Pertanyaan:
Kel. Stefanus Tay yang dikasihi Tuhan.
Bagaimanakah sebaiknya sikap kita berdoa?.
Sikap doa Tuhan Yesus dan rasul2Nya bermacam-macam al. : berdiri (Mrk.11:25), Yesus menengadah ke langit (Yoh.17:1), dengan menadahkan tangan yang suci (I Tim.2:8), Paulus berlutut (Kis.20:36), berlutut dan berdoa (Luk.22:41), sujud dan berdoa” (Mat.26:39), merebahkan diri ke tanah dan berdoa (Mrk.14:35), “Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa” (Ef.3:14), “maka tersungkurlah…di hadapana Dia…dan menyembah Dia…“ (Why.4:10). dsb.nya.
Bangsa Yahudi/ orang Israel dan Kristen Orthodox di Timur Tengah melakukan doa pada jam-jam : jam pertama, jam ke tiga, jam ke enam, jam ke sembilan, sholat senja, sholat purna bujana, sholat tengah malam.
Apakah tradisi gereja pernah melakukan cara doa pada jam-jam tertentu?.
Terima kasih atas penjelasannya. – Julius
Jawaban:
Shalom Julius,
Terima kasih untuk pertanyaannya.
I. Sikap dalam berdoa:
1) Memang benar seperti yang dikatakan oleh Julius bahwa Alkitab mencatat banyak sekali sikap berdoa, seperti berdiri, menengadah ke langit, merebahkan diri ke tanah, bersujud, dll. Namun, satu hal yang perlu dicatat disini adalah semua sikap yang terlihat (duduk, berdiri, bersujud, dll) adalah merupakan ungkapan hati. Tuhan lebih melihat apa yang ada di dalam hati daripada apa yang nampak di luar, walaupun kita tidak mengatakan bahwa ekpresi berdoa tidaklah penting, karena yang diekpresikan keluar adalah ungkapan hati. Disinilah dikatakan bahwa “Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.” (Maz 51:17). Katekismus menegaskan bahwa kegiatan kurban atau persembahan harus menjadi ungkapan kurban batin (KGK, 2100).
2) Kalau kita perhatikan, sebenarnya di dalam perayaan Ekaristi sarat dengan begitu banyak simbol, baik dari gerak tubuh, warna, dupa, lilin, dll. Semuanya adalah untuk mendukung agar umat dapat mengarahkan hati untuk bertemu dengan Tuhan. Semua hal tadi adalah sifatnya terlihat yang membantu agar hati manusia dapat bertemu dengan Tuhan sendiri. Jadi tantangan bagi kita masing-masing untuk semakin menghayati simbol-simbol yang ada di dalam Ekaristi, sehingga kita semakin dapat menghayati kurban Kristus yang diperingati dalam setiap perayaan Ekaristi.
3) Untuk prakteknya, saya ingin menganjurkan agar masing-masing dari kita mempuyai pojok doa, dimana setiap kali kita berdoa, kita dapat berlutut dan juga menyalakan lilin. Dan semua ini membantu kita untuk mengarahkan hati kepada Tuhan.
II. Waktu berdoa:
1) Tentang waktu berdoa, dalam Perjanjian Lama dikatakan bahwa Tuhan memerintahkan kepada keturunan Harun untuk mempersembahkan kurban setiap pagi dan sore (Kel 29:38-41). Dan selain dua waktu ini, kita juga tahu bahwa ada doa pada jam ke 3, 6, 9 atau sekitar jam 9:00 , 12:00 dan 15:00 (Kis 2:15; Kis 10:9; 10:3,13).Dan Daud mengatakan “Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil (Maz 119:164).
2) Nah, dalam tradisi kehidupan biara, yaitu ordo Benedictus, dikatakan bahwa mereka berdoa pagi atau Prime (jam ke 1 atau waktu matahari terbit), Terce (jam ke-3 atau sekitar jam 09:00), Sext (jam ke 6 atau jam 12:00), None (jam ke-9 atau jam 15:00), Vespers (doa sore, sekitar matahari terbenam), dan Compline (doa malam sebelum tidur). Dan tambahan yang lain adalah mereka membaca Office of Matins (dapat jam 21:00, 24:00, 03:00).
