Pertanyaan:
Yth Katolisitas,
Saya ingin bertanya tentang Dosa menghujat Roh Kudus, bagaimana jika seseorang menghujat Allah atau Yesus Kristus, Putra-Nya apakah juga takkan terampuni seperti halnya menghujat Roh Kudus?
Demikian pertanyaan dari saya, terima kasih
Tuhan memberkati -Chris
Jawaban:
Shalom Chris,
Terima kasih atas pertanyaannya. Saya pernah menjawab pertanyaan sehubungan dengan dosa menghujat Roh Kudus disini (silakan klik), dimana saya mengatakan:
I. Dosa Menghujat Roh Kudus:
1) Di dalam Katekismus Gereja Katolik 1864 dikatakan “Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus”, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, tetapi bersalah karena berbuat dosa kekal” (Mrk 3:29). Kerahiman Allah tidak mengenal batas; tetapi siapa yang dengan sengaja tidak bersedia menerima kerahiman Allah melalui penyesalan, ia menolak pengampunan dosa-dosanya dan keselamatan yang ditawarkan oleh Roh Kudus. Ketegaran hati semacam itu dapat menyebabkan sikap yang tidak bersedia bertobat sampai pada saat kematian dan dapat menyebabkan kemusnahan abadi.
2) Jadi secara prinsip dosa adalah suatu kesalahan yang membuat manusia membelok dari tujuan akhir, yaitu persatuan dengan Tuhan. Semakin parah suatu dosa, maka pembelokannya terhadap tujuan akhir akan semakin besar. Dan dosa menghujat Roh Kudus, adalah suatu pembelokan yang benar-benar bertentangan dengan tujuan akhir. Hal ini dapat juga dimanifestasikan dengan keputus-asaan dan tidak mempunyai sikap untuk sampai pada tujuan akhir.
3) Perwujudan dari dosa ini adalah keputusasaan karena meragukan kasih Allah (despair) dan juga anggapan yang salah tentang keadilan Allah (sin of presumption). Dua hal ini adalah akibat dari kesalahan menilai hakekat Allah. Keputus-asaan melawan kebijaksanaan ilahi harapan (hope), di mana harapan ini diperlukan untuk percaya akan janji Allah tentang kehidupan kekal di surga. Keputus-asaan sebenarnya memberikan tuduhan yang tidak benar akan Allah yang sebenarnya maha pengampun dan maha kasih. Dengan demikian seseorang yang berputus asa akan menganggap dosanya lebih besar dari kasih Allah. Oleh karena itu, orang ini dapat melakukan apa saja yang melawan Allah, dengan anggapan bahwa dia tidak mungkin mendapatkan kasih Allah.
Di sisi yang lain, anggapan yang salah tentang keadilan Allah (sin of presumption) adalah dosa yang melawan Roh Kudus, yang bertolak belakang dengan dosa keputus-asaan. Presumption percaya akan janji Allah tentang Surga, namun menyalahi Allah yang sebenarnya Maha Adil, sehingga orang ini berfikir dapat mencapai surga dengan caranya sendiri tanpa mempedulikan bahwa Allah menghendaki pertobatan dan bahwa ada konsekuensi dari dosa/ kesalahan yang diperbuat olehnya. Orang macam ini menempatkan anggapan sendiri lebih tinggi dari pada hukum Tuhan. Dia juga berfikir bahwa dia dapat terlepas dari hukuman Tuhan walaupun dia berdosa. Oleh karena itu, pertobatan yang membawa kepada kebahagiaan kekal, menjadi suatu yang sulit sekali dilakukan, sebab orang ini tidak melihat bahwa pertobatan itu diperlukan. Dan akhirnya orang ini juga dapat terjebak untuk tidak mengakui adanya hukum moral dan kebenaran yang bersumber dari Tuhan. Oleh karena itu orang ini sulit diselamatkan, karena menolak kebenaran berarti menolak Tuhan, sumber dari kebenaran atau kebenaran itu sendiri.
II. Bagaimana dengan dosa menghujat Allah Putera dan Allah Bapa?
1) Dalam konteks perikop tersebut (Mt 12:22-37), dikatakan bahwa Yesus telah begitu banyak menyembuhkan orang, yang tidak mungkin dapat dilakukan tanpa kuasa Allah. Walaupun dengan bukti-bukti tersebut dan ditambah dengan begitu banyak orang yang mengatakan bahwa “Yesus adalah anak Daud (yang berkonotasi Sang Mesias)” (Mt 12:23), kaum farisi masih tetap tidak percaya. Dari perikop tersebut, kita melihat bahwa Yesus mengusir setan, menyembuhkan yang buta dan bisu, seperti yang diceritakan demikian, “Kemudian dibawalah kepada Yesus seorang yang kerasukan setan. Orang itu buta dan bisu, lalu Yesus menyembuhkannya, sehingga si bisu itu berkata-kata dan melihat.” (Mt 12:22). Seharusnya, sebagai seorang farisi, mereka tahu akan nubuat nabi Yesaya, “Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara.“(Is 35:5-6). Namun bukannya percaya atau minimal mempelajari hal ini, mereka dengan serta merta mereka berkata “Dengan Beelzebul, penghulu setan, Ia mengusir setan.” (Mt 12:24). Dalam konteks inilah Yesus mengatakan bahwa “Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni.” (Mt 12:31).
Tentang Roh Kudus yang dijanjikan, Yesus berkata “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman.” (Yoh 16:8). Oleh karena itu, tugas utama Roh Kudus adalah ‘menginsafkan’ manusia dari dosanya. Jika manusia tidak mau insaf, maka ia berdosa melawan Roh Kudus. Maka adalah benar, kalau seseorang menolak Roh Kudus, berarti ia menolak kebenaran dan menolak kasih Allah, serta menolak pengampunan dari Allah, maka tidak mungkin diampuni baik di kehidupan sekarang maupun yang akan datang.
stef – https://katolisitas.org
Saya seorang Katolik ingin menanyakan kepada dosa Hujat. Saya pernah membaca sebuah tulisan yang dengan seenaknya ditulis oleh kawan protestan tentang Bunda Maria yg sangat tidak berkenan. Jika ada yang menghina, menyerang dan melecehkan Bunda Maria dan para kudus dengan sengaja apakah dapat kita katakan sebagai bentuk hujatan kepada TUHAN juga? Sebab saya bagi saya ejekan serius terhadap Bunda Maria, para kudus, ataupun orang-orang yang dikonsekrasikan bagi Tuhan adalah juga hujat sebab Tuhan-lah yang secara tidak langsung diserang. Bukankah dalam sebuah kerajaan sudah menjadi pengetahuan umum bahwa jika seorang utusan Raja dilecehkan maka seringkali pelecehan tersebut dianggap ditujukan kepada Sang Raja itu sendiri.
Apakah pendapat saya ini benar?
Salam Kasih
Shalom Timotius,
Pada umumnya, tidak ada orang yang berkenan, jika ibunya atau bapanya dilecehkan orang lain. Maka, kita dapat membayangkan bahwa Yesus mungkin juga tidak berkenan jika ibu-Nya dilecehkan ataupun dihina. Namun ada kalanya orang menghina Bunda Maria, karena ketidaktahuannya bahwa hal ini tidak berkenan di hadapan Tuhan, atau orang itu hanya meneruskan saja pengajaran yang diterimanya dari para pendahulunya. Nah, biarkanlah kita serahkan kepada Tuhan, yang memahami isi hati setiap orang untuk menilai tentang hal ini.
Kristus pernah bersabda kepada para murid-Nya demikian, “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.” (Luk 10:16) Bayangkan, kalau Yesus berkata bahwa jika orang menolak murid-Nya saja, itu sama dengan menolak Yesus dan menolak Bapa; apakah yang akan dikatakan Yesus, jika orang itu menolak ibu-Nya? Nampaknya logika Anda benar, bahwa jika orang menolak utusan raja, maka sebenarnya yang ditolak adalah rajanya sendiri. Namun marilah jangan terlalu cepat menghakimi, sebab kita tidak mengetahui secara persis apakah penyebabnya sehingga orang tersebut menolak (ataupun mengejek) Bunda Maria dan para orang kudus. Kemungkinan itu dilakukan karena mereka takut atau curiga, bahwa dengan menghormati Bunda Maria dan para orang kudus itu, maka itu akan mengurangi penghormatan kepada Yesus. Ini tentu keliru, sebab kita umat Katolik tidak pernah mensejajarkan penghormatan kepada orang kudus, dengan penghormatan kepada Tuhan Yesus. Tentang topik ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik dan klik di sini.
Nah, maka dasar penghormatan kita kepada Bunda Maria adalah karena Kristus telah menghormatinya terlebih dahulu, dengan memilihnya untuk menjadi ibu-Nya; dan bahwa Yesus telah memberikan Bunda Maria untuk menjadi ibu kita (Yoh 19:26-27). Kita ini hanya mengikuti teladan Yesus, untuk menghormati ibu-Nya. Bahwa saudara-saudari kita yang non-Katolik tidak memiliki penghayatan yang sama, tidak perlu menyurutkan semangat kita untuk tetap mengikuti teladan Yesus dan berdoa bagi mereka yang demikian menentang ajaran ini. Semoga dengan cara-Nya sendiri dan dalam waktu-Nya sendiri, Tuhan Yesus menyatakan kehendak-Nya kepada mereka yang berpandangan negatif terhadap Bunda Maria dan para orang kudus-Nya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,Ingrid Listiati- katolisitas.org
Salam dalam Kasih Kristus
kepada tim katolisitas,sy mau bertanya apakah:
1.Dosa sakralegi,apa conto nya dlm kehidupa sehari”?
2.Profanasi?conto nya?
Trima Kasi
Berkah Dalem
Shalom Michael,
Sakrilegi, menurut pengertian umum adalah ‘the violation or injurious treatment of a sacred object‘, atau pelanggaran ataupun perlakuan yang tidak senonoh untuk suatu benda yang sakral. Contohnya misalnya jika orang tidak memperlakukan hosti yang sudah dikonsekrasi dengan tidak semestinya.
Profanasi, adalah tindakan yang menunjukkan sikap ‘irreverence or contempt for God or sacred principles or things, not devoted to holy or religious purposes‘, atau kurang hormatnya kepada Tuhan atau benda-benda/ prinsip yang sakral, tidak menghargai maksud yang suci atau religius. Contohnya adalah menyanyikan lagu-lagu sekular dalam perayaan Ekaristi Kudus, atau menyambut Komuni kudus dengan cara yang tidak mencerminkan iman akan kehadiran Kristus dalam Ekaristi kudus tersebut.
Kedua tindakan ini memang memiliki kemiripan dan keduanya adalah dosa berat, jika dilakukan dengan sengaja dan dengan pengetahuan yang penuh. Namun, jika seseorang sungguh menghormati dan mengasihi Tuhan, maka sepertinya kedua hal ini tidak akan dilakukannya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Trima kasi bu inggrid atas penjelasan nya,
Lalu apa kah,semisal ketika kita tidak sengaja menerima haosti dengan tangan,dan ada remahan nya yg jatuh(dlm hal ini remahan sangat kecil dan kita tidak tahu)itu termasuk dosa sakralegi?
apa dosa sakralegi dn profanasi tsb hanya bisa d ampuni oleh tahta suci vatikan saja?apa kah tidak bisa dengan menerima Sak.Tobat?mohon penjelasannya,
Berkah Dalem
Shalom Michael,
Dosa sakrilegi dan profanasi merupakan pelanggaran perintah Tuhan yang pertama dalam ke-10 perintah Allah, dan karena itu merupakan dosa yang serius. Namun baru dapat dikatakan dosa berat, jika yang melakukannya mengetahuinya bahwa itu dosa berat, dengan sadar tetap melakukannya, meskipun ia tahu bahwa itu dosa.
Selanjutnya Katekismus dan Kitab Hukum Kanonik mengajarkan:
KGK 2118 Perintah Allah yang pertama mencela dosa-dosa melawan penyembahan Allah. Termasuk dalamnya pada tempat pertama: mencobai Allah dengan perkataan dan perbuatan, sakrilegi dan simoni.
KGK 2120 Sakrilegi dilakukan seorang yang menajiskan atau tidak menghormati Sakramen-sakramen atau tindakan liturgi yang lain, pribadi, benda, atau tempat yang telah ditahbiskan kepada Allah. Sakrilegi itu lalu merupakan dosa berat khusus, apabila itu ditujukan kepada Ekaristi, karena di dalam Sakramen ini, Tubuh Kristus hadir secara substansial (Bdk. KHK, kann. 1367; 1376).
KHK kan. 1367
Yang membuang hosti suci atau membawa maupun menyimpannya untuk tujuan sakrilegi, terkena ekskomunikasi latae sententiae yang direservasi bagi Takhta Apostolik; seorang klerikus, selain itu, dapat dihukum dengan hukuman lain, tak terkecuali dikeluarkan dari status klerikal.
KHK Kan 1376
Yang memprofanasi suatu benda suci, baik benda bergerak maupun tak bergerak, hendaknya dihukum dengan hukuman yang adil.
KGK 2139 Mencobai Allah dalam perkataan atau perbuatan, sakrilegi dan simoni adalah dosa-dosa melawan penghormatan kepada Allah, yang dilarang oleh perintah pertama.
Maka sakrilegi yang berkaitan dengan Ekaristi (seperti membuangnya atau memperlakukannya dengan tidak semestinya) itulah yang mempunyai konsekuensi ekskomunikasi otomatis pada saat dilakukan pelanggaran hukum tersebut (ekskomunikasi latae sententiae) dan pengampunan dosa ini hanya dapat dilakukan oleh Takhta Apostolik. Sedangkan tindakan profanasi dan sakrilegi lainnya (misalnya tidak menghormati sakramen-sakramen lainnya/ atau pribadi/ benda/ tempat yang sudah ditahbiskan kepada Allah) dapat diakui dalam sakramen Pengakuan Dosa di hadapan imam.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Salam dalam Kasih Kristus
Trima kasi bu inggrid atas penjelasan nya,sungguh suatu yang sgt b’arti buat p’embangan iman,
Berkah Dalem
Salam kasih… saya seorang isteri dan ibu kepada 4 org anak. saya aktif dlm pelayanan gereja namun suami dan anak-anak saya tidak berminat dengan pelayanan saya. suami saya mengalami amputasi pada kaki kiri dan memang mengalami sedikit kesukaran untuk bergerak bebas. yang membuatkan saya kecewa, sikap suami saya tidak mahu menghadiri misa kudus. macam-macam alasan yg tidak relevan. anak-anak pun ikutan x mahu ke gereja. saya malu kerana setiap minggu hanya saya sendirian di bangku gereja. saya mengajak mereka tapi saya tidak akan memaksa kerana semakin dipaksa makin keras hati mereka… saya ada mencadangkan agar suami meminta pelayanan sakramen ekaristi di rumah tpi dia menolak dgn alasan nanti orang lain cakap2 dapat jalan liburan tapi sakramen minta di rumah.. apakah suami saya sudah menghujat Roh Kudus…? apakah saya juga bersalah kerana membiarkan dia begitu saja.
Shalom Florence,
Saya tidak tahu, apakah Anda sudah pernah bicara dari hati ke hati dengan suami Anda untuk menanyakan, apakah sebenarnya alasannya tidak mau menghadiri Misa Kudus. (Jika belum dilakukan, silakan Anda membicarakannya dengan suami Anda). Mungkin saja suami Anda malu atau enggan, tapi setidaknya Anda mengetahui apakah alasannya. Bawalah semua keinginan Anda ini untuk membawa suami dan anak-anak lebih dekat kepada Tuhan, dalam doa-doa Anda setiap hari, melalui Novena ataupun perayaan Ekaristi yang Anda ikuti setiap hari. Bukannya tidak mungkin ini adalah cara Tuhan menguduskan Anda, dan menjadikan Anda sebagai tiang doa (pendoa syafaat) bagi keluarga Anda. Jika Anda aktif di paroki Anda, Anda juga dapat mengusahakan agar sesekali ada anggota sesama bapak-bapak dalam komunitas gerejawi, agar berkunjung ke rumah Anda untuk menjalin persahabatan dengan suami Anda. Semoga dengan adanya ajakan dari teman dalam komunitas gerejawi, suami Anda dapat tergerak hatinya untuk bergabung dengan komunitas gerejawi dan akhirnya mau mengikuti Misa Kudus.
Ada banyak kemungkinan alasan, mengapa suami Anda urung mengikuti Misa Kudus. Namun janganlah terlalu cepat menyangka bahwa ia sudah menghujat Roh Kudus. Saat-saat sulit dalam keadaan sakit ataupun cacat memang dapat membuat seseorang menjadi sensitif dan justru dalam keadaan seperti ini, dukungan dan penghiburan dari orang-orang terdekatnya sangatlah dibutuhkan. Dalam keadaan seperti ini, ia membutuhkan kehadiran Anda sebagai istri di dekatnya, untuk menumbuhkan iman dan pengharapannya akan penyertaan Tuhan. Ada baiknya Anda mengatur waktu Anda agar tidak terlalu aktif di gereja, sementara anggota keluarga Anda sendiri sesungguhnya membutuhkan kehadiran Anda di rumah. Sebab bukannya tidak mungkin, jika Anda memberikan perhatian dan waktu yang berkualitas bagi anggota keluarga Anda, maka mereka malah terdorong untuk pergi bersama Anda ke gereja mengikuti Misa Kudus.
Semoga Tuhan memberikan karunia kebijaksanaan bagi Anda untuk mengatur kegiatan Anda sehari-hari dengan seimbang, seturut dengan kehendak-Nya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Salam sejahtera Pak Stef dan Bu Inggrid yang terkasih….
Mau bertanya bagaimana dengan orang yang meninggalkan Kristus (semula beragama katolik)dan akirnya masuk dalam agama lain (tanpa Kristus) setelah melalui proses yang sangat panjang akibat pasang surutnya kehidupan yang dialami. HAl ini dialami oleh kawan saya yang akirnya katanya menemukan kedamaian setelah memeluk agama tersebut dimana menurutnya banyak petunjuk yang jelas dalam menjalakan kehidupannya. Apakah kawan saya tersebut termasuk yang menolak Roh Kudus yang pernah dimilikinya sebelumnya.
