[Minggu Biasa XXIX: Kel 17:8-13; Mzm 121:1-8; 2Tim 3:14-4:2; Luk 18:1-18]

Minggu lalu sabda Tuhan mengajarkan kita agar beriman seperti orang kusta yang disembuhkan Tuhan Yesus. Hari ini, sabda Tuhan mengingatkan kita akan hal selanjutnya yang tak terpisahkan dari iman, yaitu: tetaplah berdoa. Sebab jika kita mengimani Allah yang Maha baik dan Maha memelihara, kita akan terus terdorong untuk bersyukur kepada-Nya dan memohon campur tangan-Nya dalam kehidupan kita. Inilah yang Tuhan Yesus sampaikan kepada kita dalam bacaan Injil hari ini: Jangan bosan berdoa, dan janganlah berputus asa. Sebab Tuhan berkenan memberikan pertolongan-Nya saat kita tekun berdoa menyerahkan hidup kita kepada-Nya.

Dalam bacaan pertama, kita juga melihat betapa Allah berkenan kepada doa orang beriman. Nabi Musa berdoa di puncak bukit, untuk memohon pertolongan Allah, ketika bangsa Israel bertempur melawan bangsa Amalek. Saat Musa mengangkat tangannya, bangsa Israel menjadi lebih kuat, namun saat ia menurunkan tangannya, terjadi hal sebaliknya. Setelah sekian waktu, lelah-lah Musa, ia tak kuat untuk selalu mengangkat tangannya. Tapi ia tidak putus asa. Ia memohon bantuan Harun dan Hur untuk menopang kedua tangannya, sehingga tangannya dapat terus terangkat sampai matahari terbenam. Bangsa Israel akhirnya menang dalam pertempuran itu. Bukankah pengalaman Musa juga dapat terjadi pada kita sekarang? Bukankah keluhan semacam inipun akrab di telinga kita  “Aku sudah berdoa, tapi sepertinya tak dikabulkan… aku jadi malas berdoa lagi….” Mari kita belajar dari Nabi Musa. Janganlah kita malu untuk memohon dukungan doa dari keluarga atau teman-teman kita. Pertolongan kita memang datang dari Tuhan, namun Tuhan menghendaki agar kita turut melakukan bagian kita, agar memenangkan perjuangan hidup ini. Mari kita memohon kebijaksanaan dari Tuhan untuk dapat melakukan apa yang menjadi bagian kita, dan menyerahkan apa yang tidak bisa kita lakukan ke dalam tangan Tuhan. Dengan demikian kita selalu mempunyai kekuatan dalam pergumulan hidup, sebab kita tahu bahwa kita menghadapinya bersama Tuhan. Dengan pertolongan Tuhan, kita akan dimampukan untuk melakukan apa yang dapat kita lakukan, dan kita akan dipimpin untuk menemukan jalan keluar dari segala kesulitan yang kita alami dalam hidup ini.

Sungguh, Tuhan adalah segalanya bagi kita. Maka, walaupun memang kita dapat memohon banyak hal kepada-Nya, seperti rahmat kesehatan, kerukunan dalam keluarga, pekerjaan, agar lulus ujian dst, tetapi jangan lupa bahwa sebenarnya, yang terpenting adalah Tuhan sendiri. Bagaimana supaya kita dapat mengalami hubungan yang dekat dengan Tuhan? Mungkin itulah yang harus kita mohonkan setiap hari, dan juga kita mohonkan bagi orang-orang yang kita kasihi, dan bahkan semua orang. Tuhan berkenan kepada doa-doa yang dihaturkan terus menerus demi keselamatan kita dan orang- orang yang kita doakan. Pesan ini menjadi pas bagi hari ini, saat kita juga merayakan Minggu Evangelisasi. Jika kita telah mengalami kasih Allah yang telah dinyatakan-Nya kepada kita di dalam Kristus, mari kita bagikan kabar sukacita ini kepada sesama, terutama kepada mereka yang belum mengenal-Nya. Sebab dengan menyampaikan kasih Tuhan ini kepada mereka, kitapun diingatkan kembali akan kasih-Nya kepada kita. “Jesus loves you! Tuhan mengasihimu”, itulah pesan yang perlu disampaikan kepada semua orang. Maka, ingatlah ketiga hal ini: jangan bosan berdoa, jangan lelah berusaha, dan jangan enggan mewarta, sebab kita mengimani Allah yang begitu baik dan penuh kasih. Ayo!

