Pertanyaan:

hallo kak..
sya ingin tanya..
gimana pendapat Gereja Katolik tentang Ibr 7:27, 10:14, 1Pet 3:18??
trus Kis 3:21, dan Ibr 9:26-28??
orang protestan jga berkata, keabsolutan karya’Nya di tnjukan dengan pnggunaan kta “telah”..

makasih kak..

Jawaban:

Shalom Thomas,

Mari kita melihat ayat- ayat yang anda sebutkan, yang intinya menyatakan bahwa korban Yesus telah terjadi satu kali untuk selama-lamanya:

Ibr 7:27,10:14

“…..yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban….. Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.”

1Pet 3:18

“Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah.”

Kis 3:21

“Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu.”

Ibr 9:26-28

“Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya. Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.”

Tanggapan Gereja Katolik:

Gereja Katolik tentu meng- aminkan ayat- ayat di atas, bahwa memang Tuhan Yesus telah mengorbankan diri-Nya di kayu salib, sekali untuk selama- lamanya. Tetapi, karena Kristus sebagai Tuhan tidak terbatas oleh ruang dan waktu, maka Ia berkehendak untuk hadir di tengah umat-Nya melalui kurban Tubuh dan Darah-Nya agar semua manusia dari setiap generasi dapat menyambut-Nya, dan menerima buah pengorbanan-Nya. Dan keinginan-Nya untuk hadir di tengah kita yang menyambut Tubuh dan Darah-Nya juga kita ketahui dari Sabda-Nya dalam Kitab Suci.

Mari kita melihat beberapa teks berikut ini:

[Pada Perjamuan Terakhir sebelum sengsara-Nya], Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” (Luk 22:19, lih. Mat 26:26, Mrk 14:22, 1 Kor 11:24)

Lihatlah dalam perkataan yang diucapkan Yesus ini: “Inilah TubuhkubukanInilah lambang Tubuh-Ku“. Artinya, oleh kuasa Roh Kudus-Nya, Ia sungguh ingin menjadikan roti dalam perjamuan tersebut sebagai Diri-Nya sendiri. Demikian pula dengan anggur yang ada dalam cawan itu, sebagai Darah-Nya sendiri. Kenyataan bahwa perjamuan tersebut dilakukan sebelum kejadian pengorbanan-Nya di kayu salib, juga sudah memberikan bukti bahwa Kristus yang mengatasi ruang dan waktu, menjadikan kurban Perjamuan tersebut sebagai kurban yang satu dan sama dengan kurban Tubuh dan Darah-Nya, yang baru secara nyata terjadi di bukit Kalvari keesokan hari-Nya.

Selanjutnya, perkataan selanjutnya, ialah bahwa Ia menghendaki agar kita memperingati kurban Tubuh dan Darah-Nya ini sampai Ia datang kembali di akhir jaman:

“Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang…. Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.” (1 Kor 11:26)

Maka pada saat kita merayakan Ekaristi, kita memberitakan kematian-Nya yang membawa kita kepada keselamatan. Kita melakukannya karena inilah yang diajarkan oleh Kristus dan para rasul, bahwa kita harus mengenang-Nya dengan cara demikian sampai Kristus kembali datang di akhir jaman.

Jadi kurban Kristus dalam Misa Kudus bukanlah korban yang baru, atau Kristus yang dikurbankan berulang- ulang; ataupun kurban berulang- ulang yang dilakukan oleh manusia seperti pada Perjanjian Lama. Yang dilakukan dalam Misa Kudus adalah memperingati dan menghadirkan kembali oleh kuasa Roh Kudus: korban Yesus yang satu dan sama itu; agar kita dapat memperoleh buah- buahnya. Sebab dengan kebangkitan-Nya dari maut, Kristus telah mengatasi maut, dan oleh kuasa Roh Kudus-Nya, Ia mengatasi ruang dan waktu, dan dapat menghadirkan kembali peristiwa yang satu dan sama itu, dengan cara yang berbeda, yaitu tidak dengan berdarah seperti yang terjadi 2000 tahun lalu ketika Ia wafat, tetapi secara sakramental, dengan kuasa-Nya mengubah roti dan anggur itu menjadi Tubuh dan Darah-Nya. Dengan demikian, Ia tidak wafat berkali-kali, namun efek pengorbanan-Nya tetap dapat disampaikan kepada Gereja-Nya di sepanjang zaman, sebab dengan kebangkitan-Nya memang Ia telah menebus umat manusia di sepanjang zaman.

