Pengantar dari editor:
Bagi saudara kita Hendy, yang berkenan berbagi pengalaman imannya dengan kita semua, berbagai kesukaran dan tantangan kehidupan tidak lagi menjadi hambatan yang meresahkan hati, karena pengalaman yang terindah menemukan kehadiran Kristus yang nyata di dalam Sakramen Mahakudus. Kedamaian yang dialaminya adalah damai yang bukan berasal dari dunia ini, kedamaian yang hakiki yang berasal dari Sang Sumber Damai itu sendiri, sehingga gelombang kesukaran hidup tidak lagi menakutkan melainkan menjadi jalan yang memurnikan dan membawanya lebih dekat lagi kepada Sang Pemberi Hidup Yesus Kristus Tuhan kita. Mari kita simak selengkapnya kisah kesaksiannya berikut ini.
Shalom,
Kiranya Yesus memberkati kita semua. Santa Perawan Maria yang tak bernoda, doakanlah kami yang berdosa ini.
Nama saya Hendy, saya dari paroki Regina Caeli, Jakarta Utara. Saya ingin sedikit berbagi kisah perjalanan hidup saya menjadi Katolik. Saya anak bungsu dari empat bersaudara. Sebelumnya saya beragama Kristen Karismatik dan iman saya dalam Kristen suam-suam kuku. Saya jarang sekali ke gereja. Suatu hari saya berkenalan dengan wanita yang kemudian menjadi istri saya, yang sekarang beragama Katolik. Menjelang pernikahan, saya berpindah ke Katolik karena kakak saya yang beragama Katolik memberikan nasihat untuk belajar agama Katolik dan saya juga berpikir pasangan suami-istri yang berbeda agama tentunya kurang baik.
Saya belajar katekumen selama 1 tahun di paroki Regina Caeli, di mana banyak sekali pertanyaan saya seputar Bunda Maria, Api penyucian, dan adat-adat Katolik yang tidak terjawab. Setelah lulus dari katekumen, saya melangsungkan pernikahan dengan istri saya. Pada saat itu keyakinan saya akan agama Katolik bisa dikatakan sangat rendah dan pengetahuan saya akan akan agama Katolik sangat minim. Karena saya berasal dari Kristen Karismatik, kepercayaan saya kepada Bunda Maria yang tak bernoda bisa dikatakan tidak ada sama sekali.
Setelah tiga tahun saya dan istri menunggu sang buah hati, akhirnya ia datang juga. Saya memberi anak saya nama baptis Gabrielle yang diambil dari nama Santo Malaikat Agung Gabriel. Pada waktu itu, saya hanya mengerti bahwa Malaikat Gabriel adalah pembawa kabar dari Tuhan dan kedatangan buah hati kami adalah kabar gembira bagi kami dan keluarga. Saya belum tahu bahwa Malaikat Gabriel-lah yang membawa kabar gembira kepada Bunda Maria.
Seiring dengan perjalanan waktu, di saat perjalanan iman orang lain mengalami pasang surut, perjalanan iman saya surut tidak pasang-pasang. Berbagai masalah tiada henti menimpa keluarga kecil kami dan mengakibatkan renggangnya hubungan saya dengan istri. Belum lagi masalah-masalah yang saya alami dalam pekerjaan, hubungan dengan rekan-rekan sekerja saya, dan hubungan dengan keluarga saya sendiri, sehingga saya mengalami kepahitan dan kebencian yang mendalam. Pada masa itu saya telah bergabung dalam pelayanan gereja Regina Caeli, tetapi iman saya sangatlah dangkal.
Puncak tekanan hidup saya alami saat kehamilan istri saya yang ke-dua. Anak kami yang ke-dua divonis oleh dokter mengalami kelainan kromosom dan tidak dapat bertahan. Kalau pun dapat bertahan, anak saya akan lahir dengan gangguan mental bahkan cacat. Tekanan juga datang dari desakan keluarga supaya kami menggugurkan kandungan, namun saya tidak mau, karena saya berpikir, singa saja tidak memakan anaknya. Jika saya gugurkan anak kami, maka kami sungguh lebih rendah dari hewan. Di samping itu, saya sungguh takut akan dosa apabila saya setuju untuk menggugurkan kandungan istri saya.