5 COMMENTS

  1. selamat sore kak.. saya mohon bantuannya utk satu saja pertanyaan saya..

    bagaimana ya menghadapi rasa rendah diri / minder?

    krn jujur saya minder, saya merasa punya banyak keterbatasan, gak punya bakat atau keunggulan apapun.. saya sering iri dan mrasa dunia gak adil
    saya slalu merasa diri gak ada apa”nya, lemah, hanya gadis manja yang tidak punya apa”.. satu sisi saya jg org yg malas.. cuman utk kali ini, saya ingin beranikan diri utk maju, bertanya.. saya juga msih meragukan Tuhan itu ada, dan males

    saya mohon bantuan kakak.. krn saya melihat pacar saya dan kasihan, krn dia berjuang begitu keras tpi saya hanya membalas dia dgn rendah diri saya, dengan menjelekkan diri saya.. saya punya ortu yg udh cerai

    terima kasih

    • Shalom Cindy,

      Kami berempati kepada rasa minder yang Anda rasakan. Pengalaman perceraian kedua orangtua juga mungkin telah membuat perasaan minder itu muncul. Tetapi ini sekarang saatnya Anda mengubah cara pandang Anda kepada hidup ini dan kepada diri sendiri, melepaskan fokus Anda dari diri sendiri dan dari apa-apa yang Anda anggap tidak dapat Anda lakukan(yang membuat rasa minder itu datang), dan memusatkan perhatian kepada apa yang dapat Tuhan lakukan bagi Anda dan melalui Anda.

      Dalam hidup ini semua orang mempunyai salib kehidupan dalam bentuknya dan kadarnya masing-masing. Tetapi bergantung kepada sikap hidup seseorang dan imannya kepada Tuhan yang memberi hidup, beban hidup yang sama bisa memberikan hasil / akibat yang berbeda pada setiap orang. Kita melihat di sekeliling: emas yang dipanaskan, menjadi perhiasan indah. Tembaga yang dibengkokkan, menjadi kawat yang bermanfaat. Batu yang dipahat, kemudian menjadi patung yang cantik berseni. Benda-benda itu dapat diibaratkan hidup kita. Jika kita memilih untuk percaya kepada penyelenggaraan Allah, yang mengijinkan sukaduka kehidupan membentuk kita, kita akan menaruh harapan yang positif kepada segala hal dalam kehidupan ini, termasuk kepada diri kita sendiri, karena percaya dengan iman bahwa dengan cara dan waktu-Nya, semuanya akan dijadikan indah oleh Tuhan.

