Dari Editor

Berikut ini adalah kesaksian Maria Natalia Brownell (Lia), seorang Katolik yang pernah meninggalkan Gereja Katolik selama 6 tahun, sebelum akhirnya ‘kembali pulang’ ke pangkuan Gereja Katolik. Kesaksiannya sungguh sangat menggugah hati, sebab mungkin banyak dari kita yang mengalami pengalaman serupa. Perjalanan hidupnya membuktikan bahwa jika kita mencari Tuhan dengan segenap hati, maka Dia akan memberi DiriNya ditemukan (Yer 29:13-14). Dan dengan indahnya, Lia kembali menemukan kepenuhan kebenaran Tuhan di dalam Gereja Katolik.

Semoga kesaksian hidupnya ini dapat memperkuat iman kita semua ….
Apakah anda mempunyai kesaksian perjalanan iman anda kembali ke Gereja Katolik? Kirimkanlah kepada kami di: katolisitas [at] gmail.com
(Catatan: Katolisitas.org berhak untuk menampilkan, tidak menampilkan, maupun mengedit semua artikel yang masuk ke meja redaksi).

lia Sekilas mengenai saya

Nama saya adalah Maria Natalia Brownell (nama saya sebelum menikah: Maria Natalia Budiman). Saya lahir dan dibesarkan dalam keluarga Katolik. Sedari kecil, saya sudah tertarik untuk aktif di gereja Katolik. Saya sering ikut koor gereja, menjadi pengantar, dan cukup aktif di kegiatan Mudika. Walaupun demikian, kegiatan yang saya ikuti jarang yang bersifat pendalaman iman. Di sekolah Katolik, memang saya mendapat pelajaran agama Katolik, tetapi sifatnya sangat mendasar. Misalnya, saya tidak pernah diajar untuk membaca dan mengerti alkitab, saya kurang mengerti akan pentingnya doa dan devosi terhadap bunda Maria dan santo/santa, banyak hal di perayaan Misa kudus yang bagi saya adalah ritualitas biasa (tanpa mengerti akan artinya). Kurangnya pengertian saya terhadap iman Katolik membuat saya pergi ke gereja Katolik hanya karena ‘memang begitulah seharusnya’, bukan karena didasarkan atas motivasi hati dan keinginan saya untuk lebih dekat dengan Tuhan.

Waktu saya di SMA, saya bertanya-tanya terhadap diri saya sendiri. Sepertinya semua orang itu melalui pola hidup yang sama: sekolah, bekerja, menikah, berkeluarga, pensiun, lalu meninggal. Sepertinya sangat monoton dan membosankan. Saya lalu bertanya, apakah ada arti kehidupan yang lebih dalam daripada hanya mengikuti pola yang monoton begitu saja? Kenapa Tuhan menghendaki saya untuk hidup di dunia ini? Saya berharap suatu saat saya dapat menjawab pertanyaan ini…

Kegiatan saya sewaktu di SMA sangat banyak, terutama di kelas III karena persiapan untuk masuk Universitas. Waktu itu, saya ingin sekali bersekolah di luar negeri. Walaupun mulanya berat bagi orang tua saya mengijinkan anak perempuan satu-satunya untuk pergi ke luar negeri pada umur 17 tahun, mereka akhirnya mengijinkan saya pergi juga. Waktu itu $1 masih seharga Rp 2000, tidak semahal sekarang. Walaupun mereka hanya bisa menjanjikan untuk menyekolahkan saya selama 2 tahun pertama, saya tetap nekat untuk pergi. Saya memutuskan untuk mengambil bidang Tehnik Kimia di Oregon State University, Amerika. Satu tahun kemudian, saya pindah ke University of Wisconsin, Madison, Wisconsin.

Kehidupan saya di Amerika

Di Madison, Universitasnya besar sekali, dan jauh lebih sulit daripada di Oregon. Untungnya banyak anak Indonesia yang bersekolah di sana. Saya mencoba untuk lebih ikut aktif di kegiatan Mudika. Alasan utamanya adalah karena ingin mendalami iman saya lebih lanjut. Jauh dari keluarga membuat saya lebih terpanggil untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Di Mudika, saya mengusulkan untuk belajar Alkitab, tetapi anak-anak Mudika semuanya protes. Mereka mengatakan bahwa mereka sudah capai belajar selama seminggu, dan mereka hanya mau berkumpul untuk bersosialisasi saja. Belajar Alkitab sifatnya terlalu serius. Walaupun tidak setuju, saya diam saja dan tidak memaksakan kehendak saya. Saya merasa seperti minoritas di kelompok Mudika itu, walaupun kita pergi ke gereja yang sama.

Persaan seperti minoritas ini membuat saya mencari tahu kelompok anak Indonesia yang lain: ICF / Indonesian Christian Fellowship (Persekutuan Kristen Indonesia). Ini adalah kelompok mahasiswa Protestan. Waktu saya datang pertama kali, saya disambut dengan hangat. Pertemuannya dibuka dengan menyanyi pujian, kesaksian iman, dan presentasi dari speaker mengenai Alkitab. Saya sangat menikmati pertemuan ICF ini. Saya merasakan persahabatan dalam iman yang begitu kuat dan murni. Walaupun saya anak baru, saya sudah merasa seperti bagian dari keluarga besar ICF. Saya tidak pernah merasa bersalah mengikuti kegiatan ICF, karena bagi saya yang penting adalah saya menjadi lebih dekat dengan Tuhan. Walaupun ICF adalah kelompok Protestan, saat itu saya merasa kita mempunyai Tuhan yang sama, dan iman Kristiani yang sama.

Membaca dan merenungkan firman Tuhan menjadi sumber kekuatan saya, yang menemani saya dalam kesendirian. Saya seperti menemukan air kehidupan baru yang menyegarkan kehidupan saya. Tidak pernah sebelumnya saya merasakan firman Tuhan begitu hidup dan mengena. Seperti orang sedang jatuh cinta, saya merasa jatuh cinta kepada Tuhan untuk pertama kalinya dalam hidup saya. Sedikit demi sedikit saya mulai bisa menjawab pertanyaan saya waktu di SMA dulu, bahwa tujuan hidup saya adalah hidup bersama dengan Tuhan di Surga nantinya. Kehidupan saya di dunia ini adalah masa persiapan saya untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Ajaran Protestan sangat menitik beratkan pada ‘lahir baru’ dan ‘keselamatan di Surga’. Saya yakin bahwa saat itu apabila saya meninggal, saya akan langsung masuk ke Surga.

Keterlibatan saya dalam kelompok ICF berkembang dari sekedar hadir di pertemuan menjadi anggota kursus kepemimpinan Kristen, pemimpin group ‘bible study’ (pendalaman Alkitab), ‘elder’ (pemimpin) bagian evangelisasi, koordinator beberapa perayaan kampus, ikut serta dalam kelompok missionaris ke Guadalajara (Mexico) dan aktif terlibat dalam konferensi kelompok-kelompok ICF di Amerika.

Saya menjadi Protestan

Saat itu, saya sangat yakin bahwa yang terpenting adalah hubungan langsung saya dengan Bapa, Kristus dan Roh Kudus. Hal ini membuat saya semakin yakin, saat itu, bahwa banyak tradisi di Gereja Katolik yang sebenarnya ‘tidak perlu’; seperti penghormatan kepada Bunda Maria, santo/santa, otoritas Paus sebagai pemimpin gereja, pengakuan dosa terhadap pastor, tradisi dan simbol-simbol di gereja dll. Di samping itu, orang-orang Protestan juga saya nilai lebih serius terhadap iman Kristiani daripada orang-orang Katolik. Saya juga sangat tersentuh dengan Kebaktian di gereja Protestan; dengan lagu-lagu yang indah, dan pendalaman Alkitab yang sangat mengena. Saat itu saya merasa gereja Protestan begitu ‘hidup’ dengan musik, doa, dan firman Tuhan; dan saya melihat Gereja Katolik begitu penuh ritual, sulit dimengerti dan tidak bisa menjamah hati saya. Tanpa saya sadari, sedikit demi sedikit saya semakin meninggalkan Gereja Katolik. Mulai dari hanya sekedar sesekali datang ke gereja Protestan (inter-denominasi), menjadi anggota tetap gereja Protestan. Saya begitu terlibat di kelompok Protestan ini, sampai ingin menjadi seorang misionaris. Saya begitu mencintai Tuhan dan menginginkan banyak orang mengenal dan mencintai Tuhan seperti yang saya alami.

Orang tua dan keluarga saya sangat menyesali keputusan yang saya ambil untuk pindah ke gereja Protestan. Mereka mencoba untuk mempengaruhi saya, tetapi selalu berakhir dengan perdebatan dan sakit hati. Ayah saya berkomentar “Lia, kamu sudah diajar di Gereja Katolik yang dimulai oleh Kristus, dan diteruskan oleh Petrus, rasul Kristus yang langsung diajar oleh Kristus sendiri, kenapa kamu masih pergi ke gereja lain?” Saya langsung menjawab dengan bersemangat, “Tetapi gereja Protestan bisa membuat saya lebih dekat dengan Tuhan, saya lebih mengerti akan Alkitab…..”. Perdebatan ini biasanya diakhiri oleh saya mengutip ayat Alkitab, dan orangtua saya tidak bisa menjawab lebih lanjut. Saya ingat bahwa hal ini membuat mereka sangat sedih dan menyesal. Akhirnya, orangtua saya hanya bisa berdoa agar suatu hari saya bisa kembali ke gereja Katolik.

Tanpa terasa, sudah hampir 5 tahun lamanya saya menjadi anggota gereja Protestan. Selama studi saya di universitas, saya pernah kerja magang di Detroit (Michigan), dan mengambil Summer school di Houston (Texas). Di tempat yang berbeda ini, saya juga pindah ke gereja Protestan yang berbeda denominasinya. Di Detroit, saya pergi ke Gereja Baptis, di Houston saya pergi ke Gereja Pantekosta. Di tahun 1997, saya ditawarkan untuk bekerja di South Carolina. Saya pun pindah ke Gereja ‘Southern Baptist’. Saya tidak tahu bagaimana caranya memilih suatu denominasi tertentu. Waktu saya tanya ke penasehat gereja saya yang dulu, dia hanya bisa menjawab, “Cari gereja yang cocok di hatimu dan bisa membuat kamu merasa senang”.

Perjalanan pulang ke Roma

Di tahun 1996, Tuhan mempertemukan saya dengan calon suami saya: Kyle Brownell. Dia adalah seorang Amerika, dan seorang Katolik. Hampir semua teman Protestan saya tidak setuju akan hubungan saya dengan Kyle. Mereka mengganggap bahwa orang Katolik itu bukan ‘orang percaya’, sehingga harus diinjili. Saat itu saya pikir bahwa saya akan dipakai Tuhan untuk mengubahnya menjadi seorang Protestan, terutama karena dia (seperti banyak orang Katolik yang saya kenal) tidak begitu mengerti akan iman Katoliknya. Saya sangat yakin bahwa dalam waktu beberapa tahun, Kyle akan menjadi Protestan seperti saya. Tidak pernah saya bayangkan, bahwa ternyata saya keliru. Tuhan mempunyai rencana yang lain bagi kehidupan iman saya.

Tinggal di South Carolina dengan lingkungan yang baru, jauh dari teman-teman ICF-Madison membuat saya merenung…. Untuk pertama kalinya saya bertanya-tanya di dalam hati, kenapa setiap saya pindah tempat, saya harus mencari gereja Protestan yang baru? Sebenarnya gereja Protestan mana yang lebih benar? Di Amerika sendiri gereja Protestan terdiri dari sekitar 20,000 denominasi. Semuanya menganggap denominasi-nya adalah yang benar, yang diinspirasikan langsung dari Roh Kudus. Kalau benar semuanya dari Roh Kudus, dan hanya ada satu Roh Kudus, kenapa ada 20,000 denominasi yang berbeda? Apakah cara orang memilih denominasi hanya didasarkan akan ‘feeling good’ (perasaan cocok/senang) saja? Apakah ada arti yang lebih mendalam daripada hanya sekedar ‘feeling good’? Saya bertekat bahwa saya harus memutuskan untuk yang terakhir kalinya, gereja mana yang saya pilih. Kali ini saya harus benar-benar mengerti mengapa saya memilih gereja tersebut, dan bukan hanya sekedar ‘feeling good’ belaka.

Hal lain yang membuat saya bertanya-tanya akan pengertian iman Protestan, adalah bahwa setelah seseorang “menerima Tuhan Yesus di dalam hati”, seseorang langsung dijamin masuk surga. Walaupun dia melakukan dosa apapun selanjutnya, kekudusan Kristus akan menyelimuti hati orang tersebut. Dengan kata lain, seseorang akan tetap langsung masuk ke Surga kalau dia meninggal, walaupun dia tercemar akan dosa dan hidup dalam kegelapan, karena Kristus akan menyelimutinya dengan kekudusanNya. Kalau memang begitu, saya berpikir, apa alasan kita untuk menjadi lebih baik, menyucikan diri dan menjadi kudus? Di Alkitab jelas ditulis bahwa hanya orang kudus yang bisa masuk surga (2 Pet 3:11-14, Why 21:27, Ibr 12:14), bukan orang yang ‘diselimuti’ oleh kekudusan Kristus. Rasul Yakobus menulis secara jelas bahwa “Iman tanpa perbuatan adalah mati” (Yak 2:17, 26). Kalau begitu tidak cukup bahwa kita hanya mempunyai iman saja, tanpa disertai perbuatan. Perbuatan harus mengikuti iman, harus ada buah-buah iman yang terlihat lebih dari sekedar janji atau perkataan saja. Waktu saya tanyakan hal ini kepada pendeta/penasihat Protestan, mereka mengatakan bahwa apabila seorang yang ‘lahir baru’ tidak menunjukkan perbuatan pertobatan, artinya dia tidak benar-benar diselamatkan. Tetapi, bagaimana gereja Protestan bisa dengan yakin mengatakan bahwa seseorang selamat atau tidak hanya berdasarkan pada pertanyaan, “Apakah kamu menerima Tuhan Yesus di dalam hatimu?” Bukankah keyakinan ini hanya berdasarkan iman saja? Saya melihat adanya pandangan yang tidak konsisten dari pernyataan iman Protestan ini.

Gereja Protestan tidak memberikan penghormatan khusus kepada Bunda Maria. Maria hanya sekedar diakui sebagai bunda Yesus. Menghormati Bunda Maria dianggap sebagai pemujaan berhala. Apalagi pernyataan “Bunda Maria dikandung tanpa dosa”. Ini dianggap sebagai pernyataan salah, karena di Alkitab ditulis semua orang jatuh ke dalam dosa (Rom 3:23). Ajaran Protestan akan Bunda Maria ini membuat saya bertanya-tanya. Bagaimana gereja Protestan menanggapi penampakan Bunda Maria yang terbukti terjadi di beberapa tempat di dunia, tentang banyak mukjijat yang terjadi sehubungan dengan penampakkan tersebut, dan dampak penampakan itu terhadap pertobatan jutaan orang yang kembali kepada Tuhan? Lalu bagaimana gereja Protestan mengartikan santo/santa yang telah meninggal ratusan tahun yang lalu, dan tubuhnya tetap utuh tidak berubah?

Gereja Protestan juga mengartikan bahwa roti dan anggur yang diterima waktu di kebaktian, adalah simbol belaka untuk mengenang Kristus, tanpa ada arti yang lebih lanjut. Hal inipun membuat saya bertanya, bagaimana gereja Protestan mengartikan ayat Alkitab “Barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui Tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya” (1 Kor 11:29). Juga dalam kitab Rasul Yohanes setelah mereka mendengar Yesus mengajarkan hal Roti Hidup, banyak yang pergi meninggalkan-Nya (lih. Yoh 6:66), justru karena kesungguhan Yesus tentang hal ini. Apabila benar bahwa roti dan anggur hanya simbol biasa, mengapa menimbulkan akibat sampai sedemikian? Lalu bagaimana dengan banyak mukjijat yang terjadi sehubungan dengan ‘hosti’ kudus, yang buktinya masih dapat ditemukan saat ini? Sepertinya, saya berpikir, ada arti yang lebih daripada hanya sekedar simbol roti-anggur belaka.

Semua pertanyaan ini membuat saya mulai ragu akan ‘KEUTUHAN’ iman Kristiani yang dipercayai oleh gereja Protestan. Hal ini membuat hati saya tidak damai. Sepertinya ada perdebatan di dalam hati saya, karena jawaban yang saya terima tidak memuaskan. Entah bagaimana, saya ingin berdoa dan menyembah Kristus dalam kedamaian. Saya tidak perduli lagi akan musik yang meriah, atau kotbah yang bersemangat. Yang saya butuhkan adalah kedamaian dan kebenaran yang utuh. Saya ingin merenungi kehidupan Kristus secara keseluruhan, termasuk kerendahan hati-Nya waktu membasuh kaki para murid-Nya dan sengsara-Nya di kayu salib. Di gereja Protestan, tidak ada upacara Kamis Putih atau Jumat Agung, mereka hanya merayakan Paskah.

Di manapun saya berada, saya ingin pergi ke rumah Tuhan yang sama, yang percaya akan iman yang sama. Saya rindu akan gereja yang bisa menjawab pertanyaan saya di atas bukan dengan perdebatan, tetapi dengan pengertian yang utuh dan tidak mempertentangkan ayat yang satu dengan ayat yang lain. “Tuhan, mohon tunjukkan, saya harus ke gereja yang mana? Saya ingin ke gereja yang Engkau dirikan…”

Gereja Katolik mempunyai jawaban

Suatu hari, hal yang luar biasa terjadi dalam hidup saya. Sepertinya ada suara yang begitu lembut dalam hati saya memanggil saya untuk berdoa di Misa Gereja Katolik. Hal ini sangat aneh sekali bagi saya, karena saat itu sudah sekitar 6 tahun saya meninggalkan Gereja Katolik. Ikut dalam perayaan Ekaristi kudus yang pertama kali setelah sekian lama memberikan kesan yang lain dalam hati saya. Fokus dari Misa adalah Kristus, Anak Domba Allah. Saat inilah saya akhirnya dapat berdoa dengan damai dan menyatukan hati dengan pengorbanan Kristus. Di atas semua itu, …..bukan musik yang meriah, kotbah yang mengesankan, atau perasaan saya yang terpenting, tetapi kehadiran Yesus sendiri yang saya rindukan. Saya tidak dapat menjelaskan, tetapi saat itu untuk pertama kalinya saya merasa sangat rindu untuk menerima Tubuh Kristus di dalam Komuni kudus, sesuatu perasaan kehilangan yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Suara yang lembut itu sepertinya memanggil saya untuk tidak meninggalkan Gereja Katolik. Sepertinya tidak adil, saya pikir, kalau saya memutuskan untuk meninggalkan Gereja Katolik tanpa benar-benar mengerti ajaran Gereja Katolik yang sebenarnya. Saya bertekat untuk mempelajari iman Katolik dengan lebih dalam, sesuatu yang belum pernah saya lakukan sebelumnya.

Tuhan mempertemukan saya dengan pasangan suami-istri yang juga sedang ingin mendalami iman Katolik seperti saya. Mereka mengajak saya untuk belajar bersama dari buku-buku “Dr. Scott Hahn”, seorang teolog Protestan ternama yang akhirnya menjadi Katolik. Dengan pengetahuan Alkitab yang sangat mendalam, Dr. Scott Hahn benar-benar menjawab pertanyaan saya dengan begitu jelas dan masuk akal. Selain Dr. Scott Hahn, kami juga belajar dari Katekismus Gereja Katolik, yang mengajarkan doktrin Gereja Katolik secara utuh dan sistimatis. Baru pernah saya melihat buku doktrin gereja yang setebal itu. Di gereja Protestan, mereka hanya belajar dari Alkitab saja, atau kalau ada buku doktrin, tidak pernah ada yang setebal buku doktrin Gereja Katolik.

Dari pendalaman iman ini, saya belajar bahwa banyak sekali kesalah-pahaman tentang Gereja Katolik, yang tidak benar. Seperti contoh, Gereja Katolik banyak dipengaruhi oleh ritualitas manusia, yang tidak didasari Alkitab. Pengertian ini sangat salah sekali, sebab ternyata ajaran Gereja Katolik sangat Alkitabiah! Tetapi, karena ayat Alkitab mudah sekali untuk diinterpretasikan dari banyak sisi, Gereja Katolik juga percaya akan Tradisi Suci yang membantu menginterpretasikan ayat Alkitab dengan benar. Tradisi ini diturunkan dari Kristus kepada para rasul, Paus, uskup, dari generasi ke generasi. Hal inilah yang membuat Gereja Katolik tetap satu selama 2000 tahun lebih. Hal ini sangat masuk akal bagi saya, karena Kristus berkata kepada Petrus “Di atas batu karang ini saya akan dirikan GerejaKu”, dan “Dia akan selalu beserta kita/GerejaNya sampai akhir” (Mat 16:18). Sebelum sengsaraNya, Kristus berdoa agar pengikutNya selalu bersatu. Karenanya, penting sekali bagi kita untuk mengakui otoritas dari Paus, sebagai pemimpin Gereja, dan mengikuti otoritas doktrin Gereja Katolik yang membahas iman Kristiani secara utuh, langsung diturunkan dari Kristus sendiri.

Saya sangat terkagum waktu mengetahui bahwa ajaran Katolik tidak hanya berdasarkan Alkitab, dan juga sangat utuh mengupas penyempurnaan dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru. Contohnya adalah Misa Kudus sendiri. Pembagian Misa Kudus dari Liturgi Sabda and Liturgi Ekaristi berakar dari tradisi “pemecahan roti” yang dilakukan oleh rasul Kristus di Perjanjian Baru. Mereka berkumpul dan membahas ajaran Kristus dan ‘memecahkan roti’. Kristus juga mengatakan bahwa “Inilah TubuhKu, dan inilah DarahKu. Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Daku”. Dia tidak mengatakan “Inilah simbol TubuhKu, dan inilah simbol DarahKu”. Secara khusus, Kristus menginginkan kita untuk mengenangNya dengan melakukan perayaan Ekaristi. Suatu mukjijat terjadi saat itu, dimana roti dan anggur berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Ini menjawab pertanyaan saya mengenai arti roti dan anggur yang lebih dari hanya sekedar simbol. “Kristus sebagai Anak Domba Allah”, adalah pemenuhan tradisi umat Yahudi di Perjanjian Lama, di mana anak domba dikorbankan untuk menjadi persembahan pengampunan dosa kepada Tuhan. Kristus adalah pemenuhan janji keselamatan Allah, korban yang paling sempurna, yang menyelamatkan manusia dari dosa.

Pertanyaan saya tentang Bunda Mariapun terjawab. Bunda Maria menempati tempat khusus di dalam rencana Keselamatan Allah. Di kitab Kejadian, setelah manusia pertama jatuh dalam dosa, Bunda Maria sudah dinubuatkan, ‘benih dari perempuan ini akan menjadi penyelamat dunia, dan bahwa iblis akan bertekuk lutut di kakinya” (Kej 3:15). Dan di akhir dunia, seperti disebutkan di kitab Wahyu, Bunda Maria dimahkotai di surga (Why 12: 1) yang melahirkan Sang Penyelamat. Melihat keutamaan Bunda Maria dalam rencana keselamatan Allah, membuat saya yakin bahwa dia adalah seorang kudus yang harus kita hormati, seperti Kristus sendiri menghormatinya. Waktu Bunda Maria menampakkan diri kepada santa Bernadette, dia berkata “Akulah perawan yang dikandung tanpa noda”, meyakinkan saya bahwa dia sungguh tidak berdosa. Seperti Malaikat Gabriel mengatakan “Salam Maria, penuh rahmat” (Luk 1:28), mengandung makna bahwa rahmat Tuhan sendirilah yang membuatnya tanpa dosa. Apabila Tuhan dapat membuat Anak-Nya lahir dari kandungan Bunda Maria, bukankah wajar kalau Diapun dapat membuat Kristus lahir di kandungan Bunda yang suci tanpa dosa?