Dengan kehadiran-Nya dalam Ekaristi tidak berarti bahwa Ia tidak tinggal di sorga; Ia tetap ada di surga, namun juga hadir di dunia, Ia berada di sebelah kanan Allah Bapa namun juga ada di tengah- tengah kita umat-Nya. Dalam Ekaristi, kita dapat menerima Tubuh dan Darah-Nya, agar kita memperoleh hidup di dalam Dia. Selanjutnya tentang topik ini silakan klik di sini. Sebab Yesus berkata:

“Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia…..Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” (Yoh 51-58)

Ajaran ini memang termasuk ajaran yang sulit, sehingga bahkan dalam Kitab Suci kita melihat banyak orang meninggalkan Yesus setelah Yesus mengajarkan hal ini kepada mereka (lih. Yoh 6:60-66). Karena mereka tidak dapat memahami, bagaimana Yesus dapat memberikan Tubuh-Nya untuk dimakan dan Darah-Nya untuk diminum? Namun Yesus tidak mengubah ajaran ini meskipun banyak pengikutnya pergi meninggalkan Dia:

“Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Jawab Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”(Yoh 6:68-69)

Sekarang, di tengah- tengah ajaran mereka yang tidak lagi menghayati kehadiran Yesus yang nyata dalam Ekaristi, mereka yang mengatakan roti dan anggur hanyalah lambang Tubuh dan Darah Kristus, mereka yang mengatakan bahwa Ekaristi bukan korban Kristus, sesungguhnya Yesuspun bertanya yang sama kepada kita umat Katolik: “Apakah kamu tidak mau pergi juga?”…. Apakah kamupun mau menjadi tidak percaya akan ajaran ini?

Semoga kita dapat menjawab bersama Rasul Petrus: “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal…” Semoga kita dapat melihat bahwa iman para rasul akan kehadiran Yesus dalam Ekaristi ini merupakan salah satu pokok iman yang diajarkan secara tidak terputuskan sejak Gereja awal mula (lih. Kis 2:42) sampai sekarang. Gereja Katolik melestarikan ajaran ini lebih dari 2000 tahun lamanya. Pengajaran tentang Ekaristi sebagai kurban Kristus yang satu dan sama ini, merupakan suatu bukti yang nyata bagaimana kita harus membaca Kitab Suci dalam terang Tradisi Suci yaitu ajaran para rasul dan para Bapa Gereja, yang dengan setia melaksanakan ajaran Kristus. Ekaristi sebagai kurban Kristus yang satu dan sama itu adalah jawaban akan bagaimana Kristus memberikan hidup-Nya kepada mereka yang percaya kepada-Nya. Ekaristi adalah cara yang dipilih Yesus untuk menggenapi firman-Nya bahwa Ia adalah Sang Roti Hidup yang memberi hidup kepada dunia (Yoh 6:33). Tiada yang dapat membatasi kuasa Tuhan untuk menghadirkan kembali Misteri Paska-Nya (yaitu sengsara, wafat, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga), di tengah kita, agar kita, memiliki kesempatan untuk mengambil bagian di dalamnya.

Marilah kita menerima cara Kristus mengasihi kita, yaitu dengan kita menerima Tubuh dan Darah-Nya, agar dengan demikian kita dapat hidup oleh-Nya dan tinggal di dalam Dia. Sebab Ia berkata, “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.” (Yoh 6:58). Semoga dengan tinggal di dalam Dia, maka firman inipun digenapi di dalam kita, “Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak…. mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” (Yoh 15:5-7)

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- www.katolisitas.org

5 COMMENTS

  1. Shalom umat Katolik, saya ingin meluruskan salah kaprah umat KAtolik dalam memahami Firman TUHAN. Mari kita bahas satu persatu tentang Roti hidup yang dimaksud TUHAN YESUS.

    I. Apa atau siapa itu Roti Hidup yang turun dari Sorga?

    Jawab: YESUS KRISTUS.

    Yohanes 6: 33 Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.

    Yohanes 6: 35 Kata YESUS kepada mereka: “Akulah roti hidup”, barangsiapa DATANG kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa PERCAYA kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

    Yohanes 6:38 Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.

    II. Bagaimana Roti Hidup ini memberi hidup bagi manusia?

    Jawab: Dengan DATANG dan PERCAYA kepada Roti Hidup/ KRISTUS.

    Yoh 6:29 Jawab YESUS kepada mereka: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu PERCAYA kepada Dia yang telah diutus Allah.

    Yoh 6:33 Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.

