Pertanyaan:

Salam…

Saya ingin menanyakan tentang ayat ini…
4:5 Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu.
4:6 Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.

dan apakah ELIA ADALAH MUHAMMAD & BUKAN YOHANES PEMBAPTIS?

saya mendapat lengkapnya dari ini….. [dari Katolisitas: link kami hapus]

Tolong katolisitas memberikan penjelasan yang lengkap…

Tolong ditanggapi secepatnya… Terimakasih…
Semoga Tuhan memberkati kita semua…

Boy

Jawaban:

Shalom Boy,

Yang ditanyakan di sini adalah tentang penggenapan nubuat dalam Mal 4:5-6:

“Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.”

1. Yohanes Pembaptis = Elia?

Dalam Yoh 1:6-8 dan Yoh 1:19-28, Yohanes Pembaptis ditanya oleh para ahli Taurat, tentang apakah ia benar- benar/ secara literal adalah Nabi Elia yang telah turun dari surga, sehubungan dengan pesannya, bahwa Ia mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan. Para ahli Taurat ini bertanya, sebab mereka menginterpretasikan Mal 4:5-6 secara literal. Menjawab pertanyaan ini Yohanes Pembaptis menjawab, “Bukan”. Dan jawaban ini benar, karena secara literal Yohanes Pembaptis memang bukan Nabi Elia.

Maka untuk memahami penggenapan nubuat Mal 4:5-6, kita mengacu kepada penjelasan Tuhan Yesus sendiri. Tuhan Yesus mengartikan nubuatan tersebut secara spiritual (yaitu dengan perbandingan/ metafor), dan bukan secara literal. Ketika para murid bertanya tentang penggenapan nubuatan yang disebut dalam Mal 4:5-6, Tuhan Yesus menjawab, “… Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka.” (lih. Mat 17:11-12). Pada waktu itu, mengertilah murid- murid Yesus, bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis (Mat 17:11-13- LAI).

Menarik jika kita mengetahui terjemahan langsung dari kata Yunani dari Mat 17:11-12 ini, seperti yang tertulis dalam Douay Rheims Bible (terjemahan Vulgate), demikian:

But he [Jesus] answering, said to them: “Elias indeed shall come, and restore all things. But I say to you, that Elias is already come, and they knew him not …”

Maka sebenarnya terjemahan yang lebih tepat ke dalam bahasa Indonesia adalah: “Elia memang harus [bukan “akan”] datang untuk memulihkan segala sesuatu. Tetapi Aku berkata kepadamu, bahwa Elia sudah datang, dan mereka tidak mengenalinya …”

Jadi di sini Yesus menjelaskan bahwa nubuatan itu sudah dipenuhi oleh Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis memang bukan nabi Elia secara literal, dan bukan reinkarnasi dari nabi Elia; namun ia mempunyai ciri- ciri/ karakter yang serupa dengan nabi Elia, sehingga ia dapat dikatakan sebagai penggenapan nubuat para nabi yang tertera dalam Mal 4:5-6, dan Yes 40:3. Untuk mengetahui lebih jelas tentang hal ini, mari kita melihat kepada ayat- ayat berikut ini:

a. Injil mengatakan bahwa Yohanes Pembaptis adalah penggenapan nubuat nabi Yesaya:

Ada suara yang berseru-seru: “Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!” (Yes 40:3)

Penggenapan sabda Tuhan ini nyata dalam diri Yohanes Pembaptis, seperti yang tertulis secara eksplisit dalam Mat 3:1-3, Luk 3:3-4 dan Yoh 1:23:

Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: “Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.” (Mat 3:1-3)

Jawabnya [Yohanes Pembaptis]: “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya.” (Yoh 1:23, lihat juga Luk 3:3-4)

b. Yohanes Pembaptis adalah nabi yang diutus Tuhan untuk mengajarkan pertobatan (Mat 3:2,11; Mrk 1:4, Luk 3:3-17), atau membalikkan hati para bapa kepada anak- anaknya dan sebaliknya, seperti yang dikatakan tentang nabi Elia (lih Mal 4:5-6). Injil Lukas menuliskan hal ini secara eksplisit dalam Luk 1:5-7, 15-17:

“Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. Keduanya adalah benar di hadapan Allah …tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya…. Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan…, “Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes…. Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka, dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.”

