Tentang Mukjizat

Apakah mukjizat itu dan apakah mukjizat itu nyata dan apakah benar-benar ada orang yang dapat melakukan mukjizat? Berikut ini adalah keterangan yang disarikan dari link ini, silakan klik, tentang mukjizat:

1. Pengertian Mukjizat

Mukjizat adalah suatu kejadian yang terjadi di luar kodrat alam karena efeknya melampaui kekuatan/ kemampuan mahluk ciptaan. Oleh karena efeknya yang melampaui kekuatan kodrati maka mukjizat disebut sebagai sesuatu hal yang adikodrati, yang melibatkan adanya campur tangan Ilahi. St. Thomas Aquinas mengajarkan, “Efek- efek tersebut dapat disebut sebagai mukjizat yang dilakukan oleh kuasa Ilahi yang dilakukan di luar ketentuan yang umum terjadi pada alam (St. Thomas Aquinas, Contra Gentiles, III, cii), melampaui ketentuan atau hukum alam (St. Thomas Aquinas,  Summa Theology I:102:4). Dengan demikian mukjizat dihubungkan dengan “jari Tuhan” (Kel 8:19, Luk 11:20), “tangan Tuhan” (1 Sam 5:6, Ezr 8:31). Tuhanlah yang menjadi penyebab mukjizat; mukjizat terjadi karena sesuai dengan rencana penyelenggaraan Tuhan (St. Thomas Aquinas, Contra Gentiles, III, xcviii).

2. Kuasa Tuhan dalam mukjizat

Kuasa Tuhan terlihat dalam mukjizat dari dua hal :1) langsung melalui perbuatanNya yang terjadi seketika itu juga; 2) tidak langsung/ dengan perantaraan melalui ciptaan-Nya sebagai sarana ataupun alat; yaitu para malaikat (seperti pada Dan 3, Kis 12), manusia seperti melalui perantaraan Musa dan Harun (Kel 7), para Rasul (Kis 2:43), St. Petrus (Kis 3:9), St. Paulus (Kis 19), jemaat perdana (Gal 3:5); ataupun kuasa Tuhan melalui relikwi suci, seperti mantel Nabi Elia (2 Raj 2), tulang- tulang Nabi Elisa (2 Raja 13), jumbai jubah Yesus (Mat 9), sapu tangan Rasul Paulus (Kis 19:12), ular tembaga di jaman Nabi Musa (Bil 21), tabut perjanjian, bejana suci di Bait Allah (Dan 5), dst.

3. Tujuan utama mukjizat

Tujuan utama mukjizat adalah untuk menunjukkan kemuliaan Tuhan. Di Perjanjian Lama mukjizat- mukjizat yang terjadi menyatakan penyelenggaraan Tuhan yang Maha Besar (lih. Kel 10:2, Ul 5:25, Kel 7-10, 1 Raj 18:21-38, 2 Raj 5). Di Perjanjian Baru, kebesaran dan kemuliaan Tuhan dinyatakan pada kisah mukjizat di Kana, mukjizat-Nya yang pertama dicatat dalam Kitab Injil Yohanes (lih. Yoh 2), pada saat Yesus menyembuhkan banyak orang sakit (Mat 9:8, Luk 18:43, Mat 15:31, Luk 19:37, Kis 4:21, dst), dan pada saat membangkitkan Lazarus (lih. Yoh 11). Yesus melakukan mukjizat- mukjizat tersebut bukan agar dikagumi orang, melainkan karena dorongan belas kasih-Nya terhadap manusia yang berdosa dan menderita. Dalam hal misi penyelamatan-Nya, dengan melakukan mukjizat- mukjizat, Kristus membuktikan bahwa Ia adalah Tuhan dan Penguasa alam semesta. Mukjizat-Nya yang terbesar adalah kebangkitan-Nya dari kematian, agar kita yang percaya kepada-Nya memperoleh hidup yang kekal (lih 1 Pet 1:3).