Terimakasih
NT. Yophi Hudjantara
Shalom Yophi,
Terima kasih atas pertanyaannya. Apa yang dialami kawan Anda mungkin juga dialami oleh beberapa orang Katolik. Yang perlu diselidiki adalah apakah teman Anda sungguh-sungguh pindah agama karena dia telah mencari dengan sungguh-sungguh – dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan – tentang kebenaran iman Katolik? Kalau kepindahannya bukan disebabkan oleh pencarian yang sungguh-sungguh, namun lebih didominasi oleh kepentingan pribadi – mendapatkan suami / istri, mendapatkan pekerjaan, menghindari permasalahan – maka sesungguhnya dia telah membahayakan keselamatan kekal bagi dirinya. Dalam dokumen Vatikan II – Lumen Gentium 16 dituliskan sebagai berikut:
Jadi, kalau teman Anda mengetahui bahwa Gereja Katolik adalah Gereja yang didirikan oleh Kristus, namun tetap meninggalkannya, maka sesungguhnya dia memang telah menolak kebenaran. Kalau hal ini diteruskan sampai akhir hidupnya, maka hal ini sama dengan dosa menghujat Roh Kudus. Pada akhirnya, dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, sama seperti semua orang harus memberikan pertanggungjawaban di kehidupan mendatang. Namun, Allah juga berbelas kasih, sehingga menjadi tugas kita untuk turut mendoakannya, sehingga suatu saat dia juga dapat menyadari dan kemudian kembali kepada Gereja Katolik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Ayoo kita menyatakan solidaritas sesama umat kristen dan mengutuk keras kejadian pengeboman gereja di Pakistan yg baru-baru ini terjadi, ratusan umat kristen tak bersalah tewas diterjang bom….itu perbuatan biadab yg dilakukan oleh kelompok yg mengatas namakan agamanya…Mari kita galang persaudaraan dan rasa solidaritas kita sesama umat kristen…kalau bukan kita siapa lagi
[Dari Katolisitas: Nampaknya yang lebih efektif adalah menunjukkan solidaritas dengan mendoakan sesama kita, daripada aksi-aksi demo dan sejenisnya. Untuk selanjutnya mari kita dalam kapasitas kita masing-masing berusaha melakukan dialog atas dasar kasih dengan mereka yang tidak seiman dengan kita.]
Salam hormat
Sy seorang katolik.
Sy ingin bertanya.
1.Apakah orang2 Farisi yg menghujat Roh Kudus tsb tidak akan diampuni selamanya bahkan jika mereka kemudian bertobat?
(Apakah orang yg PERNAH menghujat Roh Kudus tidak akan diampuni jika kemudian mereka bertobat?)
2.Bgmn dgn orang2 yg mengatakan dan yakin bahwa iman Kristen mengenai Allah Tritunggal itu tidak benar dan sesat? Dgn kata lain, selain menghujat Allah Bapa dan Putra, mereka menghujat Roh Kudus yg terlibat di dalamnya?
Semoga Tuhan memberkati pengurus2 Katolisitas dgn semangat dan hikmat :)
Shalom Tyo,
1. Orang yang sudah bertobat, artinya ia tidak menghujat Roh Kudus. Sebab hakekat dari ‘menghujat Roh Kudus’ adalah orang yang menolak pertobatan, entah karena tidak percaya bahwa Tuhan dapat mengampuni dosanya yang begitu besar, atau sebaliknya, merasa sudah menjadi orang yang sedemikian baik/ sempurna, sehingga tidak perlu bertobat lagi, dan tidak percaya kepada Tuhan yang berkehendak untuk mengampuni dosa manusia (ini yang terjadi pada orang-orang Farisi). Nah, maka jika orang Farisi itu bertobat, artinya ia tidak lagi termasuk dalam dua kriteria ‘menghujat Roh Kudus’. Silakan membaca kembali uraian di atas tentang dosa menghujat Roh Kudus.
2. Orang yang menolak Allah Tritunggal, belum tentu otomatis menghujat Roh Kudus. Sebab masih terdapat kemungkinan ia melakukan hal itu karena ketidaktahuannya yang tidak terhindari (invincible ignorance), dan karena itu ia tidak dapat dikatakan ‘menghujat Roh Kudus’. Silakan membaca beberapa artikel terkait dengan topik ini:
Invincible ignorance dalam zaman ini
Apakah yang diselamatkan hanya orang Katolik saja dan yang lain masuk neraka?
Apakah arti EENS
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
hingga saat ini hampir setahun saya mengalami masalah dan saat saya berdoa memohon bantuan,Tuhan seakan sama sekali tidak perduli hingga saya cape,kecewa,frustasi,marah,bingung, saya merasa Tuhan benar2 tidak adil apa karna saya belum babtis jadi Tuhan tidak bersedia membantu.Dalam bekerja saya selalu jujur tapi yang ada saya malah hancur,dalam percintaan saya tidak pernah mempermainkan tetapi malah dipermainkan akhirnya saya tidak mau berdoa lagi,tetapi beberapa bulan saya tidak berdoa perasaan jadi kacau ada kerinduan untuk berdoa dan merasakan kedamaian jadi saya mulai berdoa kembali dan minta ampun tapi disatu sisi saya malu juga dosa saya sangat banyak sebentar2 minta ampun sebentar2 kecewa lagi terhadap Tuhan saya merasa bertobat tapi tidak serius walau begitu saya tetap berdoa tidak tau saya merasa putus asa ataukah pasrah saya berdoa bapa kami dan salam maria saja tidak ada doa permohonan maupun percakapan dengan Tuhan seperti sebelum2nya,saya belum babtis mengenal katholik dari sekolah,beberapa bulan yang lalu saya pernah meminta ke pastor untuk babtis pastor siap membantu sudah 3 kali saya mengutarakan niat ke pastor di bulan2 yang berbeda tapi selalu saja saya mengingkarinya saya merasa malu karna dosa saya bertambah banyak saja apakah masih bisa diampuni?dan bagaimana supaya saya merasa tenang karna dosa saya sudah diampuni?
Shalom Abc,
Jika kita sedang menghadapi masalah, memang seringnya perhatian kita terarah kepada diri kita sendiri, sehingga kita dapat merasa sepertinya Tuhan meninggalkan kita. Tetapi sejujurnya pandangan ini keliru. Sebab sebaliknya, Tuhan justru menopang kita, di saat-saat yang sulit itu. Namun untuk melihat dan mengalami hal itu, kita perlu mengubah fokus perhatian kita. Janganlah terarah kepada diri kita sendiri, tetapi kepada Tuhan. Dengan mata hati tertuju kepada Tuhan, kita dapat melihat penyertaan tangan Tuhan, yang tetap memelihara kita dalam keadaan yang sulit itu. Kita akan dimampukan Allah untuk melihat berkat-berkat-Nya yang terus mengalir setiap hari yang memampukan kita menghadapi berbagai ujian hidup.
Maka, jika saya boleh menyarankan, janganlah Anda hanya memusatkan perhatian kepada masalah Anda, entah itu masalah percintaan ataupun pekerjaan, tetapi juga kepada pemeliharaan Tuhan atas Anda sampai saat ini. Apakah itu berkat kesehatan, rejeki setiap hari sehingga Anda dapat makan tanpa kesulitan, keluarga yang mendampingi, rumah tempat Anda boleh berteduh, bekal pendidikan dan kepandaian ataupun bakat dan kemampuan Anda untuk berkarya, dsb. Jangan sampai berkat-berkat yang begitu besar ini Anda lewatkan saja tanpa Anda syukuri. Jangan sampai kita menjadi orang yang kurang berterima kasih, bersikap ‘take it for granted‘ terhadap berkat-berkat Tuhan, seolah Tuhan berhutang pada kita kalau tidak memberikan semua itu kepada kita. Padahal sebaliknya kita yang berhutang kepada Tuhan, karena segala dosa dan kesalahan kita.
Dalam kesulitan memang kita mempunyai pilihan, entah mau menghadapinya sendiri atau menghadapinya bersama Tuhan. Dapat saja orang memilih untuk menghadapinya sendiri, tanpa minta pertolongan Tuhan, namun resikonya adalah tidak kuat dan tambah putus asa. Sedangkan jika dihadapi bersama Tuhan, Tuhan dapat mengubah segala kesulitan itu menjadi berkat yang mendatangkan kebaikan bagi kita, jika kita mengasihi Dia (Rom 8:28). Maka pilihan ada di tangan Anda. Kalau Anda terpanggil untuk menjadi Katolik, sebagai tanggapan Anda atas kasih Tuhan, silakan diwujudkan. Hubungilah imam paroki Anda, dan buatlah suatu niat yang kuat dalam diri Anda sehingga Anda dapat mengikuti proses katekumen, sampai Anda dibaptis.
Allah itu Maha kasih dan pengampun. Ia tidak pernah menolak setiap orang yang datang kepada-Nya dengan pertobatan yang sejati. Maka janganlah meragukan pengampunan Tuhan. Jika Anda datang kepada-Nya dengan hati yang tulus, percayalah bahwa Tuhan akan menerima Anda sebagaimana Ia menerima kembali sang Anak yang Hilang (lih. Luk 15: 11:32).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Salam dalam kasih Kristus,
Halo pak stef,bu inggrid dn para p’bimbing katolisitas
Sy mau tanya sesuatu ttg kitab Kejadian,critanya siang td saat d kantor sy sempet m’uping (heheheheh) tmn’ kristen d kntor sy yg sdang b’bincang dn m’pertanyakan ttg saat’ penciptaan Allah menciptakan Cakrawala,mengapa tidak ada kata’ Allah melihat bahwa semua nya itu baik.?
Lalu tmn sy itu mulai berargumen bahwa cakrawala itu adl tmp kerjaan setan(aneh mnrt sy)dn mulai dng yakin layak nya para org’ protestan lain yg senang menduga” ttg KS,m’hub.kan nya dng surat paulus(namun sy tidak tau pasti,krn mmg mereka tidak mnyebut dng pasti dr kitab mn ayat brp)
Lalu mereka jg berdebat ttg pada saat Yesus m’ampuni wanita yg ketahuan berbuat zinah(Yoh.8:1-11)mereka mnerka” apa yg d tulis Yesus ketika itu,sbnernya apa yg d tulis Yesus pd saat itu,mnrt magisterium Gereja Katolik?
Trima Kasih
Berkah Dalem
Shalom Michael,
Dalam Kitab Kejadian 1:8 dituliskan “Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.” Memang pada hari kedua ini tidak dituliskan “Allah melihat semuanya baik”, seperti pada ayat lain, yaitu: 10,12,18,21,25,31. Namun, kita tidak dapat menyimpulkan bahwa kalau Allah tidak mengatakan bahwa itu adalah baik, maka itu berarti tidak baik. Dengan kata lain, kita hanya dapat menyimpulkan bahwa semua yang diciptakan Allah adalah baik adanya. Dengan demikian, kita tidak perlu menghubungkan cakrawala dengan dengan tempat kerjaan setan dan terjebak pada pengertian yang salah. Dalam kisah penciptaan, kita belajar bahwa Tuhan menciptakan segala sesuatu dari tidak ada menjadi ada. Dan semua yang diciptakan Tuhan adalah baik adanya, terutama adalah manusia – yang diciptakan menurut gambar Allah.
Kemudian, tentang Yesus menulis di tanah, tidak akan pernah ada seorangpun yang tahu akan apa yang sebenarnya ditulis oleh Yesus. Kalau kita tidak tahu dan tidak mungkin tahu, maka percuma kita mereka-reka, karena malah dapat salah. Dan tentu saja, Magisterium Gereja tidak menuliskan apapun tentang hal ini. Kita percaya bahwa apa yang diperlukan untuk keselamatan kita, telah disampaikan oleh Kristus secara lengkap kepada kita.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,stef – katolisitas.org
Trima kasi pak steff atas pnjelasan nya
Pak sy mau bertanya lg tp mgkn d luar kontek tema ini
“Bagaimana gereja memandang seorang atlit pertarungan bebas(macam UFC,Pride)apakah d perbolehkan?mmg sbg olahraga cabang tsb tbilang ekstrim,krn tdk jarang kontestan nya smpe berdarah”
Lalu sy jg mau bertanya interpretasi injil hri minggu 22’sept dr injil Lukas 16:1-13 mnrt ajaran gereja?apakah mamon bisa d artikan harta duniawi?
Shalom Michael,
Prinsipnya, harus dilihat apakah cabang olah raga tersebut secara umum beresiko besar mengakibatkan kematian atau tidak. Jika secara umum dari hasil pertandingan salah satu dari orang yang bertarung pasti meninggal dunia, maka ada yang tidak dapat dibenarkan secara moral di sini. Tetapi jika tidak demikian, yaitu bahwa pertarungan itu memang keras, namun ada peraturannya untuk menghindari resiko yang membahayakan bagi petarung, maka pertarungan tersebut dapat dibenarkan secara moral. Ini seperti cabang oleh raga tinju, gulat, anggar dst, yang memang beresiko, namun tidak secara langsung dimaksudkan untuk membunuh orang yang bertarung.
Katekismus mengajarkan:
KGK 2269 Perintah kelima juga melarang melakukan sesuatu dengan maksud menyebabkan secara tidak langsung kematian seorang manusia. Hukum susila melarang membiarkan seorang tanpa alasan berat menghadapi bahaya maut, demikian juga penolakan memberi bantuan kepada seorang yang berada dalam bahaya maut. Bahwa masyarakat manusia membiarkan masa kelaparan yang mematikan tanpa memberi bantuan, adalah satu ketidakadilan besar dan satu kesalahan berat. Para pedagang yang dengan bisnisnya mengambil keuntungan berlebihan dan rakus, menyebabkan sesamanya kelaparan dan mati, membunuh secara tidak langsung; untuk ini mereka bertanggung jawab (Bdk. Am 8:4-10). Pembunuhan seorang manusia yang tidak dikehendaki [unintentional], tidak dapat diperhitungkan secara moral. Tetapi orang tidak dapat dibebaskan dari pelanggaran berat, apabila tanpa alasan setimpal bertindak demikian, sehingga menyebabkan kematian seorang manusia, juga apabila ia melakukannya tidak dengan sengaja.
Selanjutnya tentang ulasan interpretasi Injil hari Minggu 22 Sept 2013, sudah diulas di sini, silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom team katolisitas
apakah menyembah berhala dalam Mat 6:24 termasuk dosa menghujat Roh Kudus
dan apakah dalam Ibr 10:27-29 bisa di kategorikan dosa menghujat Roh Kudus
Mohon penjelasannya, terima kasih sebelumnya
Semoga semangat team Katolisitas menyebarkan ajaran Tuhan dalam pelayanan di website ini terus berkembang dan semakin banyak orang yang percaya kepada Tuhan..
Kasih Kristus Yesus menyertai team Katolisitas
Shalom Win,
Mat 6:24 menuliskan “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” Menduakan Allah kalau dilakukan penuh kesadaran, tidak ada penyesalan sampai seumur hidup, tentu saja masuk dalam kategori menghujat Roh Kudus. Ibr 10:27-29 menekankan bahwa penolakan akan pengorbanan Kristus dan menolak kasih karunia Allah adalah termasuk dosa yang menghujat Roh Kudus.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shalom Pak Stef
terima kasih atas penjelasannya..
Salam Kasih dalam Kristus Tuhan
pada saat saya berbuat dosa, saya merasa bersalah sekaligus menyesal…pada saat itu saya merasa terlalu malu dan kotor untuk meminta maupun mereima pengampunan Tuhan. Setiap kali ada pikiran untuk meminta ampun, saya selalu menolaknya dan berusaha mengabaikannya.bukan karena marah atau kecewa dengan diri saya sendiri, melainkan karena saya merasa malu terhadap Tuhan yang kepada-Nya saya telah berlaku tidak setia dan mengkhianati-Nya.apakah ini merupakan dosa penolakan terhadap Roh Kudus yang tidak terampuni itu?mohon penjelasannya – dan apakah Tuhan selalu mengampuni dosa-dosa kita? sebesar apapun?bagaiaman agar saya menyadari hal ini sepenuhnya?
terima kasih tim katolisitas atas tanggapannya…
Submitted on 2013/09/06 at 6:29 pm
bagaimanakah kita mengetahui bahwa pertobatan kita itu palsu atau tidak?
Shalom Ayu,
Nampaknya, Anda perlu memeriksa batin Anda dengan jujur kepada diri Anda sendiri, untuk mengetahui, mengapa Anda enggan mengaku dosa ataupun malu terhadap Tuhan. Sebab perasaan itu sesungguhnya mempunyai dua akar permasalahan. Yang pertama, Anda berpikir bahwa dosa Anda sudah sedemikian besar, dan tak mungkin Tuhan mau mengampuni. Yang kedua adalah sebaliknya, Anda enggan mengaku, karena Anda berpikir, toh karena Tuhan Maha Kasih, maka pasti Tuhan memahami kesulitan Anda dan pada akhirnya akan mengampuni Anda, walaupun Anda tidak/ belum minta ampun.
Kedua akar ini termasuk dari dosa menghujat Roh Kudus, sebab keduanya menganggap “mengaku dosa” itu tidak perlu/ tidak ada gunanya. Padahal Roh Kudus justru datang ke dunia untuk menginsyafkan orang dari dosa, yang artinya manusia perlu mengakui dosanya, agar dapat menerima pengampunan Allah. Dengan tidak mau mengaku dosa, maka seseorang menghujat Roh Kudus, karena tidak mau menerima pengampunan Allah.
Ya, seberapapun besarnya dosa kita, asalkan kita bertobat dengan sungguh, maka Tuhan akan mengampuni. Itu adalah janji Tuhan (lih. Yes 1:18, Luk 15:11-32). Pandanglah salib Kristus, dan teruslah memohon kepada Tuhan, dalam doa- doa Anda, agar Tuhan berkenan menyatakan sendiri kepada Anda, tentang kehendak-Nya agar Anda mau mengakui dosa-dosa Anda, meninggalkan kehidupan Anda yang lama, untuk hidup baru bersama Yesus dan di dalam Yesus.
