Kalau kita membaca surat-surat rasul Paulus, maka kita akan melihat bagaimana dia sungguh mempunyai semangat untuk mewartakan Kristus dengan luar biasa. Beberapa latar belakang tentang surat-surat rasul Paulus mungkin dapat membantu kita untuk mengerti apa yang sebenarnya ingin dicapai oleh rasul Paulus dari surat-surat yang dituliskannya.

Dari beberapa sumber referensi yang kami miliki (yang kami sertakan berikut ini), maka diketahui bahwa tujuan penulisan surat-surat Rasul Paulus tidak semuanya bermotif untuk menyelesaikan permasalahan Gereja, karena ada juga masalah yang bukan baru saat itu timbul tapi yang sudah berakar lama dalam masyarakat pada kota tersebut. Karena itu, surat-surat Rasul Paulus tidak semua berisi teguran, tetapi juga wejangan, penegasan akan doktrin dan pengajaran moral, ataupun pesan-pesan apostolik lainnya. Hal ini dilakukannya karena Rasul Paulus mengetahui panggilan khususnya sebagai rasul yang diutus kepada umat Non-Yahudi, sehingga ia melakukan perjalanan keliling ke kawasan Mediteranian dan sekitarnya sebanyak 3 kali untuk melaksanakan misinya itu.

Peta lengkap perjalanan Rasul Paulus ada di buku Montague, George T. The Living Thought of St. Paul, Second Edition, Encino, CA: Benzinger, 1976. Di internet, peta perjalanan Rasul Paulus ada di link ini (silakan klik di sini)

Secara garis besar maksud tujuan surat-surat Rasul Paulus kepada Gereja-gereja adalah sebagai berikut:

a. Surat Rasul Paulus kepada Gereja Tesalonika I dan II: Ditulis pada waktu Rasul Paulus berada di Korintus, pada sekitar tahun 52. Surat ini dikenal sebagai surat Rasul Paulus yang pertama. Pesan utama Surat Rasul Paulus kepada Gereja di Tesalonika yang pertama adalah:

1. Pengajaran kehidupan Kristiani (4:1-12)
2. Pengajaran tentang akhir jaman (4: 13-18)
3. Anjuran untuk berjaga-jaga menjelang kedatangan Kristus yang kedua (5: 1-11)
4. Kehidupan dalam komunitas Kristen (5:12-22)

Surat Paulus yang kedua kepada Gereja Tesalonika dituliskan karena ada kesalahpahaman yang mengartikan bahwa kedatangan Yesus yang kedua sudah sangat dekat, sehingga ada umat yang tidak mau bekerja, hanya menunggu saat hari kiamat.

1. Maka Rasul Paulus menuliskan penjelasan lebih lanjut mengenai Penghakiman Terakhir (1: 5-12)
2. Penjelasan kembali tentang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali dan pengajaran untuk menyambut hari itu (2:1-17)
3. Nasihat untuk berdoa dan tetap bekerja (3: 1-13).

b. Surat Rasul Paulus kepada Gereja di Galatia: Kemungkinan ditulis pada sekitar tahun 54-55, dan dikenal sebagai surat utama para rasul yang ditujukan pada umat non-Yahudi. Pada surat ini dituliskan bahwa umat Non-Yahudi tidak mempunyai kewajiban untuk memenuhi hukum Taurat Yahudi, terutama keharusan untuk disunat. Pada saat itu ada desakan dari umat Kristen Yahudi yang ingin tetap menerapkan hukum sunat pada umat Non-Yahudi yang menjadi pengikut Kristus. Rasul Paulus mengajarkan:

1. Manusia diselamatkan oleh iman, dan bukan karena melakukan hukum Taurat (3:1-4:31)
2. Kebebasan Kristiani yang diperoleh dalam Kristus yang memimpin pada hidup menurut Roh dan bukan hidup menurut daging (5: 1-6:10).

c. Surat Rasul Paulus kepada Gereja di Korintus I dan II: Dituliskan pada sekitar tahun 57. Surat ini ditujukan untuk memberi pengajaran kepada umat di Korintus yang pada saat itu mengalami:

1. masalah perpecahan (factionalism) (1:10- 4:21)
2. kemerosotan moral (immorality) (5:1-6:8)
3. pengaruh dari penyembahan kaum kafir (influence from pagan worship) (8: 1- 11:1), dan
4. masalah ketidakteraturan dalam ibadat (karena kesombongan rohani/ spiritual pride) (12: 14-40).