Tujuan-tujuan berikutnya merupakan tujuan sekunder, seperti untuk mengkonfirmasi kebenaran dari pesan Ilahi yang disampaikan, atau sebuah kebenaran akan ajaran iman dan moral, seperti dalam kisah Musa (Kel 4), Elia (1 Raja 17:24); dan bagaimana orang Yahudi mengenali Yesus sebagai utusan Tuhan (lih Yoh 6:14, Luk 7:16; Yoh 2:11, Yoh 3:2, Yoh 9:38, Yoh 11:45); dan bagaimana Yesus mengacu kepada perbuatan-Nya (termasuk mukjizat- mukjizat-Nya) untuk menunjukkan bahwa Ia adalah Putera Allah (lih. Mat 11:4; Yoh 10:37, Yoh 5:36, Mrk 16:17). Para Rasul juga mengajarkan bahwa mukjizat merupakan konfirmasi atas ke-Tuhanan Yesus (lih. Yoh 20:31, Kis 10:38, 2Kor 12:12).

Tujuan sekunder berikutnya adalah untuk memberi kesaksian akan kekudusan, seperti halnya bagaimana Tuhan membela Musa (Bil 12), Elia (2 Raj 1), Elisa (2 Raj 13); demikian juga dalam kisah orang buta yang dicelikkan (Yoh 9:30-) dan dalam proses kanonisasi orang kudus (Santo/a) dalam Gereja Katolik.

Tujuan lainnya adalah untuk mendatangkan kebaikan baik jasmani ataupun rohani sebagai penghargaan terhadap suatu kebajikan, seperti pada kasus janda Sarfat (1Raj 17), tiga pemuda dalam tungku api (Dan 3) dan perlindungan terhadap Dainel (Dan 5).

4. Siapa pembuat mukjizat

Wahyu ilahi mengajarkan kepada kita tentang pelaku mukjizat, sebagai berikut:

a. Hanya Tuhan yang dapat melakukan mukjizat substansial, seperti membangkitkan orang mati, ataupun menyembuhkan penyakit yang tidak dapat disembuhkan oleh manusia. Mukjizat- mukjizat sedemikian dilakukan oleh Kristus, dan mukjizat yang terbesar yang dilakukan-Nya adalah kebangkitan-Nya dari mati (lih. Kis 10:40). Kristus melakukan mukjizat- mukjizat untuk menyatakan Kerajaan Allah (Mat 12; Luk 11), dan memberikan kuasa kepada para Rasul-Nya (Mat 10:8) dan para murid-Nya (Luk 10:9, 19) untuk melakukan mukjizat- mukjizat dan menjanjikan bahwa karunia mukjizat ini akan terus ada di dalam Gereja (lih. Mrk 16:17).
b. Mukjizat yang dilakukan oleh para malaikat yang dicatat dalam Kitab Suci selalu dilakukan atas kekuatan Tuhan.
c. Kitab Suci mencatat kuasa roh- roh jahat sebagai suatu kekuatan yang terbatas dapat mengakibatkan mukjizat, seperti para penyihir Mesir (lih. Kel 8:19), kisah Ayub, sebagaimana dikatakan oleh Kristus sendiri (Mat 24:24) dan oleh Rasul Yohanes (Why 9:14). Maka walaupun sepertinya roh- roh tersebut dapat melakukan sesuatu yang di luar kemampuan manusia, namun perbuatan tersebut kekurangan makna dan tujuan yang dapat dikatakan sebagai bahasa Tuhan kepada manusia.

