Pertanyaan:
hai,
pada saat berdoa, kadang orang merasa Tuhan berbicara atau bercakap cakap dengan mereka. Pertanyaan saya, bagaimana kita tahu kalau itu benar benar suara dariTuhan?
Terima kasih,
Cleo
Jawaban:
Shalom Cleo,
Adakalanya saat berdoa, seseorang dapat terinspirasi untuk mengingat suatu ayat tertentu atau dorongan untuk melakukan suatu hal/ perbuatan tertentu. Atau jika seseorang telah dapat masuk dalam keheningan/ kontemplasi, maka seseorang dapat mendengarkan ‘suara’ tertentu. Nah, untuk mengetahui apakah itu benar- benar suara Tuhan atau bukan, memang diperlukan karunia ‘discerment‘ yang artinya membeda- bedakan roh. Sebab sebenarnya ‘suara- suara’ yang kita alami dalam perjalanan rohani tersebut dapat berasal dari diri sendiri, Iblis, atau Tuhan. Nah, untuk mengetahui apakah itu suara Tuhan, umumnya kita dapat memeriksa:
1. Apakah itu sesuai dengan Firman-Nya? Sebab misalnya jika dalam doa kita mendengar ‘suara’ misalnya yang menganjurkan kita untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan hukum/ perintah Tuhan maka sudah dapat dipastikan itu bukan dari Tuhan.
2. Apakah itu membawa kedamaian di hati dan memberikan buah Roh Kudus lainnya? Maka tolok ukurnya adalah ayat Gal 5:22-23, tentang buah Roh Kudus: kasih, suka cita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah- lembutan dan penguasaan diri. Jadi jika setelah menerima pesan itu malah hati tidak damai, menjadi pemarah, tidak setia menjalankan panggilan hidup (dalam berkeluarga atau membiara), maka sudah bisa dipastikan itu bukan dari Tuhan.
3. Apakah itu menjadikan yang menerima semakin bertumbuh dalam kerendahan hati? Sebab kita tahu dosa yang pertama bagi manusia adalah kesombongan, maka kita juga harus waspada agar jangan disesatkan oleh kesombongan setelah mengalami pengalaman rohani tertentu. Sebab jika seseorang menjadi sombong, maka selanjutnya Iblis dapat juga memakai kelemahannya, bukan untuk membangun kerohaniannya malahan merusaknya.
4. Apakah suara itu mendorong kita untuk bertumbuh di dalam iman, pengharapan dan kasih? Apakah mendorong kita untuk semakin mengasihi Tuhan dan sesama?
5. Apakah suara itu mengajarkan sesuatu yang sesuai dengan ajaran Magisterium Gereja Katolik? Karena jika suara itu malah menentang Gereja Katolik, malah kita perlu mewaspadainya, karena memang sudah menjadi keinginan Iblis untuk menghancurkan Gereja.
Selanjutnya, perlu dicermati akan prosesnya dalam ‘mendengarkan’ suara Tuhan ini. Karena kita juga harus membiasakan diri untuk berdoa dalam keheningan agar dapat mendengarkan suara-Nya. Sebab jika kita tidak pernah hening dalam berdoa, artinya kita terus yang berkata- kata (walaupun hanya dalam hati) maka akan sulit bagi kita untuk dapat mendengar suara Tuhan, karena pembicaraan terjadi hanya satu arah. Maka untuk mendengarkan suara Tuhan, kita harus berani datang ke hadapan-Nya dengan sikap hati yang tenang dan hening, dan membiarkan Tuhan menyampaikan pesan-Nya kepada kita, entah dengan inspirasi-inspirasi tertentu, atau dengan ‘suara’ tertentu.
Mungkin latihan yang paling sederhana sebelum masuk dalam doa hening adalah pemeriksaan batin (examination of conscience). Dalam pemeriksaan batin itu kita melihat ke dalam diri kita untuk melihat apakah pada hari itu kita telah melakukan suatu kesalahan/ dosa ataupun lalai untuk berbuat kebaikan. Dengan demikian kita membiasakan diri untuk membiarkan Roh Kudus bekerja dalam batin kita untuk menginsyafkan kita dari dosa (Yoh 16:8), sehingga Tuhan sendiri yang melatih kita untuk menjadi semakin peka untuk membedakan mana suara/ dorongan Roh Kudus, dan mana yang bukan.
