Pertanyaan:
Syalom,
Saya telah menjadi Katolik sejak bayi,namun ada beberapa pertanyaan yang kadang membuat saya agak tidak perduli akan agama walau saya masih mengimani Yesus Kristus sebagai Tuhan dan mencoba untuk hadir ke Gereja setiap hari Minggu.
1. Kenapa Tuhan mengijinkan adanya agama dan bermacam-macam pula. Bukankah Yesus hadir untuk mengajarkan Ajaran Cinta Kasih dan mendirikan Gereja bukan membuat agama?
2. Kenapa Allah mengijinkan setan memperdaya Adam dan Hawa sehingga menjadi berdosa,bukankah Allah begitu mencintai manusia ciptaan-Nya?
3. Mengapa Allah menciptakan manusia dan alam semesta beserta isinya.Apakah maksud sebenarnya dari karya Penciptaan Allah tesebut?
4. Saya pernah membaca beberapa buku karangan Anthony de Mello SJ.Namun setelah membaca buku-buku tersebut saya makin penasaran akan arti keberadaan agama. Menurut anda,apakah isi buku-buku tersebut masih sesuai dengan ajaran Katolik?
Demikian beberapa pertanyaan saya,mohon bimbingan dan penjelasannya. GBU.
Thomas
Jawaban:
Shalom Thomas Windu,
1. Ya: Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dengan mendirikan Gereja, yang menjadi sakramen keselamatan itu; dan melalui Gereja, Yesus membuka jalan keselamatan dengan sakramen Pembaptisan dan Ia menyampaikan semua ajaran dan perintah-perintah-Nya (lihat Mat 28:10-20)terutama Ajaran Cinta Kasih seperti yang tertulis dalam Injil.
Maka agama-agama yang ada di dunia ini diijinkan ada oleh Tuhan sebagai persiapan akan ajaran Injil. Katekismus Gereja Katolik, mengutip Lumen Gentium 16, Nostra Aetate 2, Evangelii Nuntiandi 53 mengatakan,
KGK 843 Gereja mengakui bahwa agama-agama lain pun mencari Allah, walaupun baru “dalam bayang-bayang dan gambaran”. Ia memang belum dikenal oleh mereka, namun toh sudah dekat, karena Ia memberi kepada semua orang kehidupan, napas, dan segala sesuatu, dan Ia menghendaki agar semua manusia diselamatkan. Dengan demikian Gereja memandang segala sesuatu yang baik dan benar yang terdapat pada mereka sebagai “persiapan Injil dan sebagai karunia Dia, yang menerangi setiap orang, supaya akhirnya memperoleh kehidupan.”
Selanjutnya tentang keselamatan, saya mempersilakan anda membaca rubrik tanya jawab (TJ) tentang Keselamatan yang ada cukup banyak di situs ini. Jika masih ada pertanyaan silakan anda menuliskannya di bawah salah satu tanya jawab tersebut.
2. Kenapa Allah mengijinkan setan memperdaya Adam dan Hawa sehingga menjadi berdosa, bukankah Allah begitu mencintai manusia ciptaan-Nya? Jawabnya adalah karena kasih-Nya, maka Allah tidak mau menjadikan manusia hanya seperti robot. Maka Allah memberikan akal budi dan kehendak bebas kepada manusia, yang memungkinkan manusia memilih sendiri apa yang dikehendaki olehnya. Sebenarnya kehendak bebas inilah yang memungkinkan seseorang untuk mengasihi dalam arti yang sesungguhnya. Sebab kalau orang mengasihi hanya karena ‘dipaksa’/ ‘dibuat sedemikian rupa sehingga mengasihi’ itu sebenarnya bukan mengasihi. Allah menginginkan agar manusia mengasihi Dia atas kehendak kita sendiri, bukan karena dipaksa. Maka memang Ia memberi kehendak bebas kepada manusia, walaupun ini mempunyai resiko juga.
