Pendahuluan
Ada beberapa brosur dari Saksi Yehuwa di dalam bahasa Inggris telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Salah satu dari brosur yang telah diterjemahkan adalah tentang penolakan mereka terhadap Trinitas, di mana mereka mencoba untuk menunjukkan bahwa Trinitas hanyalah karangan orang Kristen belaka yang tidak mempunyai dasar yang kuat dari Alkitab, Bapa Gereja, maupun dari para teolog. Untuk mencapai tujuan mereka, maka mereka mencoba mengambil berbagai sumber, baik dari ensiklopedia Katolik, ensiklopedia Alkitab, para Bapa Gereja, para teolog Katolik maupun non-Katolik. Namun, yang membuat saya kecewa dan sedih dengan metode mereka adalah karena mereka sengaja mengutip sebagian kecil – satu atau dua kalimat – dari sumber-sumber di atas untuk mendukung doktrin mereka tanpa melihat konteks dari dokumen yang ada. Dengan demikian, seolah-olah sumber-sumber tersebut menyatakan bahwa doktrin Trinitas tidak mempunyai dasar yang kuat atau seolah-olah para teolog yang mereka kutip mendukung ajaran bahwa Trinitas adalah ajaran yang tidak mendasar. Namun kalau kita melihat kutipan secara keseluruhan, maka hal ini tidaklah benar.
Kalau mereka benar-benar membaca sumber-sumber tersebut dengan teliti, maka mereka akan menyadari bahwa sumber-sumber tersebut percaya bahwa pengajaran tentang Trinitas, adalah suatu doktrin yang benar. Kalau mereka membaca dengan teliti akan sumber-sumber tersebut dan tetap memberikan kesimpulan yang mendukung doktrin mereka (tidak percaya akan Trinitas), maka ini adalah suatu perbuatan yang tidak jujur. Ketidakjujuran ini terlihat dari pengutipan sumber-sumber yang tidak disertai dengan standar pengutipan, tanpa halaman, sehingga akan sangat sulit bagi pembaca yang ingin mengecek kebenaran tersebut.
Artikel ini akan mencoba menelusuri sumber-sumber yang digunakan dalam brosur Saksi Yehuwa dan melihat konteks secara keseluruhan dari sumber-sumber yang diberikan, sehingga terlihat secara jelas bahwa beberapa sumber yang dikutip percaya akan doktrin Trinitas. Alur dari artikel ini akan mengikuti alur dari brosur Saksi Yehuwa. Secara bertahap artikel ini akan menjawab keberatan-keberatan mereka mengenai ajaran Trintas. Mari sekarang kita menganalisanya satu-persatu.
Untuk mempermudah pembahasan, maka saya akan membedakan warna tulisannya: kutipan dari brosur Saksi Yehuwa saya beri warna biru, dan kutipan selengkapnya saya beri warna hitam atau merah untuk memberikan penekanan.
I. Di Luar Jangkauan Akal Manusia
Brosur dari Saksi Yehuwa di bagian ini mencoba untuk memberikan suatu persepsi bahwa ada begitu banyak kebingungan di dalam kalangan gereja tentang Trinitas, yang kemudian disimpulkan bahwa Trinitas tidak dapat dimengerti, karena di luar jangkauan akal manusia. Mereka mencoba untuk mengutip beberapa sumber tanpa melihat konteks keseluruhan dari sumber yang dikutip. Namun, kalau kita mau membaca masing-masing kutipan secara keseluruhan, dalam keterbatan pemikiran manusia, para teolog mencoba untuk mengerti kehidupan pribadi Allah, yaitu Allah yang satu dalam tiga Pribadi. Dan pembahasan para teolog berdasarkan wahyu Allah sendiri, yaitu Kitab Suci dan filosofi. Wahyu Allah ini tidaklah bertentangan dengan akal budi, yang terbukti bagaimana para teolog memberikan penjelasan Trinitas dengan menggunakan filosofi. Mari kita melihat satu-persatu dari kutipan-kutipan yang diambil oleh Saksi Yehuwa:
1) Dikatakan “KEBINGUNGAN ini tersebar luas. The Encyclopedia Americana mengatakan bahwa Tritunggal dianggap “di luar jangkauan akal manusia.”
a) Kalimat lengkapnya adalah sebagai berikut “Hal ini [doktrin Trinitas] dipercaya, walaupun doktrin tersebut adalah di luar jangkauan akal manusia, seperti banyak formula-formula di dalam ilmu fisik, bukanlah berlawanan dengan akal dan dapat dimengerti (walaupun mungkin tidak dapat dipahami) dengan akal manusia” (Encyclopedia Americana, Trinity, hal.116).
Kalau orang membaca sekilas kutipan dari mereka, yang hanya mengutip penggalan kalimat “di luar jangkauan akal manusia“, maka seolah-olah Trinitas menjadi tidak mungkin dipahami sama sekali dan oleh karena itu adalah salah. Namun, bukan itu yang dikatakan oleh Encyclopedia Americana. Dalam ensiklopedia ini dikatakan bahwa walaupun mungkin Trinitas sulit dipahami dengan akal manusia, sama seperti teori-teori dalam ilmu fisik, namun Trinitas bukanlah bertentangan dengan akal manusia. Untuk itu, silakan membaca artikel tentang Trinitas di sini (silakan klik).
Bahwa memang doktrin Trinitas sulit dimengerti adalah sesuatu yang dapat diterima, karena dalam merangkan tentang Trinitas, kita mencoba mengungkapkan kehidupan Pribadi Allah. Siapakah manusia yang dapat mengerti secara persis kehidupan Pribadi Allah? Tanpa wahyu Ilahi, terutama dalam Perjanjian Baru, akan sulit untuk mencapai pengetahuan bahwa Allah adalah satu Substansi (substance) dalam tiga Pribadi (person). Namun, bukan berarti Trinitas sama sekali tidak dapat dimengerti oleh pemikiran manusia, apalagi dengan sumber wahyu Ilahi. Silakan membaca artikel tersebut untuk melihat pembahasan lebih detail tentang Trinitas.
2) Dikatakan “Banyak orang yang menerima Tritunggal menganggapnya demikian. Monsignor Eugene Clark berkata: “Allah itu satu, dan Allah itu tiga. Karena tidak ada ciptaan yang seperti ini, kita tidak dapat mengertinya, tetapi menerimanya saja.”
a) Saya tidak dapat menemukan sumber dari kutipan ini. Namun, mari kita melihat apa yang dikatakan oleh Monsignor Eugene Clark, kalau benar dia benar-benar mengatakan kalimat tersebut. Allah itu satu dalam substansi dan Allah itu tiga dalam pribadi. Dalam artikel Trinitas di sini (silakan klik), dituliskan:
Mari kita lihat pada diri kita sendiri. ‘Substansi’ (kadang diterjemahkan sebagai hakekat/ kodrat) dari diri kita adalah ‘manusia’. Kodrat sebagai manusia ini adalah sama untuk semua orang. Tetapi jika kita menyebut ‘pribadi’ maka kita tidak dapat menyamakan orang yang satu dengan yang lain, karena setiap pribadi itu adalah unik. Dalam bahasa sehari-hari, pribadi kita masing-masing diwakili oleh kata ‘aku’ (atau ‘I’ dalam bahasa Inggris), di mana ‘aku’ yang satu berbeda dengan ‘aku’ yang lain. Sedangkan, substansi/ hakekat kita diwakili dengan kata ‘manusia’ (atau ‘human’). Analogi yang paling mirip (walaupun tentu tak sepenuhnya menjelaskan misteri Allah ini) adalah kesatuan antara jiwa dan tubuh dalam diri kita. Tanpa jiwa, kita bukan manusia, tanpa tubuh, kita juga bukan manusia. Kesatuan antara jiwa dan tubuh kita membentuk hakekat kita sebagai manusia, dan dengan sifat-sifat tertentu membentuk kita sebagai pribadi.
Dengan prinsip yang sama, maka di dalam Trinitas, substansi/hakekat yang ada adalah satu, yaitu Tuhan, sedangkan di dalam kesatuan tersebut terdapat tiga Pribadi: ada tiga ‘Aku’, yaitu Bapa. Putera dan Roh Kudus. Tiga pribadi manusia tidak dapat menyamai makna Trinitas, karena hakekat ketiga manusia itu tidak persis sama sempurna, sedangkan pada ketiga Pribadi Allah yang Maha Sempurna, hakekat-Nya adalah sempurna, sehingga ketiganya membentuk kesatuan yang sempurna. Yang membedakan Pribadi yang satu dengan yang lainnya hanyalah terletak dalam hal hubungan timbal balik antara ketiganya.
b) Dengan pembedaaan antara substansi (whatness) dan pribadi (who), maka kita dapat menerima bahwa Allah itu satu (substansi) namun tiga (Pribadi). Sesuatu dikatakan bertentangan kalau “sesuatu adalah “ya” dan “tidak” dalam waktu yang sama dan dengan cara yang sama“. Karena satu dan tiga dalam Trinitas bukanlah hal yang sama – karena merujuk pada Substansi dan Pribadi – maka pernyataan tersebut tidaklah salah.
c) Perkataan “kita tidak dapat mengertinya“, bukan berarti bahwa Trinitas bertentangan dengan akal budi, sama seperti kadang kala kita tidak mengerti teori-teori fisika. Namun bukan berarti bahwa kalau kita tidak mengerti maka hal tersebut salah. Kalau demikian prinsipnya, maka kebenaran menjadi sesuatu yang relatif, karena dasarnya adalah menjadi sesuatu yang relatif, yaitu berdasarkan pengertian kita masing-masing. Kalau dikatakan “tetapi menerimanya saja”, bukan berarti bahwa kita menerima doktrin Trinitas secara membabi buta. Kita menerima doktrin Trinitas, karena memang tidak bertentangan dengan akal budi. Yang lebih penting lagi, karena hal tersebut diwahyukan oleh Tuhan sendiri. Karena Tuhan tidak mungkin berbohong, maka Tuhan senantiasa menyampaikan kebenaran. Dengan demikian, adalah sesuatu yang bijak kalau kita menerima kebenaran wahyu Ilahi.
3) Dikatakan “Kardinal John O’Connor berkata: “Kami tahu ini suatu misteri yang sangat dalam, yang sama sekali tidak kita mengerti.””
Kembali, kutipan mereka tidak disertai dengan sumber yang memadai sehingga sulit untuk mencari kebenarannya. Apakah benar Kardinal John O’Connor mengatakan demikian? Apakah dengan perkataaannya, maka dia tidak perlu lagi berkotbah tentang Trinitas, karena Trinitas adalah misteri yang sangat dalam dan sama sekali tidak kita mengerti? Saya mengundang pembaca untuk membandingkannya sendiri:
a) Dalam kotbahnya “Pastoral Reflections on the Holy Sacrifice of the Mass” (silakan klik), dia mengatakan “The reality is that everything the Church teaches rises or falls on the basis of both who Jesus is and who he said he is. If he is not the Son of the Living God; if he is not the Second Person of the Blessed Trinity, equal to the Father and to the Holy Spirit; if he did not become man; if he did not suffer and die for us; if he did not rise from the dead, then everything the Church teaches, everything we believe, is vain and empty, “a tale told by an idiot,” as Shakespeare’s Macbeth calls life itself, “filled with sound and fury, signifying nothing.“
b) Dalam kotbahnya “Trinity Sunday” (silakan klik), dia memberikan sub-judul “Sebuah homili tentang misteri iman dimana banyak orang telah meninggal karena mempertahankannya” Apakah orang yang sama (Kardinal John O’Connor) dapat mengatakan “Trinitas adalah misteri yang sangat dalam dan sama sekali tidak kita mengerti? tanpa penjelasan lebih lanjut?
Di kotbah tersebut, dia mengatakan “So it is with all of the things in this world. We choose the movies we go to. We choose our friends. This is understandable because we are human beings. But we are created for eternal life. So to think that the life of God does not matter, to think that all that matters is what this world has to teach us, all that matters is what we can measure, what we can see, what we can hear, would be a denial of our own being. We are social beings. We are made to live in harmony with others. Nations are made to live in harmony with others. Why? Because we are told we are made in the image and likeness of God. But God is a Trinity, with the three persons, Father, Son and Holy Spirit, living in perfect harmony, unable to be separated from one another but distinct from one another. Do I understand that? Not for a tenth of a second. But at least I have a sense of what Christ taught, and it was of infinite importance to him because he suffered and died for it. Consequently, it has to be important to me. It has to be important to us as Catholics.“
Lebih lanjut, Kardinal mengatakan “We can not pick and choose. We can not say about the teaching on the Trinity, the Father, the Son and the Holy Spirit, “Who understands it? What is its importance? Is it going to bring me my lunch today? Is it going to affect my daily life?” We can not simply pick and choose, most especially we are talking about the bedrock of our faith.“
Ini berarti, Kardinal sendiri mengatakan bahwa walaupun sulit untuk mengerti Trinitas, namun tidak berarti bahwa sama sekali tidak dapat dimengerti oleh akal budi manusia, dan terutama karena Trinitas adalah dasar iman Katolik, maka umat Katolik harus belajar untuk mengerti misteri ini dengan baik.
4) Dikatakan “Dan Paus Yohanes Paulus II berkata mengenai “misteri yang tidak dapat dimengerti tentang Allah Tritunggal.””
a) Kembali, mereka tidak memberikan sumber yang memadai. Kalau saya mencari dengan alat pencarian, Paus Yohanes Paulus II, di dalam dokumen Gereja mengutip kata “Trinitas” sebanyak 113 kali. Dan di dalam homilinya, beliau mengutip kata “Trinitas” sebanyak 263 kali.
b) Dalam Apostolik Letter “Tertio Millennio Adveniente” paragraf 1, dia mengatakan “1. AS THE THIRD MILLENNIUM of the new era draws near, our thoughts turn spontaneously to the words of the Apostle Paul: “When the fullness of time had come, God sent forth his Son, born of woman” (Gal 4:4). The fullness of time coincides with the mystery of the Incarnation of the Word, of the Son who is of one being with the Father, and with the mystery of the Redemption of the world. In this passage, St. Paul emphasizes that the on of God was born of woman, born under the Law, and came into the world in order to redeem all who were under the Law, so that they might receive adoption as sons and daughters. And he adds: “Because you are sons, God has sent the Spirit of his Son into our hearts, crying ‘Abba! Father!'” His conclusion is truly comforting: “So through God you are no longer a slave but a son, and if a son then an heir” (Gal 4:6-7).
Paul’s presentation of the mystery of the Incarnation contains the revelation of the mystery of the Trinity and the continuation of the Son’s mission in the mission of the Holy Spirit. The Incarnation of the Son of God, his conception and birth, is the prerequisite for the sending of the Holy Spirit. This text of St. Paul thus allows the fullness of the mystery of the Redemptive Incarnation to shine forth.“
c) Pada tanggal 30 Desember 1988 dalam kotbahnya “FEAST OF THE HOLY FAMILY, The family on mission is a reflection of the mission
of the Holy Trinity” dia mengatakan:
“We are in the Christmas season. In this period we relive in faith the great divine mystery, the mystery of the Holy Trinity on mission. It was known, and is confirmed, that God is one and unique. We can also accept what Paul said when he spoke on the Areopagus, that God is that absolute, that spiritual being in whom we live, and move, and have our being. However, the profound reality of the Triune God: Father, Son and Holy Spirit, was not known before, and is still accepted by many with difficulty. It is precisely he, the Triune God, in whom we live, and move, and have our being. He, Trinity on mission, is not only an absolute being, supreme over all, but it is the Father in his infinite, inscrutable reality, who generates, generates from eternity without beginning his Word. With his Word he lives the ineffable mystery of Love, which is a Person, not merely an affection, not merely an interpersonal relationship; it is a Person Spirit, the spiration of Love.“
d) Dan masih begitu banyak kutipan dan pengajaran tentang Trinitas dari Paus Yohanes Paulus II. Apakah dengan demikian kata Trinitas yang dikutipnya sebanyak hampir 300 kali dalam dokumen dan kotbahnya sama sekali tidak dimengerti dan tidak dapat diterangkan?
5) Dikatakan “A Dictionary of Religious Knowledge berkata: “Tepatnya apa doktrin itu, atau bagaimana hal itu harus dijelaskan, para penganut Tritunggal pun tidak mencapai kata sepakat di antara mereka sendiri.””
a) Kalau kita melihat dalam konteks, maka dalam kutipan tersebut dikatakan “Namun demikian, adalah sesuatu yang pasti, bahwa dari masa apostolik, mereka telah menyembah Allah Bapa, Putera, dan Roh Kudus, menyebut mereka [Trinitas] di dalam doa mereka, dan memasukkan mereka [Trinitas] dalam doksologi mereka.” …. Tepatnya apa doktrin itu, atau bagaimana hal itu harus dijelaskan, para penganut Tritunggal pun tidak mencapai kata sepakat di antara mereka sendiri.”…secara penuh. Alkitab mempresentasikan Tuhan kepada kita sebagai Bapa, Putera dan Roh Kudus. Alkitab mempresentasikan mereka [pribadi di dalam Trinitas] sebagai pribadi yang mempunyai derajat yang sama, yang layak untuk mendapatkan penghormatan, kasih, dan kesetiaan tertinggi dari kita. “Adalah tidak mungkin bagi akal manusia untuk mengerti kodrat Ilahi ” (A Dictionary of Religious Knowledge”, Lyman Abbott, 1875, p. 944, as quoted in, Should you believe the Trinity?, Watchtower publication)“
b) Dalam buku yang sama juga disebutkan suatu kepastian bahwa jemaat awal telah menyembah Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus. Dan juga Alkitab mempresentasikan Tiga Pribadi dengan derajat yang sama. Dengan demikian, adalah suatu kenyataan bahwa pada masa apostolik, mereka telah mengimani Trinitas. Dan adalah wajar, kalau pada masa-masa awal, sebelum Trinitas mendapatkan definisi yang resmi, maka ada orang-orang yang mencoba mendefinisikan secara tidak persis, sehingga timbul banyak kesalahpahaman. Namun, kalau ada kesalahpamahan, bukan berarti bahwa doktrin tersebut adalah tidak benar.
6) Dikatakan di dalam brosur tersebut “Maka, kita dapat mengerti mengapa New Catholic Encyclopedia berkata: “Hanya sedikit diantara guru-guru teologi Tritunggal di seminari-seminari Katolik Roma yang pada suatu waktu tidak dipojokkan oleh pertanyaan, ‘Tetapi bagaimana kita akan berkhotbah tentang Tritunggal?’ Dan jika pertanyaan itu merupakan gejala kebingungan di pihak para siswa, kemungkinan hal itu juga merupakan gejala kebingungan yang serupa di pihak guru-guru mereka.””
a) Kembali, sumber kutipan tidak disebutkan secara terperinci. Kalau dikatakan bahwa ada banyak murid yang bertanya tentang bagaimana cara berkotbah tentang Trinitas, maka hal tersebut bukanlah sesuatu yang salah. Pertama, karena memang doktrin ini mempunyai suatu kompleksitas tersendiri, namun bukanlah sesuatu yang tidak mungkin diterangkan. Sama seperti banyak murid yang bertanya kepada professornya bagaimana untuk menerangkan quantum mechanics. Apakah kalau sulit diterangkan, maka quantum mechanics tidak benar? Apakah kalau seseorang sulit menerangkan Trinitas, maka ajaran ini dianggap tidak benar? Apalagi kalau ajaran ini didukung oleh wahyu Allah dan juga para jemaat Kristen yang percaya akan ajaran ini dari generasi ke generasi. Tulisan Bapa Gereja dan konsili-konsili dari waktu ke waktu mengajarkan doktrin Trinitas secara terus menerus.
b) Kesimpulan yang menyatakan bahwa kebingungan para siswa menjadi juga kebingungan yang serupa di pihak guru-guru mereka adalah logika yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Terapkan ini pada pelajaran quantum mechanics, kalau para murid bingung, maka artinya professornya bingung. Kebingungan para murid tentang Trinitas, memang dikarenakan kedalaman misteri dari Trinitas atau Tritunggal Maha Kudus. Namun, bukan berarti kedalaman misteri ini bertentangan dengan akal budi dan sama sekali tidak dapat diterangkan dengan menggunakan bukti-bukti dari wahyu Allah dan filosofi.
c) Lebih lanjut dalam point yang sama, dikatakan “Kebenaran dari pernyataan di atas dapat dibuktikan dengan mengunjungi suatu perpustakaan dan memeriksa buku-buku yang mendukung Tritunggal. Tak terhitung banyaknya halaman yang ditulis dalam upaya untuk menjelaskannya. Namun, setelah bersusah payah memeriksa istilah-istilah teologi yang membingungkan dan penjelasannya, para peneliti masih tetap tidak puas.“
Kalau saya menggunakan logika yang sama, maka saya dapat mengatakan karena di perpustakaan begitu banyak buku yang membahas tentang “cinta” dan dari koleksi jaman tertua sampai jaman modern, para pakar cinta mempunyai begitu banyak definisi dan banyak yang tidak setuju akan definisi cinta, maka banyak pakar yang memakai istilah-istilah filosofi yang membingungkan, yang pada akhirnya tidak memberikan kejelasan kepada semua orang. Oleh karena itu, dapat disimpulkan “cinta” itu tidak ada. Silakan menilai sendiri argumentasi ini.
Fakta bahwa cinta itu ada tidaklah dapat dipungkiri. Namun, bahwa sulit untuk mendefinisikan cinta, bukan berarti menghapuskan keberadaan cinta itu sendiri. Bahwa Trinitas adalah wahyu Allah tidaklah dapat dipungkiri, yang didukung dengan Alkitab, tulisan jemaat perdana, konsili-konsili. Bahwa sulit untuk menjelaskannya, tidak mengaburkan kebenaran ini, namun hanya menyadarkan kita bahwa Trinitas memang suatu misteri Allah, yang walaupun sulit dimengerti tetapi tidak bertentangan dengan akal budi.
7) Dikatakan “Mengenai ini, imam Yesuit Joseph Bracken mengatakan dalam bukunya What Are They Saying About the Trinity?: “Para imam yang dengan cukup banyak upaya telah mempelajari…Tritunggal selama tahun-tahun mereka di seminari tentu saja ragu-ragu untuk menyampaikannya kepada jemaah mereka dari mimbar, bahkan pada hari Minggu. Tritunggal… Untuk apa seseorang akan membuat umatnya bosan dengan sesuatu yang pada akhirnya pun tidak akan mereka mengerti dengan benar?”
a) Kalau kita melihat kutipan seluruhnya adalah “Para imam yang dengan cukup banyak upaya telah mempelajari penjelasan tomistik (diambil dari St. Thomas Aquinas, yang menggabungkan antara filosofi dan teologi) dari Trinitas selama tahun-tahun mereka di seminari ….dstnya.” Jadi, imam Yesuit tersebut tidak mengatakan bahwa penjelasan Trinitas tidak perlu untuk dipelajari yang menimbulkan kebingungan umat. Yang ingin disoroti oleh penulis ini adalah salah satu metode untuk menerangkan Trinitas dengan presisi, dengan menggunakan metode St. Thomas Aquinas, memang tidak mudah dimengerti. Hal ini dapat dimaklumi, karena semakin presisi suatu penjelasan, maka semakin dibutuhkan definisi-definisi yang tepat, seperti: hakekat (substance), pribadi (person), appropriation, dll. Bandingkan seseorang yang mencoba untuk menerangkan tentang quantum mechanics atau suatu teori kimia kepada orang awam. Kalau diinginkan menerangkan dengan dalam, maka dibutuhkan definisi-definisi dari disiplin ilmu tersebut (seperti rumus kimia dalam disiplin ilmu kimia), yang harus diakui tidak semua orang tahu.
b) Dilanjutkan “Ia juga berkata: “Tritunggal adalah soal kepercayaan formal, namun hal itu hanya sedikit atau tidak [berpengaruh] dalam kehidupan dan ibadat Kristen sehari-hari.” Meskipun demikian, ini adalah “doktrin utama” dari gereja-gereja!“
Saya belum mengecek konteks dari kutipan ini. Namun, sebuah doktrin yang tidak mempunyai pengaruh kepada kehidupan dan ibadah adalah bukan sebuah doktrin. Kepercayaan akan suatu doktrin berpengaruh terhadap kehidupan, karena berdasarkan doktrin-doktrin yang dipercayai, maka seseorang berpegang pada nilai-nilai moral. Dan liturgi adalah merupakan bagaimana orang yang percaya akan doktrin tertentu mengekspresikannya dalam bentuk liturgi atau bagaimana umat tersebut merayakan apa yang dipercayainya. Kalau mau meneliti lebih jauh, kita dapat melihat pengaruh doktrin Trinitas terhadap penerapan kasih, terhadap perkawinan, terhadap hubungan suami-istri dan anak-anak. Dan kalau kita meneliti dalam liturgi, maka kita akan melihat bagaimana dalam setiap bagian di dalam Misa Kudus, kita melihat unsur-unsur Trinitas disebutkan secara tidak langsung maupun langsung. Justru karena Trinitas adalah doktrin utama Gereja, maka pengajaran ini mewarnai kehidupan moral, spiritual, doa, liturgi, dll.
8) Dikatakan “Teolog Katolik Hans Kung menyatakan dalam bukunya Christianity and the World Religions bahwa Tritunggal merupakan satu alasan mengapa gereja-gereja tidak berhasil membuat kemajuan yang berarti di kalangan orang bukan Kristen. Ia berkata: “Bahkan orang Muslim yang terpelajar, sama sekali tidak dapat mengerti, sebagaimana juga orang-orang Yahudi sebegitu jauh tidak dapat memahami, gagasan mengenai Tritunggal… Perbedaan yang dibuat oleh doktrin Tritunggal antara satu Allah dan tiga hypostase [zat] tidak memuaskan orang Muslim, yang bukannya merasa mendapat penjelasan, tetapi justru merasa bingung, oleh istilah-istilah teologi yang berasal dari bahasa Syria, Yunani, dan Latin.”
a) Pengarang yang sama juga mengatakan “Namun, bagi gereja Kristen, permasalahan utama bergeser, sepanjang sejarah, kepada pribadi Yesus dan relasinya dengan Allah. Dan kontroversi antara Kekristenan dan Islam tetap terkonsentrasi seluruhnya pada masalah ini. Sampai sekarang, keberatan utama umat Kristen adalah bahwa Islam menolak dua hal utama, dogma kekristenan yang saling berhubungan, yaitu: Trinitas dan Inkarnasi” (Kung, Hans, Christianity and the World Religions, p112)
b) Dari kutipan tersebut, Hans Kung menyadari bahwa memang ada perbedaan mendasar antara Kekristenan dan Islam, yaitu tentang doktrin: Trinitas dan Inkarnasi. Namun, perbedaan tersebut, bukan berarti dapat disimpulkan bahwa doktrin Trinitas dan Inkarnasi adalah tidak benar. Bukan berarti kalau seseorang tidak dapat menangkap doktrin Trinitas, maka pengajaran Trinitas-nya yang salah.
c) Fakta bahwa Gereja tidak pernah berubah dalam mewartakan doktrin Trinitas, walaupun ditentang oleh agama lain dan juga menghambat kemajuan yang berarti di kalangan bukan Kristen (sesuai dengan apa yang disebutkan di dalam brosur tersebut), maka dapat disimpulkan bahwa ajaran tersebut memang sedari awal dipercaya dan benar, sehingga Gereja tidak dapat merubahnya demi perkembangan Gereja dan bertambahnya jumlah umat. Kebenaran dari suatu doktrin bukanlah dilihat apakah suatu kebenaran dapat memuaskan banyak kalangan. Tidak menjadi masalah kalau banyak kalangan tidak puas atau tidak mengerti, karena kebenaran tetaplah suatu kebenaran. Yang memang menjadi tantangan adalah bagaimana untuk menerangkan kebenaran ini, sehingga orang dapat mengerti.
d) Kemudian disebutkan dalam buku yang sama “Mengapa seseorang ingin menambahkan sesuatu kepada gagasan mengenai keesaan dan keunikan Allah yang hanya dapat mengencerkan atau meniadakan keesaan dan keunikan itu?” Saya belum dapat mengkonfirmasi kebenaran kutipan ini. Namun, kalau seseorang ingin mempresentasikan apa yang benar-benar diajarkan oleh Gereja Katolik, maka seseorang harus mengambil dokumen resmi dari Gereja Katolik. Untuk mengambil tulisan dari Hans Kung dan kemudian memberikan pernyataan bahwa tulisannya adalah pernyataan resmi dari Gereja Katolik adalah suatu kekeliruan. Hans Kung sendiri telah dilarang untuk mengajar dalam kapasitasnya sebagai teolog Katolik di universitas Tubigen sejak tahun 1979. Dan terhadap bukunya “In Being a Christian“, Konferensi uskup German memberikan pernyataan “Therefore the Bishops, because of their duty of bearing witness and defending the true faith, must point out and declare that the book Being a Christian, in the points dealt with here for the sake of example, cannot be considered an adequate presentation of the Catholic faith.” (sumber: silakan klik)
Di atas adalah bagian pertama dari upaya untuk menjawab klaim dari Saksi Yehuwa yang mengklaim bahwa ajaran Trinitas adalah tidak benar. Dari kutipan-kutipan di atas, maka terlihat bahwa cara mereka mengutip suatu tulisan dilakukan dengan tidak jujur dan tidak memenuhi standar akademik, sehingga sulit bagi seseorang untuk mengecek kebenaran dari kutipan-kutipan tersebut. Dan cara ini dilakukan pada bagian-bagian yang lain dari tulisan tentang Trinitas.
Bagian satu ini akan dilanjutkan dengan bagian-bagian yang lain, yang akan mengupas dan menanggapi brosur yang diberikan oleh Saksi Yehuwa.
Selamat sore
Ijin ikut nimbrung.
Untuk menjelaskan mengenai trinitas, Bapak membuat analogi tentang manusia, yaitu antara yang substansi dan yang pribadi. Membedakan antara whatnes dengan who. Dengan prinsip tersebut Bapak bermaksud memberi gambaran yang sederhana mengenai prinsip trinitas. Tetapi, menurut saya penjelasan Bapak tetap membingungkan, dah bahkan membuat konsep Tuhan menjadi sebatas ide, tidak nyata. Mengapa?untuk memperjelas argumentasi saya, berikut narasinya.
1. Adakah manusia itu, selain masing-masing pribadi?..selain si A,si B, si C dll. Adakah kucing itu?..selain kucingku, kucingmu,dll. Adakah pohon itu nyata?..selain yang ada hanya pohon jambu, pohon rambutan, dll. Baik manusia,kucing,maupun pohon sebenarnya tidak ada di dunia nyata. Melainkan hanya ada di dunia Ide. Yang nyata, adalah aku, kamu,dia dan setiap masing-masing pribadi. Begitu juga tentang kucing, maupu pohon.
Nah, konsekuensinya jika Bapak menggunakan analogi ini. Maka dapat saya simpulkan bahwa mengenai substansi Tuhan yang Bapak maksud itu tidak nyata, hanya di dunia Ide. Yang nyata mengenai Tuhan dalam keyakinan Bapak, jadinya adalah tiga: Tuhan Bapa, Yesus, dan Roh Kudus.
Jika konsisten dengan analogi yang Bapak buat, maka begitu seharusnya. Tidak ada trinitas, melainkan memang ada tiga Tuhan dalam keyakinan bapak.
2. Barangkali Bapak bisa berdalih, bahwa Tuhan memiliki substansi yang berbeda dengan makhluknya, dengan manusia. Sehingga melalui konsep bapak itu,akhirnya menjadi memungkinkan diterimanya logika trinitas menurut Bapak.
Tetapi ingat, bahwa kontruksi konsep Tuhan yang bapak buat nanti, menurut saya tetap tidak memiliki alasan logis yang bisa diterima semua sejauh sumbernya hanya kemampuan membuat abstraksi, dan tidak memiliki metode ilmiah untuk memvalidasinya.
Tuhan dan manusia memiliki substansi yang berbeda. Substansi tentang manusia dapat dirumuskan menjadi sebuah definisi, karena manusia dapat ditemui dan di ketahui. sedangkan substansi Tuhan tentu berbeda, karena Tuhan tak dapat ditemukan dan diketahui secara nyata. Kesimpulanya, menganggap Yesus memiliki substansi Tuhan jelas tak berdasar, karena substansi dari Tuhan (yang entitasnya tak diketahui) tentu tak dapat disematkan kepada yesus yang manusia.
Yang nyata, yesus itu manusia karena memiliki substansi sebagai manusia, dan tentu bukan Tuhan karena Tuhan tak dapat diketahui sehingga konsekuensi logisnya, kita tidak memiliki definisi yang pasti mengenai Dia.
Salam.
Shalom Hadi,
Terima kasih atas komentar Anda. Sebenarnya, kalau kita mau meneliti lebih dalam tentang kemampuan manusia, maka kita dapat melihat bahwa manusia mampu untuk mengambil satu benda dan memasukkannya ke dalam pikiran manusia. Manusia mampu mengambil universality dari benda tersebut, tanpa memasukkan material dari benda tersebut. Universality ini bukanlah sesuatu yang sama sekali tidak mempunyai korelasi dengan kenyataan, bahkan justru berkorelasi dengan kenyataan. Sebagai contoh, ketika manusia melihat kucing dalam berbagai bentuk dan warna, maka dia dapat mengatakan bahwa yang dia lihat adalah kucing, walaupun yang dia lihat adalah kucing dalam berbagai bentuk dan warna. Kebenaran ini adalah sesuatu yang hakiki, di mana gambaran manusia terhadap universality terhadap satu obyek, ternyata merujuk pada satu kenyataan yang memang ada di dunia yang nyata. Jadi, universality yang ada di dalam akal budi manusia sesungguhnya bukanlah sebatas ide yang tanpa ada rujukan pada dunia nyata. Kalau kita membatasi sesuatu yang nyata hanyalah pada dunia materi, maka sesungguhnya kita justru membatasi banyak hal yang nyata walaupun tidak dapat ditangkap secara material, seperti: kasih, keindahan, kebaikan, dll.
Kembali kepada diskusi tentang Trinitas dengan segala penjelasan substansi dan pribadi. Mau kita percaya Trinitas (satu Tuhan dalam tiga Pribadi) atau tidak (satu Tuhan dalam satu Pribadi), keduanya tetap mempunyai dimensi misteri. Hal ini disebabkan karena yang kita coba terangkan adalah Allah yang melebihi segala akal budi manusia. Bagaimana umat Katolik mempercayai Trinitas? Dari wahyu Allah. Apakah hal ini bertentangan dengan akal budi? Tidak, walaupun akal budi tidak dapat menerangkan Trinitas secara total. Namun, hal ini juga berlaku untuk orang yang percaya satu Tuhan dalam satu Pribadi.
Kodrat Yesus memang salah satunya adalah manusia, karena Dia menunjukkan kodrat sebagai manusia – yang mempunyai jiwa dan tubuh. Namun, kita tidak dapat menyangkal adalah kodrat Allah dari Yesus, karena walaupun tidak dapat ditunjukkan secara kasat mata, namun kita dapat melihat efek yang merefleksikan penyebab. Kalau Yesus menunjukkan bahwa Dia dapat mengampuni dosa dan membuat hukum dalam nama-Nya sendiri, maka kodrat apakah ini, kecuali menunjukkan Tuhan sendiri yang dapat mengampuni dosa manusia? Silakan melihat artikel tentang kodrat Yesus yang sungguh Allah dan sungguh manusia di sini – silakan klik. Semoga jawaban singkat ini dapat memberikan penjelasan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Salam Dalam kasih Tuhan Yesus Pak Stef,
Tentang para SY saya juga beberapa kali didatangi olah mereka, ada yang kembali lagi tetapi kebanyakan tidak. Dan mereka juga sering menjadi agak emosi setelah merasa gagal untuk meyakinkan saya tentang apa yang mereka sebut “Kristen sejati” menurut versi mereka itu. Tetapi yang kebanyakan adalah biasanya saya agak segan meladeni mereka dan saya tolak dengan cara halus.
Tetapi ada kejadian yang yang agak merisaukan saya adalah pada suatu saat saya sedang berdiri di luar rumah, mereka mendatangi saya dan tanpa mempertanyakan agama saya segera saja mereka ber bla-bla-bla tentang siapa itu Allah. Bukan hal itu yang membuat saya risau tapi adalah bahwa mereka tanpa pandang bulu menyebarkan ajaran itu. Mereka sama sekali tidak bertanya apa agama saya, malah saya yang menyatakan bahwa saya Katolik. Saya jadi berpikir bagaimana nasib mereka bila kebetulan yang mereka ajak bicara itu adalah umat muslim dari aliran yang keras misalnya ? Karena mereka memperkenalkan diri sebagai Kristen . Saya bahkan sampai memperingatkan hal ini kepada mereka ( saat itu yang datang adalah dua orang wanita yg cukup cantik ) saya peringatkan demi keselamatan mereka sendiri, saya katakan bagaimana bila saya adalah muslim beraliran fanatik ? atau saya adalah orang jahat yang berpikiran cabul ? bisa2 saja saya berpura2 menerima dengan baik agar mereka masuk kerumah, lalu berbuat yang jahat thdp mereka ? Saya katakan atasan anda atau siapapun yang menyuruh anda itu, mereka menaruh anda dalam situasi yang sangat berbahaya .
Ini sekedar berbagi pengalaman saya tentang mereka para Saksi Yehuwa yang giat berkeliling itu.
Terima kasih atas pencerahan2 dari Tim Katolisitas, saya jadi lebih merasa beruntung bahwa saya adalah salah satu yang percaya Tuhan Yesus Kristus dibawah bimbingan Iman Gereja Katolik.
Tuhan memberkati.
[dari katolisitas: Kita dapat mencontoh semangat mereka untuk mewartakan kabar gembira, namun kita harus melakukannya dengan bijaksana]
Setelah membaca semua penjelasan dari Bapak Stef, aku semakin memahami arti dari Tritunggal. Trims katolitas Tuhan memberkati.
membaca sekilas tulisan/jawaban/tanggapan sdr Budi Halasan, kok ada kesan bahwa beliau kurang santun. Bapak Stef sudah menjawab dengan baik dan sabar, namun saudara Budi H menggunakan kata “kamu” terhadap bpk Stef. Menurut saya itu sangat tidak sopan di forum seperti ini. alangkah baik menggunakan kata “Anda” atau “Bapak” atau “saudara”. Itu dari sisi bahasa.
dari sisi isi semua jawaban saudara Budi juga tidak bisa diikuti sistematika berpikirnya. alias tidak fokus. Agaknya itu adalah akibat tidak mampu memberikan jawaban yang mendasar terhadap pertanyaan Bpk Stef. Ketidakmampuan yang disebabkan oleh ketidaktahuan. Saya hanya mau setia pada iman Katolik, karena karena Katolik berarti universal dan lengkap. semua lengkap dengan penjelasan dan punya dasar yang kuat (KS, TS, dan Magisterium).
toh konsep trinitas bener2 g trbukti sama skali,trinitas hanya buatan org2 yg mau merusak kristen dan mau menjauhkan kristen dri Allah ^^
[dari katolisitas: Silakan melihat artikel ini – silakan klik dan klik ini. Kalau Anda tetap berfikir bahwa konsep Trinitas adalah tidak terbukti kebenarannya, maka Anda dapat memberikan argumentasi yang baik.]
Pak Stef.. Sambungan dari tulisan bagian 1 ini sudah ada kah pak? Boleh diberi linknya? .. Terimakasih.
GBU.
[dari katolisitas: belum ada sambungannya. Nanti kalau waktu memungkinkan suatu saat akan dibuat lanjutannya.]
Dear all,
Hari ini saya didatangi oleh Saksi Yehuwa di rumah saya.
Hari ini saya bisa agak “meladeni” mereka, dan minggu depan mereka akan datang lagi dan membawa penginjil mereka dr Australia. Sebenarnya saya agak kagok dengan ayat2 yg mereka jabarkan. Dan di satu sisi saya menantikan kedatangan mereka 1 minggu lg utk berdiskusi dan berharap mereka mau kembali ke ajaran yg benar. Tapi di satu sisi saya pun takut karena mereka gape sekali dalam2 ayat2 dan dalam diskusi ini mereka lebih pengalaman dalam hal memimpin arah diskusi. Mohon bantuan doa dan pencerahannya, saya sudah membaca artikel ini dan ada beberapa pertanyaan,
1. Mereka mengutip ayat andalan mereka di Mat 24:36, yang mengatakan Anak tidak tahu kapan hari kiamat, dan mengutip kembali 1 Kor 8:6. Intinya mereka percaya Yesus adalah Tuhan tetapi tidak setara dengan Allah dan Roh Kudus, hanya semacam kekuatan bukan Pribadi. Jadi ga mengamini Tritunggal karena tidak ada di Alkitab, bahkan mereka mengatakan Yesus diciptakan, saya tidak meminta ayatnya, karena mereka jg sudah mau pulang, saya jg menekankan ttg Perintah Yesus utk membaptis orang dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus. Mereka argue ” dalam Roh Kudus bukan nama Roh Kudus.”, jadi kalau Allah namaNya Yehuwa, Yesus namaNya Yesus, Roh Kudus di KS ga di sebut nama jadi bukan Allah.
Dan selalu mengatakan Yesus tidak buat agama jadi harus ikut Yesus dan melalui Alkitab, kita bisa mengetahui ajaran2nya. Saya argue Yesus tidak bikin agama tp bikin Gereja di atas Rasul Petrus.
Mohon doa dan bimbingannya
Terima Kasih
Shalom Leo,
Terima kasih atas sharingnya tentang Saksi Yehuwa. Anda dapat memberikan artikel ini – silakan klik – kepada mereka. Anda juga dapat mencetak beberapa artikel tentang Kristologi di bawah ini, yang memaparkan kodrat Kristus yang adalah sungguh Allah dan sungguh manusia:
Diskusi tentang Mat 24:36, dapat anda lihat di sini – silakan klik, yang menjelaskan bahwa Yesus mengatakan bahwa Dia tidak tahu adalah ketidaktahuan dari kemanusiaan-Nya, namun karena Dia adalah Allah, maka Dia tahu. Ayat ini membuktikan bahwa Yesus mempunyai kodrat manusia. Dan kita menerima kodrat manusia dari Yesus. Namun, sebaliknya dalam link-link di atas, ada banyak bukti dari ayat-ayat Kitab Suci yang menyatakan bahwa Yesus adalah Allah. Dan kita juga menerima akan kodrat Allah dari Yesus. Dengan demikian, kita menerima bahwa Yesus mempunyai kodrat Allah dan kodrat manusia. Jadi, dalam berdiskusi, kalau mereka mengungkapkan sisi kemanusiaan Yesus, maka kita dapat menerimanya. Namun, menjadi tugas mereka apakah mereka dapat menerima ayat-ayat yang mengungkapkan sisi ke-Allahan Yesus, seperti: mengampuni dosa, menerima sembah sujud rasul Tomas, dll. Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Leo yang baik,
Dari pengalaman saya dikunjungi saksi Yehuwa, kalau mereka memanggil (baca:minta bantuan) entah penginjil mereka atau pemimpin mereka itu menandakan Anda sudah menang babak pertama pertarungan melawan mereka. Karena itu mereka minta bala bantuan. Saya sarankan Anda juga minta bantuan seseorang yang paham iman Katolik untuk bersama – sama Anda meladeni Saksi Yehuwa. Mungkin Anda bisa minta tolong katekis di tempat Anda atau lebih baik lagi kalau romo paroki Anda berkenan mendampingi Anda.
Selamat berjuang !
Edwin
Untuk tim Katolisitas,
Terima kasih atas artikelnya mengenai Saksi Yehuwa dan juga jawaban-jawaban tambahan di kolom tanya jawab ini. Saya juga sangat terbantu dalam meladeni saksi-saksi Yehuwa yang datang ke rumah. Beberapa dari mereka yang katanya mau datang lagi juga tidak pernah datang lagi.
Semoga umat Katolik dapat meniru semangat para Saksi Yehuwa dan saudara/i Protestan dalam mewartakan Injil.
Semoga umat Katolik sadar bahwa mereka dalam bahaya yang besar akan kesesatan kalau mereka tetap bersikap cuek terhadap kekayaan iman Katolik yang diwariskan oleh para Rasul.
Semoga umat Katolik mempersiapkan diri masing – masing untuk berperang melawan ajaran sesat dengan pengetahuan dan juga perbuatan kasih.
Semoga umat Katolik menyadari pentingnya Sakramen Ekaristi dan Pengampunan Dosa untuk keselamatan mereka dalam perang rohani ini dan juga menyadari bahwa mereka telah dikuatkan dengan rahmat Pembaptisan dan Krisma.
Semoga umat Katolik tidak bosan mendoakan para domba yang hilang agar mereka menemukan jalan untuk kembali ke kawanan Gembala Sejati.
Semoga para pejabat Gereja menyadari bahaya yang dihadapi oleh mereka sendiri dan domba – domba mereka dan memberikan perlindungan dengan doa – doa dan perbuatan mereka.
Semoga Bunda Maria, Para Malaikat, dan Para Kudus di Sorga turut mendoakan kita umat Katolik yang masih ada di dunia ini agar tabah dalam perjuangan dan selalu taat pada bimbingan Uskup dan Bapa Suci.
Semoga pada akhirnya Allah Tritunggal Bapa, Putera, dan Roh Kudus dengan caranya sendiri menguatkan anak – anakNya yang setia dan membimbing anak – anakNya yang tersesat untuk kembali ke Rumah.
APAKAH ITU BENAR-BENAR AJARAN ALKITAB?
————————————————————
ANDAIKAN Tritunggal itu benar, hal itu seharusnya
disampaikan dengan jelas dan konsisten dalam Alkitab.
Mengapa? Karena, seperti ditegaskan para rasul, Alkitab
adalah penyingkapan Allah mengenai diri-Nya kepada umat
manusia. Dan karena kita perlu mengenal Allah agar dapat
menyembah Dia dengan sepatutnya, Alkitab harus jelas dalam
memberi tahu kita siapa Ia sebenarnya.
………….
[dari katolisitas: Anda mengutip artikel dari Saksi Yehuwa. Silakan membaca tanggapan yang saya berikan di artikel di atas – silakan klik.]
Banyak yang bilang “Saksi Yehuwa” itu sesat. Apakah menurut Gereja Katolik, propaganda Saksi Yehuwa termasuk bidaah? Menurut saya, mengganggu sekali gerak gerik jemaat SY, dengan mendatangi rumah ke rumah & khotbah dengan membolak balik Injil, termasuk rumah saya.
Shalom Krist Whisnu,
Yang pasti, ajaran dari Saksi Yehuwa bertentangan dengan pengajaran dari Gereja Katolik, terutama dalam hal Trinitas, Kristologi dan ekklesiologi dan otoritas. Kalau anda tidak mau didatangi oleh mereka, maka anda dapat menyampaikan dengan sopan, bahwa anda tidak ingin berdiskusi dengan mereka, karena anda telah yakin dengan agama anda, yaitu Gereja Katolik. Kalau mereka mau, mereka dapat berdialog di situs ini. Yang kita perlu teladani dari penganut Saksi Yehuwa adalah semangat mereka untuk mewartakan Injil. Menjadi tantangan bagi umat Katolik agar mempunyai semangat yang berkobar-kobar untuk mewartakan kabar gembira. Mari kita bersama-sama mohon kekuatan dari Tuhan, agar kita mampu melaksanakan tugas pewartaan dengan baik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
yang jelas , Yesus tidak pernah mengajarkan trinitas
[dari katolisitas: silakan melihat artikel tentang Trinitas di sini – silakan klik dan lihat juga Mat 28:19-20)
Mat 28:19 – 20 adalah ayat ayat Palsu …
lihat Mat 28:19 – 20 berbahasa Ibrani di sini
http://jesus-messiah.com/apologetics/catholic/matthew-proof.html
Matt 28:19-20 “Go and teach them to carry out all the things which I have commanded you forever.”
Mat 28: 19-20 ” Pergi dan ajarilah mereka untuk melaksanakan semua hal yang telah Kuperintahkan kepadamu selamanya.
anda lihat …. tidak ada formula trinitas sama sekali ….
