Pertanyaan:
Ada pernyataan menarik dari seorang pendeta di Radio [dari Katolisitas, kami edit] yang patut direnungkan bersama dalam kaitan dengan pemahaman Tubuh Kristus sesuai dengan Efesus 4.
1.Setiap denominasi tidak boleh mengembangkan denominasi melainkan Tubuh Kristus
2.Adalah aneh jika denominasi yang satu menjelekkan denominasi lain padahal mereka semua adalah bagian dari Tubuh Kristus
3.Kesatuan agama tidak otomatis merupakan kesatuan dalam Tubuh Kristus karena sebenarnya yang penting bukan iman katolik atau iman protestan melainkan iman akan Kristus
4.Perjamuan Tubuh Kristus adalah dalam rangka kesatuan Tubuh Kristus. Tubuh Kristus sebenarnya tidak terpecah-pecah. Tidak ada dalam kitab suci yang menyatakan bahwa Tubuh Kristus terpecah-pecah.
5.Agama kristen baru lahir 300 tahun setelah kematian Yesus. Tidak ada satu pun rasul yang menyiarkan agama kristen
6.Kristus tidak pernah membawa denominasi
Jawaban:
Shalom Herman Jay,
Berikut ini tanggapan saya atas pernyataan anda, yang mengutip dari sumber yang anda dengar:
1. Anda berkata, “Setiap denominasi tidak boleh mengembangkan denominasi melainkan Tubuh Kristus”
Komentar saya:
Pernyataan ini benar namun menjadi ambigu, jika dihubungkan dengan Gereja Katolik. Sebab memang benar kita harus mengembangkan Tubuh Kristus, yaitu Gereja-Nya. Namun, Gereja Katolik bukanlah merupakan salah satu denominasi, melainkan adalah Gereja satu- satunya yang didirikan oleh Kristus di atas Rasul Petrus (Mat 16:18). Maka kita tidak dapat mensejajarkan Gereja Katolik dengan berbagai denominasi gereja Kristen lainnya. Gereja yang didirikan oleh Kristus di atas Petrus itu adalah Gereja yang oleh Rasul Paulus disebut sebagai Tubuh Kristus dan mempelai Kristus (lih. Ef 5:22-33). Gereja ini hanya satu – Gereja Katolik- sehingga memang tepatlah jika seseorang ingin tergabung dalam Tubuh Kristus dan mengembangkannya, untuk bergabung dengan Gereja Katolik, yang dipimpin oleh penerus Rasul Petrus.
2. Anda berkata, “Adalah aneh jika denominasi yang satu menjelekkan denominasi lain padahal mereka semua adalah bagian dari Tubuh Kristus”
Pernyataan ini benar, sebab sesungguhnya Kristus menghendaki persatuan dari semua pengikut-Nya (Lih Yoh 17:20-21). Gereja Katolik memandang umat Kristen non-Katolik yang telah dibaptis dengan sah- sebagai saudara-saudari dalam Kristus. Hal ini disebabkan karena Gereja Katolik mengakui adanya satu baptisan (Ef 4:5), karena otoritas Kristus yang menginstitusikannya. Unitatis Redintegratio 3 (Dekrit tentang Ekumenisme, Konsili Vatikan II) mengatakan:
“Sebab mereka itu, yang beriman akan Kristus dan dibaptis secara sah, berada dalam suatu persekutuan dengan Gereja Katolik, baik perihal ajaran dan ada kalanya juga dalam tata-tertib, maupun mengenai tata-susunan Gereja, persekutuan gerejawi yang sepenuhnya terhalang oleh cukup banyak hambatan, diantaranya ada yang memang agak berat. Gerakan ekumenis bertujuan mengatasi hambatan-hambatan itu. Sungguhpun begitu, karena mereka dalam Baptis dibenarkan berdasarkan iman, mereka disaturagakan dalam Kristus. Oleh karena itu mereka memang dengan tepat menyandang nama kristen, dan tepat pula oleh putera-puteri Gereja katolik diakui selaku saudara-saudari dalam Tuhan.”
Jadi Gereja Katolik tidak menjelekkan denominasi lain. Kami di situs ini juga tidak menjelekkan denominasi lain, melainkan kami hanya menyampaikan apa yang menjadi ajaran Gereja Katolik, bahwa di dalam Gereja yang didirikan Kristus di atas Rasul Petruslah, yaitu Gereja Katolik, dapat ditemukan kepenuhan sarana keselamatan:
“Sebab hanya melalui Gereja Kristus yang katoliklah, yakni “sarana yang menyeluruh untuk keselamatan”, dapat dicapai seluruh kepenuhan upaya-upaya penyelamatan. Sebab kita percaya, bahwa hanya kepada Dewan Para Rasul yang diketuai oleh Petruslah Tuhan telah mempercayakan segala harta Perjanjian Baru, untuk membentuk satu Tubuh kristus di dunia. Dalam tubuh itu harus disaturagakan sepenuhnya siapa saja, yang dengan suatu cara telah termasuk umat Allah, Selama berziarah di dunia, umat itu, meskipun dalam para anggotanya tetap tidak terluputkan dari dosa, berkembang dalam Kristus, dan secara halus dibimbing oleh Allah, menurut rencana-Nya yang penuh rahasia, sampai akhirnya penuh kegembiraan meraih seluruh kepenuhan kemuliaan kekal di kota Yerusalem sorgawi.” (Unitatis Redintegratio 3)
3. Anda mengatakan, “Kesatuan agama tidak otomatis merupakan kesatuan dalam Tubuh Kristus karena sebenarnya yang penting bukan iman katolik atau iman protestan melainkan iman akan Kristus.”