Resiko yang ditanggung oleh Allah adalah, bahwa manusia dapat memilih untuk tidak mengasihi Dia, tidak percaya kepada-Nya dengan lebih mempercayai perkataan Iblis. Dan inilah yang terjadi pada saat manusia pertama, Adam dan Hawa, berdosa. Mereka lebih memilih mempercayai Iblis daripada Tuhan. Maka sebenarnya kejatuhan Adam dan Hawa dimungkinkan oleh kehendak bebas mereka yang Tuhan berikan karena kasih-Nya kepada mereka. Namun Allah tidak membiarkan umat manusia hancur oleh kejatuhan mereka di dalam dosa. Karena kasih Allah tetap selamanya, maka Allah kemudian mengirimkan bantuan-bantuan kepada manusia agar manusia dapat kembali kepada-Nya dan hubungan kasih dengan manusia yang telah dirusak oleh dosa dapat diperbaiki. Di sepanjang sejarah manusia, kita mengenal Allah mengutus para nabi sampai akhirnya mengutus Putera-Nya sendiri, Yesus Kristus, untuk menyelamatkan kita dari belenggu dosa.
Jadi, walaupun Tuhan mengizinkan manusia pertama jatuh dalam dosa, yang membawa semua umat manusia ke dalam dosa, namun kemudian Tuhan juga menyediakan jalan bagi umat manusia untuk kembali bersatu dengan-Nya melalui Yesus Putera-Nya. Untuk kembalinya kita kepada Tuhan, memang diperlukan rahmat Tuhan, namun juga kehendak bebas kita untuk bertobat dan memilih menaati Tuhan, daripada berbuat dosa. Maka dengan kehendak bebas manusia berdosa, namun dengan kehendak bebas pula manusia dapat bertobat dan kembali kepada Tuhan.
3. Tuhan menciptakan alam semesta dan segala isinya, untuk membagikan kebaikan-Nya kepada ciptaan-Nya. Allah adalah kasih dan sifat utama kasih adalah memberi, membagi, menginginkan yang baik terjadi pada yang dikasihi. Maka, Allah menciptakan manusia, sebagai mahluk tertinggi yang dikasihi-Nya, dan memberikan alam semesta kepada manusia, agar dapat dikelola dan dikuasai dengan baik demi kebaikan manusia; dan agar melalui alam semesta tersebut manusia dapat mengenali Sang Pencipta.
Selanjutnya tentang tujuan Penciptaan sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
4. Tentang tulisan Rm Anthony de Mello.
Saya juga sudah membaca tulisan-tulisan R. Anthony de Mello, memang ada banyak yang baik. Tetapi jika kita terus membaca karya-karyanya, lama kelamaan secara implisit kita dapat menangkap, seolah-olah pencerahan itu dapat diperoleh sendiri secara pribadi dalam keheningan, dan bukan melalui Kristus. Kardinal Ratzinger (sekarang Paus Benediktus XVI) pernah secara khusus menulis komentar tentang karya R. Mello, pada tahun 1998,yang ada di link http://www.vatican.va/roman_curia/congregations/cfaith/documents/rc_con_cfaith_doc_19980624_demello_en.html
Kardinal Ratzinger mengatakan bahwa di awal karyanya R. Mello memang masih setia dengan pengajaran Katolik, tapi lama kelamaan cenderung menyimpang, dengan memperkenalkan sosok Tuhan sebagai ‘pure void’/ ‘kosong’, yang bukan berupa ‘Pribadi Ilahi’. Dengan demikian spiritualitas yang diajarkan R. Mello meninggalkan konsep Allah Tritunggal (Allah yang satu dengan tiga Pribadi); figur Kristus-pun disejajarkan dengan tokoh agama lain; lalu agama dipandang sebagai penghalang untuk menemukan kebenaran. Hal-hal ini yang bertentangan dengan Spiritualitas Katolik.