c. Yohanes Pembaptis juga memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit (Mat 3:4), seperti halnya nabi Elia (lih. 2 Raj 1:8). Keduanya memakai jubah bulu binatang sebab jubah bulu tersebut dikenal sebagai pakaian para nabi yang bernubuat (lih. Zak 13:4). Injil Matius mengutip Yes 40 untuk mengatakan bahwa Yohanes Pembaptis adalah penggenapan nubuat nabi Yesaya (lih. Mat 3:1-3).

d. Selain dari itu, gaya hidup keduanya sangatlah serupa, yaitu menyerupai seorang Nazarite. Nabi Elia tinggalnya berpindah- pindah, ditepi sungai (1 Raj 17:3) di gua- gua di gunung (1 Raj 19:9), di bawah pohon arar di padang gurun, saat menerima perkataan Tuhan (1 Raj 19:5). Demikian pula Yohanes Pembaptis, yang juga menerima firman Tuhan di padang gurun (Luk 3:2).

Melihat penjabaran di atas, maka kita ketahui bahwa walaupun Yohanes Pembaptis bukan Nabi Elia secara literal, namun ia merupakan penggenapan dari nubuat nabi Maleakhi dan Yesaya, sebagai suara yang berseru- seru di padang gurun untuk mempersiapkan kedatangan Mesias, dengan menyerukan pertobatan. Dalam hal inilah, maka Yohanes Pembaptis secara metafor adalah nabi Elia, seperti yang dikatakan oleh Tuhan Yesus sendiri (lih. Mat 17:13)

2. Penggenapan nubuatan menurut arti spiritual

Dari uraian di atas, jelaslah bahwa yang dimaksud oleh Tuhan Yesus adalah bahwa Yohanes Pembaptis datang dengan roh dan kuasa nabi Elia untuk melakukan misi yang serupa dengan nabi Elia, namun bukanlah nabi Elia secara literal dan juga bukan reinkarnasi Elia.

Untuk lebih memahami prinsip interpretasi ini, mari kita melihat penggenapan nubuatan yang serupa tentang kedatangan raja Daud, yang dipenuhi oleh Kristus. Kedatangan Daud, untuk merestorasi umat Allah itu dinubuatkan dalam Hos 3:5 dan Yeh 34:23-24. Oleh karena itu memang umat Israel menghubungkan Sang Mesias dengan figur “Raja Daud”. Nubuat ini dipenuhi oleh Tuhan Yesus, yang dalam penjelmaan-Nya sebagai manusia, lahir sebagai keturunan Daud. Di sini Yesus bukan Raja Daud secara literal, dan juga bukan reinkarnasi Raja Daud, namun misi yang diemban-Nya adalah untuk merestorasi umat pilihan Allah, namun tidak dalam arti literal, yaitu dalam arti spiritual. Kedatangan Kristus bukan untuk melepaskan umat Israel dari penjajahan penguasa/ pemerintah dunia, namun untuk melepaskan umat Allah dari penjajahan/ kuasa dosa.

Demikianlah dengan cara yang serupa kita mengartikan penggenapan nabi Maleakhi 4:5-6 dalam diri Yohanes Pembaptis.

3. Cara kematian Yohanes Pembaptis membuktikan bahwa ia bukanlah penggenapan nubuat nabi Maleakhi?

Di link non Kristen tersebut disebutkan argumen bahwa karena Yohanes Pembaptis wafat dengan cara dipenggal kepalanya oleh pengawal Raja Herodes atas permintaan anak perempuan Herodias [karena hasutan ibunya], maka Yohanes Pembaptis bukanlah Elia yang disebut dalam nubuat Maleakhi. Alasannya adalah, Yohanes Pembaptis dinilai ‘tidak berhasil’ membalikkan hati bapa-bapa kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya. Lalu si penulis mengambil kesimpulan, Muhammad lebih cocok dianggap sebagai Elia yang disebutkan dalam nubuat Maleakhi, daripada Yohanes Pembaptis.

Namun jika perhatikan, kematian Yohanes Pembaptis bukan disebabkan karena konflik antara anak dan bapa. Kematian Yohanes Pembaptis disebabkan karena: 1) kebencian Herodias [istri Filipus] kepada Yohanes Pembaptis yang telah berani menegur Raja Herodes, karena menikahi dirinya yang adalah istri Filipus, saudara Herodes sendiri (lih. Mrk 6: 18-19); 2) keengganan raja Herodes untuk menarik perkataannya sendiri di hadapan para tamunya, walaupun sebenarnya ia tidak bermaksud untuk membunuh Yohanes Pembaptis (Mrk 6:26).

