Pertanyaan:
Yth. Pak Stef dan Bu Inggrid
Saya ingin menanyakan apakah benar Julia Kim dan pengikutnya telah terkena ekskomunikasi latae sententiae [ekskomunikasi otomatis ) karena Kongregasi Kepausan untuk Doktrin Iman (CDF -red) telah menyatakan bahwa apa yang disebut “mujizat-mujizat ilahi yang beredar di sekitar Julia Youn di Naju, Korea Selatan” adalah “jauh dari iman Kristen yang sejati “?
Berikut sumber yang kebetulan saya baca : http://perawanmaria.wordpress.com/2011/05/28/vatikan-menyatakan-visioner-naju-jauh-dari-iman/
Mohon penjelasannya, dan terima kasih
Jawaban:
Shalom Vian,
Sudah ada beberapa pertanyaan serupa dikirimkan ke redaksi Katolisitas, sehingga kami memutuskan untuk menayangkan jawaban ini, yang mengambil sumber utama dari pernyataan Uskup Agung Kwangju, yang menyatakan sikap pihak otoritas Gereja Katolik di Korea Selatan tentang fenomena Julia Kim. Surat tersebut dikeluarkan oleh Uskup Agung Andrew Chang-Moo Choi pada tanggal 21 Januari 2008, dan terjemahannya adalah sebagai berikut:
Dekrit oleh Ordinaris Keuskupan Agung Kwangju
“Saya, Uskup Agung Andrew Chang-Moo Choi, melaksanakan tugas Ordinaris Keuskupan Agung Kwangju melalui kebaikan belas kasihan dan berkat dari Allah, dengan pertimbangan yang murah hati serta perintah dari Bapa Suci, pengganti dari Rasul Petrus, walaupun hal ini menyakitkan hati saya, namun saya tidak mempunyai pilihan kecuali membuat pengumuman berikut ini untuk membela kehidupan iman yang benar dari umat Kristiani, serta menjaga kesatuan dan persaudaraan dalam komunitas Gereja (bdk. Kan. # 391)
Pertama, saya telah mencapai keputusan bahwa ‘Julia Yoon dari Naju dan mereka yang mempercayai fenomena yang berhubungan dengannya, tidak lagi mempunyai itikad untuk membentuk kesatuan dan harmoni dengan Gereja Katolik. Mereka tetap menolak untuk mengikuti deklarasi Ordinaris (1 Januari 1998 dan 5 Mei 2005) dan petunjuk pastoral (5 Mei 2001) dan hanya menunjukkan penolakan terhadap panduan-panduan tersebut. Mereka tidak mengikuti permintaan dan perintah yang saya buat selama kunjungan pribadi saya ke rumah Julia Hong-Sun Yoon dan suaminya, Man-Bok Kim, bersama-sama dengan beberapa saksi (Maret hingga Agustus 2003), bahwa mereka tetap melaksanakan kehidupan iman mereka seperti biasa (seperti menghadiri Misa hari Minggu, mengaku dosa sebelum peringatan hari-hari besar seperti Natal dan Paskah, dan memberikan persembahan kepada paroki) dan menunjukkan catatan finansial dari semua sumbangan yang telah mereka terima. Mereka juga tidak merespon ultimatum saya di bulan Februari 2005. Mereka tetap melanjutkan mengajarkan ‘fenomena yang berkaitan dengan Julia Yoon dari Naju’ sebagai ‘wahyu pribadi’ atau ‘mukjizat’, memperkirakan pembangunan apa yang disebut dengan ‘basilika’ untuk mengumpulkan dana, menyebarkan informasi yang menyesatkan bahwa Bapa Suci dan Tahta Suci mengakui (Naju), dan mengkritik saya, Persatuan Uskup-uskup Korea, dan Gereja Katolik Korea melalui media cetak dan elektronik. (bdk. pamflet-pamflet promosi mereka, buku-buku, koran, dan situs internet).
Saya membuat konfirmasi akhir bahwa perbuatan mereka yang sedemikian adalah sama sekali bukan sikap yang benar dan seimbang sebagai umat beriman; juga bukan suatu perbuatan devosi atau ritual penyembahan yang benar kepada Allah. Sejalan dengan itu, saya menyatakan bahwa para klerus, kaum awam dan kaum religius yang berpartisipasi dalam administrasi Sakramen-sakramen atau perayaan dari Sakramental, yang telah saya larang, pada ‘kapel’ yang tidak resmi atau ‘Gunung dari Bunda Yang Terberkati’, mengakibatkan penalti ekskomunikasi otomatis (bdk. Kan # 1336 dan 1364). Oleh karena hal-hal ini adalah perbuatan-perbuatan ketidaktaatan melawan panduan dan penilaian pastoral dari Ordinaris, pelanggaran terhadap Hukum Kanon (bdk. Kan # 1369, 1371, dan 1373), dan penolakan-penolakan untuk membentuk kesatuan seperti halnya menimbulkan kerusakan kepada persaudaraan dalam komunitas Gereja, penalti ini berlaku tidak hanya kepada umat beriman yang menjadi bagian dari Keuskupan Agung Kwangju tetapi juga kepada semua klerus, kaum awam, dan kaum religius di dalam Gereja Katolik.