Pada akhirnya, kekatolikan kita dinyatakan jika kita mempunyai Roh dan semangat Kristus, menerima dengan taat pengajaranNya yang disampaikan oleh Gereja Katolik (Lumen Gentium 14). Jadi, suara Gereja tentang tulisan R. de Mello harusnya mengarahkan sikap kita terhadap tulisan-tulisan beliau. Kita menerima dengan rendah hati pandangan Gereja, yang pasti telah didahului dengan segala penelitian akan semua karya-karya R. Mello. Sedangkan yang kita baca mungkin hanya sebagian saja.
Maka anda benar jika dalam sebagian karya-karya R. de Mello ini ada yang membingungkan seolah mengatakan agama tidak penting, atau bahkan Kristus tidak penting. Dan inilah yang dianggap menyimpang oleh pihak Magisterium. Maka kita sebagai umat Katolik harus waspada saat kita membaca karya-karya beliau, agar kita dapat memilah: yang baik boleh kita terima, namun yang tidak sesuai dengan ajaran Katolik, tentu tidak kita terima.
Demikian tanggapan saya atas pertanyaan anda, semoga bermanfaat bagi anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- www.katolisitas.org
jadi, menurut Katolik, agama-agama yang ada di dunia ini sebelum Kristen juga berasal dari Allah? Bagaimana dengan agama yang hadir setelah masa Kristus? Apakah ini berarti Allah juga mengirimkan nabi-nabinya ke seluruh penjuru dunia, tetapi tidak ditulis dalam Kitab Suci?
[Dari Katolisitas: Silakan untuk terlebih dahulu membaca terjemahan dokumen Gereja Katolik yang membahas tentang hal ini, yaitu Deklarasi Dominus Iesus, silakan klik]
Salam Damai Kristus, saya mau sedikit berkomentar perihal keturunan Kain dan Habel, karena menurut saya penjelasan Ibu sangat membingungkan . Maaf komentarnya sangat telat, saya juga baru baca tulisan ini. Penjelasan Bu Ingrid mengatakan bahwa selain Kain dan Habel, masih ada anak-anak lain dari pasangan Adam dan Hawa yang dalam Kitab Suci tidak disebutkan nama dan jumlahnya. Yang ingin saya tanyakan: 1. Sumbernya Ibu peroleh dari mana?(selain dari Kitab Suci) Bahwa Kain dan Habel masih mempunyai saudara-saudara yang lain 2. Dengan mengatakan bahwa terjadi perkawinan sedarah antara anak-anak adam dan Hawa, berarti ibu mengatakan seluruh umat manusia berasal dari keturunan… Read more »
Shalom Ansel Mare, Sejujurnya, memang tidak mudah kita mendapatkan bukti empiris tentang hal asal usul manusia pertama dan keturunan langsungnya (Kain, Habel dan saudara-saudara mereka). Mengapa? Karena saat manusia diciptakan, mereka hidup dalam zaman pra-sejarah, di mana budaya menulis belum ada, sehingga bukti tertulis tentang mereka tidaklah dapat ditemukan. Oleh karena itu, nampaknya mustahil jika Anda mensyaratkan bukti tertulis tentang Kain, Habel, Set dan saudara-saudarinya, di luar dari apa yang kita ketahui diwahyukan oleh Allah kepada Nabi Musa, yang tertulis dalam Kitab Kejadian (lih. Kej 5:4). Teori evolusi yang banyak diyakini oleh para ilmuwan sekalipun, tidak dapat menunjukkan bukti tertulis… Read more »
Halo, hanya sekedar sumbangsih pikiran sy yang sedang belajar. Latarbelakang saya: seorang Katolik sejak lahir sampai hari ini. IMHO, Tuhan atau sang Primera Causa, adalah lebih tinggi & mulia & lebih segalanya dibandingkan dengan apapun (the infinite one). Sehingga kita, manusia yang serba finite, ini sekontemplatif apapun, sepercaya apapun, se-logic apapun, tetap belum mampu comprehend apa yang menjadi kehendak Tuhan. Apa yang kita lakukan sekarang ini TIDAK bisa LEPAS dari interpretasi SUBJEKTIF kita atas teks, dogma, panduan, dan pemahaman KITA atas Tuhan / Catholicism. IMHO, Kita tidak akan mampu untuk benar-benar bisa 100% memahami maksud & latar belakang Tuhan (bukankah… Read more »
