Di abad ini ada sejumlah orang mempertanyakan otentisitas surat kepada jemaat Ibrani. Mereka mempertanyakan apakah surat ini benar ditulis dan berasal dari Rasul Paulus; atau bahkan mereka mempertanyakan apakah surat ini merupakan surat yang ditulis atas inspirasi Roh Kudus. Namun tentang hal otentisitas surat Ibrani, Gereja Katolik tidak pernah meragukannya. Sebab surat kepada Jemaat di Ibrani sudah termasuk dalam kanon Kitab Suci, dan dengan demikian telah ditetapkan oleh Gereja sebagai surat yang ditulis atas inspirasi Roh Kudus, sejak Konsili Carthage di tahun 397. Gereja kembali meneguhkan surat ini sebagai bagian dari kanon Kitab Suci melalui konsili-konsili selanjutnya, secara khusus dalam Konsili Florence (1442) dan Konsili Trente (Sesi IV, 1546).

Banyak penulis Gereja awal dari Timur meyakini bahwa surat tersebut ditulis oleh Rasul Paulus sendiri, seperti yang diyakini oleh St. Yohanes Krisostomus. Namun demikian, terdapat juga sejumlah Bapa Gereja yang mempertanyakan (contohnya St. Hieronimus dan St. Augustinus), apakah surat tersebut benar-benar ditulis oleh Rasul Paulus sendiri, ataukah melibatkan kolaborator yang lain. Namun demikian, para Bapa Gereja tersebut tidak meragukan bahwa surat ini adalah surat yang ditulis atas inspirasi Roh Kudus, dan secara langsung berasal/ dapat diatributkan kepada Rasul Paulus. Demikian tulis St. Hieronimus ketika mengutip perikop surat Ibrani, “demikianlah yang dikatakan St. Paulus di dalam suratnya, surat yang ditulisnya kepada jemaat Ibrani, meskipun banyak pengarang Latin meragukan dia sebagai pengarangnya.” (St. Jerome, In Mt IV, 26)

Namun sejumlah teolog di zaman Renaissance (seperti Erasmus dan Cajetan), dan mungkin juga para ahli di zaman abad 20-21 ini berpandangan bahwa surat ini tidak ditulis oleh Rasul Paulus, karena beberapa alasan. Argumen mereka yang pertama adalah karena tidak tertulisnya nama Paulus di bagian awal maupun akhir surat, seperti yang ada pada surat-surat Rasul Paulus lainnya. Kemudian, surat ini juga ditulis dengan tata bahasa dan gaya bahasa yang berbeda dengan surat-suratnya yang lain. Selanjutnya, perbedaan lainnya adalah bahwa dalam surat itu dibahas tema-tema ajaran yang beragam, dan secara khusus mempunyai ciri khas dalam hal pengutipan teks-teks Perjanjian Lama.

Origen di abad ke-2 mempunyai pandangan adanya kemungkinan adanya seorang editor dari ide-ide Rasul Paulus yang menjadi pengarang langsung dari surat itu. Maka, semua hal yang dituliskan di surat itu berasal dari Rasul Paulus, hanya saja, bahasa dan komposisi dapat saja merupakan/ melibatkan karya seseorang yang lain yang menuliskan pemikiran-pemikian dan perkataan Rasul Paulus itu. Dengan demikian, ini menyerupai apa yang terjadi pada penulisan kitab-kitab Pentateukh, yang diyakini oleh Gereja berasal dari Nabi Musa, walaupun mungkin saja bukan Nabi Musa sendiri yang menuliskan setiap kata yang tertulis di kitab-kitab itu.

Berikut ini kami sampaikan tanggapan yang diberikan oleh Pontifical Biblical Commision, tentang otentisitas surat Ibrani, tertanggal 24 Juni 1914:

“1. Apakah terdapat keraguan yang kuat, yang di abad-abad awal dimiliki oleh beberapa pemikir di Barat tentang apakah surat Ibrani merupakan tulisan yang diinspirasikan oleh Allah dan merupakan surat yang berasal dari Rasul Paulus, sebab oleh kesalahan istimewa para pengajar sesat, bahwa, meskipun seseorang sadar akan peneguhan yang terus menerus, dan kesatuan suara yang mutlak dari para Bapa Gereja dari Timur, yang setelah abad ke-4 dilengkapi dengan persetujuan yang penuh dari seluruh Gereja Barat; dengan juga mempertimbangkan penetapan-penetapan dari para Paus dan Konsili-konsili suci, secara khusus Konsili Trente, dan juga praktek yang terus menerus dari Gereja universal, ia dapat berkeberatan untuk memasukkan surat tersebut dengan yakin tidak saja di antara kitab-kitab yang kanonik -yang ditentukan sehubungan dengan iman- tetapi juga di antara surat-surat yang asli dari Rasul Paulus?

Jawab: Tidak.