Pernyataan ini tidak benar, karena mengisyaratkan bahwa iman Katolik bukan iman akan Kristus. Padahal sebenarnya, istilah “katolik” (artinya universal/ lengkap) itu dipakai di abad pertama, untuk menunjukkan kelengkapan/ keseluruhan ajaran Kristus dan para rasul; karena bahkan di abad- abad awal sudah ada aliran- aliran yang mengaku sebagai Kristen, namun tidak mengajarkan keseluruhan kebenaran seperti yang diajarkan oleh para rasul.
4. Anda mengatakan, “Perjamuan Tubuh Kristus adalah dalam rangka kesatuan Tubuh Kristus. Tubuh Kristus sebenarnya tidak terpecah-pecah. Tidak ada dalam kitab suci yang menyatakan bahwa Tubuh Kristus terpecah-pecah.”
Pernyataan ini benar, sebab:
a) Memang Tuhan Yesus memberikan warisan Perjamuan Terakhir untuk mempersatukan Gereja sebagai Tubuh Mistik-Nya. Gereja Katolik menyebut perjamuan ini sebagai perayaan Ekaristi. Justru karena Gereja Katolik menghayati makna Ekaristi yang tak terlepas dengan kesatuan Tubuh Kristus inilah, maka Ekaristi hanya diberikan kepada mereka yang mengimani dengan sungguh kehadiran Kristus dalam Ekaristi kudus, dan mereka yang berada dalam kesatuan penuh dengan Gereja Katolik sebagai Tubuh Kristus.
b) Benar bahwa Tubuh Kristus tidak terpecah- pecah dan dalam Kitab Suci tidak dikatakan Tubuh Kristus yang terpecah- pecah. Sebab Yesus berkata kepada Petrus, bahwa Ia akan mendirikan Gereja-Nya (“ekklesia”) -(satu Gereja, bukan banyak gereja).
5. Anda mengatakan, “Agama kristen baru lahir 300 tahun setelah kematian Yesus. Tidak ada satu pun rasul yang menyiarkan agama kristen.”
Ini adalah pernyataan yang sangat keliru. Agama Kristen lahir bersamaan dengan lahirnya Gereja yang resminya kita peringati pada hari Raya Pentakosta, pada saat Roh Kudus turun atas para rasul. Istilah “kristen” sendiri mulai dipakai di Antiokhia, sebagai sebutan bagi para murid Kristus sejak abad pertama. Demikian pula istilah “katolik” (artinya: lengkap/ menyeluruh) telah dikenal sejak abad awal, untuk membedakan ajaran Gereja yang lengkap dari para rasul dan beberapa aliran lainnya yang menyebut diri sebagai Kristen, namun tidak menyampaikan keseluruhan kebenaran seperti yang disampaikan oleh para rasul (seperti Gnosticism dan Docetism). Tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik, dalam sub-judul: Gereja yang katolik.
Bahwa kemudian pada tahun 313 agama Kristiani dijadikan sebagai agama kerajaan oleh Kaisar Konstantin, tidak berarti bahwa sebelumnya agama Kristen tidak ada. Sudah sejak awal para murid Kristus bersekutu dalam pengajaran para rasul dan beribadah memecah roti sesuai dengan ajaran Kristus, dan ini dicatat dalam Kitab Suci (lih. Kis 2:42). Silakan membaca tentang definisi “agama” menurut St. Thomas Aquinas, di sini, silakan klik; semoga anda dapat melihat bahwa agama Kristiani sudah ada sejak Gereja ada. Dengan demikian, tidak benar jika dikatakan bahwa tidak ada satu rasul-pun yang menyiarkan agama Kristen. Semua rasul (kecuali Yudas Iskariot) menyiarkan ajaran agama Kristen, bahkan sampai menyerahkan nyawa mereka sebagai martir [kecuali Rasul Yohanes pengarang Injil] yang wafat di usia tuanya di Pulau Patmos].
6. Anda mengatakan, “Kristus tidak pernah membawa denominasi.”
Tanggapan saya:
Pernyataan ini benar, sebab memang yang didirikan oleh Kristus adalah Gereja (ekklesia) dan bukan denominasi. Dan Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus di atas Petrus ini sekarang masih eksis dalam Gereja Katolik.
