Bacaan: Efesus 1:3-14

Renungan:

Perikop yang indah dari Rasul Paulus ini merangkum karya Allah Trinitas yang membawa kita kembali untuk mengambil bagian di dalam kehidupan Ilahi-Nya. Jika kita berpusat kepada misi Allah Putera, terdapat banyak cara untuk menjabarkan maksud kedatangan Kristus ke dunia. Kitab Suci menggunakan banyak penggambaran. Ia telah datang untuk menyelamatkan atau membebaskan apa yang tadinya terikat perbudakan, untuk menemukan yang hilang, untuk memperdamaikan dengan Allah Bapa mereka yang telah terpisah dari-Nya oleh karena dosa, untuk membersihkan atau memurnikan kita dari dosa, untuk membawa terang kepada dunia yang penuh kegelapan, untuk memberikan hidup dan mengalahkan maut.

Apa yang sama dari semua penggambaran ini adalah bahwa Yesus datang untuk membawa sebuah perubahan yang nyata dalam diri kita. Karena tindakan-tindakan-Nya yang menyelamatkan dan oleh rahmat-Nya, kita beralih dari keadaan tersesat menjadi ditemukan, dari terasing menjadi berada di dalam persekutuan, dari kematian ke dalam kehidupan, dari kegelapan menuju terang, dari ketidakmurnian menjadi dimurnikan. Satu kata merangkum semua ekspresi dan penggambaran ini: kekudusan. Kristus datang untuk menjadikan kita kudus. Ia datang untuk memungkinkan kita mengambil bagian di dalam kehidupan Tuhan sendiri, yang di dalam Alkitab dikatakan kudus. Ia datang untuk mengantar kita ke dalam sebuah hubungan timbal balik saling membagi, sebuah persekutuan hidup dengan Tuhan.

Yesus menyelesaikan penyelamatan kita dengan bertindak sebagai seorang Nabi, Imam Agung dan Raja. Ketiga hal ini disebut sebagai ketiga jabatan Kristus. Misi-Nya untuk membawa kita ke dalam persekutuan dengan Tuhan dipenuhi melalui yang dikerjakan-Nya sebagai Nabi, Imam Agung dan Raja.

Sebagai Nabi, Yesus menyatakan kebenaran kepada kita. Sebagai gambaran Allah, kita diciptakan untuk kebenaran. Untuk menaati kebenaran adalah martabat kita. Kita selalu membutuhkan kebenaran sebab karena dosa kita telah diperbudak oleh tipuan Iblis dan dihalangi oleh ketidaktahuan/ kebodohan. Oleh karena itu, Yesus mengajarkan bahwa kebenaran memerdekakan kita (Yoh 8:32), dan kematian-Nya adalah saksi kebenaran tersebut (Yoh 8:40; 18:37) tentang Tuhan yang adalah Kasih dan Kebenaran tentang kita. Kebenaran memampukan kita untuk mengambil bagian di dalam kurban Kristus dalam cara yang sungguh-sungguh manusiawi, disengaja, dan dengan penuh kesadaran. Jabatan/ tugas kenabian mengarah dan melayani tugas ke- imamat-an.

Sebagai Imam, Yesus mempersembahkan kurban yang sempurna dalam hal ketaatan dengan penuh kasih dan ketaatan seorang anak (Ibr 10:1-10). Kurban ini menyenangkan Allah Bapa dan mencapai pendamaian dunia dengan Allah Bapa. Oleh rahmat, yang dimenangkan oleh Kristus di kayu salib, kita dibebaskan dari keterasingan dari Tuhan dan diberikan bagian di dalam kehidupan Allah sendiri dan dijadikan kudus.

Sebagai Raja, Yesus mendirikan Kerajaan Allah di dunia. Mukjizat-mukjizat-Nya membuktikan kuasa-Nya untuk membebaskan kita dari semua penderitaan, pengusiran kuasa jahat yang dilakukan oleh Yesus membuktikan dominasi-Nya atas kerajaan setan, dan pengendalian diri-Nya menyatakan penguasaan diri yang dicari semua orang. Sebagai orang yang secara sempurna bebas dari dosa, Yesus dapat melayani. Kebebasan ini mengalir dari kebebasan-Nya yang sempurna untuk melakukan kehendak Bapa. Jabatan/ tugas raja mengalir dari tugas ke- imamat-an sebagai buahnya.

Ketika Ia membagikan hidup-Nya kepada kita, ini berarti bahwa kita juga dipanggil untuk menjadi nabi, imam dan raja.  Oleh rahmat, Yesus memampukan kita untuk melakukan seperti yang dilakukan-Nya. Ia juga memberikan kepada kita contoh yang sempurna untuk ditiru.

Latihan untuk permenungan dan diskusi

  1. Apa saja ketiga jabatan/ tugas Kristus?
  2. Apakah artinya ‘menjadi kudus’?
  3. Dari apakah kita terbebas melalui ketiga jabatan/ tugas Kristus?
  4. Apakah hubungan antara kebebasan dan pelayanan?
  5. Apakah perbuatan yang telah engkau lakukan atau yang dapat engkau lakukan untuk meniru Kristus Sang Nabi, Imam, dan Raja?

