Tentang bayi tabung

Pertanyaan:

saya sangat senang dengan website ini dan sungguh membantu sekali, bagaimana kalo ini disebarluaskan melalui berita-berita paroki agar bisa menyentuh semua lapisan masyarakat karena ini emang sangat dibutuhkan apalagi di masa sekarang ini…saya mau tanya juga pada romo..bagaimana pandangan gereja kepada bayi tabung? terima kasih..God Bless

Jawaban:

Shalom Chmel,

Terima kasih atas dukungan anda terhadap website ini.
Sebelum membahas soal bayi tabung, mari kita lihat pengertian berikut ini:

  1. Pada saat sel telur dibuahi oleh sperma, maka kehidupan manusia dimulai. Sel telur yang dibuahi disebut zygote, dan pada saat zygote itu bertumbuh, disebut embryo. Pada tahap lanjut, embryo disebut sebagai fetus. Jadi istilah zygote, embryo dan fetus itu sebenarnya menjabarkan tahap-tahap perkembangan anak; sehingga ketiga istilah itu adalah nama lain dari bayi.
  2. In-vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung itu menjelaskan proses pembuahan itu. In-vitro artinya ‘di dalam gelas/ tabung’, sehingga artinya proses pembuahan sel telur oleh sperma dilakukan di dalam tabung. Di dalam tabung ini pula embryo diberi zat-zat makanan sampai saatnya ia dimasukkan di dalam rahim sang wanita. Proses pemindahan ini disebut embryo transfer (ET). Sel- sel telur diambil dari ibunya dengan laparascopy, sedangkan sperma diambil dengan cara masturbasi.
    Umumnya sel-sel telur ini dibuahi, dan dipilih yang paling sehat; dan embryo itu yang dimasukkan kedalam rahim wanita itu. Sedangkan sel-sel embryo yang tidak sehat itu dibuang, (ini adalah aborsi!). Kadang sel telur yang dibuahi dimasukkan ke dalam freezer, untuk dipakai di waktu mendatang. IVF dan ET dilakukan jika sang wanita tidak dapat mengadung dengan cara yang normal, atau kalau ia tidak dapat mengandung karena alasan kesehatan, dan karenanya meminta seorang wanita lain untuk mengandung anaknya (ibu angkat).

Melihat penjabaran ini, maka kita dapat melihat bahwa praktek IVF /bayi tabung dan ET itu tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik, karena beberapa alasan:

  1. Umumnya IVF melibatkan aborsi, karena embryo yang tidak berguna dihancurkan/ dibuang.
  2. IVF adalah percobaan yang tidak mempertimbangkan harkat sang bayi sebagai manusia, melainkan hanya untuk memenuhi keinginan orang tua. Bayangkan bagaimana embryo tersebut dibekukan/ ‘frozen’.
  3. Pengambilan sperma dilakukan dengan masturbasi. Masturbasi selalu dianggap sebagai perbuatan dosa, dan tidak pernah dibenarkan. KGK 2352 menyebutkan:
    “Masturbasi adalah rangsangan alat-alat kelamin yang disengaja dengan tujuan membangkitkan kenikmatan seksual. “Kenyataan ialah bahwa, baik Wewenang Mengajar Gereja dalam tradisinya yang panjang dan tetap sama maupun perasaan susila umat beriman tidak pernah meragukan, untuk mencap masturbasi sebagai satu tindakan yang sangat bertentangan dengan ketertiban”, karena penggunaan kekuatan seksual dengan sengaja, dengan motif apa pun itu dilakukan, di luar hubungan suami isteri yang normal, bertentangan dengan hakikat tujuannya”.
  4. Persatuan sel telur dan sperma dilakukan di luar hubungan suami istri yang normal. IVF/ bayi tabung jelas meniadakan aspek ‘persatuan/ union’ antara suami dengan istri. Aspek pro-creation juga disalah gunakan, karena dilakukan secara tidak normal. Jadi kedua aspek hubungan suami istri yang disebutkan dalam Humanae Vitae 12, tidak dipenuhi dengan normal (Silakan baca artikel Humanae Vitae itu benar!, silakan klik disini)
  5. Praktek IVF atau bayi tabung menghilangkan hak sang anak untuk dikandung dengan normal, melalui hubungan perkawinan suami istri. Jika melibatkan ‘ibu angkat’, ini juga berarti menghilangkan haknya untuk dikandung oleh ibunya yang asli.