Shalom Paulus Prana, Benar bahwa Tuhan adalah Sang “Penyebab Utama”/ Primary Cause yang tak terbatas (infinite) yang mengatasi segala sesuatu. Kita sebagai manusia yang finite, memang tidak dapat sepenuhnya memahami misteri Allah. Namun demikian, kita juga percaya ada banyak hal dari misteri Allah itu yang telah diwahyukan-Nya (melalui Kitab Suci dan Tradisi Suci), dan yang dipercayakan interpretasikannya kepada Gereja-Nya, yang diajarkan oleh Magisterium Gereja Katolik. Dengan berpegang kepada pangajaran Magisterium Gereja Katolik, maka kita umat Katolik tidak mengandalkan pemahaman pribadi tentang suatu topik ajaran, sebab kita telah mempunyai patokan pengajaran dari Magisterium yang dalam pengajaran secara definitif-nya cukup jelas dan… Read more »
Salam Kasih Bu Ingrid, Terima kasih banyak atas tanggapannya yang amat lengkap. Saya banyak belajar dari pengetahuan Ibu yang luas ini. Seluruh point yang Ibu kemukakan adalah hampir semuanya sependapat dgn saya ketika saya (bbrp waktu lalu) masih memandang segala fenomena sekitar kita dengan ukuran-ukuran dan kacamata-kacamata Katolik / Kristen. Yang tentu dalam beberapa hal menyebabkan ketidaksesuaian, tetapi secara amelioratif dan kamuflatif “seolah-olah” berhasil saya temukan pedoman ajarannya. Well, anyhow, sekarang saya telah mencoba lebih memperdalam keimanan Katolik saya dengan memperluas paradigma dan kausalitas yang lebih universal. Sehingga saya lebih dapat merasa benar-benar nyaman ketika berhadapan dgn fenomena atau prinsip… Read more »
Shalom Paulus Prana, Sebagai umat Katolik kita memang selayaknya memperdalam iman dan memperluas cara pandang kita, namun bukan berarti hal itu membuat kita meninggalkan kebenaran yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Saya kurang paham dengan perkataan anda, “memperdalam keimanan Katolik saya dengan memperluas paradigma dan kausalitas yang lebih universal.” Karena kalau anda memperluas paradigma di luar ajaran Gereja Katolik, atau malah akhirnya tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik, maka sebenarnya paradigma itu adalah pandangan anda pribadi, dan selayaknya anda tidak mengatakannya bahwa paradigma itu adalah ajaran iman Katolik. Bagi umat Katolik, iman mempunyai dimensi obyektif dan subyektif. Silakan anda membaca jawaban… Read more »
Hi Bu Ingrid, Agar tidak miskomunikasi, perlu sy jelaskan bahwa: a. saya amat percaya bahwa iman adalah privat, sehingga tidak bermaksud untuk mempengaruhi / menjustifikasi / mem-falsifikasi pendapat-pendapat yang ada di forum ini. b. saya hanya ingin share pengalaman iman saya, sebagai referensi bagi siapapun yang membacanya, tanpa pretensi apapun. Dari komen ibu, saya hanya meluruskan beberapa point: 1. IMHO, saya selalu kembali pada asumsi dasar bahwa: a. Manusia sepandai apapun & se-diberkati apapun tetaplah Tidak Mampu comprehend 100% kehendak Tuhan (menyamai kepandaian / keagungan Tuhan) b. Andaikata mampu-pun, dalam proses diseminasi informasi & faith tsb pasti mengalami reduksi /… Read more »
Shalom Paulus Prana, Sebenarnya menurut ajaran Gereja Katolik, iman itu tidak hanya bersifat privat ataupun subyektif, tetapi juga obyektif. Sebab demikian definisi iman menurut ajaran Gereja Katolik: Kepada Allah yang menyampaikan wahyu manusia wajib menyatakan “ketaatan iman” (Rom16:26; lih. Rom1:5 ; 2Kor10:5-6). Demikianlah manusia dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan “kepatuhan akalbudi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan”[4], dan dengan secara sukarela menerima sebagai kebenaran wahyu yang dikurniakan oleh-Nya. (Konsili Vatikan II, Dei Verbum 5) KGK 150 Iman adalah ikatan pribadi manusia dengan Allah dan sekaligus tidak terpisahkan dari itu, persetujuan secara bebas terhadap segala… Read more »
Yth Bu Ingrid,
Terima kasih atas penjelasannya dan kesempatan yg diberikan kpd saya untuk mengemukakan opini & keterbatasan pengetahuan saya ini.