5. Mukjizat Kristus berhubungan dengan inti ajaran-Nya

Mukjizat- mukjizat Yesus memperlihatkan kaitan antara ajaran dan misi-Nya, maksud Kerajaan Allah dan hubungan antara pengajaran dan prinsip terbesar yang kemudian dilestarikan oleh Gereja-Nya. Telah disampaikan bahwa motif mukjizat Yesus adalah belas kasihan Allah, dan belas kasihan ini besifat universal dan tidak mengenal batas ras/ bangsa, seperti yang ditunjukkan oleh Yesus dalam mukjizat anak kepala rumah ibadat (Mat 8) dan anak perempuan Siro-Fenisia (Mrk 7). Mukjizat-mukjizat yang dilakukan pada hari Sabat menyatakan maksud kedatangan-Nya yaitu menyelamatkan umat manusia dan bahwa Kerajaan-Nya menandai penyempurnaan hukum Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru. Ajaran tentang sakramen dinyatakan lewat mukjizat di Kana (Yoh 2), tentang kuasa-Nya mengampuni dosa dalam mukjizat-Nya menyembuhkan orang lumpuh (Mat 9), kuasa-Nya yang mengatasi alam dinyatakan dengan menggandakan roti, meredakan angin ribut, mengadakan mukjizat penangkapan ikan, dst. Fokus kebenaran ajaran Kristus adalah kehidupan: Ia datang untuk memberi hidup kepada manusia, yang dinyatakan secara khusus dengan membangkitkan orang mati, seperti pada kasus Lazarus, dan kebangkitan-Nya sendiri dari kematian. Para Rasul mengacu kepada kebangkitan Yesus dari mati untuk menandai kebangkitan jiwa dari kematian dosa menuju kehidupan rahmat, dan menjadi janji dan nubuat kemenangan atas dosa dan maut dalam kebangkitan badan di akhir jaman (1 Tes 4).

Di atas semua itu, mukjizat terbesar setelah kebangkitan Yesus, yang masih terus terjadi sampai saat ini adalah mukjizat Ekaristi, yaitu di mana oleh kuasa Roh Kudus, melalui Sabda-Nya yang diucapkan oleh imam dalam doa konsekrasi, Kristus mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah-Nya. Mukjizat ini terus terjadi dalam setiap perayaan Ekaristi. Karena Kristus sendirilah yang hadir dalam Ekaristi ini, maka Ekaristi adalah “puncak dan sumber seluruh hidup Kristiani ” (KGK 1324).

6. Kesaksian para rasul tentang mukjizat

Kesaksian para rasul tentang mukjizat meliputi dua hal:

a. Mereka berkotbah tentang mukjizat Yesus, terutama kebangkitan-Nya dari mati (lih. Kis 2:22; 10:37) dan mereka sebagai saksi-Nya (Kis 2:32; 1:22) dan kebangkitan Yesus menjadi dasar pengajaran mereka di Yerusalem (lih, Kis 3:15; 4:10; 5:30; 10:40) di Antiokhia (Kisa 13:30-), Athena (Kis 17:31), di Korintus (1 Kor 15), di Roma (Rom 6 :1) dan Tesalonika (1 Tes 1:10)

b. Mereka sendiri melakukan mukjizat dalam nama Yesus, di Yerusalem (lih. Kis 2:43), membangkitkan orang lumpuh (lih. Kis 3:14), menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh jahat (lih. Kis 8:7-8) dan membangkitkan orang mati (Kis 20:10), seperti yang dilakukan oleh Rasul Paulus (Rom 15:18-19, Gal 3:5, 2 Kor 12:12, 1 Kor 12)

7. Kesaksian para Bapa Gereja tentang mukjizat- mukjizat yang terjadi sepanjang sejarah Gereja

a. St. Clement dari Roma dan Ignatius dari Antiokhia mengatakan tentang mukjizat- mukjizat yang terjadi di jaman mereka.
b. Origen menyebutkan bahwa ia telah melihat contohnya bahwa setan- setan telah diusir, banyak orang disembuhkan dan nubuat digenapi (Origen, Against Velsus I, II, III, IV).
c. St. Irenaeus, menanggapi para penyihir di jamannya, mengatakan, “mereka tidak dapat membuat orang buta melihat, membuat orang tuli mendengar dan mengusir setan; dan mereka sangat jauh dari membangkitkan orang mati seperti yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dan para Rasul, dengan doa dan seperti telah sering terjadi dalam komunitas, bahwa mereka bahkan berpikir hal itu tidak mungkin (St. Irenaeus, Against Heresies II)
d. Tertullian memberikan kesaksian tentang mukjizat- mukjizat yang terjadi di kalangan jemaat (lih. Tertullian, Apol., xxiii)
e. St. Agustinus memberikan daftar yang panjang tentang mukjizat- mukjizat yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri, dengan menyebutkan nama-nama dan detail- detail yang bersangkutan; yang telah terjadi dalam waktu dua tahun sebelum ia menerbitkan tulisannya (St. Agustinus, City of God XXI.8; Retract., I, xiii)
f. St. Hieonimus menulis buku untuk menanggapi Vigilantus dan membuktikan bahwa relikwi harus dihormati, dengan mengutip makjizat- mukjizat yang terjadi melalui relikwi.
g. St. Gregorius Agung menulis kepada St. Augustinus dari Canterbury agar tidak menjadi sombong dengan banyaknya mukjizat yang Tuhan perkenankan terjadi melalui perbuatan tangannya bagi pertobatan orang- orang Inggris.

