Definisi rahmat, rahmat pengudusan dan rahmat yang membantu
Tanpa rahmat (grace), manusia tidak dapat sampai pada tujuan akhir atau Sorga. Dengan kata lain kita dibenarkan dan diselamatkan karena rahmat Allah, yang mengalir dari misteri Paskah Kristus. Rahmat ini adalah pertolongan sukarela dari Allah sehingga kita dapat menjadi dan bertindak sebagai anak-anak Allah, yang memungkinkan kita untuk dapat mengambil bagian di dalam kehidupan Allah Tritunggal Maha Kudus. Katekismus Gereja Katolik (KGK) mendefinisikan rahmat sebagai berikut:
KGK 1996. Kita memperoleh pembenaran berkat rahmat Allah. Rahmat adalah kemurahan hati, pertolongan sukarela, yang Allah berikan kepada kita, agar kita dapat menjawab panggilan-Nya. Sebab panggilan kita ialah menjadi anak-anak Allah (Bdk. Yoh 1:12-18), anak-anak angkat-Nya (Bdk. Rm 8:14-17), mengambil bagian dalam kodrat ilahi, (Bdk. 2 Ptr 1:34) dan dalam kehidupan abadi (Bdk. Yoh 17:3).
KGK 1997. Rahmat adalah keikutsertaan ada kehidupan Allah, ia mengantar kita masuk ke dalam kehidupan Tritunggal yang paling dalam: melalui Pembaptisan warga Kristen mengambil bagian dalam rahmat Kristus, yang adalah Kepala Tubuh-Nya. Sebagai “anak angkat”, orang Kristen dapat menamakan Allah “Bapanya” hanya dalam persatuan dengan Putera yang tunggal. Ia menerima kehidupan Roh, yang mencurahkan kasih kepadanya dan yang membangun Gereja.
KGK 2021. Rahmat adalah bantuan yang Allah berikan kepada kita, supaya kita dapat menjawab panggilan kita menjadi anak angkat-Nya. Ia mengantar kita masuk ke dalam kehidupan Tritunggal yang paling dalam.
Tidak mudah untuk mengerti kerjasama antara rahmat (grace) dengan kehendak bebas (free will) manusia. Untuk lebih menangkap bagaimana rahmat bekerja dalam kehidupan manusia, maka teolog memberikan definisi tentang rahmat. Kalau kita melihat buku Fundamentals of Catholic Dogma karangan Ludwig Ott, hal. 220-222, maka kita akan melihat berbagai macam pengelompokkan. Namun, secara mudah kita dapat mengelompokkan rahmat dalam dua hal, yaitu rahmat pengudusan (sanctifying grace) dan rahmat yang membantu (actual grace).
1. Rahmat pengudusan adalah rahmat yang menetap (habitual), yang membuat jiwa kita kudus dan berkenan kepada Allah. Rahmat ini membersihkan, memurnikan jiwa kita yang sebelumnya ternoda dan kotor oleh dosa, sehingga pada akhirnya jiwa manusia menjadi indah kembali dan berkenan kepada Allah. Rahmat pengudusan yang telah hilang karena dosa asal didapatkan kembali oleh manusia ketika manusia dibaptis.
2. Rahmat yang membantu (actual grace) adalah bantuan dari Tuhan yang menerangi akal budi (disebut illuminations of the mind) dan menggerakkan keinginan kita (disebut inspiratons of the will) untuk menolak kejahatan dan melakukan kebaikan. Sebagai contoh, rahmat yang membantu sebenarnya dapat mendorong seseorang menolak untuk mencuri, menolak untuk melakukan kecurangan.
Uncreated grace dan created grace
Di sisi yang lain, kita juga mengenal adanya pengelompokan yang lain, yaitu created grace dan uncreated grace. Uncreated grace adalah Tuhan sendiri, yaitu tempat kediaman Tritunggal Maha Kudus (indwelling of God atau indwelling of the Trinity). Dengan kata lain, karena Tuhan tidak diciptakan dan segala sesuatu yang baik berasal dari-Nya, maka Tuhan sendiri adalah uncreated grace. Segala sesuatu yang bukan Tuhan adalah sesuatu yang diciptakan (created).
Dengan kata lain, created grace adalah rahmat adi kodrati yang diberikan Tuhan kepada makhluk ciptaan-Nya. Termasuk di dalamnya adalah: rahmat pengudusan (sanctifying grace), tiga kebajikan ilahi (three theological virtues), karunia Roh Kudus (gifts of the Holy Spirit) dan kebajikan moral yang adi kodrati (the supernatural moral virtues).
Hubungan antara rahmat dan sakramen
Created grace, yang mengalir dari misteri Paskah Kristus, diberikan melalui sakramen-sakramen, terutama adalah Sakramen Baptis. Sakramen-sakramen yang lain semakin memperkuat rahmat untuk lebih berdayaguna.
