[Dari Katolisitas: Berikut ini adalah pernyataan dari David yang mungkin mewakili pandangan umum saudara-saudari kita yang Kristen non- Katolik akan Gereja Katolik. Ingrid akan menanggapi pernyataan ini menurut ajaran iman Katolik. Semoga bermanfaat]
Pertanyaan:
Shalom katolisitas, berikut tanggapan saya …
Gereja Roma Katolik walau menggunakan istilah katolik tidaklah otomatis berarti gereja yang bersifat universal melainkan hanya gereja yang berpusat di Roma saja.
Hanya ‘Invisible Church” atau tubuh KRISTUS yang tidak kelihatan adalah benar benar gereja ‘am’ yang sesungguhnya.
Gereja mula mula namanya gereja Kristen yang dimulai disebut demikian di Anthiokia,inilah akar semua gereja.
Kisah Para Rasul 11:26 Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.
Kisah Para Rasul 26:28 Jawab Agripa: “Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!”
Roma 16:7 Salam kepada Andronikus dan Yunias, saudara-saudaraku sebangsa, yang pernah dipenjarakan bersama-sama dengan aku, yaitu orang-orang yang terpandang di antara para rasul dan yang telah menjadi Kristen sebelum aku.
I Korintus 9:5 Tidakkah kami mempunyai hak untuk membawa seorang isteri Kristen, dalam perjalanan kami, seperti yang dilakukan rasul-rasul lain dan saudara-saudara Tuhan dan Kefas?
II Korintus 12:2 Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau — entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya — orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.
I Petrus 4:16 Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama KRISTUS itu.
Jadi gereja awal di Yerusalem adalah gereja Kristen namanya,bukan gereja katolik !
Semua uskup diseluruh dunia diawal gereja berdiri sendiri sendiri tidak ada saling membawahi sebagaimana juga para Rasul tidak ada saling membawahi satu sama lain (Sistim Episcopal).
Perpecahan gereja timbul hanya karena Uskup Roma memproklamirkan dirinya sebagai Paus yang membawahi semua Uskup didunia.
Perpecahan dengan Protestan juga terjadi karena Gereja Roma Katolik telah menyalahgunakan ajaran Alkitab.
Pada prinsipnya otoritas tulisan yang bukan Rasul tidak setara dengan tulisan Rasul yang diinspirasikan oleh ROH KUDUS.
Apapun tulisan bapa gereja sepanjang itu tidak bertentangan dengan kebenaran Kitab Suci tidak persoalan karena itu bersifat teologis. Jangankan dulu sekarang saja semua teologia boleh kita pegang kalau sepenuhnya berdasarkan Alkitab.
Sejarah GRK
1. Tahun 300, Menetapkan tanda salib
2. Tahun 300, Berdoa bagi orang mati
3. Tahun 320, Menetapkan penyalaan lilin
4. Tahun 375, Membuat patung malaikat dan orang kudus yang telah meninggal dan menyembah mereka
5. Tahun 394, Menetapkan setiap hari melaksanakan misa
6. Tahun 481, Mulai meninggikan Maria; dalam konsili Efesus untuk pertama kalinya menyebut Maria sebagai “Bunda Allah” (Mother of God)
7. Tahun 526, Upacara pengurapan minyak pada orang menjelang kematiannya
8. Tahun 593, Gregory I mengemukakan teory purgatory
9. Tahun 600, Berdoa kepada Maria, para orang kudus yang telah meninggal, dan kepada malaikat
10. Tahun 607-610, Boniface III adalah orang pertama yang disebut sebagai Paus
11. Tahun 709, Mencium kaki Paus
12. Tahun 786, Menghormati kayu salib, lukisan dan benda-benda peninggalan para orang kudus
13. Tahun 850, Penyediaan air kudus: percampuran garam dan air yang dilakukan oleh imam
14. Tahun 890, Menghormati Santo Yusuf (ayah tiri Tuhan YESUS)
15. Tahun995, Paus Yohanes XV untuk pertama kalinya ditetapkan sebagai orang kudus yang telah meninggal
16. Tahun 1079, Mengumumkan sistem membujang (selibat) bagi imam
17. Tahun 1190, Penjualan surat pengampunan dosa
18. Abad ke-12, Peter Lombard menetapkan 7 sakramen kudus
19. Tahun 1215, Innocentius III menetapkan teori Transubstansiasi
20. Tahun1215, Paus Innocentius III menetapkan para imam mewakili Allah untuk mendengarkan pengakuan dosa orang
21. Tahun 1220, Hororius III mengumumkan penghormatan air kudus
22. Tahun 1229, Konsili Valencia menetapkan larangan bagi kaum awam membaca Alkitab
23. Tahun 1251, Simon Stock dari Inggris memugar kuburan-kuburan orang kudus (Scapular-kuburan KRISTUS)
24. Tahun 1439, Konsili Florence menetapkan doktrin Purgatory
25. Tahun 1545, Konsili Trent mengumunkan tradisi gereja mempunyai otoritas yang setara dengan Alkitab
26. Tahun 1546, Konsili Trent menetapkan Deuterokanonika sebagai bagian dari Alkitab
27. Tahun 1854, Paus Pius IX dengan resmi mengumumkan ajaran resmi dikandung tanpa dosa (Immacullate Conception of Mary)
28. Tahun 1870, Konsili Vatikan mengumumkan ajaran ketidaksalahan Paus dalam iman kepercayaan dan hidup moral
29. Tahun 1950, Paus Pius XI mengumumkan Maria naik ke surga
30. Tahun 1965, Paus Paulus VI mengumumkan Maria sebagai Ibu gereja
Jadi baru diabad ke-7 saja mulai ada jabatan resmi yang namanya Paus.
Kalau mau pakai nama Gereja Rasuli tentunya semua gereja yang benar benar memegang teguh ajaran para Rasul yang merupakan fondasi gereja (Ef.2:19,20),bukan menambah nambah ajaran para Rasul sepanjang sejarah.
Gereja yang tetap memegang teguh ajaran para Rasul yang tertulislah yaitu prinsip ‘Back to Bible’ yang mencerminkan gereja rasuli yang sejati,seperti yang dicanangkan oleh gerakan Reformasi Gereja abad 16.
Pemahaman anda mengenai gereja masih bersifat institutional organisatif sehingga hanya melihat formalitas administrative duniawi gereja,oleh karena itu silahkan dalami lagi makna gereja secara spiritual berdasarkan Kitab Suci agar tidak melenceng terus argumentasinya.
Kalau istilah itu anda gunakan bagi Petrus yang anda anggap pendiri GRK maka sudah pasti kebablasan sifatnya karena :
1. YESUS tidak pernah mendirikan sistim kepausan seperti GRK
2. Petrus tidak pernah diangkat menjadi Paus
3. Petrus tidak pernah mengangkat Paus
4. Petrus bukan pendiri gereja di Roma melainkan Paulus
5. Petrus menikah bukan seperti Paus sekarang
6. Petrus dan semua Rasul lainnya sama derajatnya dimata Tuhan,hanya berbeda talenta dan karunianya. Malah Petrus yang paling sering melakukan kesalahan teologis dan ditegur oleh YESUS dibandingkan dengan Paulus misalnya.
Perlu kita ingat Pertama-tama Paulus sendiri tidak menafikan perpecahan kalau itu diperlukan !
I Korintus 11:19 Sebab di antara kamu harus ada perpecahan, supaya nyata nanti siapakah di antara kamu yang tahan uji.
YESUS bukan saja membawa damai tetapi juga pedang pemisah ….karena demi kebenaran maka konsekwensi beriman kepada YESUS dan kebenaran Injil juga bisa membawa perpecahan baik didalam keluarga apa lagi dengan orang luar.
Mat. 10:34 – 39 “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Jadi jelas Kitab Suci sudah menjawab pertanyaan anda sendiri yaitu ‘Gerakan Reformasi’ lahir karena konsekwen kepada kebenaran ajaran tertulis para Rasul dimana Kitab Suci merupakan satu satunya otoritas tertinggi bukan manusia fana dan para pemimpin gereja yang kerjanya cuman bikin dosa melulu.
ereja adalah kumpulan orang percaya yang dipanggil bersekutu untuk dikhususkan melayani Tuhan.
Gereja adalah manusianya bukan gedung,organisasi,institusi,hierarchi,sistim,sakramen dsb.
Cikal bakal semua gereja adalah Gereja Kristen Awal yang berpusat di Yerusalem dibawah pimpinan Yakobus.
Dan dari cikal bakal ini gereja tersebar keseluruh pelosok dunia bukan hanya di Roma doang.
GRK hanyalah gereja lokal (bukan universal) yang berpusat di Roma yang merupakan negara agama dan politik bercampur menjadi satu.
Hanya gereja sebagai tubuh KRISTUS yang bersifat Universal karena diikat hanya oleh satu otoritas yaitu Injil kebenaran Allah.
Gereja yang satu dan am yaitu tubuh KRISTUS itu berdiri pada hari Pentakosta.
Mau tahu sejarah jabatan gerejawi ?
1. Setelah Pentakosta para Rasul dengan pimpinan ROH KUDUS menyebar keberbagai pelosok dunia untuk membawa kabar baik yaitu Injil. Dunia pada masa itu sering disebut ‘Mediterranean world.’
2. Jabatan gereja kelompok yang pertama disebut ‘diakonoi’ atau ‘diaken’ yang berarti pelayan (1 Tim.3:8 – 13).Mereka melayani kebutuhan gereja dan para janda (Kis.6:1-6 ; 1 Tim.5:9-16)
3. Kelompok berikutnya adalah ‘presbuteroi (1 Tim.3:1-7 ; Titus 1:5-9). Istilah itu berarti Penatua/Tua Tua (older man atau elders). Mereka dianggap yang memiliki pengetahuan rohaniah yang baik khususnya Kitab Suci. PB sering menyebutnya juga dengan ‘episkopoi’ yang berarti over-watcher,overseers atau juga bishops (uskup).(Kis.20:17 ,28 ; Titus 1:5,7).
4. Periode abad pertama sampai ketiga terjadi perkembangan jabatan gerejawi seiring dengan semakin tersebar-luasnya gereja. Terdapat seorang pemimpin gereja yang bergelar ‘bishop’ pada suatu daerah tertentu. Jadi sudah ada mulai hierarchi yaitu Bishop – kelompok Penatua – kelompok Diaken. Inilah pola dasar kepemimpinan gereja sejak awalnya.
5. Perkembangan selanjutnya khususnya di Barat setelah Kristen menjadi agama negara pada era Constantine dan penerusnya,dimana unsur politik sudah memasuki gereja dan banyak timbul kota kota metropolitan maka timbul jabatan baru bagi bishop atau uskup yaitu ‘archbishops atau kalau di Timur disebut ‘metropolitants.’ Mereka sering dianggap menduduki jabatan lebih penting karena pengaruh lokasinya,yaitu kota yang penting sebagai pusat Kekristenan.
6. Selama abad ke-4 dimana Kristen sudah merupakan agama negara maka kaisar Roma memberikan status tambahan sebagai ‘Government Officials’ kepada para uskup dikota kota besar. Archbishop yang paling besar pada masa itu adalah yang menjabat di Roma,Konstantinopel,Alexandria dan Antiokia. Sedangkan bishop Yerusalem tetap dianggap yang terpenting dan dijuluki sebagai ‘patriarchs.’
