Ada pertanyaan yang masuk ke katolisitas sebagai berikut:
saya sangat bersyukur akhirnya dapat mengetahui kejadian-kejadian penampakan Tuhan Yesus Maupun Bunda Maria seperti penampakan di lourdes,di Fatima dan di Garabendal dan kejadian yang dialami Vasula Rayden.Namun beberapa informasi dan pesen-pesan pada peristiwa penampakan tersebut tidak dapat saya temukan di internet. untuk itu saya mohon informasi yang sebebar-benarnya tentang :
1. Apa saja pesen-pesan Bunda Maria pada penampakan di LOURDES dan di GARABENDAL. Dalam Buku Hidup Sejati Dalam Allah Jilid I yg saya baca, Yesus Berkata kepada Vasula Ryden bahwa Garabendal adalah kelanjutan dari Fatima, dan pesan tersebut harus disebarkan ke dunia
2. Apakan peristiwa yang dialami Vasula Ryden dalam Buku Hidup Sejati Dalam Allah sudah mendapat pengakuan dari Vatikan ? Kalau Sudah Kapan.Kalau belum mengapa ?
3. Mengapa gereja katolik tidak mensosialisasikan secara gencar kepada umat sehubungan dengan pesan2 yg diamanatkan yesus kepada para Santo/Santa meskipun sudah diakui vatikan salah satunya adalah amanat Yesus melalui Santa Vaustin untuk menyebarluaskan Devosi Kerahiman Ilahi (Gambar Yesus Maharahim, Pesta Kerahiman Ilahi, Menghormati Jam Kelahiran Yesus dan rosario Kerahimam Ilahi), Yadi
Jika kita membaca kisah-kisah penampakan Bunda Maria, maka kita mengetahui bahwa secara umum adalah pesan untuk pertobatan, agar umat manusia kembali kepada Tuhan.
1. Penampakan Bunda Maria di Lourdes
Penampakan Bunda Maria di Lourdes (di grotto Massabielle) terjadi selama 18 kali pada tahun 1858 kepada Bernadette Soubirous, seorang gadis desa yang yang waktu itu berumur 14 tahun. Penampakan Bunda Maria di Lourdes ini sudah diakui oleh Gereja Katolik sebagai penampakan yang otentik.
Dalam penampakan itu (penampakan ke- 16), Bunda Maria menyatakan dirinya sebagai “Perawan yang dikandung tanpa noda dosa”/ the Immaculate Conception kepada Bernadette yang pada waktu itu tidak memahami makna “the Immaculate Conception“, terutama karena ia adalah gadis desa yang buta huruf. Bunda Maria meminta kepada Bernadette agar dibangun kapel pada tempat ia menampakkan diri. Bunda Maria juga meminta kepada Bernadette untuk meminum dari mata air di grotto. Pada waktu itu belum ada mata air itu, namun pada saat Bernadette mulai menggali dengan tangannya pada tempat yang dimaksud, keluarlah mata air yang terus mengalir sampai sekarang. Melalui air inilah banyak sekali kesembuhan yang diberikan oleh Tuhan yang telah terjadi di Lourdes.
Lebih lanjut tentang kisah penampakan Bunda Maria di Lourdes, yang terjadi 18 kali itu, silakan anda baca di link ini, silakan klik, terutama di bagian Apparitions, untuk membaca lebih detail tentang pesan Bunda Maria di sana, yang secara singkat adalah “berdoalah, bertobatlah, bermatiragalah (terapkanlah semangat kemiskinan) dan bangunlah Gereja”. Jenazah St. Bernadette tetap utuh dan tersimpan di biara Nevers, seperti yang dapat dilihat di sini, silakan klik. Bernadette dibeatifikasi tahun 1925 dan dikanonisasi sebagai Santa, tahun 1933 oleh Paus Pius XII.
2. Klaim Penampakan Bunda Maria di Garabandal
Klaim penampakan Bunda Maria di Garabandal menyangkut fenomena yang dialami oleh 4 orang gadis kecil pada tahun 1961, yaitu Conchita Gonzalez, Mari Cruz Gonzalez, Jacinta Gonzalez, Mari Loli Mazon. Pesan utamanya adalah agar umat manusia bertobat dengan melakukan pengorbanan/ mati raga, mengunjungi Sakramen Maha Kudus/ Adorasi, dan untuk hidup yang kudus. Menurut mereka, Bunda Maria mengingatkan saat itu bahwa penghormatan kepada Ekaristi berkurang, dan karenanya ia mendorong umat beriman untuk kembali menghayati kehadiran Kristus dalam Sakramen Maha Kudus. Bunda Maria menganjurkan agar umat belajar untuk berkurban dalam hal-hal kecil dan sederhana untuk dipersembahkan kepada kasih kepada Tuhan dan demi pertobatan umat manusia. Namun di atas semua itu adalah agar umat belajar untuk hidup kudus.
Tanggapan Gereja Katolik:
Pernyataan berikut ini, diambil dari situs Catholic Answers dan EWTN, silakan klik. Mohon maaf karena terbatasnya waktu, kami belum dapat menerjemahkannya:
In answer to questions about the alleged Marian apparitions at Garabandal, Spain, Bishop Jose Vilaplana sends the following response to inquirers.
Diocese of Santander
Santander, [date]
Some people have been coming directly to the Diocese of Santander (Spain) asking about the “alleged apparitions” of Garabandal, and above all for the position of the hierarchy of the Church concerning these apparitions.
I must communicate that:
1. All the bishops of the diocese from 1961 through 1970 asserted that the supernatural character of the said apparitions, that took place around that time, could not be confirmed. [no constaba]
2. In the month of December of 1977 Msgr. del Val, Bishop of Santander, in union with his predecessors, affirmed that in the six years of being Bishop of Santander there were no new phenomena.
3. Not withstanding, the same Msgr. del Val, the first years having passed in which there was confusion to enthusiasm, initiated an interdisciplinary study in order to examine with greater profundity these phenomenon. The conclusion of this study coincided with the previous findings by the bishops, which is to say, that it does not prove [no consta] the supernaturality of said apparitions.
4. This study concluded during the days in which I took possession of the diocese in 1991. Taking advantage, in that same year, of a trip to Rome for the motive of making the ad limina visit, I presented said study to the Congregation for the Doctrine of the Faith and asked for guidance for pastoral activity concerning the case.
5. On Nov. 28, 1992, the Congregation sent me its response, consisting in, that after having examined attentively the mentioned documentation, it did not consider it opportune to intervene directly, removing the ordinary jurisdiction of the Bishop of Santander, this subject that belongs to him by right. Previous declarations of the Holy See agree in this finding.
In the same letter it was suggested, if I find it opportune, to publish a declaration in which it is re-affirmed that the supernaturality of the referenced apparitions was not proven, making my own the unanimous position of my predecessors.
6. Given that the declarations of my predecessors, who studied the case, have been clear and unanimous, I do not find it necessary to have a new public declaration that would give notoriety to something which happened so long ago. However, I find it opportune to redact this information as a direct response to the persons who ask for direction concerning this question, which I give finally, accepting the decisions of my predecessors and the direction of the Holy See.
7. In reference to the celebration of the Eucharist in Garabandal, following the dispositions of my predecessors, I only allow that it be celebrated in the parish church without reference to the alleged apparitions and with the permission of the current pastor, who has my confidence.
With the wish that this information is helpful to you, receive my cordial greeting in Christ,
Jose Vilaplana
Bishop of Santander
Dengan pernyataan resmi dari Uskup Santander, Msgr Jose Vilaplana, maka kita umat Katolik sudah seharusnya tidak menganggap semua informasi yang disampaikan dalam fenomena/ klaim tersebut sebagai sesuatu yang pasti benar. Sebab klaim wahyu pribadi, sekalipun sudah diakui oleh Magisterium, juga sifatnya tidak mengikat, dan tidak menambah apapun terhadap Wahyu umum yang telah disampaikan dalam Kitab Suci dan Tradisi Suci.
3. Hidup Sejati dalam Allah (HSDA), oleh Vassula Ryden
Tanggapan kami berikut ini merupakan revisi dari apa yang pernah kami sampaikan sebelumnya.
Notifikasi yang dikeluarkan oleh Congregation for the Doctrine of the Faith tentang Vassula Ryden tanggal 6 Oktober 1995, dapat dibaca di link ini, silakan klik, dan notifikasi tertanggal 29 November 1996, dapat dibaca di link ini, silakan klik.
Beberapa pernyataan Ryden yang tidak sesuai dengan ajaran iman Katolik adalah: 1) bahasa yang bias yang digunakan untuk menjabarkan Allah Tritunggal, yang mencampurkan nama dan peran Pribadi Ilahi; 2) ramalan tentang kedatangan segera Antikristus yang akan mengalahkan Gereja; 3) seperti pandangan Milleniarisme, menubuatkan intervensi Tuhan dengan mulia di dunia yang menjadikan era damai dan kersejahteraan universal, bahkan sebelum kedatangan Kristus yang kedua, 4) perkiraan akan tercapainya suatu Gereja yang seperti komunitas kombinasi Kristiani.
Memang selanjutnya, Mrs. Vassula Ryden telah mengadakan klarifikasi pernyataannya yang problematik tersebut pada tanggal 4 April 2002 yang dicatat dalam bukunya True Life in God, vol. 10, maka setelah itu diperlukan telaah yang bijaksana. Namun kalau sampai ternyata di tulisan-tulisan yang belakangan tidak sesuai dengan apa yang pernah ditulis sebelumnya, maka menjadi pertanyaan mengapa demikian. Dalam hal ini CDF mengingatkan, “The fact that the aforementioned errors no longer appear in Ryden’s later writings is a sign that the alleged “heavenly messages” are merely the result of private meditations.” (Kenyataan bahwa kesalahan- kesalahan itu tidak lagi nampak di tulisan-tulisan Ryden yang kemudian merupakan tanda bahwa yang diklaim sebagai “pesan-pesan surgawi” adalah hanya hasil dari permenungan pribadi.
4. Devosi Kerahiman Ilahi
Devosi Kerahiman Ilahi yang merupakan amanat Tuhan Yesus melalui St. Maria Faustina Kowalska (1905-1938) adalah devosi yang sudah diakui keotentikannya oleh Gereja Katolik. Anda dapat memperoleh keterangan lebih lanjut mengenai devosi ini di sini, silakan klik. St. Faustina Kowalska dibeatifikasi tahun 1993 dan dikanonisasi sebagai santa tahun 2000, oleh Paus Yohanes Paulus II. Pesta Kerahiman Ilahi diadakan pada hari Minggu setelah Minggu Paska. Novena Kerahiman Ilahi dimulai secara khusus pada hari Jumat Agung dan ditutup pada hari Pesta Kerahiman Ilahi.