[dari katolisitas: silakan membaca tanya jawab ini – silakan klik.]
Berkah Dalem untuk semua.
Saya hanya ingin berkomentar tentang Mat 28:19-20 yang oleh Cisko Kids disebutkan adalah ayat palsu. Saat saya membuka link yang diberikan, tertulis bahwa pada ayat ke-19 hanya berisikan 1 kata “GO” atau “PERGI”. Dari saya yang sangat awam dalam Kitab Suci, baru kali ini saya menemukan ayat yang terdiri hanya 1 (SATU) kata. Menurut saya ini diluar kewajaran dalam proses penyusunan ayat Kitab Suci. Mungkin saudara-saudara semua bisa memberikan pencerahan kepada saya bagaimana ayat-ayat itu disusun atau setidaknya bisa menunjukkan kepada saya ayat-ayat lain dalam Alkitab yang hanya berisi 1 kata sebagai pendekatan empiris bahwa kondisi seperti ini merupakan hal yang lazim.
Kedua, ada pertanyaan kepada saudara Cisko Kids. Bila memang ayat itu adalah palsu, apakah bapstisan sebagai bentuk menerima Tuhan Yesus dalam diri kita juga ditiadakan? Mengingat dalam versi yang Anda sampaikan yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus adalah “PERGI” dan “AJARLAH”. Kalau memang Anda masih percaya akan adanya pembaptisan, dalam nama siapakah pembaptisan itu dilakukan? Bagaimana dengan Markus 1 : 8?
Yesus sangat jelas sekali bukanlah Allah. Yesus adalah manusia yang diberkati Allah dan dibawah ini beberapa keterangan yang menggambarkan bahwa Yesus bukanlah Allah>
1. saat Yesus dibabtis, langit terbuka lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”( Matius 3:17), suara siapa? apakah itu suara Yesus?,
2. setelah puasa Yesus dicobai iblis (Matius 4:1-11), masa’ sih Allah dicobai iblis? walaupun dia iblis, dia tahukan siapa Allah?
3. Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri.(Matius 14:23), Yesus berdoa kepada siapa? kepada dirinya sendiri?
4. Yesus berteriak: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Matius 27:46), Yesus pasti bukan teriak pada dirinya sendiri.
5. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.( Yohanes 14:2), Yesus menyatakan bahwa Ia pergi kerumah Bapa, bukan Aku pulang kerumahku.
semoga bagi yang ragu ada pencerahan, berimanlah dengan benar!
Shalom Daniel,
Terima kasih atas tanggapan anda akan ke-manusiaan Yesus. Gereja Katolik tidak menolak semua ayat-ayat yang menyatakan bahwa Yesus mempunyai kodrat manusia. Namun, Gereja Katolik juga menerima kodrat Yesus yang sungguh Allah, karena hal ini juga disebutkan di dalam Kitab Suci. Dengan demikian kalau kita membaca Kitab Suci secara menyeluruh, maka kita akan dapat menangkap dua kodrat Yesus ini. Kalau anda ingin berdiskusi hal ini secara mendalam, silakan membaca terlebih dahulu beberapa artikel kristologi sebagai berikut:
Tentang pertanyaan-pertanyaan yang anda ajukan, maka berikut ini adalah jawaban singkat yang dapat saya berikan:
1. Tentang baptisan: Suara dari langit adalah suara Allah Bapa. Namun Dia juga menyatakan bahwa yang dibaptis adalah Putera-Nya, Sang Sabda yang menjadi manusia, yang sebelumnya ada bersama-sama dengan Allah, dan Dia adalah Allah (lih. Yoh 1:1).
2. Tentang pencobaan: Yesus adalah Allah, yang membiarkan Diri-Nya dicobai sehingga dapat memberikan teladan kepada manusia bagaimana menghindari cobaan iblis. Lihat artikel ini – silakan klik.
3 dan 4. Tentang doa: Yesus berdoa untuk menunjukkan kepada manusia bagaimana pentingnya untuk senantiasa menjalin komunikasi dengan Tuhan. Lihat pembahasan tentang hal ini – silakan klik.
5. Tentang pergi ke rumah Bapa: Yoh 14:2 mengatakan “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.” Namun jangan lupa, Yesus juga mengatakan “”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” (Yoh 14:6). Siapakah yang dapat mengklaim bahwa Diri-Nya adalah jalan, kebenaran dan hidup selain Allah? Ditambah lagi, Yesus dapat mengampuni dosa. Siapakah yang dapat mengampuni dosa selain Allah?
Menjadi hak anda untuk tidak menyetujui ke-Allahan Yesus. Namun, minimal anda juga dapat melihat bahwa iman akan Yesus yang sungguh Allah dan sungguh manusia bukanlah tidak mempunyai dasar, namun sebaliknya mempunyai dasar yang kuat.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
shalom. saudara stef, anda mengatakan:
1. Tentang baptisan: Suara dari langit adalah suara Allah Bapa. Namun Dia juga menyatakan bahwa yang dibaptis adalah Putera-Nya, berarti Yesus bukanlah Bapa.
2. Tentang pencobaan: Yesus adalah Allah, yang membiarkan Diri-Nya dicobai sehingga dapat memberikan teladan kepada manusia bagaimana menghindari cobaan iblis. dari tulisan diatas timbul pertanyaan, apakah iblis tidak kenal Allah Bapa? Iblis sangat kenal Allah Bapa dan mereka tahu bahwa Yesus adalah Putra Allah bukan Allah Bapa. (baca Injil)
3 dan 4. Tentang doa: Yesus berdoa untuk menunjukkan kepada manusia bagaimana pentingnya untuk senantiasa menjalin komunikasi dengan Tuhan. Berarti Yesus berbohong pada murid2nya?
5. Tentang pergi ke rumah Bapa: Yoh 14:2 mengatakan “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.” Namun jangan lupa, Yesus juga mengatakan “”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” (Yoh 14:6). Siapakah yang dapat mengklaim bahwa Diri-Nya adalah jalan, kebenaran dan hidup selain Allah? Ditambah lagi, Yesus dapat mengampuni dosa. Siapakah yang dapat mengampuni dosa selain Allah? lho apakah lupa bahwa Yesus telah diberikan kuasa dibumi dan di sorga? bagaimana dengan perkataan Yesus: Bapa lebih besar dari Aku?
Maaf, kita memang beda. Saya adalah seorang Kristen yang bukan katolik dan bukan protestan. bukan juga SY atau adventis. saya hanyalah orang yang belajar dan mencoba belajar hidup seperti Yesus dengan berlandaskan kitab suci Alkitab.
saya yakin bahwa iman adalah tumbuh dalam hati kita dan bertumbuh tanpa harus ikut aliran atau massa yang banyak. sebagai pengikut Yesus, saya punya tugas mewartakan injil dan bagi yang percaya saya juga melakukan pembabtisan. Dalam mewartakan ajaran Yesus terkadang kita menemukan ketidak cocokan atau perbedaan terhadap sesama pengikut Yesus, tapi bagiku tak mengapa. kita sama2 mencari dan belajar. saya tidak punya hak untuk menghakimi siapa yang benar, karena kebenaran yang mutlak dan absolut adalah milik Tuhan.
Selama ini saya dapat menerima saudara-saudara yang berbeda dan dapat hidup berdampingan, terkadang saya juga hadir dalam ibadah minggu mereka dan mereka juga terkadang saya undang dan hadir dalam ibadah sabat kami.
jadi kalau saya tidak mengimani trinitas bukan berarti saya memusuhi saudara2 yang trinitas, hanya kita berbeda. wajar toh? ada yang mengatakan berbeda itu indah….
sekian dan terima kasih, Tuhan memberkati kita semua.
Shalom Daniel,
Terima kasih atas tanggapan anda. Dalam tanggapan yang anda berikan, anda menekankan bahwa Yesus bukanlah Allah Bapa. Kebenaran bahwa Yesus bukanlah Allah Bapa adalah apa yang memang dipercaya oleh Gereja Katolik. Perbedaan di antara kita adalah Gereja Katolik dan mayoritas gereja non-Katolik mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan. Dengan demikian, kalau memang anda berpendapat bahwa Yesus bukan Tuhan, maka tidaklah kuat kalau anda menampilkan sisi kemanusiaan dari Kristus, karena Gereja Katolik juga mempercayai Yesus yang mempunyai kodrat manusia. Jadi, anda dapat mencoba untuk memberikan argumentasi bahwa ke-Allahan Kristus yang diklaim di Kitab Suci sebenarnya tidak membuktikan bahwa Kristus adalah Allah.
Anda mengklaim bahwa anda tidak mengikuti aliran apapun dan percaya bahwa iman adalah tumbuh dalam hati kita. Namun, kita juga mengerti bahwa iman adalah timbul dari pendengaran (lih. Rom 10:17). Ada dua pertanyaan yang ingin saya ajukan: (1) Apakah dasar dari kebenaran yang anda percayai? ; (2) Bagaimana anda dapat mempercayai bahwa apa yang anda percayai adalah sungguh-sungguh benar dan pengertian yang anda pegang adalah benar? Kalau anda ingin berdiskusi lebih lanjut, silakan untuk menjawab pertanyaan yang saya beri warna merah.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shalom
(1) Apakah dasar dari kebenaran yang anda percayai? ;
kebenaran yang saya percayai adalah Alkitab
(2) Bagaimana anda dapat mempercayai bahwa apa yang anda percayai adalah sungguh-sungguh benar dan pengertian yang anda pegang adalah benar?
belajar, berdiskusi dan berdoa minta petunjuk Allah Bapa YHWH
tapi sekali lagi maaf, itu adalah iman saya dan saya juga tak masalah bila orang berbeda.
karena saya yakin kebenaran adalah milik YHWH dan saya berupaya untuk menjalani kebenaran itu.
terima kasih. YHWH memberkati.
Shalom Daniel,
Terima kasih atas tanggapannya. Sebenarnya kalau kita melihat, Kitab Suci sendiri tidak pernah mengatakan bahwa Kitab Suci adalah satu-satunya pilar kebenaran, karena diperlukan juga ajaran lisan (lih. 2 Tes 2:15) dan juga Gereja (lih. 1Tim 3:15). Memaksakan hal ini hanya akan menimbulkan perpecahan gereja. Silakan melihat penjabaran tentang topik ini di sini – silakan klik. Point ke dua, coba anda melihat dari sisi yang berbeda: Kalau anda mempelajari Kitab Suci dan mohon petunjuk dari Tuhan namun mempunyai pengertian yang berbeda dengan orang lain, yang juga mempelajari Kitab Suci dan meminta petunjuk Tuhan, maka, bagaimana anda tahu mana yang benar dan mana yang salah? Dan apakah parameter yang anda gunakan?
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
seratus jempol buat sdr Stef.Jawaban yang “Sharp to the point”…Semoga Tuhan menyertai pekerjaan Anda.
Di dunia ini banyak orang seperti Daniel yang mengklaim dirinya belajar, berdiskusi dan berdoa minta petunjuk Allah Bapa tetapi banyak juga orang ateis yang bertanya,”Bagaimana kita bisa minta petunjuk kepada Allah? Tunjukkan kepada kami mana Allah? Suruh Allah bersuara sekarang kalau Dia memang ada!”
Dan saudara Daniel yang merasa diri lebih benar dari Gereja Katolik dengan iman hasil “berdoa minta petunjuk Allah Bapa”, tolong beritahukan kepada kami semua bagaimana cara Allah Bapa memberikan petunjuk kepada Anda? Apakah Anda mendengar suara Allah Bapa? Atau Yesus datang menampakkan diri kepada Anda? Kalaupun iya, Anda harus berhati-hati terhadap suara itu karena Allah tidak mungkin mengkontradiksikan diriNya sendiri. Yesus berdoa untuk kesatuan umatNya bukan perpecahan menjadi sekian banyak aliran.
Saya juga tak tahu latar belakang pendidikan Anda, lulusan SD, SMP, SMA, S1, S2, S3 kah? Jadi saya tidak tahu seberapa logis cara berpikir Anda. Tapi bisa saya katakan bahwa saya sendiri adalah seorang scientist, sehebat apapun saya di bidang keilmuan saya tetapi kalau saya baca buku AKUNTANSI untuk anak SMA maka saya perlu penjelasan dari GURU akuntansi bukan dari GURU fisika. Bisa kacau nantinya. Saya bisa membaca semua kata – kata, tetapi saya tidak mengerti tanpa bimbingan guru. Maka, sekalipun saya bisa membaca Alkitab dan kata – katanya dalam bahasa Indonesia sehari- hari dan nampak mudah dibaca tetapi saya tidak bisa memastikan bahwa saya PAHAM akan isinya karena itu saya juga belajar dan berdiskusi dengan para imam dan teologian Katolik yang memiliki pemahaman yang benar agar saya tidak sesat atau disesatkan.
Yang saya perlu ingatkan di sini ialah Iblis dapat berbuat apa saja untuk mencobai manusia termasuk berpura – pura untuk berbuat baik. Tetapi Gereja Katolik mengajarkan bahwa Iblis tidak dapat berpura – pura TAAT dan/atau RENDAH HATI. Karena awal kejatuhannya dimulai dari kesombongan untuk menyamai ALLAH dan tidak mau taat kepada Allah.
Jadi kalau seseorang tidak mau taat terhadap otoritas Gereja Katolik yang kuasanya berasal dari Yesus, Allah Putra sendiri. Saya rasa mereka sudah memilih sendiri tempat yang layak bagi mereka nanti.
Saya mengajak Anda untuk tetap melanjutkan diskusi dengan Pak Stef dan tim Katolisitas sampai Anda puas. Bertanya dan bertanyalah terus sampai Anda puas dan menemukan Kebenaran Sejati tetapi sekali waktu, refleksikanlah jawaban dari rekan2 Katolisitas dan kalau memang itu benar akuilah dengan rendah hati..kalau merasa itu salah debatlah mereka juga sampai Anda puas…karena untuk itulah mereka menyediakan ruang tanya jawab ini.
Selamat mencari kebenaran !
Edwin
shallom semuanya,
maaf karena saya tidak menambahkan materi, saya hanya sharing pendapat saja…
sebenarnya hari ini saya mencari materi pendukung untuk giliran membawakan firman di komsel nanti malam, tentang NABI bagi orang-orang kecil… lebih dari 1 jam saya membaca komentar2 di thread ini, sangat menarik dan sampai saya jadi pusing.
Puji Tuhan saya bisa menerima Tuhan Yesus Kristus, Allah Bapa yang Maha Kuasa, dan Roh Kudus, dengan IMAN saya. Dengan semua yang saya alami selama hidup ini, plus membaca komentar2 yang sangat luar biasa dari saudara Stefanus dan saudari Ingrid, saya semakin percaya dan bersyukur karena saya memilih hidup secara katolik. Sekali lagi, seperti kata saudara Stef, saya tidak mencari pembenaran, tetapi ini adalah pendapat pribadi saya.
Kita yang telah dibabtis memperoleh panggilan untuk melakukan tugas kenabian Tuhan, salah satunya adalah mewartakan injil Allah dan menjadi saksiNYA. Saya yakin jika seseorang yang benar-benar mewartakan kebenaran dari Allah akan membawa damai sejahtera dan sukacita bagi mereka yang mendengarkan. Pewarta yang benar tidak akan membuat orang lain emosi. Saya sangat salut kepada sdr. Stef dan sdr. Ingrid dalam menjalankan tugas kenabiannya. Saya percaya bahwa Roh Kudus yang telah membimbing mereka (tim penulis).
Buat kita semua, saya hanya ingin membagikan. Di kondisi kehidupan saat ini yang serba sulit, senantiasa-lah setiap pagi memohon kepada Tuhan agar DIA memberikan hikmat-NYA kepada kita, terutama dalam mengambil keputusan. Jangan sekalipun mengambil keputusan di saat kita sedang emosi (sedih, marah, patah hati, dan sejenisnya)…
Gbu all
Yth Katolisitas,
Bolehkah saya mengutip artikel2 yang ada di website ini, dengan mencantumkan sumber tentunya.
salam hormat,
maria
[Dari Katolisitas: Silakan, jika dipandang baik dan perlu, anda mengutip artikel yang ada di situs ini, jika bukan untuk alasan komersial, dan asalkan dicantumkan sumbernya, dari http://www.katolisitas.org]
Mau tanya apakah SY itu percaya tdk bahwa Yesus mati di salib
Shalom Michael,
Terima kasih atas pertanyaannya tentang Saksi Yehuwa. Secara prinsip, mereka mempercayai bahwa Yesus mati di kayu vertikal, namun bukan dalam bentuk salib. Salib dianggap sebagai tradisi pagan dan mereka mengatakan bahwa Yesus mati di “tree” atau “stake“, sehingga mereka mengatakan bahwa Yesus wafat di tiang penyiksaan (torture stake), yang tidak mempunyai elemen horisontal. Namun, tentu saja argumentasi ini tidaklah mempunyai dasar yang kuat, karena pada zaman tersebut, bangsa Roma menggunakan salib untuk menghukum penjahat, seperti yang dituliskan oleh Dionysius of Halicarnassus, sejarahwan bangsa Yunani di abad pertama SM. Kita juga dapat melihat bahwa pada awalnya pendiri Saksi Yehuwa, Charles T. Russell menerima bahwa salib adalah merupakan simbol dari kekristenan, seperti yang terlihat dari majalah dari watchtower sejak tahun 1891. Dan baru sekitar tahun 1928, Rutherford melarang penggunaan salib. Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Dulu saya pernah baca buku SY, mereka percaya bahwa Yesus mati disalib tapi salib yang dipake Yesus adalah tiang pancang yang lurus…tidak seperti bentuk salib yang kita kenal…
Dan mereka percaya setelah kematian rasanya seperti teridur pulas dan tak bangun lagi selamanya…
saya pernah dikit ikut belajar Kitab Suci Saksi Yehuwa : memang di dalam Saksi Yehuwa tidak ada Trinitas tapi mereka membedakan tingkatan BAPA, mempunyai otoritas yg tertinggi setelah itu Putra dan Roh Kudus tetapi memang extrim dilihat dari keyakinan mereka, diantaranya mereka tidak perlu menghormati bendera pada waktu upacara dan mereka tidak perlu mendoakan orang mati, dlm proses itu aku menghormati mereka di mana mereka mempunyai keberanian dalam pewartaannya seolah olah mencari domba yang hilang, mereka mau datang ke rumah mengajarkan Kitab Suci di mana itu tempatnya, seperti di saat aku berada di Surabaya ia datang dan saat aku di Cianjur kawan mereka datang di situlah yang aku terkesan seolah ada perhatian dari mereka, cuma aku nggak ingin dalam pemikiran yang sempit di mana aku di Indonesia gimanapun ini negaraku tetap akan aku hormati dan Bapaku lebih dari sebuah perhomatan BAPA yg diimani lewat perantara sang Putera dan Roh Kudus pembimbingnya
Shalom..
Jujur saya juga kurang paham soal asal usul paham Trinitas itu secara jelas dan sederhananya dari mana ya?? Tolong dijawab sesederhana mungkin, agar pertanyaan dapat terjawab dengan baik dan jelas serta mudah dimengerti kaum awam..
Terima kasih
[Silakan membaca terlebih dahulu artikel tentang Trinitas, di sini, silakan klik]
Sdr Stefanus, tulisan sdr tdk memberi penjelasan ttg tritunggal.
PENCIPTA kita memberi Alkitab kepada manusia, agar manusia dpt mengenal Dia.
Tp ajaran tritunggal malah membuat PENCIPTA menjadi tidak bisa dikenal.
Kaum terpelajar agama saja akhirnya tidak dapat memahami PENCIPTA, apalagi sebagian besar penganut Kristen…
Dimasa lalu, mayoritas umat manusia tidak terpelajar, shingga akan menerima begitu saja ajaran tritunggal.
Tapi di masa ini, tidak ada tempat lagi untuk kebohongan…
Shalom Antonius,
Terima kasih atas tanggapan anda. Dalam artikel di atas saya menuliskan “Artikel ini akan mencoba menelusuri sumber-sumber yang digunakan dalam brosur Saksi Yehuwa dan melihat konteks secara keseluruhan dari sumber-sumber yang diberikan, sehingga terlihat secara jelas bahwa beberapa sumber yang dikutip percaya akan doktrin Trinitas. Alur dari artikel ini akan mengikuti alur dari brosur Saksi Yehuwa. Secara bertahap artikel ini akan menjawab keberatan-keberatan mereka mengenai ajaran Trintas. Mari sekarang kita menganalisanya satu-persatu.” Jadi, artikel itu adalah untuk menjawab pengajaran dari Saksi Yehuwa. Kalau anda ingin melihat penjelasan tentang Trinitas, silakan membacanya di sini – silakan klik. Kalau anda ingin memberikan argumentasi bahwa yang mempercayai Trinitas adalah tidak terpelajar dan pembohong, maka sebenarnya ini adalah kesimpulan yang terlalu cepat dibuat dan harus dibuktikan kebenarannya. Silakan anda melihat sejarah Gereja, bagaimana kaum cerdik pandai, termasuk yang hidup di abad pertengahan mempercayai Trinitas. Semoga penjelasan ini dapat diterima dan saya harap anda dapat membaca link-link yang saya berikan terlebih dahulu sebelum memberikan tanggapan lebih lanjut dan cobalah untuk memberikan argumentasi dengan menyertakan dasar-dasar, sehingga dapat terjadi dialog yang membangun.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
salam persaudaraan. dalam iman keluarga kami yang menjadi inti adalah ajaran kasih KRISTUS yang telah menjadi teladan…
Antonius,
Saya tidak setuju kalau Anda mengatakan bahwa di masa lalu mayoritas umat manusia tidak terpelajar.
Rentang periode mana yang anda katakan sebagai masa lalu?
Di masa itu mereka mempunyai banyak arsitektur yang sampai seakrang kita pun tidak paham bagaimana mereka bisa membuatnya seperti Piramid di Mesir dan Candi Borobudur di Jawa.
Anda silahkan suruh insinyur kita buat satu lagi Candi Borobudur, kalau tidak keringat dingin dia. Dan oh ya, jangan pakai alat – alat modern sekarang ini yang pakai listrik biar adil dengan orang masa lalu yang Anda bilang tidak terpelajar.
Saya juga tidak paham dengan frase “kaum terpelajar agama”. Siapa mereka??
Dan, kalau anda mengklaim ajaran Katoik sebagai kebohongan. Tunjukkan kepada kami apa itu kebenaran? Di Katolisitas ini ada lebih dari cukup “kaum terpelajar agama KATOLIK” yang bisa membantu Anda memahami mengenai Trinitas, tetapi yang penting ialah apakah Anda siap dan bersedia dengan rendah hati untuk memahami Allah Tritunggal? Sia-sialah tim Katolisitas memberikan pemahaman kalau Anda sudah mempunyai konsep sendiri mengenai “allah”. Tiada bedanyalah Anda dengan para Imam Yahudi yang sudah memiliki konsep yang begitu detail mengenai Mesias sehingga akhirnya mereka tidak dapat menerima kehadiran Mesias itu sendiri dan menganggap semua perkataan Sang Mesias sebagai KEBOHONGAN dan HUJAT kepada ALLAH. Kemudian membunuh Mesias tersebut.
[edit]. Amin
Shalom Chrisy,
Tanpa membaca Alkitab, kita tidak mengenal Yesus Kristus. Tanpa mengenal Yesus Kristus TIDAK MUNGKIN mengenal Trinitas.
Sebab KUNCI mengenal Trinitas adalah melalui AJARAN Yesus Kristus.
Terlebih dahulu harus mengalami AJARAN Yesus maka barulah kita dapat memahami … bahawa Yesus itu Jalan + kebenaran + Kehidupan.
(TIADA SEORANG PUN yang dapat sampai kepada Bapa) tanpa mengalami JALAN KEBENARAN KEHIDUPAN KU…
Yohanes 14:6 Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
sia-sia saja anda membuat kajian ttg trinitas tanpa melalui Yesus. samalah seperti membuat andaian pada bulan dan bintang.
Matius 11:25. Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.
11:26 Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.
11:27 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.
semoga mendapat berkat
Yang saya kenal dari umat-umat katolik adalah PENURUTANnya… saking menurutnya sampai-sampai dasar iman pun bukan hanya dari Alkitab saja, tapi dari Tradisi yang ditinggal para pendahulunya… ini yang membuat Katolik berbeda dengan Kristen yang lain yang hanya berpatokan pada Alkitab saja.
Saking kuatnya penurutan terhadap tradisi sehingga pada zaman dahulu para reformator ada yang dibunuh karena kemudian mendapat pencerahan tentang ayat-ayat Alkitab yang bertentangan dengan ajaran gereja sebelumnya…
Jadi kalo ada pertanyaan “Mengapa Tuhan membiarkan adanya kesesatan sejak dari kenaikan-Nya ke Sorga sampai tahun 1872?” hanya Tuhan yang bisa menjawab dan kita tidak bisa mengira-ngira pemikiran Tuhan… yang jelas pertanyaan itu sama seperti kita bertanya: “Mengapa Tuhan membiarkan setan hadir di taman Eden sehingga bisa menjatuhkan Hawa? Tuhan tahu manusia bisa berdosa, tapi mengapa Tuhan membiarkan hal itu terjadi?” kata Tuhan: “Kepikiranmu bukan kepikiranKu”
Kita hanya bisa berdoa, agar kita tidak termasuk pada kelompok orang-orang yang sesat karena ketidaktahuan kita… mari kita tetap belajar dan berdoa memohon pencerahan dari Tuhan.
Shalom Carol,
Terima kasih atas tanggapan anda. Kalau umat Katolik mempunyai tiga pilar kebenaran – Kitab Suci, Tradisi Suci, Magisterium Gereja – karena memang itu ada dasarnya di dalam Kitab Suci. Berikut ini adalah tiga dasar ini:
Kalau anda ingin berdiskusi tentang tiga hal tersebut, silakan untuk memberikan argumentasi yang baik dan terstruktur. Kalau anda ingin berdiskusi tentang Galileo Galilee, silakan membaca terlebih dahulu tanya jawab ini – silakan klik.
Pertanyaan saya tentang hal ini “Mengapa Tuhan membiarkan adanya kesesatan sejak dari kenaikan-Nya ke Sorga sampai tahun 1872?” sebenarnya berkaitan dengan ayat “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat 28:20) dan “..Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” (Mat 16:18) Silakan melihat dua ayat tersebut dan dengan masa vakum, di mana Tuhan seolah-olah meninggalkan umat-Nya yang ‘tersesat’. Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang saya rasa relevan dengan apa yang diklaim oleh Saksi Yehuwa bahwa yang percaya Yesus sebagai Tuhan adalah sesat.
Tentang pertanyaan anda yang lain: Tuhan membiarkan setan hadir di taman Eden sehingga dapat menjatuhkan Hawa adalah agar manusia dapat membuktikan kasihnya kepada Tuhan. Kalau manusia memilih untuk menuruti perkataan Tuhan, maka manusia telah memilih Tuhan dibandingkan dengan ciptaan. Tuhan tahu sedari awal bahwa manusia dapat berdosa, namun manusia perlu membuktikan bahwa dia – dengan kehendak bebasnya – secara bebas memilih Tuhan. Dan Tuhan mampu mendatangkan apa yang baik dari yang terlihat buruk, karena dengan kejatuhan Adam, maka Tuhan memberikan Adam ke dua, yaitu Kristus, yang sungguh Allah dan sungguh manusia, untuk membebaskan manusia dari belenggu dosa. Kalau anda percaya bahwa Kristus bukanlah Allah sedangkan umat Kristen yang lain percaya bahwa Kristus adalah Allah, maka dua hal ini adalah bertentangan satu sama lain. Oleh karena itu, menjadi tugas kita untuk benar-benar mencari kebenaran, apalagi meyangkut doktrin sentral dari kekristenan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef -katolisitas.org
Pertanyaan untuk Carol:
1. Bila semua kebenaran iman hanya yang tertulis dalam Alkitab, mustinya pertanyaan berkaitan dengan Kisah Taman Eden, bisa Anda jawab, karena itu tertulis dalam Alkitab.
2. Kenapa Anda yakin bahwa kebenaran baru mulai berlaku tahun 1872? Apakah itu tertulis dalam Alkitab?
3. Lalu bagaimana Anda meyakinkan orang akan kebenaran yang Anda ingin sampaikan, sedangkan dalam dua pernyataan ini saja argumen Anda sudah bertentangan?
Salam.
1.Saya hanya memberi contoh pertanyaan yang ditujukan kepada Tuhan karena menggunakan kalimat tanya: “Mengapa Tuhan…. ” yang artinya hanya Tuhan yang tahu persis jawabannya. Bukan berarti saya tidak bisa menjawab, tapi jawaban saya tetap saja akan menjadi jawaban saya bukan jawaban Tuhan walaupun saya bisa mengutip ayat2 Alkitab yang menunjang jawaban saya, tetap saja itu akan menjadi jawaban saya bukan jawaban Tuhan dan belum tentu jawaban saya memuaskan bagi Anda ataupun netters yang lain karena 1 ayat alkitab dibaca oleh 10 orang, masing2 bisa punya pemahaman yang berbeda2…
2.Saya tidak bilang saya yakin ataupun tidak yakin, karena saya hanya membahas pertanyaan yang Anda ajukan menggunakan kata: “Mengapa Tuhan….” seperti yang saya terangkan diatas.
3.Kebenaran Alkitab bisa kita wartakan ke seluruh dunia, tapi kita tidak bisa meyakinkan orang lain… karena keyakinan itu adalah pilihan masing2… kita mewartakan sama dengan kita menabur kebenaran… marilah kita menabur dan Roh Suci yang akan melanjutkan dan memberi pemahaman dalam hati masing-masing orang… jadi kita tidak perlu meyakinkan orang lain, karena itu adalah pekerjaan Roh Suci…
Tidak ada yang ahli dalam Kitab Suci ataupun ahli dalam kebenaran… kita semua dalam taraf belajar… marilah kita belajar dan mohon pencerahan dari Tuhan….
Shalom Carol,
Terima kasih atas tanggapan anda. Saya sebenarnya hanya mengikuti logika berfikir dari Saksi Yehuwa. Kalau Saksi Yehuwa berfikir bahwa semua orang yang percaya Yesus Tuhan adalah sesat dan dari jemaat perdana sampai berdirinya Saksi Yehuwa percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, maka kesimpulannya adalah telah terjadi kesesatan selama 19 abad. Pertanyaannya adalah “Mengapa Tuhan membiarkan kesesatan ini terjadi”? Kalau semuanya anda kembalikan kepada Tuhan tanpa mencoba untuk tahu alasannya, maka sebenarnya tidak akan pernah terjadi dialog. Kalau anda ingin menaburkan kebenaran dan mewartakan Injil, maka tidak dapat dihindari adanya perbedaan pendapat. Dalam semangat mencari dan menguji kebenaran ini, maka kita dapat berdialog. Jadi, kalau anda ingin berdialog lagi secara lebih mendalam, silakan menjawab pertanyaan saya terlebih dahulu. Semoga dapat dimengerti.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Tidak ada yang ahli dalam Kitab Suci ataupun ahli dalam kebenaran… kita semua dalam taraf belajar.
mengapa tidak ahli sedangkan berani berkhotbah apakah masih ada keraguan?
Syalom Cokro
Sebenarnya memang tidak ada yang ahli Kitab Suci atau ahli kebenaran… yang ada adalah orang yang mencari kebenaran dan terus belajar menjadi paham akan KItab Suci…
Itulah yang selalu dilakukan Gereja Katholik selama hampir 2000th hingga terus belajar sehingga dokrin2 atau ajarannya tidak berubah2 atau menurut kehendak zaman…….
Dear Linda Maria,
Saya kutip nih Ulangan 18 :
21 Apabila engkau mengatakan dalam hatimu, ”Bagaimanakah kami akan mengetahui firman yang tidak diucapkan Yehuwa?” 22 apabila nabi itu berbicara dengan nama Yehuwa dan perkataan itu tidak terjadi atau tidak menjadi kenyataan, itulah perkataan yang tidak diucapkan Yehuwa. Dengan lancang nabi itu mengucapkannya. Jangan takut kepadanya.
Jangan salah paham ya.
Dalam pengajaran Alkitab, tidak ada pribadi yang ditonjolkan kecuali Bapa Yehuwa sebagai Pencipta dan Yesus Kristus, Putranya.
Jadi Charles T. Russel hanya media saja bagi kita di jaman akhir untuk mengenal Bapa Yehuwa dan Yesus Kristus. Sesuai Yohanes 17 : 3
Saya kutip :
Yoh17 : 3 Ini berarti kehidupan abadi, bahwa mereka terus memperoleh pengetahuan mengenai dirimu, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenai pribadi yang engkau utus, Yesus Kristus
Jadi bagi kita, untuk memperoleh kehidupan abadi di Bumi ini, syaratnya harus mengenal 2 pribadi tersebut. Darimana kita bisa mendapatkan pengetahuan tentang 2 pribadi terpenting di alam semesta? Ya satu-satunya jalan adalah harus dibaca dan direnungkan Alkitab kita.
Jadi sekarang pertanyaannya, sudahkah kita membaca Alkitab kita? Sudahkah kita mengerti isinya? Bila sudah maka kita bisa menerapkannya dalam kehidupan pribadi kita.
Matius 5 : 5
”Berbahagialah orang-orang yang berwatak lembut, karena mereka akan mewarisi bumi.
Kalimat di Matius 5 : 5 adalah kata-kata Yesus Kristus, pemimpin kita, maukah Anda menyambutnya?
Hidup Kekal di atas Bumi selamanya.
Ini adalah pilihan pribadi. silahkan lanjutkan pendalaman Alkitab saudara.
Saran saya : Jangan gampang menyerah. Semua orang harus menguji, mana yang baik dan benar
menurut hatinya.
1 Yohanes 4 : 1
Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah percaya kepada setiap pernyataan terilham, tetapi ujilah pernyataan-pernyataan terilham itu untuk melihat apakah itu berasal dari Allah, karena banyak nabi palsu telah muncul di dunia.
Salam,
BP
[dari katolisitas: Mungkin Budi perlu menjelaskan mengapa pendiri Saksi Yehuwa dapat memberikan ramalan tentang akhir zaman dan terbukti salah berkali-kali. Bagaimana hubungan tentang kesalahan nubuat ini dengan ulangan 18:21-22? Kalau pengajaran tentang akhir zaman salah berkali-kali, apakah mungkin kalau pengajaran yang lain juga dapat salah?]
Saudara Budi,
Anda menulis seperti berikut:
“Jadi Charles T. Russel hanya media saja bagi kita di jaman akhir untuk mengenal Bapa Yehuwa dan Yesus Kristus.”
Jika dia adalah hanya media sahaja, tetapi media itu ternyata memberikan tafsiran yang JELAS JELAS SALAH tentang akhir zaman jadi apa kredibilitas dia sebagai media tersebut?
Saya ingin bertanya secara tepat kepada anda. Jika seseorang itu telah BERDUSTA mengenai perkara yang besar ataupun hal yang sungguh penting, apakah anda masih mahu mempercayainya?
Saya mohon pertanyaan ini dijawab tanpa dalih
Linda Maria
Dear Linda Maria,
Tidak perlu emosi.
Kan masing-masing bertanggungjawab atas dirinya sendiri sehubungan dengan keselamatan.
Makanya saya sudah pesan, ujilah ……..
Masalah kebenaran adalah pilihan………..
Masing-masing orang memiliki proses yang berbeda.
Perkenan Allah Yehuwa sangat menentukan. Maka mendekatlah kepada Allah, supaya Allah juga akan mendekat kepada kita.
Yakobus 4 : 8
Mendekatlah kepada Allah dan ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai, orang-orang berdosa, dan murnikan hatimu, hai, kamu yang bimbang.
Bila ada pertanyaan yang lain, saran saya bisa langsung kepada Bapa Yehuwa saja, ke Tuhan Yesus Kristus juga boleh. Ok. Sekian dari saya.
Salam,
BP
[dari katolisitas: kalau demikian, kita tidak perlu berdialog lebih lanjut. Kebenaran adalah obyektif, dan sudah seharusnya kita memilih kebenaran yang bersifat obyektif, karena kebenaran itu akan membebaskan (lih. Yoh 8:32), dan kebenaran ini bersumber pada Kristus, karena Dia adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup (lih. Yoh 14:6)]
Shalom tim Katolistas,
Kelihatannya saudara Budi berdalih seperti kebanyakkan ahli Saksi Saksi Yehuwa yang pernah datang ke rumah saya apabila dipertanyakan soalan yang sungguh simple itu. Di sini saya ingin agar kita sebagai umat Katolik tidak gentar menghadapi pertanyaan pertanyaan daripada ahli SY. Jika anda berhadapan dengan mereka, tanyalah mereka soalan persis yang saya tanyakan kepada Saudara Budi, pasti mereka akan berhenti ‘menyerang’ anda. Semoga kesaksian ini dapat menguatkan saudara saudari seiman dalam Kristus.
Buat bapak Stef dan tim Katolisitas yang lainnya, saya mengucapkan terima kasih yang tidak tehingga atas kesabaran dan kesungguhan anda semua dalam menjawab setiap pertanyaan yang masuk. Semoga Allah, Bapa kita mengaruniakan Roh hikmat dan kebijaksanaan serta Roh Kelemahlembutan dan kesabaran terus menerus dalam usaha murni ini.
Salam kasih dari saya
Linda Maria
Saudara Budi,
Saudara menuliskan
1 Yohanes 4 : 1
Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah percaya kepada setiap pernyataan terilham, tetapi ujilah pernyataan-pernyataan terilham itu untuk melihat apakah itu berasal dari Allah, karena banyak nabi palsu telah muncul di dunia.
Saya bertanya kepada anda. Apakah pernyataan Charles T Russel telah di uji ?
Jawapannya YA dan hasil dari ujian itu, apa yang dia kotbahkan mengenai akhir zaman tidak menjadi kenyataan sampai ke hari ini.
Jadi anda telah menjawab dengan terang sekali di hadapan kami tentang siapa yang dikatakan sebagai nabi palsu sesuai dengan Ulangan 18 ayat 21 -22.
Sebaiknya kita jangan mencoba untuk menegakkan benang yang basah kerana itu adalah perbuatan sia sia.
Salam kasih dari saya
Linda Maria
dear budi,
maaf saya orang baru disini, saya mau nanya kenapa kok ulangan 18:21 yang anda kutip agak berbeda dengan di alkitab saya, kalau di alkitab saya yang ada adalah Tuhan tetapi yang anda kutip adalah Yehuwa ?
[dari katolisitas: Karena Saksi-saksi Yehuwa menggunakan Alkitab Terjemahan Dunia Baru.]
Dear Balky,
Coba perhatikan di Ulangan 18: 21, saya hanya mau membetulkan saja, pasti dalam Alkitab Balky, yang adalah dari Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) tertulis bukan Tuhan, tetapi TUHAN (Jadi huruf besar semua).
Rupanya dalam Alkitab LAI, di belakang selain ada Peta, ada juga KAMUS.
Sekarang cari kata TUHAN (huruf besar semua) dalam KAMUS itu.
Apa sudah ketemu?
Saya tunggu saja apa yang kamu temukan.
Salam,
Budi Halasan – Petojo.
[dari katolisitas: Kalau kita melihat bahasa aslinya memang kata Tuhan di Ul 18:21 menggunakan Yhvh (i.e. יהוה, Yehovah or יהוה, Yahveh). Namun, apakah kemudian Yesus bukan Tuhan? Silakan membaca beberapa artikel tentang Kristologi di sini – silakan klik]
Saudara Budi,
“Saya tunggu saja apa yang kamu temukan”
Jadi saya tunggu apa yang anda temukan dalam perikop ayat tersebut dan kaitannya dengan Charles T Russel.
Anda bilang sama saya jangan menyerah, jadi saya sekarang belum lagi menyerah selagi anda belum menjawab pertanyaan saya semalam
Salam Kasih.
Linda Maria
Dear Budi
saya sudah lihat kamusnya, ada dua pengertian tentang Tuhan yaitu :
1. Salinan dari nama Allah Israel, yaitu Yahweh (bd.Kel. 3:14)
2. Sebutan Allah Israel yang mengutamakan kekuasaan-Nya atas langit dan bumi dan atas segala kekuatan duniawi (Ibrani :Zebaoth berarti :tentara)
Komentar saya agak nyeneh dikit tapi ga pa palah buat nambah informasi
1. Allah itu awal allah itu akhir allah itu yang menciptakan alam semesta tiada ciptaan yang menyamainya bahkan adam, ibrahim musa, isa almasih, muhammad saw hanyalah manusia biasa yang mempunyai keimanan luar biasa sehingga menjadi kekasih allah. Dan menerima wahyu untuk mengajarkan kebenaran pada umat di masanya. Jadi Isa almasih = yesus = manusia biasa = bukan tuhan/allah yang patut di sembah
2. Allah itu abadi. Surga Neraka tidak abadi. Kenapa tidak abadi karena Surga neraka diciptakan oleh Allah. Bila Allah berkehendak maka Surga nerakapun akan musnah pula. Siapa yang menyelamatkan umat. Yang menyelamatkan umat itu Allah. Para Rosul/nabi hanya memberikan bimbingan supaya manusia tidak masuk golongan ahli/terjerumus neraka.
3. Yang patut disembah adalah allah pencipta langit dan bumi. Kita menyembah bukan hanya karena takut akan surga dan neraka lebih dari itu kita menyembah karena rasa syukur kita atas karunianya kepada kita.
4. Muhammad saw, Isa almasih dsb identik “Guru besar”, dan mereka tidak layak disembah tetapi layak untuk dihormati dan dijunjung tinggi.
5. Adalah kebenaran Allah itu satu dan Allah itu melimputi segala sesuatu. Dimanakah Allah? Allah ada dimana mana tiada yang tak terjamah oleh Allah. Di langit bumi, Surga neraka, laut, udara bahkan dalam urat darah kita disitu bersemayam allah.
6. Dalam ajaran jawa dikenal Manunggaling Kawula Gusti. Allah itu satu, Dalam aku (Manusia) ada Allah, Dalam diri Allah ada aku ( maksunya aku mencintai allah, allah mencintai aku) bukan berarti aku = allah.
Jika Allah dan kita se iya se kata maka puji tuhan semua orang bisa menyamai yesus / muhamad atau nabi lainnya. meski itu mustahil karena Nabi penutup zaman adalah muhammad saw.
7. selanjutnya silahkan beribadat menyembah ALLAH menurut ajaran masing masing.
8. Berdoa meminta kepada ALLAH bukan pada Yesus, Maria, Malaikat. Sadarlah ALLAH begitu gampang senciptakan langit bumi seisinya. Tentu saja gampang sekali mengabulkan doa kita tentu bila Allah menghendaki. Supa mudah terkabul maka jadilah kekasih allah.
9. Kesimpulan silahkan jangan menyimpulkan apa apa. cukup tarik nafas dan berkata dalam hati Allah aku bersujud kepadaMu.
Shalom Makrifat,
Terima kasih atas tanggapan anda. Sebelum saya menanggapi pendapat anda secara panjang lebar, maka mohon untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut ini:
1. Apakah sumber dari kebenaran yang anda yakini sehingga anda mempunyai pendapat seperti yang tuliskan? Apakah semuanya bersumber dari Kitab Suci agama tertentu, apakah dari pemikiran anda, apakah dari proses selektif, atau dari sumber yang lain? Bagaimana anda dapat yakin bahwa sumber tersebut adalah benar?
2. Siapakah Allah menurut anda? Apakah Dia sebuah Pribadi atau merupakan energi? Dan apakah alasannya dan dasar dari pemikiran anda?
3. Apakah Allah itu hadir dalam semua ciptaan, baik benda hidup maupun benda mati? Apakah di dalam semua ada Allah dan apakah berarti termasuk ada percikan Allah di dalam diri manusia?
Silakan menjawab pertanyan di atas, dan setelah itu, kita dapat melanjutkan dialog ini.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Syalom Makrifat
Benar sekali pak Stef…. apa dasar hukum yang digunakan oleh Saudara Makrifat sehingga mempunyai kepercayaan seperti itu??? Apakah ada dengan sendirinya???…..
Mari kita tunggu……
Mas Makrifat
Wah ada ajaran yg menarik sekali nih: Mengundang minat utk bertanya. Pertanyaan saya berdasarkan ide setiap pernyataan dari masing-masing nomor:
1. Siapa yg ngajarkan seperti itu Mas? Di mana persisnya?
2. Jadi bisa dipastikan tidak bahwa Allah berkehendak: Surga dan Neraka nanti abadi atau tidak? Kalau abadi, kira² kemana arah kehendak Allah dengan menciptakan sorga dan neraka? Kalau tidak abadi, kira² mengapa Allah menciptakan sorga dan neraka hanya sementara?
3. Kalau Allah nanti menghendaki Sorga dan neraka (ada kemungkinan) tidak abadi, apa relevansinya kita harus menyembah Allah?
4. Para Guru besar ini sekarang di mana? Di sorga sdh ada orang selamat belum? Kalau sdh bagaimana mereka bisa selamat? Kalau belum mereka sekarang di mana?
5 dan 6: Nunggu jawaban dari pertanyaan Pak Stef.
7. Bagaimana persisnya Allah menyelamatkan manusia? Kapan? Diselamatkan dari apa?
8. Klo meminta kepada Allah langsung, misalnya minta mobil, dikasih ga? Atau apa yg harus kita mohon kepada Allah supaya dikabulkan? Bisa memberi contoh tidak siapa² yg sdh menjadi kekasih Allah? Nah, kalau Allah menghendaki tidak mengabulkan doa kekasih-Nya? Kira² apanya yg salah? Bisa memberi contoh?
9. Kira² Pak Makrifat ini sedang menyimpulkan sesuatu tidak?
Terimakasih. Salam.
Kenapa susah cuma untuk memahami ini,
berdoa dulu demi nama tuhanmu [atau tuhan dari agamamu] dan minta Tuhan beri anda pengetahuan untuk mengerti trinitas ini.
dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus..
1. saat Tuhan menciptakan manusia ada perkataan Tuhan bahwa menciptakan manusia yang segambar dengan Tuhan, lihat diri kita manusia ini.. segambar berarti sama.. secara tidak langsung Tuhan menunjukkan gambaran Yesus di sini.
2. ttg Roh Kudus.. pernah liat film Naruto??? Saat dia mengeluarkan jurus seribu bayangan.. muncul banyak naruto dengan tugas dan gerak yg berbeda…. ini seperti Roh Kudus itu, sebagai Tuhan yang hadir dalam setiap diri manusia dan menjalankan kuasanya untuk membimbing….jangankan Trinitas, soal Roh Kudus ini saja org susah untuk mengerti,.. misal ada perkataan tuhan ada di setiap diri manusia… wowww berarti maksudnya tuhan jadi banyak?? hehehehe tentu tidak khan..
3. lalu apa yang rumit dari Putra?? Putra adalah Tuhan sendiri yang dalam bentuk manusia menjalankan kuasa yang diberikan untuk menebus dosa manusia sesuai yang dinubuatkan nabi nabi terdahulu..
Apa yang susah toh??? Makanya berdoa, minta bantuan Tuhan agar membantu anda mengerti tentang Trinitas ini..
Kenapa harus ribut dengan jumlah? Intinya bukan di jumlah, tapi dari cara Tuhan mencoba untuk melakukan komunikasinya agar lebih dekat dengan manusia, agar manusia lebih nyaman dengan Tuhan.
Itulah Trinitas…
[dari katolisitas: silakan melihat penjelasan tentang Trinitas di sini – silakan klik]
yang perlu anda tanya ialah
1. Dapatkah saya menemukan ayat yang menyebutkan Tritunggal?
2. Dapatkah saya menemukan ayat yang mengatakan bahwa Allah terdiri dari tiga pribadi. Bapa, Putra, dan Roh kudus, namun ketiganya satu Allah?
3. Dapatkah saya menemukan ayat yang mengatakan bahwa Bapa, Putra dan Roh Kudus setara dalam segala hal, seperti dalam hal kekekalan, kuasa dan hikmad??
adakah ayat” tersebut??
