Yoh 17:1-26: Doa Yesus

Pertanyaan:

Shallom semuanya,
hari ini aku agak berfikir terlalu dalam, aku membuka injil Yoh 17 : 1 – 26

“Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: “Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau.
Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya.
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus”.

disana Yesus berkata bahwa BapaNya adalah satu satunya Allah yang benar, dan Dia (Yesus) adalah utusan Allah. Nah aku jadi tambah bingung sedangkan gereja Katolik kita mengakui bahwa Yesus adalah Allah. dan bahwa Allah adalah satu.
mohon penjelasannya dalam kontex Yohan 17 1-26 tersebut

Jesus Bless You
Paulus

Jawaban:

Shalom Paulus,

Memang ada orang- orang yang menyangka bahwa karena Kristus berdoa, maka Ia sesungguhnya bukan Allah. Sebab kalau Ia sendiri Allah, masa Ia perlu berdoa? Namun pendangan ini melupakan bahwa di samping Kristus itu sungguh Allah, Ia juga adalah sungguh manusia, pada saat penjelmaan-Nya di dunia ini. Maka dengan demikian, Yesus berdoa, untuk mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya kita berdoa kepada Allah Bapa, seperti halnya ketika Ia mengajarkan kita untuk berdoa Bapa Kami. Di samping itu, Kristus juga mengajarkan kepada kita tentang persatuan-Nya dengan Allah Bapa, yaitu bahwa Ia dan Bapa adalah satu, Allah Bapa di dalam Dia dan Dia di dalam Bapa. Dengan demikian perikop ini mengajarkan bahwa Kristus adalah sungguh Allah dan sungguh manusia.

Berikut ini ulasan yang saya sarikan dari The Navarre Bible, penjelasan tentang Injil Yohanes bab 17, sebagai berikut:

Yoh 17 adalah perikop tentang Doa Yesus, sebagai Imam Agung yang tertinggi (the Priestly Prayer of Jesus). Disebut demikian, karena di perikop itu dijabarkan pembicaraan antara Kristus dengan Allah Bapa, di mana Yesus sebagai Imam Agung mempersembahkan korban sengsara dan wafat-Nya kepada Allah Bapa. Melalui penjabaran ini kita mengetahui hal misi penebusan Kristus dan contoh bagaimana seharusnya kita berdoa. St. Agustinus dalam penjelasannya tentang Injil Yohanes mengajarkan, “Tuhan Yesus, yang adalah Putera Allah yang sehakekat dengan Allah Bapa, sesungguhnya dapat saja berdoa dalam hening (dalam hati) jika perlu, tetapi Ia ingin menunjukkan Diri-Nya di hadapan Bapa dengan sikap permohonan, sebab Ia adalah Guru kita. … Oleh karena itu, doa untuk para murid-Nya ini berguna bukan saja kepada mereka yang mendengarnya, tetapi juga kepada semua yang kemudian membacanya. (St. Agustinus, In Ioann. Evang., 104,2).

Doa Yesus ini terbagi menjadi tiga bagian: 1) Ay. 1-5: Yesus memohon agar kodrat manusia-Nya yang kudus dipermuliakan, dan korban salib-Nya diterima oleh Allah Bapa, 2) Ay. 6-19, Ia berdoa bagi para murid-Nya yang akan diutusnya ke dunia untuk mengabarkan penebusan yang sebentar lagi akan diselelesaikannya, 3) Ay. 20-26, Ia berdoa untuk kesatuan di antara semua yang akan percaya kepada-Nya sepanjang abad, sampai mereka mencapai persatuan sempurna dengan-Nya di Surga.

