Apakah kamu yakin sudah selamat?
Ketika saya tinggal di Filipina sekitar tahun 1998, saya pernah ditanya oleh seorang teman saya yang adalah anggota Bible study dari kelompok Protestan, “Apakah kamu yakin sudah selamat?” Dia mengatakan keheranannya mengapa umat Katolik sepertinya tidak yakin akan keselamatannya sedangkan kalau umat Protestan yakin dengan seyakin- yakinnya kalau pasti selamat. Mendengar hal ini mungkin kita bertanya- tanya kepada diri sendiri, sikap manakah yang benar? Mari kita melihat jawabannya dari Kitab Suci, yang menjadi pegangan kita bersama sebagai murid- murid Kristus.
Beberapa ayat yang digunakan untuk mengatakan ‘sekali selamat tetap selamat’
Seringkali saudara- saudari kita yang Protestan mengutip ayat- ayat berikut ini untuk mendukung pemahaman mereka bahwa sekali selamat mereka tetap selamat (once saved, always saved):
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh 3:16)
“Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal (1 Yoh 5:13)”
Lalu umumnya mereka mengatakan, jadi yang perlu dilakukan sederhana saja, tinggal mengaku dengan mulut kita bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat kita, dan kita pasti diselamatkan, seperti yang tertulis dalam surat Rasul Paulus,
Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan (Rom 10:9-10).
Tanggapan kita umat Katolik
1. Terhadap Yoh 3:16
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Menurut Rm Pidyarto, O Carm, yang adalah seorang pakar Kitab Suci yang menguasai bahasa Yunani, kata “beroleh” di sini berasal dari kata ἔχω/ echō, echein, yang memang dapat diterjemahkan sebagai ‘beroleh’ (have), tetapi sebenarnya lebih tepat jika diterjemahkan sebagai ‘dapat beroleh’ (may have’), seperti yang terdapat dalam Kitab Suci edisi Douay Rheims/ Vulgate. Ini disebabkan karena digunakannya kata ‘me‘ (dalam bahasa Inggris terjemahannya adalah “lest)”, pada kata ‘tidak binasa’ (should not perish) sehingga kata sambung ini menuntut / lebih tepat untuk diikuti oleh kata ‘may have‘. Kita mengetahui bahwa dalam bahasa Inggris sendiri kata ‘have‘ dan ‘may have‘ artinya tidak sama persis.
Namun demikian, jika diterjemahkan sebagai “beroleh”, kalimat ini tidak bermaksud mengatakan bahwa hanya dengan percaya/ beriman kepada Anak Allah saja maka seseorang pasti memperoleh hidup yang kekal. Maka kata kunci yang perlu dilihat adalah bagaimana memaknai kata “percaya” / beriman tersebut, sebab iman ini juga mensyaratkan penghayatan. Jadi kata ‘percaya’ di sini tidak boleh hanya diartikan pengakuan dengan mulut saja atau baptisan saja. Kita tidak dapat mengartikan satu ayat dalam Kitab Suci dan melepaskannya dengan ayat- ayat lainnya dalam Kitab Suci. Hidup yang kekal atau keselamatan ini diberikan oleh Allah karena kasih karunia, oleh iman/ kepercayaan yang bekerja oleh kasih (Ef 2:8; Gal 5:6); dan ini diberikan melalui Pembaptisan (Yoh 3:5, Mat 28:19-20) yang melibatkan pertobatan untuk melaksanakan perintah Tuhan (lih. Mat 7:21-23; Ibr 11;39; Yak 2:14.). Maka Gereja Katolik tidak pernah memisahkan kasih karunia, iman, perbuatan kasih, Pembaptisan dan pertobatan dalam ajaran Keselamatan ini. Silakan membaca diskusi mengenai hal ini, lebih lanjut di sini, silakan klik.
2. Terhadap 1 Yoh 5:13
“Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.”
Kata “tahu” di sini berasal dari kata eidete (dari kata oida); sebenarnya berarti “kamu dapat tahu”/ you may know, yang tidak mengacu kepada sesuatu pengetahuan absolut yang pasti. Ini seperti jika kita mengatakan bahwa kita tahu kalau kita dapat nilai A dalam ujian, atas dasar kita sudah belajar dengan rajin dan saya merasa menguasai topiknya. Tetapi kenyataannya apakah pasti kita dapat nilai A atau tidak itu harus dibuktikan kemudian. Jadi “tahu” di sini tidak bersifat absolut, tetapi memang ada pengharapan besar bagi kita untuk mencapainya.
