Ada tuduhan yang mengatakan bahwa ada satu waktu bahwa Gereja Katolik melarang umatnya untuk membaca Kitab Suci. Tuduhan yang sama dibuat oleh seorang Teolog Kristen Protestan yang bernama Loraine Boettner (sekitar thn 1928), yang mengatakan, “Alkitab dilarang untuk orang awam, yang dimasukkan dalam buku Indeks Buku-buku Terlarang oleh Konsili Valencia thn 1229” (“Bible forbidden to laymen, placed on the Index of Forbidden Books by the Council of Valencia . . . [A.D.] 1229.“)
Namun sebenarnya Boettner mengutip sumber yang keliru. Sebab, indeks Buku-buku Terlarang itu baru dikeluarkan tahun 1559, sehingga Konsili yang diadakan jauh sebelumnya, tidak mungkin memasukkan daftar buku-buku tersebut.
Hal kedua yang cukup penting adalah, kelihatannya sangat tidak mungkin diadakan Konsili Gereja Katolik di Valencia, Spanyol pada tahun itu. Seandainya ada, semestinya terjadi sebelum tahun 1229, sebab pada tahun itu, orang-orang Islam menguasai kota itu. Sangat sukar dibayangkan, jika orang-orang Muslim pada saat itu, yang menentang orang-orang Kristen di Spanyol, dapat memberikan izin bagi para Uskup Katolik untuk mengadakan Konsili di salah satu kota mereka. Pasukan Kristen baru dapat membebaskan Valencia setelah 9 tahun kemudian. Maka, besar kemungkinan, Konsili Valencia sebenarnya tidak pernah ada.
Tetapi ada juga kemungkinan lain, yaitu yang dimaksud adalah Konsili di Toulouse, Perancis yang diadakan pada tahun 1229, sebab Konsili tersebut membahas tentang Kitab Suci. Konsili tersebut diadakan sebagai reaksi terhadap heresi Albigensian/ Catharist, yang percaya pada dua Tuhan (Tuhan yang Baik dan yang Jahat) dan bahwa perkawinan adalah jahat/ buruk, sebab melibatkan tubuh/ matter, karena tubuh dianggap buruk. Heresi ini menyimpulkan bahwa perzinahan bukan dosa, dan bahkan menganjurkan bunuh diri di antara anggota-anggotanya, karena tubuh dianggap sebagai sesuatu yang buruk/ jahat. Untuk menyebarluaskan paham ini, maka para Albigensian menyebarluaskan terjemahan Alkitab yang tidak akurat dalam bahasa setempat (menyerupai terjemahan Alkitab dari Saksi Yehova sekarang ini). Seandainya terjemahan itu akurat, tentu Gereja Katolik tidak berkeberatan. Sebab terjemahan dalam bahasa lokal memang sudah ada sejak lama. Tetapi apa yang dikeluarkan dari Albigensian ini adalah Alkitab yang sudah ‘salah terjemahan’. Maka para Uskup di Toulouse melarang para awam untuk membacanya, sebab isinya keliru. Ini adalah langkah untuk melindungi umat, sama seperti para pendeta Protestan sekarang ini juga yang melarang jemaatnya membaca Injil Saksi Yehova.
Selanjutnya, mari kita lihat sikap resmi yang dikatakan oleh Gereja Katolik. Demikian menurut Paus Klemens XI melalui Bull Unigenitus 1713, yang memuat 101 proposisi menanggapi ajaran sesat Quesnel. Silakan membaca di link ini tentang keseluruhan Bull tersebut –silakan klik Maksudnya adalah, agar pembacaan Alkitab oleh umat beriman harus dilakukan dengan tuntunan Gereja.
Jadi dari jawaban di atas, telah jelaslah sudah duduk masalahnya. Gereja Katolik tidak melarang umatnya membaca Alkitab, hanya memang pada suatu periode tertentu sekitar tahun 1229, memang terjadi kondisi khusus sehubungan dengan adanya penyelewengan teks Kitab Suci yang dilakukan oleh sebuah sekte sesat (Albigensian) pada saat itu. Maka larangan untuk membaca Alkitab pada saat itu merupakan tindakan gembala untuk menyelamatkan kawanan dombanya.
