perayaan harus berlangsung di tempat yang layak”. Uskup diosesan akan mengambil keputusan untuk setiap kasus.

          “The celebration of the Eucharist is to be carried out in a sacred place, unless in a particular case necessity requires otherwise. In this case the celebration must be in a decent place.” The diocesan Bishop shall be the judge for his diocese concerning this necessity, on a case-by-case basis.

          http://www.vatican.va/roman_curia/congregations/ccdds/documents/rc_con_ccdds_doc_20040423_redemptionis-sacramentum_en.html

          Menurut aku, seharusnya hal – hal yang paling mendesak saja yang dapat di izinkan untuk merayakan misa di luar Gereja Katolik>>>

          Bukankah Uskup Agung Jakarta sudah melakukan suatu pelanggaran, saya mohon untuk memberikan nasehat kepada Uskup Agung Jakarta untuk membatalkan misa pentakosta….

          Saya hanya taat kepada Paus bukan kepada Uskup Agung maka dari itu saya mohon kepada admin dan pastur yang mengelola website untuk menegur Uskup Agung karena sudah melanggar ketentuan yang di tentukan Vatikan…

          Bagi saya ketaatan kepada Paus sangat penting…

          • Shalom Krisna,

            Perlu diketahui bahwa kami di Katolisitas tidak mempunyai wewenang apapun untuk “menegur Bapa Uskup”. Sebaliknya, kami taat dan tunduk di bawah kepemimpinan Bapa Uskup. Jika Anda mempunyai masukan kepada Bapa Uskup, silakan Anda menyampaikan masukan kepada pihak Keuskupan, dalam hal ini Keuskupan Agung Jakarta di Katedral.

            Dokumen di atas menyatakan bahwa bukan umat, tetapi Uskuplah yang berwewenang menentukan, atas dasar kasus per kasus, sehingga jika keadaan memaksa/ sungguh membutuhkan, dapat diadakan perayaan Ekaristi di luar gedung gereja. Hal ini nampaknya juga dilakukan oleh Bapa Paus sendiri, jika berkunjung ke negara-negara tertentu, di mana perayaan Ekaristi dapat dilakukan di stadion, agar dapat menampung jumlah umat yang ingin mengikuti perayaan Ekaristi tersebut.

            Maka marilah kita menyerahkan keputusan tentang hal-hal semacam ini ke tangan Bapa Uskup. Pastilah ada alasan yang masuk akal sehingga diputuskan demikian. Kita perlu memahami bahwa keputusan tersebut lebih mengacu kepada pelaksanaan praktis daripada hal doktrinal. Sebab yang terpenting adalah perayaan Ekaristi yang dilaksanakan tetap sama, yang dirayakan dengan khidmat dan hormat. Memang ketaatan kepada Bapa Paus itu penting, tetapi ketaatan ini juga ditunjukkan juga dengan ketaatan kepada Bapa Uskup, dalam hal ini adalah Bapa Uskup Agung Jakarta, Msgr. Ignatius Suharyo.

            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
            Ingrid Listiati- katolisitas.org

          • Maap yah Krisna, kamu menulis ini yah?

            Menurut aku, seharusnya hal – hal yang paling mendesak saja yang dapat di izinkan untuk merayakan misa di luar Gereja Katolik>>>

            Siapa yang dapat mengijinkannya jika bukan Bapa Uskup sendiri dalam hal ini YM. Ignatius Suharyo?

            Bukankah Bapa Paus juga Uskup Roma?

            Mengenai penyelenggaraan Misa di JHCC tahun lalu, itu memang harus diterima banyak menuai kontroversi, tetapi toh tidak mengartikan kita sebagai Umat menjadi antipati terhadap gembala kita.

            SEBUT SAJA YM. Ignatius Suharyo keliru di dalam pengambilan sikapnya, ingat kawan – beliau dengan segala kebaikannya juga adalah menusia yang memiliki kelemahan dan bisa saja keliru.

            Mari kita doakan agar kejadian yang menuai sikap kontroversial di dalam tubuh KAJ tidak terus terjadi.