3) Dan tradisi ini terus dilanjutkan sampai sekarang dalam brevier atau liturgi of the hour. Dikatakan bahwa setelah Misa, maka liturgy of the hour adalah doa yang terpenting, dimana semua umat beriman berdoa bersama dengan Gereja. Semua pastor diharuskan untuk berdoa brevier. Umat beriman dianjurkan untuk berdoa brevier, minimal doa pagi dan sore.
4) Sebagai umat yang begitu sibuk dengan kehidupan sehari-hari, kita juga dapat berdoa di sela-sela kesibukan kita. Pada waktu kita di mobil menuju kantor, kita bisa rosario, atau waktu kita berolahraga kita juga bisa berdoa. Waktu kita sibuk di kantor, kita menyempatkan untuk berdoa, walaupun singkat, mungkin cuma satu kalimat. Namun ini menunjukkan bahwa kita ingat kepada Tuhan dan membawa Tuhan dalam kegiatan yang kita lakukan sehari-hari, sehingga apa yang kita lakukan sehari-hari juga dapat dikuduskan oleh Tuhan. Namun, kita tetap membutuhkan waktu yang khusus untuk berdoa.
Demikian penjelasan singkat tentang sikap doa dan waktu doa. Mari kita bersama-sama lebih setia dalam kehidupan doa kita.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – www.katolisitas.org
salam damai sejahtera katolisitas
bagaimana kajian katolisitas mengenai blog ini:
http://teguhhindarto.blogspot.com/2011/02/tefilah.html
umumnya di bagian ibadah harian kekristenan dan khususnya di bagian AKTUALISASI DOA HARIAN.
trimakasih,
salam damai sejahtera katolisitas
semoga Bapa, Putra dan Rohkudus selalu beserta kita
[dari katolisitas: Sebenarnya, Anda dapat melihat sumber ini – silakan klik, yang memaparkan secara lebih presisi dan lengkap. Brevier ini justru berakar mulai dari PL, PB dan juga dapat ditelusuri dalam jemaat perdana.]
Salah satu pembaharuan Liturgi yang dikehendaki oleh Konsili Vatikan II adalah kembali dipopulerkannya doa Brevir atau istilah barunya adalah Liturgia Horarum, atau Ibadat Harian. Brevir dari kata Latin “brevis” yanng artinya “singkat”.
Berdoa Brevir berarti berdoa menggunakan Alkitab, khususnya Kitab Mazmur atau bagian lain. Buku “Ibadat Harian” tersedia di toko-toko buku Katolik.
Versi sederhana ada di buku “Puji Syukur”. Ada di buku “Puji Syukur” bagian Ibadat Pagi, Ibadat Sore dan Ibadat Penutup. Namun ibadat harian yang lengkap ada di buku “Ibadat Harian” dengan susunan khusus untuk setiap hari biasa, hari pesta, hari raya, masa khusus.
Ibadat harian terdiri dari:
1. Ibadat Pagi
Antifon Pembukaan : Ya Tuhan sudilah membuka bibirku supaya mulutku mewartakan pujian-Mu.
Antifon
Mazmur Pembukaan :Mazmur 95
Lagu Pembukaan: Pilih sendiri lagu yang sesuai atau ditiadakan.
Pendarasan Mazmur: 3 buah Mazmur
Bacaan Singkat: Sebetulnya tiap hari punya bacaan khusus, namun boleh pilih bacaan sendiri atau gunakan bacaan pertama dalam Misa.
Pendarasan Kidung Zakharia dari Luk 1:68-79
Doa permohonan disusul Bapa Kami dan doa Penutup.
2. Ibadat Siang
Antifon Pembukaan: Ya Allah bersegeralah menolong aku, Tuhan perhatikanlah Hamba-Mu. Kemuliaan kepada bapa dan Putera dan Roh Kudus…..