Demikianlah yang dapat saya tulis untuk menanggapi pernyataan anda. Bukan maksud Gereja Katolik untuk menyombongkan diri, dengan mengatakan dirinya sebagai Gereja yang didirikan Kristus, sebab memang itulah faktanya. Sebab Gereja yang didirikan Kristus di atas Petrus ini kini masih eksis di dalam Gereja Katolik yang dipimpin oleh Paus yang dapat ditelusuri kepemimpinannya sebagai penerus Rasul Petrus. Karena hal ini adalah kebenaran, maka tidak dapat dikatakan sebagai pernyataan kesombongan; namun pernyataan yang menuntut tanggung jawab yang besar, sebab mensyaratkan anggota- anggotanya agar hidup sesuai dengan misi perutusan Kristus yang menyeluruh: yaitu kesempurnaan hidup sebagai seorang Kristiani, atau singkatnya: hidup kudus dalam persekutuan dengan Kristus dan seluruh umat manusia. Ini adalah perjuangan sepanjang hidup, dan karenanya tidak ada alasan untuk menyombongkan diri.
Selanjutnya tentang topik denominasi dan apa bedanya dengan Gereja Katolik, silakan klik di sini.
Shalom, saya bingung dengan ajaran Gereja Katolik. Kadang dikatakan Gereja adalah tubuh Kristus, dilain waktu dikatakan Tubuh kristus adalah Hosti yang disambut. Dilain kesempatan Gereja bukan tubuh kristus tetapi mempelai Kristus? Kok kontradiktif semua nih ajarannya? Yang benar yang mana?
Terima kasih
GBU
Shalom Devi,
Tidak ada yang kontradiktif dalam ajaran Gereja Katolik, sebab Gereja Katolik mengambil dasar ajarannya dari Kitab Suci yang tidak mengajarkan kontradiksi. Gereja memang adalah Tubuh Kristus, istilahnya adalah Tubuh Mistik Kristus (Mystical Body of Christ), untuk membedakannya dengan Tubuh Kristus secara fisik. Penggambaran Gereja (jemaat) sebagai Tubuh Kristus, yang selalu ada dalam kesatuan dengan Kristus (sebagai Kepalanya), diajarkan dalam Kitab Suci, yaitu dalam Kol 1:18,24; Ef 5:23, 3:6; Rom 12:5, 1Kor 12:12-27.
Sedangkan Ekaristi (hosti yang sudah dikonsekrasikan) adalah Tubuh Kristus itu memang dikatakan oleh Kristus sendiri sewaktu mengajarkannya kepada para Rasul, “Inilah tubuh-Ku” (Mat 26:26; Mrk 14:22; Luk 22:19).
Selanjutnya, Gereja (jemaat) sebagai Mempelai Kristus itu diajarkan juga dalam Kitab Suci yaitu dalam Ef 5:22-33. Di dalam perikop tersebut, diajarkan bahwa hubungan suami istri harus mengambil dasar hidup dari kasih Kristus kepada jemaat-Nya (Gereja-Nya). Dengan demikian perikop tersebut mengajarkan bahwa jemaat (Gereja) adalah mempelai Kristus, yang dikasihi-Nya seperti mengasihi tubuh-Nya sendiri (lih. Ef 5:25-32). Atas dasar ini kita mengetahui bahwa Kristus hanya mendirikan satu Gereja, sebab satu kepala hanya mempunyai satu tubuh, dan juga seorang suami hanya mempunyai satu istri (sebagaimana diajarkan-Nya, lih. Ef 5:31, Mat 19:5-6, Kej 2:24).
Maka atas dasar ajaran Kitab Suci, Katekismus Gereja Katolik mengajarkan:
KGK 789 Perbandingan Gereja dengan tubuh menyoroti hubungan yang mesra antara Gereja dan Kristus. Gereja tidak hanya terkumpul di sekeliling-Nya, tetapi dipersatukan di dalam Dia, dalam Tubuh-Nya. Tiga aspek Gereja sebagai Tubuh Kristus perlu ditonjolkan secara khusus: kesatuan semua anggota satu dengan yang lain oleh persatuannya dengan Kristus; Kristus sebagai Kepala Tubuh; Gereja sebagai mempelai Kristus.
Selanjutnya tentang penjelasan Gereja sebagai Tubuh Mistik Kristus, silakan membaca teks Konsili Vatikan II, Konstitusi tentang Gereja, Lumen Gentium, 7, silakan klik.
Sedangkan untuk membaca penjelasan tentang aneka gambaran Gereja menurut Kitab Suci, silakan membaca dokumen yang sama yaitu, Lumen Gentium, 6, silakan klik; dan Gereja sebagai Tubuh mistik Kristus, yang kelihatan, namun juga yang rohani, ditulis dalam Lumen Gentium, 8, silakan klik)
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Dear Catholicity,
I’ve been asking by my non-christian friends on why are there so many denominations of Christianity?
