Retret Penyembuhan Luka Batin Paroki Thomas Rasul – Jakarta
Oleh Pastor Felix Supranto, SS.CC

“Mukjizat Nyata Bagi Orang Percaya” merupakan tema retret luka batin yang dikoordinir oleh PDPKK Santo Thomas Rasul –Jakarta. Retret ini kudampingi bersama keluarga Boy Rahardja (Pak Boy, Ibu Antje, dan Rayner) tanggal 12 – 14 September 2014.

Hatiku tersentak karena Tuhan memberikan kepadaku pandangan bahwa ternyata ada orang yang sungguh-sungguh percaya akan kuasa-Nya. Dalam Misa Pembukaan, aku melihat seorang ibu penuh semangat menyanyikan lagu “Menikmati Kasih” pada saat homili. Ia bukan orang dari Jakarta karena para peserta retret lainnya belum mengenalnya. Ia mengambil tempat paling depan sendirian. Ia datang dari Flores-NTT. Nama ibu itu adalah Ibu Herlina Wea. Ibu itu telah menderita kanker payudara stadium final.

Ibu itu mengalami mukjizat Tuhan bukan terutama penyembuhan dari penyakitnya, seperti yang ia sharingkan kepadaku dan kepada para peserta retret. Mukjizat yang ia syukuri adalah undangan Tuhan untuk datang ke retret tersebut. Ia mendapatkan tiket pesawat ke Jakarta tanpa ia tahu siapa pengirimnya.

Undangan Tuhan itu memberikan kelegaan baginya. Tuhan mengerti bahwa ia telah menghabiskan segalanya untuk pengobatan secara medis dan tradisional. Ketika ia tak berdaya dalam mengatasi penyakitnya, Tuhan menuntunnya secara ajaib untuk mengalami kasih-Nya.

Kasih Tuhan itu nyata dalam suasana indah yang melingkupi batinnya. Suasana batin yang indah itu ia dapatkan ketika ia tersungkur di depan Sakramen Mahakudus pada saat adorasi. Ia dengan deraian air mata terus menerus menyanyikan lagu “Di depan-Mu aku Sujud Menyembah”. Ia merasakan kehadiran Tuhan Yesus yang menemaninya dalam menanggung sakitnya. Suara Tuhan Yesus, seperti dalam lagu pada saat penyembahan Salib, “Aku beri engkau hati yang mengampuni” lembut terdengar di telinganya. Ia kemudian memperoleh kekuatan untuk mengampuni semua orang yang menyebabkan luka batin sejak kecil dan yang ia bawa sampai berumahtangga. Hatinya pun penuh dengan kegembiraan. Kegembiraan hatinya menghilangkan rasa sakit di kepala dan payudaranya. Kejang-kejang di kaki, tangan, dan biji matanya juga lenyap. Hilangnya rasa sakit akibat penyakit kanker itu ia tuliskan di atas kertas. Ia mengatakan pengalamannya: “Luka hati ternyata lebih sakit daripada penyakit kanker. Kelegaan hati meringankan penderitaan dari penyakit ganas ini. Semuanya adalah anugerah dari kerelaan untuk mengampuni seperti Tuhan Yesus sendiri”.

Pengalaman imannya atas mukjizat Tuhan yang ia alami terangkum dalam sebuah doa. Doa itu ada dalam suratnya yang diberikan kepadaku sebelum ia meninggalkan tempat retret:

O Yesus Juru Selamatku, yang lembut hati dan manis.

Jangan lewatkan aku, dengarlah isak tangisku selagi Engkau memanggil yang lain, jangan lewatkan aku, Tuhan.

Biarkan aku datang di bawah tahta kemurahan-Mu.

Biarkan aku mendapat mahkota keindahan-Mu.

Apa pun yang terjadi dalam hidupku tak pernah aku ragukan kasih-Mu, Tuhan.

Tak ada yang mustahil bagi-Mu, Tuhan.

Korban salib-Mu, jauh lebih menderita dari pada sakitku ini.

Terima kasih Tuhan aku boleh mengalami sakit ini.

Tuhan, curahlanlah Roh Kudus-Mu ke dalam hatiku semoga Roh Kudus itu berkarya di dalam hatiku serta memurnikan jasmani dan rohaniku.

Biarlah di dalam penderitaanku, aku turut ambil bagian dalam penderitaan Salib-Mu.

Tuhan, jangan biarkan aku letih, layu, lemah.

Berikan aku kesegaran untuk memulai hidup baru, berkarya untukMu kapan dan di mana Engkau menghendaki.

Pakailah aku, Tuhan, aku siap menjadi alat-Mu seumur hidupku.

Terimakasih Tuhan untuk pengorbanan Salib-Mu yang menyelamatkan aku dari lubang kubur, mencopot kegelisahanku, dan memberikan kepadaku kelegaan lahir dan batin.

Terimakasih Tuhan, Engkau selalu hadir di saat aku membutuhkan bantuan.

Amin

Pesan yang indah bagi kita dari pengalaman ibu itu: Mukjizat adalah kekuatan ketika berada dalam puncak pergumulan. Kekuatan di tengah pergumulan menjadikan air mata sebagai awal sukacita. Sukacita itu lahir dari sebuah pengharapan yang muncul dari sebuah doa. Pengharapan itu memberikan kelegaan lahir dan batin: Apabila bertambah banyak pikiran dalam batinku, penghiburan-Mu menyenangkan jiwaku (Mazmur 94:19).

Tuhan memberkati