7. Pada abad kelima seorang bishop sudah dianggap sebagai pemimpin resmi dan guru kepala sebuah gereja tertentu.
8. Cikal bakal kepausan (papacy) jejaknya dimulai bishop Roma yg ke-8 yaitu Sylvester (314-335). Ketika Kaisar Constantine tahun 330 memindahkan ibukotanya ke Konstantinopel maka terdapat kevakuman kuasa politik di Roma (Eropa Barat). Kevakuman kuasa politik ditambah mulai suramnya kekuasaan kerajaan Romawi melahirkan benih dan ide berkuasa dari bishop Roma Sylvester dan penerusnya yang lain.
9. Setelah Sylvester maka bishop Leo I (440 – 461) memegang tampuk kekuasaan gereja di Roma. Dia dipanggil sebagai ‘ Leo yang Agung’ atas jasa jasanya menghindarkan Roma dari kehancuran total oleh pendudukan pasukan Barbar Attila tahun 452. Demikian juga Paus Leo ini yang menyelamatkan Roma dari kehancuran serangan Vandals tahun 455.
10. Banyak pengamat sejarah menobatkan bahwa bishop Leo ini yang pertama kali memproklamirkan bahwa Petrus adalah pendiri gereja Roma dan mengklaim bahwa Bishop Roma adalah ‘Primary Peter’s Sucessor.’ ( Klaim GRK masalah Petrus ini sudah banyak didiskusikan dan ditolak diforum ini karena memang tidak ada dasar Kitab Sucinya sama sekali.)
11. Bishop Leo mengklaim berdasarkan ‘Hukum Roma’ bahwa semua bishop berikutnya yang diangkat di Roma adalah suksesi jabatan Petrus yang dianggap sebagai bishop yang pertama di Roma dan semua bishop didunia harus tunduk kepadanya.
12. Sudah tentu klaim sepihak bishop Roma ini ditolak mentah mentah oleh Bishop penting lainnya yang berada di Timur seperti Yerusalem,Konstantinopel,Alexandria dan Antiokia. Mereka yang di Timur tetap menganggap bahwa semua bishop adalah setara. Klaim Bishop Roma yang haus kekuasaan inilah yang pertama kali menimbulkan bibit dan sumber perpecahan didalam tubuh gereja Kristen.
13. Agenda mendirikan dinasti papacy ini tetap diperjuangkan oleh bishop Roma dan mencapai puncaknya oleh bishop Gregory The Great (590 – 604). Dialah yang sering dianggap sebagai yang pertama kali memegang jabatan yang disebut Paus,walaupun ia mendapat tantangan keras dari John IV Patriarch Konstantinopel yang menganggapnya sangat arogan karena menyatakan dirinya sebagai ‘Universal Bishop.’ Pada era ini bishop Roma disebut ‘papa’ (Latin) atau ‘papas’ (Greek) yang berarti ‘Bapa.’Istilah ‘Bapa’ ini sebenarnya sudah melawan ajaran YESUS sendiri yang mengatakan : Matius 23:9 Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.
Demikian sedikit uraian sejarah gereja di Barat mudah mudahan bisa menyadarkan keangkuhan dan arogansi anda terhadap gereja anda dan bisa melihat secara clear fakta fakta sejarah yang obyektif.
Saya lanjutkan saja sepak terjang Paus Roma sejak abad ke-7 :
1. Pada abad 11 ambisi kekuasaan politik Paus menjadi-jadi dengan melakukan penjajahan melalui penaklukan militer. Tahun 1905 Paus Urban II mengangkat pedang dan mengangkat para ‘crusader’ menyerang Yerusalem. 200 tahun lamanya perang ini dilakukan dengan korban jutaan manusia dikedua belah pihak.
2. Para Paus yang gila hormat kemudian membuat mahkota kepausan (Tiara) bagi dirinya. Sejak Paus Gregory IX (1227 – 1241) para Paus mulai pakai mahkota kebesaran. (Padahal Kepala Gereja yaitu YESUS sendiri memakai mahkota duri).
3. Paus Gregory IX inilah yang mulai mengeluarkan keputusan pembersihan ajaran gereja melalui ‘Inquisisition’ tahun 1231 yang dilanjutkan dengan ‘Spanish Inquisition’ ( 1478 – 1820) yang penuh kekejaman membunuhi jutaan orang Kristen yang dianggap bidat. http://www.the-bible-antichrist.com/roman-catholic-church-persecution.html.
4. Puncak ambisi kuasa Kepausan terjadi pada kekuasaan Paus Pius IX (1846 – 1878),yaitu pada Konsili Vatican I (1869 – 1870) Paus mendeklarasikan jabatannya sebagai ‘Supreme Apostolic Authority’ yang infallible. Dengan demikian ia sudah meninggikan dirinya sedemikian rupa seperti ilahi yang tidak mungkin melakukan kesalahan. (Petrus sendiri tidak pernah mengklaim dirinya setinggi ini dan sering bikin kekeliruan teologis).
Kalau kita perhatikan sepak terjang para Paus yang gila hormat dan haus akan kuasa ini maka tidak heran kalau apa yang dianggap Babel Besar didalam kitab Wahyu itu adalah Vatican.
Antikristus yang dinubuatkan didalam Alkitab kelak juga memiliki kuasa agama dan politik yang sangat besar.
Kalau GRK masih mengaku gereja rasuliah juga dengan segala sejarah gelapnya ini maka hanya satu ayat yang saya kutip dari perkataan YESUS :
Wahyu 2:2 Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya RASUL, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
Semoga dapat membantu, salam
David
Jawaban:
Shalom David,
1. Gereja Katolik bukan Gereja universal, namun hanya Gereja yang berpusat di Roma?
Bukti sejarah menunjukkan bahwa istilah katolik yang artinya universal, digunakan sebagai nama yang tidak terpisahkan dari Gereja universal yang berpusat di Roma, untuk membedakannya dengan banyak aliran- aliran sesat di abad- abad awal yang sama- sama mengklaim sebagai pengikut Kristus/ Kristen, namun mengajarkan ajaran yang tidak lengkap, sehingga disebut sebagai bidaah (ajaran sesat), seperti misalnya Gnosticism, Docetism, Ebionit, Valentinian, dst. Hal ini kita ketahui dari tulisan para Bapa Gereja, seperti St. Ignatius dari Antiokhia, St. Irenaeus, Tertullian, dst. Tentang topik sejak kapan Gereja disebut Gereja Katolik sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
Memang benar istilah Kristen mulai dikenal di Antiokhia (lih. Kis 11:26), namun pendirian Gereja ini sendiri bukan baru terjadi di Antiokhia. Kristus telah mengatakan bahwa Ia mendirikan Gereja-Nya di atas Rasul Petrus, dan memberikan kuasa kepada Petrus untuk memimpin Gereja-Nya (lih. Mat 16:18-19). Setelah kebangkitan-Nya dan kenaikan-Nya, Kristus memerintahkan para Rasul untuk pergi ke seluruh dunia, membaptis, mewartakan Injil dan mengajarkan segala perintah-Nya (lih. Mat 28:19-20). Karena itulah Rasul Petrus dan Paulus menuju Roma yang menjadi pusat dunia pada saat itu; dan mereka mendirikan Gereja di sana. Maka memang para pengikut Kristus disebut sebagai Kristen (karena Kristen berasal dari kata Christ-ian artinya pengikut Kristus), namun Gereja yang didirikan oleh Kristus di atas Rasul Petrus dan yang secara keseluruhan mengajarkan ajaran Kristus, disebut sebagai Gereja Katolik (karena ‘katolik’ artinya ‘seluruhnya’/ universal).
Maka Gereja Katolik yang dipimpin oleh Paus (Uskup Roma) adalah Gereja universal, karena tersebar di seluruh dunia dan karena mengajarkan keseluruhan ajaran Kristus dan para Rasul.
2. Gereja dimaksudkan Yesus sebagai Tubuh Kristus yang tidak kelihatan/ invisible?
Kristus tidak pernah mengatakan bahwa Gereja itu harus bersifat tidak kelihatan/ invisible. Sebaliknya yang dikatakan-Nya adalah agar kita orang percaya menjadi terang dunia, “Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi…” (Mat 5:14). Maka Gereja harus menjadi seperti Kristus yang adalah Terang dunia (lih. Yoh 8:12), dan dengan demikian Kristus tidak menghendakinya agar tersembunyi/ tidak kelihatan, tetapi justru agar seperti terang, yang pasti terlihat cahayanya, agar menerangi dunia, dan dengan demikian orang yang melihatnya memuliakan Allah (lih. Mat 5:14-16).
3. Gereja-gereja berdiri sendiri-sendiri?
Jika kita membaca tulisan para Bapa Gereja, kita akan mengetahui bahwa tidak benar bahwa gereja di seluruh dunia berdiri sendiri-sendiri. Pada awalnya Gereja- gereja ini didirikan oleh para Rasul, dan para Rasul menganggap Rasul Petrus sebagai pemimpin mereka, sebagaimana telah dikehendaki oleh Kristus (lih. Mat 16:17-19, Luk 22:32), sebab Kristus menginginkan agar semua rasul-Nya dan semua orang yang percaya karena pemberitaan mereka, dapat menjadi satu (lih. Yoh 17:21). Itulah sebabnya secara eksplisit Kristus menyebutkan bahwa Ia mendirikan Gereja-Nya di atas Rasul Petrus. Jika tidak ada maksud menjadikan Petrus sebagai pemimpin Gereja-Nya, Ia tidak perlu menyebutkan secara khusus tentang hal ini.
4. Perpecahan Gereja timbul karena Uskup Roma memproklamirkan diri sebagai Paus?
Sejarah Gereja menyampaikan fakta bahwa tidak demikian halnya. Sepertihalnya Rasul Petrus yang tampil sebagai pemimpin yang memutuskan perlu atau tidaknya sunat bagi umat Kristen non- Yahudi (lih. Kis 15), demikian pula para penerus Rasul Petrus mempunyai peran dan tugas yang sama. Di abad-abad awal, jika terjadi perselisihan ataupun adanya ajaran sesat dalam Gereja, Uskup Romalah (selaku penerus Rasul Petrus) yang bertindak sebagai pemimpin yang mendamaikan perselisihan tersebut; dan meluruskan/ menegaskan kembali ajaran yang benar, jika terjadi adanya ajaran-ajaran sesat yang mengancam kehidupan umat Kristen. Silakan membaca beberapa contohnya di artikel ini:
Keutamaan Petrus: Menurut Dokumen Awal Gereja
Keutamaan Petrus: Dalam Gereja di Lima Abad Pertama
Maka tidak benar jika dikatakan karena ada Paus maka terjadi perpecahan. Perpecahan dalam Gereja disebabkan karena adanya sekelompok orang yang memisahkan diri dari kesatuan dengan Gereja Katolik. Walaupun memang dalam sejarah kita melihat adanya faktor- faktor kekerasan hati manusia dari pihak-pihak yang terlibat, yang mengakibatkan perpecahan ini; namun tidak dapat dikatakan bahwa karena adanya Paus-lah maka terjadi perpecahan. Sebab faktanya, gereja tanpa pemimpin yang mempunyai otoritas yang dari Kristus, akan terpecah belah dengan sendirinya, dan inilah yang terjadi pada gereja-gereja Kristen non- Katolik yang jumlahnya mencapai 28,000 denominasi. Agaknya firman Kristus ini dapat menjadi permenungan, “…Siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan…./ “…he who does not gather with Me, scatters.” (Mat 12:30)
5. Ajaran Gereja Katolik menurut sejarah (menurut catatan Anda)
Saya tidak tahu dari mana sumbernya Anda menuliskan daftar ini. Namun dari daftar yang Anda sebutkan itu nampaklah bahwa Anda tidak memahami prinsip ajaran Gereja Katolik, sebab: 1) Jika baru disebutkan definisi suatu ajaran pada tahun tertentu bukan berarti bahwa sebelumnya ajaran itu tidak diimani. Pengumuman suatu definisi ajaran dimaksudkan untuk menegaskan kembali apa yang sudah diimani Gereja, dan umumnya sekaligus untuk menyatakan juga ajaran-ajaran mana yang menyimpang dari ajaran tersebut. 2) Dalam Gereja Katolik ada ajaran yang merupakan ajaran iman dan moral yang sifatnya dogmatik, namun ada pula yang tidak, dan dengan demikian terdapat tingkatan dalam ajaran-ajaran tersebut.
