Pertanyaan:
salam,
butuh waktu untuk saya berfikir dan memberanikan diri untuk bertanya di halaman ini. saya bukan dari agama kristen baik itu katolik maupun protestan.tapi ada ketertarikan yg enatah tidak bisa saya jelaskan tentang katolik.maukan ibu membantu saya untuk menjawab prtanyaan2 saya?
bagaimanakah pengadilan Tuhan Yesus terhadap orang2 yang beragama diluar kristen tetapi memiliki sifat baik terhadap sesama dan selalu dalam kasih?
terimakasih – Zah
Jawaban:
Shalom Zah,
Terima kasih atas pertanyaannya dan selamat datang di situs katolisitas.org.
1. Anda bertanya bagaimana pengadilan Kristus terhadap orang-orang yang beragama di luar Kristen namun mempunyai sikap baik terhadap sesama dan hidup dalam kasih. Untuk menjawab pertanyaan ini, saya ingin mengutip dokumen Gereja, yaitu Lumen Gentium, 16, yang mengatakan:
Akhirnya mereka yang belum menerima Injil dengan berbagai alasan diarahkan kepada Umat Allah. Terutama bangsa yang telah dianugerahi perjanjian dan janji-janji, serta merupakan asal kelahiran Kristus menurut daging (lih. Rom 9:4-5), bangsa terpilih yang amat disayangi karena para leluhur; sebab Allah tidak menyesali kurnia-kurnia serta panggilan-Nya (lih. Rom 11:28-29). Namun rencana keselamatan juga merangkum mereka, yang mengakui Sang Pencipta; di antara mereka terdapat terutama kaum muslimin, yang menyatakan bahwa mereka berpegang pada iman Abraham, dan bersama kita bersujud menyembah Allah yang tunggal dan maharahim, yang akan menghakimi manusia pada hari kiamat. Pun dari umat lain, yang mencari Allah yang tak mereka kenal dalam bayangan dan gambaran, tidak jauhlah Allah, karena Ia memberi semua kehidupan dan nafas dan segalanya (lih. Kis 17:25-28), dan sebagai Penyelamat menhendaki keselamatan semua orang (lih. 1Tim 2:4). Sebab mereka yang tanpa bersalah tidak mengenal Injil Kristus serta Gereja-Nya, tetapi dengan hati tulus mencari Allah, dan berkat pengaruh rahmat berusaha melaksanakan kehendak-Nya yang mereka kenal melalui suara hati dengan perbuatan nyata, dapat memperoleh keselamatan kekal. Penyelenggaraan ilahi juga tidak menolak memberi bantuan yang diperlukan untuk keselamatan kepada mereka, yang tanpa bersalah belum sampai kepada pengetahuan yang jelas tentang Allah, namun berkat rahmat ilahi berusaha menempuh hidup yang benar. Sebab apapun yang baik dan benar, yang terdapat pada mereka, Gereja dipandang sebagai persiapan Injil, dan sebagai kurnia Dia, yang menerangi setiap orang, supaya akhirnya memperoleh kehidupan. Tetapi sering orang-orang, karena ditipu oleh si Jahat, jatuh ke dalam pikiran-pikiran yang sesat, yang mengubah kebenaran Allah menjadi dusta, dengan lebih mengabdi kepada ciptaan daripada Sang Pencipta (lih. Rom 1:21 dan 25). Atau mereka hidup dan mati tanpa Allah di dunia ini dan menghadapi bahaya putus asa yang amat berat. Maka dari itu, dengan mengingat perintah Tuhan: “Wartakanlah Injil kepada segala makhluk” (Mrk 16:15), Gereja dengan sungguh-sungguh berusaha mendukung misi-misi, untuk memajukan kemuliaan Allah dan keselamatan semua orang itu.
2. Dengan kata lain, Gereja Katolik percaya bahwa Allah menghendaki agar seluruh umat Allah mendapatkan keselamatan kekal dan mendapatkan kebenaran yang membebaskan. Pertanyaannya adalah apakah orang tersebut benar-benar mencari Allah dan menempatkan kebenaran di atas kepentingan pribadi. Kalau sampai bukan karena kesalahan orang tersebut (invincible ignorance) bahwa dia tidak sampai pada kebenaran Kristen dan Gereja-Nya – yaitu Gereja Katolik -, dan orang tersebut benar-benar percaya akan Allah (dimensi iman), yang akan memberikan upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari dia (dimensi pengharapan), dan mengikuti suara hatinya serta dengan bantuan rahmat Allah selalu bertumbuh dalam kasih (dimensi kasih), maka orang tersebut dapat diselamatkan. Yang menjadi masalah, hanya Allah saja yang tahu apakah tidak sampainya orang tersebut kepada iman Katolik adalah karena kesalahan sendiri (misal: malas mencari, takut menanggung resiko, dll) atau bukan karena kesalahan sendiri (invincible ignorance).
3. Dengan demikian, orang tersebut dapat dikatakan mempunyai resiko untuk kehilangan keselamatan kekal. Namun, jangan berfikir bahwa orang Katolik tidak mempunyai resiko kehilangan keselamatannya. Dituliskan “Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.” (Luk 12:48) Dengan demikian, bagi umat Katolik yang telah menerima kepenuhan kebenaran namun tidak bertumbuh dalam kekudusan menjadi sangat besar dosanya. Jadi, yang terpenting setiap orang harus meneliti ke dalam hatinya dan terus mencari kebenaran dan menjalankan kebenaran itu dengan segenap hati, pikiran dan kekuatan. Bagi umat Katolik, kebenaran itu adalah Kristus sendiri, karena Dia adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup, yang akan menuntun setiap orang ke Sorga (lih. Yoh 14:6).