What’s the best answer?
And how to tell them that although there are many denominations, but we’re 1 in Jesus Christ?
God bless,
Kenzo.
Shalom Kenzo,
I think the best answer you can refer to is the document of Vatican II regarding Ecumenism, called Unitatis Redintegratio. Here is the introduction of the decree (for the complete text, please click):
Peace in Christ,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Saya ingin bertanya…
Dalam pandangan gereja katolik katax gereja denominasi lain dinyatakan sesat n pecahan. Hal apa yg menyebabkan demikian n adka bukti pendukungx. Bgm dengan gereja orthodox jg yg menyatakan gereja katolik sesat..Mohon tanggapanx
Shalom Acong,
Sebenarnya, yang dilakukan oleh Magisterium Gereja Katolik pada saat timbulnya suatu ajaran sesat/ menyimpang adalah meluruskannya dan menegaskan kembali pengajaran yang mereka terima dari para Rasul dan para Bapa Gereja. Hal inilah yang terjadi pada saat konsili- konsili, mulai dari konsili yang pertama di Nicea, tahun 325. Pada Konsili Nicea, Gereja menyatakan bahwa ajaran Arius (yang menyatakan bahwa Kristus bukan Tuhan) adalah sesat, dengan menegaskan kembali ajaran Kristus dan para rasul, bahwa Kristus adalah Putera Allah yang sehakikat dengan Allah.
Nah, biasanya dalam pernyataan konsili- konsili, dijabarkan ajaran yang menyimpang pada saat itu, atau ajaran yang tidak menyampaikan seluruh kebenaran tersebut, dan Magisterium akan menyatakannya sebagai ajaran yang salah, dengan mengatakan, ‘anathema‘. Maka bukti- bukti penegasan tentang ajaran yang benar, dan penolakan akan ajaran yang salah, dapat dilihat dari dokumen- dokumen hasil konsili. Konsili Trente (1545-1563) adalah konsili yang menegaskan kembali ajaran Gereja Katolik, menanggapi penyimpangan yang diajarkan oleh gereja Protestan. Silakan anda klik di link ini, untuk membaca isi dokumen Konsili Trente, terutama dokumen session V tentang dosa asal dan session VI tentang justifikasi (justification). Selanjutnya, untuk daftar konsili sepanjang sejarah Gereja Katolik, silakan klik di link ini
Namun Gereja Katolik sesungguhnya tidak menyebutkan bahwa gereja- gereja non Katolik sekarang adalah bidaah dan skisma. Hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
Sedangkan terhadap gereja Orthodox, Konsili Vatikan II menuliskannya demikian:
“Sudah berabad-abad lamanya Gereja-Gereja Timur dan Barat menempuh perjalanan masing-masing, namun tetap berhubungan karena persekutuan persaudaraan dalam iman dan kehidupan sakramental. Sementara itu berdasarkan persetujuan Takhta di Roma ikut memainkan peranan, bila antara Gereja-Gereja itu timbul sengketa tentang iman dan tata-tertib. Konsili suci – diantara hal-hal lain yang penting sekali – berkenan mengingatkan kepada segenap umat beriman, bahwa di Timur banyaklah Gereja-Gereja khusus atau setempat yang berkembang dengan subur. Di antaranya yang terpenting ialah Gereja-Gereja patriarkal. Cukup banyak diantaranya membanggakan para Rasul sendiri sebagai asal-usulnya. Maka dari itu di kalangan Gereja-Gereja Timur telah dan masih tetap diutamakan usaha yang istimewa untuk melestarikan hubungan -hubungan kekerabatan dalam persekutuan iman dan cinta kasih, yang harus tetap terjalin antara Gereja-Gereja setempat, bagaikan antara saudari.” (Unitatis Redintegratio, 14)
Harus diakui juga terdapat perbedaan ajaran antara Gereja Katolik dan gereja- gereja Timur Orthodox, terutama sebab mereka tidak mengakui kepemimpinan Bapa Paus. Tentang perbedaan lainnya yang penting adalah mengenai pemahaman istilah ‘filioque‘, yang sudah pernah dibahas di sini (lihat point 3), silakan klik; dan tentang hal ‘roti tak beragi, silakan klik di sini, lihat juga point 3. Jika kita membaca informasi mengenai kedua hal tersebut, semoga kita dapat melihat secara obyektif tentang perbedaan pandangan yang sampai menghantar kepada perpisahan antara gereja Orthodox dari kesatuan dengan Gereja Katolik. Sejujurnya, perpecahan tersebut lebih menjurus kepada hal politik pada saat itu ketimbang hal pertentangan doktrin.
