Pertanyaan:
yang lebih aneh lagi,manusia kok bisa sembunyi dari pandangan tuhan wktu di sorga?? bukankah tuhan maha melihat dan maha tahu?? tuhan pun bertanya DIMANAKAH KALIAN? seandainya saja saya yang jadi adam waktu itu,maka saya pun akan balik nanya ama tuhan..KEMANA SIFAT MAHA TAHU DAN MAHA MELIHAT MU TUHAN?? – Perumbra.
Jawaban:
Shalom Perumbra,
Terima kasih atas pertanyaannya tentang Tuhan yang Maha Tahu. Saya pikir kesimpulan anda yang mengatakan bahwa Alkitab mempertentangkan hakekat Tuhan yang maha tahu adalah terlalu terburu-buru. Anda menyimpulkan hal ini berdasarkan Kej 3:9, yang tidak dimengerti secara benar. Dikatakan di dalam Kitab Kejadian “Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: “Di manakah engkau?” (Kej 3:9). Untuk mencoba mengerti pesan di dalam Alkitab, maka kita tidak dapat menafsirkan semua kata-kata di dalam Kitab Suci secara literal, karena maknanya dapat berupa spiritual. Untuk itu, silakan melihat metode yang dipakai dalam mengartikan Alkitab di sini – silakan klik dan klik ini. Di dalam artikel tersebut, kita dapat melihat bahwa mengerti gaya bahasa yang digunakan sangat membantu kita dalam mengerti Alkitab secara lebih baik.
1. Mengerti gaya bahasa yang digunakan untuk mengerti pesan Alkitab
Seperti halnya pada sebuah karya tulis pada umumnya, peran gaya bahasa adalah sangat penting. Demikian juga pada Alkitab, sebab Allah berbicara pada kita dengan menggunakan bahasa manusia. Maka kita perlu memahami gaya bahasa yang digunakan, agar dapat lebih memahami isinya. Secara umum, gaya bahasa yang digunakan dalam Alkitab sebenarnya tidaklah rumit, sehingga orang kebanyakan dapat menangkap maksudnya. Dalam hampir semua perikop Alkitab, sebenarnya cukup jelas, apakah pengarang Injil sedang membicarakan hal yang harafiah atau yang rohaniah. Memang ada kekecualian pada perikop-perikop tertentu, sehingga kita perlu mengetahui beberapa prinsipnya:[7]
1. Simili: adalah perbandingan langsung antara kedua hal yang tidak serupa. Misalnya, pada kitab Dan 2:40, digambarkan kerajaan yang ke-empat ‘yang keras seperti besi’, maksudnya adalah kekuatan kerajaan tersebut, yang dapat menghancurkan kerajaan lainnya.
2. Metafor: adalah perbandingan tidak langsung dengan mengambil sumber sifat-sifat yang satu dan menerapkannya pada yang lain. Contohnya, “Jiwaku haus kepada Allah Yang hidup” (Mzm 42:3). Sesungguhnya, jiwa yang adalah rohani tidak mungkin bisa haus, seperti tubuh haus ingin minum. Jadi ungkapan ini merupakan metafor untuk menjelaskan kerinduan jiwa kepada Allah.
3. Bahasa perkiraan: adalah penggambaran perkiraan, seperti jika dikatakan pembulatan angka-angka perkiraan. Misalnya,“Yesus memberi makan kepada lima ribu orang laki-laki” (Mat 14: 21; Mrk 6:44; Luk 9:14; Yoh 6:10) dapat berarti kurang lebih 5000 orang, dapat kurang atau lebih beberapa puluh.
4. Bahasa fenomenologi: adalah penggambaran sesuatu seperti yang nampak, dan bukannya seperti mereka adanya. Kita mengatakan ‘matahari terbit’ dan ‘matahari terbenam’, meskipun kita mengetahui bahwa kedua hal tersebut merupakan akibat dari perputaran bumi. Demikian juga dengan ucapan bahwa ‘matahari tidak bergerak’ (Yos 10: 13-14).