4. Berikut ini adalah langkah-langkah praktis yang saya usulkan:
a. Kalau anda mempunyai kerinduan untuk mengenal iman Katolik, maka bawalah hal ini di dalam doa menurut agama anda sekarang. Percayalah bahwa Tuhan yang Esa akan menunjukkan jalan kepada kita semua. Dia yang lebih mempunyai kepentingan untuk menuntun setiap umat-Nya kepada kepenuhan kebenaran.
b. Ikutilah dorongan hati nurani anda. Tentu saja hari nurani manusia dapat salah, kalau tidak dipupuk dan dibina dengan baik. Namun, percayalah bahwa bertekun dalam doa akan memurnikan hati nurani anda. Dan cobalah melangkah tahap demi tahap dan tidak perlu terburu-buru.
c. Kalau anda tertarik untuk mempelajari iman Kristen Katolik, cobalah mempelajarinya satu demi satu. Anda dapat mengkaji dari konsep keselamatan, moralitas, dll. Kalau masih ada pertanyaan apapun berkaitan dengan iman Katolik, silakan untuk bertanya kembali dan kami akan mencoba menjawabnya semampu kami.
Berikut ini adalah artikel tentang Kristologi yang mungkin dapat membantu:
Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia, karena Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia.
Dan berikut ini adalah arsip katolisitas yang berhubungan dengan apologetik non-Kristen:
Tanggapan tentang keberatan akan beberapa Paus
Di manakah Yesus di usia 12-30 tahun?
Kristianitas bukan agama buku/kitab?
Adakah Wahyu lain setelah Kristus?
All about Jesus
Anak yang dikurbankan Abraham: Ishak atau Ismael?
Apakah Mzm 84:6 mengacu pada air zam- zam?
Firman yang terdengar janggal dalam Alkitab
Surat Barnabas dan tentang Mani
Kematian Yesus di salib adalah kemenangan
Beragama atau tidak beragama sama saja?
Menjawab kebingungan akan Trinitas dan kodrat Yesus
Mengapa Allah dipanggil Bapa?
Beberapa ayat Alkitab yang terlihat bertentangan atau tidak sesuai dengan iman Kristiani
Apakah Yesus hanya sekedar utusan?
Apakah berhala itu?
Penjelasan tentang penampakan Tuhan Yesus
Keaslian dari Matius 28:19 – baptisan dalam Trinitas
Perbandingan ayat Mt 12:17-21 dan Yesaya 42:1-4
Perbedaan silsilah Tuhan Yesus
Mengapa ada bermacam agama, Adam & Hawa berdosa dan alam semesta diciptakan, ttg. tulisan Anthony de Mello?
Komentar tentang film Maria Magdalena
Mengapa Yesus disunat, kita tidak?
Ciuman Maria Magdalena, dan pohon cemara, apa artinya?
Tentang ajaran sesat Arianism
Apakah Injil dipalsukan Paulus?
Tahun berapakah Yesus lahir?
Bangsa Israel kejam?
Yesus Bangkit pada Hari Ke-tiga?
Apakah Yesus menikah?
Mengapa Tuhan tidak membuat mukjijat saat ini?
Apakah tujuan penciptaan?
Tuhan tidak ada karena banyak kejahatan
Keberadaan Tuhan dan kehendak bebas
Dosa apakah yang ditebus oleh Yesus di kayu salib?
Yesus bukan Tuhan dan Yesus hanya di utus ke Israel?
Kalau Yesus Tuhan, mengapa Dia marah?
Tentang sebutan Tuhan, Allah dan Yahweh, samakah?
Beberapa keberatan dari Alkitab akan ke-Tuhanan Yesus Kristus
Beberapa pertanyaan tentang kredibilitas Alkitab
Tidak ada keselamatan kecuali melalui Yesus
Inkarnasi dan membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan
Bapa lebih besar daripada Aku (Yoh 14:28)
Agama berdasarkan wahyu: Yahudi, Islam, dan Kristen
Semua agama tidak murni dan percuma saja
Tahukah Yesus akan hari kiamat?
Apakah Tuhan sama dengan Allah?
Apakah Galileo Galilei dibunuh Gereja Katolik?
Big bang dan manusia adalah percikan Allah?
Yesus mengajarkan kekerasan? (Mt 10:34)
Apakah Yesus mempunyai istri?
9 pertanyaan kekristenan
3 pertanyaan kekristenan
Darimanakah asalnya perayaan hari Natal?
Semoga jawaban dan link-link di atas dapat membantu. Kami turut mendoakan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Nama saya jhoseph,orang tua saya beragama islam,ayah saya dulu beragama katolik tetapi saat menikah dengan ibu saya ia masuk islam,tetapi puji tuhan saya masih diperbolehkan untuk dibabtis dan menerima komuni pertama setahun yang lalu,tetapi dilingkungan keluarga ibu saya,saya selalu nenutup-nutup kekatolikan saya,sebab saya tidak mau kedua orangtua saya dicela keluarga ibu saya,apakah saya berdosa dengan menutup-nutupi kekatolikan saya?