Mari kita melihat segala sesuatunya dengan kacamata yang objektif, melihat fakta sejarah, namun juga dengan kepercayaan penuh kepada apa yang diputuskan oleh para pemimpin Gereja. Jangan lupa, bahwa Roh Kudus yang telah diutus oleh Yesus untuk melindungi Gereja-Nya adalah Roh Kudus yang sama yang menuntun para pemimpin Gereja yang adalah penerus para Rasul.
Kini melalui Konsili Vatikan ke II, Dei Verbum 25, kita mengetahui bahwa kita sebagai umat beriman dianjurkan untuk membaca Alkitab, terutama para imam dan pengajar iman seperti para katekis. Namun demikian, pembacaannya harus didahului dengan doa sehingga kita dapat mendengar Dia (Tuhan) sendiri lewat ayat-ayat ilahi yang kita baca. Demikian kutipannya, Dei Verbum 25:
“Begitu pula Konsili suci mendesak dengan sangat dan istimewa semua orang beriman, terutama para religius, supaya dengan sering kali membaca kitab-kitab ilahi memperoleh “pengertian yang mulia akan Yesus Kristus” (Flp3:8). “Sebab tidak mengenal Alkitab berarti tidak mengenal Kristus”. Maka hendaklah mereka dengan suka hati menghadapi nas yang suci sendiri, entah melalui liturgi suci yang sarat dengan sabda-sabda ilahi, entah melalui bacaan yang saleh, entah melalui lembaga-lembaga yang cocok untuk itu serta bantuan-bantuan lain, yang berkat persetujuan dan usaha para Gembala Gereja dewasa ini tersebar di mana-mana dengan amat baik. Namun hendaklah mereka ingat, bahwa doa harus menyertai pembacaan Kitab suci, supaya terwujudlah wawancara antara Allah dan manusia. Sebab “kita berbicara dengan-Nya bila berdoa; kita mendengarkan-Nya bila membaca amanat-amanat ilahi.”
Catatan: Sebagian dari jawaban diterjemahkan dari Catholic Answers. Selengkapnya silakan membaca di sini.
salom untk smua.
saya mau nanya ni. maaf sbelumnya. apakah benar yang diperbolehkan untk mmplajari Al kitab itu hanya para pendeta atau petinggi agama? klo iya mohon brikn pnjlasannya.. tp klo tdk ya saya mnta maaf krn ssunghnya saya tdk mngetahuinya.. thx.
[dari katolisitas: Silakan melihat artikel di atas – silakan klik]
salam sejahtera….
saya jonathan, ingin bertanya….
dimana saya bisa menemukan terjemahan pertama “bibel” dari bahas latin ke dalam bahasa Inggris yg muncul pada tahun 1536 yg dilakukan oleh WIlliam Tendell, atau yg diterbitkan oleh Gereja Katolik Roma pada tahun 1852 dalam versi Khusus di kota Rheims…?
mohon bantuannya, saya membutuhkan ini untuk mengulas sebuah buku yg berjudul “MUHAMMAD IN THE BIBLE”. Dalam buku ini mengutip beberapa ayat dalam alkitab, tapi tidak berdasarkan alkitab terjemahan yg sekarang digunakan.
buku ini dikarang oleh Prof. Abdulah Ahad Dawud, yg dulu bernama David Benyamin Kaldani,B.D. Guru Besar Teologi sekaligus pastor Katolik Roma, sampai tahun 1904 yg akhirnya memeluk Islam.
terimakasih.
Shalom Jonathan,
Terima kasih atas pertanyaannya. Untuk melihat versi terjemahan Alkitab ke dalam Bahasa Inggris, anda dapat membaca New Advent (silakan klik). Kemudian versi William Tyndale dapat dilihat di sini (silakan klik) dan versi Douay Rheims dapat dilihat di sini (silakan klik). Semoga usaha anda untuk mengulas buku tersebut senantiasa dilakukan dalam terang Roh Kudus, sehingga anda dapat menyingkapkan kebenaran secara penuh. Tuhan memberkati.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
Salam damai sejahtera
Setelah membaca pertanyaan Andreas dan jawaban dari Ingrid saya jadi ingin bertanya lagi :
Apakah gereja Katholik menganjurkan umatnya untuk membaca Alkitab Perjanjian Lama dan Baru dari Kitab Kejadian sampai kitab Wahyu ?
Mengapa saya tanyakan ini, karena banyak dari teman2 saya , sahabat2 saya yang beragama Katholik dan juga beragama Kristen lainnya ketika saya tanya akan hal ini menjawab bahwa mereka belum membaca seluruh isi Alkitab tersebut, dengan ber-macam2 alasan.