Bagaimana dengan orang-orang di dalam Perjanjian Lama maupun di luar bangsa Israel menerima rahmat-rahmat ini? Secara prinsip, Tuhan dapat bekerja dengan cara-Nya yang luar biasa. KGK, 1257 menuliskan sebagai berikut:
KGK 1257. Tuhan sendiri mengatakan bahwa Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan (Bdk. Yoh 3:5). Karena itu, Ia memberi perintah kepada para murid-Nya, untuk mewartakan Injil dan membaptis semua bangsa (Bdk. Mat 28:19-20; DS 1618; LG 14; AG 5). Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan orang-orang, kepada siapa Injil telah diwartakan dan yang mempunyai kemungkinan untuk memohon Sakramen ini (Bdk. Mrk 16:16). Gereja tidak mengenal sarana lain dari Pembaptisan, untuk menjamin langkah masuk ke dalam kebahagiaan abadi. Karena itu, dengan rela hati ia mematuhi perintah yang diterimanya dari Tuhan, supaya membantu semua orang yang dapat dibaptis, untuk memperoleh “kelahiran kembali dari air dan Roh”. Tuhan telah mengikatkan keselamatan pada Sakramen Pembaptisan, tetapi Ia sendiri tidak terikat pada Sakramen-sakramen-Nya.
Jadi, sebelum Sakramen Baptis diinstitusikan oleh Kristus dan mengantisipasi misteri Paskah Kristus, maka Tuhan dapat memberikan justifikasi kepada bangsa Yahudi dengan tanda sunat – yang mengungkapkan iman – dan juga harus dibarengi dengan pertobatan yang sejati dan kasih yang bersifat adi kodrati. Bangsa-bangsa lain juga bisa mendapatkan justifikasi, dengan pertobatan yang sejati, kasih dan ungkapan iman – keinginan untuk bersama dengan Tuhan.
stefanus-ingrid
Stefanus Tay, MTS dan Ingrid Listiati, MTS adalah pasangan suami istri awam dan telah menyelesaikan program studi S2 di bidang teologi di Universitas Ave Maria - Institute for Pastoral Theology, Amerika Serikat. Pengarang buku: Maria, O, Maria
Website : https://katolisitas.org
Dear Katolisitas, Bacaan Injil pada Misa hari ini 26/Sep Luk 9:1-6: “Lalu Yesus memanggil kedua-belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka …”. Membaca ini saya teringat perikop lain sewaktu Yesus dikerumuni orang banyak, namun ada wanita yg sakit menyentuh jubah Yesus dengan iman lalu sembuh. Yesus merasakan ada “tenaga” yang keluar dari-Nya sehingga Dia bertanya siapa yg menyentuh-Nya. Pertanyaan itu mengherankan orang-orang di situ karena situasinya memang berdesakan sehingga saling sentuh. Tetapi ada seorang wanita yang menyentuh dan menyebabkan ada “tenaga” keluar dari Yesus. Apakah “tenaga dan kuasa” yang diberikan oleh Yesus kepada para murid sehingga mentransformasi/mengubah diri… Read more »
Shalom Fxe, Secara prinsip, yang mengalir dari Kristus kepada wanita yang sakit pendarahan adalah rahmat. Rahmat ini juga yang mengubah para murid dari dalam, sehingga mereka dapat menjadi saksi Kristus. Rahmat ini, yang juga kita terima dalam Sakramen Baptis – rahmat pengudusan (sanctifying grace), tiga kebajikan ilahi, karunia Roh Kudus dan kebajikan adi kodrati – adalah created grace. Sakramen-sakramen yang lain akan semakin menguatkan daya guna rahmat ini. Silakan melihat penjelasan uncreated dan created grace di atas – silakan klik. Uncreated grace adalah Allah sendiri, sedangkan created grace adalah pemberian atau rahmat yang diberikan Allah kepada makhluk ciptaan-Nya. Kita percaya,… Read more »
Dear Katolisitas; Mohon bantuan untuk memberi saya pencerahan beberapa hal berikut: Apakah arti “Grace” dan beberapa macamnya: Actual Grace, Sanctifying Grace, dll? Apakah Grace ini “created operation” oleh Allah atau “uncreated”? Dan bagaimana kaitannya dgn Sakramen? “Santifying Grace” adalah buah Paskah Kristus, tetapi dapatkah Grace ini berlaku mundur (diberikan oleh Allah kepada manusia sebelum peristiwa Paskah terjadi), misalnya kepada Bunda Maria, kepada nabi Henokh dan Elia sehingga mereka dapat naik ke Surga? Sehingga dapat juga diberikan kepada Siddharta Gautama, para Swami, dan lain-lain pada zaman dulu? Apakah “merit”, macamnya, dan bagaimana hubungannya dgn “Grace”. Apakah ajaran bahwa Gereja memiliki “Treasure… Read more »
Shalom Fxe, Beberapa pertanyaan Anda telah dijawab di atas – silakan klik. Treasure of surplus merit harus dimengerti dengan benar. Kita tahu bahwa rahmat Allah yang diberikan kepada manusia mengalir dari misteri Paskah Kristus. Yoh 1:16-17 menuliskan “Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.” Seperti yang kita ketahui, bahwa kurban Kristus di kayu salib, bukan hanya cukup untuk menebus dosa manusia, namun merupakan penebusan yang berlimpah. (lih. St. Thomas Aquinas, ST, III, q.46, a.2-3) Rahmat berlimpah dari Kristus tidaklah kurang… Read more »