Shalom Jhoseph,
Cara paling baik adalah dengan membicarakannya dengan orang tua Anda. Diskusikan bagaimana situasi Anda, dan apakah orang tua keberatan kalau Anda dapat mengatakan identitas Anda yang sebenarnya kalau ada saudara yang bertanya tentang hal ini. Semoga orang tua Anda tidak berkeberatan, sehingga Anda tidak perlu lagi menyembunyikan identitas Anda. Kalau orang tua Anda merestui Anda dibaptis, maka seharusnya tidak ada masalah. Hanya memang diperlukan kebijaksanaan bagaimana untuk dapat mensharingkan iman Anda dengan cara yang baik, pada waktu yang tepat, dan kepada orang yang tepat. Semoga.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
selamat pagi…
saya ingin menanyakan sesuatu ,, sekarang agama yg saya anut Non-kristen
nama lengkap saya adalah Dominikus irzi prasetya, umur saya 16 tahun
saya tertarik mempelajari katolik, keingin tahuan saya sangat besar,, kebetulan orang tua saya
adalah katolik, namun mereka telah pergi ( R.I.P ) saat saya berumur 7 tahun
lalu saya di adopsi oleh orang tua angkat saya yg beragama Islam, yg pada waktu itu mereka
menekankan saya untuk masuk islam, dan apa boleh buat saya pun mengikuti ajaran mereka…
bahkan nama saya pun ingin di rubah menjadi Irzi prasetya saja,,karena dominikus adalah nama katolikan menurut mereka
semakin bertambah usianya saya , pengetahuan tentang katolik yg ingin saya ketahui semakin banyak
terus apakah yg harus saya lakukan, ??? apakah diam2 saja dan menerima kenyataan,,!! namun secara diam2 saya masih mempelajari tentang katolik… apakah saya harus bersabar dan menunggu hingga saya bisa mencari nafkah sendiri
baru mempelajari lebih dalam dan masuk katolik ,, thanks
Shalom Dominikus,
Terima kasih atas sharing Anda. Memang Anda berada dalam posisi yang sulit, karena di satu sisi Anda belum mandiri dan di satu sisi Anda harus menghormati orang tua Anda yang menginginkan Anda berpindah agama. Pertama, yang mungkin kita harus pegang adalah, fakta bahwa orang tua angkat Anda mau memelihara dan mengasihi Anda adalah satu hal yang baik dan luar biasa. Untuk hal ini, sudah seharusnya Anda bersyukur kepada Tuhan. Kedua, keinginan yang kuat dari Anda untuk semakin mengenal Tuhan adalah datang dari Allah sendiri, yang memberikan kerinduan di hati Anda. Untuk hal ini, memang sudah sepantasnya Anda juga mengucapkan syukur.
Namun, dalam situasi Anda, memang Anda tidak dapat secara langsung melawan perintah orang tua angkat Anda, karena Anda masih belum mandiri. Jadi, menurut saya, menjadi kewajiban Anda untuk terus menghormati orang Anda, dibarengi dengan niat untuk terus menumbuhkan iman Anda. Kejadian ini, menjadi kesempatan bagi Anda untuk dapat belajar tentang iman Katolik secara mendalam, sehingga dalam kesempatan yang tepat Anda dapat mewartakan Kristus dengan hormat dan lemah lembut kepada orang tua Anda (lih. 1Pet 3:15). Anda juga harus membuktikan kepada orang tua Anda bahwa dengan semakin mengenal Kristus, maka Anda justru dapat menjadi anak yang baik, yang berbakti kepada orang tua Anda, mengasihi mereka dengan tulus.
Jadi, teruslah belajar tentang iman Katolik. Yesus tentu saja memperhitungkan kerinduan hati Anda, yang rindu untuk semakin mengenal dan mengasihi-Nya. Bawalah kerinduan ini setiap hari di dalam doa. Yakinlah, dengan cara-Nya yang ajaib dan seringkali di luar pemikiran kita, Dia akan membuka jalan, sehingga suatu saat Anda juga dapat masuk ke dalam Gereja Katolik. Kuncinya, biarlah rahmat-Nya boleh terus bekerja di dalam diri Anda. Bersabarlah! Doa kami menyertai Anda. Kami juga mengundang pembaca katolisitas untuk turut mendoakan Anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
selamat sore untuk admin grup Katolitas, perkenalkan nama saya Emanuella Lilis. Sejak kecil saya sudah bersekolah di sekolah Katolik, tetapi keluarga besar saya adalah penganut agama Konghucu. Sejak kecil saya sudah ingin dibabtis secara Katolik tetapi oleh orang tua saya tidak diizinkan. Menikah pun saya dengan suami yang beragama Buddha. Awalnya sy mencoba untuk belajar tentang agama suami saya, tetapi hati saya tetap tidak bisa berpaling. Semenjak anak2 saya masih kecil sudah sering saya bawa ke Gereja Katolik St.Bartolomeus di taman Galaxi Bekasi. Puji Tuhan pada bulan Desember 2014 saya dan kedua anak saya sudah dibabtis di gereja St.Bartolomeus dan anak sy yg paling besar jg sekalian menerima komuni pertama. Rencananya nanti 15 November kami akan meneguhkan pernikahan di Gereja…doakan semoga lancar.
Yang menjadi gejolak dalam jiwa saya karena selama saya berada di lingkungan keluarga yang mayoritas Buddha dengan aliran Maitreya, saya sering mendengar mereka mengutip dari isi Alkitab untuk mendukung aliran mereka yang menurut saya isi tersebut kurang tepat dengan apa yang mereka tafsirkan. Hanya dengan mengutip beberapa kata saja mereka sudah menafsirkan jauh dari makna yang sebenarnya, yg kita tahu kalo isi Alkitab itu tidak sesimpel itu untuk ditafsirkan.
Yang ingin saya tanyakan apakah tindakan yang harus saya lakukan sebagai seorang Katolik? Apakah harus diam dan membiarkan saja????
Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan banyak terimakasih atas perhatian dari Admin…
Shalom Emma,
Saya tidak mengetahui apakah pembicaraan mengenai kutipan Kitab Suci tersebut adalah dalam acara pendalaman iman mereka, ataukah dalam pembicaraan informal antar kerabat? Sebab cara menyikapinya tentu tidak sama. Namun pada prinsipnya, jika yang dikutip itu adalah sesuatu yang baik, tentu kita perlu bersyukur, bahwa mereka dapat menangkap kebaikan yang diajarkan oleh sabda Tuhan dalam Kitab Suci kita. Sebaliknya, jika mereka salah menginterpretasikannya, maka memang jika keadaannya memungkinkan, sepertinya Andapun berhak untuk menyampaikan interpretasi yang benar menurut ajaran Gereja Katolik. Namun apapun yang Anda lakukan untuk memberikan pertanggungjawaban atas ajaran iman kita, usahakanlah selalu untuk menyampaikannya dengan lemah lembut dan hormat (lih. 1Ptr 3: 15).
Semoga Tuhan memberikan karunia kebijaksanaan kepada Anda, agar Anda dapat menyikapi keadaan di lingkungan keluarga Anda dengan sikap yang bersahabat, namun juga dengan keteguhan untuk melaksanaan ajaran iman Kristiani sebagai tugas dan panggilan Anda sebagai murid Kristus.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
maaf sebelumnya, saya disini ingin bertanya, tapi tidak tahu harus bertanya kemana di website ini.
baru – baru ini saya mempelajari tentang kristen. yah maklum saya ini sebelumnya beragama nonkristen. Dan saya sangat tertarik dengan konsep keselamatan kristen. saya mengenal konsep keselamatan kristen dari teman kuliah saya. saya baru belajar sedikit mengenai kristen dengan teman saya itu. sebab tak lama teman saya itu pindah kuliah, dan saya tidak punya alamat atau sesuatu yg bisa dihubungi. Maklum dia soalnya mahasiswa baru. Namun sebelum ia pergi ia memberiku kitab perjanjian baru, dan setelah dia pergi, saya belajar kitab perjanjian baru itu sendirian. Dan banyak yang saya tidak mengerti. Dan saya juga belajar dari internet – internet. Dan saya menemukan situs ini. Ketika saya belajar alkitab, surat yang saya buka adalah surat Matius. saya baca dengan hati yang bersih, tapi ada satu hal yang menganggu saya di surat Matius 10:5-7, disitu saya mendapatkan ayat yang bunyinya,
Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria,melainkan pergilah kepada domba-domba yang SESAT dari umat Israel.Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.
[Mattius 10:5-7]
Saya baca kelanjutannya dan masih di Matius, saya mendapatkan
Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang sesat dari umat Israel.”[Mattius 15:24]
kata “hanya” di ayat itu membuat saya menjadi putus asa.
Kali ini saya benar – benar shock. Saya berpikir kenapa Yesus hanya menyuruh ke-12 muridnya ke tempat Yahudi dan melarangnya pergi ke bangsa- bangsa lain. Dan di Matius 15:24 Yesus sendiri yang menyatakan bahwa dia diutus HANYA untuk bangsa Yahudi.
Pada awalnya saya ingin sekali pindah agama ke Kristen karena saya suka konsep keselamatannya.
Keselamatan dalam kristen emang menjanjikan.dan itu pasti. tapi percumah dong klo cuma untuk Yahudi saja.sedang saya ini non yahudi. Lalu saya tanya ke teman- teman saya yang kristen, tapi jawaban mereka belum memuaskan saya. Mereka malah bertanya untuk apa kamu mempelajari agama orang lain ?
mendapat jawaban seperti itu saya ya jadi gak enak. Entar malah disangka mencari – cari kesalahan agamanya, saya takut disangka begitu.
demikian pertanyaan dari saya, – terimakasih-
NB : Mohon juga dibalas di Email.
Tuhan Memberkati.
Shalom Arga Sembada,
Terima kasih atas atas pertanyaan anda dan selamat datang di situs ini. Bersyukurlah kalau anda mempunyai keinginan untuk belajar lebih dalam tentang Yesus Kristus. Pertanyaan anda pernah saya jawab di sini – silakan klik. Silakan membaca link tersebut. Dan kalau masih ada pertanyaan setelah membaca jawaban tersebut, silakan bertanya kembali. Anda dapat juga melihat arsip katolisitas di sini – silakan klik. Silakan membaca link-link tersebut, dan setiap saat anda dapat mengajukan pertanyaan dan kami akan menjawab semampu kami.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Salam dalam nama Yesus,
Ibu saya non Katolik , dan juga tidak mempraktekkan agama yang dianutnya sekarang secara penuh. Pertanyaan saya, bolehkah kita berdoa untuk orang yang kita kasihi yang belum mengenal Kristus, supaya pada akhirnya boleh beriman kepada Yesus.
Terima kasih. Tuhan memberkati
Shalom Sugeng,
Jika kita mengasihi seseorang, tentu kita menginginkan yang terbaik bagi orang itu, Nah, jika kita yakin bahwa iman kita akan Kristus merupakan suatu karunia yang terindah dari Tuhan, karena menghantar kita kepada keselamatan kekal, tentu kita dapat mendoakan agar orang- orang yang kita kasihi dapat menerima karunia ini juga. Oleh karena itu tidak ada salahnya mendoakan orang- orang yang kita kasihi yang belum mengenal Kristus, agar Tuhan menggerakkan hati mereka agar mereka dapat juga membuka hati mereka untuk menerima anugerah keselamatan Tuhan yang diberikan melalui iman akan Kristus. Namun demikian, kita tidak dapat memaksa orang yang kita doakan. Kita dapat mendoakan, kita dapat menunjukkan kasih yang tulus kepadanya, dan memperkenalkan Kristus lewat sikap kita sehari- hari, namun soal tanggapannya akan semua itu, adalah sepenuhnya tergantung dari kehendak bebasnya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Salam sejahtera,
Saya seorang muslim dan calon istri saya seorang katholik, saya sangat mencintai dia dan saya yakin ada kecocokan dan yakin dia yg akan membuat kehidupan saya lebih baik. Karena saya ingin mempelajari iman katholik. Hal ini diawali karena kami bertempat tinggal di kota yang berjauhan, saya mempunyai ide untuk melakukan doa bersama secara ajaran iman katholik via telpon pada setiap malam dan pagi hari dan dia sebelum berdoa dia mengajarkan saya utk melakukan tanda salib pada awal dan akhir berdoa.