Marilah kita berjuang untuk setia dalam doa- doa kita, dan membiarkan Roh Kudus bekerja membentuk kita sebagai bejana rohani bagi kemuliaan Allah.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- www.katolisitas.org
syaloom katolisitas…
mengapakah kita tak bisa lagi medengar seruan suara hati kita,dan sering kali seandainya kita mendengarnya kita menyangkalnya?
[dari katolisitas: silakan membaca artikel ini terlebih dahulu – silakan klik]
Yesaya 55:8 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.
Yeremia 29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
tentu kita semua ingin mengikuti 2 ayat Firman Tuhan diatas. Karena kita percaya bahwa rancangan-Nya adalah yang terbaik. Sekarang pertanyaannya adalah :
Bagaimana kita mengetahui rancangan Tuhan atas diri kita pribadi (masing-masing)? berdoa terus hingga mendengar suara Tuhan yg audible?
Shalom Alexander Pontoh,
Terima kasih atas pertanyaannya tentang bagaimana untuk dapat mengerti rancangan Allah. Secara prinsip, kalau kita ingin mengerti rancangan Allah dalam kehidupan kita, maka kita harus dalam kondisi berteman dengan Allah atau dalam kondisi rahmat (in the state of grace). Dengan kondisi ini, maka seseorang menjadi lebih peka akan dorongan Roh Kudus. Dan dorongan-dorongan Roh Kudus ini harus diuji: apakah sesuai dengan Firman Allah? apakah sesuai dengan pengajaran Gereja? apakah menghasilkan buah-buah Roh seperti yang disebutkan dalam Gal 5? Apakah memberikan kedamaian? Oleh karena itu, seseorang harus terus melakukan introspeksi diri, yang dapat dilakukan dalam pemeriksaan batin (examination of conscience). Anda juga dapat melihat jawaban di tanya jawab yang mengupas mendengarkan suara Tuhan – silakan klik. Yang sangat penting adalah kita harus percaya akan penyelenggaraan tangan Tuhan. Itu berarti, kita harus melakukan langkah pertama. Setelah itu, Tuhan akan memberikan rahmat-Nya agar kita dapat melakukan langkah ke-dua, dan begitu seterusnya. Tuhan tidak akan memberikan rencana lengkap-Nya kepada kita. Ini adalah sesuatu yang baik, karena dengan demikian, kita akan senantiasa bergantung pada Tuhan. Kuncinya adalah kita harus senantiasa dalam kondisi rahmat, sehingga rahmat Allah terus bekerja dalam kehidupan kita. Doa dan sakramen memegang peranan penting, sehingga kita dapat terus bersatu dengan Tuhan. Dan peranan pembimbing rohani juga sangat penting dalam mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Semoga penjelasan singkat ini dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
kondisi berteman dengan Allah atau dalam kondisi rahmat itu apa? seperti apa?
Shalom Alexander Pontoh,
Katekismus Gereja Katolik mendefinisikan kondisi rahmat sebagai kondisi seseorang yang tidak sedang hidup dalam dosa berat/ melakukan dosa berat:
KGK 1861 Dosa berat, sama seperti kasih, adalah satu kemungkinan radikal yang dapat dipilih manusia dalam kebebasan penuh. Ia [Dosa berat] mengakibatkan kehilangan kebajikan ilahi, kasih, dan rahmat pengudusan, artinya status rahmat. Kalau ia [dosa berat] tidak diperbaiki lagi melalui penyesalan dan pengampunan ilahi, ia mengakibatkan pengucilan dari Kerajaan Kristus dan menyebabkan kematian abadi di dalam neraka karena kebebasan kita mempunyai kekuasaan untuk menjatuhkan keputusan yang definitif dan tidak dapat ditarik kembali. Tetapi meskipun kita dapat menilai bahwa satu perbuatan dari dirinya sendiri merupakan pelanggaran berat, namun kita harus menyerahkan penilaian mengenai manusia kepada keadilan dan kerahiman Allah.
Dalam kondisi sedemikian (berdosa berat) seseorang tidak dapat menerima Komuni Kudus, (lih. KGK 1310, 1319, 1415). Ia perlu mengaku dosa dalam Sakramen Pengakuan dosa dan menerima rahmat pengampunan Allah, baru ia dapat menerima Komuni/ Ekaristi kudus.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Syalom Tim Katolisitas,
1.Bagaimana standart Gereja Katolik mendefiniskan mana dosa berat dan mana dosa yang ringan ?