Kedua, saya telah memastikan bahwa Rm. Aloysius Hong-Bin Chang dari keuskupan saya, yang mengesahkan bahwa ‘fenomea yang berkaitan dengan Julia Yoon dari Naju’ adalah ‘wahyu pribadi’ dan ‘mukjizat’, mengemukakan secara tak tergoyahkan bahwa (keputusannya) adalah ‘sebuah pilihan berdasarkan hati nuraninya’ dan berulang ulang memutarbalikkan (kata-katanya) dan melanggar kewajibannya untuk taat kepada Ordinaris, yang kepadanya ia telah bersumpah di hari pentahbisannya, tergantung kepada situasi, tidak lagi mempunyai intensi untuk membentuk kesatuan dan harmoni dengan kesatuan para imam di Keuskupan Kwangju. Dalam kedua pertemuan komite personel (1 Juni 2007 dan 15 Januari 2008), ia tidak hendak mengakui pengesahan yang telah dilakukannya melainkan hanya bermaksud untuk mempertahankan sikapnya, yang menegaskan bahwa ia adalah hanyalah ‘salah satu dari orang yang percaya kepada fenomena yang berkaitan dengan Julia Yoon dari Naju’ daripada seorang imam sebuah keuskupan yang setia kepada tugas ketaatan di mana ia telah bersumpah kepada Ordinaris (bdk. Kan # 273 dan 278).
Sejalan dengan itu, Rm. Aloysius Hong-Bin Chang tidak lagi memiliki status dan hak sebagai seorang imam yang menjadi bagian dari Keuskupan Kwangju, dan semua kemampuan isitimewa bagi imam-imam diosesan, yang seragam secara nasional, dikaruniakan kepadanya di hari pentahbisannya, dengan ini ditarik (bdk. Kan # 194, 1333, 1336, dan 1371).
Saya berdoa kepada Tuhan, melalui belas kasihan dan rahmat-Nya yang tidak terbatas, orang-orang ini akan menyadari kesalahan-kesalahan mereka, kembali ke pangkuan Gereja Katolik, menerima berkat-berkat kesatuan dan harmoni melalui Sakramen Pengakuan Dosa, dan sesegera mungkin berpartisipasi dalam ritual yang benar dalam penyembahan kepada Allah. Bunda Suci, Bunda Juruselamat kami dan Bunda kami, Pelindung Gereja Korea dan dikandung tanpa dosa asal; Santo Yusuf; dan semua santo santa para martir Korea, doakanlah kami.”
21 Januari 2008,
Pada hari peringatan St Agnes, perawan dan martir.
Ditandatangani oleh Uskup Chang Moo Choi
Uskup Agung Andrew Chang-Moo Choi
Ordinaris dari Keuskupan Agung Kwangju
Pernyataan Uskup Agung Andrew Chang-Moo Choi merupakan kelanjutan dari surat dari keuskupan Incheon (Naju termasuk dalam wewenang keuskupan ini), oleh uskup Boniface Choi Ki-san tanggal 29 Juni 2007 yang melarang umatnya untuk berziarah ke Naju. Larangan ini merupakan kelanjutan dari pernyataan senada dari Uskup Agung Victorinus Youn Kong-hi di tahun 1998, yang menyatakan bahwa tidak ada cukup bukti yang menyatakan bahwa penglihatan- penglihatan dan fenomena yang dialami oleh Julia dan patungnya merupakan sesuatu yang benar- benar supernatural dan berasal dari Tuhan. Pengganti Uskup Agung Youn, yaitu Uskup Agung Andreas Choi Chang-mou, di tahun 2001 dan 2005 juga sudah pernah mengeluarkan pernyataan serupa, dan pada tahun 2008 tersebut kembali mengeluarkan surat yang merupakan penegasan dari apa yang pernah disampaikan sebelumnya. Informasi yang lebih lengkap mengenai hal ini, dapat dibaca di link ini, klik di sini, dan di sini.
Selanjutnya dalam berita di UCAnews.com mengatakan:
“Keuskupan Agung Kwangju pada tanggal 24 Februari 2008 mengeluarkan pernyataan, “Sikap Keuskupan Kwangju dalam kaitan dengan Peristiwa Julia Youn di Naju”. Di dalam pernyataan itu, Keuskupan Kwangju mengutip surat dari Kongregasi Untuk Ajaran Iman (CDF/ Congregation for the Doctrine of the Faith) yang berkedudukan di Vatikan, yang mengatakan bahwa Vatikan menghargai keputusan Keuskupan Kwangju sebagai sikap resmi dari Gereja universal, yaitu keputusan terhadap apa yang dianggap sebagai penampakan, yang dialami oleh Julia di Naju.”
Surat dari Vatikan tersebut bertanggal 24 April, 2008.
Uskup Agung Andreas Choi Chang-mou dari Kwangju telah menyatakan di bulan Januari 2008 bahwa Youn dan para pengikutnya, yang telah mendesakkan keyakinannya terhadap apa yang disebutnya sebagai mukjizat ilahi yang berputar di sekelilingnya, telah mengakibatkan terjadinya ekskomunikasi latae sententiae. Ekskomunikasi tersebut tidak diterapkan melalui jalur penghakiman, namun lahir sebagai akibat otomatis dari sebuah tindakan yang menempatkan seseorang di luar komunitas umat beriman.”