Berikut ini saya menanggapi pertanyaan Anda (yang saya beri warna biru):
1. Tahun 300, Menetapkan tanda salib? Hal Tanda Salib merupakan tradisi cara berdoa yang didasari atas iman akan Kristus yang telah wafat di salib. Hal tanda salib ini sudah lama hidup di dalam jemaat, dan bukan baru tahun 300.
2. Tahun 300, Berdoa bagi orang mati? Berdoa bagi orang-orang yang sudah wafat, ini juga sudah lama dilakukan oleh Gereja (bukan baru pada tahun 300), dan bahkan dilakukan oleh Tuhan Yesus dan para rasul sendiri, karena hal ini dituliskan di kitab 2Mak 12: 38-45, sedangkan kitab Makabe sendiri termasuk dalam kitab-kitab Septuaginta, yaitu Kitab Suci yang dipergunakan oleh Kristus dan para Rasul.
3. Tahun 320, Menetapkan penyalaan lilin? Hal penyalaan lilin bukan ajaran iman ataupun moral dan bukan merupakan bagian dari Tradisi Suci (pengajaran lisan Kristus dan para rasul). Ini hanya tradisi/ kebiasaan umat beriman yang mungkin lebih berkaitan dengan kebiasaan jemaat yang di abad- abad awal merayakan Ekaristi di bawah tanah (katakomba) karena menghindari pengejaran/ penganiayaan penguasa; dan hal ini dilanjutkan karena sesuai dengan simbol Kristus sendiri dan para murid Kristus, sebagai terang dunia.
4. Tahun 375, Membuat patung malaikat dan orang kudus yang telah meninggal dan menyembah mereka? Membuat patung malaikat dan orang kudus tidak sama dengan menyembah mereka. Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan umatnya menyembah patung. Tentang hal patung sudah pernah dibahas di sini, silakan klik dan di sini.
5. Tahun 394, Menetapkan setiap hari melaksanakan misa? Penetapan setiap hari Misa bukan merupakan ajaran baru. Sebab hal perayaan Ekaristi (pengajaran, persekutuan, memecah roti dan berdoa) itu sudah dilakukan dengan tekun oleh para murid (lih. Kis 2:42).
6. Tahun 481, Mulai meninggikan Maria dengan sebutan Bunda Allah? Ini keliru. Maria sudah disebut sebagai Bunda Allah/ ibu Tuhan dalam Kitab Suci (lih. Luk 1:43). Dasar ajaran mengapa Maria disebut Bunda Allah, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik. Di sana terlihat bahwa doktrin itu sudah jauh diimani Gereja sebelum Konsili Efesus (di tahun 431).
7. Tahun 526, Upacara pengurapan minyak pada orang menjelang kematiannya? Ini keliru. Sebab pengurapan minyak pada orang sakit sudah dilakukan Gereja sejak zaman para rasul dan sebagaimana dicatat dalam Kitab Suci, Yak 5:14.
8. Tahun 593, Gregory I mengemukakan teory purgatory? Ini juga keliru. Dasar ajaran tentang Purgatorium/ Api Penyucian adalah dari Kitab Suci dan Tradisi Suci sebagaimana diajarkan oleh para Bapa Gereja, yang sudah ada sebelum abad ke-6; tentang ini sudah pernah ditulis di sini, silakan klik.
9. Tahun 600, Berdoa kepada Maria, para orang kudus yang telah meninggal? Ini tidak benar. Ajaran tentang persekutuan orang kudus yang tak terpisahkan oleh maut, dasarnya adalah dari Kitab Suci, dan hal ini sudah diimani oleh para jemaat perdana, sebagaimana pernah dibahas di sini, silakan klik. Lagipula, umat Katolik tidak berdoa kepada orang kudus (seperti berdoa kepada Allah) namun memohon dukungan doa para orang kudus. Tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
10. Tahun 607-610, Boniface III adalah orang pertama yang disebut sebagai Paus? Paus itu artinya Papa (Bapa/ Father), di sini konteksnya adalah bapa pemimpin Gereja. Kepemimpinan Gereja sudah ada sejak Rasul Petrus, sehingga Petrus adalah Paus yang pertama. Bahwa istilah “Paus” itu baru digunakan abad-abad kemudian sebagai sebutan pemimpin tertinggi Gereja di dunia, tidak mengubah maksud/ artinya, bahwa bapa pemimpin Gereja sudah ada sejak zaman Rasul Petrus.
11. Tahun 709, Mencium kaki Paus? Ini bukan ajaran Gereja. Jika dilakukan, itu adalah ungkapan hormat. Paus Yohanes Paulus II mempunyai kebiasaan mencuci kaki para imam/ uskup tertentu dan mencium kaki mereka pada saat perayaan Misa Kamis Putih. Tetapi ini juga bukan ajaran, namun hanya ungkapan kasih yang tulus, seperti dahulu Kristus mencuci kaki para rasul pada saat Perjamuan Terakhir.
12. Tahun 786, Menghormati kayu salib, lukisan dan benda-benda peninggalan para orang kudus? Tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik. Menghormati kayu salib, bukan ajaran dogmatik. Penghormatan salib dan peninggalan para orang kudus merupakan penghormatan dulia relatif, silakan membaca pengertiannya di sini, silakan klik.
13. Tahun 850, Penyediaan air kudus: percampuran garam dan air yang dilakukan oleh imam? Pemberkatan air kudus dari air yang dibubuhi sedikit garam itu dasarnya dari Kitab Suci, yaitu saat Allah menyuruh Nabi Elisa untuk mencampurkan sedikit garam ke air sungai, untuk menjadikan air itu menjadi air yang menyembuhkan penyakit (lih. 2 Raj 2:21).
14. Tahun 890, Menghormati Santo Yusuf (ayah tiri Tuhan YESUS). Jika kita boleh menghormati ayah kita sendiri dan ayah angkat kita (bagi yang mempunyai ayah angkat), maka tentu kita boleh menghormati ayah angkat Yesus. Penghormatan kepada St. Yusuf ini juga sudah lama dilakukan Gereja. St. Jerome/ Hieronimus (347-420) sudah menuliskan tentang penghormatan kepada St. Yusuf, yang juga disebutnya sebagai perawan yang artinya seseorang yang menjaga kemurnian tubuhnya (chaste)
15. Tahun 995, Paus Yohanes XV untuk pertama kalinya ditetapkan sebagai orang kudus yang telah meninggal. Hal ini tidak benar, sebab Tradisi menghormati orang- orang kudus sudah dimulai sejak abad pertama, yaitu saat jemaat mulai menghormati para rasul, martir (orang- orang kudus yang dibunuh karena iman mereka), dan para orang kudus lainnya, terutama Bunda Maria. Sudah ada banyak Paus sebelum Paus Yohanes XV yang wafat sebagai martir dan telah dihormati sebagai orang kudus.
16. Tahun 1079, Mengumumkan sistem membujang (selibat) bagi imam. Hal selibat para imam sudah ditetapkan sejak abad-abad awal. Hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik, lihat di bawah subjudul Kenapa Imam Tidak Menikah.
17. Tahun 1190, Penjualan surat pengampunan dosa. Ini tidak benar. Hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
18. Abad ke-12, Peter Lombard menetapkan 7 sakramen kudus. Tidak benar. Dasar ketujuh sakramen adalah pengajaran Kristus dan para rasul. Silakan membaca di situs ini tentang ketujuh sakramen, dan di sana disebutkan ayat- ayat Kitab Suci yang mendukungnya.
19. Tahun 1215, Innocentius III menetapkan teori Transubstansiasi. Istilah “transubstansiasi” memang mungkin baru digunakan di abad 12 (pertama kali oleh Uskup Agung Hildebert de Lavardin, dan kemudian resmi diajarkan di Konsili Lateran 1215) tetapi pengertiannya bahwa roti dan anggur itu setelah melalui perkataan Yesus (yang disebut konsekrasi) oleh kuasa Roh Kudus diubah menjadi Tubuh dan Darah Yesus, itu sudah dicatat di dalam Kitab Suci (Mat 26:26-29; Mrk 14:22-25; Luk 22:15-20; 1Kor 11:23-25).
20. Tahun 1215, Paus Innocentius III menetapkan para imam mewakili Allah untuk mendengarkan pengakuan dosa orang. Sakramen Pengakuan Dosa sudah diterapkan sejak jemaat awal, sebagaimana pernah dibahas di sini, silakan klik, lihat di subjudul Bukti Sakramen Pengakuan Dosa dari Bapa Gereja.
21. Tahun 1220, Hororius III mengumumkan penghormatan air kudus. Saya tidak memahami maksud Anda di sini. Sebab menurut pengetahuan saya Gereja Katolik tidak menghormati air/ air kudus. Sejauh informasi yang saya ketahui tentang Paus Honorius III (bukan Hororius) tidak tertulis informasi tentang bahwa ia mengumumkan soal penghormatan air kudus.
22. Tahun 1229, Konsili Valencia menetapkan larangan bagi kaum awam membaca Alkitab. Ini keliru. Tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
23. Tahun 1251, Simon Stock dari Inggris memugar kuburan-kuburan orang kudus (Scapular-kuburan KRISTUS). Bukan merupakan hal yang salah dengan memugar kuburan.
24. Tahun 1439, Konsili Florence menetapkan doktrin Purgatory. Dasar ajaran tentang Purgatory/ Api Penyucian adalah Kitab Suci dan Tradisi Suci dan ini sudah lama diimani Gereja, bukan hanya baru pada tahun 1439. Tentang hal ini silakan klik.
25. Tahun 1545, Konsili Trent mengumumkan tradisi gereja mempunyai otor?p=itas yang setara dengan Alkitab. Yang mengajarkan bahwa Tradisi Suci (yaitu ajaran lisan dari Kristus dan para rasul) adalah Kitab Suci, sebagaimana disebutkan dalam 2Tes 2:15. Konsili Trent hanya menegaskannya kembali saja.