St. Fransiskus dari Sales menasihati kita, jika kita ingin sungguh meninggalkan dosa-dosa, adalah dengan merenungkan dalam batin kita, keadaan neraka, yaitu keterpisahan dengan Tuhan. Bayangkan bahwa kalau kita tetap tinggal dalam dosa-dosa kita dan tak mau bertobat, maka kelak kita akan terpisah dengan Tuhan selamanya, dalam kegelapan, kebencian, kesendirian tanpa akhir, dalam kekekalan. Bukan Tuhan yang menghendaki kita demikian, tetapi kita sendiri yang memisahkan diri daripada-Nya, jika kita bersikukuh tidak mau bertobat/ mengakui dosa-dosa kita di hadapan Tuhan. Renungkanlah tentang hal ini selama beberapa hari, sebelum kemudian merenungkan hal yang sebaliknya, yaitu bahwa jika kita bertobat, maka Tuhan akan menerima kembali, seperti Bapa menerima anak yang hilang. Akan ada sukacita surgawi atas pertobatan kita, dan jika kita setia kepadaNya dan terus hidup dalam semangat pertobatan. Jika kita setia dan tekun beriman sampai akhir hidup kita di dunia, maka Tuhan akan menyediakan tempat bagi kita di Surga. Sehingga di manapun Ia berada, kita berada, (lih. Yoh 14:3) sampai selama-lamanya. Kita akan mengalami kebahagiaan dalam persatuan dengan Tuhan dan sesama saudara/i kita dalam Kristus, dalam kekekalan. Anda dapat merenungkan hal ini dalam doa-doa Anda selama beberapa hari.
Permenungan akan neraka dan Surga ini akan mendorong kita untuk mempunyai pertobatan yang tulus dan terus menerus di dalam hidup. Jika kita masih jatuh bangun dalam pertobatan itu, jangan menyerah. Yang terpenting adalah terus bangkit setiap kali jatuh, dan selalu berusaha untuk hidup lebih baik dari hari kemarin.
Semoga dengan permenungan sederhana ini, Anda dapat meresapkan makna pertobatan dan merindukan hal itu dalam hidup Anda. Silakan memeriksa batin Anda, Anda dapat membaca artikel berikut, silakan klik. Setelah itu, jika Anda sudah dibaptis Katolik, silakan mengaku dosa dalam Sakramen Pengakuan Dosa. Percayalah bahwa Allah setia dengan janji-Nya, dan akan mengampuni Anda jika Anda sungguh bertobat. Seluruh isi Surga menantikan Anda kembali, agar mereka dapat bersuka cita memuliakan Tuhan, bersama-sama dengan Anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Dalam Injil Mateus dikatakan dosa yang tak terampuni adalah dosa pengkhiatan terhadap roh kudus. Apa yang dimaksudkan dengan pengkhianatan roh kudus? perbuatan-perbuatan seperti apa dikatakan sebagai mengkhianati roh kudus?
[dari katolisitas: Silakan melihat jawaban di atas – silakan klik. Lain kali, Anda dapat menggunakan fasilitas pencarian di kanan bagian atas]
Perilaku-perilaku seperti apakah yang dikatakan sebagai mengkhianati Roh Kudus??? Mohon penjelasan.
[Dari Katolisitas: Silakan membaca artikel di atas, silakan klik]
Shalom pak Stef & bu Ingrid yg t’kasih…
Sya prnah t’baca ttg dosa m’hujat roh kdus ini. D stu dterang’n- skiranya kita ingn b’buat dosa, tp d hati kta msh tkut & ragu2, b’erti roh kdus sdg b’bsik kpd kta utk jangan b’buat dosa t’sbut. Tp skiranya kta degil & buat jg, malah b’kali2, roh kdus akn meninggal’n kta… Pd wktu itulah kita tdk akn b’rasa b’slah lg jka b’buat dosa krn roh kdus sdh xda dlm hati kita. & ini merupa’n 1 krugian krna khilangan kasih Tuhan…
Soalan sya- skiranya slepas 1 wktu yg pnjang dlm dosa, kmudian kta merasa utk b’tobat, adakah mugkin Tuhan akn m’gurnia’n roh kdus kmbali dlm hati kta? Mrenung beratnya dosa yg kta laku’n (& ini sdh tntu m’hujat roh kdus)..? Mugkinkh s’mudah itu Tuhan mengasihi kita?
Mohon p’cerahan…
Thanx in advance.
God bless…
Shalom John,
Seseorang yang sungguh bertobat, sudah tidak dapat dikatakan menghujat Roh Kudus. Sebab orang yang menghujat Roh Kudus itu tidak mengakui perlunya pengampunan Allah, sebagaimana telah dijabarkan di artikel di atas.
Bagi kita umat Katolik, jika kita sungguh bertobat dan mengaku dosa dalam sakramen Pengakuan Dosa, maka Tuhan akan mengampuni dosa-dosa kita sepenuhnya. Dan kita akan mengalami rahmat pengampunan Allah seperti dalam perumpamaan Anak yang hilang dalam Luk 15:11-32. Selanjutnya kita perlu mewujudnyatakan pertobatan kita dengan menghindari kesempatan berbuat dosa, dan bertumbuh dalam iman, harap dan kasih. Semua ini adalah tanggapan kita atas belas kasih dan pengampunan yang kita terima dari Allah. Sebab belas kasih Tuhan sungguh melampaui segala kelemahan dan dosa-dosa kita. Pengampunan Tuhan Yesus atas dosa-dosa penjahat yang disalibkan di sisi kanan-Nya adalah contohnya, demikian juga pengampunan-Nya atas Rasul Petrus yang telah menyangkal Dia bahkan sampai tiga kali.
Maka, yang terpenting bagi kita adalah bertobat, dan mengakui dosa-dosa kita kepada Tuhan, yang diinginkan oleh Tuhan Yesus, agar dilakukan di hadapan para rasul (dan penerus mereka), lih. Yoh 20:21-23. Namun walaupun sudah diberikan jalan yang sedemikian, masih banyak orang yang memilih untuk tidak bertobat, entah karena mengeraskan hati, enggan atau karena ingin menunda. Kita tidak pernah bisa mengetahui kapan saatnya kita dipanggil Tuhan, saat tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat. Maka marilah kita mengusahakan pertobatan secara terus menerus, memeriksa batin kita setiap hari, dan tidak enggan untuk mengakui dosa kita dalam sakramen Tobat, agar rahmat pengampunan-Nya dapat terus kita terima dan memperbaharui hidup kita.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
selamat pagi, saya ingin bertanya, jika sewaktu bayi kita sudah dibaptis percik, lalu semasa anak2 sampai dewasa banyak sekali melakukan dosa, sama sekali tdk melambangkan kelakuan seorang anak Tuhan, padahal saya hidup di dalam keluarga kristen, ke gereja walaupun tdk rajin dan mengenal firmannya, mendapat karunia roh kudus (dicintai keluarga, berkat melimpah) tapi semasa itu juga saya tetap berkelakuan penuh dosa yg disengaja dan sadar sewaktu melakukannya, bahkan sewaktu hendak melakukan dosa besar, sudah terbayang neraka dipikirannya tapi tetap juga diterjang, lama lama saya melakukan dosa besar itu sehingga perbuatan dosa itu tidak terasa seperti dosa lagi, tidak ada perasaan gelisah dan takut yg mengusik walaupun hidup penuh dosa dan sewaktu tertangkap basah melakukan dosa tersebut, saya masih tetap berusaha berbohong untuk menutupi dosa2saya, bahkan bersumpah palsu dlm nama Tuhan, lalu setelah saya merasa jalannya sudah buntu, saya ketakutan, saya ingin bertobat tapi saya ketakutan tidak akan ada pengampunan untuk saya, dosa saya terlalu berat, karena saya cacat jiwa, cabul, malas, iri hati, serakah, dengki, suka mencuri, kelakuan saya mendukakan keluarga saya, saya merasa seperti orang yang tidak punya hati dan perasaan, bahkan sampai saat ini, apakah saya menghujat roh kudus? apakah saya bisa diampuni? apakah saya pasti masuk neraka? apakah saya bisa mendapat roh kudus lagi jika saya dibaptis dewasa? terima kasih
Shalom Dony,
Pertama, kita harus bersyukur, bahwa dari pesan yang Anda sampaikan, maka sesungguhnya Anda mempunyai keinginan untuk bertobat. Keinginan akan pertobatan itu sendiri adalah karya Roh Kudus, yang menggugah hati nurani kita agar dapat kembali ke jalan Tuhan.
Kedua, kita harus menyadari bahwa kita semua adalah pendosa, kita semua adalah orang sakit yang membutuhkan kesembuhan dari Sang Tabib Ajaib. Memang dengan permandian kita telah disucikan oleh Tuhan, namun dalam perjalanan, kita juga sering melakukan dosa – sebagian melakukan dosa ringan dan sebagian melakukan dosa berat. Kalau seseorang melakukan dosa berat dan tidak bertobat sampai akhir hayatnya, maka dia sesungguhnya telah menghujat Roh Kudus – dengan menolak pengampunan dan kasih Allah.
Di satu sisi, si jahat sering menjebak kita dengan pemikiran bahwa dosa kita terlalu berat untuk diampuni, seperti yang dilakukannya terhadap Yudas -sehingga berakhir pada keputusasaan. Belajar dari kisah ini, maka sudah seharusnya, kalau kita berada dalam dosa berat, kita harus bertobat secara benar, yaitu dengan meminta pengampunan kepada Yesus. Bagi umat Katolik, kami pergi ke Sakramen Tobat.
Kita harus mengingat bahwa Kristus datang ke dunia untuk orang yang sakit dan memanggil orang berdosa (lih. Mrk 2:17). Tidak ada yang dosa yang terlalu besar untuk diampuni oleh Kristus. Dia mengampuni dosa Maria Magdalena, yang dikatakan mempunyai tujuh roh jahat (Luk 8:2). Namun, kuncinya adalah untuk melakukan apa yang dikatakan oleh Kristus kepada Maria Magdalena “Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (Yoh 8:11)
Dari pemaparan di atas, maka berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat saya sampaikan: (1) Teruslah berdoa dan mohon pengampunan atas segala dosa-dosa yang Anda lakukan. Bersyukurlah juga atas karunia pertobatan yang diberikan oleh Tuhan kepada Anda dan karunia pengampunan yang diberikan Tuhan. (2) Kalau Anda adalah umat Katolik, maka silakan mengaku dosa kepada pastor secepatnya, dengan terlebih dahulu mengadakan persiapan batin yang baik. Anda dapat membaca artikel ini – silakan klik dan mengadakan general confession. (3) Kalau Anda umat Kristen non-Katolik, maka bertekunlah terus di dalam doa. Dan kalau Anda tertarik untuk menjadi umat Katolik, silakan datang kepada pastor. Kalau baptisan Anda sah (materi, forma dan intensi), maka Anda tidak perlu dibaptis lagi di dalam Gereja Katolik, karena Gereja Katolik percaya akan baptisan yang satu (lih. Ef 4:5). (4) Setelah Anda mengadakan pertobatan yang sungguh-sungguh, maka teruslah bertekun di dalam doa dan sakramen – terutama Sakramen Tobat dan Sakramen Ekaristi. Yang terpenting harus ada perubahan yang baik di dalam kehidupan dan tidak kembali lagi ke dalam kehidupan yang masa lalu. (5) Bergabunglah dengan komunitas Gereja, sehingga teman-teman komunitas juga dapat memberikan dukungan kepada Anda.
Jadi, yakinlah bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni oleh Tuhan, selama kita datang kepada Tuhan dengan hati yang penuh pertobatan. Pertobatan ini yang akan membawa pada kekudusan dan kekudusan inilah yang membawa pada keselamatan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
bagaimana jika seseorang sudah melakukan dosa menghujat roh kudus tapi ingin mendapatkan pengampunan? apakah masih bisa diampuni?
[Dari Katolisitas: Silakan membaca kembali artikel di atas. Orang yang melakukan dosa menghujat Roh Kudus adalah orang yang menolak pengampunan dari Allah, entah karena merasa dirinya sudah benar sehingga tidak memerlukan pengampunan, atau merasa dirinya begitu besar dosanya sehingga Allah tidak mungkin dapat mengampuninya. Jadi kalau orang itu ingin mendapatkan pengampunan, artinya ia tidak menghujat Roh Kudus. Orang yang sedemikian, jika sungguh bertobat dari dosanya, akan menerima pengampunan dari Tuhan.]
masaahnya, bagaimana jika ia benar2 sudah melakukan dosa menghujat roh kudus? dalam arti ia melakukan dosa berat dengan sengaja, dan tidak ada keinginan untuk bertobat walaupun sudah banyak kali diperingatkan baik melalui teguran keluarga ataupun bisikan roh dalam dirinya, pada akhirnya semua dosanya terbongkar karena ketahuan dan pada saat itu ia masih banyak berbohong untuk menutupi dan menyangkali dosa2nya, sampai kemudian terasa sudah seperti tidak ada jalan kecuali meminta pengampunan dan keselamatan dari Tuhan karena sudah berbuat sedemikian jahat kepada keluarga, apakah masih ada pengampunan? bukankah mendukakan keluarga dosanya sangat berat?
Shalom Fran,
Dosa menghujat Roh Kudus adalah menolak kasih dan pengampunan Allah sampai akhir hidupnya. Dengan demikian, menjadi kewajiban bagi keluarga maupun teman yang dekat untuk turut mendoakan keselamatan orang tersebut. Sehingga sebelum orang tersebut dipanggil Tuhan, dia juga dapat bertobat dan menerima kasih Allah.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Yth Katolisitas
Saya mau bertanya tentang dosa ini ” Jika seorang misalkan ia mencuri contohnya mencuri uang Gereja atau istilahnya merampok/korupsi lalu karena ia belum memahami arti dosa besar lalu ia melakukan terus dosa itu dan ikut pengakuan dosa dan mengakukan dosanya pada Pastor, lalu ia karena kedagingan dan ketidaktahuannya tentang dosa itu ia diingatkan oleh rekan atau sahabatnya atau melihat di website tentang dosa besar dan dosanya termasuk besar lalu dia ikut pengakuan lagi dan mengakukan dosanya pada Pastor lalu dia bertobat dan menyesal apakah dia disebut dosa menghujat Roh Kudus ???
Thank You
Shalom Valen,
Nampaknya yang dilakukan oleh orang yang Anda katakan itu adalah dosa berat, namun bukan dosa menghujat Roh Kudus.
Nampaknya ada yang perlu ditanyakan kepada orang yang bersangkutan. Sebab sesungguhnya tidaklah sulit untuk mengetahui bahwa perbuatan mencuri/ mengambil sesuatu yang bukan milik kita adalah dosa. Seorang anak yang baru mencapai usia akal budi (sekitar 7 tahun) saja sudah dapat memahami bahwa mencuri itu dosa. Dosa itu menjadi lebih besar ketika yang dicuri adalah uang milik Gereja, dan tentang pemahaman ini juga bukan sesuatu yang sulit dipahami oleh orang yang normal. Maka nampaknya bukan alasan jika dikatakan seseorang tidak memahami bahwa ini adalah dosa besar. Namun seandainyapun di saat pertama kali melakukannya ia tidak tahu (atau tidak mau tahu) bahwa itu adalah dosa berat, tetapi setelah diingatkan oleh rekan/ sahabatnya, maka ia mengetahui bahwa apa yang telah dilakukannya adalah dosa berat. Dan jika dengan kesadarannya ia masih melakukannya, ia jatuh dalam keadaan berdosa berat. Jika sebelum wafatnya ia bertobat dengan tulus dengan mengakukan dosanya dalam sakramen Pengakuan Dosa, maka ia dapat memperoleh pengampunan Tuhan. Namun terdapat juga kemungkinan, bahwa jika orang tersebut terus melakukan dan melakukannya lagi, artinya ia tidak sungguh bertobat, dan jika dalam keadaan demikian ia wafat, sebelum sempat bertobat, maka ia meninggal dunia dalam keadaan belum berdamai dengan Allah. Dalam keadaan demikian ia menciptakan bagi dirinya resiko kehilangan keselamatannya sendiri. Sebab Katekismus mengajarkan demikian:
KGK 1861 Dosa berat, sama seperti kasih, adalah satu kemungkinan radikal yang dapat dipilih manusia dalam kebebasan penuh. Ia [dosa berat] mengakibatkan kehilangan kebajikan ilahi, kasih, dan rahmat pengudusan, artinya status rahmat. Kalau ia tidak diperbaiki lagi melalui penyesalan dan pengampunan ilahi, ia mengakibatkan pengucilan dari Kerajaan Kristus dan menyebabkan kematian abadi di dalam neraka karena kebebasan kita mempunyai kekuasaan untuk menjatuhkan keputusan yang definitif dan tidak dapat ditarik kembali. Tetapi meskipun kita dapat menilai bahwa satu perbuatan dari dirinya sendiri merupakan pelanggaran berat, namun kita harus menyerahkan penilaian mengenai manusia kepada keadilan dan kerahiman Allah.
Semoga kita diberi kebijaksanaan dan kehendak yang kuat untuk terus berusaha menghindari dosa berat, sehingga jika tiba saatnya kita dipanggil Tuhan, Ia mendapati kita dalam keadaan rahmat, yaitu dalam keadaan berdamai/ bersahabat dengan Allah.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
dear katolisitas,
bagaimana dengan orang yang tahu dan sengaja berbuat dosa (korupsi atau perzinahan, misalnya)dengan pikiran bahwa saat sudah puas dan terkumpul uang banyak ia akan bertobat dan tidak akan melakukan lagi. Jika misalnya sebelum ia meninggal dunia, ia sempat mengaku dosa, apakah dosanya yang berat itu tetap terampuni? (mengingat ia sungguh sengaja, direncanakan dan memanipulasi Allah).
mohon jawaban.
Shalom Yusuf Sumarno,
Orang yang sengaja berbuat dosa dengan pemikiran bahwa dia akan bertobat sebelum meninggal adalah satu kebodohan, karena sebenarnya orang tersebut tidak pernah tahu kapan dia akan dipanggil oleh Tuhan. (bdk. Luk 12:13-21) Namun, kasih Tuhan tidaklah terbatas. Dia akan senantiasa mengampuni orang-orang berdosa yang menyesali dosa-dosanya, termasuk kalau penyesalan ini terjadi di akhir hidupnya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Pak Stef, banyak terima kasih.
salam
ys
Syalom..