Untuk membaca berita selengkapnya, silakan klik di sini, dan juga di sini, silakan klik
Mengingat bahwa sejauh ini ada banyak juga umat Katolik dari Indonesia yang sudah ‘berziarah’ ke sana, maka ada baiknya informasi ini diketahui oleh umat Katolik Indonesia, sebab nampaknya pihak otoritas Gereja Katolik (dalam hal ini sikap Vatikan sama dengan sikap Keuskupan Agung Kwangju) tidak mengakui penampakan/ fenomena Julia Kim ini. Kita sebagai umat Katolik selayaknya percaya kepada pihak otoritas Gereja Katolik di Naju, Korea Selatan, yang telah mengadakan penyelidikan seksama terlebih dahulu, sebelum mengeluarkan pernyataan tersebut. Pihak Keuskupan Agung sudah telah membentuk komite khusus pada tanggal 30 Desember 1994, untuk menyelidiki fenomena- fenomena di Naju. Berdasarkan penyelidikan komite tersebut, ternyata ditemukan adanya keterlibatan beberapa elemen- elemen buatan/ elemen manusia, sehingga kredibilitas fenomena tersebut diragukan. Silakan membaca selengkapnya pernyataan Uskup Agung Kwangju sehubungan dengan hal ini, silakan klik.
Dalam sejarah Gereja Katolik, para penerima wahyu pribadi yang otentik selalu tinggal dalam kerendahan hati, tidak menentang otoritas Gereja, dan tidak menjadikan tempatnya menjadi tempat ziarah dengan memungut biaya masuk bagi pengunjung seolah menjadikannya tempat komersial. Hal ini nampaknya berbeda dengan yang terjadi di Naju, Korea Selatan. Menurut informasi yang kami terima dari salah seorang umat Katolik dan Romo yang berdomisili di Korea, pihak Vatikan telah menyelidiki dengan mengirimkan utusan untuk menjadi salah satu peziarah untuk mengetahui keadaan di lapangan, dan dengan demikian keputusan yang disampaikan oleh pihak otoritas Gereja juga didasari atas fakta dan penyelidikan terlebih dahulu.
Sebaliknya, klaim yang beredar di internet tentang kecondongan sikap Paus Banediktus XVI maupun Cardinal Ivan Diaz terhadap fenomena Julia Kim di Naju, dan mukjizat Ekaristi di Vatikan pada saat Julia Kim mengunjungi Vatikan di tahun 2010 yang lalu, merupakan ulasan dari pihak- pihak peliput, namun tidak secara resmi dikeluarkan oleh pihak Vatikan sendiri. (Jika Anda berhasil menemukan pernyataan tersebut langsung dari Vatikan, silakan memberitahu kami, agar kami dapat merevisi jawaban ini).
Maka, mari sebagai umat Katolik kita tunduk kepada keputusan Magisterium Gereja Katolik (yang dalam hal ini diwakili oleh keputusan dari pihak otoritas Gereja Katolik yaitu Keuskupan Agung Kwangju di Korea Selatan yang juga menjadi acuan bagi sikap Vatikan), sebab merekalah yang memang berhak menentukan apakah suatu wahyu pribadi yang terjadi di wilayahnya itu otentik -sungguh bersifat adikodrati dari Tuhan- atau tidak. Para pemimpin Gereja itulah yang dengan kompetensi khusus bertugas “untuk menguji segala sesuatu dan berpegang teguh kepada apa yang benar” (lih. 1 Tes 5:12; 19-21, sebagaimana dikutip dalam Lumen Gentium, 12). Selanjutnya, perlu kita ingat bahwa wahyu pribadi tidak menambah ataupun mengurangi perbendaharaan iman (deposit of faith) Kristiani (lih. KGK 67). Sebab seluruh wahyu telah dinyatakan oleh Kristus, dan peran wahyu pribadi (yang otentik) adalah membantu umat beriman untuk lebih menghayatinya hari demi hari; agar menghasilkan buah- buah Roh Kudus: kasih, suka cita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan pengendalian diri (Gal 5:22-23). Buah- buah Roh Kudus inilah yang menjadi tanda bukti akan iman yang sejati.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Caecilia Triastuti dan Ingrid Listiati- katolisitas.org
shallom ,, apakah pernah terjadi kasus d mana suatu wahyu sudah dibuktikan keontetikannya oleh gereja ttp kmudian diubah?tq..
Shalom Weldy, Kami belum pernah mendengar tentang wahyu pribadi yang telah disetujui Gereja kemudian direvisi lagi, karena memang Gereja Katolik sungguh bersikap sangat hati-hati. Namun, demikian, kita harus melihat prinsip bahwa wahyu pribadi ini tidak bersifat mengikat dan tidak termasuk dalam perbendaharaan iman (lih. KGK 67). KGK 67: Dalam peredaran waktu terdapatlah apa yang dinamakan “wahyu pribadi”, yang beberapa di antaranya diakui oleh pimpinan Gereja. Namun wahyu pribadi itu tidak termasuk dalam perbendaharaan iman. Bukanlah tugas mereka untuk “menyempurnakan” wahyu Kristus yang definitif atau untuk “melengkapinya”, melainkan untuk membantu supaya orang dapat menghayatinya lebih dalam lagi dalam rentang waktu tertentu.… Read more »
Saya ingin bertanya:
1.Bagaimana cara membedakan sebuah tanda rohani dari Tuhan daripada tanda dari Setan bagi orang biasa seperti kita saja?