    Yoh 6:34 Maka kata mereka kepada-Nya: “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.”

    Yoh 6:35 Kata YESUS kepada mereka: “Akulah roti hidup”, barangsiapa DATANG kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa PERCAYA kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

    III. Makan roti atau PERCAYA pada Roti Hidup supaya selamat?

    Jawab: Percaya pada Roti Hidup

    Yoh 6:40 Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang PERCAYA kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.

    Yoh 6:47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa PERCAYA, ia mempunyai hidup yang kekal.

    IV. Pengertian Roti Hidup, Makan dari padanya, dan Daging-Ku.

    Yoh 6:48 Akulah ROTI HIDUP.

    Yoh 6:50 Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa MAKAN dari padanya, ia tidak akan mati.

    Yoh 6:51 Akulah (KRISTUS) roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.

    Pengertian roti hidup dan barang siapa makan dari padanya tidak akan mati dari Yohanes 50 dan ayat sebelumnya sama atau tidak?

    Jawab: SAMA, yaitu YESUS KRISTUS adalah Roti Hidup yang turun dari sorga

    V. Apa itu roti yang diberikan YESUS?

    Yoh 6:51 Akulah (KRISTUS) roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah Daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.

    Jawab:

    Dan Roti (kiasan roti hidup) yang diberikan YESUS itu ialah Daging-Ku (benar-benar daging secara harafiah) yang akan diberikan (dan SUDAH diberikan YESUS setelahnya) untuk keselamatan dunia.

    VI. Kapan YESUS memberikan Daging-Nya untuk hidup dunia?

    Jawab: Di atas kayu salib di bukit Golgota

    Mengorbankan YESUS berkali kali secara fisikal didalam altar ekaristi sama saja dengan menganggap bahwa karya penebusan YESUS satu kali diatas salib Golgota tidak cukup tuntas melainkan harus diulang ulang setiap saat.

    Ini persis konsep ritual pengorbanan binatang didalam PL yang tidak pernah bisa menghapus dosa manusia secara tuntas untuk selamanya.

    Ritual PB bukan lagi Imam mempersembahkan korban diatas altar seperti konsep tradisi Katolik didalam Katekismus Katolik # 1367 :

    The sacrifice of CHRIST and the sacrifice of the Eucharist are one single sacrifice: ‘The victim is one and the same: the same now offers through the ministry of priests, who then offered himself on the cross; only the manner of offering is different.’ ‘And since in this divine sacrifice which is celebrated in the Mass, the same CHRIST who offered himself once in a bloody manner on the altar of the cross is contained and offered in an unbloody manner… this sacrifice is truly propitiatory.

    Ajaran bahwa YESUS adalah “victim” hanyalah penghujatan belaka karena Ia dengan kehendak-Nya sendiri mau dengan rendah hati taat kepada kehendak Bapa-Nya di Sorga (Fil.2:8),bukan identik seperti domba sembelihan biasa seperti didalam ritual PL.

    YESUS tidak mungkin mengajarkan bangsa Yahudi untuk melawan Hukum Taurat mereka dengan memakan daging dan minum darah seperti yang diperintahkan Tuhan sbb :

    Imamat 17:10 – 14 “Setiap orang dari bangsa Israel dan dari orang asing yang tinggal di tengah-tengah mereka, yang makan darah apa pun juga Aku sendiri akan menentang dia dan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya. Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa. Itulah sebabnya Aku berfirman kepada orang Israel: Seorang pun di antaramu janganlah makan darah. Demikian juga orang asing yang tinggal di tengah-tengahmu tidak boleh makan darah.Setiap orang dari orang Israel dan dari orang asing yang tinggal di tengah-tengahmu, yang menangkap dalam perburuan seekor binatang atau burung yang boleh dimakan, haruslah mencurahkan darahnya, lalu menimbunnya dengan tanah.Karena darah itulah nyawa segala makhluk. Sebab itu Aku telah berfirman kepada orang Israel: Darah makhluk apa pun janganlah kamu makan, karena darah itulah nyawa segala makhluk: setiap orang yang memakannya haruslah dilenyapkan.

    Jadi Perjamuan Kudus hanya bisa ditafsirkan secara kiasan atau figuratif saja sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan oleh YESUS kepada bangsa Yahudi.

    Ketika YESUS mengatakan bahwa kita harus makan daging dan minum darah-Nya harauslah dimengerti secara rohani bukan literal (Yoh.6:63). YESUS menggunakan bahasa figuratif seperti yang sering dilakukan-Nya (Yoh.16:25).