5. Personifikasi: adalah pemberian sifat-sifat manusia kepada sesuatu yang bukan manusia. Contohnya adalah ungkapan ‘wajah Tuhan’ atau ‘tangan Tuhan’ (Kel 33: 20-23), meskipun kita mengetahui bahwa Tuhan adalah Allah adalah Roh (Yoh 4:24) sehingga tidak terdiri dari bagian-bagian tertentu.
6. Hyperbolisme: adalah pernyataan dengan penekanan efek yang besar, sehingga kekecualian tidak terucapkan. Contohnya adalah ucapan rasul Paulus, “Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Rom 3:23); di sini tidak termasuk Yesus, yang walaupun Tuhan juga sungguh-sungguh manusia dan juga tidak termasuk Bunda Maria yang walaupun manusia tetapi sudah dikuduskan Allah sejak dalam kandungan (tanpa dosa asal).
2. Yang ingin disampaikan di Kej 3:9.
Dengan demikian, kalau kita mengartikan semua yang dituliskan di Alkitab secara literal, maka kita dapat salah dalam mengerti pesan yang ingin disampaikan. Dalam ayat yang anda permasalahkan “Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: “Di manakah engkau?” (Kej 3:9), kita dapat melihat adanya gaya bahasa personafikasi. Di sini Tuhan seperti berbicara kepada manusia, sebagaimana layaknya manusia berbicara kepada manusia. Dan pertanyaan yang diajukan oleh Tuhan bukanlah menyatakan bahwa Tuhan tidak tahu, namun sebaliknya Dia tahu segalanya.
Tentu saja, semua orang tahu, bahwa Tuhan, yang maha tahu, pasti tahu di mana keberadaan dari Adam dan Hawa. Di satu sisi yang lain, kita juga dapat melihat adanya suatu arti spiritual. Alkitab ditulis bukan untuk Tuhan, namun ditulis untuk manusia, sehingga manusia dapat mengerti wahyu Allah. Di ayat tersebut, terungkap bagaimana Tuhan senantiasa menjadi penggerak utama, yang mengambil inisiatif agar manusia dapat bersatu dengan Tuhan. Dan di ayat tersebut juga terungkap bagaimana Tuhan bertanya “di manakah engkau” untuk memberikan kesempatan kepada manusia, agar manusia dapat mengakukan dosanya kepada Tuhan, mengakui kesalahan dan kemudian bertobat. Hal ini terlihat dari ayat berikutnya, yaitu “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” (Kej 3:11). Semua pertanyaan-pertanyaan tersebut bukan menunjukkan bahwa Tuhan tidak tahu apa yang diperbuat oleh Adam dan Hawa, namun Tuhan memberikan kesempatan kepada Adam dan Hawa untuk mengaku dosa dan memperbaiki kesalahannya. Namun, kesempatan yang diberikan oleh Allah, justru tidak dapat dimanfaatkan oleh Adam dan Hawa, karena bukannya bertobat, namun mereka saling menyalahkan satu sama lain. Dan inilah yang sering dilakukan oleh manusia sampai saat ini. Dengan demikian, apa yang ditulis di Alkitab senantiasa dapat kita hubungkan dengan apa yang terjadi dalam kehidupan kita.
3. Alkitab menyebutkan bahwa Tuhan adalah maha tahu.
Dan tentang Tuhan yang maha tahu, juga disebutkan di dalam Alkitab, seperti yang dapat dilihat di Maz 139:1-6; Ams 5:21:
“1. TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; 2 Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. 3 Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi. 4 Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN. 5 Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku. 6 Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.” (Mzm 139:1-6)
Karena segala jalan orang terbuka di depan mata TUHAN, dan segala langkah orang diawasi-Nya.” (Ams 5:21)