Pertanyaan saya tentang keselamatan pun terjawab dalam pengajaran Gereja Katolik. Gereja Katolik percaya bahwa Kristus adalah Penyelamat manusia dari dosa. Dengan percaya kepadaNya kita menerima janji keselamatan di Surga. Tetapi, keselamatan ini dapat hilang, apabila iman kita tidak diikuti perbuatan (Yak 2:17,26). Tuhan ingin kita menjadi kudus, karena tanpa kekudusan kita tidak bisa masuk ke Surga (Ibr 12:14). Kekudusan ini harus dinyatakan dengan pemurnian iman dalam perbuatan kita sehari-hari, untuk lebih mencintai dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Hal ini kita lihat dari para rasul dan orang kudus yang meninggal dengan mengorbankan diri untuk Tuhan. Iman mereka bukan hanya berdasarkan perkataan saja, tetapi oleh pergorbanan yang dilakukan karena kasih kepada Kristus, mengikuti teladan Kristus yang rela mati di kayu salib untuk kita. Hal ini meyakinkan saya bahwa tidak cukup kita hanya “menerima Kristus di hati kita”, tetapi kita juga harus mengikuti contoh Kristus dan mencintaiNya sedemikian rupa dalam pengorbanan hidup kita sehari-hari. Karena itulah Kristus mengajarkan, “Bukan mereka yang memanggil Tuhan, Tuhan, yang akan diselamatkan, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa di surga” (Mat 7:21). Ajaran Gereja Katolik tentang keselamatan inilah adalah jawaban terakhir yang saya perlukan untuk kembali ke Gereja Katolik…

Saya merasa sungguh bahagia sekali, sekarang saya sudah ‘pulang’ ke rumah Tuhan di Gereja Katolik. Harus saya akui, perjalanan pulang saya ke Gereja Katolik tidak lepas dari dukungan doa dari kedua orang tua saya. Mereka dengan setia mendoakan saya setiap hari, dengan tangis dan air mata; agar saya dapat kembali pulang ke Gereja Katolik. Dan Tuhan berkenan mengabulkannya. Dia telah memberikan rahmat-Nya dengan mendorong saya untuk merindukan Gereja-Nya kembali. Ya, saya sudah kembali ‘pulang’, dan akan tetap tinggal di Gereja Katolik, sampai kapanpun. Ke manapun, saya tidak perlu bingung pergi ke gereja yang mana, karena di manapun Gereja Katolik tetap sama. Saya yakin bahwa Gereja Katolik ini bukan didirikan oleh orang biasa, tetapi oleh Kristus sendiri. Kristus berjanji bahwa “GerejaNya akan utuh sampai akhir”, dan ini telah terbukti di dalam Gereja Katolik yang bertahan dari 2000 tahun yang lalu sampai sekarang. Deep inside my heart, I leapt for joy for I could finally say, “Here, I am, Lord. I am HOME……”

117 COMMENTS

  1. Trimakasih, kesaksian perjalanan iman yg luar biasa, saya pun mengalami hal yg sama. Akhirnya kembali ke Gereja Khatholik dengan keyakinan yang mantap.

  2. Kesaksian yang sangat menarik dan menggugah hati saya serta mengguatkan iman saya, yg sebelumnya sempat goyah akibat merasakan hal yang sama dengan Maria Natalia yaitu keritualan gereja katolik. Sekarang sudah terbuka mata hati saya. Terima Kasih Allah Tuhan yang telah menunjukkan saya jalan kebenaran dengan melalui kesaksian ini dan website ini..

  3. Terimakasih Tuhan . . karena hanya Engkaulah Sang Penunjuk Jalan bagi kami anak-anakMu . . jangan elakkan wajahMu dari hidup kami Tuhan agar kiranya kami selalu melangkah di jalanMu . . amin

  4. Allah telah menunjukkan kasih-Nya yang tiada batasnya dalam diri Putera-Nya Tuhan kita Yesus Kristus, Sang Penebus, supaya kita kembali mampu menggapai kasih-Nya yaitu hidup bersama Allah dalam kebahagiaan abadi seperti yang telah direncanakan Allah sendiri sejak awal mula. Manusia yang bertobat adalah manusia yang bersedia menyerahkan diri pada rencana dan karya Allah dalam diri Yesus Kristus Putera-Nya, dan harus melakukan sesuatu sesuai imannya. Iman itu sendiri menuntut dari kita semua suatu karya kasih yang nyata atau amal bakti, tetapi bukan dengan tujuan untuk mendapatkan imbalan rahmat kasih Allah tetapi untuk bersyukur kepada Allah karena kasih-Nya yang tiada terhingga sehingga kita umat manusia kembali memperoleh kebahagiaan bersama Allah sendiri seperti yang telah direncanakan Allah sendiri sejak sebelum segala sesuatu dijadikan…….Itulah EKARISTI kita…..Kurban Pujian dan Syukur…….. God bless us all…!!!

  5. semoga banyak orang yang selama ini salah menilai gereja katolik bisa membaca kisah ini dan merasa malu.

    [Dari Katolisitas: Kisah kesaksian ini dimuat di sini bukan untuk membuat siapapun menjadi malu. Kisah ini adalah kisah perjalanan iman, yang semoga dapat berguna terutama buat umat Katolik sendiri, khususnya mereka yang juga mempunyai pengalaman seperti pergumulan Maria Natalia (Lia) ini, sebelum ia kembali pulang ke pangkuan Gereja Katolik]

  6. Setelah membaca, well, selamat buat sis Maria, kalo emang ‘feeling good’ tapi belum tentu itu mutlak benar..

    [Dari Katolisitas: Ya, sebagaimana dikatakan oleh Maria Natalia, bahwa menjadi anggota Gereja tertentu sesungguhnya tidak ditentukan oleh perasaan ‘feeling good‘ semata, tetapi oleh kebenaran akan Gereja manakah yang didirikan oleh Kristus sendiri]

    ayat2 pendukungnya semua masih bias-interpretasi terutama yang diambil dari injil Paulus, perlu diingat Rasul Paulus berbicara itu sesuai konteks pada masa itu dan keadaan kota di mana surat ia alamatkan, so hal-hal seperti ‘kejarlah kekudusan’dsb harus dibaca secara utuh..

    [Dari Katolisitas: Ya, Kitab Suci harus dibaca secara utuh. Interpretasi Kitab Suci tidak akan bias jika yang dijadikan pegangan adalah ajaran para Rasul sebagaimana diajarkan oleh Gereja sejak abad awal, dan bukan atas dasar pemahaman pribadi]

    bahkan di Ibrani itu Paulus juga mengatakan bahwa wanita yang tak bertudung saat beribadah itu seperti suatu penghinaan, ini semakin mempererat bahwa Paulus menulis sesuai keadaan pada masa itu..

    [Dari Katolisitas: Tentang tutup/ tudung kepala wanita memang adalah ajaran dalam konteks pada masa itu, namun ajaran lainnya dari Paulus tidak untuk disejajarkan dengan ajaran tentang tutup kepala wanita. Silakan membaca kembali kesaksian di atas, sebab ayat-ayat yang menjadi acuan bagi Maria Natalia tidak saja diambil dari surat-surat Rasul Paulus. Ada banyak ayat dalam Kitab Suci yang telah mengarahkannya untuk kembali ke pangkuan Gereja Katolik, dan pengalamannya akan penghayatan akan makna ayat-ayat itulah yang dibagikannya kepada Katolisitas.]

    yang bisa kita teladani dari injil Paulus adalah rasa cintanya yang besar pada Tuhan, bukan pada ritual dan orang2 suci..so, happy staying untuk sis Maria, ingat jangan hilang fokus, keep Jesus as the center ;)

    [Dari Katolisitas: Bagi kami umat Katolik, penghormatan kepada orang kudus tidak mengurangi sedikitpun kasih kami kepada Tuhan. Sebab kami menghormati orang kudus itu karena kami mensyukuri teladan iman dan kasih mereka, dan kami menghormati Tuhan yang telah berkarya secara luar biasa di dalam hidup mereka. Ya, sampai sekarang ini Maria Natalia tetap memusatkan perhatiannya kepada Kristus dalam menjalani kehidupannya sehari-hari sebagai ibu dari lima orang anak. Ia terlibat aktif dalam memajukan sebuah sekolah Katolik, St. Adalbert, tempat di mana ia menyekolahkan anak-anaknya. Artikel yang baru ditulisnya dapat dibaca di sini, silakan klik. Terima kasih atas saran Anda. Namun dari tulisannya itu, kita dapat mengetahui bahwa Lia juga terus berjuang untuk mewujudkan saran Anda yaitu: “to keep Jesus at the center of her life.”]

  7. Terimakasih atas website ini, yang membuat pengetahuan kekatolikan saya semakin bertambah.

  8. Syalom Pak Stef/Ibu Inggrid & Pengasuh
    Terimaksih atas saran yang diberikan. Sungguh membangun iman saya. Teruslah berkarya, semoga situs ini menjadi sarana Roh Kudus dalam menerangi dan menggarami dunia.
    Amien.

  9. Syalom, Ibu Inggrid/Pak Steff
    Mohon bantuan saran bagi saya untuk mengajak seseorang (pasangan hidup) mengimani Kristus dalam Gereja Katolik yang Kudus. karena saya ingin iastri saya yang protestas kembali ke pangkuan Katolik tanpa menyinggung perasaan nya. Namun dengan penuh iman selalu saya doakan (setelah menerima komuni)supaya suatu saat nanti istri saya bisa menerima Sakaramen Maha Kudus. Apakah tindakan tersebut dibenarkan?
    Terimakasih atas perhatian nya. Tuhan Memberkati.

    • Shalom Albert,
      Pertama- tama, harus diterima terlebih dahulu, bahwa hal mengajak pasangan hidup untuk kembali ke pangkuan Gereja Katolik memang bukanlah sesuatu yang dapat diusahakan dengan mengandalkan kekuatan sendiri. Sebab hal mengubah hati, itu adalah urusan Tuhan. Memang Anda sebagai pasangan hidupnya memainkan peranan yang cukup penting, namun pada akhirnya keputusan ada di tangan pasangan Anda sendiri.
      Apa yang menjadi kerinduan Anda, sesungguhnya tidaklah keliru, sebab memang kesatuan perkawinan akan semakin diperkokoh, jika pasangan suami istri mempunyai satu iman. Ke-seiman-an ini akan memudahkan pasangan untuk mendidik anak-anak dan menanamkan prinsip ajaran iman kepada anak-anak. Silakan Anda membaca beberapa kesaksian di situs ini, tentang kembali ke pangkuan Gereja Katolik, seperti pernah disharingkan oleh Maria Natalia Brownell di artikel di atas, silakan klik, maupun oleh Rachel, silakan klik, siapa tahu dapat memberikan inspirasi.
      Selain mendoakannya dalam perayaan Ekaristi, cara yang juga sangat baik mungkin adalah dengan lebih mengasihi istri Anda. Silakan bertumbuh dalam kasih, perhatian, dan pengorbanan, agar istri Anda dapat merasakan dan mengalami kasih Tuhan melalui Anda. Inilah sesungguhnya makna sakramen Perkawinan dalam Gereja Katolik. Semoga dengan mengalami kasih Tuhan yang tanpa syarat itu melalui Anda, maka ia dapat semakin terpanggil untuk turut juga mengenal dan menghidupi ajaran iman Katolik, sebagaimana yang Anda lakukan.
      Silakan membaca bersama artikel-artikel di situs ini tentang Perkawinan:
      Indah dan Dalamnya Makna Sakraman Perkawinan Katolik
      Perkawinan Katolik vs Perkawinan Dunia
      Dengarlah Seruan Familiaris Consortio
      Kemurnian dalam Perkawinan
      dan artikel-artikel lainnya di rubrik artikel tentang keluarga dan perkawinan di situs ini. Semoga berguna bagi Anda berdua.
      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,Ingrid Listiati- katolisitas.org

  10. Q bangga punya TUHAN YESUS KRISTUS dan agama KATOLIK dan gereja’y.. ? JESUS & KATOLIK Forever.?

  11. SATU,KUDUS,KATOLIK, DAN APOSTOLIK. Cobalah dengan rendah hati untuk memahami dan meminta bimbingan Roh Kudus agar apa yang telah disampaikan TUHAN Yesus janganlah kita kita mengartikan sekehendak hati kita dan mendirikian berbagai aliran Gereja yang nota bene tidak satu dalam setiap ibadatnya. Bingung aku????

  12. wah, saya terlambat membaca “artikel” ini
    ini yang sebenarnya yang harus diluruskan dalam pemahaman Kristen.
    Bahwa Kristen itu adalah satu, tidak dipisahkan oleh Protestan, Katolik, Karismatik, Ortodok atau yang lainnya.
    Bedanya hanya terletak pada cara pujiannya saja tetapi sesungguhnya semua aliran adalah Christian atau pengikut Yesus.
    Bukan berarti jika anda sekalian adalah Katolik , Protestan bahkan Karismatik adalah orang yang paling benar dihadapan Allah.
    Jangan menjadi Hakim untuk saudara seiman di dalam Kristus melainkan berjalanlah bersama di dalam Terang Rohani Kristus Yesus.
    Hilangkan perasaan “Saya adalah yang paling benar” atau “Saya / kami adalah orang yang paling dekat dengan Yesus”
    Dunia diibaratkan seperti jalan yang sangat lebar & panjang, bermacam-macam cara menjalaninya.
    kalau istilah saya, ibu Maria Natalia Brownell “tersesat” dijalan yang benar.
    Puji Tuhan anda tersesat di tempat yang masih memuja Yesus & perangkat di dalamnya bukan kepada Tuhan yang lain.
    Buat Ibu Maria, tidak perlu merasa bahwa anda mengalami perjalanan yang menyesatkan selama 6 tahun hingga akhirnya kembali ke jalan yang benar.
    Ambil manfaat apa yang anda dapatkan selama perjalanan rohani anda.

    Praise Jesus
    Amen
    :-)

    [dari katolisitas: Kalau anda ingin berdiskusi tentang ekklesiologi, silakan membaca artikel tentang mengapa kita memilih Gereja Katolik di sini – silakan klik dan juga dialog panjang ini – silakan klik. Apakah maksud dari komentar anda “tersesat di jalan yang benar”?]

  13. selamat buat Mrs. Lia telah menemukan kebenaran sejati, saya juga berharap doa-doa dari suadara2 seiman dalam Katolik karena saat ini saya memiliki 3 saudara yang terpanggil ke gereja protestan hanya karena merasa dilayani, terjamin, dan terbenar. namun sekarang hati mereka menjadi manusia berfikiran radikal yang merasa keyakinan selain gereja mereka akan masuk neraka. semoga kasih karunia Allah memanggil mereka kembali ke gereja Katolik. Bukan karena mujizat-mujizat instant yang mempengaruhi mereka tetapi kemurniaan iman dalam menerima mujizat tubuh dan darah kristus dalam ekaristi.

  14. Saya bangga Menjadi Katolik..diberkatilah saudara/i sekalian yang telah mewartakan kebenaran dan kebesaranNya melalui situs ini..

  15. Saya hanya ingin berbagi disini bahwa saya jg pernah mengalami apa yg dialami lia.Harus diakui bahwa umat kristen sangat baik sekali dlm menerima org baru.Sayapun merasa disambut ketika pertama kali melangkahkan kaki saya di setiap gereja kristen.Pemimpin kristen berkotbah dengan semangat sehingga umatpun mjd semangat.Tetapi sungguh disayangkan di setiap kotbah mereka ada terselip suatu’perbandingan’ seperti berupa celaan terhadap umat katolik..Saya sempat kesal mendengar hal itu tetapi saya berusaha mengambil sisi positif dr kotbah tersebut.Saya jg sempat dtg ke beberpa gereja kristen lainnya karena keingintahuan saya terhadap kristen. Ternyata diantara kristen yg satu dengan kristen yg lain byk sekali perbedaan dan banyak pula pertentangan diantara pemimpin2 kristen yg mengakibatkan permusuhan.Sungguh sangat disayangkan bahwa seorang pemimpin umat yg selalu berkotbah dengan semangat dan menyebarkan amanat Tuhan Yesus ternyata perbuatannya tdk mencerminkan apa yg diajarkan Yesus kepada umatnya untuk saling memaafkan,mengasihani dan rendah hati.Lalu saya kembali ke gereja katolik dmn saya merasa lbh damai karena kotbah yg saya dengarkan tidak terselip celaan terhadap agama lain tetapi selalu dianjurkan utk bertoleransi menghargai satu sama lain.Keyakinan bole berbeda tp saling menghormati satu sama lain adalah penting utk membina kebersamaan.
    Harusnya kita sebagai umat kristiani dengan satu Tuhan, Tuhan Yesus Kristus, dapat bersatu.Saya sangat berharap pada pemimpin umat kristen utk tidak memberikan pandangan yg salah mengenai katolik kepada umatnya tetapi lbh pada perbuatan yg mencerminkan ajaran Yesus.Karena kita umat kristiani lahir dr katolik.Kalaupun hrs berbeda setidaknya hrs menghormati satu sama lain.Seperti Tuhan Yesus yg menghendaki kita utk bersatu dalam Dia tidak berpecah2.

  16. Stef,
    Saya seorang katholik dan dari keluarga katholik, sekolah sampai universitas semuanya katholik.
    Semenjak saya bekerja keluar negri saya hampir tidak pernah ke gereja lagi dan pendalaman iman saya di katholik sangatlah kurang, tetapi saya sangat percaya Jesus dan gereja katholik.
    Karena saya bekerja diluar negri (sekarang di cambodia) dan kadang berpindah ke lokasi yg lain, saya jarang menemukan gereja katholik disini. tapi akhirnya saya menemukan gereja katholik disini, hampir setiap minggu saya ke gereja lagi dan masalahnya disini menggunakan bahasa inggris dan lokal, teatpi tidak ada text booknya. Nah, saya minta tolong untuk text book yang bahasa inggris bisa saya cari dimana ya? karena kan tradisinya sama saja hanya bahasanya saja yang berbeda.
    Thanks in advance.

    • Shalom Andrie Christian,
      Terima kasih atas pertanyaannya. Bersyukurlah bahwa anda telah menemukan Gereja Katolik di Cambodia. Kalau anda memerlukan text book dalam bahasa Inggris, maka anda dapat mencetaknya dari sini – silakan klik. Semoga dapat membantu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

    • Pak Andrie,
      Saya agak terharu membaca tulisan Anda, seperti saya selalu terharu saat pertama kali ikut misa di Gereja Katolik di daerah-daerah yang berbeda-beda di Tanah Air kita.
      Saya, setiap kali misa di daerah baru, senang sekali mengaku kepada umat yang duduk di sebelah saya, bahwa saya baru datang dari daerah ini. Dan dengan bangganya, saya memuji Gereja Katolik yang sama di manapun ia berada.
      Memang baru belakangan ini saya menyadari salah satu keistimewaan pada Gereja Katolik, yang bersifat satu di manapun ia berada.
      Jadi, saya bisa merasakan betapa senangnya Anda, yang walau berada di Cambodia sekalipun, tetap bisa menemukan Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik — Gereja yang sama persis dengan Gereja di mana Anda berasal — yang perbedaannya hanya pada bahasanya saja.
      Mau juga ah misa di luar negeri…

  17. saya sekarang protestan(gki) ingin pindah ke gereja katolik….
    pingiiinnn bangeettt…
    gimana biar ortu dpat mngerti?
    ortu saya seorang protestan.
    dimasa muda ini saya pingin banget agar gereja katolik,ortodoks,dan protestan menjadi bersatu kembali..
    aku mencintai Tuhan Yesus,Maria,nabi2 dan seluruh gerejaNya.
    aku sayang sama saudaraku sesama Nasrani(katolik,protestan n ortodoks)

    • Shalom Nasrani,

      Terima kaish atas komentarnya. Saya bersyukur bahwa anda ingin pindah ke Gereja Katolik. Untuk menjelaskan hal ini kepada orang tua yang beragama Protestan, maka pertama, bawalah hal ini di dalam doa, dan biarkan Roh Kudus bekerja dengan cara-Nya sendiri, yang mungkin tidak kita sangka-sangka. Kedua, dalam beberapa kesempatan yang tepat, berdiskusilah dengan orang tua tentang keinginan anda dan carilah tahu apa yang mendasari keberatan mereka. Anda dapat mengungkapkan alasan yang mendasari keputusan anda untuk menjadi Katolik dan menjadi tugas anda untuk benar-benar berusaha mengetahui dan mengasihi iman Katolik. Ungkapkan semuanya dengan dasar kasih. Kalau anda membutuhkan bahan untuk menjelaskan iman Katolik, maka anda dapat mengambil dari website ini, di arsip – silakan klik. Jika dipandang baik, anda dapat juga memberikan beberapa artikel dan tanya jawab di website ini kepada orang tua anda. Bacalah artikel tentang tugas-tugas kita sebagai seorang Katolik di sini – silakan klik. Dan akhirnya, orang tua anda harus dapat melihat bahwa dalam proses dan setelah anda menjadi Katolik, maka anda dapat menampakkan buah-buah Roh – terutama kasih. Dan hal ini menjadi bukti otentik dari perpindahan anda ke Gereja Katolik. Semoga jawaban singkat ini dapat membantu. Silakan mengajukan pertanyaan lagi, jika ada yang perlu ditanyakan.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  18. Saya percaya akan gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik … namun sebagai anggota gereja ini, saya mau bilang dalam kerendahan hati bahwa kehidupan saya dan keluarga seperti sampai sekarang masih terbilang jauh dari harapan Yesus. Tolong pencinta katolisitas danpara kudus mendoakan saya n keluarga. Terimakasih atas doanya.

  19. Dear Lia,

    Syalom.. Kasih Tuhan menyertai kehidupanmu dan keluarga. Saya dari protestan, bagi saya, kehidupan rohani saya tidak ditentukan oleh di gereja mana saya ada sekarang. Saya sekarang berjemaat di Gereja prostestan kharismatik, Satu hal yang tetap dapat membuat saya damai bukan masalah apakah saya seorang protestan dan bergereja di tempat dimana saya ada sekarang, TAPI adalah hati saya akan tetap mengasihi Tuhan Yesus yang sudah mau menebus saya yang hina ini, dan yang saya percaya, KETIKA seseorang berKOMITMEN untuk mengasihi DIA (karena KasihNya yang luar biasa itu) dengan SEGENAP HATI DAN JIWA DAN KEKUATAN, PASTI perbuatan orang tersebut menghasilkan buah-buah roh, setiap kelakuannya adalah mencerminkan Kasih Tuhan, Serupa dengan YESUS. Inilah Iman yang menyelamatkan.

    seseorang yang sekedar mengakui Yesus sebagai juruselamatnya, tetapi dia tidak menjaga kemenangan dan anugerah keselamatan yang diberikan-Nya.. apalah artinya itu??

    bagi saya. Gereja dan agama tidak menyelamatkan, tetapi IMAN kepada YESUS KRISTUS lah yang menyelamatkan, tetapi Roh Kudus dalam diri saya selalu mengingatkan saya, BAHWA iman bukanlah sekedar kata-kata, tapi tindakan (iman tanpa perbuatan hakikatnya adalah mati).

    Kolose 3:11 dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.
    3:12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
    3:13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.

    3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

    Doa saya bagi kita semua, kita akan tetapi satu, satu kasih dalam Kristus. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin!

    • Shalom Andre Sugi,

      Terima kasih atas komentarnya untuk kesaksian Lia. Saya akan menjawab tanggapan Andre. Saya hanya ingin menyoroti perkataan dari Andre “kehidupan rohani saya tidak ditentukan oleh di gereja mana saya ada sekarang“. Memang secara sekilas pernyataan ini ada benarnya, karena baik yang beragama Katolik atau tidak, semuanya harus berjuang dalam kekudusan. Namun, di satu sisi, mengikuti suatu agama akan mempengaruhi kita dalam berdoa dan juga bersikap, karena apa yang kita percaya di dalam hati akan dimanifestasikan keluar. Sebagai contoh: kalau gereja Andre mengajarkan bahwa perjamuan Tuhan hanyalah sekedar simbol, maka anda juga tidak percaya akan Sakramen Ekaristi yang dirayakan oleh Gereja Katolik; kalau gereja anda tidak mengajarkan pentingnya baptisan untuk keselamatan atau pentingnya Sakramen Pengampunan Dosa untuk mendapatkan pengampunan, maka secara otomatis anda juga akan menolak pengajaran tersebut. Atau kalau gereja anda mengajarkan Sola Scriptura, Sola Fide, maka anda mendasarkan semua kepercayaan anda pada dua doktrin ini. Pertanyaan lebih jauh adalah, apakah benar Kristus mengajarkan semua hal tersebut di atas atau tidak? Atau pertanyaan apakah Kristus mendirikan satu Gereja atau banyak gereja? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini akan menentukan agama apa yang harus kita anut.

      Jadi, kasih kita kepada Yesus adalah tergantung juga dari apa yang kita tahu tentang Yesus. Kita tahu bahwa kita tidak mungkin mengasihi sesuatu yang kita tidak ketahui. Kalau kita tahu bahwa Yesus mendirikan Gereja Katolik (lihat ini – silakan klik), tetapi kita tidak masuk di dalam-Nya, maka kita tidak mengasihi Yesus secara penuh. Untuk itulah, kita semua bersama-sama mempelajari dogma dan doktrin yang kita percayai. Diskusi panjang tentang ekklesiologi dapat dilihat di sini – silakan klik. Intinya adalah kalau kita mau mengasihi Kristus dengan benar-benar, maka kita harus menjalankan semua perintah-Nya (lih 1 Yoh 5:2; Mat 28:20) dan bukan hanya sebagian dari perintah-Nya. Dan perintah-Nya adalah termasuk: Gereja mana yang didirikan oleh Kristus, berapa Sakramen yang diberikan oleh Kristus, tentang konsep keselamatan, dll. Oleh karena itu, agama yang kita anut menjadi penting, karena menentukan apa yang kita percayai.

      Anda mengatakan “bagi saya. Gereja dan agama tidak menyelamatkan, tetapi IMAN kepada YESUS KRISTUS lah yang menyelamatkan, tetapi Roh Kudus dalam diri saya selalu mengingatkan saya, BAHWA iman bukanlah sekedar kata-kata, tapi tindakan (iman tanpa perbuatan hakikatnya adalah mati).” Untuk menjawab pernyataan ini, silakan membaca jawaban ini – silakan klik. Pernyataan asal beriman kepada Kristus perlu dikaji lebih jauh lagi. Apakah kita percaya kepada Kristus yang hadir (tubuh, jiwa dan ke-Allahan) dalam setiap perayaan Ekaristi, Kristus yang mendirikan satu Gereja, Kristus yang menjadi kepala dari Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik?