Cara kematian Yohanes Pembaptis yang mengenaskan, tidak dapat dijadikan tolok ukur bahwa ia bukan nabi. Sebab dalam Perjanjian Lama, terdapat juga nabi- nabi yang wafat dengan cara dibunuh, contohnya Yeremia, Amos, dan Habakuk.

Selanjutnya,  jika dikatakan bahwa Yohanes Pembaptis tidak berhasil melakukan tugas untuk “membalikkan hati para bapa kepada anaknya dan anak kepada bapanya”, maka hal yang sama juga dapat dikatakan kepada Muhammad. Sebab harus diakui secara obyektif bahwa sampai sekarang, walau ada banyak orang yang bertobat, namun belum semua orang bertobat, belum semua bapa berbalik kepada anaknya dan anak kepada bapanya. Namun harus diakui bahwa inti pemberitaan yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis pada saat itu adalah ajaran pertobatan dan baptisan, yang maknanya adalah membalikkan hati seseorang kepada Allah Bapa di surga, dan juga hati para bapa kepada anaknya dan anak kepada bapanya sebagai bukti pertobatannya kepada Allah. Sebagai akibat pengajaran Yohanes Pembaptis, ada banyak orang Israel yang bertobat, dan ini disebutkan di Mat 3: 5, dan Mrk 1:5. Di atas semua itu, Tuhan Yesus sendiri telah mengatakan bahwa Elia yang dimaksud dalam nubuat tersebut sudah datang. Karena itu, tidak mungkin penggenapan nubuat baru terjadi setelah Yesus, sebab jika demikian, artinya tidak mengindahkan apa yang dikatakan oleh Kristus sendiri. Tentu perkataan Yesus ini benar, dan karenanya kita tidak perlu mengartikan ayat ini dengan pengertian yang lain.

4. Kesimpulan

Dari ayat- ayat di atas dan penjelasannya, tidak ada satupun yang mengatakan bahwa nabi Elia mengacu kepada Muhammad. Sebaliknya Kitab Suci telah menyatakan dengan jelas bahwa nubuat tentang nabi Elia yang harus datang tersebut, telah digenapi secara rohani oleh Yohanes Pembaptis.

Ludwig Ott, dalam Fundamentals of Catholic Dogma, p. 487, dalam menjelaskan makna Mat 17: 12, Mrk 1:9:13 mengatakan, “Yesus tidak mengatakan secara eksplisit tentang kedatangan nabi Elia di masa yang akan datang sebelum Pengadilan Terakhir, …. (Mat 17:11, Elia memang harus datang untuk memulihkan segala sesuatu), …. Yesus melihat itu telah digenapi di dalam kedatangan Yohanes Pembaptis (Mat 17:12)

Agaknya perlu disadari, bahwa untuk menginterpretasikan Kitab Suci dengan benar, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu:

a. Kesatuan suatu ayat dengan ayat- ayat yang lain di dalam Kitab Suci.
Kita tidak boleh hanya memilih satu atau dua ayat lalu menghubungkannya dengan pengertian dan hipotesa menurut pengertian pribadi, tanpa melihat kaitannya dengan pesan keseluruhan Kitab Suci. Nubuat Mal 4:5-6 berkaitan dan Yes 4:30, dan penggenapannya jelas tertulis dalam Mat 17:9-13, Mrk 1:6, Luk 1:5-7, 15-17; Yoh 1:23.

b. Penggenapan nubuatan tidak harus secara literal, namun dapat juga secara spiritual/ rohani; apalagi jika di dalam Kitab Suci sendiri telah dinyatakan secara eksplisit bahwa penggenapan nubuatan yang dimaksud adalah secara rohani. Hal penggenapan nubuat tentang Elia dalam diri Yohanes Pembaptis adalah salah satu contohnya, demikian pula penggenapan nubuat tentang Raja Daud yang akan memulihkan umat pilihan Allah, dalam diri Kristus.

c. Kitab Suci diberikan kepada Gereja sehingga interpretasi yang otentik adalah yang diajarkan oleh Gereja. Kita sebagai umat Katolik sangat beruntung, bahwa kita memiliki Magisterium Gereja yang dapat mengajarkan kepada kita tentang interpretasi yang benar tentang Sabda Tuhan. Dengan demikian, apa yang tidak dinyatakan benar oleh Gereja, maka tidak selayaknya kita pandang sebagai kebenaran.