Tambahan dari Katolisitas:

  1. Ceritakan pengalaman anda mencari kebenaran/ menyebarkan kebenaran ajaran Tuhan dan Gereja Katolik kepada teman/ saudara/ anggota keluarga anda/ orang lain.
  2. Ceritakan pengalaman anda mendoakan orang lain dan buah-buahnya.
  3. Ceritakan pengalaman anda membantu orang yang kesusahan/ melayani orang yang membutuhkan pertolongan

15 COMMENTS

  1. Shalom, perkenalkan anggota baru ini.
    Karena selama saya jadi pengikut Kristus dalam Anggota Tubuh di Kelompok orang-orang Katolik di Surabaya sejak saya lahir tahun 1966 sampai sekarang selalu mencari-cari Pembimbing Rohani yang tepat buat saya, kok rasanya belum mendapat jawaban yang dapat membuat saya semakin yakin dengan para penerus Ajaran Kristus yang telah disampaikan oleh Yesus sebagai Utusan yang diutus sendiri oleh ALLAH BAPA yang ada di Surga, untuk menyampaikan Pesan berupa Perintah, Ajaran-ajaran & Larangan-larangan yang harus disampaikan kepada semua umat manusia sebagai anak-anakNYA yang selama ini selalu menolak dan menyiksa bahkan sampai membunuh para utusan-utusan yang diturunkanNYA. Coba dipantau sejarah, dari zaman ke zaman selalu ada penolakan-penolakan yang membuat Informasi yang berupa Pesan-pesan Penting agar anak-anakNYA didunia ini dapat terselamatkan semua.
    Dan menurut saya, seharusnya peristiwa kejadian terbunuhnya Yesus dikayu salib ini adalah sebagai puncak kebejatan dan kemurkaan manusia sebagai anak-anak ALLAH BAPA, DAN SEHARUSNYA KITA MENYADARINYA SEBAGAI KESALAHAN YANG JANGAN SAMPAI TERULANG LAGI.
    DASAR-DASAR PENYEBAB YESUS SAMPAI TERBUNUH DIKAYU SALIB, DIMANA TELAH DIKETAHUI OLEH ALLAH BAPA DAN TELAH DIBERITAKAN KEPADA PARA UTUSAN-UTUSAN SEBELUMNYA (kepada Para NABI), ADALAH:
    1. KEKERASAN YESUS DALAM MENGHADAPI KAUM FARISI, SADUKI & PARA AHLI-AHLI TAURAT, DIMANA KEKERASAN INI BUKAN BAGIAN DARI SIFAT ALLAH YANG MAHA KASIH, YANG PENUH KELEMBUTAN DALAM MENYELESAIKAN SETIAP PERKARA. (Tapi Hal ini dapat dimaklumi, karena Yesus adalah Manusia 100%)
    2. SEHINGGA KARENA ITULAH PARA KAUM FARISI, SADUKI DAN AHLI-AHLI TAURAT YANG JELAS TIDAK DISERTAI OLEH ROH KEBENARAN YANG BERASAL DARI ALLAH BAPA, MAKA MEREKA BERUCAP DAN BERTINDAK TIDAK SESUAI DENGAN KEHENDAK ALLAH, TAPI MEREKA BERUCAP DAN BERTINDAK SESUAI DENGAN KEHENDAK PRIBADI YANG ISINYA TERKANDUNG RASA IRI, DENGKI DAN DENDAM UNTUK DIBALASKAN, YANG DIHASILKAN OLEH KARENA PIKIRAN, AKAL DAN NAFSU MEREKA, SEHINGGA TIMBUL TINDAKKAN UNTUK MERENCANAKAN PEMBUNUHAN TERHADAP DIRI YESUS. DAN ALLAH MENGETAHUI HAL ITU SEBELUM YESUS DITURUNKAN KEDUNIA INI. DAN HAL INI BUKANLAH KEHENDAK ALLAH BAPA.