      Itulah jawaban yang dapat saya berikan. Mari bersama-sama, kita mengasihi Kristus dengan segenap hati, pikiran dan kekuatan kita. Kita saling mendoakan.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

    • Shalom Sdr Andre Sugi,

      salan perkenalan Andre…..
      anda mengaku berjemaat di Gereja prostestan kharismatik, dan dari bebrapa gaya bahasa yang anda gunakan saya bisa menerka dari denominasi mana anda beribadah, karena saya cukup faham dengan gaya mereka.

      saya menangkap beberapa kata dalam kalimat spt:
      KETIKA seseorang berKOMITMEN untuk mengasihi DIA (karena KasihNya yang luar biasa itu) dengan SEGENAP HATI DAN JIWA DAN KEKUATAN, PASTI perbuatan orang tersebut menghasilkan buah-buah roh, setiap kelakuannya adalah mencerminkan Kasih Tuhan, Serupa dengan YESUS. Inilah Iman yang menyelamatkan.

      saya memberikan komentar atas yang anda tuliskan, bahwa jika seseorang telah menyatakan mau berkomitment (mengikuti Yesus)… sudah layak dan sepantasnya harus dengan “SEGENAP HATI DAN JIWA DAN KEKUATANnya”…. Amin.

      kemudian anda katakan “PASTI perbuatan orang tersebut menghasilkan buah-buah roh” disini perlu dengan berhati-hati mengartikan “Menghasilkan Buah Buah Roh” sebab buah-buah Roh yang terlihat di dalam komunitas bukan jaminan bagi seseorang, seharus di tinjau dari latar belakang dan gaya hidup seseorang didalam menunjukkan/mencerminkan “KASIH KRISTUS” terutama di dalam kesederhanaan.

      sehingga yang anda katakan “setiap kelakuannya adalah mencerminkan Kasih Tuhan, Serupa dengan YESUS” hendaknya dibuktikan oleh prilaku dan dalam kehidupannya sehari-hari, sebab serupa dengan Yesus adalah ukuran yang di berikan oleh Tuhan dan bukan kita2 yang memberikan parameternya..

      selanjutnya “Inilah Iman yang menyelamatkan” mencerminkan sebuah tanda2 kesombongan rohani banyak terjadi di kalangan Karismatik.

      Mengapa saya katakan demikian…
      1. Karimatik artinya mempunyai karisma dalam beribadah (menyembah Tuhan), merupakan sebuah sarana bagi seseorang untuk menyembah pada Tuhan dan mendevosikan kepada kekuasaan Roh Kudus, sehingga bagi siapa yang beribadah di dalam komunitas ini lebih menekankan pada karunia-karunia Roh Kudus… dan inilah yang sering menimbulkan sikap kesombongan rohani yang sering tidak disadari oleh anggotanya..

      2. Pada hakekatnya Karismatik merupakan sebuah “gaya” seseorang di dalam beribadah, jika di namakan menjadi Gereja Karismati hendaknya meninjau kembali “apakah Tuhan Yesus mendirikan Gereja Karismatik”.
      Saya tidak menentang Gaya Karismati, bahkan iman Katolik saya awalnya di bangun di Persekutuan Doa Karismatik Katolik makin disempurnakan (dalam arti mendapat kepenuhan rohani) dalam tiap Misa Ekaristi.

      Di Gereja Katolik juga ada Karismatiknya lho.. yang disebut PDKK (Persekutuan Doa Karimatik Katolik), secara berkala mengajarkan tentang pemahaman Iman Kekristenan.

      3. anda katakan “Inilah Iman yang menyelamatkan” coba anda cari tahu beberapa hal sbb:
      Apakah arti “kekudusan” dan “Hidup di dalam Kekudusan” bagi seseorang dan bagi Tuhan (menurut keinginan Tuhan)
      Apakah seseorang jika telah di Baptis pasti peroleh keselamatan (simplenya pasti naik ke sorga).
      Coba dengan Iman yang menyelamatkan (menurut anda) dan hanya “Percaya” untuk memahami “Makna” Ekaristi (Gereja Katolik) dan Perjamuan Kudus di Gereja anda. (temukan perbedaab spiritualya)

      Dari pencarian ke 3 hal anda akan peroleh arti sebuah keselamatan datangnya dari mana.. keselamatan akan di peroleh dari hidup kudus yaitu, “Kekudusan seperti yang Tuhan kehendaki” dan gereja mana yang menjanjikan kehidupan kekal bagi pengikut-pengikut-Nya..

      Saya menghargai kepatuhan anda sebagai pengikut Yesus, coba anda yang dari Karismatik, berdoalah sesuai dengan gaya yang di ajarkan kepada anda. boleh denag doa-doapribadi.. berbahasa Roh.. atau bawa pada menara doa… dan tanyakan kepada Tuhan “kehidupan rohani saya tidak ditentukan oleh di gereja mana saya ada sekarang” apakah merupakan kehendak-Nya.. ?

      saya hanya mohon anda menambahkan “permenungan sejenak” setelah setiap kali selesai berdoa dan dengan rendah hati meminta (memohon) dan menangkap apa yang Tuhan katakan pada anda dan bukan mencari konfimasi hasil doa dengan teman sesama.. jika doa anda belom terjawab boleh anda lakukan berkali-kali hingga Tuhan memberikan jawaban-Nya.

      Mudah2an sedikit pengalaman saya membantu anda “Lebih menenal Yesus”.. “Lebih Mencintai Yesus” dan akhirnya “Lebih dekat dengan Tuhan Yesus sendiri secara pribadi”

      Salam sejahtera.
      Felix Sugiharto

    • Kalau kita bicara mencintai Tuhan Yesus tetapi tidak mencintai karyaNya, apakah kita mencintai Dia dengan sebenarnya?? Atau kita bilang mencintai Tuhan Yesus tetapi tidak mau menerima Gereja yang didirikanNya, apakah kita masih berani bilang kita mencintaiNya? Atau bahkan kita bilang mencintai Tuhan Yesus tetapi pada saat yang sama kita menolak karyaNya, kita masih berani bilang kita mencintaiNya??
      RENUNGKAN…..

  20. sepintas…saya orang dari sabah..apa pun dialog d sini..saya tetap memuji ajaran gereja katolik..lemah lembut,berisi..tidak ada calarnya..mudah d fahami dan ternyata kebenarannya..
    To:
    MARIA NATALIA,
    saya sangat berbangga dengan hidup anda..perjalanan itu adalah sebabnya kita kembali Kepadanya..Ada bnyk sebab mengapa ia berlaku..baik atau menduga…semuanya Tuhan yang telah rencanakan untuk kita.
    Tanpa melalui kita sesama..takkan kita dapat mengimaninya pula..

    THANKS LORD..GB US ALL.
    SHALLOM YA UNTUK SEMUA YANG BISA KE LAMAN INI.SALAM PASKA

  21. kak, sya bleh menyebarkan website ini kan??
    sya kuliah di universitas protestan, yang mewajibkan semua anak kuliahnya di ajar oleh pendeta protestan..
    jd, terima kasih sekali kalo kakak mengijinkan.. soalnya temen sya banyak yang membutuhkan..

    makasih..

    • Shalom Thomas,
      Kami sangat senang sekali kalau ada artikel atau kesaksian dari katolisitas.org yang dapat membantu. Oleh karena itu, anda dapat menyebarkan kesaksian ini maupun artikel-artikel dan tanya-jawab dari website ini dengan menyebutkan sumber – http://www.katolisitas.org – sehingga bagi yang mau memberikan masukan maupun bertanya lebih lanjut dapat menyampaikannya kepada kami. Kalau ada teman-teman kuliah yang ingin bertanya tentang apa yang diajarkan di universitas tersebut dan terasa tidak sesuai dengan iman Katolik, maka anda dapat menyampaikannya kepada kami dan kami akan menjawab semampu kami. Menjadi tugas anda dan teman-teman dari Gereja Katolik untuk juga belajar iman Katolik dengan benar, sehingga tidak mudah untuk diombang-ambingkan oleh pengajaran yang bertentangan dengan iman Katolik.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – http://www.katolisitas.org

  22. Maria Natalia Budiman ( Brownell ) …..!!! saudariku dan keluarga yang saya banggakan….!!!
    Cerita berbagimu ….adalah pengalaman yang relatif sama ..ketika saya Tugas Daerah ke wilayah Indonesia ( Konsultan Geologis – Free Lance ).
    Kebanggaan menjadi Umat Katholik itu sangat ‘ BERASA ‘ ketika perjalanan Tugas Daerah itu …!!!
    Gereja Katholik : SATU, KUDUS, KATHOLIK dan APOSTOLIK ….SEMPURNA Alkitabiat abissssssssss….!!!
    Tradisi yang TERUJI dan TERBUKTI selama 2000 tahun lebih ….bukan kejadian sebentar beso ( TARSOK )….oleh tokoh dan ahli yang berkaliber murni dan luhur …..!!!
    SATU-nya KATA dengan PERBUATAN …..!!! Pengikut Yesus Kristus yang IDEAL …mulai dari suster / pastor, para Uskup, sampai kepada ‘ SATU ‘ PAUS …..!!! Yesus Kristus abiiiiiiiiiiiiiiiiissssssssss…..!!!

    Satu Lagi yang PALING MENGGELITIK dan saya nikmati sebagai kebanggaan dan mengkritisi pihak pihak yang sering menyerang KATHOLIK adalah :

    PUASA dengan PANTANG ….!!!

    Perhatikan dengan seksama ….dalam Injil Injil KANONIK ( Matius, Markus, Lukas dan Yohanes ).
    ‘ HAL BERPUASA ‘ …adalah YESUS KRISTUS sangat ‘ mengkritisi ‘ puasa kaum Farisi dengan serius dan cendrung ‘ menyalahkan ‘ puasa kaum Farisi …!!! artinya Kita pengikutnya….’ WAJIB’ hukumnya untuk berpuasa dengan sempurna, dalam Katholik ….dipertegas dengan ‘ BERPANTANG ‘ yang sangat Al Kitabiat abisssssss. Sehingga Puasa dan Pantang versi Katholik adalah Sangat ‘ IDEAL’ dengan maksud Tuhan Yesus Kristus menegaskan Puasa yang ‘ BENER’ dan ‘ SEJATINYA ‘ …terlebih diterjemahkan oleh Tokoh Tokoh KALIBER Kristologi Katholik dengan ….APP ( Aksi Puasa Pembangunan ) untuk wujud PERTOBATAN dan INTENSI PUASA yang alkitabiat.

    Pantang setiap hari JUMAT sepanjang TAHUN adalah sarana yang paling efektif buat saya untuk selalu merenungkan Ekaristi Kudus, walaupun masih bocor bocor, minimal 2009 kemarin 99,99 % lah …!!!
    Apalagi ..Pra-PASKAH 2010 ini …semoga 100 % terlaksana …!!!

    Kemulian Kepada Bapa, dan Putera , dan Roh Kudus, seperti pada permulaan , sekarang, selalu dan sepanjang masa. Amiiiiiiiiiiiiiiiiiin.

  23. Maria Natalia Budiman ( Brownell ) …..!!!

    Beruntung namamu ada unsur BUDIMAN-nya sobat ….!!! sebab anda diberkati oleh malaikat pelindung dari unsur berbudi luhur …!!!

    Gereja Katholik : SATU, KUDUS, KATHOLIK dan APOSTOLIK ….SEMPURNA Alkitabiat abissssssssss….!!!

    Tradisi yang TERUJI dan TERBUKTI selama 2000 tahun lebih ….bukan kejadian sebentar beso ( TARSOK )….oleh tokoh dan ahli yang berkaliber murni dan luhur …..!!!

    SATU-nya KATA dengan PERBUATAN …..!!! Pengikut Yesus Kristus yang IDEAL …mulai dari suster / pastor, para Uskup, sampai kepada ‘ SATU ‘ PAUS …..!!! Yesus Kristus abiiiiiiiiiiiiiiiiissssssssss…..!!!

    Kemulian Kepada Bapa, dan Putera , dan Roh Kudus, seperti pada permulaan , sekarang, selalu dan sepanjang masa. Amiiiiiiiiiiiiiiiiiin.

  24. kadang2 dlm hati saya ada keraguan apakah klo qta devosi pada bunda Maria itu spt novena tiga Salam Maria permohonan qta akan d kabulkan walaupun timbul keraguan tetap saya lakukan apakah itu mempengaruhi kadar keimanan?walaupun saya katolik dari kecil tp saya juga kurang sreg bila ikut PDKK ak mo ty kelompok tersebut apakah msh termasuk dalam gereja katolik??thx..Tuhan berkati

    • Shalom Lucia,

      Pada akhirnya terkabulnya permohonan doa kita adalah karena Tuhan. Namun pada saat kita berdoa bersama dengan Bunda Maria memohon bantuan Tuhan, maka dapat menaruh pengharapan besar akan belas kasih Tuhan, karena doa orang benar adalah besar kuasanya (lih. Yak 5:16). Konsep tentang doa dapat dibaca di sini:

      “Doa menjadi bagian yang terpisahkan dari kehidupan seorang Kristen. Namun ada tiga kesalahan persepsi tentang doa yang dinyatakan oleh St. Thomas Aquinas. Tiga kesalahan tersebut dapat dilihat pada tulisan berikut ini: 1) Tuhan tidak campur tangan, 2) Tuhan sudah menakdirkan segalanya sehingga doa tidak diperlukan, 3) Kita dapat merubah keputusan Tuhan dalam doa. Kemudian sebagai kesimpulan dijelaskan 4) konsep doa dengan mengambil definisi doa menurut St. Teresia kanak-kanak Yesus.”

      Ada banyak devosi di dalam Gereja Katolik, dimana Lucia dapat mencobanya, seperti: Rosario, devosi Kerahiman Ilahi, devosi berdoa di depan Sakramen Maha Kudus, jalan salib, dll. Devosi ini menyadarkan kita akan kekayaan Gereja Katolik, persatuan dengan Para Kudus, dan mengantar kita untuk mempunyai hubungan yang lebih baik dengan Tuhan.

      Memang tidak semua umat dapat menerima persekutuan doa karismatik Katolik (PDKK), yang mempunyai spiritualitas karismatik. Namun gerakan ini telah mendapatkan status “Ecclesial movement“. Oleh karena itu umat Katolik dapat terlibat di dalamnya, dengan catatan untuk senantiasa mempunyai kepatuhan terhadap hirarki dan pengajaran resmi Gereja Katolik. Pembahasan tentang gerakan karismatik dapat dilihat di sini (silakan klik). Kalau Lucia sendiri tidak dapat bertumbuh secara spiritual di dalam PDKK, silakan untuk mengikuti kegiatan lain yang membantu pertumbuhan iman Lucia, seperti Legio Mariae atau kelompok kategorial yang lain di dalam paroki setempat. Apapun kegiatan yang diikuti, tidak boleh menghilangkan Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tobat.

      Semoga dapat membantu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – http://www.katolisitas.org

    • maria natalia brown tolong kalau mau bersaksi tentang Gereja Kristus, jangan dengan menghujat kaum Protestan, tetapi lakukanlah dengan lemah lembut dan belas kasihan dan jangan dengan arogan mengatasnamakan kebenaran dengan menghujat kaum yang juga percaya dan meng Amin iii Ketuhanan KRISTUS YESUS , sekarang saya balik bertanya apakah dengan iman katholik dsertai hujatan terhadap kaum Protestan anda akan masuk sorga? sorga sebelah mana yang menempatkan orang yang penuh kesombongan, dengki???,kalau memang anda dengan keimanan anda , anda masuk sorga kelak,Ooooooooooooooo” pasti sorga tidak bijaksana!!!!!!!!!!!!!!!!!!”

      Haaiii Orang katholik !!!!!!!!!!!!!!!??? apa dengan kamu menghujat orang Protestan, kalian telah menemukan kebenaran hakiki, omong kosong !!!!! tahu ndak, kalian cuma kecoak penebar bau busuk ,kalian cuma berani dengan hujatan thd kaum Protestan, tetapi kalau kalian dihujat oleh tetangga kalian yg non Kristiani kalian cuma diam seribu bahasa, dengan alasan “imankristiani tidak memperkenankan untuk bertikai cukup denganmendoakannya ” tetapi kenapa dengan Kaum Protestan kalian begitu keras !!!!! haaaa Takut Mati ???

      • Shalom Markun,
        Terima kasih atas tanggapannya. Saya minta maaf kalau sampai kesaksian di atas menyinggung anda. Kalau boleh saya bertanya, di bagian manakah atau kalimat manakah yang dipandang menghujat Protestan? Dan di kalimat manakah yang anda pandang tidak lemah lembut ? Kalau anda mau berdiskusi tentang konsep keselamatan, kita dapat mendiskusikannya secara lebih mendalam. Silakan anda memberikan argumentasi dan kemudian saya akan mencoba untuk menanggapinya. Saya inign menegaskan, bahwa tidak ada maksud di site ini yang ingin menghujat Protestan, yang ada adalah untuk mewartakan kebenaran Kristus dan Gereja-Nya, yang kami percayai adalah Gereja Katolik. Tentu saja anda boleh tidak setuju dengan keyakinan ini. Dan disinilah kita perlu berdialog dengan hormat dan lemah lembut. Hormat dan lemah lembut bukanlah berarti menghilangkan perbedaan dan mengaburkan kebenaran. Namun, kita perlu menyampaikan pendapat kita dengan baik dan hormat, sebagaimana layaknya umat beriman, yang mengimani Yesus sebagai Tuhan. Mari, kita mengingat apa yang dikatakan oleh Rasul Petrus, agar kita dapat mempertanggungjawabkan iman kita dengan hormat dan lemah lembut (lih. 1 Pet 3:15).
        Anda dapat juga melihat diskusi-diskusi dengan kaum Kristen non-Katolik di bagian apologetik-Kristen dan diskusi dengan non-Kristen (termasuk dengan kaum Muslim) di bagian apologetik – non-Kristen. Anda dapat melihat bahwa ada banyak juga diskusi dengan kaum Muslim. Kami terbuka dengan perbedaan-perbedaan. Namun, bukan berarti kami harus menyetujui semua pendapat. Karena katolisitas.org adalah site Katolik, maka apa yang kami sampaikan di sini adalah berdasarkan pengajaran dari Gereja Katolik, sama seperti kalau anda ke site Protestan, maka anda akan menemukan pengajaran gereja Protestan. Jadi kalau anda seorang Protestan, maka anda akan menemukan banyak hal di site ini yang tidak sesuai dengan apa yang anda percayai. Oleh karena itu, anda berhak untuk menyanggah atau mengajukan keberatan, yaitu dengan memberikan argumentasi yang baik. Semoga dapat dimengerti.

        Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
        stef – http://www.katolisitas.org

        • OOoo ternyata anda tuan stefen yang bertanggung jawab atas redaksi dari artikel tulisan maria natalia bromnell, baik…tuan stefen, Pertama yang perlu anda ketahui terhadap saya adalah bahwa saya sebelum membaca artikel sialan itu, saya adalah pengagum katolik beserta segala tradisi gerejanya. Makanya semua anak2 saya pendidkan formalnya saya percayakan pada yayasan katolik, hal itu saya lakukan karena apresiasi saya terhadap katolik.Latar belakang keimanan saya adalah tradisi Greja Kristen Jawi Wetan, yang tentu saja adalah bagian dari Gereja Protestan. Dalam tata ibadah kami tidak pernah kami memojokkan atau” mengharu biru ” keimanan ;pihak lain untuk kepentingan “mempertebal keimanan pribadi sendiri ” ,tabu tuan stefen!! sekarang saya akan paparkan tulisan mana yang saya anggap sebagai hujatan terhadap Protestan. yaitu dimulai dari paragrap perjalanan pulang ke roma —- — ok tuan stefen mungkin dia telah mengalami perjalanan yang panjang dan melelahkan dibelantara keimanan dia dengan media keimanan Protestan sebagai korban.—lanjut—- nah….. tuan stefen kalimat itu kira2 menyiratkan apa tuan stefen, pernyataan itu telah menjustifikasi bahwa gereja-gereja Protestan yang telah di masuki sebelumya tidak menyiratkan kebenaran, atau kebenarannya abu2, tidak hitam atau putih.–lanjut tuan stefen———waooo waoo konsep keimanan dari mana bisa begitu konyol tuan stefen? Protestan tidak pernah mengajarkan konsep keimanan yang amburadul seperti itu tuan stefen.–lanjut lagi————jelas tuan stefen dia membuat konsep2 sendiri dianalisa sendiri, hasil analisanya ditimpakan ke orang lain, bagaimana tuan stefen? baaaguus…..baaagusss—-lanjut lagi ———bukankah sudah keterlaluan tuan stefen sampai2 dia sudah menghakimi kami kaum Protestan kedalam ranah peribadatan kami? begitu nistanya kami sampai kami tidak tahu dan mengerti bagaimana cara menempatkan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat?—lanjut tuan stefen———–haaah… tuan stefen kira2 apa maksut dia menyitir ayat dari injil Matius 7:21 kalau bukan keinginan dia untuk mengatakan bahwa kami kaum Protestan hanyalah kelompok manusia yang menyebut Tuhan Tuhan terhadap Tuhan Yesus Kristus namun sia sia , dan hanya menguap di awang2. Sekali lagi tuan stefen dia menyebut Protestan secara umum , tidak sekte mana yang mengajarkan konsep2 keimanan seperti yang dia dapat dan paparkan dalam artikel kesaksiannya?! atau memang sebuah keniscayaan bagi umat katolik dalam konsep keimanannya harus memandang rendah terhadap umat lain yang non katolik dengan membabi buta memutar balik kenyataan keimanan umat Kristiani non katolik dan merasa tidak bersalah. Demikian tuan stefen

          • Shalom Markum,

            Terima kasih atas tanggapannya. Terima kasih juga kalau anda adalah pengagum Gereja Katolik, sehingga anda mempercayakan anak-anak anda untuk bersekolah di sekolah Katolik. Saya bersyukur bahwa gereja Protestan yang anda ikuti tidak menjelek-jekekan Gereja Katolik. Ada baiknya anda memanggil nama saya “stef” dan bukan “tuan stefen“, karena kita adalah dua orang yang sejajar yang dapat berdiskusi dengan baik. Mari sekarang kita masuk dalam diskusi kita.

            1) Kalau memang Maria Brownell mengalami pengalaman iman seperti itu, maka di bagian manakah yang salah? Kalau masalah perpecahan geraja, bukankah ini adalah suatu kenyataan pahit yang harus diterima dan benar-benar terjadi dalam sejarah? Dan perpecahan gereja-gereja tidaklah sesuai dengan pesan Yesus sendiri (lih. Yoh 17). Saya telah menuliskan artikel tentang Gereja di sini (silakan klik). Oleh karena itu, kalau ada pernyataan yang tidak benar dari kesaksian Maria Brownel maupun dari artikel yang saya berikan, silakan memberikan argumentasi, dan kita dapat mendiskusikannya secara mendalam dan dilakukan dengan hormat dan lemah lembut.

            2) Anda mengatakan “konsep keimanan dari mana bisa begitu konyol tuan stefen? Protestan tidak pernah mengajarkan konsep keimanan yang amburadul seperti itu” Justru kalau anda tidak setuju, maka anda dapat memberikan argumentasi, seperti: “Saya tidak setuju apa yang dituliskan oleh Maria Brownell, bahwa Protestant mempunyai iman “cukup menerima Yesus saja”, karena ajaran gereja Protestan adalah:…..” Dengan demikian, kita dapat berdiskusi tentang prinsip “Sola Fide“. Dan saya telah berdiskusi tentang hal ini di sini (silakan klik). Silakan membaca link tersebut beserta dengan dialog di bagian bawah yang cukup panjang.

            3) Anda mengatakan “dia sudah menghakimi kami kaum Protestan kedalam ranah peribadatan kami? begitu nistanya kami sampai kami tidak tahu dan mengerti bagaimana cara menempatkan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat?” Ini bukanlah suatu diskusi yang baik. Kalau anda mau berdiskusi tentang Maria, konsep Perjamuan Suci, dll, silakan memberikan pernyataan dari artikel tersebut dan kemudian dilanjutkan dengan sanggahan, misalkan “Di artikel tersebut dituliskan bahwa agama Protestan tidak memberikan penghormatan khusus kepada Bunda Maria. Dan ini justru sikap yang benar, karena Alkitab mengatakan …” Dengan demikian, diskusi dapat berkembang kepada konsep menghormati (dulia) dan menyembah (latria).