Shalom Senyum,
Terima kasih atas pertanyaannya. Kalau anda ingin memberikan argumentasi bahwa karena tidak ada ayat yang menyebutkan kata Trinitas, maka anda tidak percaya Trinitas, maka sebenarnya ini adalah argumentasi yang lemah. Karena dengan argumentasi yang sama, maka saya juga dapat bertanya dapatkah anda menyebutkan “Sola Scriptura” atau “Watch Tower” atau “larangan transfusi darah” di dalam Kitab Suci? Mari kita berdiskusi dengan lebih baik dengan memberikan argumentasi yang lebih mendalam. Semoga dapat diterima.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
karena memang tidak ada ayat dalam alkitab yang menjelaskannya…
bicara pada 1 topik dan menyelesaikannya lebih baik, ketimbang anda mencari cela untuk mempertanyakan “Karena dengan argumentasi yang sama, maka saya juga dapat bertanya dapatkah anda menyebutkan “Sola Scriptura” atau “Watch Tower” atau “larangan transfusi darah” di dalam Kitab Suci?”
^_^
anda malah balik nanya…
Shalom Senyum,
Terima kasih atas tanggapannya. Point yang ingin saya sampaikan adalah tidak masalah bahwa kita mempercayai sesuatu walaupun kata itu tidak secara eksplisit disebutkan di dalam Alkitab. Namun, apakah dengan demikian, Trinitas tidak mempunyai dasar di dalam Kitab Suci? Tentu saja ada, seperti yang saya telah jabarkan di artikel di atas – silakan klik dan artikel tentang Trinitas – silakan klik. Kalau anda ingin secara serius berdiskusi, silakan untuk menanggapi dua artikel di dua link yang saya berikan, serta silakan menjawab beberapa pertanyaan yang saya telah ajukan sebelumnya. Pertanyaan yang saya berikan bahwa anda juga tidak dapat menemukan kata “Sola Scriptura” maupun “Watch Tower” maupun “larangan transfusi darah” adalah menggunakan logika yang sama dengan apa yang anda sampaikan. Dengan demikian, kalau anda tetap bersikeras bahwa harus ada kata Trinitas untuk membuktikan kebenaran Trinitas, silakan juga menjawab pertanyaan yang sama tersebut. Semoga dapat diterima.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Senyum,
Shalom, untuk beragumentasi dengan Saksi Saksi Yehuwa ini tidak ada habisnya. Saya berpegang kepada kebenaran bahwa pendiri Saksi Yehuwa itu sendiri dengan jelas dan terang membohongi seluruh dunia dengan kisahnya yang mengatakan bahwa kiamat akan terjadi pada sekian sekian tarikh sehingga tarikh itu berubah ubah kedudukannya. Malah kenyataannya, dunia ini malah belum juga berakhir seperti yang dinyatakan oleh dia, bahkan dia sendiri sudah lama meninggal tanpa sempat melihat kiamat itu. The foundation of JW itu sendiri sudah lama goyah dan nasihat saya, USAHLAH MENEGAKKAN BENANG YANG BASAH kerana bagi saya, apapun argument anda terhadap Tritunggal dan sebagainya itu sudah tidak boleh dipakai ketimbang pendiri anutan anda itu sendiri ternyata ( maaf bicara ) [edit: telah memberikan beberapa nubuat yang tidak terbukti kebenarannya]
Semoga diterima dengan lapang dada.
Linda Maria
Shaloom ibu,
saya pernah mendengar saksi Yehuwa tidak membolehkan transfusi darah. Terkadang dalam berteman kita kesulitan untuk menjelaskan ketika hal itu sudah menjadi keyakinan pribadi. Apa yang bisa kita lakukan?
Shalom Feliz,
Terima kasih atas pertanyaannya tentang Saksi Yehuwa dalam hubungannya dengan penolakan mereka akan transfusi darah. Pandangan resmi mereka tentang hal ini, dapat dilihat di sini – silakan klik. Secara prinsip pandangan mereka bersumber pada apa yang yang tertulis di Kis 15:20; Kis 21:25; Kej 9:3,4; Im 7:26-27; Im 17:1-2,10-12; Ul 12:23-25. Satu organisasi yang membahas tentang hal ini secara panjang lebar, yaitu Associated Jehovah’s Witnesses for the Reform on Blood – yang dapat dilihat di sini – silakan klik. Namun, peraturan ini juga perlu dipertanyakan konsistensinya, mengingat bahwa tahun 1998, ada kelonggaran yang diberikan kepada anggota Saksi-saksi Yehuwa di Bulgaria, mengingat pemerintah Bulgaria mengancam akan mencabut status mereka sebagai organisasi keagamaan kalau mereka tetap bertahan dengan doktrin tersebut.
Secara prinsip, Gereja Katolik menolak ajaran ini. Hal ini pernah disampaikan oleh Uskup Alejandro Goic dari Rancagua, ketua dari Konferensi Wali Gereja Chili, menanggapi kematian seorang wanita anggota Saksi-saksi Yehuwa yang meninggal karena tidak mau menerima transfusi darah. Beritanya dapat anda lihat di sini – silakan klik. Secara prinsip beliau mengatakan bahwa penghormatan terhadap hati nurani seseorang tidak menghapuskan kewajiban seseorang untuk menghormati kehidupan. Beliau mengutip Rom 14:17 yang mengatakan “Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.” Dengan demikian, tidak ada yang najis dalam makanan dan minuman, karena bukan sesuatu yang masuk yang menajiskan kita, namun apa yang keluar dari mulut. (lih.Mat 15:11). Kita juga mungkin harus melihat ayat Yoh 6:53 “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.” dan Mat 26:27-28 “27 Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: “Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. 28 Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.” Dari dua ayat ini, kita melihat bahwa Kristus memberikan darah-Nya untuk umat manusia sehingga kita memperoleh hidup. Semoga jawaban ini dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Numpang senyum lagi nih yaa…
^_^
di Alkitab ada gak kata” Tritunggal??
jangan menambahkan donk…
baca yaa…
kalimatnya sederhana kok jangan diperumit yaa..
Yohanes 17:3
Dan ini ada beberapa informasi yang saya riset ya buat baca2…..
The New Encyclopœdia Britannica mengatakan, ”Kata Tritunggal, maupun doktrin Tritunggal yang jelas, tidak terdapat dalam Perjanjian Baru. Yesus dan pengikut-pengikutnya juga tidak bermaksud menentang Syema dalam Perjanjian Lama: ’Dengarkanlah, hai, Israel: Yehuwa adalah Allah kita; Yehuwa itu esa’ (Ul. 6:4). . . . Doktrin ini berkembang secara bertahap selama beberapa abad dan melalui banyak perdebatan. . . . Menjelang akhir abad ke-4 . . . doktrin Tritunggal pada dasarnya mengambil bentuk yang sampai sekarang dipertahankan.”—(1976), Micropædia, Jil. X, hlm. 126.
New Catholic Encyclopedia menyatakan, ”Perumusan ’satu Allah dalam tiga Pribadi’ tidak ditetapkan dengan tegas, dan pasti tidak dilebur sepenuhnya ke dalam kehidupan Kristen dan pengakuan imannya, sebelum akhir abad ke-4. Namun, tepatnya rumus inilah yang pertama-tama mendapat nama dogma Tritunggal. Di antara Bapak-Bapak Rasuli, tidak pernah bahkan sedikit pun ada yang mendekati sikap atau pandangan seperti itu.”—(1967), Jil. XIV, hlm. 299.
Dalam The Encyclopedia Americana kita membaca, ”Kekristenan berasal dari agama Yahudi dan agama Yahudi benar-benar Unitarian [percaya bahwa Allah adalah satu pribadi]. Jalan dari Yerusalem ke Nicea sama sekali tidak mulus. Ajaran Tritunggal abad ke-4 tidak mencerminkan dengan tepat ajaran Kristen masa awal mengenai sifat dasar Allah; sebaliknya, ada penyimpangan dari ajaran ini.”—(1956), Jil. XXVII, hlm. 294L.
Menurut Nouveau Dictionnaire Universel, ”Tritunggal menurut Plato, yang semata-mata suatu penyusunan kembali tritunggal-tritunggal kuno yang berasal dari orang-orang zaman dahulu, tampaknya merupakan ciri-ciri tritunggal yang rasional dan bersifat filsafat yang melahirkan ketiga hypostase (zat) atau pribadi ilahi yang diajarkan oleh gereja-gereja Kristen. . . . Konsep filsuf Yunani [Plato, abad keempat SM] ini mengenai tritunggal ilahi . . . dapat ditemukan dalam semua agama [kafir] kuno.”—(Paris, 1865-1870), diedit oleh M. Lachâtre, Jil. 2, hlm. 1467.
John L. McKenzie, S.J., dalam bukunya Dictionary of the Bible, berkata, ”Tritunggal pribadi-pribadi dalam persatuan alam didefinisikan menurut ’pribadi’ dan ’alam’ yang merupakan istilah-istilah filsafat Yun[ani]; sebenarnya istilah-istilah tersebut tidak ada dalam Alkitab. Definisi-definisi tritunggal muncul sebagai hasil perdebatan yang panjang; dalam perdebatan itu istilah-istilah ini dan istilah-istilah lain seperti ’inti’ dan ’zat’ secara salah diterapkan pada Allah oleh beberapa teolog.”—(New York, 1965), hlm. 899
Shalom Senyum,
Walaupun kata Trinitas tidak disebutkan secara eksplisit dalam Kitab Suci, namun prinsip ajaran tentang Trinitas diajarkan di dalamnya. Hal ini sudah kami uraikan di artikel Trinitas: Satu Tuhan dalam Tiga Pribadi, silakan klik.
Anda keliru kalau menyangka bahwa sebelum Konsili Nicea ajaran tentang Trinitas tidak diajarkan. Prinsip Allah Trinitas sudah diajarkan oleh St. Clement (88-89), St. Ignatius dari Antiokhia (50-117) di abad pertama, St. Policarpus (69-155), St. Athenagoras (133-190), St. Irenaeus (115-202) di abad kedua, dan St. Athanasius (296-373) di abad ke-4, yang juga dikenal sebagai rasul yang membela dan mempertahankan ajaran Trinitas.
Maka, jika anda ingin mengutip suatu sumber, saya mengusulkan agar anda menyebutkan sumbernya yang jelas, siapa yang mengeluarkannya/ pengarangnya, dan silakan mengutip secara keseluruhan, apa yang dikatakan tentang hal tersebut, dan jangan mengutip hanya sebagian saja (hanya satu paragraf) karena dapat menimbulkan salah paham. Baik jika anda memberikan kutipan dalam bahasa aslinya (jika itu bahasa Inggris) agar tidak terjadi salah terjemahan. Sebab sumber New Advent Catholic Encyclopedia yang dapat diperoleh datanya di internet, tidak mengatakan apa yang anda sebutkan. Di sumber New Advent Catholic Encyclopedia disebutkan dasar- dasar ajaran tentang Trinitas, baik dari Kitab Suci maupun Tradisi Suci. Di sana dikatakan dengan jelas, bahwa ajaran tentang Trinitas telah diajarkan sejak awal mula oleh Gereja. Demikian secuplik kutipannya:
“In this section we shall show that the doctrine of the Blessed Trinity has from the earliest times been taught by the Catholic Church and professed by her members. As none deny this for any period subsequent to the Arian and Macedonian controversies, it will be sufficient if we here consider the faith of the first four centuries only….”
Oleh karena itu artikel di link tersebut selanjutnya membahas ajaran Gereja tentang Trinitas yang diajarkan sebelum Konsili Nicea (325), yang dikatakan sebagai ‘sudah cukup’ untuk menjelaskan tentang Trinitas, sebab memang prinsipnya sudah diajarkan sejak awal mula Gereja perdana (di abad- abad awal).
Jika kita mempelajari sejarah, kita ketahui bahwa sejak abad awal terdapat juga banyak ajaran yang berusaha menyederhanakan ajaran tentang Trinitas ini, tetapi malah menjadikannya tidak benar. Setidak- tidaknya, ada tiga paham yang tidak sesuai dengan ajaran para rasul tentang Allah Trinitas, yaitu: 1) paham yang menolak pembedaan di dalam Pribadi-pribadi Tuhan (paham ini disebut Monarchianism, Anti Trinitarianism dan Unitarianism), 2) paham yang menolak ke-Allahan Pribadi Kedua (Kristus) dan Pribadi Ketiga (Roh Kudus) (disebut Subordinationism, sebagai contohnya Arianism, seperti pernah dibahas di sini, silakan klik) dan 3) paham yang menolak kesatuan dalam kodrat Allah (Tritheism).
Demikianlah tanggapan saya, semoga dapat menjadi masukan bagi anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Satu Tuhan dalam 3 pribadi.
apa bedanya dengan ajaran Hindu? Ada Dewa Brahma, Dewa Syiwa dan Dewa Wisnu.
Trinitas tidak bisa dipertanggung-jawabkan.
Istilah Misteri hanya dalih …… karena memang tidak punya dasar dari Alkitab.
Saya berani buktikan kalau Trinitas bertentangan dengan Alkitab.
Siapa yang berani?
Saya tunggu saja……..
Shalom Budi,
Terima kasih atas komentarnya. Silakan untuk membaca dialog panjang ini – silakan klik, yang mungkin berhubungan dengan argumentasi yang ingin anda kemukakan. Anda dapat bergabung dalam diskusi tersebut atau memberikan argumentasi yang baru. Sebelum anda mengambil dari traktat Watch Tower, silakan membaca artikel di atas – silakan klik, karena artikel di atas adalah usaha untuk menjawab traktat dari Saksi Yehuwa tentang Trinitas. Sebelum diskusi tentang Trinitas, akan lebih baik kalau dapat berdiskusi tentang apakah Yesus sungguh Tuhan. Semoga dapat dimengerti.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Dear Stef,
Saya sudah memiliki keyakinan bahwa Allah Bapa dan Yesus berbeda sejak saya masih Sekolah Dasar. Jadi saya dilahirkan dalam lingkungan Kristen Protestan dan Kakek & Nenek Muslim.
Jadi hasil dari pembacaan Alkitab saya sejak saya bisa membaca, membawa saya kepada kebencian saya kalau Yesus dianggap Allah Bapa. Sebab di Alkitab Yesus sendiri tidak pernah mengaku sebagai Allah Bapa.
Sampai akhirnya….hanya Saksi-Saksi Yehuwa yang memiliki pandangan yang sama dengan saya. yang juga bisa menjelaskan dengan baik tentang isi Alkitab sampai ke hal-hal yang paling sulit buat semua orang. (Terutama di Buku Wahyu, Daniel dan Buku Ayub serta Buku Kejadian).
Bagi saya, Yehuwa/Yahweh adalah pencipta. Dan ingat Yoh 3 : 16, Allah Bapa Yehuwa telah memberikan putranya ke dunia ini…….ya Yesus lah putranya.
Jadi mau apa lagi……?
Saksi-Saksi Yehuwa bukan Organisasi sembarangan. Yesus Kristus ada dibalik semua hal yang berhubungan dengan Organisasi Saksi-Saksi Yehuwa. Silahkan buktikan saja kalau tidak yakin.
Saran saya kalau mau tahu cetakan terbaru Bacaan Rohani dari Yesus Kristus dalam Organisasi Saksi-saksi Yehuwa, buka aja di : jw.org.
Semua bisa di down load kok.
Gampang kan.
Tq,
Budi Halasan – Petojo
Shalom Budi,
Terima kasih atas tanggapan anda. Pertama, Gereja Katolik tidak menganggap bahwa Yesus adalah Allah Bapa. Gereja Katolik mengatakan bahwa Yesus adalah Allah Putera yang adalah pribadi yang berbeda dengan Allah Bapa namun bersama dengan Allah Roh Kudus terikat dalam satu hakekat (substansi) yang sama. Mengapa Gereja Katolik mempercayai bahwa Yesus adalah Tuhan? Silakan membaca artikel ini – silakan klik. Anda dapat tidak setuju dengan artikel tersebut dan anda dapat memberikan argumentasi, sehingga kita dapat berdialog dengan baik. Dengan demikian, anda tidak hanya sekedar membenci, namun juga mempunyai dasar yang baik.
Saya juga telah menuliskan artikel tentang Saksi-saksi Yehuwa beserta dengan beberapa prinsip pengajarannya yang tidak Alkitabiah di sini – silakan klik. Silakan memberikan argumentasi terhadap artikel tersebut. Umat Kristen mengamini semua ayat-ayat di dalam Kitab Suci, termasuk ayat-ayat yang menyatakan bahwa Yesus adalah sungguh manusia. Namun, di satu sisi, Gereja Katolik juga mengamini ayat-ayat yang menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan. Inilah sebabnya Gereja Katolik mempercayai bahwa Yesus adalah sungguh Allah dan sungguh manusia. Kalau anda menganggap bahwa Saksi Yehuwa adalah dari Tuhan, dan oleh karena itu ajaran-ajaran yang bertentangan dengan Saksi Yehuwa bukan dari Tuhan, maka pertanyaannya adalah mengapa Tuhan membiarkan adanya kesesatan sejak dari kenaikan-Nya ke Sorga sampai tahun 1872?
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Dear Stef,
Pertanyaan terakhir kamu bagus sekali. saya suka itu.
Saya kutip ya :
– maka pertanyaannya adalah mengapa Tuhan membiarkan adanya kesesatan sejak dari kenaikan-Nya ke Sorga sampai tahun 1872?
Ini pertanyaan yg jarang saya temukan diantara penentang Saksi-Saksi Yehuwa.
Saya hanya akan menjawab inti saja, dan saya yakin kamu bisa menangkapnya.
Jawaban saya :
Banyak orang tidak memahami bahwa Allah bukan penulis skenario sehubungan dengan kehidupan manusia di Bumi. Jadi tindakan yang dilakukan oleh seseorang, bukan Allah yang mengaturnya.
Allah Yehuwa, pencipta alam semesta, ingin penyembahan kepadanya berasal dari hati, bersifat tulus dan didasarkan atas iman. Ini bisa terlihat dari kehidupan Adam dan Hawa, sebagai manusia ciptaan Allah yang pertama, yang mana sudah memiliki pengetahuan akan hukum Allah, untuk tidak makan buah, ternyata tidak memanfaatkan pengetahuannya akan Hukum Allah yang berasal langsung dari mulut Allah Yehuwa, yang dicatat di Kejadian 2 : 16 – 17, dengan bertindak sembrono. memakan buah yang Allah Yehuwa larang. Akibatnya jelas, Ayat 17 mengatakan bahwa mereka akan mati bila memakannya.
Akhirnya kehidupan yang seharusnya bisa dinikmati Adam dan Hawa selamanya di Bumi ini, digagalkan oleh ulah Adam dan Hawa itu.
Saat itu bisa saja Allah Yehuwa membinasakan Adam dan Hawa, serta Setan Si Iblis. Namun, janji Allah sehubungan rencana awal Allah Yehuwa menciptakan manusia di atas bumi, yang dicatat di Kejadian 1 : 28, tidak bisa dirubah. Apa yang sudah Allah Yehuwa katakan harus terjadi. Baca Mazmur 55 : 10 -11. Kata-kata Allah adalah Hukum. Allah Yehuwa tidak pernah berdusta.
Makanya akhirnya apa yang bisa Allah lakukan agar manusia keturunan Adam dan Hawa, tetap bisa menikmati rencana semula Allah, yaitu hidup kekal di Bumi ?
Allah Yehuwa mengatur untuk bisa membuat penyelenggaraan TEBUSAN. Ini bukan buat Adam dan Hawa, tetapi untuk seluruh keturunannya saja. Kenapa tidak termasuk Adam dan Hawa? Pertanyaan ini kita simpan dulu. yang pasti Yohanes 3 : 16 mencatat bahwa barang siapa yang ingin ditebus dosanya, sehingga bisa menikmati hidup kekal/selama-lamanya, harus beriman terhadap Putra Tunggal allah Yehuwa, yang telah dikaruniakan kepada kita. (baca lagi ya.)
Jadi saat di Bumi, Yesus mengajarkan banyak hal, ajarannya dari mana? Ya dari Allah Yehuwa tentunya, karena Yohanes 17 : 3 Yesus mengaku kalau dia adalah utusan Allah. Allah Yehuwa yang telah mengutusnya.
Akhirnya saat yang dinanti Yesus pun tiba. Yesus harus mati dipaku atas tindakan Yesus yang mengaku sebagai Anak Allah. Yesus dicibir oleh bangsanya sendiri, karena dianggap lebay banget. mengaku Anak Allah. Ahli-ahli Agama saat itu berada dibalik pembunuhan Yesus. (Baca lagi Injil ya.)
Namun kematian Yesus bukan kekalahan Yesus. Justru Yesus sadar, dia diutus Allah Yehuwa bukan buat pamer kekuasaan (Ingat, kedudukan Yesus di Surga sangat tinggi, dia membawahi seluruh malaikat-malaikat yang ada di Surga = Penghulu Malaikat). Yesus harus rela melepas kedudukannya di Surga, dan diutus Allah ke Bumi sebagai manusia, dengan status sosial yang juga rendah. (Maria dan Yusuf bukan orang kaya, hanya tukang kayu).
Setelah mati, pada hari ketiga Allah Yehuwa menepati janjinya, untuk membangkitkan Yesus dari kematian (ini sesuai dengan nubuat yang tertulis tentang Yesus di kitab-kitab Ibrani). Yesus selama tiga hari mati. Semua orang tahu ini. (Baca Injil lagi). tapi baru pada hari ke 40 sejak kematiannya, Yesus naik ke Surga. Matius 28 : 18 mencatat kata-kata Yesus dengan jelas, bahwa Allah Yehuwa sudah memberikan wewenang (kekuasaan) baik di Bumi maupun di Surga. Ya, kematian Yesus bernilai sangat tinggi bagi Yehuwa, selain dapat menebus dosa seluruh umat manusia, Allah Yehuwa juga menyerahkan penyelesaian permasalahan tentang manusia di atas bumi ini, menjadi ditangan kendali Yesus, sebagai pribadi yang Allah Yehuwa percaya. Maka Yesus Kristuslah, yang ditetapkan oleh Allah Yehuwa sebagai Raja dari Kerajaan Allah. (Yesus hanya akan memerintah selama 1.000 (seribu) tahun saja. (Baca Kitab Wahyu).
Seribu Tahun adalah waktu yang panjang, yang akan digunakan Yesus untuk mengembalikan kesempurnaan seluruh manusia yang diselamatkan.
Nah, sebelumnya Yesus Kristus sudah menunjuk para Rasul dan juga Paulus, untuk mengajarkan banyak hal mengenai ajaran-ajaranya dan menerapkannya dalam kehidupan. (Baca matius 28 : 19 -20). Dengan begitu banyak orang akan memiliki kesempatan untuk mengenal Alkitab lebih dalam lagi.
Jadi bukan semenjak kenaikan Yesus ke Surga, ada kesesatan di dalam Ke-Kristen-an. Coba baca lagi buku Kisah Para Rasul sampai Wahyu. Para Rasul tetap setia memberitakan Firman Allah kemana-mana. Nah, setelah kematian Para Rasul, upaya Setan Si Iblis dan Hantu-Hantunya, untuk memalingkan seluruh penganut Kristen, berhasil dengan baik.
Tetapi apakah Alkitab, akhirnya juga hilang dari peredaran?
Tidak sama sekali!!!!!
Memang pengikut Kristen sejati mati ditelan usia, tetapi Alkitab justru tersebar kemana-mana. Buktinya sampai jaman kita, Alkitab malah tambah banyak. Ini bukti bahwa walaupun secara kelompok, pengikut Yesus lenyap, tetapi Allah Yehuwa tetap memberkati upaya orang-orang yang mencintai Alkitab, walaupun taruhannya nyawa, banyak yang berusaha agar Alkitab disebarluaskan seperti keinginan Allah Yehuwa sejak dulu, karena Alkitab memang untuk manusia, karena disitulah manusia bisa membaca asal-usul nenek moyangnya.
Dengan ketidaksempurnaan yang manusia miliki saat ini, sulit bagi manusia berbicara langsung dengan Allah, maka dengan membaca Alkitab, kita semua akan tahu, apa sebenarnya yang Allah mau kalau kita ingin beribadah kepadanya.
Ingat bahwa Setan Si Iblis dan Hantu-hantunya masih ada, sampai sekarang, jadi Iblis masih berupaya agar kita jauh dari Alkitab. Tidak mengerti Alkitab.
Maka upaya serius Chales T. Russel menyelidiki Alkitab, diberkati. Organisasi Saksi-saksi Yehuwa tidak hanya ada di Indonesia saja, tetapi di seluruh Bola Bumi ini, ada 232 negara dan kepulauan. Jumlah Sidangnya terus bertambah pesat, anggotanya juga.
Maka sekarang, buat Stef, adakah ajaran Gereja yang tidak sesuai dengan Alkitab?
Bila tidak ada, ya ikuti saja terus dan yakini dengan Iman kamu.
Bila ternyata ada, ya berarti gereja tersebut sudah bukan pengikut Yesus lagi, tetapi pengikut Setan Si Iblis secara tidak langsung, sama seperti Adam dan Hawa.
Ingat ajaran Yesus tentang jalan yang sempit dan jalan yang luas?
Yesus bilang jalan yang sempit, yang lewat hanya sedikit saja, padahal ujungnya adalah kehidupan.
Maka memang pengikut Yesus Kristus akhirnya akan sedikit saja kok, karena jalannya sempit, tidak mudah dilewati, sisi kanan dan kiri jurang, sekali menyalahi perintah Allah, orang itu akan masuk jurang dan langsung mati. Namun kalau jalan yang lebar dan luas, yang mudah melewatinya, akan banyak yang lewat, tapi ujungnya menuju kematian.
Tetap mau ikut Yesus Kristus?
Pelajari Alkitab dan terapkan semuanya, jangan ditawar-tawar.
Ok.
Tq,
Budi halasan – Petojo
Shalom Budi Halasan,
Terima kasih atas tanggapan anda. Terus terang, saya tidak menangkap argumentasi yang anda berikan dalam menjawab pertanyaan yang saya berikan “Mengapa Tuhan membiarkan adanya kesesatan sejak dari kenaikan-Nya ke Sorga sampai tahun 1872?” Mungkin saya akan jabarkan pertanyaan saya lebih lanjut. Pemikiran saya adalah sebagai berikut: Saksi Yehuwa menganggap bahwa umat Allah yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan sebenarnya telah tersesat. Karena para rasul dan jemaat perdana sampai saat ini percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, maka mereka semua telah tersesat berdasarkan pengajaran Saksi Yehuwa, yang dimulai tahun 1872. Jadi, pertanyaannya adalah “Mengapa Tuhan membiarkan adanya kesesatan sejak dari kenaikan-Nya ke Sorga sampai tahun 1872?” Kalau memang semua orang telah tersesat dan kebenaran dinyatakan oleh pendiri Saksi Yehuwa, maka mengapa Allah harus menunggu hampir 19 abad untuk mengembalikan umat-Nya dari kesesatan? Silakan menjawab pertanyaan yang saya beri warna merah. Mohon maaf bahwa saya tidak dapat memasukkan komentar anda lebih lanjut, kalau anda tidak menjawab pertanyaan saya di atas. Semoga dapat dimengerti.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shalom Bapa Stef,
Pertanyaan bapa itu sungguh bagus. Saya juga turut menantikan jawaban dari Saudara Budi. Jika dia punya jawabannya, maka saya juga mempunyai sebuah pertanyaan buat saudara Budi, tapi saya tunggu dulu jawapannya saudara Budi untuk pertanyaan dari bapa Stef.
Salam kasih,
Linda Maria
Dear Stef,
Belum bisa ditangkap ya jawaban saya?
Sayang sekali ya.
Saran saya bagaimana kalau pertanyaan kamu diajukan dalam Doa kepada Sang Pencipta. Allah Bapa Yehuwa kan tidak tuli, pasti kamu akan diberikan jawaban yang memuaskan, karena Yehuwa adalah sumber segala kehidupan di alam semesta ini.
Oh ya….saya mau ralat ya surat balasan kamu di atas. Saya percaya lho Yesus itu Tuhan (Lord). Yang saya tidak percayai adalah Yesus sebagai Allah Bapa, karena di Alkitab gak ada. Yang ada di Alkitab adalah Yesus sebagai Anak Allah (Allah Yehuwa bilang dari Surga saat Yesus dibaptis; Yesus sebagai anak yang dikasihi dan diperkenan, Di Yoh 3:16 Yesus sebagai anak tunggal, di Kolose 1:15 – 17 Yesus sebagai anak sulung). Jadi saya gak mau percaya hal-hal yang bukan dari Alkitab. Jadi jangan marah kalau saya juga gak percaya Natal, karena di alkitab juga gak ada tuh.
Saya pikir saran saya tidak salah kan?
Maaf ya kalau saya belum bisa memberikan jawaban yang memuaskan, kemampuan saya terbatas.
Salam,
BP
Shalom Budi Halasan,
Dari tanggapan anda, nampaknya anda belum dapat atau tidak mau menjawab pertanyaan yang telah saya berikan. Dalam berdiskusi tentang Kitab Suci dan teologi, masing-masing pihak hendaknya mengasumsikan bahwa teman diskusi mencoba mencari kebenaran dengan sungguh-sungguh, yang artinya juga masing-masing membawa persoalan ini dalam doa. Jadi, kembali ke diskusi kita, silakan menjawab pertanyaan yang telah saya berikan “Mengapa Tuhan membiarkan adanya kesesatan sejak dari kenaikan-Nya ke Sorga sampai tahun 1872?” Kalau anda mau berdiskusi tentang pokok-pokok iman yang dipercayai oleh Saksi Yehuwa, maka saya telah menuliskannya di artikel tentang Saksi Yehuwa – silakan klik. Anda dapat memberikan sanggahan, kalau artikel tersebut tidak tepat. Kalau anda mau berdiskusi tentang ke-Allahan Yesus Kristus, silakan membaca beberapa artikel tentang kristologi di bawah ini:
Kalau anda tidak setuju dengan argumentasi yang diberikan di dalam artikel tersebut, maka silakan memberikan argumentasi yang baik dan terstruktur. Namun, sebelum kita melanjutkan diskusi topik yang lain, silakan untuk menjawab pertanyaan yang saya beri warna merah. Semoga dapat diterima.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Syaloom Pak Budi,
Terkait dengan jawaban Pak Budi, saya tidak mengerti. Kalau bapak bilang pengajaran para rasul sudah hilang dan pengikut sejati Kristus mati semua hanya Alkitab yang tersisa.
Pertanyaan saya:
1. Gereja Katolik adalah gereja yang paling KONSISTEN dalam pengajarannya dari jaman para rasul, Iya kalau Rasul2 sudah meninggal lama tp ajaran mereka ttg Tuhan Yesus diteruskan dengan konsisten sampai saat ini oleh gereja katolik. Kalau tb2 muncul suatu ajaran baru 19 abad kemudian setelah Tuhan Yesus bangkit kembali yang berlawanan kekonsistenan itu? Bagaimana dengan janji Tuhan yang menjaga gereja nya dari alam maut? setelah 19 abad kemudian kah baru di jaga oleh Tuhan?
2. Kitab2 Alkitab itu ditentukan oleh Gereja Katolik loh, dan gereja nya sudah ada sebelum Alkitab nya sudah ada.
Terima kasih sudah ingetin kami kalau jalan menuju Sorga sempit dan hanya sedikit yang masuk, saya akan terus teguh dan melaksanakan iman katolik saya.
Terima Kasih
Saudara Budi,
Bagaimana kalau dengan rasul Tomas yang mengakui saat dia meletakkan jarinya ke dalam bekas lubang di tangan Yesus yang bangkit seraya mengatakan ” Ya Tuhanku dan Allahku”
Kami yang mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Allah berada dalam satu iman yang benar seperti yang dilafazkan oleh para rasul. Sedangkan yang anda percayai hanyalah hasil dari pekerjaan fikiran manusiawi yang mengandalkan dirinya semata mata dalam menginterpretasi segala sesuatu menurut kehendaknya sendiri dan ya seperti yang sudah JELAS saya nyatakan sebelumnya, pernyataan Charles T Rusell itu tentang datangnya Yesus ke dunia ini tidak pernah menjadi kenyataan menurut kepada perkiraan atau ramalan dia.
Maaf jika ini bunyinya keras namun itulah hakikat dan kebenarannya.
semoga dapat diterima dengan lapang dada
Linda Maria
Budi Halasan,
Saudara, saya cuma ingin mengajak saudara membaca di ULANGAN 18 ayat 21 sampai ayat 22 dan sama sama merenungkan apakah Charles T Russell benar benar seorang yang boleh kita percayai kempimpinan dan kewibaannya dalam menyelidiki dan mengajar Aklitab?
Sekiranya ayat ini tidak wujud dalam Alkitab, maka saya adalah orang yang pertama akan masuk SY tetapi justeru kerana saya berpegang kepada Alkitab dan seluruh pengajarannya maka saya tetap saja Katolik.
Salam kasih
Linda Maria
Berdiskusi ayat-ayat Alkitab dengan Saksi Yehuwa sangatlah sulit dan sia-sia karena apa yang mereka percayai adalah Tafsiran Lembaga Menara Pengawal atas Alkitab. Setiap Saksi Yehuwa hanya dapat mengerti Alkitab melalui kacamata Menara Pengawal. Oleh karena itu, meski pun Alkitab menulis secara harfiah A, namun jika Menara Pengawal mentafsirkannya Z maka Z lah yang berlaku.
Jadi organisasi apakah Menara Pengawal itu? Menara Pengawal merupakan suatu organisasi kultus yang berjubah agama Kristen dan setiap anggotanya hanyalah korban dari padanya. Apakah organisasi kultus itu? Saya sudah menjelaskan dan membuktikan di blog pribadi saya di http://www.saksi-saksi-yehuwa.blogspot.com yaitu Menara Pengawal sebagai organisasi kultus berdasarkan kutipan publikasi Menara Pengawal sendiri.
Bagaimana umat Kristiani menghindari jeratan penipuan Menara Pengawal? Hanya dengan informasi yang jelas akan bahaya Menara Pengawal, umat Kristiani dapat terhindar daripadanya. Jadi banyak sharing dengan saudara seiman.
Dan untuk Sdr. Budi Halasan, di blog pribadi saya itu, saya undang Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan saya yang memang diajukan bagi Saksi Yehuwa. Saya banyak bergaul dengan Saksi Yehuwa, tetapi TIDAK SATU pun dapat menjawabnya dengan memadai. Buktikan bahwa sdr. Budi memang memiliki kebenaran sejati.
Shalowm, mohon maaf sebelumnya, lelah sy membaca & mungkin ada yg terlewat. Sy setuju dgn pendapat bro Awi, pd point “beda Alkitab”, atas alasan ini sy selalu menolak berdiskusi dgn SSY dalam bentuk apapun.
Saudara-saudari dalam Kristus, Alkitab terjemahan kita berbeda, hanya kemurahan Illahi yg sanggup menyelesaikan permasalahan ini. Bukankah sebaiknya kita bekerja, membantu yg sungguh-sungguh membutuhkan? Demi Kemuliaan Allah.
“Serviens Domino cum omni Humilitate”
Justinus says:
Mengenai konsep trinitas, sebenarnya tidak akan ada titik temu apabila diperdebatkan., karena sejak di cetuskan di Consili Vatikan di Nicea sebenarnya juga suda ada begitu banyak polemik dan kontrofersi.
Karena kalau kita berkaca lebih jauh, terlalu banyak faktor-faktor politik, kekuasaan dan lain-lain yang terjadi yang terkandung didalamnya, guna memuluskan tujuan-tujuan tertentu di jaman kekuasaan romawi. Yang harus disesalkan, mengapa dari oknum-oknum kristiani sendiri juga seakan menghalalkan berbagai cara guna memuluskan tujuan-tujuan manusiawi tersebut dengan mengatasnamakan Tuhan? Hal ini bukan hanya tuduhan belaka, tapi terbukti dengan adanya ayat-ayat sisipan yang begitu sering didapatkan didalam ALKITAB itu sendiri baik perjanjian baru ataupun perjanjian lama yang akhir-akhir ini dimasukan dalam ayat kaki.
Untuk menjawab berbagai macam polemik dan perdebatan diatas, sebenarnya sudah sangat cukup dengan mencari kebenaran-kebenaran yang masih tersisa dari ALKITAB itu sendiri dengan tulus dan tanpah embel-embel apapun baik dari sisi agama, politik, budaya dan hal-hal manusiawi lainnya. Coba kita telusuri asal-usul perjanjian lama, kapan ALKITAB (perjanjian lama) terakhir perna ada? dan kapan ALKITAB tersebut di tulis ulang? Kondisi lingkungkungan dan peradaban yang seperti apakah saat ALKITAB itu ditulis ulang? Bagaimanakan mereka menulis ulang? Referensi darimanakah yang digunakan untuk penulisan ulang? (Pasti ketemu jawabannya). Tapi sekali lagi, harus tulus dan tanpah embel-embel apapun.
Mengenai Perjanjian Baru (INJIL) itu sendiri, kapan dan dimana dirumuskan? Seperti apakah kondisi saat itu? Darimanakah dan Apakah referensi yang digunakan saat itu? Dari situlah sekiranya bisa membantu..
Syalom,
Tuhan Meberkati
Shalom Justinus,
Terima kasih atas komentarnya. Memang dalam hal iman, kita mempunyai perbedaan yang mendasar, terutama dalam Trinitas. Namun, kalau anda ingin memberikan argumentasi bahwa Trinitas terlalu banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor politik dan kekuasaan, maka sebenarnya tidaklah tepat. Pada tahun 313, Edict of Milan dikeluarkan oleh Kaisar Konstantin, sehingga kekristenan berkembang dengan pesat karena menjadi agama negara. Sebelum tahun 313, atau pada zaman penindasan agama Kristen, umat Kristen telah mempercayai Trinitas seperti yang terbukti dari tulisan-tulisan jemaat awal, seperti yang tertulis berikut ini:
1. St. Paus Clement dari Roma (menjadi Paus tahun 88-99): Bukankah kita mempunyai satu Tuhan, dan satu Kristus, dan satu Roh Kudus yang melimpahkan rahmat-Nya kepada kita?
2. St. Ignatius dari Antiokhia (50-117) membandingkan jemaat dengan batu yang disusun untuk membangun bait Allah Bapa; yang diangkat ke atas oleh ‘katrol’ Yesus Kristus yaitu Salib-Nya dan oleh ‘tali’ Roh Kudus.
3. St. Polycarpus (69-155), dalam doanya sebelum ia dibunuh sebagai martir, “… Aku memuji Engkau (Allah Bapa), …aku memuliakan Engkau, melalui Imam Agung yang ilahi dan surgawi, Yesus Kristus, Putera-Mu yang terkasih, melalui Dia dan bersama Dia, dan Roh Kudus, kemuliaan bagi-Mu sekarang dan sepanjang segala abad. Amin.”
4. St. Athenagoras (133-190), “Sebab, … kita mengakui satu Tuhan, dan PuteraNya yang adalah Sabda-Nya, dan Roh Kudus yang bersatu dalam satu kesatuan, -Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus.”
5. St. Irenaeus (115-202), “Sebab bersama Dia (Allah Bapa) selalu hadir Sabda dan kebijaksanaan-Nya, yaitu Putera-Nya dan Roh Kudus-Nya, yang dengan-Nya dan di dalam-Nya, …Ia menciptakan segala sesuatu, yang kepadaNya Ia bersabda, “Marilah menciptakan manusia sesuai dengan gambaran Kita.”
Dari tulisan-tulisan di atas, kita dapat melihat bahwa jemaat awal sebelum edict of Milan mempercayai Trinitas. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan akan Trinitas bebas dari pengaruh politik. Bahkan kalau mengikuti politik dan lepas dari penindasan, maka jemaat perdana hanya perlu melepaskan iman mereka akan Trinitas. Namun, mereka tidak mau melepaskan iman akan Trinitas walaupun mereka ditindas dan terancam kehilangan nyawa mereka. Hal ini disebabkan karena mereka mempercayai bahwa itulah yang diajarkan oleh Kristus sendiri. Bagaimana mereka mengetahui apa yang diajarkan oleh Kristus? Karena para rasul masih hidup dan penerus para rasul juga terus mengajarkan hal yang sama. Dan untuk memperjuangkan kebenaran inilah mereka rela untuk menyerahkan nyawanya.
Umat non-Kristen sering mengatakan bahwa Alkitab yang ada sekarang telah dipalsukan, namun pada saat yang bersamaan mencoba membuktikan bahwa Yesus bukanlah Tuhan dari Alkitab. Dan pada waktu umat Katolik mencoba membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan dari ayat-ayat Alkitab yang lain, maka dikatakan bahwa ayat-ayat tersebut telah dipalsukan. Oleh karena itu, dalam diskusi tentang pokok-pokok iman Kristiani, saya mengusulkan dengan dua pendekatan, yaitu: sama sekali tidak mengutip Alkitab dan hanya berdasarkan filosofi atau pendekatan yang kedua adalah menganggap bahwa Alkitab adalah dari Allah dan menganggap semua ayat-ayat di dalam Alkitab adalah benar. Diskusi tentang penulisan Alkitab, dapat anda lihat dalam dialog berikut ini – silakan klik dan juga ini – silakan klik. Silakan juga melihat artikel tentang Trinitas di sini – silakan klik. Semoga jawaban ini dapat diterima.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Trinitas … meskipun saya kurang memahaminya selain Bapa, Putera dan Roh Kudus … saya tetap meyakininya … :)
[Dari Katolisitas: Memang keseluruhan hidup kita menjadi perjalanan iman untuk semakin memahami Allah Trinitas. Sebab, walaupun Allah adalah misteri, ada banyak hal yang telah diwahyukan Allah tentang Diri-Nya, yang dapat kita ketahui. Tantangannya bagi kita sekarang adalah, sejauh mana kita mau dengan rendah hati mempelajarinya dan menerima apa yang telah diwahyukan Allah dengan segenap jiwa, akal budi, kehendak dan kekuatan kita]
Ibu Inggrid , coba perhatikan silsilah Yesus dalam firman Tuhan berikut ini :
“Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Ibrahim. Ibrahim memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub. Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar …” (Injil – Matius 1: 1-3)
“…. Ternyata ia (Maria) mengandung dari ROH KUDUS, sebelum mereka (Yusuf dan Maria) hidup sebagai suami istri … malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: ‘Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang ada di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.” (Injil – Matius 1: 18-20).
Mana yang benar dari kedua firman Tuhan ini, bagaimana konsep Trinitas menjelaskannya ? Yesus anak Allah, anak manusia, atau anak Roh Kudus ?
Shalom Justin Bateman,
Injil Matius 1:1-17 (dan Luk 3:23-38) menuliskan silsilah Yesus Kristus, sebab pengarang Injil ingin menjelaskan bahwa Kristus Sang Allah Putera memang sungguh- sungguh menjelma menjadi manusia. Melalui silsilah itu dapat diketahui bahwa Yusuf, bapa angkat Yesus, merupakan keturunan Daud. Yesus yang adalah Sang Firman Allah, menjelma menjadi daging dalam rahim Maria dan dilahirkan dari rahim Maria, namun semua itu terjadi oleh kuasa Roh Kudus, tanpa campur tangan benih laki- laki. Oleh karena itu, Injil Matius tidak mengatakan bahwa Yusuf memperanakkan Yesus, namun “….. Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.” (Mat 1:16) Ini menarik untuk disimak sebab di semua ayat- ayat sebelumnya, disebutkan kata “memperanakkan” untuk menyatakan garis keturunan dari Abraham sampai kepada Yusuf, ayah angkat Yesus.
Demikian juga dalam Injil Lukas, St. Lukas tidak mengatakan bahwa Yesus adalah anak Yusuf, namun mengatakannya demikian: “Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli, anak Matat, anak Lewi, anak Malkhi, anak Yanai, anak Yusuf, …” (Luk 3:23-24).
Dengan demikian, apa yang dituliskan oleh Injil Matius dan Lukas tentang silsilah Tuhan Yesus, tidak bertentangan dengan fakta bahwa Bunda Maria mengandung dari Roh Kudus (lih. Mat 1:18-20, Luk 1: 35). Maka Yesus adalah Putera Allah yang Tunggal (lih. Yoh 1:14,18; 3:16; 1 Yoh 4:9), yang menjelma menjadi manusia [oleh kuasa Roh Kudus], sehingga Kristus disebut sebagai Anak Manusia (Luk 5:24; 6:22; 7:34; 9:22,26,44,58, dst), dan disebut ‘Anak Manusia’ untuk menunjukkan bahwa Ia adalah penggenapan nubuat para nabi (lih. Dan 7:13; Kis 7:56). Sabda Allah menyebutkan Kristus sebagai Anak Tunggal Bapa (Yoh 1:14), dan bahwa Roh Kudus -yang disebut juga sebagai Roh Penolong, Penghibur, Roh Kebenaran- diutus oleh Allah Bapa dan Kristus Sang Allah Putera (Yoh 14:26; 15:26).
Selanjutnya tentang penjelasan Allah Trinitas, silakan klik di sini. Sedangkan penjelasan tentang Trinitas dan kodrat Yesus, silakan klik di sini.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Syalom bagi semua, terutama Bpk. Stefanus Tay dan Bu Inggrid Listiati. Artikel-artikel dan jawaban debat yang Anda sekalian tuliskan dalam situs ini sungguh membuat mata saya lebih terbuka dan lebih menguatkan iman saya pada Kristus.
Bagi saya yang awam ini, entah mengapa makna Trinitas begitu mudah saya terima. Mungkin karena penjelasan suster yang menjadi guru sekolah saya dahulu. Betapa sesungguhnya Trinitas adalah 3 pribadi namun adalah Esa.
Waktu itu guru saya menjelaskan bahwa Trinitas itu laksana air yang sumbernya kehidupan. Air bisa memiliki berbagai wujud: cair, padat (es), dan gas (uap air), namun apapun wujudnya, air adalah tetap air (H2O).
Bahwa Tuhan Yesus bisa bertemu dengan Allah Bapa, memohon kepada Bapa, maupun berdoa kepada Bapa pun bisa saya terima dengan mudah, karena dengan mudahnya saya bisa membayangkan air yang diberi es batu, meskipun keduanya memiliki wujud yang berbeda, namun jika es mencair, air es tetaplah air. Demikian pula uap air, begitu dingin, bukankah akan berubah wujud menjadi hujan yang notabene adalah air. Dan apapun wujudnya, air tetap menjadi sumber kehidupan bagi segala mahluk (air yang melegakan, es yang menyejukkan panas, dan uap air yang menjadi sumber oksigen yang kita hirup).
Dan jikalau air pun bisa memiliki sifat yang seperti itu, tentu saja Tuhan Allah jauh lebih berkuasa, karena Allah itu Maha Kuasa.
[Dari Katolisitas: Memang analogi tentang air, uap air dan es dapat sedikit membantu menjelaskan tentang konsep Trinitas, terutama bagi anak- anak, seperti yang pernah kami tuliskan di sini, silakan klik. Tetapi pada akhirnya konsep Trinitas hanya dapat dipahami jika seseorang telah menerima apa yang diwahyukan oleh Allah sendiri di dalam Sabda-Nya, yaitu Kristus Yesus. Tentang Allah Trinitas, kami pernah mengulasnya di sini, silakan klik]
Sedikit OOT :
Saya dulu pernah baca tulisan para kudus, mengenai trinitas ini, dan dia meng analogikan trinitas dengan “Api” , 3 pribadi dalam 1. Api yg memberi terang, api yg memberi panas, dan api yg mengkonsumsi. (catatan : Tuhan pun sering menggambarkan diri nya sebagai api) … kalo kita perhatikan kalo cuman terang aja sebenarnya kita bisa hanya pake senter aja, kalo panas kita bisa pake contoh setrikaan, tapi dalam api semua ini terwujud dalam satu kesatuan yg tidak terpisah.
