Semua agama tidak murni dan percuma saja

Pertanyaan:

Shalom Stef & Ingrid,

Terima kasih atas jawabannya atas pertanyaan mengapa doa Bapa Kami di Katholik sedikit berbeda dengan yang ada di Alkitab. Setelah saya membacanya, barulah saya menyadari bahwa alkitab yang saya miliki itu adalah terbitan LAI. Terima Kasih Stef & Ingrid. Pengalaman membaca tulisan2 di katolisitas.org ini sangat berkesan & mempertebal iman Katholik saya. Hal itu saya ceritakan kepada rekan2 saya yang se-iman. Mereka kemudian melihat situs ini dan menanggapinya secara positive. Namun ada juga rekan saya yang menanggapinya secara “dingin” dengan mengemukakan alasan2 yang diluar dugaan saya. Namun untuk menanggapinya, saya katakan saat ini saya belum bisa.

Saya copy & paste dari email rekan saya :

[Dari admin: saya hapus isi e-mail dari teman Adrianus, dan saya meringkasnya. Kami menganjurkan agar teman Adrianus sendiri yang mengajukan keberatan satu persatu ke katolisitas.org, sehingga kami dapat menjawabnya point demi point. Hal ini untuk menghindari dialog yang mungkin berkepanjangan. Berikut ini adalah point-point yang diajukan oleh teman Adrianus:

  1. Inti dari e-mail teman Adrianus, ingin mengatakan bahwa semua agama itu percuma saja, karena agama yang ada sekarang tidak murni lagi, namun telah tercemar dengan ritual dan birokrasi yang tidak perlu.
  2. Setelah itu, dia mengajukan list yang panjang tentang penyelewengan dan pembuktian akan praktek-praktek agama yang dianggap salah. Yang akhirnya membuktikan bahwa semua agama lebih berfokus pada kosmetik luar tanpa melihat hakikat dari hubungan manusia dan Allah.
  3. Dan semua agama timbul untuk mengakomodasi upacara ritual, sehingga diperlukan institusi, seperti:Ā  jabatan-jabatan seperti pastor, uskup, paus. Agama jugaĀ  saling terpecah dan mempunyai konflik.
  4. Jadi akhirnya dia tidak mau memilih agama apapun, karena agama hanyalah mengkotak-kotakan manusia. Akhirnya dia memutuskan untuk mengambil esensi, yaitu di kotak Allah.]

Untuk menjaga etika, sengaja saya tidak cantumkan nama rekan saya tsb.
Stef & Ingrid, saya tidak tahu bagaimana menanggapi tulisan ini. Bisakah Stef & Ingrid membantu saya untuk menjelaskan? Agar nanti saya bisa menjelaskan kepadanya?.
Semoga Tuhan memberkati karya-karya Stef & Ingrid.
Terima Kasih. Adrianus

Jawaban:

Shalom Adrianus,
Berikut ini adalah jawaban untuk teman anda yang ingin kembali ke ā€˜esensi pengajaran Allahā€™ namun tidak mau memeluk agama tertentu, karena menurutnya agama-agama adalah buatan manusia: 1) yang tidak murni, 2) yang berupa kosmetik luar 3) yang merupakan institusi semata yang mengakomodasi jabatan-jabatan (imam, pemuka agama).
Pertama-tama, harus kita akui bahwa mungkin dia berpendapat demikian justru karena semangatnya untuk mencari kebenaran yang sejati dan objektif yang bukan ditentukan oleh manusia. Sebenarnya keinginan mencari kebenaran yang objektif, jika terus dilakukan dengan tulus dan rerus menerus, maka akan mengarah kepada Kristus, yang kepenuhan ajaranNya berada dalam Gereja Katolik. Namun memang kita tidak dapat memaksakan hal ini kepadanya. Yang dapat kita lakukan adalah ā€˜menaburkan bijiā€™ iman, dan selanjutnya, kita biarkan Tuhan yang melanjutkan karya-Nya di dalam hidup teman anda itu.

Sebenarnya, justru karena kita yakin akan adanya kebenaran yang objektif (yang dapat diterima semua orang), maka kita menjadi Katolik. Karena dasar iman kita didukung oleh ā€˜motives of credibilityā€™ atau kredibilitas mendasar yang tidak dapat dipungkiri kebenarannya; yaitu:

  1. Nubuat kedatangan Kristus Sang Mesias ke dunia sebagai Allah yang menjelma menjadi manusia telah dinubuatkan sejak lama, sekitar 20 generasi. Ini adalah kebenaran objektif yang tak dapat dipungkiri, karena yang menyimpan bukti nubuatan dalam kitab suci yang pertama-tama adalah kaum Yahudi (bukan hanya penganut Kristen saja). Hanya saja bangsa Yahudi tidak percaya kepada Kristus sebagai Mesias, karena gambaran mesias yang mereka harapkan adalah seorang pemimpin politik seperti Raja Daud yang membangun kerajaan duniawi. Lebih lanjut tentang nubuatan ini silakan membaca (silakan klik)Ā  Yesus, Tuhan yang dinubuatkan para nabi dan Mengapa kita percaya bahwa Yesus adalah Tuhan
  2. Hanya Yesus Kristus pemimpin agama yang dapat melakukan mukjizat-mukjizat yang tidak dapat dilakukan oleh manusia biasa, dari menenangkan badai angin ribut, menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, dst. Mukjizat yang terbesar adalah kebangkitan-Nya sendiri dari kematian. Hal ini tidak pernah dipungkiri oleh orang-orang yang hidup pada jaman itu sebab saksi-saksi mata yang masih hidup dapat menjamin kebenaran ini. Pendapat yang menentang kebangkitan Yesus hanya muncul beberapa abad kemudian, pada saat saksi-saksi mata sudah tiada, sehingga justru keberatan ini yang mestinya dipertanyakan dasar faktanya. Lebih lanjut tentang uraian bukti ke-Allahan Yesus dapat dibaca di artikel, (silakan klik) Kristus yang kita imani= Yesus menurut sejarah
  3. Karya keselamatan Kristus masih berlangsung sampai sekarang, terlihat dari kesatuan Gereja-Nya yang bertahan selama 2000 tahun lebih ini, dengan 4 sifat khasnya, satu, kudus, katolik (universal) dan apostolik. Hal ini adalah mukjizat kedua terbesar setelah kebangkitan Kristus. Karena tidak ada organisasi di dunia ini yang bertahan sampai sekian lama, dalam kesatuan di bawah seorang pemimpin (yaitu Bapa Paus). Karena kesatuan dengan Bapa Paus ini, maka Gereja Katolik mempunyai satu suara dalam mengartikan pengajaran Tuhan, yang esensinya tidak dapat berubah sepanjang segala abad. Segala kebenaran yang telah dinyatakan oleh Kristus, tidak dapat berubah sesuai dengan perkembangan jaman atau atas kehendak seseorang. Dengan demikian, kita dapat yakin, bahwa pengajaran yang disampaikan oleh Gereja merupakan kebenaran objektif. Lebih lanjut, dapat dibaca rangkaian artikel ini, Mengapa kita memilih Gereja Katolik, Gereja Tonggak Kebenaran dan Tanda kasih Tuhan, bagian 1,2,3,4,5) silakan klik.
    Kenyataan adanya banyak denominasi gereja sekarang ini tidak mengaburkan kenyataan bahwa Gereja Katolik tetap satu. Gereja-gereja yang lain adalah yang memisahkan diri dari kesatuan Gereja Katolik, atau yang didirikan di luar dari kesatuan Gereja Katolik.

Jadi berdasarkan dari uraian di atas, kita mengetahui bahwa Gereja Katolik bukan ā€˜bikinanā€™ orang semata-mata, karena jika demikian, sudah sejak lama ā€˜bubarā€™. Kenyataannya, walaupun diterpa macam-macam halangan, ajaran sesat, bahkan faktor kelemahan manusia yang menjadi pemimpinnya di masa lampau, tidak dapat ā€˜menghapuskanā€™ keberadaan Gereja Katolik. Ini yang, menurut saya, menjadi tanda objektif bahwa Gereja Katolik adalah Gereja yang murni didirikan oleh Tuhan sendiri, sesuai dengan janji-Nya untuk mendampingi Gereja-Nya sampai akhir jaman (lih. Mat 16:18, 28:19-20). Dan dengan keyakinan bahwa Gereja Katolik adakah yang didirikan oleh Kristus sendiri, kita memiliki dasar yang kuat untuk mempercayai kemurnian ajarannya, yang dipasrahkan secara turun temurun, apalagi jika kita tidak menemukan kontradiksi antara ajaran di abad dahulu sampai abad sekarang.

Mengenai apakah Gereja menjadi seolah ā€˜kosmetik luarā€™, saya rasa tidak demikian, walaupun secara objektif kita melihat ada semacam ā€˜aturan mainā€™ yang harus dipenuhi di level pelaksanaannya, seperti mengisi formulir baptis, dst. Hal ini sebenarnya malah membuktikan ā€˜keseriusanā€™ dan ā€˜nilai pentingā€™ akan peristiwa itu yang tidak saja berkaitan dengan orang tersebut secara pribadi, tetapi juga dalam kaitannya sebagai bagian dari keseluruhan umat Allah. Sebab, kita tidak dapat memungkiri bahwa kita diciptakan bukan sebagai mahluk yang terisolasi tetapi sebagai mahluk sosial. Maka soal iman tidak dapat hanya dilihat ā€˜antara aku dengan Tuhanā€™ saja, tetapi bagaimana mewujudkan iman itu bersama-sama dan dalam keharmonisan dengan umat beriman yang lain.

