Penjelasan panjang mengenai mengapa kita memakan Tubuh dan Darah Tuhan Yesus, dan apa makna dari Ekaristi ini dapat dibaca di di artikel: Sudahkah kita pahami Ekaristi, silakan klik. Singkatnya, kita memakan Tubuh dan Darah Kristus karena Tuhan Yesus sendiri memerintahkannya kepada kita, melalui para rasul-Nya. Tepatnya demikianlah perkataan Yesus,

Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia…… Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” (Yoh 6:51-58)

Maka, sama seperti dalam kehidupan jasmani kita perlu makan supaya kita tetap hidup, demikian kita perlu makanan rohani yaitu Yesus sendiri, supaya kita dapat memperoleh hidup yang kekal. St. Thomas Aquinas sangat terkenal dalam mengajarkan semboyan, “grace perfects nature” yaitu bahwa rahmat Allah menyempurnakan kodrat manusia, maka kita kenal juga bahwa dalam kehidupan spiritual, terdapat juga proses yang serupa dengan kehidupan kodrati, yaitu: Kelahiran rohani dengan Pembaptisan, Kedewasaan rohani dengan Penguatan, Makanan rohani dengan Ekaristi, Penyembuhan rohani  [dan jasmani] dengan Pengakuan dosa dan Pengurapan orang sakit/ Perminyakan, Perkawinan dan Tahbisan untuk memaknai panggilan hidup.

Berikut ini adalah beberapa hal penting yang disampaikan Yesus berkenaan dengan apa maksud-Nya Ia memerintahkan kita agar makan dan minum Tubuh dan Darah-Nya:

1. Yesus sendiri lahir di kota Betlehem, yang artinya adalah “Rumah Roti” sejalan dengan identitas Diri-Nya sebagai “Roti Hidup” (Yoh 6:51). Maka pemberian roti manna kepada orang Israel di PL diperbaharui dalam PB, dengan Roti Hidup, yaitu Ekaristi. Pada PL, roti manna diberikan oleh Allah untuk menuntun bangsa Israel menuju Tanah Perjanjian (Kanaan), sedangkan sekarang, Ekaristi diberikan kepada kita umat Katolik, sebagai bangsa pilihan Allah yang baru, agar kita dapat mencapai Tanah Perjanjian yang baru yaitu Surga.

2. Yesus sendiri membuat mukjizat pergandaan roti untuk mempersiapkan umat terhadap pengajaran-Nya tentang Roti Hidup ini, dan mukjizat pergandaan roti yang memberi makan lima ribu orang ini merupakan salah satu mukjizat terbesar yang dicatat oleh ke-empat Injil  (Mat 14:13-21; Mrk 6:32-44; Luk 9:10-17; Yoh 6: 1-15). Persahabatannya dengan para pengikut-Nya sering ditandai dengan makan bersama, mislanya kisah Maria, Martha, Lazarus, bahkan Zakheus.

3. “Roti Hidup” merupakan salah satu pengajaran Yesus yang terpenting dan tersulit, namun Yesus tetap mengajarkan-Nya meskipun pada saat ia mengajarkan hal ini banyak pengikut-Nya meninggalkan Dia (Yoh 6:66). Yesus tidak mengganti ajaran ini dengan ajaran lain yang lebih “mudah”, namun malah bertanya kepada para Rasul, “Apakah kamu mau pergi juga?” (Yoh 6:67), yang dijawab Petrus dengan iman bahwa mereka tidak akan berpaling dari Yesus.

4. Sebelum wafat-Nya Yesus berpesan kepada para murid-Nya untuk melakukan perjamuan ini sebagai peringatan akan Diri-Nya dan karya keselamatan Allah kepada manusia (Mat 26:20-29; Mrk 14:17-25; Luk 22:14-23; Yoh 13:21-30).

5. Sesudah kebangkitan-Nya,  Ia menampakkan diri kepada dua orang muridnya dalam perjalanan ke Emaus (Luk 24:13-35), dengan menjelaskan isi Alkitab dan perjamuan Ekaristi. Kedua hal inilah yang terdapat dalam Misa Kudus, yaitu liturgi Sabda dan liturgi Ekaristi.