Yesus yg 100% manusia dan 100% Tuhan, bisa di analogikan dengan cahaya (ini analogi sendiri yah), sebenarnya ilmuan masih berdebat mengenai cahaya … bahwa cahaya adalah gelombang, atau partikel. Saya bukan orang fisika (mungkin yg lebih ngerti bisa menambahkan tentang percobaan2 nya), tapi dulu pernah nonton di discovery, pada akhirnya Albert Einstein lah yg mencetuskan dualitas gelombang- partikel. ( dan kebetulan lagi , Yesus pun sering menggambarkan diri sebagai terang)
saya pribadi sulit memahami dan menjelaskan konsep trinitas, tetapi saya percaya akan hal itu. karena didalam alkitab selalu ada tertulis Bapa, Putera dan Roh Kudus yang berulang – ulang. tentu dari sisi teologi itu menandakan suatu misteri, yang perlu didalami manusia dari sudut iman. karena tentu Tuhan tidak sesederhana yang kita pikir, yang cukup mengatakan bahwa tuhan itu satu dan berada disorga. pemahaman kita tentang surga saja belum tentu benar apalagi mengenai Tuhan. kitab suci manapun tidak pernah menunjukkan berapa banyak tuhan, hanya karena keterbatasan pengetahuan dan bahasa manusia sehingga kita hanya mampu menterjemahkan bahwa Tuhan adalah satu/tunggal/esa. bagaimana kalau tuhan itu ternyata lima belas.
kalau berbicara tentang trinitas seumpama mempelajari rumus – rumus fisika yang terdiri atas pertautan huruf – huruf yang sederhana tetapi ketika itu dijabarkan menjadi semakin luas dan seolah semakin meninggalkan rumus awal, dan ketika rumus tersebut diaplikasikan dalam kehidupan nyata hasilnya luar biasa menakjubkan. contohnya rumus yang dtemukan eistein. seperti itulah konsep trinitas.
memahami Tuhan dengan logika tidak semudah yang kita pikirkan. kita kembali ke ilmu fisika, ilmu fisika yang dikuasai oleh manusia baru sebagian kecil. sedanngkan Tuhan lebih dari fisika, dan Tuhan tidak cukup hanya dipahami dengan Logika tetapi juga dengan batin.
Shalom Yonathan,
Kitab Suci mengajarkan kepada kita bahwa Allah menyatakan diri-Nya sebagai Allah yang Satu/ Esa, walaupun ke-esa-annya itu merupakan misteri yang tak sepenuhnya terselami oleh akal budi manusia. Demikian beberapa ayat di dalam Kitab Suci yang menyatakan ke-esaan Tuhan:
…namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. (1 Kor 8:6)
Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. (1 Kor 12:6)
“… satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.” (Ef 4:6)
Namun walaupun merupakan misteri, kita dapat yakin bahwa dalam keesaan-Nya tidak mungkin Allah ada lima belas, seperti pengandaian anda. Untuk memahami misteri dalam kehidupan Ilahi-Nya itu, kita mengacu kepada pengajaran Kristus sendiri, yang jelas mengatakan bahwa Ia dan Bapa adalah satu (lih. Yoh 10:30) dan bahwa Ia memerintahkan para murid-Nya untuk membaptis di dalam nama Tuhan, yang disebut-Nya sebagai Bapa, Putera dan Roh Kudus (lih Yoh 28:19-20). Selanjutnya tentang Trinitas, silakan klik di sini, dan mengapa dalam Trinitas ada tiga Pribadi Allah, bukan 2 atau 4, silakan klik di sini.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Ingrid Listiati- katolisitas.org
saya seorang katolik dari saya lahir dan puji kepada Tuhan sampai sekarang dan berharap sampai akhir hayat saya. soal penafsiran alkitab dan kisah2 yesus mungkin pengetahuan saya hanya seujung kuku paling kecil sedunia apalagi trinitas. kalo di tanya trinitas jujur saya tak bisa menjelaskan namun saya percaya 101% kepada yesus, tuhan kita. banyak yang memandang sebelah mata mengenai trinitas karena tidakmasuk di akal, namun bagi kita orang yang beriman kepada yesus hanya satu kunci yang harus kita pegang yaitu sabda yesus sendiri. Dia bersabda “BERBAHAGIALAH YANG TIDAK MELIHAT NAMUN PERCAYA”.
Itu kata – kata yang menjadi pedoman iman katolik saya. tak perlu berdebat dan mencari kebenaran diri-sendiri karena kebenaran sejati hanya milik tuhan. halleluya….aminnn….
[Dari Katolisitas: Yang kami coba lakukan di sini adalah menyampaikan kebenaran sejati yang diwahyukan Allah kepada Gereja Katolik, jadi memang bukan untuk mencari kebenaran diri sendiri.]
MISTERI TRINITAS….
MENGAPA KITA KESULITAN MENGULAS TRINITAS,SEDANGKAN KITA BELUM TAHU KEBENARANYA .
KAMI MENCOBA MENCARI JAWABAN DI ALKITAB TAPI NDAK TAHU,KO SULIT YA…APAKAH INI HANYA KARANGAN MANUSIA BELAKA,YANG MENCARI SENSASI DILUAR POLA PIKIR KITA,AGAR KITA TERJEBAK OLEH TEKA-TEKI TERSEBUT
MUNGKIN KITA ADA BAIKNYA LEBIH BIJAK MENCARI TAHU OLEH PIHAK YANG LEBIH BERWENANG,DAN SAYA KIRAPASTI TOKOH AGAMA PASTI SULIT MENGARTIKAN DENGAN JELAS…
SAYA PRIBADI ,MENDING BACA DARI SUMBERNYA SAJA ,ALKITAB
JUST INPUT MAN
Shalom Lukas,
Nampaknya, anda menganggap Trinitas tidak benar karena anda sudah terlebih dahulu menganggap bahwa itu tidak mungkin dipahami, lalu anda menganggap bahwa misteri Trinitas adalah teka teki. Walaupun benar bahwa Trinitas pada akhirnya adalah misteri Allah yang tidak sepenuhnya dapat terselami oleh pemikiran manusia secara tuntas, namun ada banyak hal dari misteri Allah ini yang dapat dipahami, karena Allah sendiri berkenan mengungkapkannya kepada Gereja. Silakan, jika anda tertarik, untuk membaca di sini, silakan klik, untuk mengetahui dasar- dasar pengajaran Gereja Katolik tentang Allah Trinitas.
Kitab Suci memang memegang peranan penting dalam iman kita, namun Kitab Suci ini tidak berdiri sendiri. Justru karena Sabda Tuhan tidak terbatas kepada apa yang tertulis di dalam Kitab Suci, tetapi kepada segala ajaran, baik lisan maupun tulisan, yang dipercayakan kepada para rasul dan para penerus mereka (lih 2 Tes 2:15). Maka otoritas atau “pihak yang lebih berwewenang” dalam meneruskan Sabda Tuhan adalah Gereja, karena memang Gereja adalah jemaat Allah yang hidup, yang menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran (lih. 1 Tim 3:15).
Sedangkan mengapa kami tidak dapat menganggap bahwa Alkitab itu sendiri saja cukup, silakan klik di sini.
Semoga ini juga dapat menjadi masukan bagi anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
PS: Untuk selanjutnya, jika anda ingin melanjutkan dialog ini, mohon jangan menggunakan huruf besar (kapital) semua, karena dalam bahasa internet, itu artinya anda sedang berteriak/ marah. Kami percaya anda sedang tidak marah- marah kepada kami, oleh karena itu mari menggunakan cara berdialog yang lebih santun.
maaf, saya pernah membaca alkitab, bahkan belajar teologi kristen, dari saya mengeri agama saya hanya percaya satu TUHAN, sampai saya penasaran dan baca alkitab, tapi yang saya temukan tetap satu TUHAN. dari semua perkataan YESUS, dan kejadian yang YESUS alami, tak ada yang merujuk bahwa dia adalah TUHAN. sampai akhirnya saya temukan surat2 PAULUS kepada jemaat nya. disitulah saya baru menemukan bahwa YESUS dijadikan TUHAN. dari semua kejadian dalam injil, ” saat Yesus melakukan mukziat selalu diakhiri atas ijin BAPAK, lalu YESUS berdoa kepada bapak, DAN memanggil BAPAK saat disalib, bahkan matius menuliskan prihal berdoa, yang hanya ada dalam matius prihal berdoa ditulis. tak ada kata YESUS dalam doa itu. jadi sampai sekarang saya hanya percaya bahwa” AKU TUHAN ALLAHMU, TUHAN YANG PENCEMBURU” yang artinya tak boleh ada TUHAN selain AKU. yang ditulis di perjanjian lama dan ditulis juga dalam Al-Quran dengan,
1).Qul huwa allaahu ahadun,
2).allaahu shamadu,
3).lam yalid walam yuuladu,
4).walam yakun lahu kufuwan ahadun.
Terjemahan Bacaan Surat Al Ikhlas
1). Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa
2). Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu
3). Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan
4). Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia
dan hanya ini yang saya pikir logic, dan sangat menjunjung tinggi ALLAH. semua dalam ayat itu mengartikan. tiada TUHAN lain selain ALLAH.
dan sampai sekarang, itu yang saya yakini.
[dari katolisitas: Silakan Anda memberikan tanggapan terhadap artikel bagian ini – silakan klik]
Dear all,
kenapa kita tidak berfikir bahwa zat Allah memang tidak sama dengan manusia, maksudnya jika Allah adalah yang menciptakan manusia maka Dia tidak akan sama dengan yang diciptakanNya. Kita ambil contoh, seorang tukang kayu menciptakan mebel sebagai hasil pekerjaannya, apakah lantas tukang kayu sama dengan mebelnya ? tentu tidak bukan ? Begitu pula dengan Allah dan Yesus, bila Yesus adalah manusia dan Allah yang menciptakannya, tentu Allah berbeda dengan Yesus, seperti analogi tukang kayu tadi, jika Allah ingin menunjukkan diriNya lewat Yesus, tentu hal yg mudah bagiNya, tapi apakah perlu bagiNya melakukan hal yg demikian, sebab Dia dapat menciptakan segala sesuatu dan Yesus adalah hanya salah satu dari ciptaan ciptaanNya, kembali ke analogi tukang kayu, apakah mebel yg tadi sudah dibuat dapat berbuat kebalikannya yaitu menciptakan penciptanya ? Kalo Yesus itu sungguh Allah dan sungguh manusia, dimana logikanya ? bagaimana kita bisa membedakan bahwa seorang tukang kayu juga sebuah mebel ???
Shalom Justin bateman,
Jika kita berusaha memahami Allah dengan pola pikir manusia, memang kita tidak akan dapat memahami Allah yang menjelma menjadi manusia. Lalu anda menyebutkan analogi tukang kayu dan mebel tersebut. Tetapi masalahnya analogi tersebut tidak tepat, justru karena Allah menyatakan sendiri kepada kita bahwa karena Ia Maha Kuasa, maka Ia dapat menjelma menjadi manusia, tanpa berhenti menjadi Allah. Jadi Yesus bukan hanya manusia biasa saja, setara dengan mahluk ciptaan yang lain. Namun Yesus Kristus adalah Allah Putera yang memutuskan untuk memasuki sejarah manusia, ketika waktunya telah genap, menurut kehendak-Nya. Hal ini kita ketahui dari Sabda Allah yang diwahyukan kepada manusia, dan inilah yang diajarkan oleh Kristus dan para rasul, dan yang sampai sekarang dilestarikan oleh Gereja Katolik.
Silakan jika anda tertarik untuk mengetahui dasar ajaran Gereja Katolik tentang hal ini, untuk membaca artikel- artikel berikut:
Allah Trinitas, Tuhan yang Satu dalam Tiga Pribadi
Mengapa orang Kristen Percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan
Kristus yang kita imani= Yesus menurut sejarah
Yesus sungguh Allah sungguh manusia
Inkarnasi adalah Immanuel, Allah yang beserta kita
Yesus Tuhan yang dinubuatkan oleh para nabi
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Maaf bu Inggrid, justru itulah konsep Trinitas ini seharusnya bisa dipahami oleh akal manusia dengan mudah, masuk akalkah Tuhan memberikan sesuatu yang tidak bisa dicerna oleh otak manusia, apalagi itu menyangkut “Siapa itu Tuhan sendiri ?” Coba pikir baik-baik kalo kita sendiri bingung Tuhan kita siapa, bagaimana iman/keyakinan bisa hadir dalam hati kita ? Bukankan yang dibenarkan oleh hati adalah respon yang dicerna oleh akal ? Kalo ibu jujur pasti ibu akan bilang “ya”. Lagipula akal saya juga tidak bisa menerima dengan konsep Trinitas ini, bagaimana mungkin Tuhan bisa berubah wujud menjadi manusia atau Roh Kudus (pengertian Roh ini juga bisa diperdebatkan karena wujud Roh tidak bisa dilihat kasat mata), sedangkan kita saja tidak pernah tahu wujud Tuhan sebelumnya bahkan sampai saat ini dan bagaimana proses itu terjadi ? Jadi apabila TRINTAS itu sangat mudah untuk dibicarakan dan sangat mudah untuk didebatkan…artinya akal kita mampu mencerna itu….lha kalau sampai sekrang tidak ada yg mampu menjelaskan dengan gamblang sampai tidak ada yg mendebat lagi. artinya TRINITAS itu tidak masuk akal. karena yg masuk akal tidak akan pernah diperdebatkan. apakah Ibu bisa mendebat kalau saya bilang ” jika saya lempar bola keatas pasti akan jatuh lagi ke bawah”. kenapa ungkapan saya itu nggak bisa didebat? karena masuk akal……Adakah penjelasan Trinitas yg tidak terbantahkan? tidak ada….artinya? tahu sendirilah….. Konsep Trinitas ini jelas tidak masuk akal. Terima kasih
Shalom Justin,
Masalahnya di sini adalah ada banyak orang yang berusaha memahami Allah dengan logika saja, seolah segala sesuatu tentang Allah harus dapat dijelaskan dengan pemahaman manusia. Dasar pemikiran semacam inilah yang memang menghalangi seseorang untuk dapat sampai kepada pemahaman akan Allah seperti yang diwahyukan oleh-Nya. Gereja Katolik tidak memegang pemahaman semacam ini. Yang menjadi titik tolak ajaran Gereja Katolik adalah apa yang diwahyukan oleh Allah sendiri tentang Diri-Nya, dan setelah itu kita berusaha untuk memahaminya, dan bukan sebaliknya, kita berusaha memahami Allah dengan pemikiran kita, lalu ‘memaksakan’ bahwa Allah seharusnya seperti itu, yang kita pahami.
Maka nampaknya titik tolak pemikiran kita berbeda, atau tepatnya pemikiran anda, dengan ajaran Gereja Katolik. Walaupun konsep Trinitas bukan sesuatu yang secara total dapat terselami oleh pemikiran manusia, namun ajaran Trinitas bukannya “jelas tidak masuk akal“, seperti anggapan anda. Jika belum membaca, silakan anda membaca artikel tentang Allah Trinitas di sini, silakan klik. Allah memang begitu besar dan tak terbatas, sehingga memang sulit bagi kita yang terbatas dalam banyak hal ini untuk memahaminya 100 %. Hanya dalam keterbatasan kita ini, ada banyak hal yang dapat kita ketahui tentang Allah, berdasarkan atas Wahyu Allah itu sendiri.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Pak Justin Bateman. Apakah Anda bisa memahami istri Anda dengan tuntas? Saya sendiri jujur, tak bisa. Isteri saya pun mengatakan susah memahami saya. Padahal sudah lama menikah. Memahami istri saja susah, apalagi memahami Allah Tritunggal Mahakudus. Bahkan kalo ditanya apakah aku memahmi tuntas diriku sendiri? Walahualam. Saya pun kadang gak nangkep, Pak. Apalagi memahami Allah Trinitas. Maka jawaban bu Ingrid itu sudah bagus dan masuk akal. Kalo Anda bisa memahami Allah seutuihnya, maka Anda adalah Allah itu sendiri. Salam saya: Isa Inigo.
Namun Yesus Kristus adalah Allah Putera yang memutuskan untuk memasuki sejarah manusia, ketika waktunya telah genap, menurut kehendak-Nya.
logikanya jika Allah itu maha besar dan menciptakan manusia, untuk apa Allah belajar sejarah manusia, padahal dia sendiri menciptakannya. berarti ada masa dimana Allah menghilang dan tak melihat kehidupan di dunia? apakah bisa Allah sibuk mengatur, atau sedang menciptakan ciptaannya yang mungkin berada di planet lain.
[dari katolisitas: Allah tidak belajar sejarah manusia, namun Allah memasuki sejarah manusia, yang terjadi dalam peristiwa Inkarnasi. Ketika Inkarnasi, maka Allah tidak berhenti menjadi Allah, namun Allah tetap Allah. Yang membedakan adalah Allah mengambil kodrat manusia, sehingga dalam diri Yesus ada dua kodrat, yaitu sungguh Allah dan sungguh manusia.]
Trimakasih katolisitas atas artikel ini dan atas uraian perdebatan disini pengetahuan saya tentang khatolik dan trinitas bertambah.
Intinya kita hanya bisa memahami Tuhan melalui iman,namun Tuhan memberikan bukti2 dan petunjuk2 yang dapat membuat manusia mengenal Tuhan.
Tuhan Memberkati.
Regards,
Astrile
Kasus Perusakan tiga gereja di Temanggung bulan Feb 2011 ini karena sekelompok orang Islam tak rela kalau Antonius Bawengan dihukum hanya 5 tahun penjara. Antonius sendiri sebelumnya mengedarkan brosur yang disebut anti agama Islam. Ternyata menurut berita di sini, dia adalah penganut Saksi Yehova. Antonius Bawengan ternyata menistakan agama lainnya selain Islam. Barulah orang Islam pun tahu bahwa ada Saksi Yehova yang anti Islam, Anti Protestan , maupun Anti Katolik. Pertanyaan saya, apakah ini sekte dari Yahudi ? Atau sebenarnya Saksi Yehova ini Yahudi itu sendiri? Beritanya ada di http://id.news.yahoo.com/repu/20110216/tpl-antonius-bawengan-ternyata-menistaka-97b2f71.html
Bagaimana sikap Katolik terhadap poin-poin ajaran Saksi Yehova? Saya klik di sini http://www.indoforum.org/blog.php?b=779 disebut bahwa mereka anti hormat bendera, anti pemerintah, anti donor darah, anti jadi tentara, merasa umat terpilih. Di situ ada tanggapan dari aliran Protestan yang menolak semuanya sengan dasar-dasar Alkitabnya. Bagaimana dasar Katolik untuk menolak point-point itu? Terima kasih dan semoga katolisitas makin jadi terang bagi kami semua. . Shalom: Isa Inigo.
[dari katolisitas: silakan melihat artikel tentang Saksi-saksi Yehuwa di sini – silakan klik]
kalau saya sih mohon maaf untuk menjelaskan tentang “Tritunggal” karena otak saya tidak mampu untuk menjelaskan hal tersebut, kalau saya sih amat sederhana menjelaskan tentang Tritunggal , ada seorang Pejabat, dikantor dia dipanggil anakbuahnya dengan kata “Boss”, Istrinya memqnggil diq “Suami”, anaknya memanggil dia “Papa”, jadi kalau anak buahnya berkata “Tadi saya bertemu Boss” maka artinya dia bertemu sang pejabat, dan kalau, istrinya mengatakan “tadi saya bertemu suami” maka artinya siistri tadi bertemu dengan sang pejabat, dan kalau anaknya berkata “tadi saya bertemu Bapak” maka artinya sang anak bertemu dengan sang pejabat, namun sang pejabat tetap satu, bukan tiga, yang pasti bahwa sang pejabat tidak bisa melakukan anak buahnya, sebagaimana dapat ia lakukan pada istrinya, begitu pula kebalikannya dan demikian pula selanjutnya. kata orang bahwa nama kimiah untuk zat air, es, uap sama ya,? tetapi es bukan air, air bukan uap, uap bukan es. Waktu saya masih kecil, seorang Suster berceritera, bahwa ada seorang manusia yang sangat pintar, dia memikirkan bagaimana Tuhan yang satu itu, tapi mempunyai oknum 3, dia jalan ditepi pantai, disana dia ketemu seorang anak kecil yang menggali pasir pantai dengan tangannya, orang pintar itu bertanya pada sang anak “Ucok, kamu bikin apa tuhm?, sang anak memberhentikan kegiatannya, sambil memandang orang pintar itu, dan dia menjawab ” aku mau pindahkan air laut itu ke dalam kolam yang aku gali ini ! dan sang pinter menjawab “Bodok kali kamu cok, mana cukup lubang yang buat itu menampung air sebanyak itu ‘ sambil tersenyum sinis sianak menjawab dengan tanpa menoleh, “sama !, kok kamu bisa, mikiri Tentang kebesaran Tuhan, sedangkan otakmu hanya sebesar kepalan tangan mu !?, tapi apapun yang kita katakan, namun kalau kita membicaraka Trinitas hanya untuk menghina orang lain, maka penjelasan yang kita sampaikan hanya sebagai bahan olokan saja, menghadapi kenyataan ini, dalam satu pertemuan, saya tanyakan kepada semua yang hadir, ” Apakah Tuhan itu satu ? semuanya jawab satuuu !, apakah Tuhan ada dimana mana, di tempat tempat kudus, di surga, di begitu banyak bintang dan bulan ? Semua menjawab “Ya ada !”, terima kasih jawab saya, Tuhan kalian segitu banyaknya, kami tidak permasalahkan, Tuhan kami, Tritunggal saja, kalian sibuk ” jawaban mereka ” Ya Tuhan ada dimana-mana karena Tuhan itu Allah, ” apakah kalian tidak tahu bahwa Trinitas itu Tuhan yang Esa ?!
Salam kasih, Tritunggal.
Salam Damai,
Saya sungguh sangat berterima kasih kepada pengasuh katolisitas.org. Website ini sangat membantu pemahaman saya tentang Katolik.
Sekali lagi, konsep Trinitas memang tidak akan pernah dapat diungkapkan seperti pengungkapan apa yang ada dalam buah pisang, karena hanya dengan mengupas kulit pisang kita tahu apa isi di dalamnya.
Namun untuk mengerti dan mengakui bahwa konsep Trinitas itu bukan sekedar konsep yang dibuat oleh umat Kristiani, seseorang itu harus menjadi seorang Kristen, yang memiliki iman Kristiani.
…. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. (Pengkotbah 3:11)
Terima Kasih
Saya hanya ingin bertanya Bp. Stefanus….Kenapa kita menggunakan sebutan Allah untuk menyebut nama TUHAN Pencipta Langit dan Bumi. Sebenarnya TUHAN ketika mengenalkan diri kepada bapa Musa telah mengenalkan namaNYA dan dalam 10 perintah TUHAN nama tersebut tidak dapat disebut dengan sembarangan. Bahkan saking gentarnya Agama Yahudi mengganti namaNYA dg sebutan ADONAI dan agama Kristen sendiri juga sgt gentar menyebut nama itu..begitupun saya…sehingga kita mengganti dengan sebutan Allah (hanya utk di Indonesia dan Melayu lainnya). Tetapi sebenarnya dengan menyebut nama Allah berarti kita melukai perasaan Agama Islam. Di dalam Agama Islam nama Allah adalah benar-benar nama tuhan mereka yang tidak beranak dan beribu. Maka mereka sangat bingung dan marah ketika ada istilah di Kisten Anak Allah atau Bunda Allah karena itu menghujat tuhan mereka. Dan banyak pula orang beragama Kristen berpindah agama karena permasalahan ini. TUHAN YANG MAHA TINGGI (yang namanya tidak bisa sembarangan saya sebut karena saya orang berdosa) melalui Yesus Kristus mengijinkan DIRINYA untuk disebut BAPA, PUTERA DAN ROH KUDUS utk menunjukkan begitu besar keagunganNYA..begitu besar pula KASIHNYA (seperti tertulis di kitab Sirakh). Ini bukan berarti saya pengikut saksi NAMA TUHAN karena menurut saya mereka dengan sembarangan menyebut nama itu dg menyalahkan kepercayaan agama lain dan menulis nama tersebut di buletin terbitan mereka yg mereka sebarkan sembarangan sehingga kemungkinan ada yg dirobek-robek atau jadi bungkus kacang padahal di buletin tersebut tertulis NAMA YANG MAHA TINGGI. Tuhan Yesus sendiri mengajarkan kita untuk tidak menyebut namaNYA dg mulut kita yang berdosa sehingga ia mengajarkan kita berdoa BAPA kami yang ada di surga..Di muliakanlah NAMAMU. Berdasarkan hal itu…demi toleransi beragama apakah tidak lebih baik kita mengganti kata Allah di Alkitab dengan sebutan lain yang tidak melukai perasaan agama lain khususnya Islam misalnya sebutan “YANG MAHA TINGGI YANG NAMANYA KAMI MULIAKAN.”? Bagaimana tanggapan bapak?
Shalom Bernardus Aan,
Terima kasih atas pertanyannya. Tentang sebutan Tuhan, Allah, Yhwh (Tetragrammaton) dapat dilihat di dua link ini – silakan klik dan klik ini. Saya pribadi setuju dengan Puteri dari Mahathir Mohammad, yaitu Marina Mahathir, yang menuliskan bahwa sesungguhnya umat Islam tidak perlu tersinggung bahwa umat Kristen memakai kata Allah. Hal ini dapat dibaca lebih lanjut di link ini – silakan klik. Semoga beberapa link di atas dapat menjawab pertanyaan anda. Kalau masih ada pertanyaan setelah membaca link tersebut, silakan bertanya kembali.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shaloom Pak Stef..terimakasih atas tanggapannya dan syukur kepada ALLAH bahwa saya menjadi paham dari penjelasan melalui link yang bapak tunjukkan. Dan dari umat muslim sendiri menunjukkan bahwa untuk membedakan dari umat Nasrani maka nama Tuhannya adalah Allah Taa’la atau Allah Swt jadi tidak hanya Allah saja.
Kalau boleh saya meminta pendapat bapak lagi maaf jika ini merepotkan….. Bagaimana kita menanggapi gerakan-gerakan gereja reformasi yang bersikeras untuk mengganti kata ALLAH dengan YAHWEH..apakah kita mendukung atau menentang? Alasan mereka adalah bahwa ALLAH adalah Tuhannya orang Islam sedangkan orang Kristen TUHANnya adalah YAHWEH. Sedangkan kita tahu bahwa Tetragrammaton adalah Nama TUHAN yang sangat sakral sekali disebut krn perintahNYA kepada Bapa Musa bahwa jangan menyebut NAMANYA dengan sembarangan sedangkan kita sendiri tidak tahu kapan TUHAN menganggap pantas kita menyebut namaNYA. Saya yakin bahwa gerakan mereka dg menggunakan sumber-sumber Ibrani akan berpengaruh terhadap pengikut KRISTUS baik dari Katolik atau Non Katolik yang menggunakan kata ALLAH di Alkitab mereka. Bagaimana Gereja Katolik menghadapi ini?
Apakah ada kesesatan dibalik gerakan ini dengan menyebut BAPA YAHWEH, ANAK YESHUA HALMASIHA, dan Rohul Kudus? sedangkan di Injil Tuhan Yesus memerintahkan kita membabtis DALAM NAMA BAPA dan ANAK dan ROH KUDUS tanpa ada tambahan nama di belakang karena sebenarnya TUHAN YANG ESA yang menjelma menjadi manusia tersebut mengijinkan DIRINYA untuk disebut demikian untuk menunjukkan KASIHNYA yang BESAR yang tidak kalah BESAR dengan kuasaNYA. Apabila TUHAN disebut dengan BAPA YAHWEH, ANAK YESUS, DAN ROH KUDUS nantinya TUHAN kita jadi tiga lo. Ini bertentangan dengan tertulis di Injil tentang Hukum terutama “Dengarlah hai umat Israel, TUHAN ALLAH kita itu Esa, Kasihilah……dst.
Hukum taurat tidak akan ada 1 iotapun lenyap dari muka bumi dan hukum “Jangan menyebut NAMAKU dengan sembarangan” harus berlaku maka karena TUHAN melarang menyebut NAMANYA dengan sembarangan maka melalui penjelmaanNYA IA memberitahukan bahwa DIRINYA berkenan utk disebut BAPA, PUTERA, dan ROH KUDUS dan memberkati nama YESUS dimana dalam nama YESUS tersebut bertekuk lututlah semua yang ada dilangit,dibumi,dan di bawah bumi.
Demikian pak Stef mohon masukannya
Kiranya Kasih Karuni dari BAPA kita TUHAN YESUS KRISTUS selalu menyertai kita.
Shaloom….
Shalom Bernardus Aan,
Terima kasih atas tanggapannya. Menurut saya pribadi, untuk menanggapi gerakan-gerakan yang ingin mengganti kata Allah dengan Yahweh adalah menunggu apa yang digariskan oleh para uskup di Indonesia maupun dari KWI, yang tidak bertentangan dengan Magisterium Gereja. Tentang Tetragrammaton adalah nama Tuhan yang sangat sakral dan tidak boleh disebut sembarangan, maka Congregation for Divine Worship and the Sacraments tanggal 29 Juni 2008 menuliskan “directives on the use of ‘the name of God’ in the sacred liturgy,” di mana menyebutkan agar nama Yahweh tidak dapat dimasukkan dalam nyanyian maupun konteks liturgi, untuk menjaga kesakralannya. Dengan demikian, ini adalah suatu manifestasi bahwa Gereja Katolik mengikuti apa yang tertulis di dalam Alkitab serta didukung oleh Tradisi, untuk menjaga agar nama Yahweh, yang adalah nama yang sangat sakral, tidak dapat sembarangan disebut.
Yang jelas, seperti yang anda katakan, semua sebutan dari Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus tidak boleh bertentangan dengan hakekat dari Trinitas. Ini berarti, bahwa orang yang ingin mengganti nama Tuhan di Alkitab dengan Yahweh, perlu dicermati, apakah mereka juga mempunyai pengertian bahwa ketiga Pribadi tersebut adalah sehakekat hanya berbeda dalam asal (origin) atau mengerti bahwa Trinitas adalah satu Allah dalam tiga Pribadi – silakan melihat artikel tentang Trinitas – klik ini. Semoga jawaban singkat ini dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
sy bingung dengan definisi trinitas, terutama mengenai Bapa dan Anak, Jehovah dan Yesus.
1. kalau Bapa = Anak, kenapa tdk pernah dinyatakan dalam alkitab dengan sebutan Bapa Yesus dan Anak
Jehovah? dari sebutannya merujuk kepada pribadi yang benar2 berbeda ( 2 makhluk / 2 pribadi ).
2. kalau yesus = jehovah, bagaimana menjelaskan bahwa:
a) Allah diutus oleh Allah?
b) Allah mati dan dibangkitkan oleh Allah – dirinya sendiri?
Yesus dikatakan alkitab bisa/pernah mati, sedangkan Jehovah tdk bisa/tdk pernah mati?
c) sewaktu di bumi, yesus berdoa kepada Bapa.
kalau yesus=jehovah ; anak=bapa , mereka 1 makhluk / 1pribadi, buat apa yesus berdoa? bukankah
akan menjadi terkesan bahwa yesus bersandiwara – dengan berdoa kpd diri sendiri?
3. pada saat bangkit dan naik ke surga, dikatakan alkitab, yesus menghadap hadirat Allah.
kalau Yesus=Allah itu sendiri, apakah yesus menghadap hadirat dirinya sendiri?
kalau yesus dan jehovah (Bapa dan Anak) adalah 2 pribadi/ 2 makhluk yg benar2 berbeda, saya tdk bingung. tapi kalau dikatakan mereka adalah 1 pribadi/ 1 makhluk, pertanyaan2 diatas sangat membingungkan. tolong agar bisa dijawab. terima kasih.
Shalom Halim,
Sebenarnya pertanyaan anda berhubungan dengan topik Trinitas. Terus terang saja, dalam usaha untuk memahami hakekat Allah, kita tidak dapat membatasi Allah dalam kerangka pikir kita, karena jika demikian, kita tidak akan sampai pada kebenaran yang ingin disampaikan Allah kepada kita.
Ajaran tentang Allah Trinitas (Allah yang satu dalam tiga Pribadi, Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus) kita terima dari Wahyu Ilahi yang tertulis dalam Kitab Suci, dan dari pengajaran para Bapa Gereja. Saya mengundang anda untuk membaca artikel tentang Allah Trinitas, silakan klik, karena di sana sudah dibahas, apa yang menjadi pertanyaan anda.
1. Jika kita sudah dapat menerima bahwa di dalam kehidupan interior Allah, terdapat Tiga Pribadi namun ketiga-Nya adalah satu hakekat-Nya, maka kita tidak akan dibingungkan oleh pertanyaan apakah Bapa = Anak. Karena ditinjau dari segi Pribadi-Nya maka Allah Bapa memang bukan Allah Putera, namun dari hakekatnya, keduanya sama, yaitu Allah.
2. Dengan pengertian yang sama, maka tidak menjadi masalah bahwa Allah Bapa mengutus Allah Putera, walaupun keduanya adalah Allah yang satu dan sama.
a. Pertanyaan “bagaimana Allah dapat diutus oleh Allah?” itu lahir dari usaha memakaikan tolok ukur manusia pada Allah, sebab pada manusia, orang yang mengutus dan yang diutus tidak sama. Namun pada Allah yang tidak terbatas, hakekat-Nya dapat saja dinyatakan dalam lebih dari satu Pribadi, seperti yang diwahyukan-Nya dalam Kitab Suci, yaitu dalam Pribadi Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus.
b. Pertanyaan, “Allah mati dan dibangkitkan oleh Allah – diri-Nya sendiri?” harus dipahami dari suatu kenyataan yang lain, yaitu bahwa Yesus Allah Putera yang menjelma menjadi manusia itu adalah sungguh- sungguh Allah dan sungguh manusia. Tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik. Maka dari kodrat-Nya sebagai manusia, Yesus dapat lahir, tumbuh menjadi dewasa, dan akhirnya wafat; namun dari kodrat-Nya sebagai Allah maka Ia tidak dapat mati, sehingga Ia dapat bangkit dari mati.
Untuk menebus umat manusia-lah maka Tuhan Yesus rela menjadi manusia untuk menjalani setiap tahap dalam kehidupan manusia, mulai dari lahir sampai mati, untuk menguduskan setiap tahap kehidupan tersebut. Namun demikian, selama hidup-Nya di dunia, Kristus tetaplah Allah. Kedua kodrat (Allah dan manusia) dalam diri Yesus ini mengakibatkan apa yang disebut communio idiomatum, artinya pada Yesus ada sifat- sifat/ karakter yang berkaitan dengan masing- masing kodrat, dan tetap kita dapat menghubungkannya dengan keseluruhan Pribadi Yesus. Jadi benar jika Injil mengatakan, “Aku [Yesus] haus” (Yoh 19:28), sebab sebagai manusia, Yesus memang dapat mengalami hal itu, demikian pula bahwa kenyataan bahwa sebagai sungguh manusia maka Dia dapat mati di kayu salib. Namun kemudian, kita juga membaca bahwa Tuhan Yesus bangkit dari alam maut (Mrk 16:6,9; Yoh 2:22, 21:14; 2 Tim 2:8), dan ini tentu mengacu kepada kodrat ke-Allahan-Nya, sebab hanya karena Dia adalah Allah maka Ia dapat bangkit dari mati.
c. Dengan pengertian di ataslah kita mengetahui bahwa Yesus (dalam kodrat-Nya sebagai manusia) berdoa kepada Allah Bapa di surga, untuk memberikan teladan kepada kita manusia. Injil mencatat bahwa Yesus berdoa di banyak kesempatan (lih. Mt 16:23; Mt 26:36; Mk 14:32; Lk 3:21; 6:12;Lk 9:18, 28; Lk 11:1-2; Lk 18:1). Yesus melakukan hal ini, agar manusia dapat meniru apa yang dilakukan-Nya. Maka dalam kodrat-Nya sebagai Allah memang Yesus sesungguhnya tidak perlu berdoa, karena Ia sudah sempurna bersatu dengan Allah Bapa, namun karena kodrat kemanusiaan-Nya, dan demi memberi teladan kepada manusia, Ia berdoa.
Pada akhirnya, harus diakui bahwa mungkin akan sulit untuk menerima argumentasi di atas tanpa percaya terlebih dahulu bahwa Yesus adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia, karena apapun yang dilakukan oleh Yesus senantiasa bersumber pada kodrat-Nya sebagai persatuan (hypostatic union) antara kodrat Tuhan dan kodrat manusia.
3. Pada saat Yesus bangkit dan naik ke surga, maka Yesus duduk di sebelah kanan Allah Bapa, seperti yang kita ucapkan dalam Credo/ Syahadat Aku Percaya. Di sini kita melihat bahwa memang terdapat dua Pribadi, yaitu Yesus Allah Putera dan Allah Bapa. Hal ini kita pahami, dengan suatu kenyataan bahwa oleh karena ketidakterbatasan-Nya, maka Allah Bapa dapat mengutus Sabda-Nya (yaitu Yesus Putera-Nya) untuk menjadi manusia, dan kemudian setelah tugas Sang Putera selesai, keduanya bersatu kembali.
Demikian tanggapan saya, semoga berguna.
Salam dalam kasih Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
PS: sebagai tambahan: Tampaknya tidak tepat jika dikatakan Tuhan itu “mahluk”, sebab kata “mahluk” itu artinya adalah ciptaan, sedangkan Tuhan adalah Sang Pencipta, sehingga bukan mahluk.
namaku : amos bin sulaiman , email : amosbinsulaiman@yahoo.co.id
Saya sering berdialog dengan teman teman muslim, sayapun telah membaca alquran dan juga menanyakan beberapa ayat alquran yang membela iman nasrani kepada teman teman ku. Dalam kesempatan ini saya tidak membahas apa yang saya tanyakan setelah saya membaca alquran. dan sayapun sering berbicara dengan teman teman saksi saksi yehuva (children of god) mengenai iman yang mereka percayai dan kebanyakann mereka akhirnya dapat mengerti iman kristen yang sebenarnya. Tetapi saya lebih senang berbicara mengenai iman yang saya anut (iman kristen) dan mempertanggungjawabkannya. Silahkan teman teman mempertanyakan hal hal yang menjadi pertanyaan dalam pikiran dan hati teman teman mengenai iman kristen ini:
dear saudara saudara yang terkasih,
saya amos bin sulaiman saya beragama kristen , saya sering berdialoq dengan teman teman beragama nonkristen mengenai iman kepada agama yang kami percayai masing masing , dengan adanya dialoq saling mengukapkan kebenaran yang kami percayai masing masing. kita makin mengerti kepercayaan masing masing mengenai iman kami .
yang paling banyak menjadi pertanyaan dari teman nonkristen saya adalah masalah trinitas atau tritunggal (iman kristen) . Dalam iman pengajaran islam yang disampaikan beberapa teman saya yang beragama islam , beliau mengatakan deyut nadi iman seorang muslim adalah la i lah la i lo wo (tiada tuhan selain Allah) . Saya sangat setuju dengan pemahaman islam tersebut , sayapun sebagai kristen juga mengimani hal yang utama adalah la ila lai lowo (tiada tuhan selain Allah) dan cintailah sesamamu manusia seperti mencintai diri sendiri.
saya ingin menjelaskan mengenai iman kristen mengenai tritunggal :
Allah yang dianut oleh umat kristen bukan 3 tapi satu ,teman teman beragama islam jangan salah paham agama kristen tidak taukid dan punya Allah 3 , Allah kita Esa, romo atau pendeta tidak pernah ngomong Allah yang kita percayi adalah 3 Allah.
Saya akan menjelaskan masalah trinitas / tritunggal yang di akui oleh pengikut pengikut ISA serta bapak bapak gereja mula mula hingga gereja kristen dan katolik sekarang :
* Allah itu disebut sebagai BAPA , BAPA itu mempunyai kehendak untuk menciptakan dan lain lain.
* Kehendak untuk menciptakan itu diwujudkan melalui firmanNya.
* kemudian Bapa melalui RohNya(ROH KUDUS) memberi kehidupan pada yang diciptaNya itu.(Roh ALLAH disebut oleh orang kristen ROH KUDUS karena menurut pengertian orang kristen roh yang kudus adalah RohNya Allah , sedangkan roh roh yang lain tidak boleh disebut kudus, kudus hanya untuk Allah saja, yang lain adalah kudis)
inilah yang disebut sebagai tritunggal (tiga yang tidak dapat dipisahkan).
hal ini dapat diilustrasikan seperti ini:
Ilustrasi sederhana tritunggal dengan menggunakan contoh ilustrasi manusia:
Seperti halnya diriku tidak bisa di pisahkan dari perkataanku dan tidak bisa dipisahkan dengan roh/jiwa ku.
Oleh sebab itu berbicara mengenai ke tritunggal ALLAH tidak boleh dipisahkan antara Bapa , Firman (Putra Allah seperti yang di akui Isa selama di dunia menjadi manusia) , dan Roh Allah (Roh kudus) .
Karena Bapa (sebutan orang kristen untuk ALLAH) tidak bisa pisah dengan firmanNya Allah , dan Bapa tidak bisa pisah dengan RohNya.
Jika Allah dipisahkan dari firmannya berarti Allah pernah bisu , bila Allah dipisahkan dari rohNya berarti Allah pernah mati. Inilah yang dimaksud orang kristen.
Jadi sederhana sekali penjelasan mengenai Allah tritunggal.
[dari katolisitas: untuk melihat pengertian Tritunggal Maha Kudus, silakan melihat artikel ini – silakan klik, dan ini – klik ini.]
Saya jadi bingung dgn trinitas yoh 14:28 yesus pun mengakui kalau bapa lebih besar dari aku, trus yesus pun sering berdoa, kalo Yesus Allah trus Yesus berdoa kepada siapa? Eli-Eli lama sabakthani? yesus berbicara dengan siapa???? duh jadi pusing ni trinitas
Shalom Gangstar,
Kebingungan anda akan terjawab, jika anda menerima bahwa pada saat penjelmaan-Nya di dunia, Yesus Kristus adalah sungguh- sungguh Allah dan sungguh- sungguh manusia. Hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
Maka pada Yoh 14:28, pada saat Yesus mengatakan bahwa Bapa lebih besar dari-Nya, dan dalam ayat yang mengisahkan Yesus berdoa kepada Bapa, dan “Eli, Eli, Lama Sabakhtani” (Mat 27:46) di sana Ia mengacu kepada kemanusiaan-Nya, sedangkan pada saat Ia mengatakan bahwa Ia dan Bapa adalah satu (lih. Yoh 10:30), bahwa Ia ada di dalam Bapa dan Bapa di dalam Dia (lih Yoh 17:21) dan barangsiapa melihat Dia, maka ia melihat Bapa (lih. Yoh 14:9) maka Yesus mengacu pada ke-Allahan-Nya.
Kuncinya di sini adalah bahwa Gereja tidak melihat satu atau dua ayat saja dalam mengartikan Sabda Tuhan dalam Kitab Suci. Gereja melihat keseluruhan ajaran Tuhan yang disampaikan dalam Kitab Suci, dan dari keseluruhan Firman Tuhan itulah kami umat Kristiani mengetahui bahwa Kristus, pada saat penjelmaan-Nya adalah sungguh- sungguh Allah, walaupun ia sungguh- sungguh juga adalah manusia.
Silakan jika anda tertarik untuk mengetahui tentang hal ini, untuk membaca beberapa artikel tentang Kristus, di sini (klik di judul dengan warna coklat):
Mengapa orang Kristen percaya bahwa Yesus itu Tuhan?
Trinitas Allah yang Satu dengan Tiga Pribadi
Yesus, Tuhan Yang dinubuatkan para nabi
Kristus yang kita imani= Yesus menurut sejarah
Inkarnasi adalah Immanuel, Allah yang beserta kita
Saksi Yehuwa bukanlah Saksi Kristus
Atau juga anda dapat membaca tanya jawab berikut ini:
Menjawab kebingungan akan Trinitas dan Kodrat Yesus
Apakah Yesus hanya sekedar utusan?
Inkarnasi dan membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Salam, boleh ikut nimbrung ya.
Kalau menurut pengalaman saya, trinitas hanya dapat difahami secara Rohani. Dalam arti bahwa melihat Tuhan dari sudut pandang Tuhan yang adalah Roh. Jika kita lihat secara fungsi, Bapa pencipta, Yesus penyelamat dan Roh Kudus penolong tentunya sangat dapat diterima, namun itu menjadikan Tuhan yang terpisah.
Dalam pengalaman saya menerangkan TRINITAS dengan membawa kepada Logika Rohani, Logika Roh karena pada dasarnya TUHAN, YESUS dan Roh Kudus adalah Roh.
Bapa adalah Roh, Yesus yang dari roh menjadi manusia dan mati, bangkit menjadi manusia-roh (spt hantu) lalu naik kesurga ke Komunitas Tuhan yang adalah Roh, Selain itu Yesus juga merekomendasikan seorang roh penolong dari surga, dalam arti bahwa dari sumber yang sama disurga.
Secara sumber BAPA, Anak dan Roh Kudus berasal dari sumber yang sama.
Dapat kita nyatakan bahwa BAPA = ANAK = Roh Kudus = ROH ITU, dalam arti MEREKA adalah Satu dalam Roh.
Karena Allah adalah Roh, maka seperti Yesus adalah Roh maka Tuhan dalam dimensi ROH mengalahkan ruang dan waktu sehingga dalam satu kesatuan Roh sesunguhnya MEREKA dapat berada sebagai fungsi BAPA atau FUNGSI ANAK dan Fungsi Roh Kudus.
Didalam dimensi Roh Mereka dapat berada di SURGA dan disaat bersamaan Ada di hati manusia orang percaya.
Saat Saulus mengejar-ngejar pengikut Yesus dan Saulus ditegur oleh suara dari langit dan suara itu menyatakan bahwa AKULAH yang kamu aniaya itu…..ini menunjukkan contoh bahwa Tuhan Yesus ada di Surga namun juga dia dapat berada ditengah manusia/ dunia ini. Itu semua dapat difahami melalui prinsif Roh.
link….. [Dari Katolisitas: kami edit]
Link yang ketiga ini setelah direvisi, telah dipublis di Majalah Gereja 3 bulanan MARKONIA GBKP KLasis Bandung- Jakarta.
Demikian dahulu, salam berbagi;
Bode Haryanto, Tainan Taiwan
Shalom Bode,
Gereja Katolik mengajarkan bahwa misteri Trinitas harus pertama- tama didekati dengan iman, namun tentu tanpa dilepaskan dengan akal/ ratio, karena ada banyak dalam misteri Trinitas yang dapat dijelaskan dengan akal sehat. Ini yang mungkin anda katakan dengan logika rohani. Ya memang Tuhan adalah Roh.
Namun pernyataan anda yang menyatakan, “Secara sumber BAPA, Anak dan Roh Kudus berasal dari sumber yang sama” ini adalah pernyataan yang tidak tepat. Karena, sumber mempunyai arti sebagai asal dari segala sesuatu; sedangkan Allah itu sendiri adalah Sumber yang tidak dijadikan oleh yang lain. Ia adalah Sumber dari segala sumber, sehingga, tidak tepat jika dikatakan Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus itu berasal dari “sumber yang sama”. Bahwa Mereka itu Satu dalam Roh, itu betul, tetapi bukan karena berasal dari sumber yang sama, tetapi karena memang mereka hakekatnya sama (one essence).
Bahwa Bapa, Putera dan Roh Kudus itu satu dalam Roh, dan karena Tuhan itu Roh, maka Ia dapat mengatasi ruang dan waktu. Namun kesatuan di antara Ketiga Pribadi Allah itu, tidak dapat dibatasi hanya sebagai fungsi Bapa, fungsi Anak (Putera) dan fungsi Roh Kudus. Karena pengajaran dan pembatasan semacam ini adalah logika yang pernah diajarkan oleh Sabelius, dan membatasi Roh Allah dengan ketiga fungsi tersebut, dan ini dikenal dengan ajaran sesat Sabelian (Sabellian heresy).