Sy mau tanya, dikatakan bhwa ketika kita berdosa dan kemudian msh prcaya akan pengampunan Tuhan dan berusaha kembali padaNya bukanlah dosa menghujat Roh Kudus yg tdk terampuni. Dan dikatakan suatu saat pasti akan terlepas dari dosa itu, namun bgaimana jika hingga akhir hayat nya, orang tsb msh bergumul jatuh bangun demikian, berdosa lalu bertobat, namun berdosa lagi, dan bertobat lg??
Bagaimana dgn keselamatannya?
Lalu dalam hal ini, apa yg salah sebenarnya?
Bukankah keselamatan itu sesungguhnya rahmat dr Allah dgn didukung kehendak bebas manusia, dr sni kan manusia nya jg sdh mau.
Lantas apa yg sbnarnya dibutuhkan dlm perjuangan jatuh bangun mencapai kekudusan itu agar pd akhirnya tau pasti bhwa akan lepas dr dosa2nya itu. Terima kasih..
Shalom Jericho,
Keadaan jatuh dalam dosa kemudian bertobat, lalu jatuh ke dalam dosa lagi, lalu bertobat lagi, memang merupakan keadaan yang dapat dialami oleh semua orang, bahkan yang sudah dibaptis. Hal ini selayaknya membuat kita bertumbuh dalam kerendahan hati, karena menyadari bahwa sebagai manusia kita ini sungguh kecil dan cenderung jatuh ke dalam dosa, sehingga tak patut memegahkan diri. Namun di sisi lain, keadaan ini justru harus membuat kita tidak lengah, artinya begitu kita menyadari bahwa kita jatuh ke dalam dosa, apalagi dosa berat, kita harus segera memohon ampun kepada Tuhan, lewat sakramen Pengakuan Dosa. Mengapa? Sebab jika kita wafat dalam keadaan berdosa berat ini, dan belum sempat bertobat, maka ini akan membawa resiko kita kehilangan keselamatan kita.
Katekismus Gereja Katolik mengatakan:
KGK 1861 Dosa berat, sama seperti kasih, adalah satu kemungkinan radikal yang dapat dipilih manusia dalam kebebasan penuh. Ia mengakibatkan kehilangan kebajikan ilahi, kasih, dan rahmat pengudusan, artinya status rahmat. Kalau ia tidak diperbaiki lagi melalui penyesalan dan pengampunan ilahi, ia mengakibatkan pengucilan dari Kerajaan Kristus dan menyebabkan kematian abadi di dalam neraka karena kebebasan kita mempunyai kekuasaan untuk menjatuhkan keputusan yang definitif dan tidak dapat ditarik kembali. Tetapi meskipun kita dapat menilai bahwa satu perbuatan dari dirinya sendiri merupakan pelanggaran berat, namun kita harus menyerahkan penilaian mengenai manusia kepada keadilan dan kerahiman Allah.
Ajaran ini harus membuat kita sungguh serius dalam meninggalkan kebiasaan buruk/ dosa-dosa kita, sebab hal itu dapat membahayakan keselamatan kita. Maka kalau ada orang jatuh berdosa, lalu bertobat, kemudian jatuh berdosa lagi demikian seterusnya, kesalahannya tentu bukan dari pihak Tuhan. Tuhan selalu mengampuni dan memberikan kesempatan baru lagi kepada orang tersebut, namun nampaknya orang tersebut yang belum dengan bersungguh-sungguh berusaha meninggalkan cara hidupnya yang lama.
St. Padre Pio mengatakan bahwa dosa itu seperti anjing galak yang dirantai di tiang. Sepanjang kita tidak dekat-dekat dengan tiang itu, maka kita tidak akan digigitnya. Tetapi kalau kita dekat-dekat dengan tiang itu, atau malah menggoda anjing itu, maka kita dapat diterkamnya bahkan pada saat yang tidak kita sangka. Di sini St. Padre Pio memberi tips untuk meninggalkan dosa, yaitu: jauhilah keadaan maupun kesempatan yang dapat mendorong kita berbuat dosa. Contoh, misal orang yang terikat nonton film porno, harus menjauhi keadaan yang mendorongnya. Jika keadaan yang mendorongnya adalah rasa kesepian, pengaruh teman-teman, atau kebiasaan mengunjungi tempat penjualan/ peminjaman CD porno ataupun tempat hiburan malam, maka semua keadaan itu harus dijauhinya. Orang itu perlu mencari kesibukan yang lebih berguna, buku-buku yang lebih membangun untuk dibaca, teman-teman baru yang mendukung pertobatannya, berhenti mengunjungi tempat-tempat yang tidak kondusif untuk niat baiknya ini. Pokoknya, ia perlu membuktikan bahwa ia sungguh-sungguh bertobat, dengan perbuatannya.
Kita tidak dapat menyalahkan Tuhan jika kita jatuh ke dalam dosa lagi, dengan mengatakan, ‘mungkin Tuhan tidak memberi rahmat yang cukup bagi saya untuk menolak dosa’. Sebab kenyataannya rahmat Tuhan selalu cukup, hanya saja kita harus bekerja sama dengan rahmat itu, agar rahmat tersebut mencapai hasilnya dengan efektif.
Selanjutnya, ada lagi tips dari St. Fransiskus de Sales dan St. Teresa dari Avila. Kalau kita sudah tahu apa kelemahan kita, maka untuk melawannya, kita harus melakukan kebajikan lawannya dengan dosis yang dua kali lebih besar. Misalnya, kelemahan kita adalah malas berdoa. Maka yang harus kita lakukan adalah bangun lebih pagi, mendengarkan lagu-lagu rohani di mana kesempatan memungkinkan, membaca buku-buku rohani, menyetel alarm untuk mengingatkan jam-jam doa, dst. Kalau kita sifatnya pemarah, maka yang kita lakukan adalah mencoba diam jika sedang kesal, mencoba mengingat hal-hal yang lucu daripada yang menjengkelkan, kebaikan orang lain daripada kelemahannya, tersenyum dan menyapa terlebih dahulu orang yang menjengkelkan kita, dst. Jika kita tekun melaksanakan kebiasaan ini, maka tanpa disadari, sedikit demi sedikit Tuhan membebaskan kita dari kebiasaan buruk yang telah sekian lama mengikat kita. Nah usaha yang terus menerus macam ini, digabungkan dengan ketekunan kita mengaku dosa dalam sakramen Tobat, akan suatu saat membebaskan kita dari keterikatan dosa tersebut. Selanjutnya agar kita tidak jatuh lagi di dosa yang sama itu, kita dapat memohon kekuatan dari Kristus sendiri dalam sakramen Ekaristi.
Tak usah kuatir, Jericho. Seperti Anda, sayapun jatuh bangun dan berjuang untuk memperbaiki kesalahan saya. Namun satu hal yang pasti, jika kita mempunyai kehendak yang kuat, Tuhan akan membuka jalan bagi kita untuk dapat menjadi orang yang lebih baik/ lebih kudus. Selanjutnya mari kita serahkan segala yang terjadi dalam kehidupan kita. Semoga Ia bermurah hati dan berbelas kasihan kepada kita, sehingga sebelum kita dipanggil Tuhan, kita dapat diberi kesempatan untuk bertobat dan menerima sakramen Pengurapan Orang Sakit, yang membebaskan kita dari semua dosa, dan mempersiapkan kita untuk sungguh bertemu dan bersatu dengan Dia yang sudah lebih dahulu mengasihi kita.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
terima kasih byk Bu Ingrid… sy skrg sdh lumayan ngerti n tenang dlm memperjuangkan kekudusan bersama Tuhan. Krn sy tau Tuhan sbenarnya menginginkan stiap anak2Nya selamat dan tdk ad yg binasa. Mohon doanya utk pjuangan kita utk hdup kudus. Tuhan memberkati.
Yth Katolisitas
saya mau bertanya jika seorang pernah berbuat dosa misalkan dia menonton film porno lalu melakukan seks secara tidak langsung seperti maaf memainkan alat vitalnya demi kepuasan lalu dia minta pengakuan dosa ,namun karena kedagingannya dia terjatuh lagi pada dosa yang sama dan minta pengakuan lagi apakah itu disebut dosa menghujat Roh kudus ???
Shalom Domi,
Kesalahan yang Anda sebutkan tersebut adalah dosa masturbasi, dan tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik. Sedangkan tentang dosa menghujat Roh Kudus pada dasarnya adalah: 1) jika seseorang tidak lagi percaya bahwa Tuhan dapat mengampuni dosanya (entah karena ia merasa dosanya begitu besar, entah karena ia telah berputus asa karena dosanya (sin of dispair), entah karena ia tak percaya akan adanya Tuhan yang Maha pengampun); dan 2) jika seseorang merasa dirinya sudah benar, sehingga tidak lagi memerlukan pengampunan Tuhan (ini disebut sin of presumption).
Jika orang tersebut menyesal, bertobat dan mau mengaku dosanya di dalam sakramen Pengakuan Dosa artinya ia masih memiliki kepercayaan akan Tuhan yang Maha Pengampun, dan dengan demikian dosanya tidak termasuk katagori dosa menghujat Roh Kudus. Jika ia dengan teratur mengaku dosanya, misalnya sebulan sekali atau bahkan seminggu sekali, jika godaan masturbasi tersebut sedang kuat melandanya, maka harapannya adalah dengan rahmat Allah yang diterimanya di dalam sakramen Pengakuan Dosa, ia akan dapat suatu saat terbebas dari keterikatan terhadap dosa masturbasi tersebut.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Terima kasih mbak Ingrid setidaknya saya mengetahui itu karena saya seorang seminaris harus banyak belajar tentang hal-hal itu …
Dear Domi;
Menurut saya, janganlah kita terlalu berlebihan memfokuskan perhatian pada “satu gangguan”. Bila “gangguan” tsb kita perhatikan terus dan kita rasa-rasakan maka gangguan itu akan semakin besar efeknya. Misalnya ketika hiking ada kerikil masuk ke sepatu kita. Sebenarnya kerikil tsb tidak mengganggu kita berjalan untuk mencapai puncak gunung, tetapi karena kita rasa-rasakan kehadiran kerikil itu, maka kita menjadi terganggu dan terobsesi untuk mengeluarkannya, dan malah berhenti berjalan. Justru karena itulah efek gangguan tsb bisa lebih besar menghalangi relasi kita dgn Tuhan.
Memang “gangguan dosa” itu mesti kita hadapi, tetapi janganlah kita kita frustasi karenanya, karena itu toh adalah masalah hormon yg terkait metabolisme tubuh kita di usia tertentu. Semakin berumur, hormon itu akan berkurang. Yang penting kita menjauhi pikiran, visual (media), dan waktu-waktu sendirian yg bisa menggiring kita ke godaan tsb.
Biasanya, bila kita jatuh dalam “kebiasaan berbuat dosa” tertentu, kita bisa berusaha melepaskan diri dgn membuat suatu “kebiasaan baik” tertentu (virtue) bagi Tuhan. Misalnya, kita bertekat mempersembahkan kepada Tuhan “pantang daging setiap Senin” agar Tuhan membantu kita lepas dari kebiasaan buruk tadi. Menerima Sakramen Ekaristi teratur juga sangat efektif, sebagai “bantuan daya Illahi untuk melawan dosa-dosa”. Dan pembimbing rohani juga bisa membantu.
Terima kasih fxe saya mau nanya lagi tentang masturbasi yang dibahas di atas apakah jika dia pengakuan 2 atau 3 kali masih jatuh lagi pada dosa masturbasi itu dan dia masih sadar dan mau mengaku dosanya lagi karena dia tau kedagingannya kuat apakah Tuhan masih mau mengampuni ???
[Dari Katolisitas: Asalkan ia bertobat, Tuhan akan mengampuninya lagi. Tuhan yang mengajarkan agar kita mengampuni sampai tujuh puluh kali tujuh kali, akan terlebih dahulu melakukannya kepada kita orang berdosa. Banyak kesaksian menyatakan bahwa orang yang setia mengaku dosa dalam Sakramen Pengakuan dosa tentang dosa yang sama, setelah kesekian kalinya akan akhirnya dapat lepas dari keterikatan dosa tersebut. Dibutuhkan kerendahan hati, ketekunan dan keteguhan untuk terus berjuang mengalahkan dorongan dosa tersebut]
Terima kasih Katolisitas ….
Saya uda paham dan mengerti mohon doanya …
untuk Sdr. Domi & pembaca lain. Betul apa yg dikatakan bu Ingrid
“Banyak kesaksian menyatakan bahwa orang yang setia mengaku dosa dalam Sakramen Pengakuan dosa tentang dosa yang sama, setelah kesekian kalinya akan akhirnya dapat lepas dari keterikatan dosa tersebut. Dibutuhkan kerendahan hati, ketekunan dan keteguhan untuk terus berjuang mengalahkan dorongan dosa tersebut”
untuk sharing, saya wanita namun memiliki dosa berat spt yg diceritakan di atas. meski saya malu saya bertekad untuk hidup dlm rahmat Tuhan meski sy sadar itupun merasa tak pantas sy dapatkan kecuali ini menjadi kehendakNya untuk Anak-anakNya (kita) yg sunnguh dicintaiNya. untuk melepaskan diri dr dosa tersebut (Puji Tuhan) sampai sekarang, saya ‘nekad’ mengaku dosa berkali-kali terkadang dg romo yg sama (ada 24+ kali dalam rentang waktu 1 tahun). sampai (dlm ‘bahasa yg agak kasar-hny u/ menggambarkan : romo itu agak ‘jijik’ dg ‘saya-(dosa saya)’). namun ini menggambarkan, dosa tersebut dpt mengkikat siapapun orang tak peduli apapun status & jenis kelaminnya. saya ikut berdoa untuk kebahagiaan Putra-putri Allah agar menemukan kebahagiaan sejati dalam Tuhan Yesus agar menyadari kedosaan & berjuang dlm kekudusan tak lupa saya jg berdoa bg diri sdr agar sll dimurnikan krn jk tak hati2 jika lengah saya dpt jatuh dlm dosa yg sama (duh Tuhan, jgn sampai).. o/ sebab itu saya sedih jk sehari sj tak ikut ekaristi bl tak ada halangan yg benar2 & terus bertumbuh dl doa, mati raga, & jg penerimaan Sakramen Tobat.. shg setidaknya sy n jg saudara2 lain dpt membantu & menolong saudara lain untuk menemukan kebahagiaan sejati dlm Tuhan dg berjuang dlm kekudusan (tak mudah krn banyak yg tak sadar & menganggap dosa adl hal biasa). oleh krn itu, kita2 sama2 berdoa. demikian smg dapat sedikit membantu. Terima kasih. Berkah Dalem.
Dear Katolisitas
Saya mau bertanya lagi tentang ayat Alkitab yang berbunyi:
1. Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan kita dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi didalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari semula (2 Petrus 2:20).
2. Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuaan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menhapus dosa itu. Tetapi yang ada adalah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka. ( Ibrani 10:26-27).
saya mau bertanya tenyang maksud ayat ini dan hubungan dengan manusia dan pengakuan dosa .
saya takut karena saya sering berbuat dosa tapi saya sadar dan ingin mengakukan dosa saya pada Romo walaupun dosa itu berkali-kali ..
Trims ..
Shalom Domi,
Salah satu cara untuk memahami makna ayat-ayat Kitab Suci adalah membaca keseluruhan perikop yang mengandung ayat-ayat tersebut, dan jika perlu membaca pula perikop sebelum dan sesudahnya. Dengan prinsip ini kita dapat lebih memahami maksud dari ayat yang Anda tanyakan itu.
1. Ayat 2 Pet 2:20 ada dalam perikop tentang Nabi-nabi dan guru-guru yang palsu (2Pet 2). Mereka ini adalah orang-orang yang menyesatkan banyak orang melalui ajaran-ajaran mereka, yang sepertinya menjanjikan kemerdekaan kepada orang-orang lain, padahal para pengajar itu sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan dengan keterikatan mereka dengan hal-hal duniawi. Dikatakan di sini, bahwa mereka yang mengikuti ajaran- ajaran ini, yang sebenarnya oleh pengenalan akan Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran dunia, namun kemudian berbalik dari perintah-perintah kudus ini dan kembali kepada kehidupan mereka seperti yang sebelumnya, mereka inilah yang dikecam oleh Rasul Petrus.
Maka walaupun ayat ini dapat dihubungkan dengan kita yang juga jatuh bangun mengalahkan dosa yang sama bahkan setelah dibaptis, namun secara khusus perikop ini ditujukan kepada mereka yang mengikuti ajaran-ajaran sesat dan kepada para pengajar yang sesat. Namun ada perbedaan yang besar antara keduanya, yaitu perjuangan kita yang jatuh bangun mengalahkan dosa, itu dilakukan masih dalam kesatuan dengan Kristus dan Gereja-Nya (masih mengandalkan rahmat Tuhan yang diberikan melalui Gereja-Nya); sedangkan mereka yang telah mengikuti ajaran-ajaran sesat dan memilih untuk hidup dalam dosa dan hawa nafsu (lih. 2Pet 2:2-3,10-14) mereka telah memilih untuk mengambil jalan yang terpisah dari kesatuan dengan Kristus dan Gereja-Nya.
Namun demikian, tetaplah harus diusahakan agar kita tidak jatuh di dalam dosa/ kesalahan yang sama apalagi terbawa oleh hawa nafsu, sebab jika terus demikian, artinya kita belum sungguh bertobat, dan kita tidak sungguh-sungguh berada dalam kesatuan dengan Kristus dan Gereja-Nya oleh karena dosa ini. Jika kita dipanggil Tuhan sebelum sempat bertobat, maka kita menempatkan resiko yang besar terhadap keselamatan kita.
