Tidak bawa Alkitab pada saat Misa Kudus?

Pertanyaan:

salam kasih

mengikuti misa lebih dari empat tahun saya memperhatikan dan saya pun melakukannya, mengapa tidak ada satu jemaat pun yang bawa alkitab? apakah jemaat sudah mempercayakan perkatan firman Tuhan kepada magisterium? sehingga tidak perlu bawa alkitab?kenapa kotbah misa selalu membicarakan tentang kasih, tolong menolong atau lebih banyak kepada pemberitaan moral? saya masih beruntung bangun pagi atau malamnya masih membaca alkitab sehingga saya lebih puas.

Riswan Adrian

Jawaban:

Shalom Riswan,
1. Kalau anda mau membawa Kitab Suci ke gereja pada saat Misa Kudus, itu adalah sesuatu yang baik. Silakan anda melakukannya. Kalau di gereja saya, Kitab Suci disediakan di belakang gereja, jadi umat dapat turut ‘meminjam’ dan membacanya, pada saat liturgi Sabda. Tetapi sebenarnya, yang terbaik adalah anda membaca dan merenungkan bacaan Kitab Suci yang akan dibacakan dalam Misa Kudus, sebelum anda mengikuti Misa Kudus. Misalnya, sebelum anda mengikuti Misa hari Minggu anda sudah membaca dan merenungkan bacaan Misa Kudus pada hari Sabtu malam atau dalam doa pribadi anda di pagi hari Minggu sebelum Misa. Ini adalah salah satu cara mempersiapkan diri untuk mengikuti Misa Kudus, supaya anda dapat lebih menghayatinya. Cara membaca dan merenungkan Kitab Suci yang diajarkan oleh Gereja Katolik di antaranya adalah dengan Lectio Divina, seperti yang pernah dituliskan di sini, silakan klik.

Sungguh, jika anda sudah melakukan hal ini, maka pada hari Minggu, walaupun anda tidak membawa Alkitab ke Misa, namun Sabda Tuhan itu sudah meresap di dalam hati anda. Homili yang akan anda terima akan jadi semacam peneguhan atupun tambahan yang memperkaya pemahaman anda akan teks Kitab Suci yang sudah anda renungkan. Tentang langkah selanjutnya untuk mempersiapkan diri sebelum mengikuti Misa Kudus, silakan klik di sini.

Untuk mengetahui bacaan Misa Kudus untuk setiap hari, silakan klik di kalender liturgi. Atau di situs ini, silakan klik.

2. Jadi jika umat Katolik tidak membawa Alkitab pada Misa Kudus, tentu bukan karena Alkitab itu tidak penting bagi umat, ataupun karena firman Tuhan itu hanya untuk Magisterium. Lha, ini pandangan yang keliru. Sebab Gereja Katolik dalam Katekismus mengajarkan:

KGK 133 Gereja “menasihati seluruh umat Kristen dengan sangat, agar melalui pembacaan Kitab Suci Ilahi yang kerap dilakukan, sampai kepada ‘pengenalan Yesus Kristus secara menonjol’ (Flp 3:8). ‘Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus’ (Hieronimus, Is. prol.)” (Dei Verbum 25).

Mungkin terjemahan bahasa Inggrisnya lebih jelas, demikian:

CCC 133 The Church “forcefully and specifically exhorts all the Christian faithful…. to learn ‘the surpassing knowledge of Jesus Christ,’ by frequent reading of the divine Scriptures. ‘Ignorance of the Scriptures is ignorance of Christ’ ” (Dei Verbum 25).

Maka umat diajarkan untuk membaca dan merenungkan Kitab Suci. Kalau ada orang Katolik yang tidak rajin membaca Kitab Suci, itu adalah kesalahan di pihak orang tersebut; dan bukan karena Gereja Katolik menyetujui demikian. Bahwa kerinduan untuk membaca dan merenungkan Kitab Suci itu harus ‘digalakkan’ di tengah umat, itu benar. Dan untuk ini perlu didorong juga oleh pastur paroki dan seksi Kitab Suci dan Katekese di paroki maupun wilayah, ataupun kegiatan komunitas yang lain seperti Pendalaman Kitab Suci, Kursus Evangelisasi ataupun Persekutuan Doa.