6. Ekaristi (“memecah roti dan berdoa”) merupakan cara ibadah para rasul dan jemaat pertama (lih. Kis 2:42). Rasul Paulus-pun mengajarkan tentang Ekaristi ini (1 Kor 11: 23-29).

7. Bahwa sudah menjadi maksud Yesus untuk memberikan “Roti Surga”/ “Manna yang baru” kepada umat-Nya, dan dengan demikian kita akan tergabung dalam persekutuan dengan-Nya, sampai akhirnya kita bersatu dengan sempurna dengan Dia di surga. Ia berkata, “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.” (Why 3:20).

Kita melakukannya karena Tuhan Yesus sendiri memerintahkan-Nya kepada kita, dan ini pula-lah yang diterapkan oleh Gereja sejak awal. Semoga kita semakin menyadari makna Ekaristi yang sangat dalam ini, dan oleh karena itu mengambil bagian di dalamnya dengan rasa hormat dan syukur. Selanjutnya, silakan membaca kedua artikel ini, yaitu mengapa Ekaristi menjadi sumber dan puncak kehidupan kita, silakan klik, dan bagaimana mempersiapkan diri menyambut Ekaristi, silakan klik.

25 COMMENTS

  1. Saya punya kenalan dari diakon ortodoks yang cukup dekat dengan saya…

    Dia selalu mempertanyakan alasan katolik menggunakan hosti tak beragi padahal menurut dia, Yesus menggunakan roti beragi…

    Berikut fakta dari alkitab :
    Lukas 22:1
    LAI TB, Hari raya Roti Tidak Beragi, yang disebut Paskah, sudah dekat.
    KJV, Now the feast of unleavened bread drew nigh, which is called the Passover.
    TR, ηγγιζεν δε η εορτη των αζυμων η λεγομενη πασχα
    Translit Interlinear, êggizen {mendekat} de {adapun} hê heortê {perayaan} tôn azumôn {roti tidak beragi} hê {yang} legomenê {disebut} paskha {paskah}

    * Lukas 22:19
    LAI TB, Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: ‘Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.’
    TR, και λαβων αρτον ευχαριστησας εκλασεν και εδωκεν αυτοις λεγων τουτο εστιν το σωμα μου το υπερ υμων διδομενον τουτο ποιειτε εις την εμην αναμνησιν

    * Matius 26:26,28
    26:26 LAI TB, Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: “Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.”
    TR, εσθιοντων δε αυτων λαβων ο ιησους τον αρτον και ευλογησας εκλασεν και εδιδου τοις μαθηταις και ειπεν λαβετε φαγετε τουτο εστιν το σωμα μου
    Translit, esthiontôn de autôn labôn ho iêsous ton arton (roti biasa beragi) kai eukharistêsas eklasen kai edidou tois mathêtais kai eipen labete phagete touto estin to sôma mou Note: Penggunaan roti biasa beragi menandakan bahwa saat dilakukan Perjamuan Terakhir ini terjadi sebelum Paskah Yahudi (15 Nisan).

    http://www.sarapanpagi.org/perayaan-paskah-dan-perjamuan-yang-terakhir-vt244.html

    Mulai kapan sejarah Gereja Katolik Barat dan Gereja Timur berbeda pandangan mengenai hosti tersebut, karena ortodoks berasal dari Gereja Timur yang memisahkan diri dengan Katolik?

    Lalu Apakah Yesus menggunakan roti beragi sewaktu perjanjian terakhir? Jika fakta tersebut benar maka apakah Gereja Katolik mengubah hal tersebut? Alasan Gereja Katolik mengubah apa?

    Thanks

    • Shalom Krisna,

      Sejujurnya, ayat-ayat yang Anda sertakan itu, Luk 22:1,19, Mat 26:26,28, tidaklah menjadi bukti yang eksplisit tentang penggunaan roti beragi pada saat Perjamuan Terakhir. Sebab malah yang disebutkan di sana adalah “hari raya Roti tidak beragi”, dan bahwa Perjamuan Terakhir diadakan dalam rangka perayaan tersebut, yang juga disebut Paskah.

      Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: “Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?” (Mat 26:17)

      Maka jika dikatakan bahwa Yesus menggunakan roti beragi, maka pertanyaannya adalah: mungkinkah Yesus dan para murid-Nya makan roti beragi pada hari pertama hari raya Roti Tidak Beragi?

      Dalam buku A Catholic Commentary on Holy Scripture, ed Dom Orchard. OSB, penjelasan ayat Mat 26:17 adalah sebagai berikut:

      “Pesta Roti Tidak Beragi, yang disebut demikian karena pantang seminggu dari roti yang beragi, dirayakan dari sore hari tanggal 14 Nisan sampai dengan sore hari tanggal 21 Nisan. Pada saat sore hari tanggal 14 Nisan, anak domba Paskah disembelih dan perjamuan Paskah dirayakan dengan roti tidak beragi. Istilah “Hari Raya Roti Tidak Beragi” (atau “Hari Raya Paskah”) digunakan secara khusus pada hari pertama dalam pekan perayaan itu, dari tanggal 14 sore sampai 15 sore. Pada hari pertama perayaan Roti Tidak Beragi, korban Paskah harus disembelih (lih. Luk 22:7)…  perjamuan Paskah diadakan. Menjadi nyata (Mrk 14:14; Luk 22:11) bahwa Tuhan Yesus merayakan perjamuan Paskah Yahudi… Namun demikian, Yoh 18:28 mencantumkan dengan jelas bahwa kaum Farisi yang menentang Yesus merayakan perjamuan Paskah di sore hari berikutnya, yaitu hari Jumat…. “

      Atas dasar inilah, maka Gereja Katolik Latin, bersama dengan Gereja Timur Armenia dan Maronit merayakan Ekaristi dengan roti tidak beragi. Namun demikian Gereja Katolik tetap mengakui ke-sahan konsekrasi yang menggunakan roti beragi, yang dilakukan oleh Gereja Orthodoks, mengingat bahwa pengetahuan tentang jenis roti yang digunakan oleh Gereja perdana sangatlah terbatas, sehingga banyak teolog menyatakan bahwa tentang hal ini memang tidak dapat diperoleh solusi. Memang secara jelas, di abad ke-9, Gereja Barat menetapkan secara wajib penggunaan roti tak beragi, sedangkan Gereja-gereja Timur yang ingin menetapkan pembedaan antara Paskah Yahudi dan Paskah Kristiani, menggunakan roti beragi. Selanjutnya tentang hal Roti Tak beragi ini, silakan membaca di link ini, silakan klik.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  2. Syalom, saya mhn pencerahan dr romo.apakah bacaan di Kis 2:42 .Mereka memecah roti dan minum anggur itu diartikan Misa kudus ? Bukankah itu merupakan tradisi pada zaman itu. Terima kasih .

    • Shalom Edwardus,

      Kalau kita mengartikan Kis 2:42 bersama dengan kisah Perjamuan Terakhir (lih. Mat 26:26-29), maka tentu saja akan memberikan pengertian yang berbeda. Karena dalam Perjamuan Terakhir tersebut, Yesus mengatakan “Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.” dan “Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.” Perkataan inilah yang dikatakan oleh para imam dalam setiap perayaan Ekaristi. Semoga dapat membantu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  3. Berbeda dgn jiwa kita,Tubuh kita dicipta Allah dari debu tanah dari suatu ciptaan yg tdk sempurna, bagaimana mungkin yg tak sempurna ini dapat bersatu dgn yg sempurna disurga kelak?. Oleh kerena kasih Allah, kita mendapat kesempatan hidup baru dengan makan dan minum Tubuh dan Darah Tuhan Yesus., agar tubuh kita yg tdk sempurna ini dapat bangkit kelak dgn tubuh yg telah dimuliakan seperti Yesus. Agar kita dgn tubuh dan jiwa kita dapat masuk kedlm sorga. Tuhan Yesus Engkau memperbahuri kami dgn Tubuh dan darah-MU.