4. Kesimpulan.
Jadi, tidak ada kebingungan untuk mengerti Allah yang maha tahu, karena Alkitab juga menyebutkannya dengan jelas, bahwa dengan akal budi, kita juga dapat membuktikan bahwa Tuhan adalah maha tahu. Kebingungan akan terjadi, kalau kita membaca Alkitab dan mengasumsikan bahwa semuanya harus diartikan secara literal – tanpa mempertimbangkan gaya bahasa yang dipakai – walaupun pada awalnya kita senantiasa harus melihat terlebih dahulu pengertian secara literal. Untuk menghindari kebingungan interpretasi, maka kita dapat melihat konteks ayat-ayat tersebut secara keseluruhan, mengerti apa yang dituliskan (literal), melihatnya dalam terang Perjanjian Baru, dan melihat interpretasi secara spiritual. Semoga hal ini dapat menjawab keberatan anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shalom tim katolisitas,
saya percaya bahwa Allah itu MahaTahu, maka Ia pasti tahu bahwa apa yang diciptakannya akan mendukakan hatiNya walau tetap ada yang di jalanNya. Saya tahu kita tidak bisa menyelami pemikiran Allah yang tiada terbatas tapi saya mau tanya mengapa Allah berkeinginan menciptakan manusia dan malaikat (Lucifer) yang akan melukai hatiNya?
[dari katolisitas: Anda dapat melihat jawaban ini – silakan klik]
jadi inget waktu kecil dulu..
saya pernah nyolong makan kue tart coklat meses, saking kepengennya.. padahal masih batuk..
trus, Mama datang, dan tahu saya nyolong kue itu… Tahu Mama datang, saya ngumpet di kolong ranjang.. Hebatnya.. Mama tahu! ( Tuhan yang kasih tahu kali ya… hehehe…)
Mama manggil2 saya, meski dia tahu… Setelah beberapa saat, beliau ngintip ke kolong ranjang tempat saya ngumpet ama nangis… dan Mama cuma senyum.. Mama memaafkan, karena saya masih kecil… karena saya tahu saya salah….
Kira2 seperti itu yang saya bayangkan waktu baca cerita di atas..
Hehehehe.. Tuhan kita ajaib ya…
saya hanya bisa mengucapkan : Untukmu agamamu, untukku agamaku….. perbuatanmu adalah perbuatanmu, perbuatanku adalah perbuatanku….. tks.
semoga manusia menemui sorganya kelak, yang telah dipilihnya dalam hidup di dunia ini….. hanya Tuhan Yang Maha Tahu……
Shalom Mujiono,
Terima kasih atas komentarnya. Menjadi tugas dari masing-masing pribadi untuk mencari kebenaran dengan sungguh-sungguh, termasuk mencari kebenaran dari agama masing-masing. Dikatakan di dalam salah satu kotbah di bukit: “berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena dia akan dipuaskan” (Mt 5:6). Dan perncarian kebenaran yang sungguh-sungguh inilah yang akan menjadi salah satu parameter apakah kita benar-benar sampai pada persatuan abadi dengan Tuhan atau tidak. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama mencari kebenaran dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap kekuatan kita.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
dear katolisitas..
saya bangga dan senang dengan konsistensi dari Katolisitas untuk tetap menjawab semua pertanyaan dan keluhan khususnya tentang iman dan gereja katolik pada khususnya…
saya mau minta tanggapan tentang kebiasaan orang yang selalu mengalamatkan kesalahan dan kemarahan pada Tuhan..contohnya..kalo ada yang mati katanya itu karena kehendak Tuhan padahal yg mati itu diakibatkan karena kecelakaan atau gempa bumi atau kelalain orang itu sendiri,.apakah ini bukan tipe atau pola berpikir protestan? saya sebagai orang katolik tidak menerima ide seperti itu, toh Tuhan telah memberi kita kebebasan dan inteligent untuk bertidak dan berbuat,, ada banyak orang jaman sekarang selalu berpikir bahwa Tuhan seolah olah sumber dari segala penderitaan dan masalah..mohon tanggapan dan idenya,,terimakasih…
Shalom Chmel,
Jika anda belum membaca, silakan anda baca artikel di sini, silakan klik, sebab di situ telah dibahas pertanyaan yang serupa dengan pertanyaan anda. Silakan anda baca artikel itu terlebih dahulu, dan jika ada yang belum jelas, silakan bertanya lagi di bawah artikel tersebut.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
begini yah , tahu dan ketidatahuan Tuhan itu sangat mudah
KETIKA MANUSIA JATUH DALAM DOSA , IA JADI TIDAK MAHA TAHU , KARENA DOSA PEMUTUS ITU.
