Mengapa Bunda Maria disebut sebagai Hawa yang baru?

Arti dari kata “Hawa/‘Eve’ adalah ‘ibu dari segala yang hidup’. Oleh karena itu, manusia perempuan pertama disebut Hawa, karena ia diciptakan Allah untuk menjadi seorang ibu yang melaluinya diturunkan semua umat manusia. Dengan pengertian serupa, kita menyebut Bunda Maria sebagai Hawa yang baru, sebab melaluinya umat manusia memperoleh hidup yang kekal, yaitu hidup di dalam Sang Hidup, yaitu Kristus. Selanjutnya, Bunda Maria disebut Hawa yang baru, sebab seperti halnya Hawa, Bunda Maria memainkan peran yang sangat penting dalam sejarah keselamatan manusia. Hawa, adalah manusia perempuan pertama yang oleh ketidaktaatannya menurunkan maut ke dunia, sedangkan Bunda Maria, oleh ketaatannya melahirkan Sang Hidup yang memberikan hidup kepada dunia. Perbandingan antara Hawa dengan Bunda Maria sebagai “Hawa yang Baru” tidak berdiri sendiri—melainkan menjadi kesatuan dengan perbandingan antara Adam dengan Kristus. Sebagaimana Kristus disebut sebagai “Adam yang baru” (lih. Rm 5:12-21, 1Kor 15:21-22), maka Bunda Maria disebut sebagai “Hawa yang baru.”

Begitu kontraslah perbandingan antara Hawa dan Bunda Maria. Hawa terpedaya oleh bujukan iblis, yaitu malaikat yang menentang Tuhan, lalu menjadi tidak taat kepada kehendak Tuhan; sedangkan Bunda Maria percaya oleh pemberitaan malaikat yang setia kepada Tuhan dan Maria taat kepada kehendak Tuhan. Dalam hal ini,  St. Ireneus mengatakan bahwa ikatan ketidaktaatan Hawa, yaitu belenggu dosa yang mengikat manusia karena ketidaktaatannya kepada Allah, diuraikan oleh ketaatan Bunda Maria.[1] Harus diakui, bahwa pada awal mula, meskipun Adam juga berdosa, namun dosanya dilakukan setelah Hawa terlebih dahulu jatuh dalam dosa ketidaktaatan terhadap kehendak Allah. Oleh karena itu, pada saat penebusan dosa, “obat penawar”-nya adalah kondisi lawannya, yaitu diawali dengan ketaatan Maria, sang Hawa yang baru, terhadap kehendak Allah (lih. Luk 1:38). Oleh ketaatan Maria, Kristus sebagai Adam yang baru dapat datang ke dunia untuk melakukan kehendak Bapa (lih. Ibr 10:5-7). Dengan demikian tepatlah jika dikatakan bahwa oleh Hawa, umat manusia jatuh dalam dosa dan maut, sedangkan oleh Maria, umat manusia menerima penghapusan dosa dan kehidupan kekal.[2]

Cara menginterpretasikan Kitab Suci dengan cara tipologis seperti ini, yaitu membandingkan penggambaran Perjanjian Lama dengan penggenapannya di dalam Perjanjian Baru, diajarkan oleh Kristus sendiri, dan karenanya juga diajarkan oleh Gereja di sepanjang sejarah, sebagaimana tertulis juga dalam Katekismus Gereja Katolik.[3] Contohnya adalah Kristus mengatakan bahwa Ia adalah penggenapan dari tanda Yunus (lih. Luk 11:30); pengorbanan-Nya di kayu salib merupakan penggenapan makna ular tembaga yang ditinggikan di tiang oleh Nabi Musa (Yoh 3:14; Bil 21:8-9). Juga, kepada kedua murid-Nya di perjalanan ke Emaus, Yesus menjelaskan tentang penggenapan Kitab Suci Perjanjian Lama di dalam diri-Nya (lih. Luk 24:13-35). Oleh karena itu, penggenapan Perjanjian Lama dalam Perjanjian Baru ini juga diajarkan oleh para murid-Nya, seperti Rasul Petrus menghubungkan bahtera Nuh dengan Baptisan (lih. 1Ptr 3:18-22); Rasul Paulus menghubungkan perjamuan Paskah dengan kurban Kristus (lih. 1Kor 5:7); dan Adam—manusia pertama—dengan Kristus sebagai Adam yang baru (lih. Rm 5:12-21). Maka Tradisi Suci Gereja mengajarkan bahwa Bunda Maria adalah Hawa yang baru. Ajaran ini merupakan salah satu penggambaran rencana keselamatan Allah yang samar-samar telah dinyatakan dalam Perjanjian Lama, kemudian digenapi dalam Perjanjian Baru.

 


[1]St. Irenaeus, Against Heresies, 3: 22, 4, ref: http://www.newadvent.org/fathers/0103322.htm.

[2]Lih. Konsili Vatikan II, Lumen Gentium (LG) 56.

[3]KGK 129 Jadi umat Kristen membaca Perjanjian Lama dalam terang Kristus yang telah wafat dan bangkit. Pembacaan tipologis ini menyingkapkan kekayaan Perjanjian Lama yang tidak terbatas. Tetapi tidak boleh dilupakan, bahwa Perjanjian Lama memiliki nilai wahyu tersendiri yang Tuhan kita sendiri telah nyatakan tentangnya (bdk. Mrk 12:29-31). Selain itu Perjanjian Baru juga perlu dibaca dalam cahaya Perjanjian Lama. Katekese perdana Kristen selalu menggunakan Perjanjian Lama (bdk. 1Kor 5:6- 8; 10:1-11.) Sesuai dengan sebuah semboyan lama Perjanjian Baru terselubung dalam Perjanjian Lama, sedangkan Perjanjian Lama tersingkap dalam Perjanjian Baru: “Novum in Vetere latet et in Novo Vetus patet” (St. Agustinus, Hept. 2, 73, bdk. Dei Verbum 16).

SEE ALL Add a note
YOU
Add your Comment
 

Doa St. Thomas Aquinas

Allah Pencipta segala sesuatu, Sumber terang dan kebijaksanaan yang sejati, asal mula segala makhluk, curahkanlah seberkas cahaya-Mu untuk menembus kegelapan akal budiku. Ambillah dariku kegelapan ganda yang menyelimutiku sejak lahir, suatu ketidak-mengertian karena dosa dan ketidak-tahuan. Berilah kepadaku, pengertian yang tajam dan ingatan yang kuat dan kemampuan untuk memahami segala sesuatu dengan benar dan mendasar. Karuniakanlah kepadaku talenta untuk menjelaskan dengan tepat dan kemampuan untuk mengutarakannya dengan saksama, luwes dan menarik. Tunjukkanlah bagaimana aku memulainya, arahkanlah perkembangannya dan bantulah sampai kepada penyelesaiannya. Kumohon ini demi Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.

Review Kursus

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus.Â