Memang mungkin devosi ini di Indonesia tergolong baru, tetapi sebenarnya di negara-negara lain devosi ini sudah cukup lama disebarluaskan. Salah satu stasiun TV Katolik terbesar di dunia EWTN (Eternal Word Television Network) telah lama menyiarkan devosi ini dalam program siarannya sedikitnya sekali sehari. Maka negara- negara lain seperti Amerika, Amerika Latin, Australia, Filipina, dan Singapura telah mengenal devosi ini lebih dulu dari Indonesia. (Sayangnya tidak semua negara dapat menjangkau siaran EWTN ini). Namun dengan adanya teknologi internet, anda dapat mengaksesnya juga, demikian juga dengan adanya banyak situs yang mengajarkan tentang Divine Mercy/ Kerahiman Ilahi. Selanjutnya memang terpulang kepada umat dan pastor di paroki masing-masing untuk menerapkannya, terutama jika ingin dijadikan salah satu kelompok doa di paroki.
agama yang aneh
hal2 gaib seperti penampakan itu ada alat yg bisa mengetes kebenarannya?
sampe sekarang aja ga ada alat yg bisa menyelidiki alam gaib
lha trus mereka ngaku itu ke-absahan-nya pake apa?
percaya saya ma yg liat?
pokoknya percaya
hmm………
[Dari Katolisitas: Gereja Katolik sangat berhati-hati untuk menentukan keotentikan dari suatu klaim penampakan. Umumnya hal itu akan diperiksa dengan seksama oleh pihak otoritas Gereja, diuji, baik dari hal pesan yang disampaikan, apakah sesuai dengan ajaran Gereja, dan juga para pelihatnya juga akan diperiksa, dan dipastikan bahwa itu bukan halusinasi; demikian juga akan dilihat buah-buahnya, di samping mukjizat-mukjizat yang terjadi, apakah menghasilkan pertobatan dan pertumbuhan iman. Maka tidak benar jika Gereja langsung percaya dengan klaim-klaim para pelihat itu. Proses pmeriksaannya saja dapat memakan bertahun-tahun. Sejujurnya dalam sejarah Gereja sangat sedikit klaim penampakan yang diakui oleh Gereja Katolik. Sekalipun diakui, ajaran Gereja tidak dipengaruhi oleh pesan penampakan-penampakan itu, dan umat Katolik tidak diharuskan untuk percaya kepada penampakan itu. Sebab ajaran Gereja tidak tergantung dari penampakan-penampakan itu, melainkan sudah disampaikan melalui Kitab Suci, Tradisi Suci dan ajaran Magisterium Gereja. Penampakan itu hanya meneguhkan apa yang sudah diajarkan oleh Gereja, dan membantu sejumlah umat untuk semakin menghayatinya, namun tidak menyampaikan ajaran baru.
Mungkin bagi Anda klaim penampakan ini aneh, tetapi bagi Gereja -terutama bagi mereka yang mengalaminya- hal mukjizat-mukjizat kesembuhan, pertobatan, dan pengalaman-pengalaman rohani sehubungan dengan klaim penampakan tersebut, merupakan salah satu realita bahwa Tuhan terus menyertai Gereja-Nya.]
Pada tahun 2009 saya membaca pesan Garabandal perihal 3 paus terakir,kemudian saya bertanya kepada seorang imam tentang nubuat tersebut,beliau menjawab:berdasarkan pesan fatima yang ketiga bahwa paus setelah paus Benediktus 16 nantinya adalah antikristus,kemudian sayapun mencoba untuk mencari di internet pesan yang sama.saya menemukan situs Devosi Maria pada tahun 2011,yang berisi tentang nubuat tentang akir jaman dalam halaman web.tersebut berisi juga tentang kedatangan antikristus dan paus palsu,pesan tentang kemunduran paus Benediktus telah dinubuatkan dalam situs tersebut,dalam pesan 2011 menjelaskan bahwa,ada kelompok rahasia yang ingin menggulingkan paus Benediktus 16,paus menurut nubuat akan lari dari gereja hal itu karena tidak memiliki pilihan lainya.dia dianiaya dalam bilik-bilik di vatikan.ternyata nubuat dalam situs tersebut terus berlangsung sampai saat ini.pesan-pesanya selalu baru dan terus berlangsung.tentang pesan untuk paus Benediktus 16 bisa baca di google,DEVOSI MARIA:BERDOALAH BAGI PAUS BENEDIKTUS 16.
Shalom Peterpaul,
Inti dari semua penampakan-penampakan atau wahyu-wahyu pribadi adalah membantu umat beriman untuk semakin menghayati imannya dari waktu ke waktu. Di satu sisi, kita juga harus mengingat bahwa wahyu-wahyu pribadi ini tidak bersifat mengikat karena memang tidak termasuk dalam perbendaharaan iman. (lih. KGK 67). Gereja yang diberikan kuasa untuk mengajar (lih. Mat 16:16-19) membantu seluruh umat beriman untuk menentukan apakah wahyu-wahyu pribadi tersebut otentik atau tidak. Selama Gereja belum menentukan bahwa wahyu-wahyu pribadi tersebut adalah otentik, maka sudah seharusnya umat beriman tidak perlu gelisah dan bingung.
Tentang wahyu pribadi yang mengatakan Paus Emeritus Benediktus XVI yang dikabarkan dianiaya dan penerusnya adalah anti Kristus, maka kita tidak perlu mempercayainya. Kalau ditanya, apakah dasar kita mempercayai wahyu pribadi seperti ini? Akhirnya jawabannya adalah “percaya nggak percaya”, yang berarti sungguh sulit untuk membuktikan kebenarannya. Dan kalau iman kita berdasarkan wahyu pribadi seperti ini, maka kita akan terjebak pada ketakutan dan kegelisahan, karena tidak mempunyai dasar yang kuat. Kalau iman kita mau mempunyai dasar yang kuat, maka kita harus tetap berakar pada pengajaran yang telah diberikan melalui Magisterium Gereja, bertumbuh dalam doa dan sakramen-sakramen – terutama Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tobat. Itulah yang paling utama. Bagaimana dengan hal-hal lain yang bersifat sensasional? Kita tidak perlu terpancing, melainkan percaya akan janji Kristus sendiri “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” (Mat 16:18). Mari kita bersama-sama mendoakan Gereja Katolik yang kita kasihi setiap hari.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Saya teringat dengan pesan Bunda Maria di Garabandal kepada cochita tahun 1960, Bunda berkata bahwa hanya ada 3 paus lagi dari Tuhan yang akan memimpin gereja,kalau melihat dari nubuat itu berarti Paus Benediktus 16 yang terakir sebelum hari akhir juga pesan Fatima 1917 yang menjelaskan kelak pada saat kemimpinan seorang paus gereja akan mengalami kekacauan besar
[Dari Katolisitas: Silakan membaca tanggapan kami di artikel di atas, silakan klik]
Syalom,
Dalam doa Kerahiman Ilahi bolehkah kita membuat permohonan seperti Novena 3 Salam Maria / Novena Hati Kudus Yesus ?
Kalo iya, di bagian manakah kita bisa menyelipkan permohonan kita ?
Terimakasih untuk jawabannya.
[Dari Katolisitas: Tidak ada larangan untuk menyebutkan doa permohonan di dalam salah satu devosi. Namun baik dipahami bahwa devosi Kerahiman Ilahi pertama-tama adalah doa mohon karunia pertobatan bagi diri sendiri, bagi orang-orang yang kita doakan dan bagi seluruh dunia.]
Bu Inggrid yth,
Saya pribadi cukup terkejut mendapati jawaban ibu berikut ini yang rupanya mengacu ke web dari kelompok mereka sendiri.
“3. Jawaban pertanyaan anda mengenai wahyu pribadi yang dialami oleh Vassula Ryden dalam “Hidup Sejati dalam Allah” (True Life in God), dapat anda baca di situs ini, silakan klik.
Di sana dituliskan, ada saatnya pihak Vatikan memperingatkan umat beriman untuk berhati-hati akan pesan dari Vassula karena adanya beberapa hal dari pernyataannya yang kurang jelas, terutama juga dengan kesaksian hidupnya dan sepertinya tidak sesuai dengan doktrin Gereja. Maka pada tahun 1995 pihak CDF (Congregation for Doctrine of Faith) mengajukan pertanyaan- pertanyaan kepada Vassula, untuk memohon klarifikasi dengannya. Setelah Vassula memberikan klarifikasi, yang dimasukkan dalam edisi bukunya yang terakhir pada tahun 2002, maka pihak Vatikan menyesuaikan tanggapannya. Surat yang ditandatangani oleh Prefect Joseph Card. Ratzinger [sekarang Paus Benediktus XVI], menyatakan bahwa bahwa pernyataan terdahulu telah disesuaikan (modified), karena pihak Vatikan telah menganggap klarifikasi itu cukup untuk menyatakan tidak adanya ketidaksesuaian doktrinal dengan ajaran Gereja Katolik. Selanjutnya para uskup setempat diijinkan untuk menyikapi, jika Vassula mengadakan persekutuan ekumenikal di keuskupan yang dikunjunginya.”
Padahal seharusnya Bu Inggrid mencari info dari web netral atau bahkan dari sumber Gereja. Misalkan dari sumber berikut (http://www.unitypublishing.com/Apparitions/Vassula2007.htm), hal yang sebaliknya justru yang saya dapatkan.
CONGREGATION FOR THE DOCTRINE OF THE FAITH
25th January 2007
Prot. N.: 54/92 � 24945
Your Eminence / Your Excellency,
Requests for clarification on the writings and activities of Mrs Vassula Ryden continue to arrive at the Congregation for the Doctrine of the Faith, in particular regarding the validity of the Notification of 6th October 1995 and the criteria that should be followed in defining the provision of local Churches regarding the advisability of spreading the writings of Mrs Vassula Ryden.
At this regard, the Congregation wishes to specify as follows:
1) The Notification of 1995 remains valid concerning the doctrinal judgement on the writings examined (cf. attachment 1).
2) Following a the dialogue which has taken place with the Congregation for the Doctrine of the Faith, Mrs Vassula Ryden has however provided clarifications on certain problematical points which appear in her writings, and also on the nature of her messages, which do not present themselves as divine revelations but, rather as personal meditations (cf. attachment 2: Letter of April 4th 2002 published in the True Life in God vol. 10). From the normative point of view, then, after the above mentioned clarifications, it is advisable to make a prudent evaluation, case by case, taking into account the concrete possibilities for the faithful in reading these writings within the framework of such clarifications.
3) Finally, it is reminded that the participation of Catholics in prayer groups organized by Mrs Vassula Ryden is not advisable. In the cases of ecumenical encounters, the faithful should comply with the provisions given by the Ecumenical Directory, the Code of Canon Law (can. 215; 223 §2, 383 §3) and the diocesan Ordinaries.
In sending you this information, I am sincerely yours in devotion to the Lord.
Cardinal William LEVADA
Prefect
To all the Presidents of the Bishops’ Conferences
[Dari Katolisitas: Terima kasih atas masukan ini. Kami sudah merevisinya dengan mengacu kepada dokumen CDF. Kami mohon maaf atas kesalahan kami mengacu kepada situs Vassula Ryden sendiri, karena sekilas terlihat di sana bahwa ia juga telah mencamtumkan surat dari Kardinal Ratzinger (sekarang Paus Benediktus XVI) di tahun 2002, yang menyatakan bahwa pihak CDF telah menerima surat klarifikasi dari pihak Vassula Ryden. Namun memang benar, setelah dengan seksama dibaca, pernyataan Kardinal Ratzinger itu tidak menyatakan secara eksplisit bahwa pihak CDF telah menyetujui isi klarifikasi tersebut. Surat itu ditujukan kepada otoritas Gereja (keuskupan) yang berwewenang di beberapa negara di mana buku HSDA ini cukup dikenal, agar pihak keuskupan menjadi maklum adanya dan dengan disposisi yang bijak menuntun umat beriman.]
Shalom,
apakah pernah dalam penampakannya Bunda Maria menyampaikan pesan mengenai negara2/bangsa2 tertentu yang akan bertobat maupun yang tidak akan bertobat?
Baik penampakan yang sudah diakui secara resmi maupun yang GK tidak mengeluarkan pernyataan apa2 (tapi bukan yang dinyatakan tidak sah).
Kalau ya, penampakan kepada siapa dan apakah ada sumbernya?