    MAAF, KALAU HAL INI DIANGGAP KEHENDAK ALLAH, APAKAH KALIAN SANGGUP MENANGGUNG DOSA DALAM MEMFITNAH ALLAH, BAPA KITA YANG MAHA KASIH INI???
    DAN DIMANAKAH KEADILAN ALLAH BUAT YESUS?? PADAHAL ALLAH BAPA ITU MAHA ADIL, TIDAK SEDIKITPUN AKAN MELAKUKAN KETIDAK ADILAN TERHADAP CIPTAANNYA SEKECIL APAPUN. PERCAYALAH ITU. KARENA SAYA TELAH MENGETAHUI HAL INI SECARA PRIBADI. BILA KALIAN TIDAK PERCAYA, BISA KALIAN MENCOBANYA SENDIRI UNTUK MENGETAHUI SECARA PRIBADI BERSAMA ROH KEBENARAN YANG BERASAL DARI ALLAH BAPA, YANG BERNAUNG DIDALAM BAIT ALLAH YANG HARUS KALIAN BANGUN SENDIRI SECARA PRIBADI. APAKAH KALIAN SUDAH MEMBANGUNNYA??
    KALAU BELUM MEMBANGUN BAIT ALLAH DIDALAM DIRI KITA MASING-MASING, BAGAIMANA ROH KEBENARAN ALLAH DAPAT BERNAUNG DIDALAM DIRI KITA UNTUK MENGHIBUR KITA DAN MEMBIMBING KITA SENANTIASA? DAN BILA KITA SUDAH DISERTAI ROH KEBENARAN ALLAH, MAKA SETIAP LANGKAH HIDUP KITA AKAN DENGAN SENDIRINYA AKAN KITA LAKUKAN SESUAI DENGAN KEHENDAK ALLAH. PERCAYALAH ITU, KARENA ITU SEMUA TELAH DIBERI TELADAN OLEH YESUS.
    SEKALI LAGI SAYA HARUS MEMOHON MAAF KEPADA SEMUA SAUDARA-SAUDARIKU YANG TELAH MEMBACA ARTIKEL INI, BILA SAYA HARUS MELURUSKAN PANDANGAN YANG SELAMA INI TELAH TERJADI PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN (dan masih banyak lagi yang harus diluruskan), KARENA BERSAMA ROH KEBENARAN ALLAH, SAYA TIDAK MAMPU MELAKUKAN KEHENDAK PRIBADI SAYA. KARENA SAYA TIDAK MENGANDALKAN PIKIRAN, AKAL DAN NAFSU SAYA UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI SAYA.
    SAYA JUGA TIDAK BISA MENGHAKIMI SIAPA YANG TELAH MENYESATKAN SELAMA INI, TAPI KENYATAANNYA MEMANG BEGITU.
    KITA KALAU MAU MENJADI SAUDARA-SAUDARI YESUS, JANGANLAH MENGATAKAN TIDAK PANTAS, TIDAK BISA, BERAT, MAKA TERJADILAH HAL TERSEBUT BAGIMU.
    KARENA ITULAH YESUS MENGINGATKAN SUPAYA KITA SELALU BERHATI-HATI DALAM SETIAP UCAPAN KITA, KARENA UCAPAN KITALAH YANG HARUS DIPERTANGGUNG JAWABKAN PADA HARI PENGHAKIMAN NANTI.
    YESUS SELAMA MEMBERI PENGAJARAN, SELALU MEMAKAI PERUMPAMAAN-PERUMPAMAAN YANG SEDERHANA (Biasanya diumpamakan berupa Alam sekitarnya, karena Yesus memang dekat dengan Alam ini), SEHINGGA MUDAH DIMENGERTI.
    TAPI BAGI ORANG YANG TIDAK BISA MENERIMA AJARANNYA, MAKA TIDAK AKAN MEMAHAMINYA.
    TAPI BAGI ORANG YANG TERLALU PERCAYA, SAMPAI MEMUJA DAN MEMUJINYA, HANYA KARENA MELIHAT PERBUATAN YESUS DALAM MEMBUAT MUJIZAT-MUJIZAT YANG ORANG LAIN TIDAK BISA MELAKUKANNYA, MAKA ORANG INI AKAN MEMBUAT KESIMPULAN YANG MENGANDALKAN PIKIRAN, AKAL DAN NAFSU YANG TIDAK SESUAI DENGAN KEHENDAK ALLAH BAPA.
    KARENA SUDAH JELAS BAHWA YESUS TELAH MENGATAKAN BAHWA DIA MELAKUKAN, APA YANG ALLAH BAPA KEHENDAKI.
    APA SEBABNYA YESUS BISA MENGETAHUI KEHENDAK ALLAH???
    KARENA YESUS TELAH MEMBANGUN BAIT ALLAH DIDALAM DIRINYA SEJAK DIA DAPAT MEMENANGKAN COBAAN IBLIS WAKTU ITU, SEHINGGA YESUS DAPAT KEPERCAYAAN DARI ALLAH BAPA, YANG DIBUKTIKAN PADA SAAT YESUS DIPERMANDIKAN OLEH YOHANES PEMANDI, DENGAN TURUNNYA ROH KUDUS BERUPA BURUNG MERPATI DAN TERDENGARLAH SUARA DARI LANGIT “INILAH ANAKKU YANG KUKASIHI, AKU BERKENAN KEPADANYA”.
    PERIHAL-PERIHAL DIATAS JANGANLAH DISERAP BERDASARKAN PIKIRAN, AKAL DAN NAFSU PRIBADI, TAPI RASAKANLAH DARI DALAM HATI YANG TERDALAM, SEHINGGA TANPA KITA MENGANDALKAN PIKIRAN, AKAL DAN NAFSU KITA, MAKA KITA AKAN DIGERAKKAN OLEH ROH KEBENARAN YANG BERASAL DARI ALLAH BAPA YANG AKAN MENGUASAI KITA.
    BILA HAL ITU TERJADI, MAKA KITA HENDAKNYA YAKIN DAN PERCAYA, BAHWA KITA TELAH BERSATU DENGAN ALLAH BAPA, SAMA DENGAN YANG DIKATAKAN OLEH YESUS, BAHWA AKU DIDALAM BAPA DAN BAPA ADA DIDALAM AKU.

    YAITU, POINTNYA ADALAH DIRIKANLAH BAIT ALLAH DIDALAM DIRI KITA TERLEBIH DAHULU, BARU KITA DAPAT MERASAKAN KASIH YANG SEBENARNYA.

    DAN KASIH ALLAH YANG KITA RASAKAN DIDALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI ADALAH SEBUAH GAMBARAN YANG SIFATNYA TIDAK ABADI,
    CONTOHNYA: APA YANG KITA RASAKAN, KITA NIKMATI, KITA IMPIKAN ADALAH SEBUAH GAMBARAN SAJA, BEGITU PULA BILA SEMUA ITU TELAH TERCAPAI DAN DAPAT KITA RASAKAN, KITA NIKMATI, ITU HANYALAH GAMBARAN KEBAHAGIAAN YANG HARUS KITA UJUDKAN DISURGA.
    MAKA KITA WAJIB MEMBUAT SUPAYA MENJADI UJUD ABADI DI SURGA.
    SEPERTI YANG TELAH YESUS KATAKAN, BAHWA SESUNGGUHNYA APA YANG KAMU IKAT DIDUNIA INI, MAKA AKAN TERIKAT DI SURGA, DAN APA YANG KAMU LEPAS DIDUNIA INI, MAKA AKAN TERLEPAS PULA DI SURGA.
    DAN AYAT DIATAS BUKANLAH PENEBUSAN DOSA YANG SELAMA INI TELAH KITA PAHAMI.
    KARENA BILA DIKATAKAN SURGA ITU SUDAH DISIAPKAN, KENAPA YESUS MASIH MEMBERIKAN PENGAJARAN BERUPA LARANGAN-LARANGAN DAN PERINTAH-PERINTAH LAGI?? BERARTI SURGA MEMANG HARUS KITA BANGUN DARI SEMUA PERBUATAN-PERBUATAN MULIA KITA DAN UCAPAN-UCAPAN MULIA KITA SELAMA KITA HIDUP DIDUNIA INI.
    MAKA NERAKAPUN PROSESNYA JUGA SAMA, KARENA SETIAP PERBUATAN-PERBUATAN DAN UCAPAN-UCAPAN KITA YANG TIDAK SESUAI KEHENDAK ALLAH, MAKA AKAN MEMBUAT NERAKA BAGI KITA.