    (bapak, ibu apakah koment saya ini sesuai dgn ajaran Gereja?)

    [Dari Katolisitas: Dasarnya sesungguhnya jelas, yaitu Yoh 6:35-59, khususnya ay.54, yaitu karena dengan makan dan minum Tubuh dan Darah Tuhan Yesus kita memperoleh hidup kekal (yaitu hidup ilahi yang berasal dari Yesus Sang Roti Hidup), sebagaimana dijanjikan oleh Tuhan Yesus.]

  4. Pertanyaan “sederhana” yang dilontarkan oleh anak didik saya dalam sekolah minggu tetapi juga menjadi pertanyaan yang “berat” karena saya tidak dapat menjawabnya, mohon bantuannya. Terima kasih.
    “Mengapa hosti itu bulat?”

    • Shalom Xaveria,

      Sebenarnya bentuk hosti yang bulat bukanlah menjadi esensi dari materi hosti yang akan dikonsakrir. Namun demikian, memang diperlukan keseragaman agar seluruh umat beriman dapat menerima Tubuh Kristus dalam rupa yang sama di seluruh dunia.

      Bentuk hosti yang bundar ada kemungkinan mengambil ide dari roti yang biasa dibuat oleh bangsa Israel. Kita dapat melihat di dalam Kitab Kejadian dikatakan: Lalu Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata: “Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!” (Kej 18:6). Silakan juga membandingkan dengan ayat-ayat yang lain, seperti: Kel 12:39, 29:2 29:23; Im 2:4, 7:12, 7:13, 8:26, 24:5; Bil: 6:15, 6:19, 11:8, 15:19, 15:20; 2Sam: 6:19; 1Raj: 17:13. Dan yang menyebutkan pertama bahwa hosti adalah berbentuk bulat adalah St. Epiphanius pada abad ke empat, yang menuliskan “hoc est enim rotundae formae“, yang sampai sekarang terus diterapkan.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  5. Salam Katolisitas

    Saya mau menanyakan mengapa orang yang belum dibaptis Katolik tidak boleh terima komuni?? Bagaimana penjelasannya agar saya dapat menjelaskan pada saudara yang tanya kepada saya
    Trima kasih

    Berkah Dalem

    • Michael yth,

      Pintu masuk ke dalam Gereja Katolik adalah penerimaan Sakramen Pembaptisan. Dari Sakramen Pembaptisanlah kita menerima buah-buah sakramen yang lain, seperti Sakramen Ekaristi (Komuni Kudus). Maka jika orang belum menerima Sakramen Pembaptisan dia tidak bisa menerima komuni. Sakramen Pembaptisan adalah awal seseorang masuk menjadi anggota Gereja, dasar untuk menerima rahmat Ilahi sebagai putera-puteri-Nya.

      salam
      Rm Wanta

      • Salam Katolisitas

        Trima kasih Rm.Wanta, Pr yang telah m’beri penjelasannya, sehingga saya dpt memberi penjelasan kepada sodara saya dan dengan penjelasan ini akan semakin m’buat beliau lebih mantab dan siap menerima sakramen Pembaptisan……
        Saya ada 1 pertanyaan terakhir:
        “Mengapa anggur (darah Kristus) tidak diberikan pd setiap Ekaristi??”

        [dari katolisitas: silakan melihat jawaban ini – silakan klik]

        Trima Kasih
        Berkah Dalem

        • Shalom Michael,

          Menambahkan penjelasan yang telah kami berikan melalui link di atas, memang idealnya Komuni diberikan dua rupa, seperti yang dilakukan di banyak gereja di Eropa dan Amerika. Tetapi di Asia memang umumnya satu rupa. Ada beberapa alasan, yang pertama mungkin karena umatnya lebih banyak, sehingga jika diberlakukan dua rupa, diperlukan anggur yang lebih banyak. Sedang banyaknya anggur ini juga memerlukan penanganan yang lebih hati- hati agar tidak tumpah/ tercecer sewaktu dibagikan. Juga mungkin karena pengadaan anggur di Asia/ Indonesia juga tidak mudah, mungkin harus diimpor, padahal kalau di Eropa atau Amerika, anggur tersebut merupakan produksi lokal sehingga lebih mudah pengadaannya. Kalau di Indonesia, terutama di daerah pelosok hal pengadaan anggur itu menjadi tidak mudah, selain juga mungkin mahal.