2. Ibr 10:26-27: Ayat ini adalah perikop tentang ketekunan (Ibr 10:19-39). Di perikop ini diajarkan bagaimana kita harus bertekun di dalam iman/ pengakuan tentang pengharapan kita di dalam Yesus Kristus. Di perikop sebelumnya disampaikan bahwa hukum Taurat hanya merupakan bayang-bayang dari keselamatan yang akan datang yang diberikan di dalam Kristus, dan hukum Taurat bukan keselamatan itu sendiri (lih. Ibr 10:1). Maka para murid diingatkan agar jangan kembali kepada hukum Taurat, namun terus bertekun dalam pengajaran Kristus yang telah menyempurnakan hukum itu. Keselamatan kita tidak lagi tergantung dari kurban penebus dosa yang dijabarkan oleh hukum Taurat, namun oleh kurban Kristus (lih. Ibr 10:9). Maka kalau orang yang sudah menerima kebenaran Kristus, kemudian kembali lagi berbuat dosa dengan sengaja, artinya ia dengan sengaja dan berkeras hati, menolak Kebenaran yang sudah pernah diterimanya. Dalam keadaan ini, tak ada kurban apapun yang dapat dipersembahkan kepada Allah untuk pengampunan dosanya, karena kurban yang paling sempurna yaitu Kristus, telah ditolaknya sendiri. Maka besarlah hukuman yang harus ditanggung, jika seseorang menginjak-injak Sang Putera Allah dan menganggap bahwa kurban tubuh dan darah-Nya yang menguduskan itu, sebagai hal yang tidak berarti (lih. Ibr 10:29).
Dalam hal ini perlu kita memeriksa diri sendiri, agar jangan sampai kita menolak kebenaran Kristus, dengan menganggap diri sendiri “lebih benar” dari kebenaran yang diajarkan-Nya, yaitu dengan memilih dosa daripada menaati apa yang diajarkan-Nya, ataupun memilih untuk kembali kepada ketentuan hukum Taurat dan dengan demikian menolak kebenaran Kristus yang telah menggenapinya.
Maka mari mengartikan ayat-ayat tersebut pada konteksnya. Kita memang harus berjuang untuk meninggalkan dosa-dosa kita, namun tidak berarti bahwa mengakukan dosa yang sama otomatis adalah dosa menghujat Roh Kudus. Sebab dalam perjuangan kita meninggalkan dosa-dosa, Tuhan yang mengetahui isi hati kita, mengetahui apakah kita menolak Dia atau tidak, apakah kita menolak pengampunan dari-Nya atau tidak.
Semoga kita diberi ketekunan oleh Tuhan untuk berjuang mengalahkan dosa- dosa kita, agar kita dibebaskan dari keterikatan dosa yang sama, yang sering kita akui di hadapan Tuhan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Thank you atas informasinya
thanks …
Menarik pembahasan mengenai dosa menentang Roh Kudus – dosa yang tak terampuni. Pertanyaannya adalah: Apakah sudah ada orang di zaman ini yang melakukan dosa tersebut?
[dari katolisitas: Dimana kita melihat keputusasaan tanpa batas dan ketidakpedulian akan Tuhan, maka sebenarnya dalam derajat tertentu, dosa ini telah terwujud.]
jika memang demikian, apa hukuman bagi para pendosa ini? apakah ada hubungannya dengan keselamatan Allah?
[dari katolisitas: dosa menghujat Roh Kudus akan membawa manusia ke neraka. Lihat penjelasan ini – silakan klik]
Pak saya orang Kristen. Bagaimana seorang pernah berfikir kenapa saya harus percaya Tuhan Yesus kalo saya masi berbuat dosa. Ada juga yang pernah berfikir Tuhan Yesus telah meninggalkan kita. Bagaimana dengan orang yang sudah percaya Tuhan Yesus tetapi masi berbuat dosa, misalnya mencuri
Tolong jawab pertanyaan saya apakah hal- hal di atas mengujat Roh Kudus..?????
Shalom Prayogo,
Terima kasih atas pertanyaannya tentang pertobatan dan dosa. Gereja Katolik mengenal adanya dua pertobatan, yaitu pertobatan pertama dan pertobatan kedua. Pertobatan pertama adalah pertobatan yang membawa kita kepada Sakramen Baptis. Walaupun telah dibaptis, manusia masih mempunyai kecenderungan berbuat dosa (concupiscence). Dalam kelemahan ini, maka manusia harus terus bekerjasama dengan rahmat Tuhan, sehingga manusia memperoleh kekuatan dalam perjuangannya untuk hidup kudus. Manusia dapat mengalami jatuh bangun. Namun kondisi ini bukan disebabkan karena Kristus meninggalkan kita, namun sebaliknya kitalah yang meninggalkan Kristus. Kalau Kristus adalah terang dan kita meninggalkan Sang Terang, maka kita hidup dalam kegelapan. Yang diperlukan adalah datang kembali kepada Sang Terang, sehingga kegelapan akan berlalu. Inilah yang disebut pertobatan kedua, yaitu pertobatan yang terus-menerus.
Mencuri adalah perbuatan dosa melanggar perintah ke tujuh. Kalau dosa ini terus dilanjutkan sampai mati dan orang tersebut tidak bertobat, maka kondisi ini membahayakan keselamatan jiwa dari orang tersebut. Kalau dengan kebiasaan mencuri, seseorang berputus asa karena seringkali gagal memperbaiki diri dan merasa bahwa dosanya lebih besar dari kasih pengampunan Tuhan, dan tidak bertobat sampai mati, maka ini termasuk dalam dosa menghujat Roh Kudus. Kalau orang tersebut berfikir bahwa Tuhan mengerti akan kelemahannya dan menyebabkan orang ini melanjutkan dosanya, melupakan keadilan Tuhan dan tidak bertobat sampai mati, maka ini adalah dosa menghujat Roh Kudus. Yang harus dilakukan oleh orang ini adalah mengingat perkataan Yesus kepada Maria Magdalena “Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (Yoh 8:12). Tidak ada kata terlambat untuk bertobat. Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Thank You atas penjelasannya
shalom,
maaf sy sdh beberapa hari menelusuri artikel tentang sakramen pengakuan dosa, namun belum ketemu.. mudah2an team katolisitas dapat membantu saya tentang artikel sakramen pengakuan dosa secara khusus…
terima kasih sebelumnya, Tuhan Yesus memberkati
christian
[Dari Katolisitas: Silakan klik di artikel seri ini:
Masih Perlukah Sakramen Pengakuan Dosa, bagian 1
Masih Perlukah Sakramen Pengakuan Dosa, bagian 2
Masih Perlukah Sakramen Pengakuan Dosa, bagian 3
Masih Perlukah Sakramen Pengakuan Dosa, bagian 4 ]
Dear katolisitas ,
Saya ingin menanyakan arti dari : Menghujat dan mendukakan dan menentang Roh Kudus
(Markus 3:29 ; Lukas 12:10 ; Efesus 4:30 , Matius 12:31-32 ) , sehingga tidak akan diampuni .
– Bukankah Trinitas Allah adalah sama, sehingga mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, juga sama dengan menghujat Roh Kudus, Lukas 12:10
– Ada pendapat : Roh Kudus adalah pembimbing kepada kebenaran, menghujat Roh Kudus adalah sama dengan tidak mau dibimbing Roh Kudus untuk mengerti kebenaran, makanya (tanpa kebenaran) manusia akan binasa = tidak akan (bisa) diampuni , sedangkan pribadi Roh Kudus banyak orang awam tidak mengetahuinya, orang awam lebih mengerti dibimbing / diajar oleh gereja dari pada oleh Roh Kudus, karena bersifat Roh, hanya orang orang yang dekat Tuhan atau pengajar saja yang memahami arti dibimbing oleh Roh, apakah berarti ayat tsb (yang tidak dapat diampuni) adalah untuk orang yang sudah dekat tetapi menyalibkan / tidak mengakui Tuhan Yesus lagi.
– Apakah seorang Katolik yang tidak berkenan / kurang pas dengan karismatik / penyembahan Kristen dalam ibadah yaitu tidak menyukai adanya penyembahan dalam bahasa lidah dalam beribadah (yang dikarenakan lebih menyukai ibadah Katolik yang tenang dalam menyambut perjamuan Kudus) adalah termasuk tidak mengakui Roh Kudus / menghujat Roh Kudus
– Pada Yohanes 16:7,13 , yang dimaksud penghibur adalah Roh Kudus / Roh Kebenaran, benarkah bila tidak mengakui ajaran ini adalah sama dengan menghujat Roh Kudus
– Bukankah Tuhan maha pengampun, tidakkah ada cela pengampunan untuk hal tsb, sebab meskipun Tuhan mau dan orang tsb juga mau bertobat tetapi sebab pernah berdosa menghujat Roh Kudus,maka orang tsb tidak bisa diampuni
– Menghujat, mendukakan Roh Kudus, apakah berarti menentang Roh Kudus dengan cara : menghina dengan kata kata atau melawan dengan perbuatan atau dengan pengerasan hati menolak bimbinganNya. Dan bagaimana bila pernah menghujat tetapi setelah tahu bertobat, dan bukan menolak Roh Kudus untuk selama-lamanya (mungkin seperti perbuatan Saulus/Paulus kepada Tuhan)
– Jadi ayat tsb berlaku untuk siapakah ?: orang yang sudah mengenal atau orang yang belum mengenal Roh Kudus, orang yang sengaja meninggalkan Roh Kudus atau orang yang tanpa sengaja mengikuti ajaran lain
GBU
Shalom Yongky,
Silakan anda membaca terlebih dahulu artikel, Dosa Menghujat Roh Kudus- dosa yang tak terampuni, silakan klik, karena sebagian besar pertanyaan anda sudah dibahas di sana.
Selanjutnya saya ingin menambahkan beberapa catatan, sehubungan dengan pertanyaan anda:
Ajaran iman yang diberikan oleh Gereja adalah atas inspirasi Roh Kudus, anggapan yang membedakan atau bahkan mempertentangkan ajaran Gereja dengan ajaran Roh Kudus adalah pandangan yang keliru. Tuhan Yesus memberikan kuasa kepada para Rasul, secara khusus Rasul Petrus untuk mengajar dan menentukan apa yang benar dan tidak benar secara moral (yaitu arti istilah “mengikat dan melepaskan” dalam Mat 16:19), maka Gereja Katolik yang melestarikan ajaran para rasul ini mengajar dalam pimpinan Roh Kudus.
Orang yang tidak/ kurang menyukai cara berdoa dengan menggunakan bahasa roh, tidak dapat dikatakan sebagai orang yang menghujat Roh Kudus.
Orang yang tidak percaya akan adanya Roh Kudus, dan dengan demikian tidak mengakui Yohanes 16:7,13, kemungkinan dapat dikatakan sebagai menghujat Roh Kudus. Namun ini juga harus dilihat, apakah ada faktor ‘invincible ignorance‘ (ketidaktahuan yang tidak terhindarkan), misalnya karena tidak ada orang yang memberitahukan kepadanya tentang adanya Allah yang Maha Pengampun, atau culpable ignorance, yaitu pengabaian yang disengaja, yaitu intinya sudah tahu tetapi memilih untuk mengacuhkan atau mengeraskan hati untuk tidak percaya.
Allah memang Maha Pengampun dan tidak ada dosa yang terlalu besar yang tidak dapat diampuni, kecuali jika orang yang bersalah tersebut memang tidak mau diampuni/ menolak pengampunan Allah, entah dengan tidak percaya akan Allah dan pengampunan Allah, atau dengan menganggap diri sendiri sudah suci sehingga tidak perlu pengampunan dari Allah. Inilah sebenarnya inti dari arti dosa menghujat Roh Kudus.
Maka ayat tersebut berlaku untuk semua manusia, sebab Allah menghendaki agar manusia mengetahui bahwa Allah itu ada, dan Allah, oleh kuasa Roh Kudus-Nya di dalam Kristus, dapat menyatakan kesalahan setiap orang dan kemudian mengampuninya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Thank you
Salam katolisitas,
Saya tidak tahu koment saya diposkan di bagian mana,
namun saya coba dalam link ini saja.
Menghujat anak manusia dan menghujat roh kudus
Pertanyaan saya adalah sederhana saja. Bahwa selama ini saya masih ragu-ragu atau bertanya-tanya tentang perkataan Yesus (saya lupa di injil mana) mungkin Mateus. Bahwa Yesus mengatakan demikian, Barang siapa menghujat anak manusia, dosanya akan diampuni, tetapi barangsiapa menghujat roh kudus, dosanya tidak akan di ampuni. Perkataan sangat sulit bagi saya untuk menjelaskan kepada teman-teman saya. Yang dimaksud dengan menghujat roh kudus, yang kaya apa iya? saya pernah mengatakan bahwa menghujat roh kudus seperti , pinda agama, atau merusak komuni kudus. apakah penjelasan saya meleset dari kitab suci? saya mohon pencerahan, dan apabila pertanyaan ini sudah di tulis di link lain, saya mohon maaf dan tolong di paste ke sini!
Amin
Semoga Tuhan kita Yesus Kristus menuntun segala ayunan langkah kita.
Aquilino Amaral
[dari katolisitas: silakan melihat jawaban di atas – silakan klik]
Pak, saya ingin bertanya, saya telah melakukan dosa perzinahan dan sudah dilepaskan. Banyak orang yang beranggapan saya dipelet oleh lelaki ini. Sebelumnya saya mempunyai pacar, namun saya selingkuh dan melakukan dosa tersebut. Pada waktu pelepasan saya memang mau benar benar ingin berubah, namun saya masih memikirkan lelaki selingkuhan tersebut Dan berharap ia bisa sadar apa yang diperbuatnya itu salah dan mengembalikan dia ke jalan yang benar. Saya ingin bertanya apa ini termasuk dosa menghujat Roh Kudus? Dan apa yang harus saya lakukan? Terima kasih .. GBU
Shalom Elly,
Bersyukurlah kepada Tuhan jika anda telah mengalami pelepasan dari keterikatan dosa percabulan. Semoga anda juga sudah mengakukan dosa ini dalam sakramen Pengakuan Dosa, sebab dengan rahmat pengampunan yang diberikan oleh Allah melalui sakramen ini, anda akan dimampukan untuk terus mengatakan “tidak” pada dosa ini.
Namun anda harus waspada, bahwa godaan untuk kembali jatuh dalam dosa ini akan terus ada. Maka kalau saya boleh menyarankan, janganlah bermain- main dengan api, untuk kembali menjalin hubungan dengan teman selingkuhan anda itu. Lebih baik anda bawa saja dia dalam doa- doa anda, sembari anda menguatkan kerohanian anda. Hindarilah kesempatan untuk berbuat dosa, demikian adalah saran dari St. Padre Pio dan banyak orang kudus lainnya. Anda yang paling mengetahui sejauh mana anda telah cukup kuat untuk membawa teman anda untuk bertobat; sebab ada resiko yang lebih parah, yaitu jika anda berdua jatuh lagi, dan bahkan lebih dalam daripada sebelumnya, dalam dosa percabulan ini. Oleh karena itu daripada jatuh lagi, lebih baik hindari godaan, hindari kesempatan untuk bertemu ataupun menjalin hubungan. Sebab roh kita memang penurut, namun daging kita lemah (Mat 26:41, Mrk 14:38) demikian Injil mengingatkan kita. Maka, tutuplah lembaran kehidupan anda yang lalu, dan masukilah lembaran yang baru bersama Tuhan Yesus. Jika memang sudah menjadi kehendak Tuhan agar anda membawa teman anda itu untuk bertobat, maka suatu saat anda akan dipertemukan lagi dengannya dalam kondisi anda sendiri sudah cukup kuat untuk tidak jatuh lagi dalam dosa. Namun anda selayaknya juga memiliki sifat percaya, bahwa Tuhan dapat menggunakan banyak cara untuk membuat dia bertobat, dan belum tentu harus melalui anda.
Selanjutnya, kalau anda membaca definisi/ pengertian dosa menghujat Roh Kudus sebagaimana disebutkan di atas, maka nampaknya tidak sesuai dengan keadaan anda. Anda menyadari bahwa anda telah melakukan dosa, dan kesadaran ini ada atas karya Roh Kudus, sehingga anda tidak dapat dikatakan menghujat Roh Kudus dalam hal ini. Keinginan untuk mengembalikan teman anda ke jalan yang benar sebenarnya adalah niat yang baik, namun anda harus bijaksana dalam menyikapinya, sebab jangan sampai malah anda mengulangi kesalahan yang sama, karena belum kuat menolak godaan.
Maka mohonlah rahmat kebijaksanaan dari Tuhan untuk bertindak dalam menyikapi pergumulan anda ini, namun satu yang pasti, janganlah mengambil resiko yang membahayakan keselamatan jiwa anda sendiri. Semoga Tuhan memberkati.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Dear ibu Inggrid,
“Roh itu penurut dan daging itu lemah”, namun daging dan roh itu tidak terpisahkan selagi manusia itu masih hidup, maka pertanyaan saya adalah apakah gereja kita mempunyai “cara” tersendiri yang dapat memperkuat “daging” itu agar dia tidak mudah jatuh kedalam godaan dosa dan dia lebih dapat mengendalikan diri sedemikian rupa sehingga kehendak bebas itu tidak sampai “dibuahi” oleh dosa. Karena kita tahu upah dosa yang telah matang adalah maut.
Sebagai perbandingan saja, saya pernah ke India dan melihat cara “holy life” versi mereka, yaitu disamping beribadat dng segala ritualnya, mereka rela hidup dng tidak makan daging sama sekali (vegetarian) dan beberapa dari aliran tertentu dari mereka bahkan melarang untuk makan tanaman yang tumbuh dibawah tanah (sejenis umbi2an, termasuk bawang) karena menurut mereka makanan yg tumbuh di-alam “kotor” akan mencemari jiwa, dan juga mereka rutin berlatih yoga. Kelihatannya cara2 tsb cukup effective untuk pengendalian diri, katanya orang yg sungguh2 melakukan itu akan rendah hati, tidak mudah tergoda dan lebih bijaksana.
Mohon pencerahannya.