Jika umat tidak membawa Kitab Suci pada saat Misa, namun ia sudah merenungkannya di rumah, itu malah efeknya terhadap kehidupan kerohanian lebih besar daripada membawa Kitab Suci ke gereja, tapi sebelumnya belum membacanya. Silakan anda terapkan anjuran ini, dan alamilah perbedaannya. Selanjutnya, memang Gereja Katolik menganjurkan agar umat Katolik membaca Kitab Suci dengan terang Roh Kudus yang sama dengan terang Roh Kudus pada saat kitab itu dituliskan, sehingga di sini bimbingan dari Magisterium sangatlah penting; karena Magisterium menjelaskan segala ajaran yang berkaitan dengan iman dan moral sesuai dengan pengajaran para Rasul dan para Bapa Gereja dari abad- abad awal. Ini penting, supaya ajaran Gereja tidak didasari oleh pemahaman pribadi, karena pemahaman pribadi bisa salah atau tidak sesuai dengan maksud Yesus dan para rasul.

Jika anda membaca artikel Romo Wanta tentang homili, maka anda ketahui bahwa memang fokus dari homili adalah mengaitkan pesan Kitab Suci dengan kehidupan sehari- hari. Jadi memang fokus utamanya tentang penerapan hukum kasih. Walau kedengarannya klise, tetapi sejujurnya, meskipun sudah diingatkan terus setiap minggu kita masih sering gagal berbuat kasih (dalam setiap perbuatan dan perkataan kita), apalagi kalau tidak diingatkan.

3. Jadi kalau anda sudah membaca dan merenungkan Kitab Suci tiap pagi dan malam hari, itu adalah sesuatu yang sangat baik. Silakan anda mengajak istri (dan anak anda juga) untuk membaca Alkitab bersama anda. Belilah buku Kitab Suci bergambar untuk anak- anak, dan mulailah membacakan kisah Kitab Suci kepada anak anda sebelum tidur. Kecintaan anak terhadap firman Tuhan dimulai saat masih kecil, dan anda sebagai kepala keluarga dipercaya oleh Tuhan untuk melakukan hal ini. Selanjutnya, laksanakanlah peran anda sebagai ‘imam’ dalam keluarga anda, dengan berdoa bersama dengan istri dan anak anda, minimal satu kali sehari (misal pada malam hari sebelum tidur), namun alangkah baik juga di saat pagi, maupun sebelum dan sesudah makan. Biasakanlah untuk berdoa bersama sebagai keluarga, di samping anda berdoa secara pribadi.

Mother Teresa pernah mengajarkan demikian, “A family who prays together will stay together.” Jadikanlah doa sebagi pondasi dalam kehidupan rohani keluarga anda, maka anda dapat yakin, bahwa walau ada ‘badai’ melanda bahtera rumah tangga, namun anda sekeluarga akan kuat menghadapinya, dan selalu bersatu, karena Tuhan ada di pihak anda.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org

5 1 vote
Article Rating
19/12/2018
12 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Tegar
Tegar
11 years ago

Dear Katolisitas, Saya memakai Alkitab Deuterokanonika terbitan LAI yang diakui oleh LBI. Saya hampir selalu bawa Alkitab ketika mengikuti Misa harian. Pada waktu Liturgi Sabda, isi Kitab Suci yang dibacakan lektor dan imam memakai buku bacaan Misa, dan saya menyimak sambil membaca juga Alkitab yang saya bawa, ternyata saya mendapati bahwa buku bacaan Misa dan Alkitab saya beda terjemahan. Pada awalnya saya tidak mempermasalahkannya karena saya pikir biar beda kata tapi maksudnya sama. Setelah sekian lama ikut Misa harian, saya menemukan beberapa ayat dengan perbedaan kata yang jika saya tidak mendengarkan bacaan dari buku bacaan Misa, saya bisa menafsirkannya berbeda.… Read more »