Ada yang bilang buku yang sukar dimengerti, ini buku yang baik , ini bukunya Romo atau Pendeta dsb.
Pada hal rata2 dari mereka (Sahabat / tetangga saya) tahu bahwa Alkitab itu Firman Allah.
Saat membaca Kitab Perjanjian Lama saya jumpai sbb :
Ketika embun itu telah menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti sisik, halus seperti embun beku di bumi.
Ketika orang Israel melihatnya, berkatalah mereka seorang kepada yang lain: “Apakah ini?” Sebab mereka tidak tahu apa itu. Tetapi Musa berkata kepada mereka: “Inilah roti yang diberikan TUHAN kepadamu menjadi makananmu.
Allah memberi mereka makan manna 40 tahun lamanya. Allah tidak pernah memberi makanan yang lain (Kecuali ketika mereka ber-sungut2 dan Allah memberi makan burung puyuh selama 40 hari)
Ternyata orang Israel tidak patuh dan ber-ulang2 berontak minta makanan Mesir, Mereka mulai bosan dengan manna, meskipun rasanya lezat dan ternyata mereka sehat dan tidak ada yang sakit atau mati kecuali karena hukuman dosa2nya.
Bahkan mereka menghina manna sehingga mereka digigit ular sampai mati.
Demikian juga manusia selama hidupnya di dunia ini, Allah memberi hanya manna dari Surga yaitu Firman Allah dalam Alkitab, makanan yang luar biasa dan tidak diberikan yang lain supaya manusia boleh hidup dan tumbuh sampai menjadi sempurna.
Tetapi pada kenyataannya banyak umat Kristiani yang ingin makanan yang lain, bosan dengan makanan dari Surga, bosan dengan kebenaran2 ilahi ini.
Beberapa orang mulai menambah dengan ber-macam2 ilmu, juga falsafah2 dunia dari ber-bagai2 bangsa, kebiasaan atau tradisi, ajaran2 orang tua, tahyul bahkan ocultisme
Dan hal ini membuat banyak celaka seperti yang dialami orang Israel waktu menolak dan bosan pada manna, rohani menjadi mati.
Mengapa untuk sebagian orang Firman Tuhan itu seperti manna dan untuk sebagian orang yang lain, Firman Tuhan itu seperti roti ?
Bagaimana caranya supaya orang2 beriman boleh selalu mendapatkan Firman Tuhan itu seperti roti bagi jiwanya ?
Bagi Imam2 Roti itu makanannya, tetapi bagi orang lain roti itu bukan makanannya.
Seperti yang tertulis :
Roti itu teruntuk bagi Harun serta anak-anaknya dan mereka harus memakannya di suatu tempat yang kudus; itulah bagian maha kudus baginya dari segala korban api-apian TUHAN; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya.”
Mengapa seseorang tidak merasa tertarik membaca Firman Tuhan ?
Mengapa mereka lebih tertarik membaca koran , majalah dll ?
Kalau kita lapar, lalu melihat batu, kita tidak akan tertarik. Kalau melihat roti baru ada perhatian.
Setan berkata pada Yesus yang sedang lapar bahwa batu itu roti, tetapi Yesus tidak percaya akan dusta Setan. Yesus yakin bahwa Firman Allah yang keluar dari mulut Allah itulah roti.
Bagi orang yang tinggal diluar maka Firman Allah menjadi tertutup, menjadi manna bukan roti..
Mengapa orang beriman tidak mau makan roti yang turun dari Surga ?
Sebab mereka tidak masuk ke dalam Ruangan Suci.
Sebab tidak ada tanda Darah, Air dan Roh.
Sebab tidak tinggal dalam kesucian.
Manna tidak dikenal oleh orang2 Israel, demikian juga Alkitab tidak dikenal oleh sebagaian orang beriman.
Pada hal Firman Allah itu yang akan membawa mereka menuju kesempurnaan hidup.
Selamat hari ulang tahun yang pertama buat Katolisitas tgl : 31.Mei.2009, semoga tulisan2 yang ada didalamnya baik pertanyaan dan jawaban yang diberikan bisa membawa setiap pembacanya jadi lebih dekat dan lebih mengenal akan cinta kasih Allah Yang Maha Besar. Amin
Salam
Machmud
Shalom Machmud,
Terima kasih atas komentar, pertanyaan, dan dukungannya untuk katolisitas.org. Machmud mengajukan pertanyaan apakah Gereja Katolik menganjurkan umatnya untuk membaca Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru?