Salam,
Yanto
Shalom Yanto,
Terima kasih untuk tanggapannya tentang roh dan daging. Kita tidak perlu melakukan sesuatu untuk memperkuat daging. Yang harus dilakukan adalah memperkuat roh, sehingga daging dapat tunduk terhadap keinginan roh. Gereja Katolik telah memberikan begitu banyak cara untuk memperkuat kehidupan spiritual umatnya, terutama melalui sakramen-sakramen, baik dengan Sakramen Ekaristi maupun Sakramen Tobat. Ada masa prapaskah dan masa adven yang merupakan masa retret bagi seluruh umat Katolik. Gereja juga menginginkan agar umat Allah dapat melakukan pertobatan, baik dengan puasa dan pantang, perbuatan kasih dan amal, dll setiap hari Jumat sepanjang tahun, sebagai cara untuk turut serta dalam penderitaan Kristus yang wafat pada hari Jumat. Gereja juga mempunyai begitu banyak devosi, seperti rosario, novena, dll. sehingga umat Allah dapat semakin mengasihi Kristus. Untuk memperkuat roh, harus dimulai dari dalam dan bukan dari luar. Semua yang bersifat eksternal hanya untuk membantu agar yang spiritual dapat lebih terfokus kepada Kristus. Diskusi tentang vegetarian dapat dilihat di sini – silakan klik. Semoga penjelasan ini dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shalom Elly,
Terima kasih atas sharingnya. Setiap orang pernah berbuat dosa. Ada sebagian yang melakukan dosa ringan dan ada yang melakukan dosa berat. Perzinahan sendiri adalah merupakan dosa berat. Untuk definisi dan bagaimana melepaskan diri dari dosa ini, anda dapat membaca penjelasan ini – silakan klik. Bersyukurlah kalau anda mau bekerjasama dengan rahmat Allah, sehingga anda dapat lepas dari dosa berat ini. Dosa yang telah anda sesali dibarengi dengan niat untuk tidak berbuat dosa lagi dan diakukan dalam Sakramen Pengakuan Dosa bukanlah termasuk dalam dosa menghujat Roh Kudus. Akan menjadi dosa menghujat Roh Kudus, kalau: (a) anda terus melakukan dosa berat itu dan berfikir bahwa Tuhan mengerti kondisi anda dan tidak akan menghukum perbuatan anda, sehingga tidak ada niat bertobat dari diri anda; (b) anda berfikir bahwa anda terlalu berdosa, sehingga anda tidak mau meminta pengampunan Tuhan dan terjebak pada keputusasaan. Inti dari dosa menghujat Roh Kudus adalah penolakan secara sadar akan kasih dan pengampunan Allah. Namun, dalam kondisi seperti yang anda ceritakan, maka anda sendiri telah bertobat dan lepas dari dosa ini. Kalau anda belum mengaku dosa, cepat-cepatlah mengaku dosa. Kalau sudah, maka bersyukurlah dan teruslah bertumbuh dalam iman, pengharapan dan kasih, dengan terus bertekun dalam doa, membaca Kitab Suci, bergabung dalam komunitas dan tekun dalam sakramen-sakramen, terutama Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tobat. Dengan cara ini, maka diharapkan anda senantiasa dalam kondisi rahmat. Yakinlah, kalau anda telah bertobat, mengakukan dosa anda serta berjanji tidak akan melakukan dosa ini, maka Tuhan telah mengampuni anda. Biarlah perkataan dari rasul Paulus dapat menguatkan anda: “13 aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, 14 dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” (Fil 3:13-14) Mari, kita bersama-sama bertumbuh dalam kekudusan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shalom, Pak Stef,
Jika seseorang masih mau minta ampun dan takut akan hukuman Tuhan karena sebelumnya meragukan karakter Tuhan yang Maha Baik itu, berarti belum masuk dosa kekal, kan?
Terima Kasih. Mohon bantuannya…
Shalom,
Monica
Shalom Monica,
Nampaknya itu bukan dosa kekal atau dosa menghujat Roh Kudus. Sebab orang itu masih mengakui adanya Tuhan yang dapat mengampuni dosa, sedangkan jika orang yang menghujat Roh Kudus, ia: 1) tidak lagi percaya bahwa Tuhan dapat mengampuni dosanya, atau 2) menganggap dirinya sudah pasti diampuni, sehingga ia melakukan dosa sebanyak- banyaknya, tanpa menyesal sekalipun.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Lalu apakah dosa menghujat Roh Kudus adalah dosa yang paling berat ?
Dan apakah menghina Roh Kudus = menghujat Roh Kudus ?
[dari katolisitas: silakan melihat artikel di atas – silakan klik]
saya ingin bertanya pendapat mbak inggrid.
tentang orang yang kehilangan arah, jati diri, keyakinan dan pengharapan???
Shalom Galih,
Sebenarnya yang perlu direnungkan adalah mengapakah sampai seseorang kehilangan arah, jati diri, keyakinan dan pengharapan? Sebab orang yang sedemikian, sepertinya adalah orang yang berputus asa. Tentang keputusasaan, Katekismus mengajarkan:
Jika kita beriman kepada Tuhan Yesus, yang adalah “jalan, kebenaran dan hidup” (Yoh 14:6) maka semestinya kita tidak kehilangan arah di dalam hidup. Demikian juga, jika seseorang percaya kepada Allah dan mengimani Sabda-Nya, maka sudah seharusnya ia tidak meragukan tentang jati dirinya yang diciptakan menurut gambaran Allah (Kej 1:26), dan bahwa melalui Baptisan ia sudah diangkat Allah menjadi anak angkat-Nya (Gal 4:6). Maka sesungguhnya, di balik keraguan akan jati diri dan keputus asa-an, akar yang lebih mendalam adalah kehilangan iman akan Tuhan, seolah ingin mengatakan, “Aku tidak lagi percaya kepada Tuhan dan Sabda-Nya” atau kasarnya, menganggap bahwa Allah adalah seorang pembohong, sebab orang itu tidak percaya kepada segala Perkataan-Nya. Oleh karena itu, dosa keputus- asaan ini dapat mengarah kepada dosa yang paling serius dan yang tidak dapat diampuni, yaitu: dosa menghujat Roh Kudus. Mengapa? Karena bagaimana seseorang dapat diampuni, kalau ia sendiri tidak percaya akan Dia yang dapat mengampuni?
Selanjutnya tentang dosa menghujat Roh Kudus ini, silakan klik di sini.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Ingrid Listiati- katolisitas.org
Yth Katolisitas,
Saya juga ingin bertanya tentang Dosa menghujat Roh Kudus, karena sepertinya saya adalah orang yang sangat sensitif, sehingga memiliki ketakutan yang sangat besar terhadap dosa ini. Malah menyebabkan pikiran saya selalu tidak konsen ketika saya berdoa. Khususnya ketika saya berdoa di dalam hati, ketika saya menyebutkan kata “Roh Kudus” malah pikiran saya membelok ke kata-kata yang lain, seperti kata-kata yang kasar, kotor dan lainnya. dibelakang kata Roh Kudus itu, seolah-olah saya sedang munghujat Roh Kudus dengan kata-kata itu. Susah sekali mengendalikannya. saya jadi merasa sangat bersalah ketika berdoa. padahal saya rindu sekali untuk berdoa dan masuk lebih dalam lagi. Kata-kata kasar, dan kotor itu selalu muncul hampir setiap saya mau menyebut “Roh Kudus”. saya pun bukan orang yang suka berkata kasar dan kotor. cuma setiap ada sesuatu yang negatif itu cepat sekali direkam oleh pikiran saya. dan itulah kelemahan saya.
saya sudah mengakukan ini sebagai dosa di pengakuan dosa. tapi sampai saat ini,ganguan itu selalu muncul. apakah saya sudah menghujat Roh Kudus?. mohon penjelasannya
thanks & JBU
Shalom Restu,
Tidak konsen waktu berdoa bukan merupakan dosa menghujat Roh Kudus. Karena menurut Katekismus 1864, seperti disebutkan di atas, orang yang menghujat Roh Kudus adalah: 1) orang yang dengan sengaja tidak bersedia menerima kerahiman Allah melalui penyesalan; 2) orang yang menolak pengampunan dosa- dosanya dan keselamatan yang ditawarkan oleh Roh Kudus. Penolakan ini menyebabkan sikap yang tidak mau bertobat sampai pada saat kematian. Jadi di sini dosa ‘menghujat’ Roh Kudus itu seolah mau mengatakan bahwa Roh Kudus itu tidak ada, tidak ada pengampunan yang dari Tuhan, atau ‘saya tidak membutuhkan pengampunan Tuhan itu’.
Nah, nampaknya definisi ini sungguh berbeda dengan keadaan anda. Anda percaya akan adanya Allah Roh Kudus, namun anda memiliki kesulitan untuk memusatkan hati kepada -Nya saat berdoa. Ini bukan dosa menghujat Roh Kudus. Namun untuk selanjutnya, anda dapat mencoba langkah- langkah sebagai berikut:
– Cobalah memilih saat yang tenang pada saat berdoa, jangan dalam keadaan sudah lelah ataupun terburu- buru. Pagi hari sebelum anda beraktivitas, merupakan salah satu alternatif, namun jika tidak memungkinkan pilihlah waktu sore hari, sebelum malam hari saat anda sudah lelah dan menumpuk banyak pikiran di kepala anda.
– Khususkan tempat untuk berdoa di rumah anda. Tempatkanlah salib, Kitab Suci dan gambar Tuhan Yesus/ Bunda Maria, jika itu membantu anda. Tataplah salib/ gambar Tuhan Yesus jika pikiran anda melayang.
– Jika anda tidak terbiasa dengan doa hening, anda dapat menggunakan bantuan kaset lagu pujian, lagu instrumental, ataupun lagu Gregorian.
– Gambarkanlah Yesus dalam imajinasi anda sendiri, tataplah Dia dan rasakan hadirat-Nya. Biarkan ini beberapa saat sebelum anda memulai doa anda dengan Tanda Salib Kemenangan Kristus. Buatlah Tanda Salib dengan iman, bahwa Tanda Kemenangan itulah yang akan membantu anda memenangkan pergumulan batin untuk memusatkan perhatian kepada Tuhan Yesus.
– Pusatkan perhatian kepada Yesus yang hadir di dalam hati anda, dan angkatlah hati anda kepada-Nya dalam doa pujian dan syukur. Anda dapat berdoa spontan, doa rosario, atau mendoakan doa Liturgi of the Hour (Ibadat Harian), ataupun mengangkat lagu pujian dari hati anda. Tujukanlah dengan iman dan kasih kepada Kristus, yang sangat mengasihi Anda.
– Setelah pujian, syukur, ungkapan tobat, dan bacaan/ renungan ayat Kitab Suci, silakan anda meresapkan kehadiran-Nya dan kedekatan dengan-Nya di dalam hati anda.
– Tutuplah dengan doa permohonan, dan penyerahan diri kepada Tuhan.
Demikian yang dapat saya tuliskan untuk anda, semoga berguna.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Terima kasih Ibu Ingrid
lega rasanya, mendapatkan jawaban dari ibu, paling tidak saya lebih tahu bahwa saya sungguh mengakui Roh Kudus bahkan saya rindu sekali untuk bisa merasakan kehadiran Roh Kudus dalam doa-doa saya.
Saya akan mencoba langkah yang ibu berikan, semoga saya semakin bisa berdoa dengan hati dan merasakan jamahan Roh Kudus yang bisa mengubah hidup saya menjadi lebih suka cita
terima kasih
Salam
Shalom Bu Ingrid,
Sama seperti kasus saudara Restu, selain tidak bisa konsen, pikiran saya juga mengarah kepada hal yang sangat keterlaluan, saya berusaha menolaknya, namun pikiran itu terus mengganggu saya sepanjang hari…saya amat takut kalau-kalau saya telah mendukakan Roh Kudus dan melakukan dosa itu. Saya pernah berpikir (tapi saya tidak sadar dari mana datangnya pikiran itu). Saya pernah berpikir kalau Yesus itu bukan utusan Tuhan, tetapi seperti dikatakan oleh orang Farisi itu, menggunakan kuasa Beelzebul yang jelas-jelas bertentangan dengan Yesus itu sendiri, sepertinya ini akibat suara yang terngiang setelah saya menonton film penyaliban Kristus di mana saat diadili di Sanhedrin, orang Farisi menyebut pertimbangan roh jahat di dalam diri Yesus. Saya awalnya menentang perkataan itu, tapi kok malah lama-lama terngiang di pikiran saya, mengganggu doa saya…sisanya sama seperti saudara Restu. Saya ingin menghilangkan pikiran itu, tapi kok sulit. Saya takut telah melakukan dosa kekal itu akibat pikiran saya yang kacau ini. Di satu sisi, diri saya yang lain amat menentang keras pikiran saya yang menghujat itu. Saya tidak menyangka sama sekali dapat mengatakan hal seperti itu di dalam pikiran saya, sekarang semuanya jadi terasa mengambang. Saya takut saya telah kehilangan iman saya dan tidak dapat lagi membedakan kebenaran yang ada di Gereja kita dengan keyakinan lain yang menurut saya berlainan dengan apa yang telah diajarkan oleh Kristus. Saya berusaha untuk percaya, tapi kok jadi sulit gara-gara pikiran yang ngawur itu, saya jadi ragu, saya ini termasuk orang percaya atau tidak dan saya takut murka Allah Bapa karena pikiran itu….
Apakah saya telah melakukan dosa itu, saya amat takut dan khawatir, bagaimana solusinya?
Mohon bantuannya. Saya amat sedih karena telah mendapatkan pikiran yang amat mengganggu itu yang tak juga lekas hilang…
Shalom,
Benny
Shalom Benny,
Saya menganjurkan agar anda menemui seorang pastor/ imam, dan mohonlah pengampunan Tuhan dalam sakramen Pengakuan Dosa. Sebab melalui rahmat Allah yang anda terima dalam sakramen itu, anda akan dimampukan oleh Allah untuk tidak lagi mempunyai pikiran- pikiran negatif yang meragukan ke-Allahan Yesus. Namun selebihnya anda harus berakar di dalam doa dan firman Tuhan, agar tidak jatuh lagi ke dalam kesalahan yang sama. Sebab hanya dengan mengimani firman Tuhan, anda akan memperoleh keyakinan bahwa Kristus yang diutus Allah tidak mungkin bersekutu dengan Beelzebul. Jika nabi Allah saja tidak mungkin bersekutu dengan Setan, apalagi Sang Putera Allah yang MahaTinggi!
Silakan anda membaca buku- buku renungan, bacaan Kitab Suci setiap hari berdasarkan yang ditentukan oleh Gereja. Sekarang ini ada banyak buku- buku macam itu, seperti Ruah, Ziarah Batin, Mutiara Iman, dst. Dengan merenungkan firman Tuhan setiap hari, anda akan semakin teguh mengimani Kristus yang adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia, demi kasih-Nya kepada kita. Silakan pula bergabung dalam komunitas rohani di paroki, sehingga anda dapat selalu bersekutu dengan sesama umat beriman dan dapat bertumbuh bersama di dalam iman dan pengenalan akan Tuhan. Selanjutnya, mohonlah dukungan doa dari Bunda Maria, dan berdoalah rosario setiap hari. Saya percaya, jika semua ini sudah anda lakukan, maka besar kemungkinan anda akan bertumbuh secara rohani, dan tidak lagi mengalami pikiran yang negatif tersebut.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
salam sejahtera
saya punya beberapa pertanyaan yang sampai skrg ingin sekali tau jawabannya…saya tau situs ini dari pastor teman saya semasa smu
adakah dosa yang tidak mendapat pengampunan dari Tuhan?
apa pendpat agama katholik tentang reinkarnasi?
saya adalah seorang katholik,tetapi saya menikah di gereja kristen dan diharuskan dibabtis lagi,bagaimana status saya di gereja katholik.masihkah saya sah sebagai umat khatolik?jika tidak apa saya harus dibabtis lagi di gereja katholik?mohon jawabannya….
Shalom Aquilina Denada,
Terima kasih atas pertanyaannya. Dosa yang tidak dapat diampuni adalah dosa yang menghujat Roh Kudus (lih. Mk 3:29). Intinya dosa ini mensyaratkan seseorang menolak kasih dan pengampunan Allah. Keterangan lebih lanjut tentang dosa ini dapat dibaca di artikel di atas – silakan klik.
Gereja Katolik tidak mempercayai reinkarnasi. Kalau kita mengetahui perbedaan antara tumbuhan, binatang dan manusia, seperti yang dipaparkan di sini – silakan klik, maka sangat sulit untuk dapat menerima reinkarnasi. Bagaimana mungkin, manusia yang mempunyai jiwa yang bersifat spiritual dan bersifat kekal, kemudian dapat menjadi binatang, yang mempunyai jiwa yang tidak bersifat spiritual dan tidak kekal?
Tentang pernikahan anda di Gereja Kristen non-Katolik, harus dilihat apakah waktu itu telah mendapatkan ijin dari ordinaris wilayah. Lihat tanya jawab ini – silakan klik. Kalau pada waktu itu, anda belum mendapatkan ijin dan tetap menikah, maka anda tidak dapat menerima komuni. Untuk menyelesaikan masalah ini, silakan menghadap pastor dan mengatakan bahwa anda ingin menyelesaikan perkawinan anda yang tidak sah secara Gereja Katolik. Dan kemudian pastor akan mengurus convalidatio (peneguhan perkawinan). Tentang baptisan yang diulang di gereja lain, tidak berpengaruh terhadap baptisan yang telah anda terima di Gereja Katolik. Gereja Katolik tetap melihat baptisan yang pertama, karena baptisan tersebut memberikan karakter kepada seseorang, sehingga tidak dapat dibatalkan dengan baptisan lain. Itulah sebabnya, kalau seorang non-Katolik dan telah dibaptis secara sah di gereja lain, maka Gereja Katolik tidak membaptis ulang orang tersebut. Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
YTH Katolisitas,
mohon untuk menjelaskan kepada saya tentang Allah Tri Tunggal,kalu Yesus menyebut diri-Nya putra Allah,trus siapakah Bapa yang di maksud itu,dan Roh Kudus itu posisinya di mana???
Dan apakah ada dosa besar dan dosa kecil??
dan tolong jelaskan tentang ujian da cobaan itu,terimakasih sebelunya,Tuhan memberkati!!
Shalom Acel,
1. Penjelasan tentang Allah Trinitas, sudah dituliskan di artikel ini, silakan klik. Silakan anda membaca di sana, dan tanya jawab di bawahnya, dan jika ada yang belum jelas silakan bertanya kembali.
2. Tentang klasifikasi dosa, sudah pernah ditulis di sini, silakan klik. Istilah yang dipakai adalah dosa berat (mortal sin) dan dosa ringan (venial sin)
3. Tentang ujian ataupun pencobaan sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
Anda dapat pula menggunakan fasilitas pencarian yang ada di pojok kanan atas pada halaman situs, dan ketik kata kuncinya yang ingin anda ketahui. Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Bu Inggrid dan Pak Steff,
Menurut pemahaman saya mengenai “Menghujat Roh Kudus” yaitu Seseorang yg sudah diBabtis secara Katholik, tetapi dia menginggalkan gereja atau berpindah agama, dengan kata lain Murtat atau meninggalkan Imannya itulah yang disebut “Dosa Mneghujat Roh Kudus”, karena saat kita di Babtis Roh Kudus dicurahkan pada kita, sehingga kita diterima menjadi anak Allah, jadi kalau kita mengingkari dan meninggalkannya berarti kita “Menghujat Roh Kudus” dan dosanya tidak terampuni.