Mohon maaf, karena penjabaran anda tidak sepenuhnya sesuai dengan ajaran Gereja Katolik, maka kami tidak dapat memuat selengkapnya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Sy masih bingun dengan Trinitas kenapa di sebut tritunggal…? kl yg namanya tugal berarti 1 dan tidak bisa disebut 2….dan Bukannya Yesus telah berkata bahwasannya aku di lahirkan sebagai Nabi bagi kaum bani israil untuk memperbaikin ahlak dan moral bangsa bani israil yg pd wkt itu sudah sangat jauh menyimpang…bukan berarti Yesus sebagi tuhan kl bgt? karena tuhan (ALLAH) itu tunggal atau ESA yg artinya tidak dilahirkan maupun melahirkan…tidak beristri maupun memiliki istri….dan Zat maha kaya (tdk perlu makan maupun minum) tp Yesus yang di utus sebagi nabi…(minum dan Makan)..walaupun Yesus bisa menyembuhkan orang buta, menghidupkan patung burung itu karena mujizat dan seijinnya ALLAH..Bukan semata dia anak ALLAH dan setara dengan NYA….Sy masih heran dan bingung…dari mana aliran trinitas bisa muncul sedangkan sejarah Ajaran Kristen muncul berapa Abad setelah Nabi Isa diangkat kelangit…dan tdk pernah mengajarkan trinitas, nabi Isa mengajarkan ke ESA an tehadap Allah…
Tolong diperjelas dengan sumber2 yang bisa dipertanggung jawabkan jangan hanya menurut atau andaikan, seumpama…..
Shalom Bertha,
Terima kasih atas tanggapannya tenang Trinitas. Pertanyaan yang sama telah ditanyakan oleh begitu banyak orang. Oleh karena itu, ada baiknya untuk membaca beberapa artikel dibawah ini:
Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia, karena Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia.
Dan baca juga artikel tentang Trinitas di sini – silakan klik.
Setelah anda membaca beberapa artikel di atas, silakan memberikan tanggapan kembali.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
Hanya orang-orang yang membatasi pikirannya tentang Allah saja yang sulit mengerti tentang Trinitas.Bila Allah tak lagi dipikir menurut ukuran logika melainkan iman, maka trinitas dan penebusan dosa pasti bisa diterima. slm damai. JBU
Mohon advise : agak susah mendapatkan iman kalau logika belum bisa menerima – apalagi dijaman sekarang ini. kalau menunggu panggilan hati apakah yang tidak terpanggil harus menanggung dosa.
terima kasih atas pencerahannya.
Shalom Bodronoyo,
Terima kasih atas pertanyannya. Sebenarnya iman Katolik tidak bertentangan dengan akal budi, bahkan akal budi sebenarnya membuat kita lebih dapat mengasihi iman Katolik. Di jaman sekarang ini (terutama di daerah yang terjangkau oleh arus informasi), sebenarnya agak sulit untuk mengatakan bahwa seseorang tidak pernah mendengar tentang Kristus. Pertanyaannya adalah, apakah kalau orang tidak terpanggil di zaman sekarang ini, maka dia harus menanggung dosa. Hal ini tergantung, apakah orang tersebut masuk dalam kategori culpable ignorance atau invincible ignorance. Keterangan tentang hal ini dapat dilihat di sini – silakan klik. Secara prinsip invincible ignorance adalah ketidaktahuan yang bukan disebabkan karena kesalahan orang tersebut. Namun, ketidaktahuan yang disebabkan karena kelalaian, tidak dapat digolongkan dalam invincible ignorance, sebagai contoh: orang yang menyetir di Amerika dan tertangkap polisi karena tidak tahu aturan lalu lintas di sana tetap harus menanggung kesalahan. Orang yang mau menyetir seharusnya tahu dan mencari tahu aturan lalu lintas. Demikian juga dengan keselamatan kekal. Orang yang menjalani kehidupan, seharusnya mencari tahu aturan kehidupan, sehingga dia dapat memperoleh keselamatan kekal. Semoga keterangan singkat ini dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Pak stefanus, bisa mohon jelaskan persamaan Mesias dengan Tuhan??krn seringkali argumen ini menjadi senjata oleh saksi yehuwa, yg mengatakan bhw Yesus hanya mesias bukan Tuhan??mohon pencerahannya. Trims. JBU
Shalom George,
Terima kasih atas pertanyaannya tentang perbedaan antara Mesias dan Tuhan.
1) Mesias dari bahasa Ibrani: mâshı̂yach (משׁיח) berarti “yang diurapi“.
Pertanyaannya adalah siapa yang diurapi dan siapakah yang dijanjikan oleh Allah, yang dituliskan oleh Daniel 9:25 “Maka ketahuilah dan pahamilah: dari saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada kedatangan seorang yang diurapi, seorang raja, ada tujuh kali tujuh masa; dan enam puluh dua kali tujuh masa lamanya kota itu akan dibangun kembali dengan tanah lapang dan paritnya, tetapi di tengah-tengah kesulitan.“
Bagi umat Kristen, orang yang diurapi adalah Kristus sendiri, yaitu Yesus Kristus, yang telah membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan.
2) Tentang Tuhan, Cardinal Newman di dalam bukunya “Idea of University” bab III, mengatakan demikian:
Itu adalah deskripsi tentang Tuhan yang begitu indah dari Cardinal Newman. Pembuktian tentang keberadaan Tuhan dapat dibaca di sini (silakan klik).
3) Dari dua definisi di atas, maka yang memang benar, bahwa seseorang yang diurapi belum tentu Tuhan. Namun, Sang Mesias (Christo / Kristus), yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama terpenuhi dalam diri Yesus dan dalam kehidupan-Nya, Dia telah membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan. Dengan demikian, diskusi tentang Mesias dan Tuhan hanya dapat berjalan dengan baik, dengan membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan. Untuk itu, silakan melihat beberapa link berikut ini:
Yesus, sungguh Allah sungguh manusia
Yesus, Tuhan yang Dinubuatkan Para Nabi
Kristus yang kita imani = Yesus menurut sejarah
Inkarnasi adalah Immanuel, Allah yang Beserta Kita
Mengapa Orang Kristen Percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan?
Silakan membaca link-link tersebut, dan kalau masih ada pertanyaan, silakan bertanya kembali. Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
Terimakasih pak stefanus atas jawabannya, namun bila tak berkeberatan, sy ingin bertanya lagi..Pak stefanus, Yesus pernah menyebut dirinya lebih kecil dari bapa..dan lagi Yesus pernah meminta sesuatu kepada bapa disurga..
meski yesus pernah menyebut dia dan bapa adalah satu..namun bisa jadi bhw istilah itu hanya seperti ungkapan bhw Yesus itu adalah pelaksana perintah Bapa 100%, sehingga dia menyebut dirinya dgn bapa adalah satu..namun scr kodrat belum tentu Yesus adalah satu..mungkin bisa dihare bagaimana cara berpikir trinitas yg baik?trims. GBU
Shalom George,
Terima kasih atas pertanyaannya tentang Yesus dan Trinitas. Pertanyaan pertama adalah tentang Yoh 14:28. Yoh.14:28 “…Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku“. St. Augustinus menjawab hal ini dengan mengatakan bahwa Bapa lebih besar daripada “humanity of Jesus” atau kemanusiaan Yesus. Namun kita jangan sampai melupakan bahwa kemanusiaan Yesus tidak dapat terpisahkan dari “divinity of Jesus” atau keilahian Yesus, dimana kemanusiaan dan ke-Allahan Yesus bersatu dalam “Hypostatic Union“. St. Hilarius mengatakan bahwa kita berfikir bahwa Bapa lebih besar daripada Anak karena Bapa memberi dan Anak menerima. Karena pemberi lebih besar daripada penerima, maka seolah-olah Bapa lebih besar daripada Anak. Namun pada saat persatuan antara pemberi dan penerima tidak terpisahkan, maka penerima tidaklah lebih kecil dari pemberi.
Yesus tidak dapat dikatakan hanya pelaksana perintah Bapa 100%, karena Yesus sendiri adalah Allah. Kalau Yesus hanya sekedar pelaksana, bagaimana mungkin Dia dapat mengatakan bahwa Dia adalah jalan, kebenaran, dan hidup (Yoh 14:9), Ia dapat mengampuni dosa dalam nama-Nya sendiri (Mt 9:2-8; Mk 2:3-12; Lk 5:24, 7:48), melakukan banyak mukjizat dalam nama-Nya (Mat 8: 26; 14: 13-20; Mrk 6:30-44; Luk 9: 10-17; Yoh 6:1-13), mengusir setan (Mat 8:28-34), menyembuhkan yang sakit (Mat 8:1-16, 9:18-38, 14:36, 15: 29-31) dan membangkitkan orang mati dalam nama-Nya sendiri (Luk 7:14; Yoh 11:39-44), dan para malaikatpun melayani Dia (Mat 3:11).
Pertanyaan kedua tentang Trinitas dapat membaca artikel ini (silakan klik). Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
Terimakasih, pak stefanus atas jawabannya. Makin bertambah saja iman dan pengetahuan ku nie.Pak stefanus beberapa kali sy mengikuti dialog di katolisitas. diantara dialog yang ada, mungkin ada satu dialog yg sy cermati ternyata begitu menggebu dari org non katolik. Yakni dialog si hamba Tuhan.menurut sy pak stefanus dan ibu inggrid sdh menjawabnya dengan baik. Namun si hamba Tuhan terus bertanya, namun kalau boleh tahu mengapa jawaban atas pertanyaan si hamba Tuhan hanya diberikan kesemptan satu kali putaran kembali?
Bkankah lebih baik memuaskan nya dengan jawaban-jawaban yang sy kira bp stefanus dan ibu inggrid pasti bisa menjawabnya.Mungkin bila dia sudah puas siapa tahu pemikiran dia tentang katolik bisa berubah. Mav bila sy ini banyak bicara.Namun jujur sy tertarik skl dengan diskusi anda kemarin dengan hamba Tuhan. trims.JBU.
Shalom George,
Terima kasih atas komentarnya. Memang kami ingin membatasi dialog yang panjang 3x putaran. Hal ini disebabkan karena: 1) begitu banyak pertanyaan yang masuk, yang juga memerlukan jawaban, 2) kami juga harus menulis banyak artikel yang lain. Kalau kami harus masuk dalam diskusi tanpa ada batasan, maka kami tidak dapat melakukan hal-hal tersebut. Saya juga percaya bahwa diskusi yang berkepanjangan belum tentu lebih baik. Dengan memberikan batasan 3x putaran, maka orang yang berdiskusi dapat memberikan yang terbaik dalam memberikan argumentasi dan berusaha untuk menyampaikan argumentasinya secara sistematis. Setelah diskusi selesai, masing-masing pihak dapat merenungkan diskusi tersebut dan pada akhirnya masing-masing pribadi harus bertanggungjawab di hadapan Tuhan sendiri. Dan pembaca juga dapat mengambil kesimpulan sendiri-sendiri. Perkara merubah seseorang bukanlah pekerjaan kita, namun pekerjaan Roh Kudus. Kita hanya dapat memberikan penjelasan semampu kita, namun pada akhirnya Roh Kuduslah yang berkarya. Semoga dapat memperjelas.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
Ok. Sy mengerti. terimakasih pak stefanus atas jawabannya.benar skl bhw spt kata Yesus. Bukan kamu yg memilih aku, melainkan aku lah yang memilih kamu. jadi semua tergantung kepada siapa yesus akan memilih, bukan kita yg memilih. slm damai.Tuhan memberkati.amin
Syalom pak Stef….
Saya hanya sedikit menanggapi, walupun sudah kelewatan….. hehehehe…
Buat pak Stef…. ditengah kesibukan dan kepenatan anda, saya bersyukur bahwa anda masih begitu bijaksana…. doa kami selalu menyertaimu..
Setelah saya mengikuti ulasan dari pak Stef yang menanggapi pertanyaan, tanggapan ataupun anggapan dari HAMBA Tuhan… saya ingat dengan buku yang pernah saya baca, yaitu tulisan dari saudara “frans donald” tentang “MENJAWAB DOKTRIN TRITUNGGAL”, yang pertama terbit tahu 2007.
Disitu dia menuliskan hasil dari diskusinya dengan beberapa tokoh agama, yang intinya ingin membuktikan bahwa paham Tri Tunggal itu tidaklah alkitabiah alias tidak benar.. pola berpikir dari si Hamba Tuhan ini tidak jauh berbeda. Apakah si Hamba Tuhan ini si Frans ataukah teman seperjuangan, sepertinya tidak jauh berbeda.
Si saudara Frans ini awalnya adalah seorang Katolik, kemudian berpindah ke pantekosta, bethani, advent, saksi yehovah, dll. Juga mempelajari Hindu Dharma dan Islam. Sekarang aktif di komunitas religius Kristen Tauhid, yang mempunyai kebebasan untuk merumuskan iman berdasarkan hati nurani dan akal sehatnya. Wowww…..
Saya tidak mengerti mengapa dia begitu semangatnya untuk “(maaf) menyerang” agama Katolik, dan seakan akan sangat wellcome dangan agama yang lain????!!!! (seharusnya wellcome semua dong…). Jika dia mau berusaha memahami agama lain, kenapa dia juga tidak berusaha memahami kita???!!!!
Apakah ini buah dari hati nurani dan akal sehatnya????
Saya hanya bisa berdoa, semoga Tuhan Allah kita Yesus Kristus, memberikan berkatnya, kasihnya yang begitu agung kepadanya (hamba Tuhan dan Saudara Fans) sehingga mereka dipenuhi CINTA KASIH.
Yang saya tahu, Allah adalah kebaikan, dan kebaikan itu cerminan dari CINTA KASIH. Dan Tuhan Yesus lah yang mewartakan dan menjalankan CINTA KASIH seutuhnya. Adakah itu dilakukan oleh manusia/ nabi lain??? Jawabnya? Tidak ADA. Sebab Yesuslah Tuhan yang adalah Allah itu sendiri.
Dari kami yang selalu mengasihimu,
wahyudi n Fam
Shalom Wahyudi dan keluarga,
Terima kasih atas dukungannya dan tanggapannya. Dalam berdiskusi, kita anggap saja semua pihak mempunyai niat baik, walaupun mereka berbeda pendapat dengan kita. Dengan demikian, maka kita dapat berdiskusi secara lebih terbuka. Saya tidak tahu hubungan antara satu orang dengan orang lain, karena bagi saya tidaklah terlalu penting. Yang kita diskusikan adalah argumentasi orang tersebut. Hanya memang masalahnya, kami mempunyai kendala waktu, sehingga tidak mungkin untuk melayani semua diskusi dan dialog, apalagi dialog yang tanpa akhir, seperti yang terjadi di forum-forum (di forum-pun diskusi dapat ditutup). Saya pikir setelah beberapa putaran diskusi, maka masing-masing pihak telah mengemukakan pendapatnya dan biarlah pembaca juga dapat menilai diskusi-diskusi yang telah dilakukan. Dari pengalaman, orang-orang yang tadinya Katolik dan berpindah ke gereja lain atau agama lain, maka mereka akan cenderung untuk menyerang agama Katolik. Hal ini sebenarnya sangat mudah dimengerti, karena mungkin saja mereka merasa telah menemukan kebenaran sejati sehingga dengan niat baik hendak menyelamatkan umat Katolik yang dianggap sesat. Alternatif lain, dengan menyerang umat Katolik, maka secara tidak langsung mereka membenarkan tindakan mereka yang telah berpindah dari Gereja Katolik ke agama lain.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Kalau kita mencermati mengenai pengertian Trinitas seakan2 Manusia sudah mengerti siapa itu Tuhan padahal hanya sedikit sekali Ilmu yang diberikan Tuhan kepada manusia untuk mengenalNYA.
Bukankah dikatakan Tuhan itu tidak berawal dan tidak berakhir, jadi kita tidak tau asal usul Tuhan dan nantinya bagaimana, kalau kita sudah bisa memprediksi seperti yang dikatakan Trinitas berarti seakan2 kita tau Tuhan itu siapa dan bagaimana dan seakan2 juga tau asal usulnya, wong kita mengenal ciptaannya saja kita tidak mampu kecuali sedikit sekali apalagi mengenalnya sampai mengatakan seperti yg dikatakan Trinitas, begitu mudahnya kah Tuhan diprediksi seperti itu?. Kalau saya katakan Trinitas hanya sebuah anggapan atau sangkaan terhadap Tuhan jadi tidak “Mutlak”
Shalom Yanto,
Terima kasih atas tanggapannya tentang Trinitas. Mari kita berdiskusi tentang topik ini. Berikut ini adalah jawaban yang dapat saya berikan:
1) Yanto mengatakan “Kalau kita mencermati mengenai pengertian Trinitas seakan2 Manusia sudah mengerti siapa itu Tuhan padahal hanya sedikit sekali Ilmu yang diberikan Tuhan kepada manusia untuk mengenalNYA.“
a) Kalimat di atas adalah dengan asumsi bahwa manusia mengenal Trinitas (Satu Tuhan dalam tiga Pribadi) hanya berasal dari kekuatan pemikiran manusia. Kalau ini asumsinya, maka saya setuju, karena hanya dengan kemampuan pemikiran manusia, maka manusia tidak akan mengerti tentang Trinitas.
b) Namun, kalau orang Kristen berbicara dan menguraikan Trinitas, hal ini bukanlah hanya berdasarkan akal budi semata- walaupun Trinitas tidak bertentangan dengan akal budi – namun berdasarkan Wahyu Allah, seperti yang disampaikan Tuhan dalam Perjanjian Lama (hanya sebagai suatu gambaran) dan lebih jelas terungkap dalam Perjanjian Baru. Dengan melihat Yesus yang telah membuktikan diri sebagai Tuhan, dan Dia menyatakan tentang Allah Bapa dan Allah Roh Kudus, maka kita hanya dapat menerima bahwa Allah adalah Trinitas. Trinitas menjadi suatu doktrin yang tidak benar, kalau Yanto dapat membuktikan bahwa Pribadi kedua dari Trinitas, Yesus, bukanlah Allah. Dan seperti yang saya jawab dalam diskusi sebelumnya dengan Yanto, maka silakan membaca beberapa artikel Kristologi.
c) Dan kalau Yanto membaca artikel tentang Trintas di sini (silakan klik), dan juga beberapa artikel Kristologi, maka Yesus sendiri telah memberikan penjelasan yang begitu banyak tentang hakekat Allah yang satu namun dalam tiga Pribadi. Dengan demikian, maka perkataan “hanya sedikit ilmu yang diberikan Tuhan kepada manusia untuk mengenal-Nya” harus dimengerti dengan benar. Kalau maksudnya kita tidak dapat mengerti secara penuh seperti apakah Trinitas itu – sebagaimana adanya Trinitas yang dimengerti oleh Allah sendiri – maka itu adalah benar. Namun, apakah kita yakin bahwa Trinitas adalah benar? Kita dapat mengatakan bahwa Trinitas adalah benar, karena Yesus, yang adalah Allah, tidak mungkin berbohong. Jadi, kita percaya Trinitas bukan karena suatu konsep manusia, namun karena percaya pada yang menyampaikannya, yaitu Allah sendiri. Kalau Allah menyampaikannya kepada manusia, siapakah manusia sehingga dia menolak apa yang disampaikan oleh Allah?
2) Yanto mengatakan “Bukankah dikatakan Tuhan itu tidak berawal dan tidak berakhir, jadi kita tidak tau asal usul Tuhan dan nantinya bagaimana, kalau kita sudah bisa memprediksi seperti yang dikatakan Trinitas berarti seakan2 kita tau Tuhan itu siapa dan bagaimana dan seakan2 juga tau asal usulnya“
a) Dari kalimat pertama tersebut, Yanto telah setuju dan mempunyai pengetahuan bahwa Tuhan tidak berawal dan tidak berakhir. Bagaimanakah Yanto tahu bahwa Tuhan tidak berawal dan tidak berakhir (kekal)? Justru dengan pengetahuan bahwa Tuhan adalah kekal (yang dapat dicapai dengan pemikiran manusia semata – baca artikel ini – silakan klik), maka kita mengetahui asal-usul Tuhan, yaitu “tidak berawal” dan “tidak berakhir“.
b) Namun, langkah berikutnya untuk mengetahui Tuhan secara lebih dalam, kita tidak dapat mengandalkan pemikiran kita sendiri, karena memang Tuhan di atas akal budi manusia, walaupun tidak bertentangan dengan akal budi manusia. Dengan demikian, umat Kristen mengandalkan Wahyu Allah, sehingga manusia tahu bahwa Allah adalah satu, namun mempunyai tiga Pribadi, dimana Pribadi kedua telah masuk dalam sejarah manusia, dalam diri Yesus. Dan pribadi ketiga atau Roh Kudus, terus berkarya sampai saat ini untuk membantu manusia bertumbuh dalam kekudusan, memberikan kekuatan untuk menjadi murid Yesus dan hidup sesuai dengan perintah Yesus, sampai pada akhirnya menuntun umat Allah kepada Kerajaan Sorga.
c) Dengan demikian pengertian akan Trinitas bukanlah suatu praduga akan Allah, namun suatu kenyataan yang diberikan oleh Kristus. Manusia percaya akan Trinitas karena Kristus – yang adalah Allah, yang tidak mungkin berbohong – yang menyatakannya kepada manusia. Dengan demikian, kita tidak “seakan-akan tahu Tuhan itu siapa” tanpa mempunyai dasar, namun sebaliknya dengan dasar yang kuat, yaitu Kristus Tuhan. Kalau kesaksian ini dari manusia, kita tidak dapat menerimanya, karena manusia dapat salah. Namun, karena kesaksian ini dari Tuhan, maka kita harus menerimanya, karena Tuhan tidak mungkin salah.
d) Kemudian Yanto melanjutkan dengan pernyataan “wong kita mengenal ciptaannya saja kita tidak mampu kecuali sedikit sekali apalagi mengenalnya sampai mengatakan seperti yg dikatakan Trinitas, begitu mudahnya kah Tuhan diprediksi seperti itu?“
Pernyataan ini menjadi benar kalau manusia mengenal Trinitas hanya dari akal budi manusia. Namun, seperti yang saya jelaskan di atas, pengenalan manusia akan Trinitas berdasarkan Wahyu Allah yang tidak mungkin berbohong. Justru karena kehidupan pribadi Tuhan tidak mungkin diprediksi, maka Tuhan memilih untuk menyatakan kehidupan pribadi-Nya kepada manusia, sehingga manusia tidak perlu menduga-duga lagi. Kalau Tuhan mengasihi umatnya, maka Dia akan menyatakan Diri-Nya kepada manusia, sehingga manusia dapat mengenal-Nya dengan lebih baik dan menyembah-Nya secara benar. Kasih senantiasa ingin berbagi. Dan inilah yang membuat Tuhan ingin membagikan kehidupan pribadi-Nya (dalam Trinitas) kepada manusia.
3) Dan akhirnya Yanto menyimpulkan “Kalau saya katakan Trinitas hanya sebuah anggapan atau sangkaan terhadap Tuhan jadi tidak “Mutlak”“
Kesimpulan ini logis bagi Yanto, karena Yanto tidak percaya akan Wahyu Allah, seperti yang dituliskan di dalam Alkitab. Kalau Yanto percaya akan Alkitab sebagai Wahyu Allah, yang menyatakan Yesus sebagai Tuhan, maka Yanto akan percaya akan Trinitas bukan sebagai suatu anggapan, namun sebagai suatu kenyataan yang harus dipercaya. Dan kepercayaan ini menjadi sungguh kuat dan tidak tergoyahkan, karena dinyatakan sendiri oleh Saksi yang tak mungkin berbohong, yaitu Yesus Tuhan.
Harapan saya, minimal Yanto dapat melihat bahwa umat Kristen mempunyai dasar yang kuat akan kepercayaan Trinitas dan bukan hanya sekedar konsep dan praduga yang mungkin salah atau benar. Dan siapakah yang lebih dapat dipercaya untuk menyatakan kehidupan Tuhan, selain Tuhan sendiri yang menyatakannya?
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
sedikit saya menanggapi soal trinitas, mudah2an tidak ada yg diedit.
Bicara soal Allah Bapa, Allah putera dan Allah Roh kudus, maka bisa dikatakan itu hanyalah karangan saja karena Yesus sendiri tidak pernah menyatakan itu selain Bapa, Putera dan Roh Kudus dan TIDAK ada embel2 Allah didepannya. Bapa teridentikasi sebagai Allah, Putera sebagai Yesus, dan Roh kudus adalah Roh Kudus. tentang yohanes 1:1 dan 14 yg sering dijadikan acuan tentang inkarnasi Allah, maka justru disitulah terjadi kerancuan formulasi;
(1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
(14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
telah terdapat tiga oknum didalamnya, yaitu Allah, Firman dan Yesus. Firman yg adalah Allah telah terbungkus daging menjadi Anak Tunggal Allah. berarti bahwa Anak Tunggal Allah adalah berasal dari Firman. atau bisa dikatakan bahwa Yesus adalah Firman. sedangkan dalam ayat lain dijelaskan bahwa Allah adalah Roh. jadi ternyata untuk sampai kepada Yesus maka Allah terbagi menjadi 4 pribadi yaitu Roh=Allah=Firman=Yesus. inilah praduga saya ketika saya membaca yohanes 1 ini, dan betuk kepada saudara Yanto bahwa Trinitas ini hanyalah bentuk sangkaan manusia saja dan bersifat tidak mutlak karena ternyata sayapun bisa menyangka bahwa Allah mempunyai 4 pribadi “Tetranitas” dari Yohanes 1 tersebut. itulah kenapa trinitas dianggap tidak masuk akal oleh orang lain sedangkan ada juga yg menganggapnya masuk akal. karena Trinitas ini hanyalah suatu teori/konsep buatan manusia yg berusaha menguraikan pribadi Allah yg tentu saja bisa dibantah oleh orang yg mampu mengurai dengan jumlah yg berbeda. namun hanya satu yg merupakan konsep yg benar2 berasal dari Allah yaitu konsep yg diajarkan oleh Yesus sendiri dalam Markus 12:
(29) Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
maka inilah bilangan (Esa) yg masuk akal dan dapat diterima oleh seluruh manusia karena KOnsep ini bukan buatan manusia.
Dalam menjabarkan trinitas, para penganutnya selalu membedakannya antara Trinitas dengan Tritheisme/polytheisme agar bisa menyesuaikan diri dengan apa yg dikatakan Yesus dalam MArkus 12:29. yaitu pada dasarnya Trinitas itu tetap menyembah pada satu Tuhan dengan Tiga pribadi (Tiga dalam Esa dan Esa dalam Tiga), sedangkan polytheisme adalah ajaran yg menyembah kepada banyak Tuhan.
Maka sama seperti halnya patung, maka saya bisa mengatakan bahwa hanya orang2 yg tidak berakal saja yg bisa menyembah kepada banyak Tuhan (politheisme) . ketika saya berdiskusi dengan teman yg agamanya terkenal memiliki banyak Tuhan, saya mendapati kenyataan bahwa ternyata dia juga hanya menyembah kepada satu Tuhan. namun Tuhan mempunyai banyak inkarnasi2 yg bertujuan untuk menjaga setiap bagian bumi agar terjadi keharmonisan, selain itu juga untuk memudahkan dia dalam beribadah dimana dia bisa membayangkan salah satu inkarnasi Tuhan ketika beribadah . Ada Tuhan Air, Tuhan matahari, Tuhan Tanah, dll, namun semua pada dasarnya adalah satu. sempat saya mengatakan bahwa dia adalah penganut ajaran polynitas, namun dia menolak (mungkin takut agamanya dikatakan sama dengan agama penganut trinitas) dia tetap mengatakan bahwa dirinya penganut ajaran monotheime karena memang pada dasarnya dia hanya menyembah kepada satu Tuhan.
mungkin juga kita sering mendengar celotehan kaum pluralisme dimana selalu mengatakan bahwa pada dasarnya semua agama mempunyai satu tujuan penyembahan yaitu hanya kepada Tuhan Yg Maha Esa, walaupun mempunyai perbedaan bentuk dan penyebutannya dalam masing2 agama.
sebagai Makhluk Tuhan, manusia memiliki kesadaran akan adanya satu Tuhan yg menciptakan alam semesta ini. namun adanya faham2 inkarnasi dan perwujudan Tuhan dalam bentuk ciptaanNya, maka membuat ajaran2 ini jadi berbeda sesuai dengan bentuk inkarnasi dan perwujudan Tuhan yg diyakininya. Namun pada dasarnya manusia menyadari bahwa alam semesta ini diciptakan oleh satu Tuhan yg bentuk dan wujudNya tidak pernah lihat/ketahui. kesadaran inilah yg dijaga Allah sehingga dia sangat mengutuk keras orang2 yg membuat inkarnasi/perwujudanNya dan Allah melarang adanya Allah2 yg lain dalam inkarnasi/wujud apapun juga. inilah yg diajarkan oleh Alkitab, tapi mengapa orang2 yg mengaku pengikut ajaran Alkitab ini malah berlaku menyimpang dengan ajaran Alkitab???
tanggal: 16 Feb 10:35am: jadi bisa dijabarkan bahwa monotheisme adalah ajaran yg hanya menyembah kepada satu Tuhan yg tidak mempunyai Inkarnasi dan Wujud. sedangkan politheisme adalah ajaran yg menyembah kepada Tuhan yg berinkarnasi dan mempunyai beberapa wujud. jadi trinitas adalah termasuk ajaran tritheisme karena mengajarkan menyembah kepada Allah2 yg lain yaitu Allah Putera dan Allah kudus.
kalo saya salah silahkan dikoreksi
Shalom Hamba Tuhan,
Terima kasih atas sanggahannya tentang Trinitas. Secara prinsip anda memberikan argumentasi bahwa sebenarnya agama yang percaya akan Trinitas adalah bukan merupakan monotheisme, dengan alasan: 1) Tuhan tidak mungkin berinkarnasi, 2) monotheisme adalah ajaran yang hanya menyembah kepada satu Tuhan yang tidak mempunyai inkarnasi dan wujud. Untuk menjawab hal ini, maka saya akan membuktikan bahwa dua argumen yang diberikan tidaklah benar dari 1) definisi monoteisme dan politeisme. 2) Trinitas adalah merupakan kebenaran Wahyu Allah.
1) Mari sekarang kita melihat definisi dari monoteisme dan politeisme. Kamus Webster mendefinisikan monotheism sebagai berikut “The doctrine or belief that there is but one God – silakan klik” dan polytheism “belief in or worship of more than one god – silakan klik. Kamus besar Bahasa Indonesia mendefinisikan monoteisme sebagai “mo·no·te·is·me /monotéisme/ n ajaran agama yg mempercayai adanya satu Tuhan; kepercayaan kpd satu Tuhan – silakan klik“. Dan politeisme adalah “po·li·te·is·me /politéisme/ n kepercayaan atau pemujaan kpd lebih dr satu Tuhan“.
Dengan demikian definisi yang anda berikan tentang monoteisme, yaitu “monotheisme adalah ajaran yg hanya menyembah kepada satu Tuhan yg tidak mempunyai Inkarnasi dan Wujud” adalah tidak berdasar, karena anda memberikan definisi sendiri, yaitu dengan memberikan kondisi pada satu Tuhan yang tidak mungkin mempunyai inkarnasi dan wujud. Dan definisi yang salah juga diberikan oleh anda dalam mendefinisikan politeisme, dimana anda mengatakan “sedangkan politheisme adalah ajaran yg menyembah kepada Tuhan yg berinkarnasi dan mempunyai beberapa wujud“. Dari sini kita dapat melihat bahwa definisi-definisi yang anda berikan adalah berangkat dari kesimpulan yang telah ada, yaitu bahwa Trinitas adalah pengajaran yang tergolong politeisme dan tidak mungkin monoteisme. Dengan demikian anda mencoba mencocok-cocokan definisi dengan kesimpulan yang telah anda buat sendiri. Oleh karena itu, saya ingin bertanya: 1) Apakah mungkin Tuhan berinkarnasi? Kalau mungkin apakah alasannya? 2) Kalau tidak mungkin, bukankah itu bertentangan dengan kodrat Tuhan yang dapat melakukan apa saja sejauh Dia pandang baik? Bukankah kalau kita mengatakan bahwa Tuhan tidak mungkin berinkarnasi maka kita membatasi kuasa Allah?
2) Trinitas, atau satu Tuhan dalam tiga Pribadi bukanlah karangan manusia atau suatu konsep yang dicocok-cocokan, namun merupakan suatu kebenaran berdasarkan akan kesaksian yang dapat dipercaya. Yang memberikan kebenaran ini adalah Yesus, yang adalah Tuhan. Dan karena Tuhan tidak mungkin berbohong, maka umat Kristen percaya akan kesaksian yang mengatakan bahwa ada tiga Pribadi dalam satu Allah. Dasar Alkitabnya, kesaksian jemaat awal, penjelasan filosofisnya telah dijabarkan di dalam artikel tentang Trinitas, yang dapat dibaca di sini (silakan klik). Oleh karena itu, kalau anda ingin membandingkan agama Kristen yang percaya akan Trinitas dengan agama lain yang politeisme, silakan bertanya kepada mereka apakah dasar kepercayaan mereka. Bagian saya adalah untuk mempertanggungjawabkan apa yang umat Kristen percayai. Umat Kristen mempercayai Trinitas bukan untuk mempermudah beribadah (seperti yang coba anda bandingkan dengan agama politeisme), karena kalaupun mempermudah namun tidak diwahyukan sendiri oleh Tuhan, maka umat Kristen tidak akan melakukannya. Oleh karena itu, iman akan Yesus Kristus sebagai Tuhan adalah merupakan pusat dari iman Kristiani, karena seluruh kebenaran yang lain bersumber pada Yesus Kristus. Dan karena keberadaan-Nya bukanlah satu mitos, namun suatu kenyataan yang benar- benar ada dalan sejarah, maka inkarnasi bukanlah sekedar merupakan suatu paham; namun lebih daripada itu. Inkarnasi adalah suatu kenyataan, yang dapat dibuktikan dari beberapa hal, sebagai contoh melalui motive of credibility (silakan klik), dimana saya menuliskan:
Motif 1 – Nubuat
Motif pertama adalah nubuat atau diberitakan sebelumnya. Kedatangan Tuhan sudah dinubuatkan beribu-ribu tahun sebelum Yesus datang, dengan melalui persiapan yang panjang.[6] Adalah sangat logis, kalau kedatangan Yesus untuk misi keselamatan seluruh umat manusia dipersiapkan dengan matang, dengan tanda-tanda, sehingga orang tidak sampai salah mengerti. Kita bisa mengambil contoh: Kalau beberapa orang dalam tingkatan direktur pabrik mobil Toyota mengatakan bahwa 20 tahun lagi – semua produk mobil Toyota tidak akan menggunakan bensin, namun menggunakan tenaga surya, juga dapat bergerak dengan kecepatan 200 km/jam, ditambah dengan kemampuan yang lain – maka kita akan percaya, karena yang mengatakan adalah para pembuat mobil tersebut.
Kita dapat menerapkan prinsip ini pada hal persiapan Yesus datang ke dunia ini, yang sudah diberitakan beribu-ribu tahun sebelumnya. Bahkan Nabi Yesaya yang menulis kitab Yesaya sekitar 700 tahun sebelum kedatangan Yesus Kristus, dapat secara persis menggambarkan tentang Kristus yang menderita (Lih. Yes 53). Yesaya dapat menggambarkan secara persis apa yang akan dialami oleh Kristus, karena dia mendapatkan pengetahuan dari Tuhan sendiri. Dan bahwa di dalam sejarah, semua itu terpenuhi dalam diri Yesus, maka ini menjadi bukti akan kebenaran bahwa yang dinubuatkan adalah benar, yaitu Yesus sungguh- sungguh datang dari Tuhan dan Yesus adalah Tuhan.
Hal yang lain adalah Tuhan ingin memberitahu manusia tentang Mesias jauh hari sebelumnya, sehingga pada saatnya tiba, manusia akan dapat mengenali Mesias yang dijanjikan. Dan inilah yang membedakan antara Yesus dengan tokoh-tokoh dalam agama yang lain. Tokoh-tokoh dalam agama lain tidak pernah diberitakan sebelumnya, sebaliknya Yesus diberitakan secara konsisten dalam rangkaian waktu lebih dari 1500 tahun.
Motif 2 – Mukjizat
Motif ke-2 adalah mukjizat. Kita bisa melihat di dalam Alkitab, bahwa Yesus melakukan banyak sekali mukjizat, yang membuktikan bahwa Dia adalah Putera Allah, yang juga menjadi konfirmasi akan kebenaran semua pengajaran-Nya. Kita bisa menemukan bahwa Yesus menyembuhkan orang buta (Mat 9:27-31), orang bisu (Mat 9:32-35), orang tuli (Mk 7:31-37), orang lumpuh (Mat 9:1-8), bahkan membangkitkan orang mati (Yoh 11:1-46).
Yesus juga mengatakan bahwa “ …. tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa” (Yoh 10:37-38).
Di atas semua itu, mukjizat terpenting adalah kebangkitan Kristus (Mat 28:1-10; Mar 16:1-20; Luk 24:1-53; Yoh 20:1-29, 21:1-19; Kis 1:3; 1 Kor 15:17; 1 Kor 15:5-8). Mungkin ada banyak orang yang dapat melakukan mukjizat dan menyembuhkan penyakit-penyakit. Namun orang tersebut pada akhirnya meninggal dan tidak dapat bangkit dengan kekuatan sendiri. Namun Yesus menunjukkan bahwa Ia mempunyai kuasa di atas segalanya, termasuk kematian. Hanya Tuhan yang dapat melakukan hal ini.
Motif 3 – Gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus
Keberadaan Gereja Katolik, Gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus sendiri menjadi bukti akan janji-Nya sebagai Allah untuk melidungi Gereja-Nya sampai akhir jaman (lih. Mat 16:18) di bawah kepemimpinan rasul Petrus dan juga penerusnya, yaitu para paus. Sudah begitu banyak percobaan yang dialami oleh Gereja Katolik, baik dari dalam Gereja maupun dari luar Gereja. Namun sesuai dengan janji Kristus, Gereja Katolik tetap bertahan dengan mengajarkan kebenaran yang penuh, ditandai dengan sifat: satu, kudus, katolik, dan apostolik. (lihat artikel: Gereja Tonggak Kebenaran dan Tanda Kasih Tuhan – Bagian 1 – silakan klik).
3) Jadi, kalau anda menyimpulkan “sebagai Makhluk Tuhan, manusia memiliki kesadaran akan adanya satu Tuhan yg menciptakan alam semesta ini. namun adanya faham2 inkarnasi dan perwujudan Tuhan dalam bentuk ciptaanNya, maka membuat ajaran2 ini jadi berbeda sesuai dengan bentuk inkarnasi dan perwujudan Tuhan yg diyakininya.” maka anda telah mempunyai kesimpulan bahwa Tuhan tidak mungkin untuk berinkarnasi. Oleh karena itu, silakan menjawab pertanyaan saya pada point 1, yang saya beri warna merah. Dan sekali lagi pada bagian ini, saya ingin menegaskan bahwa Trinitas bukanlah suatu pemikiran manusia belaka, namun lebih daripada itu adalah suatu kebenaran Wahyu Allah, yang diwartakan sendiri oleh Yesus Kristus, yang adalah Tuhan, yang tidak mungkin berbohong. Oleh karena itu, saya mengundang anda untuk menanggapi beberapa artikel kristologi yang ada, yang mencoba memaparkan bahwa Yesus adalah Tuhan.
Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia, karena Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia.
Mari kita bersama-sama mengasihi Kebenaran.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
terimakasih pak stefanus atas jawabannya;
1. bila bicara masalah arti monotheisme dan politheisme seperti yg ada dalam kamus bahasa, maka apa yg anda jabarkan adalah benar. namun saya berani mengatakan bahwa tidak ada satu agamapun yg mengajarkan politheisme. agama yg banyak mengenal dewa dewi pun pada dasarnya hanya menyembah pada satu Tuhan. Dewa dan Dewi adalah merupakan inkarnasi dari Tuhan. bila anda ingin membuktikannya maka silahkan anda berdiskusi dengan orang2 penganut agama yg memiliki banyak dewa dewi. Jadi tidak ada yg berbeda dari seluruh ajaran agama dalam hal monotheisme, yg membedakannya adalah adanya agama yg menganut faham monotheisme murni dimana Tuhan secara Hakekat adalah Tuhan, bukan berbentuk ciptaan yg dituhankan atau Tuhan yg bereinkarnasi. dan ada agama yg mengajarkan Tuhan yg bereinkarnasi menjadi banyak pribadi (polynitas). maka berbicara tentang monotheisme dan politheisme secara kamus bahasa, maka dapat dipastikan bahwa tidak ada agama yg mengajarkan politheisme, yg ada hanya monotheisme. maka sekarang kita bisa membagi lagi monotheisme menjadi mononitas dengan polinitas. jadi pada dasarnya yg membedakan agama2 mengenai ajaran Tuhannya ada pada mononitas dan polinitas. maka bila isme diartikan sebagai aliran/agama, maka agama mononitas bisa dikatakan sebagai mononitasisme dan agama polinitas bisa dikatakan sebagai polinitasisme. jadi bisa dikatakan dalam membagi ajaran setiap agama yg ada dapat dibedakan;
mononitasisme = monotheisme
polinitasisme = politheisme
ini adalah sebuah hasil kesimpulan dari diskusi yg panjang yg telah saya lakukan dengan beberapa teman saya yg berbeda agama. inilah realitas sebenarnya tentang ajaran2 agama yg ada, bila anda keberatan kristen dianggap sebagai agama politheisme, maka kristen bisa dikatakan sebagai agama polinitasisme karena menganut ajaran Tuhan yg bereinkarnasi menjadi banyak pribadi. silahkan anda fahami, bila kesimpulan saya salah silahkan anda koreksi…….
2. menjawab pertanyaan anda tentang mampukah Tuhan bereinkarnasi?? maka saya akan menjawab bahwa itu adalah urusan Tuhan. apa yg dilakukan Tuhan adalah urusan Tuhan dan bukan urusan manusia. jadi bila saya berani mengatakan bahwa Tuhan telah bereinkarnasi berarti saya merasa lebih tahu dari Tuhan yg mempunyai urusan apakah dia bereinkarnasi atau tidak. saya hanya berani memahami Tuhan secara pemahaman manusiawi dimana sebagai manusia saya tidak pernah tahu siapa yg telah menciptakan alam semesta beserta isinya ini, siapa yg telah mengatur alam semesta ini dan bagaimana Ia menciptakan alam semesta ini. saya cuma yakin bahwa pasti ada yg menciptakan dan mengatur alam semesta ini, Dialah Tuhan. Maka kewajiban kita sebagai manusia adalah tunduk dan patuh kepada Tuhan. maka bila kita berani mewujudkan Tuhan dalam bentuk2 ciptaanNya, maka berarti sebenarnya kita sedang membuat tandingan Tuhan, karena Tuhan yg sebenarnya adalah yg tidak kita tahu bentuk dan wujudNya. sedangkan bentuk dan Wujud yg anda kira sebagai Tuhan, maka sebenarnya itu bukanlah Tuhan melainkan sesuatu yg anda “kira” sebagai Tuhan. jadi “Jangan ada Allah2 lain dihadapanKU”
Bila dalam ajaran anda ternyata ada ajaran yg menyatakan bahwa Tuhan telah bereinkarnasi, dan anda meyakini bahwa ajaran anda bersumber pada wahyu Tuhan, maka silahkan anda lihat pada ajaran2 agama lain yg sejenis dengan ajaran kristen. saya ambil contoh Hindu yg juga meyakini Tuhan telah bereinkarnasi menjadi wujud dan bentuk ciptaanNya, merekapun mempunyai dalil dari kitab suci yg mereka anggap bersumber dari wahyu Tuhan. maka masing2 agama polinitasisme akan saling mengklaim bahwa reinkarnasi Tuhan yg mereka sembahlah yg benar. maka manakah reinkarnasi Tuhan yg benar?? apakah sebenarnya Tuhan telah bereinkarnasi dalam banyak bentuk sesuai dengan masing2 agama???
maka kita harus kembali pada inti pemahaman akan Tuhan yg paling mendasar seperti yg saya tulis diatas. ternyata semua ajaran agama pada awalnya sebenarnya memiliki pemahaman yg sama tentang konsep ketuhanan seperti yg telah saya paparkan. maka yg sama inilah yg benar dari Tuhan, sedangkan yg membuat perbedaan tentulah itulah yg dibuat oleh manusia. lihat Musa yg mengutuk bangsa Israel yg telah membuat bentuk Allah dengan simbol patung lembu. lihat kedegilan bangsa Israel yg selalu ingin mempunyai Allah yg mempunyai Wujud seperti bangsa2 sekelilingnya yg membuat bentuk Allah dalam rupa2 seperti ball atau asyura. JAdi sebenarnya inilah konsep ketuhanan yg benar yg bisa anda pakai untuk mencari kebenaran akan konsep Ketuhanan. silahkan anda renungkan kembali, saya lihat artikel2 anda semuanya juga didasarkan atas praduga2 saja seperti tentang Mesias yg tidak pernah dinubuatkan sebagai Allah, melainkan sebagai Raja, Iman dan Nabi. kata2 Yesus yg sebenarnya mengajarkan ajaran Allah yg mengutusnya dan yg menjadikannya sebagai wakil/perantara didunia ini antara Allah dengan manusia, seperti Musa yg menjadi wakil Allah dengan bangsa Israel. Mukjizat2 Yesus yg sebenarnya diberikan sebagai bukti bahwa Yesus adalah utusan Allah, seperti mukjizat yg diberikan kepada Musa untuk membuktikan kepada bangsa Israel bahwa dia Nabi utusan Allah. entah bagaimana hal2 itu justru yg menjadi praduga anda untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Allah, padahal semua yg diberikan Allah kepada Yesus juga diberikan kepada Nabi2nya yg lain dalam bentuk yg berbeda sesuai kadar jamannya.
yg mempengaruhi kesimpulan2 anda adalah ajaran perberhalaan Yesus yg diajarkan dalam kristen. doktrin2 dalam kristen yg sebenarnya tidak pernah diajarkan oleh Yesus berusaha untuk disesuaikan dengan ajaran2 Yesus. kebiasaan2 membuat patung sebagai sarana ibadahpun anda legalkan dengan mengebiri ajaran Musa yg jelas2 melarang manusia membuat patung sebagai sarana beribadah kepada Allah.
baiklah pak stefanus silahkan anda renungi, bila ada yg salah dari pemahaman saya silahkan dikoreksi
on 2010/02/24 at 11:57am
Trinitas merupakan suatu misteri besar bagi anda karena trinitas adalah hasil pemikiran/praduga manusia yg jalan berfikirnya sangat tidak dapat anda fahami. karena anda tidak fahami maka dianggap sebagai suatu misteri besar, bila anda faham maka itu bukanlah suatu misteri.
Shalom Hamba Tuhan,
1) Terima kasih atas tanggapannya tentang politeisme dan monoteisme. Mari sekarang kita melanjutkan diskusi kita. Sebenarnya definisi dari politeisme dan monoteisme telah begitu jelas, seperti yang saya coba paparkan di atas. Kalau anda mengatakan bahwa "namun saya berani mengatakan bahwa tidak ada satu agamapun yg mengajarkan politheisme. agama yg banyak mengenal dewa dewi pun pada dasarnya hanya menyembah pada satu Tuhan.", harus dikaji lebih lanjut. Kalau kita melihat agama Hindu, maka sebenarnya ada begitu banyak aliran dan pendapat, seperti yang terlihat di sini (silakan klik). Agama ini mempunyai unsur monotheism, polytheism, pantheism, monism, atheism. Inilah sebabnya, sebagian menyebutkan agama Hindu sebagai henotheistic. Dengan demikian memang terlihat ada begitu ragam kepercayaan dari agama Hindu. Cobalah tanyakan kepada mereka, apakah posisi dari dewa-dewi di dalam agama mereka. Apakah mereka dapat mengabulkan doa terpisah dari sang supreme being? apakah dewa-dewi mereka mempunyai suatu hirariki? Tanyakan kepada mereka tentang bagaimana hubungan antara supreme being dan dewa-dewi. Bahkan mereka percaya juga akan adanya pantheism, yang menganut paham bahwa setiap individu adalah merupakan percikan Ilahi. Saya tidak akan mendiskusikan sistem agama mereka, namun saya akan menjelaskan sehubungan dengan iman Katolik.