Di tengah-tengah masalah yang kami terima, istri saya mengajak saya untuk berdoa Novena Tiga Salam Maria di gereja. Pada hari ke-3, tiba-tiba istri saya ingin bertemu dengan romo untuk berkonsultasi mengenai masalah yang kami hadapi. Saat itu jam 9 malam dan saya berpikir tidak mungkin ada romo yang mau, apalagi tanpa membuat janji. Lalu kami bertanya kepada petugas keamanan Regina Caeli, apakah ada romo yang bersedia untuk bertemu dengan kami. Petugas itu berkata bahwa romo sedang meeting dan yang ada waktu itu adalah Romo Yohanes Budi, dia bersedia untuk bertemu dengan kami. Setelah kami utarakan masalahnya kepada Romo Budi, dia menganjurkan kami untuk tidak menggugurkan anak kami dan berdoa serta berserah kepada Tuhan. Apabila kami berkeras untuk menggugurkannya, maka kami akan diekskomunikasi oleh gereja Katolik.
Berkat bimbingan Romo Yohanes Budi, kami bersepakat untuk mempertahankannya dan tetap melanjutkan Novena Tiga Salam Maria. Pada hari ke-9 di malam hari, tiba-tiba saya mendapat keinginan yang kuat untuk memberikan tanda salib dengan menggunakan minyak suci di perut istri saya dan saya lakukan itu. Keesokan harinya saya membawa istri saya ke dokter untuk memeriksakan kandungan dan hasilnya adalah anak saya telah tidak ada detak jantungnya. Dokter mengatakan waktu meninggalnya diperkirakan kemarin malam. Kami mengerti bahwa ini semua adalah kehendak Tuhan, tetapi tetaplah peristiwa ini meninggalkan bekas luka kesedihan di hati kami.
Satu bulan berlalu dan masalah-masalah yang saya alami tidak kunjung berhenti. Iman saya hampir hilang dan saya bertanya, “Tuhan, apa salah saya sehingga saya mengalami ini semua.” Karena putus asa dan tidak ada jalan keluar, saya pergi ke gereja lima malam berturut-turut. Saya berlutut di depan Tabernakel dan meminta Tuhan Yesus dan Bunda Maria untuk menjadi keluarga saya. Aneh bukan, tapi itulah ungkapan yang keluar dari seseorang yang imannya hampir hilang dan putus asa di mana semua jalan terlihat gelap gulita. Ucapan itu keluar karena saya merasa sangat kesepian dan sendiri, di mana tidak ada satu orang pun yang bisa memberikan saya damai.
Selang satu minggu, saya iseng-iseng membuka youtube dan mendengar kesaksian dari seorang penyihir yang masuk ke Katolik dan seorang pengikut aliran setan yang masuk ke Katolik. Saya memiliki minat yang sangat tinggi terhadap okultisme. Mereka bersaksi bahwa Tuhan Yesus sungguh hadir dalam Sakramen Maha Kudus, dan Hosti suci sungguh adalah tubuh dan darah-NYA. Saat mendengar itu, saya ingin membuktikannya dan mereka mengatakan, sebelum menerima Hosti kudus, kita harus bersungguh-sungguh meminta ampun atas dosa kita dan hanyalah Hosti kudus yang bisa membersihkan kita dari segala dosa dan nista yang ada di dalam kita.
Senin pagi, saya pergi ke Misa pagi dan sebelum menerima Hosti kudus, saya benar-benar minta ampun atas dosa saya dan saya minta diberikan damai. Di saat Hosti kudus masuk ke dalam mulut saya, tiba-tiba saya diliputi oleh rasa damai, dan di saat itulah di dalam hati saya berkata, inilah kedamaian yang saya cari-cari selama hidup saya dan sungguh Tuhan Yesus ada di dalam Hosti kudus. Beban saya hilang semua. Terpujilah Kristus selama-lamanya dan di saat itu pula saya sungguh-sungguh percaya kepada Bunda Maria. Hampir setiap hari saya mengikuti Misa pagi, setidaknya seminggu 5 sampai 6 kali.
Hidup saya sungguh diubahkan. Dulu saya tidak pernah berdoa kecuali doa sebelum makan karena sudah kebiasaan dari Kristen, sekarang saya mulai belajar untuk berdoa Rosario dan doa Koronka.Sekarang saya mulai mempelajari doa Hati Kudus Yesus. Percayalah bahwa Tuhan Yesus sungguh hadir dalam Sakramen Maha Kudus dan saya mulai belajar iman Katolik melalui buku-buku, internet, dan you tube.