Tetapi kalau orang menjadi Murtat dan sebelum meninggal dunia, dia bertobat, kembali pada Imannya yg benar dan orang itu mengakukan dosanya pada Pastur serta menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamatnya lagi, tentunya Allah itu Maha Rahim dan penuh pengampunan jadi Pasti dosanya diampuni.
Ini menurut pemahaman saya, benarkah begitu ? Terima kasih.
Syalom,
Stefana
Shalom Stefana,
Dosa menghujat Roh Kudus menurut Katekismus Gereja Katolik adalah:
Maka seorang yang meninggalkan Gereja atau pindah agama belum tentu melakukan dosa menghujat Roh Kudus. Ia baru melakukan dosa ini jika kemudian tidak bersedia menerima pengampunan dosanya, karena tidak bertobat dari dosa- dosanya. Karena seseorang yang pindah agama atau pindah gereja, dapat saja karena ia tulus mengikuti hati nuraninya walaupun tentu, suara hati dapat saja keliru karena pengaruh lingkungan. Maka pertanyaannya adalah apakah dia telah benar- benar mempelajari imannya sebelum ia memutuskan untuk meninggalkan Gereja. Karena jika seseorang benar- benar mempelajari imannya seharusnya ia tidak akan meninggalkan Gereja ataupun berpindah agama.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Ingrid Listiati- katolisitas.org
menghujat roh kudus itu kayak gmana y?
Shalom Alexander Pontoh,
Terima kasih atas pertanyaannya. Silakan melihat link ini (silakan klik). Semoga dapat menjawab pertanyaan Alexander.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
pada waktu orang farisi mengatakan “Dengan Beelzebul, penghulu setan, Ia mengusir setan.” (Mt 12:24).
berarti mereka menolak Trinitas dalam kondisi sangat sadar?
apa berarti orang yang menolak agama kristen (katolik maupun protestan) berarti telah berdosa menghujat roh kudus?
Shalom Alexander,
Untuk menjawab pertanyaan anda, saya mengacu kepada penjelasan dari the Navarre Bible, tentang Mat 12: 24-30:
“Tuhan kita mengundang orang-orang Farisi yang buta dan keras kepala untuk berpikir demikian: jika seseorang mengusir setan, ini berarti ia lebih kuat daripada setan: sekali lagi kita didesak untuk percaya di dalam Yesus Allah yang kuat, Allah yang menggunakan kuasa-Nya untuk membebaskan manusia dari perbudakan setan. Kuasa setan telah berakhir: penguasa dunia akan dikalahkan. Kemenangan Yesus di atas kuasa kegelapan, yang diselesaikan oleh kematian dan kebangkitan-Nya, menunjukkan bahwa terang sudah datang ke dalam dunia, seperti yang dikatakan oleh Tuhan sendiri kepada kita, “Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.” (Yoh 12:31-32)
Yesus telah melakukan mukjizat tetapi para ahli Farisi menolak untuk mengenalinya, “karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat” (ay.30). Para ahli Taurat itu tidak mau menerima bahwa Tuhan adalah Sang pembuat mukjizat. Di dalam sikap ini ada akar yang berat tentang dosa menghujat Roh Kudus– dengan menganggap bahwa pembuat mukjizat adalah pangeran roh jahat, yaitu setan [padahal] perbuatan- perbuatan yang baik ini dilakukan oleh Tuhan sendiri. Siapapun yang beranggapan demikian akan menjadi seperti orang sakit yang telah kehilangan kepercayaan kepada dokter sehingga ia menolaknya seperti seorang musuh dan menganggap obat- obatan yang dapat menyelamatkannya sebagai racun. Itulah sebabnya, Tuhan kita mengatakan bahwa barangsiapa yang berdosa menghujat Roh Kudus tidak akan diampuni: bukan karena Tuhan tidak dapat mengampuni semua dosa, tetapi sebab orang itu, karena kebutaannya di hadapan Tuhan, menolak Yesus Kristus, ajaran-Nya dan mukjizat- mukjizat-Nya, dan menghina/ menganggap rendah rahmat- rahmat Roh Kudus seperti seolah rahmat itu direncanakan sebagai jebakan baginya (lih. St. Pius V, Catechism, II, 5, 19; St. Thomas Aquinas, Summa Theologiae, II-II, q.14, a.3)” (The Navarre Bible, St. Mark, p. 88-89)
Namun demikian, seseorang yang menolak agama Kristen belum dapat dikatakan pasti telah menghujat Roh Kudus. Hal ini tergantung apakah ketidaktahuannya tersebut termasuk culpable ignorance (kesalahan karena kekhilafan sendiri) ataukah invincible ignorance (kesalahan karena ketidaktahuan yang tidak terhindari)?
Tentang pengertian tentang invincible ignorance telah dibahas di sini, silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Syaloom,
Apakah keraguan dalam melihat suatu mujizat atau nubuat berasal dari Roh Kudus berarti menghujat Roh Kudus? Pertama saya pikir gapapa karena di 1 Yoh 4, kita di suruh menguji roh, tapi pas dibaca-baca lagi, itu kan roh antikris yang harus diuji, yaitu roh yang menyatakan Yesus bukanlah Tuhan.
Karena saya sering skeptis dan bertanya2 dlm diri apakah benar mujizatnya atau nubuatnya dari Roh Kudus. Karena mudah sekali orang ngomong atas nama Roh Kudus.
Kalau soal mujizat, saya ga tahu apakah saya berdosa atau tidak beriman kalau skeptis begini. Padahal saya sendiri menerima mujizat dari Tuhan. Tapi yang buat saya bersedih adalah pikiran2 skeptis selalu muncul. Kalau sudah begitu saya mutusin percaya saja karena ga mau berdosa berat. Apakah boleh seperti itu? Atau apakah kita memang musti menguji dulu seperti yang di tertulis di 1 Yoh 4.
Apakah dengan berpikir skeptis sudah termasuk akar dari menghujat Roh Kudus?
Terima kasih
Shalom Leonard,
Kalau seseorang tidak mempercayai bahwa suatu mukjizat berasal dari Roh Kudus bukanlah berarti menghina Roh Kudus. Dalam ayat Mrk 3:29 dikatakan “Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal.” Ini menunjukkan bahwa walaupun kaum Farisi telah tahu bahwa seorang Mesias akan datang dan akan melakukan banyak mukjizat seperti yang dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama serta mereka telah melihat dengan mata kepala sendiri bahwa Yesus telah melakukan begitu banyak mukjizat, namun mereka masih mengeraskan hati mereka untuk tidak mengakui Sang Mesias dan menolak karya-karyanya. Bahkan mereka mengatakan bahwa Yesus kerasukan Beelzebul dan dengan penghulu setan Ia mengusir setan. (lih. Mrk 3:22) Sungguh bukan hanya mengeraskan hati mereka, namun kaum farisi ini juga menyesatkan banyak orang agar orang-orang kebanyakan juga tidak percaya akan Sang Mesias. Dengan tindakan mereka inilah maka, Yesus mengatakan bahwa kaum Farisi telah berdosa melawan Roh Kudus yang tidak terampunkan di masa sekarang dan di masa akan datang.
Kalau anda skeptis terhadap mukjizat-mukjizat bukan berarti secara otomatis anda melawan Roh Kudus. Yang terpenting adalah kita harus terus membuka hati kita bahwa kalau memang mau dan dipandang baik, Tuhan tentu saja dapat melakukan mukjizat, baik melalui doa seseorang, melalui relikwi, melalui tempat-tempat seperti Lourdes, dll. Dasar iman kita bukanlah mukjizat-mukjizat atau penampakan-penampakan, Namun adalah kebenaran yang dinyatakan dalam Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Mau ada mukjizat atau tidak ada, kita tetap mempercayai kebenaran iman kita. Dan seperti yang anda tuliskan tentang ujilah semua roh (1Yoh 4:1), maka ini adalah sesuatu yang baik, karena memang tidak semua mukjizat berasal dari Allah. Yesus menceritakan “22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? 23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Mat 7:22-23) Jadi, jangan takut untuk menguji mukjizat. Namun, di satu sisi, jangan sampai karena kita terlalu skeptis tanpa dibarengi dengan iman, pengharapan dan kasih, sehingga dapat menghambat pertumbuhan iman kita. Kita harus melihat bahwa mukjizat bukanlah satu tujuan, namun merupakan salah satu sarana yang dapat menuntun seseorang kepada pertobatan dan pertumbuhan iman. Tanpa pertobatan dan pertumbuhan iman, maka mukjizat tidaklah berguna.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Syaloom Pak Stef
Amin2.. saya lebih lega.. Sekarang saya lebih mao percaya saja dan melihat buah dari mujizat itu..
Saya mao diskusi lagi ttg suatu ayat maaf kalau saya tanya di sini karena sekalian saja
Tentang 1 Yoh 3:20-21 ” Sebab jika kita dituduh olehnya, Allah lebih besar drpd hati kita serta mengetahui segala sesuatu. Saudara-saudaraku yang kekasih jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah”
Seperti apa tuduhan itu? Apakah seperti yang saya alami yaitu saya suka merasa tidak tulus menyembah Tuhan, merasa tidak percaya Yesus adalah Tuhan, keraguan kepada Roh Kudus, suka di ajak untuk menolak kalau Yesus adalah Tuhan.
Heran saya, kalau disuruh percaya ama Tuhan lain atau pindah agama saya ga berani karena saya percaya kalau saya meninggalkan Yesus saya pasti binasa.
Saya percaya pada Alkitab tapi sering sekali saya berpikir atau merasa bisa saja saya dibohongi.
Pak Stef doakan saya.. Karena saya takut menjadi murtad. Terkadang saya mikir apa karena saya ga menjalankan kaul saya yang saya ceritakan di artikel “teologi kemakmuran:ajaran gampang tp salah”. Sehingga hati nurani saya mengusik saya trus.. atau kerjaan iblis.
Mohon doa dan pencerahannya. Terima kasih
Shalom Leonard,
Terima kasih atas pertanyaan anda tentang 1Yoh 3:20-21. Di dalam ayat 20 dituliskan “sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu.” Dituduh olehnya adalah mengacu kepada ayat sebelumnya yang menyatakan “Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah“. Dengan demikian, hati kita sebenarnya mengetahui motif dari tindakan kita. Sebagai contoh, di dalam perkataan dan perbuatan kita dapat saja membantu seseorang. Namun, hati kita mengetahui bahwa pertolongan kita tidak dilakukan dengan hati yang murni, sehingga walaupun kita melakukan perbuatan baik, namun hati kita menuduh kita bahwa apa yang kita lakukan tidak berdasar maksud yang baik. Kalau hati kita dapat mengetahui maksud dari perbuatan kita, maka Allah yang lebih besar dari hati pasti lebih mengetahui yang paling tersembunyi sekalipun.
Tentang ketidakpercayaan yang kadang timbul dalam hati anda tentang kebenaran Kristus adalah Tuhan, salah satu dasar kebenaran adalah Kitab Suci, Trinitas, dll, maka saya menyarankan agar anda membaca artikel-artikel tentang hal ini dan mengupasnya satu persatu sebelum anda masuk dalam diskusi yang lain. Kebenaran-kebenaran saling bertumpuk membentuk satu sistem, seperti rumah. Kalau anda tidak mempunyai kepercayaan yang kuat akan pondasi rumah tersebut, maka sulit membangun apapun di dalam rumah tersebut. Ibaratnya, kalau anda masih bingung dengan pondasi rumah, tidak perlu berfikir untuk membeli furniture atau menata lampu. Perkuat dahulu pondasinya, dan setelah itu, anda dapat melakukan hal-hal lain. Iman kita bukan tergantung dari perasaan, seperti yang diuraikan dalam tanya jawab ini – silakan klik. Jadi, silakan untuk melihat beberapa topik di arsip – silakan klik. Bacalah salah satu artikel dari kristologi, tentang Kitab Suci, dll. Galilah topik tersebut secara mendalam. Anda dapat mempertanyakan dengan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin saat ini hanya tersimpan di hati anda. Jangan pindah topik sebelum anda yakin dan mendapatkan kesimpulan yang kokoh. Jangan lupa, mohon Roh Kudus untuk memberikan karunia pengertian. Semoga dapat membantu dan kita saling mendoakan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Syalom Pak Stef
Terima kasih atas jawabannya. Saya agak sedih mendengarnya, karena saya sering berbuat baik bukan karena ingin bantu hanya karena tau itu kewajiban..
Saya sudah membaca hampir semua artikel yang ada di katolisitas.org. Saya percaya Kristus adalah Tuhan dan juru selamat. Tp kadang ada saat2 tiba2 muncul perasaan takut kalau misalnya saya salah “memilih” Tuhan. Dan saya hanya berdoa minta maaf kepada Tuhan karena muncul keraguan dan mao terus setia, setelah itu ga berapa lama udah biasa lagi.
Oleh karena itu saya menunjuk kepada ayat 1Yoh 3:20-21. Apakah penuduhan itu dr si Jahat?
Terima Kasih
Shalom Leonard,
Terima kasih atas tanggapannya. Menjadi tantangan bagi kita semua, termasuk anda dan saya untuk dapat berbuat baik atau kasih didasari atas kasih kita kepada Kristus. Kadang kita gagal, namun kita harus senantiasa mencoba bangkit kembali dan berjuang dalam perbuatan kasih yang didasari oleh kasih kita kepada Kristus. Perbuatan kasih seperti inilah yang akan membawa kita kepada keselamatan, karena kasih seperti ini adalah perwujudan yang sangat nyata dari kasih kita kepada Allah.
Setelah mendengar beberapa kali alasan anda tentang terbesit keraguan akan apa yang anda imani, walaupun secara nalar anda telah tahu bahwa anda harus mengimani hal tersebut, maka mungkin sudah saatnya bagi anda untuk berdoa setiap hari dan minta karunia iman. Pada saat anda ragu-ragu, maka anda dapat mencoba meneliti apa yang membuat keraguan itu? Kalau hanya perasaan atau ketakutan anda, maka pikirkan sisi yang lain, bahwa dengan membawa iman pada level perasaan, maka kemungkinan anda salah juga lebih besar, karena perasaan dapat berubah-ubah. Atau dengan kata lain, anda harus memilih, apakah iman berdasarkan kebenaran yang dituntun perasaan atau iman berdasarkan kebenaran Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja? Setelah anda memilih iman Katolik, mungkin ada yang masih belum anda mengerti, namun hal ini bukanlah menjadi alasan keraguan. Ketidakmengertian bukan berarti ketidakbenaran. Ketidakmengertian hanyalah suatu kondisi yang perlu dicari satu pemecahan, sehingga akal budi kita dapat beristirahat dengan tenang menikmati kebenaran yang kita pegang. Konteks dari 1Yoh 3:20-21 bukanlah berhubungan dengan tuduhan yang jahat, namun ayat yang menerangkan kalau hati kita dapat melihat motivasi kita, maka Allah yang menciptakan hati manusia akan lebih lagi dapat melihat segala sesuatu yang tersembunyi. Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shalom Bu Ingrid,
Kalau Orang Farisi itu bertobat (seandainya mereka telah mengatakan demikian lalu bertobat), apakah Tuhan akan mengampuni dosanya? Apakah kalau seorang yang beriman Katolik terjebak dalam pemikiran yang demikian, tetapi berusaha keras menolaknya dan bergumul dengan hal tersebut, tetap dianggap menghujat Roh Kudus? Bagaimana kalau secara tidak sengaja kata hati kita menjadi jahat demikian dan mengucapkan hujat dalam hati yang sebenarnya tidak kita inginkan? Masihkah Tuhan akan mengampuni kita?
Shalom Benny,
Jika orang Farisi yang pernah menghujat Roh Kudus itu bertobat sebelum wafat-Nya, maka ia akan diampuni. Karena inti dari dosa menghujat Roh Kudus, seperti disebutkan di atas adalah, 1) tidak percaya kepada Allah yang dapat mengampuni dosa, 2) merasa diri benar sekali sehingga tidak memerlukan pengampunan Allah. Dengan menuduh Yesus melakukan mukjizat atas kuasa Beezebul, maka orang- orang Farisi itu selain tidak percaya kepada Allah yang mengampuni dosa melalui Yesus Kristus; namun juga, kemungkinan mereka merasa sudah ‘benar’ sehingga tidak perlu pengampunan Allah.
Jika seorang yang beriman Katolik kemudian meragukan Allah, maka yang harus diperbuatnya adalah mencari terus kebenaran itu, mempelajarinya agar dapat menjadi yakin; agar tidak lagi meragukan kebenaran itu. Jika ia membiarkan dirinya terus diombang-ambingkan oleh arus kebingungan itu, maka sesungguhnya ia tidak melakukan bagiannya untuk menolak dosa, sehingga ini sudah tidak dapat dikatakan sebagai ‘tidak sengaja’. Hal negatif yang baru timbul di pikiran belum menjadi suatu dosa; itu baru godaan, tetapi jika sudah kita ikuti tuntutannya dan kita ‘kunyah-kunyah’ di pikiran kita, maka itu dapat berpotensi untuk membuahkan perbuatan dan sikap yang berlawanan dengan kehendak Tuhan, dan jika sudah demikian, ini adalah dosa. Silakan anda membaca di sini tentang pengertian dosa, dan adanya perbedaan antara dosa berat dan dosa ringan, silakan klik.