easy right?..heheheh
Shalom Kevin,
Terima kasih atas tanggapannya. Tuhan akan senantiasa maha tahu, terlepas dari manusia berbuata dosa atau tidak. kemahatahuan Tuhan tidaklah berhubungan dengan dosa, namun dari kodrat-Nya sebagai Tuhan yang memang maha tahu. Bahkan Dia tahu sebelum seseorang berbuat dosa. Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Salam semuanya, menurut saya, bahasa penulis Alkitab dan konteks penulisannya dan tujuan penulisannya itu mesti diketahui lebih dulu sebelum membaca sebuah bagian dari Alkitab. Saudara Penumbra salah menempatkan Alkitab dan salah menempatkan dirinya dalam membaca Alkitab. Menurut ajaran yang pernah saya terima dari seminar Alkitab sebuah paroki, kita mesti menghayati diri sebagai bagian dari penulis dan mengetahui konteks serta tujuan penulisannya. Kalau sudah demikian, pasti pas. Contohnya, ketika membaca Kitab Kejadian, kita memposisikan diri sebagai Adam, dan/atau Hawa, pastilah ada rasa takut terhadap hatinurani sendiri jika telah berbuat melanggar perintah Allah. Maka seolah-olah ada suara dari Tuhan dalam hati kita, “Di manakah kalian…” karena saya mau lari dari kenyataan bahwa melanggar perintahnya. Demikianlah tanggapan saya untuk Sdr Penumbra di samping yang sudah ditulis panjang lebar.
Salam dan hormat saya.
Adriana Primawati
Syalom pak stef,
Menanggapi topik di atas saya ikut bertanya, jika Allah Maha Tahu apakah memang rencana Allah supaya manusia jatuh ke dalam dosa dengan menaruh pohon (pengetahuan) yang buahnya dilarang dimakan oleh manusia dan menciptakan ulah yg pada akhirnya membuat manusia jatuh ke dlm dosa?
Shalom Adi Hermawan,
Terima kasih atas pertanyaannya. Memang Allah adalah maha tahu, dan dengan demikian, tidak ada masa lalu maupun masa depan, karena di hadapan Allah semuanya adalah saat ini dan secara jelas semuanya terpampang di hadapan-Nya. Allah menaruh pohon pengetahuan adalah sebagai salah satu cara agar Adam dan Hawa dapat membuktikan ketaatan dan kasih mereka kepada Allah. Kasih Adam dan Hawa kepada Allah tidaklah mungkin dipaksa oleh Allah, karena kalau demikian, itu bukanlah tindakan kasih – karena kasih tidak memaksa dan harus mengalir secara bebas. Jadi, manusia pertama yang telah dianugerahkan oleh Allah dengan begitu banyak rahmat dapat saja memilih untuk taat kepada Allah dan membuktikan kasih mereka, sehingga mereka tidak berdosa dan masuk ke dalam Kerajaan Allah. Bahwa Allah tahu mereka akan gagal, memang sudah seharusnya karena Allah maha tahu. Namun, kegagalan manusia memberikan kebaikan yang lebih tinggi, karena Allah memberikan Putera-Nya yang terkasih, Yesus Kristus, yang turun ke dunia untuk menebus dosa manusia. Dosa dari Adam ini diperingati dalam setiap malam Paskah sebagai dosa yang membahagiakan, yang disenandungkan “O happy fault, O necessary sin of Adam, which gained for us so great a Redeemer!” Semoga penjelasan ini dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Maaf pak Adi, seharusnya pertanyaannya seperti ini,
1. apakah Allah Maha Tahu kalo Adam akan jatuh kedalam dosa karena memakan buah pohon pengetahuan??