Dengan demikian dari awalnya, Gereja Kristus sejak jaman para rasul dan para murid mereka, telah terjadi rantaian mukjizat- mukjizat bersamaan dengan karunia bahasa roh, nubuat, untuk mengusir setan, penyembuhan, dst. Maka keberadaan Gereja, yaitu Kerajaan Allah di dunia, di mana di dalamnya Kristus dan Roh Kudus-Nya hadir, telah ditandai dengan kehidupan para orang kudus yang penuh dengan mukjizat, di berbagai negara dan waktu; merupakan kesaksian yang tak terputuskan tentang mukjizat itu sungguh riil/ nyata (St. Bellarminus, De noits Eccle. LIV- xiv), seperti yang disyaratkan pula dalam proses kanonisasi.

8. Bagaimana sikap terhadap mukjizat

Walaupun mukjizat terjadi di sepanjang sejarah Gereja, mukjizat bukanlah merupakan sesuatu yang terpenting yang harus kita minta setiap kali kita berdoa. Sebab di dalam kerendahan hati kita percaya bahwa Tuhan yang mengetahui segalanya akan memberikan yang terbaik bagi kita. Kita mengakui kebaikan Tuhan dan Tuhan akan mengatur segalanya menjadi baik adanya. Maka jika kita memohon untuk meredakan badai ataupun menghentikan wabah, kita memohon bukan semata untuk terjadinya mukjizat, tetapi lebih kepada memohon kemurahan-Nya untuk memperhatikan permohonan kita, agar dengan cara-Nya sendiri, Ia menjawab permohonan kita sesuai dengan yang kita butuhkan.

Mengadakan mukjizat dalam nama Tuhan Yesus adalah suatu karunia (lih. 1Kor 12:28), yang diberikan Tuhan sesuai dengan kebijaksanaan dan kerelaan hati-Nya, untuk membangun Gereja-Nya. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa mengadakan mukjizat dalam nama-Nya bukan sesuatu yang terutama bagi seorang murid, sebab yang terpenting adalah melakukan kehendak Allah (Mat 7:21-22) yaitu mengasihi Allah dan sesama.

Konsili Vatikan dalam Konstitusi tentang Gereja, Lumen Gentium, mengajarkan tentang hal ini demikian:

“Kepada setiap orang dianugerahkan pernyataan Roh demi kepentingan bersama” (1Kor 12:7). Karisma-karisma itu, entah yang amat istimewa, entah yang lebih sederhana dan tersebar lebih luas, hendaknya diterima dengan rasa syukur dan gembira, sebab karunia- karunia tersebut sangat sesuai dan berguna untuk menanggapi kebutuhan-kebutuhan Gereja. Namun kurnia-kurnia yang luar biasa janganlah dikejar-kejar begitu saja; jangan pula terlalu banyak hasil yang pasti diharapkan daripadanya untuk karya kerasulan. Adapun keputusan tentang tulennya karisma-karisma itu, begitu pula tentang penggunaannya secara layak/ teratur, termasuk dalam wewenang mereka yang bertugas memimpin dalam Gereja. Terutama mereka itulah yang berfungsi, bukan untuk memadamkan Roh, melainkan untuk menguji segalanya dan mempertahankan apa yang baik (lih. 1Tes 5:12 dan 19-21).” (Lumen Gentium, 12)

Demikianlah keterangan tentang mukjizat, semoga berguna.