Terima kasih. GBU
Shalom Agung,
Menurut pengetahuan saya, pesan dalam penampakan Bunda Maria tentang negara tertentu yang eksplisit adalah tentang pertobatan Rusia, dan nubuat akan hal itu disampaikan oleh Bunda Maria dalam penampakannya di Fatima, pada tahun 1917. Kita ketahui, bahwa pada tahun 1984 Paus Yohanes Paulus II mengkonsekrasikan Rusia kepada hati Maria yang tidak bernoda, dan pada tahun 1989, tumbanglah kekuasaan Soviet/ Rusia, yang salah satunya dinyatakan dengan dirubuhkannya tembok Berlin. Silakan Anda mencari di google dengan kata kunci ‘conversion of Russia’, dan Anda akan menemukan banyak informasi di sana.
Namun selanjutnya tentang apakah ada negara-negara tertentu yang lain, yang dinubuatkan oleh Bunda Maria dalam penampakannya, terus terang saya tidak terlalu mengetahuinya. Dan mohon maaf, kami di Katolisitas belum mempunyai waktu untuk mencari informasi mengenai hal ini. Hal penampakan Bunda Maria termasuk katagori wahyu pribadi, yang tidak mempengaruhi ajaran iman Katolik yang telah dinyatakan dalam wahyu publik (secara tertulis dalam Kitab Suci dan secara lisan dalam Tradisi Suci). Wahyu pribadi terutama yang sudah diakui oleh Magisterium Gereja, memang dapat membantu kita untuk semakin menghayati ajaran iman, namun tidak mengubah, menambahi ataupun mengurangi ajaran iman kita. Oleh karena itu, memang bukan fokus kami di Katolisitas untuk mengadakan riset tentang wahyu pribadi. Mohon pengertian Anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Saya mau tanya,kalau Doa Koronka Kerahiman Ilahi yang pembukaannya ada Bapa Kami, Salam Maria, Aku Percaya. Kalau Aku Percaya nya pakai yang Pengakuan Iman Rasul yang Kristen Protestan boleh gak ya? soalnya saya mau kasih Doa ini ke teman2 Kristen Protestan saya.
Semoga Tuhan Yesus memberkati Tim Katolisitas.
Terima kasih
Shalom Anggi,
Pada dasarnya, memang tidak ada yang salah dengan membagi teks doa devosi kepada sesama saudara yang mengimani Kristus, terutama jika mereka memintanya. Namun kalau menurut hemat saya, mari kita sampaikan sesuai dengan teks aslinya, sesuai dengan yang diajarkan oleh Kristus kepada St. Maria Faustina. Kan Anda tidak memaksa agar mereka mengikuti teks ini. Selanjutnya terserah mereka bagaimana menyikapinya, terutama jika mereka sendiri yang meminta kepada Anda teks ini.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Terima kasih Bu Ingrid atas jawabannya, oiya yang doa Koronka Kerahiman Ilahi pas yang di manik Salam Maria dan manik Bapa Kami doa Salam Maria dan Bapa Kami nya di baca juga apa engga ya? dan itu yg doa melawan kekuatan kegelapan, misalnya doa-doa Litani kok gak ada Aminnya ya?
Shalom Anggi,
Silakan membaca cara mendoakan doa Koronka Kerahiman Ilahi, silakan klik. Dalam doa Koronka, terdapat doa yang berbeda dengan doa Rosario, walaupun dalam mendoakannya dapat digunakan rantai rosario. Silakan membaca cara mendoakannya pada link di atas.
Sedangkan doa-doa melawan kekuatan kegelapan, silakan klik di sini.
Doa litani sebenarnya merupakan doa berulang/ bersahutan yang diucapkan oleh imam/ pemimpin ibadah dan umat. Menurut pengetahuan saya, di akhir doa litani tetap ada akhiran, Amin, kecuali sehabis itu masih ingin dilanjutkan lagi dengan doa- doa lainnya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom Bu Ingrid,
engga maksudnya yang doa Koronka Kerahiman Ilahi, misal pada manik Salam Maria maksudnya di baca doa Salam Maria 10X dulu baru setelah itu yang Demi sengsara atau langsung yang Demi sengsara aja dan yang pada manik Bapa Kami juga di baca doa Bapa Kami nya dulu 1x baru setelah itu yang Bapa yang kekal atau langsung Bapa yang kekal? soalnya di petunjuk yang ada di buku doa saya misal hanya pada manik Bapa kami : Bapa yang kekal atau yang pada manik Salam Maria : Demi sengsara, saya takutnya uda berdoa2 tapi malah salah lagi..
Terima kasih Bu Ingrid
Shalom Anggi,
Maksudnya adalah, pada manik-manik Bapa Kami, kita mendaraskan, “Bapa yang kekal….. (dst)” tanpa mengucapkan Bapa Kami terlebih dahulu; demikian juga pada manik-manik Salam Maria, kita mendaraskan, “Demi sengsara Yesus yang pedih….. (dst) tanpa mengucapkan doa Salam Maria. Devosi Kerahiman Ilahi ini tidak sama dengan doa rosario, namun dapat didaraskan dengan menggunakan rantai rosario. Jadi tidak perlu mendoakan dengan cara doa rosario lalu digabungkan dengan teks doa Kerahiman Ilahi.
Semoga keterangan ini memperjelas.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom Bu Ingrid,
Terima kasih Bu Inggrid atas penjelasannya.
Semoga Tuhan Yesus selalu memberkati tim katolisitas.org
Syaloom,
Saya tertarik dengan penampakan2 wahyu pribadi, yang saya sadari adalah di Katolik saya lebih sering mendengar Bunda Maria menampakkan diri sedangkan Tuhan Yesus sangat jarang. Kalau dengan Protestan banyak sekali cerita Tuhan Yesus menampakkan diri.
Yang ingin saya tanyakan, penampakan2 dari Tuhan Yesus yang diakui oleh Vatican apa saja ya?
Apa benar lebih banyak Bunda Maria menampakkan diri daripada Tuhan Yesus di gereja Katolik?
Tq
Salam Richard,
Bedanya dengan agama atau gereja non Katolik ialah, Katolik memiliki mekanisme untuk memeriksa kebenaran dan kepalsuan pengakuan penampakan. Pengakuan ditampaki baik Kristus maupun Bunda Maria sama banyaknya. Misalnya, silahkan klik:
http://www.catholicplanet.com/apparitions/index.htm
http://www.gerejakatolik.net/ziarah/cuenca.htm
Kalaupun penampakan itu asli nyata setelah dibuktikan dengan berbagai pemeriksaan, Gereja Katolik hanya menyatakan mengiyakan bahwa penampakan itu objektif, titik. Tidak menyuruh orang percaya atau tidak percaya.
Mengapa kebanyakan penampakan ialah penampakan Maria? Maria menampakkan diri selalu dengan pesan pertobatan agar orang mengimani Yesus Kristus Putranya dan mengingatkan akan kedatangan Yesus Kristus untuk kedua kalinya. Tidak ada wahyu baru lagi. Semua sudah dipenuhi dalam Kristus, dan pesan-pesan Bunda Maria pun hanya menggarisbawahi yang selalu dipesankan oleh Injil dan Ajaran Gereja Katolik.
Salam
Yohanes Dwi Harsanto, Pr
Romo Santo,
Saya tercengang sekali saat buka – buka website yang romo berikan di atas dikatakan bahwa penampakan Maria di Amsterdam yang dikenal sebagai The Lady of All Nations itu sesat. http://www.catholicplanet.com/apparitions/false01.htm
Saya pribadi pernah mengunjungi kapel yang katanya dahulu tempat Ida Peerdeman menerima pesan2 dari Bunda Maria di Amsterdam. Dari dialog saya dengan biarawati di situ tidak ada tanda – tanda kesesatan, bahkan ada Misa Kudus yang dirayakan secara teratur di kapel tersebut. Bahkan di Bali di Kompleks Puja Mandala, dimana ada 5 tempat ibadah Gereja Katolik di sana dinamakan Bunda Segala Bangsa. Saya rasa ada paroki – paroki lain juga yang didedikasikan dengan nama serupa.
Mohon klarifikasi dari Romo, siapa yang benar? Apakah ada pernyataan resmi dari Vatikan mengenai Ida Peerdeman ini? Karena nampaknya di Jakarta buku-bukunya Ida juga diterbitkan oleh Marian Centre.
Di Bawah, Vincen juga bercerita mengenai HSDA atau True Life in God (TLIG). Saya juga pernah mendengar mengenai Vassula Ryden ini yang katanya diberi misi untuk menyatukan tiga pilar, Gereja Barat (Roma), Gereja Timur (Rusia), dan Protestan. Sekilas saya pernah dengar untuk Gereja Timur Yesus minta mereka untuk kembali ke Petrus. Sedangkan untuk Protestan selain diminta untuk kembali ke Petrus, diminta juga untuk menghormati Bunda Maria. Tapi lagi – lagi menurut catholicplanet.com, TLIG ini juga sesat.
Pencerahannya sangat dinantikan romo.
Salam,
Edwin
Salam Edwin ST,
Penelitian apakah sebuah perwahyuan pribadi sesuai ajaran Katolik atau tidak memang mutlak wajib dilakukan, oleh pejabat Gereja, oleh umat, maupun oleh si penerima wahyu pribadi itu sendiri. Penelitian ini penting dan siapapun boleh bahkan secara moral wajib menilai suatu pernyataan perwahyuan pribadi dengan tolok ukur ajaran iman Katolik. Hanya saja, pemutus terakhir tetap Hierarki atau Pejabat Gereja Keuskupan setempat dan/atau Vatikan. Saya kira selama Vatikan atau otoritas Gereja setempat belum menyatakan sesuatu, maka kita masih ada ruang untuk mempelajarinya. Saya belum menemukan fakta apakah Vatikan atau otoritas keuskupan setempat menentukan sesuatu sehubungan dengan kasus Ida Peerdeman. Bisa jadi itu masih penilaian dari bawah. Jika penilaian serupa lalu menjadi banyak, tentu otoritas Gereja Keuskupan setempat pun akan bersikap.
Salam
Yohanes Dwi Harsanto Pr
Romo, berikut saya dapatkan info mengenai penampakan ini: sudah mendapatkan pengakuan dari uskup setempat.
—————–
May 31, 2002
Bishop Jozef Marianus Punt of Haarlem, having concluded a period of investigation, declared the apparitions accorded Ida Peerdeman of Amsterdam, Holland, in which the Blessed Virgin Mary asked to be known as Our Lady of All Nations, to be “of a supernatural origin”.
August 8, 2005
The Vatican’s Congregation for the Docrtrine of the Faith objected to the phrase, “who once was Mary” in the prayer propogated from Ida Peederman. The controversy began when the Secretary of the CDF, Archbishop A. Amato, wrote to bishops in the Philippines regarding this “one particular aspect” of the devotion and asking that it be eliminated.
Amato, the Titular Archbishop of Sila, Italy added: “In fact, this Dicastery, in a letter to His Excellency, The Most Rev. Francois Bacque, Apostolic Nuncio to the Netherlands, has indicated that Marian devotion must be nourished and developed in accordance with the indications given by the Holy Father in”Redemptoris Mater” and “Rosarium Virginis Mariae” and not according to private apparitions nor according to a ‘new’ name of Mary, such as “Lady of All Nations who was once Mary”.
2006
After the local bishop, Mgr Joseph Marianus Punt, consulted with the Congregation for the Doctrine of the Faith in 2006 in regard to the prayer, the Congregation approved the text of the prayer but with the directive to change the original phrase “who was once Mary” to “the Blessed Virgin Mary” due to possible misunderstanding.