Saya ingin mengambil kutipan dari Katolisitas tentang :
“Katekismus Gereja Katolik mendefinisikan kondisi rahmat sebagai kondisi seseorang yang tidak sedang hidup dalam dosa berat/ melakukan dosa berat”
2. Nah yang menjadi pertanyaan saya berarti kondisi rahmat itu bisa juga kalau orang itu TIDAK mempunyai dosa berat, walaupun masih ada dosa kecil ?
Terima kasih atas penjelasannya
Semoga TUHAN YESUS MEMBERKAT & Bunda Maria selalu menuntun anda pada putraNYA.
Shalom Budi,
Silakan membaca artikel ini, silakan klik, untuk mengetahui pengertian apakah itu dosa berat dan dosa ringan.
Dengan pengertian di atas, maka kita mengetahui bahwa seseorang yang tidak melakukan dosa berat walaupun masih belum sempurna (masih ada dosa- dosa ringan) tetap dapat dikatakan ada dalam kondisi rahmat dan dapat mengikuti perayaan Ekaristi. Di awal misa kudus, kita memohon ampun atas dosa- dosa ringan ini dalam Kyrie/ Tuhan kasihanilah kami.
Selanjutnya dengan mengikuti perayaan Ekaristi, seseorang dapat diperkuat dalam iman, pengharapan dan kasih, dan kasih yang hidup ini menghapuskan/ menutupi dosa- dosa yang ringan tadi (lih. KGK 1394).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom Budi Darmawan,
1. Tentang pengertian dosa berat dan dosa ringan dapat anda peroleh di artikel ini, silakan klik.
2. Menurut definisi yang diberikan oleh Katekismus, kondisi/ status rahmat adalah kondisi seseorang yang tidak dalam keadaan berdosa berat.
KGK 1861 Dosa berat, sama seperti kasih, adalah satu kemungkinan radikal yang dapat dipilih manusia dalam kebebasan penuh. Ia mengakibatkan kehilangan kebajikan ilahi, kasih, dan rahmat pengudusan, artinya status rahmat. Kalau ia tidak diperbaiki lagi melalui penyesalan dan pengampunan ilahi, ia mengakibatkan pengucilan dari Kerajaan Kristus dan menyebabkan kematian abadi di dalam neraka karena kebebasan kita mempunyai kekuasaan untuk menjatuhkan keputusan yang definitif dan tidak dapat ditarik kembali. Tetapi meskipun kita dapat menilai bahwa satu perbuatan dari dirinya sendiri merupakan pelanggaran berat, namun kita harus menyerahkan penilaian mengenai manusia kepada keadilan dan kerahiman Allah.
Dengan demikian, seseorang yang melakukan dosa ringan tetap dapat dikatakan dalam kondisi rahmat, sebab dosa ringan tidak secara total menghilangkan kasih [kepada Tuhan] dengan keputusan yang dibuat dalam keadaan sadar penuh, untuk memilih dosa daripada memilih Allah. Dosa- dosa ringan ini menunjukkan ketidaksempurnaan kita sebagai manusia, namun dosa ini tidak mendatangkan maut (2 Yoh 5:16) sedangkan dosa berat mendatangkan maut. Maka dapat dikatakan, hanya oleh dosa beratlah, yaitu dosa yang mendatangkan maut, maka seseorang berada di luar kondisi/ status rahmat; bukan karena Allah tidak memberikan rahmat-Nya, tetapi karena orang itu sendiri menolak rahmat Allah dengan lebih memilih melakukan dosa serius yang melawan perintah Tuhan.