Demikian yang dapat saya sampaikan sehubungan dengan pertanyaan anda. Semoga berguna.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org

4 COMMENTS

  1. Shalom tim katolisitas, saya ingin bertanya,apakah nabi elia mengalami reinkarnasi menjadi yohanes pembaptis?karena saya pernah mendengar penjelasan dari teman yang mempercayai reinkarnasi bahwa dalam salah satu buku yang ia baca, yang mengulas tentang bukti adanya reinkarnasi, disebutkan bahwa nabi Elia bereinkarnasi menjadi St. Yohanes Pembabtis. saya mencoba membaca KS dan dengan pemahaman yang minim, saya mulai merasa mungkin benar nabi Elia mengalami reinkarnasi atas izin Tuhan?saya yakin pikiran seperti ini salah karena tidak sesuai dengan ajran gereja. namun saya tidak menemukan penjelasan yang tepat. mohon penjelasannya. terima kasih. Shalom

    [Dari Katolisitas: Silakan membaca artikel ini, silakan klik.
    Yohanes Pembaptis bukan reinkarnasi nabi Elia. Ia sering dihubungkan dengan nabi Elia, karena Tuhan merencanakan Yohanes ini agar menjadi seperti Nabi Elia, sebagai seorang yang mempertobatkan dan mengembalikan bangsa Israel kepada Allah (lih. Luk 1:17; 1 Raj 18:37; Mal 4:5-6). Ia akan menjadi seperti Nabi Elia dalam semangatnya yang berkobar, dalam keberaniannya untuk menegur raja/ para bangsawan, untuk memanggil bangsa Israel agar bertobat, dan dalam kehidupannya di gurun dan bergantung dari apa yang Tuhan kirimkan kepadanya. Tradisi Yahudi menganggap bahwa Nabi Elia akan datang untuk mengurapi Sang Mesias (lih. Mat 17:10-; Mrk 9:10-). Tapi inti dari perkataan malaikat itu adalah sebagaimana disebutkan dalam Mal 3:1; yaitu bahwa Yohanes adalah sang Perintis, sang utusan yang membuka jalan bagi Tuhan.]

  2. penjelasan tentang elia yang akan datang diatas sangat bagus dan luar biasa….karena memang orang yang mencari kesalahan selalu berpikiran secara duniawi padahal firman Allah bisa diterjemahkan secara spiritual juga..

    contoh Tuhan yesus menyembuhkan orang secara mujiZat, hal ini harus dipahami secara rohani atau spirritual…

    [ Dari Katolisitas:Walaupun mempunyai makna spiritual, namun mujizat- mujizat yang dilakukan oleh Yesus yang tercatat dalam Kitab Suci juga mempunyai arti literal, bahwa memang mujizat- mujizat tersebut sungguh- sungguh terjadi, entah itu mujizat kesembuhan fisik, pengusiran roh jahat, membangkitkan orang dari mati, dst. Mujizat- mujizat tersebut menjadi salah satu tanda yang nyata akan keilahian Yesus sebagai Allah Putera yang menjelma menjadi manusia].

  3. Salam…

    Saya ingin menanyakan tentang ayat ini…
    4:5 Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu.
    4:6 Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.

    dan apakah ELIA ADALAH MUHAMMAD & BUKAN YOHANES PEMBAPTIS?

    [Dari Katolisitas: ….. diedit. Pertanyaan selengkapnya dan jawabannya telah tertera di atas, silakan klik]

    • Repot memang kalau ada orang bukan kristen mengotak-atik alkitab hanya untuk menyatakan bahwa kristen bukanlah kebenaran tapi agamanya sendiri adalah kebenaran . jadi orang kristen sebenarnya praktis saja yaitu hidup menurut Yesus sendiri , teladanNya bisa kita lihat dan baca di alkitab . Dan kita percaya kebenaran adalah hanya datang dari Yesus sendiri bukan yang lain. Yohanes 14:6 Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

      [Dari Katolisitas: pertanyaan di atas, memang kemungkinan berlatar belakang pandangan non- Kristen. Maka kami di Katolisitas berusaha menjawabnya, harapannya agar dapat berguna bagi semua pembaca, baik yang Katolik maupun yang non-Katolik/ non-Kristen. Selanjutnya, apakah mereka dapat menerimanya atau tidak, sudah bukan merupakan bagian kami lagi. Kita serahkan saja kepada Tuhan]

Comments are closed.