            4) Anda menyatakan “haaah… tuan stefen kira2 apa maksut dia menyitir ayat dari injil Matius 7:21 kalau bukan keinginan dia untuk mengatakan bahwa kami kaum Protestan hanyalah kelompok manusia yang menyebut Tuhan Tuhan terhadap Tuhan Yesus Kristus namun sia sia , dan hanya menguap di awang2.” Alasan untuk mengutip ayat tersebut telah jelas seperti yang disebutkan di artikel tersebut, yang mengatakan “Hal ini meyakinkan saya bahwa tidak cukup kita hanya “menerima Kristus di hati kita”, tetapi kita juga harus mengikuti contoh Kristus dan mencintaiNya sedemikian rupa dalam pengorbanan hidup kita sehari-hari. Karena itulah Kristus mengajarkan, “Bukan mereka yang memanggil Tuhan, Tuhan, yang akan diselamatkan, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa di surga” (Mat 7:21).” Ini berarti bahwa konsep “sola fide” tidaklah cukup, namun juga harus dibuktikan dengan perbuatan. Kalau anda tidak menyetujui hal ini, silakan anda memberikan argumentasi. Dan ayat tersebut bukan hanya untuk gereja Protestan, namun juga berlaku untuk umat Katolik, karena Gereja Katolik percaya bahwa kita harus terus berjuang dalam kekudusan.

            Demikian tanggapan yang dapat saya berikan. Perbedaan pendapat adalah hal yang sangat wajar. Namun, kita dapat berdialog dengan memberikan argumentasi yang baik. Kalau saya mengatakan bahwa ajaran “sola fide” atau “sola scriptura” salah, bukanlah berarti saya tidak menghormati umat gereja Protestan, namun saya hanya mengatakan bahwa ajaran-ajaran tersebut tidaklah Alkitabiah. Justu, kalau anda merasa bahwa ada artikel yang anda pandang memutar balikkan kenyataan, maka anda harus membantu kami agar kami dapat memberikan kenyataan yang benar. Untuk itu, anda harus memberikan argumentasi tentang iman yang anda percayai.

            Sebelumnya saya minta maaf. Kalau Markum memberikan komentar yang tidak disertai argumentasi yang baik di kemudian hari, maka dengan sangat menyesal, pesan tersebut tidak dapat saya masukkan di dalam website ini. Kami akan memasukkan pesan anda walaupun berbeda pendapat dengan kami, asal pesan tersebut disertai dengan argumentasi yang baik, yang dapat membangun dialog yang baik. Semoga dapat diterima dengan baik.

            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
            stef – http://www.katolisitas.org

      • sdr Markun, kalimat 2 anda sangat tidak mencerminkan kasih sama sekali dan tidak mencerminkan anda seorang pengikut Kristus. Saya rasa semua tulisan tulisan di web ini sangat baik dan tidak ada unsur penghujatan kepada kaum Protestan. Malah disini ditampilkan kebenaran dari sumbernya langsung yakni Gereja Katolik. Mungkin selama ini sdr mendengar pengajaran 2 miring tentang Gereja katolik tidak dari sumber langsungnya tapi dari pengajaran pendeta atau orang lain. Nah, inilah saatnya. Kebenaran perlu di ungkapkan. Kalau anda merasa tidak sesuai dengan iman saudara kenapa tidak sdr mengkaji ulang lagi apa yang diajarkan oleh gereja anda apakah sudah sesuai atau tidak, yang terpenting adalah ajarannya konsisten atau tidak.Saya rasa di sinilah gudangnya.

        Mengenai kesaksian di atas, penyaksi cuma mencerikatan pengalaman pribadinya. Justru kalau anda merasa tersinggung itu artinya anda belum dewasa menanggapi segala sesuatunya. Kalau dewasa, anda akan mencerna segala sesuatunya dengan akal budi sdr.

        May GBU…

        • Sdr. johanes yang terkasih, saya mau menanggapi tulisan anda mengenai saya, tetapi terlebih dahulu saya mohon ijin kepada Tuan Stefen agar saya diperkenankan menanggapi tulisan Sdr.johanes mengenai saya ,ini begini sdr.johanes pertama tama yang harus anda ketahui adalah posisi saya sebagai orang yang merasa teraniaya oleh karena keimanan saya terhadap Tuhan Yesus Kristus, yang kedua perasaan teraniaya datangnya justru dari orang2 yang juga beriman kepada Tuhan Yesus Kristus. Sebenarnya dari hati saya yang paling dalam saya merasa sedih kenapa saya harus “mengata-ngatai” dengan kata2 kasar seperti itu kepada saudara sendiri(kalau masih boleh menganggap saudara ) saya sadar sesadar-sadarnya klo katolik d protestan adalah berbeda. Perbedaan itu tidak akan pernah bertemu dalam keadaan apapun krn masing-masing mempunyai cara pandang yang berbeda. Maka dari itu saya juga tidak akan pernah memberikan argumen dalam bentuk apapun seperti yang dikehendaki oleh Tuan Stefen.Kenapa begitu ? ya karena saya punya keyakinan apapun argumen yang akan saya paparkan pasti tidak akan sehati dengan “penghuni site ini”dan juga karena saya bukan katolik. Seperti kesaksian sdri. Maria itu, akan sangat indah dimata orang katolik tetapi dimata orang protestan seperti saya tulisan itu sangat menusuk hati dan merasa tercabik-cabik oleh peradilan orang katolik, Sakit hati, marah, dan benci bergulat jadi satu, dan itu juga manusiawi. Terus terang saya tidak pernah mendapat pengetahuan dan pengajaran tentang Gereja Katolik dari siapapun dan dimanapun , jadi sdr. johanes jangan punya prasangka bahwa pendeta protestan dan orang2 protestan disekitar saya telah memberikan “pengajaran2 miring tentang Gereja Katolik ” tidak sdr.johanes sama sekali tidak ada. Jangan kawatir, orang protestan khususnya dlingkungan gereja saya tidak ada punya pengetahuan miring soal Gereja Katolik. Kami adalah komunitas gereja tradisional berlatar belakang budaya jawa yang tidak “neko-neko”alias tidak pernah berlaku aneh-aneh. Saya juga tidak akan pernah mengkaji ulang apapun tentang kekristenan saya dan biarlah apa yang saya punyai menjadi seperti apa adanya. Untuk komunitas Katolik yang telah membaca kalimat – kalimat saya yang terdahulu dan marah saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekilafan saya , semua adalah kesalahan saya pribadi kenapa saya harus masuk ke site ini , mestinya saya tidak melakukan hal ini ,supaya saya tidak melakukan hal yang dapat menimbulkan dosa seperti ini. Untuk Tuan Stefen saya mohon maaf dan terima kasih , SEMOGA TUHAN MENYERTAI SEGALA AKTIFITAS ANDA BESERTA CREW ANDA.

          • Shalom Markun,
            Terima kasih atas komentarnya. Perbedaan adalah hal yang wajar, namun yang penting adalah bagaimana kita menyikapi perbedaan secara bijaksana. Kita tidak perlu mempertanyakan motif dari kesaksian orang tersebut, karena itulah yang dialami oleh orang tersebut, dalam hal ini oleh Maria Brownell. Namun, yang dapat dipertanyakan adalah doktrin-doktrin yang dia paparkan di dalam kesaksiannya. Jadi, saya kembali mengundang anda, kalau anda merasa bahwa dalam kesaksian tersebut ada doktrin-doktrin yang salah, silakan untuk memberikan argumentasi, dan kemudian kita dapat berdiskusi secara lebih mendalam. Tidak ada yang perlu dimaafkan, karena saya sendiri tidaklah tersinggung dengan komentar anda. Jadi, anda bebas mengungkapkan ketidaksetujuan anda terhadap pengajaran Gereja Katolik. Dan tentu saja, saya mempunyai kebebasan untuk menanggapi keberatan anda. Oleh karena itu, marilah kita berdiskusi, sebagaimana layaknya umat yang mengenal Kristus berdiskusi. Dan silakan memanggil saya dengan nama saya, yaitu “stef” dan bukan dengan “tuan stefen”. Semoga hal ini dapat diterima dengan baik oleh Markun. Dan mari kita saling mendoakan, agar kita dapat mengasihi Kristus dengan segenap hati, pikiran dan kekuatan kita.
            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,stef – katolisitas.org

          • Shalom Pak Stef,
            Selama ini banyak sekali orang Protestan yang bersaksi kepada saya, mengatakan: Gereja Katolik sesat, Gereja Katolik bukanlah Gereja Kristen karna sudah disesatkan oleh para paus, Gereja Katolik tidak Alkitabiah, paus adalah penyembah setan, Ekaristi adalah ritual pemujaan berhala, orang Katolik menyembah patung = menyembah berhala, orang Katolik memanggil Maria dengan sebutan Bunda Allah berarti orang Katolik percaya Allah diciptakan oleh Maria, dan masih banyak lagi.
            Tetapi, kenapa ya, saya tidak sampai merasa “kesaksian-kesaksian” ini telah menghujat Gereja Katolik?
            Kenapa ya, reaksi saya hanya sebatas tersenyum-senyum saja ketika mendengar “kesaksian-kesaksian” seperti ini?
            Sampai sekarang ini pun, saat saya sudah punya 1 anak umur 9 bulan, “kesaksian-kesaksian” seperti ini masih sering saya dapatkan. Dan, reaksi saya: tersenyum tanpa sedikitpun merasa telah dihujat – apalagi sampai menghujat balik.
            Jadi, kalau anak saya sudah besar nanti, sudah pada sekolah, senyum saya ketika mendapatkan “kesaksian-kesaksian” ini tentu semakin lebar, bukan Pak Stef?

            Menjadi tua itu pasti. Menjadi dewasa itu pilihan.

            Salam,
            Lukas Cung

          • Shalom Lukas Cung,

            Terima kasih atas sharingnya. Kalau kita menghadapi kritikan-kritikan terhadap Gereja Katolik, termasuk kritikan yang kadang disampaikan secara pedas, maka kita harus mencoba menyikapinya dengan bijaksana. Jangan pernah membalas kata-kata kasar, karena hal tersebut tidak membangun diskusi yang baik dan menjad kesaksian yang tidak efektif. Ini juga dapat menjadi kesempatan bagi kita untuk dapat menerangkan apa yang sebenarnya dipercayai oleh Gereja Katolik. Kita harus mengingat bahwa mungkin saja mereka ingin memberikan kritikan dengan niat baik dan banyak sekali kritikan terhadap iman Katolik yang sebenarnya merupakan kesalahpahaman. Oleh karena itu, kondisi seperti ini harus menjadi pemacu bagi kita untuk semakin mendalami iman Katolik. Dan jangan lupa juga untuk mendoakan mereka.

            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
            stef – katolisitas.org

          • Salam,…
            Buat saudara/i Markun,…
            Terus terang saya bingung dan tidak habis pikir melihat cara pandang, pola berpikir anda melihat suatu masalah. Saya melihat pola pikir yang radikalis, skeptis, sempit dan membabi buta, tanpa bisa menganalisa dengan jernih. Maaf saya harus mengatakan ini, tapi ini harus dikatakan. Mungkin pak Stef dan teman lainnya sungkan mengatakannya…Dari yang saya lihat tidak ada sesuatu katapun dari kesaksian di atas yang sengaja menyerang apalagi menghujat saudara kita Protestan, dan entah bagaimana anda bisa berkata demikian, sekali lagi mohon maaf… Apa yang dikatakan pak Stef sudah sangat rendah hati di mana beliau bilang “mari kita diskusikan dengan baik”. Dan satu hal mengenai pernyataan anda Katholik hanya berani sama Protestan, ini saya pikir ungkapan yang membabi buta dan tidak obyektif. Anda harus tahu, bahwa ketika begitu banyaknya serangan theologik dari kaum non Kristen (orang-orang yang menyangkal Kristus sebagai Tuhan), justru Katholiklah yang berdiri di depan menjawab semua serangan itu. Jadi, marilah kita bertindak, berlaku, berkata-kata sesuai dengan pola hidup dan teladan Yesus.
            T’kasih, salam hangat.
            Tuhan beserta kita.

  25. Shalom bu,
    Saya mau menanyakan mengapa tidak di tiap Gereja Katolik ada Misa yang berbahasa mandarin, apa alasan dari Gereja? (bukankah Gereja Katolik bersifat umum dan banyak hal bisa diterima oleh kalangan luas)..hal ini pernah saya tanyakan dan jawabannya adalah karena kekurangan Imam, jika benar demikian mengapa tidak meminta diperbantukan dari pihak Gereja yang ada di China, konon menurut sejarah perkembangan Gereja Katolik di China sudah ber abad2 lamanya dan saat ini jumlah dari
    Imam mereka juga cukup banyak.
    Demikian sedikit komentar serta pertanyaan saya, sebab banyak orang Tionghua disini mengeluh bahwa mereka ingin beribadah di Gereja Katolik namun tidak ada misa berbahasa mandarinnya..

    Kemudian ada pertanyaan lagi, mengapa Gereja Katolik di China mengatakan mereka adalah Gereja yang independent dan berdikari (apa maksudnya? dan mohon maaf jika penyampaian saya ini salah.)

    Sekian dan salam.
    Felix SB.

    • Shalom Soegiharto,
      Memang saya rasa tak semudah itu ‘meng-import’ imam dari China. Pertama-tama karena China juga bukan negara yang mendukung perkembangan agama Katolik, walaupun keberadaan agama Katolik (dan agama Kristen non-Katolik) diketahui oleh pemerintah di sana.
      Menurut kesaksian seorang teman yang menjadi salah satu aktivis Katolik di China, di China sendiri tidak banyak yang merisaukan adanya kelompok Katolik independen (yang didukung oleh pemerintah dengan uskup yang disetujui pemerintah) dan yang underground (yang setia penuh dengan Vatikan). Sebab kelompok Katolik yang independent tersebut-pun juga setiap kali berdoa bagi Bapa Paus dalam misa kudus, dan keberadaan mereka juga tidak menentang kebijakan Vatikan.
      Marilah berdoa agar panggilan seminari dapat menjangkau orang-orang muda keturunan Tionghoa, agar suatu saat nanti akan dapat diadakan misa dalam bahasa mandarin di Indonesia. Memang setahu saya Misa dalam bahasa Mandarin saat ini belum terlalu umum, walaupun memang diadakan secara berkala di beberapa paroki kalau tidak salah, misalnya di paroki Stella Maris Pluit, atau di Mateo Ricci, Toasebyo, Jakarta. Silakan menghubungi sekretariat paroki tersebut untuk keterangan lebih lanjut.
      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

      • Shalom bu Ingrid,

        Sy ingin menanggapi ttg imam yg bisa bahasa mandarin, sy org Indonesia, bekerja di Malaysia, di gereja Katolik di sini biasanya setiap hari Minggu diadakan tiga kali Misa kudus dlm tiga bahasa, yaitu Tamil utk umat Malaysia dr suku India, Ingris dan bhs Malaysia, dan ada juga gereja Katolik yg khusus utk umat suku Cina yg Misa dlm bhs Inggris dan Mandarin,… jadi saran sy, kalau di Malaysia boleh dilakukan Misa dlm berbagai bahasa, kenapa tidak diusahakan juga utk bisa diterapkan di Indonesia, kalau mmg imamnya tidak bisa diimpor dr Cina, mungkin bisa diimpor dr Malaysia,… ini cuma saran saja, moga dpt direalisasikan.

        Salam kasih

        Salu

        [dari katolisitas: Sebenarnya sudah ada beberapa paroki yang mengadakan Misa dalam bahasa Inggris maupun dalam bahasa Mandarin. Sebagai contoh di Paroki Stella Maris ada Misa dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Inggris selain dalam Bahasa Indonesia.]

    • Dear Soegiharto,

      Misa dalam bahasa setempat memang diperbolehkan oleh Vatican, namun seingat saya Vatican menghimbau pengembalian bahasa Latin dalam liturgi dan penggunaan lagu2 Gregorian. Seingat saya ada dalam Redemptionis Sacramentum, dan mungkin dalam hasil sinode para Uskup tahun 2005 dengan judul The Eucharist. Mungkin para admin bisa membantu.

      • Andre Prasetya Yth,

        Sudah mulai muncul kesadaran akan perlunya melestarikan lagu-lagu Gregorian yang sangat kaya modusnya dan bertahan ratusan-ribuan tahun dengan dampak positip yang sangat besar terhadap perkembangan rohani dan iman umat. Tak ada usaha inkulturasi lagu-lagu/nyanyian liturgi yang sungguh berarti bila tidak didasarkan pada tradisi yang positip. Tradisi yang pertama adalah tradisi Gereja Katolik ratusan-ribuan tahun (nyanyian Gregorian) dan tradisi lain adalah tradisi budaya setempat. Dalam beberapa buku nyanyian resmi (nyanyian liturgi) seperti Puji Syukur dan Yubilate masih dimuat nyanyian Gregorian meskipun tidak banyak. Dalam pertemuan orang muda di Palembang bulan Juni 2008 dengan tema musik liturgi untuk orang muda, dibicarakan juga tanggungjawab orang muda katolik untuk menerima tradisi nyanyian gregroian sebagai satu warisan yang berharga dan meneruskannya kepada generasi berikut selain tanggungjawab orang muda untuk mempelajari tradisi musik-nyanyian menurut budaya setempat dan menjadikannya musik-nyanyian liturgi. Patut disyukuri pula semangat sekelompok orang muda mau mempelajari, melatih dan menyanyikan lagu-lagu Gregorian dalam liturgi seperti Schola Iacartaensis, Schola Surabaiaensis. Patut kita syukuri pula semangat umat atau koor di paroki-paroki tertentu dan komunitas-komunitas religius yang masih mau menghargai dan melestarikan nyanyian Gregorian dalam liturgi selain upayanya memajukan lagu-lagu liturgi inkulturatif.

        Romo Bernardus Boli Ujan SVD

  26. Gereja yang didirikan Yesus (ketika ia berkata kepada petrus di atas batu karang ini….) jangan diartikan gereja katolik saja dong. Yang non katolik dan percaya kepada Yesus apa bukan gereja? Buka mata dong, di dunia ini lebih banyak orang yang kepada Tuhan Yeus yang non katolik. Apa mereka bukan murid kristus, bukan anggota gereja kristus. Lalu, yang manakah gereja kristus itu? Gereja Katolik saja kah? Katolik seakan-akan memegang kebenaran yang mendekati kebenaran absolut. Jangan mengira gereja katolik sebagai satu-satunya gereja Kristus yang benar. Ini pikiran dan cara pandang yang sempit. Belajarlah.

    • Shalom Mikhael,

      Terima kasih atas tanggapannya tentang artikel ini. Berikut ini adalah tanggapan saya.

      1) Gereja Katolik memang mengajarkan bahwa Gereja yang didirikan oleh Kristus adalah Gereja Katolik, dimana Yesus sendiri mendirikan Gereja-Nya di atas rasul Petrus (Mt 16:18), dimana mempunyai empat tanda: satu, kudus, katolik dan apostolik. Untuk melihat argumentasi tentang hal ini, silakan membaca beberapa artikel berikut ini yang berkaitan tentang hal ini:

      a) Kebenaran akan Gereja Katolik sebagai sakramen keselamatan.

      b) Tulisan ini menjabarkan Gereja Katolik sebagai Gereja yang didirikan oleh Kristus sendiri, dan bahwa Gereja telah direncanakan oleh Allah sejak awal penciptaan dunia (Bagian 1). Gereja juga menjadi tujuan akhir manusia sekaligus sarana untuk mencapai tujuan itu (Bagian 2). Untuk itu Gereja menyampaikan keutuhan rencana Allah (Bagian 3), sebagai Tanda Kasih- Nya untuk semua manusia (Bagian 4). Kebenaran ini merupakan karunia, tetapi juga membawa tugas bagi kita sebagai orang Katolik (Bagian 5).

      c) Apakah Petrus sebagai batu karang?

      2) Gereja-gereja yang terpisah dari Gereja Katolik memang dianggap adalah saudara/i di dalam Kristus yang terpisah dari Gereja Katolik, dimana Lumen Gentium mengatakan "Gereja tahu, bahwa karena banyak alasan ia berhubungan dengan mereka, yang karena dibabtis mengemban nama kristen, tetapi tidak mengakui ajaran iman seutuhnya atau tidak memelihara kesatuan persekutuan dibawah Pengganti Petrus[28]." (LG, 15 – silakan klik). Silakan membaca artikel ini (Kebenaran akan Gereja Katolik sebagai sakramen keselamatan), dimana saya mencoba untuk memberikan argumentasi bahwa Gereja yang didirikan oleh Kristus adalah Gereja Katolik dan tidak mungkin banyak gereja. Banyaknya gereja, dengan ajaran yang berbeda-beda justru menyalahi pesan Yesus yang terakhir di Yoh 17:21 "Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."

      Adalah menjadi tantangan bagi kita semua untuk menggali, baik secara teologis maupun sejarah, apakah benar-benar Kristus mendirikan satu Gereja atau banyak gereja? Kalau Kristus benar-benar mendirikan satu Gereja – sebagai Tubuh Mistik Kristus – namun kita tidak masuk di dalamnya, maka kita tidak melaksanakan perintah Kristus.

      3) Mikhael mengatakan "Buka mata dong, di dunia ini lebih banyak orang yang kepada Tuhan Yeus yang non katolik".  Untuk itu, silakan Mikhael melihat data ini: (sumber – silakan klik). Di beberapa situs memberikan data yang berbeda, namun tidak bisa dipungkiri bahwa Gereja Katolik adalah Gereja dengan umat terbanyak dibandingkan dengan gereja-gereja yang lain.

      Catholic:       1,050,000,000
      Orthodox/Eastern Christian     240,000,000
      African indigenous sects (AICs)     110,000,000
      Pentecostal     105,000,000
      Reformed/Presbyterian/Congregational/United     75,000,000
      Anglican     73,000,000
      Baptist     70,000,000
      Methodist     70,000,000
      Lutheran     64,000,000
      Jehovah’s Witnesses     14,800,000
      Adventist     12,000,000
      Latter Day Saints     12,500,000
      Apostolic/New Apostolic     10,000,000
      Stone-Campbell ("Restoration Movement")     5,400,000
      New Thought (Unity, Christian Science, etc.)     1,500,000
      Brethren (incl. Plymouth)     1,500,000
      Mennonite     1,250,000
      Friends (Quakers)     300,000

      4) Gereja Katolik memang mengajarkan bahwa kepenuhan kebenaran ada di dalam Gereja Katolik, walaupun Gereja Katolik juga mengakui adanya unsur-unsur kebenaran di dalam gereja-gereja non-Katolik. Tentu saja menjadi tantangan bagi kita semua, untuk benar-benar belajar tentang hal ini. Saya telah mencoba menuliskan dalam artikel-artikel di atas. Silakan Mikhael membacanya, dan silakan memberikan tanggapan lagi setelah membacanya.

      5) Kalau Gereja Katolik bukan Gereja yang didirikan oleh Kristus sendiri, dan saya mengatakan bahwa kepenuhan kebenaran ada di Gereja Katolik, maka saya memang berpikiran sempit, bahkan sebenarnya salah. Namun, dalam artikel-artikel tersebut, dan juga pengajaran dari Kitab Suci dan Bapa Gereja memperkuat bahwa Gereja Katolik-lah yang didirikan oleh Kristus, dimana rasul Paulus mengatakan sebagai tubuh mistik Kristus (lih. Eph 5).

      Akhirnya saya berterima kasih telah mengingatkan saya untuk terus belajar. Mari kita bersama-sama belajar tentang topik ini. Mungkin Mikhael dapat memulai meneliti, baik dari Alkitab maupun dari sejarah, mengapa terjadi perpecahan gereja, sehingga ada sekitar 28,000 denominasi. Apakah perpecahan ini sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Kristus di Yoh 17? Semoga kita bersama-sama dapat menemukan kebenaran.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – http://www.katolisitas.org

      • Ya.. aku juga masih harus banyak belajar ttg Katolik itu sendiri…
        Tapi ada kabar gembira juga P’stevan… aku kenal bbrp non Kristiani yang sudah mencintai Yesus dan Bunda Maria

    • Bacalah kitab suci secara keseluruhan. Bersikaplah rendah hati. Pada Saat Yesus bekata demikian apakah sudah ada gereja? tentunya yesus menginginkan hanya satu gereja yang didirikan. gereja yang pertama yaitu KATHOLIK. HALELUYA

  27. Sharing yang sangat luar biasa..
    Saya bru tw Web ini, dan saya sangat senang sekali dapat bergabung…
    Menbaca kesaksian iman yang semakin menguatkan iman…
    Saya juga tidak begitu tau banyak tentang iman Katolik, tapi sedikit pun tak ada niat untuk meninggalkannya.
    Saya sangat ingin menjadi Katolik selamanya…
    Walau di kost ku, hanya aq yang beragama Katolik, aq tak berpengaruh sedikit pun walau teman2ku rame2 pergi Gereja bersama, aq tetap ke Gereja Katolik walau sendiri…
    Aq sangat merasa damai di dalamnya…
    Walau teman2ku bilang Katolik itu membosankan, ga rame dsb, tapi saya sangat menikmatinya…
    Saya pernah sekali ke Gereja Protestan, waktu saya baru pindah kota dan saya tidak tau dimana Gereja Katolik, terus terang saya merasa tidak nyaman sekali, bising…
    Saya merindukan suasana berdoa yang hening sambil bersujud….
    Itu hanya saya dapatkan di Gereja Katolik tercinta….
    I want in this forever….
    Semoga suatu saat saya tidak akan pernah disuruh memilih, karena saya ingin di sini selamanya…
    Tapi kadang terlintas di pikiran, bagaimana kalau nanti saya dapat jodoh bukan Katolik?
    Terus terang, saya tidak begitu pandai mempengaruhi orang, bagaimana saya mengajaknya ke Katolik?
    Kalau dia mau menjadi Katolik, bagaimana tanggapan keluarganya?
    Semoga aku tak pernah dihadapkan pada situasi seperti itu…
    Tapi dari sekian mantan pacar saya, hanya 1 yang Katolik, selainnya Protestan…
    Dulu saya sangat senang waktu berpacaran dengan seorang Katolik, menjalin hubungan yang serius dan berharap dia yang jadi jodohku..
    Tapi Tuhan berkehendak lain, kami putus.
    Setelah itu saya berpacaran dengan seorang Protestan…
    Umur saya sudah pantas untuk menikah, saya sangat senang kalo dengar pengumuman pernikahan di gereja. Saya ingin suatu saat pengumuman pernikahan saya pun diumumkan di Gereja Katolik…
    Saya sangat ingin suatu saat nanti membangun keluarga Katolik…
    Saya selalu berdoa semoga Tuhan mengabulkan keinginan saya…

    Salam damai.
    Gbu all.