Lagu: bisa pilih sendiri atau ditiadakan
Pendarasan Mazmur: Ambil 3 buah Mazmur
Bacaan Singkat: bebas saja-lah
Doa Penutup.
Ibadat ditutup dengan ucapan; “Marilah kita memuji Tuhan. Syukur kepada Allah.”
3. Ibadat Sore.
Antifon Pembukaan sama dengan Ibadat siang.
Lagu atau boleh ditiadakan.
Pendarasan Mazmur: 3 buah Mazmur.
Bacaan Singkat atau dari Bacaan Injil Misa.
Antifon
Pendarasan Kidung Maria: Luk 1:46-55
Doa Permohonan, Bapa Kami dan Penutup.
Ibadat Sore ditutup dengan cara seperti Ibadat pagi.
4. Ibadat bacaan (sederhana)
Antifon Pembukaan sama seperti Ibadat sore dan siang.
Pilih 1 bab Bacaan Alkitab dan 1 Bab bacaan dari buku Rohani pilihan (bacaan dari buku bisa ditiadakan). Usahakan saat hening yang lebih banyak, ditutup dengan doa Penutup dan ucapan seperti saat Ibadat Siang
5. Ibadat Penutup (sebelum tidur)
Diawali dengan doa tobat, kemudian Antifon Pembuka seperti pada sore hari. Ambil 1 Mazmur dan bacaan singkat.
Lalu dilanjutkan dengan Kidung Simeon dari Luk 2:29-32 dan dilanjutkan dengan doa penutup.
Ibadat diakhiri dengan ucapan “semoga Allah menganugerahkan istirahat kepada kita dalam naungan belas kasihan-Nya”. Lalu disusul dengan devosi kepada Bunda Maria (Salam Maria, Salve Regina, Regina Caeli, dll)
Sehabis mendaras (mendoakan) Mazmur dan Kidung selalu didoakan Kemuliaan.
Pada masa Paskah dan setiap hari Minggu (kecuali Prapaskah) setiap habis mendaras Mazmur dan Antifon diucapkan Alleluya.
Selama masa Paskah umumnya untuk penghormatan kepada Maria yang dipakai adalah doa Regina Caeli (Ratu Surga).
Jika tidak sempat mendoakan semua Ibadat maka minimal adalah Ibadat Pagi dan Sore. Jika masih terpepet juga, maka setidaknya berdoa spontan sendiri-lah pada saat-saat tertentu yang disepakati bersama Gereja Katolik yaitu pagi, siang, sore, malam.
Doa Angelus / Ratu Surga pada masa Paskah bisanya kita sepakati setiap pk 06.00, pk 12.00, dan pk 18.00. ( Sumber: http://www.ekaristi.org/forum/viewtopic.php?t=1153 )
tambahan sedikit ya Romo;
sekarang untuk mendaraskan brevir biar tidak susah bawa Puji Syukur atau buku Doa Harian yg tebal, doa brevier bisa diakses di :
http://WWW.UNIVERSALIS.COM
sudah update perhari berdasarkan kalender liturgi umum.
saya merindukan terjemahan indonesianya … semoga!
wassalam;
Romo yg teraksih
saya senang berselancar lewat Facebook dan sekarang ada trend bahwa doa bisa di pubilikasikan lewat FB Beberapa hari yg lalu saya membaca artikel yg berjudul ‘Doa gaya baru’ isi nya ya doa lewat fb itu….
Saya teratwa sendiri seperti orang gila karena baru sadar juga pernah tulis doa lewat Fb.. Doa koq di public banyak orang yg tahu, Penulis bilang dia muak membaca nya….Di Kitab Suci diakatakan doa itu kan masuk kamar tutup pintu gitu….
Menurut Romo bagaimana kalai pada posting doa-doa FB itu?
Terimakasih..