Mungkin, yang paling jelas adalah ajaran Paus Yohanes Paulus II dalam surat ensikliknya Evangelium Vitae 14/ The Gospel of Life yang mengatakan demikian:

Bermacam teknik reproduksi buatan [seperti bayi tabung] yang kelihatannya seolah mendukung kehidupan, dan yang sering dilakukan untuk maksud demikian, sesungguhnya membuka pintu ancaman terhadap kehidupan. Terpisah dari kenyataan bahwa hal tersebut tidak dapat diterima secara moral, karena hal itu memisahkan pro-creation dari konteks hubungan suani istri, teknik-teknik yang demikian mempunyai tingkat kegagalan yang cukup tinggi: tidak hanya dalam hal pembuahan (fertilisasi) tetapi juga dari segi perkembangan embryo, yang mempunyai tingkat resiko kematian yang tinggi, umumnya di dalam jangka waktu yang pendek. Lagipula, jumlah embryo yang dihasilkan sering lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk implantasi ke dalam rahim wanita itu, dan “spare-embryo” [embryo cadangan] ini lalu dihancurkan atau digunakan untuk penelitian yang dengan dalih ilmu pengetahuan atau kemajuan ilmu kedokteran, pada dasarnya merendahkan kehidupan manusia pada tingkat “materi biologis” semata yang dapat dibuang begitu saja.

Maka kita mengetahui bayi tabung/ IVF yang merupakan teknik reproduksi buatan bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik.

Memang, mungkin para pasangan yang tidak dapat mengandung anak secara normal mengalami kenyataan yang cukup menyakitkan. Jika mereka sungguh merindukan kehadiran anak-anak di tengah mereka, mungkin adopsi anak adalah jalan keluarnya. Memang kerinduan untuk membesarkan anak adalah suatu keinginan yang mulia, namun kita harus tetap berpegang bahwa tujuan yang baik (mempunyai anak) itu harus tidak diperoleh dengan jalan yang tidak sesuai dengan ajaran Tuhan, seperti IVF/ bayi tabung.

Demikian, semoga informasi di atas dapat menjelaskan tentang prinsip pengajaran Gereja Katolik menanggapi hal bayi tabung.

4.4 10 votes
Article Rating
19/12/2018
12 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Edwin
Edwin
12 years ago

Pengasuh Katolisitas Yth,
Saya ingin minta saran mengenai cara evangelisasi yang baik terhadap manusia – manusia yang ada (baca: terlahir) di dunia ini oleh teknologi yang dilarang penggunaannya oleh Gereja Katolik seperti IVF, dkk.

Tanpa teknologi tersebut mereka tidak akan ada di dunia ini. Tapi nyatanya mereka sekarang ada di dunia ini dan tentunya Allah juga mencintai mereka dan menginginkan keselamatan jiwa mereka.

Tetapi mereka akan menganggap Gereja Katolik munafik karena melarang penggunaan teknologi tersebut, namun kemudian menyatakan bahwa Allah juga mencintai mereka.

Mohon pengajarannya.

Salam,
Edwin ST

Caecilia Triastuti
Reply to  Edwin
12 years ago

Shalom Edwin, Terima kasih untuk pertanyaan ini. Anda benar, Allah adalah kasih, dan dari kasih-Nya serta karena kasih-Nya itu pula, Allah menciptakan kehidupan, termasuk kehidupan manusia, sebagai mahluk yang secitra dengan-Nya dan sangat dikasihi-Nya. Oleh karena itu, kasih Allah yang dihayati oleh Gereja-Nya, tidak pernah menolak kehidupan, tetapi sangat menghargainya dan ingin selalu melindungi dan menjaga kehidupan sejak awal terjadinya hingga kesudahannya secara alami. Maka sesungguhnya tidak ada yang munafik di sini, tetapi justru Gereja sebagai perwujudan kasih Allah di dunia selalu konsisten mendukung dan mencintai kehidupan. Walaupun terbentuknya melalui proses yang tidak diajarkan dan tidak direstui oleh hukum kasih… Read more »

Edwin
Edwin
Reply to  Caecilia Triastuti
12 years ago

Ibu Triastuti,
Terima kasih penjelasannya. Sudah jelas sekarang kenapa Gereja Katolik tidak setuju dengan IVF.
Salam,
Edwin

Dini
Dini
13 years ago

wah, berarti saya bikin dosa, ya?… in vitro saya semi alami. Cuma dapat satu telur. Tidak berharap kembar sama sekali, eh, malah puji Tuhan dikasih kembar. Kalaupun pake metode suntikan saya dapat banyak telur, saya akan lahirkan semua…tapi kelihatannya, Tuhan mengerti kegundahan hati saya karena saya tidak ingin melakukan sesuatu yang basically, Dia tidak suka. Meski saya lahirkan semua tapi siapa tahu, kan, ada hal2 lainnya yang Dia tidak suka (seperti pembekuan embrio atau melahirkan tidak dalam 1 satuan waktu atau lainnya…)…bukan maksudnya saya mau musnahkan embrionya. Dua macam suntikan tidak ada yang berhasil…yang berhasil malah telur dibiarkan ada secara… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Dini
13 years ago