    Submitted on 2012/11/27 at 3:48 am

    YESUS ADALAH MANUSIA 100%, TERBUKTI BAHWA DIA MASIH MEMPUNYAI SIFAT MARAH BILA ALLAH BAPANYA TIDAK DIHARGAI OLEH MANUSIA YANG DIHADAPINYA, PADAHAL SIFAT ALLAH YANG MAHA KASIH TIDAK AKAN MELAKUKAN HAL TERSEBUT.
    CONTOH-CONTOH BANYAK TERTERA DIDALAM KITAB-KITAB KARANGAN YANG DIBUKUKAN.
    YESUS ADALAH MANUSIA 100%, TERBUKTI BAHWA DIA MEMPUNYAI RASA TAKUT UNTUK MENERIMA CAWAN YANG HARUS DIJALANINYA, BAHKAN SAMPAI 3X BERDOA UNTUK MEMOHON AGAR TERLEPAS DARI CAWAN INI, SAMPAI BERPELUH DARAH.
    YESUS ADALAH MANUSIA 100%, KARENA MASIH ADA RASA KUATIR DITINGGALKAN OLEH ALLAH BAPA, PADA SAAT DIA DISALIBKAN.
    YESUS ADALAH MANUSIA 100%, KARENA HARUS MENGALAMI KEMATIAN TERLEBIH DAHULU.
    YESUS ADALAH MANUSIA 100% YANG TELAH SUKSES BESAR DALAM MENCARI KERAJAAN ALLAH DAN KEBENARANNYA, MAKA TERBUKTI DIANGKAT JAZADNYA NAIK KE SURGA OLEH ALLAH BAPA.
    MAKA DARI ITU, KITA WAJIB UNTUK MENELADAN GURU BESAR KITA YANG SEJATI, AGAR KITAPUN BISA MENCAPAI KESUKSESAN BESAR SEPERTI YANG DIALAMI OLEH YESUS.
    TOLONG JANGAN BERPIKIR TERLALU JAUH UNTUK MEMAHAMI SEMUA AJARAN-AJARAN YANG DISAMPAIKAN OLEH YESUS.
    KARENA SUDAH DITEGASKAN OLEH YESUS, BAHWA KEBENARAN AKAN TERTUTUP BAGI ORANG YANG MERASA PALING PANDAI DAN MERASA PALING BIJAK.
    SEMOGA HAL INI DAPAT MENAMBAH PENCERAHAN KALIAN YANG SEDANG DALAM RANGKA MENCARI KERAJAAN ALLAH.

    KARENA KUNCI KERAJAAN ALLAH YANG TELAH DISAMPAIKAN KEPADA PETRUS WAKTU ITU, SAAT INI TELAH DIURAIKAN DENGAN JELAS.
    DIMANA SEMUA REJEKI DARI ALLAH BAPA YANG TELAH KITA IMPIKAN / INGINKAN, DAPAT KITA TERIMA LEWAT PERANTARA ALAM SEMESTA INI, DAN DAPAT KITA NIKMATI DAN KITA RASAKAN. MAKA HENDAKNYA KITA HARUS IKAT SEMUA ITU DALAM DOA KITA PADA SAAT KITA BERSEMBAH SUJUD KEPADA ALLAH BAPA.

    DOA KUNCI MASUK KERAJAAN SURGA:

    ALLAH BAPA YANG MAHA KASIH DAN MAHA RAHIM, IZINKANLAH ANAKMU INI BERSEMBAH SUJUD KEPADAMU, BERSAMA-SAMA DENGAN SEGENAP KARYA AGUNG CIPTAANMU, YANG TELAH MENGABDI KEPADA KAMI UNTUK MENJADI PERANTARA AGAR KAMI DAPAT MENERIMA REJEKI DARIMU UNTUKKU.
    SUDILAH KIRANYA ENGKAU MENERIMA SEMBAH SUJUD KAMI INI,
    SUDILAH KIRANYA ENGKAU MENERIMA PENGABDIAN KAMI INI,
    HANYA KEPADAMU KAMI BERSEMBAH SUJUD, HANYA KEPADAMU KAMI MEMOHON PERTOLONGAN UNTUK MENDAPATKAN KEHIDUPAN KEKAL DI SURGA. AMIN

    • Shalom Andreas Wijaya,

      Terima kasih atas tanggapan Anda. Berikut ini adalah prinsip yang dapat saya berikan untuk menjawab tanggapan Anda.

      1. Allah mempunyai kodrat kasih dan adil. Dengan demikian, kalau Yesus bersikap keras kepada orang Farisi yang telah mengeraskan hati mereka, maka kita tidak dapat meyimpulkan bahwa sikap tersebut bukan sikap Allah. Sikap yang adil dari Allah nanti dapat kita lihat pada Pengadilan Terakhir, di mana sebagian dari orang-orang yang menolak belas kasih dan pengampunan Allah masuk ke dalam Api Neraka. Jadi, Yesus bukan hanya mempunyai kodrat manusia seutuhnya, namun juga mempunyai kodrat Allah seutuhnya, seperti yang dapat dilihat dalam artikel ini – silakan klik.

      2. Rencana keselamatan Allah. Kalau Anda mau membaca artikel yang berkaitan dengan hal ini, maka Anda dapat membacanya di sini – silakan klik. Dan silakan juga membaca diskusi tentang penal substitution ini – silakan klik. Kalau kita membaca dua artikel tersebut, maka kita melihat bahwa rencana keselamatan Allah sesungguhnya adalah perwujudan kasih dan keadilan Allah.