2.Bagaimanakah proses pemberian ekskomunikasi?
3.Apakah ada suatu perbedaan antara tanda rohani dari Tuhan daripada tanda tiruan yang kelihatannya dari Tuhan padahal dari Setan?
Saya akan berterimakasih sekali jika ada yang bisa menjawab pertanyaan saya. Terima kasih.
Shalom Jason, 1&3. Bagaimana mengetahui segala sesuatunya itu dari Tuhan atau dari setan? Jika mengacu kepada ajaran Kristus, maka jawabnya adalah dari buahnya, “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik… Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” (Mat 7:16-20) Oleh karena itu umumnya Gereja membutuhkan waktu untuk… Read more »
Salam damai dalam Kristus Tuhan
Kabar2 ttg ;Kehadiran;( maaf saya tdk menggunakan kata;Penampakam;) Bunda Maria dibeberapa tempat akhir2 ini,cukup menggembirakan sekaligus mencemas kan umat.Sekarang yg ingin saya tanyakan:
1.Bagaimana pandangan GEREJA tentang FENOMENA ini,apakah GEREJA ;MENG AMINI saja kabar2 seperti ini?
2 Bila jawabannya YA,lalu bagaimana jika semua PERISTIWA itu ternyata sebuah REKAYASA tehnologie
Sementara itu dulu yg saya tanyakan,atas jawabannya saya ucapkan banyak trimakasih.BERKAH DALEM
Shalom Antonius, Sejujurnya, Gereja Katolik cukup ketat untuk memeriksa apakah suatu klaim wahyu pribadi tentang suatu fenomena tertentu itu layak disebut otentik atau tidak. Umumnya pemeriksaan akan diadakan oleh pihak otoritas Gereja, yaitu Keuskupan yang bersangkutan, dan pemeriksaan inipun melibatkan banyak penelitian tulisan-tulisan maupun wawancara dengan pihak pelihat untuk menentukan apakah ada koherensi dari pernyataan-pernyataannya, apakah pernyataannya menyampaikan suatu yang otentik atau hanya ‘mengkopi’ dari klaim wahyu pribadi yang lain dan apakah ada dari pernyataannya itu yang bertentangan dengan ajaran Gereja atau tidak. Maka tidak benar bahwa Gereja selalu mengamini fenomena ‘penampakan’ Bunda Maria. Silakan membaca contohnya adalah fenomena di… Read more »
Shalom,
Biarpun saya ini seorang yang cetek pengetahuan dalan agama kristian,tapi pada pendapat saya, segala mukjizat yang terjadi di Naju Korea adalah benar. Saya percaya Tuhan masih bekerja dengan caranya tersendiri,tanpa memerlukan pemahaman daripada manusia sedalam-dalamnya.Tuhan bebas memilih orang yang berkenan di mataNya, bukan dari sudut pandangan manusia, kerana sifat manusia hanya menilai dari luaran bukan dalaman.Harap jangan ada ‘Kayafas Millenium’muncul.
Sekian.Terima kasih.
Shalom Ruth, Terima kasih atas komentar Anda. Menjadi hak Anda untuk mempercayai apa yang terjadi di Naju. Namun, yang diinginkan adalah kita tidak hanya menerima segala hal yang terjadi tanpa menganalisanya terlebih dahulu dengan hati-hati. Ada begitu banyak yang nampak sebagai mukjizat – yang juga pernah terjadi di Indonesia – namun pada akhirnya terbukti palsu. Menjadi tugas dari Vatikan untuk melindungi umatnya dengan memberikan batasan-batasan, sehingga umat dapat beriman dengan dasar yang kuat. Pada akhirnya, iman kita akan Kristus yang sungguh hadir secara nyata dalam Ekaristi tidak tergantung dari mukjizat-mukjizat. Jadi, tidak ada yang berniat menjadi kayafas-kayafas baru. Salam kasih… Read more »
Shalom Stefanus dan Ingrid,
Saya melihat bahwa perbuatan aborsi di dunia ini sudah sangat keterlaluan. Mungkin sudah lebih dari 40 juta jiwa yang terbunuh dalam setahunnya. Saya mengharapkan umat manusia terketuk hatinya dengan adanya peringatan Tuhan dari Naju tersebut.
Terima kasih.
Shalom, Stefanus dan Ingrid,
Saya ingin bertanya, apakah perbuatan supernatural dapat terjadi karena perbuatan setan? Dan apakah perbuatan supernatural di Naju, Korea Selatan adalah perbuatan setan?
Saya sangat kecewa dengan apa yang terjadi di Naju, terutama kepada usaha anti aborsi. Usaha ini menjadi ternodai dengan kerakusan manusia akan uang dan kemasyuran pribadi.
Shalom,
Aloysius R Suhartono.