Peraturan yang ada di dalam Gereja tidak pernah dimaksudkan hanya sebagai ā€˜perangkatā€™ luar, tetapi selalu ada kaitannya dengan doktrin yang mendasarinya, demi menjaga keteraturan dan keharmonisan umat beragama. Hal ini sangat jelas jika kita membaca Kitab Hukum Kanonik Gereja 1983, yang jelas menjabarkan doktrin sebagai dasar dari penetapan peraturan yang lain.

Tentang Gereja hanya merupakan institusi, juga saya rasa keliru, sebab institusi hanya ada untuk mendukung esensi Gereja sebagai ā€˜Bangsa pilihan Allahā€™ yang baru, yang memang memerlukan para pemimpin yang dapat mengarahkan umat dalam kesatuan. Hal ini umum kita lihat prakteknya pada bangsa manapun di dunia. Dengan institusi, bukan berarti kita tidak mempunyai hubungan pribadi dengan Allah, namun menggabungkan hubungan pribadi dengan Allah itu di dalam kesatuan umat beriman dengan Allah sendiri. Tanpa institusi, hubungan kita dengan Allah menjadi hubungan pribadi semata, dan dapat cenderung subjektif, dan tanpa disadari setiap pribadi bertindak sebagai ā€˜hakimā€™ atas apa yang ia pandang benar. Akhirnya, sikap ini malah bertentangan dengan maksud utama mencari kebenaran sejati. Sebab ujungnya berakhir pada diri pribadi yang menginterpretasikan ā€˜kotakā€™ Allah tersebut.

Memang harus diakui bahwa soal iman adalah karunia Allah, maka kita tidak dapat memaksa seorangpun untuk menerima apa yang kita imani. Kalau kita sungguh mencari kebenaran, maka jika akhirnya kita menemukan bukti-bukti yang kuat yang menunjukkan kebenaran itu; kita dihadapkan kepada dua pilihan, maukah kita percaya, ataukah kita tetap memegang pengertian kita sendiri. Tuhan tidak pernah memaksa seseorang untuk percaya, sebab Ia menghormati kehendak bebas kita. Namun berbahagialah mereka yang percaya dan hidup sesuai dengan perintah-perintahNya, sebab janji keselamatan Tuhan akan dipenuhkan di dalam mereka.

Semoga tulisan di atas berguna untuk menanggapi pendapat teman Adrianus. Di sini saya hanya menuliskan yang berkaitan dengan agama Katolik. Jika ingin mengetahui pandangan agama yang lain, silakan menghubungi mereka yang bersangkutan.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid ListiatiĀ  – https://www.katolisitas.org

5 1 vote
Article Rating
19/12/2018
4 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Yohana Maria
Yohana Maria
11 years ago

Dear Pak Stef dan Bu Ingrid,

Di sebuah forum OMK, ada seorang teman yang bertanya begini: “Jika Tuhan menghendaki agar Dia disembah dengan satu cara saja/dengan satu agama saja, mengapa Tuhan menciptakan kita berbeda-beda?”

Bagaimana ya pak/bu menjawab pertanyaan di atas, karena jawaban dari teman-teman yang lain malahan menjurus kepada anggapan bahwa semua agama itu sama saja, bahwa yang disembah adalah Tuhan yang sama, cuma sebutannya saja yang berbeda-beda, padahal hal ini kalau menurut saya kurang tepat. Sebagai catatan, si penanya katanya telah membaca Alkitab sampai 2 kali.

Terima kasih, ya pak/bu

Ben
Ben
14 years ago

selamat siang Pak Stef dan Bu Inggrid, saya ada pertanyaan, saudara kita ada yang bilang kalo kristen itu bukan lah agama, tapi lebih ke arah kepercayaan, yang saya mau tanyakan, apakah dasar Katholik bisa di sebut agama? ada ciri atau karakteristik khususkah Katholik? terima kasih

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Ben
14 years ago

Shalom Ben, Terima kasih atas pertanyaannya tentang agama. Mungkin lain kali, kalau ada yang bilang bahwa Kristen bukanlah sebuah agama, maka perlu dipertanyakan kepada orang tersebut apakah definisi dari agama. Agama atau religion berasal dari bahasa Latin: religere, to recover, or religare, to bind. Secara umum agama merupakan manifestasi dari prinsip keadilan. Kita memberikan penghormatan kepada orang tua, karena kita mengasihi mereka. Penghormatan tersebut adalah adil, karena melalui mereka, maka kita ada di dunia ini dan melalui mereka, kita juga menerima kasih yang tulus. Dalam hubungannya dengan Tuhan, adalah adil kalau manusia berterimakasih dan menyembah Tuhan, karena Tuhanlah yang memberikan… Read more »

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus.Ā 
4
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x