Semoga ulasan sekilas ini dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shallom semuanya…
Semoga memberkati…
Dalam hal mendengar suara TUHAN …semua yg dijawab oleh saudara Felix & saudari Ingrid sangat real & benar adanya…( menurut saya ) dan saat apa yg kita lakukan memang berasal dari TUHAN akan membuat semua org yg melihat perbuatan kita menjadi takjub tetapi kita terlihat semakin rendah & TUHAN kita semakin besar ( buah2 ROH )
cth sharing saya:
Saat mama saya keluar msk RS ( 9 thn ) trs menderita sakit diabetes, ginjal, paru2 etc…dlm keadaan sbg tulang punggung keluarga saya hanya bisa berdoa , berpuasa , memuji ,menyembah , dan baca KS. Dalam keadaan di RS yg penuh dgn kuman m bakteri , saya tdr di lantai , 1 kamar 8 org sakit, saya hrs bekerja tiap hari, pagi saya misa pagi , kalau terlambat di kapel RS siang hari…saat teman2 menjenguk mama,Mereka menagis dan berkata : “Maria, mengapa mukamu sangat ceria, tanpa beban sedikitpun …bagaimana caranya u meghadapi semuanya ini ?”. Saya hanya tersenyum dan katakan : aku punya ALLAH yg luar biasa dashyat ..menjagaku setiap hari tanpa beban …karena aku tdk sendirian…DIA selalu janji dlm firmanNYA tiap hari…dan aku yakin DIA tdk akan pernah ingkar janji.
1 kor 10 : 13 : “pencobaan2 yg engkau alami tdk melebihi kekuatan “MANUSIA”. AKU akan memberikan jalan keluar bagimu ..”
Yesaya 41 : 10 : janganlah takut , sebab AKU menyertai engkau ,janganlah bimbang sebab AKU ini ALLAHmu. AKU akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau
AKU akan memegang engkau dengan tangan kananKU yang membawa kemenangan”.
Darimana saya mengetahui itu suara TUHAN :
1. Hidup saya enteng , tanpa beban, damai,sukacita …org2 sekitarku pun merasakannya sehingga aku : anakNYA tdk perlu rasa kasihan . Tetapi malah menguatkan org2 disekelilingku…betapa TUHAN mencintaiku , otomatis mereka merasakan cinta tsb juga ( beberapa teman bicara ttg itu thdp saya ).
2. Saya tetap sehat waalfiat , tanpa kekuranagn sesuatu apapun, “cause i am human .” Sebelumnya DIA sdh persiapkan saya utk menghadapi semuanya ini…
3. Saya semakin excited dlm mengejar KASIHNYA…setiap hari tdk merasa ngantuk dlm baca KS jam 00.00-01.00am. Berdoa bersama mama, walau mama tdk bergeming.
Padahal saat itu koko saya gadai motor trs utk main judi sehingga saya harus menebusnya berulang2.
Sekarang ia sdh bertobat dan menjd baik di dlm TUHAN ( selama 8 thn )
4. Saya selalu mendapatkannya saat berdoa . memuji ( mendengar kan musik melalui walkman )…lalu hening sejenak , lalu baca firman . diam lagi…buka firman secara acak…selalu ada jawaban dariNYA yg menguatkan dan tepat dlm keluh kesahku setiap harinya.
5.Saya puasa , tetapi badanku tdk keliatan kurus , bahkan semakin kuat & berisi.
Cara nya :
1. Saat berdoa , ucap syukur, mohon ampun sepanjang hari ini,penyembahan, baca renunagn harian, diam,buka firman lagi / diam sampai ada kata2 dlm pikiranku yg melayang2 dan akan DIA, thanks GOD, Bapa Kami, salam maria, kemuliaan.
2. Misa setiap hari.
3. sering denger lagu rohani
4. Puasa setiap hari.
Satu hal yg bisa membuat kita yg dalam masalah / tdk ada masalah tp ingin sekali mendengar suara TUHAN : tdk ada yg instan dlm mengikuti DIA…usahakanlah terus …dan mau menghampiri DIA .KArena suaraNYA tdk akan pernah memaksa , tetapi selalu memberikan kita kesempatan utk memilih.Karena DIA tdk mau mengambil hak yg sdh kita terima sjk mula drNYA :” kehendak bebas ”
So, belajarlah utk peka dgn cara yg terutama & simpel: “DOA”
Mohon maaf bila agak menyimpang…semoga memberkati , tdk sekedar mejawab.
Love,
Maria Delisma
wah terimakasih atas penjelasannya!
sungguh sangat membantu..senang sekali atas penjelasannya yang melegakan hati.
kemudian jika boleh saya ingin bertanya juga.
rumit sekali ya.. dan ternyata karunia discernment itu yang saya tangkap tidak dapat langsung kita terima di tangan ya? tapi harus ada pemahaman biblis juga yg menjadi dasarnya. gitu kan ya maksudnya/? artinya jika ingin mendapat karunia discernment kita harus rajin2 baca kitab suci dan merenungkannya.
lalu bagaimana donk jika kita sudah terlanjur “jatuh” di “celah” itu, yaitu suara iblis yang terdengar kemudian benar mempengaruhi kita?
apa yang harus kita lakukan untuk memperbaiki diri?
apalagi jika beberapa hal malah sudah kita beritahukan kepada sahabat kita?
mohon sarannya ya..
terimakasih!