  28. Kesaksian iman yg sangat bagus. Sejak awal Tuhan Yesus sdh melihat akan terjadi perpecahan dalam persatuan anak2Nya. Makanya Tuhan mengatakan : kalian harus bersatu, sama seperti Aku dan Bapa adalah satu. Perpecahan terjadi karena ketidakpatuhan pada pemimpin, kesombongan. Sebelum para rasul meninggal, mereka telah meninggalkan surat wasiat, yang meminta semua gereja di manapun berada untuk tunduk pada Uskup Roma (silakan baca buku karangan David Curie-Mengapa menjadi orang Katholik?). Ternyata murid para rasul tdk patuh.
    Bila kita amati, GBI sdh memulai tradisi Katholik, seperti mengadakan perjamuan kudus tiap hari minggu, namun tidak setiap kebaktian diadakan perjamuan. Perjamuan diadakan pada awal kebaktian dan berakhir dengan khotbah pendeta. Pendeta mulai disebut pastor, pastoran disebut pastori dstnya.
    Visiun pribadi Tinny Maria Awuy-dinyatakan bahwa Tuhan Yesus meminta bahwa semua lilin harus bersatu dalam lilin yang sama-yaitu Gerja Katolik Roma

  29. Saya sangat terharu dengan kisah Lia, yang mengingatkan saya akan kisah anak yang hilang…………Betapa besar SUKACITA DI SURGA yang menyambut KEMBALINYA seorang anak yang hilang……………Bagaimanapun, IMAN TANPA PERBUATAN adalah SIA-SIA……….. Semoga semakin banyak lagi “anak yang hilang” yang kembali dengan IMAN YANG BENAR, setelah bertualang dalam “iman yang sempit dan picik”, kiranya TUHAN YESUS senantiasa MEMBERKATI kita dalam KASIHNYA, amin……….

  30. Shalom…
    pengalaman iman yang sangat luar biasa dengan kehidupan lia.banyak umat katolik yang pindah keprotestan.
    saya juga mempunyai seorang teman yang kehidupannya sama dengan lia.dulu dia beragama katolik sama dengan saya,dan tidak lama kemudian dia pindah ke protestan karna disana dia merasa lbh baik.
    dalam hati saya berdoa agar temn saya dapat kembali kegereja katolik.

  31. pengalaman luar biasa… ada teman saya yang hampir meninggalkan gereja katholik dan ingin masuk prostestan, saya sebagai orang katholik ketika akan ke gereja selalu mengajak dia. tapi dia menolak karena akan kegereja protestan. saya tidak terlalu memaksakan dia untuk kembali ke gereja katholik tapi sebenarnya dalam hati dia ingin ke gereja khatolik lagi. kumpul dengan teman-teman kami yang protestan membuat saya agak susah menarikanya kembali agar mau kegereja khatolik. Saya dulu juga sering mengikuti persekutuan doa di antara teman-teman saya yang protestan itu dan saya sempat merasa ingin masuk ke gereja protestan. tapi ketika saya merenungkan nya kembali saya akhirnya kembali kekumpulan mudika dan paduan suara gereja khatolik. saya merasa lebih merasa nyaman menjadi orang katholik. saya akan memberikan sharing lia ini kepada teman saya itu semoga saja dia mau kembali kegereja khatolik lagi.

  32. Pertama, terima kasih banyak pada Fr. Bastian Wawan karena sudah menginfo site ini dan khususnya artikel Lia. Dulu saya menganggap Katolik hanya salah satu ‘bahasa’ Tuhan dalam mengasihi manusia. Seperti ibu menyayangi anak-anaknya. Anak-anak ininlah yang akhirnya ‘berantem’ mengakui sebagai yang paling dikasihi. Lebih parah lagi ketika saya ketemu (=mengenal) sosok Ayu Utami penulis idola saya. Semakin yakin (waktu itu) saya adalah Panteist. Gak peduli cap atau golongan tapi percaya adanya Tuhan. Agama selalu terkait dengan politik kekuasaan. Memikirkan iman Katolik (kembali) ketika mendapat rahmat Bunda Maria pada tahun ’96. Mulai subur lagi 2000. Terus bertumbuh dan makin kokoh 2004 sampai sekarang.
    Benar bahwa saya juga terilhami buku-buku keluarga Hahn, dan beberapa buku lagi dengan tema yang sama. Saking kuatnya, saya membuat selebaran “Mengapa Saya Tetap Katolik” yang isinya kesaksian iman saya dan tinjauan Alkitab yang saya susun secara praktis dan sederhana. Semua dengan harapan menguatkan para warga Katolik dan berkat Tuhan mampu menyadarkan mereka yang ‘lari’ mencari di luar halaman Roma.
    Fr. Bastian Wawan menginfo saya tentang site ini, karena saya diuji oleh Tuhan: sahabat lama yang baru saja bertemu kembali setelah 11 tahun terpisah ternyata nyebrang ke Protestan dan LULUS sekolah Teologi mereka. 2 hari otak saya susah diajak tidur. Saya pikir, saya kebanyakan ‘omong’ mau menguatkan iman saudara-saudara Katolik terutama yang sedang bimbang. Sekarang…. Tuhan kasih kasus!!! Bingung deee… Masih nunggu rahmat Tuhan biar bisa menjalankan pelayanan ini sebaik mungkin… Yang penting kasih Yesus makin terpancar dan menghindari ketegangan…

  33. saya baru baca tulisan ini, saya sangat tertarik akan kesaksian lia, yang pasti semakin menguatkan iman saya akan kebenaran iman katolik. Dari tulisan ini saya semakin percaya diri bahw hanya di gereja katolik kita menemukan kedekatan dengan Bapa di Surga. Biarpun katanya di gereja lain pendalaman iman lebih bagus, kotbahnya sangat berapi-api, pujian-pujiannya sangat meriah namun di lubuk hati yang paling dalam hanya dengan ketenangan dan kedamaian kita bisa semakin dekat dengan bapa di surga, dan itu hanya ada di gereja katolik lengkap beserta ritus-ritusnya yang sering kalau tidak disadari seakan-akan membosankan, namun juga tidak bisa kita tinggalkan. amin

  34. Terima kasih Maria atas sharingnya.
    Sebuah perjalanan rohani yang sungguh-2 mempertebal keyakinan saya akan kebenaran dan keabsahan ajaran gereja Katholik. Tuhan Memberkati, Amin.

    Salam Dalam Kristus.

    Simon

  35. Kisah nya inspiratif, bisa menguatkan kita menjalani pergumulan kebimbangan.
    Secara pibadi saya juga mengalaminya dengan lebih banyak agama yang terlibat.
    Tangan Tuhanlah yang menggiring saya kembali ke Katholik.

    Ulasan dan tanggapannya membuka pemikiran dan perenungan baru.

    Salam Damai.

    • Lia, sungguh menyenangkan bisa kembali lagi ke agama Katolik. Saya juga seorang katolik dengan suami Budha. Saya menyakini bahwa semua agama adalah baik di mata Tuhan dan ada keselamatan pula di situ. Tuhan hanya menginginkan kita hidup yang baik dan benar (tanpa pandang bulu)maka surga pun akan menanti. setiap agama memiliki ajaran yang berbeda2 tetapi satu hal yang sama yaitu mengajarkan hal tentang kasih. Jika bisa dijalani, berbahagialah kita.

      dari semua agama yang ada, kita memilih satu yang membuat hati lebih damai dan di situlah kita belajar. Tuhan memberikan kita pilihan atas hidup kita. apapun agamamu; asal kamu hidup dengan baik dan benar….keselamatan itu akan datang.

      saya pribadi lebih menemukan kedamaian di katolik tapi saya menghargai agama Budha karena saya tahu benar bahwa Tuhan sangat mencintai suami saya (sama seperti cintanya kepada saya)dan Tuhan menghargai agama yang dipilihnya serta menerima semua doa yang TIDAK DENGAN SENGAJA dialihkan kepada Dewa2nya.

      • Shalom Chelfa,
        Ya, memang kita semua patut bersyukur atas rahmat Tuhan yang mengantar kita semua menjadi anggota Gereja Katolik. Namun memang rahmat ini disertai juga dengan tanggung jawab yang besar, seperti yang dikatakan dalam Luk 12:48, "Siapa yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut." Maka rahmat iman yang kita terima dari Kristus dan karunia rahmat-Nya sehingga kita mengenal kepenuhan kebenaran di Gereja Katolik, sesungguhnya harus menjadikan kita lebih terdorong untuk membagikan karunia itu kepada orang lain. Walaupun benar, bahwa menjadi Katolik dapat membuat batin lebih tenang, seperti kata Chelfa, namun saya rasa tujuan kita memeluk agama bukanlah semata-mata terfokus pada diri kita, namun lebih kepada apa yang menjadi kehendak Allah sendiri pada kita. Jika kita yakin bahwa Allah yang menginginkan semua orang diselamatkan, telah menyatakan diriNya dalam diri Yesus Kristus, dan karya-Nya itu sekarang dilanjutkan dalam Gereja Katolik, maka keyakinan ini tentu mengubah diri kita!
        Jika pasangan anda bukan beragama Katolik, maka adalah tantangan bagi anda untuk menjadi saksi Kristus, dengan memperkenalkan Dia melalui kesaksian hidup anda kepada suami anda. Jangan sampai setelah sekian lama menikah dengan anda, suami masih sama sekali tidak mengenal Kristus. Sebab jika kita sungguh mengasihi Tuhan maka seharusnya keinginan Tuhan juga menjadi keinginan kita; yaitu agar semua orang diselamatkan (1 Tim 2:4), mengenal dan percaya kepada Kristus (Yoh 6:29).  Selanjutnya, jika kita sungguh mengasihi sesama (dalam hal ini suami), maka harusnya yang kita inginkan terutama adalah keselamatannya dan agar ia dapat sampai kepada Kristus yang dapat mengasihinya melebihi kasih kita sebagai istri. Ini memang suatu permenungan bagi kita sebagai istri, sudahkah kita menjalankan tugas kita untuk menguduskan suami? Sudahkah kita menjalankan peran kita agar suami kita diselamatkan? (lihat. Rom 7:14-16).
        Walaupun pada akhirnya, keputusan tetap ada di tangan suami anda, apakah ia akan menanggapi panggilan Tuhan Yesus, itu tidak menutup kemungkinan bahwa Allah sungguh dapat memakai Chelfa sebagai perpanjangan tangan-Nya untuk membawa suami kepada Yesus. Melalui Chelfa- lah suami dapat mengenal Kebenaran sehingga tidak lagi menggantungkan harapan kepada dewa-dewa. Memperkenalkannya kepada Tuhan Yesus, adalah bentuk kasih yang terbesar yang dapat Chelfa lakukan kepada suami anda, sebab dengan demikian, anda membawa suami kepada sang Allah Pencipta yang mengasihinya dan yang ingin mengasihinya dengan lebih istimewa di dalam Kristus Yesus.

        Salam kasih dalam http://www.katolisitas.org
        Ingrid Listiati

      • Shalom Chelfa,
        Maaf ini mungkin sdh lama sekali dan sy baru tau link ini
        Soal agama yg anda bilang sama, menurut saya itu salah besar krn dulu saya adalah org yg beragama budha, saat menjadi katolikpun itu menjadi pertentangan di bathin saya (sy awalnya terpaksa ikut katolik krn ikut suami). Jika suami ibu masih beragama budha (krn koment ini sdh lama, sy berharap bahwa suami ibu skrg sdh menjadi katolik..amin), cobalah menanyakan ajaran budha sedikit tentang Ehipasiko, yg artinya kurang lebih, kita boleh percaya kalau kita mengalami, melihat dan mendengar sendiri.
        Bagaimana dgn Tuhan? Apakah anda melihatnya? Bagaimana anda bisa percaya kl tidak melihat?
        Hal ini yg membuat sy susah untuk menerima katolik pada awalnya, tp sy percaya akan rahmat Tuhan.
        Dibudha tidak ada mujizat, semua yg terjadi adlh merupakan karma dimasa lampau.
        Bagaimana dgn ajaran katolik? Bukankah yg diajarkan sangat bertentangan dgn iman katolik? Jd, maaf…agama tidaklah sama, mohon telitilah dahulu sebelum anda menyamakannya.
        Krn Tuhan katakan dlm injil (lupa) “berbahagialah org yg tidak melihat namun percaya” dan di katolik kita benar2 percaya bahwa mujizat itu nyata. Bertahun-tahun sy bergulat dgn ini, selalu sy tepis dihati akan semua lelucon katolik, soal luka batinlah, soal org berdosalah, itu semua seperti ilusi dan permainan kata2 (menurut sy dulu) sehingga ada org yg sampai menangis dlm doanya, munafik dll, itu adlh sy dulu, sy adlh org yg sangat sinis akan hal ini, padahal sy jebolan sekolah katolik tp beragama budha. Sy tidak pernah ungkapkan hal ini kesuami sy tp ajaran yg dia ajak betul2 bertentangan dgn ajaran sy yg sudah berakar dari kecil. Sy bukan pemeluk budha yg hanya datang bersembahyang dgn persembahan dgn hio saja, tp sy jg mendalaminya.
        Tapi akhirnya sy berlutut dikaki Tuhan, dengan derai air mata dan pertamakali sy merasakan bagaimana Tuhan mengasihi sy dan mengelus kepala saya, bagaimana akhirnya dari mulut sy sendiri sy mengakui dosa2 saya. Awalnya saat Tuhan menampakkan diripun sy sangkal, dan sy sibuk dgn pikiran kl sy sdh masuk kealam halusi mereka, tp Tuhan punya cara yg berbeda utk semua domba2nya dan skrg sy berkali2 ucapkan dihati sy, kl sy benar2 bersyukur krn rahmatNYA diberikan ke sy.
        Sy minta maaf, jika dgn ini ada yg tdk menerima, tp ini kenyataan, saat inipun sy masih bertekun dlm doa utk keluarga besar sy spy bisa percaya dgn Kristus.
        Terimakasih

        [Dari Katolisitas: Pengalaman rohani pribadi memang dapat diberikan oleh Tuhan, yang maksudnya adalah untuk mendorong kita bertumbuh dalam iman, harapan dan kasih. Untuk itu kita memerlukan rahmat Tuhan sendiri, yang kita peroleh terutama melalui doa, sakramen-sakramen Gereja, dan permenungan akan Sabda Tuhan.]

  36. Shalom…
    Sejujurnya saya baru tau web ini hari ini dan gak bisa berhenti membaca…sangat menarik…dan kesaksian Lia juga sangat luar biasa

    Mungkin ada juga komentar yang sedikit menunjukkan tanda kegusaran dari sahabat lain yang kurang berkenan dengan kesaksian Lia, tapi saya rasa kesaksian adalah hal yang memang dirasakan oleh si penulis sendiri secara pribadi, sehingga kita sebagai umat beriman Kristus tinggal mem”filter” apakah kesaksian tersebut bisa kita terima atau tidak, tanpa perlu memperdebatkan apalagi sampai emosional (untungnya tidak ada yang emosi kan?), karena secara tidak langsung itu tidak menunjukkan ajaran Yesus Kristus yang paling utama, yaitu HUKUM CINTA KASIH.

    Mengenai permasalahan “perang ayat” disini, setahu saya bahwa Alkitab umat Katolik dan Kristiani yang lain adalah sama, hanya Deuterokanonika yang tidak diakui oleh saudara Kristiani yang lain, benar? Nah sebenarnya dari informasi yang pernah saya peroleh, dasar dari Alkitab itu adalah transkrip dan gulungan kuno yang ditemukan dan disimpan di Vatikan. Banyak robek disana-sini sehingga kata-katanya tidak lengkap dan akhirnya kata-kata tersebut dilengkapi melalui Konsili. Selain itu transkrip kuno tersebut ditulis dalam bahasa Ibrani, sedangkan Alkitab yang kita baca adalah bahasa Indonesia. Kita membaca dalam bahasa Indonesia, itu berarti sudah melalui translasi/terjemahan. Yang saya tahu, dari bahasa Ibrani itu kemudian diterjemahkan dulu ke bahasa Yunani, lalu ke bahasa Inggris, dan dari situ menjadi banyak bahasa. Karena hal itu, saya pribadi merasa, jangan pernah menelan bulat-bulat apa yang ditulis di Alkitab, karena sudah melalui banyaknya translasi bahasa. Dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia saja sudah bisa mengalami perubahan arti, contoh: “bulls eye” bisa jadi “mata kerbau atau tepat”. Itu baru dari satu bahasa, apalagi setelah banyak bahasa, bisa terjadi arti dan pemahaman yang berbeda, benar?

    Untuk saudara Stefanus Tay, saya sungguh kagum dengan pengetahuan dan pemahaman anda. Terima kasih banyak atas informasi dan pengetahuan yang anda bagikan kepada para pengunjung Katolisitas.org. Saya yakin itu sangat berguna bagi saudara Katolik kita yang lain yang belum memahami benar tentang Katolik itu seperti apa. Misa hanya dijalankan sebagai kewajiban tanpa memahami benar tujuan melakukannya. Semoga dengan pengetahuan yang saudara Stefanus Tay (dan mungkin banyak saudara lain) bagikan kepada kita bisa merubah perasaan “kewajiban mengikuti perayaan Ekaristi” menjadi “Kebutuhan mengikuti perayaan Ekaristi.”

    Salam damai selalu
    Tuhan memberkati kita

    • Shalom RikCon,
      Terima kasih atas dukungan anda terhadap website ini, dan juga atas komentar anda.
      Memang sebenarnya bukan maksud kami untuk sepertinya ‘perang ayat’, sebab tujuan kami hanya ingin menyampaikan dasar ajaran Gereja Katolik yang mengambil dasar dari Kitab Suci. Maka mau tidak mau kami harus mengutip ayat-ayat Kitab Suci dan penjelasannya, entah dari Bapa Gereja, ataupun dari Magisterium. Selanjutnya motivasi kami untuk menyampaikan kebenaran ini adalah karena kasih, karena kasih yang sejati tidak menutupi kebenaran.
      Kita mengetahui bahwa kanon Kitab Suci Protestan berbeda dengan Kitab Suci Katolik dalam hal kitab Deuterokanonika. Lebih lanjut tentang hal ini akan saya tuliskan dalam artikel: Perkenalan dengan Kitab Suci (bagian- 2) yang akan diposkan di website minggu depan.
      Dari yang saya ketahui tentang sejarah Kitab Suci, maka diketahui bahwa Gereja Katolik tidak mengarang Kitab Suci ataupun melengkapi naskah-naskah yang hilang dengan mengadakan konsili. Sebab yang menuliskan Kitab Suci adalah para orang beriman yang secara khusus dipilih Allah untuk tugas mulia tersebut. Gereja Katolik hanya mengumpulkan naskah-naskah tersebut, menerjemahkannya, meneruskannya dari generasi ke generasi dan menginterpretasikannya dalam bimbingan Roh Kudus. Jadi yang benar adalah Gereja (sebagai institusi) tidak menuliskan Kitab Suci, yang menuliskannya adalah sebagian dari anggotanya. Namun Gereja Katolik diberi kuasa ilahi oleh Yesus Kristus untuk secara resmi meneguhkan dan menentukan secara dogmatis daftar kitab-kitab tertentu sebagai kitab yang diinspirasikan oleh Roh Kudus. Penentuan ini tidak mungkin salah, sebab Roh Kudus yang memimpinnya tidak mungkin salah.
      Sedangkan dalam hal terjemahan memang mungkin didapat beberapa kata yang tidak secara persis diterjemahkan, dan ini memang menjadi tantangan bagi kita semua, untuk mempelajari dari sumber yang baik, sehingga kita dapat mengetahui maksud yang sesungguhnya dari si penulis kitab. Untuk ini memang kita dapat belajar banyak dari penjelasan Para Bapa Gereja, yang mempelajari Kitab Suci dari bahasa aslinya atau belajar langsung dari para rasul dan penerus mereka, sehingga mereka lebih memahami maksud sebenarnya dari Kitab Suci tersebut.
      Salam kasih dari http://www.katolisitas.org
      Ingrid Listiati.

  37. Hi Lia,

    I have just read your heartfelt testimony here, in your mother tongue. I give thanks to almighty God with His Will, for your return back to Holy Mother Church.

    I can see that you are a true lover of God and His Holy Will.

    If you have time, I would urge you to seek out the life and sacred writings of Servant of God Luisa Piccarreta (1865-1947). My life in Christ have not been the same since I discovered her sacred writings in 1997. Your prayer life will be changed forever, for the greater glory of God, nay, for the perfect glory of God.

    May almighty God bless and keep you and all your loved ones.

    Francis Yuen (Auckland, New Zealand)

  38. Dear All!

    Sependapat dgn yang lain, saya sungguh gembira dengan kesaksian Maria. Tuhan sungguh berkarya di dalam dirimu dan orang-orang di sekitarmu. Melalui kesaksianmu ini pun, berkat yang Tuhan berikan kepadamu, menyebar ke kami semua yang membacanya. Puji Tuhan!
    Kesaksianmu akan kukirimkan (via email) ke semua teman2ku, and tentu saja akan kucantumkan website ini.

    Saya sangat setuju dgn pembicaraan teman2 yang lain mengenai mencari kebenaran dan Kerajaan Allah. Saya pun dulu seperti itu. Saya cari dulu Kerajaan Allah dan sekarang saya sungguh sangat gembira. Perjuanganku masih jauh, tapi hatiku gembira. He’s not finish with us, and am glad he’s not.

    Tetapi perlu kita ingat bahwa ‘Tidak ada seorangpun dapat datang kepadaKu, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.’ Saya percaya bahwa kepulangan Maria kepada iman Katolik, adalah semata-mata karena kemurahan hati dan rahmat dari Allah Bapa sendiri. And….Maria menanggapinya! (Itu yang terpenting!!!).

    Semoga Tuhan selalu memberkatimu, keluargamu dan semua karya2mu. Semoga melalui semua itu, engkau bisa menjadi cahaya dan berkat bagi orang-orang di sekitarmu.

    Salam Damai,
    Julia

  39. Pada dasarnya, saya bukan orang yang sangat mengerti mengenai teologi, tapi saya sangat bersyukur bahwa saya seorang Katolik.

    Pada saat membaca kesaksian Lia saya, sungguh timbul perasaan yang sulit utk diungkapkan. Ada timbul rasa bahwa begitu besarnya Keagungan Tuhan dan begitu kecil nya saya yang selalu penuh denagn dosa. Ada bahagia dan damaiii…

    Benar, bahwa kita tidak mencari pembenaran atas apa yang kita yakini, tapi lebih baik dengan tindakan nyata dalam keseharian kita.

    Saya pernah mengikuti Kursus Evangelisasi Pribadi bberpa tahun yng lalu. Mungkin ada baiknya bagi umat Katolik yang belum pernah, juga mengikuti kursus ini di masing2 Paroki.
    Semoga dgn KEP ini, dapat menjawab sebagian dari Kekatolikan kita sehingga tidak mudah GOYAH.

    Dari Keuskupan saat ini menggalakkan agar umat Katolik kembali kepada “Umat Basis” dimana diharapkan kita dapat bertumbuh dalam lingkungan/wilayah dimana kita tinggal dan menjadi teladan sebagai Katolik yang membawa damai sukacita serta menjadi terang dan garam dimanapun kita berada.

    Dan semoga di masa Advent ini Kita semakin dipersiapkan untuk menyambut Natal dengan kudus. (Dengan salah satunya ikut berpartisipasi dalam Pend. Iman di masing2 lingkungan)

    Tuhan Memberkati Kita Semua.