            Salam dan Doa

            [Dari Katolisitas: Kita percaya bahwa keputusan Bapa Uskup itu pasti telah melibatkan pertimbangan berbagai hal. Ya, mari kita doakan agar tidak terjadi saling curiga dan sikap kontroversial terhadap keputusan para pemimpin Gereja. Sebab sekalipun ada perbedaan pendapat ataupun usulan, pendapat itu dapat disampaikan dengan motivasi kasih untuk membangun daripada menuduh dan menyalahkan.]

          • Dear Katolisitas.

            [Sebab sekalipun ada perbedaan pendapat ataupun usulan, pendapat itu dapat disampaikan dengan motivasi kasih untuk membangun daripada menuduh dan menyalahkan]

            BENAR.
            Dengan kesedihan sangat – Celinne pun salah satu Umat yang menolak kegiatan yang diselenggarakan tahun lalu di JHCC.

  13. Apa dasar pemikiran sehingga Kemuliaan dan Syahadat tidak selalu dibacakan dalam Misa Harian?
    Bukankah dalam Misa yang lengkap, kedua doa itu dibacakan? Jadi Misa Harian sebenarnya bukan Misa yang lengkap?

    • Salam Herman Jay,

      Dasar pemikirannya adalah tingkat perayaan, bukan lengkap tidaknya Misa, karena semua Misa itu lengkap. Hanya dari segi tingkat perayaan, ada solemnitas (hari raya wajib dan tidak wajib), Hari Minggu, Hari Pesta, Hari Peringatan wajib dan Hari Peringatan fakultatif serta hari biasa. Kemuliaan dan Syahadat dalam Ekaristi merupakan unsur-unsur yang memperlihatkan tingkat perayaan: Hari Raya, Hari Minggu (kecuali Minggu-Minggu Masa Adven dan Masa Prapaskah tanpa Kemuliaan). Hari Peringatan dan hari-hari biasa tidak ada Kemuliaan dan Syahadat.

      Salam dan doa. Gbu.

      Pst. B.Boli.

  14. Pada penjelasan mengenai misa sabtu sore, anda mengatakan bahwa misa itu hanya untuk antisipasi jika berhalangan hadir pada hari minggu. Bisa di jelaskan sumber nya dari mana?

    Jika misa paskah dirayakan pada hari sabtu sore/malam, apakah itu berarti Yesus bangkit pada hari sabtu?

    Terimakasih

    • Shalom Nitro,

      1. Katekismus mengajarkan bahwa perayaan Hari Tuhan adalah hari Minggu:

      KGK 2177    Perayaan hari Minggu yakni hari Tuhan dan Ekaristi-Nya merupakan pusat kehidupan Gereja. “Hari Minggu di mana dirayakan misteri Paska dari tradisi apostolik, harus dipertahankan sebagai hari pesta wajib yang paling pertama di seluruh Gereja” (CIC, can. 1246, ?1).
      “Begitu pula harus dipertahankan sebagai pesta wajib: pesta Kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus, pesta penampakan Tuhan, pesta Kenaikan Tuhan, pesta Tubuh dan Darah Kristus, pesta Santa Perawan Maria Benda Allah, pesta Santa Perawan Maria Dikandung tanpa Dosa, dan Diangkat ke Surga, pesta Santo Yosef, pesta Rasul Santo Petrus dan Paulus, dan akhirnya pesta Semua Orang Kudus” (CIC, can. 1246 ?I).

      Namun demikian, untuk pemenuhan kewajiban mengikuti misa hari Minggu, Gereja menentukan, bahwa jika sampai kita berhalangan pada hari Minggu, pemenuhan kewajiban tersebut sudah terpenuhi jika kita mengikuti misa pada malam sebelumnya.

      KGK 2180     Salah satu perintah Gereja menjabarkan dengan lebih rinci hukum Tuhan; “Pada hari Minggu dan pada hari-hari pesta wajib lainnya orang beriman berkewajiban untuk ambil bagian dalam misa” (CIC, can. 1247). “Perintah untuk ambil bagian dalam misa dilunasi oleh orang menghadiri misa di mana pun misa itu dirayakan menurut ritus Katolik, entah pada hari pesta sendiri atau pada sore hari sebelumnya” (CIC, can. 1248 ?1).

      Dengan demikian, walaupun memang hadir di misa Sabtu sore sudah dapat dikatakan kita memenuhi kewajiban kita untuk Misa hari Minggu, namun tetap saja, hari yang paling utama adalah hari Minggu, sesuai dengan KGK 2177 tersebut. Artinya, jika tidak dalam kondisi mendesak/ khusus, silakan mengikuti perayaan Misa pada hari Minggu.