4.8 5 votes
Article Rating
19/12/2018
11 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
A Gentur Panuwun
A Gentur Panuwun
10 years ago

Orang sering mengatakan bahwa hidup kita bagian dari mukjizat, Anugerah Allah; karena merupakan kehendak Allah.Termasuk nasib baik orang yg lepas dari musibah yg fatal sifatnya…Bagaiamana penjelasan, tentang ini? Matur nuwun

[dari katolisitas: Selama kita juga melihat bahwa tidak ada sesuatu yang terjadi di dunia ini tanpa seizin Tuhan, maka dalam kacamata iman, maka Tuhan juga memelihara umat-Nya setiap saat. Tentang takdir, silakan melihat artikel ini – silakan klik]

Johanes
Johanes
11 years ago

apa saja mukzijat yang dilakukan oleh Nabi Elia

[dari katolisitas: Silakan melihat di 1Raj 17:1 ; Yak 5:17; 1Raj 17:14; 1Raj 17:22; 1Raj 18:38; 2Raj 1:10; 1Raj 18:41]

Dewi
Dewi
11 years ago

Shalom,
Terima kasih untuk tim katolisitas yang sudah menuliskan artikel tentang mukjizat. Tulisan ini sangat bermanfaat buat saya pribadi, karena menjadi tambahan referensi dalam memberikan renungan di bulan Kitab Suci di bulan September nanti, kebetulan tema BKSN ini tentang Mukjizat.

Devi
Devi
11 years ago

Shalom Katolisitas, saya ingin bertanya tentang hal-hal yg jadi pengamatan saya, Mengapa pendeta-pendeta non Katolik kebanyakan, memiliki kelebihan. kelebihan disini contohnya, mereka bisa bercakap-cakap langsung dengan Tuhan, jadi ketika mereka sendiri menghadapi pergumulan, mereka mendapatkan jawaban dr Tuhan secara langsung. Ada juga yg mengaku bisa melihat masa depan seseorang/pikiran seseorang karena saking dekatnya mereka dengan Tuhan. Dan masih banyak lagi, seperti kuasa penyenbuhan, dll. Saya bisa mengetahui hal2 ini krn sering ikut kebaktian ‘ala’ Kristen, krn notabene saya ikut organisasi kampus yg dmn Kristen dan Katolik jadi satu krn mahasiswa kristiani nya memang sedikit. Melihat kehebatan-kehebatan dan kesaksian diatas, terkadang… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Devi
11 years ago

Shalom Devi, Terima kasih atas pengamatan Anda. Ada banyak orang mengatakan bahwa dia dapat bercakap-cakap dengan Tuhan. Namun, sesungguhnya yang perlu diteliti adalah apakah benar-benar wahyu-wahyu pribadi ini benar-benar dari Tuhan. Kalau memang benar-benar percakapan ini dari Tuhan, maka akan terjadi persatuan umat beriman, karena Tuhan tidak mungkin memberikan pesan yang saling bertentangan. Dalam Gereja Katolik, maka kita dapat mengerti secara jelas apa yang ingin Tuhan sampaikan, karena selain Tuhan berbicara secara pribadi dengan kita, maka kita juga mempunyai Magisterium Gereja, yang memberikan kita kepastian iman. Tentang kesembuhan, sebenarnya kalau kita amati, ada banyak pastor, suster maupun awam di dalam… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Devi
11 years ago

Shalom Devi, Tentang mukjizat, silakan klik di sini. Harus diakui, spiritualitas Katolik, yang tercermin dalam ibadah Gereja Katolik dan secara khusus dalam kehidupan para imam/ kaum religius memang tidak menempatkan mukjizat jasmani sebagai yang terpenting ataupun terutama. Spiritualitas Katolik- yaitu spiritualitas Tritunggal Maha Kudus yang berpusat pada Kristus- menempatkan Misteri Paska Kristus yang mendatangkan keselamatan itu sebagai intinya. Maka misteri Paska inilah yang selalu dirayakan dalam setiap perayaan Ekaristi, dan dalam perayaan liturgis lainnya. Dalam perayaan Ekaristi, oleh kuasa Roh Kudus dan melalui Sabda-Nya yang diucapkan oleh imam dalam doa konsekrasi, Kristus mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah-Nya.… Read more »