1) Saya tidak memungkiri bahwa banyak dari umat Katolik dan umat Kristen yang lain yang belum membaca Alkitab dari awal sampai akhir. Hal ini memang menjadi suatu refleksi tersendiri bagi umat Katolik untuk memikirkan agar bagaimana umat Katolik dapat membaca Firman Tuhan dengan lebih tekun lagi. Tentu saja membaca Alkitab dari awal sampai akhir baik sekali, namun lebih baik lagi adalah mencoba mengerti dan mencoba menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, sehingga Firman Allah benar-benar menjadi Firman yang hidup, yang bukan hanya diketahui namun dikasihi dan dijalankan. Pemazmur mengatakan "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." (Ps 119:105).
2) Pertanyaannya adalah kalau umat Katolik tahu bahwa ini adalah Firman Allah, kenapa tidak rajin membaca-Nya? Ada banyak yang mengatakan bahwa Firman Tuhan sulit untuk dipahami, sehingga akhirnya menyerah untuk membaca-Nya. Ada yang memang malas, dan tidak benar-benar ingin mengetahui kebenaran lewat Firman Allah. Namun pengertian dan kemalasan sebenarnya dapat diperangi dengan berdoa. Masing-masing dari umat Allah harus berdoa, mohon agar Roh Kudus memberikan inspirasi, kesetiaan untuk membaca Alkitab, dan pada saat yang bersamaan juga mohon diberikan pengertian yang benar untuk menafsirkan ayat-ayat di dalam Alkitab. Karena memang banyak dari ayat-ayat di Alkitab yang saling terkait dengan ayat-ayat yang lain, baik di dalam Pernjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Bahkan untuk ayat-ayat yang sulit, seseorang harus mengerti bahasa asli dan budaya waktu buku-buku tersebut ditulis. Untuk menjaga kemurnian pesan dari Alkitab, Gereja Katolik mempunyai Magisterium / kewenangan mengajar untuk menginterpretasikan ayat-ayat tersebut. Dan Magisterium akan melihat secara terperinci tentang hal tersebut dan juga melihat apa yang dikatakan oleh jemaat perdana, terutama oleh para bapa gereja (ahli-ahli Alkitab, teolog, dll). Oleh karena itulah, ada tiga pilar kebenaran di dalam Gereja Katolik, yang terdiri dari: 1) Sacred Scripture (Kitab Suci), 2) Sacred Tradition (Tradisi Suci), dan 3) Sacred Magisterium (kewenangan mengajar). Dengan tiga pillar kebenaran ini, maka semua ajaran Gereja Katolik dapat konsisten dan dapat ditelusuri dasarnya dari Alkitab, dan juga dari perkembangan ajaran tersebut di dalam sejarah.
3) Karena begitu pentingnya Kitab Suci dalam kehidupan umat beriman, maka selain mendasarkan semua pengajarannya dari Alkitab, Gereja Katolik juga mengintegrasikan Kitab Suci dalam liturgi, terutama dalam setiap perayaan Ekaristi. Di dalam perayaan Ekaristi, ada dua meja, yang terdiri dari 1) meja perjamuan (the table of the Eucharist) dan 2) meja sabda (the table of the Word). Dan Gereja Katolik mempunyai tahun liturgi yang dibagi menjadi A, B, C. Ketiga tahun liturgi tersebut membahas hampir semua isi dari Alkitab, dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu. Oleh karena itu, bagi umat Katolik yang mengikuti misa harian atau membaca Alkitab mengikuti kalendar liturgi, dalam 3 tahun mereka telah membaca hampir seluruh isi Alkitab. Ada juga begitu banyak renungan harian yang dibuat menurut kalendar liturgi gereja, yang membantu untuk mendapatkan pengertian yang benar.
Hal lain yang dilakukan oleh Gereja Katolik baik di tingkat universal (seluruh dunia) atau tingkat keuskupan di negara-negara tertentu adalah mencanangkan bulan/tahun Alkitab, dengan kegiatan dan renungan tersendiri, sehingga umat Katolik dapat tergerak untuk membaca dan mengasihi Firman Allah. Sebagai contoh, tahun ini – 2009, Gereja secara universal mencanangkan tahun santo Paulus, salah satu figur utama di dalam Alkitab. Di keuskupan Jakarta maupun keuskupan yang lain juga mencanangkan bulan Kitab Suci, dll, yang salah satu kegiatannya adalah pembahasan Alkitab di tingkat lingkungan (umat basis).