Jadi, kalau anda mengatakan, "Jadi tidak ada yg berbeda dari seluruh ajaran agama dalam hal monotheisme, yg membedakannya adalah adanya agama yg menganut faham monotheisme murni dimana Tuhan secara Hakekat adalah Tuhan, bukan berbentuk ciptaan yg dituhankan atau Tuhan yg bereinkarnasi. dan ada agama yg mengajarkan Tuhan yg bereinkarnasi menjadi banyak pribadi (polynitas)", maka anda telah membuat definisi yang baru dari monoteisme. Diskusi anda dengan agama lain tidaklah dapat dijadikan suatu referensi, karena belum terbukti kebenarannya. Namun, kalau dari diskusi anda dengan agama lain, dan kemudian, anda menyimpulkan bahwa agama Kristen menyembah banyak Tuhan (politeisme) karena tidak sesuai dengan definisi monoteisme anda, maka hal ini harus dibuktikan lebih lanjut. Selama anda memaksakan definisi anda yang berlainan dengan definisi umum, maka diskusi kita tidak akan pernah berakhir dan tidak akan mempunyai titik temu.
Kalau anda mengatakan "maka berbicara tentang monotheisme dan politheisme secara kamus bahasa, maka dapat dipastikan bahwa tidak ada agama yg mengajarkan politheisme", silakan anda melihat definisi tentang politeisme dan aliran-alirannya ini di sini (silakan klik). Dan tentang agama Hindu, dapat dilihat di sini (silakan klik). Karena Hindu terdiri dari begitu banyak unsur (monotheistic, politheistic, maupun pantheistic), maka apakah agama mereka termasuk monoteisme atau politeisme adalah tergantung dari aliran-aliran, seperti: a medieval Hindu, Smartha, Vaishnavism, Shaivism, dll. Namun, kalau anda mengatakan bahwa semua agama adalah monoteisme, maka anda telah mencampuradukan antara politeisme dan monoteisme, yang sebenarnya telah mempunyai definisi umum yang jelas. Dengan demikian, kalau anda mengatakan "maka berbicara tentang monotheisme dan politheisme secara kamus bahasa, maka dapat dipastikan bahwa tidak ada agama yg mengajarkan politheisme, yg ada hanya monotheisme", maka apakah/siapakah supreme being dari agama Budha? Dan kalau anda ingin membuat definisi sendiri tentang mononitas dan polinitas, silakan saja. Saya juga tidak berkeberatan bahwa hasil tersebut didapat dari hasil diskusi yang panjang dengan agama yang lain. Namun diskusi yang panjang belum tentu membawa kebenaran. Dan kalau hal ini ingin diterapkan kepada umat Kristen yang percaya akan Trinitas, maka tentu saja hal ini perlu dijabarkan lebih lanjut dan perlu dibuktikan kebenarannya.
2) Ketika saya bertanya mungkinkah Tuhan berinkarnasi, maka anda menjawab "maka saya akan menjawab bahwa itu adalah urusan Tuhan. apa yg dilakukan Tuhan adalah urusan Tuhan dan bukan urusan manusia." Silakan menjawab pertanyaan yang saya ajukan dengan jawaban "ya" dan "tidak". Kalau memang semuanya adalah urusan Tuhan, tanpa kita mau memikirkannya, maka kita tidak perlu mendiskusikan apapun, karena semuanya dapat kita kembalikan kepada Tuhan. Justru karena anda senantiasa menuduh bahwa agama Kristen merupakan bentuk dari politeisme, karena alasan adanya Inkarnasi, maka saya ingin bertanya sekali lagi "Mungkinkah Tuhan berinkarnasi?" dan silakan memberikan argumentasi, kalau "ya" apakah alasannya dan kalau "tidak" apakah alasannya. Tentu saya saya percaya Tuhan yang anda gambarkan, seperti menciptakan alam semesta dan segala isinya, uncaused cause, unmoved mover, supreme being. Namun, mungkinkah Tuhan berinkarnasi?
a) Kalau anda ingin membandingkan antara inkarnasi Yesus Kristus dan inkarnasi dari agama Hindu, maka pertanyaannya adalah: Bagaimana mungkin Tuhan berinkarnasi dalam bentuk: Matsya (ikan), Kurma (kura-kura), Varaha (boar), Narasimha (setengah manusia-setengah singa), seperti yang dipercayai dalam agama Hindu? Silakan melihat sumber ini (silakan klik) Apakah mungkin Tuhan berinkarnasi dan mengambil bentuk hewan? Ada begitu banyak inkarnasi di dalam agama Hindu. Apakah masing-masing dari sosok inkarnasi tersebut menyatakan diri bahwa mereka adalah Tuhan, yang menciptakan alam semesta, yang dapat mengampuni dosa, yang dapat bangkit dari antara orang mati, dan yang telah dinubuatkan sebelumnya?
b) Dan kembali saya akan kutip motive of credibility berikut ini, sehingga anda dapat membuat perbandingan dengan agama Hindu.
Motif 1 – Nubuat
Motif pertama adalah nubuat atau diberitakan sebelumnya. Kedatangan Tuhan sudah dinubuatkan beribu-ribu tahun sebelum Yesus datang, dengan melalui persiapan yang panjang.[6] Adalah sangat logis, kalau kedatangan Yesus untuk misi keselamatan seluruh umat manusia dipersiapkan dengan matang, dengan tanda-tanda, sehingga orang tidak sampai salah mengerti. Kita bisa mengambil contoh: Kalau beberapa orang dalam tingkatan direktur pabrik mobil Toyota mengatakan bahwa 20 tahun lagi – semua produk mobil Toyota tidak akan menggunakan bensin, namun menggunakan tenaga surya, juga dapat bergerak dengan kecepatan 200 km/jam, ditambah dengan kemampuan yang lain – maka kita akan percaya, karena yang mengatakan adalah para pembuat mobil tersebut.
Kita dapat menerapkan prinsip ini pada hal persiapan Yesus datang ke dunia ini, yang sudah diberitakan beribu-ribu tahun sebelumnya. Bahkan Nabi Yesaya yang menulis kitab Yesaya sekitar 700 tahun sebelum kedatangan Yesus Kristus, dapat secara persis menggambarkan tentang Kristus yang menderita (Lih. Yes 53). Yesaya dapat menggambarkan secara persis apa yang akan dialami oleh Kristus, karena dia mendapatkan pengetahuan dari Tuhan sendiri. Dan bahwa di dalam sejarah, semua itu terpenuhi dalam diri Yesus, maka ini menjadi bukti akan kebenaran bahwa yang dinubuatkan adalah benar, yaitu Yesus sungguh- sungguh datang dari Tuhan dan Yesus adalah Tuhan.
Hal yang lain adalah Tuhan ingin memberitahu manusia tentang Mesias jauh hari sebelumnya, sehingga pada saatnya tiba, manusia akan dapat mengenali Mesias yang dijanjikan. Dan inilah yang membedakan antara Yesus dengan tokoh-tokoh dalam agama yang lain. Tokoh-tokoh dalam agama lain tidak pernah diberitakan sebelumnya, sebaliknya Yesus diberitakan secara konsisten dalam rangkaian waktu lebih dari 1500 tahun.
Motif 2 – Mukjizat
Motif ke-2 adalah mukjizat. Kita bisa melihat di dalam Alkitab, bahwa Yesus melakukan banyak sekali mukjizat, yang membuktikan bahwa Dia adalah Putera Allah, yang juga menjadi konfirmasi akan kebenaran semua pengajaran-Nya. Kita bisa menemukan bahwa Yesus menyembuhkan orang buta (Mat 9:27-31), orang bisu (Mat 9:32-35), orang tuli (Mk 7:31-37), orang lumpuh (Mat 9:1-8), bahkan membangkitkan orang mati (Yoh 11:1-46).
Yesus juga mengatakan bahwa “ …. tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa” (Yoh 10:37-38).
Di atas semua itu, mukjizat terpenting adalah kebangkitan Kristus (Mat 28:1-10; Mar 16:1-20; Luk 24:1-53; Yoh 20:1-29, 21:1-19; Kis 1:3; 1 Kor 15:17; 1 Kor 15:5-8). Mungkin ada banyak orang yang dapat melakukan mukjizat dan menyembuhkan penyakit-penyakit. Namun orang tersebut pada akhirnya meninggal dan tidak dapat bangkit dengan kekuatan sendiri. Namun Yesus menunjukkan bahwa Ia mempunyai kuasa di atas segalanya, termasuk kematian. Hanya Tuhan yang dapat melakukan hal ini.
Motif 3 – Gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus
Keberadaan Gereja Katolik, Gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus sendiri menjadi bukti akan janji-Nya sebagai Allah untuk melidungi Gereja-Nya sampai akhir jaman (lih. Mat 16:18) di bawah kepemimpinan rasul Petrus dan juga penerusnya, yaitu para paus. Sudah begitu banyak percobaan yang dialami oleh Gereja Katolik, baik dari dalam Gereja maupun dari luar Gereja. Namun sesuai dengan janji Kristus, Gereja Katolik tetap bertahan dengan mengajarkan kebenaran yang penuh, ditandai dengan sifat: satu, kudus, katolik, dan apostolik. (lihat artikel: Gereja Tonggak Kebenaran dan Tanda Kasih Tuhan – Bagian 1 – silakan klik).
c) Kalau anda mau mempelajari lebih lanjut tentang ke-Allahan Yesus, silakan membaca beberapa artikel Kristologi yang ada di site ini. Dengan demikian, kalau anda benar-benar ingin mengetahui jawaban dari pertanyaan anda "maka manakah reinkarnasi Tuhan yg benar?", maka silakan untuk membandingkan Inkarnasi Kristus dengan inkarnasi (avatar) menurut agama Hindu.
3) Tentang tuduhan anda bahwa artikel-artikel yang telah dibuat hanyalah berdasarkan praduga saja, maka silakan menunjukkan di bagian mana yang hanya merupakan praduga dan di bagian mana yang benar. Anda mengatakan bahwa mukjijat Yesus adalah untuk menyatakan bahwa Dia adalah utusan Allah, maka bagaimana anda menerangkan bahwa Yesus mengampuni dosa dalam nama-Nya? Siapakah yang dapat mengampuni dosa kecuali Tuhan? Kalau anda mau, silakan melanjutkan diskusi di point ini di diskusi ini (silakan klik), point 1) dan 4).
4) Anda menyimpulkan "yg mempengaruhi kesimpulan2 anda adalah ajaran perberhalaan Yesus yg diajarkan dalam kristen. doktrin2 dalam kristen yg sebenarnya tidak pernah diajarkan oleh Yesus berusaha untuk disesuaikan dengan ajaran2 Yesus. kebiasaan2 membuat patung sebagai sarana ibadahpun anda legalkan dengan mengebiri ajaran Musa yg jelas2 melarang manusia membuat patung sebagai sarana beribadah kepada Allah." Dari manakah anda menarik kesimpulan bahwa yang mempengaruhi kesimpulan-kesimpulan saya adalah ajaran pemberhalaan Yesus yang diajarkan dalam agama Kristen? Manakah doktrin-doktrin dari agama Kristen yang sebenarnya menurut anda? Dan darimanakah anda mendapatkan kesimpulan tersebut? Tentang diskusi patung (dari kitab Keluaran) telah didiskusikan bersama dengan Ingrid di sini (silakan klik), sehingga tidak perlu didiskusikan lagi di sini. Kesimpulan yang anda buat akan menjadi benar, kalau Yesus bukan Tuhan. Namun dalam beberapa artikel berikut ini, kami telah mencoba membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan.
Yesus, sungguh Allah sungguh manusia
Trinitas: Satu Tuhan dalam Tiga Pribadi
Yesus, Tuhan yang Dinubuatkan Para Nabi
Kristus yang kita imani = Yesus menurut sejarah
Inkarnasi adalah Immanuel, Allah yang Beserta Kita
Mengapa Orang Kristen Percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan?
5) Sebagai kesimpulan, diskusi yang hanya merupakan suatu tuduhan semata dan bertahan bahwa inkarnasi adalah suatu bentuk politeisme tidaklah memberikan suatu diskusi yang substansial, karena tidak menyentuh pokok permasalahan, yaitu: ke-Allahan Yesus. Kalau anda ingin membuktikan bahwa agama Kristen adalah salah satu bentuk politeisme, maka anda harus membuktikan bahwa Yesus bukanlah Allah. Dan untuk itu, silakan menjawab pertanyaan pertama: "apakah mungkin Tuhan berinkanasi".
6) Dan kesimpulan anda bahwa "Trinitas merupakan suatu misteri besar bagi anda karena trinitas adalah hasil pemikiran/praduga manusia yg jalan berfikirnya sangat tidak dapat anda fahami. karena anda tidak fahami maka dianggap sebagai suatu misteri besar, bila anda faham maka itu bukanlah suatu misteri." harus dibuktikan dahulu kebenarannya. Dari manakah anda mendapatkan kesimpulan bahwa Trinitas adalah hasil pemikiran/praduga manusia semata? Tentu saja pemahaman manusia akan kehidupan pribadi Allah dalam Trinitas adalah terbatas. Namun, bukan berarti bahwa hal tersebut adalah tidak benar dan melawan akal budi. Hal inipun berlaku buat anda dan saya yang juga terbatas dalam mengerti tentang Allah. Apakah anda mengerti dan paham Allah 100% ? Apakah ada bagian dari Allah merupakan suatu misteri buat anda? Tentang Trinitas, silakan membaca artikel Trinitas di sini (silakan klik).
Kembali saya akan membatasi diskusi ini satu kali putaran lagi. Setelah itu, diskusi dengan anda akan saya tutup. Silakan juga untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya beri warna merah. Mohon hal ini dapat dimengerti, karena memang kami mempunyai keterbatasan waktu dalam menjawab semua pertanyaan yang masuk. Oleh karena itu, silakan menggunakan waktu yang ada dengan memberikan argumentasi yang sebaik-baiknya, sehingga dalam tiga putaran, masing-masing dari kita telah dapat memaparkan apa yang kita percayai.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
terimakasih saudara stefanus atas jawabannya, dan kalau memang ternyata anda ingin membatasi diskusi ini menjadi satu putaran lagi, ya itu hak preogratif anda karena andalah moderator forum ini dan saya hanyalah pengunjung yg ingin mengasah pemikiran saya tentang ajaran katolik. saya mengunjungi situs ini adalah atas saran teman saya yg beragama katolik yg menganggap katolisitas ini adalah situs yg terbaik dalam menjelaskan ajaran2 katolik sehingga dimungkinkan saya akan mendapatkan jawaban dengan memuaskan. terus terang saya tidak pernah masuk dan enggan masuk berdiskusi dalam situs agama orang lain seperti katolisitas ini karena takut dianggap merusak akidah agama lain. Tapi saya tetap mengucapkan terimakasih kepada katolisitas ini yg telah sudi menjawab pertanyaan2 saya. untuk yg terakhir saya akan mencoba menjawab pertanyaan2 anda
1. berbicara agama Hindu maka anda akan menemukan sebuah filosofi beragama yg sangat mengagumkan dan mendalam. itulah saran teman saya yg beragama HIndu ketika mengawali diskusi dengan saya, ditakutkan saya tidak mampu mencernanya. dan saya akan mencoba menjawab apa yg anda tuliskan tentang ajaran agama hindu.
monotheism, adalah faham penyembahan kepada Sang Hyang Widhi, yaitu Tuhan Yg Maha Esa yg tidak diketahui bentuk dan wujudNya. dan penyembahan monotheism ini hanya dapat dilakukan oleh para Brahmana yg mempunyai tingkat konsentrasi tinggi. bagi orang awam maka penyembahan monotheism ini amatlah sukar. berikut slokanya;
“1. Para pemuja yang selalu harmonis, memujaMu, dan para pemuja lainnya yang memuja Yang Tak Terbinasakan, Yang Tak Berbentuk – di antara mereka ini, yang manakah yang lebih terpelajar dalam ilmu pengetahuannya (dalam yoganya.)
2. Mereka yang memusatkan pikirannya kepadaKu, memujaKu, yang selalu harmonis dan terlapis dengan iman yang tertinggi – merekaKu anggap sebagai yogi-yogi yang terbaik.
3. Mereka yang memuja Yang Maha Tak Terbinasakan, Yang Tak Terterangkan, Yang Tak Berbentuk, Yang Selalu Hadir, Yang Tak Terpikirkan, Yang Tak Berganti-ganti, Yang Tak Bervariasi, Yang Konstan –
4. (Mereka yang memuja dengan cara demikian), menahan indra-indranya, memandang setiap benda secara sama-rata, bahagia dengan kesentosaan setiap makhluk — mereka pun datang padaKu.
5. Mereka yang pikirannya terpusat kepada Yang Maha Esa (Yang Tak Berbentuk), berusaha secara susah-payah (untuk mencapaiNya); karena jalan ke arah Yang Maha Esa ini sukar bagi mereka yang memiliki raga.”
polytheism, adalah ajaran penyembahan kepada bentuk2/inkarnasi Tuhan. ada yg berbentuk dewa/dewi dan manusia. tujuannya adalah untuk mempermudah manusia dalam bermeditasi menyembah Tuhan, berikut slokanya yg merupakan lanjutan dari sloka yg ada diatas;
6. Mereka yang mengkonsentrasikan setiap tindakan mereka kepadaKu, memandangKu sebagai Tujuan Yang Agung dan Suci, dan yang dengan dedikasi yang tunggal, memujaKu dan bermeditasi kepadaKu,
7. Mereka ini, oh Arjuna, dengan segeraKu selamatkan dari samudra kematian dan kehidupan, mereka yang pikirannya selalu terpusat kepadaKu.
8. Pusatkan padaKu semata pikiranmu dan letakkan pengertianmu di dalamKu. Dan tanpa ragu lagi sesudah ini dikau akan tinggal denganKu semata.
9. Tetapi jika dikau tak mampu secara teguh memusatkan pikiranmu padaKu, sebaiknya dikau berusaha untuk mencapaiKu, oh Arjuna, dengan yoga yang penuh konsentrasi dan usaha yang terus-menerus.
10. Dan juga sekiranya dikau tak mampu untuk mengusahakan konsentrasi, beritikadlah untuk bertindak demi Aku. Bekerjalah demi Aku, dan dikau akan mencapai kesempurnaan.
11. Dan sekiranya dikau tak bersemangat untuk bertindak demikian, maka lepaskan hasrat untuk mendapatkan hasil dari tindakan-tindakanmu, carilah perlindungan dan berdedikasilah kepadaKu, dengan cara mengendalikan dirimu.
12. llmu pengetahuan itu lebih baik sifatnya daripada usaha konsentrasi yang terus-menerus, meditasi itu lebih baik daripada ilmu pengetahuan, dan yang lebih baik dari meditasi adalah persembahan semua hasil perbuatan karena setelah itu menyusullah kedamaian,
13. Seseorang yang tak mempunyai itikad buruk terhadap siapapun (dan apapun), bersikap bersahabat dan selalu simpatik, bebas dari rasa egoisme dan rasa memiliki, dalam suka dan duka bersikap tenang, selalu memaafkan;
14. Sang yogi ini yang selalu menerima apa yang didapatkannya, selalu harmonis dan menjadi tuan (yang berkuasa) atas diri pribadinya sendiri, tegas, dengan pikiran dan intelek yang didedikasikan kepadaKu — ia, pemujaKu ini, adalah yang Kukasihi.
15. Seseorang yang tidak mengusik dunia ini dan tidak terusik oleh dunia ini, yang bebas dari rongrongan rasa nikmat, marah, dan takut — ia adalah yang Kukasihi.
dst….
inilah ajaran kresna (Inkarnasi Tuhan) kepada Arjuna (manusia) untuk menyembah kepadanya sebagai salah satu perwujudan/inkarnasi Sang Hyang Widhi. menyembah kepada yg berwujud dianggap lebih mudah dibanding kepada yg tidak berwujud. banyaknya perwujudan/inkarnasi Tuhan dalam Hindu membuat ajaran ini dikenal sebagai politheism. kalo saya menyebutnya polinitastheisme. konsep politheism ini juga terbentuk atas dasar konsep Avatar, yaitu perwujudan/inkarnasi Tuhan yg turun kebumi sebagai “Sang Juru Selamat” untuk meluruskan kembali ajaran Tuhan yg telah banyak dimelencengkan oleh “Nafsu”. Dan ternyata Sidharta dan Yesus adalah termasuk avatar yg telah diramalkan.
pantheism, adalah konsep yg lahir dari filosofis keMaha Besaran Tuhan. dimana Kemaha Besaran Tuhan melingkupi seluruh alam semesta. JAdi seluruh alam semesta adalah ada dalam “tubuh” Tuhan
atheism. adalah lahir dari faham dualitas Tuhan, dimana Tuhan itu ADA namun TIADA. inilah filosofi Tuhan yg sebenarnya yg telah saya tulis sejak awal yaitu Tuhan itu tiada karena dari segi fisik dan Wujud kita tidak pernah melihatNya, Namun Tuhan itu ada dari segi hasil ciptaanNya yaitu adanya alam semesta ini berserta isinya. Jadi faham atheism ini lahir dari ketidaktahuan manusia akan bentuk dan wujud Tuhan. namun pada dasarnya faham ini bertabrakan dengan faham inkarnasi Tuhan karena bila memang Tuhan berinkarnasi menjadi manusia seperti kresna ataupun Yesus, maka berarti Tuhan itu sudah berwujud dan berbentuk, maka tidak ada lagi faham atheism.
jadi dimana letak persamaan Hindu dengan kristen?? yaitu pada faham politheismenya.
2. mampukah Tuhan bereinkarnasi???
ini adalah pertanyaan yg sudah sering ditanyakan teman2 kristen kepada saya dengan tujuan apabila saya mengatakan “ya” maka saya harus mengakui Yesus sebagai inkarnasi Tuhan, dan bila saya mengatakan “tidak” berarti saya sudah membatasi keMahaKuasaan Tuhan.
maka saya akan menjawab YA dan TIDAK. YA dari segi KemahaKuasaan Tuhan, maka Tuhan mampu melakukan apa saja termasuk bereinkarnasi. TIDAK dari segi Kodrat Tuhan, bahwa Tuhan tidak mungkin mengingkari KodratNya dengan menjadi makhluk ciptaanNya. Jadi Tuhan mampu bereinkarnasi namun tidak mungkin Tuhan melakukannya karena itu sudah menyalahi kodratNya. analoginya adalah, Seorang Presiden mampu menjadi seorang gembel dan mengemis diperempatan lampu merah, namun itu tidak mungkin dilakukannya karena itu akan merusak citra seorang Presiden dan menyalahi kodrat seorang Presiden yg harusnya bekerja memimpin negara, bukan mengemis.
a. bila anda penganut faham bahwa Tuhan mampu menjadi manusia (Yesus) yg notabene adalah makhluk ciptaanNya, maka mengapa anda membatasi keMahaKuasaan Tuhan untuk bereinkarnasi menjadi bentuk2 lainnya yg telah anda tuliskan??? apakah menurut anda Tuhan hanya mampu bereinkarnasi menjadi manusia??
b. reinkarnasi dalam agama hindu tidak didasarkan MOTIF yg merupakan dugaan semata, namun dengan jelas diterangkan dalam kitab suci mereka, inilah salah satu sloka tentang reinkarnasi kresna dalam bhagadwita;
Bab XI menyebutkan,
“Tetapi, sebenarnya, dikau tak akan dapat meyaksikanKu dengan mata duniawimu ini, makaKu berkahkan kepadamu mata suci[b]. Saksikanlah yogaKu Yang Maha Dahsyat (kekuatan yang suci dan agung).”
(XI.8)
Sekarang tibalah saatnya Arjuna melihat bentuk Yang Maha Suci dan Agung di dalam diri Sang Kreshna. Di dalam diri Sang Kreshna nampak terpusat seluruh alam semesta dan semua itu terbuka untuk dilihat oleh Arjuna, dengan mata Ilahi yang dikaruniakan oleh Sang Kreshna.
” Dengan jumlah mulut dan mata yang tak terhitung banyaknya, dengan jumlah keajaiban-keajaiban yang tak terhitung nampaknya, dengan jumlah hiasan badan nan suci yang tak terhitung jumlahnya dan dengan senjata-senjata Ilahi yang tak terhitung banyaknya yang semuanya terlihat terangkat,”
(XI.10)
“Di situlah Arjuna menyaksikan seluruh alam semesta beserta segala isinya [b]yang beraneka-ragam teruntai menjadi satu, di dalam raga Tuhan nya para dewa-dewa.”
(XI.13)
Dengan mata sucinya, Sang Arjuna melihat Yang Maha Esa, Tuhan dari segala tuhan dan dewa-dewa, melihat seluruh untaian kehidupan kosmos yang beraneka-ragam jumlahnya tanpa akhir tetapi teruntai menjadi suatu kesatuan di dalam Yang Maha Esa.
Jadi Reinkarnasi Kresna lebih jelas dan meyakinkan dibandingkan reinkarnasi Yesus yg hanyalah motif/dugaan belaka dan Yesus sendiri tidak pernah mengatakan bahwa dirinya adalah Allah tidak seperti halnya kresna yg menyatakan dirinya Tuhan Yang Maha Esa.
c. saya sudah banyak membaca tulisan2 anda di sini tentang keAllahan Yesus menurut penafsiran anda, dan argumen2nya sudah sering saya temukan ketika saya berdiskusi dengan teman2 saya. Maka saya menulis argumen2 saya disini adalah sudah dengan berbekal argumen2 yg banyak anda tulis disini. Maka saya mengembalikan kepada anda untuk banyak belajar tentang inkarnasi dalam agama Hindu dan konsep2 yg ada dalam agama Hindu, bila anda mau mendapati suatu kebenaran, maka anda harus membuka diri dengan ajaran agama lain dan melepaskan belenggu dogma yg telah mengikat anda selama ini. itulah yg saya lakukan sehingga saya akhirnya berani membuat kesimpulan2 ini.
3. Tentang tuduhan anda bahwa artikel-artikel yang telah dibuat hanyalah berdasarkan praduga saja, maka silakan menunjukkan di bagian mana yang hanya merupakan praduga dan di bagian mana yang benar (stefanus)
========================================
pada bagian MOTIF, sudah jelas bahwa motif yg anda tuliskan adalah hasil praduga anda terhadap ketuhanan Yesus. maka tentu saja Motif yg benar hanya diketahui oleh Yesus sendiri. maka seharusnya bila memang Yesus adalah Allah, maka dia harus menyatakan dirinya dengan jelas seperti apa yg dilakukan Allah pada umat Nabi Musa,
kel 20:1-2
“Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.”
maka Allah jelas menyatakan Motifnya sebagai Tuhan, dan tidak perlu lagi ada praduga tentang motif Allah sebagai Tuhan. sedangkan yg sering dinyatakan Yesus bahwa dia hanyalah sebagai utusan. sebagai utusan tentu saja Yesus mendapatkan firman langsung dari Allah yg tidak didengar oleh orang lain. ketika seseorang memohon ampunan dosa kepada Allah melalui perantara Yesus maka Yesus menyampaikan kepada orang tersebut bahwa dosanya sudah terampuni atas perantaraan Yesus (sebab nama Yesus). tentunya Yesus menyampaikan hal tersebut dari Firman yg dia dapatkan dari Allah. dalam keluaran, Allah mengampuni umat Israel sebab nama Abraham, Ishak, Israel
(13) Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel, hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah demi diri-Mu sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah Kujanjikan ini akan Kuberikan kepada keturunanmu, supaya dimilikinya untuk selama-lamanya.”
(14) Dan menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.
Submitted on 2010/03/15 at 7:42pm
4. Dari manakah anda menarik kesimpulan bahwa yang mempengaruhi kesimpulan-kesimpulan saya adalah ajaran pemberhalaan Yesus yang diajarkan dalam agama Kristen? Manakah doktrin-doktrin dari agama Kristen yang sebenarnya menurut anda? Dan darimanakah anda mendapatkan kesimpulan tersebut? (stefanus)
==========================
kisah para Rasul 11:
(25) Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia.
(26) Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.
saya rasa anda mengerti dengan apa itu ajaran Kristen yg lahir di antiokhia yg tentu saja berbeda dengan ajaran Yahudi, karena sejak kelahiran kristen Yahudi tetaplah ada. Yesus adalah juga termasuk umat Yahudi dan membawa serta menjalankan ajaran Musa. Sedangkan kristen adalah ajaran yg menuhankan Yesus yg lahir setelah peristiwa penyaliban Yesus, dan kristen tidak lagi menjalankan ajaran Nabi Musa melainkan ajaran BArnabas dan Paulus. JAdi ketika membaca ajaran Yesus, maka orang2 kristen berangkat dari faham penyembahan Yesus yg diajarkan oleh barnabas dan Paulus. Yg terjadi adalah bahwa ajaran Barnabas dan Pauluslah yg menjadi tolak ukur ketika memahami ajaran yesus bukan sebaliknya, sehingga menimbulkan “MOTIF2″ agar ajaran penyembahan kepada Yesus (kristen) dapat disesuaikan dengan ajaran Yesus yg seorang Yahudi. Jadi walaupun Yesus hanya menjelaskan bahwa dirinya adalah Utusan, maka tetap saja kristen akan menafsirkan Yesus adalah Allah, Walaupun Yesus hanya mengatakan bahwa dirinya Imam, Raja dan Nabi, maka tetap saja Kristen mengatakan Yesus adalah Allah. Semua Nabi melakukan mukjizat termasuk Yesus, maka mukjizat yg dilakukan Yesus dikatakan kristen sebagai tanda keAllahan Yesus. Karena Kristen adalah penganut ajaran barnabas dan Paulus yg menyembah Yesus dan menjadikan Yesus sebagai Allah, maka apapun yg dilakukan Yesus maka bisa ditafsirkan sebagai Allah. Walau Yesus tidak pernah mengatakan dirinya Allah, maka Kristen tetap mengatakan Yesus adalah Allah. Inilah ajaran pemberhalaan Allah yg tidak pernah Yesus ajarkan.
5) Sebagai kesimpulan, diskusi yang hanya merupakan suatu tuduhan semata dan bertahan bahwa inkarnasi adalah suatu bentuk politeisme tidaklah memberikan suatu diskusi yang substansial, karena tidak menyentuh pokok permasalahan, yaitu: ke-Allahan Yesus. Kalau anda ingin membuktikan bahwa agama Kristen adalah salah satu bentuk politeisme, maka anda harus membuktikan bahwa Yesus bukanlah Allah. Dan untuk itu, silakan menjawab pertanyaan pertama: “apakah mungkin Tuhan berinkanasi”. (stefanus)
==============================================
saya rasa saya tidak menuduh, apa yg saya tulis sudah sesuai dengan “Kebenaran” ajaran katolik. saya sudah membuktikan bahwa kristen adalah agama politheisme dari sudut facktual bukan teori. mungkin anda tidak akan menerima kesimpulan saya karena anda selama ini hanya berkutat pada ajaran anda sendiri, tidak berusaha membandingkan ajaran agama anda dengan agama yg lainnya. yg salah bisa kita anggap benar karena kita hidup dengan kesalahan itu dan tidak mau keluar mencari kebenaran. saya disini hanya ingin berdiskusi, belajar sekaligus berbagi ilmu yg telah saya pelajari. dan saya tidak ingin merusak akidah orang lain. bila sekiranya ilmu saya berguna maka silahkan diambil, tapi bila tidak dan dianggap berbahaya, maka silahkan anda yg menentukan apakah tulisan saya akan tetap dicantumkan atau hanya dibuang kedalam tong sampah. walau terlihat di PC saya sejak awal tulisan saya buat, namun di PC yg lain tulisan saya baru muncul kalau anda sudah menjawabnya. saya tahu itu adalah peraturan dari moderator. tetap saya hargai itu
6) Dan kesimpulan anda bahwa “Trinitas merupakan suatu misteri besar bagi anda karena trinitas adalah hasil pemikiran/praduga manusia yg jalan berfikirnya sangat tidak dapat anda fahami. karena anda tidak fahami maka dianggap sebagai suatu misteri besar, bila anda faham maka itu bukanlah suatu misteri.” harus dibuktikan dahulu kebenarannya. Dari manakah anda mendapatkan kesimpulan bahwa Trinitas adalah hasil pemikiran/praduga manusia semata? (stefanus)
===================================
dari pernyataan anda sendiri yg mengatakan bahwa didalam Alkitab tidak pernah ada kata Trinitas. kalau tidak ada darimana datangnya konsep trinitas?? tentu saja dari penafsiran/pemahaman/praduga orang yg mencetuskan konsep trinitas.
Tentu saja pemahaman manusia akan kehidupan pribadi Allah dalam Trinitas adalah terbatas. Namun, bukan berarti bahwa hal tersebut adalah tidak benar dan melawan akal budi. Hal inipun berlaku buat anda dan saya yang juga terbatas dalam mengerti tentang Allah. Apakah anda mengerti dan paham Allah 100% ? Apakah ada bagian dari Allah merupakan suatu misteri buat anda? Tentang Trinitas, silakan membaca artikel Trinitas di sini (stefanus)
====================================
Trinitas adalah konsep/pemahaman/teori yg dibuat oleh manusia (karena tidak tercantum dalam alkitab). sebuah konsep/teori/pemahaman yg baik harus dapat dijelaskan dengan baik oleh pembuat/penganutnya. Jadi bila ternyata trinitas ini merupakan sebuah misteri, jadi bisa dikatakan bahwa trinitas ini adalah konsep yg aneh dan bisa jadi salah. Yang terjadi adalah ketika orang mengkritisi tentang trinitas, maka dianggap seolah2 orang tersebut sedang mengkritisi Allah, padahal trinitas bukanlah Firman Allah (karena tdak ada dalam alkitab) melainkan konsep manusia yg sedang berusaha membuat Allah2 yg lain dengan membaginya dalam 3 pribadi. konsep ini lahir dari baptisan yg mengatasnamakan 3 oknum (Bapa Putera dan Roh Kudus) dimana konsep ini lahir dari agama yg menjadikan Putera/Yesus sebagai Allah. karena Bapa dan Putera adalah Allah, maka tentu saja Roh Kudus harusnya juga Allah agar tidak terjadi ketimpangan, walau tidak ada pernyataan bahwa Roh Kudus adalah Allah.awalnya mudah dimengerti dimana Yesus memanggil Allah dengan sebutan Bapa (Allah=Bapa), lalu kemudian jadi membingungkan ketika Allah malah disandingkan dengan Bapa menjadi Allah Bapa, lalu kemudian ada Allah Putera dan Allah Roh Kudus. lagi2 ini dari penafsiran/pemahaman yg tidak tercantum dalam akitab
Shalom Hamba Tuhan,
Terima kasih atas tanggapannya. Memang pada akhirnya kami harus membatasi diskusi panjang, karena keterbatasan waktu dan ada begitu banyak pertanyaan yang masuk yang memerlukan jawaban. Terima kasih juga atas kesempatannya untuk berdiskusi dengan anda. Anda tidak perlu takut dianggap merusak agama orang lain, kalau memang maksud anda adalah untuk mencari kebenaran. Lebih lagi, tidak segampang itu iman seseorang dapat rusak karena suatu diskusi. Dan saya juga yakin, pembaca katolisitas adalah orang-orang yang dapat menilai suatu diskusi dan menganalisa suatu dialog dengan baik. Berikut ini adalah jawaban terakhir yang dapat saya kemukakan:
I. TENTANG PERBANDINGAN AGAMA
1) Saya percaya bahwa setiap agama mempunyai nilai-nilai kebenaran. Namun, saya meyakini, bahwa kebenaran penuh berada di dalam Gereja Katolik. Diskusi anda dengan teman anda mungkin memberikan kesimpulan bahwa agama Hindu adalah agama monoteisme. Namun, seperti yang telah saya tuliskan di jawaban saya sebelumnya, kalau kita melihat agama Hindu, maka sebenarnya ada begitu banyak aliran dan pendapat, seperti yang terlihat di sini (silakan klik). Bahkan terdapat juga unsur Pantheism, di mana penganutnya menganggap bahwa dirinya adalah percikan Ilahi. Saya tidak akan menanggapi tulisan anda yang bersumber dari agama Hindu. Namun, kalau anda ingin menerapkan kesimpulan dari hasil diskusi dengan teman anda dan kemudian mengecap bahwa agama Kristen adalah agama politeisme, maka anda harus memberikan argumentasi tentang hal ini, dan bukan hanya terjebak pada pengertian monoteisme dan politeisme yang anda pegang (lebih tepatnya – yang anda buat sendiri), yang menyimpang dari pengertian umum.
a) Anda mengatakan “banyaknya perwujudan/inkarnasi Tuhan dalam Hindu membuat ajaran ini dikenal sebagai politheism.” Apakah anda membaca link yang telah saya berikan di sini (silakan klik). Politheism dalam agama Hindu bukanlah karena banyaknya perwujudan Tuhan yang turun ke dunia (avatar), karena selain avatar, mereka juga mengenal 33 juta devas. Yang menjadi pertanyaan apakah semua devas ini mempunyai otoritas sendiri-sendiri atau tergantung dari Yang Tunggal? Dikatakan “A medieval Hindu view was that all the deities were separate entities.” Namun di satu sisi, memang ada yang mengatakan bahwa semua deities adalah timbul dari satu Tuhan yang sama (sumber: silakan klik). Inilah sebabnya, ada begitu banyak elemen di dalam agama Hindu, seperti monoteisme, politeisme, pantheisme, dll. Dan perdebatan tentang hal ini ada terjadi di banyak website. Namun, anda tidak dapat mencampuradukkan pengertian monoteisme dan politeisme. Dan itulah sebabnya, dalam penjelasan di website tersebut, monoteisme tetap dipegang sebagai percaya pada satu Tuhan, dan politeisme adalah percaya akan banyak Tuhan.
b) Sebenarnya, masalah penyembahan kepada Kristus bukanlah permasalahan bahwa menyembah dengan wujud dianggap lebih mudah daripada yang tidak berwujud. Esensi utamanya adalah karena umat Kristen percaya bahwa Dia adalah Allah, melalui perkataan dan perbuatan dan mukjijat yang dilakukan oleh Yesus Kristus, dan kedatangan-Nya ke dunia telah dinubuatkan beratus-ratus tahun sebelumnya. Kalau anda mengatakan “Dan ternyata Sidharta dan Yesus adalah termasuk avatar yg telah diramalkan“, maka anda harus memberikan bukti tentang Sidharta Gautama: apakah kelahirannya telah dinubuatkan sebelumnya, apakah telah dinubatkan sebelumnya bahwa dia akan mendapatkan penerangan batin di bawah pohon bodhi, atau apakah cara kematiannya setelah makan telah dinubuatkan sebelumnya?
Silakan anda membandingkan dengan nubuat Yesus Kristus di sini (silakan klik), yang menceritakan tentang nubuat kelahiran (waktu, tempat, cara), karya, kesengsaraan, kematian Yesus. Silakan anda membandingkan dengan semua avatar. Dengan demikian, terlihat jelas, bahwa hanya Yesus sajalah yang kedatangan, karya dan kematian-Nya dinubuatkan sebelumnya dan tidak ada tokoh dari agama manapun yang mempunyai tanda ini.
2) Tentang Pantheism: Anda mengatakan “pantheism, adalah konsep yg lahir dari filosofis keMaha Besaran Tuhan. dimana Kemaha Besaran Tuhan melingkupi seluruh alam semesta. JAdi seluruh alam semesta adalah ada dalam “tubuh” Tuhan“. Definisi tersebut sebenarnya kurang tepat, karena secara prinsip, pantheism adalah suatu paham yang mengatakan “All is God“. Dengan demikian Tuhan sendiri dan alam beserta dengan isinya adalah sama (identical), atau Tuhan adalah alam semesta atau alam semesta adalah Tuhan – silakan klik, dan klik ini. Yang menjadi masalah dari paham ini, Tuhan menjadi bukan sebuah Pribadi, yang dapat mengasihi dan dikasihi. Bagaimana kita dapat saling mengasihi dengan alam raya, yang tidak mempunyai pribadi?
3) Tentang Atheism: Anda mengatakan “atheism. adalah lahir dari faham dualitas Tuhan, dimana Tuhan itu ADA namun TIADA. inilah filosofi Tuhan yg sebenarnya yg telah saya tulis sejak awal yaitu Tuhan itu tiada karena dari segi fisik dan Wujud kita tidak pernah melihatNya, Namun Tuhan itu ada dari segi hasil ciptaanNya yaitu adanya alam semesta ini berserta isinya. Jadi faham atheism ini lahir dari ketidaktahuan manusia akan bentuk dan wujud Tuhan.“
a) Pertama, definisi yang anda berikan bahwa “atheism. adalah lahir dari faham dualitas Tuhan, dimana Tuhan itu ADA namun TIADA” tidaklah tepat. Saya tidak tahu darimana anda mendapatkan definisi tersebut. Saya juga tidak tahu apakah definisi ini lahir dari diskusi panjang dengan teman anda atau dari kesimpulan anda sendiri. Secara prinsip, atheism adalah paham yang tidak percaya akan adanya Tuhan (walaupun ada beberapa tingkatan atheism), baik yang kelihatan maupun tidak kelihatan, terutama merebak di sekitar abad 16 (sumber perkembangan atheism – silakan klik). Silakan melihat apa yang dikatakan oleh Satre, yang mengutip Dostoevsky. Perkembangan ilmu pengetahuan yang menjadikan manusia berfikir menghargai ilmu pengetahuan empiris, secularism, kurangnya saksi hidup yang baik, membantu perkembangan atheism.
Jangan lupa juga bahwa pernyataan anda “Namun Tuhan itu ada dari segi hasil ciptaanNya yaitu adanya alam semesta ini berserta isinya“, juga dipercayai oleh deism (silakan klik), yang tidak mensyaratkan iman maupun agama apapun, yang mempercayai Tuhan hanya sekedar pembuat jam/ clock- maker. Dengan demikian definisi anda tentang Tuhan juga tidaklah lengkap.
b) Selanjutnya anda mengatakan “namun pada dasarnya faham ini bertabrakan dengan faham inkarnasi Tuhan karena bila memang Tuhan berinkarnasi menjadi manusia seperti kresna ataupun Yesus, maka berarti Tuhan itu sudah berwujud dan berbentuk, maka tidak ada lagi faham atheism“
Menurut saya, argumentasi yang anda kemukakan kurang kuat. Dengan cara dan logika yang sama, saya dapat mengatakan bahwa Nabi Muhamad telah mengklaim bahwa dirinya adalah nabi dan mengajarkan Islam. Namun, kenyataannya, tidak semua orang menjadi Islam. Dan tentu saja ini bertentangan dengan apa yang diberitakan oleh Nabi Muhammad. Dengan demikian, apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad dan klaim yang menyatakan bahwa dia adalah seorang nabi tidaklah benar.
Atau kalau kita menggunakan definisi baku dari atheism, yang berarti “tidak percaya akan Tuhan“, maka keberadaan atheism memang bertentangan agama monoteisme (Kristen, Yahudi, Islam). Namun hal ini tidak membuat agama Kristen, Yahudi dan Islam menjadi salah. Dari sini kita melihat bahwa keberadaan sesuatu yang bertentangan, tidak membuat yang lain menjadi tidak benar. Benar atau tidaknya harus dibuktikan lebih jauh dan bukan hanya dengan menggunakan logika anda di atas.
c) Dengan penjelasan di atas, maka pernyataan anda “jadi dimana letak persamaan Hindu dengan kristen?? yaitu pada faham politheismenya” belum dapat dipertanggungjawabkan. Saya tidak akan mengomentari tentang politeisme dari agama Hindu, karena saya sendiri tidaklah mendalami Hinduism. Namun, saya dapat memberikan tanggapan tentang agama Kristen dalam kaitanannya dengan tuduhan anda bahwa agama Kristen adalah termasuk dalam agama politeisme. Sesuai dengan uraian saya di atas, maka saya menyatakan bahwa agama Kristen percaya pada satu Tuhan (monotheisme).
II. TENTANG INKARNASI
1) Pertanyaan mampukah Tuhan berinkarnasi adalah suatu pertanyaan yang wajar, karena anda sendiri yang telah memberikan argumentasi bahwa Tuhan tidak mungkin mengambil bentuk yang kelihatan, yang seolah-olah anda mengatakan bahwa Inkarnasi tidaklah mungkin dilakukan oleh Tuhan. Mari kita menganalisa jawaban yang anda berikan. Anda menjawab “maka saya akan menjawab YA dan TIDAK.“
a) Anda mengatakan “YA dari segi KemahaKuasaan Tuhan, maka Tuhan mampu melakukan apa saja termasuk bereinkarnasi.” Jawaban ini sebenarnya kurang tepat, karena walaupun Tuhan dapat melakukan apa saja, namun Dia tidak dapat melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kodrat-Nya, sebagai contoh: Tuhan tidak dapat berdosa – karena secara kodrat Dia adalah kudus, atau Tuhan tidak dapat menjadi tidak tahu – karena Dia Maha Tahu. Jadi, Tuhan dapat melakukan Inkarnasi kalau hal tersebut tidak bertentangan dengan kodrat-Nya. Dengan demikian, jawaban anda “ya” dan “tidak” adalah jawaban yang satu, dengan pengertian bahwa Tuhan tidak dapat melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kodrat-Nya. Mari sekarang kita melihat apakah Inkarnasi bertentangan dengan kodrat Tuhan atau tidak.
b) Anda mengatakan “TIDAK dari segi Kodrat Tuhan, bahwa Tuhan tidak mungkin mengingkari KodratNya dengan menjadi makhluk ciptaanNya.” Prinsip “non-contradiction” mengatakan: sesuatu tidak dapat menjadi dan tidak menjadi dalam waktu yang sama dan dengan cara yang sama. Dengan pengertian ini, maka akan bertentangan kalau Tuhan berhenti menjadi Tuhan, karena Tuhan yang adalah kekal tidak mungkin berhenti menjadi Tuhan dan menjadi ciptaan. Namun, Inkarnasi tidak membuat Tuhan berhenti menjadi Tuhan dengan mengambil rupa manusia. Oleh karena itu, dengan Inkarnasi, Tuhan tetap menjadi Tuhan, namun dengan mengambil kodrat yang lain, yaitu manusia. Inilah sebabnya umat Kristen percaya bahwa Yesus Kristus adalah sungguh Allah dan sungguh manusia. Dan dengan mengambil kodrat manusia, tidaklah bertentangan dengan prinsip non-contradiction, karena Yesus tetap adalah sungguh Allah.
Dengan demikian, pernyataan anda “Jadi Tuhan mampu bereinkarnasi namun tidak mungkin Tuhan melakukannya karena itu sudah menyalahi kodratNya.“, tidaklah tepat, karena Tuhan mampu berinkarnasi dan mungkin melakukannya – karena tidak menyalahi kodrat-Nya. Akan menyalahi kodrat-Nya kalau Tuhan berhenti menjadi Tuhan.
c) Anda memberikan analogi “analoginya adalah, Seorang Presiden mampu menjadi seorang gembel dan mengemis diperempatan lampu merah, namun itu tidak mungkin dilakukannya karena itu akan merusak citra seorang Presiden dan menyalahi kodrat seorang Presiden yg harusnya bekerja memimpin negara, bukan mengemis.“
Seorang presiden yang baik, akan mementingkan kesejahteraan rakyatnya. Kalau dengan menjadi gembel, dan mengemis di perempatan lampu merah, mampu menyelamatkan dan memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya, maka seorang presiden yang baik pasti akan melakukannya. Sama seperti orang tua yang rela melakukan apapun (termasuk bekerja siang malam) untuk dapat memberikan kesejahteraan kepada anak-anak mereka.
Dan inilah yang dilakukan oleh Yesus. Bahkan kalau dibandingkan dengan Tuhan mengambil kodrat manusia (tanpa kehilangan kodrat ke-Allahan-Nya) sebenarnya lebih jelek secara tak terhingga dibandingkan dengan seorang presiden menjadi pengemis, bahkan tetap lebih jelek kalau dibandingkan dengan seorang manusia menjadi cacing. Namun, Tuhan mengambil cara Inkarnasi, dengan beberapa alasan, seperti: 1) Tuhan ingin mengkomunikasikan kebaikan-Nya, 2) Inkarnasi menunjukkan kasih, pengampunan, keadilan, kebijaksanaan Tuhan dinyatakan secara sempurna. Pembahasan tentang hal ini dapat dibaca secara lengkap di sini (silakan klik) dan juga di sini (silakan klik). Dengan Inkarnasi, Tuhan menyatakan kasih-Nya secara nyata, karena Dia rela mati untuk menebus manusia ciptaan-Nya yang dikasihi-Nya. Dengan Inkarnasi, Tuhan bukan saja maha besar, namun juga maha kasih.