Shalom Aloysius Suhartono, Kami di Katolisitas tidak dalam posisi untuk menyatakan sesuatu di luar dari apa yang sudah jelas disampaikan oleh pihak otoritas Gereja Katolik. Dalam hal Naju ini, pihak otoritas Gereja di Keuskupan Kwangju menyatakan bahwa tindakan yang mengajarkan fenomena Julia Kim sebagai wahyu pribadi yang telah diakui Tahta Suci, dan segala tindakan propaganda yang mengkritik Uskup dan Persatuan Uskup-uskup Korea adalah “sama sekali bukan sikap yang benar dan seimbang sebagai umat beriman; juga bukan suatu perbuatan devosi atau ritual penyembahan yang benar kepada Allah.” Demikian, maka Uskup mengatakan, “Julia Yoon dari Naju dan mereka yang mempercayai fenomena yang… Read more »
Shallom,
bagi saya sepertinya kita sebaiknya lebih berhati-hati dalam menanggapi peristiwa Naju Korea, marilah kita berdoa untuk coba memahami dari sudut kacamata iman dan tidak pertama-tama bersyak wasangka.
Tak perlu kita terlalu memberi banyak komentar yang kadang dapat menyesatkan pemahaman saudara-saudara kita…..
saya cuman mau mengingatkan, peristiwa Lourdes pun awalnya banyak umat, penguasa dan pihak gereja yang bahkan menolak peristiwa ini. Namun akhirnya Tuhan menunjukkan karya kasihnya……… itu setelah hampir 100 tahun……????
akhirnya mari kita tetap berdoa untuk memohon agar mata iman kita dapat melihat apa yang menjadi kehendakNya…………
GBU
Kita harus waspada dengan tipu daya iblis yang menyamar sebagai malaikat-malaikat terang….
Julia Kim memang sesat. Tidak mungkin Allah berperilaku seperti itu. Tiba tiba tubuh terpelanting, kepala mengeluarkan darah padahal sedang di tempat umum. Stigmata mempunyai prosedur dan itu kudus bukan urakan seperti julia kim. Namun yang sedang saya pikirkan, darimana fenomena itu datangnya? Bila itu buatan manusia, siapakah yang begitu pandai memanipulasi? Bila itu nubuat iblis, apakah mungkin iblis menghina Tuhan seperti itu dalam waktu yang sekian lama?? Ada yang mau menanggapi??
Shalom Suhi, Sebagai umat Katolik, yang terpenting adalah kita berpegang kepada pernyataan resmi otoritas Gereja, dalam menyikapi klaim-klaim wahyu pribadi seperti fenomena Julia Kim ini. Gereja Katolik selalu mempunyai alasan di balik semua pernyataannya, dan umumnya selalu berpegang kepada buah-buah dari peristiwa/ pengalaman- pengalaman rohani tersebut, adakah mencerminkan adanya buah-buah Roh Kudus dan kesesuaian dengan pengajaran Magisterium Gereja. Adakalanya jika kita membaca kisah hidup para kudus, memang ada juga di antara mereka (seperti misalnya Padre Pio) yang mengalami semacam pertarungan dengan Iblis dalam saat- saat doa/ meditasinya, namun kejadian itu tidak menjadi ‘tontonan’ bagi banyak orang. Hal fenomena Julia Kim… Read more »
Dear Suhi dan juga Ingrid yang dikasihi Allah dan BundaNya Maria…
ah sedihnya hati ini membaca semuanya ini.
Saya setuju dengan apa yang disampaikan Inggrid.
Sebaiknya kita semakin disatukan Allah dengan doa saja dan tidak mengomentari sesuatu yang kita pun samar-samar. Mari bersatu dalam doa. Kebenaran hakiki senantiasa ada di pihak Allah.
Adalah hak Gereja Kudus untuk melakukan sesuatu berdasar hukum gereja YANG BENAR namun segala fenomena yang terjadi membutuhkan proses yang lama hingga menjadikannya sebuah rahmat pertobatan dan persatuan bagi segenap jemaat.
de Maria numquam satis!