      2. Tentang Misa Malam Paskah.

      Misa yang diadakan pada hari Sabtu malam menjelang Paskah adalah Misa Vigili Paskah. Misa tersebut adalah untuk memperingati kebangkitan Tuhan Yesus dari kubur yang terjadi setelah hari Sabat, yang disebut sebagai hari pertama dalam Minggu. Nah, menurut perhitungan Yahudi, hari Sabat itu dimulai dari hari Jumat malam sekitar jam 6 sampai hari Sabtu malam sekitar jam 6.

      Kita ketahui dari Kitab Suci, bahwa ketika para wanita menngunjungi kubur Yesus pada pagi- pagi benar hari Minggu (Luk 24:1, Mrk 16:2, Yoh 20:1), Yesus telah bangkit. Maka Yesus bangkit antara waktu Sabtu setelah pukul 6 sore sampai dengan Minggu dinihari. Oleh karena itu umumnya dirayakan Misa Vigili/ Malam Paskah, yang sudah dapat dimulai sekitar pukul 6 sore.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

       

  15. Terima kasih kepada ibu Ingrid Listiati dari katolisitas org yang telah bersedia menjawab pertanyaan yang mungkin bagi semua orang tak layak di tanyakan, namun justru pada beberapa individu umat (baik dewasa dan orang muda) masih belum paham tt Misa.

    Juga Harapan saya, akan adanya beberapa ‘sumber2 resmi’ sepeti KGK. Ternyata penegasan2 dari sumber2 resmi ini semakin menjadikan frans (pribadi) dan tentunya orang muda untuk kemudian sadar akan makna Misa Minggu.

    Share Tentang Misa jumat pertama:
    Apakah tata perayaan liturgi Misa jumat pertama sama dengan Misa pada hari minggu ?
    Pada misa jumat bulan pertama bulan di gereja kami, misa jumat pertama layaknya misa hari minggu. Padahal harapan saya, ada devosi pada sakramen maha kudus seperti yg merupakan pesan tersurat dari misa jumat pertama.

    Justru ini mungkin (dan bahkan misa-misa lainnya) di-indahkan oleh umat, karena toh sama juga dengan misa misa minggu.

    Akhirnya saya sekali lagi mengucapkan terimakasih pada pihak katolisitas dalam merespon pertanyaan terdahulu. di tunggu penjelasan dari romo tt Misa salve.
    salam.

    • Frans Yth

      Liturgi Jumat Pertama dan Minggu tidak sama, salah satu bedanya yang menyolok adalah Credo. Di Misa Hari Minggu selalu wajib ada Credo namun pada misa Jumat Pertama tidak. Bacaan berbeda sekali. Karena itu misa harian termasuk Jumper tidak sama dengan misa hari Minggu. Tingkatan perayaan liturgi berbeda: Misa pada Hari Minggu sama dengan perayaan, sedangkan Misa Jumat pertama adalah misa harian biasa.

      salam
      Rm wanta

  16. salam admin katolisitas.org.

    Pada laman terbaru, ada pembahasan tentang Misa Pertama, Wah… judul yang pas dengan apa yang frans pengen tahu, yakni tentang Misa Jumat pertama.
    terima kasih buat admin, yang sudah memjawab dengan jelas.

    selain misa Jumat pertama, ada beberapa misa yang ingin frans ketahui lebih banyak.
    yakni pemahaman dari
    1.Misa hari minggu,
    2.Misa salve
    3.Misa harian pagi
    4.misa sabtu sore

    [dari Katolisitas: kami edit]

    Bila berkenan, jawaban ini merupakan postingan yang akan frans sarikan di laman blog OMK Paroki yang frans kelola, dimana menjadi sumber alternatif rujukan akan pertanyaan seputar orang muda yang kian kritis tt pemahaman katolik.
    Tentunya akan di tampilkan sumber artkel dari katolisitas.org.

    salam
    frans, di jayapura, papua

    [Dari Katolisitas: Pertanyaan ini selengkapnya dan jawabannya sudah ditayangkan di atas, silakan klik]

Comments are closed.