2) Anda mengatakan “a. bila anda penganut faham bahwa Tuhan mampu menjadi manusia (Yesus) yg notabene adalah makhluk ciptaanNya, maka mengapa anda membatasi keMahaKuasaan Tuhan untuk bereinkarnasi menjadi bentuk2 lainnya yg telah anda tuliskan??? apakah menurut anda Tuhan hanya mampu bereinkarnasi menjadi manusia??“
a) Saya memang percaya akan Inkarnasi Kristus, yang mempunyai kodrat sungguh Allah dan sungguh manusia, dan bukan hanya sungguh manusia. Dan saya memang tidak mempercayai bahwa Tuhan dapat berinkarnasi dengan mengambil bentuk ikan, kura-kura, dll. yang termasuk dalam kategori binatang.
b) Anda dapat membaca lebih jauh perbedaan antara manusia dan binatang dan tumbuhan di artikel ini (silakan klik). Dengan mengerti kodrat manusia yang memang berbeda dengan binatang, maka kita akan dapat lebih memahami bahwa Tuhan tidak akan mungkin berinkarnasi dan mengambil rupa binatang, karena:
1) Dengan mengambil kodrat manusia, maka Tuhan ingin mengangkat derajat manusia yang telah berdosa kembali ke harkat yang sebenarnya, yaitu makhluk yang diciptakan menurut gambaran Allah. Kalau inkarnasi mengambil kodrat binatang, maka Allah tidak dapat mengangkat kodrat manusia ke tempat yang seharusnya (yaitu kodrat sebelum manusia jatuh di dalam dosa). Kalau Inkarnasi mengambil kodrat binatang, maka bintanglah yang diselamatkan, yang berarti memperoleh kebahagiaan abadi di Sorga. Namun, Tuhan menginginkan untuk membagi kebahagiaan abadi di Sorga dengan manusia (karena manusialah yang diciptakan menurut gambaran Allah), sehingga tidak mungkin Inkarnasi mengambil bentuk binatang.
2) Tujuan inkarnasi adalah untuk menyelamatkan manusia dari belenggu dosa. Hanya mahluk yang berakal budi – seperti manusia dan malaikat – yang mungkin berdosa. Binatang, yang tidak mempunyai akal budi tidak mungkin berdosa, dan oleh karena itu, tidak mungkin Tuhan menjadi binatang. Binatang tidak mempunyai nilai-nilai moral yang harus dipertanggungjawabkannya.
3) Inkarnasi adalah manifestasi kasih Allah yang sempurna. Dengan demikian, tidak mungkin Tuhan berinkarnasi menjadi binatang karena binatang tidak dapat mengasihi, dalam pengertian “menginginkan yang baik untuk orang yang dikasihinya“. Binatang tidak dapat memberikan dirinya kepada Tuhan untuk membalas kasih Tuhan, namun manusia – yang diciptakan menurut gambaran Allah, yang mempunyai akal budi – mampu untuk mengasihi Allah.
4) Dengan inkarnasi, maka Yesus ingin menunjukan perintah Tuhan, menunjukkan bagaimana seharusnya manusia hidup, sehingga manusia dapat bertumbuh dalam iman, pengharapan dan kasih. Kalau Tuhan berinkarnasi dalam bentuk binatang, bagaimana binatang dapat berbicara kepada manusia dan menunjukkan bagaimana seharusnya manusia hidup? Bagaimana seekor binatang dapat menunjukkan kepada manusia untuk hidup menjadi manusia, seperti yang dikehendaki oleh Allah? Apakah anda dapat membayangkan seekor ikan mengajarkan nilai-nilai moral kepada manusia?
4) Seseorang tidak dapat memberikan apa yang tidak dia punyai. Tuhan tidak dapat memberikan sesuatu (kasih, keselamatan, keadilan, dll) kepada manusia, kalau Dia berinkarnasi menjadi binatang, karena binatang tingkatannya jauh lebih rendah dibandingkan dengan manusia – karena manusia mempunyai akal budi dan binatang tidak. Bagaimana mungkin sesuatu yang tidak berakal budi mampu untuk menyelamatkan seorang yang berakal budi?
5) Dari penjelasan di atas, tidaklah mungkin Tuhan mengambil bentuk Inkarnasi dalam bentuk binatang, karena menyalahi tujuan dari inkarnasi itu sendiri dan menyalahi “self-evidence principle” (prinsip kebenaran yang tidak perlu dibuktikan).
c) Anda mengatakan “b. reinkarnasi dalam agama hindu tidak didasarkan MOTIF yg merupakan dugaan semata, namun dengan jelas diterangkan dalam kitab suci mereka, inilah salah satu sloka tentang reinkarnasi kresna dalam bhagadwita;” dan kesimpulan yang anda berikan “Jadi Reinkarnasi Kresna lebih jelas dan meyakinkan dibandingkan reinkarnasi Yesus yg hanyalah motif/dugaan belaka dan Yesus sendiri tidak pernah mengatakan bahwa dirinya adalah Allah tidak seperti halnya kresna yg menyatakan dirinya Tuhan Yang Maha Esa.“
1) Untuk mendukung argumentasi anda, maka seharusnya anda juga dapat menyebutkan apakah Kresna, yang anda paparkan telah menyebut dirinya adalah Tuhan telah dinubuatkan sebelumnya, yang menjadi salah satu motive of credibility. Dinubuatkan sebelumnya adalah sangat penting, sehingga manusia dapat mengetahui apakah memang yang berinkarnasi adalah Tuhan atau bukan. Kalau hanya mengatakan diri-nya Tuhan, namun tidak pernah dinubuatkan sebelumnya, bagaimana manusia dapat percaya?
Untuk mengatakan diri bahwa seseorang tidak percaya bahwa Yesus adalah Tuhan karena Yesus tidak pernah mengatakan secara persis “Aku adalah Tuhan dan sembahlah Aku” adalah sama seperti seseorang yang tidak percaya bahwa Bill Gates adalah seorang kaya, karena dia tidak pernah mengatakan bahwa dia adalah seorang kaya. Dan cobalah anda mengatakan logika ini kepada teman-teman kerja anda, bahwa anda tidak percaya bahwa Bill Gates adalah tidak kaya, karena dia tidak pernah mengatakan bahwa dia adalah orang kaya. Silakan mendengar apa yang dikatakan oleh teman-teman anda.
2) Saya telah memaparkan tentang ke-Allahan Yesus dalam beberapa artikel Kristologi.
3) Anda mengatakan “bila anda mau mendapati suatu kebenaran, maka anda harus membuka diri dengan ajaran agama lain dan melepaskan belenggu dogma yg telah mengikat anda selama ini. itulah yg saya lakukan sehingga saya akhirnya berani membuat kesimpulan2 ini.“Anda boleh saja mengklaim bahwa anda telah berdiskusi banyak tentang ke-Allahan Yesus dengan berbagai pihak. Namun, dari diskusi ini, anda belum membuktikan bahwa Yesus bukanlah Allah. Menurut saya membuka diri kepada “kebenaran” adalah yang terpenting, karena kebenaran itu sendiri akan menuntun kita kepada Tuhan. Dari semakin banyak diskusi, maka saya sendiri semakin yakin bahwa kebenaran yang penuh ada di dalam Gereja Katolik. Dan hal ini telah saya paparkan di dalam tiga pilar kebenaran: 1) Kebenaran akan Tuhan, 2) Kebenaran akan Yesus sebagai Tuhan, yang telah dinubuatkan para nabi untuk menjadi manusia, dan tertulis dalam sejarah, 3) dan Kebenaran akan Gereja Katolik sebagai sakramen keselamatan.
III. TENTANG MOTIVES OF CREDIBILITY
Menanggapi motive of credibility yang telah saya paparkan, maka anda mengatakan “pada bagian MOTIF, sudah jelas bahwa motif yg anda tuliskan adalah hasil praduga anda terhadap ketuhanan Yesus. maka tentu saja Motif yg benar hanya diketahui oleh Yesus sendiri. maka seharusnya bila memang Yesus adalah Allah, maka dia harus menyatakan dirinya dengan jelas seperti apa yg dilakukan Allah pada umat Nabi Musa,“
a) Sebenarnya anda tidak menjawab pernyataan-pernyataan motives of credibility yang saya ajukan, yang terdiri dari: 1) dinubuatkan sebelumnya, 2) Mukjijat, 3) Gereja Katolik. Justru karena anda menganggap bahwa semua argumentasi yang saya kemukakan adalah hasil praduga, maka seharusnya anda dapat memberikan argumentasi bahwa praduga tersebut tidaklah benar. Namun, anda hanya menyatakan bahwa semuanya hanyalah praduga tanpa memberikan argumentasi apapun. Dan kalau kita mau meneliti, memang tidak ada tokoh agama yang telah kita kenal mempunyai tanda-tanda tersebut. “Telah dinubuatkan sebelumnya” mempunyai derajat pembuktian yang lebih kuat, karena itu adalah pembuktian yang tidak mungkin diselewengkan. Apa yang telah ditulis beribu tahun dan beratus tahun sebelumnya dipenuhi secara persis tidak dapat membohongi manusia, baik dari agama apapun. Namun pernyataan “Akulah Allah, sembahlah Aku“, tanpa bukti yang mendukung hanyalah sebuah kalimat yang dapat dipertanyakan kebenarannya.
b) Allah memang menyatakan bahwa secara eksplisit dengan kata-kata “Akulah Tuhan” di dalam Perjanjian Lama. Namun, di dalam Perjanjian Baru, Yesus menyatakan ke-Allahan-Nya dengan cara yang lebih baik, yaitu dengan memberikan bukti-bukti dari atribut Allah yang telah dibuktikan-Nya dalam berbagai kesempatan (seperti yang telah saya paparkan dalam beberapa artikel Kristologi), di mana Kristus menyatakan bahwa Diri-Nya adalah pemenuhan dari nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama. Dua hal tersebut lebih kuat daripada hanya sekedar pernyataan “Akulah Tuhan“. Dan ini juga dikuatkan, karena Yesus tidak menolak ketika Rasul Tomas mengatakan “ya Tuhanku dan Allahku” (lih. Yoh 20:27-29).
Kalau Kresna mengatakan “Akulah Tuhan”, maka hal ini bukanlah bebas dari pertanyaan-pertanyaan, karena saya dapat bertanya: darimana saya tahu bahwa Kresna adalah Tuhan? Apakah dia membuktikan bahwa dirinya adalah Tuhan dengan menyatakan secara nyata atribut-atribut Allah, seperti: dapat mengampuni dosa? Apakah tandanya selain dari Kitab Suci mereka, karena saya tidak mempercayai Kitab Suci mereka? Apakah dia pernah dinubuatkan sebelumnya? dan pertanyaan-pertanyaan yang lain.
c) Anda mengatakan “sedangkan yg sering dinyatakan Yesus bahwa dia hanyalah sebagai utusan.” Seorang utusan tidak akan dapat mengampuni dosa dalam namanya sendiri. Argumentasi ini telah sering diberikan oleh umat dari agama Muslim. Saya telah menjawabnya di sini (silakan klik).
1) Ketika saya bertanya kalau Yesus sebagai utusan, mengapa Dia dapat mengampuni dosa dalam nama-Nya sendiri, anda menjawab “sebagai utusan tentu saja Yesus mendapatkan firman langsung dari Allah yg tidak didengar oleh orang lain. ketika seseorang memohon ampunan dosa kepada Allah melalui perantara Yesus maka Yesus menyampaikan kepada orang tersebut bahwa dosanya sudah terampuni atas perantaraan Yesus (sebab nama Yesus). tentunya Yesus menyampaikan hal tersebut dari Firman yg dia dapatkan dari Allah.“
Argumentasi ini kurang kuat, kalau anda membaca ayat-ayat berikut ini:
Mt 9:2 Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.”
Mt 9:3 Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: “Ia menghujat Allah.”
Mt 9:4 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?
Mt 9:5 Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah?
Mt 9:6 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” –lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu–:”Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!”
Dari ayat-ayat di atas, kita melihat bahwa Anak Manusia (Yesus) berkuasa mengampuni dosa (ay. 6), di mana orang-orang di sekitar kejadian tersebut juga mengetahui klaim ini, sehingga mereka mengatakan bahwa Yesus menghujat Allah, karena mereka tahu hanya Allah saja yang dapat mengampuni dosa manusia, sedangkan saat itu mereka tidak memahami bahwa Yesus itu Allah.
IV. TENTANG PENGAJARAN KRISTEN DAN YAHUDI
1) Pada point ini, saya rasa argumentasi yang anda kemukakan adalah kurang kuat, karena inti dari argumentasi anda adalah: karena agama Kristen berbeda dengan agama Yahudi, maka agama Kristen tidaklah benar. Hal ini sama seperti seseorang mengatakan “Karena agama Islam tidaklah sama dengan agama Kristen, maka agama Islam tidaklah benar.“
2) Dan anda mengatakan “Yesus adalah juga termasuk umat Yahudi dan membawa serta menjalankan ajaran Musa.” Kalau Yesus mengajarkan persis sama seperti apa yang Musa ajarkan, mengapa Yesus dihukum mati? Justru, karena Yesus mengklaim bahwa nubuat di dalam Perjanjian Lama telah terpenuhi dalam Diri-Nya, sehingga Dia mengatakan “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” (Lk 4:21) setelah Dia membaca nas dari Kitab Yesaya, dan Dia juga mengklaim bahwa Dia ada sebelum Abraham ada (lih. Yoh 8:56-59) serta Yesus mengklaim bahwa Dia adalah Tuhan – yang dimengerti oleh orang Yahudi pada waktu itu (lih. Yoh 10:33), maka orang-orang Yahudi berniat membunuh Yesus. Kalau Yesus tidak membawa sesuatu yang baru, yaitu Diri-Nya sendiri, yang adalah Tuhan, maka orang-orang Yahudi tidak akan membunuh-Nya, bahkan mungkin mengangkat Yesus menjadi raja mereka. Namun, yang terjadi adalah orang-orang Yahudi membunuh Yesus dengan menyalibkan-Nya.
a) Argumentasi anda “Sedangkan kristen adalah ajaran yg menuhankan Yesus yg lahir setelah peristiwa penyaliban Yesus, dan kristen tidak lagi menjalankan ajaran Nabi Musa melainkan ajaran BArnabas dan Paulus.” adalah argumentasi yang sering digunakan oleh orang-orang Muslim. Agama Kristen tidak men-Tuhankan Yesus Kristus, namun mengikuti sosok Kristus, yang telah membuktikan diri bahwa Dia adalah Tuhan. Dalam diskusi panjang ini, saya tidak pernah mengutip ayat-ayat yang ditulis oleh Paulus untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan. Dengan demikian, kalaupun tidak ada surat-surat dari Rasul Paulus, maka umat Kristen tetap akan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Namun, surat-surat Rasul Paulus memberikan kejelasan tentang ke-Allahan Yesus. Dan oleh sebab itulah, maka anda menolak bahwa apa yang dituliskan oleh Rasul Paulus adalah ajaran Kristen. Dengan demikian, bukankah anda memilih-milih sendiri mana Kitab yang harus dipegang umat Kristen dan mana yang bukan. Ini adalah merupakan standar ganda, karena ayat-ayat yang mendukung ke-Allahan Yesus tidak anda terima, dan ayat-ayat yang “seolah-olah” membuktikan bahwa Yesus bukan Tuhan, anda terima.
b) Dengan demikian argumentasi anda “Yg terjadi adalah bahwa ajaran Barnabas dan Pauluslah yg menjadi tolak ukur ketika memahami ajaran yesus bukan sebaliknya, sehingga menimbulkan “MOTIF2″ agar ajaran penyembahan kepada Yesus (kristen) dapat disesuaikan dengan ajaran Yesus yg seorang Yahudi.” tidaklah dapat dibuktikan. Motives of Credibility (nubuat, mukjijat, Gereja Katolik) yang saya paparkan tidak ada hubungannya dengan surat-surat dari rasul Paulus. Bahkan saya sama sekali tidak memberikan ayat-ayat yang diberikan oleh Rasul Paulus.
c) Anda mengatakan “Semua Nabi melakukan mukjizat termasuk Yesus, maka mukjizat yg dilakukan Yesus dikatakan kristen sebagai tanda keAllahan Yesus” Apakah ada nabi yang melakukan mukjijat, yaitu bangkit dari antara orang mati? Apakah ada nabi yang pernah mengampuni dosa manusia dalam namanya? Apakah ada nabi yang kedatangan, kehidupan, dan kematiannya telah dinubuatkan sebelumnya, sampai sedemikian detail? Apakah ada nabi yang adalah Firman Allah, dan Firman tersebut bersama-sama dengan Allah, dan Firman tersebut adalah Allah (lih Yoh 1:1)?
Kalau anda dapat memberikan nabi-nabi yang melakukan hal-hal seperti yang dilakukan oleh Yesus, maka klaim anda ini “Karena Kristen adalah penganut ajaran barnabas dan Paulus yg menyembah Yesus dan menjadikan Yesus sebagai Allah, maka apapun yg dilakukan Yesus maka bisa ditafsirkan sebagai Allah” menjadi lebih kuat. Namun, kenyataannya, tidak ada seorangpun yang dapat melakukan hal-hal yang Yesus lakukan, karena memang Yesus adalah Allah, dan nabi-nabi yang lain bukanlah Allah. Dengan demikian, penyembahan Yesus yang dilakukan oleh umat Kristen bukan tergantung dari Paulus, namun dari Yesus sendiri yang telah membuktikan bahwa Diri-Nya adalah Tuhan.
d) Dan kesimpulan anda “Walau Yesus tidak pernah mengatakan dirinya Allah, maka Kristen tetap mengatakan Yesus adalah Allah. Inilah ajaran pemberhalaan Allah yg tidak pernah Yesus ajarkan.” tidaklah kuat, karena seperti yang saya kemukakan di atas, tidak ada manusia yang dapat mengampuni dosa atas nama-Nya sendiri, yang mengatakan bahwa Diri-Nya ada sebelum Abraham ada. Dan ketika Rasul Tomas mengatakan “Ya Tuhanku dan Allahku!” (Yoh 20:28), Yesus tidak menolak perkataan ini. Kalau Yesus bukan Tuhan, maka Yesus harus menolak perkataan ini dan kemudian mengatakan bahwa Dia hanyalah utusan (seperti yang anda klaim). Namun, Yesus menerima kata-kata Tomas ini. Dan hal ini diperkuat di ayat Yoh 20:31 “tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.” Kalau Yesus bukan Allah, siapakah yang dapat memperoleh hidup di dalam nama-Nya?
V. KESIMPULAN:
1) Mungkin anda salah dalam mengatakan “saya rasa saya tidak menuduh, apa yg saya tulis sudah sesuai dengan “Kebenaran” ajaran katolik“, karena kebenaran ajaran Katolik bukanlah seperti yang anda kemukakan. Bahkan yang anda kemukakan malah bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik.
2) Kesimpulan anda “saya sudah membuktikan bahwa kristen adalah agama politheisme dari sudut facktual bukan teori.” tidaklah dapat dipertanggungjawabkan, karena definisi politeisme dan monoteisme yang anda berikan adalah definisi anda sendiri yang bertentangan dengan definisi umum. Dan terlihat bahwa definisi yang anda berikan adalah untuk mendukung argumentasi anda. Dengan demikian, argumentasi anda didukung oleh definisi anda sendiri, sehingga tidaklah dapat dipertanggungjawabkan.
3) Anda mengatakan “mungkin anda tidak akan menerima kesimpulan saya karena anda selama ini hanya berkutat pada ajaran anda sendiri, tidak berusaha membandingkan ajaran agama anda dengan agama yg lainnya. yg salah bisa kita anggap benar karena kita hidup dengan kesalahan itu dan tidak mau keluar mencari kebenaran“. Kalau yang menjadi patokan adalah mengadakan perbandingan agama, maka anda yang telah mengadakan perbandingan dari beberapa agama telah salah menafsirkan apa yang dipercaya oleh Gereja Katolik. Dan dengan penafsiran yang salah, anda telah mengklaim “saya sudah membuktikan bahwa kristen adalah agama politheisme dari sudut facktual bukan teori.” Dengan demikian, argumentasi yang anda berikan adalah dengan menggunakan definisi anda sendiri, interpretasi anda sendiri tentang agama orang lain, dan kemudian disimpulkan sendiri. Dengan demikian sebenarnya studi banding beberapa agama tidaklah diperlukan, karena semuanya (titik tolak, definisi) berasal dari anda sendiri dan bukan dari agama yang bersangkutan.
4) Anda mengatakan “saya disini hanya ingin berdiskusi, belajar sekaligus berbagi ilmu yg telah saya pelajari. dan saya tidak ingin merusak akidah orang lain.” Kami membuka diri terhadap diskusi. Dan terima kasih atas kesempatannya berdiskusi dengan anda. Dan ada baiknya untuk tidak mengira bahwa dengan diskusi seperti ini, anda dapat merusak iman orang lain.
Kami juga selalu menampilkan pesan anda. Namun, setelah tiga putaran, maka diskusi ini saya tutup.
Anda mengatakan “walau terlihat di PC saya sejak awal tulisan saya buat, namun di PC yg lain tulisan saya baru muncul kalau anda sudah menjawabnya. saya tahu itu adalah peraturan dari moderator. tetap saya hargai itu“. Kalau diperhatikan, semua pengunjung yang menberikan pesan di katolisitas.org, maka melihat pesan di layar monitor sebagai berikut: “Komentar anda akan ditayangkan setelah disetujui oleh moderator“. Dan hal ini memang kami lakukan sejak berdirinya website ini. Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya, setiap website mempunyai peraturan sendiri-sendiri. Dan inilah peraturan yang kita berikan sejak berdirinya site ini.
5) Dan kesimpulan anda yang mengatakan “dari pernyataan anda sendiri yg mengatakan bahwa didalam Alkitab tidak pernah ada kata Trinitas. kalau tidak ada darimana datangnya konsep trinitas?? tentu saja dari penafsiran/pemahaman/praduga orang yg mencetuskan konsep trinitas.” Jawaban saya adalah seperti kasus Bill Gates, yang tidak mengatakan bahwa dirinya kaya, namun begitu banyak bukti yang menyatakan bahwa dia kaya. Dengan demikian kesimpulan bahwa Bill Gates kaya terbukti dari banyaknya bukti yang membuktikan bahwa dia adalah orang kaya. Demikian juga dengan Trinitas yang tidak dibuktikan dari tercantumnya kata “Trinitas” di Alkitab, namun dari konsep Trinitas yang telah ada di dalam Alkitab, seperti yang telah kami tuliskan di sini (silakan klik).
a) Anda mengatakan “Trinitas adalah konsep/pemahaman/teori yg dibuat oleh manusia (karena tidak tercantum dalam alkitab). sebuah konsep/teori/pemahaman yg baik harus dapat dijelaskan dengan baik oleh pembuat/ penganutnya. Jadi bila ternyata trinitas ini merupakan sebuah misteri, jadi bisa dikatakan bahwa trinitas ini adalah konsep yg aneh dan bisa jadi salah.“
Sebenarnya pernyataan di atas bertentangan dengan pernyataan yang anda buat sendiri di sini (silakan klik), dimana anda mengatakan “Manusia sebagai makhluk Tuhan pasti memiliki kesadaran akan adanya Tuhan, lalu dari mana kesadaran itu timbul?? ketika manusia melihat seluruh alam semesta beserta isinya yg begitu megah dan berjalan dengan keteraturan, maka pastinya alam semesta ini tidak terjadi secara kebetulan, pasti ada yg menciptakan dan mengaturnya. lalu siapakah yg menciptakan dan mengaturnya?? maka keterbatasan akal manusia hanya bisa menjawab bahwa ada “sesuatu” yg telah menciptakan dan mengatur alam semesta ini yg kita tidak tahu bagaimana cara “sesuatu” tersebut menciptakan dan mengatur alam semesta ini. kita tidak tahu bagaimana rupa/wujud dari “sesuatu” itu selain kita meyakini bahwa sesuatu itu pasti ada. sesuatu itu adalah Tuhan.“
Dari dua kesimpulan yang anda berikan sendiri, maka anda memakai standar ganda. Di satu sisi, anda mengakui bahwa manusia terbatas dalam melihat “sesuatu” yang disimpulkan adalah Tuhan, namun di satu sisi yang lain, anda menuntut bagi penganut Trinitas untuk memberikan penjelasan sampai pada menghilangkan dimensi misteri. Tentu saja Trinitas dapat dijelaskan dengan baik, seperti yang telah kami coba tuliskan di sini (silakan klik), namun tidak ada tulisan tentang Tuhan (baik yang percaya Trinitas maupun yang tidak percaya), yang dapat menghilangkan dimensi misteri, karena memang Tuhan di atas akal budi manusia.
Dengan demikian, kesimpulan anda yang lain tidaklah mendasar, karena seperti yang telah saya buktikan, bukti Trinitas ada di dalam Alkitab, yang juga dipercayai oleh jemaat perdana, dan juga tidak bertentangan dengan akal budi (lihat pembuktian filosofi dalam artikel tentang Trinitas).
6) Akhirnya, terima kasih atas kesempatannya untuk berdiskusi dengan anda. Namun, dari diskusi ini, saya melihat anda mencoba membuat definisi sendiri, memberikan kesimpulan akan ajaran Kristen dan mengklaim bahwa itulah ajaran yang sesuai dengan ajaran Gereja Katolik (walaupun sebenarnya bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik), dan kemudian memberikan kesimpulan sendiri. Dengan demikian, tidak ada pijakan yang sama dalam diskusi ini. Bahkan anda juga memberikan standard ganda, yaitu dengan memilih-milih ayat. Ayat yang seolah-olah tidak mendukung ke-Allahan Yesus anda terima, dan ayat-ayat dari surat rasul Paulus tidak anda terima, karena di dalamnya terlihat pernyataan eksplisit bahwa Yesus adalah Tuhan. Dan lebih jauh, anda membuat kesimpulan bahwa ajaran Kristen mengikuti rasul Paulus. Ajaran Kristen bukan bersumber pada Paulus dan bukan ajaran buku, namun ajaran yang bersumber pada Pribadi Yesus, yang telah membuktikan bahwa Dia adalah sungguh Allah dan sungguh manusia, seperti yang tertulis di Alkitab.
Standar ganda yang lain adalah ketika anda menuntut untuk penjelasan Trinitas dengan menghilangkan dimensi misteri, namun di satu sisi, anda sendiri memberikan penjelasan tentang Allah yang satu dengan membawa dimensi misteri. Hal yang sama anda lakukan ketika saya memberikan penjelasan tentang Trinitas maupun ke-Allahan Yesus, anda mengatakan itu hanyalah berdasarkan praduga semata. Namun, di satu sisi anda memberikan definisi, argumentasi yang justru merupakan praduga dan mengklaim bahwa itu adalah ajaran Gereja Katolik yang benar.
Akhirnya, setelah tiga putaran diskusi, saya yakin kita berdua telah memberikan argumentasi masing-masing yang mendukung apa yang kita percayai. Saya juga percaya, bahwa para pembaca juga dapat menilai sendiri dari diskusi ini. Oleh karena itu, diskusi ini saya tutup. Semoga Tuhan memberikan rahmat-Nya kepada kita semua, sehingga kita dapat menempatkan kebenaran di atas segalanya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
Yesus berkorban untuk kita semua-manusia, dengan darah-Nya yang mahamulia dan Kerahiman Ilahinya yang tak terselami. Hanya Dia–Allah yang dapat berkorban dan menebus dosa manusia atas Nama-Nya yang kudus. Saya sarankan Anda membaca kisah-kisah kudus, juga Paus Yohanes Paulus II yang dalam perjuangannya membela kehidupan beberapa kali akan dibunuh–namun oleh karena kuasa Allah yang mengasihi umat-Nya, Paus Yohanes Paulus II dilindungi Allah, tidak terbunuh oleh tangan manusia. ….
Itulah kuasa Tuhan yang menguasai sejarah manusia. Dapat melakukan apapun yang Dia kehendaki. Jika Anda adalah jiwa yang ragu-ragu, saya sarankan doakan Litani Kerahiman Ilahi.
Gambar Yesus Maharahim dengan tulisan: JEZU, UFAM TOBIE (YESUS, ENGKAU ANDALANKU) diperlihatkan kepada Sr. Faustina oleh Yesus sendiri pada penampakan-Nya tanggal 22 Februari 1931. Dua sinar pada gambar tersebut melambangkan darah dan air. Sinar yang merah melambangkan darah yang memberi hidup bagi jiwa-jiwa dan sinar yang pucat melambangkan air yang menguduskan jiwa-jiwa. Dua sinar itu keluar dari kerahiman Yesus ketika hati-Nya ditusuk dengan tombak saat disalib.
[Litani Kerahiman Ilahi: klik di sini]
Banyak doa lain pujian Santa Faustina. Silakan Anda mencarinya di http://www.ekaristi.org
Saya hanya memberi saran, tapi Anda juga memiliki kehendak bebas dari Allah Tuhan kita yang dapat Anda pergunakan–menerima atau tidak.
Semoga Kasih Allah menyertai Anda dan keluarga.
Doa dan harapan saya agar Anda diberkati.
Salam Kasih,
Lay Monica
Untuk saudara hamba Tuhan, jika ingin mengirim pendapat dan Anda yakin akan pendapat itu mengapa tidak menyebutkan nama yang asli? Anda juga tidak yakin dengan pendapat Anda?
Menurut pendapat pribadi saya orang yang tidak berani mengungkapkan nama aslinya dalam berpendapat adalah orang yang tidak berani bertanggung jawab atas pendapatnya sendiri. [dari katolisitas: kami edit]
Pak Stef dan Bu Ingrid sudah berusaha menjelaskan segalanya pada Anda. Jika tidak puas, silakan renungkan dan refleksikan dalam diri Anda–Orang yang tidak percaya. Semoga Tuhan membuka hati Anda.
Saya pribadi sebagai Katolik berusaha menjaga iman, harapan dan kasih kepada Allah yang telah rela merendahkan dirinya mengambil rupa hamba dan menyapa manusia yang hina. Untuk apa semua itu kalau bukan karena cinta-NYa kepada kita? … membantah kalau Yesus itu Allah berarti … membantah kasih Allah kepada kita. Sama artinya mengatakan bahwa kasih Allah itu setengah-setengah.
Dia yang datang telah rela berbagi dengan kita. Mengasihi kita dengan sungguh dan hanya Dia yang mampu untuk berkorban dengan darah-Nya.
Saya berdoa untuk Anda semoga Tuhan senantiasa memberkati hidup Anda.
Salam damai dalam kasih Kristus Tuhan sungguh Allah sungguh Manusia
Shalom Hamba Tuhan,
Terima kasih atas tanggapanya atas artikel Trinitas. Tentang masalah pengeditan pesan anda telah saya jelaskan di sini (silakan klik), dimana saya mengatakan "[dari Katolisitas Feb 14, 2010: Sebenarnya beberapa kalimat dari Hamba Tuhan awalnya tidak kami tampilkan, karena kami menghormati keinginannya bahwa dia ingin berdiskusi dengan tidak ingin diketahui berasal dari agama lain/non-Katolik. Namun, karena Hamba Tuhan menyatakan keberatannya, maka kami memutuskan untuk menampilkan seluruh pesannya sebagai berikut, yang berwarna biru. Kembali saya ingin menekankan, bahwa tidak ada orang yang menganggap bahwa anda sedang merusak iman Katolik.] " Dengan demikian, silakan berdiskusi secara terbuka. Dan tentang pesan atau tanggapan anda yang belum muncul di katolisitas.org memang itulah ketentuan kami sedari website ini didirikan, yang akan memoderator semua pesan yang masuk. Semoga hal ini dapat diterima dengan baik. Anda tidak perlu kuatir akan adanya pengeditan. Anda dapat melihat diskusi di site ini, dari yang pendek sampai yang panjang, dari yang sopan sampai yang kurang sopan. Dan beberapa pengeditan dilakukan bukan pada argumentasi yang diberikan, namun pada bahasa yang digunakan, yang tidak sepatutnya dituliskan oleh umat beriman. Jadi, mari sekarang kita berfokus pada diskusi kita tentang Trinitas. Berikut ini adalah jawaban yang dapat saya berikan:
1) Anda mengatakan "Bicara soal Allah Bapa, Allah putera dan Allah Roh kudus, maka bisa dikatakan itu hanyalah karangan saja karena Yesus sendiri tidak pernah menyatakan itu selain Bapa, Putera dan Roh Kudus dan TIDAK ada embel2 Allah didepannya"
a) Di Alkitab, Yesus memang tidak pernah mengatakan persis perkataan "Allah Bapa, Allah Putera, dan Allah Roh Kudus". Demikian juga, tidak ada perkataan "Trinitas" dalam Alkitab. Dan dasar seperti ini juga sering dipakai untuk menyimpulkan bahwa Yesus bukan Tuhan, karena Yesus tidak pernah berkata "Akulah Tuhan dan sembahlah Aku" Tentang hal ini, saya pernah menjawabnya di sini (silakan klik), dimana saya mengatakan:
1) Ini adalah contoh bagaimana seseorang ingin memaksakan bahwa Bill Gates kaya hanya kalau dia pernah mengatakan bahwa dia kaya. Ini merupakan suatu argumen yang menurut saya kurang masuk akal. Dengan mudah sekali orang berkata, bahwa saya adalah yang paling pintar di kelas, namun belum tentu dia benar-benar paling pintar di kelas. Namun kalau dia dapat membuktikan bahwa dia benar-benar mendapatkan nilai A dalam setiap ujian, dan nilainya paling tinggi di kelas itu, maka tanpa dia pernah mengucapkan bahwa dia paling pintar, orang akan mengakui bahwa dia paling pintar di kelas.
2) Inilah yang dilakukan Yesus, tanpa Dia berkata “Akulah Tuhanmu, maka sembahlah Aku saja,” orang percaya kepada-Nya bahwa Dia Tuhan. Kenapa? Karena para nabi di Perjanjian Lama telah memberitakannya melalui ratusan nubuat. Kalau memang Tuhan tidak datang ke dunia ini, kenapa para nabi memberikan ratusan nubuat? Dan nubuat ini dipenuhi secara persis dalam diri Yesus. Tentang hal ini dapat dibaca di artikel ini. Tidak ada tokoh-tokoh agama lain yang kedatangannya diberitakan sebelumnya dengan ratusan nubuat.
Dan, di dalam kehidupannya, Yesus dalam beberapa kesempatan menyatakan ke-Allahan-Nya, baik dengan perkataan maupun dari mukjijat yang Dia lakukan. Tentang hal ini, dapat dibaca di artikel ini.
3) Jadi dapat disimpulkan bahwa Yesus tidak mengatakan bahwa “Akulah Allah Tuhanmu, maka sembahlah Aku saja,” namun Dia menyatakannya dalam kesempatan yang berbeda-beda dan dalam perbuatan nyata. Orang mengatakan “Action speaks lauder than words.”
b) Jadi, untuk membuktikan tentang Trinitas, adalah lebih baik memulai dari ke-Allahan Yesus, karena Trinitas adalah suatu pengajaran berdasarkan wahyu Allah. Dan umat Kristen mempercayai bahwa Allah yang satu mempunyai tiga Pribadi, karena memang Yesus – yang adalah Allah – menyatakannya demikian. Karena umat Kristen percaya bahwa Yesus adalah Tuhan – dan Ia tidak mungkin berbohong – maka umat Kristen percaya akan kesaksian ini. Dengan demikian, ajaran bahwa Yesus adalah Tuhan adalah dasar ajaran tentang Trinitas. Saya mengundang anda untuk membaca artikel tentang "Mengapa umat Kristen percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan" di sini (silakan klik).
c) Tentang dasar dari Alkitab, kita dapat melihat di artikel di atas (silakan klik), dan juga artikel tentang Trinitas di sini (silakan klik), dimana disebutkan beberapa ayat dari Alkitab yang mendukung hal ini. Kemudian kita juga melihat dari Mt 29:19, yang mengatakan "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus," Kalau kita tahu tentang definisi tentang baptisan – yang dapat menyelamatkan manusia, maka akan sangat sulit menerangkan bahwa seseorang dapat diselamatkan ketika dibaptis dalam nama manusia – yang bukan Allah. Kalau ketiga Pribadi tersebut tidak setara, maka Yesus tidak mungkin memberikan perintah untuk membaptis dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, di mana yang satu adalah Allah dan yang satu adalah hanya manusia. Ini semua hanyalah mungkin, kalau ketiganya adalah setara namun adalah satu Tuhan.
d) Jadi dengan demikian kesimpulannya bukanlah seperti yang anda tuliskan "Bapa teridentikasi sebagai Allah, Putera sebagai Yesus, dan Roh kudus adalah Roh Kudus", namun: Bapa adalah Allah Bapa, Putera adalah Allah Putera atau Yesus Tuhan, dan Roh Kudus adalah Allah Roh Kudus, dimana ketiga Pribadi ini adalah Allah yang satu.
2) Mari sekarang kita membahas lebih dalam tentang ayat Yoh 1:1-14. Dalam ayat-ayat di bawah ini, saya ingin menunjukkan bahwa Firman adalah sama dengan Allah, dan sama dengan Yesus yang diwartakan oleh Yohanes. Dan untuk mempermudah, Firman saya berikan notasi "(A)" dimana dikatakan:
a) Dari membaca ayat-ayat tersebut, anda menyimpulkan "telah terdapat tiga oknum didalamnya, yaitu Allah, Firman dan Yesus. Firman yg adalah Allah telah terbungkus daging menjadi Anak Tunggal Allah. berarti bahwa Anak Tunggal Allah adalah berasal dari Firman. atau bisa dikatakan bahwa Yesus adalah Firman. sedangkan dalam ayat lain dijelaskan bahwa Allah adalah Roh." Mari sekarang kita menganalisanya bersama-sama:
1) Dari kalimat yang anda berikan, maka anda ingin memisahkan antara Firman dan Yesus. Silakan melihat dan menganalisa Yoh 1-14 di atas, dan membaca secara berurutan, mulai di ayat berapakah Firman dipisahkan dari Yesus? Bahwa memang Firman itu bersama-sama dengan Allah ditegaskan di ayat 1 dan 2. Dan kemudian di ayat 1b ditegaskan bahwa Firman itu adalah Allah. Bahwa Firman adalah Allah ditegaskan di ayat 3, yang menyatakan bahwa segala sesuatu dijadikan oleh-Nya dan tanpa Dia tidak ada sesuatu yang dapat tercipta. Dan kita tahu hanya Allah sendiri yang mempunyai atribut ini, yaitu menjadikan segala sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada.
2) Di point 1, kita melihat bahwa Firman adalah Allah. Pertanyaannya, siapakah Firman, yang adalah Allah ini? Di ayat 4, ditegaskan bahwa di dalam Dia atau Firman ada hidup, dan hidup itu adalah terang manusia. Dan terang manusia inilah yang diwartakan oleh Yohanes (ay.6), yang telah ada di dunia (ay.10), dimana dunia tidak mengenal-Nya (ay.10-11). Dan kepada orang yang percaya kepada Firman yang menjadi manusia, yang merupakan terang, maka akan diberi kuasa dan menjadi anak-anak Allah (ay.12). Siapakah Sang Firman yang adalah terang manusia? Dia menjadi manusia (ay.13), dimana Yohanes memberikan kesaksian tentang Dia (ay.14). Dan siapakah yang diberikan kesaksian oleh Yohanes? Hal ini ditegaskan oleh Yohanes di ayat 29-30, yang mengatakan "29 Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.
30 Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku."
3) Dari pemaparan di atas, terlihat bahwa Firman itu adalah Allah, dan Dia bersama-sama dengan Allah, yang kemudian menjadi manusia, yang diwartakan oleh Yohanes, yang dikatakan sebagai Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Kita tahu, bahwa Yohanes menunjuk kepada Yesus sebagai Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia (ay. 29, 36).
4) Dengan demikian, kalau anda mengatakan bahwa ada tiga oknum yang disebut di sini, yaitu Allah, Firman, dan Yesus, maka hal tersebut benar. Yang membedakan kita adalah bagi saya dan umat Kristiani lainnya, Firman dan Yesus adalah sama. Dan karena Firman itu adalah Allah, maka Yesus adalah Allah. Dengan kata lain, membaca Yoh 1:1-14, kita akan dapat menyimpulkan bahwa Allah = Firman = Yesus Kristus. Namun, di ayat 1, juga dikatakan bahwa "Firman itu bersama-sama dengan Allah" dan "Firman itu adalah Allah". Dengan demikian, kita melihat bahwa Yesus adalah Allah dan pada saat yang bersamaan Yesus bersama-sama dengan Allah. Dari sini kita melihat bahwa ada dua Pribadi Allah. Dan kemudian, kita melihat banyak ayat, yang juga mengatakan bahwa Allah adalah Roh, yang digambarkan sebagai Roh Allah yang mempunyai Pribadi sendiri. Dengan demikian kita melihat adanya tiga Pribadi dalam satu Allah, yang dikenal dengan Trinitas.
5) Jadi kalau anda mengatakan "jadi ternyata untuk sampai kepada Yesus maka Allah terbagi menjadi 4 pribadi yaitu Roh=Allah=Firman=Yesus. inilah praduga saya ketika saya membaca yohanes 1 ini, dan betuk kepada saudara Yanto bahwa Trinitas ini hanyalah bentuk sangkaan manusia saja dan bersifat tidak mutlak karena ternyata sayapun bisa menyangka bahwa Allah mempunyai 4 pribadi “Tetranitas” dari Yohanes 1 tersebut." anda harus membuktikan bahwa Firman di dalam ayat tersebut tidak sama dengan Yesus. Semua orang dapat menarik kesimpulan sendiri-sendiri, namun setiap orang harus mencoba memberikan argumentasi apakah kesimpulan yang diberikan adalah benar. Untuk itu, silakan membuktikan bahwa Firman tidak sama dengan Yesus Kristus.
Kemudian kalau memang Trinitas adalah bentuk sangkaan manusia saja, maka yang pertama harus dilakukan oleh anda adalah membuktikan bahwa Yesus bukan Tuhan, karena pengajaran Trinitas adalah bersumber pada kesaksian Kristus yang adalah Allah. Saya telah mencoba menuliskan beberapa artikel untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan di sini (silakan klik, silakan klik, silakan klik, silakan klik) dan juga artikel tentang Trinitas di sini (silakan klik). Kalau anda mau, silakan memberikan tanggapan akan beberapa artikel tersebut.
Kalau anda mengatakan bahwa Trinitas tidak mutlak karena anda dapat mengambil kesimpulan bahwa ada empat pribadi di dalam Trinitas, maka ini adalah kesimpulan yang terburu-buru. Pertama, kebenaran bukanlah bergantung pada pengertian masing-masing pribadi. Apakah anda dapat menerima kalau seseorang mengatakan "Saya mengambil kesimpulan bahwa tidak ada Tuhan, yang berarti semua orang yang menyembah agama adalah sesat semua"? Untuk itu, orang tersebut harus memberikan argumentasi bahwa kesimpulannya adalah benar, dengan cara membuktikan bahwa tidak ada Tuhan. Dalam kasus ini, anda dapat memberikan argumentasi dari asumsi (premise) yang digunakan, seperti: Yesus tidak sama dengan Firman, yang menyebabkan anda mengambil kesimpulan bahwa ada empat pribadi di dalam Allah. Sebelum ini dibuktikan, semua kesimpulan adalah bersifat dugaan semata.
3) Anda mengatakan "itulah kenapa trinitas dianggap tidak masuk akal oleh orang lain sedangkan ada juga yg menganggapnya masuk akal" Untuk menjawab kesimpulan anda, saya mengundang anda untuk membaca artikel tentang Trinitas yang telah ditulis di sini (silakan klik). Silakan memberikan argumentasi, bagian mana yang tidak masuk di akal, sehingga kita dapat berdiskusi secara lebih spesifik dan mendalam tentang Trinitas.
Kembali anda memberikan kesimpulan yang belum dibuktikan kebenarannya, dengan mengatakan "karena Trinitas ini hanyalah suatu teori/konsep buatan manusia yg berusaha menguraikan pribadi Allah yg tentu saja bisa dibantah oleh orang yg mampu mengurai dengan jumlah yg berbeda." Pertanyaan saya adalah, bagaimana anda sampai kesimpulan bahwa Trinitas hanyalah suatu teori? Kita tidak perlu mendiskusikan kesimpulan ini, sebelum kita berdiskusi tentang asumsi yang mendasari kesimpulan ini. Setelah asumsi tersebut (apakah Yesus adalah Tuhan, apakah Yesus tidak sama dengan Firman, dll) didiskusikan, maka kita baru dapat menyimpulkannya dengan baik.
4) Anda mengatakan "namun hanya satu yg merupakan konsep yg benar2 berasal dari Allah yaitu konsep yg diajarkan oleh Yesus sendiri dalam Markus 12: (29) Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa."
a) Tentu saja, saya mempercayai semua yang tertulis di Alkitab, termasuk ayat-ayat yang anda kutip. Pertanyaannya adalah: (1) Apakah anda mempercayai bahwa ayat Mk 12:29 adalah benar? (2) apakah anda juga mempercayai bahwa semua ayat di Alkitab adalah benar? (3) kalau memang tidak semua ayat di Alkitab dianggap benar, maka apakah parameter untuk menentukan ayat mana yang benar dan ayat mana yang tidak benar?
b) Menurut saya, anda mempunyai dua pilihan, yaitu: (1) mengasumsikan bahwa semua ayat di Alkitab bukanlah Wahyu Tuhan, sehingga semuanya tidak perlu dipercaya. Dengan demikian kita dapat berdiskusi tentang Trinitas dari sisi filosofi dan tidak perlu mengutip ayat-ayat dari Alkitab, (2) mengasumsikan bahwa semua ayat di Alkitab adalah Wahyu Tuhan, sehingga kita tidak dapat memilih-milih ayat yang kita pandang menjadi bagian dari Wahyu Allah dan sebagian lagi bukanlah Wahyu Allah. Dengan demikian, kita dapat mengutip semua ayat di dalam Alkitab dengan asumsi bahwa semuanya adalah Wahyu Allah dan adalah kebenaran.
c) Jadi, kalau anda mengambil ayat Mk 12:29, maka saya menyetujuinya dan mengimani bahwa Tuhan adalah satu. Bahkan saya sendiri telah menulis artikel tentang topik ini di sini (silakan klik). Pertanyaannya adalah Tuhan yang satu dalam satu Pribadi atau Tuhan yang satu dalam tiga Pribadi? Nah, di dalam beberapa artikel tentang Kristologi dan Trinitas, saya mencoba memaparkan bahwa Tuhan itu satu namun mempunyai tiga Pribadi, yang pada saat yang bersamaan hal ini tidak bertentangan dengan akal manusia. Dan tentu saja ada begitu banyak ayat yang mendasari pengajaran ini.
d) Anda mengatakan "maka inilah bilangan (Esa) yg masuk akal dan dapat diterima oleh seluruh manusia karena KOnsep ini bukan buatan manusia." Keesaan Allah bukanlah sesuatu yang dipertanyakan oleh umat Kristen, karena umat Kristen juga menyembah Allah yang esa. Namun, Allah juga menyatakan diri sebagai manusia dalam diri Yesus, yang juga mengajarkan ada tiga Pribadi di dalam Trinitas. Dengan demikian pengertian akan Trinitas bukanlah suatu pengajaran manusia, namun suatu kenyataan yang diberikan oleh Kristus. Manusia percaya akan Trinitas karena Kristus – yang adalah Allah, yang tidak mungkin berbohong – yang menyatakannya kepada manusia. Dengan demikian, pengajaran Trinitas bukanlah tanpa dasar, namun sebaliknya berdiri kokoh dengan dasar yang kuat, yaitu Kristus Tuhan. Kalau kesaksian ini dari manusia, kita tidak dapat menerimanya, karena manusia dapat salah. Namun, karena kesaksian ini dari Tuhan, maka kita harus menerimanya, karena Tuhan tidak mungkin salah.