(Artinya, surat Ibrani tersebut adalah surat yang asli dari Rasul Paulus).

2. Apakah argumen-argumen yang biasanya disimpulkan dari absennya penulisan nama Paulus, dan tidak-adanya pendahuluan dan kata penutup dalam surat kepada jemaat Ibrani- atau dari kemurnian bahasa Yunani, keanggunan dan kesempurnaan penggunaan kata dan gaya bahasa,- atau dari cara bagaimana Perjanjian Lama dikutip di dalamnya dan argumen-argumen yang disusun berdasarkan itu, atau dari perbedaan-perbedaan tertentu yang sepertinya ada antara ajaran di surat ini dan di surat-surat Rasul Paulus lainnya, secara tertentu dapat memperlemah keaslian surat ini dari Rasul Paulus, atau di sisi lain:

Apakah kesesuaian sempurna dari ajaran dan pandangan, kemiripan nasihat/ peringatan dan wejangan, dan keharmonisan frasa dan perkataan-perkataan itu sendiri yang juga diakui oleh sejumlah umat non-Katolik, yang ditemukan antara surat tersebut dan tulisan-tulisan lainnya dari Rasul kepada umat non-Yahudi tersebut, membuktikan dan meneguhkan kesamaan aslinya dari Rasul Paulus?

Jawab: Tidak untuk pertanyaan bagian pertama; dan Ya, untuk pertanyaan bagian kedua.

3. Apakah Rasul Paulus harus dianggap sebagai pengarang surat ini, sehingga harus disyaratkan untuk diteguhkan bahwa ia bukan hanya yang mempunyai ide dan menuangkannya semua oleh inspirasi Roh Kudus, tetapi juga menyempurnakannya dengan bentuk tersebut yang membuatnya mencolok secara istimewa?

Jawab: Tidak, biarlah Gereja memberikan keputusan penilaian lebih lanjut.”

Selanjutnya, tentang tahun penulisan, banyak para ahli berpandangan bahwa surat tersebut ditulis sebelum kejatuhan Yerusalem di tahun 70. Sebab tidak di satu bagianpun disebutkan tentang kejatuhan kota itu, sementara terdapat banyak acuan yang menandakan bahwa bait suci dan penyembahan menurut ketentuan Nabi Musa, masih secara aktif dilakukan (lih. Ibr 8:4;9:7,13,25). Di samping itu, teks menyebutkan berkali-kali saat-saat yang sulit bagi kaum Yahudi (lih. Ibr 10:25;10:37;12:26-;13:13). Ini dapat menunjukkan saat menjelang perang antara kaum Yahudi dan Romawi yang terjadi di tahun 67. Maka para ahli banyak yang menduga bahwa surat ini ditulis di tahun 67.

5 COMMENTS

  1. Shalom Katolisitas,

    Mau tanya
    Apa arti kata “orang Ibrani” (Kej 14:13, Kis 6:1, 2Kor 11:22)
    Bila Abram (Ibrahim) disebut orang Ibrani, apakah Ismael, Esau dan kaum keturunannya disebut Ibrani juga?

    Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati
    Roberts

    [Dari Katolisitas: Sampai saat ini, kata asli istilah ‘Ibrani’ tidak dapat dipastikan. Sejumlah ahli Kitab Suci menghubungkan kata Ibrani dengan anak sulung dari Nabi Nuh yaitu Sem, yang disebut sebagai bapa semua anak Eber (lih. Kej 10:21). Atau sejumlah ahli lain, menghubungkan kata ‘Ibri’ ini dengan keturunan bapa Eber, anak dari Shelah, cicit dari nabi Nuh, bapa moyang Abraham.

    Dari mana kata Ibrani ini berasal, tidak mengubah pengertian bahwa ‘Ibrani’ mengacu kepaba bangsa moyang Abraham, yang menurunkan bangsa Israel/ Yahudi. Nah dalam PB,  jemaat Ibrani mengacu kepada sejumlah umat Yahudi yang percaya dan mengimani Kristus. Kepada merekalah, antara lain Rasul Paulus menuliskan suratnya, yang dikenal dengan surat kepada jemaat Ibrani.]

  2. Shalom pak & bu yg t’kasih…

    Terima kasih atas p’jelasannya. Sya sbenarnya mnyambut baik seruan bapak Paus yg mngajak umat lebih dekat dgn alkitab, dgn m’beri pnekanan kpd surat2 rasul Paulus. Maka sya sdh sering m’buka alkitab & m’baca surat2 rasul Paulus ini, sambil m’buat further study yg perlu, & site Katolisitas adalh rujukan utama sya. Puji syukur kpd Tuhan atas karya kerasulan anda smua d Katolisitas..!