Surat Rasul Paulus kepada Gereja di Korintus yang kedua, dituliskan sekitar tahun 57-58. Surat ini ditujukan untuk menegaskan bahwa ialah Rasul yang otentik.  Maka ia menuliskan:

1. Tanda Rasul Kristus yang otentik (2: 14- 6:10)
2. Penjelasan tentang riwayat hidupnya, yang menyangkut ketaatan, dan kesediaannya merendahkan diri demi Kristus (10:1-12:13)

d. Surat Rasul Paulus kepada Gereja di Roma: Dituliskan sekitar tahun 58, dengan maksud memberikan pengajaran pada umat, terutama tentang pengajaran theologi keselamatan, karena Rasul Paulus menyadari akan peran kota Roma sebagai pusat dunia pada saat itu, yang dapat juga menjadi pusat penyebaran Injil. Ia menuliskan suratnya untuk mempersiapkan kunjungannya ke kota Roma dalam perjalanannya ke Spanyol. Pada saat itu tak banyak kaum Kristen Yahudi di Roma, maka isu hukum Taurat tidak banyak dikemukakan di surat ini. Masalah yang mungkin khas Roma adalah masalah makan makanan haram dan masalah puasa. Rasul Paulus mengajarkan:

1. Manusia dibenarkan karena iman yang tak terlepas dari kasih (1:17-4:25)
2. Pengharapan Kristiani (5:1-11:36).
3. Kehidupan Kristiani dan pelayanan kasih: yang kuat imannya memberi contoh pada yang lemah imannya (12:1- 15:33)

e. Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi: Ditulis pada saat Rasul Paulus pertama kali di penjara di Roma sekitar tahun 61-63. Waktu dipenjara ia dikunjungi oleh Epafroditus, salah seorang umat Filipi. Saat mengunjungi Rasul Paulus, Epafroditus sakit dan hampir mati, namun akhirnya ia sembuh. Rasul Paulus mengirimnya kembali dengan surat dan ucapan terima kasih atas kebaikan umat Filipi. Surat kepada Gereja di Filipi, tema utamanya adalah suka cita Kristiani. Maka di sini ditekankan beberapa pengajaran:

1. Teladan apostolik (1:1-14)
2. Wejangan untuk menjaga persatuan, kerendahan hati, dan ketaatan (2: 1-18)
3. Ditekankan bahwa Yesuslah tujuan kita umat beriman (3:1-21)
4. Damai dan suka cita sebagai ciri-ciri kehidupan Kristiani (4: 1-19)

f. Surat Rasul Paulus kepada Gereja di Kolose: Dituliskan sekitar tahun 61-63. Surat ini ditujukan untuk mengingatkan umat atas pengaruh ajaran sesat pre-Gnostik, dan ajaran filosofi yang keliru yang menyebutkan bahwa dunia diatur oleh kekuatan-kekuatan spiritual dalam kaitannya dengan kosmologi. Untuk itu Rasul Paulus menegaskan:

1. Keutamaan Kristus yang mengatasi segala kuasa (1:15-20)
2. Misteri Gereja yang dinyatakan dengan kepenuhan hidup di dalam Kristus (1:24: 2:8)
3. Agar umat waspada terhadap ajaran sesat (2:8-4:6)

g. Surat Rasul Paulus kepada Gereja di Efesus: Dituliskan pada saat Rasul Paulus dipenjara di Roma  (sekitar musim semi thn 63). Maksudnya adalah untuk mengajar umat di Efesus (dan mungkin juga pada umat di Kolose, Laodicea, Hierapolis, dst, yang bergantung pada Gereja Efesus). Kota Efesus terkenal dengan dengan praktek magis dan Okultisme. Rasul Paulus mengajarkan:

1. Rencana keselamatan Tuhan yang dinyatakan melalui Kristus (1:15-3:21)
2. Kehidupan baru dalam Kristus yang ditandai dengan kesetiaan hidup dalam Roh Kudus (4:1-6:22)

h. Surat Rasul Paulus kepada Gereja di Ibrani: Kemungkinan dituliskan sekitar tahun 66. Tujuannya adalah untuk menguatkan semangat umat Kristen Ibrani yang pada saat itu mengalami ‘kelesuan’ iman. Karena itu sepanjang surat ini menunjukkan kaitan antara Perjanjian Lama dengan Injil, dan dimaksudkan untuk menguatkan iman mereka dengan mengarahkan pandangan kepada kemuliaan surga bagi mereka yang setia beriman kepada Tuhan Yesus.