          Menimbang hal- hal itu, dan juga bahwa komuni satu rupa juga sebenarnya tidak mengubah maknanya, maka dapat dipahami, jika para uskup di Indonesia memutuskan untuk hanya memberikan Komuni dalam satu rupa.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          Ingrid Listiati – katolisitas.org

  6. YTH. Ibu Inggrid,

    Beberapa hari yang lalu, ada kematian di rumah duka lalu kami mengadakan missa requiem penutupan peti jenasah.

    Memang bener sebelum komuni sudah diumumkan bahwa yang berhak menyambut tubuh Kristus adalah mereka yang sudah dibaptis dan telah menerima Komuni Pertama.

    Sewaktu komuni dibagikan, ada orang yang “mencurigakan” (aku amati sebagai lektor) saat di rumah duka. Dia berbaris kemudian menyambut hosti TETAPI TIDAK MASUK KE DALAM MULUTNYA, melainkan dibawa ke kursinya dan tampak dia bingung.

    Lalu aku menyikapi dengan mendatangi dia dan meminta kembali Sang Roti Hidup itu, namun dia sudah gigit sedikit, aku paksa agar dia menyerahkannya padaku tentunya dengan lembut dan hormat. Tapi dia akhirnya memasukkan Sang Tubuh Kristus ke dalam mulutnya.

    Banyak yang menyaksikan, dia malu dan aku pun jadi gak enak.

    PERTANYAAN:

    Apakah tindakan aku salah?
    Jika salah, kenapa?
    Jika benar, kenapa?

    Salam
    Max.

    • Shalom Maximillian,

      Nampaknya perlu dipahami terlebih dahulu, bahwa kondisi yang anda alami tersebut merupakan kondisi yang khusus, di luar kondisi umum di mana Misa diadakan di gedung gereja oleh Romo yang mungkin dibantu oleh beberapa petugas pembagi Komuni tak lazim, dan disertai oleh para misdinar yang bertugas untuk mengamati umat yang menerima Komuni (sehingga hal pengamatan anda tersebut seharusnya pertama- tama menjadi pengamatan para misdinar). Nah, dalam kondisi anda, mungkin tidak ada misdinar, dan mungkin juga tidak ada petugas pembagi Komuni tak lazim yang membantu Romo membagikan komuni, sehingga hal tersebut dapat ‘lolos’ terjadi tanpa diketahui, kecuali oleh anda yang bertugas sebagai lektor. Dengan demikian, nampaknya dalam kondisi khusus macam ini, tindakan anda yang meminta orang itu mengembalikan Sang Tubuh Kristus adalah tindakan yang dapat dibenarkan. Hal bahwa kemudian ada banyak orang yang menyaksikan dan membuatnya malu, sebenarnya adalah resikonya, karena sebelumnya sudah diberitahukan bahwa Komuni hanya boleh disambut oleh mereka yang telah dibaptis secara Katolik dan telah menerima Komuni Pertama. Namun, ada baiknya bahwa setelah Misa, anda mendekati orang tersebut dan menjelaskan dengan lebih rinci mengenai ketentuan Gereja Katolik tentang penerimaan Komuni tersebut, supaya orang itu tidak marah/ tersinggung.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org.

       

  7. Shalom Tim Katolisitas yang di kasihi Tuhan
    saya ingin tanya….kalau dalam Gereja Katolik ada Perjamuan Ekaristi, dengan menerima santapan rohani Tubuh dan Darah Kristus….apakah dalam Gereja Protestan,mereka juga ada yang namanya Perjamuan Ekaristi dengan menerima Roti dan Anggur?
    Terima Kasih….Tuhan Memberkati kita semua…

    • Shalom Marc,
      Dalam gereja Protestan, istilah yang umum dipakai adalah perjamuan kudus, dan bukan Perjamuan Ekaristi. Tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  8. Selamat Siang Ibu Ingrid Listiati,