Romo Bernardus Boli Ujan, SVD
Romo Bernardus Boli Ujan, SVD
Reply to  Tegar
11 years ago

Salam Tegar, Yang dibaca dalam Misa adalah terjemahan dari buku Lectionarium, sedang buku Kitab Suci dari teks Kitab Suci Vulgata. Dalam buku Lectionarium ada modifikasi teks Kitab Suci sesuai dengan konteks liturgi. Umumnya terjemahan Lectionarium itu kurang harafiah dan lebih mudah dimengerti, ada tambahan teks untuk memperjelas konteks (misalnya: pada waktu itu Yesus bersabda….dll, padahal dalam teks asli Kitab Suci tidak ada penggalan itu, hanya terdapat pada perikop sebelumnya), juga ada lompatan ayat tertentu karena alasan liturgis, sedangkan terjemahan teks Kitab Suci Vulgata lebih harafiah sehingga umumnya lebih sulit dimengerti bila dibacakan. Oleh karena itu dengarkanlah pemakluman Sabda Tuhan itu… Read more »

Tegar
Tegar
Reply to  Romo Bernardus Boli Ujan, SVD
11 years ago

Oke, terima kasih banyak Romo atas penjelasannya. Saya akan berhenti membaca teks Kitab Suci di tangan ketika Liturgi Sabda, namun ada yang kurang jelas saya tangkap dari jawaban Romo. Ketika Liturgi Sabda apakah yang dimaksud kurang hormat kepada Sabda Tuhan itu: membaca teks Kitab Suci dari buku Kitab Suci (karena membingungkan akibat beda terjemahan); ataukah juga termasuk (biasanya ketika Misa mingguan) membaca teks Kitab Suci pada lembaran teks Misa yang telah disediakan(yang disalin sama persis dari buku bacaan Misa)? [Dari Katolisitas: Sebenarnya pada prinsipnya adalah, saat Kitab Suci dibacakan pada Liturgi Sabda, umat mendengarkan. Maka yang terbaik adalah, kita sudah… Read more »

Joakim
Joakim
13 years ago

bgamana anda bisa tahu & mengerti Alkitab, sedangkan membaca pun tidak pernah.
bnyk pesan2 Tuhan yg disampaikan.

gereja aliran Pantekosta Kharismatik diharuskan membawa, itu menandakan bhw kita berusaha utk mengerti & menjalani hidup sesuai dengan Firman Tuhan. memang tdk lah mudah, tp dng kuasa Rohol Kudus tdk ada yg mustahil.

sy jg pernah beberapa kali mendengarkan kotbah pastur di gereja katolik, tp tdk berbobot.
apa karena sy sdh terbiasa mendengarkan Pdt. Nikko Notorahardjo (GBI), yg dipakai Tuhan luar biasa, dan dng urapan dari Rohol Kudus yg dahsyat.

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Joakim
13 years ago

Shalom Joakim, Terima kasih atas komentarnya. Sebenarnya kalau anda benar-benar mau mencoba mengerti apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik, anda tidak akan memberikan komentar seperti itu. Secara prinsip, dalam kalendar Gereja, ada bacaan mingguan A,B,C dan bacaan harian menggunakan tahun I dan II. Dalam lingkaran 3 tahun kalendar Gereja, maka umat Katolik secara prinsip telah membaca secara keseluruhan Kitab Suci. Umat Katolik diminta untuk membaca bacaan pada hari itu sebelum Misa. Dan pada waktu misa, juga disediakan lembar misa, yang juga memuat bacaan pada hari itu. Pada waktu misa, umat diminta untuk benar-benar mendengarkan, sehingga Sabda Allah yang sebelum dibaca… Read more »