Salam Isidorus Sevilla,
Untuk ketelitian Anda mencari informasi akan hal ini sehingga informasi menjadi jelas, kami mengucapkan terimakasih. Semoga website tersebut segera merevisi informasi mengenai perwahyuan Ida Peederman ini yang ternyata telah dinyatakan asli oleh Vatikan. Namun web tersebut memberi perspektif bagi kita, mengenai cara menilai suatu perwahyuan pribadi, yaitu menghadapkan “pernyataan tertentu perwahyuan pribadi yang menyangkut topik tertentu” langsung dengan “Ajaran Gereja mengenai topik tersebut”. Hasilnya: sesuai atau tidak sesuai.
Salam
Yohanes Dwi Harsanto Pr
salam semuanya
sekedar berbagi informasi
http://www.catholicplanet.com/apparitions/false01.htm
artikel tersebut dibuat oleh
by Ronald L. Conte Jr.
January 2, 2006
sumber seperti ini, penulisnya juga harus diperiksa juga.
kita tidak bisa percaya begitu saja meskipun tulisannya mengenai Gereja Katolik
beberapa sumber menyatakan (google)
dia menuliskan perististiwa-peristiwa yang belum terjadi, semacam peramal. dan ternyata tidak terbukti dan salah
beberapa pendapat orang orang tentang dia
-Conte is just an arrogant and proud modernist and progressivist. He knows nothing, he should be reading Saint Augustine and Saint Alphonsus. Do not visit that site as it is nothing but a maze of falsehood and error
-he has been “censored” by Cardinal Ratzinger (now our Pope) for “grave doctrinal errors.
dll.
jadi kesimpulannya menurut saya jelas (catholicplanet.com) bukanlah salah satu sumber yang bisa dipercaya.
ini yang dari Vatican, Rome, 25 May 1974.
http://www.vatican.va/roman_curia/congregations/cfaith/documents/rc_con_cfaith_doc_19740525_signora-amsterdam_en.html
hingga kemudian berlanjut hingga May 31,2002
untuk gambaran umum urutan peristiwa, di sini mungkin bisa menjadi sumber
http://www.ewtn.com/expert/answers/our_lady_of_all_nations.htm
di dalamnya ada link pernyataan dari Bishop Jozef Marianus Punt of Haarlem. May 31,2002
ada beberapa hal juga yang harus diperhatikan mengenai penampakan Bunda Maria di Amsterdam dalam sumber di atas
jadi lebih baik bagi kita untuk mengikuti bimbingan Gereja.
salam
[Dari Katolisitas: Dalam menyikapi wahyu pribadi, kita perlu mendengarkan arahan dari pihak otoritas Gereja yang pasti akan menyelidikinya dari segala bidang. Pandangan dari para teolog dapat menjadi semacam masukan, namun yang memberikan keputusan adalah pihak otoritas Gereja, dalam hal ini uskup setempat, maupun pihak Vatikan, secara khusus pihak CDF/ Kongregasi Doktrin Iman.
Situs- situs Katolik yang ada memang seharusnya menyampaikan ajaran Gereja, dan bukan pandangan pribadi. Namun jika dalam satu dan lain hal, kadang dapat terjadi masuknya paham pribadi, dan jika terjadi hal ini, maka perlu dipahami bahwa informasi yang disampaikan tersebut tidak mengikat; sebab yang bersifat mengikat adalah ajaran yang disampaikan oleh Magisterium Gereja.]
Shalom, salam semuanya…
Saat ini saya baru membaca beberapa jilid buku Hidup Sejati Dalam Allah (HSDA).
Di dalam buku ini, sangat kental digambarkan Yesus yang bersikap sangat akrab dan mesra kepada ciptaannya, sayapun merasa mendapat gambaran yang lebih baik tentang Yesus sebagai Bapa yang penuh kasih. dan menurut saya buku ini sangat baik untuk dibaca..
Wahyu/amanat/ataupun doa novena yang begitu banyak di dalam Gereja Katolik sudah seharusnya disebarluaskan oleh pihak Gereja. Namun yang harus disikapi adalah, bahwa wahyu/amanat atau doa-doa Novena ini cocok untuk sebagian orang dan belum tentu cocok untuk sebagian lainnya..
karena itu setiap orang berhak membaca wahyu-wahyu pribadi seperti buku HSDA ini dan mengambil/mempraktekkan doa-doa (novena) yang cocok dan perlu bagi dirinya sendiri, tentunya dengan pimpinan Roh Kudus..
Berkaitan dengan buku HSDA edisi bahasa Indonesia jilid 1-8, buku (pdf) ini dapat didownload secara gratis di website Unio Cordium di http://www.freewebs.com/uniocordium/bukuhsda.htm
Salam, Tuhan memberkati
dear katolisitas
mohon penjelasan ttg buku orasi suci yg tlh beredar luas di umat katolik.
apa benar semua yg tertulis(terutama ttg janji2 yesus) di buku tsb?walaupun saya percaya kpd janji2 yesus tapi agak aneh pertama kali membaca buku tsb.kesan pertama saya,orasi suci spti jimat,”siapa yg selalu membawa salinan orasi suci ini akan dibebaskn dr….”.
apa benar ini hanya wahyu pribadi sehingga tdk wajib dipercaya walaupun ini dtngnya dr yesus sendiri?apa benar gereja tidak mengakui orasi suci? tapi knp bnyk umat katolik yg percaya?
ttg 15 penyiksaan rahasia yesus,dibuku dikatakan siapa saja yang setiap hari mempersembahkan kepadaKu dg kasih sayang,salah satu dr penderitaanKu ini…maksud dr mempersembahkn ini ap y?apa saya harus ikut menderita secr fisik?
ttg doa wasiat,apa bisa berdoa salah satu dari doa tsb ato harus semua doa wasiat?
ttg doa koronka,doa tsb doa rosario ato doa novena?krn yg saya tau(mohon dikoreksi jika salah)doa ini didoakan saat 9 hari sebelum pesta kerahiman ilahi,sedangkn saya mendoakan tiap hari stlh doa jm kerahiman,bolehkah?
yesus minta sr.Faustina sendiri mengucapkan novena yg teksnya diberikan kepdnya.jadi novena tsb utk sr.faustina namun tdk pernah dilarang jika novena ini didoakan oleh siapa saja,betulkah hal tsb?
saya sebelumnya hanya ingin lebih mengetahui ttg sengsara yesus,dan saya menemukan buku meditasi Catherine Emmerick,dukacita sengsara yesus di situs Yesaya,buku tsb membantu saya dlm memahami dan merenungkn sengsara Yesus.kmd saya cb dg orasi suci dan doa koronka,hasilnya malah membingungkn saya.penjelasan satu dg yg lain tdk sama.mohon penjelasan dan pencerahannya.terima kasih.
Shalom Maria,
Terus terang, saya tidak mengetahui tentang buku orasi suci. Apakah yang anda maksud adalah buku doa keramat? Jika ini yang dimaksud, saya pernah mengulas sedikit di sini, silakan klik.
Ya, jika itu merupakan wahyu pribadi (jelas dituliskan oleh siapa, kapan, dan bagaimana kejadiannya, lalu juga diijinkan oleh pihak otoritas Gereja untuk disebarluaskan kepada umat) maka, sebagai umat kita boleh mempercayainya, namun juga tidak, karena wahyu pribadi ini tidak termasuk dalam perbendaharaan iman, karena wahyu pribadi itu tidak mengubah ataupun melengkapi Wahyu Kristus yang sudah disampaikan melalui Kitab Suci dan Tradisi Suci. Wahyu pribadi sifatnya hanya membantu agar kita dapat lebih menghayati wahyu Kristus, sehingga jika kita pandang membantu, silakan diterima/ diikuti, jika tidak, tidak perlu diikuti. Patokannya adalah Katekismus:
KGK 67 Dalam peredaran waktu terdapatlah apa yang dinamakan “wahyu pribadi”, yang beberapa di antaranya diakui oleh pimpinan Gereja. Namun wahyu pribadi itu tidak termasuk dalam perbendaharaan iman. Bukanlah tugas mereka untuk “menyempurnakan” wahyu Kristus yang definitif atau untuk “melengkapinya”, melainkan untuk membantu supaya orang dapat menghayatinya lebih dalam lagi dalam rentang waktu tertentu. Di bawah bimbingan Wewenang Mengajar Gereja, maka dalam kesadaran iman, umat beriman tahu membedakan dan melihat dalam wahyu-wahyu ini apa yang merupakan amanat otentik dari Kristus atau para kudus kepada Gereja. Iman Kristen tidak dapat “menerima” wahyu-wahyu yang mau melebihi atau membetulkan wahyu yang sudah dituntaskan dalam Kristus. Hal ini diklaim oleh agama-agama bukan Kristen tertentu dan sering kali juga oleh sekte-sekte baru tertentu yang mendasarkan diri atas “wahyu-wahyu” yang demikian itu.
Dalam ajaran iman Katolik, dikenal apa yang disebut ‘mengambil bagian di dalam penderitaan Kristus’ (lih. 1 Pet 4:13; Kol 1:24) artinya kita mempersembahkan penderitaan/ pergumulan yang sedang kita hadapi saat ini dengan penderitaan Kristus di kayu salib (sebab di dalam kekekalan penderitaan Kristus dan kebangkitan-Nya tidak lagi terikat oleh dimensi waktu), sehingga dengan mempersatukan korban kita ini dengan korban Kristus, maka kita akan mengambil bagian pula di dalam kemuliaan kebangkitan-Nya.
Jika anda melihat bahwa devosi ini membantu anda untuk semakin menghayati kasih Tuhan Yesus kepada anda, maka silakan anda mendoakan doa tersebut. Menurut hemat saya, silakan anda pilih saja, apakah itu doa rosario, atau koronka, atau kedua- duanya, tidak menjadi masalah, asalkan dapat anda lakukan dengan setia. Novena Kerahiman Ilahi memang didoakan secara khusus setiap hari sejak Jumat Agung sampai hari Minggu Kerahiman Ilahi; namun tentu jika anda mau mendoakannya setiap hari, silakan saja. Namun, bisa juga anda doakan doa Koronka (yang menggunakan rosario) setiap hari, namun tidak mendoakan doa novena Kerahiman Ilahi, sampai menjelang hari Minggu Kerahiman Ilahi. Prinsipnya dalam devosi, anda melakukan doa dan perbuatan Kerahiman itu dengan suka cita, bahkan hal- hal yang tidak diharuskan, anda lakukan, demi kasih anda kepada Allah.
Novena Kerahiman Ilahi dan doa Koronka memang disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada St. Faustina, namun tidak benar jika dikatakan bahwa doa- doa tersebut itu hanya dimaksudkan Yesus untuk diberikan kepada St. Faustina. Saat mengajarkan doa novena tersebut, Yesus berjanji: “Dalam novena ini, Aku akan memberikan kepada jiwa- jiwa apapun rahmat yang mereka mohonkan.” (II, 197). Doa koronka Kerahiman Ilahi ini merupakan pesan yang harus disampaikan oleh St. Faustina kepada dunia, seperti dikatakan oleh Yesus, “Berbicaralah kepada dunia tentang kerahiman-Ku; biarlah semua umat manusia mengenal belas kasihan-Ku yang tak terselami. Kerahiman-Ku adalah tanda akhir jaman, setelah ini, hari keadilan akan tiba. Sepanjang masih ada waktu, biarlah mereka [umat manusia] berlindung ke dalam mata air kerahiman-Ku, biarlah mereka memperoleh keuntungan dari Darah dan Air yang memancar keluar bagi mereka.” (II, 230). Bahkan Tuhan Yesus menginginkan agar sebanyak mungkin orang turut menyebarluaskan devosi ini, “Aku akan melindungi jiwa- jiwa yang menyebarluaskan penghormatan kepada kerahiman-Ku, sepanjang hidup mereka, seperti seorang ibu kepada bayinya; dan pada saat ajal mereka, Aku tidak akan menjadi Hakim bagi mereka, namun Penyelamat yang berbelas kasih” (III, 20-21).