Shalom Dini, Saya dapat memahami rasa syukur anda bahwa akhirnya anda dapat mengandung, bahkan memperoleh anak kembar. Walaupun prosesnya tidak natural/ alami, namun tidak mengubah kebenaran bahwa Tuhanlah yang menciptakan jiwa anak- anak itu. Jadi tidak benar bahwa anak itu seolah hasil ‘kecelakaan’ dan tidak dikehendaki Tuhan. Kenyataan bahwa anak itu hidup, artinya anak itu tetap diciptakan oleh Tuhan, sebab biar bagaimanapun kehidupan tetap datang dari Tuhan. Syukurlah bahwa di dalam prosesnya tidak terjadi pembuangan embryo, karena anda hanya melakukan pembuahan dari satu telur saja. Namun demikian, tidak dapat dikatakan bahwa karena teknik IVF (bayi tabung) yang dilakukan itu berhasil,… Read more »

Imel
Imel
13 years ago

Syalom,,
Sy mw tanya kemana jiwa2 bayi yg blm dibaptis pergi?apakah langsung kesurga?apa itu baptis kerinduan?

Ingrid Listiati
Reply to  Imel
13 years ago

Shalom Imel,
Pertanyaan serupa sudah pernah dibahas di sini, silakan klik. Kalau masih ada yang kurang jelas, silakan bertanya di sana.
Selanjutnya, jika anda mempunyai pertanyaan sehubungan dengan topik- topik tertentu, silakan anda memeriksanya pada bagian Arsip, dan semoga anda menemukan topik yang ingin ditanyakan; atau anda menggunakan fasilitas pencarian di sisi kanan atas mainpage, dengan mengetik kata kuncinya. Semoga anda menemukan pembahasannya di sana. Jika belum ada, silakan bertanya, dan kami akan berusaha menjawabnya.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org

Vennysa
Vennysa
14 years ago

salam buat semuanya, saya baru aja mendapatkan website ini dari temanku beberapa hari yang lalu. Dan aku baru aja membuka dan membaca banyak artikel yang tertera dalam web ini; sungguh semua artikel di sini membuat aku lega karena saya bisa menambah wawasan keyakinan iman katolik- ku, aku merasa aku lebih bersyukur menjadi seorang anak yang di lahirkan dalam keluarga Katolik, dan itu suatu anugerah yang terbesar dalam hidup saya karena meski orang tua saya buta huruf dan hanya tahu Mereka adalah Katolik tapi tidak mengerti semua hal katolisitas, namun aku kini menjadi katolik yang punya Prinsip yang kuat meski banyak… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Vennysa
14 years ago

Shalom Vennysa, Jika anda sungguh telah berusaha semampu anda untuk menyelamatkan bayi teman anda itu tetapi akhirnya tidak berhasil, karena teman anda sendiri yang membohongi anda, maka saya pikir anda tidak bersalah. Sebab pada akhirnya, kita tidak dapat memaksakan orang lain untuk menerima maksud baik kita. Teman anda itu juga punya kehendak bebas untuk menentukan keputusan, walaupun sayangnya ia memutuskan hal yang sangat keliru, karena berakhir dengan digugurkannya kandungannya. Kalau Vennysa masih sering teringat akan kejadian itu, tidak ada salahnya, anda mempersembahkan ujud misa untuk mendoakan arwah bayi teman anda itu, dan juga mendoakan ibunya (teman anda). Semoga Tuhan yang… Read more »

chmel
chmel
15 years ago

saya sangat senang dengan website ini dan sungguh membantu sekali, bagaimana kalo ini disebarluaskan melalui berita – berita paroki agar bisa menyentuh semua lapisan masyarakat karena ini emang sangat dibutuhkan apalagi di masa sekarang ini…saya mau tanya juga pada romo..bagaimana pandangan gereja kepada bayi tabung? terima kasih..God Bless
[dari katolisitas: telah dijawab di sini – silakan klik]

agnes
agnes
Reply to  chmel
14 years ago

salam mbak Inggrid….
saya tertarik dengan pencerahan mengenai bayi tabung ini dan saya ingin tahu apakah inseminasi buatan juga termasuk disini, karena saya pernah melakukan inseminasi buatan walaupun pada akhirnya saya mengalami keguguran.
terima kasih , Berkah Dalem

Ingrid Listiati
Reply to  agnes
14 years ago

Shalom Agnes,
Saya sudah pernah menjawab tentang inseminasi yang termasuk dari variasi tehnik fertilisasi di sini, silakan klik.
Pada dasarnya, inseminasi tidak dibenarkan oleh Gereja Katolik, meskipun antara suami istri sendiri, dan apalagi jika melibatkan donor sperma yang bukan sperma suami, atau rahim pinjaman, yang bukan rahim istri.
Inseminasi antara suami istri tidak dibenarkan karena terjadi pelanggaran aspek “union” dalam hakekat hubungan suami istri, karena di sini yang aspek persatuan itu tidak dilakukan oleh suami istri itu sendiri tetapi oleh dokter. Silakan membaca lebih lanjut di link yang saya sertakan di atas.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- https://www.katolisitas.org

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
12
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x