Shalom Ollyvia Hansen,
Ya, discernment (karunia membeda- bedakan roh) memang merupakan suatu karunia dari Allah. Namun pada saat kita menggunakannya, itu melibatkan diri kita, yaitu kita juga harus berakar dalam pemahaman yang benar akan Sabda Allah dan kita harus mempunyai kehidupan doa yang baik. Kehidupan doa ini juga harus disertai kebiasaan untuk memeriksa batin (examination of conscience), sehingga kita terbiasa untuk menjadi orang yang jujur di hadapan Tuhan dan di hadapan diri sendiri: mengenal diri sendiri dan segala kelemahan kita dan mengenal Allah dan kuasa-Nya yang bekerja atas diri kita.
Nah, perihal jika kita pernah salah mengikuti dorongan suara, yang tadinya kita pikir dari Tuhan, tetapi ternyata bukan (entah dari diri sendiri atau bahkan dari si Jahat), maka tidak ada kata terlambat untuk bertobat. Maka hal pertama dan utama yang dapat dilakukan adalah mengaku dosa kepada Tuhan dalam Sakramen Pengakuan Dosa, dan selanjutnya, jika sudah terlanjur menganjurkan orang lain untuk berbuat yang keliru, kita sedapat mungkin harus menghubungi orang tersebut, dan mohon maaflah pada orang itu (atas saran anda yang keliru), dan katakanlah hal yang sebenarnya, agar jangan orang tersebut terlalu jauh terjerumus dalam kesalahan tersebut.
Selanjutnya, agar kesalahan ini tidak terulang lagi, kita harus tekun berakar dalam doa, firman Tuhan dan sakramen, terutama Ekaristi dan sakramen Tobat. Biasakanlah untuk memeriksa batin kita setiap hari, minimal satu kali pada malam hari. Silakan melihat contoh cara pemeriksaan batin, di sini, silakan klik. Dan doa mohon pimpinan Roh Kudus, di sini, silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
diperlukan karunia ‘discerment‘ yang artinya membeda- bedakan roh.
saya sampai sekarang masih bingung. roh itu apa? seperti apa bentuknya?
Shalom Alexander Pontoh,
Mungkin ada baiknya anda membaca artikel tentang perbedaan tubuh, jiwa dan roh, di sini silakan klik.
Manusia adalah mahluk ciptaan yang terdiri dari tubuh dan jiwa spiritual/ rohani. Hal yang berkenaan dengan tubuh, kita dapat melihatnya dengan mata jasmani, namun yang berkaitan dengan jiwa kerohanian kita, itu tidak dapat dilihat dengan mata jasmani. Padahal, justru karena kerohanian inilah kita dapat dikatakan mahluk yang diciptakan sesuai dengan gambaran Allah, sebab Tuhan adalah sosok Pribadi yang rohani, demikian juga para malaikat.
Nah, dalam perjalanan pertumbuhan rohani kita, kita akan terdorong untuk semakin mengenal dan mengasihi Allah; namun adakalanya perjalanan ini tidak mudah. Karena di dalam jiwa kita selalu terdapat pergumulan untuk mengikuti kehendak diri sendiri atau kehendak Tuhan. Nah kehendak sendiri inipun dapat dipengaruhi oleh kebutuhan jasmani kita sebagai manusia, ataupun oleh pengaruh Iblis. Untuk itulah karunia discernment diperlukan, supaya kita dapat membeda- bedakan, mana dorongan yang berasal dari Tuhan, mana yang dari Iblis, dan mana yang datang dari diri sendiri. Untuk itu, jalan yang dapat dilakukan adalah berakarlah di dalam doa, firman Tuhan dan sakramen- sakramen. Karena dengan demikian, Tuhan sendiri yang akan meningkatkan kepekaan kita untuk mengenali dorongan- dorongan tersebut yang memang senantiasa ada di dalam jiwa kita.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom Bu Ingrid,
Maaf, saya juga punya pertanyaan seputar komunikasi dengan Tuhan,
Ada teman saya berkata kepada saya bahwa dia bisa bercakap-cakap dengan Tuhan ketika berdo’a bahkan bercanda dengan Tuhan mengenai banyak hal. Saya yang mendengar ceritanya jadi bertanya-tanya apakah benar kita bisa berbicara dengan Tuhan seperti itu? Mohon pencerahannya.