Elly Yth
Doa pribadi kepada Tuhan memang tidak perlu diungkapkan dalam FB, karena sebenarnya termasuk keluh kesah dan sebagainya yang bersifat pribadi, Namun kadang orang ingin mewartakan isi permenungan dalam doa lalu mencantumkan dalam FB. Benar, setiap orang berdoa sebaiknya seperti di dalam Kitab Suci, yaitu menutup pintu kamar dan berbicara pribadi dengan Tuhan. Doa pribadi sebaiknya tidak diposting, namun doa umum agar orang lain dapat turut berdoa, bisa diposting di FB misal doa untuk imam dll.
salam
Rm Wanta
hbt bgt pengetauan kk semuanya…
saya mau tanya, setiap saya worship sendiri knp saat penyembahan kok saya rasa bahwa da panas dan hangat, membuat saya nyaman, seperti sentuhan ibu saya???
makasih, JBU
[Dari Katolisitas: pesan ini digabungkan]
map kk, bkn gt maksudnya
tp cuma bilang, bahwa keselamatan mungkin ada bg agama lain….
tp keselamatn hanya ada yesus saja…
yesus adalah jalan kebenaran dan hidup!
jd agama yg da kata itu dan mempercayai makan dia hidup karena iman kepada yesus… bgt kk..JBU
Shalom Danu,
1. Perasaan hangat waktu berdoa
Tuhan memang dapat saja memberikan perasaan- perasaan tertentu pada saat kita berdoa, seperti perasaan damai, sukacita, kehangatan dan seterusnya. Jika memang Tuhan memandangnya itu baik bagi pertumbuhan rohani kita, Ia dapat memberikannya kepada kita. Namun kita harus menyadari bahwa iman kita tidak tergantung dari perasaan- perasan tersebut; karena jika demikian iman kita tidak akan stabil, tetapi naik dan turun, sebab perasaan kita sebagai manusia berubah- ubah.
Maka, jika anda mengalami rasa hangat pada saat berdoa, syukurilah itu, tetapi jika suatu saat anda tidak lagi merasakan hangat pada saat berdoa, janganlah lalu memutuskan untuk berhenti berdoa. Jika demikian halnya, maka iman anda tergantung perasaan dan ini keliru. Kita harus mempunyai iman yang teguh, di saat apapun, di saat kelimpahan maupun kekurangan, dan ini juga berlaku dalam hal kerohanian. Adakalanya, meskipun seseorang sudah dekat dengan Tuhan, ia dapat mengalami ‘kekeringan’ rohani; namun ini tidak boleh menjadikannya mundur dan putus asa; tetapi justru harus tetap setia dan terus tetap teguh berdoa. Sebab umumnya kemudian Tuhan dapat memberikan penyegaran kembali, yang bahkan membuat kita lebih dekat lagi kepada-Nya, melebihi kedekatan sebelum saat kita mengalami ‘kekeringan’ rohani itu tadi.
2. Keselamatan mungkin bagi agama lain namun keselamatan hanya ada di dalam Yesus saja?
Sebenarnya tidak sesederhana ini, karena harus diketahui terlebih dahulu apakah sebabnya seseorang yang beragama lain itu tidak mengenal Kristus. Apakah ia tidak tahu tentang Kristus dan Gereja-Nya, karena benar- benar tidak mungkin tahu (invincible ignorance), ataukah karena ia memilih sendiri untuk tidak mau mengetahuinya/ menolaknya? Sebab dalam kondisi pertama, ada kemungkinan baginya untuk diselamatkan (asalkan ia selalu hidup selalu mengikuti hati nuraninya dalam mengikuti kehendak Tuhan, dan hidup dalam iman, pengharapan dan kasih. Keselamatan ini tentu diperoleh karena jasa pengorbanan Kristus di kayu salib, yang memang tercurah kepada seluruh dunia). Sedangkan dalam kondisi kedua, maka orang itu tidak dapat diselamatkan, karena atas keputusan kehendak bebas dan kesadaran penuh, ia menolak Kristus. Masalahnya di sini adalah: kita tidak akan pernah bisa memahami kedalaman hati setiap orang, untuk mengetahui secara persis apakah seseorang itu dalam kondisi yang pertama, ataukah yang kedua. Oleh sebab itu, maka kita tidak dapat menentukan bahwa si A atau si B dapat diselamatkan atau tidak. Biarlah Tuhan sendiri yang mengenal tiap- tiap orang dengan sempurna, yang memutuskan dalam hal ini.