    Bu, Saya pernah membaca buku Maria Simma, judulnya Bebaskan Kami dari Sini !
    Tentang Tata Cara Menerima Hosti, yakni dengan berlutut dan menerima dilidah.
    Maria Simma bilang kita tidak boleh memegang piala yang berisi Hosti dan Anggur.
    Hanya tangan – tangan Romo ( selaku tertahbis ) yang boleh.
    Yang Saya ingin tanyakan ke Ibu Ingrid adalah bagaimana cara saya untuk menerima
    Darah Yesus dalam rupa Anggur tanpa memegang piala / gelasnya ?
    Karena 2 minggu lagi adik ipar saya mau menikah dan akan ada 2 rupa dalam Komuni.

    Terima kasih atas penjelasannya.

    • Shalom Sulianty,
      Buku yang ditulis oleh Maria Simma adalah berdasarkan wahyu pribadi, sehingga kedudukannya tidak dapat mengatasi Tradisi Suci yang diajarkan oleh Magisterium Gereja Katolik. Saya mengetahui bahwa memang di dalam bukunya Maria Simma menuliskan demikian, namun kita ketahui juga Magisterium Gereja Katolik memperbolehkan kita menerima Komuni yang diberikan oleh para petugas pembagi Komuni (Eucharistic extra-ordinary ministers), yang telah diberi tugas oleh Romo Paroki untuk membantunya membagikan Komuni suci. Jika demikian, tidak menjadi masalah jika anda menerima darah Yesus dengan mengambil pialanya; karena umumnya para pembagi Komuni itu menyerahkan piala kepada kita pada saat giliran kita meminumnya. Yang terpenting di sini adalah, piala tidak digilir/ diedarkan di antara umat; namun tetap dipegang oleh para petugas atau Romo yang membagikan Komuni tersebut.

      Soal menerima Komuni memang dapat dilakukan baik di tangan ataupu di lidah, dan sudah pernah dibahas di sini, silakan klik, dan di sini silakan klik.
      Mengenai menerima Komuni sambil berlutut, juga diperbolehkan, walaupun ketentuan umumnya di Indonesia, adalah berdiri. Kardinal Arinze menjawabnya di youtube demikian, silakan klik.

      Salam kaasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

  9. ECCLESIA DE EUCHARISTIA (Paus Paulus II, 17 April 2003) : Gereja hidup dari Ekaristi. Kebenaran ini tidak hanya mengungkapkan pengalaman harian iman, tetapi mengulangi jantung misteri Gereja. Hal ini dengan gembira bahwa ia pengalaman, dalam banyak hal, yang terus-menerus pemenuhan janji: “Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir dunia” (Mt 28, 20), tetapi dalam Ekaristi Kudus, konversi roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Tuhan, dia bergembira karena kehadiran ini dengan intensitas yang unik tertandingi. Sejak Pentakosta, ketika Gereja, orang-orang dari aliansi baru, mulai nya ziarah ke tanah air surgawi, Sakramen Ilahi telah ritmando hari-hari mereka, memenuhi mereka dengan harapan percaya diri. | SELENGKAPNYA |

    SACRAMENTUM CARITATIS (Paus Benediktus XVI, 22 Pebruari 2007) : Ekaristi adalah Kristus yang memberikan dirinya kepada kita dan terus-menerus membangun seperti tubuhnya. Dengan demikian, dalam interaksi mencolok antara Ekaristi membangun Gereja dan Gereja yang membuat Ekaristi, (33), penyebab utama dinyatakan dalam rumus pertama: Gereja dapat merayakan dan memuja misteri Kristus hadir dalam Ekaristi justru karena Kristus telah menyerahkan diri ke dalam kurban pertama dari Salib. Kemungkinan bagi Gereja untuk “membuat” Ekaristi adalah benar-benar berakar pada sumbangan yang Kristus telah dibuat dari dirinya sendiri. Di sini kita dapat melihat dengan jelas makna dari Saint John: “Dia lebih dahulu mengasihi kita” (1 Yoh 4:19). | SELENGKAPNYA |