26. Tahun 1546, Konsili Trent menetapkan Deuterokanonika sebagai bagian dari Alkitab. Kitab-kitab Deuterokanonika sudah ada sejak Kitab Suci pertama ditetapkan dalam Kanon yang ditentukan oleh Paus Damasus I di tahun 382. Silakan membaca tentang asal usul Kitab Suci di sini, silakan klik, dan tentang Kitab-kitab Deuterokanonika, silakan klik di?p= sini.
27. Tahun 1854, Paus Pius IX dengan resmi mengumumkan ajaran resmi dikandung tanpa dosa (Immaculate Conception of Mary). Dasar ajaran tentang Bunda Maria dikandung Tanpa noda adalah Kitab Suci dan Tradisi Suci, sebagaimana diajarkan oleh para Bapa Gereja, dan telah lama diimani oleh Gereja. Tahun 1854 itu hanya merupakan penegasan kembali tentang ajaran itu. Tentang dasar ajaran ini, silakan membaca di sini, silakan klik.
28. Tahun 1870, Konsili Vatikan mengumumkan ajaran ketidaksalahan Paus dalam iman kepercayaan dan hidup moral. Tentang infalibilitas Paus itu hanya terbatas jika Paus menyatakan ajaran tentang iman dan moral, dalam kapasitasnya sebagai penerus Rasul Petrus, dan jika ajaran ini berlaku untuk seluruh Gereja universal. Tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
29. Tahun 1950, Paus Pius XI mengumumkan Maria naik ke surga. Pernyataan ini salah. Gereja Katolik tidak mengajarkan bahwa Maria naik ke surga, tetapi bahwa Bunda Maria diangkat oleh Allah ke surga. Dasarnya sudah pernah dipaparkan di sini, silakan klik. Tahun 1950 hanya merupakan tahun ditegaskannya kembali dan disampaikan penjelasannya secara definitif, namun bukan baru pada saat itu ajaran tersebut diajarkan. Perlu diketahui bahwa ada perbedaan yang besar antara ‘naik ke surga’ dengan ‘diangkat ke surga’; sebab keadaan yang pertama terjadi atas kuasanya sendiri sedangkan yang kedua hanya atas kuasa Allah. Maka yang naik ke surga adalah Tuhan Yesus, sedangkan Bunda Maria tidak ‘naik’ ke surga tetapi ‘diangkat’ ke surga oleh Allah.
30. Tahun 1965, Paus Paulus VI mengumumkan Maria sebagai Ibu gereja. Yang memberikan Bunda Maria agar menjadi ibu dari para murid-Nya adalah Kristus sendiri (lih. Yoh 19:26-27). Maka sudah sejak awal mula Bunda Maria memang berperan sebagai ibu bagi Gereja (jemaat). Bahkan para pendiri Gereja Protestan juga mengajarkan bahwa Bunda Maria adalah Bunda Gereja. Tentang dasar ajaran Bunda Maria sebagai Bunda Gereja, silakan klik di sini.
Jadi nampaknya Anda salah paham di sini. Sebab yang terjadi dalam sejarah Gereja Katolik adalah apa yang disebut perkembangan ajaran (development of doctrine) dari suatu ajaran yang sudah ada, yang ditegaskan kembali dengan rumusan yang lebih lengkap; namun bukan merupakan penambahan ataupun perubahan doktrin.
6. Gereja Rasuli adalah Gereja Reformasi abad ke 16?
Atas dasar apa Anda berpandangan seperti ini, dan Gereja Reformasi yang mana yang dimaksud di sini? Sebab Gereja Reformasi itu malah menghapuskan ataupun mengubah apa yang telah ada sejak awal mula diajarkan oleh para rasul dan diimani oleh Gereja, seperti: Perjamuan Ekaristi dimana Kristus sungguh hadir dan bukan hanya sekedar simbol, persekutuan orang kudus yang tak terputus oleh maut, kepemimpinan Rasul Petrus dan para penerusnya, dst.
Setelah abad ke-16 malah terjadi beribu-ribu denominasi yang mengajarkan ajaran yang berbeda- beda, sehingga tidak dapatlah dikatakan bahwa gereja- gereja reformasi itu mempertahankan keseluruhan ajaran para Rasul. Prinsip “hanya Kitab Suci saja” (Sola Scriptura) sebagai dasar iman itu malah tidak diajarkan oleh para rasul dan tidak diajarkan dalam Kitab Suci. Tentang hal ini sudah pernah diulas di sini, silakan klik.
7. Petrus pendiri Gereja Katolik?
Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan demikian, dan kami di Katolisitas juga tidak pernah menuliskan demikian. Gereja didirikan oleh Kristus, namun Kristus mengatakan bahwa Gereja-Nya ini didirikan di atas Rasul Petrus (lih. Mat 16:17-19), dan bahwa tugas kepemimpinan Gereja-Nya diberikan kepada Petrus (lih. Yoh 21:15-17). Demikian juga, istilah yang digunakan dalam Yoh 21:16, “Gembalakanlah [pomaine] domba-domba-Ku” artinya mengatur.
Maka tidak benar jika dikatakan sistem kepemimpinan/ kepausan tidak didirikan oleh Kristus. Yang mengangkat Petrus adalah Kristus sendiri, dan ini dicatat di dalam Kitab Suci, sebagaimana disebutkan di atas Tentang Keutamaan Petrus menurut Kitab Suci, silakan klik di sini; tentang Petros dan Petra, silakan klik; tentang kunci-kunci Kerajaan Surga, klik di sini. Setelah Petrus, kepemimpinan dilanjutkan oleh Linus, dan ini dicatat oleh tulisan para Bapa Gereja, antara lain oleh Tertulian dalam Adversus Marcionem, sebagaimana telah diulas di sini, silakan klik; yang mengindikasikan bahwa Linus menerima kursi kepemimpinannya dari Petrus di mana Rasul Petrus sendiri telah duduk.
Yang mendirikan Gereja di Roma adalah Rasul Petrus dan Paulus, ini pernah diulas di sini, silakan klik.
Petrus memang menikah, namun setelah mengikuti Kristus ia tidak lagi hidup sebagai suami istri dengan istrinya, melainkan sebagai saudara. St. Klemens dari Aleksandria (195) menulis tentang hal ini demikian, “Petrus dan Filipus mempunyai anak-anak, dan Filipus menyerahkan anak perempuannya untuk menikah. … Bagaimanapun juga, para rasul lainnya, dalam keselarasan dengan pelayanan mereka yang khusus, mempersembahkan diri mereka sepenuhnya untuk mengabarkan Injil tanpa ada pengalih-perhatian dalam bentuk apapun. Pasangan hidup mereka turut pergi bersama-sama mereka dalam pelayanan, tetapi bukan sebagai isteri, melainkan sebagai saudara perempuan, supaya mereka bisa turut melayani dan mengabarkan Injil kepada para wanita dan ibu rumah tangga.” ((Terjemahan dari tulisan St. Clement of Alexandria, Ante Nicene Fathers 2:390-391 E))
Selanjutnya tentang keutamaan Rasul Petrus di antara para rasul lainnya, selain dapat dilihat melalui banyak ayat dalam Kitab Suci, dapat juga dibaca dari kesaksian para Bapa Gereja, di antaranya, tulisan St. Klemens dari Aleksandria, “Oleh karena itu, setelah mendengarkan perkataan itu, Rasul Petrus yang terberkati, yang terpilih dan yang utama, yang pertama dari para murid, yang hanya kepadanya Tuhan Yesus sendiri menghormatinya [Mat 17:27], dengan cepat menangkap dan memahami perkataan tersebut.” ((St. Clement of Alexandria, Who is the Rich Man that Shall be Saved? 21, ANF 2:597)) Demikian juga St. Cyprian dari Carthage, mengajarkan, “Memang para rasul yang lain ada di mana Petrus berada, namun keutamaan diberikan kepada Petrus, di mana sudah dinyatakan dengan jelas bahwa hanya ada satu Gereja dan satu kursi kepemimpinan…. Hanya ada satu Tuhan dan satu Kristus, dan satu Gereja dan satu kursi kepemimpinan yang didirikan di atas Petrus, oleh perkataan Tuhan Yesus. Tidaklah mungkin untuk membangun altar yang lain atau imamat yang lain di samping altar yang satu dan imamat yang satu itu. Siapapun yang berkumpul di luar kesatuan itu, akan tercerai berai.” ((St. Cyprian, Letter of Cyprian to All His People [43 (40),5] in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:229)). St. Yohanes Krisostomus, juga mengajarkan hal serupa, “Petrus sendiri adalah pemimpin kepala para Rasul, yang pertama di dalam Gereja, sahabat Kristus, yang menerima wahyu bukan dari manusia tetapi dari Allah Bapa…” ((St. John Chrysostom, Homily 3 de Poenit, 4, in Joseph Berrington and John Kirk, Faith of Catholics, (New York: F. Pustet & Co, 1900), 2:31))
8. Paulus tidak menafikan perpecahan?
Anda mengatakan, “Pertama-tama Paulus sendiri tidak menafikan perpecahan kalau itu diperlukan!” lalu Anda mengutip ayat 1Kor 11:19.
Jika Rasul Paulus mengatakan demikian, itu disebabkan karena memang di jemaat di Korintus sudah terjadi perpecahan jemaat yang disebabkan bukan karena kehendak Allah tetapi karena kekerasan hati manusia. Maka karena kesombongan dan penyimpangan hati manusialah terjadi perpecahan ataupun ajaran yang menyimpang; namun demikian Allah tetap dapat bekerja dalam keadaan sedemikian untuk mendatangkan kebaikan, yaitu melalui keadaan tersebut Ia menyatakan orang- orang yang teguh beriman dan menjadikan iman mereka semakin kuat. Walaupun demikian, Kitab Suci tetap mengajarkan kepada kita, “Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.” (Mat 18:7). Dengan prinsip ini St. Agustinus mengajarkan, “Let us use heretics not so as to approve their errors, but to make us more wary and vigilant, and more strenuous in defending Catholic doctrine against their deceits.” Terjemahannya: “Mari kita menggunakan para heretik itu bukan untuk menyetujui kesalahan-kesalahan mereka, tetapi untuk membuat kita menjadi semakin waspada dan berjaga, dan semakit kuat dalam mempertahankan ajaran Katolik melawan penyimpangan-penyimpangan mereka.” ((St. Augustine, chap. viii. De vera relig.))
9. Kitab Suci yang tertinggi dan satu-satunya otoritas tertinggi?
Fakta menunjukkan tidak demikian, sebab Sola Scriptura (Kitab Suci saja) tidak diajarkan dalam Kitab Suci itu sendiri. Tentang hal ini sudah pernah dibahas, silakan klik.