Untuk memahami arti kata eidete maka kita melihat pada ayat sesudahnya yaitu ayat 1Yoh 5: 14-15, yang berbunyi:
“Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu (oidamen- dari kata oida), bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.”
Di sini kita harus mengakui bahwa kita tidak dapat mempunyai kepastian yang absolut bahwa Tuhan akan menjawab setiap permintaan kita secara persis. Sebab Tuhan adalah Maha Baik dan Maha Kuasa dan Ia akan menjawab doa kita dengan cara yang dipandang-Nya baik bagi kita, yang sering kali tidak sama dengan yang kita minta/ yang kita pikirkan. Maka di sini kita harus menerima bahwa cara kita “mengetahui” dalam hal ini adalah bersifat kondisional dan bukan sesuatu yang pasti secara absolut.
Dengan pengertian yang sama kita mengartikan ayat 1 Yoh 3:21-22 yang mengatakan,
“Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah, dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.”
Maka kita sebagai umat Katolik ‘mempunyai keberanian percaya‘ untuk menerima apa yang kita doakan, namun kita tidak dapat mengatakannya sebagai jaminan yang sudah pasti secara absolut. Sebab hal keselamatan kita ini juga melibatkan partisipasi kita dalam menyatakan iman kita dalam perbuatan, agar iman yang demikian dapat menjadi iman yang ‘hidup’ (Yak 2: 24, 26) dan menyelamatkan. Kenyataannya bahkan Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa pada akhir jaman akan ada orang- orang yang terkejut untuk mendapatkan bahwa sikap mereka yang tidak menujukkan perbuatan kasih dapat menghantar mereka kepada penghukuman (Mat 25:41-46).
3. Maka hal keselamatan tidak semata tergantung dari “pengakuan dengan mulut” untuk menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat pribadi. Sebab yang tak kalah pentingnya adalah kita harus bertobat, seperti yang diajarkan oleh Rasul Yohanes kepada semua murid Kristus yang sudah menerima Yesus (lihat 1 Yoh 2:12-14). Ia mengatakan,
“Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yoh 1:8-9)
Perhatikanlah bahwa Rasul Yohanes menggunakan kata “kita”, sebab dirinya sendiri juga termasuk di dalamnya. Silakan bertanya kepada orang yang berpandangan “sekali selamat tetap selamat”, apakah mereka masih perlu bertobat atau tidak? Jika mereka menjawab ya, berarti pandangan mereka sebenarnya bukan “sekali selamat tetap selamat”. Tetapi jika mereka mengatakan “tidak perlu bertobat, sebab sudah pasti diampuni dan pasti masuk surga”, maka pandangan mereka ini bertentangan dengan ayat- ayat Kitab Suci lainnya yang mengatakan bahwa dosa/ kejahatan yang tidak disesali tidak akan diampuni dan tidak ada sesuatupun yang berdosa dan najis dapat masuk Kerajaan Surga (lih. Hab 1:13; Why 21:8-9, 27)
Rasul Yohanes kemudian mengklasifikasikan dosa, yaitu dosa yang mematikan (dosa berat) dan dosa yang tidak mematikan (dosa ringan) lih. 1 Yoh 5:16-17. Seseorang yang berdosa berat melepaskan diri dari Tubuh Kristus. Dalam hal ini bukan berarti Yesus kurang kuasa untuk menyelamatkannya, tetapi orang itu sendiri dengan kehendak bebasnya memilih untuk melepaskan diri dari Yesus dengan perbuatan dosanya yang berat. Dan jika ia tidak bertobat, maka ia sendiri menolak rahmat keselamatan yang sudah pernah diterimanya dari Allah.
Selanjutnya, pengakuan dengan mulut juga tidak ada artinya, jika tidak dibarengi dengan ketaatan melaksanakan perintah- perintah Tuhan. Oleh sebab itu Rasul Paulus mengajarkan ketaatan iman (Rom 1:5, 16:26). Yesus berkata,
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” (Mat 7:21, lih. Mat. 10:33, 18:35).
