Pacaran tak seiman, bolehkah?

Pertanyaan:

Shallom n damai sejahtera, diberkati yang telah datang dan yang berkenan kepadanya
Bro, aq mw bertanya aq orang katholik dan aq punya teman wanita tapi ia beragama kristen, saya sebagai pelayan di HSM surabaya
saya tanyakan apa boleh kita pacaran dengan beda agama ?
saya juga tanyakan teman saya didekati sama teman dya mendekati lebih lama, menurut anda apakah lebih mendekatinya atau ikhlaskan saja tapi dengan perhatian ?
saya juga sibuk kuliah n TA, Tuhan, kerja
cewek no sekian

Jawaban:

Shalom Filicius,

Hal memilih pasangan hidup adalah hak azasi manusia, maka Gereja tidak dapat melarang umatnya memilih pasangan hidup seturut pilihannya sendiri. Namun Gereja sebagai ‘ibu’ bagi umat beriman, berhak memberitahukan juga kepada anak-anaknya, bahwa menikah dengan pasangan yang tidak seiman itu adalah sesuatu yang tidak mudah bagi kehidupan perkawinannya, dan juga beresiko terhadap pertumbuhan imannya sendiri, sehingga perkawinan dengan pasangan yang tidak seiman memang tidak dianjurkan oleh Gereja Katolik. Namun demikian, jika sampai perkawinan dengan pasangan yang tidak seiman ini tetap harus dilangsungkan, maka Gereja memberikan ketentuan-ketentuannya agar perkawinan tersebut dapat dikatakan sah di hadapan Tuhan dan Gereja. Adapun ketentuan ini diberikan demi kebaikan pasangan yang menikah itu sendiri, terutama pihak yang Katolik, agar ia dapat tetap mempertahankan imannya demi keselamatan jiwanya dan anak-anaknya.

Agaknya sebelum menentukan pasangan hidup Anda, silakan Anda membaca terlebih dahulu makna perkawinan Katolik, silakan klik di sini. Mengingat bahwa perkawinan menurut iman Katolik dimaksudkan untuk menjadi gambaran persatuan kasih antara Kristus dan Gereja-Nya, maka penting di sini agar kedua pasangan dapat mengambil bagian dalam kesatuan antara Kristus dan Gereja sebagaimana yang diwujudkan dengan nyata dalam perayaan Ekaristi. Padahal kalau salah satu dari pasangan tidak Katolik, maka tidak dimungkinkan bagi kedua pasangan untuk menyambut Ekaristi yang sesungguhnya menjadi sumber dan puncak kehidupan dan kesatuan kasih mereka sebagai suami istri. (Kecuali jika sebelum perkawinan dilangsungkan, pihak Katolik telah meminta dan memperoleh izin dari pihak otoritas Gereja Katolik, maka ia tetap dapat menyambut Komuni setelah menikah). Jika pasangan tidak mempunyai iman yang sama tentang Ekaristi, (atau bahkan tidak mengimani Kristus, jika beda agama), maka akan sangat sulitlah diperoleh kesatuan hati di inti kehidupan rohani sebagai suami istri, yaitu menghayati kesatuan kasih mereka sebagai bagian dari kasih Kristus kepada Gereja: bahwa hubungan kasih mereka bukan hanya melibatkan mereka berdua saja, tetapi melibatkan juga Kristus sebagai “model”nya. Dengan Kristus sebagai model/ teladannya, maka kedua pihak dapat belajar untuk saling berkorban, saling memberikan diri tanpa syarat, terbuka kepada kemungkinan kehidupan, bersama mengarahkan anak-anak kepada keselamatan kekal melalui Baptisan dan pendidikan iman Kristiani seturut kehendak Tuhan.

Tanpa menimba kekuatan dari Kristus sendiri, akanlah sulit untuk membina hubungan kasih dan kesatuan antara suami dengan istri. Karena itu, tak mengherankan, jika dalam keadaan sedemikian, dalam perjalanan waktu ikatan kasih suami istri dapat menjadi rapuh dan kehidupan keluarga menjadi tidak harmonis. Demikianlah juga yang terlihat dari banyaknya surat yang masuk ke redaksi Katolisitas, yang mengisahkan bermacam masalah perkawinan, yang disebabkan karena menikah dengan pasangan yang tidak seiman. Kita telah mengetahui dari banyaknya fakta akan kesulitan yang dihadapi oleh pasangan-pasangan yang tidak seiman, dan selayaknya ini membuat kita berpikir dua kali untuk memilih pasangan yang tidak seiman dengan kita. Sedangkan pasangan yang seiman saja sudah memiliki tantangannya tersendiri (sebab mungkin latar belakang keluarga berbeda, sifat laki-laki dan perempuan juga berbeda, dst), apalagi jika ditambah dengan perbedaan ajaran iman.