10. Gereja adalah manusianya dan bukan gedung, organisasi, institusi, hirarki, sakramen, dst?
Gereja memang bukan hanya gedung. Gereja (ekklesia) adalah jemaat, yang punya dimensi ilahi dan manusiawi. Di antara jemaat ini, ada orang- orang tertentu yang berperan sebagai pemimpin; seperti halnya pada saat zaman Kristus sendiri. Fakta bahwa Yesus menghendaki hirarki dalam Gereja-Nya nyata bahwa dalam karya-Nya Ia memilih 12 rasul (Mat 4:18-22; Mrk 1:16-20; Luk 5:1-11) dan juga kemudian ke 70 murid (Luk 10:1). Jika Kristus tidak menghendaki semacam susunan dalam jemaat, tentu Ia tidak perlu memilih mereka- mereka ini. Maka, adanya susunan hirarki dalam Gereja justru terbentuk sesuai dengan kehendak Kristus, yang mendirikan Gereja-Nya di atas Rasul Petrus (lih. Mat 16:18). Seseorang yang dengan tekun membaca Kitab Suci akan menemukan banyaknya ayat dalam Kitab Suci yang menunjukkan keutamaan rasul Petrus jika dibandingkan dengan rasul- rasul lainnya, seperti pernah secara khusus dibahas di artikel ini, silakan klik. Di dalam konsili Yerusalem (49-50) pada saat terjadi konflik jemaat tentang masalah sunat; Rasul Petruslah yang membuat keputusan; walaupun kemudian Rasul Yakobus yang berbicara dalam khotbah penutup. Maka walau benar semua rasul dan penatua yang melayani dalam sidang itu, namun di dalam sidang itu tetap berdiri seorang pemimpin yang memutuskan, terutama jika terjadi konflik ataupun perbedaan pandangan, dan peran ini dilaksanakan oleh Rasul Petrus dan selanjutnya oleh para penerusnya. Keutamaan Uskup Roma/ Paus (penerus Rasul Petrus) juga secara khusus nampak pada surat St. Klemens yang ditujukan kepada jemaat di Korintus untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di sana, seperti pernah dibahas di sini, silakan klik.
Maka hal kepemimpinan dalam Gereja juga diajarkan oleh Kristus. Selanjutnya tentang asal usul hirarki dalam Gereja, klik di sini. Walaupun demikian Anda benar, bahwa Gereja bukan semata organisasi ataupun hirarki, sebab Gereja juga adalah Persatuan dengan Kristus, yaitu sebagai Tubuh Mistik Kristus dan Mempelai Kristus (lih. Ef 5:22-33). Selain itu, Gereja adalah Sakramen keselamatan, artinya sarana untuk menuju kepada keselamatan; Gereja juga adalah pewarta Kabar Gembira, dan pelayan Kristus. Jadi Gereja itu mencakup tujuan keselamatan, dan sekaligus sarana untuk mencapai keselamatan itu.
11. Cikal bakal Gereja berpusat di Yerusalem?
Gereja pertama memang resmi berdiri di Yerusalem, pada saat Pentakosta. Namun adalah kehendak dan perintah Yesus agar para murid mewartakan Kabar Gembira ke seluruh dunia (lih. Kis 1:8). Oleh karena itu Rasul Petrus dan Paulus menuju Roma, yang adalah pusat dunia saat itu, untuk mendirikan Gereja di sana; dan Gereja itulah yang tetap eksis sampai sekarang, yang memimpin Gereja Katolik di seluruh dunia.
12. Gereja Roma Katolik adalah gereja lokal?
Dengan demikian anggapan Anda bahwa Gereja Katolik yang berpusat di Roma adalah gereja lokal adalah anggapan yang keliru. Silakan Anda membaca tentang keutamaan Gereja Roma, yang jelas dituliskan dalam dokumen awal Gereja, silakan klik; dan catatan para Bapa Gereja di lima abad pertama, silakan klik. Di sana nampak bahwa Gereja Roma bukan gereja lokal, sebab Gereja-gereja lain di seluruh dunia mengakui kepemimpinan Gereja Roma di bahwa pimpinan bapa Paus.
13. Sejarah jabatan gerejawi
Anda benar bahwa urutan kepemimpinan Gereja adalah diakon, presbiter (imam) dan uskup. Selain hal tersebut dicatat dalam Kitab Suci (yang ayat-ayatnya telah Anda sebutkan). Hal hirarki dalam Gereja merupakan kehendak dari Kristus sendiri dan sejak abad awal telah ada dalam Gereja, dan ini tercatat dalam tulisan para Bapa Gereja, terutama oleh St. Ignatius dari Antiokhia (110) dan St. Klemens dari Aleksandria (150-215), sebagaimana dijabarkan di sini, silakan klik.
Namun demikian sudah sejak awal Gereja Roma memegang kepemimpinan dari seluruh Gereja lokal yang dipimpin oleh uskup ataupun patriarkh, sebagaimana telah disebutkan di atas. Maka tidak benar bahwa sistem kepemimpinan kepausan baru dimulai di abad ke-4, seperti yang Anda tuliskan. Sebutan Paus (papa) sesungguhnya dulu mempunyai arti yang lebih luas. Di Gereja Timur digunakan sebagai sebutan imam. Namun di Gereja Barat, sejak awalnya digunakan untuk sebutan Uskup ((Tertullian, “De Pud.”, xiii)). Walaupun benar bahwa kemungkinan di abad ke-4 istilah Paus digunakan untuk sebutan Uskup Roma (Paus Siricius 398), namun sistem kepemimpinan Gereja Roma sudah ada sejak abad pertama dan istilah tersebut tidak bertentangan dengan Kitab Suci. Rasul Paulus menyebutkan dirinya sebagai bapa bagi umat di Korintus (1 Kor 4:15) dan bapa rohani bagi Timotius (1 Tim 1:2, 2 Tim 1:2), dan bagi Titus (Tit 1:4). Maka sebagai menerus Rasul (yaitu Rasul Petrus), Paus juga mempunyai peran sebagai bapa bagi umat beriman, sebagaimana Rasul Paulus kepada umat di Korintus.
Selanjutnya, kepemimpinan Paus Leo I Agung (440-461) adalah karena ia merupakan Paus yang cukup tegas dalam menolak ajaran- ajaran sesat yang berkembang pada saat itu yaitu ajaran Pelagianisme, Manichaeisme yang saat itu diajarkan oleh kaum Vandals, dan juga Nestorianisme dan Monophysitisme. Ajarannya yang terkenal adalah the Tome of Leo, yang terjemahannya ada di sini, silakan klik. Maka kepemimpinan Paus Leo sebagai penerus Rasul Petrus adalah dalam kapasitasnya sebagai pengajar iman, yang dengan setia mengajarkan apa yang diajarkan oleh para Rasul. Yang meneguhkan bahwa Paus Leo sebagai penerus Rasul Petrus adalah para Uskup yang hadir (sekitar 600 orang dan hampir semua adalah perwakilan dari Gereja- gereja Timur) dalam Konsili Kalsedon (451). Silakan membaca lebih lanjut di link ini tentang pernyataan Konsili Kalsedon tersebut, silakan klik.
Jadi anggapan Anda, “Sudah tentu klaim sepihak bishop Roma ini ditolak mentah mentah oleh Bishop penting lainnya yang berada di Timur seperti Yerusalem, Konstantinopel, Alexandria dan Antiokia,” tidaklah benar.
Sedangkan kepemimpinan Paus Gregorius I Agung (540-604) nyata karena pengajarannya tentang prinsip- prinsip tugas penggembalaan para uskup dan imam, yang mengajarkan sifat kebapaan, yang ia sendiri lakukan dalam kehidupannya sebagai pemimpin. Maka istilah “holy father” yang mulai dikenal untuk ditujukan kepada Paus, itu didasari atas ajaran bahwa Paus dalam tugasnya sebagai gembala umat, melakukan tugas kebapaan, dan mengambil bagian dalam peran kebapaan Allah. Hal ini tidaklah bertentangan dengan Kitab Suci, dan tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
Tentang permasalahan antara Paus Gregorius I dengan Yohanes IV (John IV the Faster) pemuka Gereja Konstantinopel, silakan membaca di sini, silakan klik.
14. Sepak terjang Paus Roma sejak abad ke-7
1) Tentang Perang Salib, silakan membaca di artikel ini, yaitu di point 18, silakan klik
2) Tentang Tiara
Tiara adalah mahkota yang digunakan para Paus kemungkinan sejak abad ke-8, sampai abad ke 20. Sejak 1143 sampai 1963, tiara dipasangkan ke kepala Paus pada saat penobatannya menjadi Paus. Tiara yang juga menunjukkan adanya tiga tingkat mahkota merupakan simbol tiga misi Kristus yang tak terpisahkan, yaitu sebagai Imam, Nabi dan Raja. Namun demikian sering makna itu disalahartikan menjadi semacam lambang kekuasaan, sehingga bahkan ada banyak orang menyangka bahwa tiara adalah tanda Paus yang gila hormat, sebagaimana yang Anda kutip.
Kemungkinan untuk menepis kesalahpahaman ini, maka Paus Paulus VI meninggalkan kebiasaan penggunaan tiaranya setelah Konsili Vatikan II dan secara simbolis meletakkannya di altar Basilika St. Petrus, dan menyumbangkan nilai harganya kepada kaum miskin. Penerus Paus Paulus VI, Paus Yohanes Paulus I, memutuskan untuk tidak mengadakan upacara pemberian mahkota/ tiara tersebut, dan menggantikannya dengan upacara Inagurasi Pontifikat Tertinggi. Setelah Yohanes Paulus I wafat dan Paus Yohanes Paulus II menggantikannya, ia juga tidak menggunakan tiara itu. Paus Yohanes Paulus II mengatakan:
“Paus terakhir yang dimahkotai adalah Paus Paulus VI di tahun 1963, tetapi setelah upacara pemahkotaan yang agung itu ia tidak pernah menggunakan tiara itu lagi dan meninggalkan kebebasan kepada para Penerusnya untuk memutuskan tentang hal ini. Paus Yohanes Paulus I, yang kenangannya masih sangat jelas di hati kita, tidak menginginkan tiara tersebut; demikian juga Penerusnya [yaitu Paus Yohanes Paulus II] sekarang ini. Ini bukanlah waktu untuk kembali ke suatu upacara dan suatu obyek/ benda yang dianggap, secara salah, sebagai simbol kekuasaan dunia para Paus. Zaman kita ini memanggil kita, mendesak kita, mewajibkan kita untuk memandang kepada Tuhan dan menenggelamkan kita di dalam kerendahan hati dan permenungan yang khusuk akan misteri kuasa yang tertinggi dari Kristus sendiri.” ((Homily of His Holiness John Paul II for the inauguration of his pontificate, 4))
3) Tentang Inkuisisi sudah pernah dibahas di artikel ini, lihat point 19, silakan klik.
4) Tentang Infalibilitas, sudah pernah dibahas di artikel ini, yaitu di point 1, silakan klik.
Jika dipahami makna infalibilitas dan persyaratannya, maka hal ini tidak ada kaitannya dengan ambisi kuasa Kepausan. Ajaran tentang jaminan bahwa Kristus akan menyertai Petrus dalam memimpin Gereja-Nya, dengan memberinya kuasa mengajar kepadanya, itu sudah diajarkan dalam Kitab Suci (lih. Mat 16:17-19). Maka memang bukan Petrus yang mengklaim dirinya mempunyai kuasa ini, namun Kristus yang memberikan kuasa ini kepadanya, dan Konsili Vatikan I hanya menegaskan kembali pengajaran Kristus ini.