    • Salam Kasih bagi saudaraku seiman IKLIM, saya setuju sekali dengan pernyataan anda bahwa dengan mengikuti KEP dapat menjawab sebagian dari iman Katolik kita sehingga tidak mudah goyah. Kebetulan saya telah mengikuti Sekolah Evangelisasi Pribadi SHEKINAH angkatan 22 di tahun 2008 ini dan memang merasakan sukacita yang luar biasa karena dari SEP inilah banyak pertanyaan2x terjawab. Sayapun sekarang giat mengundang saudara2x di lingkungan untuk mengikutinya, dalam kapasitas sebagai Ketua Panitia SEP SHEKINAH angkatan 23 maupun sebagai pribadi. Namun undangan ini tidak dengan mudah saja diterima baik karena banyak alasan mereka untuk tidak mau mengikuti. Dan anehnya dalam setiap pertemuan, selalu timbul pertanyaan2x mendasar yang sebenarnya bisa didapatkan jawabannya dari Sekolah Evangelisasi Pribadi ini. Saya khawatir keengganan orang yang saya undang untuk mengikuti Sekolah Evangelisasi Pribadi karena mungkin mereka ingin mendapatkan sesuatu yang instan, tepat dan cepat tanpa harus bersusah payah ikut pelajaran. Tapi saya tetap berdoa agar Tuhan Yesus melalui Roh Kudus menggerakkan lebih banyak lagi umat Katolik untuk mengikuti pelajaran di SEP/KEP ini. Thanks atas sharingnya. Tuhan memberkati kita semua!

  40. Web ini dengan lugas menjawab kegelisahan saya. Makin dipertanyakan orang, jawaban malahan makin mantap. Gereja Katolik adalah satu-satunya Gereja yg didirikan Kristus di dunia menuju surga. Ini realitas, bukan kesombongan atau merasa paling benar, sama sekali tidak menganggap orang lain salah. Gereja Katolik hanya mengakui kenyataan ini. Bahwa ada orang lain pun terinspirasi untuk membentuk “gereja-gereja”, up to them, semoga Tuhan memberkati mereka pula. Namun tak memungkiri kenyataan bahwa Kristus hanya mendirikan Gereja yangh satu, kudus, katolik, apostolik. Amin. Terima kasih Pak Stef, Bu Ingrid, Bu Lia. Tuhan Yesus mendampingi usaha Anda.

  41. A very great article.
    Thank you for posting this article and thank GOD that this article can strengthen my (and I think everyone’s) Catholic faith.
    Gbu.

  42. [dari admin: saya tambahkan penomoran]
    Shalom…
    Sehari setelah saya post sharing iman Lia di milis alumni, sore ini saya mendapat email sbb :

    ” Shallom all…

    A) postingan sdr samuel mungkin baik, tp bagi bbrp orang akan menjadi konsumsi dan komoditi yg menyenangkan melihat perseteruan katolik-kristen yg msh berlangsung sampai saat ini. Orang non kristiani mungkin menilai, ” tuh liat yg punya Tuhan aja pd bertengkar, mending kita yg tidak bertuhan tp damai…”
    dan karena ajaran Kristus mengenai kasih, mk perbedaan mengenai tata cara beribadah ataupun berbagai penafsiran umat kristiani tdk akan menimbulkan perselisihan (semoga) yg berakhir menjadi tindakan kekerasan seperti yang dilakukan sekelompok orang di negeri ini.

    B) Sy skrg bernaung dlm gereja protestan dgn denominasi evangelical church, di sini selalu diingatkan bahwa kami tidak mengklaim sbg gereja yg paling benar dan tidak dibenarkan untuk menarik jemaat dr gereja lain, tetapi terus bermisi untuk mengabarkan injil ke pelosok daerah & suku2 terabaikan. Tp sy blm sejauh itu, msh terbatas pelayanan kecil2an aja.

    C) Tambahan, mengenai mukjizat dan penampakan bunda maria. Mas Samuel apakah pernah tau tentang common grace ? coba ntar cari tau ya.

    D) O iya kalo sy lg ke luar daerah sy ngga hrs repot2 nyari gereja yg satu denominasi, kalo ada ya sukur. kl ga ada ya yg mirip2. kl ga ada ya ke gereja katolik jg no problem. kan itu mah masalah sy pribadi dgn Tuhan, bukan dgn institusinya.
    Alkisah ada satu percakapan antara manusia dgn malaikat, kt malaikat di tempat ini ada jemaat dr anglikan, methodist, calvinis, katolik, baptis, advent, lutheran, karismatik, pantekosta, reformed, dll. tempat ini dinamakan neraka, kt si malaikat. Lalu malaikat menunjukkan tempat di mana hanya ada orang yg disebut sbg pengikut Kristus, yg mau memikul salib selama hidupnya. Itulah disebut surga, ujar malaikat. Jd di surga itu ngga ada pemisahan lg apakah katolik atau bukan. Saya agak menafsirkan cerita Maria natalia itu diumpamakan sbg domba yg hilang, tp mudah2an bukan.

    E) Istri sy sblm pacaran dgn sy adl seorang katolik, tp setelah bersama2 dgn sy dia ikut gereja sy meskipun blm atestasi. Tp skrg dia lbh rajin dr sy, imannya lbh jauh bertumbuh dr sy.

    F) Mengenai jumat agung, kristen protestan merayakannya jg. Memang ada bbrp denominasi yg tdk. Tp ada hal konyol yg pernah sy dengar, misa jumat agung yg diundur krn bertepatan dgn libur long weekend.
    Sy jg seneng kl pa samuel di posting-an sll ngasih tau lg atau akan melakukan kegiatan ibadah, bahkan mungkin kepencet ngga sengaja sampe berkali2 dgn isi yg sama. tp coba liat mat 6:5-6.

    G) Dl waktu blm menetap & bertumbuh di gereja sekarang, bbrp kl pernah ikut misa, ikut2an si temen yg kebetulan katolik, dan itu hanya rutinitas mingguan belaka dgn kotbah sang pastor yg ngga dimengerti. jd sy sampe berkesimpulan yah kotbah di gereja katolik ya emang gitu semua, boring. tp bgitu satu saat sy nonton tv pas kebetulan acara mimbar agama katolik, sy coba ikutin denger si pastor muda ini. lho koq kotbahnya asyik jg, ngga melulu kotbah ttg jaman rasul petrus. Dr situ sy berpikir wah ada kemajuan jg nih katolik, puji Tuhan, moga2 banyak anak muda yg denger kotbah dia.

    Oke deh,penumpangnya udh kumpul semua, sy mau bertugas lg. nanti disambung lg ya.

    JBU…

    —–> saya baru jawab bahwa saya juga masih banyak belajar setelah 42 th beragama katolik dan saya belajar dr situs ini, dan saya tdk mengerti pertanyaan dia mengenai common grace, mungkin Pak Stef, Lia dan Inggrid bisa bantu menjelaskan nanti jawaban dari anda semua saya copy paste ke milis alumni.
    Trims ya

    Tuhan memberkati kita semua…

    • Shalom Big Sam,
      Terima kasih untuk mengirimkan kesaksian Lia ke banyak orang. Dan memang, kesaksian Lia dapat membuat orang merasa dikuatkan, namun ada orang-orang yang tidak setuju. Dan ini adalah hal yang biasa. Mari kita lihat keberatan-keberatan mereka:
      A. Diskusi
      Saya pikir bahwa diskusi agama bukanlah sebuah peperangan. Diskusi akan semakin membuat kita mencari kebenaran dengan sungguh-sungguh, membawa kita kepada kebenaran dan juga memacu kita untuk benar-benar mencoba untuk mengerti iman Katolik kita. Kalau orang sering berdiskusi tentang politik, ekonomi, yang juga sering berbeda pendapat, kenapa diskusi agama seolah-olah dianggap tabu. Yang penting diskusi harus dilakukan dengan penuh kasih dan hormat (1 Pet 3:15). Diskusi kekristenan yang berakhir pada kekerasan bukanlah diskusi yang berdasarkan kasih, dan hal tersebut sudah menyimpang dari pencarian kebenaran.

      B. Kodrat dari Gereja Katolik

      1) Memang tidak ada gereja yang dapat mengatakan bahwa gereja tersebut yang paling benar, karena Kristus tidak memberikan amanat kepada mereka. Kristus hanya mendirikan satu Gereja, yaitu Gereja Katolik, dengan Rasul Petrus sebagai Paus pertama (Mat 16:18). Gereja Katolik mengatakan bahwa kepenuhan kebenaran ada di Gereja Katolik, karena Kristus sendiri yang mendirikannya dan melindunginya (KGK, 819). Kalau Yesus tidak memberikan mandat kepada Gereja, dan kemudian Gereja membuat mandat sendiri, maka itu adalah hal yang salah.

      2) Seorang wanita tidak bersalah kalau dia mengatakan bahwa dia wanita, karena memang kodratnya adalah sebagai wanita. Akan menjadi salah kalau seorang pria mengatakan bahwa dia seorang wanita. Demikian juga dengan Gereja Katolik tidak bersalah dengan mengatakan bahwa Gereja Katolik didirikan oleh Kristus dengan empat tanda "satu, kudus, katolik, dan apostolik" (silakan membaca tulisan ini – klik disini), karena itulah yang menjadi kodrat Gereja sesuai dengan yang diberikan oleh Kristus, yaitu kodrat sebagai "Tubuh Mistik Kristus". Kalau Gereja Katolik tidak berani mengatakan bahwa Gereja Katolik didirikan oleh Kristus, maka itu menentang kodrat-Nya sendiri, sama seperti seorang wanita mengatakan dia tidak ingin menjadi wanita lagi.

      3) Namun kodrat Gereja Katolik sebagai Tubuh Mistik Kristus tidak menjadikannya sombong, namun Gereja mempunyai tanggung jawab yang besar untuk menjadi pancaran kasih Kristus dan menjadi pilar kebenaran.

      C. Common Grace

      1) Saya tidak tahu mengapa menghubungkan penampakan Maria dengan common grace. Louis Berkhof, dalam Systematic Theology, hal. 434-437 menyatakan bahwa ada beberapa macam pengertian tentang common grace, yaitu:

      Universal common grace – merujuk akan berkat Allah kepada semua ciptaan.

      General common grace – merujuk akan berkat Allah kepada seluruh umat manusia.

      Covenant common grace – merujuk akan berkat Allah kepada manusia yang hidup berdasarkan perjanjian Allah, baik umat yang terpilih maupun yang tidak.

      Dan kemudian, Louis Berkhof menyatakan bahwa bagi yang terpilih untuk masuk surga, dikarenakan mereka mempunyai particular grace. Sedang common grace secara prinsip tidaklah menyelamatkan.

      2) Gereja Katolik: mengenal dua macam rahmat yaitu sanctifying grace atau rahmat pengudusan, dan actual grace atau rahmat yang membantu. Hal ini dinyatakan dalam Katekismus Gereja Katolik 2024 "Rahmat pengudusan membuat kita "berkenan kepada Allah ". Karunia-karunia Roh Kudus yang khusus, karisma-karisma, diarahkan kepada rahmat pengudusan dan mempunyai kesejahteraan umum Gereja sebagai tujuan. Allah juga bertindak melalui aneka rahmat yang membantu, yang dibedakan dari rahmat habitual, yang selalu ada di dalam kita."

      3) Menurut pandangan Gereja Katolik seseorang digerakkan oleh rahmat yang membantu kepada pertobatan, sehingga dia dapat bekerja sama dengan rahmat Allah, kemudian mendapatkan rahmat pengudusan dalam Sakramen Baptis. Dan rahmat pembantu ini akan terus bekerja dalam kehidupan umat beriman sebagai rahmat yang membawa kepada pertobatan, sehingga umat beriman dapat terus menjadi bait Allah Tritunggal Maha Kudus.
      Jadi, penampakan Maria dapat menjadi actual grace atau rahmat yang membantu, sehingga orang yang belum mengenal Kristus dapat mengalami pertobatan dan kemudian menerima sanctifying grace melalui Sakramen Baptis. Dan bagi yang sudah dibaptis – artinya telah mempunyai sanctifying grace – penampakan Maria (terlebih yang sudah diakui oleh Gereja secara resmi) dapat membawa orang kepada pertobatan dan juga semakin menguatkan iman untuk terus hidup menurut perintah Kristus.

      D. Mencari Gereja

      Orang Katolik, kalau ke luar negeri atau ke daerah lain harus mencari gereja Katolik. Syukurlah, karena Gereja Katolik di manapun mempunyai tata cara yang sama dan mengimani hal yang sama, yaitu Kristus yang hadir secara khusus dalam rupa roti dan anggur, maka tidak menjadi masalah mau ke gereja Katolik di manapun. Namun dalam sharing yang diberikan oleh Lia, itulah yang dialami oleh Lia sebelum menjadi Katolik. Dia berpindah dari satu gereja ke gereja yang lain. Apakah memilih Gereja penting untuk keselamatan seseorang? Tentu saja, karena ini menyangkut bagaimana seseorang mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap pikiran, dan segenap kekuatan. Saya pernah menjawab pertanyaan yang sama di jawaban ini (silakan klik).

      Lia disebutkan oleh teman Big Sam sebagai "domba yang hilang". Bagi mereka mungkin Lia adalah domba yang hilang, namun bagi Gereja Katolik dia telah menemukan rumah yang memang menjadi rumahnya sejak dia lahir. Dia hanya kembali ke asalnya, bukan domba yang hilang.

      E. Orang Katolik yang berpindah ke gereja lain dan menjadi lebih baik.

      Memang tidak dapat dipungkiri bahwa ada orang yang berpindah menjadi dari Katolik ke agama lain, dan mereka hidupnya menjadi lebih baik. Namun hal ini tidak menghapuskan bahwa kepenuhan kebenaran ada di Gereja Katolik. Sama seperti orang Kristen kemudian berpindah ke agama non-Kristen, dan terlihat kehidupannya dan imannya menjadi lebih baik. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah sebelum pindah dari Katolik ke agama yang lain, seseorang benar-benar mencari tahu terlebih dahulu tentang iman Katolik.
      Ini adalah tantangan bagi seluruh umat Katolik untuk semakin berusaha mengerti dan mengasihi iman Katolik.

      Seseorang yang benar-benar mengerti akan iman Katolik tidak akan pindah agama, karena kepenuhan kebenaran ada di dalam Gereja Katolik. Ini mungkin sulit dimengerti bagi banyak orang non-Katolik, namun kalau di lihat, banyak orang Katolik berpindah ke agama lain karena alasan yang sifatnya pribadi, perasaan, komunitas, dan mungkin juga karena kesalahpahaman akan iman Katolik.

      F. Jumat Agung

      Saya turut bersyukur bahwa beberapa gereja denominasi merayakan hari Jumat Agung, hari yang begitu suci. Namun saya tidak tahu berapa persen dari denominasi yang merayakan Jumat Agung. Berpuluh-puluh tahun saya menjadi Katolik, namun saya sendiri tidak pernah mendengar ada gereja yang memundurkan hari Jumat Agung. Gereja Katolik mempunyai liturgi Easter Triduum/ Paschal Triduum/ Triduum (Triduum artinya: tiga hari) atau Trihari Paska, yang terdiri dari Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Suci (Easter Vigil). Dan kemudian pada hari Minggu setelah triduum, Gereja merayakan kebangkitan Tuhan Yesus (Easter Sunday). Rangkaian hari-hari tersebut adalah untuk memperingati misteri Paska Kristus: penderitaan, kematian, dan kebangkitan Kristus, yang dimulai pada hari Kamis dan memuncak pada hari Minggu.

      Katekismus Gereja Katolik, 1168 menyatakan "Zaman baru kebangkitan menerangi seluruh tahun liturgi dengan Trihari Paska sebagai sumber terangnya. Tahun itu disinari langkah demi langkah oleh liturgi sebelum dan sesudah Trihari Paska. Sesungguhnya itulah "tahun rahmat Tuhan". Tata keselamatan berlangsung di dalam waktu, tetapi sejak ia diselesaikan dalam Paska Yesus dan setelah Roh Kudus dicurahkan, akhir sejarah telah hadir sebagai "prarasa", dan Kerajaan Allah masuk ke dalam zaman kita."

      G. Misa membosankan

      Pada saat kita ke Misa, kita tidak hanya mendengarkan Pastor berkotbah. Ada dua meja di dalam misa, yaitu "Meja Perjamuan" dan "Meja Sabda". Meja Sabda adalah bagian bacaan (dari Perjanjian Lama, Mazmur, Surat Rasul Paulus dan kitab Perjanjian Baru lainnya, Injil) dan juga kotbah dari Pastor yang  menerangkan Sabda Allah sehingga umat beriman tahu bagaimana untuk menerapkan Firman Allah dalam kehidupan sehari-hari dan juga memperoleh siraman rohani. Meja Perjamuan adalah bagian liturgi Ekaristi, dimana Yesus sendiri menjadi korban dan juga santapan rohani. Kita tidak ke Misa hanya untuk mendengarkan Pastor berkotbah, namun juga untuk menerima Kristus sendiri dalam Ekaristi. Disinilah pentingnya untuk "mengetahui/ mengenal terlebih dahulu sebelum mengasihi". Tanpa tahu makna dari Sakramen Ekaristi dan hanya berharap dari santapan kotbah, maka seseorang dapat merasa bosan. Untuk itu, silakan membaca beberapa artikel tentang Ekaristi: (1, 2, 3).

      Semoga keterangan di atas dapat menjawab pertanyaan Sam. Memang lebih baik kita mengatakan tidak tahu, kalau pada saat tertentu kita ditanya dan belum tahu jawabannya daripada mencoba menjawab namun tidak sesuai dengan pengajaran Gereja Katolik. Ini juga suatu cerminan kerendahan hati.

      Mari kita bersama-sama bertumbuh dalam iman Katolik kita, sehingga kita dapat memberikan pertanggungjawabannya pada saat diperlukan.

      Salam kasih dari http:///katolisitas.org
      stef

  43. Great Story………………….! and a great reminder of how rich our catholic church is.

    Forwarded!

  44. Paulus D Sartono

    Hi, Lia
    Saya tahu anda dari teman di Surabaya. Saya tidak memasalahkan kesaksian anda benar atau tdak, yang jelas ini sudah menambahkan keyakinan saya tentang katolikisme. Luar biasa !!!

    Kesan yang sering didengar, terutama dari tetangga sebelah yang masih saudara kita, katolik penuh dengan ritual yang monoton dan membosankan

    Ini bisa terjadi karena orang salah mengambil posisi dengan menyamakan 2 hal yang sama sekali berbeda. Pertama, upaya mencari siapa Allah sesungguhnya, dan kedua, kehidupan beriman katolik dalam praktek. Yang pertama dasarnya adalah hidup beriman yang dibingkai oleh kehendak bebas, dengan yang kedua, kehendak bebas yang dibingkai dalam komunitas hidup beriman (katolik, tentunya).

    Dasar yang pertama, menyatakan bahwa siapapun tidak ada yang bisa membatasi (Tuhanpun, tidak !), nah, ketika masuk dalam komunitas, maka kehendak bebas itu tidak memiliki ruang untuk memaksakan dirinya, supaya sampai pada kondisi “sehati – sepikir dan seperbuatan,(3S)”. Untuk mencapai 3S ini hanya boleh ada satu pimpinan saja, yang digerakkan oleh kuasa Roh Kudus. Ini hukum komunitas yang kekal.

    Suksesi Yesus kepada Petrus (Mat 16:13-20)itu bersifat final dan kekal. “Kepadamu akan Kudirikan jemaatku, dan Aku akan menyertai kamu sampai akhir jaman, apa yang kau ikat dibumi akan terikat di sorga dan apa yang kau lepaskan di bumi akan terlepas di sorga”. Ini jelas bahwa jemaat itu hanya satu (yang dipimpin Petrus, dan penerusnya), Yesus tetap menyertai jemaat ini untuk selamanya, dan sudah mengkaruniakan kuasa untuk mengampuni dosa kepada Petrus dan penerusnya.

    Jadi jika ada jemaat lain, selain yang pertama dan penerusnya, Jika Jemaat itu ternyata sudah tidak ada lagi, dan Gembala yang sudah diberi kuasa untuk mengampuni (dosa)itu juga dianggap salah (-kenapa gak lagsung ke Tuhan saja ?), maka ini berarti Yesus itu pembohong besar dan Injil itu bukan berisikan firman yang benar !!!

    Hayoo, kalau sudah begini, siapa yang berani mengatakan Yesus itu Pembohong besar dan Injil itu tidak benar ????? he…heh…..

    Wass. Tuhan memberkati.

  45. Shalom…
    artikel sharing iman Lia saya forward ke beberapa mailing list khususnya mailing list teman2 alumni di sekolah katolik. Saya tahu banyak teman2 saya yang sudah menyeberang ke berbagai nama gereja yang ada. Moga2 mereka bisa baca dengan hati terbuka dg Iman, Pengharapan dan Kasih dari Tuhan untuk bisa kembali lagi menjadi Katolik. Saat ini saya tinggal dalam lingkup keluarga Gereja Bethel tp saya tidak pernah tertarik utk pindah keyakinan, apalagi sekarang saya sudah mengalami pembaharuan rohani setelah ikut SHDR (Seminar Hidup Baru Dalam Roh), dan KEP (Kursus Evangelisasi Pribadi), KKS (Kursus Kitab Suci), dan membaca buku2 Scot Hann..yang membuat saya semakin cinta Ajaran Gereja Katolik dan rindu akan Yesus Kristus dan diwujudkan dg selalu menghadiri Misa Pagi Harian, baca alkitab dan ikut pelayanan Gereja. Sungguh semakin indah kehidupan yang saya rasakan.

    Sharing Lia saya print dan saya kasih ke Kakak saya yg dulu katolik dan saya kasih kepada sahabat saya yg Protestant sebagai sekedar informasi. Pada prinsipnya saya tidak akan memaksa mereka utk kembali menjadi katolik, biarkan Roh Kudus Allah yang bekerja utk merubah ex Katolik untuk ‘back home’ seperti yang di alami Lia.

    Terima kasih yah…
    Tuhan Memberkati Kita semua…Amin..

    • Sharing pengalaman iman ini sangat luar biasa. ketika banyak umat katolik yang akhir-akhir ini lari pindah ke pantekosta dsn sejenisnya karena liturgi katolik yang tidak semangat dan sesuai dengan harapan mereka, kiranya sharing ini bisa menjadi bahan referensi bagi mereka yang sudah menjauh dari gereja, dan semoga sama seperti Lia, mereka akan menemuka kembali Gereja Katolik dengan segala ajaran dan tradisinya. Syukur pada Tuhan karena akhirnya banyak orang bertobat dan bisa kembali kepangkuan gereja, pangkuan sang Bunda Gereja. salam. Fongky – Penyelenggara Bimas Katolik Kandepag Kota Bitung

      • Trimakasih Tuhan melalui anakMu Lia banyak umat katholik yang sudah back home semoga yang masih suka jalan2 atau suka sama nasi tetangga menyadari kekeliruanya dan back to basic (Roman Catholic). Saya dulu termasuk orang yang suka jalan2 atau tidak kerasan dirumah sendiri, tetapi dengan banyak membaca kesaksian2 orang yang back home baik diinternet maupun buku2 terbitan dalam maupun asing saya menjadi lebih mantap dan tidak ada keraguan lagi didalam iman katolik. Percaya dan yakinlah semua ajaran dan doktrin katolik ada dasarnya di Alkitab asal rajin membaca dan mohon rahmat Tuhan yang selalu bekerja didalam hati kita.Amin Gbu all.

  46. Thanks untuk sharingnya Lia. Saya mendapatkannya dari berbagai milis katolik dan akhirnya menemukan website ini. Mohon ijin untuk me link dan memposting kan kesaksian ini sehingga semakin banyak orang katolik menyadari bahwa mereka sudah ada ‘di rumah’ but does not feel ‘at home’. Iman bukan masalah perasaan atau emosi sesaat, iman adalah dasar seluruh kepercayaan dan pengharapan kita.
    Salut ya untuk romo Mardi, gaul banget deh. Cocok jadi vikep di kevikepan dunia maya ya mo.

    • Shalom Ratna,
      Terimakasih telah berkunjung ke katolisitas.org.
      Ratna dapat me-link atau memposting artikel-artikel yang ada di website ini dengan menyebutkan sumbernya http://www.katolisitas.org, sehingga orang yang mau bertanya dapat menemukan website ini dan kami juga dapat mendapatkan masukan jika ada yang mau memberikan saran atau pesan.
      Mari kita bersama-sama melayani Tuhan dengan suka cita.
      Salam kasih dari https://katolisitas.org
      lia, ingrid, and stef

      • [dari admin: tanpa merubah isi pesan, saya menambahkan penomoran, sehingga mudah untuk berdiskusi]
        Shalom ah…

        1) Mau tanya… Emangnye Maria [dari admin: nama yang diplesetkan saya hapus]…eh Lia termasuk dalam tim-nya katolisitas.org [dari admin: menyingkat katolisitas.og dengan KO, mungkin kurang baik]  ya?? Soalnya kelihatannya alumni dari almamater yang sama.

        2) Sejak saya sebarkan artikel Lia, dan kemudian [dari admin: situs ini] lenyap sesaat…saya mendapat banyak respon. Ada yang marah ada yang kuatir semangat eukumene yang sudah susah payah terbangun di banyak aspek,terutama pasca Konsili Vatikan II kembali terusik. Sementara artikel itu tersebar kemana-mana,tanpa kendali.

        3) Juga jadi pertanyaan…dengan memasang romo [dari admin: nama yang diplesetkan saya hapus]..eh Mardi dengan segala titelnya, apakah pandangan/uraian di [dari admin: situs ini] resmi merupakan pandangan gereja (katolik)???