Tina Bone Herman
Pencinta Maria, Denpasar
Yth Ibu Inggrid, Salam damai dalam Kristus, Saya setuju bahwa kita harus berhati-hati dalam mensikapi setiap fenomena supranatural. Dan seperti ajaran Yesus kita harus melakukan discernment dengan melihat buah-buahnya. Tetapi apa yang saya tangkap dalam tulisan yang dilakukan oleh Ibu Inggrid dalam kasus fenomena Julia Kim, menunjukkan ada kecenderungan cari aman dengan berpihak kepada keputusan Keuskupan Kwangju. Saya cukup kecewa dengan penilaian Keuskupan Kwangju yang melakukan discernment terhadap fenomena Julia Kim yang menitikberatkan pada 2 hal, yaitu ketidak-tundukan Julia Kim terhadap Keuskpuan Kwangju dan ketidak-sediaan Julia Kim menunjukkan laporan keuangan. Kriteria discernment yang dilakukan sangat bernilai duniawi dan materialistik. Tidak… Read more »
Shalom Thomas, Jika Anda benar setuju bahwa kita harus berhati- hati dalam menyikapi setiap fenomena supernatural, maka seharusnya Andapun dapat melihat bahwa penilaian Uskup Agung Kwangju juga didasari oleh sikap ini. Keputusan itu tidak semata- mata didasari oleh ketidaktundukan Julia kepada pihak Keuskupan, dan karena ketidaksediaan menunjukkan laporan keuangan, seperti yang Anda duga. Silakan Anda membaca kisah fenomena Julia Kim sendiri, dan apa yang ia klaim sebagai mujizat- mujizat di sana, baik itu mujizat Ekaristi maupun patung Bunda Maria yang menangis. Sebab jika kita dengan jeli membaca di sana, terdapat beberapa ‘kejanggalan’ dan hal- hal yang tidak sesuai dengan ajaran… Read more »
Yth. Ibu Ingrid Salam damai dalam Kristus, Terima kasih atas kesediaan Ibu menanggapi e-mail saya. Komentar saya mengenai discerment Uskup Kwangju yang berdasarkan sifat duniawi (kekuasaan) dan materialistik, dan bukannya bersifat rohani dan ilahi adalah didasarkan pada tulisan yang dimuat oleh katolisitas sebelumnya. Penjelasan Ibu Ingrid mengenai klaim mukjizat Ekaristi dan darah Yesus, serta ciri-ciri tanda-tanda Bunda Maria dengan patungnya yang menurut pendapat Ibu Ingrid janggal/tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik/berlebihan, sehingga pada akhirnya menyimpulkan bahwa fenomena Julia Kim tidak otentik, membuat saya sedikit kecewa karena diskusi kita tidak menyentuh substansi dari buah-buah yang dihasilkan dari fenomena Julia Kim tersebut.… Read more »
Shalom Thomas, Artikel yang kami tulis di atas itu menyampaikan kutipan dari Dekrit Ordinaris Keuskupan Agung Kwangju, yang ditulis oleh Uskup Agung Andrew Chang-Moo Choi, maka kutipan itu bukan karangan kami sendiri. Di situ jelas ditulis demikian: “Mereka [Julia Kim dan para pengikutnya] juga tidak merespon ultimatum saya di bulan Februari 2005. Mereka tetap melanjutkan mengajarkan ‘fenomena yang berkaitan dengan Julia Yoon dari Naju’ sebagai ‘wahyu pribadi’ atau ‘mukjizat’, memperkirakan pembangunan apa yang disebut dengan ‘basilika’ untuk mengumpulkan dana, menyebarkan informasi yang menyesatkan bahwa Bapa Suci dan Tahta Suci mengakui (Naju), dan mengkritik saya, Persatuan Uskup-uskup Korea, dan Gereja Katolik… Read more »
Yth. Ibu Ingrid,
Salam damai dalam Kristus,
Terima kasih atas tanggapan terakhir Bu Ingrid.
Saya menyadari begitu sulitnya menemukan kebenaran sejati yang berasal dari Allah karena pengetahuan manusia yang sangat terbatas.
Saya mohon maaf jika e-mail saya berbeda pendapat dan tidak mengenakan Bu Ingrid.
Semoga Roh Kudus yang dari Allah Bapa dan Allah Putra selalu menyertai kita sampai akhir jaman dan kita dengan tulus dan rendah hati hidup dalam Terang dan Kasih.
Salam damai dalam Kristus,
Thomas
Shalom Thomas,
Saya bersyukur jika Anda dapat melihat bahwa memang sulit untuk mengenali kebenaran sejati yang berasal dari Allah sendiri di dalam klaim- klaim wahyu pribadi. Tuntunan Roh Kudus sungguh sangat diperlukan, namun juga kerendahan hati dari pihak kita untuk membaca juga penjelasan dari pihak otoritas Gereja. Sebab sungguh, jika mereka sudah mengeluarkan suatu pernyataan resmi, itu sudah pasti didahului penyelidikan yang seksama.
Ya, semoga kita semua selalu dipimpin oleh Roh Kudus yang dalam kesatuan dengan Allah Bapa dan Putera, menyertai Gereja-Nya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom, Saudara Thomas, saya mengerti kekecewaan dan perasaan anda tatkala fenomena Naju tidak mendapat sokongan daripada pihak gereja berdasarkan penyelidikan yang cukup saksama. Bagi saya, kita harus bersyukur kerana gereja sungguh mempunyai the REAL SPIRIT OF DISCERNMENTS dalam hal menilai fenomena fenomena yang kelihatannya miraculous. Saya kira, bukan sekadar buahnya sahaja yang menjadi penentu apakah seseatu fenomena itu sebagai berasal dari Allah tetapi banyak aspek lain yang harus diambil kira. Selama saya masih Protestant, semua manifestasi karismatik dilihat sebagai datang dari Allah bahkan tidak pernah diuji, apakah itu bahasa roh, nubuatan, pelbagai jenis manifestasi rohani bahkan kisah kisah pertemuan peribadi… Read more »