Menurut hemat saya, meditasi Catherine Emmerick cukup baik dan membantu, namun demikian tidak dapat menggantikan kedudukan Kitab Suci, Tradisi Suci dan pengajaran Magisterium Gereja.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
salam bu inggrid
terima kasih atas penjelasannya tentang pertanyaan saya,saya lebih memahami untuk berhati2 untuk tidak mempercayai setiap buku yang disodorkan karena tidak semua yang mengatas namakan gereja selalu benar.saya harus meneliti terlebih dahulu kebenarannya.terima kasih juga untuk penjelasannya ttg doa kerahiman ilahi.meditasi Catherine Emmerick memang tidak dapat menggantikan kedudukan kitab suci,tradisi suci dan pengajaran Magisterium Gereja.karena dalam buku tersebut dikatakan ‘Siapa pun yang mencoba membandingkan meditasi berikut dengan kisah singkat Perjamuan Malam Terakhir seperti yang tercatat dalam Injil akan mendapati sedikit perbedaan di antara keduanya. Suatu penjelasan akan diberikan mengenai hal ini, walau tak akan pernah dapat cukup menanamkan kesan kepada pembaca bahwa tulisan-tulisan berikut sama sekali tak bermaksud menambah barang satu iota pun pada Kitab Suci seperti yang telah ditafsirkan oleh Gereja.’dan ‘ Pembaca yang bijaksana akan memandang kisah-kisah berikut sebagai kisah sederhana dengan kesesuaian yang wajar dengan Injil, daripada sebagai kisah sejarah dengan mempersoalkan hal-hal kecil yang tidak penting dengan yang ada dalam Kitab Suci.’meditasi suster Emmerick bagi saya hanya untuk perenungan dan lebih untuk memahami sengsara Yesus.keutamaan tetap pada kitab suci,tradisi suci dan pengajaran Magisterium Gereja.karena saya berada dalam naungan gereja katolik saya harus percaya,mengikuti dan menjalankan apa yang menjadi dasar dari ajaran gereja katolik .terima kasih bu inggrid atas penjelasan2nya
+ AMDG
Berkah Dalem,
Jika kita berdoa rosario koronka kerahiman ilahi, sebaiknya peristiwa sedih, gembira, mulia atau cahaya? Ataukah ada rangkaian peristiwa khusus ajaran Santa Faustina?
Shalom Rudy,
Sepengetahuan saya, tidak ada peristiwa- peristiwa khusus untuk direnungkan dalam doa Kerahiman Ilahi, seperti pada doa rosario. Secara umum yang direnungkan adalah kerahiman/ belas kasih Allah yang dinyatakan di dalam Kristus.
Yang diajarkan oleh St. Maria Faustina adalah Novena Kerahiman Ilahi, yaitu doa Kerahiman ilahi yang didoakan berturut- turut 9 hari. Teksnya dapat anda peroleh di link ini, silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
salam damai,Pak steff saya mau tanya tentang arti kerahiman.Terima kasih sebelumnya.
Shalom Dadang,
Definisi ‘kerahiman’ menurut artikata.com, adalah sifat belas kasih, dan umumnya kata kerahiman ini ditujukan kepada Tuhan, dan mengacu kepada sifat belas kasih Tuhan kepada umat-Nya.
Memang kata kerahiman ini berhubungan dengan arti kata ‘rahim’, mempunyai konotasi kasih yang melindungi, seperti seorang ibu menyayangi dan melindungi anak yang dikandungnya.
Tentang hal ini firman Tuhan mengatakan, “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku ….” (Yes 49:15-16).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Ibu Ingrid yang terkasih dalam Tuhan,
Saya ingin menanyakan mengapa tempat ziarah gua Maria identik dengan Bunda Maria yang berada didalam gua. Padahal beberapa penampakan tidak selalu terjadi didalam gua. Satu hal lagi mengapa di Gua Maria juga diidentikan dengan air/mata air.
Terima Kasih, Jayalah selalu Katolisitas
Shalom Andriyanto,
Terus terang saya tidak tahu persis mengapa tempat ziarah gua Maria (misalnya tempat- tempat ziarah di Indonesia) menggambarkan Bunda Maria yang berada di dalam gua. Kemungkinan ini karena terinspirasi oleh penampakan Bunda Maria di Lourdes, Perancis, 1858, yang dalam kesempatan tertentu menampakkan dirinya di gua Massabielle kepada Bernadette Soubirous. Demikian juga tentang mata air, yang memang pada waktu itu diberikan kepada Bernadette sebagai sumber air; yang dengannya Bernadette diminta oleh Bunda Maria untuk mencuci mukanya dan meminum airnya. Pada saat itu orang- orang yang menyaksikannya menyangka bahwa Bernadette tidak waras, karena nampaknya air yang keluar dari tanah itu masih kotor, bercampur dengan lumpur. Baru kemudian air itu berangsur berubah menjadi bersih dan memang banyak digunakan oleh Tuhan untuk mendatangkan kesembuhan kepada para peziarah yang sakit yang berkunjung ke sana. Bahkan orang yang tidak dapat berkunjung ke sanapun, dapat disembuhkan Tuhan, melalui air Lourdes ini, seperti kesaksian salah seorang pembaca di sini, silakan klik.
Maka terinspirasi akan kisah ini, kemungkinan didirikan banyak tempat ziarah dengan gua Maria dengan mata air di sana. Namun sejauh dari yang saya ketahui, di sana tidak ada peristiwa penampakan Bunda Maria yang diakui otentik oleh Gereja Katolik, seperti halnya di Lourdes, Perancis. Ya, anda benar, penampakan Bunda Maria yang lain, seperti di Fatima, Medjugorje maupun Guadalupe, tidak di gua.
Melihat hal ini, maka tidak menjadi terlalu penting akan apakah di tempat ziarah Maria digambarkan ada di gua atau tidak. Yang penting adalah maksud dari ziarah yang dilakukan, yaitu sebagai langkah kita mendekatkan diri kepada Tuhan Yesus melalui Bunda Maria, Bunda-Nya yang sudah diberikan kepada kita untuk menjadi ibu kita juga.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom Ingrid,
Saya adalah pembaca buku Hidup Sejati Dalam Allah (HSDA). Saya ingin menambahkan bukti-bukti bahwa amanat-amanat Yesus kepada Vassula yang tertulis dalam buku itu sesuai dengan ajaran Gereja Katolik. Berikut ini kutipan amanat-amanat itu:
KEHADIRAN KRISTUS DALAM EKARISTI:
“Bagaimana mungkin begitu banyak dari kalian yang meragukan Kehadiran-Ku yang Kudus dalam Hosti? Ekaristi-Ku yang Kudus tidak boleh ditumpahkan atau diperlakukan seolah-olah Ia tidak Kudus. Seandainya saja engkau memahami sepenuhnya apa yang Kutawarkan kepadamu, dan Siapa yang kauterima dalam dirimu, engkau pasti akan memberkati Aku tanpa henti-hentinya.
Lihatlah! Para Malaikat-Ku pun, yang memandang kalian dari atas, merindukan Santapan ini yangboleh engkau terima, tetapi mereka tidak. Namun, banyak diantara kalian tampaknya tidak menyadari Kepenuhan-Nya… Aku Tawanan Kasih, yang ada di balik setiap Tabernakel, sambil menunggu dan mengharapkan kedatanganmu. Mendekatlah kalian semua, yang masih tersesat di gurun ini.” (Amanat tanggal 29.9.1989)
PENGHORMATAN KEPADA BUNDA MARIA
“Maka Aku berkata kepada gereja-gereja yang para imamnya tidak menerima Misteri-Ku: Berpikirlah dengan jernih dan carilah Aku dengan sungguh-sungguh, juga kendalikan amarahmu kepada Bunda-Ku. Biarlah setiap bangsa mengetahui bahwa Daging dan Darah-Ku berasal dari Bunda-Ku. Ya, Tubuh-Ku berasal dari Perawan paling Suci, dari darah murni. Diberkatilah namanya!” (16.10.2000).
“Hormatilah Bunda-Ku sebagaimana Aku, Sang Sabda, menghormati Dia atas segala-galanya. Maka, tidakkah wajar apabila Aku menginginkan agar engkau, yang sebenarnya debu dan abu, mengakui Dia sebagai Ratu Surga, dan menghormati Dia? Sekarang Aku berduka melihat betapa sedikit ciptaan-Ku menyadari pentingnya Bunda-Ku.” (22.12.1987).
“Demi Aku, Vassula, demi Aku, maukah engkau belajar berdoa Rosario? Berilah salam kepada Bunda-Ku setiap waktu. Maukah engkau berbuat ini bagi-Ku, Vassula?” (28.12.1987)
KEUTAMAAN PETRUS:
“Aku telah memberi tongkat-gembala-Ku secara menyeluruh kepada Petrus untuk membimbing anak-anak domba-Ku hingga Aku datang kembali. Tetapi akibat kejahatan mereka dan demi kepentingan mereka sendiri, dan bukan demi kepentingan-Ku, mereka telah mematahkan Tongkat Gembala-Ku menjadi dua, lalu berkeping-keping … ” (10.10.1989)
“Kalian akan bersatu dan menjadi satu kawanan di bawah satu Gembala. Sebagaimana engkau tahu, Aku telah memilih Petrus, dengan memberikan kepadanya Wewenang. Sebagaimana engkau tahu, Aku telah memberikan kepadanya kunci kerajaan surga. Aku telah minta Petrus supaya memberi anak-anak domba dan domba-domba-Ku makan, memelihara mereka. Wewenang itu berasal dari Aku. Aku tidak mau engkau mengubah Kehendak-Ku ini. Berkumpullah terkasih, sambil memperkuat Gereja-Ku. Carilah dalam diri-Ku apa yang Kuinginkan.” (19.3.1988)
API PENYUCIAN:
“Aku menunggu saatnya engkau mengasihi Aku dan mengadakan silih. Kasih hangat kepada-Ku merupakan silih dan dengan demikian jiwa-jiwa yang berada di dalam Api Penyucian disembuhkan, dicabut dari api yang memurnikan dan akhirnya datang kepada-Ku.
Vassula, tahukah engkau betapa besar penderitaan mereka di dalam Api Penyucian? Mereka ingin melihat Aku, tetapi tidak mampu. Betapa mereka tergantung daripadamu! Ah Vassula, maukah engkau membantu mereka?” (22.7.1987)
MARIA DILAHIRKAN TAK BERNODA (IMMACULATE CONCEPTION)
“Berdoalah bersama-Ku sekarang, anak-Ku, kepada Bapa. Ikutilah kata-kata-Ku dalam doa ini:
Bapa, diberkatilah Nama-Mu karena Putra Terkasih-Mu Yesus Kristus telah datang ke dunia ini bukan untuk mengutuknya melainkan untuk menyelamatkan dunia.
Berbelaskasihanlah kepada kami. Pandanglah Luka-luka Kudus Putra-Mu yang kini terbuka lebar dan ingatlah akan harga yang telah Ia bayarkan bagi kami untuk menebus kami semua.