Sius Dizi
Sius Dizi
12 years ago

Salam Damai.. Bila seseorang pernah jatuh dan putus asa, merasa Tuhan telah meninggalkan dirinya, hingga suatu ketika ia mengakui dosa-dosanya di sebuah Kapela susteran. Sejak saat itu ia mulai bermimpi suatu kejadian yg belum terjadi, beberapa minggu kemudia kejadian itu terjadi seperti mimpinya itu. Mimpi seperti itu sering terjadi pada dirinya, bila perhatiannya difokuskan pada seseorang (teman dekat/saudaranya), ia akan bermimpi tentang orang tersebut dan apa yang akan dialami dalam pekerjaan/kepribadiannya,dan kemudian akan terjadi seperti mimpinya. Selama ini, ia tidak berani menceritakan pada orang lain selain aku, takut dianggap paranormal/dukun. yang ingin kutanyakan “apakah ini karunia atau bukan?”, kalau ini… Read more »

Yohanes Dwi Harsanto Pr
Yohanes Dwi Harsanto Pr
Reply to  Sius Dizi
12 years ago

Salam Sius, Harus diuji apakah hal itu karunia. Antara lain ujian objektif, waktu dan sikap. Orang itu sendiri harus mau diuji. Ujian objektif pada kesembuhan dilakukan dengan pemeriksaan medik. Ujian objektif atas penampakannya dilakukan dengan menyebutkan mimpinya kepada peneliti segera setelah bangun tidur. Ujian sikap diamati pada yang bersangkutan, apakah pelayanan ini menghasilkan buah-buah roh yang baik (Gal 5: 22-26), juga pada yang disembuhkan, membangun iman atau tidak. Ujian waktu masih diperlukan, yaitu apakah situasi yang baik itu bertahan lama atau sebentar saja. Jika sungguh karunia, maka si penerima karunia harus mempergunakan sesuai maksud Allah yaitu pengabdian kepada-Nya dan pembangunan… Read more »

michael
michael
12 years ago

Salam, Saya mau bertanya : “Apakah kita bisa tahu (melalui Karunia Roh mgkn) kalau kejadian (mukjizat) tsb benar dari kuasa Tuhan, atau dr “pencuri-domba”, karena bnyknya pencuri yg menyamar sbg gembala, yg m’gunakan b’bagai cara (spt dng m’gunakan mukjizat palsu,dsb) untuk mencuri domba’ dr Gembala nya…… (Slh satu contohnya seorang Pendeta di Amerika Serikat (klo ga slh nama nya Popov, yg dipercaya membuat mukjizat, namun tnyt pd akhirnya terungkap oleh FBI bahwa dia m’gunakan cara tsb untuk menipu jemaatnya, dan memperoleh keuntungan besar melalui sumbangan’ dr jemaat tsb) Hal ini bukan b’arti saya tidak percaya akan mukjizat dan kuasa Tuhan,… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  michael
12 years ago

Shalom Michael, Dalam Gereja Katolik mukjizat kesembuhan jasmani juga terus terjadi di sepanjang sejarah, namun hal itu tidaklah menjadi fokus utama pewartaan iman. Sebab yang terpenting adalah mukjizat rohani, yaitu pertobatan dan perubahan hidup ke arah kekudusan, sebab hal inilah yang menghantar kita ke surga (lih. Ibr 12:14). Maka walaupun terjadi mukjizat kesembuhan, dan bahkan kebangkitan orang dari kematian melalui doa perantaraan para Santo/a (tentu dalam kesatuan dengan Pengantaraan Kristus) di sepanjang sejarah Gereja (sumber: buku Saints who raised the dead, True Stories of 400 Ressurection Miracles, karangan Fr. Albert J Hebert, SM, Tan Books and Publishers) tetaplah mukjizat- mukjizat ini… Read more »

Benny
Benny
12 years ago

Shalom, Katolisitas

Untuk meyakinkan kita semua, benarkah yang dapat melakukan mujizat?
Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan mujizat?
Apakah hanya orang yang mendapat hikmat Tuhan yang dapat melakukannya?
Benny

[Dari Katolisitas: Pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
11
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x