Pertanyaan:

Dear Stef dan Ingrid

Salam damai

Saya tertarik dengan ayat yang ada di 1 Petrus 3 : 1 seperti tersebut di bawah :

Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, [ 1 Petrus 3: 1 ]

Mohon penjelasannya apa yang dimaksud / makna dari ayat tsb di atas.
Atas penjelasannya diucapkan terima kasih

Salam
Bagas R

Jawaban:

Shalom Bagas,

Ayat 1 Pet 3:1  ini tidak terpisah dari kenyataan yang terjadi pada bangsa- bangsa di abad pertama, bahwa setelah menikah, seorang istri berada di bawah kepemimpinan suami dan tunduk kepadanya. Maka apa yang diajarkan oleh Rasul Petrus di sini tidaklah berbeda dengan apa yang diajarkan oleh Rasul Paulus, seperti dalam Ef 5:22-24 dan Kol 3:18. “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.” Di sini kita melihat bahwa ajaran para rasul tidak menentang keteraturan sosial yang sudah ada.

Rasul Petrus mengajarkan kepada jemaat, agar para istri tunduk dan taat kepada suaminya dalam segala hal, sepanjang diijinkan/ sesuai dengan hukum Allah. Sehingga seandainya seorang istri menikah dengan suami yang belum percaya kepada Kristus, yaitu yang tidak/ belum dapat menerima pengajaran Kristiani melalui argumen- argumen, dapat dipengaruhi oleh kesaksian hidup istrinya, yaitu jika istrinya itu hidup di dalam kesederhanaan, dan mempunyai tingkah laku yang penuh hormat kepadanya. Ada banyak kesaksian hidup di mana seorang suami yang belum percaya kepada Kristus akhirnya dapat terpanggil untuk menjadi Kristen, dan bergabung dalam Gereja Katolik, melalui kesaksian hidup istrinya. Kesaksian hidup memang merupakan cara yang sangat kuat untuk mewartakan Kristus.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org

8 COMMENTS

  1. SYALOM,Dear Stef dan Ingrid mohon bimbingannya: bagaimana bila istri ternyata lebih patuh terhadap ibunya dan lebih menjaga perasaan ibunya dari pada menjaga keutuhan Rumah tangga,perasaan suami dan keselamatan anaknya?ibunya dan saudara perempuannya telah berulang kali merusak rumah tangga dengan mencampuri dan melakukan penggelapan terhadap harta bersama suami istri. istri bahkan telah meninggalkan suami dan meninggalkan anak yang baru saja sakit selama belasan hari, walau sudah 6 kali dibujuk oleh suami dan anak supaya pulang namun menolak dengan alasan aturan keluarganya.

    • Shalom Dolok,

      Yang dapat kami sampaikan adalah prinsipnya, yaitu bahwa menurut ajaran sabda Tuhan, istri seharusnya taat kepada suami. Rasul Paulus juga mengajarkan demikian, yaitu bahwa ketaatan istri kepada suami itu menjadi gambaran akan ketaatan Gereja kepada Kristus, sebagaimana disebutkan dalam Ef 5:22-32.

      Bahwa pada kenyataannya, tidak semua pasangan dapat melaksanakannya, tentunya ada keadaan-keadaan tertentu yang menyebabkannya, yang tidak sama antara pasangan yang satu dengan lainnya. Nah, apapun sebabnya, sebaiknya memang kedua belah pihak memeriksa diri, apakah yang dapat diperbaiki dari pihaknya masing-masing. Sebab di dalam perkawinan, umumnya persoalan yang terjadi disebabkan oleh kedua belah pihak. Artinya kedua pihak ada andilnya, sehingga terjadi keadaan yang tidak ideal tersebut.

      Mengusahakan dialog adalah sesuatu yang baik, dan jika ini sudah Anda lakukan, maka Anda sudah melakukan yang baik. Namun sebelumnya, silakan juga membawa permasalahan ini dalam doa-doa Anda, dan juga memeriksa, apakah ada dari pihak Anda, yang dapat diperbaiki. Ataukah adakah kesalahan di masa lalu, yang mungkin mengakibatkan istri Anda lebih berpihak kepada keluarganya (ibu dan saudaranya) daripada kepada Anda dan anak Anda. Jika ada kesalahan dari pihak Anda, mohonlah ampun kepada Tuhan dalam sakramen Pengakuan dosa.