5) Dari diskusi ini, saya masih belum melihat argumentasi dari Hamba Tuhan, karena kesimpulan yang diberikan berdasarkan suatu asumsi yang belum dibuktikan kebenarannya. Secara prinsip, argumentasi yang digunakan adalah: (1) Mengambil ayat Yoh 1:1-14 dan kemudian mengambil kesimpulan bahwa Yesus tidak sama dengan Firman, sehingga Trinitas ada empat pribadi dan bukan tiga. (2) karena Hamba Tuhan dapat mengambil kesimpulan bahwa ada empat pribadi dan bukan tiga, maka pengajaran Trinitas bukanlah suatu kebenaran, namun hanyalah suatu konsep yang diajarkan oleh manusia, (3) Alkitab sendiri menyatakan bahwa Yesus mengajarkan untuk menyembah Allah yang satu, dan inilah yang dapat diterima oleh manusia dan bukan konsep Trinitas.
Kalau kita melihat pemikiran di atas, maka yang perlu dibuktikan adalah apakah kesimpulan bahwa Yesus tidak sama dengan Firman adalah asumsi yang benar? Di satu sisi, dalam beberapa artikel yang pernah saya tulis, saya mencoba membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Trinitas tidaklah bertentangan dengan akal budi manusia. Dan dalam diskusi ini, di point 2), saya mencoba membuktikan bahwa Firman yang dituliskan oleh Yohanes di Yoh 1:1-14 adalah Yesus sendiri, karena sebagaimana Firman adalah Tuhan, maka Yesus telah membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan dan sebagaimana Firman tersebut ada bersama-sama dengan Allah, maka Yesus juga telah bersama-sama dengan Allah, karena Yesus adalah Allah dan Dia ada sebelum Abraham ada (lih. Yoh 8:58). Demikian jawaban yang dapat saya berikan untuk komentar anda. Mari bersama-sama kita mengasihi kebenaran.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
terimakasih pak stefanus atas jawabannya.
1. masalah trinitas dan Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus yg anda bilang tidak ada dalam Alkitab itu membuktikan bahwa itu hanyalah penafsiran/praduga orang2 kristen saja, sama seperti praduga saya tentang Tetranitas yg saya ambil dari Yohanes 1. ini membuktikan bahwa akan ada banyak praduga2 lainnya yg mungkin akan timbul dari Alkitab tentang jumlah Pribadi Tuhan, tergantung siapa yg mampu menguraikannya. mengenai mt 29:19 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,” maka tidak bisa dikatakan sebagai dalil trinitas sebagaimana Yohanes 1 karena tidak terdapat alur kesatuan seperti Yohanes 1 yg menyatakan bahwa Allah adalah Firman dan Firman adalah Yesus.
2. Tentang analogi Bill gates yg orang kaya, maka untuk berani mengatakan Bill Gates adalah orang kaya maka kita harus mempunyai definisi yg jelas tentang apa itu orang kaya. orang kaya bisa dikatakan sebagai orang yg memiliki kekayaan diatas orang normal pada umumnya. bila Bill Gates memiliki kriteria itu, maka kita bisa mengatakan bahwa Bill gates adalah orang kayak tanpa perlu Bill Gates menyatakannya. maka untuk berani mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan, maka kita juga harus mempunyai definisi apa itu Tuhan.
Manusia sebagai makhluk Tuhan pasti memiliki kesadaran akan adanya Tuhan, lalu dari mana kesadaran itu timbul?? ketika manusia melihat seluruh alam semesta beserta isinya yg begitu megah dan berjalan dengan keteraturan, maka pastinya alam semesta ini tidak terjadi secara kebetulan, pasti ada yg menciptakan dan mengaturnya. lalu siapakah yg menciptakan dan mengaturnya?? maka keterbatasan akal manusia hanya bisa menjawab bahwa ada “sesuatu” yg telah menciptakan dan mengatur alam semesta ini yg kita tidak tahu bagaimana cara “sesuatu” tersebut menciptakan dan mengatur alam semesta ini. kita tidak tahu bagaimana rupa/wujud dari “sesuatu” itu selain kita meyakini bahwa sesuatu itu pasti ada. sesuatu itu adalah Tuhan.
maka dengan melihat definisi sederhana ini tentang Tuhan, maka saya bisa mengatakan bahwa Yesus bukanlah Tuhan karena Yesus bukanlah “sesuatu” karena kita tahu rupa/wujudnya, Yesus bukanlah “misteri” dari “sesuatu” yg menciptakan alam semesta ini. Walaupun Yesus berani menyatakan bahwa dirinya adalah Tuhan, maka saya berani mengatakan bahwa dia bukanlah Tuhan karena dia tidak memiliki kriteria sebagai Tuhan. Apalagi kalau ternyata Yesus sendiri tidak pernah menyatakan bahwa dirinya adalah Allah, melainkan hanyalah utusanNya, maka dapat dipastikan kalau memang Yesus bukanlah Allah apapun alasannya. apalagi alasannya hanyalah berupa praduga/penafsiran saja.
3. Yohanes 1:1-14
entah apa maksud anda dengan menyatakan bahwa saya telah membedakan Firman dengan Yesus, padahal tidak ada tulisan saya yg menyatakan bahwa antara Firman dan Yesus adalah berbeda. apakah dengan pernyataan tersebut anda ingin mengatakan bahwa antara Firman dan Yesus adalah sama sedangkan antara Firman dengan Allah dan Roh Kudus adalah berbeda?? kalo begitu anda telah menyatakan bahwa Firman sama dengan Yesus, tapi tidak sama dengan Allah dan Roh Kudus. kalo begitu anda telah menolak konsep trinitas yg telah anda anut selama ini. Saya coba dengan bahasa sederhana, orang kristen selalu mengatakan bahwa Yesus adalah Allah dan Yesus adalah Roh Kudus, maka timbullah konsep trinitas (Bapa, Putera dan Roh Kudus) yaitu Allah dalam Tiga pribadi. Tapi ternyata dalam Yohanes 1 dijelaskan bahwa Yesus adalah juga Firman dan Firman juga adalah Allah yg berarti juga Roh Kudus. itu berarti sudah ada 4 pribadi didalamnya (tetranitas) yaitu Allah, Firman, Yesus dan Roh Kudus. saya berani mengatakan adanya tetranitas adalah justru karena saya menyatakan bahwa antara Firman dan Yesus adalah sama. sebenarnya kalo mau dibahas lebih panjang lagi masalah Yohanes 1 ini, maka Allah akan bisa menjadi lebih banyak pribadi lagi, namun saya membatasi dulu pada yg tersurat pada Yohanes 1 ini, belum dengan yg tersirat.
4. tentang apakah semua ayat Alkitab merupakan wahyu Tuhan, maka saya hanya bisa mengatakan bahwa itu bukan wewenang saya, tergantung dari siapa yg meyakininya. setiap umat beragama meyakini dan mengklaim bahwa semua kitab sucinya adalah wahyu Tuhan. baik itu Kristen, Islam, Yahudi, BUdha, Hindu atau yg lainnya, namun kita hanya bisa menguji dengan kriteria2 seperti yg sudah saya sampaikan diatas (analogi bill gates), setiap orang bisa saja mengklaim bahwa kitab sucinya adalah Wahyu Tuhan (keseluruhan ataupun sebagian), namun bila isinya tidak memenuhi kriteria sebagai wahyu Tuhan, maka bisa dikatakan bahwa kitab sucinya bukanlah Wahyu Tuhan. bagaimana kriteria wahyu Tuhan tersebut??? kitab suci yg merupakan Wahyu Tuhan adalah kitab suci yg isinya tentang Tuhan yg memiliki kriteria Tuhan. Jadi kitab suci yg memiliki konsep Tuhan yg merupakan “sesuatu” itulah wahyu Tuhan. setelah saya berdiskusi dengan kawan2 dari berbeda agama saya menemukan bahwa konsep Tuhan yg merupakan “sesuatu” ternyata dimiliki oleh semua ajaran agama. namun selanjutanya terjadi penyimpangan dimana tiba2 saja Tuhan memiliki wujud/rupa ciptaanNya. seperti yg dilakukan oleh orang2 Yahudi pada jaman Musa yg me”rupa”kan Tuhan dalam bentuk Patung anak lembu emas, HIndu yg me”rupa”kan Tuhan dalam bentuk kresna dan Rama, Kristen yg me”rupa”kan Tuhan dalam bentuk Yesus.
Jadi pada dasarnya Tuhan telah memberikan petunjuk kepada semua golongan manusia (sebagai mahluk Tuhan) tentang keberadaanNya, namun selanjutnya telah terjadi penyimpangan terhadap “kriteria” Tuhan yg dilakukan oleh manusia dengan membuat rupa/wujud Tuhan dalam bentuk ciptaanNya. dari sepanjang sejarah Nabi dalam Alkitab, semuanya mengajarkan tentang Tuhan yg tidak diketahui rupa/wujudnya. namun tiba2 umat kristen malah membuat rupa Tuhan dengan menjadikan seorang utusan Tuhan (Yesus) menjadi Tuhan.
kesimpulan ini saya dapat dari diskusi yg panjang dengan beberapa penganut agama yg berbeda, silahkan anda koreksi bila ada yg salah…..
on 2010/02/23 at 7:41am:
tambahan dari saya pak stefanus;
hati2 menambahkan kata Allah didalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus karena anda bisa terkena ayat Kel 20:3
“Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.”
karena hanya Allah saja nama Tuhan sebenarnya seperti yg dipertegaskan kepada musa pada kel 3
(13) Lalu Musa berkata kepada Allah: “Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? –apakah yang harus kujawab kepada mereka?”
(14) Firman Allah kepada Musa: “AKU ADALAH AKU.” Lagi firman-Nya: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.”
jadi AKU ADALAH AKU berarti ALLAH ADALAH ALLAH.
jadi cukuplah ALLAH saja yg biasa Yesus menyebutnya dengan sebutan “Bapa”, daripada anda berspekulasi dan membuat ALLAH2 yg lain yg bernama ALLAH BAPA, ALLAH PUTERA DAN ALLAH ROH KUDUS. lebih selamat mengaplikasikan apa yg diajarkan Yesus daripada anda berspekulasi dengan hal2 yg justru dilarang oleh ALLAH.
Shalom Hamba Tuhan,
Terima kasih atas tanggapannya dalam diskusi kita tentang Trinitas. Saya ingin membatasi diskusi ini satu putaran lagi, karena keterbatasan waktu. Setelah tanggapan saya ini, silakan anda memberikan tanggapan atau kesimpulan akhir. Dan saya sendiri akan memberikan tanggapan dan kesimpulan akhir. Semoga hal ini dapat dimengerti oleh Hamba Tuhan. Mari, sekarang kita melanjutkan diskusi kita.
1) Tentang pengajaran Trinitas di dalam Alkitab dan menurut jemaat awal. Saya ingin menegaskan bahwa kata “Trinitas” memang tidak ada di dalam Alkitab, namun esensi dari Trinitas, yaitu satu Allah dalam tiga Pribadi disebutkan di dalam Alkitab. Dan hal ini telah saya jabarkan secara panjang lebar di artikel ini (silakan klik), dimana dituliskan pengajaran dari Alkitab sebagai berikut:
Dengan demikian, kalau anda masih memberikan kesimpulan bahwa ajaran Trinitas hanyalah merupakan praduga atau penafsiran dari orang-orang Kristen saja, maka anda harus membuktikan bahwa ayat-ayat di atas tidaklah benar. Kemudian anda juga harus memberikan argumentasi yang menyanggah apa yang dipercayai oleh jemaat awal, sebagai berikut:
2) Tentang interpretasi anda dan ajaran Trinitas. Di atas saya telah menunjukkan bagaimana Alkitab mengajarkan tentang Trinitas dan jemaat awal mempercayai Trinitas. Kalau anda menginterpretasikan bahwa ada empat pribadi dan bukan tiga setelah anda membaca Yoh 1, maka itu adalah hak anda. Namun, kalau anda ingin mengatakan bahwa Trinitas adalah tidak benar dengan argumentasi bahwa setelah anda membaca Yoh 1 anda tidak mendapatkan Trinitas namun adalah Tetranitas, maka argumentasi ini tidaklah kuat. Bukan berarti bahwa kalau anda mendapatkan kesimpulan yang lain, maka suatu hal menjadi tidak benar. Kalau demikian halnya, maka kebenaran menjadi sesuatu yang bersifat relatif dan tidak mempunyai sifat absolut. Kalau seseorang meragukan kebenaran Kitab Suci agama anda, bukan berarti kesimpulannya adalah Kitab Suci agama anda tidak benar, namun kesimpulan tersebut harus dibuktikan lebih lanjut. Demikian juga dengan Trinitas, yang anda simpulkan ada empat pribadi dan bukan Tiga Pribadi harus dibuktikan lebih lanjut. Pertentangan-pertentangan yang ada bukanlah suatu parameter untuk mengatakan bahwa sesuatu tidak benar. Bahkan pertentangan-pertentangan ini dapat menjadi suatu bukti bahwa doktrin Trinitas adalah suatu kebenaran, yang terus bertahan dari masa ke masa, dari awal sampai saat ini, dan untuk selama-lamanya. Kita melihat adanya suatu konsistensi dalam pengajaran tentang Trinitas.
3) Tentang Mt 28:19. Anda mengatakan “mengenai mt 29:19 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,” maka tidak bisa dikatakan sebagai dalil trinitas sebagaimana Yohanes 1 karena tidak terdapat alur kesatuan seperti Yohanes 1 yg menyatakan bahwa Allah adalah Firman dan Firman adalah Yesus.“
a) Saya akan mencoba untuk membuktikan bahwa Mt 28:19 merupakan salah satu ayat yang mendukung Trinitas, selain ayat-ayat lain seperti: (Yoh 10:30; Yoh 14:9; Yoh 17:21; Lk 3:22; Mt 17:5; Yoh 17:5; Yoh 1:1-3, Yoh 15:26; Yoh 14:6; Mt 28:18-20; 1Yoh 5:7; 1Pet 1:2; 2 Pet 1:2; 1Kor 8:6; Ef 1:3-14).
Kalau kita memperhatikan di ayat Mt 28:18 dikatakan “Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” Siapakah yang mempunyai kuasa di Sorga dan di bumi kecuali Tuhan? Tidak ada nabi maupun raja yang dapat mengatakan hal seperti ini.
Kemudian di ayat 19 dikatakan “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” Kalau kita mengerti secara persis tentang konsep baptisan, yang memberikan keselamatan (silakan menbaca artikel ini – silakan klik dan diskusi ini – silakan klik), maka kita akan dapat menyimpulkan bahwa baptisan hanya dapat dilakukan dalam nama Tuhan. Kalau minimal anda percaya bahwa Bapa adalah Allah, maka akan tidak mungkin mensejajarkan Allah dengan manusia untuk menjadi formula baptisan.
Di ayat 20 dikatakan “dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku [Yesus] menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Siapakah yang dapat menyertai manusia sampai akhir zaman kecuali Tuhan?
Dengan demikian, maka ayat Mt 28:19 menjadi ayat kuat untuk membuktikan adanya Trinitas, mengingat Yesus disebutkan mempunyai kuasa di Sorga dan di bumi (ayat 18) dan dapat menyertai manusia sampai akhir zaman (ayat 20), di mana nama Yesus juga disejajarkan dengan Bapa dan Roh Kudus.
b) Kalau anda mengatakan “[ayat Mt 28:19] .. tidak bisa dikatakan sebagai dalil trinitas sebagaimana Yohanes 1 karena tidak terdapat alur kesatuan seperti Yohanes 1 yg menyatakan bahwa Allah adalah Firman dan Firman adalah Yesus.“, maka pertanyaannya, mengapa tidak bisa? Apakah kalau ingin membuktikan Trinitas harus memberikan alur seperti Yoh 1? Dalil dari manakah ketentuan seperti ini?
4) Tentang analogi Bill Gates. Kita dapat berdiskusi tentang definisi Tuhan. Dan saya dapat menerima argumentasi anda yang mengatakan bahwa Tuhan adalah pencipta alam semesta, yang mengatur segala sesuatunya. Namun, hal tersebut juga bukan definisi yang lengkap. Ini sebenarnya hanya salah satu bukti dari bukti-bukti yang lain, yang juga telah dijabarkan secara panjang lebar di artikel ini (silakan klik). Kemudian kalau dikatakan “…maka dengan melihat definisi sederhana ini tentang Tuhan, maka saya bisa mengatakan bahwa Yesus bukanlah Tuhan karena Yesus bukanlah “sesuatu” karena kita tahu rupa/wujudnya, Yesus bukanlah “misteri” dari “sesuatu” yg menciptakan alam semesta ini.” Pertanyaannya dari manakah dalil yang mengatakan bahwa Tuhan tidaklah berwujud dan harus menjadi suatu misteri? Apakah yang menghalangi Tuhan untuk mengungkapkan Diri-Nya, sehingga kasih-Nya kepada umat manusia dapat dinyatakan secara nyata? Siapakah yang dapat membatasi kekuasaan Tuhan, sehingga kalau dalam kebijaksanaan-Nya, Dia memandang baik untuk berinkarnasi, mengapa hal ini menjadi tidak mungkin?
a) Dan kalau anda mengatakan “Walaupun Yesus berani menyatakan bahwa dirinya adalah Tuhan, maka saya berani mengatakan bahwa dia bukanlah Tuhan karena dia tidak memiliki kriteria sebagai Tuhan.” Saya tidak dapat menuntut anda untuk percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Namun, yang dapat saya berikan adalah bukti-bukti yang menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan. Bahwa bukti-bukti tersebut tidak sesuai dengan kriteria anda, maka pertanyaannya kembali adalah: siapakah yang menentukan kriteria tersebut? Darimanakah anda yakin bahwa kriteria yang anda sebutkan bahwa Tuhan adalah terbatas pada “sesuatu” dan hanya merupakan “misteri” adalah benar? Apakah definisi dari “sesuatu” dan “misteri” di sini? Apakah sesuatu itu mempunyai pribadi? Apakah sesuatu itu mempunyai akal budi? Apakah yang menghalangi Tuhan untuk menjadi “seseorang” dan bukan hanya “sesuatu” dan menjadi “nyata dan pada saat bersamaan misteri” dan bukan hanya “misteri“? Bukankah dengan menjadi seseorang dan nyata membuat Tuhan dapat menyatakan kasih dan kebaikannya secara lebih nyata? Dan bukankah Inkarnasi tetap menjadi suatu misteri ?
b) Seperti yang anda katakan bahwa untuk mengatakan bahwa Bill Gates kaya, maka kita perlu mendefinisikan seperti apakah kaya itu. Bill Gates adalah salah seorang yang berada dalam urutan atas orang-orang terkaya di dunia menurut Forbes magazine, dan yayasan yang didirikannya menyumbangkan sedikitnya 1.5 trilyun setiap tahun kepada para orang miskin. Jadi untuk tidak mempercayai bahwa Bill Gates adalah seorang yang kaya adalah sangat tidak masuk akal. Dan berikut ini adalah ayat-ayat yang membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan, karena menunjukkan karakter Tuhan dan hanya Tuhan saja yang dapat melakukannya, seperti:
1) Pertama-tama, ketika berusia 12 tahun dan Ia diketemukan di Bait Allah, Yesus mengatakan bahwa bait Allah adalah Rumah Bapa-Nya (lih. Luk 2:49). Dengan demikian, Yesus mengatakan bahwa Ia adalah Putera Allah.
2) Pernyataan ini ditegaskan kembali oleh Allah Bapa pada saat Pembaptisan Yesus, saat terdengar suara dari langit, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan.”(Luk 3:22).
3) Yesus adalah Tuhan yang mengatasi para malaikat. Setelah Dia mengatasi cobaan Iblis di padang gurun, para malaikat- pun datang melayani Dia (lih. Mat 3:11).
4) Pada saat Yesus memulai pengajaranNya, terutama dalam Khotbah di Bukit (Delapan Sabda Bahagia), Ia berbicara di dalam nama-Nya sendiri, untuk menyatakan otoritas yang dimiliki-Nya (Mat 5:1-dst). Ini membuktikan bahwa Ia lebih tinggi dari Musa dan para nabi, sebab Musa berbicara dalam nama Tuhan (lih. Kel 19:7) ketika Ia memberikan hukum Sepuluh Perintah Allah; tetapi Yesus memberikan hukum dalam nama-Nya sendiri, “Aku berkata kepadamu….” Hal ini tertera sedikitnya 12 kali di dalam pengajaran Yesus di Mat 5 dan 6, dan dengan demikian Ia menegaskan DiriNya sebagai Pemberi Hukum Ilahi (the Divine Legislator) itu sendiri, yaitu Allah. Demikian pula dengan perkataan “Amen, amen…”, pada awal ajaranNya, Yesus menegaskan segala yang akan diucapkan-Nya sebagai perintah; bukan seperti orang biasa yang mengatakan ‘amen’ diakhir doanya sebagai tanda ‘setuju’.
5) Jadi dengan demikian Yesus menyatakan bahwa Ia adalah Taurat Allah yang hidup, suatu peran yang sangat tinggi dan ilahi, sehingga menjadi batu sandungan bagi orang-orang Yahudi untuk mempercayai Yesus sebagai Sang Mesias. Hal ini dipegang oleh banyak orang Yahudi yang diceriterakan dengan begitu indah dalam buku Jesus of Nazareth, yaitu dalam percakapan imajiner seorang Rabi Yahudi dengan Rabi Neusner, mengenai bagaimana mencapai kesempurnaan hidup. Kesempurnaan inilah yang dimaksudkan oleh Yesus ketika Ia berbicara dengan orang muda yang kaya, “Jika engkau mau sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan bagikanlah kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku” (Mat 19:21). “Aku” di sini hanya mungkin berarti Tuhan sendiri.
6) Yesus menyatakan DiriNya sebagai Seorang yang dinantikan oleh para Nabi sepanjang abad (lih. Mat 13:17). Ia juga berkata,“…supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, … sampai Zakharia… semuanya ini akan ditanggungkan pada angkatan ini!” (Mat 23:34-36). Secara tidak langsung Ia mengatakan bahwa darah-Nya yang akan tertumpah dalam beberapa hari berikutnya merupakan rangkuman dari penumpahan darah orang yang tidak bersalah sepanjang segala abad.
7) Yesus sebagai Tuhan juga terlihat dengan jelas dari segala mukjizat yang dilakukan dalam nama-Nya sendiri, yang menunjukkan bahwa kebesaran-Nya mengatasi segala sesuatu. Yesus menghentikan badai (Mat 8: 26; Mrk 4:39-41) menyembuhkan penyakit (Mat 8:1-16, 9:18-38, 14:36, 15: 29-31), memperbanyak roti untuk ribuan orang (Mat 14: 13-20; Mrk 6:30-44; Luk 9: 10-17; Yoh 6:1-13), mengusir setan (Mat 8:28-34), mengampuni dosa (Luk5:24; 7:48), dan membangkitkan orang mati (Luk 7:14; Yoh 11:39-44). Di atas semuanya itu, mukjizat-Nya yang terbesar adalah: Kebangkitan-Nya sendiri dari mati (Mat 28:9-10; Luk 24:5-7,34,36; Mrk 16:9; Yoh 20:11-29; 21:1-19).
8) Pada saat Ia menyembuhkan orang yang lumpuh, Yesus menyatakan bahwa Ia memiliki kuasa untuk mengampuni dosa (Mat 9:2-8; Luk5:24), sehingga dengan demikian Ia menyatakan DiriNya sebagai Tuhan sebab hanya Tuhan yang dapat mengampuni dosa.
9) Pada beberapa kesempatan, Yesus menyembuhkan para orang sakit pada hari Sabat, yang menimbulkan kedengkian orang-orang Yahudi. Namun dengan demikian, Yesus bermaksud untuk menyatakan bahwa Ia adalah lebih tinggi daripada hari Sabat (lih. Mat 12:8; Mrk 3:1-6).
10) Yesus juga menyatakan Diri-Nya lebih tinggi dari nabi Yunus, Raja Salomo dan Bait Allah (lih. Mt 12:41-42; 12:6). Ini hanya dapat berarti bahwa Yesus adalah Allah, kepada siapa hari Sabat diadakan, dan untuk siapa Bait Allah dibangun.
11) Yesus menyatakan Diri-Nya sebagai Tuhan, dengan berkata “Aku adalah… (I am)” yang mengacu pada perkataan Allah kepada nabi Musa pada semak yang berapi, “Aku adalah Aku, I am who I am” (lih. Kel 3:14):
a) Pada Injil Yohanes, Yesus mengatakan “Aku adalah….” sebanyak tujuh kali: Yesus menyatakan Dirinya sebagai Roti Hidup yang turun dari Surga (Yoh 6:35), Terang Dunia (Yoh 8:12), Pintu yang melaluinya orang diselamatkan (Yoh 10:9), Gembala yang Baik yang menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya (Yoh 10:10), Kebangkitan dan Hidup (Yoh 11:25), Jalan, Kebenaran, dan Hidup (Yoh 14:6), Pokok Anggur yang benar (Yoh 15:1).
b) Yesus menyatakan diri-Nya sebagai sumber air hidup yang akan menjadi mata air di dalam diri manusia, yang terus memancar sampai ke hidup yang kekal (Yoh 4:14). Dengan demikian Yesus menyatakan diri-Nya sebagai sumber rahmat; hal ini tidak mungkin jika Yesus bukan Tuhan, sebab manusia biasa tidak mungkin dapat menyatakan diri sebagai sumber rahmat bagi semua orang.
c) Yesus menyatakan, “Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh 14:6); dan dengan demikian Ia menempatkan diri sebagai Pengantara yang mutlak bagi seseorang untuk sampai kepada Allah Bapa.
d) Ia menyatakan bahwa “… kamu akan mati dalam dosamu… jika kamu tidak percaya bahwa Akulah Dia” (Yoh 8:24) yang datang dari Bapa di surga (lih. Yoh 21-29).
e) Yesus mengatakan, “Aku ini (It is I)…”, pada saat Ia berjalan di atas air (Yoh 6:20) dan meredakan badai.
f) Ketika Yesus diadili di hadapan orang Farisi, dan mereka mempertanyakan apakah Ia adalah Mesias Putera Allah, Yesus mengatakan, “Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah.”h) Mungkin yang paling jelas adalah pada saat Yesus menyatakan keberadaan DiriNya sebelum Abraham, “…sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” (Yoh 8:58)
12) Dengan demikian, Yesus menyatakan DiriNya sudah ada sebelum segala sesuatunya dijadikan. Dan ini hanya mungkin jika Yesus sungguh-sungguh Tuhan. Mengenai keberadaan Yesus sejak awal mula dunia dinyatakan oleh Yesus sendiri di dalam doa-Nya sebelum sengsara-Nya, “Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.” (Yoh 17:5)
13) Dengan keberadaan Yesus yang mengatasi segala sesuatu, dan atas semua manusia, maka Ia mensyaratkan kesetiaan agar diberikan kepadaNya dari semua orang. “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari Aku, ia tidak layak bagi-Ku” (Mat 10:37). Ia kemudian berkata bahwa apa yang kita lakukan terhadap saudara kita yang paling hina, itu kita lakukan terhadap Dia (lih. 25:40). Ini hanya dapat terjadi kalau Yesus adalah Tuhan yang mengatasi semua orang, sehingga Dia dapat hadir di dalam diri setiap orang, dan Ia layak dihormati di atas semua orang, bahkan di atas orang tua kita sendiri.
14) Yesus menghendaki kita percaya kepada-Nya seperti kita percaya kepada Allah (lih. Yoh 14:1), dan Ia menjanjikan tempat di surga bagi kita yang percaya. Dengan demikian Ia menyatakan diriNya sebagai yang setara dengan Allah Bapa, “Siapa yang melihat Aku, melihat Bapa, (Yoh 14:9), Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa (Yoh 10:38). Tidak ada seorangpun yang mengenal Anak selain Bapa, dan mengenal Bapa selain Anak (lih. Mat 11:27). Yesus juga menyatakan DiriNya di dalam kesatuan dengan Allah Bapa saat mendoakan para muridNya dan semua orang percaya, ”… agar mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau…” (Yoh 17:21). Ini hanya mungkin jika Ia sungguh-sungguh Tuhan. Pernyataan Yesus ini berbeda dengan para pemimpin agama lain, seperti Muhammad dan Buddha, sebab mereka tidak pernah menyatakan diri mereka sendiri sebagai Tuhan.
15) Ketika Yesus menampakkan diri kepada para murid setelah kebangkitan-Nya, Thomas, Rasul yang awalnya tidak percaya menyaksikan sendiri bahwa Yesus sungguh hidup dan ia berkata, “Ya Tuhanku dan Allahku”. Mendengar hal ini, Yesus tidak menyanggahnya (ini menunjukkan bahwa Ia sungguh Allah), melainkan Ia menegaskan pernyataan ini dengan seruanNya agar kita percaya kepadaNya meskipun kita tidak melihat Dia (Yoh 20: 28-29).
16) Yesus menyatakan Diri sebagai Tuhan, dengan menyatakan diriNya sebagai Anak Manusia, yang akan menghakimi semua manusia pada akhir jaman (lih. Mat 24:30-31), sebab segala kuasa di Surga dan di dunia telah diberikan kepada-Nya, seperti yang dikatakanNya sebelum Ia naik ke surga, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus…” (Mat 28:18). Dengan demikian, Yesus menyatakan diriNya sebagai Pribadi Kedua di dalam Allah Tritunggal Maha Kudus, dan dengan kuasaNya sebagai Allah ini maka ia akan menghakimi semua manusia di akhir dunia nanti, seperti yang dinubuatkan oleh nabi Daniel (Dan 7:13-14). Yesus tidak mungkin membuat pernyataan sedemikian, jika Ia bukan sungguh-sungguh Tuhan.
Kesaksian ini juga ditambah dengan bukti lain, seperti: 1) Yesus yang telah dinubuatkan sebelumnya, 2) Yesus yang melakukan begitu banyak mukjijat, termasuk bangkit dari antara orang mati, 3) Gereja Katolik yang didirikan-Nya, yang tetap bersatu, dengan mengajarkan ajaran yang sama.
c) Untuk membuktikan Yesus adalah Tuhan, maka kami telah menulis beberapa artikel kristologi, seperti yang telah saya berikan di bebepa link sebelumnya:
Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia, karena Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia.
5) Tentang Yoh 1:1-14. Anda mempertanyakan “entah apa maksud anda dengan menyatakan bahwa saya telah membedakan Firman dengan Yesus, padahal tidak ada tulisan saya yg menyatakan bahwa antara Firman dan Yesus adalah berbeda.” Sebelumnya anda mengatakan “telah terdapat tiga oknum didalamnya, yaitu Allah, Firman dan Yesus. Firman yg adalah Allah telah terbungkus daging menjadi Anak Tunggal Allah. berarti bahwa Anak Tunggal Allah adalah berasal dari Firman. atau bisa dikatakan bahwa Yesus adalah Firman. sedangkan dalam ayat lain dijelaskan bahwa Allah adalah Roh. jadi ternyata untuk sampai kepada Yesus maka Allah terbagi menjadi 4 pribadi yaitu Roh=Allah=Firman=Yesus.” (silakan klik)
a) Dari pertanyataan tersebut, maka di ayat Yoh 1:1 dan Yoh 1:14, anda mengatakan bahwa terjadi 3 oknum, yaitu: 1) Allah, 2) Firman, 3) Yesus. Walaupun anda mengatakan bahwa Yesus adalah Firman, namun kesimpulan anda adalah ada empat oknum, yaitu: 1) Roh, 2) Allah, 3) Firman, 4) Yesus. Dengan demikian anda mengatakan bahwa ternyata Trinitas bukanlah tiga pribadi namun empat pribadi. Kesimpulan adanya empat pribadi ini karena anda memisahkan antara Firman dan Yesus, yang seolah-olah dua hal yang berbeda. Itulah sebabnya saya ingin membuktikan bahwa Firman dan Yesus, yang disebutkan dalam Yoh 1:1-14 adalah sama. Dengan demikian ada tiga pribadi di dalam Trintas: 1) Allah Bapa, 2) Allah Putera (Sang Firman), 3) Allah Roh Kudus.
b) Dengan demikian, seperti yang anda sampaikan, maka saya memang mengatakan bahwa Firman dan Yesus adalah sama, sedangkan antara Firman dengan Allah dan Roh Kudus adalah berbeda. Apanya yang sama dan apanya berbeda? Di sini, perlu dijelaskan perbedaan antara pribadi (person) dan substansi/hakekat (substance) sebagai berikut:
Mari kita lihat pada diri kita sendiri. ‘Substansi’ (kadang diterjemahkan sebagai hakekat/ kodrat) dari diri kita adalah ‘manusia’. Kodrat sebagai manusia ini adalah sama untuk semua orang. Tetapi jika kita menyebut ‘pribadi’ maka kita tidak dapat menyamakan orang yang satu dengan yang lain, karena setiap pribadi itu adalah unik. Dalam bahasa sehari-hari, pribadi kita masing-masing diwakili oleh kata ‘aku’ (atau ‘I’ dalam bahasa Inggris), di mana ‘aku’ yang satu berbeda dengan ‘aku’ yang lain. Sedangkan, substansi/ hakekat kita diwakili dengan kata ‘manusia’ (atau ‘human’). Analogi yang paling mirip (walaupun tentu tak sepenuhnya menjelaskan misteri Allah ini) adalah kesatuan antara jiwa dan tubuh dalam diri kita. Tanpa jiwa, kita bukan manusia, tanpa tubuh, kita juga bukan manusia. Kesatuan antara jiwa dan tubuh kita membentuk hakekat kita sebagai manusia, dan dengan sifat-sifat tertentu membentuk kita sebagai pribadi.
Dengan prinsip yang sama, maka di dalam Trinitas, substansi/hakekat yang ada adalah satu, yaitu Tuhan, sedangkan di dalam kesatuan tersebut terdapat tiga Pribadi: ada tiga ‘Aku’, yaitu Bapa. Putera dan Roh Kudus. Tiga pribadi manusia tidak dapat menyamai makna Trinitas, karena di dalam tiga orang manusia, terdapat tiga “kejadian”/ ‘instances‘ kodrat manusia; sedangkan di dalam tiga Pribadi ilahi, terdapat hanya satu kodrat Allah, yang identik dengan ketiga Pribadi tersebut. Dengan demikian, ketiga Pribadi Allah mempunyai kesamaan hakekat Allah yang sempurna, sehingga ketiganya membentuk kesatuan yang sempurna. Yang membedakan Pribadi yang satu dengan yang lainnya hanyalah terletak dalam hal hubungan timbal balik antara ketiganya.[14]
c) Dengan pengertian di atas, kalau anda mengatakan “Saya coba dengan bahasa sederhana, orang kristen selalu mengatakan bahwa Yesus adalah Allah dan Yesus adalah Roh Kudus, maka timbullah konsep trinitas (Bapa, Putera dan Roh Kudus) yaitu Allah dalam Tiga pribadi.“, maka telah terjadi campur aduk antara substansi dan pribadi. Yesus tidak sama dengan Roh Kudus dan tidak sama dengan Allah Bapa, karena Yesus (Allah Putera), Allah Roh Kudus, dan Allah Bapa merujuk kepada pribadi (person). Dan ketiga Pribadi ini adalah mempunyai hakekat satu Allah. Dengan demikian, kalau anda menyimpulkan bahwa dalam Trinitas ada empat pribadi adalah salah, karena anda menggabungkan antara pribadi dan hakekat. Kalau anda memisahkan antara hakekat dan pribadi, maka terlihat bahwa Allah mempunyai 1 hakekat (Allah) dan 3 Pribadi (Allah Bapa, Allah Putera, dan Allah Roh Kudus).
6) Tentang Wahyu Allah. Anda mengatakan “bagaimana kriteria wahyu Tuhan tersebut??? kitab suci yg merupakan Wahyu Tuhan adalah kitab suci yg isinya tentang Tuhan yg memiliki kriteria Tuhan. Jadi kitab suci yg memiliki konsep Tuhan yg merupakan “sesuatu” itulah wahyu Tuhan.” Di sini, anda telah memberikan suatu batasan bahwa suatu Kitab Suci menjadi benar-benar Wahyu Allah kalau menceritakan tentang Tuhan yang merupakan “sesuatu”. Namun, yang anda sebut sesuatu adalah kriteria yang anda buat sendiri. Tidak menjadi masalah bahwa semua agama dapat mempunyai “supreme being“, karena pada dasarnya memang secara kodrat manusia adalah gambaran Allah, sehingga mempunyai kemampuan untuk mengetahui dan mengasihi Penciptanya. Dan hal ini tidak membuktikan bahwa Trinitas adalah salah.
a) Anda menuliskan “namun selanjutanya terjadi penyimpangan dimana tiba2 saja Tuhan memiliki wujud/rupa ciptaanNya. seperti yg dilakukan oleh orang2 Yahudi pada jaman Musa yg me”rupa”kan Tuhan dalam bentuk Patung anak lembu emas, HIndu yg me”rupa”kan Tuhan dalam bentuk kresna dan Rama, Kristen yg me”rupa”kan Tuhan dalam bentuk Yesus.” Diskusi tentang Kitab Keluaran 20 telah dibahas di sini (silakan klik). Dan kalau anda mengatakan bahwa Yesus sebagai Tuhan merupakan penyimpangan dalam upaya untuk merupakan Tuhan, maka yang perlu anda lakukan adalah membuktikan bahwa Yesus bukan Tuhan, seperti yang anda percayai. Umat Kristen mempercayai bahwa Yesus adalah Tuhan, karena dalam berbagai kesempatan, Yesus telah menyatakan bahwa Dia Tuhan, seperti yang saya tuliskan dalam point 1 dan 4.
b) Dengan demikian, pernyataan anda “Jadi pada dasarnya Tuhan telah memberikan petunjuk kepada semua golongan manusia (sebagai mahluk Tuhan) tentang keberadaanNya, namun selanjutnya telah terjadi penyimpangan terhadap “kriteria” Tuhan yg dilakukan oleh manusia dengan membuat rupa/wujud Tuhan dalam bentuk ciptaanNya. dari sepanjang sejarah Nabi dalam Alkitab, semuanya mengajarkan tentang Tuhan yg tidak diketahui rupa/wujudnya. namun tiba2 umat kristen malah membuat rupa Tuhan dengan menjadikan seorang utusan Tuhan (Yesus) menjadi Tuhan.” belumlah menjadi suatu kebenaran, selama anda belum dapat membuktikan bahwa Yesus bukan Tuhan. Silakan anda memberikan satu atau lebih tokoh agama lain, yang melakukan apa yang dilakukan oleh Yesus, seperti yang saya tuliskan di point 1) dan 4) di atas.
7) Tentang Allah sebelum kata Bapa, Putera dan Roh Kudus. Terima kasih atas peringatan anda dalam kaitannya dengan Kel 20:3. Silakan anda melihat keterangan saya tentang substansi dan pribadi di point 5b). Umat Kristen tidak menyembah tiga Allah, namun satu Allah (satu hakekat) dalam tiga Pribadi. Dan dengan Kitab Suci yang sama, Perjanjian Baru menyatakan ke-Allahan dari Allah Bapa dan Allah Putera (Yesus) dan Allah Roh Kudus. Dengan demikian, berdasarkan Kitab Suci yang sama, maka bahwa Allah yang satu ternyata terdiri dari tiga Pribadi. Karena Wahyu Allah inilah, umat Kristen mengikuti apa yang diperintahkan Allah untuk mengakui adanya Trinitas. Dengan demikian, kalau saya ingin menjalankan pesan Alkitab, maka saya harus menyebutkan “Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus”, karena memang demikianlah adanya.
Demikianlah jawaban yang dapat saya berikan. Seperti yang saya kemukakan sebelumnya, saya tidak dapat melayani dialog ini tanpa akhir, karena keterbatasan waktu dan masih begitu banyak pertanyaan yang masuk. Dan pembatasan ini juga kami lakukan terhadap diskusi-diskusi panjang yang lain di kategori dialog. Saya juga berfikir, masing-masing pihak telah memberikan argumentasi yang cukup dalam tiga putaran. Oleh karena itu silakan memberikan jawaban sekali lagi dan kemudian saya akan menjawabnya dan saya akan menutup diskusi ini. Semoga dapat dimengerti.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
Banyak sekali variasi paham yang menyimpang dari Trinitas sejak awal abad pertama. Variasi itu berkembang terus dan sekarang diperkuat oleh Saksi Jehovah. Sebenarnya Saksi Jehovah mengikuti paham mana yang muncul pada abad-abad pertama , apakah isyu yang diangkat Saksi Jehovah merupakan isyu baru atau sebenarnya isyu lama dari para heresis di masa gereja perdana? Apakah bisa dibuat semacam tabulasi yang mudah ditangkap (semacam sinopsis) mengenai variasi penyimpangan tersebut?
Saksi Jehovah berpegang pada I Kor 15: 28 yang jelas-jelas menunjukkan bahwa Putra takluk di bawah Dia yang menaklukkan segala sesuatu. Juga Saksi berpijak pada Ibrani 7:28 yang menegaskan penyempurnaan Putra oleh Allah.
Dengan kedua kutipan di atas , Saksi menganggap Yesus tidak sehakekat dengan Allah Bapa dengan kata lain menolak Syahadat Para Rasul rumusan Konsili Nicea dan Konstantinopel.
Secara harafiah sesuai dengan kedua kutipan tersebut, posisi Yesus lebih rendah dibanding Allah. Bagaimana mungkin bisa sehakekat dengan Allah?
Shalom Herman Jay,
Terima kasih atas pertanyaannya. Yang menjadi masalah dengan gereja-gereja yang mengajarakan ajaran yang salah adalah bukan apa yang mereka katakan, namun apa yang mereka tidak katakan. Dengan kata lain, mereka gagal untuk melihat keseluruhan ajaran yang disampaikan di dalam Alkitab. Sebagai contoh, Saksi-saksi Yehuwa menangkap kemanusian Yesus, namun gagal menangkap ke-Allahan Yesus. Ajaran-ajaran sesat tentang dua kodrat Kristus ini telah dibahas di sini – silakan klik. Dan dalam beberapa artikel Kristologi, maka kita sebenarnya dapat juga melihat akan ke-Allahan Kristus secara jelas. Silakan membacanya di sini:
Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia, karena Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia.
1. Kemudian, tentang beberapa keberatan dari Saksi-saksi Yehuwa tentang beberapa ayat di Alkitab, maka berikut ini adalah jawaban yang dapat saya berikan:
a. 1Kor 15: 28 mengatakan “Tetapi kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua.” Ayat ini dapat dimengerti bahwa Kristus (dalam kodrat kemanusian-Nya) menaklukkan diri-Nya di bawah Allah Bapa. Hal ini ditegaskan oleh Hilary di this sentence of the Apostle’s against the Arians (de Trin. lib. ii.), St. Jerome (Ep. to Principia). St. Augustine (de Trin. lib. i. c. 8), di mana dia menuliskan: “Christ, in so far as He is God with the Father, has us as His subjects; in so far as He is a priest, He is subject even as we to His Father.“
b. Ibrani 7:28 mengatakan “Sebab hukum Taurat menetapkan orang-orang yang diliputi kelemahan menjadi Imam Besar, tetapi sumpah, yang diucapkan kemudian dari pada hukum Taurat, menetapkan Anak, yang telah menjadi sempurna sampai selama-lamanya.” Di ayat ini ditekankan akan kekudusan Kristus (atau lebih tepatnya, karena Kristus adalah kekudusan itu sendiri (lih. St. Alphonsus on Christmas Novena, 4). Apakah dengan demikian, secara terpisah Bapa “menetapkan Anak“? Kita percaya bahwa Bapa bersama dengan Anak dan bersama dengan Roh Kudus, melakukan proses penciptaan, penyelamatan dan pengudusan. Dan hal ini ditegaskan di dalam Yoh 10:30 “Aku dan Bapa adalah satu.“
2. Dari ayat-ayat tersebut kita memang melihat dimensi kemanusian Kristus. Namun, kita juga tidak dapat melupakan ayat-ayat lain, yang menekankan dimensi ke-Allahan dari Kristus. Gereja Katolik senantiasa akan menyatakan dua kodrat ini sebagai suatu kebenaran. Kalau Saksi Yehuwa menekankan kemanusian Kristus, bagaimana mereka menjawab ayat-ayat yang menekankan ke-Allahan Kristus? (lihat artikel Kristologi di atas).
Semoga uraian singkat di atas dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shalom sdr Yanto,
Dengan memebaca komentar Yanto dan penjelasan pak Stef – katolisitas.org saya ingin membagikan sedikit pandangan tentang pemahaman Trinitas yang mungkin lebih bisa diterima sebagai pemahaman dasar, demikian..
Pada masa Perjanjan Lama umat mengenal Allah sebagai sang Pencipta hanya melalui Wahyu-wahyu yang diturunkan kepada para nabi, sehingga pada masa itu semua orang tidak mengetahui wujud pribadi Allah yang sebenarnya seperti apa? terbukti dengan banyaknya wujud penyembahan kepada Allah yang lebih menyeupai keadaan penyembahan berhala.
Kemudian pada zaman Perjanjian Baru, karena begitu besar kasih Allah akan manusia sebagai ciptaan-Nya, di kirimkanlah Yesus yang dalam wujud manusia (yang 100% Allah juga 100% manusia), sehingga bagi orang-orag yang “Percaya” bisa mengenal wujud Allah yang telah menjelma menjadi manusia, lebih dikenal dengan sebutan Putera Allah (Sang Mesias). yang semuanya telah di ceritakan dalam Kitab Suci terutama tentang ajaran Yesus dalam hal “Kasih” termasuk semua wujud-wujug mujizat yang memaparkan ke Allahan Yesus semasa pengabdianNya di dalam karya-karya pelayanan-Nya.
Setelah Tuhan Yesus wafat di atas kayu salib, muncullah keraguan tentang ke Allah-an Yesus yang di ajarkan selama masa hidup-Nya (termasuk murid-murid-Nya Yesus sendiri)..maka setelah pada hari ke tiga Yesus bangkit dari kematian sebelum naik ke Surga, di dalam penampakan2-Nya kepada orang-orang di sekitar-Nya (terutama para murid Yesus). Tuhan Yesus menjanjikan seorang penghubung yang kemudian kita kenal dengan Roh Kudus.
Dengan ke tiga uraian di atas, kita bisa memahami pemahaman Trinitas secara sederhana, dimana kita ketahui wahyu kepada para Nabi pada PL, semuanya di genapi oleh kelahiran Kristus Yesus melalui sengsara,wafat dan kebangkitan-Nya pada masa PB, sehingga oleh-Nya manusia di pulihkan dari hubungannya kepada Allah yang terputus oleh karena dosa asal (Adam dan Hawa), sehingga semua orang memperoleh kembali hidup yang kekal.
Nah. dengan pengertian diatas pemahaman Trinias (tiga pribadi Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus) merupakan satu kesatuan yang hidup dan penuh yang tidak bisa di pisahkan satu dengan lainnya. Mudah2an apa yang saya tuturkan sederhana diatas bisa di pahami oleh sudut pandang ke Kristenan yang di imani kita bersama.
Salam sejahtera dalam Kristus
Felix Sugiiharto
Maaf pak Felix, mungkin lebih tepat “YESUS itu sungguh Allah sungguh Manusia” daripada “YESUS itu 100% Allah 100% Manusia” karena kodrati itu tidak bisa diukur. Please kindly correct me if i’m wrong…
Tuhan memberkati.
-Novenna-
[dari katolisitas: anda benar, bahwa lebih baik menggunakan kalimat “Yesus, sungguh Allah dan sungguh manusia dibandingkan dengan 100% Allah dan 100% manusia.]
Trinitas merupakan suatu misteri besar yang sampai saat inipun, sebagai orang katholik, saya masih belum mngerti benar. Artikel ini ckup memberi pencerahan kepada saya, terutama jika saya mendapat pertanyaan tentang trinitas.
Comments are closed.