1. Ay. 1-5
“Kemuliaan” di sini mengacu kepada kemegahan, kuasa dan hormat yang menjadi milik Tuhan. Allah Putera setara dengan Allah Bapa, dan sejak penjelmaan-Nya, yaitu kelahiran dan terutama melalui wafat dan kebangkitan-Nya, ke-Allahan-Nya telah dinyatakan. “…kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” (Yoh 1:14)

Pemuliaan Yesus mempunyai tiga dimensi: 1) Pemuliaan Yesus mendukung kemuliaan Allah Bapa, sebab Kristus dalam ketaatan-Nya kepada kehendak Allah Bapa (lih. Flp 2:6), memperkenalkan Allah Bapa dan menyelesaikan karya penyelamatan Allah. 2) Kristus dimuliakan karena ke- Tuhanan-Nya, yang dengan kerelaan hati-Nya telah disamarkan, akan pada akhirnya dinyatakan melalui kodrat kemanusiaan-Nya, yang akan dapat dilihat setelah kebangkitan-Nya atas kuasa Allah. 3) Kristus, melalui pemuliaan-Nya, memberikan kesempatan kepada manusia untuk mencapai kehidupan kekal. Ini pada akhirnya mengacu kepada pemuliaan Allah Bapa dan Kristus Allah Putera, dengan melibatkan juga partisipasi manusia dalam kemuliaan ilahi.

2. Ay.6-10
Setelah berdoa bagi Diri-Nya, Yesus melanjutkan dengan berdoa bagi para murid-Nya dalam persekutuan para rasul, yang akan melanjutkan karya penebusan-Nya di dunia, dan kepada semua orang yang percaya kepada-Nya. Mereka yang percaya mengetahui bahwa Kristus datang dari Allah Bapa. Dan iman sedemikian menjadikan orang- orang yang percaya sebagai milik Allah Bapa dan milik Kristus.

Ay.11-19
Yesus meminta kepada Allah Bapa untuk memberikan kepada para murid-Nya keempat hal ini: kesatuan, ketekunan, suka cita dan kekudusan. Dengan berdoa agar Bapa menjaga mereka dalam nama-Nya (ay.11) agar mereka tetap bersatu. “Supaya mereka menjadi satu seperti Kita”, kesatuan yang dimohonkan oleh Yesus ini adalah cerminan dari dari kesatuan antara ketiga Pribadi dalam Trinitas.

Kedua, Yesus juga berdoa agar jangan sampai ada di antara mereka yang binasa, agar Allah Bapa menjaga mereka sama seperti ketika Bapa melindungi mereka saat Yesus masih hidup di tengah- tengah mereka.

Ketiga, sebagai hasil dari persatuan dengan Tuhan dan dari ketekunan, mereka akan mengambil bagian dalam suka cita Kristus (ay.13). Dalam kehidupan ini semakin kita mengenal Allah dan semakin kita dekat dengan-Nya, semakin bersukacitalah kita. Dalam kehidupan kekal, suka cita ini akan menjadi penuh, sebab pengenalan kita akan Tuhan dan kasih kita kepada-Nya akan mencapai puncaknya.

Akhirnya, Yesus berdoa untuk mereka yang, meskipun hidup di dunia tidak menjadi bagian dari dunia, agar mereka menjadi sungguh kudus dan melaksanakan misi yang dipercayakan kepada mereka, seperti Ia melaksanakan tugas yang dipercayakan Bapa kepada-Nya. “Dikuduskan dalam kebenaran” maksudnya adalah dikuduskan dalam Kristus yang adalah Sang Kebenaran yang telah mengorbankan Diri-Nya di kayu salib. “Itu jugalah sebabnya Yesus telah menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan umat-Nya dengan darah-Nya sendiri.” (Ibr 13:12). Oleh karena itu, setelah kematian Kristus, umat manusia dapat diangkat menjadi anak- anak Allah dan mengambil bagian dalam kehidupan Allah sendiri melalui Baptisan yang memampukan mereka untuk mencapai kekudusan yang kepadanya mereka dipanggil (lih. Lumen Gentium 40)