Namun, apapun kegiatannya, semuanya kembali kepada pribadi masing-masing. Gereja telah mencoba mengajak seluruh umat Katolik untuk berpartisipasi dalam kegiatan menggeraja. Namun setiap pribadi harus juga menjalankan bagiannya, yaitu bertekun dalam doa, setia dalam kehidupan sakramen, dan setia dengan pengajaran dari Gereja. Dan kekuatan dari Roh Kudus yang mengalir dari doa pribadi dan Sakramen dapat membawa seseorang untuk terus bertekun dalam membaca Alkitab dan bertumbuh dalam iman.
Demikian jawaban saya. Dan terima kasih untuk pertanyaan ini, yang seharusnya menjadi tantangan bagi umat Katolik untuk mawas diri dan juga setia dengan tiga pilar kebenaran tersebut: Alkitab, Tradisi Suci, dan Magisterium.
Terima kasih juga atas ucapan selamatnya. Mohon doa juga dari Machmud agar katolisitas.org dapat menjadi alat Tuhan untuk menyampaikan kebenaran, walaupun banyak keterbatasan dari kami.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
Terima kasih Stefanus
Rasanya kepingin juga mengikuti pembahasan tentang semua isi Alkitab tsb, namun orang luar seperti saya apa mungkin ?
Oleh sebab itu saya akan berusaha belajar sendiri, barangkali Allah juga berkenan memberikan anugerahnya agar saya bisa mengerti apa rencananya bagi hidup saya dan bagi keluarga saya
Salam – Machmud
Shalom Machmud, Sebenarnya, Machmud dapat menghubungi organisasi seperti Yayasan Lembaga Biblika Indonesia, yang menawarkan beberapa kursus. Sitenya dapat dilihat disini (silakan klik). Machmud juga dapat memulai dengan membeli renungan harian berdasarkan kalender Gereja Katolik. Saya tidak tahu apakah nama renungannya, namun dapat bertanya kepada gereja Katolik terdekat. Beberapa judulnya, misalnya, Satu Perjamuan, Satu Jemaat, Renungan Harian, Bahasa Kasih, Sabda Kehidupan, dst. Semoga perjalanan Machmud untuk mencari kebenaran diberkati oleh Allah. Machmud juga dapat datang ke pastor di Gereja Katolik terdekat untuk minta bimbingan. Tuhan memberkati. "Dan jangan lupa, bahwa Gereja Katolik senantiasa membuka pintu lebar-lebar bagi Machmud dan keluarga, serta bagi semua orang yang mencari kebenaran." Salam kasih dalam Kristus Tuhan, stef – http://www.katolisitas.org
Pak Stef,
Renungan Harian berdasarkan kalender liturgi Katolik di Indonesia tersedia beberapa pilihan diantaranya Ziarah Batin (terbitan Penerbit Obor), Inspirasi Batin (terbitan Kanisius, lengkap dengan Bacaan I/II, dan Injil), Ruah (lengkap dengan Bacaan I/II, Injil, Mazmur dan Pengantar Injil), dan Mutiara Iman. Terbitnya ada yang 3 bulan sekali (Ruah), 6 bulan sekali (Inspirasi Batin) kemudian juga ada yang 1 tahun sekali. Bisa dicari di Toko Buku Rohani/Gramedia. Seperti Inspirasi Batin, saat ini sudah tersedia di Gramedia untuk terbitan tahun kedua. Semoga bermanfaat.
salam,
chris
Saya ingin bertanya. Saya menemukan kutipan bahwa:
Keputusan Council of Valencia pada tahun 1229, yang berbunyi sebagai berikut:
“We prohibit also the permitting of the laity to have the books of the Old and New Testament, unless any one should wish, from a feeling of devotion, to have a psalter or breviary for divine service, or the hours of the blessed Mary. But we strictly forbid them to have the above-mentioned books in the vulgar tongue”
Apa maksudnya ya?
Salam,
Andreas
[Dari Admin: Pertanyaan ini sudah dijawab di atas]
Comments are closed.