    Murid murid YESUS yang bangsa Yahudi sudah familiar dengan kiasan berupa berkat berkat rohani melalui Firman Tuhan yang dikiaskan sebagai makanan dan minuman seperti didalam Yer.15:16 ; Yes.55:1 – 3 ; Yoh.7:38 ; Yoh.4:10,14).

    Alkitab mengajarkan KRISTUS hanya mati satu kali untuk selamanya didalam menebus dosa manusia secara tuntas seperti yang dikatakan-Nya :

    Yohanes 19:30 Sesudah YESUS meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

    Alkitab mengajarkan bahwa YESUS mengatakan Perjamuan Kudus hanya sebagai peringatan akan kematian Dia saja (1 Kor.11:24,25) sama sekali bukan pengorbanan-Nya kembali yang diulang ulang seperti didalam Katekismus Katolik # 1367.

    Demikian juga Alkitab mengatakan bahwa keselamatan hanya melalui karunia iman :

    Ef. 2:8,9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.

    Tetapi tradisi Katolik telah meracuni kebenaran Alkitab dengan mengatakan “ The sacraments of the New Testament are necessary for salvation (Katekismus Katolik # 1129).

    Kalau setiap kali ritual ekaristi YESUS hadir disana secara fisik dalam bentuk daging dan darah sesuai dengan Katekismus Katolik # 1374 dan 1378 maka ada banyak sekali YESUS muncul didalam berbagai tempat diseluruh penjuru dunia dalam waktu yang bersamaan,dengan demikian penyembahan ekaristi sudah bersifat penyembahan dalam bentuk polytheism. Ini adalah warisan agama paganisme Romawi kuno yang masuk kedalam Kekristenan melalui Kaisar Konstantine diabad ke -4 dimana dia mempersatukan kuasa politik dan agama didalam satu tangan seperti Vatikan sekarang.

    Semoga Umat Katolik bisa mempertanggungjawabkan imannya dan mau dengan rendah hati menyadari kekeliruannya.

    GBU

    [dari katolisitas: Argumentasi yang Anda berikan bukanlah sesuatu yang baru dan telah didiskusikan berkali-kali di situs ini. Saya mengundang Anda untuk bergabung dan memberikan argumentasi yang baru di dua diskusi panjang ini – silakan klik dan klik ini]

  2. hallo kak..
    oy, sbnar’nya yang mnjadi pkok persoalan adlah kata “tubuh”..
    kalo bleh tanya, di injil Yohanes, Yesus menggunakan kata kata “sarx” atau “soma”??
    terima kasih kak..

    • Shalom Thomas,

      Terima kasih atas pertanyaannya tentang terjemahan dari Lk 22:19, yang mengatakan “Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.

      RSV19: And he took bread, and when he had given thanks he broke it and gave it to them, saying, “This is my body which is given for you. Do this in remembrance of me.”
      NRSV19 Then he took a loaf of bread, and when he had given thanks, he broke it and gave it to them, saying, `This is my body, which is given for you. Do this in remembrance of me.’
      Douay19 And taking bread, he gave thanks, and brake; and gave to them, saying: This is my body, which is given for you. Do this for a commemoration of me.
      NAB19 Then he took the bread, said the blessing, broke it, and gave it to them, saying, “This is my body, which will be given for you; do this in memory of me.”
      KJV19 And he took bread, and gave thanks, and brake it, and gave unto them, saying, This is my body which is given for you: this do in remembrance of me.
      WEB19 He took bread, and when he had given thanks, he broke it, and gave to them, saying, “This is my body which is given for you. Do this in memory of me.”
      ESV19 And he took bread, and when he had given thanks, he broke it and gave it to them, saying, “This is my body, which is given for you. Do this in remembrance of me.”
      NASB19 And when He had taken some bread and given thanks, He broke it and gave it to them, saying, “This is My body which is given for you; do this in remembrance of Me.”
      NIV19 And he took bread, gave thanks and broke it, and gave it to them, saying, “This is my body given for you; do this in remembrance of me.”
      YOUNG19 And having taken bread, having given thanks, he brake and gave to them, saying, `This is my body, that for you is being given, this do ye–to remembrance of me.’
      Greek19: kai <2532> {AND} labwn <2983> (5631) {HAVING TAKEN} arton <740> {A LOAF,} eucaristhsaV <2168> (5660) {HAVING GIVEN THANKS} eklasen <2806> (5656) {HE BROKE,} kai <2532> {AND} edwken <1325> (5656) {GAVE} autoiV <846> {TO THEM,} legwn <3004> (5723) {SAYING,} touto <5124> {THIS} estin <2076> (5748) to <3588> {IS} swma <4983> {BODY} mou <3450> {MY,} to <3588> {WHICH} uper <5228> {FOR} umwn <5216> {YOU} didomenon <1325> (5746) {IS GIVEN:} touto <5124> {THIS} poieite <4160> (5720) {DO} eiV <1519> {IN} thn <3588> {THE} emhn <1699> {OF ME} anamnhsin <364> {REMEMBRANCE.}
      Vulgate19 et accepto pane gratias egit et fregit et dedit eis dicens hoc est corpus meum quod pro vobis datur hoc facite in meam commemorationem
      ASV19 And he took bread, and when he had given thanks, he brake it, and gave to them, saying, This is my body which is given for you: this do in remembrance of me.
      Darby19And having taken a loaf, when he had given thanks, he broke [it], and gave [it] to them, saying, This is my body which is given for you: this do in remembrance of me.