      Terus terang saya tidak dapat menanggapi beberapa hal yang Anda berikan, karena terlalu banyak point-point yang tidak berhubungan satu sama lain. Usulan saya adalah agar Anda dapat berfokus pada satu topik diskusi, misalkan tentang rencana keselamatan Allah atau tentang Sorga, atau topik yang lain. Mohon juga untuk tidak menuliskan pesan dalam huruf besar semua, karena dalam internet hal tersebut sama seperti berteriak. Saya yakin, Anda ingin berdiskusi dengan baik. Semoga hal ini dapat diterima.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

    • syalom Andreas Wijaya

      rasanya pokok pikiran yang anda jabarkan sudah tidak asing lagi, tetangga sebelah sepertinya memiliki pendapat yang sama mengenai pribadi Yesus.

      1. anda menganggap bahwa Yesus adalah ‘sekedar’ nabi yang diutus oleh Allah, sama seperti nabi-nabi yang lain. Maka kematian Yesus dikayu salib juga sama dengan kematian yang dialami oleh nabi-nabi terdahulu

      “dari zaman ke zaman selalu ada penolakan-penolakan yang membuat Informasi yang berupa Pesan-pesan Penting agar anak-anakNYA didunia ini dapat terselamatkan semua….menurut saya, seharusnya peristiwa kejadian terbunuhnya Yesus dikayu salib ini adalah sebagai puncak kebejatan dan kemurkaan manusia sebagai anak-anak ALLAH BAPA, DAN SEHARUSNYA KITA MENYADARINYA SEBAGAI KESALAHAN YANG JANGAN SAMPAI TERULANG LAGI”

      tetangga sebelah juga memiliki kisah yang sama seputar nabi : ada nabi yang diutus Allah kepada suatu Umat, lalu umat itu menolak nabi tersebut, menganiaya, bahkan membunuhnya……begitulah berjalan hingga 25 nabi….. dan menurut anda, begitulah yang dialami yesus…

      Padahal jika anda membaca injil, berulang kali Yesus menyampaikan bahwa dirinya lebih dari sekedar nabi :
      (Mat 11:9 Jadi untuk apakah kamu pergi? Melihat nabi? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih dari pada nabi.)
      Yoh 8:53 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?”…
      8:58 Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada)

      maka pendapat anda bahwa kematian Yesus sama seperti nabi terdahulu, karena keegoisan umatnya…adalah tidak tepat- Yesus lebih dari nabi!

      2. Maka anda mulai mempermasalahkan, bahwa sebenarnya kematian Yesus di kayu salib bukanlah kehendak Allah dengan persepsi… : Tidak mungkin, Allah yang maha kasih, maha baik, maha adil membiarkan seorang nabinya disiksa, bahkan dibunuh oleh orng-orang berdosa…dimana letak keadilan Allah? Bukankah Yunus tetap hidup walau berada tiga hari-tiga malam dalam perut ikan? Mengapa kita menganggap kematian Yesus sebagai kehendak Allah? (mirip dg tetangga sebelah)

      “MAAF, KALAU HAL INI DIANGGAP KEHENDAK ALLAH, APAKAH KALIAN SANGGUP MENANGGUNG DOSA DALAM MEMFITNAH ALLAH, BAPA KITA YANG MAHA KASIH INI???”

      pertanyaanya, apakah Allah yang Maha Tahu tidak tahu bahwa Yesus akan ditolak, disiksa, dan dibunuh? mengapa Allah masih saja mengutus NABI YESUS jika pada akhirnya mengalami nasib tragis? Akan percayakah anda, jika Allah kembali mengutus SEORANG NABI lain, atau malah juga membunuh nabi Baru di tahun 2012 ini?

      jawabanya, pasti Allah punya rencana lain terhadap si Yesus ini… silakan membaca artikel dari katolisitas untuk mengetahui hal ini.

      terima kasih.

      • @xells,terima kasih atas tanggapan anda terhadap pernyataan Andreas Wijaya.Saya jadi mempunyai iman yg lebih dalam bahwa Yesus lebih dari sekedar nabi.Tetapi menurut saya,anda akan lebih tepat mengutip injil Matius 12 ayat 42 atau Lukas 11 ayat 31-32 {Tanda Yunus}.
        Matius 11 ayat 9 Yesus berbicara tentang Yohanes Pembaptis
        Thanks and GBU

        [Dari Katolisitas: Baik Mat 11:9, sesungguhnya mau menyatakan bahwa Yesus menyatakan bahwa Yohanes Pembaptis adalah seorang yang lebih dari sekedar nabi, sebab Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan bagi-Nya. Maka jika seorang yang lebih dari pada nabi diutus oleh Allah untuk mempersiapkan jalan bagi Yesus, maka Yesus secara implisit juga menyatakan diri-Nya lebih dari sekedar nabi, sebab seorang yang lebih besar dari nabi telah diutus sebagai pembuka jalan/ perintis bagi-Nya.
        Namun selanjutnya, benar jugalah bahwa ayat Mat 12:42 dan Luk 11:31-32 menunjukkan bahwa Yesus lebih dari para nabi; dan tanda yang diberikan-Nya melebihi tanda Yunus, yaitu karena Yesus bangkit dari kematian, dan ini kebangkitan dari mati ini memang tidak pernah terjadi pada para nabi lainnya].

  2. Salam Damai dalam Kristus

    Sy ingin bertanya, sbg umat Katolik, ketika kt dibaptis kita mendapat 3 jabatan dr Allah yaitu sbg Raja,Nabi dan Imam…..
    Adakah dsr Alkitabiah dr p’ajaran Gereja tsb?
    Trima kasih

    Berkah Dalem

    [dari katolisitas: Silakan melihat artikel di atas – silakan klik]

  3. Yesus sebagai Nabi, Imam dan Raja. Sempurna menjalankan peran itu. Tugas atau panggilan kita masing-masing juga diminta sebagai nabi, imam dan raja ? Apakah tepat jika sebagai nabi, yang awam, kita harus berusaha membawa kabar gembira bagi orang-orang disekitar kita? Apakah sebagai imam , kita diminta untuk mendoakan dan mendorong orang disekitar kita menjadi semakin akrab dengan Yesus? Apakah sebagai raja, kita mesti berperan serta untuk menghadirkan kerajaanNya dalam rupa pelayanan bagi sesama?