Selanjutnya, tentang tanggapan kami tentang tuduhan Babel besar atau Pelacur Babilon (the Whore of Babylon) y?p=ang sering ditujukan kepada Gereja Katolik, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
5) Tentang tanggapan tentang keberatan akan beberapa Paus, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik. Gereja Katolik tidak menutup-nutupi jika dahulu memang ada para Paus yang hidupnya tidak sesuai dengan panggilannya sebagai penerus Rasul Petrus.
Namun bagi saya, walaupun sejarah mencatat beberapa Paus yang kontroversial, itu tidak menggoyahkan iman saya, dan malah sebaliknya, makin meyakinkan saya akan janji kesetiaan Kristus untuk menyertai Gereja-Nya sampai akhir jaman (Mat 28:20). Sebab jika hal itu terjadi pada organisasi manusia, maka organisasi itu sudah bubar sejak lama. Namun karena Kristus menjaganya dengan Roh Kudus-Nya, maka Gereja Katolik tetap eksis sampai sekarang.
6) Tentang Why 2:2, yang Anda jadikan dasar untuk mengingatkan kami, berbunyi demikian:
“Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.”
Ayat ini ditujukan oleh Rasul Yohanes kepada jemaat di Efesus, yang dipuji ketekunannya oleh Rasul Yohanes untuk menolak para rasul yang palsu (false apostles). Yang dimaksud rasul palsu di sini pada saat itu adalah kaum Nicolaites, yaitu sekte sesat yang berkembang di Efesus. Namun jika ayat ini ingin dihubungkan dengan keadaan jemaat saat ini, maka peringatan dari Rasul Yohanes ini sama- sama ditujukan kepada Anda dan saya, dan semua umat Kristen lainnya; jadi bukan hanya kepada umat Katolik saja. Ayat ini mengingatkan kita agar tekun menolak ajaran- ajaran yang bukan berasal dari para rasul. Maka penting di sini kita mengetahui terlebih dahulu apakah ajaran para rasul yang sesungguhnya, sehingga kita dapat menolak ajaran lain yang menyimpang. Umat Katolik percaya bahwa ajaran yang diajarkan oleh Gereja Katolik adalah ajaran yang berasal dari para Rasul, yang telah dengan setia diturunkan oleh para penerus mereka.
Demikianlah tanggapan yang dapat saya sampaikan tentang pernyataan Anda. Untuk selanjutnya, jika Anda ingin melanjutkan dialog, pilihlah satu topik saja, sehingga pembahasan dapat menjadi lebih fokus. Silakan membaca terlebih dahulu ulasan tentang topik yang terkait, agar tidak terjadi pengulangan pertanyaan dan pembahasan, karena sebagian besar topik yang menjadi keberatan Anda sudah pernah dibahas di situs ini. Bagi saya, dengan membaca pernyataan Anda, saya semakin menyadari bahwa memang terdapat banyak kesalahpahaman dari saudara-saudari non- Katolik, akan apa yang mereka pandang sebagai ajaran Gereja Katolik (padahal sesungguhnya ajarannya tidak demikian). Dengan menanggapi kesalahpahaman itulah saya belajar, dan bahkan saya menjadi semakin mantap dengan ajaran iman Katolik. Untuk itu, malah saya berterima kasih kepada Anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
shalom,
Dear Tim katolisitas,
saya ingin bertanya,
Tuhan Yesus mendirikan Gereja yang satu, Gereja yang dibangun diatas Rasul Petrus apakah itu sama artinya dengan Gereja yang meletakkan Kristus Yesus sebagai Kepala Gereja?
terimakasih atas responnya, Tuhan Yesus memberkati.
Shalom Uli,
Pertama-tama, mohon dipahami bahwa para Rasul, termasuk Rasul Petrus, itu adalah “kawan sekerja Allah” (1 Kor 3:9). Dengan pemahaman ini kita tidak akan curiga dan menuduh bahwa Rasul Petrus, atau para rasul lainnya, ataupun para orang kudus, itu mau menyaingi Allah atau menggeserkan peran Allah ataupun peran Kristus. Tentu saja tidak demikian. Kristus tetaplah adalah Kepala Gereja (lih. Kol 1:18) namun ini tidak menghalangi Dia untuk mendirikan Gereja-Nya di atas Rasul Petrus, sebagaimana dicatat dalam Mat 16:18-19. Sebab Kristus mengetahui bahwa akan ada saatnya bahwa Ia tak akan dapat hadir secara fisik di dunia seperti ketika Ia berada di tengah para Rasul selama 3 tahun itu. Sebagaimana pimpinan sekular di dunia saja tahu bagaimana menunjuk wakilnya jika ia bepergian/ tak hadir di tengah orang-orang yang dipimpinnya agar tidak terjadi kekacauan dan perpecahan di antara mereka, maka demikian pula Yesus. Maka kuasa kepemimpinan Petrus sama sekali tidak berdiri sendiri. Petrus hanya memperoleh kuasa memimpin Gereja dari Kristus Sang Kepala, dan Rasul Petrus (dan para penerusnya) itu hanya melaksanakannya. Itulah sebabnya dalam pengajaran mereka, para Paus selalu mengacu kepada pengajaran para pendahulu mereka, dan dengan demikian melestarikan apa yang telah diajarkan oleh para Rasul sejak awal mula Gereja.
Maka tak ada yang bertentangan dengan pendirian Gereja di atas Rasul Petrus, dengan Kristus sebagai Kepala Gereja.
Jika Anda tertarik untuk mempelajari keutamaan Rasul Petrus, menurut Kitab Suci dan fakta sejarah dalam Gereja, silakan membaca artikel seri berikut ini:
Keutamaan Petrus (1): Menurut Kitab Suci
Keutamaan Petrus (2): Bukti Sejarah tentang Keberadaan Petrus di Roma
Keutamaan Petrus (3): Tanggapan terhadap Mereka yang Menentang Keberadaan Petrus di Roma
Keutamaan Petrus (4): Menurut Dokumen Awal Gereja
Keutamaan Petrus (5): Dalam Gereja di Lima Abad Pertama
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Dear Ibu Ingrid,
terimakasih Ibu atas penjelasannya mengenai keutamaan Rasul Petrus.
dalam hal ini saya bukan meragukan tentang Gereja yang dibangun diatas Rasul Petrus oleh Yesus sendiri, tetapi yang saya maksud Gereja yang SATU itu (didirikan oleh Tuhan Yesus di atas Rasul Petrus) tentunya adalah Gereja yang meletakkan Tuhan Yesus sebagai kepala Gereja bukan?
kalau iya, tentu saja semua Gereja yang meletakkan KRISTUS sebagai kepalanya adalah gereja yang SATU itu hanya berbeda nama, berbeda tempat, dan berbeda tradisi/kebiasaan. Imannya tetap SATU yakni KRISTUS sang Kepala Gereja (pengakuan Imannya sama hanya berbeda susunan kalimatnya), ajarannya juga SATU Kasih dan Trinitas.
pendapat saya pribadi, Gereja itu tetap SATU (Gereja yang didirikan oleh Yesus diatas Rasul Petrus) walaupun sekarang banyak sekali nama, aliran, bahkan denominasi gereja itu hanya Fisiknya saja. karena kehakikian Gereja adalah Umat/Jemaat yang percaya dan mengakui Kristus Tuhan sebagai JuruSelamat.
memang tidak menutup kemungkinan banyaknya aliran2 sesat yang mengatasnamakan Gereja, mengatakan Tuhan Yesus adalah kepala Gerejanya tetapi jika itu tidak terpancar dalam kehidupan gerejanya maka kita dapat menilainya sendiri.
sama seperti apa yang saya pahami tentang Keselamatan, Keselamatan adalah murni kemurahan, kasih, dan anugrah Allah. tidak tergantung kepada seberapa banyaknya kita berbuat baik apalagi dengan sistem penghitungan Pahala. jadi dengan hanya MENGAKU, MENERIMA, dan PERCAYA jika KRISTUS adalah Juruselamat dengan segenap hatinya, segenap jiwanya dan seluruh akal budinya maka kita akan Selamat. satu Hal yang Perlu digarisbawahi orang Yang sudah MENGAKU, MENERIMA, dan PERCAYA jika KRISTUS adalah Juruselamat dengan segenap hatinya, segenap jiwanya dan seluruh akal budinya pasti dalam hidupnya selalu berbuahkan Kasih maka dia tidak akan lagi melakukan perbuatan2 jahat. Perbuatan baik yang dilakukannya adalah KASIH kepada Tuhan sebagai ungkapan Syukur atas Keselamatan yang sudah diterimanya.
jadi apabila ada orang yang MENGAKU Percaya KRISTUS tetapi tetap berbuat Jahat tentu saja pengakuan tersebut hanya dibibir saja dan apakah dia bisa Selamat? apakah kita termasuk orang yang sudah mengaku Percaya tetapi hanya dibibir saja atau sudah benar2 menerima dari hati dan memancarkan buah Keselamatan tersebut? mari kita renungkan sendiri dengan kejernihan hati & pikiran serta bimbingan Roh Kudus.
inti ajaran Kristen adalah Keselamatan berbuahkan Kebaikan,
dan bukan sebaliknya Kebaikan berbuahkan Keselamatan.
Dulu saat saya masih dalam tahap persiapan Pernikahan, seorang Teman bertanya nantinya kamu akan tetap menjadi Protestan atau menjadi Katolik?
saya mengatakan saya KRISTEN. Tujuan utama kita beragama apa? KESELAMATAN, dan keselamatan itu datangnya dari siapa? dari Kristus Tuhan atas Kasih, Kemurahan, dan Anugrah-Nya. di gereja Protestan maupun Gereja Katolik semuanya mengimani Kristus sebagai JuruSelamat (ibu Ingrid menyebut : saudara2 terkasih dalam Kristus) itu artinya disana ada Keselamatan bukan. jadi tidak ada masalah saya akan berada di Gereja mana.
Tujuan utama saya wara wiri di situs ini adalah untuk belajar dan mendengar pandangan2 Gereja Katolik, berkaitan dengan kerinduan saya untuk dapat berjalan dalam 1 gereja dengan suami (suami saya katolik) tetapi karena saya (bukan hendak angkuh/sombong) telah memahami Iman saya (bukan hanya di KTP saja) dan telah merasakan sendiri pertumbuhan Iman maka saya perlu untuk mendengar pandangan2 katolik terhadap ajaran dan kebenaran Protestan.
saya ucapkan terimakasih kepada Ibu Ingrid, Bapak David, Ibu Lisa, dan tim katolisitas yang lain atas post2nya (sebagai perwakilan dari gereja Protestan dan katolik) karena semakin membuka pandangan saya dan meneguhkan keyakinan saya bahwa dimanapun saya bergereja itu tetap GEREJA yang SATU. dan GEREJA yang SATU itu yang mengajarkan KESELAMATAN. disamping perbedaan2 yang ada ditiap gereja tetapi dasar utama tetap satu yakni INJIL terlepas dengan ada/tidaknya tambahan seperti Tradisi Suci/Magisterium yang semua tujuannya tetap sama mewartakan Keselamatan.
apalagi dengan Gereja Katolik mengakui sinar2 kebenaran dalam Gereja lain dan kesatuan Baptisan saya semakin kokoh. saya tidak mempertanyakan tentang sejarah2 gereja (karena saya Awam) dan saya rasa itu tidak mempengaruhi apa yang kita Imani (Kristus Tuhan) juga dengan ajaran2 tentang bunda Maria dan orang2 Kudus lain, karena dalam pengakuan kita juga menyatakan “percaya kepada persekutuan orang Kudus”. mengenai patung2 dan benda suci lainnya katolik sudah cukup jelas menyampaikan bahwa itu sama sekali tidak menggantikan Tuhan sebagai satu2nya Allah yang di sembah.
sekali lagi yang terpenting bagi saya adalah kebenaran Gereja yang SATU dan Keselamatan yang SATU.
mohon maaf kalo post ini sangan dangkal dan penuh pemahaman pribadi, tapi itulah yang ada dalam hati dan pikiran saya sebagai orang Kristen awam yang ingin fokus pada Keselamatan.
sekali lagi terimakasih Katolisitas,
salam kasih, Tuhan Yesus memberkati.