Saya rasa kita sepakat bahwa dengan argumen masing-masing kita memiliki pemahaman yang tidak sepenuhnya sama ya bu.
Ini juga sekali lagi menegaskan BETAPA INDAHNYA PERBEDAAN itu ya.
Bayangkan jika semua orang pemahamannya seragam ya Bu, what a dull life it will be, dan barangkali banyak orang akan merasa kehilangan tujuan hidupnya.
Mari kita terus berkarya bagi manusia dan alam semesta yang lebih baik.
Salam,
Shalom Paulus, Memang perbedaan itu indah, namun bukan berarti kesatuan tidak indah. Kesatuan dalam perbedaan itu jauh lebih indah. Kita sebagai umat Katolik mempunyai kewajiban untuk mempelajari iman kita, dan inilah sebenarnya yang kami usahakan di dalam situs ini; yaitu untuk dapat sampai kepada pengenalan akan Kristus dan ajaran-Nya yang mempersatukan kita manusia. Sebagai umat Katolik, kita sudah seharusnya taat kepada pengajaran Magisterium Gereja Katolik; sebab jika tidak, maka sesungguhnya kita termasuk orang yang memilih- milih sendiri ajaran sesuai dengan keinginan dan pemahaman kita dan menempatkan pemahaman diri sendiri di atas pengajaran Magisterium yang telah diberi kuasa mengajar oleh Kristus.… Read more »
shalom ibu inggrid,
Jika agama2 lain tersebut merupakan persiapan Injil dan karunia Tuhan, lalu bagaimana dengan agama yang muncul setelah agama katholik? dengan pemahaman tersebut umat agama lain tersebut dapat mengklaim bahwa agama kita merupakan suatu “persiapan” untuk agama mereka (mereka mengklaim diri sebagai agama yang paling sempurna karena diturunkan terakhir)
menurut gereja katholik, bolehkah anggapan bahwa agama lain juga merupakan jalan keselamatan?
Shalom Maria, Maksud Katekismus yang mengatakan, KGK 843 Gereja mengakui bahwa agama-agama lain pun mencari Allah, walaupun baru “dalam bayang-bayang dan gambaran”. Ia memang belum dikenal oleh mereka, namun toh sudah dekat, karena Ia memberi kepada semua orang kehidupan, napas, dan segala sesuatu, dan Ia menghendaki agar semua manusia diselamatkan. Dengan demikian Gereja memandang segala sesuatu yang baik dan benar yang terdapat pada mereka sebagai “persiapan Injil dan sebagai karunia Dia, yang menerangi setiap orang, supaya akhirnya memperoleh kehidupan.” (Lumen Gentium 16) adalah bukan berarti persiapan itu harus dihubungkan dengan agama- agama yang sudah ada sebelum Kristus. Yang diajarkan di… Read more »
Dear Bu Ingrid,
Kalau tidak salah di Kitab Kejadian ada disebutkan bahwa yang makan pohon kehidupan akan memperoleh kehidupan selama-lamanya. Dan kalau dihubungkan dengan Ekaristi, berarti Yesus adalah Pohon Kehidupan? Karena kita memakan “Tubuh dan Darah-Nya” sehingga kita diselamatkan (memang sih patokan keselamatan bukan Ekaristi saja).