Pertanyaan saya :
1. Setiap melakukan tanda salib, dahi saya merasa berbekas dengn ditandai rasa nyut2 pada dahi saya hingga sekarang, apa yang sebenarnya yang terjadi pada saya?
2. Pada saat berdoa saya merasakan merinding di tubuh saya, apa yang sebenarnya yang terjadi pada saya?
3.Selesai berdoa saya merasa nyaman dan tentram.
4. Saya semakin penasaran hingga susah tidur.
Mohon penjelasannya dan atas bantuannya kami ucapkan teriam kasih.
Salam hormat saya .
Salam Dodi
Bersyukurlah selalu akan Allah Bapa Maharahim, yang menciptakan alam semesta, namun juga memanggil setiap makhluk untuk berbakti kepadaNya dan untuk diselamatkanNya. Dia melakukan itu semua karena kasih, melalui SabdaNya (Sang Kalimat Ilahi) dalam Roh-Nya yang Kudus. Setiap kali orang Katolik membuat tanda salib, tanda kemenangan Sang Kalimat Ilahi itu, mereka menghadirkan berkat Allah sendiri. Orang-orang yang sudah dibaptis Katolik sudah diangkat menjadi putra-putri Allah berkat iman pada Sang Kalimat Ilahi itu, Sang Firman yang menjadi manusia yakni Yesus Kristus sang Putera Allah Bapa yang bersatu dengan Roh Kudus.
Karena mereka putra-putri Allah Bapa sendiri melalui PutraNya dalam Roh Kudus, maka mereka mengawali dan mengakhiri doa dengan membuat tanda salib, tanda kemenangan abadi Kristus atas maut, sambil menyeru nama Allah Bapa (menyentuh dahi), dan Putera (menyentuh ulu hati) dan Roh Kudus (menyentuh pundak kiri) Amin (menyentuh pundak kanan). Semoga pikiran di kepala kita mengarah selalu kepada Sang asal dan tujuan hidup yakni Allah Bapa Mahararim. Semoga hati kita menjadi seperti hati kudus Yesus Kristus yang mengampuni ketika di kayu salib. Semoga perilaku tangan-tangan, seluruh badan kita mau diarahkan oleh Roh Kudus. Amin ialah seruan yang berakar dari Iman dan Aman (selamat).
Jika Anda membuat tanda salib dengan sepenuh jiwa, seraya membuka hati dan dengan iman yang mendalam akan misteri rencana Allah yang mau menyelamatkan manusia, maka tidak mustahil, rahmat Allah turun atas Anda. Semoga penjelasan singkat ini mengantar Anda pada misteri panggilan Ilahi yang membuat Anda makin bahagia. Jawablah panggilanNya, dan jujurlah pada damba terdalam dari kedalaman jiwa Anda yaitu damba akan keselamatan kekal.
Salam
Rm Yohanes Dwi Harsanto Pr
Salam sejahtera,
Terima kasih Romo Yahanes Dwi Harsanto, Pr atas penerangannya buat saya hingga saya bisa memahami yang terjadi pada saya saat ini. Selanjutnya saya beberapa hal yang ingin saya tanyakan kepada Romo, sbb :
1. Saya ingin mempersiapkan diri untuk menjadi umat katholik untuk itu kami ingin pelajari secara
mandiri dulu, Apa yang harus saya pelajari terlebih dahulu.
2. Untuk menjadi putera Allah melalui baptis, syaratnya apa dan butuh berapa lama saya bisa di baptis
3. Apa yang harus saya siap diri untuk hal tersebut di atas …
Atas penerangan Romo dan penjelasannya kami sampaikan terima kasih.
Salam saya,
Dodi W
Salam Dodi,
Untuk mempelajari ajaran Katolik secara mandiri, maka Anda sebaiknya membaca buku “Katekismus Gereja Katolik”. Dalam website http://www.imankatolik.or.id bisa Anda kutip teks-teks “Katekismus Gereja Katolik” (KGK) tersebut. Bacalah secara berurutan sejak nomer 0001 http://www.imankatolik.or.id/katekismus.php?q=1 sampai 2865. Hayati kebenaran tiap kata, dan buka hati untuk merenungkan getaran kebenaran tiap kalimatnya, apakah getar-getar dambah hati Anda cocok dengan kata-kata dalam Ajaran Iman Katolik itu?. Namun Anda juga bisa memiliki bukunya dengan membeli di toko buku. Ada teks yang tidak tertayang di website itu, namun lengkap di buku versi cetak, yaitu Keterangan Logo, Konstitusi Apostolik “Fidei Depositum” tulisan Sri Paus Yohanes Paulus II 11 Oktober 1992 mengenai peluncuran KGK terbaru itu, Daftar Isi, Prolog, Indeks Kutipan, serta Indeks Topik, yang mempermudah pencarian topik. Sedangkan buku versi elektronik bisa diunduh di http://www.4shared.com/document/1Z8SNcdM/KATEKISMUS_GEREJA_KATOLIK.html
Alangkah lengkapnya khasanah pengetahuan iman Katolik jika memiliki baik versi elektronik maupun buku cetak.