    Memetik p’jelasan d atas- “Origen di abad ke-2 mempunyai pandangan adanya kemungkinan adanya seorang editor dari ide-ide Rasul Paulus yang menjadi pengarang langsung dari surat itu. Maka, semua hal yang dituliskan di surat itu berasal dari Rasul Paulus, hanya saja, bahasa dan komposisi dapat saja merupakan/ melibatkan karya seseorang yang lain yang menuliskan pemikiran-pemikian dan perkataan Rasul Paulus itu. Dengan demikian, ini menyerupai apa yang terjadi pada penulisan kitab-kitab Pentateukh, yang diyakini oleh Gereja berasal dari Nabi Musa, walaupun mungkin saja bukan Nabi Musa sendiri yang menuliskan setiap kata yang tertulis di kitab-kitab itu.”

    Adakah kmungkinan surat Ibrani dtulis stelah rasul Paulus wafat? Dtulis oleh slah seorang pngikut beliau. Mngingat surat ini dtulis skitar thun 67, & rasul Paulus jg wafat d tahun yg sama..?

    1 soalan lg, jikapun surat ini dtulis oleh orang lain, atas dasar ap greja kita m’kreditkan surat ini atas nama rasul Paulus, & bukan rasul2 lain yg pd masa itu jg m’beritakan injil pd dunia? Mmandangkan surat ini mungkin dtulis oleh seorang editor, mungkinkah jg ‘editor’ t’sebut sbenarnya mwakili rasul selain rasul Paulus?

    Mohon p’cerahan..?
    Thanx in advance.
    God bless…

    • Shalom John,

      Memang terdapat beberapa pendapat tentang tahun penyusunan surat kepada jemaat di Ibrani. Penjelasan dari the Navarre Bible yang kami kutip di artikel tersebut adalah tahun 67, namun dalam Catholic Encyclopedia menyatakan bahwa kemungkinan sekitar tahun 63-64. Penjelasannya adalah sebagai berikut (saya cut and paste), silakan klik di sini untuk membaca selengkapnya:

      “An examination both of the letter itself and of the earliest testimonies of tradition, in reference to the circumstances of its composition, leads to the following conclusions:

      (1) The place of composition was Italy (13:24), and more precisely Rome (inscription at end of the Codex Alexandrinus), where Paul was during his first imprisonment (61-63).

      (2) The date of its production should certainly be placed before the destruction of Jerusalem (70), and previous to the outbreak of the Jewish War (67), but after the death of James, Bishop of Jerusalem (62). According to ch. xiii, 19, 23, the Apostle was no longer a prisoner. The most probable date for its composition is, therefore, the second half of the year 63 or the beginning of 64, as Paul after his release from imprisonment probably soon undertook the missionary journey “as far as the boundaries of Western Europe” (St. Clement of Rome, “I Epistle to the Corinthians”, v, n. 7), that is to Spain.

      (3) The reason for its composition is probably to be found in the conditions existing in the Jewish Christian Church at Jerusalem. The faith of the Church might fall into great danger through continued persecution by the Jews, who had put James, the head of the community to a violent death. Precisely at this period the services in the temple were celebrated with great pomp, as under Albinus (62-64) the magnificent building was completed, while the Christian community had to struggle with extreme poverty. The national movement which began shortly before the outbreak of the last Jewish war would increase the danger. These circumstances might lead the Apostle to write the letter.

      (4) The Apostle himself declares the aim of his writing to be the consolation and encouragement of the faithful (xiii, 22). The argument and context of the letter show that Paul wished especially to exhort to steadfastness in the Christian Faith and to warn against the danger of apostasy to the Mosaic worship.

      Apapun perkiraannya, tidaklah berpengaruh kepada otentisitas surat Ibrani tersebut, yang telah diakui Gereja sebagai bagian dari kitab-kitab Perjanjian Baru. Penulisan topik-topik teologis (seperti tentang ke-Allahan Kristus, Kristus sebagai Imam Agung Surgawi, dan kuasa penebusan kematian Kristus) yang sesuai seluruhnya dengan isi surat-surat Rasul Paulus yang lain, membuat surat ini diatributkan kepada Rasul Paulus, walaupun bukannya tidak mungkin juga melibatkan peran seorang editor.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

      • Shalom bu Ingrid yg t’kasih…

        Sangat b’trima kasih atas maklum-balasnya. Sungguh m’cerahkan. Glory to our Lord Jesus Christ atas situs ini…

        God bless u all…

  3. Shalom pak Stef & bu Ingrid yg t’kasih…

    Baru2 ini ramai sarjana yg mlakukan pengkajian & studi t’hdap injil Perjanjian Baru m’buat kesimpulan bhawa surat kpd umat d Ibrani tsb tidak dketahui pngarangnya… Bgaimna p’jelasan dr greja Katolik?

    Mohon p’cerahan..?
    Thanx in advance…
    God bless

    [Dari Katolisitas: Silakan membaca artikel di atas, yang ditulis untuk menanggapi pertanyaan Anda, silakan klik.]

Comments are closed.