    • Shalom Saulus,

      Terima kasih atas partisipasinya dalam program pertumbuhan. Pada waktu kita dibaptis kita telah hidup di dalam Kristus dan Kristus hidup di dalam kita. Karena Kristus mengemban tugas sebagai nabi, raja, dan imam, maka kitapun mengemban tugas yang sama. Sebagai kaum awam, maka tugas kita sebagai nabi harus menyebarkan kebenaran dan pada saat yang sama kita harus belajar dan setia akan kebenaran iman Katolik. Benar, sebagai imam kita diminta untuk hidup kudus, yaitu mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama atas dasar kasih kita kepada Tuhan. Dan mendoakan dan mendorong orang-orang di sekitar kita untuk semakin akrab dengan Yesus adalah manifestasi dari kasih. Sedangkan sebagai raja, kita memang harus melayani sesama, namun terlebih dahulu kita harus menjadi raja bagi diri kita sendiri – yaitu mempunyai pengendalian diri yang baik dan senantiasa mendahulukan keinginan Allah lebih daripada keinginan kita sendiri. Kalau kita telah menjadi raja terhadap diri sendiri, maka kita akan dapat melayani sesama dengan baik. Kita hanya dapat menjadi raja, kalau kita juga menjadi nabi dan imam, karena pelayanan senantiasa berdasarkan kebenaran (nabi) dan kasih (imam). Tanpa kebenaran dan kasih, maka pelayanan kita adalah seperti bakti sosial, yang suatu saat akan berakhir karena tidak mempunyai dasar yang kuat. Semoga dapat membantu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – http://www.katolisitas.org

  4. Berdasarkan diskusi kami minggu ini, Grup kami menyimpulkan bahwa Yesus dapat di andaikan seperti: Teman/ sahabat, bapa yang teladan, dan juga menjadi guru(pembimbing tujuan hidup manusia).

    Untuk menjadi kudus, itu berarti kita sudah di selamatkan dari dosa. Kita bisa menjadi kudus jika kita bisa lebih rela mengorbarkan hidup kita terhadap sesama, mengamalkan kasi Allah, memberikan ke jalan yang lebih benar , menjauhkan diri dari dosa dan tentu saja menjalankan perintah-perintah Tuhan.

    Dari penderitaan Yesus sendiri, kita bisa terbebas dari dosa, penderitaan dan juga terbebas dari perasaan cemas/takut. Menurut diskusi dari grup kami, kebebasan itu bertolak belakang dengan pelayanan, karena kalau kita terlalu di beri kebebasan, kita dapat lupa untuk melayani sesama.

    Tugas yang kami lakukan dapat di ungkapkan seperti: Melayani sesama, menyebarkan kabar berita Kristus ke dunia, mengampuni kesalahan sesama umat manusia dan juga kemampuan kita untuk membantu sesama.

    • Shalom teman-teman di Group 4,

      Memang kasih Allah adalah penggerak utama dalam kekudusan. Tanpa rahmat Allah, tidak mungkin manusia menjadi kudus. Untuk itu, Yesus yang mengorbankan diri-Nya di kayu salib menjadi manifestasi sempurna akan kekudusan, karena pengorbanan-Nya didasarkan akan kasih kepada Allah dan manusia. Dengan demikian, Kristus menjadi contoh yang sempurna untuk kekudusan. Bukan hanya memberi contoh, namun Kristus juga memampukan manusia untuk menjadi kudus, yaitu dengan memberikan rahmat pengudusan pada saat kita semua menerima Sakramen Permandian, dan juga Dia telah mengirimkan Roh Kudus-Nya, untuk senantiasa membimbing kita dalam setiap langkah hidup kita. Kekudusan berkaitan erat dengan kebenaran, karena tidaklah mungkin seseorang menjadi kudus tanpa tahu kebenaran dan mengikuti kebenaran. Dan sebagai umat Katolik, kebenaran adalah Kristus sendiri dan juga Gereja Katolik, karena kuasa yang diberikan oleh Kristus sendiri (Mt 16:18-20). Lebih lanjut rasul Paulus menyatakan bahwa Gereja adalah tiang penopang dan dasar kebenaran (1 Tim 3:15).

      Oleh karena itu, dengan mengikuti dan menjalankan kebenaran, maka kita dapat menjadi kudus. Hal ini dikarenakan bahwa kebenaran membebaskan kita (Yoh 8:32). Dan kalau kekudusan pada dasarnya kasih, maka kasih hanya mungkin menjadi kasih, kalau dilakukan secara bebas tanpa adanya paksaan. Oleh karena itu, kebenaran yang memerdekakan kita adalah menjadi titik tolak dalam kekudusan. Tanpa kebenaran, kita akan senantiasa terkukung oleh dosa. Dan kebenaran ini juga memberikan arah kepada kita untuk dapat mengikuti perintah Kristus, termasuk menjadi nabi, imam dan raja. Tugas ini harus dijalankan secara bebas dalam artian tanpa paksaan, juga terbebas dari belenggu dosa, dan mengalir dari hati yang dipenuhi oleh kasih Kristus sendiri. Semakin kita bebas (kebebasan dalam pengertian yang benar), maka kita akan semakin baik dalam tugas pelayanan kita.

      Mari, kita menyadari akan kebenaran yang telah dinyatakan dalam Kristus dan Gereja-Nya, sehingga kita akan semakin bebas dalam melayani dan secara berani dan teguh dalam mengikuti Kristus. Jangan lupa, bahwa Roh Kristus memberikan kita kemampuan untuk terus mengikuti Kristus dengan baik.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – http://www.katolisitas.org

  5. Melisa. Adeline.Nicky.Josephine.Agatha

    Hasil dari diskusi kami:

    Tuhan Yesus adalah Nabi yang datang untuk mewartakan kebenaran.