Jangan pernah lupa bahwa Gereja Katolik terus mengusahakan persatuan dengan Gereja- gereja Timur. Tentang daftar Gereja- gereja Timur yang sudah berada dalam kesatuan penuh dengan Gereja Katolik, klik di sini, topik Persatuan dengan Gereja Timur, klik di sini, dan dokumen Konsili Vatikan II hal Dekrit tentang Gereja- gereja Timur, Orientalium Ecclesiarum, silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Syalom Bu Ingrid.. Saya mau bertanya apakah hukum taurat berjumlah banyak sekali ? Seingat yang saya tahu Hukum Taurat berjumlah 613 buah.. Di antaranya 285 Keharusan dan 328 Larangan / pantangan.. Kalau data di atas keliru saya mohon maaf karena saya juga sudah lupa-lupa.. Yang saya mau tanyakan :
1.Apakah Hukum Taurat ini telah menjadi ajaran gereja Katolik atau hanya ajaran umum saja ? Melihat ajaran dimana Hukum Taurat hanya berjumlah 10 saja ( Yang telah diajarkan ) ?
2.Apakah bole saya meminta seluruh isi dari Hukum Taurat tersebut ?
Thanks… GBU…
Shalom Torres9,
Perintah- perintah yang ada dalam Hukum Taurat seperti yang dicatat oleh kaum Maimonides memang ada 613 butir, dengan dasar ayatnya dari kelima Kitab Musa, seperti tercantum di link ini, silakan klik
Jika anda melihat butir- butir hukum itu memang terlihat ada banyak butir yang tidak lagi dilaksanakan oleh umat Kristiani (bukan hanya umat Katolik saja, tetapi umat Kristen lain secara umum), terutama yang berkaitan dengan hal- hal seremonial yang berkaitan dengan kurban sembelihan/persembahan, dan hal- hal yudisial/ sangsi/ hukuman bagi pelanggaran hukum. Mengapa? Karena hukum- hukum ini gunanya adalah untuk mempersiapkan umat Israel (sebagai umat pilihan Allah) kepada penggenapan janji Tuhan dalam Diri Kristus. Silakan membaca lebih lanjut di sini, silakan klik. Maka, setelah digenapi oleh Kristus, maka peraturan persiapan ini tidak lagi perlu dilaksanakan, karena yang sempurna sudah datang, yaitu Kristus.
Jadi yang dipertahankan adalah hukum moral dalam hukum Taurat itu, yaitu kesepuluh perintah Allah, yang sesungguhnya merupakan dasar bagi ke 613 butir hukum taurat itu, dan yang jika diringkas lagi hanya dua hukum yang terutama, yaitu mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama, seperti yang diajarkan oleh Tuhan Yesus sendiri (Mat 22:34-40; Mrk 12:28-34; Luk 10:25-28).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom
Tentunya kita disini semua mencari kebenaran Tuhan, bukan kebenaran manusia. Sangat sulit mendapatkan sumber mana yang benar, mana yang salah karena keterbatasan kita. Biarlah minta Tuhan YESUS KRISTUS sendiri membuka mata hati dan iman kita apabila kita minta dengn jujur dan penuh ketulusan.
Yang menarik bagi saya adalah bagaimana dalam gereja katolik seorang manusia biasa, Paus, dapat menjadi “wakil Tuhan” dan “perantara” sedangkan hanya YESUS sebagai perantara kita. Bagaimana Bulla nya menjadi lebih tinggi daripada Firman Tuhan yaitu alkitab? Sedangkan Firman itulah Allah, ia bersama dengan Allah, dan Ia lah Allah (Yoh 1:1). Dalam matius 23, mengenai perkumpulan umat percaya, murid-muridNya, dikatakan jangan ada rabi krn kamu semua saudara, jangan kamu memanggil seorang pun “bapa” karena satu saja bapamu dsorga, jangan kamu menjadi pemimpin, karena pemimpin mu mesias.
mengenai quote alkitab perlu di “interpretasikan” oleh manusia… apakah bukan tugas ROH KUDUS yang menjadi inspirasi tulisan Alkitab?
“The simple fact is that the Bible (FIRMAN), like all dead letters, calls for a living interpreter.” –Catholic book The Faith of Millions, p. 155
“The belief in the Bible (FIRMAN) as the sole source of faith is unhistorical, illogical, fatal to the virtue of faith, and destructive of unity.” -The Catholic Encyclopedia, Volume XIII, “Protestantism”, Section III A – Sola Scriptura (“Bible Alone”), Nihil Obstat, February 1, 1912 by Remy Lafort, D.D., Censor, Imprimatur. +John Cardinal Farley, Archbishop of New York.
Bagaimana juga Paus bisa menyamakan keselamatan melalui gereja, bukan melalui YESUS, dan keselamatan hnya bisa didapatkan melalui persatuan dengan Paus?
“The Saviour Himself is the door of the sheepfold: ‘I am the door of the sheep.’ Into this fold of JESUS CHRIST, no man may enter unless he be led by the Sovereign Pontiff; and only if they be united to him can men be saved, for the Roman Pontiff is the Vicar of CHRIST and His personal representative on earth.” (Pope John XXIII in his homily to the Bishops and faithful assisting at his coronation on November 4, 1958).