Sumber referensi yang sangat baik untuk topik surat rasul Paulus adalah:

1. Montague, George T. The Living Thought of St. Paul, Second Edition, Encino, CA: Benzinger, 1976.
2. Casciaro, Jose Maria, ed. The Navarre Bible, Dublin, Four Courts Pres, 1991.
3. Orchard, Dom Bernard, et. al. A Catholic Commentary on Holy Scripture. New York: Thomas Nelson & Sons, 1953.
4. Amiot, Francois. How to Read St. Paul. Translated by Michael D. Meilach O.F.M Chicago: Franciscan Herald Press, 1964.
5. Cerfaux, Lucien, The Christian in the Theology of St. Paul. New York: Herder and Herder, 1967.
6. Prat, Fernand, SJ, The Theology of St. Paul, 2 vols, Translated from 10th French Edition by John L. Stoddard, Westminster, MD: The Newman Press, 1952.
7. Lebih lanjut tentang Rasul Paulus, dapat juga dilihat di link ini (silakan klik)

5 COMMENTS

  1. kenapa surat kepada jemaat Roma, korintus,galatia, efesus, filipi disebut surat-surat umum, lalu surat kepada orang ibrani, surat Yakobus,Peterus, Yohanes dan Yudas disebut surat pnggembalaan umum? makasih berkah dalem

    • Shalom Basilius,

      Yang kami ketahui adalah bahwa surat-surat Rasul dalam kitab Perjanjian Baru, dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: 1) surat-surat Rasul Paulus, yang ditujukan kepada jemaat/ Gereja tertentu, 2) surat-surat Rasul lainnya, yang dikenal dengan Catholic Epistle (surat-surat umum), karena dipahami bahwa surat-surat tersebut tidak ditujukan untuk komunitas jemaat tertentu.

      Surat-surat Rasul Paulus ini adalah Roma, 1dan 2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 2 dan 2 Tesalonika, 1 dan 2 Timotius, Titus Filemon, Ibrani. Beberapa diantara surat-surat itu ditulis oleh Rasul Paulus di tempat tahanan, sehingga dikenal dengan sebutan “captivity epistles”, yaitu: Kolose, Filipi, Efesus, Filemon. Sedangkan 1 dan 2 Timotius dan Titus sering disebut sebagai surat-surat pastoral, karena penekanannya yang berkaitan dengan pelayanan pastoral yang efektif.

      Sedangkan surat-surat yang ditulis oleh Rasul-rasul yang lain selain Paulus, yang disebut “Catholic Epistles”/ surat-surat umum adalah: Yakobus, 1 dan 2 Petrus, 1,2,dan 3 Yohanes, dan Yudas.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  2. apakah perbedaan antara kristologi dan paulusologi?
    sehingga tulisan paulus lebih dominan di dalam perjanjian baru darpi pada injil kristus itu sendiri?

    • Shalom Bambang Ella,

      Sejujurnya, baru sekarang ini saya mendengar ada istilah Paulusologi. Kalau boleh saya tahu dari mana anda memperoleh istilah itu? Kristologi umumnya dipahami sebagai bidang studi dalam Teologi Kristen yang berkaitan dengan kodrat dan pribadi Yesus Kristus.

      Dan juga pandangan anda tentang tulisan Paulus lebih dominan dalam Perjanjian Baru itu atas dasar apa? Karena sesungguhnya semua ajaran Rasul Paulus berakar dari ajaran Kristus yang ada di dalam ke-empat Injil, dan tujuan penulisan surat- suratnya itu adalah untuk membimbing jemaat (Gereja) untuk hidup sesuai dengan ajaran tersebut.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

Comments are closed.