Jangan lupa, Anda mesti membaca Kitab Suci Katolik. Kitab Suci Katolik yang baik dalam bahasa Indonesia ialah Kitab Suci dengan pengantar dan catatan lengkap yang dicetak oleh percetakan Arnoldus Ende dan diterbitkan oleh Ditjen Bimas Katolik Dep Agama RI dalam rangka PELITA, 1999/2000. Dalam buku Alkitab itu, tersedia Pengantar pada awal setiap kitab, dan ada catatan kaki keterangan konteks tiap ayat yang perlu diterangkan. Ada pula peta Timur Tengah kuno dan sekitarnya yg membantu panorama pandangan kita. Sangat bagus dan informatif. Anda bisa bertanya pada pastor paroki untuk mendapatkannya, atau ke Kantor Pembimas Katolik Kakanwil Kementrian Agama di tempat Anda, atau bertanya ke Pastor paroki. Namun jika Anda tidak bisa mendapatkannya, cukuplah gunakan Alkitab dengan Deuterokanonika terbitan LAI yang diakui LBI yang ada di pasaran, sebagai buku bacaan rohani dan buku doa.
Dalam masa belajar mandiri ini, jika ada pertanyaan, bolehlah bertanya kepada siapapun orang Katolik yang menurut Anda mampu menjawabnya, termasuk website katolisitas ini.
Setelah Anda merasa cukup belajar mandiri, maka belajarlah secara terpandu bersama seorang pembimbing yang baik. Carilah Guru Agama Katolik (katekis) di gereja Katolik paroki terdekat untuk memandu Anda. Mintalah beliau mengajarkan secara bertahap topik-topik KGK.
Tahap-tahap proses menjadi Katolik” dan apa yang dipelajari secara terpandu pada masa katekumenat itu ada di http://www.imankatolik.or.id/katekese.html (silahkan klik). Dalam masa bimbingan di masa katekumenat (masa pelajaran calon baptis), Anda sudah harus hidup menghayati diri dalam komunitas katolik, mengikuti perayaan ekaristi walaupun tidak ikut menyambut komuni, dan rajin mengikuti kegiatan lingkungan katolik / komunitas Katolik. Lama waktunya minimal satu tahun dan bisa lebih panjang tergantung kesiapan Anda sendiri dan kesaksian orang-orang Katolik di sekitar Anda yang mendukung Anda.
Yang terpenting ialah setelah menerima Sakramen Baptis, Anda harus hidup makin selaras dengan kehendak Allah dalam Gereja Katolik serta mengalami damai suka cita di dalamnya sehingga bisa menjadi saksi kabar suka cita bagi sesama. Maka syarat utama untuk belajar iman Katolik ialah hati yang terbuka terhadap kebenaran iman Katolik yang menuntut kita untuk tinggal di dalam kebenaran iman itu, dan bukan ajaran itu yang harus mengikuti kehendak kita, alias pilih-pilih ajaran yang kusukai saja. Semua itu demi hidup kekal Anda yang bahagia abadi, karena jalan kebenaran dan kehidupan ialah Yesus Kristus yang mendirikan Gereja Katolik. “Untuk apa memperoleh seluruh dunia, namun kehilangan nyawanya sendiri?”, sindir Tuhan Yesus Kristus dalam Injil Matius bab 16 ayat 26 dan Injil Markus bab 8 ayat 36.
Sebagai pendorong bagi Anda, saya kutipkan Prolog KGK: “BAPA… inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yoh 17:3). Allah, Juru Selamat kita “menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran” (1 Tim 2:3-4). Sebab di bawah kolong langit ini, tak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan ” (Kis 4:12) selain nama YESUS.
Salam : Rm Yohanes Dwi Harsanto Pr
Salam Damai,
Saudaraku yg terkasih Doddy
Mungkin saya bisa menjelaskan beberapa hal yg saudara Doddy pertanyakan dari sisi yg berbeda sehubungan dng karunia membedakan roh yg dipercayakan Tuhan Yesus kepada saya
– saudara Doddy bertanya kenapa dahi dan tubuh saudara Doddy merasa sakit dan merinding
Mungkin jawaban saya di luar kebiasaan jawaban yg ada dan sebelumnya saya minta maaf krn saya menilai ada kepekaan sdr doddy dlm hal ini. Sadar atau tidak disadari selama kita berziarah di bumi ini kuasa si jahat slalu melingkupi kita, jadi saat sdr Doddy sdh mulai percaya akan kuasa Tuhan yg sebenarnya si jahat tsb tdk suka dan mereka jg merasakan tdk nyaman saat anda mulai berdoa dlm nama Yesus. Teruskanlah berdoa tanpa memperhatikan perasaan aneh tsb tp perhatikan atau kembangkan rasa damai sukacita dlm hati saudara. Krn damai sukacita itulah menandakan kehadiran Tuhan. Tanpa mengurangi rasa hormat pd pembina situs ini jawaban ini saya beri berdasarkan yg terjafi pada diri saya sendiri. Kemulian pada Bapa, Putera dan Roh Kudus AMIN
Shalom FX William dan Doddy,
Hal merinding ataupun perasaan lainnya, merupakan suatu gejala yang tidak dapat didiskusikan secara teologis, namun lebih mengarah kepada pengalaman subyektif. Itulah sebabnya kami tidak membahasnya dengan lebih lanjut di sini. Walaupun mungkin dapat saja terjadi, seperti kata anda, seseorang mempunyai kepekaan tertentu.