Dari mana juga tradisi-tradisi gereja Katholik yang tidak bersumber dari alkitab yang menjadi otorisasi Paus? contoh hari natal 25 Desember, paskah, dan hari minggu? dimana ayat ayat Firman Tuhan yan mendukungnya? Apabila tidak diikuti oleh jemaat, apakah menurut anda kita melakukan kesalahan? Tentunya menurut anda otorisasi siapakah yang
Tuham memberkati
Shalom Vano,
Ya benar, diskusi di sini adalah untuk mencari kebenaran Tuhan, bukan kebenaran manusia.
1. Paus = wakil Tuhan?
Anda mempertanyakan mengapa Paus yang adalah manusia biasa dapat menjadi wakil Tuhan. Sesungguhnya jawabnya sederhana sekali, sebab Yesus telah menentukan demikian. Tuhan Yesus telah mendirikan Gereja-Nya atas Petrus (Mat 16:18), dan akan menyertainya sampai akhir jaman (Mat 28:19-20), dan alam maut tak akan menguasainya (Mat 16:19). Maka janji ini berlaku juga sampai kepada para penerus rasul Petrus, yaitu para Paus. Berikut ini adalah rangkaian artikel tentang keutamaan Rasul Petrus (silakan klik di judulnya), jika anda ingin mengetahui dasarnya:
Keutamaan Petrus (1): Menurut Kitab Suci
Keutamaan Petrus (2): Bukti sejarah tentang keberadaan Rasul Petrus di Roma
Keutamaan Petrus (3): Tanggapan terhadap mereka yang menentang keberadaan Petrus di Roma
Keutamaan Petrus (4): Menurut Dokumen paling awal Gereja
Maka karena kepemimpinan Paus itu ditentukan oleh Tuhan Yesus, maka tidak selayaknya kita menganggap Paus sebagai ‘saingan’ Tuhan Yesus. Paus itu hanya seorang yang ditunjuk Kristus untuk memimpin Gereja-Nya di dunia. Prinsipnya sama seperti seorang pimpinan perusahaan yang menunjuk wakilnya untuk bertanggungjawab atas kepemimpinan perusahaan selama ia tidak dapat hadir secara fisik dalam perusahaan itu. Hal ini adalah sesuatu yang sangat wajar, dan inipun sebenarnya terjadi pada gereja- gereja non Katolik juga. Walaupun mengklaim bahwa yang memimpin gereja mereka adalah Kristus, namun mereka tetap mempunyai pimpinan jemaat/ gembala jemaat yang tugasnya mengatur seluruh jemaat. Jika untuk satu gereja lokal saja hal ini diterapkan, maka tidaklah merupakan suatu yang aneh jika Gereja Katolik yang sifatnya universal di seluruh dunia, dipimpin oleh seorang Paus, apalagi jika memang itu dikehendaki oleh Kristus yang mendirikannya.
2. Prinsip/ makna ‘perantaraan’ dalam Gereja Katolik
Salah satu perbedaan antara pemahaman gereja Protestan dan Katolik adalah dalam mengartikan prinsip perantaraan Kristus yang satu- satunya (1 Tim 2:5). Gereja Protestan menganggap pengantaraan Kristus ini sifatnya eksklusif (Kristus saja), sedangkan Gereja Katolik mengartikan pengantaraan Kristus ini bersifat inklusif, yaitu melibatkan anggota- anggota Tubuh-Nya yang lain, sebab para murid Kristus adalah ‘kawan sekerja Allah’ (1 Kor 3:9). Oleh sebab itu sebagai kawan sekerja Allah, para orang kudus, para rasul dan para Bapa Gereja, dapat ikut serta mengambil bagian dalam Perantaraan Kristus itu, tentunya dengan porsinya masing- masing; namun pengantaraan mereka ini semata- mata tergantung dari Pengantaraan Kristus. Sebab sama seperti anggota Tubuh tidak dapat berdiri sendiri tanpa Kepala-Nya, maka pengantaraan mereka tidak dapat berdiri sendiri di luar pengantaraan Kristus.