Ingatlah akan Luka-luka-Nya yang Kudus dan akan Dua Hati yang Engkau sendiri persatukan dalam kasih dan yang telah menderita bersama yaitu Dia yang dilahirkan Tanpa Noda (Immaculate Conception) dan Putra-Mu yang Terkasih.” (25.3.1991)
PENGAKUAN DOSA:
“Vassula, tahukah engkau bahwa Aku yang telah mendidik para pengajar-Ku untuk menyatakan tobat? Demikianlah ketetapan-Ku. Kepada para pengajar-Ku telah kuberi wewenang untuk menerima pengakuan dari anak-anak-Ku. Nak, aku yang telah menuliskan-Nya.
Catatan kaki Vassula: Aku coba menghapus kata “pengakuan dosa”, tetapi Allah memblokir tanganku. Aku menentang pengakuan dosa.” (15.2.1987)
Saya membaca buku HSDA satu bulan setelah saya diterima masuk Gereja Katolik, bulan April 2009 lalu. Sebelumnya saya seorang Protestan. Melalui buku itu, saya tahu bahwa keputusan yang saya ambil itu 100% benar. Selain itu, kasih saya kepada Allah dan Gereja-Nya semakin bertambah besar.
GBU
[Dari Katolisitas: Terima kasih atas tambahan masukan dari anda. Selamat bergabung di dalam keluarga besar Gereja Katolik]
Salam Damai,
(Sebelumnya saya mohon maaf karena masuk melalui kolom buku tamu karena saya tidak mendapatkan kolom untuk mengirim pertanyaan)
Perkenalkan nama saya batara dan sangat senang dengan adanya web ini, karena hampir semua pertanyaan saya sudah terjawab melalui web ini.
Saya seorang protestan tetapi saat ini saya sedang dalam proses bimbingan untuk menjadi seorang Katolik. Dan mohon dibantu dalam doa agar semua dapat berjalan dengan lancar.
Melalui rubrik ini, saya ingin penjelasan dari redaksi katolisitas.org tentang artikel yang saya baca di salah satu majalah yang cukup terkenal di indonesia, yaitu mengenai “tradisi Devosi di larantuka”
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/10/18/IMZ/ (ini adalah website dimana bacaan tersebut) untuk majalahny terbit hari senin tanggal 18 oktober 2010.
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih dan dengan senang hati apabila bu ingrid dan pak stef bisa menjelaskan tentang artikel yang saya maksud di atas
Salam
Batara
Shalom Batara,
Terima kasih telah menanggapi panggilan Allah untuk menjadi umat Katolik. Semoga proses katekese untuk bersatu dengan Gereja Katolik dapat berjalan dengan lancar. Pertanyaan anda tentang artikel tentang devosi di Larantuka, maka berikut ini adalah kutipan dari Katekismus Gereja Katolik:
1674. Katekese tidak boleh hanya memperhatikan liturgi sakramental dan sakramentali, tetapi juga bentuk-bentuk kesalehan umat beriman dan religiositas rakyat. Semangat religius umat Kristen sejak dulu kala telah dinyatakan dalam pelbagai bentuk kesalehan, yang menyertai kehidupan Gereja seperti penghormatan relikwi, kunjungan tempat-tempat kudus, ziarah dan prosesi, jalan salib, tarian-tarian religius, rosario, dan medali Bdk. Konsili Nisea: DS 601; 603; Konsili Trente: DS 1882.
1675. Bentuk-bentuk pernyataan ini melanjutkan kehidupan liturgi Gereja, tetapi tidak menggantikannya. "Sambil mengindahkan masa-masa liturgi, ulah kesalehan itu perlu diaturur sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan liturgi suci; sedikit banyak harus bersumber pada liturgi, dan menghantar umat kepadanya; sebab menurut hakikatnya liturgi memang jauh lebih unggul dari semua ulah kesalehan itu" (SC 13).
1676. Diperlukan suatu kemampuan untuk menilai secara pastoral guna menunjang atau memajukan kesalehan rakyat, dan kalau perlu, menjernihkan dan meluruskan semangat religius yang menjadi dasar devosi-devosi semacam itu, sehingga devosi-devosi itu semakin mengembangkan pengetahuan mengenai misteri Kristus. Perayaannya berada di bawah pengawasan dan keputusan para Uskup dan kaidah-kaidah umum Gereja Bdk. CT 54.
"Religiositas populer pada intinya adalah satu himpunan nilai, yang dengan kebijaksan Kristen menjawab pertanyaan-pertanyaan besar mengenai eksistensi. Kebijaksanaan umat Katolik mempunyai kemampuan untuk membuat sintesis kehidupan; demikianlah ia menggabungkan atas cara penuh daya cipta, Yang Ilahi dan yang manusiawi, Kristus dan Maria, roh dan tubuh, persekutuan dan institusi, pribadi dan persekutuan, iman dan tanah air, akal budi dan perasaan. Kebijaksanaan ini adalah satu humanisme Kristen, yang pada dasarnya mengakui martabat setiap pribadi sebagai anak Allah, yang membuktikan dan mengajarkan satu persaudaraan yang sangat mendasar untuk menemui alam dan mengerti pekerjaan, dan memberi alasan-alasan untuk kegembiraan dan untuk humor, juga di tengah kehidupan yang sangat kejam. Kebijaksanaan itu juga bagi umat adalah satu prinsip dasar supaya mampu membeda-bedakan, satu naluri yang didukung oleh Injil, dan atas dasar itu ia mengerti secara spontan, bilamana di dalam Gereja lnjil dilayani dan bilamana ia dirongrong dan dimati-lemaskan oleh kepentingan-kepentingan lain" (Dokumen Puebla 448). Bdk. EN 48.
Secara prinsip, semua hal yang berhubungan dengan devosi-devosi tidak boleh mengalahkan liturgi, terutama Sakramen Ekaristi, karena Ekaristi merupakan sumber dan puncak hidup kristiani. Devosi maupun tempat devosi seperti Larantuka diperbolehkan sejauh uskup setempat memberikan ijin. Devosi seperti ini harus mengantar kita kepada Yesus, yang mengantar orang kepada pertobatan dan kekudusan. Dan kembali saya ingin menegaskan, semua devosi ini tidak dapat menggantikan Sakramen Ekaristi. Semoga penjelasan singkat ini dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Salam kasih team Katolisitas,
Saya ingin menanyakan tentang kedudukan resmi gereja Katolik mengenai penampakan di dua tempat ini,
i. Penampakan di Naju, Korea kepada Julia Kim
ii. Penampakan Bunda Maria di Medjugorje, Bosnia Herzegovina
Mohon penjelasan yang resmi agar informasinya jadi jelas.
Terima kasih atas perhatiannya
Linda Miriam
Kuala Lumpur
Shalom Linda Miriam,
1. Mengenai kisah penampakan Medjugorje, Bosnia Herzegovina
Menurut berita Vatikan tanggal 17 Maret 2010, Vatikan sedang membentuk komisi untuk menyelidiki fenomena di Maedjugorje, di mana dikatakan bahwa Bunda Maria menampakkan diri kepada enam remaja di tahun 1980-an. Karena komisi ini saja baru dibentuk tahun ini, maka belum dapat dikatakan bahwa Vatikan telah memberikan persetujuannya, karena fenomena itu baru dalam tahap diselidiki. Silakan membaca selanjutnya di link ini, silakan klik
2. Mengenai kisah penampakan di Naju kepada Julia Kim
Sedangkan untuk fenomena Naju (Julia Kim), sudah pernah dibahas di tulisan ini, silakan klik.
Harap diketahui, semua wahyu pribadi ini, walaupun sudah disetujui oleh Vatikan sekalipun, tidak mengikat umat Katolik. Artinya seseorang tetap dapat dikatakan sebagai umat Katolik tanpa harus mempercayainya, karena wahyu pribadi ini sifatnya tidak mempengaruhi ajaran yang telah disampaikan dalam wahyu publik (dalam Kitab Suci). Namun tentu, jika wahyu pribadi tersebut telah dinyatakan otentik, maka adalah baik jika kita mempercayai dan melaksanakan pesan- pesannya, karena dapat membangun iman, pengharapan dan kasih kita kepada Tuhan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Dear Romo
Saya mau tanya : selama beberapa tahun ini setiap pkl 3 siang, saya berdoa koronka, walaupun gak selalu penuh, krn kesibukan jam kerja saya…tetapi saya tidak berdoa di depan gambar “YESUS Engkau andalanku”.,,padahal St Faustina minta harus berdoa di depan gambar tsb,,apakah yg selama ini saya lakukan sah adanya…?
Shalom Joseph,
Memang yang dituliskan oleh Sr. Faustina adalah keadaan yang ideal, yaitu agar kita dapat dengan lebih mudah untuk memusatkan perhatian kepada Kristus dan menghormati Dia yang menjadi bukti kerahiman Allah kepada manusia. Maka, jika memungkinkan, silakan anda menyimpan foto Kerahiman Ilahi, yaitu gambar Yesus dengan tulisan di bawahnya, “Yesus, Engkaulah andalanku”, di dalam dompet anda. Pada saat anda mau berdoa Kerahiman Ilahi, anda dapat menggunakannya. Atau jika memungkinkan, pasanglah foto Kerahiman Ilahi tersebut di dinding rumah anda, sehingga dapat membantu mengarahkan hati pada saat anda sekeluarga berdoa; ataupun dapat menjadi kesaksian bagi keluarga anda, terutama juga bagi mereka yang mengunjungi rumah anda.
Jika oleh sesuatu hal anda tidak dapat berdoa tepat pada jam 3 siang, juga tidak menjadi masalah, karena di saat apapun anda dapat mendoakan doa Koronka. Ingatlah bahwa bumi itu bulat, sehingga pada saat apapun ada bagian di bumi ini yang sedang menjalani pukul 3 siang. Silakan menyatukan hati bersama dengan para anggota Tubuh Kristus (Gereja-Nya) yang pada saat itu berdoa kerahiman Ilahi pada pukul 3 siang- mungkin di belahan dunia yang lain-, dan tetaplah berdoa Kerahiman Ilahi seperti biasa.
Namun jika sampai anda tidak punya gambar tersebut, juga sesungguhnya tidak menjadi sesuatu yang menjadikan doa anda tidak sah ataupun tidak berguna. Tuhan melihat ke kedalaman hati anda, dan itulah yang terpenting. Gambar Yesus itu sifatnya adalah sebagai alat bantu, dan bukan sebagai yang utama, sebab yang terpenting adalah Yesus yang bertahta dalam hati anda, yang kepada-Nya anda berseru, “Yesus, Engkaulah andalanku.”
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom Bu Ingrid,
Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih dan rasa kekaguman yang mendalam akan pembahasan anda dan Pak Stef tentang iman katolik. Belum pernah saya melihat pembahasan yang begitu intelektual, penuh kasih dan kerendahan hati dalam setiap artikel dan tanya jawab. I really love to read this site over and over again! Karena membuat iman katolik saya semakin bertumbuh di dalam Kristus.
Bu Ingrid, mohon dikoreksi karena mungkin saya salah, saya punya beberapa pertanyaan:
1. Tentang pertanyaan Sdr. Primadi bahwa menurut penampakan Bunda Maria di Garabandal, dimana bagian yang sangat mengejutkan adalah hanya tinggal 3 orang Paus setelah Paus setelah Paus Yohanes XXIII. Bolehkah kita berasumsi bahwa karena kepimpinan Paus Yohanes Paulus I sangat singkat, maka kita dapat mengatakan bahwa Paus yang terakhir adalah Paus Benediktus XVI dengan melewatkan Paus Yohanes Paulus I karena kepemimpinanya yg sangat singkat?