    Tuhan Yesus juga adalah Imam. Bukan hanya seorang Imam biasa, tapi adalah Imam yang Agung, karena dia mengurbankan dirinya sendiri untuk keselamatan umat manusia.

    Terakhir, Yesus adalah Raja. Dia adalah Raja yang baik, karena Dia menjadi ‘the Serving Leader’ Dia merendahkan dirinya untuk melayani orang yang lemah.

    • Shalom M.A.N.J.A
      Terima kasih untuk partisipasinya. Memang Tuhan Yesus datang sebagai Nabi, Imam, dan Raja. Dan tiga tugas utama ini dilanjutkan oleh Gereja dan semua orang yang telah dibaptis, termasuk masing-masing dari kita. Pertanyaannya adalah, bagaimana kita berpartisipasi dan menjalankan tiga tugas utama kita dalam kehidupan sehari-hari? Mungkin dapat direnungkan kembali bagaimana mengaplikasikan tiga tugas utama ini dalam kehidupan kita, sehingga tugas ini bukan hanya sekedar teori, namun adalah suatu tugas yang kita jalankan setiap hari dengan sadar dan penuh sukacita. Dengan kesadaran ini, kita akan dapat melayani Tuhan dan sesama dengan lebih baik, bebas, dan penuh sukacita, atas dasar kasih kepada Tuhan dan sesama.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – http://www.katolisitas.org

  6. Dari bacaan minggu ini, group kami menyadari bahwa kedatangan Kristus bukan hanya sekedar menghapuskan dosa manusia, tetapi juga untuk membuka jalan bagi kita untuk dapat hidup dalam kasih Tuhan dan ikut meneruskan karya keselamatanNya. Banyak dari kita tidak mengetahui bahwa tujuan kedatangan Yesus begitu spesifik dan bisa dikategorikan menjadi 3 tugas, yakni sebagai Nabi, Imam, dan Raja. Ketiga tugas ini didelegasikan dengan cara yang berbeda-beda, namun dengan satu tujuan, yakni mengajak manusia untuk semakin dekat dengan hidup yang kudus.

    Arti dari ‘menjadi kudus’ itu sendiri berarti mengambil bagian dalam hubungan timbal balik dan persekutuan hidup dengan Tuhan. Hal ini dilakukan dengan mencontoh Yesus dalam berbagai tindakan kasihNya yang direpresentasikan dalam ketiga tugas tersebut.

    Melalui ketiga tugas Yesus Kristus, manusia terbebas dari dosa, penderitaan, keterasingan dari Tuhan, dan perbudakan oleh iblis dan kuasa jahat. Dengan mendekatkan diri kepada Tuhan, manusia bisa lebih peka terhadap suara hati nya sendiri dan semakin menyadari serta bisa membedakan perbuatan baik dan perbuatan dosa sehingga terbebas dari pengaruh kuasa jahat.

    Kebebasan di sini kami artikan sebagai kondisi terbebas dari dosa. Apabila seseorang ingin terbebas dari dosa, dia harus mengakui dosa-dosa nya sendiri dan menyadari kalau ia hanyalah manusia biasa yang penuh kekurangan dan ketidaksempurnaan. Untuk melakukan itu, seseorang harus membuka dirinya untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan (humbled). Karena menyadari dosa tersebut dan menerima Tuhan, baru seseorang bisa ambil bagian dalam karya Tuhan melalui pelayanan.

    Untuk meniru Kristus sebagai Nabi, Imam dan Raja tentu tidak mudah. Namun, sebagai mahasiswa, ada beberapa hal yang mungkin dapat kita lakukan :

    Nabi – Tugas Yesus sebagai Nabi adalah menyatakan kebenaran. Hal pertama yang bisa kita lakukan adalah dengan menguatkan pendirian kita sendiri dengan tidak terbawa pengaruh-pengaruh buruk yang menyesatkan. Baru dengan begitu, kita bisa menyatakan kebenaran melalui contoh dalam perbuatan, seperti mengajak teman untuk datang ke Gereja, berdiskusi dan membentuk small grup discussion misalnya.

    Imam – Kita bisa mencontoh Yesus dengan bersedia berkorban untuk membantu teman atau siapa pun yang sedang susah dan membutuhkan bantuan. Hal yang bisa kita korbankan adalah tenaga, uang, waktu, atau mungkin kepentingan sendiri.

    Raja – Untuk meniru Kristus, kita harus menyadari arti dari memimpin yang sesuai dengan kehendak Tuhan, yakni melayani dan bukan dilayani. Sering kali orang yang mempunyai posisi tinggi lupa dengan hal ini dan malah merasa lebih dari pada orang lain. Untuk menghindari hal itu, seseorang harus selalu ingat bahwa memimpin berarti menanggung lebih banyak tanggung jawab dari orang lain dan this means ‘doing more for others’. Dengan menyadari hal ini, kita bisa dengan senang hati melayani orang lain melalui peran tersebut.

    Take-home message : Untuk hidup kudus, mulailah dari hal-hal kecil yang digambarkan dari ketiga tugas tersebut.

    Group 3

    • Shalom teman-teman di Group 3,

      Benar sekali, bahwa Kristus menginginkan manusia untuk berpartisipasi dalam kehidupan Tritunggal Maha Kudus. Untuk berbagi kehidupan, maka harus ada sesuatu / nilai yang sama. Karena Tuhan adalah kudus, maka manusia harus menjadi kudus untuk dapat benar-benar berpartisipasi dalam kehidupan Trinitas. Dosa adalah berlawanan dengan kekudusan. Oleh karena itu, Yesus yang ingin menyambung hubungan yang terputus antara manusia dan Allah, harus memutuskan belenggu dosa. Agar manusia dapat terlepas dari dosa, maka manusia harus merendahkan diri di hadapan Tuhan, menyadari bahwa dia telah berdosa, dan pada saat yang bersamaan menyadari bahwa Tuhan adalah maha pengasih. Kesadaran ini akan membuat rahmat Allah mengalir secara bebas dalam diri manusia, sehingga manusia dapat terbebas dari belenggu dosa.