3. Siapa yang menginterpretasikan Alkitab
Adalah pendapat umum dari saudara- saudari kita yang non- Katolik, bahwa kalau Paus yang mengeluarkan suatu ajaran maka itu berasal dari manusia, sedangkan kalau pemimpin mereka yang menjelaskan Alkitab, itu berasal dari Roh Kudus. Sebenarnya anggapan ini tidak sesuai dengan kenyataan. Sebab semua ajaran iman dan moral yang dikeluarkan oleh Bapa Paus mempunyai dasar dari Alkitab dan Tradisi Suci para rasul, yang sudah diajarkan sejak jaman Gereja awal. Hal ini malah menunjukkan obyektivitasnya suatu ajaran yang berasal dari Kristus dan para rasul, dan bukannya berasal dari pribadi Paus itu sendiri. Silakan, jika anda tertarik, untuk mempelajari suatu doktrin tertentu dari Gereja Katolik, dan temukanlah akar ajarannya dari Kitab Suci dan Tradisi Suci yang sudah diajarkan sejak abad- abad awal. Maka inilah yang lebih obyektif dapat diakui sebagai pemahaman yang diinspirasikan oleh Roh Kudus, karena tidak menghasilkan pemahaman yang berbeda- beda yang malah akhirnya menghasilkan perpecahan denominasi sampai ribuan jumlahnya. Dari fakta inilah sesungguhnya kita ketahui bahwa Sola Scriptura tidak cukup, dan tidak Alkitabiah, sebab orang- orang yang sama- sama mengklaim Sola Scriptura, dan sama- sama mengklaim dipimpin Roh Kudus, ternyata malah berbeda pandangan sendiri, dan lalu saling memisahkan diri. Hal ini sudah dibahas di sini, silakan klik.
4. Keselamatan lewat Gereja atau lewat Kristus?
Jawabnya adalah lewat keduanya karena keduanya adalah satu. Kristus sang Kepala tidak terpisah dari Tubuh-Nya yaitu Gereja yang didirikan-Nya, maka tidak semestinya kita mempertentangkan keduanya.
5. Tradisi= otoritas Paus, contoh penentuan Natal, Paskah dan hari Minggu?
Agaknya anda harus membedakan Tradisi (dengan huruf besar) dan tradisi. Ajaran definitif tentang iman dan moral yang diajarkan oleh Magisterium (dengan Paus sebagai pemimpinnya) berdasarkan atas pengajaran para rasul dan para Bapa Gereja, disebut sebagai Tradisi Suci. Namun hal penentuan tanggal 25 Desember dan tanggal perayaan Paskah itu merupakan tradisi. Tentang perayaan Natal 25 Desember telah dibahas di sini, silakan klik. Sedangkan penentuan hari ibadah pada hari Minggu memiliki dasar dari Alkitab dan pengajaran para rasul, yang sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Sdri Ingrid,
Terima kasih , karena selama ini anda bersama rekan2 yang lain banyak memberi pencerahan dalam soal2 Gereja yang memang komplek.
Saya punya beberapa pertanyaan dalam soal saudara saudari dalam Kristus seperti yang anda ttulis diatas.
“Pernyataan ini benar, sebab sesungguhnya Kristus menghendaki persatuan dari semua pengikut-Nya (Lih Yoh 17:20-21). Gereja Katolik memandang umat Kristen non-Katolik yang telah dibaptis dengan sah- sebagai saudara-saudari dalam Kristus. Hal ini disebabkan karena Gereja Katolik mengakui adanya satu baptisan (Ef 4:5), karena otoritas Kristus yang menginstitusikannya”
Pertanyaannya:
1. Yoh 17:20-21, Pengikut disini, bukankah pengikut langsung dari Jesus termasuk pengikut dari para rasul dan murid2 dari rasul tsb ??
2. Apakah Baptisan dikatakan sah bila menggunakan media air dan diucapkannya Trinitas. Tanpa memandang siapa yang membaptis ?? Bolahkan umat awam (non tertahbis) melakukan pembaptisan sebagai mana layaknya pendeta gereja2 reformis?
3. Di Indonesia, umat reformis yang bergabung dengan GK, tidak memerlukan baptis ulang karena baptisan yang mereka terima sudah sah, kecuali denominasi reformis yang tidak dalam naungan PGI, padahal mereka sama2 dibaptis dengan air Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
Terima kasih atas pencerahannya.
Shalom Alex,
1. Yoh 17:20-21
Ya benar, di sini disebutkan bahwa Yesus menghendaki persatuan murid- murid-Nya, dan juga semua orang yang menjadi percaya kepada Kristus oleh karena pemberitaan murid- murid-Nya itu.
2. Perihal Pembaptisan
Memang Gereja Katolik berpegang pada prinsip “satu baptisan”, sehingga Gereja Katolik mengakui baptisan dari gereja lain, sepanjang hal itu dilakukan dengan niatan yang benar, yang sesuai dengan niatan Gereja, dan dilakukan dengan materia (dengan air) dan forma yang benar (dalam nama Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus). Bahkan dalam keadaan darurat, siapapun boleh membaptis, tentu asalkan mempunyai niatan sesuai dengan niatan Gereja, dan dengan forma dan materia yang benar. Katekismus Gereja Katolik dan Kitab Hukum Kanonik mengatakan:
1) KGK 1256 Biasanya pelayan Pembaptisan adalah Uskup dan imam dan, dalam Gereja Latin, juga diaken. Dalam keadaan darurat setiap orang, malahan juga seorang yang belum dibaptis, dapat menerimakan Pembaptisan, asal saja ia mempunyai niat yang diperlukan: Ia harus bersedia melakukan, apa yang dilakukan Gereja , waktu Pembaptisan, dan memakai rumusan Pembaptisan yang trinitaris. Gereja melihat alasan untuk kemungkinan ini dalam kehendak keselamatan Allah yang mencakup semua orang dan perlunya Pembaptisan demi keselamatan.