3. Ay. 20-23
Karena Kristus yang berdoa bagi Gereja, doa-Nya ini tidak mungkin salah dan tidak mungkin tidak efektif. Oleh karena itu, hanya akan ada satu Gereja Kristus yang sejati. Maka kesatuan menjadi milik yang utama bagi Gereja. Sumber yang menghasilkan kesatuan dalam Gereja adalah kesatuan yang tak terceraikan antara ketiga Pribadi Trinitas, di mana ada kasih dan pemberian Diri. Dengan berdoa kepada Bapa, “supaya mereka menjadi satu seperti Kita…” (Yoh 17:20-21) Yesus menyatakan adanya hubungan paralel antara kesatuan di dalam Diri Pribadi Allah dengan kesatuan anak- anak Allah di dalam kasih dan kebenaran. Maka, jika manusia adalah mahluk ciptaan yang sungguh- sungguh dikehendaki Tuhan, maka manusia dapat mengenal dirinya secara penuh hanya dengan pemberian dirinya yang tulus (Gaudium et Spes 24). Kesatuan Gereja berlandaskan atas kesatuan umat beriman dengan Kristus, dan melalui Dia dengan Allah Bapa (ay.23).

Buah dari kesatuan Gereja adalah: di satu sisi, dunia percaya akan Kristus dan atas misi ilahi-Nya (ay. 21-23) dan di sisi lain, para umat Kristen dan semua orang mengenali kasih Tuhan kepada mereka yang percaya kepada-Nya, kasih yang merupakan cerminan kesatuan kasih di dalam ketiga Pribadi Allah dalam Trinitas.

Ay. 20
Kristus berdoa bagi Gereja-Nya, yaitu untuk mereka yang di sepanjang sejarah manusia, akan percaya kepada-Nya melalui pemberitaan para rasul. Misi/ amanat ilahi ini yang telah dipercayakan Kristus kepada para rasul ditentukan untuk tetap ada sampai akhir jaman (Mat 28:19-20) sebab Injil yang dipercayakan kepada mereka, adalah bagi Gereja suatu pegangan prinsip yang berlaku sepanjang waktu. Untuk alasan inilah para rasul sangat hati- hati untuk menunjuk para penerus dalam jalur hirarkis ini (lih. Lumen Gentium 20).

Jalur apostolik dan dasar dari Gereja adalah yang dimengerti sebagai “apostolisitas”, sebagai salah satu ciri Gereja yang disebutkan dalah syahadat. Apostolisitas terdiri dari Paus dan para uskup yang menjadi pernerus Petrus dan para rasul, yang memegang kuasa Apostolik dan memberitakan pengajaran yang sama seperti yang diajarkan oleh mereka. “Maka dari itu Konsili suci mengajarkan, bahwa atas penetapan ilahi para Uskup menggantikan para Rasul sebagai gembala Gereja. Barang siapa mendengarkan mereka, mendengarkan Kristus; tetapi barang siapa menolak mereka, menolak Kristus dan Dia yang mengutus Kristus (lih. Luk 10:16) (Lumen Gentium 20).

Ay. 21
Kesatuan umat Kristen dengan Kristus menghasilkan kesatuan di antara mereka sendiri. Kesatuan Gereja ini pada akhirnya menyumbangkan kebaikan kepada umat manusia sebab dengan kesatuannya, Gereja tampil sebagai tanda yang muncul di antara bangsa- bangsa yang mengundang semua orang untuk percaya kepada Kristus yang diutus oleh Allah Bapa untuk menyelamatkan semua manusia. Gereja mengemban misi penyelamatan ini melalui kesatuannya dengan Kristus, memanggil semua umat manusia untuk bergabung dengan Gereja dan dengan demikian mengambil bagian dalam kesatuan antara Kristus dengan Allah Bapa.