Mengalami kehadiran Tuhan Yesus dan damai-Nya dalam Sakramen Mahakudus juga membantu mengubah perspektif saya selama ini. Sebelumnya saya lebih mengandalkan diri saya sendiri untuk menghadapi semua masalah dan emosi saya mudah meletup-letup. Sekarang saya bisa lebih mengontrol diri dalam menghadapi masalah, dan pengalaman ini telah membuka pikiran saya bahwa selama ini yang menjadi problem utama saya bukanlah masalahnya itu sendiri, tetapi cara saya dalam menghadapi masalah. Hubungan saya dengan istri maupun keluarga menjadi lebih baik dibandingkan dulu dan ayah saya yang sebelumnya mustahil untuk mau dibaptis menjadi Katolik, kini bersedia untuk dibaptis menjadi Katolik. Ini semua terjadi karena kebaikan Tuhan Yesus dan Ibu Bunda Maria.
Ada lagi satu kesaksian yang sesungguhnya agak enggan saya ceritakan, tetapi ini adalah untuk Kemuliaan Tuhan Yesus. Sebelum dijamah Tuhan, selama 2 tahun rumah saya diganggu di mana pintu kamar bisa terbuka sendiri, TV menyala sendiri, anak saya seringkali merasa takut dan tiba-tiba menangis kencang serta mengamuk. Pada waktu tidur, sekitar jam 12 malam sampai jam 1 pagi anak saya suka terbangun dan menangis serta mengamuk selama 1 jam. Biasanya kami membuat tanda salib di dahinya atau kami kalungkan rosario dan tak lama kemudian dia kembali tenang.Terkadang cara ini berhasil, terkadang tidak, dan yang diganggu bukan hanya kami saja, bahkan orang yang bekerja di rumah kami pun diganggu. Kami telah mencoba berbagai cara, memanggil kelompok doa, orang-orang yang memiliki talenta khusus di bidang itu dan romo untuk memberkati. Mula-mula usaha itu berhasil, tapi selang beberapa waktu kemudian kami diganggu kembali dan pada saat itulah banyak sekali masalah yang saya hadapi sampai saya ke gereja lima malam berturut-turut, berlutut di depan tabernakel dan berdoa di gua Maria. Tak lama kemudian saya dijamah di Hosti Kudus. Setelah dijamah, saya mulai berdoa Rosario di rumah. Gangguan itu berkurang jauh dan pernah dua kali pada saat saya berdoa Rosario, tiba-tiba saya mendengar suara orang menepuk tangan satu kali dan galaxy tab milik anak saya tiba-tiba berbunyi. Saat itu hanya ada saya dan anak saya di kamar di mana anak saya sedang tidur siang. Tetapi saya teruskan saja berdoa Rosario. Pada saat galaxy tab itu berbunyi saya hanya sendiri di dalam kamar.
Kemudian kami meminta romo untuk memberkati rumah kami sekali lagi dan kami membeli patung Santo Malaikat Agung Mikael. Saya berdoa dengan perantaraan Malaikat Agung Santo Mikael setelah selesai berdoa Rosario. Puji Tuhan sejauh ini kami tidak lagi mengalami gangguan yang berarti.
Dan saya juga mantan pengidap hepatitis C di mana waktu itu dokter memvonis kemungkinan saya untuk sembuh hanya 20 persen dan dokter meminta saya untuk banyak berdoa. Dalam pengobatan pertama virus tersebut bisa ditekan tetapi satu tahun kemudian timbul lagi, dan saya melakukan pengobatan kembali. Sekarang ini saya telah sembuh dari virus tersebut dan telah dicek selama 7 tahun dan hasilnya negatif, puji Tuhan. Jujur sewaktu saya sembuh saat itu saya belum menjadi Katolik tetapi saya yakin hanya dengan kebaikan Tuhan saja sekarang saya telah sembuh. Saya percaya bahwa segala segala sesuatu yang terjadi dalam hidup saya adalah rencana Tuhan Yesus dan Ibu Bunda Maria. Melalui kejadian-kejadian hidup, saya mengalami jamahan dan pertobatan, dan saya sangat bersyukur bahwa saya masih diberi kesempatan untuk bertobat. Saya sendiri masih terus berjuang untuk melawan cobaan setan karena setiap kali saya berdoa pasti ada suara-suara hujatan di dalam kepala saya.Tapi saya serahkan semuanya kepada Tuhan Yesus dan Ibu Bunda Maria serta Malaikat Agung Santo Mikael, semoga saya diberikan kekuatan untuk menghadapinya.
Demikian kesaksian kecil saya dan semoga bisa bermanfaat bagi saudara dan saudari yang membaca dan membawa saudara pembaca ke jalan Tuhan Yesus. Percayalah Tuhan Yesus dan Ibu Bunda Maria selalu mendengarkan doa anak-anaknya yang sedang ditimpa oleh masalah.
Salam Maria Tuhan besertamu, terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu Yesus. Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. AMIN.