Shalom Uli,
Saya menghargai sikap Anda yang tidak meragukan bahwa Kristus telah mendirikan Gereja-Nya di atas Rasul Petrus. Sejujurnya, tidak semua dari umat Kristen non- Katolik yang dengan besar hati mengakui hal ini. Sebab penerimaan Anda bahwa Kristus memang telah mendirikan Gereja-Nya di atas Rasul Petrus, akan memudahkan Anda untuk menerima juga, bahwa adalah wajar dan semestinya bagi seseorang yang telah mengetahui kebenaran ini untuk bergabung sepenuhnya dengan Gereja yang didirikan oleh Kristus sendiri itu, yang sekarang ini ada dalam Gereja Katolik yang dipimpin oleh penerus Rasul Petrus.
Bahwa memang sekarang ada gereja-gereja lain yang juga sama-sama mengajarkan tentang Kristus dan hukum kasih, itu memang benar. Dan Gereja Katolik juga mengakui bahwa memang ada berkas kebenaran dalam gereja-gereja tersebut. Namun kepenuhan kebenaran tetap hanya ada di Gereja Katolik sebagai Gereja satu-satunya yang didirikan oleh Kristus. Gereja- gereja lain mempunyai pendirinya sendiri pada tahun sekian dan sekian, namun tidak didirikan oleh Kristus sendiri, sebagaimana dicatat dalam Injil Matius 16:18-19. Sebab kepada pribadi-pribadi para pendiri tersebut, Kristus tidak pernah menjanjikan hal seperti yang dijanjikan-Nya kepada Rasul Petrus. Maka apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik sebenarnya hanya melestarikan apa yang dikatakan oleh Kristus dalam Injil tersebut.
Bahwa Anda telah menerima buah dari iman Anda di gereja non-Katolik, itu memang dapat saja terjadi, sebab rahmat Allah dapat tetap bekerja di mana saja, seturut kehendak-Nya. Allah tidak menanggungkan kesalahan memisahkan diri dari kesatuan dengan Gereja Katolik, kepada mereka yang sedari lahirnya memang sudah dibesarkan dalam iman di gereja-gereja non-Katolik tersebut. Ini jelas disebutkan dalam dokumen Konsili Vatikan II, Unitatis Redintegratio 3,
“Dalam satu dan satu-satunya Gereja Allah itu sejak awal mula telah timbul berbagai perpecahan, yang oleh Rasul dikecam dengan tajam sebagai hal yang layak di hukum. Dalam abad-abad sesudahnya timbullah pertentangan-pertentangan yang lebih luas lingkupnya, dan jemaat-jemaat yang cukup besar terpisahkan dari persekutuan sepenuhnya dengan Gereja Katolik, yang seringnya karena kesalahan orang- orang di kedua belah pihak. Tetapi mereka, yang sekarang lahir dan di besarkan dalam iman akan Kristus di jemaat-jemaat itu, tidak dapat dipersalahkan dan dianggap berdosa karena memisahkan diri. Gereja Katolik merangkul mereka dengan sikap bersaudara penuh hormat dan cinta kasih. Sebab mereka itu, yang beriman akan Kristus dan dibaptis secara sah, berada dalam suatu persekutuan dengan Gereja Katolik, meskipun persekutuan ini tidak sempurna…. Oleh karena itu mereka memang dengan tepat menyandang nama Kristen, dan tepat pula oleh putera-puteri Gereja katolik diakui selaku saudara-saudari dalam Tuhan.”
Namun demikian, hal ini tetap tidak mengubah kenyataan bahwa kehendak Yesus sejak awalnya adalah mendirikan hanya satu Gereja, dan tak menghendaki Gereja-Nya terpecah-pecah oleh karena orang-orang tertentu yang karena tidak mau menerima secara penuh ajaran yang diberikan oleh para Rasul dan para penerus mereka, lalu melepaskan diri dari kesatuan dengan Gereja Katolik. Memang Kristus adalah Kepala Gereja, namun kepada para Rasul yang dikepalai oleh Rasul Petruslah, Ia mempercayakan pemberitaan Injil-Nya.
“Dan bukan untuk mereka [para Rasul] ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” (Yoh 17:20-21)
Maka di sini Kristus menghendaki agar kita, yang percaya kepada Kristus oleh pemberitaan para Rasul, menjadi satu. Ayat ini juga menyatakan bahwa kita percaya oleh karena pemberitaan para Rasul, dan dengan demikian, Ia menghendaki agar orang yang percaya kepada-Nya, berpegang kepada pengajaran para Rasul. Pengajaran para Rasul itulah yang terus menerus dipegang oleh Gereja Katolik, secara khusus kesatuan yang dikehendaki oleh Kristus, yang diwujudkan dengan sakramen pemersatu, yaitu Ekaristi, dan kepemimpinan Rasul Petrus, yang diberi tugas untuk menjaga kesatuan Gereja, dengan memberikan ajaran yang satu dan sama. Sebab jika kita melihat kepada sejarah Gereja, memang perbedaan ajaran-lah yang menjadi sebab perpecahan dalam Gereja. Mereka yang menginterpretasi Kitab Suci berbeda dengan ajaran para rasul itu memecahkan diri dari kesatuan dengan Gereja Katolik, dan mendirikan gereja mereka yang baru. Atau kemudian di antara mereka sendiri tidak cocok dengan ajaran pemimpin mereka, lalu mendirikan gereja baru. Hal ini tidak dikehendaki oleh Kristus.
Kitab Suci yang ada pada Anda dan saya sekarang diperoleh dari sebagian dari Tradisi Suci yang dituliskan, yang kemudian ditetapkan sebagai kanon Kitab Suci oleh Magisterium Gereja Katolik di abad ke-4. Dengan demikian, keliru jika Anda menganggap bahwa Tradisi Suci dan Magisterium merupakan tambahan dari Kitab Suci. Kitab Suci ada karena ada Tradisi Suci para Rasul dan Magisterium Gereja Katolik yang menetapkannya. Tentang hal ini, silakan membaca di sini, silakan klik. Dan tentang Tiga pilar Kebenaran, silakan klik di sini.
Gereja Katolik, berdasarkan Kitab Suci, mengajarkan bahwa keselamatan diperoleh karena kasih karunia Allah, oleh iman (lih. Ef 2:8-9) yang bekerja oleh kasih (Gal 5:6). Maka Gereja Katolik tidak mengajarkan bahwa keselamatan diperoleh karena kebaikan/ perbuatan baik manusia, tanpa iman. Silakan jika Anda tertarik dengan topik ini, untuk membaca dokumen seri tentang Justifikasi, yang walaupun tidak membahas tentang ajaran tentang keselamatan secara keseluruhan, namun dapat memberikan gambaran sekilas tentang apa yang sering menimbulkan salah paham, antara kedua pihak, yaitu Lutheran dan Katolik:
Deklarasi Bersama Federasi Lutheran Sedunia dan Gereja Katolik tentang Doktrin Justifikasi
Deklarasi Bersama Lutheran dan Gereja Katolik tentang Doktrin Justifikasi tanggal 25 Juni 1998
Tanggapan Gereja Katolik terhadap Deklarasi bersama Lutheran dan Katolik tentang Doktrin Justifikasi
Demikianlah, Uli, tanggapan saya atas pernyataan Anda. Sesungguhnya, jika Anda menginginkan Gereja yang satu dan oleh Gereja yang satu itu, sampai pada keselamatan, maka hal itu sesuai dengan kehendak Yesus sendiri. Semoga niat Anda yang tulus itu, menghantar Anda sampai kepada melaksanakan sepenuhnya apa yang Tuhan Yesus kehendaki, yaitu dengan menggabungkan diri dalam kesatuan yang sempurna dengan Gereja yang didirikan-Nya di atas Rasul Petrus.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Sikap GKI terhadap Gereja Katolik : Hanya sebagai info yang perlu dicrosschecked
Saya mempunyai teman seorang anggota Majelis GKI Kepa Duri Jakarta Barat.
Beliau mengatakan GKI sekarang semakin mendekati gereja Katolik khususnya dalam hal liturgi yang menekankan keheningan.
Justru beliau dan teman-teman se GKI nya kurang sreg dengan gereja gereja sempalan ( di mata mereka ) yang akhir akhir ini berkembang dan mudah menarik anak anak muda karena menyajikan iringan musik pop yang rada keras.
Shalom pengasuh dan sidang pembaca Katolisitas dan juga sdr. David,
Setelah ibu Listiati menjawab pertanyaan-argumen-keberatan sdr David, saya pikir sekaranglah giliran sdr David merenung dan memutuskan sikap apakah argumen & keberatannya yg diajukan semula itu benar atau salah. Ini sangat penting karena jika argumen dan tuduhan2 nya salah maka firman Tuhan perihal penyesatan serta wahyu Johanes langsung menjadi hakimnya.
Untuk bersatu kembali ke dalam Gereja Katolik perlu rahmat kerendahan hati yang merupakan Anugerah Roh Kudus.
Perpecahan gereja adalah suatu fakta yang menyakitkan. Namun, kita semua pengikut Kristus dari gereja mana pun juga seyogyanya berdoa dan mohon agar Roh Kudus menggerakkan para pemimpin berbagai denominasi gereja untuk lebih menyadari kesombongan intelektualitas dan spiritualitasnya dan mau berbalik ke Gereja Katolik. Contoh nyata telah dilakukan oleh Kardinal Newman dari Gereja Anglikan, yang kembali ke pangkuan Bunda Gereja.
Di dalam gereja Katolik yang terdiri dari manusia berdosa, sekarang ini tetap terjadi banyak perbedaan pendapat di kalangan pemimpinnya.Itu sangat manusiawi. Namun, perbedaan pendapat tidak menyebabkan perpecahan.
Apa yang menyebabkan soliditas itu? Tidak lain karena para pemimpin gereja Katolik masih memiliki kepatuhan dan ketaatan yang tidak lain adalah ekspresi dari kerendahan hati. Ujung-ujungnya, ketaatan berasal dari daya Roh Kudus yang menghidupi para pemimpin gereja Katolik.
Kita perlu berdoa kontinu agar daya Roh Kudus tersebut tetap tinggal di dalam diri para pemimpin gereja Katolik pada khususnya dan segenap umat Katolik pada umumnya.