  10. Shalom, katolisitas.org

    Jika menerima komuni sebelum komuni pertama itu menimbulkan dosa sakreligi bukan? sebab saya dengar ada orang katanya sewaktu masih kecil (anak-anak) memakan hosti dan dia belum menerima komuni pertama

    • Shalom Leon,

      Sebelumnya kita perlu memahami arti sakrilegi, yaitu secara umum adalah: “the violation or injurious treatment of a sacred object“; yaitu pelanggaran ataupun perlakuan yang tidak senonoh pada suatu obyek yang suci. Maka memang jika seseorang menyambut komuni tidak dengan disposisi hati yang benar, misalnya dalam keadaan berdosa berat, ataupun dalam kondisi tidak mempercayai bahwa Ekaristi itu adalah Tubuh Kristus dan tidak mengakui kesatuan iman dengan Gereja Katolik sebagai Tubuh Mistik Kristus, maka ia melakukan dosa sakrilegi. Masalahnya, apakah orang yang bersangkutan telah mengetahui akan hal ini bahwa ia akan melakukan dosa sakrilegi pada saat menerima Ekaristi dengan disposisi hati yang benar? Karena jika ia sudah tahu bahwa menyambut Ekaristi tanpa disposisi hati yang benar itu salah, namun tetap melakukannya juga, maka ia melakukan dosa berat. Hal ini juga dikatakan oleh Rasul Paulus dalam 1 Kor 11:29, “Karena barangsiapa makan dan minum [Ekaristi] tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.”

      Oleh karena itu, memang anak-anak yang sudah dibaptis dipersiapkan sebelum menerima Komuni (dalam pelajaran persiapan untuk menerima Komuni), agar mereka dapat mengetahui makna dari Komuni suci itu. Atau, jika orang dewasa, biasanya pengetahuan tentang Ekaristi/ Komuni diberikan bersama-sama dengan pelajaran katekumen, sehingga pada saat dibaptis, mereka dapat sekaligus menerima Komuni kudus, tentu harapannya dengan disposisi hati yang benar.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

      • Shalom ibu Ingrid,
        Pada suatu misa Natal di kantor di mana yang hadir bukan hanya orang-orang Katolik namun juga dari umat Protestan, pastur yang memimpin misa tersebut mempersilakan orang-orang non Katolik untuk menyambut Tubuh dan Darah Kristus dengan syarat menyakini bahwa roti dan anggur tersebut adalah Tubuh dan Darah Kristus. Apakah hal itu dibenarkan? Apakah orang Kristen non Katolik bisa menerima komuni dengan syarat cukup percaya saja bahwa itu adalah benar-benar Tubuh dan Darah Kristus? Jika ya, untuk apa justru kita yang orang Katolik harus mengikuti pelajaran persiapan untuk komuni pertama? Bukankah anak2 (orang) Katolik itu justru sudah dibaptis secara Katolik dan percaya bahwa itu adalah Tubuh dan Darah Kristus, tetapi tetap belum bisa menerima komuni sebelum komuni pertama?
        Mohon pencerahan. Terima kasih.
        Salam dan doa,
        Abin

        • Shalom Abin,
          Ketentuannya jelas tertulis dalam Katekismus,

          KGK 1400 Persekutuan-persekutuan Gereja yang muncul dari Reformasi, yang terpisah dari Gereja Katolik, “terutama karena tidak memiliki Sakramen Tahbisan, sudah kehilangan hakikat misteri Ekaristi yang otentik dan sepenuhnya” (Unitatis Redintegratio 22). Karena alasan ini, maka bagi Gereja Katolik tidak mungkin ada interkomuni Ekaristi dengan persekutuan-persekutuan ini. “Kendati begitu, bila dalam Perjamuan Kudus mereka mengenangkan wafat dan kebangkitan Tuhan, mereka mengimani, bahwa kehidupan terdapat dalam persekutuan dengan Kristus, dan mereka mendambakan kedatangan-Nya kembali dalam kemuliaan” (Unitatis Redintegratio 22).