        4) Untuk mbak Ratna sang caleg dengan hati nurani….,saya setuju…pada tahapannya,iman bukan sekedar gejolak emosi semata.Akan sampai pada kenyataan..Kasih itu diatas segalanya…dimana kita menemukan "free will" yang tidak liar.

        5) Kembali ke Lia,…Pengalaman anda sangat mirip dengan yang saya jalani…bedanya anda di jalur ‘borju’, sementara saya lebih proletar lah.Anda punya ortu yang bijaksana…saya juga punya ibu tak kalah bijaksana,cuma dia membiarkan iman saya tumbuh tanpa mencampurinya…karena memang bukan katolik. Roh Kudus bekerja…dengan keunikannya, saya jajan santapan rohani di warung tetangga…dan membawanya ke gubuk dimana saya disiram oleh pastor…ha…ha…ha..

        6) Okelah,…semoga perang ayat berlanjut… landasannya haruslah Kasih.Toh kawin beda Gereja saja ada dispensasi…koq kita terkesan mau menang sendiri…dan menuduh tetangga kita memancing di kolam kita…yang ikannya lapar dan haus.. akan santapan religius-spiritual

        7) …sementara yang disajikan adalah "rutinitas"…

        Salam Damai…
        br si embun panas

        • Shalom Embun Panas,
          Terima kasih telah berkunjung ke katolisitas. org. Berikut ini adalah jawaban-jawaban yang dapat kami sampaikan.

          1) Maria Brownell (Lia), memang menjadi salah satu tim dari katolisitas.org, hanya dia tidak dapat terlalu aktif karena kegiatannya yang begitu banyak. Dan kebetulan kami tinggal satu rumah di Amerika. Dan memang kami belajar dari sekolah yang sama.

          2) Terimakasih kepada Embun Panas yang telah ikut menyebarkan kesaksian Lia. Kami percaya banyak dari teman-teman yang ikut juga menyebarkan, baik dengan memberikan link lewat e-mail, atau juga di dalam forum. Kami bersyukur bahwa kesaksian Lia banyak yang membaca. Tentu saja kami menyadari bahwa akan ada reaksi yang berbeda-beda pada waktu membaca kesaksian Lia. Bagi yang marah atau kuatir  atas kesaksian Lia, dan berfikir bahwa itu akan membawa dampak buruk semangat ekumene, kami ingin minta maaf karena telah membuat orang marah atau kuatir. Kami juga percaya bahwa orang yang kuatir atau marah dikarenakan bahwa mereka juga mengasihi Kristus.

          Kami ingin mengusulkan agar masing-masing pihak silakan membaca terlebih dahulu dokumen Vatican II tentang Ekumenisme atau Unitatis Redintegratio (UR) (silakan klik). Dan juga silakan membaca dokumen "Ecclesiam Suam" dari Paus Paulus VI, yang dokumen aslinya dapat dilihat di website vatican (silakan klik), terutama paragraf 96 dan seterusnya. Kami telah mencoba meringkas paragraf 96 dan seterusnya di jawaban ini – dibagian bentuk dialog yang dibangun (silakan klik).

          Dari dokumen tersebut, kita dapat mendiskusikan seperti apakah sebenarnya ekumenisme. Ekumenisme yang hanya ingin mengatakan bahwa semua ajaran agamapun sama adalah bukan ekumenisme yang dimaksudkan oleh Vatikan II dan juga oleh dokumen Gereja. Dengan demikian, ekumenisme tidak boleh mengaburkan kebenaran. Menurut saya, sebagai umat Katolik, kita harus mewartakan kebenaran Kristus dan juga termasuk Gereja Katolik, Gereja yang didirikan oleh Kristus (Lihat Lumen Gentium Bab Tiga, tentang Susunan Hirarkis Gereja). Tanpa semangat ini, kita sebetulnya mengaburkan semangat Vatikan II. Namun tentu saja pewartaan tentang Kristus harus dilakukan dengan bijaksana (prudence) dan penuh kasih serta hormat. Bahkan kami mencoba menegaskan di dalam website ini dari beberapa jawaban dan artikel, bahwa bentuk pewartaan yang paling efektif adalah hidup kudus, seperti yang dilakukan oleh para kudus. Dan panggilan hidup kudus seperti yang diserukan oleh Vatikan II, adalah panggilan untuk seluruh umat Katolik, tidak hanya terbatas untuk para biarawan dan biarawati. Untuk itu mari kita bersama-sama berjuang untuk hidup kudus sehingga kita semua dapat menjadi refleksi kasih Kristus.

          3) Pertanyaan yang lain: apakah pandangan, tulisan dari katolisitas.org adalah merupakan pandangan resmi Gereja Katolik? Jawabannya adalah tidak, walaupun kami berusaha dengan sungguh-sungguh agar apa yang kami sampaikan dalam situs ini benar-benar sesuai dengan pengajaran Gereja Katolik, dan kami berusaha mendasarkan artikel-artikel kami pada doktrin dan dokumen-dokumen resmi Gereja Katolik. Kami juga telah menjelaskan hal ini dalam pernyataan kami tentang situs ini (klik disini), yaitu:

          …….Untuk itu, http://www.katolisitas.org mencoba untuk menyajikan dokumen-dokumen Gereja dan tulisan-tulisan yang berdasarkan: 1) Kitab Suci, 2) Katekismus Gereja Katolik, 3) dokumen Vatikan II, 4) Tulisan dari Paus Yohanes Paulus II dan Paus Benediktus XVI, juga para paus yang lain, 5) tulisan para santa dan santo, 6) Kitab hukum Gereja, 7) dan juga dokumen Gereja yang lain, seperti ensiklikal, surat gembala dll. Dengan dasar semua ini, diharapkan tulisan yang ditampilkan dalam website ini sesuai dengan pengajaran Gereja Katolik. Jika sampai ada yang tidak sesuai, hal itu disebabkan karena keterbatasan para penulis dan dengan segala kerendahan hati mohon maaf, dan segera memperbaikinya atas dasar ketaatan kami kepada otoritas Gereja dan semua pengajaran yang diberikannya yang kami yakini berasal dari Kristus sendiri.

          Dari pernyataan tersebut di atas, kami tidak mengklaim bahwa website katolisitas.org menyuarakan suara Gereja Katolik resmi, karena kami juga menyadari bahwa menurut Kitab Hukum Gereja 1983:

          Kan. 216 – Kaum beriman kristiani seluruhnya, karena mengambil bagian dalam perutusan Gereja, mempunyai hak untuk memajukan atau mendukung karya kerasulan, juga dengan inisiatif sendiri, menurut status dan kedudukan masing-masing; tetapi tiada satu usaha pun boleh memakai nama katolik tanpa persetujuan otoritas gerejawi yang berwenang.

          Kan. 301 – § 1. Hanyalah otoritas gerejawi yang berwenang berhak mendirikan perserikatan kaum beriman kristiani yang bertujuan menyampaikan ajaran kristiani atas nama Gereja atau memajukan ibadat publik, atau mengejar tujuan-tujuan lain, yang penyelenggaraannya menurut hakikatnya direservasi pada otoritas gerejawi itu.

          Jadi, kami hanya mencoba untuk mengambil bagian dari perutusan Gereja sebagai akibat dari Sakramen Baptis yang telah kami terima. Kami sangat berterima kasih sekali kalau ada pihak-pihak yang menemukan pernyataan-pernyataan atau tulisan-tulisan di katolisitas.org yang tidak sesuai dengan pengajaran Gereja Katolik, sehingga kami dapat memperbaikinya. Dan kami terbuka dengan diskusi ini. Kami juga terbeban untuk memberikan apa yang sebenarnya diajarkan oleh Gereja Katolik dan mencoba untuk berhati-hati dalam memberikan tulisan atau jawaban, sehingga semuanya sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik.

          4) Kami setuju dengan pandangan Ratna dan Embun Panas, bahwa beriman bukanlah gejolak emosi. Untuk masalah iman, pengharapan, dan kasih, serta hubungan antara ketiganya, kami sudah mencoba menjelaskannya di jawaban ini (silakan klik). Perlu digarisbawahi bahwa iman adalah hasil kerja akal budi atau intellect, yang mendahului keinginan atau will.Dengan kata lain, kita perlu memgetahui terlebih dahulu  agar dapat mengasihi iman kita. Contohnya, kita tidak dapat mengasihi Ekaristi, kalau kita tidak tahu bahwa di dalam Ekaristi kurban Kristus yang sama dihadirkan kembali, sehingga kita mengalami berkat yang mengalir dari penderitaan dan kasih Kristus yang tercurah di kayu salib. Namun kasih memotivasi kita untuk mengetahui dan mencari kebenaran dengan sukacita. Namun seperti yang ditegaskan oleh Embun Panas, yang terbesar dari 3 kebajikan ilahi adalah Kasih.

          Iman dan akal budi tidaklah bertentangan, bahkan keduanya saling melengkapi, namun iman lebih besar dari akal budi. Dua hal ini adalah seperti sayap yang membawa roh manusia kepada kontemplasi akan kebenaran (Faith and reason are like two wings on which the human spirit rises to the contemplation of truth – dikutip dari Ensiklik Fides et Ratio / relasi antara imandan akal budi, oleh Paus Yohanes Paulus II ). Kita menyadari bahwa akal budi dan iman saling bekerjasama untuk mencapai kebenaran.

          5) Kita sama-sama mensyukuri bahwa karya Roh Kudus begitu besar untuk membawa masing-masing dari kita kepada pertobatan dan kepada kebenaran. Namun pada saat kita telah sampai kepada kebenaran, kita perlu menggali terus sampai kita sendiri yakin akan kebenaran tersebut. Pada saat kita yakin akan kebenaran tersebut, kita tidak perlu lagi jajan di tempat lain. Bagi kami, seperti yang kami tegaskan di dalam "tentang situs ini":

          Kami meyakini bahwa Gereja Katolik adalah Gereja yang direncanakan oleh Tuhan Allah, didirikan oleh Yesus Kristus Putera-Nya, dan dikuduskan terus menerus oleh Roh Kudus. Dan sesuai dengan amanat Yesus sendiri, Gereja Katolik menjadi “sakramen keselamatan” bagi seluruh bangsa. Setiap anggota Gereja telah dibekali dengan Roh Kristus yang memampukannya untuk hidup kudus sehingga ia dapat diselamatkan dan memperoleh kehidupan kekal.

          6) Terimakasih telah mengingatkan kami untuk melakukan diskusi dengan dasar kasih. Kami berusaha dengan sungguh-sungguh untuk melakukan hal ini dalam setiap tulisan dan jawaban kami. Namun kembali kami harus menegaskan, kasih tidak dapat mengaburkan kebenaran. Mungkin kurang tepat kalau dikatakan disini terjadi "perang ayat". Yang ada adalah orang yang berusaha mencari kebenaran dengan berdasarkan Firman Tuhan dan pengajaran Gereja. Kami menghormati setiap pertanyaan dan sanggahan, karena kami beranggapan bahwa setiap orang berusaha untuk mencari kebenaran.
          Masalahnya bukan pada mau menang sendiri, tapi mewartakan kebenaran Kristus yang diteruskan oleh Gereja, Gereja Katolik. Kalau sebagai orang Katolik, kita masih belum yakin dengan hal ini, kami merasa bahwa kita harus terus menggali kekayaan iman Gereja Katolik. Mungkin hal tersebut dapat mulai dari membaca Katekismus Gereja Katolik.

          7) Perkataan "rutinitas" telah dijawab oleh Yohanes Rasul. Namun terus terang kami tidak dapat mengerti akan pernyataan terakhir ini. Kalau kita sebagai orang Katolik menganggap Ekaristi adalah suatu rutinitas, berarti kita masih kurang memahami apa yang terjadi di dalam perayaan Ekaristi. Kami telah mencoba membuat tulisan-tulisan tentang Ekaristi, sebagai Puncak kehidupan Kristen di tulisan ini, ini, dan juga ini (silakan klik). Setelah kita tahu bahwa Kristus sendiri yang dikurbankan dan Kristus sendiri yang kita terima, dan pada saat yang bersamaan kita melihat pengorbanan dan kasih Kristus untuk menyelamatkan kita, maka kita tidak akan berfikir bahwa Ekaristi adalah suatu rutinitas. Hal yang lain, puncak ibadah dan doa kita adalah Ekaristi, karena itulah yang diinginkan dan diperintahkan oleh Kristus sendiri. Yang menjadi masalah adalah kadang kita merasa bosan. Dan seperti yang ditegaskan oleh Embun Panas, beriman bukanlah masalah perasaan. Walau kadang kita bosan di dalam perayaan Ekaristi, namun kita harus tetap beriman. Kebosanan dapat ditemukan di dalam semua perayaan agama apapun, karena faktor manusianya.

          Demikian apa yang dapat kami sampaikan, semoga dapat menjawab pertanyaan dan keberatan dari Embun Panas. Mari, bersama-sama, kita sebagai umat Gereja Katolik membangun Gereja Katolik yang kita kasihi dari dalam, seperti yang dicontohkan oleh para kudus. Namun kita bersama-sama harus menyadari bahwa membangun Gereja harus dengan semangat kasih dan sesuai dengan arahan dari Magisterium Gereja, sehingga seluruh umat Katolik mempunyai derap langkah yang sama.

          Salam kasih dari https://katolisitas.org
          lia, ingrid, dan stef

        • [dari admin: saya gabungkan dua pesan menjadi satu]

          Tentang OIKUMENNE:
          Embun Panas yang tak terasa panasnya, Damai Tuhan. Jika mau berdialog dengan orang lain, taruhlah OIKUMENE, maka satu hal yang sering dikatakan adalah KESAMAAN. Kita sering melupakan alasan mengapa kita berdialog yaitu PERBEDAAN. Startnya harus lain karena berbeda. Dan perbedaan antara Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan apostolik dengan yang lain justeru dari ALUR HISTORIS nya yang jelas sejak para rasul hingga kini dan masa depan. De facto orang protestan dan Katolik harus mengakui, bahwa protestantisme muncul tahun abad 16. Itu harus diakui dulu, karena dengan demikian kita sudah berbeda sekian abad. Dengan mengakui, mengetahui sungguh-sungguh dan membatinkan perbedaan ini, barulah orang bisa berdialog secara benar dan dewasa, bukan bersembunyi pada kesamaan-kesamaan, yang bisa jadi malah tidak mencari inti kebenaran bersama, melainkan sampai ke kompromi-kompromi yang merugikan kebenaran masing-masing.

          Tentang RUTINITAS:
          Embun Panas yang adem, Menurut saya, rutinitas itu justeru wujud keutamaan ketekunan, komitmen dan konsistensi karena yakin akan kebenaran. Kalau tak ada rutinitas, bagaimana mungkin dunia berkembang? Dasar dari kreativitas adalah rutinitas. Rutinitas itu baik. Yang tak baik adalah rutinisme, yakni pengulangan tanpa kesadaran alias tak mau berkembang. Faktanya, Gereja Katolik Roma berkembang karena rutinitas, bukan rutinisme. Kita pun berkembang dalam rutinitas sejak bangun tidur hingga bangun tidur lagi, dengn tarikan dan hembusan nafas yang rutin. Sebaliknya, kreativitas yang tidak didasari rutinitas hanyalah anarki.Dalam Gereja katolik, Daya Ilahi (Roh Kudus) berkarya membentuk keselamatan dalam rutinitas, di samping jaringan dan ajaran. Maka, kalau Gereja rutin begitu-begitu saja, yang salah bukan Gereja dan ajarannya, namun cara orang menanggapinya. Jika ia bosan dan lalu lari-lari ke sana ke mari mencari “ketidakrutinan”, maka bukan santapan religius-spiritual yang akan ia terima selain anarkisme kesenangan psikologis. Cara menanggapi suatu hal menentukan kualitas orang, termasuk cara menanggapi “rutinitas”.

          Shalom
          Yohanes Rasul

        • Maria Lia;
          Luar biasa. Tentu yang luar biasa adalah Yesus. Berkat Dia dan Roh-Nyalah you mampu menjernihkan hati untuk mampu menanggapi bisikannya. Saya saluttt akan pengalaman rohani dan pengalaman imanmu. Saya sendiri merasa diteguhkan untuk tetap mnjadi orang Katolik yang setia.

  47. haii…liaaa
    so wonderfull story.
    aku dapet email ini adri temenku andreas M & lisa – soedarsono
    (mereka salah satu pendiri komunitas ku di surabaya)

    aku sangat membutuhkan email n website ini
    1.banyak sekali teman2ku yg pindah karna alasana di krsiten lebih dekat dengan Tuhan melalui lagu n firman.

    2.katolik karistmaik di indonesia juga membutuhkan,karena kebanyakan dari kita di karismatik hanya mendahulukan seperti pujian,firman & roh kudus. tapi belon mengenal sekali tentang katekismus katolik yang SAAAANNNGAT mendalam ini :)

    btw THx
    GBU

  48. Dear Lia,
    Terima kasih atas sharingnya yang luar biasa ini…
    sungguh menarik…. penuh pergumulan dan perjuangan untuk menemukan kembali kebenaran iman….semoga sharing ini menyentuh hati siapa saja untuk memiliki kerinduan yang mendalam untuk berjumpa dengan Kristus yang hidup di dalam Gereja-Nya…..

    gbu
    Frater Bastian-Wawan, CM
    http://diamsejenak.wordpress.com

    • Shalom Frater Bastian,
      Terimakasih telah berkunjung ke katolisitas.org. Terima kasih juga Frater telah menjawab panggilan Tuhan untuk menjadi seorang imam. Kalau Frater berkenan, kami dengan senang hati ingin memuat perjalan iman Frater untuk sampai memutuskan menjadi seorang imam, sehingga diharapkan banyak anak muda yang mau juga mengikuti jejak Frater dan menjawab panggilan Tuhan.
      Salam kasih dari https://katolisitas.org
      lia, stef, ing

  49. Aku sudah cetak dari ekaristi.org dan tidak ada fotonya. Yang salah katolisitas mengapa pindah server (gurau) sekarang muncul.Jadi tidak ada fotonya. Dan ini sudah aku tempel dan sebarkan di Parokiku Situbondo.
    Thank’s Lia (Nama panggilan sama dengan anak pertamaku ODILIA)

    Ternyata ada di katolisitas.org
    Yang punya hak cipta siapa ? ha….ha… ya Tuhan Yesus ya ?

  50. Paus Benedictus XVI (paus kita ke 265 sejak St Petrus) mengingatkan kita dalam buku beliau “Jesus of Nazareth” bahwa ada 2 macam cara yang harus dipakai secara seimbang untuk menafsirkan Alkitab: secara Kritik-Historis dan Secara kesan yg muncul apa adanya sejauh tertulis. Itulah kekayaan tradisi Gereja 2000 tahun ini. Kita bersyukur punya praktek tradisi apostolik dalam Gereja yang satu, kudus, Katolik. Kita menjadi manusia yang ajaran imannya relevan dan berwibawa dari zaman ke zaman dan membawa keselamatan karena kita menhayati bukan hanya “yang disukai secara perasaan” namun juga “yang bisa dipertanggungjawabkan” secara kritis-historis. Viva la Catholica!
    Salam
    Yohanes Rasul

  51. Halo Lia,

    So, saya dapet forward tentang conversion storynya anda dari temen saya. It so happened that I just graduated from UW-Madison as well and moved to SC for a new job! Just wondering, tinggal di mana di SCnya? Hope to talk to you via japri deh yah… God bless and thank you for your powerful conversion story!

    Atun

  52. Puji Tuhan dan Terima kasih atas sharingnya yang sangat indah dan menyentuh hatiku. Kalau bukan karena rahmat Allah, aku pikir hal seperti ini tidak akan terjadi. Aku ingin sekali membagi-bagikan sharing ini ke teman-temanku di sini untuk menguatkan mereka. =)

    Aku sudah beberapa tahun berjuang untuk membawa orang Katolik, yang kesasar, kembali kepada pangkuan Bunda Gereja, maupun menjagai domba-domba Katolik yang ada di sini untuk tidak pindah gereja/pindah iman (Ini benar-benar sebuah perjuangan yang tidak mudah, karena membutuhkan pengorbanan waktu & tenaga, ilmu apologetika, dll), tetapi saya kadang merasa lelah juga karena teman-teman sesama Katolik lebih cuek cuek saja, sehingga teman-teman dari ICF pun melaju dengan cepat membawa orang-orang tersebut masuk ke komunitas ICF daripada Mudika/KKI/ICC, terutama anak-anak yang baru datang ke US; khan mereka belum mengerti apa-apa. Alhasil, beberapa para petinggi ICF yang sekarang adalah orang-orang yang dahulunya Katolik.

    Semoga kesaksianmu menguatkan mereka yang diombang-ambingkan supaya tetap setia kepada Bunda Gereja.

    To Cisca: Setahu saya, Mudika di LA sekarang sudah sangat berkembang, dan semua yang kamu ceritakan tentang kenal Tuhan lebih dekat, impressed dengan praise and worhsip, great teachings, dan lainnya bisa kamu temukan disana. Langsung saja menghubungi saya atau mereka jika ingin tahu lebih lanjut. =)

    • Terima kasih atas kesaksian yang menguatkan iman Katolik. Lia dan teman-teman, semoga kesaksian Lia dkk mempercepat pemulihan kesatuan Gereja Kristus yg terpecah belah… karena Ia hanya mendirikan satu Gereja, bukan gereja-gereja (Mat 16:18)
      Saya pemerhati kegiatan orang muda di Jakarta. Banyak Mudika tidak tahu akan kedalaman dan kekayaan rahmat yang terkandung dalam iman Katolik mereka. Saya harap web ini cepat dikenal luas khususnya oleh mudika Jakarta dan semoga di kota-kota besar lain di Indonesia, agar seperti harapan pahlawan nasional Uskup Agung Soegijapranata, mereka menjadi 100% Katolik dan 100% Indonesia.
      Salam: Yohanes Rasul

    • Maria,
      terimakasih atas artikelnya yang menyentuh hati dan sangat sistematis, terutama atas kesediaan anda untuk berbagi pengalaman iman. Saya ingin minta ijin untuk memuat tulisan anda tersebut di buletin bulanan kami WARTA KKI-Atlanta. Apakah diperbolehkan?? Mungkin artikel tersebut bisa memnjadi renungan bagi kami semua dan memanggil saudara-saudari kita untuk “come home in time for Christmas”. Saya tunggu jawabannya. Terimkasih. Salam damai Kristus, Maria, dan Yusuf.

      • Shalom diakon Antonius.
        Terimakasih telah berkunjung ke katolisitas.org. Kami sangat senang jika kesaksian ini dapat membawa umat Katolik untuk semakin menyadari kekayaan Gereja Katolik, terutama menyadari bahwa Gereja Katolik adalah Gereja yang didirikan sendiri oleh Kristus.
        Semua artikel di website ini, termasuk kesaksian Lia dapat dipakai dengan menyebutkan sumbernya: http://www.katolisitas.org, sehingga memungkinkan bagi orang yang mau bertanya atau memberi masukan.
        Salam dari katolisitas.org kepada seluruh Keluarga Katolik Indonesia di Atlanta.
        stef
        PS: Terimakasih juga kepada diakon Antonius yang telah menjawab panggilan Tuhan sebagai diakon. Semoga Tuhan senantiasa memberkati pelayanan diakon Antonius.

  53. Hi Lia dan teman2..
    Membaca perjalanan Lia dan komentar pembaca, saya hanya bisa memberi komentar How great is the Lord, how loving is his Mother Mary who really looks after all her children who is looking for the truth.

    Saya membaca dari satu buku rohani, Tuhan mengasihi kita dan menginginkan kita menemukan Dia dalam hidup kita. Lia dilahirkan dalam lingkungan katolik, sayangnya pada saat itu Lia tidak mengenal secara penuh apa artinya sebagai orang Katolik. Banyak orang katolik seperti ini didunia.

    Puji Tuhan Lia haus mencari kebenaran, dan Syukur kepada Tuhan Kebenaran itu ditunjukkan kepada Lia. Sebenarnya orang katolik harus seperti Lia, haus mencari hubungan dan kebenaran imannya. Gereka katolik sangat kaya dengan budaya, history dan kebenaran. Sayangnya tidak semua pastor katolik menyebarkan kekayaan itu. Sebagai seorang katolik kita punya kewajiban untuk mencari kebenaran ini supaya iman kita lebih dalam. Catholic Cathecism adalah buku yang harus dipunyai tiap keluarga katolik. Banyak pertanyaan yang bisa dijawab dari buku ini.

    Semoga pengalaman Lia banyak membawa teman2 yang mencari kebenaran dalam iman menemukan jawabannya.
    Saya yakin jika kita mencari Jesus melalui ibunya (Bunda Maria), dan membaca buku rohani yang authentic (spt Lia membaca Scot Hahn), maka Bunda Maria akan membimbing kita ke jalan kebenaran itu.

    Marilah kita berdoa bersama, semoga banyak teman2 akan menemukan rumah Jesus, dimana dia tinggal bersama Allah Bapa, Roh Kudus dan ibunya serta tentara para kudus (All the saints).