Mohon konfirmasinya apakah kita sebagai umat Katolik bisa menyebutkan Yesus sebagai Pohon Kehidupan?
Shalom Hyena, 1. Pohon kehidupan yang disebutkan di dalam kitab Kejadian 2:9; 3:22 maksudnya adalah pohon yang dari buahnya dapat memberikan akibat karunia preternatural , yaitu immortality, dalam arti manusia (Adam dan Hawa) dapat memperbaharui kekuatannya dan tenaga masa mudanya, sehingga dapat terus hidup. Karunia tidak dapat mati (immortality) ini memang diberikan oleh Allah kepada Adam dan Hawa sebelum mereka jatuh ke dalam dosa. Sedangkan pohon yang dilarang oleh Tuhan untuk dimakan buahnya adalah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Maksud dari pohon pengetahuan itu, sudah pernah saya jawab di sini, silakan klik. 2. Menurut hemat saya, jika… Read more »
Salam Damai Kristus,
Saya ingin menanyakan ttg pasangan anak2 Adam & Hawa,sbb setelah mereka terusir dari Surga ke dunia mereka mempunyai anak yaitu Kain & Habil. Tapi darimana Kain & Habil memperoleh pasangan sbb tentunya di dunia belum ada manusia yang lainnya?
yang kedua,mengapa Allah tidak memperbolehkan Adam & Hawa memakan buah kuldi?Bukankah manusia ciptaan-Nya yang paling dicintai.
Dan sejak kapan Gereja yang diciptakan Yesus melembaga menjadi sebuah agama?
Shalom Thomas Windu, 1. Adam dan Hawa tidak hanya memiliki 2 anak (Kain dan Habel), tetapi juga Set dan anak-anak laki-laki dan perempuan (Kej 5:4) yang jumlahnya dan namanya tidak dituliskan di Alkitab. Maka pada saat itu memang terjadi pernikahan antar saudara, yaitu antara anak-anak Adam dan Hawa, walaupun kemudian setelah jumlah umat manusia berkembang, hal ini tidak lagi diperbolehkan (lih. Im 18:6). 2. Manusia tidak diperkenankan oleh Allah untuk memakan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat (Kej 1:16). Ini adalah untuk mengajarkan kepada manusia, bahwa hukum moral untuk menentukan hal baik dan jahat itu adalah hak Allah,… Read more »
Salam Damai Kristus’ Dalam tanggapan Bu Inggrid dikatakan bahwa : “Maka secara umum agama berarti ketaatan sukarela seseorang kepada Tuhan yang diyakini sebagai sebagai “Pribadi” yang ilahi yang mempunyai kuasa atas hidup manusia, dan menjadi akhir hidup manusia.”begitu juga dalam Summa Theologica, II-II, q.81, a.1 :” Agama adalah sebuah kebajikan, sebab agama adalah sebuah tindakan kehendak yang mencondongkan manusia untuk melaksanakan aturan yang benar, yang timbul dari ketergantungannya dengan Tuhan…. “Kebajikan yang mendorong manusia untuk memberikan kepada Tuhan penyembahan dan penghormatan yang menjadi hak Tuhan.” Namun ada orang yang tidak beragama tapi percaya akan Tuhan YME semisal kepercayaan Kejawen, juga… Read more »
Shalom Thomas, Mungkin perlu diketahui bersama, bahwa agama dibedakan menjadi dua katagori, yaitu natural dan supernatural. Agama natural adalah penyerahan/ ketaatan diri seseorang kepada Tuhan, yang didasari oleh pengetahuan akan Allah, dan tugas-tugas moral dan religius yang dimengerti oleh pemikiran manusia yang diperolehnya dari kekuatannya sendiri. Ini dapat termasuk pemikiran tentang Allah yang disesuaikan dengan keteraturan alam/ kodrat (natural order). Sedangkan agama yang supernatural itu berada di luar kodrat; mengajarkan tujuan akhir manusia di tingkatan supernatural, yang diberikan secara cuma-cuma kepada manusia, yaitu persatuan dengan Tuhan melalui rahmat pengudusan. Hal ini mulai dicapai dengan tidak sempurna di dunia dan dipenuhi… Read more »
sampai sekarang kalau ditanya agama, saya jawab agama katolik. tapi dalam setiap kesempatan formal dan informal, baik didalam atau diluar gereja, saya lebih suka mengatakan sebagai anggota GEREJA KATOLIK… dengan demikian saya lebih merasa anggota tubuh mistik Kristus.