Bravo Ibu Ingrid !
Davidnya kemana ini?
Cuma orang Indonesia saja yang merasa Protestan itu yg Kristen dan Katolik bukan Kristen, ini karena didikan KTP. Di luar negeri Protestan, Katolik, Ortodoks semua itu Kristen.
Di Injil pun ada tertulis orang-orang yang tidak termasuk dalam bilangan murid Yesus mengusir setan dalam nama Yesus dan Yesus memang mengijinkan hal itu terjadi selama mereka itu tidak bertentangan dengan murid – muridNya. Tetapi tentu saja para Rasul yang hidup bersama Yesus tahu lebih banyak ajaran Yesus karena mereka mendengar langsung dari Yesus. Ajaran inilah yang diberikan secara lisan oleh Yesus juga disampaikan secara lisan dalam katakese para Uskup sebagai pengajar iman yang benar.
Jadi dalam pemikiran saya, sah saja kalian yang Protestan mengklaim diri sebagai Kristen. Tetapi kalian yang cuma mendengar katanya katanya jangan mengklaim lebih tahu dari Uskup-Uskup yang merupakan penerus para Rasul.
David, nyatanya argumen Anda dibantah semua oleh Bu Ingrid. Beranikah Anda mengakui kekeliruan Anda? Atau masih ingin lanjut debat lagi?
Salam,
Edwin ST
[Dari Katolisitas: Mohon dipahami, maksud dari kami di Katolisitas adalah menanggapi pernyataan ataupun berdialog dengan pembaca, dan bukannya semata memancing suatu perdebatan. Mari sebagai sesama murid Kristus kita saling mendengarkan dan tidak berusaha menjatuhkan satu sama lain. Sebab ada kalanya pemahaman yang kita peroleh antara lain juga terbentuk dari pengajaran yang telah kita terima di dalam komunitas di mana kita berakar dan bertumbuh. Harapannya adalah dalam dialog kita dapat menyampaikan apa yang kita ketahui secara obyektif sehingga kita dapat sampai kepada kepenuhan kebenaran yang sesungguhnya.]
kalau saya berpendapat begini,Gereja Katolik menurut sejarah tlh berumur lbh dr 2000th,sedangkan protestan lahir dr seorg katolik yg tdk sepaham dg salah satu ajaran GK jd gereja protestan itu awalnya anggota GK yg memisahkan diri.jd sejarah membuktikan GK sdh ada sblm gereja protestan dan umurnya pun lbh tua 500th dr gereja reformasi.GK adl Gereja yg sesat dan tdk asli lg dan gereja reformasi adl Gereja yg asli atau yg murni?kalau GK gereja sesat,knp GK dari masa ke masa bertambah anggotanya dan dpt menyatukan 23 gereja(1 gereja katolik barat dn 22 gereja katolik timur)bahkan skrg bertambah dg bersatunya gereja anglikan.semua gereja2 tsb bersatu bukan krn paksaan/krn diancam tp krn mereka memilih utk bersatu dg GK.bandingkan dg gereja reformasi yg makin lama makin terpecah dg banyaknya denominasi yg ada.jd mana yg Gereja yg sejati,yg mempersatukan atau mlh yg memecah belah?GK itu misinya cm 1 yaitu mempersatukan umat Allah yg tercerai berai.GK menerima semua orang tnpa syarat dg segala kekurangan,kelemahan dn dosa mereka dn senantiasa mewartakan pertobatan.krn Yesus dtg bukan utk org sehat tp org sakit
Mungkin maksud Maria GK lebih tua 1500 tahun kali? Karena abad ke 16 lah reformasi lahir. Yang lain, komentar Maria , saya setuju.
Salam
[Dari Katolisitas: Jika melihat sejarah, Lutheranism dimulai saat Luther resmi memisahkan diri dengan Gereja Katolik tahun 1521, sedangkan Calvinism (yang sering disebut Reformasi) dimulai tahun 1534, dan menjadi semakin kuat posisinya dengan adanya sinoda Dort di tahun 1619]
Subi benar. Memang suara kebenaran yang disampaikan di sini, lewat katolisitas tampil seperti itu, menyejukkan, tidak menyudutkan, dengan hati, namun tegas. Betapa banyak waktu dihabiskan bu Ingrid dan pak Steph serta Romo yang senantiasa berusaha memberikan jawaban yang mengarah kepada pengetahuan dan pengajaran bagi … yang bertanya dan yang membaca tanya jawabnya.Salut !!!. Dan yang dikemukakan selalu sekitar poin-poin itu sepertinya tidak ada bahan lain. Ga tau apa yang bertanya ilmu dan pengetahuannya cuma itu-itu saja, atau cuma pendatang baru ‘yang dipenuhi pikiran’ bahwa GRK sesat?. Terkadang saya juga heran dengan pernyataan saudara David dengan menggunakan ayat di :
Kisah Para Rasul 11:26 Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.
Maksudnya ‘orang Kristen’ itu asli pengikut Kristus. Saya sih percaya yang disebut di ayat ybs memang benar. Tapi bagi zaman sekarang ‘orang Kristen’ yang dimaksud apakah masih bisa ditelusuri ke saat awal gereja berdiri??!
Kalau saudara David rajin buka Youtube, disana ada banyak debat terbuka antara GRK dan ‘kaum ….’
Apapun, jika berniat mencari kebenaran harusnya ajakan Pak Steph dan Bu Ingrid yang meminta tanya jawab bisa fokus ke materi yang dijadikan ‘keberatan’ pihak tertentu, harusnya di layani secara ‘elegant’, tetapi saya perhatikan, yang masuk dan bertanya lebih banyak yang tidak menanggapi ajakan itu. Wah … wah akhirnya cuma pakai ‘ilmu pokoknya GRK sesat’ . Ya Tuhanku dan Allahku, kasihanilah kami. Tetap semangat team katolisitas dan terima kasih atas jerih lelahnya, paling tidak penjelasan-penjelasan yang telah dituliskan memperkuat iman kami juga. Salam
Saya kagum dengan kesabaran Ibu Inggrid dan Katolisitas dalam menanggapi pertanyaan (sebenarnya pernyataan) dari david. Karena pertanyaan (pernyataan) itu adalah pengulangan, yang selalu dilontarkan oleh ybs di forum manapun ybs terlibat. Jadi tujuannya memang bukan untuk mengetahui kebenaran, tetapi untuk menyatakan pandangan sepihak, yang tidak menyadari kekeliruannya.
Dengan jawaban bu Inggrid, sekali lagi membuktikan, bahwa ditengah begitu gencarnya penyesatan, Gereja Katolik tetap berwibawa dan tegar dalam mewartakan kebenaran.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan
Shalom, David. Pertanyaan dan gugatan Anda itu sebenarnya bukan barang baru, serta lemah dari sisi sumber pengetahuan. Alkitab Perjanjian Baru pun Anda anggap lebih dulu ada sebelum adanya Gereja. Saya sarankan Anda membaca buku yang ditulis oleh Scott dan Kimberly Hahn, “Rome Sweet Home – Roma Rumahku”, terjemahan, terbitan Dioma Malang 2005, sebelum belajar lain-lainnya. Buku ini ada di toko-toko buku. Silahkan klik http://chnetwork.org/ di situ para pendeta protestan dan aliran-aliran pentakostal, beralih mengakui kebenaran iman Katolik setelah sejak lama dicekoki paham yang salah mengenai Katolik. Terus terang saya merasa bahwa Anda dipanggil menuju kebenaran Kristus dalam Gereja yang satu, kudus, katolik, apostolik. Seperti banyak teman yang lain termasuk saya, marilah tanggapi panggilan Tuhan itu untuk pulang kepada Kebenaran. Semoga David mau membuka hati untuk kasih dan kebenaran Kristus yang penuh dan dikehendaki Allah yaitu Gereja Katolik Roma. Orang Katolik, pak Stef, bu Ingrid dan katolisitas ini bukannya sombong. Justru mereka mengatakan dengan jujur, rendah hati, tentang kebenaran identitas mereka sebagai anggota Gereja Katolik. Seperti halnya pak Stef pernah bilang, mosok saya dikatakan sombong jika menyebut kebenaran bahwa saya ini lelaki. Sama halnya, dengan mengatakan kebenaran sejarah Gereja Katolik yang didirikan Kristus bukan berarti sombong. Malah itulah yang benar. Coba sebutkan gereja Anda didirikan oleh siapa tahun berapa? Paling oleh pak ini atau bu itu pendeta siapa, atau manusia siapa tahun berapa. Kalau kami Katolik, jelas jawabannya, Gereja Katolik didirikan oleh Kristus pada masa Ia menyatakannya. Yesus tidak mendirikan denominasi – denominasi, Yesus tidak mendirikan gereja-gereja, Pak. Yesus mendirikan Gereja. Satu Gereja saja. Dasarnya silahkan buka di buku yang saya anjurkan dibaca itu dan di website itu, termasuk ada dalam jawaban pak Stef dan ada di web katolisitas ini. Untuk Pak Stef, bu Ingrid dan para pendukung katolisitas, saya ucapkan maju terus, Tuhan Yesus memberkati!
Shalom
Santosa Wijaya
Terima kasih David karena Anda berusaha memahami sejarah. Butir-butir pernyataan dan pertanyaan Anda sangat bagus sehingga teman-teman di Katolisitas dapat membantu dirinya sendiri,Anda dan juga teman-teman lain ( Kristen Katolik dan Kristen Nonkatolik) serta teman non Kristen untuk lebih mempertajam pemahaman kita bersama.
Dengan diskusi ini kita slow but sure bisa lebih memahami sejarah gereja dan doktrin kekeristenan secara lebih mendalam,lengkap dan benar sehingga pada akhirnya kita bisa memperoleh gambar yang lengkap dan lebih sempurna dari perkembangan eksistensi gereja (katolik).
Kita orang-orang muda dan juga banyak orang tua kurang begitu mendapat kesempatan untuk memahami sejarah gereja secara lebih objektif, hanya sepotong-sepotong. Kita sering menjadi salah satu dari The Six Blind Men ( cerita tempo doeloe dalam buku pelajaran bahasa Inggeris tahun 1960-an )sehingga ketika hanya memegang paha gajah ,lantas berkesimpulan gajah itu seperti tiang.Sedangkan yang lainnya kebetulan memegang telinga gajah, sehingga menganggap gajah itu kipas dan seterusnya.
Yang penting melalui diskusi ini , jika dilakukan dengan hati yang tenang dan pikiran yang terbuka, dan niat untuk menggali kebenaran, kiranya Roh Kudus dapat membantu kita untuk memdapatkan pemahaman yang benar.
Sejarah gereja harus ditulis secara objektif dan tidak menyembunyikan hal-hal yang dapat merugikan kepentingan tujuan kelompok teman-teman gereja tertentu. Artinya, sebagai peserta diskusi yang polos dan tidak mau dibohongi, kita perlu mencari bersam-sama fakta sejarah yang benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam kerangka dialog demikian, kita sama-sama berdoa seperti Yesus ketika dipaku di kayu salib :Ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang dilakukannya ( bisa diartikan: dipikirkan, dikatakan, ditulis , dan sejenisnya)
Comments are closed.