Setiap orang Kristen harus menghendaki kesatuan seperti yang dinyatakan oleh Kristus Yesus dalam doa kepada Allah Bapa. Hendaknya kitapun berdoa demi kesatuan umat Kristen. Yesus sendiri meninggalkan wasiat terakhirnya dengan mendoakan kesatuan Gereja, “…. supaya mereka menjadi satu, sama seperti Engkau di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” (Yoh 17:21)

Ay. 22-23
Yesus memiliki kemuliaan, yaitu pernyataan akan keilahian-Nya, sebab Ia adalah Tuhan, yang setara dengan Allah Bapa (lih. Yoh 1:1-5). Ketika Ia mengatakan akan memberikan kemuliaan-Nya kepada para murid-Nya, Ia meyatakan bahwa melalui rahmat Allah, Ia membuat kita sebagai pengambil bagian dalam hidup ilahi (2 Pet 1:4). Kemuliaan dan pembenaran oleh rahmat Tuhan sangatlah erat bersatu, “Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.” (Rom 8:30). Rahmat inilah yang bekerja dalam umat Kristen untuk menjadikan mereka semakin serupa dengan Kristus yang serupa dengan Allah Bapa (lih. 2 Kor 4:4; Ibr 1:2-3).

Ay. 24
Yesus menutup doa-Nya dengan memohon agar semua umat Kristen mencapai Kerajaan Surga. “Aku mau supaya….” Dikatakan bukan sekedar bahwa Ia berdoa supaya, tetapi ‘mau’ supaya… yang menunjukkan kehendak Yesus yang kuat untuk menghantar semua yang percaya kepada-Nya dapat mengambil bagian dalam kemuliaan-Nya. Di dunia kita mengambil bagian dalam kehidupan ilahi melalui iman dan kasih, namun di Surga, kita akan mencapai kepenuhan hidup ilahi ini di mana kita memandang Tuhan sebagaimana Dia adanya (1 Yoh 3:2) muka dengan muka (lih. 1 Kor 13:9-12). Dengan demikian Gereja memunyai pandangan tertuju kepada kehidupan kekal.

Ay. 25-26
Pewahyuan Allah tentang Diri-Nya melalui Kristus menyebabkan kita mulai mengambil bagian dalam kehidupan ilahi, yang mencapai puncaknya di Surga. Kristus telah menyatakan kepada kita semua yang perlu kita ketahui agar kita dapat mengambil bagian dalam kasih yang timbal balik di dalam ketiga Pribadi Allah, terutama misteri tentang siapa Diri-Nya, dan misi-Nya dan dengan itu, misteri Allah sendiri. Maka Ia mengatakan, “….tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.” (Mat 11:27). Kristus terus menyatakan kasih Allah Bapa, melalui Gereja-Nya, yang di dalamnya Ia selalu hadir: “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat 28:20)

Demikianlah yang dapat saya sampaikan tentang penjelasan Yoh 17:1-26.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org

1.7 3 votes
Article Rating
19/12/2018
2 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
shella anggraini
shella anggraini
10 years ago

Admin,saya mau tanyaa,bacaan yg tepat untuk tema “bersatu dalam kawan beriman dalam yesus” kira-kira Ω̶̣̣̥̇̊þɑ̤̥̈̊ yaa ? Mohon balasannya ,tmkasih dan berkah dalem :D

[Dari Katolisitas: Yang pertama langsung teringat adalah bacaan dari 1 Kor 12:12-31, tentang banyak anggota tetapi satu tubuh, atau Yoh 17 tentang doa Yesus untuk murid-murid-Nya, secara khusus ayat 20-23. Atau surat Rasul Paulus kepada Gereja di Kolose, Kol 3:12-17, khususnya ayat 15; dan surat kepada Gereja di Efesus, Ef 4:1-6, 11-16.]

Paulus
Paulus
13 years ago

Shallom semuanya, hari ini aku agak berfikir terlalu dalam, aku membuka injil Yoh 17 : 1 – 26 “Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: “Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus”. disana Yesus berkata bahwa BapaNya adalah satu satunya Allah yang benar, dan Dia (Yesus)… Read more »

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
2
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x