      Demi tercapainya tujuan tersebut di atas, maka Yesus datang ke dunia ini dan menjalankan tiga misi utama, yaitu sebagai nabi, imam, dan raja. Sebagai nabi, Yesus mewartakan kebenaran, sehingga dapat membebaskan manusia (lih. Yoh 8:32). Sebagai imam, Yesus menjembatani hubungan antara manusia dan Tuhan. Sebagai raja, Yesus mematahkan belenggu dosa, sehingga Dia dapat meraja di hati manusia. Dan tiga hal ini, memang dapat disarikan, yaitu membawa manusia kepada kekudusan. Kekudusan inilah yang diingikan oleh Tuhan sejak dari awal penciptaan. Mari kita bersama-sama menjalankan apa yang dikatakan oleh rasul Petrus “Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.” (1 Pet 2:5). Mari, kita bersama-sama berjuang untuk hidup kudus setiap hari.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – http://www.katolisitas.org

  7. 1. Kristus sebagai Nabi, Imam Agung dan Raja.
    2.Menjadi Kudus bebarti kita di selamatkan dan di murnikan dari dosa, di berikan kehidupan baru dari gelap menjadi terang.Kita mengambil bagian dalam Persekutuan hidup dengan Tuhan.
    3. dari dosa,keterasingan dari Tuhan dan dari semua penderitaan.
    4.Kebenaran memerdekakan kita dan memampukan kita mengambil bagian dalam kurban Kristus.
    5. Ambil bagian dalam aksi sosial dan peduli lingkungan, rajin berdoa dan mendoakan, mau melayani dan menerima tugas dalam pekerjaan/kehidupan sehari-hari sekalipun berat dan terasa tidak adil.

    • Shalom Feny,

      Terima kasih atas partisipasinya dalam program pertumbuhan. Memang Kristus datang ke dunia sebagai penebus dengan tiga misi utama, yaitu sebagi nabi, imam dan raja. Dan dia mengundang seluruh manusia untuk menjadi kudus, karena hanya dengan kekudusan maka manusia dapat berpartisipasi dalam kehidupan Tuhan. Kekudusan yang memungkinkan manusia untuk dapat mengasihi Tuhan dan sesama atas dasar kasih kepada Tuhan.

      Melalui tiga misi inilah, Kristus membebaskan kita. Sebagai nabi, Kristus memberitakan kebenaran, bahkan Dia sendiri adalah Kebenaran (lih. Yoh 14:6). Kebenaran membebaskan manusia dari dosa, karena kebenaran membuka mata hati kita untuk dapat melihat dan mengikuti Kristus. Dan sebagai Imam Agung, Kristus menjembatani antara manusia dengan Tuhan, karena Kristus sendiri adalah sungguh manusia dan sungguh Tuhan. Oleh karena itu, kita yang tadinya terasing dan tidak dapat masuk dalam Kerajaan Sorga, diberikan bagian dalam kehidupan Allah di Sorga, sampai pada akhirnya kita bersatu dengan-Nya di Sorga untuk selama-lamanya. Sebagai raja, Kristus menghancurkan dominasi setan, dan Dia membebaskan manusia dari penderitaan. Kebebasan yang didapatkan manusia, membuat manusia dapat turut berpartisipasi dalam tugas pelayanan, mengikuti Kristus.

      Dengan prinsip-prinsip di atas, maka kita dapat mencoba mengaplikasikan begitu banyak hal untuk turut berpartisipasi dalam tiga jabatan Kristus, yaitu sebagai nabi, imam, dan raja. Jangan lupa bahwa berpartisipasi dalam sakramen, terutama Sakramen Ekaristi adalah salah satu manifestasi dari tugas kita sebagai imam. Lumen Gentium, 34 mengatakan :

      "Imam Tertinggi dan Abadi Kristus Yesus bermaksud melangsungkan kesaksian dan palayanan-Nya melalui kaum awam juga. Maka oleh Roh-Nya Ia tiada hentinya menghidupkan dan mendorong mereka untuk menjalankan segala karya yang baik dan sempurna.

      Sebab mereka, yang erat-erat disatukan-Nya dengan hidup dan perutusan-Nya, juga diikutsertakan-Nya dalam tugas imamat-Nya untuk melaksanakan ibadat rohani, supaya Allah dimuliakan dan umat manusia diselamatkan. Oleh karena itu para awam, sebagai orang yang menyerahkan diri kepada Kristus dan diurapi dengan Roh Kudus, secara ajaib dipanggil dan disiapkan, supaya secara makin melimpah menghasilkan buah-buah Roh dalam diri mereka. Sebab semua karya, doa-doa dan usaha kerasulan mereka, hidup mereka selaku suami-isteri dan dalam keluarga, jerih-payah mereka sehari-hari, istirahat bagi jiwa dan badan mereka, bila dijalankan dalam Roh, bahkan beban-beban hidup bila ditanggung dengan sabar, menjadi korban rohani, yang dengan perantaraan Yesus Kristus berkenan kepada Allah (lih. 1Ptr 2:5). Korban itu dalam perayaan Ekaristi, bersama dengan persembahan Tubuh Tuhan, penuh khidmat dipersembahkan kepada Bapa. Demikianlah para awam pun juga sebagai penyembah Allah, yang dimana-mana hidup dengan uci, membaktikan dunia kepada Allah."

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – http://www.katolisitas.org

Comments are closed.