          Ini memberikan dua implikasi: 1) umat Katolik tidak dapat menerima Komuni di gereja Protestan, 2) umat Protestan-pun tidak dapat menerima Komuni di Misa Katolik. Jadi sebenarnya tidak diperkenankan bagi umat Protestan untuk menyambut Komuni pada perayaan Natal di kantor tersebut, meskipun mereka mempercayai bahwa Ekaristi adalah sungguh Tubuh Kristus. Jadi anda benar dalam hal ini.
          Silakan jika anda belum membaca di sini, silakan klik, untuk mengetahui perbedaan perjamuan kudus di gereja Protestan dan Ekaristi di Gereja Katolik.
          Jadi disposisi hati yang baik, dan kesatuan penuh dengan Gereja Katolik, adalah persyaratan untuk menerima Komuni di Gereja Katolik. Itulah sebabnya bahkan anak-anak yang sudah dibaptis harus mendapat pelajaran Komuni Pertama dahulu sebelum diijinkan untuk menerima Komuni, agar mereka mempunyai pengertian akan maknanya dan disposisi hati yang baik. Sedang umat Protestan tidak dapat menyambut Komuni, karena mereka tidak sungguh-sungguh bersatu dengan Tubuh-Mistik Kristus (yaitu Gereja Katolik).
          Terima kasih untuk doa anda, semoga Tuhan juga memberkati anda sekeluarga.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

  11. Dear Pengelola Katolisitas,

    Mohon penjelasan, apabila hari minggu kita mendapat undangan pernikahan di gereja dan kita akan menghadirinya:

    1. KIta tetap harus ke gereja untuk Misa di hari minggu itu? Jadi kita 2 kali ke gereja ?
    2. Apabila kita menghadiri ke 2 Misa tersebut diatas , apakah boleh menerima komuni sebanyak 2 kali dalam 1 hari?
    Mohon penjelasan nya..

    Salam kasih dalam Kristus Tuhan.

    Terima Kasih

    • Shalom Harry,
      1. Menurut Kitab Hukum Kanonik 1983:

      Kan. 1248 – § 1. Perintah untuk ambil bagian dalam Misa dipenuhi oleh orang yang menghadiri Misa di manapun Misa itu dirayakan menurut ritus katolik, entah pada hari raya itu sendiri atau pada sore hari sebelumnya.

      Jadi, jika pernikahan yang di Gereja itu berupa Misa Kudus yang dirayakan dengan ritus Katolik maka anda yang mengikutinya dapat dikatakan telah memenuhi kewajiban anda mengikuti misa Mingguan.
      Namun saya pribadi melihatnya demikian: Memang syarat kita ke Misa terpenuhi dengan menghadiri Misa Perkawinan, namun jika kita dapat meluangkan waktu untuk mengikuti Misa Minggu yang biasa, tentu baik juga datang ke misa Minggu. Berhubung bacaan Misa Kudus yang sesuai dengan kalender liturgi. Ini mencegah jika ternyata perkawinan yang diadakan di gereja tersebut ternyata tidak diadakan dengan Misa Kudus, namun pemberkatan dengan Ibadat Sabda. Sebab jika demikian halnya (ibadat sabda) maka anda tidak dapat dikatakan sudah memenuhi kewajiban Misa Minggu anda.

      2. Jika kita menghadiri Misa Kudus 2 kali dalam sehari, ya, kita dapat menerima komuni 2 kali. Ketentuannya ada di KHK 917:

      KHK 917 Yang telah menyambut Ekaristi mahakudus, dapat menerimanya lagi hari itu hanya dalam perayaan Ekaristi yang ia ikuti, dengan tetap berlaku ketentuan kan. 921 § 2.

      Demikian, semoga dapat berguna bagi kita semua.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

  12. Shalom,

    Saya ingin mengerti lebih dalam juga mengapa kita menyantap tubuh dan darah Kristus/Ekaristi? Maaf pertanyaan ini tetapi saya ingin lebih mengerti sehingga mendapat pengertian yang tepat, Mohon pertolongannya. Terima Kasih, Leon.

    [Dari Admin Katolisitas: Pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]

Comments are closed.