      Setiap manusia yang Tuhan ijinkan hadir di dunia ini hadir karena cinta kasih-Nya, Ia pasti mempunyai rencana yang indah bagi setiap ciptaan-Nya. Kita masing-masing mempunyai keunikan dan kelebihan tersendiri, yang tidak dimiliki orang lain. Kadang jika kita membandingkan diri dengan orang lain yang kita anggap lebih mampu dalam banyak hal, kita menjadi kecil hati. Kita ingat akan perumpamaan yang Yesus sampaikan pada kita mengenai tuan yang memberikan talenta pada hamba-hambanya, ada yang diberi lima talenta, ada yang diberi tiga, ada yang hanya diberi satu. Tetapi hamba yang diberi satu talenta tetap bisa berbuat sesuatu dengan apa yang sudah dipercayakan kepadanya. Tuhan melihat usaha kita untuk mengembangkannya. Kemauan dan usaha kita untuk mengembangkannya yang menjadi tolok ukurnya, bukan hasilnya. Orang yang dikaruniai dengan banyak bakat pun jika tidak dilatih dan dikembangkan terus dengan tekun tetapi hanya diam saja tanpa melakukan apa-apa, maka kemampuannya itu juga tidak akan berkembang. Saya pernah membaca kutipan yang diduga ditulis oleh Albert Einstein, bahwa kejeniusan itu dibentuk dari 10 % inspirasi dan 90 % perspirasi (keringat / kerja keras). Mungkin Anda ingat juga kisah hidup Hellen Keller, ia wanita yang buta dan sekaligus tuli. Jika ia memilih untuk murung dan membandingkan diri dengan kelebihan yang dipunyai oleh orang lain dan orang yang normal penglihatan dan pendengarannya, ia pasti tidak akan menjadi seorang aktivis politik, penulis, dan pengajar yang sangat dihormati di seluruh dunia, di mana seluruh dunia kini mengenal namanya. Ketabahan jiwanya yang penuh harapan dan optimisme membuatnya mampu mengatasi kekurangan fisik dirinya. Salah satu kutipannya yang terkenal berbunyi demikian, “Mengasihani diri sendiri adalah musuh kita yang paling besar. Jika kita membiarkan hal itu menguasai diri kita, maka kita tidak akan pernah bisa melakukan apapun yang bijaksana dalam hidup ini.”

      Tuhan mengasihi dan menghargai Anda, itulah sebabnya Ia menciptakan Anda dengan indah dan unik. Kita semua juga begitu. Jika kita menjelekkan diri sendiri, sebenarnya kita juga menjelekkan Dia yang sudah menciptakan kita dengan segenap kasih yang begitu besar. Kini saatnya membuka diri dan sambil mencoba mengenali bakat dan minat Anda. Bergaullah seluasnya dengan banyak orang, ikutilah kegiatan OMK di paroki dan galilah hikmat-hikmat kehidupan dari orang-orang yang Anda jumpai, dari kisah-kisah para Kudus yang menanggapi panggilan Tuhan di tengah segala keterbatasan dirinya, dan kisah hidup tokoh dunia lainnya. Banyaklah berdoa agar Anda mampu mengenali karya-karya indah Tuhan yang sudah Dia selenggarakan dalam diri Anda dan mohonlah bimbingan-Nya supaya Anda dapat mengenalinya dan mengembangkannya. Semakin luas pergaulan Anda dan semakin kaya wawasan Anda, semakin lebih mudah menemukan kekuatan dan kelebihan Anda. Bakat itu tidak harus dalam bentuk spektakuler seperti kemampuan seni mengagumkan atau kecerdasan superior. Tuhan memberi setiap orang kelebihan, dengan tujuan dan misi masing-masing yang indah di baliknya. Termasuk misalnya kelebihan mampu mendengarkan orang lain, ketrampilan memasak nasi goreng yang sedap, keramahan yang membuat orang lain nyaman di dekat kita, kemampuan konsentrasi yang lama pada suatu hal, dan banyak lagi, tidak terbatas. Tuhan memberikannya karena misi-misi kasih yang Ia rancang bagi kehidupan, dan itu bukan terletak pada besarnya atau kadarnya. Selamat bangkit ya dan semangat menjalani hidupmu yang indah, mari bekerjasama dengan Tuhan yang menciptakan kita dengan berbagai kemampuan dan keindahan tersembunyi yang menunggu untuk kita kenali dan kita kembangkan demi kemuliaan Tuhan dan kebaikan sesama dan diri kita sendiri. Semoga sharing ini dapat berguna bagi Anda.
      Salam kasih dan doa dalam Kristus Tuhan
      Triastuti – katolisitas.org

      • Ada ungkapan, “aku sedih dan menangis krn di rumah aku tidak punya sepatu baru. Di jalan aku melihat orang yg tidak punya kaki”. Intinya ada orang lain yg memiliki masalah yg lebih besar drpd masalah Cindy.