Syalom Thomas menurut saya buah-buah yang dihasilkan dari fenomena Julia Kim seperti yang anda sebutkan ada 10 buah. menurut saya pribadi dari ke 10 pesan kasih yang disampaikan oleh Julia Kim 9 diantaranya (no 1 sampai 9) adalah pesan-pesan yang sungguh sangat sangat umum kita dengar dari Gereja Katolik. sehingga pesan-pesan tersebut bukanlah sesuatu yang baru untuk disampaikan. jadi apabila ada orang yang menyampaikan pesan-pesan seperti tersebut diatas dengan mengatakan kalau dia mendapat mujikzat, wahyu ataupun hal lainnya dari Allah atau Roh Kudus. wah bisa gawat yach.! Sedang untuk pesan yang terakhir hal itu menunjukkan kesombongan dari seorang Julia Kim,… Read more »
Saya membaca tentang Julia Kim ini kira-kira 19 tahun yang lalu. Dalam buku itu juga terdapat foto yang keterangannya: Hosti yang telah menjadi darah di mulut Julia Kim (fotonya hitam putih), walau memang tidak membuktikan apakah sebelumnya benar2 hosti atau tidak. Waktu itu juga belum ada cerita tentang patung Bunda Maria yang berkeringat, mengeluarkan air susu, hosti dari darah dan lain-lain. Hanya Bunda Maria menangis darah dan hosti yang menjadi darah di mulutnya. Sayang sekali kalau pada perkembangannya ada pemalsuan kesaksian oleh pihak Julia Kim, karena dulu saya menganggap peristiwa itu sebagai peristiwa yang benar-benar ilahi. Selain itu saya juga… Read more »
Shalom Agung, Sesungguhnya, fenomena Julia Kim menjadi kontroversial, antara lain karena banyak berita tentangnya, memang menunjukkan bahwa terjadi bermacam hal yang sepertinya mustahil di mata manusia. Silakan Anda cari di U-Tube, maka Anda akan melihat berbagai video yang menunjukkan terjadinya perubahan hosti di mulut Julia Kim, menjadi sepotong daging yang mengeluarkan darah. Namun demikian, hal ini tidak dapat dijadikan dasar bahwa apa yang dialaminya itu otentik berasal dari Allah/ ilahi. Sebab menurut ajaran para Santa/o tentang pengalaman mistik, hal-hal yang ‘ajaib’ ini sesungguhnya diakibatkan oleh pekerjaan mahluk yang berkodrat malaikat; namun belum dapat dipastikan bahwa fenomena ini berasal dari Allah.… Read more »
sebenarnya kasus ini pernah ada di indonesia..pengikutnyapun banyak sampai biarawan juga..mungkin pernah dengar pak tomas..dari surabaya. sampai mengatakan akan ada kegelapan segala macam, tapi bapak uskup dengan tegas melarang, dan akhirnya singkat cerita…pak thomas menjadi kaya raya dan juga menggelapkan uang, dan dipenjara..oleh bapak uskup meminta untuk dikeluarkan dari penjara…berita selanjutnya dia bunuh diri
Shalom Soero, Memang beberapa tahun yang lalu pernah terdengar adanya kasus di Kediri, berkaitan dengan yang konon disebut- sebut adanya penampakan Bunda Maria kepada Bp. Thomas. Namun memang akhirnya terbukti kasus itu adalah penipuan. Syukurlah bahwa Gereja Katolik tidak pernah mengakui penampakan itu sebelumnya; dan secara umum memang Gereja Katolik sangat berhati- hati dalam menunjukkan sikap terhadap kasus- kasus klaim penampakan ataupun wahyu- wahyu pribadi. Marilah menghargai sikap otoritas Gereja ini, sebab sepertinya prinsip yang digunakan oleh Gereja adalah yang diajarkan oleh Injil, yaitu, dari buahnyalah kita mengenal apakah yang disampaikan mereka itu sungguh dari Tuhan atau bukan (lih. Mat… Read more »
Apakah tim katolisitas juga bisa memberikan keterangan mengenai status penampakan Maria di Medjugorje? Apakah asli atau palsu?
Trima kasih
Shalom Andre, Terima kasih atas pertanyaannya. Menurut situs EWTN yang kami jadikan acuan di sini, silakan klik, pihak Vatikan hingga hari ini masih sangat berhati-hati dalam memberikan penilaian dan keputusan apakah fenomena Medjugorje yang terjadi sejak tahun 1981 ini memang sungguh fenomena supranatural yang berasal dari Tuhan atau bukan. Investigasi masih terus dilakukan. Vatikan masih terbuka terhadap kemungkinan bahwa penampakan Medjugorje itu sungguh otentik, atau sebaliknya. Sementara menantikan keputusan Vatikan yang memang mempunyai prosedur yang ketat dan hati-hati dalam menilai keaslian suatu penampakan, sebaiknya umat Katolik juga menyikapinya dengan tenang dan bijaksana. Gereja Katolik tidak melarang peziarahan umatnya ke Medjugorje… Read more »
saya ingat fenomena mujizat bapak thomas di surabaya, sendang sono dan di beberapa tempat lain, yang ternyata benar menyesatkan. pada peristiwa itu, romo paroki waktu itu mengingatkan umat yang antusias mengikuti (bahkan sampai mengecam umat lain yang tidak mengenakan skapulir putih) bahwa tidak usah jauh-jauh untuk mencari mujizat. mujizat terbesar ada di dalam tubuh kita sendiri. bagaimana alis dan bulu mata kita tidak bertambah panjang seperti rambut di kepala kita, bagaimana kita bisa bangun pagi stiap hari, dan masih banyak lagi mujizat yang Tuhan berikan sendiri lewat kehidupan sehari-hari. Mengapa kita tidak menyadarinya?
Saya sangat berterima kasih atas penjelasan yang Ibu Sisil dan Ibu Inggrid berikan . Semakin menambah wawasan saya dalam memandang atau menilai segala sesuatu yang tampak dianggap kejadian mukjizat dengan lebih hati-hati lagi.