      a) Kalau dilihat dari ayat tersebut, maka terlihat bahwa tubuh menggunakan sṓma [G4983]; gen. sṓmatos. Kita melihat penggunaan yang lain di (1 Kor 15:37-38; Mt 5:29-30; Mt 6:25; Mt 26:12; Mrk 5:29; Mrk 14:8; Lk 12:22-23; Yoh 2:21; Rm 1:24; Rm 4:19; 1 Kor 6:13; 1 Kor 15:44; 2 Kor 4:10; 2 Kor 10:10; Kol 2:23; Ibr 10:5; 1Pet 2:24). Jadi tubuh di sini lebih menyatakan kepada daging yang menjadi bagian dari mahluk hidup. Mungkin ada yang mengartikan kata ini mengacu kepada arti metafor.

      b) Untuk itu, silakan juga membaca Yoh 5:56, yang mengatakan “Barangsiapa makan daging [menggunakan sárx]-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.” Makan di sini menggunakan kata trṓgō, yang berarti mengunyah, seperti kacang, makanan. Jadi tidak mungkin berarti berarti simbolis. Apalagi dikombinasi dengan kata sárx, yang berarti daging. Dan orang-orang Yahudi pada waktu itu mengerti konotasi dari ayat ini, sehingga “Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” (Yoh 6:60) dan banyak yang meninggalkan Yesus (ay. 66). Yesus tidak mencoba menerangkan bahwa makan daging dan minum darah adalah berarti simbolik, namun Dia justru menegaskannya dengan “Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” (ay 67) Kalau konotasinya adalah makan daging dan minum darah adalah tidak literal dan hanya sekedar simbolik, maka Yesus pasti akan menjelaskan kesalahpahaman ini. Namun, karena Yesus benar-benar mengatakan kebenaran ketika Dia mengatakan bahwa untuk diselamatkan seseorang harus makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya, maka Yesus tidak berkompromi terhadap kebenaran ini, walaupun banyak murid-murid yang meninggalkan Dia.

      c) Kalau masih ragu dengan hal ini, maka Rasul Paulus mengatakan “26 Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. 27 Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan.” (1 Kor 11:26-27) Kalau maksudnya makan dan minum hanya sekedar simbolik, mengapa rasul Paulus mengatakan bahwa barangsiapa yang tidak mempersiapkan diri dengan baik dalam makan roti dan minum cawan Tuhan, dia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan?

      d) Kalau masih ragu dengan hal ini, silakan melihat apa yang dikatakan oleh jemaat awal: (silakan melihat artikel ini – silakan klik)

      1) St. Ignatius dari Antiokhia (110), adalah murid dari rasul Yohanes. Ia menjadi uskup ketiga di Antiokhia. Sebelum wafatnya sebagai martir di Roma, ia menulis tujuh surat kepada gereja-gereja, berikut ini beberapa kutipannya:

      a. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, dia mengatakan, “…Di dalamku membara keinginan bukan untuk benda-benda materi. Aku tidak menyukai makanan dunia… Yang kuinginkan adalah roti dari Tuhan, yaitu Tubuh Kristus… dan minuman yang kuinginkan adalah Darah-Nya: sebuah makanan perjamuan abadi.”

      b. Dalam suratnya kepada jemaat di Symrna, ia menyebutkan bahwa mereka yang tidak percaya akan doktrin Kehadiran Yesus yang nyata dalam Ekaristi sebagai ‘heretik’/ sesat: “Perhatikanlah pada mereka yang mempunyai pandangan beragam tentang rahmat Tuhan yang datang pada kita, dan lihatlah betapa bertentangannya pandangan mereka dengan pandangan Tuhan …. Mereka pantang menghadiri perjamuan Ekaristi dan tidak berdoa, sebab mereka tidak mengakui bahwa Ekaristi adalah Tubuh dari Juru Selamat kita Yesus Kristus, Tubuh yang telah menderita demi dosa-dosa kita, dan yang telah dibangkitkan oleh Allah Bapa…”.