    Scott Hahn mengarang buku ordinary work extraordinary grace; sangat menarik membaca pengalamannya. Ini adalah contoh orang yang benar2 mencari kebenaran dalam iman dan rohaninya, dan Tuhan memberi balasan yang berlimpah.

    God bless my friends.

  54. Thank you banget!!..
    Maklum saya Katholik yang tidak knowledgeable tapi saya yakin akan KeKatholikan saya, istri saya Protestan.
    Sekarang saya telah menemukan jawaban2 atas semua pertanyaan sulit istri saya, semoga bisa menyatukan keimanan kami, menjadi Katholik tentunya.
    GBU

  55. Lia, thank you for your sharing =) But i have a question for u.

    Im currently in LA, and I can most definitely relate to what you have experienced in the early part of your life. I was born and raised as a Catholic, my family comes from a Catholic family too.

    Whilst in LA, I was drawn to IFGF GISI (Indonesian Fellowship Gospel) and just like you, for the very first time in my life, I fell in love with Christ and His goodness. It was like getting to know HIm all over again but from a different perspective. It was like I got to know God more through IFGF church. Kayak org yg baru pertama kali kenal sama Tuhan. I was most impressed by praise and worship yang hangat dan menyetuh hati, as well as the teachings every Sundays at church. I actually liked going to church, and not go there just as a place to socialise with my friends, like what I did when I was in Mudika.

    Just like you, what I found was that in Protestan orang2nya benar mau kenal lebih dekat lagi dengan Tuhan, not only ritualistic. In my time at MUDIKA, people were there just to have fun.

    I havent been to Catholic church for nearly 3 months now, and I must say that I sometimes miss the ritual, in my head I am rationalising just like what you did. After all isnt it better to drift from the mainstream church (katolik) to a place where you can get to know God more and your faith can grow. After all Im sure thats what God wants.

    Am I just trying to rationalise what I am doing? I would love to hear more and learn about your journey. Cheers.

    Pls reply. Hope to hear from you soon Lia or anyone else who has had the experience :)

    • Dear Cisca, Terima kasih untuk tanggapannya.  Memang sepertinya kita melalui jalan yang serupa.  Salah satu gereja yang saya pergi waktu di gereja Protestan adalah IFGF Church.  Saya pernah pergi ke IFGF-Houston dan salah satu IFGF di California.  Waktu itu, saya juga sangat tersentuh akan persahabatan dan puji-pujian mereka. Kalau boleh saya mengingatkan, hukum Tuhan yang paling utama dalam Alkitab adalah "Love God with all your heart, with all your soul, and your mind". Ayat ini mengajak kita untuk mencintai Tuhan dengan segala yang kita miliki, bukan hanya dengan perasaan saja, tetapi juga dengan segenap perbuatan dan pemikiran kita. Untuk ini, kita harus mengenal Tuhan lebih lanjut dengan sepenuh akal dan pengertian kita.Karenanya, dalam hal mencari gereja, kita harus benar-benar mencari dan mengerti apa yang Tuhan inginkan dalam kehidupan kita, dengan "mencari kebenaran yang sungguh" di atas perasaan pribadi (lihat artikel: Mengapa Kita Memilih Gereja Katolik). Dalam hal ini, yang terpenting adalah "Gereja yang mana yang dibangun oleh Kristus sendiri", dan bagaimana usaha kita untuk menyatukan kehendak kita dengan kehendak Tuhan. Kita harus percaya bahwa apabila kita benar-benar mencari kebenaran yang sepenuhnya, Tuhan yang akan memenuhi segala keperluan hati kita. Kitapun akan merasa bahagia dan mendapatkan persahabatan yang sejati di Gereja itu (Gereja Katolik). Selebihnya, kitapun akan tumbuh dalam iman Kristiani yang lebih dalam di Gereja Katolik, daripada yang kita rasakan di gereja sebelumnya. Seperti yang saya katakan di sharing iman saya, Gereja Katolik didasari oleh Alkitab yang jauh lebih dalam dan lebih komplit daripada gereja yang lainnya.  Ayat yang satu dengan ayat yang lainnya (Perjanjian Baru atau Perjanjian Lama) tidak ada yang kontradiksi satu dengan yang lain. Mungkin untuk step awal, saya anjurkan Cisca untuk membaca "Rome Sweet Home" dari Dr. Scott Hahn.  Dia adalah seorang pendeta Presbyterian, yang benar-benar mencari kebenaran yang sepenuhnya, dan akhirnya menemukan Gereja Katolik.  Buku ini sangat membantu saya di awal pergumulan saya, sebelum pulang ke Gereja Katolik. Kemudian Cisca juga dapat membeli Catechism of the Catholic Church, yang memberikan pemaparan apa sebetulnya iman Katolik. Saya juga usulkan untuk Cisca ikut aktif dalam pendalaman iman di Gereja Katolik (misalnya ‘adult bible study’). Tidak harus yang ada banyak anak Indonesianya; yang penting Gereja Katolik yang cukup aktif, yang musiknya cukup menarik, yang banyak anak mudanya, dan yang benar-benar membahas iman Katolik dengan dalam dan benar.  Apabila Cisca mau, kamu bisa kontak saya langsung di e-mail pribadi saya. Semoga Tuhan berkati, saya terus mendoakan perjalanan Cisca. Lia Brownell

  56. bagus banget
    ada bbrp, banyak jg pertanyaan dlm diri iman katolik saya yg telah anda ceritakan memang memberi jawaban tersendiri bg saya

    TQ, GBU

  57. Kisah Ibu Maria sungguh berkesan dan indah, suatu kisah rohani yang patut menjadi permenungan semua orang Katolik, agar semakin mantap dalam iman dan penghayatan hidup.Kami ingin sekali menghubungi Ibu Maria. Jika berkenan, Ibu menghubungi kami di redaksi@obormedia.com.
    Terima kasih. Tuhan memberkati.

  58. Halo, Lia…

    cerita kamu itu mirip dengan yg aku alami jg. mirip banget, sampe komentar papa ku jg mirip dng komenar papa kamu. aku baca sharing kamu spt aku baca cerita hidupku/ spt yg aku tulis.

    aku jg tadinya ikut mudika, terus ke ICF, sampe aku minta ijin ortu utk boleh dibaptis di kristen, tapi papa melarang… dan aku balik lagi ke mudika/katolik dng ancaman aku tdk boleh sekolah di amrik lagi, pertama2 dng engan, tapi sekarang jadi lbh mengerti kenapa… dan aku bersyukur sekali jg udah balik ke katolik.

    aku yakin pernah ketemu kamu di ICF wisconsin wkt summer 1996 ato 1997 deh. aku dari Iow state, wktu summer ambil kelas di wisconsin madison, terus ikutan ICFnya. ato mungkin ketemu di Ames waktu ada pertemuan ICF se Midwest.

    aku gak yakin kamu masih ingat aku atau tidak.
    nama kamu familiar sekali, foto kamu juga familiar. :)
    yakin deh kita pernah ketemu di ICF.

    gak tau kalo dulunya kita sama2 katolik dan sekarang kembali ke katolik lagi. :)

    kamu udah ke confession kan? kalo perah ninggalin katolik katanya kalo balik lagi mesti ke confession dulu loh…

    waktu aku di ICF aku malah pernah ngajak temen2ku ke ICF/kristen, dan adayg pindah jg gara2 aku, sampe terakhir aku cabut dr amrik, org itu masih di kristen… moga2 dia find her way back to catholicism. berasa guilty jg aku krn akunya dah balik lagi ke katolik, dan sekarang aku putus kontak sama dia.

    anyway, thanks for the sharing… menguatkan. :)

    God bless you richly,

    Reny Tantra

    • Dear Reny,
      Terima kasih untuk komentarnya.
      Welcome home also for you….!
      Saya senang karena Reny memutuskan untuk kembali ke Gereja Katolik.  Saya anjurkan agar kamu terus belajar mendalami iman Katolik.  Saya yakin, semakin mengerti akan kepenuhan iman Katolik, semakin kamu bersyukur kamu sudah membuat keputusan yang benar.  
      Mungkin memang benar saya pernah ketemu Reny dulu waktu di Madison.  ICF Madison memang sering sekali berkumpul dengan ICF Iowa.  Sekarang Reny sendiri tinggalnya di mana? Apa masih di Amerika?  Kalau mau, Reny bisa contact saya langsung.
      Semoga Tuhan memberkati,
      Lia Brownell

  59. Sharing yang begitu berharga memperkuat iman. Terima kasih.
    Sharing yang begitu detail dan lengkap. Bagi yang masih belum percaya terhadap Maria adalah Bunda Tuhan dan Yang Tidak Dikandung Dengan Noda, kalau punya kesempatan silahkan mengunjungi Lourdes yang setiap tahun dikunjungi lebih dari 6 juta orang dari seluruh dunia bukan hanya penganut Katolik, bukan hanya untuk kesembuhan Namun untuk memuliakan Allah bersama Maria. Ikutilah prosesi lilin yang khidmat dan berdoalah didepan Grotto ( gua ). Kemudian kunjungi Never dimana disemayamkan incorruptible tubuh suci Bernadette Soubirou yang dikunjungi Maria berkali – kali. Mukzizat sebagaimana banyak terjadi dengan para santa dan santo, orang kudus kekasih Allah. Lihat sebagian photo di Lourdes pada blog http://hendraboeniardi.blogspot.com

  60. wow..ini sungguh kesaksian yang luar biasa..terus berkarya Lia…karena kita ada di jalan yang pasti dan di janjikan oleh Yesus sendiri…Tuhan memberkati

  61. Suatu hal yang menarik dari kesaksian Lia adalah keinginan dirinya sendiri untuk mencari kebenaran. Setiap orang yang sungguh2 mencari kebenaran maka akan menemukannya di Gereja Katolik. Untuk orang Katolik terkadang cuek bebek dengan kebenaran. Romo2 juga kewalahan karena umatnya kebanyakan. Teologi juga bukan merupakan suatu pilihan favorit untuk kuliah. Jadi, cara pikir kita yang Katolik juga harus diubah. Kalau saja ada lebih banyak romo untuk melayani umat, maka khotbah pun dapat dipersiapkan dengan lebih baik dan tidak asal jadi. Umat pun juga mendapat siraman rohani yang lebih baik.

    Mari kita berdoa supaya Allah Bapa yang empunya ladang pekerjaan mengirimkan pekerja2nya. Amin

    • Kepada Sdr. Edwin,

      Terima kasih akan komentarya.
      Kristus berkata "Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan diberikan kepadaMu" (Mat 6:33).  "Mintalah maka kamu akan diberi… ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu." (Mat 7:7) Jika kita mencari kebenaran, Tuhan menjanjikan akan memberi kita jawaban. Namun, di samping berusaha mencari kebenaran,  kitapun harus mempunyai hati yang terbuka untuk mendengarkan kebenaran.  Kita harus benar berdoa, supaya Tuhan melembutkan hati kita agar mudah diajar.  Kita harus benar-benar menyerahkan kehendak kita pada Tuhan.  Biarlah kehendak Tuhan yang terjadi, bukan kehendak kita.
      Orangtua saya juga sangat berperan untuk membawa saya kembali ke Gereja Katolik.  Dengan sungguh-sungguh mereka berdoa untuk saya setiap hari, supaya hati saya dilembutkan Tuhan.  Akhirnya, Tuhan memberikan saya anugerah yang melimpah dan memanggil saya kembali ke Gereja Katolik.
      Apabila kita mempunyai saudara/teman yang meninggalkan Gereja Katolik, janganlah kita berhenti berdoa untuk mereka.  Tuhan pasti akan mendengar doa kita, dan apabila memang sesuai dengan kehendakNya, Dia akan memanggil mereka pulang ke GerejaNya.

      Semoga Tuhan memberkati,
      Lia Brownell 

      Shalom Edwin,
      Memang dari kesaksian itu, Lia memang sungguh-sungguh ingin mencari kebenaran; dan untuk itu kita semua bersyukur kepada Tuhan, sebab jika tidak demikian, kita semua tidak dapat memperoleh cerita kesaksian yang begitu indah. Namun janganlah kita lupa, bahwa sebenarnya keinginannya untuk mencari kebenaran juga sebenarnya datang dari Tuhan; yang dalam hal ini melibatkan juga doa-doa dari orang-orang yang mengasihi Lia, terutama kedua orang tuanya. Maka pulangnya Lia ke Gereja Katolik harus kita lihat dalam konteks yang demikian.
      Ya memang benar kita perlu berdoa untuk panggilan imamat, namun juga kita perlu berdoa bagi mereka yang sudah menjawab panggilan itu sebagai pastor/ imam. Sebaiknya kita sebagai umat tidak terlalu cepat mengkritik para pastor/ romo. Lebih baik kita bertanya dulu pada diri kita sendiri, sudah cukup setiakah kita berdoa bagi para pastor/ romo, terutama pastor paroki kita sendiri, dan romo pembimbing rohani kita, agar mereka sungguh dapat menjalankan pelayanan mereka dengan baik (termasuk agar dapat berkhotbah yang baik) dan agar setia dalam menjalani kehidupan imamat mereka? Jika belum, mari kita menjalankan bagian kita sebagai umat: mendoakan para gembala kita setiap hari. Dan, seperti doa orang tua Lia sungguh turut membawa kebaikan pada Lia, kita percaya, doa-doa kitapun akan turut mendatangkan kebaikan bagi para pastor/ romo. Dalam mendatangkan kebaikan, Tuhan dapat pula melibatkan peran doa sesama umat beriman, bukan?

      Salam kasih dari http://www.katolisitas.org
      Ingrid Listiati

       

  62. Shalom

    Sebelum kami menemukan situs ini, kelompok kami sudah share tentang hal: Iman,Pengharapan dan Kasih.-
    Kami share bukan untuk mencari siapa yang benar ataupun siapa yang salah tetapi kebenaran bersama sebab kami tahu ayat Alkitab mudah sekali untuk diinterpretasikan dari banyak sisi, sehingga suatu topik bisa dibenarkan dengan mengambil ayat-ayat yang mendukungnya saja.-
    Kami lebih cenderung menekankan dalam hal kasih didalam perbuatan, dan hasil share kami ini akan kami bawa/tanyakan yang pada awalnya kepada frater initial Y dan seterusnya ke pastor yang direncanakan adalah pastor initial S.-
    Berhubung karena waktu antara kami dengan frater ataupun pastor belum bisa disesuaikan pas maka kami masukkan kesitus ini karna kesaksian Maria Natalia Brownell sangat bagus sekali dan kawan-kawan pada setuju.-
    Hasil share kami sebagai berikut :
    a)pendalaman iman atas Firman Tuhan.-
    perlu pendalaman iman tetapi harus dibimbing oleh orang yang ahli dibidangnya/theology.-
    2 Tim 2 : 14 ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan sungguh-sungguh kepada mereka dihadapan Allah, agar jangan mereka bersilat kata, karena hal itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang mendengarnya.
    2 Tim 2 : 23 hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran.
    2 Tim 3 : 16 segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
    2 Tim 3 : 17 dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.
    b)kasih
    perbuatan baik dengan cinta kasih ini yang terpenting menurut kami
    dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai orang katolik.-
    apa artinya kalau kita beriman tapi tidak ada perbuatan dan kitapun tahu suatu hari kita pasti dipanggil oleh Allah Bapa, jadi maukah anda membawa Firman Tuhan tersebut bersama tubuh kita kembali ketanah ?
    Yak 2 : 14 apakah gunanya, saudara-saudaraku……dstnya
    Yak 2 : 17 demikian juga halnya iman; jika iman itu…dstnya
    Yak 2 : 19 engkau percaya, bahwa…..dstnya
    Yak 2 : 20 hai manusia yang bebal, maukah…..dstnya
    Yak 2 : 21 bukankah Abraham bapa kita, dibenarkan….dstnya
    Yak 2 : 25 dan bukankah demikian juga Rahah,…..dstnya
    Yak 2 : 22 kamu lihat, bahwa iman bekerja sama…dstnya
    Yak 2 : 26 sebab seperti tubuh tanpa roh……dstnya
    Yak 2 : 24 jadi kamu lihat, bahwa manusia ….dstnya
    Mat 5 : 20 maka Aku berkata kepadamu : jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk kedalam Kerajaan Sorga
    Mat 7 : 21 bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku : Tuhan, Tuhan! akan masuk kedalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang diSorga.
    Mat 7 : 22 pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku : Tuhan, Tuhan bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan mujizat demi nama-Mu juga?
    Mat 7 : 23 pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata : Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah daripada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!
    2 Kor 11 : 14 hal itu tidak usah mengherankan, sebab iblispun menyamar sebagai malaikat Terang
    2 Kor 11 : 15 jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran, kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka.
    Gal 6 : 9 janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak lemah
    Gal 6 : 10 karena itu selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan seiman
    Roma 12 persembahan yang benar:karena itu, saudara-saudara,demi kemurahan Allah aku menasihat kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,yang kudus dan yang berkenan kepada Allah : itulah adalah ibadahmu yang sejati

    kami sadar, talenta yang diberikan oleh Allah Bapa dengan pengantara Kristus Tuhan Yesus kepada setiap orang berbeda-beda.-
    *talenta seorang tukang beca,supir bus dan lain-lain, bisa mengimplentasikan dengan membawa beca,bus dan lain-lain dengan hati-hati,jangan diolehkarnakan mau cepat sampai ataupun kejar setoran dan lain-lain, dia ngebut dan tidak menuruti rambu-rambu lalu lintas dan sebagainya sehingga membahayakan orang lain…dstnya
    *talenta seorang pedagang(contoh pedagang obat/apotik) bisa mengimplementasikan bahwa dalam berdagang/berusaha dia boleh mencari profit yang wajar karena dia mempunyai cost/biaya, tapi jangan dengan cara menipu dengan memberikan obat palsu untuk keuntungan pribadi semata, malah dia bisa memperkenalkan/menjelaskan obat merek yang berbeda tapi harganya lebih murah dengan komposisi yang tidak berobah/sama dengan obat yang diminta kepada saudara-saudara terkasihnya?
    *talenta seorang pengusaha besar yang sukses, bisa mengimplementasikan bahwa dalam kesuksesannya dia bisa bersyukur atas karunia Allah dengan mendirikan perusahaan yang padat karya untuk memberikan lapangan kerja seluas-luasnya kepada saudara-saudara terkasihnya sesuai motto the right man on the right place dan dapat meladeni saudara-saudaranya yang kurang beruntung dengan cinta-kasih contoh mendirikan perusahaan daur ulang, rumah sakit, sekolah, membuka perkebunan penanaman pohon jati putih dan sebagainya yang telah kita lihat sekarang dilakukan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi(non agama), bermarkas pusat di Hualien,Taiwan dan dipinpin oleh Master Chen Yen yang kebetulan beragama Buddha dengan sarana informasi mereka kemasyarakat : Daai TV dan didukung oleh pengusaha-pengusaha besat/sukses plus sukarelawan-sukarelawan dengan latar belakang bangsa,agama,suku,golonga,profesi yang berbeda-beda.-
    Bukankah dengan kesuksesan/kemakmuran yang diperoleh atas karunia Allah, kita lebih mudah mengimplementasikan semua karya-karya kemanusiaan yang mulia dan terpuji dan berkenan dengan kehendak Allah Bapa di Sorga? Toh kitakan sudah tahu bahwa suatu saat kita pasti dipanggil oleh Allah Bapa.-
    Berilah kail jangan umpan dan kita jangan munafik !!, semua karya kemanusiaan memerlukan dana, baik itu besar maupun kecil tergantung dari misi karya kemanusiaan itu sendiri.-
    Lukas 16 : 9 dan aku berkata kepadamu : ikatlah persahabatan dengan mempergunakan mamon yang tidak jujur, supaya jika mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima didalam lemah abadi.-
    dan ingat !!
    1 Tim 6 : 10 karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.-
    kesimpulan : janganlah jadi budaknya uang melainkan jadikan uang sebagai budak kita untuk kemuliaan Allah dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik dengan cinta-kasih.-

    tambahan :
    Kisah para rasul 4 : 12 dan keselamatan tidak ada didalam siapapun juga selain didalam Dia, sebab dibawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehNya kita dapat diselamatkan.-

    Demikianlah hasil share kami,jika ada kesalahan mohon dimaafkan dan terima kasih.-

    Salam kasih
    K.Paulus J.C

    • Kepada Sdr. Paulus,
      Terima kasih atas tanggapannya mengenai perbuatan yang didasari oleh kasih.  Memang benar bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati (Yakobus 2:17). Sebagai umat Kristiani, tujuan kita melayani sesama adalah membagikan kasih Kristus,  supaya orang yang kita layani ini bisa mendekatkan diri dan memuji Tuhan karena berkat yang diterima.  Tangan kita dipakai Tuhan untuk menjadi saluran keselamatan.  Kita sendiri akan menjadi lebih dekat pada Tuhan, apabila kita mempraktekkan iman kita dalam perbuatan sehari-hari. 
      Memang ada banyak agama lain yang mengajarkan kasih untuk sesama.  Yang membedakan ajaran Kristiani dengan ajaran agama lain adalah: kasih kepada sesama itu kita lakukan atas dasar iman dan kasih kita kepada Tuhan.  Kristus mengatakan bahwa ‘hukum cinta kasih kepada Tuhan’ adalah hukum yang tertinggi dan tersempurna.  Karenanya, apa yang kita lakukan harus didasari oleh hukum cinta kasih ini.  
      Kasih yang didasari cinta kita pada Allah ini sifatnya supernatural, dan bukan hanya peri-kemanusiaan belaka.  Karenanya, kasih yang supernatural ini bisa menghasilkan berkat yang luar biasa untuk sesama.  Seperti Kristus yang karena kasihNya kepada kita, merendahkan dirinya menjadi manusia, dan mau disalib untuk menebus dosa kita; segala yang kita lakukanpun haruslah juga didasari akan kasih kita kepada Tuhan, dan upaya kita untuk semakin mengikuti jejak Kristus. 
      Contohnya seperti Yang Terberkati Ibu Teresa dari Calcutta, yang mengatakan bahwa perbuatan kasih yang dilakukannya  bukan hanya merupakan perbuatan sosial belaka, tetapi perbuatan yang didasari oleh kasihnya kepada Tuhan.  Di saat dia melihat dan melayani orang yang terbengkalai dan terbuang, dia melihat dan melayani Kristus.  Dengan demikian, nama Tuhanlah yang dimuliakan, bukan nama kita pribadi.  Apabila perbuatan baik ini bukan didasari oleh iman dan kasih kita kepada Tuhan, sifatnya hanya kerja sosial belaka.  Hal ini kadang malah bisa membuat kita sombong, karena kebanggaan pribadi yang didapat dari pujian orang. 
      Kesimpulannya, memang iman tanpa perbuatan adalah mati, tetapi perbuatan tanpa atas dasar iman dan kasih kita pada Tuhan, tidak menghantarkan kita kepada kemuliaan abadi bersama Tuhan. 
      Semoga Tuhan memberkati,
      Lia Brownell

      • woow…….penjelasan yang singkat akan tetapi padat, mudah dicerna dan dimengerti dengan memberikan contoh2 yang sederhana.-
        Terus berkarya Maria beserta teman-teman di http://www.katolisitas.org
        Tuhan memberkati
        Salam kasih

  63. Suatu kesaksian amat sangat bagus sekali.
    Bukan hanya di Amerika, di tanah air juga amat sangat banyak umat Katolik yang “merasa” mengalami “pencerahan” setelah mengikuti ibadat Protestan. Banyak umat Katolik yang merasa ibadat Katolik sebagai kuno dan ketinggalan zaman.
    Selain pengaruh “promosi” yang “wah” dari umat Protestan, amat sangat kurangnya imam Katolik yang mampu menjangkau seluruh umatnya juga adalah salah satu penyebab semakin derasnya aliran umat Katolik yang “menyeberang” ke gereja lain.
    Kesaksian ini seharusnya bisa lebih disebarluaskan guna membangkitkan kembali semangat rohani umat Katolik di negri kita ini.

    Salam damai,

    Mike

  64. Bagus sekali artikelnya dan terus berkarya Maria Brownell(Lia)
    Saya setuju bangeet
    Sesuai ajaran katolik : Iman,Pengharapan dan Kasih…saya memang lebih menekankan dalam hal Kasih, baru dilengkapi dengan pendalaman iman yang dibimbing oleh orang yang ahli theology yang mempunyai wawasan yang cukup luas dan universal.-kalau tidak sangat berbahaya bisa menjadi Fanatik,ekstrim,sesat dll
    kenapa Kasih ? karena perbuatan baik dengan Cintah Kasih itu sudah mencerminkan bahwasanya orang tersebut sudah mempunyai imam(dalam tanda kutip) biarpun dia kurang mengetahui alkitab.-
    Yak 2 : 14 apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seseorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan ?
    Yak 2 : 17 demikian juga halnya dengan iman; jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
    Yak 2 : 19 engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? itu baik! tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.-
    Yak 2 : 20 hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?
    Yak 2 : 24 jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.-
    Nah ini sedikit komentar saya….dan kalau bisa diperbaiki & diperlengkapi oleh moderator, maklum ngak pandai mengarang..he.he..heee

    Salam kasih

Comments are closed.