Terima kasih.
Salam dalam Kasih Kristus,
Simon
Shalom Simon,
Setiap orang dapat memiliki pengalaman rohani yang berbeda- beda saat berkomunikasi dengan Tuhan. Kalau kita membaca kisah pengalaman para orang kudus maka memang ada yang dapat mendapat penglihatan dalam doa mereka bahwa Tuhan Yesus tersenyum ataupun berduka, tergantung dari pesan yang akan disampaikan-Nya. Beberapa pengalaman dari mereka yang dapat ‘bercakap- cakap’ dengan Tuhan mengisahkan bahwa umumnya, walaupun mereka merasakan kedekatan dengan Tuhan, namun mereka tetap dapat merasakan dan mengalami kehadiran Pribadi Yesus yang begitu agung dan mulia. Sehingga, mereka merasakan betapa ‘kecilnya’ dan tak berdayanya mereka di hadapan Allah yang begitu Maha besar. Dan saya pikir inilah sebenarnya kunci sikap batin yang baik, yaitu jika kita dapat selalu melihat “kerendahan” kita di hadapan Allah yang Maha segalanya dan mensyukuri kasih-Nya [ini seperti sikap Bunda Maria, lih. Luk 1:38; 47); dan bukannya meninggikan diri karena telah mengalami pengalaman yang istimewa dengan Tuhan.
Maka untuk melihat apakah pengalaman tersebut benar dari Tuhan atau bukan, silakan lihatlah buahnya. Jika pengalaman rohani itu sungguh dari Tuhan maka orang itu akan menjadi semakin lebih rendah hati, bersyukur, ada damai dan suka cita dalam menjalani hidup. Orang itu akan menjadi semakin terdorong untuk mewartakan kebaikan Tuhan, dan semakin ingin membangun jemaat, untuk membagikan kasih Tuhan. Jika demikian yang terjadi, kita turut bersyukur dan memuji Tuhan atas karunia-Nya yang diberikan kepada orang itu. Namun jika sebaliknya, orang yang mengatakan bahwa dia dapat “bercakap- cakap dengan Tuhan” malah tidak meneruskan damai sejahtera, melainkan permusuhan dan perpecahan, bahkan dengan sesama anggota komunitas; maka sudah selayaknya kita mendoakan orang itu agar ia dapat mengalami pengalaman rohani yang benar- benar otentik.
Di atas semua itu, entah kita mempunyai pengalaman rohani yang istimewa atau biasa- biasa saja, tidaklah mengubah kenyataan bahwa Tuhan mengasihi setiap kita. Jangan lupa bahwa setiap karunia yang diberikan Tuhan selalu datang ‘satu paket’ dengan tanggungjawab untuk mengembangkannya (lih. Luk 12:48) . Maka kita serahkan saja kepada Tuhan, Sang Pemberi, untuk memberikan kepada kita sesuai dengan kemampuan kita. Kita membuka hati kepada Tuhan untuk menerima apa saja yang dipercayakan kepada kita; dan kita mohon kemampuan dari-Nya untuk mengembangkan permberian-Nya atas dasar kasih kita kepada Dia yang menganugerahkannya kepada kita.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
hai,
pada saat berdoa, kadang orang merasa Tuhan berbicara atau bercakap cakap dengan mereka. Pertanyaan saya, bagaimana kita tahu kalau itu benar benar suara dariTuhan?
Terima kasih
Cleo
[Dari Katolisitas: Pertanyaan ini sudah dijawab di sini, silakan klik]
Shalom Cleo.
Pengalaman saya mendengarkan suara Tuhan itu ada beberapa faktor yang menunjang.