  2. Dear Katolisitas,

    di kantor kami seminggu sekali ada ibadah ekumene yg dipimpin oleh seorang imam (biasanya dari Protestan, sesuai gereja nya bos),
    dalam bulan itu ada satu kali sharing Alkitab dipimpin oleh satu karyawan, semuanya yg sudah baptis dan sidi (sudah ikut komuni) bergiliran pimpin sharing. Tentu someday saya juga akan kena giliran.

    Bagi saya ini tugas yg berat, karena saya juga orang awam, rasanya tugas kantor yg paling berat pun saya masih berani jalanin, tapi kalo sharing Alkitab saya prepare pusing juga.

    Yang saya mau tanya, apakah hal-hal pokok yg harus saya perhatikan / utamakan ketika saya akan pimpin sharing Alkitab? Saya yg Katolik disini minoritas, kebanyakan yg Kristen dari Protestan.
    Saya takut salah ngomong.

    Terima kasih penjelasannya.

    • Shalom Roberts,

      Bersyukurlah jika Anda dipercaya untuk memimpin sharing Kitab Suci. Mungkin ini adalah cara yang dapat membangun iman Anda juga, sebab dengan tugas itu Anda lebih terdorong untuk membaca dan merenungkan Kitab Suci. Apakah Anda memilih sendiri perikopnya, atau perikopnya sudah ditentukan? Entah Anda pilih atau sudah ditentukan, tidak ada jalan yang lebih baik daripada Anda coba untuk membaca dan merenungkan terlebih dahulu perikop tersebut. Mohonlah bimbingan Roh Kudus agar Anda memperoleh pemahaman yang benar. Silakan mengacu kepada buku-buku renungan Katolik, Anda dapat membaca Ruah, Ziarah Batin, atau Mutiara Iman, atau Katolisitas, jika Anda pandang membantu.

      Untuk merenungkan Kitab Suci, silakan Anda membaca salah satu caranya, yaitu Lectio Divina, silakan klik di sini.

      Sedangkan untuk memahami prinsip menginterpretasikan Kitab Suci menurut Gereja Katolik, silakan membaca artikel-artikel berikut ini:

      Empat prinsip untuk menginterpretasikan Kitab Suci
      Bagaimana menginterpretasikan Kitab Suci menurut pengajaran Gereja Katolik?
      Gereja Tonggak Kebenaran dan Tanda Kasih Tuhan, bagian 3

      Jika ada perikopnya mencakup suatu ajaran/ doktrin, silakan mencari dulu di internet untuk melihat bagaimana interpretasinya menurut Gereja Katolik. Anda dapat menggunakan fasilitas pencarian di Katolisitas dengan mengetik kata kuncinya, atau Anda mencari di sumber lainnya, seperti di Catholic Answers, EWTN, Fish Eaters, atau situs Katolik lainnya. Atau silakan juga membaca Katekismus Gereja Katolik, sehubungan dengan topik yang sedang dibicarakan. Caranya dengan melihat bagian belakang Katekismus, dan lihatlah di sana ada kata-kata kunci topik pembahasan dan nomor-nomor KGK yang membahasnya. Memang umumnya dalam sharing, yang diungkapkan adalah pengalaman sehari-hari, dan biasanya tak ada yang salah atau benar, karena menyangkut pengalaman tiap-tiap orang. Tetapi kalau Anda ingin mengetahui apakah prinsip ajaran yang disampaikan dalam suatu perikop, yang dapat juga memperkaya sharing Anda sendiri, silakan mencari tahu terlebih dahulu.

      Akhirnya, mohonlah agar Tuhan membantu Anda untuk melakukan tugas Anda ini. Allah yang sudah berkenan memberikan tugas ini kepada Anda, juga akan memampukan Anda melaksanakannya, jika Anda mengandalkan Dia.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati-katolisitas.org

       

Comments are closed.