      Sungguh tak mudah untuk menyelesaikan suatu permasalahan rumah tangga. Ini umumnya melibatkan kerendahan hati dari kedua pihak untuk memaafkan, memperbaiki kesalahan dan berusaha memahami keadaan pasangan lebih daripada melihat hanya dari sisi kita sendiri. Semoga Roh Kudus memimpin Anda sehingga Anda beroleh Roh Kebijaksanaan untuk menyikapi masalah Anda dalam perkawinan Anda ini. Namun, percayalah bahwa Allah akan memberikan rahmat yang cukup kepada Anda untuk menyelesaikannya, asalkan Anda terus mengandalkan Tuhan dan selalu berusaha melakukan perintah-perintah-Nya.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  2. Salam damai saudara saudara ku apa yang perlu kita lakukan jika kita hapal isi alkitab tapi tingkahlaku kita jauh dari Alikitab?

    • Shalom Tuah Talino,
      Terima kasih atas komentarnya. Kalau tidak hafal Alkitab dan tingkah lakunya jauh dari Alkitab juga tidak baik. Maka bagi yang telah hafal Alkitab atau yang sering membaca Alkitab, menjadi esensial untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Apalah artinya iman tanpa perbuatan (lih. Yak 2:26).

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

      • Salam pak Stef yang saya maksud adalah saya memang suka sering baca Alkitab, tapi saya tidak pernah menghapalnya, kalau kemudian ada yang nyantol di otak saya ya saya ingat-ingat. Karena saya memjadi sangat takut kalu saya melanggarnya padahal saya tahu. tapi kalau saya melanggar atas ketidaktahuan saya itu lebih ringan rasanya. God be with you.

        • Salam Tuah Talino,

          Terima kasih atas tanggapannya. Memang menjadi tantangan bagi kita untuk juga dapat mengerti pesan yang ditulis dalam Alkitab. Kalau dapat hafal memang bagus sekali, Kalau kita melanggar sesuatu karena ketidaktahuan kita, maka tidak secara otomatis kita tidak berdosa. Hal ini tergantung dari apakah benar-benar dengan segenap hati, pikiran dan kekuatan, kita benar-benar mencari kebenaran. Dan hanya orang yang bersangkutan dan Tuhan saja yang tahu tentang hal ini. Kalau kita tidak benar-benar mencari kebenaran, maka kalau kita melakukan kesalahan, kita tetap berbuat dosa. Hal ini diumpakan seperti: kalau kita tidak mempelajari cara menyetir di Amerika dengan rambu-rambu yang berbeda dan kemudian kita melakukan pelanggaran, maka kita tetap ditangkap polisi. Hal ini disebabkan karena sudah menjadi kewajiban seorang pengemudi untuk mempelajari rambu-rambu jalan di negara yang bersangkutan. Demikian juga dengan kehidupan kita, di mana sudah menjadi kewajiban kita untuk mengetahui rambu-rambu kehidupan yang telah dinyatakan oleh Firman Allah dan Gereja-Nya. Semoga perumpamaan ini dapat membantu.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          stef – katolisitas.org

  3. Dear Stef dan Inggrid

    Terima kasih atas penjelasannya, ayat tersebut terkait dengan ayat2 selanjutnya. Dimana suami harus menghormati isteri serta melindunginya [ 1 Petrus 3: 7 ].

    Salam

    Bagas R

  4. Dear Stef dan Ingrid

    Salam damai

    Saya tertarik dengan ayat yang ada di 1 Petrus 3 : 1 seperti tersebut di bawah :

    Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, [ 1 Petrus 3: 1 ]

    Mohon penjelasannya apa yang dimaksud / makna dari ayat tsb di atas.
    Atas penjelasannya diucapkan terima kasih

    Salam
    Bagas R

    [Dari Katolisitas: Pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]

Comments are closed.