1. Sering membaca Alkitab (sediakan waktu setiap hari – misal setengah jam).
2. Utarakan pertanyaan / permasalahan anda kepada Tuhan. (bawa dalam doa).
3. Berdoa di tempat yang hening, dengan peka menangkap suara hati nurani (suara hati atau yang disebut suara Tuhan).
4. Disaat berdoa itu…nanti akan ter dengar petunjuk (jawaban) apa yang merupakan keputusan yang hendak anda ambil.
5. jika masih belum di jawab, terus bawa dalam doa (keadaan demikian jangan ambil keputusan)
Note:
Banyak melatih diri.(tak jemu-jemunya berdoa membawa masalah anda)
Banyak berfikir sesuai Kebenaran Firman. (Kebenaran Firman harus dilandasi oleh ajaran Gereja dan bukan ajaran manusia)
Seiring dengan pertumbuhan iman, Nanti anda akan mengenal dan memahami apa yang Tuhan kehendaki melalui Firman-firmanNya (mengerti yang Tuhan ingini melalui Firman-Nya).
Suara Tuhan itu ciri-cirinya sangat “jernih, dan merupakan jawaban-jawaban yang pasti” (tidak mengandung pertanyaan bagi anda).
Mudah2an tulisan saya bisa membantu.
Salam sejahtera.
Felix Sugiharto.
Terima kasih atas tulisannya.. Semua jawaban di page ini sangat membantu bagi saya..
Sebelum ini memang saya tidak serajin sekarang dalam berdoa, dan itu pun dilakukan dengan agak terburu buru.
Hanya beberapa hari ini sudah bisa agak rileks dalam berdoa, dan hopefully ke depan nya saya bisa makin rajin berdoa, dan bisa merasakan kedekatan dengan Tuhan.
Kadang saat mendengar suara hati saat berdoa, saya sering ragu apakah itu berasal dari saya sendiri, Tuhan, atau malah iblis..
Btw, berarti bahkan pada saat kita sedang khusuk berdoa pun iblis punya akses untuk mempengaruhi pikiran kita ya ??
Shalom Cleo,
Jika kita semakin sering memeriksa batin kita, tekun berdoa, berakar dalam Sabda Tuhan dan sakramen- sakramen, maka kita akan semakin dapat mengenali apakah dorongan yang timbul di hati kita itu dari Tuhan, dari diri sendiri atau bahkan dari Iblis. Jadi jangan kuatir. Jika kita membaca kisah para kudus (Santa dan Santo) memang banyak di antara mereka mengalami pengalaman rohani, bahkan untuk ‘bertarung’ dengan pengaruh Iblis, seperti contohnya yang dialami oleh St. Fransiskus Asisi atau St. Padre Pio. Namun kebanyakan dari kita tidak mengalami ‘pertarungan’ sedemikian. Percayalah, bahwa Tuhan memberikan segala sesuatunya sesuai dengan kemampuan kita. Jadi untuk menjawab apakah iblis punya akses untuk mempengaruhi pikiran kita pada saat berdoa? Jawabnya, ya. Sebab Iblis pada dasarnya tidak senang jika kita berdoa, maka ia dapat mempengaruhi kita dengan macam- macam cara. Oleh pengaruhnya ataupun karena pengaruh diri sendiri, kita dapat melamun dan tidak bisa berkonsentrasi saat berdoa. Sebaliknya, ada juga orang yang telah berkonsentrasi dan mencapai tingkat doa tertentu, tetap dapat dikacaukan pemahamannya, karena Iblis tetap dapat menyamar sebagai malaikat terang. Jadi untuk membedakannya kita perlu mempunyai kepekaan untuk mengenali suara Tuhan, terutama dari buah-buahnya yang langsung dialami oleh jiwa kita; dan juga apakah hal yang disampaikan benar- benar sesuai dengan Kitab Suci dan ajaran Gereja Katolik. Jika kita terus memohon kepada Tuhan agar kita dapat memusatkan hati untuk berdoa kepada-Nya, maka Tuhan dapat memberikan karunia itu kepada kita, sehingga hati kita dipenuhi kerinduan untuk berdoa dan mengucap syukur.
Jadi, jangan menjadi surut dalam usaha untuk berdoa, karena doa itu bagaikan nafas rohani bagi kita umat beriman. Tanpa doa, kehidupan rohani kita akan mati. Sedangkan semakin kita tekun berdoa, semakin kita mengalami manfaatnya, terutama karena kita mengalami hubungan yang pribadi dengan Tuhan yang begitu mengasihi kita. Dengan kedekatan kita dengan Allah inilah, kita dapat menghadapi apapun di dalam hidup ini.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Comments are closed.