mike
mike
14 years ago

Terima kasih banyak Bu inggrid, atas jawaban yang memuaskan… saya mau tanya lagi tetang malakukan tanda salib di dalam misa. hal yang sebenar nya membuat tanda salib sewaktu Misa itu waktu kapan saja sih ? saya selalu memperhatikan orang-orang mulai masuk gereja, Buat tanda salib, mau duduk sambil berlutut tanda salib, bahkan sewaktu Romo selesai memberikan Homili Juga tanda salib lagi. dan mengenai hal itu saya berpikir terlalu boros menggunakan tanda salib. Ada cerita lagi neh, kebetulan saya saat ini sedang berada di Negri sebrang, waktu itu kami berdua makan bersama orang pri bumi di sebuah Lestoran, dan kebetulan temen… Read more »

Romo Bernardus Boli Ujan SVD
Reply to  mike
14 years ago

Mike, Menurut rubrik dalam Tata Perayaan Ekaristi, tanda salib liturgis dilakukan pada waktu awal sebelum memberi salam liturgis dalam Ritus Pembuka, dan pada Ritus Penutup ketika menerima berkat pengutusan. Jadi pada awal dan akhir Perayaan Ekaristi. Di tengah Perayaan Ekaristi, tanda salib kecil tiga kali (di dahi, bibir, ulu hati) dibuat pada saat awal pemakluman Injil. Sebelum pembaruan Buku Misa menurut Konsili Vatikan II, ada banyak tanda salib yang dibuat selama misa. Ada kesan bahwa banyaknya tanda salib itu membuat orang melakukannya tanpa sadar dan membuat tanda itu kurang berarti. Maka pengurangan dalam Misale Paulus VI dimaksudkan untuk lebih memaknai… Read more »

chris
14 years ago

Saya mendapat penjelasan dari Rm Zepto, Pr dari FB Seputar Liturgi dan Perayaan Ekaristi Gereja Katolik : Pola pembacaan Firman dalam Perayaan Ekaristi adalah pola Allah bersabda, bangsa Israel mendengarkan. Maka, kini yang paling penting adalah: ketika Firman di-BACA-kan, umat MENDENGAR-kan, bukan ikut-ikutan membacakannya. PUMR 29. Bila Alkitab dibacakan dalam gereja, Allah sendiri bersabda kepada umat-Nya, dan Kristus sendiri mewartakan kabar gembira, sebab Ia hadir dalam sabda itu. Oleh karena itu, pembacaan Sabda Allah merupakan unsur yang sangat penting dalam liturgi. Umat wajib mendengarkannya dengan penuh hormat. Memang, Sabda Allh ditujukan kepada semua orang dari segala zaman dan dapat mereka… Read more »

Mike
Mike
14 years ago

Salam kasih Bu Inggrid, saya juga mau tanya tentang kitab suci. Saya selalu merenungkan kitab suci, tetapi saya selalu membacanya dari kitab suci online atau Alkitab di Hape saya. Maaf karena saya waktu pergi merantau tidak bawa Alkitab versi indonesia. Selain itu saya merasakan lebih praktis dgn media elektronika ini,karena tinggal klik ayatnya saja sudah terbuka. Yang mau saya tanyakan adalah, dengan tidak membaca Alkitab (dalam bentuk buku) apakah hal ini salah ? Karena wkt itu kami pernah di marahi seorang Romo, sewaktu bacaan pertama dan kedua dalam misa, tidak pakai kitab suci melainkan dengan texs misa saja. Sampai di… Read more »

Riswan Adrian
Riswan Adrian
14 years ago

salam kasih

mengikuti misa lebih dari empat tahun saya memperhatikan dan saya pun melakukannya, mengapa tidak ada satu jemaat pun yang bawa alkitab? apakah jemaat sudah mempercayakan perkatan firman Tuhan kepada magisterium? sehingga tidak perlu bawa alkitab?kenapa kotbah misa selalu membicarakan tentang kasih, tolong menolong atau lebih banyak kepada pemberitaan moral? saya masih beruntung bangun pagi atau malamnya masih membaca alkitab sehingga saya lebih puas.

[Dari Katolisitas: pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
12
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x