Selanjutnya tentang topik keselamatan ini, sudah pernah dibahas di sini, (silakan klik):
Tidak ada keselamatan kecuali melalui Yesus
Siapa saja yang dapat diselamatkan?
Apakah agama membuat orang masuk Sorga?
Apakah orang yang tidak dibaptis masuk neraka?
Apakah yang diselamatkan hanya orang Katolik dan yang lainnya pasti masuk neraka?
Apakah orang Katolik dijamin pasti selamat?
Adakah Keselamatan di luar Tuhan Yesus/ Gereja Katolik?
Apa itu “Implicit desire for Baptism?”
Invincible ignorance dalam jaman ini
Ya, memang kita mengamini bahwa Yesus adalah jalan kebenaran dan hidup, dan hanya melalui Dia, manusia dapat sampai kepada Allah Bapa (Yoh 14:6)
Demikian tanggapan saya atas pertanyaan dan pernyataan anda, semoga dapat menjadi masukan bagi anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Apa boleh kita berdoa sambil duduk ketika buang air besar ? Soalnya saya sering melihat orang tua saya melakukannya. Kalo pikiran saya sih tidak boleh karena tidak sopan. Apa boleh berdoa dalam posisi tiduran ? contoh malam hari ketika hendak tidur lalu kita berdoa dengan posisi tidur baik dengan muka menghadap ke atas atau ke kiri/kanan.
Terima kasih.
Shalom Hendry,
Wah, terima kasih atas pertanyaan yang sangat unik ini. Saya rasa banyak dari kita yang langsung tersenyum membaca pertanyaan anda. Namun sebenarnya hal ini merupakan sesuatu yang serius. Mari kita melihat demikian:
1. Berdasarkan definisinya,
KGK 2559 “Doa adalah pengangkatan jiwa kepada Tuhan, atau satu permohonan kepada Tuhan demi hal-hal yang baik.”
Maka kita kembalikan kepada definisi ini, apakah kita dapat mengangkat hati kepada Tuhan pada saat anda duduk di toilet? Saya rasa bagi orang kebanyakan mungkin tidak, kecuali memang orang yang sakit dan tidak bisa ke belakang, dan pada saat ia dapat melakukannya, maka hatinya terangkat dan memuji Tuhan. Namun saya rasa, kondisi itu tidak akan terjadi setiap hari, atau seandainya terjadi setiap haripun, itu merupakan ungkapan doa singkat sederhana.
Maka, untuk dijadikan kebiasaan, yaitu berdoa sepanjang beraktivitas di toilet, saya pikir itu bukan sesuatu yang baik. Tuhan memang ada di mana-mana, dan menyertai kita kapan saja, namun selayaknya kita menghormati-Nya dan menganggap-Nya sebagai Seseorang Pribadi yang istimewa. Ini harus tercermin juga dari sikap berdoa, dan waktu kita berdoa. Jika kita menganggap Tuhan sebagai Seseorang yang penting dan utama dalam hidup kita, maka selayaknya Ia mengambil tempat utama juga dalam pikiran dan hati kita. Misalnya, minimal, begitu bangun pagi kita sediakan waktu (jangan terburu-buru) untuk berdoa dan mempersembahkan semua aktivitas kita hari itu kepada Tuhan, demikian pula sore hari/ sebelum kita tidur, kita menutup seluruh rangkaian kegiatan hari itu dengan ucapan syukur kepada-Nya.
Bahwa di luar waktu berdoa, kita kemudian tetap teringat kepada Tuhan, dan hati kita melekat kepada-Nya dalam setiap kegiatan kita, iitu sesuatu yang baik, namun selayaknya bukan waktu sambilan yang melulu dijadikan waktu utama kita berdoa. Sebab, jika kita hanya menyediakan waktu berdoa sambil mengerjakan pekerjaan lain, itu sungguh menurut saya tidak mencerminkan kasih kepada Tuhan, sebab kita hanya memberikan kepada-Nya "waktu sisa"/ atau bahkan waktu yang dibagi dengan pekerjaan lain. Di biara Mother Teresa, kita biasa melihat para suster memasak, atau mencuci sambil mengucapkan doa Bapa kami dan Salam Maria, namun kita mengetahui di samping doa sambil bekerja yang sedemikian, mereka mengikuti Misa dan doa Adorasi, doa ibadat harian dan doa hening di hadapan Tuhan setiap harinya.