      2) St. Yustinus Martir (sekitar tahun 150-160). Ia menjadi Kristen sekitar tahun 130, oleh pengajaran dari para murid rasul Yohanes. Pada tahun 150 ia menulis Apology, kepada kaisar di Roma untuk menjelaskan iman Kristen, dan tentang Ekaristi ia mengatakan: “Kami menyebut makanan ini Ekaristi, dan tak satu orangpun diperbolehkan untuk mengambil bagian di dalamnya kecuali jika ia percaya kepada pengajaran kami… Sebab kami menerima ini tidak sebagai roti biasa atau minuman biasa; tetapi karena oleh kuasa Sabda Allah, Yesus Kristus Penyelamat kita telah menjelma menjadi menjadi manusia yang terdiri atas daging dan darah demi keselamatan kita, maka, kami diajar bahwa makanan itu yang telah diubah menjadi Ekaristi oleh doa Ekaristi yang ditentukan oleh-Nya, adalah Tubuh dan Darah dari Kristus yang menjelma dan dengan perubahan yang terjadi tersebut, maka tubuh dan darah kami dikuatkan.”

      3) St. Irenaeus (140-202). Ia adalah uskup Lyons, dan ia belajar dari St. Polycarpus, yang adalah murid Rasul Yohanes. Dalam karyanya yang terkenal, Against Heresies, ia menghapuskan pandangan yang menentang ajaran para rasul. Tentang Ekaristi ia menulis, “Dia [Yesus] menyatakan bahwa piala itu, … adalah Darah-Nya yang darinya Ia menyebabkan darah kita mengalir; dan roti itu…, Ia tentukan sebagai Tubuh-Nya sendiri, yang darinya Ia menguatkan tubuh kita.”

      4) St. Cyril dari Yerusalem (315-386), Uskup Yerusalem, pada tahun 350 ia mengajarkan, “Karena itu, jangan menganggap roti dan anggur hanya dari penampilan luarnya saja, sebab roti dan anggur itu, sesuai dengan yang dikatakan oleh Tuhan kita, adalah Tubuh dan Darah Kristus. Meskipun panca indera kita mengatakan hal yang berbeda; biarlah imanmu meneguhkan engkau. Jangan menilai hal ini dari perasaan, tetapi dengan keyakinan iman, jangan ragu bahwa engkau telah dianggap layak untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus.”

      5) St. Augustinus (354-430), Uskup Hippo, mengajarkan, “Roti yang ada di altar yang dikonsekrasikan oleh Sabda Tuhan, adalah Tubuh Kristus. Dan cawan itu, atau tepatnya isi dari cawan itu, yang dikonsekrasikan dengan Sabda Tuhan, adalah Darah Kristus….Roti itu satu; kita walaupun banyak, tetapi satu Tubuh. Maka dari itu, engkau diajarkan untuk menghargai kesatuan. Bukankah roti dibuat tidak dari saru butir gandum, melainkan banyak butir? Namun demikian, sebelum menjadi roti butir-butir ini saling terpisah, tetapi setelah kemudian menjadi satu dalam air setelah digiling…[dan menjadi roti]”

      Semoga dengan keterangan ini, kita akan semakin yakin akan keseluruhan Kristus (tubuh, jiwa dan ke-Allahan-Nya) yang hadir dalam rupa roti dan anggur. Yesus sendiri yang menginginkan bahwa Dia ingin hadir secara istimewa dalam kehidupan umat-Nya, agar Dia dapat bersatu dengan umat-Nya, dalam kesatuan tubuh dan jiwa. Semoga dapat membantu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  3. hallo kak..
    sya ingin tanya..
    gimana pendapat Gereja Katolik tentang Ibr 7:27, 10:14, 1Pet 3:18??
    trus Kis 3:21, dan Ibr 9:26-28??
    orang protestan jga berkata, keabsolutan karya’Nya di tnjukan dengan pnggunaan kta “telah”..

    makasih kak..

    [Dari Katolisitas: pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]

Comments are closed.