2. Saya pernah membaca Buku “The Last Pope” yang menceritakan penglihatan oleh St. Malachy dalam ziarahnya ke Roma yang menuliskan penglihatannya akan suksesi apostolik kepemimpinan Paus. Konon menurut sang pengarang, St. Malachy berpendapat bahwa Paus Benedictus XVI adalah paus terakhir dari gereja Katolik yang dinyatakan oleh St. Malachy sebagai “De Gloria Olivae(The Glory of Olive)”, setelah kepemimpinan Paus Yohanes Paulus II yang dinyatakan oleh St. Malachy sebagai “De Labore Solis” yang digenapi oleh Sri Paus karena ia lahir dan wafat pada saat gerhana matahari (labore solis). Bagaimana pendapat gereja Katolik tentang hal ini?
3. Saya senang sekali membaca kisah Santo dan Santa dari sebuah web katolik (Yesaya), terutama kisah hidup St. Padre Pio, di situ disebutkan bahwa St. Padre Pio sering mendapat gangguan dari Iblis yang tidak suka akn kekudusan hidup dari santo tersebut, sehingga seringkali datang mengganggunya dalam wujud yang menyeramkan. Namun, menurut pengakuan St. Padre Pio, iblis juga sering datang menyamar sebagai Yesus atau Bunda Maria atau orang kudus, konon Ia membedakannya dengan menggunakan ilmu “ibu jari” dari St. Theressa dari Avilla. Apakah ilmu ibu jari ini? dapatkah dijelaskan?
Maaf kalau pertanyaan saya ada yg salah dan menyinggung. Kalau begtu hapus atau tidak usah dijawab aja, bu. MAkasi.
Berkah dalem.
Shalom Sendy,
1. Jika anda membaca apa yang disampaikan oleh Bunda Maria kepada Conchita, maka anda akan melihat bahwa yang dikatakan adalah nubuatan akan jaman akhir, dan bukannya akhir dunia. Silakan membaca kembali di link Garabandal yang saya sebutkan di atas. Memang tidak mengherankan jika sekarang ini disebut sebagai jaman akhir/ akhir jaman sekalipun, sebab jaman akhir ditandai dengan kelahiran Kristus. Sehingga tentu saja semakin bertambahnya tahun kita semakin mendekati apa yang disebut sebagai akhir jaman tersebut. Tentang apakah masa Paus Yohanes I yang singkat sehingga ‘tidak dihitung’, saya tidak dalam posisi untuk berspekulasi dalam hal ini.
2. Istilah ‘de labore solis‘ kemungkinan dikaitkan dengan prophecy dari St. Malachy. Pada hari kelahiran Paus Yohanes Paulus II, 18 Mei 1920, memang dilaporkan terjadi gerhana matahari sebagian, namun tidak pada hari wafatnya. Paus Yohanes Paulus II wafat pada hari Sabtu malam jam 21.37 tanggal 2 April 2005, sedangkan gerhana matahari (juga gerhana sebagian) baru terjadi pada tanggal 8 April 2005.
3. Padre Pio’s “rule of thumb“/ “prinsip” (bukan untuk diterjemahkan sebagai ‘ilmu ibu jari’) untuk membedakan apakah penglihatannya yang itu benar- benar dari Tuhan atau dari Iblis yang menyamar adalah, seperti disampaikan oleh Fr. Gabriele Amorth, seorang imam exorcist resmi yang diakui Vatikan:
“He learned a “rule of thumb,” which we also find in the writings of St. Teresa of Avila, and which he taught some of his spiritual followers. He noticed a certain timidity when the Virgin or the Lord first appeared, followed by a sense of peace when the vision departed. On the other hand, a devil in sacred form provoked an immediate feeling of joy and attraction, replaced afterwards by remorse and sadness.”
Jadi prinsipnya, untuk membedakan apakah penglihatannya itu dari Tuhan atau bukan, ia melihat bagaimana efek/ buah yang langsung dialaminya. Jika pada awal penglihatannya ia sendiri tidak merasa yakin apakah itu dari Tuhan atau bukan, namun setelah penglihatannya berlalu, ada rasa damai memenuhi hatinya, maka penglihatan itu dari Tuhan. Sedangkan jika Iblis yang menyamar, maka ia akan langsung tertarik ataupun bersuka cita atas penglihatan itu, tetapi begitu penglihatan itu berakhir, yang ada di hati adalah perasaan bersalah/ penyesalan dan kesedihan. Prinsip ini juga diajarkan oleh St. Teresa dari Avila, untuk membedakan penglihatan yang dari Tuhan atau dari Iblis yang menyamar.
Demikian yang dapat saya tuliskan untuk pertanyaan anda, semoga berguna.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom,
Saya sudah membaca artikel di link http://www.piercedhearts.org/treasures/shrines/garabandal.htm yang diberikan oleh Ibu Ingrid tentang penampakan Bunda Maria di Garabandal. Bagian yang sangat mengejutkan adalah hanya tinggal 3 orang Paus setelah Paus setelah Paus Yohanes XXIII!
In the first days of June 1963, the bells in Garabandal started to ring. Conchita, who was in the kitchen of her house with her mother Aniceta, immediately exclaimed:
“The bells are ringing for a deceased. Surely it is for the Pope (John XXIII had died). Now there is only three Popes left.” Her mother, surprised, asked her what she said and Conchita responded that the Virgin told her after this Pope only three will be left. Her mother asked her if the “end of the world” will come. Conchita responded: “not the end of the world, but the end of times.” Aniceta asked if that did not mean the same. So Conchita responded: “The Virgin said to me: “After this Pope only three are left: and later, the end of times.”
(Diary of Conchita from 5-6-63)
Dan setelah itu kita memasuki akhir sebuah era, bukan akhir dunia. Berarti sudah dekat … (Tapi Setelah Paus Yohanes XXIII, ada Paus Paulus VI, Paus Yohanes Paulus I, Paus Yohanes Paulus II, dan Paus Benedictus XVI; 4 paus, bukan 3. Berarti nubuatnya tidak tepat(?)).
Soal keajaiban yang akan terjadi, yang baru diumumkan oleh Conchita 8 hari sebelumnya, itu juga sudah dekat waktunya, karena usia Conchita mungkin saat ini sekitar 63 tahun. (Dengan asumsi dia mendapat penampakan dari Bunda Maria pada usia 14 tahun di tahun 1961).
Itulah mengapa Gereja masih belum men-sah-kan keotentikan penampakan ini. Mungkin Gereja masih menunggu dulu nubuat-nubuat ini tergenapi, sambil tetap mengizinkan umat Katolik mempelajari penampakan-penampakan ini.
Bu Ingrid, apakah konsep tentang “akhir sebuah era, bukan akhir dunia” ini ada dalam ajaran Gereja Katolik yang resmi (Kitab Suci, KGK, Kanon, ajaran Bapa Gereja, dsb)? Lalu apa yang dimaksud dengan “era baru” ini? Tentu bukan Kerajaan 1000 tahun dalam Kitab Wahyu 20, karena Gereja Katolik menganut Amilenialisme.
Terima kasih.
Salam Damai dalam Kasih Kristus
Primadi
Shalom Primadi,
1. Yang dikatakan oleh Bunda Maria kepada Conchita adalah “the end of times”, jadi bukan “the end of the world.” Conchita sendiri menyatakan hal tersebut.
Selanjutnya dikatakan dalam situs Garabandal tersebut demikian:
Terjemahannya:
Akhir zaman jangan dicampuradukkan dengan akhir dunia; Akhir zaman bertepatan dengan masa akhir di mana setelah pemurnian umat manusia dan pembaharuan Gereja, akan mempersiapkan kepada suatu masa permulaan dari kejayaan Yesus Kristus yang mulia. Masa ini akan menjadi masa kekudusan dan rahmat. Kita harus mengingat bahwa zaman akhir/ akhir zaman dimulai dengan kedatangan Yesus yang pertama [kelahiran Yesus di dunia, lihat Ibr 1:2]
Maka harus diketahui oleh kita umat Katolik, bahwa bukan akhir dunia yang dinubuatkan oleh Bunda Maria, tetapi zaman akhir/ akhir zaman, setelah Paus Yohanes Paulus II; yaitu sekarang ini. Zaman akhir yang dikatakan di sini dikatakan melibatkan dua hal, yaitu pemurnian dan pembaharuan Gereja. Hal ini sesungguhnya tergenapi di masa sekarang ini. Sebab walaupun kita melihat adanya banyak kejadian ‘pemurnian’ umat manusia, entah melalui terjadinya banyak bencana alam maupun aneka kejadian memprihatinkan yang terjadi di mana- mana termasuk di dalam Gereja, di samping itu juga terjadi hal pembaharuan Gereja oleh karya Roh Kudus; di mana semakin banyak orang bertobat, tergerak untuk memperdalam imannya dan mempunyai hubungan yang pribadi dengan Tuhan. Zaman akhir ini akan menghantar kita kepada akhir dunia, di mana Yesus akan datang lagi kedua kalinya ke dunia, di mana semua orang mati akan mengalami kebangkitan badan, dan diadili di hadapan segala mahluk dalam Pengadilan Terakhir. Dan sesudah ini Allah akan mulia dan meraja di dalam semua (1Kor 15:28).
Dalam Katekismus, hal “zaman akhir/ akhir zaman” ini disebutkan di sini:
KGK 1042 Pada akhir zaman Kerajaan Allah akan sempurna digenapi. Sesudah pengadilan umum, semua orang yang benar, yang dimuliakan dengan jiwa dan badannya, akan memerintah bersama Kristus sampai selama-lamanya, dan semesta alam akan dibaharui.
“Gereja itu baru akan mencapai kepenuhannya dalam kemuliaan di surga, bila akan tiba saatnya segala sesuatu diperbaharui, dan bila bersama dengan umat manusia dunia semesta pun, yang berhubungan erat dengan manusia dan bergerak ke arah tujuannya melalui manusia, akan diperbaharui secara sempurna dalam Kristus” (LG 48).
KGK 715 Teks-teks nabi yang langsung menyangkut perutusan Roh Kudus adalah ramalan-ramalan, di mana Tuhan – dalam bahasa janji – berbicara kepada hati bangsa-Nya (Bdk. Yeb 11:19; 36:25-28; 37:1-14; Yer 31:31-34; dan Yl 3:1-5) mengenai teks terakhir ini akan St. Petrus katakan, bahwa terpenuhi pada pagi hari Pentekosta (Bdk. Kis 2:17) dalam nada “cinta dan kesetiaan”. Menurut janji-janji ini, Roh Tuhan akan membaharui hati manusia pada “saat-saat terakhir”, dengan menyampaikan kepada mereka satu hukum baru. Ia akan mengumpulkan bangsa-bangsa yang terpisah dan tercerai-berai dan mendamaikan mereka satu sama lain; Ia akan membaharui ciptaan pertama dan di dalam ciptaan baru itu Allah akan hidup bersama manusia dalam suasana damai.
KGK 2819 “Kerajaan Allah… adalah kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita oleh Roh Kudus” (Rm 14:17). Zaman-zaman terakhir, di mana kita hidup adalah waktu pencurahan Roh Kudus. Dengan itu mulailah perjuangan yang menentukan antara “daging” dan “roh” (Bdk. Gal 5:16-25).