2. Apakah Allah Maha Tahu kalo Lucifer akan memberontak dan membuat dosa sehingga Allah harus susah payah menjadi manusia untuk disiksa dengan hukuman yg paling hina yaitu disalib untuk menunjukkan kasihNya, karena telah membiarkan lucifer memberontak sehingga membuat manusia ikut jatuh kedalam dosa??
untuk Stef dan Inggrid, mohon maaf saya muncul lagi. lagi iseng2 buka katolisitas dan melihat tulisan2 yg ada. saya yakin sebenarnya tulisan saya ini pasti ngga akan dimuat oleh anda. saya tulis ini buat referensi anda berfikir bila suatu saat ada yg bertanya langsung kepada anda, jadi anda sudah bisa memikirkan jawabannya dari sekarang.
Shalom Hamba Tuhan,
Terima kasih atas komentarnya. Berikut ini ada jawaban yang dapat saya berikan atas pertanyaan anda:
1. Anda bertanya “apakah Allah Maha Tahu kalo Adam akan jatuh kedalam dosa karena memakan buah pohon pengetahuan??” Allah maha tahu akan segalanya, termasuk kejatuhan Adam dan Hawa. Dan Dia mengijinkan semua itu terjadi, karena Adam dan Hawa harus menunjukkan secara bebas bahwa mereka mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan mereka. Namun mereka gagal dalam hal ini. Anda dapat melihat diskusi tentang dosa asal di sini – silakan klik.
2. Anda bertanya “Apakah Allah Maha Tahu kalo Lucifer akan memberontak dan membuat dosa sehingga Allah harus susah payah menjadi manusia untuk disiksa dengan hukuman yg paling hina yaitu disalib untuk menunjukkan kasihNya, karena telah membiarkan lucifer memberontak sehingga membuat manusia ikut jatuh kedalam dosa??” Ya, Allah juga maha tahu, termasuk bahwa Lucifer dan sebagian dari malaikat akan berbuat dosa dan melawan Allah. Namun, semua itu adalah adalah kodrat dari ciptaan yang mempunyai akal budi, yang berarti mempunyai kehendak bebas. Mungkin lebih tepatnya kalimat yang anda sampaikan adalah “Lucifer berbuat dosa” dan bukan Lucifer membuat dosa. Dosa dan kejahatan bukanlah sesuatu yang positif, namun sesuatu yang negatif, dalam pengertian “ketidakadaan“. Seperti kejahatan adalah ketidakadan dari kebaikan. Kalau anda ingin melihat rencana keselamatan Allah, silakan melihat artikel ini – silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
satu hal ya…rancangan papa d surga itu damai sejahtera , penuh damai dan SEMPURNA , jd bukan rencana Tuhan bwt jatuh dlm dosa , namun setan yang berusaha menjatuhkan manusia
yang lebih aneh lagi,manusia kok bisa sembunyi dari pandangan tuhan wktu di sorga?? bukankah tuhan maha melihat dan maha tahu?? tuhan pun bertanya DIMANAKAH KALIAN? seandainya saja saya yang jadi adam waktu itu,maka saya pun akan balik nanya ama tuhan..KEMANA SIFAT MAHA TAHU DAN MAHA MELIHAT MU TUHAN??
[dari katolisitas: silakan melihat jawaban di atas – silakan klik]
Menurut saya tidak ada yang diragukan bahwa Tuhan Maha Tahu segalanya. Kita saja kadang-2 sudah tahu sesuatu masih bertanya demikian, misalnya ketika kita bertanya kepada orang “dimana matamu kok barang segede ini gak kelihatan?” Padahal kita pasti tahu dimana mata orang itu berada, hanya gaya bahasa kita yang membuat seolah-olah kita tidak tahu. Bukankah demikian?
Maaf saudara Penambura, kalau membaca Alkitab tidak bisa disamakan dengan membaca koran , majalah atau novel bahasanya sangat berbeda dan juga mengartikannya. Roh Kudus yang akan membimbing bagi orang-orang yang percaya pada ALKITAB. Trima kasih Tuhan memberkati.
Comments are closed.