Selanjutnya, ingatlah akan kuasa rahmat Allah yang kita peroleh lewat Sakramen Pengakuan Dosa. Jika anda sedang bergumul dalam hal iman dan kepercayaan akan Allah, akuilah hal tersebut di hadapan Allah dalam sakramen Pengakuan Dosa, dan terimalah pengampunan Allah yang diberikan-Nya melalui Gereja-Nya. Mohonlah rahmat Tuhan, agar Ia sendiri menuntun anda untuk menemukan Kebenaran di dalam Kristus dan Gereja-Nya; dan agar anda tidak meragukan-Nya lagi. Semoga pergumulan ini bahkan dapat membawa anda ke dalam hubungan yang lebih dekat dengan Allah daripada sebelumnya, sebab anda dapat mengalami sendiri bagaimana Tuhan menyatakan Diri-Nya kepada anda lewat berbagai cara, sesuai dengan kehendak-Nya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom, Bu Ingrid
Syukurlah kalau Tuhan masih mau menerima kita kalau kita mau berubah. Saya amat takut kalau Tuhan amat marah dan tidak mau lagi tinggal di dalam hati saya…saya amat sedih dan bingung, sebab tiap kali sudah mau keluar dari pikiran itu, nanti mengganggu lagi. Sepertinya tidak akan hilang sebelum saya benar-benar yakin pada KeAllahan Kristus.
Oh, iya. Kalau kita sudah dibaptis dan menerima Roh Kudus, apakah kita bisa digoda lagi oleh roh jahat? Sebab pikiran negatif saya itu muncul tiba-tiba entah dari mna, padahal saya cuma nonton film. Apa itu dari diri saya sendiri yang suka berpikir ngawur atau roh jahat yang menggunakan kesempatan untuk membunuh jiwa saya? Karena jujur saja, selama ini saya kurang tekun bahkan bisa dibilang tidak tekun dalam kehidupan doa dan bulan ini sudah 3 kali tidak pergi ke Gereja pada hari Minggu.
Saya ingin bertanya juga. Dalam perikop “Yesus Mengusir Setan dari Orang Gerasa” Yesus mengabulkan permintaan si jahat untuk tidak disiksa, mengapa Yesus mengabulkannya? Apakah walaupun iblis memberontak, Allah tetap memiliki sedikit sisa kasihNya untuk iblis yang amat jahat itu? Ataukah karena mereka baru akan disiksa pada akhir jaman maka Yesus masih melepaskan mereka. Dari perikop itu, kita membaca si Legion yang merasuki manusia itu mengakui Yesus sebagai Anak Allah Yang Maha Kudus. Apakah sebenarnya setan itu sifatnya bagaimana? Bukankah di suka mengucapkan kata-kata kotor kalau sedang eksorsisme? Apakah setan juga takut pada Tuhan dan hanya berani pada manusia sehingga dia pengecut di hadapan Yesus? Itukah satu saat di mana si jahat dengan jujur mengakui Yesus sebagai Allah?
Jadi setan pernah jujur juga? {Wah, kuasa Yesus benar-benar luar biasa…}
Dan benarkah Tuhan tidak menciptakan neraka, melainkan iblis sendiri yang membuatnya? Pernahkah setan dapat mengatakan hal yang sebenarnya tentang keadaan alam baka? Ada suatu saat Romo Gabriel P. Amorth mengatakan bahwa saat melakukan eksorsisme si jahat mengatakan yang membuat neraka adalah mereka, bukan Tuhan. Tuhan bahkan tidak pernah memikirkannya.
Yang terakhir, untuk meyakinkan lagi pemikiran saya. Dalam perikop Yesus dan Beelzebul, apakah intinya Yesus ingin menekankan bahwa si jahat tidak mungkin melakukan mujizat yang dilakukan oleh Allah? Tidak bisa menyembuhkan orang buta, membangkitkan orang mati, apalagi mengusir dirinya sendiri? Benarkah setan itu memiliki persatuan yang kuat sehingga tidak mungkin saling mengusir? Lalu, kenapa kalau di TV TV dukun vs dukun? ilmu hitam vs ilmu hitam? Kalau begitu, yang saling melawan manusia itu sendiri atau setan yang unjuk kekuatan? Dapatkah Anda membantu saya dengan memberikan suatu contoh cerita yang konkret?
Semoga Allah mengampuni dosa saya ini.
Terima Kasih. Anda sungguh membantu saya. Semoga Anda diberkati Tuhan.
Shalom,
Benny.
Salam Benny,
1. Jika kita sudah dibaptis maka kita menerima Roh Kudus, menjadi anak-anak Allah, tergabung dalam Gereja, diampuni dosa-dosanya sebelum baptis. Namun demikian kita tetap bisa digodai bahkan godaan itu pada beberapa orang terasa makin keras. Namun andalan kita hanyalah rahmat baptisan itu sendiri, yaitu tinggal dalam keselamatan dan perlindungan Allah Tritunggal Mahakudus, dalam praktek hidup Gereja Katolik. Itulah perlindungan yang nyata. Maka, tetaplah tekun berdoa dan berkomunitas dalam lingkungan dan paroki, menerima Sakramen Tobat dan Ekaristi. Pikiran dan hati kita harus diisi dengan perkara-perkara ilahi, kebenaran dan kasih, agar yang kita pikirkan, ucapkan, perbuat pun berupa perkara ilahi, kebenaran dan kasih.
2. Pada akhir zaman, kejahatan dan sumbernya yaitu setan akan dihancurkan selamanya. Maka bisa jadi Allah membiarkan setan tetap berkeliaran dengan segala tipu daya dan kejahatannya dalam rangka menunggu tuaian yang definitif yaitu akhir zaman itu. Bukankah dalam perumpamaan lalang di antara gandum jelas sekali, bahwa lalang (yang jahat) itu dibiarkan tumbuh di antara gandum (yang baik)? Setan sendiri tetaplah si jahat penuh tipu daya, kebencian dan penyakit. Jika Anda membaca Kitab Suci misalnya kitab Daniel, kitab Wahyu khususnya bab 12, jelas sekali wataknya dan perilakunya yang membenci Kristus dan umat Allah. Mereka tahu bahwa Kristus ialah putra Allah. Mereka justru tahu hal itu. Karena itu mereka membenci Kristus dan para pengikutnya karena iri hati, mengapa Sabda Allah mau menjadi manusia, dan bukan menjadi malaikat saja. Setan ialah makhluk rohani yang dulunya malaikat. Namun karena iri itulah maka mereka memberontak dan dibuang ke bumi.
3. Neraka, penyakit, kejahatan pendek kata yang jelek-jelek bukanlah ciptaan Allah. Allah menciptakan semua baik adanya (lihat kitab Kejadian bab 1). Kebebasan manusia yang selewengkan dan setan yang merongrong membuat yang baik jadi diliputi dosa dan penderitaan. Namun Putra Allah sendiri mau menebus manusia dengan wafat dan kebangkitan-Nya. Maka keselamatan kekal diberikan lagi kepada manusia yang percaya kepada-Nya. Benar bahwa setan-lah dan manusia yang bersekutu dengan setan-lah yang menciptakan kejahatan dan neraka.
4. Benarlah pemikiran Anda bahwa setan itu bersatu dengan tujuan sama yaitu agar manusia tidak memperoleh keselamatan kekal yang ada dalam Yesus Kristus bersama Gereja-Nya. Mereka tak mungkin membuat mukjizat. Mukjizat selalu membuat orang rendah hati dan mengalami rahmat Allah (damai, suka cita, dsb) dan gratis (rahmat). Setan hanya bisa membuat tipuan saja, misalnya seolah sembuh namun sebenarnya tidak sembuh, bahkan berkali-kali harus ke dukun, diikat oleh kuasa kegelapan dan tidak gratisan. Pasti ada yang dirugikan dan dikorbankan. Jika ada pertempuran antara dukun hitam dan hitam, putih dan hitam, putih dan putih sekalipun, maka itu semua tetap bersumber dari setan. Mereka menipu manusia sehingga terfokus pada ilmu-ilmu hitam dan putih itu sehingga manusia melupakan Allah Bapa dan Putra-Nya Yesus Kristus dalam Roh Kudus. Memang itulah bagian dari trik-trik mereka yang tujuannya hanya satu: menyingkirkan manusia dari Kristus dan Gereja-Nya. Saya tak bisa memberikan contoh kongkrit selain mengajak Anda membaca ciri buah roh jahat alias karya setan itu. Misalnya, bukalah Galatia 5 ayat 16 hingga 26. Menurut pengalaman di masyarakat kita, tak ada buah roh yang baik dari praktek okultisme.
Salam
Yohanes Dwi Harsanto Pr
Shalom Romo Santo,
Saya tertarik dengan penjelasan romo di poin ke 3 tentang neraka tidak dicipatakan oleh Allah.
Lalu bagaimana dengan Matius 25:41 “Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.”
Mohon bimbingan Romo Santo atau Bapak/Ibu Tay tentang hal ini. Bukankah neraka itu sendiri adalah tempat atau kondisi yang telah disediakan untuk iblis dan pengikutnya? Terima kasih sebelumnya.
Berkah dalem.
Salam Bimomartens,
Kalimat tersebut mengindikasikan bahwa ada api yang kekal bagi iblis untuk mereka yang tidak melaksanakan titah sang raja. “Api” itu “tersedia/ disiapkan” karena perilaku iblis yang memberontak pada cinta kasih Allah, dan muncul dari pemberontakan mereka itu sendiri, serta sama sekali tidak mengindikasikan penciptaan neraka oleh Allah.
Kalimat dengan gaya seperti itu mirip dengan ini: “Tersedia/ disiapkan bagimu derita hati, jika kamu melawan suara hatimu untuk berbuat baik”. Siapa yang menyiapkan/ menyediakan derita hati itu? Tentu bukan Allah, namun yang menyelewengkan kebebasannya untuk egoisme dan kejahatan.
Kata lainnya, “mau tak mau” tersedia bagimu derita hati jika kamu berbuat kejahatan.
Kata “tersedia” tersebut merujuk pada akibat perbuatan jahat itu, bukan menerangkan “penyediaan” seolah Allah menciptakan neraka.
Salam
RD Yohanes Dwi Harsanto
pak Stef saya masih kurang paham, dalam kehidupan nyata aja, darimanakah kita tahu bahwa seseorang itu menghujat Bapa Putera dan Roh Kudus, bisa diberi contoh misal dengan perkataan seperti apa atau dengan perbuatan yang bagaimana? terima kasih
Shalom Ben,
Terima kasih atas pertanyaannya tentang contoh dalam kehidupan nyata tentang dosa terhadap Allah Bapa, Allah Putera, dan Allah Roh Kudus.
1) Mungkin tidak terlalu penting untuk membedakan dosa terhadap masing-masing Pribadi Allah, kecuali dosa terhadap Allah Roh Kudus, karena memang hal ini adalah sangat vital – yaitu dosa yang tidak dapat diampuni untuk selamanya. Karena dosa adalah melawan Allah dan Allah terdiri dari tiga pribadi, maka dosa berarti melawan ketiga pribadi Allah yang tak terpisahkan. Namun, kalau kita mau melakukan pemisahan, maka pemisahan dapat dilakukan dengan membuat "appropriation" terhadap Tritunggal Maha Kudus, sehingga kita dapat membedakan ketiga Pribadi tersebut, walaupun kita tidak dapat memisahkan ketiga Pribadi itu, karena memang Ketiganya adalah satu.
a) Hal ini dapat diterangkan bahwa Allah Bapa adalah sebagai "power", kemudian Allah Putera adalah "wisdom", dan Allah Roh Kudus adalah "goodness" (II Sent., D. 43, Q. 1, a 1). Hal ini juga dapat ditinjau bahwa ada tiga hal yang mengakibatkan seseorang berdosa, yaitu melalui "ignorance", "passion", dan "choice". Ignorance adalah melawan Allah Putera, passion melawan Allah Bapa, dan choice melawan Allah Roh Kudus. Berikut ini adalah contoh dari "appropriation", walaupun setiap dosa sebenarnya adalah dosa melawan Allah Tritunggal.
Jadi pada waktu seseorang berdosa karena keinginan daging, sehingga pertimbangan akal menjadi lemah dan dikuasai oleh kecenderungan berbuat dosa (concupiscense), maka dikatakan orang tersebut berdosa terhadap Allah Bapa. Kita dapat melihat seseorang yang mempunyai keinginan untuk menjadi kaya. Karena adanya suatu kesempatan di depan mata, kemudian orang tersebut melakukan korupsi. Namun kalau orang ini mengembangkan dosa ini, sehingga tidak tergantung apakah kesempatan itu ada atau tidak, namun secara aktif mencoba untuk korupsi, walaupun dia tahu bahwa ini adalah berdosa, dan dia juga berfikir itu tidak apa-apa, maka dia dapat jatuh ke dalam dosa melawan Roh Kudus.
b) Kalau seseorang berdosa, karena ketidaktahuaannya (ignorance), maka dia berdosa terhadap Allah Putera. Misalkan kalau seseorang diajarkan bahwa berbohong tidak apa-apa asal kecil-kecilan dan untuk kebaikan. Dan karena dia melihat semua orang melakukan hal ini, maka dia juga melakukannya. Namun kalau orang ini tahu bahwa berdusta adalah berdosa, dan kemudian dari dusta kecil menjadi besar, menjadi kebiasaan, dan kemudian secara aktif berdusta untuk menjerumuskan orang lain, orang ini dapat terjerumus ke dalam dosa melawan Roh Kudus.
c) Kalau seseorang berdosa karena suatu pilihan yang dibuat secara sadar, tanpa adanya suatu godaan yang nyata, dan kemudian orang tersebut berbuat dosa, maka orang tersebut berdosa terhadap Roh Kudus. Contoh tentang hal ini misalkan, seseorang yang mempertanyakan Tuhan, karena dia mengalami suatu musibah karena suatu kecelakaan yang mengakibatkan seluruh anggota keluarganya meninggal. Kemudian dia mempertanyakan terus di dalam hatinya. Dan melalui diskusi dengan banyak orang, walaupun dia melihat adanya kebaikan Tuhan di dalam hidupnya, dia tetap menutup diri terhadap Tuhan. Dan lama-kelamaan dia menjadi bebal terhadap Tuhan, dan mulai mengembangkan sikap benci terhadap Tuhan. Secara aktif dia mulai untuk mempengaruhi komunitas di sekitarnya untuk membenci Tuhan. Dari sini, dosa yang awalnya adalah karena suatu situasi yang terjadi dalam hidupnya, menjadi dosa yang melawan Roh Kudus, karena walaupun situasi tersebut tidak ada lagi, namun jiwanya telah membentuk suatu "habit" untuk membenci Tuhan. Dan habit ini akan menjadi sulit untuk dipatahkan.
2) Seperti yang saya coba paparkan tentang dosa terhadap Roh Kudus adalah despair (keputusasaan) dan anggapan yang salah (presumption). Intinya adalah hal ini merupakan kesalahan akan hakikat Allah yang Maha Adil dan Maha Kasih. Terlalu menekankan satu kebenaran tanpa kebenaran yang lain akan menjerumuskan. Sebagai contoh:
a) Dosa keputus-asaan adalah dosa yang melawan kebajikan ilahi "harapan". Dosa ini terjadi karena seseorang beranggapan bahwa dosanya lebih besar dari kasih Tuhan. Oleh karena itu, orang tersebut tidak mau meminta maaf kepada Tuhan, karena dianggap percuma. Dosa ini sangat berbahaya, karena tidak mempercayai Tuhan yang Maha Kasih, yang senantiasa mau mengampuni setiap orang yang datang kepada-Nya dengan hati yang remuk redam (Mzm 34:18; 51:17). Contoh yang nyata tentang dosa ini adalah Yudas Iskariot, yang akhirnya mengakhiri jiwanya, karena percaya bahwa dia telah berdosa dan tidak layak menerima pengampunan dari Allah. Dalam kehidupan sehari-hari, di jaman modern ini, mungkin banyak orang yang terjerumus ke dalam dosa seperti yang dilakukan oleh Yudas. Seorang Kristen, tidak boleh jatuh dalam dosa ini, karena kita senantiasa mempunyai pengharapan yang abadi, yaitu pengharapan akan kasih Allah, yang telah dibuktikan dengan pengorbanan-Nya di kayu salib.
b) Dosa presumption atau anggapan yang salah adalah kesalahan akan persepsi karakter Allah. Orang lupa bahwa selain maha kasih, Allah juga maha adil. Dosa ini sangat berbahaya mengingat banyak orang Kristen dan non-Kristen yang beranggapan bahwa Tuhan adalah Maha Kasih dan Dia akan senantiasa mentolerir apa saja yang dibuat oleh manusia walaupun terus menerus jatuh dalam dosa. Dengan ini, maka orang tidak mempunyai keinginan untuk benar-benar bertobat, yang pada akhirnya akan membawa "ketidakpekaan akan dosa". Tanpa kepekaan akan dosa, maka seseorang tidak dapat menyesal, dan tidak dapat meminta ampun kepada Tuhan. Dan pada akhirnya orang tersebut akan mendapatkan hukuman kekal di neraka. Berapa banyak orang yang mulai hal ini dengan dosa yang kecil, kemudian agak besar dan dilakukan terus menerus, sehingga menjadi sebuah "habit" atau kebiasaan yang tertanam di jiwanya, sehingga hati nuraninya menjadi tumpul. Seorang Kristen seharusnya tidak boleh jatuh ke dalam dosa ini, mengingat bahwa kita semua telah menerima Roh Kristus pada waktu pembaptisan, yang memampukan kita untuk hidup kudus.
c) Untuk menghindari dua hal ekstrem di atas, maka kita harus mempunyai permenungan terhadap peristiwa Salib. Salib adalah bukti bagaimana besarnya pengaruh dosa dan pada saat yang bersamaan memperlihatkan kasih Kristus yang begitu besar kepada manusia. Dosalah yang membuat Kristus disalibkan, dan kasihlah yang membuat Kristus disalibkan. Jadi pada saat orang jatuh dalam doa keputus-asaan, maka orang tersebut perlu melihat salib, sebagai tanda kasih Tuhan. Pada saat orang mempunyai dosa presumption, orang tersebut perlu melihat keseriusan dosa dan akibat dosa, yang membawa Anak Allah menderita dan wafat di kayu salib.
Demikian tambahan penjelasan tentang dosa menghujat Roh Kudus. Semoga berguna.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
Yth Katolisitas,
Saya ingin bertanya tentang Dosa menghujat Roh Kudus, bagaimana jika seseorang menghujat Allah atau Yesus Kristus, Putra-Nya apakah juga takkan terampuni seperti halnya menghujat Roh Kudus?
Demikian pertanyaan dari saya, terima kasih
Tuhan memberkati – Chris
[dari katolisitas: telah dijawab – silakan klik]
Comments are closed.