Maka jika Anda sungguh mempunyai cita-cita untuk membentuk keluarga atas dasar iman Katolik, silakan Anda mencari pasangan yang Katolik, demi kebaikan Anda berdua. Janganlah sampai Anda berpacaran dengan seseorang yang non- Katolik tanpa memikirkan akibatnya, yaitu Anda dapat sampai kepada perkawinan dengan pasangan yang tidak seiman dengan Anda. Silakan Anda pikirkan bagaimana kehidupan rohani Anda sehari-hari selanjutnya sebagai pasangan, jika hal ini dilakukan. Akankah Anda setia sebagai seorang Katolik? Dapatkah Anda tetap setia menerima Yesus dalam Ekaristi? Bagaimana mendidik anak-anak Anda pada prakteknya (cara doa yang bagaimana yang akan diajarkan kepada anak, ke gereja mana anak akan dilibatkan, dst), jika hal ini dilakukan. Apakah kalian akan mempunyai pandangan yang sama akan makna perkawinan, dan juga tentang keterbukaan terhadap kemungkinan kehidupan yang dapat dipercayakan oleh Tuhan kepada Anda berdua?

Justru karena nampaknya hubungan Anda belum terlalu jauh dengan teman Anda itu, maka ada baiknya Anda pikirkan kembali apakah Anda akan tetap menindak-lanjuti hubungan tersebut. Bawalah ke dalam doa-doa Anda, dan semoga Tuhan membantu Anda untuk mengambil keputusan dalam hal ini.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org

 

5 1 vote
Article Rating
19/12/2018
13 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
rommy
9 years ago

syalom… maaf sebelumnya apakah pertanyaan saya salah tempat… saya ingin bertanya ttg pernikahan… td malam saya bertengkar dengan orang tua mengenai calon pasangan saya… orang tua saya tetap mempermasalahkan mengenai etnis (suku bangsa) dalam hal ini saya dan pasangan beda suku bangsa, pdhal kami seiman dan calon pasangan saya pun seorang guru agama katholik… orang tua saya tidak setuju dengan hub kami, dan ttap mengharuskn saya menikah dengan org satu suku bangsa… apa yang sebaiknya saya lakukan romo? apakah saya harus mengikuti perkataan ortu atau kami tetap boleh menikah meskipun tidak direstui orang tua saya? terima kasih banyak sebelumnya… [Dari… Read more »

martinus wiryawan
9 years ago

Yth. admin, dan rekan-rekan terkasih, Mohon maaf apabila pertanyaan saya ini salah tempat atau sering dibahas. Saya kebetulan juga menjalin hubungan dengan perempuan Kristen non-Katolik (Gereja Pantekosta Tabernakel/GPT). Saya ingin mengetahui pendapat admin atau rekan2 sekalian, apakah sekiranya hubungan kami (Katolik – GPT) bisa dilanjutkan ke jenjang pernikahan, sebagaimana dengan prosedur pernikahan katolik-protestan atau memerlukan dispensasi dari uskup? Apabila hal tersebut memerlukan dispensasi, apakah itu berarti tidak melalui sakramen pernikahan (sehingga apabila perceraian terjadi status pihak katolik masih liber)? Yang terakhir, mohon izin untuk menyampaikan saran. Sehubungan dengan banyaknya denominasi protestan di indonesia, apakah ada sub forum khusus yang membahas… Read more »

martinus wiryawan
Reply to  Ingrid Listiati
9 years ago

yang terkasih bu Inggrid, terima kasih atas jawabannya. mohon maaf karena pertanyaan saya sepertinya beruntun. setelah saya telusuri memang sepertinya Gereja Pantekosta Tabernakel bukan anggota PGI. apabila demikian, katakanlah hubungan tersebut memang dilanjutkan ke pernikahan, berarti memerlukan dispensasi dari uskup dgn syarat2nya selayaknya pernikahan beda agama? mohon maaf, apakah pengertian izin dan dispensasi dalam konteks pernikahan beda gereja ini berbeda? 1. sepengetahuan saya (mohon dikoreksi apabila tidak tepat) izin adalah utk pernikahan beda gereja yg baptisannya diakui GK. sedangkan dispensasi dr uskup adalah utk pernikahan beda agama/gereja luar PGI 2. teman saya pernah mengatakan, dalam penyelidikan kanonik sebelum pernikahan khususnya… Read more »

Rm Gusti Kusumawanta
Reply to  martinus wiryawan
9 years ago

Martinus yth,

jawaban untuk pertanyaan Anda yang pertama adalah ya, benar.