2. Maka hal ini juga berlaku untuk pertanyaan apakah kita dapat berdoa sambil tiduran. Pertanyaannya, apakah anda dapat menghormati Tuhan dengan lebih baik dengan tidak tiduran? Jika ya, maka janganlah anda tiduran. Namun jika anda tidak bisa tidak tiduran, misalnya karena sakit sehingga tidak bisa bangun, maka ya, anda boleh berdoa sambil tidur.
Dengan demikian, maka sepantasnya anda tidak tiduran waktu berdoa. Jika kita mau menghadap seorang Presiden/ Raja, apakah kita akan tiduran di hadapannya kalau kita sehat? Tentu tidak bukan?Apalagi jika ingin menghadap Tuhan yang mengatasi Presiden atau Raja manapun. Mungkin lebih tepat jika anda berlutut atau duduk bersimpuh. Jika sesudah anda berdoa malam, maka anda tetap mengangkat hati kepada Tuhan sebelum tidur, ya itu baik, namun itu bukan merupakan cara utama anda berdoa malam. Karena ada besar kemungkinan anda tertidur sebelum doa malam anda selesai.
Tiduran ini juga harap dibedakan dengan tiarap/ sujud sampai ke tanah/ "prostrate", sebab sikap doa tiarap ini dapat malah melambangkan penyerahan diri yang total kepada Allah. Kita dapat melihatnya dalam tahbisan Imam ataupun sikap doa yang kerap diambil oleh Paus Yohanes Paulus ke II semasa hidupnya dalam kapel pribadinya. Mereka yang berdoa tiarap ini membaringkan diri serendah-rendahnya di hadapan Allah, (tanpa bantal/ alas ) menyerah kepada kuasa Allah.
Demikian, semoga saya menjawab pertanyaan anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
shalom…
1.bdsrkn pa yg sy bc dlm petikn ini…Jadi katolik wajib berdoa tidak mengikut jam2 tersebut?
2.apakah berdoa itu sm mksdnya bersembahyang?
Shalom Monica,
Memang berdoa 7 waktu merupakan suatu tradisi yang berakar dari jemaat awal, yang memang sangat indah jika diterapkan. Sekarang berdoa 7 waktu itu hanya diterapkan di biara-biara. Kaum awam tidak diharuskan berdoa 7 waktu ini, sekalipun tentu saja, jika ada yang mau mengikutinya, ini sungguh merupakan kebiasaan yang sangat baik.
Yang memang dianjurkan oleh Gereja adalah berdoa minimal di pagi dan sore/ malam hari, dan doa sebelum dan sesudah makan. Selanjutnya adalah kebiasaan yang baik, jika dalam doa pagi atau malam hari umat beriman dapat merenungkan Alkitab, berdoa meditasi ataupun devosi, seperti rosario, dst. Atau, jika mau menyatukan doa pribadi kita dengan doa Gereja di seluruh dunia, maka dalam doa pagi dan doa sore, kita memakai teks Ibadat Harian atau yang dalam bahasa Inggris disebut, the Liturgy of the Hour/ Divine Office. Berdoa Ibadah harian ini (juga pada kaum awam) dianjurkan oleh Konsili Vatikan II.
Juga dianjurkan bagi yang dapat melakukannya, agar mengikuti juga misa harian di gereja, dan mengembangkan kebiasaan berdoa singkat sepanjang hari. Dengan kebiasaan ini, maka hubungan kedekatan dengan Allah yang ingin dicapai dengan berdoa 7 kali tersebut, tetap dapat dipenuhi dengan cara yang lain, yang dapat dilakukan oleh semua orang.