2) Kan. 861- § 1.
Pelayan biasa baptis adalah Uskup, imam dan diakon, dengan tetap berlaku ketentuan kan. 530, 1.
3) Kan. 861- § 2.
Bilamana pelayan biasa tidak ada atau terhalang, baptis dilaksanakan secara licit oleh katekis atau orang lain yang oleh Ordinaris wilayah ditugaskan untuk fungsi itu, bahkan dalam keadaan darurat oleh siapapun yang mempunyai maksud yang semestinya; hendaknya para gembala jiwa-jiwa, terutama pastor paroki, memperhatikan agar umat beriman kristiani diberitahu tentang cara membaptis yang betul.
4) Kan. 862
Di luar keadaan darurat, tak seorang pun boleh melayani baptis di wilayah lain tanpa izin yang semestinya, bahkan juga kepada orang-orang bawahannya sendiri.
Maka, melihat ketentuan di atas, dalam kondisi umum/biasa, para pelayan Sakramen Pembaptisan adalah Uskup, imam dan diakon; tetapi dalam keadaan darurat (misalnya keadaan sakrat maut, perang, dst), maka siapapun dapat membaptis, asalkan mempunyai niatan/ maksud yang sama dengan niatan Gereja. Namun demikian, jika tidak dalam kondisi darurat, maka tidak sembarang orang awam dapat membaptis, atau bahkan imam tertahbispun tidak dapat membaptis di wilayah lain yang bukan wilayahnya, tanpa izin dari pihak otoritas Gereja di wilayah itu. Hal ini disebabkan karena Pembaptisan, selain mempunyai maksud untuk menggabungkan yang dibaptis dengan Kristus (dalam wafat dan kebangkitan-Nya), juga menggabungkan dia dengan Tubuh-Nya yaitu Gereja-Nya. Nah, Tubuh-Nya di dunia ini secara nyata berkaitan dengan lokasi/ paroki tertentu, sehingga terkait juga dengan masalah pendataan umat pada paroki yang bersangkutan itu.
3. Kondisi di Indonesia
Gereja Katolik mengakui Pembaptisan yang dilakukan gereja- gereja yang berada dibawah naungan PGI, karena mengakui bahwa pada saat mereka membaptis, mereka mempunyai maksud yang sama dengan maksud Gereja Katolik, dan mereka menggunakan materia dan forma yang sama dengan yang digunakan oleh Gereja Katolik. Adanya banyak jenis denominasi gereja ini memang membuat sulitnya mengetahui dengan persis apakah niat, materia dan forma baptisan pada denominasi tersebut sesuai dengan ketentuan Gereja Katolik. Maka jika seseorang pernah dibaptis di gereja lain (termasuk gereja di luar PGI), lalu ia mau menjadi Katolik, maka ia dapat mendatangi pastor paroki dan mendiskusikannya dengan beliau. Nanti pastor akan menyelidiki hal ini, dan atas keterangan yang diperolehnya, pastor dapat menyatakan, apakah baptisan yang diterima orang itu sah atau tidak.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Ada pernyataan menarik dari seorang pendeta di Radio [Dari Katolisitas: kami edit] yang patut direnungkan bersama dalam kaitan dengan pemahaman Tubuh Kristus sesuai dengan Efesus 4.
1.Setiap denominasi tidak boleh mengembangkan denominasi melainkan Tubuh Kristus
2.Adalah aneh jika denominasi yang satu menjelekkan denominasi lain padahal mereka semua adalah bagian dari Tubuh Kristus
3.Kesatuan agama tidak otomatis merupakan kesatuan dalam Tubuh Kristus karena sebenarnya yang penting bukan iman katolik atau iman protestan melainkan iman akan Kristus
4.Perjamuan Tubuh Kristus adalah dalam rangka kesatuan Tubuh Kristus. Tubuh Kristus sebenarnya tidak terpecah-pecah. Tidak ada dalam kitab suci yang menyatakan bahwa Tubuh Kristus terpecah-pecah.
5.Agama kristen baru lahir 300 tahun setelah kematian Yesus. Tidak ada satu pun rasul yang menyiarkan agama kristen
6.Kristus tidak pernah membawa denominasi
[Dari Katolisitas: Pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]
“Adalah pendapat umum dari saudara- saudari kita yang non- Katolik, bahwa kalau Paus yang mengeluarkan suatu ajaran maka itu berasal dari manusia, sedangkan kalau pemimpin mereka yang menjelaskan Alkitab, itu berasal dari Roh Kudus”.
ya betul Bu Ingrid, itulah anehnya. Memang melihat selumbar di seberang lautan lebih mudah daripada melihat balok di mata sendiri.
Comments are closed.