Paus Benediktus XVI dalam bukunya Jesus of Nazareth: The Infancy Narratives, menjelaskan bahwa “Majus/ Magi” memiliki banyak arti, dari yang positif sampai negatif: 1) Anggota kalangan imam Persia; 2) dalam budaya Yunani, Magi diartikan sebagai pemimpin agama yang berpegang pada filosofi; 3) orang yang mempunyai dan menggunakan pengetahuan dan kemampuan adikodrati; 4) penipu, sebagaimana yang ditulis dalam Kis 13:10 tentang Magus (tukang sihir) yang bernama Baryesus.
Paus mengatakan bahwa orang Majus yang disebut dalam Mat 2 adalah arti yang pertama. Jika mereka bukan anggota imam Persia, mereka adalah orang-orang yang mempunyai pengetahuan religius dan filosofis yang telah berkembang di daerah itu. Astronomer Wina, Ferrari d’ Occhieppo, menghubungkan mereka ini dengan para astronomer di kota Babilonia. Merekalah yang memperhitungkan terjadinya konjungsi planet Yupiter dan Saturnus yang terjadi di tahun 7-6 BC (yang menghasilkan cahaya bintang yang terang di Betlehem), yang dipercaya sebagai tahun sesungguhnya kelahiran Tuhan Yesus.
Namun para majus yang disebut dalam Injil Matius ini bukan hanya para astronomer (ahli perbintangan) namun juga orang yang ‘bijak’/ sarjana (wise men). Mereka menunjukkan dinamika agama-agama yang mencari Tuhan yang sejati. Kebijaksanaan memurnikan pesan ilmu pengetahuan. Maka, sebagaimana kisah kandang Natal dihubungkan dengan kitab Yes 1:3, demikianlah kisah para Majus dihubungkan dengan Mzm 72:10 dan Yes 60; maka para majus (orang bijak) dari Timur dikenal sebagai raja-raja (tiga raja), dan bersama mereka datanglah juga unta-unta, yaitu binatang yang mereka tumpangi.
Maka intinya adalah: para orang bijak dari Timur menandakan awal yang baru. Mereka melambangkan perjalanan umat manusia menuju Kristus. Mereka memulai prosesi yang terus berlanjut sepanjang sejarah. Mereka tidak hanya melambangkan bangsa yang menemukan jalan menuju Kristus, tapi mereka juga mewakili aspirasi terdalam dari manusia, dinamika agama-agama, dan akal budi manusia menuju Kristus.
Halo Selamat pagi
Saya mengucapkan selamat Natal 25 Desember 2013 buat semua : pengasuh di Katolisitas dan pembaca katolisitas.org Tuhan Yesus memberi berkat buat kita semua. Saya mau tanya “di media nasional(tv) diberitahukan bahwa keluarga kudus ( Kanak-kanak Yesus, Bunda Maria dan St Yosef ada di Mesir setelah melahirkan Yesus . apakah kristen koptik mesir dalam kesatuan dengan Gereja Katolik ? karena Kristen Koptik mempunyai tata ibadat dan punya ikon spt Gereja Katolik
thx
[Dari Katolisitas: Gereja Koptik ada yang Katolik (Coptic Catholic Church) dan ada yang Orthodoks (Coptic Orthodox Church). Coptic Catholic Church berada dalam kesatuan penuh dengan Gereja Katolik, sedangkan yang Coptic Orthodox Church tidak dalam kesatuan penuh dengan Gereja Katolik. Silakan klik di sini untuk mengetahui Gereja -gereja Timur yang berada dalam kesatuan penuh dengan Gereja Katolik.]
Terimakasih Bu Ingrid. Terimakasih atas jawaban yang ibu berikan kepada saya. Selamat Natal, semoga kehadiran Tuhan membawa terang bagi kita semua. Amin.
Selamat Natal, para admin yg diberkati Tuhan.
Saya mau tanya, apakah benar 3 orang majus dari timur itu bukan 3 raja? Apakah mereka datang menengok Yesus setelah keluarga kudus sudah tidak tinggal didalam kandang/gua? Lalu, jika benar seperti itu, berarti umat katolik/kristen salah paham saat penempatan 3 orang majus dalam diorama kelahiran Tuhan Yesus digua?
Trimakasih. Berkah dalem.
Shalom Hendy,
Silakan membaca ulasan tentang tiga orang majus di artikel ini, silakan klik.
Mat 2:11 menyebutkan, “Maka masuklah mereka ke dalam rumah (oikia) itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia….”
Kata aslinya, oikia, dapat diterjemahkan sebagai rumah, ataupun sebagai tempat tinggal/ dwelling. Menurut keterangan dari A Catholic Commentary on Holy Scripture, ed. Dom Orchard, ‘rumah’/ tempat tinggal/ oikia ini dapat diartikan sebagai tempat yang baru ataupun masih di kandang-gua tempat Yesus dilahirkan (lih. tradisi di abad ke-2, yang dicatat oleh St. Yustinus Martir, Contra Tryphonem, 78, 5), di mana gua bukan tempat yang tidak umum untuk dijadikan tempat tinggal bagi orang-orang di sana pada zaman itu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
tentang tiga orang majus pernah sy baca di web ini. Bisakah dipahami kalo
orang majus berangkat dari negri yg jauh dari bethlehem yg di tempuh dalam waktu berharihari so bintang besar tersebut muncul beberapa hari sebelum kelahiran Yesus, oleh karna hikmat dari Tuhan mereka dapat memahami makna bintang tsb dan mengikutinya tp stelah dekat mereka dipengaruhi oleh iblis yg tidak mengingini kelahiranNya hingga org majus tsb singgah ke istana herodes
[Dari Katolisitas: Kitab Suci tidak menyebutkan bahwa ‘setelah dekat para majus itu dipengaruhi oleh iblis’. Dalam menginterpretasikan Kitab Suci, mari jangan terlalu jauh mengartikannya menurut imajinasi pribadi.]