Sekali lagi perkawinan beda gereja perlu izin uskup. Jadi harus ada alasan yang mendukung untuk mendapatkan izin, lalu pihak Katolik harus membuat perjanjian untuk mendidik anak secara Katolik. Pihak non Katolik harus sadar dan tahu akan hak pihak Katolik untuk ke gereja serta perayaan imannya. Yang menyelidiki keabsahan baptisan adalah romo paroki dengan melihat bukti surat baptis dan interview pihak yang dibaptis, misalnya dengan cara bagaimana baptisan dilakukan, dll.

Salam
Rm Wanta

Sadar
Sadar
10 years ago

Teman saya pernah mengatakan bahwa sebenarnya pernikahan beda agama dilarang dalam Alkitab. Dia mengutip ayat dari 2 Korintus 6:14, yang isinya “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?” Bagaimana kah sebenarnya mengenai hal ini?

Terima kasih.

Yosephin K. E.
Yosephin K. E.
11 years ago

Shallom… Saat ini saya berpacaran dgn lelaki yg bukan katolik (jg bukan kristiani). Mungkin kasus ini mirip dengan cerita mas Luke diatas ketika masih berpacaran. Hanya saja disini saya berada pada posisi perempuan, dimana di Indonesia masyarakat berpandangan bahwa sebaiknya perempuan mengikuti lelaki. Namun, berat bagi saya untuk melakukan hal itu. Saya sudah merasa cocok dengan pasangan saya yg sekarang ini, walaupun sudah jelas ada tembok pemisah. Saat ini yang terlintas dalam benak saya adalah menunggu mujizat,,bahwa suatu saat pacar saya dapat bergabung di gereja. Apakah jika saya melakukan doa Novena untuk mendoakan org non katolik untuk masuk ke dalam… Read more »

DavidWongso
Reply to  Yosephin K. E.
10 years ago

Dear Yosephine K.E, pada beberapa kasus memank ada yang pada akhirnya pasangan yang beda iman tersebut akhirnya masuk ke dalam pangkuan Bunda Gereja, namun tidak ada yang dapat memastikan hal tersebut terjadi, sebab segala sesuatu yang terjadi, hanya Allah yang tahu. maka dari itu, mengingat saudari masih dalam tahap saling mengenal (pacaran), alangkah baiknya saudara membicarakan dengan serius pada pasangan beda iman anda mengenai ketentuan2 pernikahan beda iman seperti yang sudah diuraikan oleh tim Katolisitas.Org. lihatlah tanggapan pasangan anda. Gbu :)

Luke
Luke
11 years ago

Dear Filicius, Jawaban dari team katolisitas adalah yang terbaik Saya hanya menambahkan sharing sedikit pengalaman pribadi Diluar itu, saya percaya Tuhan punya rencana dan berkuasa atas banyak sekali hal dalam hidup kita ini Saya juga jatuh hati pada wanita tidak seiman (bahkan bukan kristiani) Yang pertama saya lakukan adalah berdoa untuk dia (Inilah yang menguatkan saya). Sekarang saya sudah menikahinya, dikaruniai seorang putra, dan kami sekeluarga mengimani gereja katolik. Yang saya lakukan waktu itu adalah berdoa dan berdoa, saat saya mengenalkan iman Katolik padanya, dan Alkitab lah yang membuka mata istri. Keajaiban itu ada, Roh Kudus sungguh bekerja, dan Tuhan… Read more »

Filicius Gorbi
Filicius Gorbi
Reply to  Luke
11 years ago

Terima kasih jawaban membuka pikiran saya tentang mengenai pasangan hidup dan kesaksian saya pikir lebih baik memiliki iman katolik xoalnya apabla saat kehidupan rohani salah satu lagi drop pasangan dapat saling support dan lebih baik kita memakai satu kapal ke tujuan yang sama daripada 2 kapal sebenar tujuan sama. ada pertanyaan terlintas dalam pikran saya pasangan hidup yang menentukan tuhan atau kita sebagai manusia, bagaimana tanggapan dari sudut iman katolik ? [Dari Katolisitas: Pertanyaan serupa (tentang apakah hal jodoh itu merupakan sesuatu yang ditakdirkan Tuhan) sudah pernah ditanyakan dan telah kami tanggapi di sini (tentang takdir dan pencobaan, silakan klik… Read more »

Filicius Gorby
Filicius Gorby
11 years ago

Shallom n damai sejahtera, diberkati yang telah datang dan yang berkenan kepadanya
Bro, aq mw bertanya aq orang katholik dan aq punya teman wanita tapi ia beragama kristen, saya sebagai pelayan di HSM surabaya
saya tanyakan apa boleh kita pacaran dengan beda agama ?
saya juga tanyakan teman saya didekati sama teman dya mendekati lebih lama, menurut anda apakah lebih mendekatinya atau ikhlaskan saja tapi dengan perhatian ?
saya juga sibuk kuliah n TA, Tuhan, kerja
cewek no sekian

[Dari Katolisitas: Pertanyaan ini sudah dijawab, di atas, silakan klik]

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
13
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x