Tanda Salib merupakan tanda kemenangan umat Kristen yang mengingatkan kita kepada kesempurnaan rencana Allah Trinitas, Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus- untuk menyelamatkan umat manusia. Misteri ini sungguh dalam, sehingga memang diperlukan iman untuk dapat menerimanya; dan inilah yang kemungkinan tidak ada pada orang- orang yang tidak mengimani Kristus, sehingga dapat terjadi mereka pada awalnya merasa janggal untuk berdoa dengan melakukan tanda salib ini. Selanjutnya tentang tanda salib, sudah pernah ditulis di sini, silakan klik.
Semoga dengan mengetahui makna Tanda Salib, dan ajaran yang mendasarinya, maka kita semua yang membuat Tanda Salib dapat meresapkan maknanya, dan tidak merasa canggung untuk melakukannya. Saya percaya, perasaan ‘merinding’ atau apapun yang berkonotasi negatif tidak akan dialami lagi, jika seseorang telah mengimani makna yang terkandung di dalam Tanda Salib. Malah seseorang akan dengan penuh syukur, iman dan keyakinan, bahwa di dalam tanda salib inilah kita menerima meterai di jiwa kita melalui Pembaptisan, yang dapat menghantar kita kepada kehidupan kekal di surga, jika kita menjaganya dengan memelihara iman dan melaksanakan perintah- perintah Tuhan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Salam Rm Yohanes,
Saya ingin bertanya mengenai posisi tangan/ jari kita pada saat tanda salib, seperti yang Romo jelaskan diatas Dalam nama Bapa (dahi), Putra (ulu hati), dan Roh Kudus (pundak kiri), amin (pundak kanan). Sedangkan yang pernah saya baca (kalau tidak salah di Puji Syukur / Buku Tata Perayaan Ekaristi) pada saat menyebut Roh Kudus jari kita menyentuh pundak kiri sampai denagan menyentuh pundak kanan. Dan pada saat Amin kedua telapak tangan kita menyatu di depan dada (posisi tangan seperti pada patung Bunda Maria). Jadi mana yang benar atau yang sesuai dengan ajaran Gereja Katolik? Dan sejak kapan Tanda Salib mulai dilakukan/diajarkan?
Mohon Romo, Bpk Stef atau Bu Inggrid memberikan penjelasan disertai dokumen Gereja (KGK atau yg lain).
Terima kasih, salam Adi Hermawan
Shalom Adi,
Sambil menunggu tanggapan Romo Santo, silakan anda membaca terlebih dahulu artikel ‘Dalamnya makna Tanda Salib’, silakan klik. Semoga anda menemukan penjelasan yang anda inginkan di sana.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Salam Adi Hermawan
Sejarah tanda salib berakar dari tradisi kuno “menandai diri” sejak Perjanjian Lama, yang merupakan tanda devosi dan identitas Israel sebagai bangsa pilihan Allah.
Silahkan klik http://www.fisheaters.com/sign.html
Ulangan 6:4-8:
Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu.
Bandingkanlah kata-kata di atas dengan ungkapan St. Cyrilus, Uskup Jerusalem (wafat 386 M)yang tentu saja hanya menggarisbawahi praktek umat Gereja Katolik pada abad-abad awal.
Mari jangan malu atas tanda salib Kristus. Tetapi walau orang lain menyembunyikan tanda ini, akankah Anda akan melepaskan tanda itu dari dahi Anda, tanda kerajaan yang mungkin akan dilihat setan yang membuatnya bergetar dan lari. Buatlah tanda ini ketika makan dan minum, duduk, berdiri, berbicara, berjalan, pendek kata, dalam setiap tindakan”
Tuhan bersabda melalui Yehezkiel kepada sisa Israel (dan jangan lupa, Gereja ialah “Israel baru”):
Firman TUHAN kepadanya: “Berjalanlah dari tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan di sana.”(Yehezkiel 9:4).
Ketika orang Katolik menerima sakramen Krisma, dahi mereka diolesi minyak dengan gerakan tanda salib oleh uskup pada dahi mereka. Untuk ini, Santo Yohanes Damaskus menulis: “Seperti halnya tanda sunat pada kaum Israel, tanda salib ini membedakan kita dari kaum tak beriman”
Tanda salib juga menjadi semacam “Credo / syahadat mini”, pengakuan akan Allah Bapa Putra dan Roh Kudus, juga mengingatkan akan baptisan kita kletika kepala kita dicurahi air baptis dengan rumus “Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus”.
Hal ini “untuk menyalibkan diri sendiri”, “untuk memberkati diri sendiri”, “untuk menandai diri sendiri” dengan tanda iman.
Mengenai model tanda salib, ada beberapa pilihan:
Pilihan A. Dengan tangan kanan, sentuhkan ujung ibu jari dan jari manis, dan rapatkan jari penunjuk jari tenga untuk menandakan 2 kodrat Kristus (Allah dan Manusia). Ini merupakan praktek Katolik barat yang paling sering dibuat.
Pilihan B. Rapatkan ibu jari dan jari penunjuk dari tangan kanan Anda, untuk menandakan 2 kodrat Kristus.
Pilihan C. Rapatkan ibu jari, jari penunjuk, jari tengah pada tangan kanan Anda, (menandakan Trinitas) sambil menekuk jari manis dan jari kelingking (menandakan 2 kodrat Kristus) ke dalam ke telapak tangan). Pilihan C ialah tipikal Katolik di Timur.
Pilihan D: Rapatkan kelima jari pada tangan kanan dengan posisi telapak tangan terbuka, (melambnagkan 5 luka Kristus), kemudian dengan pelan ditekuk sedikit dan ibu jari ditempelkan ke telapak tangan.