Shaloom bp Stefanus n ibu Ingrid Thay
Membaca Alkitab tidaklah sama dengan membaca buku sejarah, namun satu hal yg jelas bahwa Allah menepati janjiNya yaitu keselamatan manusia. Sangat boleh jadi sebetulnya tiga orang Majus adalah orang “kafir” yaitu peramal yang meramal segala kejadian berdasarkan pengamatan terhadap posisi bintang, atas dasar tsb orang tsb pergi melapor ke Herodes, namun di sinilah kuncinya bahwa Allah memberitahukan kehadiran Nya melalui orang “kafir” atau orang asing dan kepada para gembala. Bahwa Allah hadir bukan dari istana yg mewah atau perintah raja yg berkuasa, namun dari orang orang kecil, tersisih dan tak dikenal, serta dari orang yg peran nya tak jelas. Semua menjadi terbalik, bahwa Mesias dikira hadir dari Betlehem? Itulah yg menjadi pertanyaan kaum Parisi, dan juga perenungan kita. Amin
GBY
Dear Katolisitas,
Jika benar bahwa mur dipersembahkan kepada Yesus yang nanti akan Wafat untuk menebus dosa, mungkinkah tindakan para majus itu sebuah tindakan yang terilhami / karena dorongan Roh Kudus? Saya meyakini demikian karena itu semacam nubuat (selain nubuat tertulis dari para nabi sebelumnya)bahwa Ia akan menderita dan Wafat di salib. Bagi saya ini adalah satu tanda lagi bahwa Ia memang Allah/Tuhan.
[Dari Katolisitas: Dapat saja terjadi demikian. Allah bebas untuk memberikan inspirasi Roh Kudus-Nya kepada siapapun, meskipun ia bukan dari kalangan Yahudi. Hal tersebut nampak juga pada Perjanjian Lama, saat Allah menggerakkan Bileam (seorang nabi yang disuruh oleh Balak, Raja Moab, untuk mengutuk Israel), namun akhirnya Bileam malah memberkati bangsa Israel (lih. Bil 22-23)].
Dear katolisitas,
Apa yang mau disampaikan ,maksud saya makna kiasannya, dari persembahan emas, kemenyan dan mur itu? Apakah ada hubungannya dengan Kristus yang adalah raja (emas), Kristus yang adalah imam agung (kemenyan), dan Kristus yang akan wafat (mur)?
Terima kasih atas tanggapannya.
[Dari Katolisitas: Ya, kurang lebih demikianlah artinya. Kemenyan juga dapat melambangkan Kristus sebagai Tuhan. St. Agustinus menuliskan: Gold, as paid to a mighty King; frankincense, as offered to God; myrrh, as to one who is to die for the sins of all. Pseudo-Chrys.: And though it were not then understood what these several gifts mystically signified, that is no difficulty; the same grace that instigated them to the deed, ordained the whole.]
Dear Katolisitas,
banyak terima kasih atas peneguhan ini.
Saya baru saja menyelesaikan membaca buku terjemahan (penerbit Dioma) “Rome sweet home” karya Scott dan Kimberly Hahn. Buku yang sangat menarik, dan penuh inspirasi. Salah satunya adalah akhirnya mereka percaya pada transubstantiasi, dan setiap hari mereka rindu menerima TubuhNya dalam misa harian di gereja tempat Scott bekerja.
Pertanyaan saya yang (kalau tidak salah) belum dijawab oleh Katolisitas adalah: Bagaimana Katolisitas bisa menjelaskan perbedaan antara substansi dan rupa? Hosti yang sudah dikonsekrasi adalah tetap berupa roti meskipun substansinya adalah Tubuh Kristus. Bagaimana kita bisa memberikan penjelasan soal ini pada orang nonkatolik atau pada anak remaja Katolik yang masih kebingungan?
terima kasih
yusup
[Dari Katolisitas: Pertanyaan Anda tentang substansi dan rupa, sudah kami tanggapi tepat di bawah pertanyaan Anda tersebut, silakan klik di sini]
Dear Katolisitas,
Mohon maaf karena saya sudah menduga bahwa pertanyaan saya belum terjawab (ternyata sudah). Saya bisa memahami penjelasan itu. Lebih lagi setelah membaca tulisan Kimberly Hahn soal misteri perjamuan akhir Yesus. Bagi Kimberly, tidak mungkin bahwa saat Yesus berkata “Inilah TubuhKu, inilah darahKu” (saat perjamuan akhir), itu hanya berarti simbolik. Karena dalam keAllahanNya Yesus bisa mengubah roti dan anggur itu sebagai Tubuh dan DarahNya, meski pada saat yang bersamaan , dalam kemanusiaanNya, tubuh dan darahnya hadir dan tampak di tengah para rasulNya.
jadi bagi kita orang Katolik, karena Yesus yang dahulu dan sekarang adalah sama maka sangat mudah mengimani / mempercayai bahwa Yesus mampu mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan DarahNya.
salam damai dalam Kristus.
selamat natal ibu Ingrit dan bp.Stef
sy mau bertanya;
tgl 6 januari kita memperingati pesta penampakan Tuhan, sering juga kita menyebutnya pesta 3raja….Apakah org majus dari timur itu para sarjana ataukah mereka raja raja dari timur?
Terimakasih dan syaloom
ignas
[Dari Katolisitas: Silakan membaca artikel di atas, silakan klik]
Terima kasih atas penjelasan dari katolisitas
semoga semakin meneguhkan dan memberi pencerahan
Tuhan memberkati
Comments are closed.