Syalom
Sangat menarik. Mengenai Julia Kim (itu nama yang dikenal di khalayak ramai) dan mukjizat2 yang terjadi, sudah agak lama saya ketahui. Saya sudah membaca buku ttg hal tersebut dan nonton vcd nya. Sebenarnya saya sangat tertarik dan terpukau oleh semua mukjizat2 tersebut. Bukunya pun (maaf sudah lupa judulnya apa, lalu dipinjamkan ke teman, eh gak dibalikin) sangat sangat menarik, sampe semangat 45 bacanya (buku tersebut adalah buku terjemahan dalam bhs Indo). Waktu itu saya sangat percaya akan semua mukjizat yang terjadi. Bahkan sampe pengen ke Korea (belum sih). TETAPI….. ketika sampai di penghujung buku tersebut, ada surat yang ditulis oleh… Read more »
Shalom Julianti, Terus terang, saya belum pernah membaca buku yang Anda maksud, sehingga sulit bagi saya untuk menanggapinya. Namun sekilas membaca kesimpulan Anda, nampaknya jika benar dikatakan bahwa Tuhan Yesus telah berhenti melakukan karya penyelamatan Allah dan sekarang diteruskan oleh Bunda Maria, maka pernyataan tersebut adalah pernyataan yang keliru. Sebab yang benar adalah setelah kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga, Tuhan Yesus terus melakukan karya penyelamatan Allah melalui Gereja-Nya. Bunda Maria sebagai anggota Gereja, dan kita semua sebagai anggota Gereja hanya ‘mengambil bagian’ di dalam karya Kristus itu; namun tidak berarti bahwa peran yang dilakukan oleh Bunda Maria, maupun oleh para… Read more »
Bolehkan tim berbagi informasi sedikit mukjizat Ekaristi bagaimana yang terjadi sewaktu mereka mengunjungi Vatikan??
Saya setuju dengan Gereja, kita bisa lihat kerendahan hati santa Bernadette atau Katarina Labourne yang mereka tunjukkan sewaktu menerima wahyu, berbeda dengan yang ini, memungut bayaran.. Semoga kebenaran secepatnya terbukti, aminn
[dari katolisitas: Yang terlihat dalam video adalah setelah Julia Kim menerima Tubuh Kristus, maka hosti tersebut berubah menjadi sepotong daging. Silakan anda mencari di google dengan kata kunci “Julia Kim miracle in vatican”.]
Shalom !
Mohon jasa baik tim untuk menjelaskan secara lebih mudah di mengerti oleh kaum awam, sebab musabab mengapa Vatikan tidak menerima / menolak fenomena yang terjadi di Naju. Jika ada yang bertentangan dengan pengajaran gereja, maka mohon di nyatakan apa yang bertentangan supaya kami kaum awam bisa menurut kepada keputusan pihak gereja yang pastinya punya sebab jelas mengapa bukan semua penampakan Maria dinyatakan sebagai AUTHENTIC sama juga dengan penampakan di Medjugorje.
Salam kasih
Lynn Mariam
Kuala Lumpur
[dari katolisitas: silakan membaca tanya jawab di atas – silakan klik – secara perlahan-lahan.]
Shalom,
Terima kasih atas jawapan jawapannya di atas. Kini saya sudah mengerti tentang beberapa perkara yang kelihatan bertentangan dengan ajaran Katolik dalam beberapa ” mujizat” yang terjadi di Naju. Berkenaan dengan Medjugorje juga saya sudah membaca beberapa laporan gereja tentang fenomena di sana.
Sekali lagi, terima kasih atas pencerahannya.
Lynn Mariam
Uraian yang hati-hati dan tegas! Suatu ajakan yang sangat bijaksana dan penuh keteguhan. Ketaatan kepada hirarki yang berwenang adalah kewajiban kita sebagai umat gereja universal. Keuskupan memutuskan hal yang penting seperti itu pastilah telah melakukan penelitian dan pertimbangan yang matang. Sebuah penampakan otentik akan teruji oleh waktu, dan ingat Allah akan menjagai gereja-Nya, saya berpikir kita wajib mematuhinya. Masih banyak tempat ziarah sederhana yang mampu meningkatkan keimanan kita, bukankah semua peziarah bertujuan semakin memiliki pergaulan yang akrab dengan Allah, tempat ziarah atau mujizat apappun hanyalah sarana. Pakailah dan gunakan selama hal itu membawa kita untuk memuliakan Allah, tinggalkan segera jika… Read more »
Yth. Pak Stef dan Bu Inggrid
Saya ingin menanyakan apakah benar Julia Kim dan pengikutnya telah terkena ekskomunikasi latae sententiae [ekskomunikasi otomatis ) karena Kongregasi Kepausan untuk Doktrin Iman (CDF -red) telah menyatakan bahwa apa yang disebut “mujizat-mujizat ilahi yang beredar di sekitar Julia Youn di Naju, Korea Selatan” adalah “jauh dari iman Kristen yang sejati “?
Berikut sumber yang kebetulan saya baca : http://perawanmaria.wordpress.com/2011/05/28/vatikan-menyatakan-visioner-naju-jauh-dari-iman/
Mohon penjelasannya, dan terima kasih
[Dari Katolisitas: Pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]