2. Menurut arti katanya, saya rasa berdoa sama saja dengan bersembahyang, yang menurut definisi St Teresa adalah: “luapan hati, sebuah pandangan ke surga, sebuah jeritan akan pengenalan dan kasih, yang merangkul baik ujian maupun suka cita.”
KGK 2559 “Doa adalah pengangkatan jiwa kepada Tuhan, atau satu permohonan kepada Tuhan demi hal-hal yang baik” (Yohanes dari Damaskus, f.o.3,24). Dari mana kita berbicara, kalau kita berdoa? Dari ketinggian kesombongan dan kehendak kita ke bawah atau “dari jurang” (Mzm 130:1) hati yang rendah dan penuh sesal? Siapa yang merendahkan diri akan ditinggikanBdk. Luk 18:9-14.. Kerendahan hati adalah dasar doa, karena “kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa” (Rm 8:26). Supaya mendapat anugerah doa, kita harus bersikap rendah hati: Di depan Allah, manusia adalah seorang pengemis Bdk.Agusfinus,serm. 56,6,9..
Maka benar, di hadapan Allah, kita selayaknya melihat diri sendiri sebagaimana adanya: sebagai seorang yang ‘kecil’ dan tak berdaya di hadapan Allah yang Maha besar; mengakui segala kelemahan dan dosa-dosa kita, dan mengakui kebesaran rahmat pengampunan-Nya, dan sebagai seorang anak yang mengimani bahwa Bapa yang Pengasih mengetahui segala sesuatu yang terbaik bagi kita.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
shalom….
makaseh ya, pada penjelasannya….
sy mau menanya lagi…. teks Ibadat Harian atau yang dalam bahasa Inggris disebut, the Liturgy of the Hour/ Divine Office hanya ada dalam versi Inggris sahaja ka? tidak ada dalam versi bahasa melayu atau indonesia?
Shalom Monica,
Buku Ibadat Harian dalam bahasa Indonesia dapat dibeli di Toko Buku Rohani Obor milik KWI di Gunung Sahari seharga Rp 75.000,-. Saya tidak mengetahui apakah anda dapat membelinya di Malaysia, jika anda seorang Malaysia, karena dari gaya bahasanya, sepertinya anda dari Malaysia, ya.
Namun dalam bahasa Inggris (the Liturgy of the Hour), saya rasa anda dapat membelinya di sana, atau juga di toko-toko buku Katolik di Singapura.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
shalom…..
ya..saya dr malaysia…asal borneo(sabah),…
bgsnya sekiranya buku itu saya boleh perolehi…boleh tidak jika kami mahu menempah menggunakan pos dari indonesia?…sekiranya boleh….
makasih ya….
Shalom Monica,
Silakan anda menghubungi sendiri Penerbit Obor, di website berikut ini, silakan klik
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
Kel. Stefanus Tay yang dikasihi Tuhan.
Bagaimanakah sebaiknya sikap kita berdoa?.
Sikap doa Tuhan Yesus dan rasul2Nya bermacam-macam al. : berdiri (Mrk.11:25), Yesus menengadah ke langit (Yoh.17:1), dengan menadahkan tangan yang suci (I Tim.2:8), Paulus berlutut (Kis.20:36), berlutut dan berdoa (Luk.22:41), sujud dan berdoa” (Mat.26:39), merebahkan diri ke tanah dan berdoa (Mrk.14:35), “Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa” (Ef.3:14), “maka tersungkurlah…di hadapana Dia…dan menyembah Dia…“ (Why.4:10). dsb.nya.
Bangsa Yahudi/ orang Israel dan Kristen Orthodox di Timur Tengah melakukan doa pada jam-jam : jam pertama, jam ke tiga, jam ke enam, jam ke sembilan, sholat senja, sholat purna bujana, sholat tengah malam.
Apakah tradisi gereja pernah melakukan cara doa pada jam-jam tertentu?.
Terima kasih atas penjelasannya.
[dari katolisitas: telah dijawab di artikel di atas – silakan klik]
Comments are closed.