Kemudian
Menyentuh dahi dengan mengatakan (atau dlm hati) “Dalam nama Bapa” (“In Nomine Patris”)
Menyentuh tulang dada (atau ulu hati) dengan mengatakan “Dan Putera” (“et Filii”)
Menyentuh pundak kiri dan kemudian pundak kanan dengan mengatakan “dan Roh Kudus” (“et Spiritus Sancti”). Catat bahwa Note that beberapa orang mengakhiri tanda salib dengan menyilangkan ibui jari danjari telunjuk untuk membentuk salib, lalu mencium ibu jari sebagai seolah “mencium salib”.
Ada pula yang kemudian berdoa singkat mengikuti doa St Benedictus “Dengan tanda salib ini, bebaskanlah aku dari musuh-musuhku, o Tuhan.”.
Sumber: http://www.fisheaters.com/sign.html
Anda benar bahwa pundak kiri dan kanan disentuh sambil mengucapkan “dan RohKudus” sesuai dokumen mengenainya. Namun harus diakui banyak variasi dalam tanda salib. Yang terpenting ialah mempraktekkannya dengan sepenuh hati dan keyakinan sebagai tanda berkat Kristus dalam Roh Kudus dari dan menuju Allah Bapa. Tanda salib juga menjadi tanda kesatuan dalam doa dan iman Katolik. Di Indonesia, dalam doa bersama yang melibatkan umum (misalnya dalam pelayatan / pemberangkatan jenazah), akan tampak mana yang Katolik dan yang tidak Katolik dari caranya berdoa. Yang membuat tanda salib bisa dipastikan bahwa dia beragama Katolik.
Salam: Yohanes Dwi Harsanto Pr
mau nanya nih…..
Saya sering berpikir, apakah saya tetap bisa menjadi seorang kristen katholik kalau saya dilahirkan dan di didik sejak kecil di keluarga Non-katholik misalnya ,mohon tanggapannya…. trimakasih….
Shalom Armand,
Pertama- tama harus kita pahami terlebih dahulu bahwa iman Kristiani diperoleh karena kasih karunia/ rahmat Allah, walaupun juga diperlukan kesediaan dari yang menerima untuk bekerja sama dengan rahmat itu. Nah, jika seseorang tidak dilahirkan dan dididik di dalam keluarga Kristiani, maka memang lebih sulit baginya untuk mengenal tentang iman Kristiani. Namun sekarang, dengan terbukanya/ banyaknya informasi yang tersedia tentang iman Kristiani, dan mungkin juga lewat pergaulan di sekolah, kuliah ataupun di tempat kerja, seseorang dapat saja merasakan ‘panggilan’ untuk mengenal Kristus. Walaupun mungkin selanjutnya tidak gampang untuk ‘memupuk’nya, namun bukannya tidak mungkin hal itu terjadi, mengingat bahwa pada dasarnya panggilan untuk mengenal Kristus adalah suatu karunia. Jika seseorang mempunyai keterbukaan hati untuk menerima atau mempelajarinya, maka Tuhan akan, dengan cara-Nya sendiri, membantu orang tersebut untuk ‘menemukan’ Dia. Sebab Tuhan pernah bersabda, “apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN…” (Yer 29:13-14).
Sebagai contohnya, silakan menyimak kisah kesaksian Dr. Lawrence Feingold STD (salah satu pembimbing situs ini) klik di sini, dan kesaksian Herdian, klik di sini, yang keduanya tidak dilahirkan dalam keluarga Katolik, namun yang akhirnya menjadi Katolik. Tuhan bekerja dengan cara yang tidak dapat kita pahami, namun kita percaya bahwa Ia, “menghendaki agar setiap orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.” (1 Tim 2:4). Pencarian yang tulus akan Kebenaran, akan menghantar seseorang kepada Gereja Katolik. Untuk sampai ke sini, selain adalah rahmat Tuhan, juga memerlukan kerendahan hati dari pihak yang mencari Kebenaran itu, sebab Kebenaran yang diwahyukan Tuhan, bisa jadi tidak sama dengan apa yang ingin dipahami olehnya. Namun bagi yang mau terus bekerja sama dengan rahmat Tuhan itu, akan ada kebahagiaan sejati yang dipersiapkan Allah baginya, yang dapat ditemukannya di dalam Gereja-Nya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Memang benar bahwa Allah mengasihi semua manusia dan menghendaki agar seluruh ciptaanya selamat….penjelasan Pak Stef tadi sudah sangat tepat (menurut Saya yang awam ini). Namun terkait dengan hal ini bagaimana dengan adanya berbagai kemungkinan respon yang muncul? seperti salah satunya begini: ” Oh kalau begitu Tuhan tidak memandang agama yang dianut manusia, yang penting seluruh perbuatan dan pikiran manusia berkenan kepada Tuhan, bila demikian saya akan tetap pada agama saya saja aah”…….
Totus Tuus
[Dari Katolisitas: Hal apakah perbuatan baik saja dapat membawa kita ke surga, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik]
untuk saudaraku Zah, saya akan mendoakan anda, agar dalam pencarianmu dapat menemukan kebenaran yang menuntunmu kepada BAPA. Percayalah dan serahkan kepadaNya segala perkara dalam kehidupan kita.
salam,,,
butuh waktu untuk saya berfikir dan memberanikan diri untuk bertanya di halaman ini. saya bukan dari agama kristen baik itu katolik maupun protestan.tapi ada ketertarikan yg enatah tidak bisa saya jelaskan tentang katolik.maukan anda membantu saya untuk menjawab prtanyaan2 saya?
bagaimanakah pengadilan Tuhan Yesus terhadap orang2 yang beragama diluar kristen tetapi memiliki sifat baik terhadap sesama dan selalu dalam kasih?
terimakasih
[dari katolisitas: silakan melihat jawaban di atas – silakan klik]
Comments are closed.