semoga kita kembali dalam kekudusan…
komentar sedikit tentang romo Tony de mello, saya banyak membaca tulisannya,dan gimana ya….? tulisan kontemplatif sih, sehingga membutuhkan pengendapan yang cukup mendalam agar mampu menangkap maksudnya. Namun dari yang saya tangkap,tulisan beliau mengarah pada ke universalan, dan sekilas memang bisa bias, tapi saya rasa,beliau tetap lah Khatolik,meski memang ada beberapa tulisan yang seolah mengkritik,tapi sebenarnya mungkin beliau mengajak kita semua agar barani melihat ke depan,bahwa Gereja Yesus Kristus itu terus bertumbuh,dan dalam pertumbuhan itu tentu ada beberapa hal yang mesti mengalami penyesuaian. Saya pernah membaca tulisan salah satu pastor yang menekan kan pada EENS dengan gaya bahasa yang…maaf,bagi saya yang… Read more »
Shalom PIH, Terima kasih atas tanggapannya tentang Anthony de Mello. Tulisan Anthony de Mello bukan hanya masalah universalism. Yang menjadi masalah dari tulisan beliau adalah konsep Kristus sebagai Juru Selamat direduksi menjadi Tuhan yang tanpa bentuk, tanpa pribadi, sehingga dapat menjurus kepada Tuhan yang kosong. Kekristenan adalah agama yang bersumber pada sosok Yesus. Tanpa Yesus, orang tidak dapat menyebut dirinya sebagai pengikut Kristus. Yesus adalah sebuah pribadi, sungguh Allah sungguh manusia, yang masuk dalam sejarah manusia, yang dicatat di dalam sejarah manusia, yang mempunyai sosok yang nyata. Oleh karena itu, mereduksi Yesus, satu-satunya yang dapat memberikan keselamatan kepada sosok yang… Read more »
Syalom, Saya telah menjadi Katolik sejak bayi,namun ada beberapa pertanyaan yang kadang membuat saya agak tidak perduli akan agama walau saya masih mengimani Yesus Kristus sebagai Tuhan dan mencoba untuk hadir ke Gereja setiap hari Minggu. 1. Kenapa Tuhan mengijinkan adanya agama dan bermacam-macam pula.Bukankah Yesus hadir untuk mengajarkan Ajaran Cinta Kasih dan mendirikan Gereja bukan membuat agama? 2. Kenapa Allah mengijinkan setan memperdaya Adam dan Hawa sehingga menjadi berdosa,bukankah Allah begitu mencintai manusia ciptaan-Nya? 3. Mengapa Allah menciptakan manusia dan alam semesta beserta isinya.Apakah maksud sebenarnya dari karya Penciptaan Allah tesebut? 4. Saya pernah membaca beberapa buku karangan Anthony… Read more »