“Hanya jiwa yang murni dapat berkata dengan penuh harapan: Datanglah Kerajaan-Mu. Siapa yang mendengar perkataan Paulus: Hendaktlah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana (Rm 6:12), siapa yang tetap murni dalam perbuatan, pikiran, dan pembicaraan, dapat berkata kepada Allah: Datanglah Kerajaan-Mu” (St. Cyril/ Sirilus dari Yerusalem, Catech. Myst. 5 13).
Gereja Katolik memang tidak pernah menunjukkan kapan persisnya terjadi akhir dunia, atau kapan persisnya berakhir segala zaman. Namun yang diberitahukan kepada kita adalah kita memasuki zaman akhir, yaitu setelah Kristus lahir ke dunia, dan memang tanda- tanda menunjukkan bahwa kita semakin menuju ke akhir zaman itu. Namun kapankah saatnya tidak ada yang tahu dengan pasti; hanya bagian kita adalah berjaga- jaga, dan berusaha untuk hidup kudus.
Selanjutnya tentang ajaran Katolik tentang akhir jaman, silakan klik di artikel- artikel dengan Kategori 4 Hal Terakhir, di situs ini. Atau silakan juga melihat topik akhir zaman di rubrik TJ (Tanya Jawab) katagori 4 Hal Terakhir di sini, silakan klik
Demikian tanggapan saya, semoga berguna.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
Hai,
saat saya mendengarkan podcast catholic answer, edisi baru baru ini (kira kira 1-3 minggu terakhir) yang menghadirkan Tim Staples sebagai pembicaranya, kog dia menyatakan Garabandal itu tidak benar ya?
Katanya semua paus menyatakan itu salah (ramalan nya), dan uskup setempat juga menyatakan demikian
Shalom Cleo,
Mungkin lebih tepat jika dikatakan belum ada dokumen tertulis dari Vatikan yang memutuskan apakah wahyu pribadi yang diterima oleh 4 orang remaja putri di Garabandal (1961) tersebut sebagai sesuatu yang otentik atau tidak. Uskup Santander (1961- 1970) mengeluarkan dalam suratnya bahwa karakter supernatural dari penampakan- penampakan yang terjadi di sana dalam periode tersebut tidak dapat dipastikan. Silakan membaca sendiri pernyataan dari Uskup Santander di sini (diterjemahkan dalam bahasa Inggris) silakan klik.
Namun pihak Vatikan sendiri tidak pernah memberikan pernyataan resmi tentang hal ini, seperti yang disampaikan di link ini, silakan klik.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang 9 mitos Garabandal (sangkaan yang salah terhadap Garabandal) silakan klik di sini.
Pada akhirnya, jangan kita lupa bahwa memang pihak otoritas Gereja Katolik sangat berhati- hati sebelum menunjukkan keotentikan suatu wahyu pribadi. Wahyu pribadi ini sifatnya tidak mengikat semua umat Katolik, artinya umat dapat mempercayainya atau tidak mempercayainya, namun tetap dapat dikatakan sebagai umat Katolik. Wahyu pribadi ini tidak sama dengan wahyu publik yang telah disampaikan melalui Kitab Suci dan Tradisi Suci. Wahyu publik ini yang bersifat mengikat dan harus diimani dengan teguh oleh seorang yang telah dibaptis Katolik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
saya sangat bersyukur akhirnya dapat mengetahui kejadian-kejadian penampakan Tuhan Yesus Maupun Bunda Maria seperti penampakan di lourdes,di Fatima dan di Garabendal dan kejadian yang dialami Vasula Rayden.Namun beberapa informasi dan pesen-pesan pada peristiwa penampakan tersebut tidak dapat saya temukan di internet. untuk itu saya mohon informasi yang sebebar-benarnya tentang :
1. Apa saja pesen-pesan Bunda Maria pada penampakan di LOURDES dan di GARABENDAL. Dalam Buku Hidup Sejati Dalam Allah Jilid I yg saya baca, Yesus Berkata kepada Vasula Ryden bahwa Garabendal adalah kelanjutan dari Fatima, dan pesan tersebut harus disebarkan ke dunia
2. Apakan peristiwa yang dialami Vasula Ryden dalam Buku Hidup Sejati Dalam Allah sudah mendapat pengakuan dari Vatikan ? Kalau Sudah Kapan.Kalau belum mengapa ?
3. Mengapa gereja katolik tidak mensosialisasikan secara gencar kepada umat sehubungan dengan pesan2 yg diamanatkan yesus kepada para Santo/Santa meskipun sudah diakui vatikan salah satunya adalah amanat Yesus melalui Santa Vaustin untuk menyebarluaskan Devosi Kerahiman Ilahi (Gambar Yesus Maharahim, Pesta Kerahiman Ilahi, Menghormati Jam Kelahiran Yesus dan rosario Kerahimam Ilahi)
[Dari Katolisitas: pesan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]
Shalom Pak Yadi.
Sebagai tambahan referensi pak, ada buku judulnya “Perempuan dan Naga (penampakan-penampakan Maria)” karangan David Michael Lindsey terbitan Kanisius.
Menurut saya buku ini sangat bagus, buku ini bukan hanya menceritakan penampakan Maria akan tetapi juga tentang maksud Allah dibalik penampakan itu dan peristiwa2 penganiayaan Gereja Katolik yang melatarbelakangi itu semua.
Baca buku ini menjadi sadar bahwa gereja Katolik dari dulu sangat menderita, akan tetapi sungguh ajaib karena hingga saat ini tetap berdiri kokoh seperti yang telah dijanjikan Yesus.
Salam kasih
Adihanapi
Dear tim katolisitas terima kasih atas penjelasan dari katolisitas atas pertanyaan saya tentang “paus”.dengan membaca situs ini maka imanku semakin bertumbuh,saya rasa ini adalah bentuk pekerjaan Roh Kudus untuk mewartakan Kerajaan Allah pada jaman internet sekarang ini.ijinkanlah saya bertanya sekali lagi,menyangkut Paus Fransiskus,sejauh yang saya perhatikan bahwa,paus Fransiskus sudah memiliki kejanggalan-kejanggalan,diantaranya,paus melakukan pembasuhan kaki kepada wanita,pada kunjungannya ke brasil bulan lalu paus meresmikan Salib Bentuk Baru yaitu salib biru pada palang horisontalnya,bagian kanan pada foto terdapat seperti ular yang kepalanya menjulur ke bagian tengah salib persis di kepala Yesus pada Salib Corpus dan ekornya menjulur ke kaki salib.saya merasah aneh dengan melihat salib seperti itu,karena menurut saya salib itu tidak menunjukan Salib korban Yesus yang sebenarnya,mungkin dari tim katolisitas dapat memberikan penjelasan dengan salib baru paus Fransiskus yang ada dengan model ularnya.wahyu pribadi yang saya baca,tidak membuat saya gusar maupun ketakutan dari isi-isi pesanya malahan membuat saya semakin mendekatkan diri kepada Tuhan.bagi saya pribadi dengan adanya peringatan-perintan melalui penampakan Bunda Maria dan Tuhan Yesus,menyadarkan saya agar lebih dekat lagi kepada Tuhan walaupun itu semua telah diajarkan oleh magisterium GK,kitab suci dan tradisi suci,penampakan-penampakan Bunda Maria(lordes,fatima,la sallete,garabandal dsb)justru menghidupkan kembali apa yang telah diajarkan oleh ketiga pilar tersebut,KS,MAGISTERIUM DAN TRADISI SUCI.karena Tuhan telah melihat bahwa kita jaman sekarang sedang tertidur pulas,karena materi,jabatan dan harta,maka Tuhan memberikan peringatan-peringatan.kalau kita mengabaikan,peringatan-peringtan dengan memakai hukum manusia yang berbunyi:wahyu pribadi kita bisa menolak atau percaya,karena tidak menambah apapun dari ke Tiga Pilar,dalam hal ini secara langsung kita menolak Tuhan yang sedang datang kepada kita.Tuhan Yesus berkata,Aku menyertai kamu senantiasa kepada akir jaman(mat 28:20)penampakan-penampakan Bunda Maria dan Tuhan Yesus yang sudah terbukti kebenaranya merupakan salah satu bentuk penyertaan Tuhan.adapun dari pihak gereja sengaja merahasikan pesan-pesan Bunda Maria,misalnya pesan ketiga fatima yang sebagianya masih dirahasiakan hanya imam-imam tertentu saja yang mengetauinya.misalnya nubuat tentang perang dunia ke tiga,yaitu pasukan dengan kekuatan besar akan menyerang eropa dan perang atom akan mulai,tentang tiga hari kegelapan puncak pemurnian dunia,dan kepemimpinan dua orang paus yang satunya benar yang lainya tidak,bunda Maria berkata:pada hari akir itu akan ada dua orang paus yang satunya benar yang lainya tidak,ada persekongkongkolan rahasia(masonerya)yang ingin mendiskriditkan dia,sehingga dia akan mengalami seperti sebuah tawanan maya.maka paus yang tidak benar itu berkuasa dan mau menghancurkan dasar-dasar gereja dan dalam kepemimpinanya gereja akan mengalami kekacauan besar.inilah penggenapan dari nubuat-nubuat itu,marilah kita semua menyelamat ajaran gereja yang sudah berjalan dua ribu tahun,supaya sesuatu yang baru dihadirkan dan sangat menyesatkan kita semua.saya tungguh tanggapan dari tim katolisitas yang selalu memberi tanggapan dengan penuh kasih,persaudaran dan keakraban.
Shalom Peterpaul,
Terima kasih atas dukungan Anda untuk karya kerasulan ini. Menurut saya, kita harus mempercayai kerja Roh Kudus yang telah memilih Paus melalui kardinal. Jadi, ada beberapa hal – tradisi dengan t kecil – yang dapat diubah oleh Paus. Namun Tradisi – dengan T besar – tidak dapat diubah oleh siapapun. Paus Fransiskus telah menerima salib ketika dia berada di Brasil. Salib tersebut terlihat dengan kepala biru, dari depan terlihat siluet dari tubuh Kristus yang tergantung di kayu salib. Ada orang-orang yang menghubungkan salib ini dengan ular, dll. Namun, mereka adalah orang-orang yang sama yang menghubungkan segala simbol di Gereja Katolik dengan simbol-simbol setan. Jadi, janganlah pemikiran-pemikiran yang salah ini mengganggu iman kita.
Iman yang kita yakini tidak dapat berdasarkan wahyu-wahyu pribadi, karena sangat lemah dasarnya. Pertama kita tidak tahu apakah wahyu pribadi tersebut benar atau tidak. Kedua, parameter apa yang dipakai untuk menentukan wahyu pribadi tersebut benar atau tidak. Ketiga, kalau wahyu-wahyu pribadi tersebut bertentangan dengan pengajaran Gereja, maka manakah yang harus diikuti? Kita harus yakin bahwa semua yang penting untuk keselamatan kita sebenarnya telah diberitakan kepada kita melalui wahyu umum, yang terus dijaga secara murni oleh Gereja. Inilah bentuk penyertaan Tuhan yang sesungguhnya, yang akan terus melindungi Gereja-Nya sampai akhir zaman dan tidak akan membiarkan alam maut menguasainya (lih. Mat 16:18). Gereja dari zaman awal sampai nanti akhir zaman, akan senantiasa menyerukan pertobatan, doa dan sakramen, mati raga, dll. Jadi apa yang baru dari wahyu-wahyu pribadi ini selain mengingatkan? Untuk berjaga-jaga? Gereja senantiasa mengingatkan kepada kita untuk senantiasa berjaga-jaga. Jadi, mari kita kembali kepada pondasi iman kita yang benar, yang jauh lebih kokoh daripada wahyu-wahyu pribadi.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Comments are closed.