4. Rasul Paulus mengajarkan kepada kita akan kedua sifat Tuhan yang tidak bisa dipisahkan yaitu kemurahan-Nya namun juga kekerasan-Nya;
“Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamupun akan dipotong juga.” (Rom 11:22)
Maka di sini jelas dikatakan bahwa oleh kemurahan Tuhan kita diselamatkan, namun kita harus mengusahakan untuk selalu tinggal di dalam kemurahan-Nya. Kita harus bertahan untuk hidup sesuai dengan ajaran Kristus, sampai dengan kesudahannya, baru kita dapat selamat (lih. Mat 10:22). Kita harus berjaga- jaga dan tetap melaksanakan tugas- tugas dan pekerjaan Tuhan yang dipercayakan kepada kita dengan baik sampai pada akhirnya (lih. Luk 12:41-46, Why 2:25-26). Sebab memang benar oleh Injil kita diselamatkan tetapi kita harus tetap teguh berpegang kepadanya (1 Kor 15:1-2). Kita harus hidup kudus dan tidak bercela, dan tekun dalam iman dan tidak bergoncang (Kol 1:22-23); teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan kita (Ibr 3:6). Kita harus setia sampai mati (Why 2:10).
5. Rasul Petrus malah memperingatkan agar kita yang sudah percaya jangan sampai jatuh ke dalam dosa seperti pada waktu belum percaya, sebab akibatnya malah akan lebih parah:
“Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula. Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka. Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: “Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya.” (2 Pet 2:20-22)
Kondisi melepaskan diri dari kecemaran dunia ini adalah makna dari kelahiran kembali dalam Kristus yang kita alami pada waktu Pembaptisan. Maka di sini Rasul Petrus mengingatkan agar setiap umat yang sudah dibaptis tidak kembali lagi kepada kehidupan yang lama yang penuh dosa.
6. Yesus juga mengingatkan Dalam Mat 6:15, bahwa kita harus mengampuni orang yang bersalah kepada kita, sebab jika tidak, maka Allah Bapa tidak akan mengampuni kesalahan kita. Di sini Yesus tidak memperhitungkan apakah kita sudah ‘lahir baru/ born again‘ atau belum; namun kalau kita tidak mengampuni maka kita akan kehilangan keselamatan kita.
7. Kitab Suci memperingatkan kita bahwa kita dapat ‘lepas dari Kristus, dan hidup di luar kasih karunia‘ jika hidup dalam kuk perhambaan dosa (Gal 5:1-5), agar jangan bermegah supaya tidak dipatahkan (lih. Rom 11:18-22), dicoret namanya dari buku kehidupan (Why 3:5; Mzm 69:28), karena melakukan dosa dan tidak bertobat (lih. Ef 5:3-5; 1 kor 6:9; Gal 5:19; Why 21:6-8).
Tak mengherankan bahwa Rasul Paulus kemudian mengajarkan demikian:
“Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (1 Kor 9:27)
Jika Rasul Paulus yang sudah demikian kudus saja semasa hidupnya terus berjuang untuk melatih tubuhnya menghindari dosa, dan mengusahakan agar hidup sesuai dengan Injil agar tidak ditolak oleh Tuhan; apalagi kita- kita ini. Kalau Rasul Paulus sudah yakin “pasti” selamat, tentunya dia tidak perlu menuliskan ayat ini, sebab ia sudah yakin tidak akan ditolak Allah. Ayat ini membuktikan kerendahan hati Rasul Paulus yang selain berpengharapan teguh akan keselamatan yang dijanjikan Allah, namun juga menyadari bahwa ada bagian yang harus dilakukannya yaitu untuk berjuang hidup kudus sesuai dengan Injil yang diberitakannya.
8. Maka ayat Rom 10:9 tentang pengakuan iman akan Kristus yang menghantar kita kepada keselamatan itu tidak hanya untuk dilakukan sekali saja, tetapi harus terus menerus sepanjang hidup kita. Dalam Mat 10:22, 32-33, Tuhan Yesus mengajarkan,
“Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat…. Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga.”
Maka konteksnya di sini adalah berpegang pada pengakuan akan Kristus sepanjang hidup kita (lih. Ibr 4:14, 10:23-26 dan 2 Tim 2:12). Kita mengetahui dari Kitab Suci, bahwa pengakuan akan iman kita tidak dilakukan hanya dengan perkataan tetapi terlebih dengan perbuatan. Demikian pula, penyangkalan akan Kristus juga dilakukan dengan perbuatan.
Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman. (1 Tim 5:8)
Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. (1 Kor 6:9-10, lihat juga Ef 5:3-5; Gal 5:19; Why 21:8-9, 27)
Perbedaan kunci antara ajaran Gereja Katolik dan Protestan
Dari uraian di atas, kita dapat memahami bahwa secara garis besar terdapat perbedaan ajaran antara pandangan Protestan dan Gereja Katolik. Bagi umat Protestan keselamatan adalah sesuatu yang sudah pasti, yang diterima pada saat mereka mengakui Yesus sebagai Juru Selamat, berpegang terutama pada Rom 10:9. Sedangkan Gereja Katolik, berpegang kepada keseluruhan ajaran Kitab Suci, percaya bahwa keselamatan adalah sesuatu proses: yang telah, sedang dan akan datang, yang diterima oleh umat beriman karena kasih karunia Allah, oleh iman yang bekerja oleh kasih:
- Telah diselamatkan (Rom 8:24; Ef 2:5,8; 2 Tim 1:9; Tit 3:5)
- Sedang dalam proses (1 Kor 1:18; 2 Kor 2:15; Fil. 2:12; 1 Pet 1:9)
- Akan diselamatkan (Mt 10:22, 24:13; Mk 13:13; Mk 16:16; Kis 15:11; Rm 5:9-10; Rm 13:11; 1 Kor 3:15; 2 Tim. 2:11-12; Ibr. 9:28).
Oleh karena itu, Gereja Katolik tidak dapat menerima pandangan Martin Luther yang mengajarkan bahwa manusia diselamatkan oleh iman saja, yang dipisahkan dari perbuatan. Sebab menurut Luther, setelah orang menerima Yesus, maka tak peduli apapun yang dilakukannya, entah ia membunuh atau berzinah beribu-ribu kali sehari, pasti akan tetap masuk surga. Dalam suratnya kepada muridnya, Melancthon, tanggal 1 Agustus, 1521, (translated by Erika Bullmann Flores for Project Wittenberg); online at http://www.iclnet.org/pub/resources/text/wittenberg/luther/letsinsbe.txt , lihat nomor 13, Luther mengatakan, “…Be a sinner, and let your sins be strong, but let your trust in Christ be stronger…. No sin can separate us from Him, even if we were to kill or commit adultery thousands of times each day…”
Semoga kita semua dapat melihat bahwa ajaran Luther ini tidak sesuai dengan ajaran Kitab Suci. Maka Gereja Katolik, berpegang pada Kitab Suci, mengajarkan bahwa keselamatan diberikan karena kasih karunia Allah dalam Pembatisan, namun juga mensyaratkan iman dan pertobatan, hidup dalam Kristus, dan melaksanakan perbuatan kasih sebagai bukti dari iman yang hidup. Sebab jika sungguh mengimani Kristus dan mengasihi-Nya, pasti kita akan berusaha menghindari dosa, dan akan rajin berbuat kasih. Iman seperti inilah yang menyelamatkan, seperti yang diajarkan oleh Paus Benedictus tentang Sola Fide menurut ajaran Gereja Katolik, silakan klik di sini.
Ajaran Calvin “sekali selamat tetap selamat” vs. ajaran Bapa Gereja
Ajaran “sekali selamat tetap selamat” ini pertama kali diajarkan oleh John Calvin di pertengahan abad ke 16. Sebelum Calvin, jemaat Kristiani umumnya mengetahui bahwa seseorang dapat kehilangan keselamatannya, jika melakukan dosa berat, seperti yang diajarkan dalam 1 Yoh 5:16-17.
1. Di abad pertama, Didache, yang dikenal sebagai Pengajaran dari ke- dua belas Rasul mengatakan,
“Berjaga- jagalah demi hidupmu. Jangan biarkan terangmu padam, ikat pinggangmu longgar; tetapi selalu siap sedialah; sebab kamu tidak tahu saatnya kapan Tuhan datang. Tetapi seringlah bersekutu, carilah hal- hal yang sesuai dengan jiwamu: sebab imanmu sepanjang waktu tidak akan mendatangkan kebaikan bagimu, jika kamu tidak menjadi sempurna di waktu terakhir.” ((Didache 16 [A.D. 70])).
2. St. Ignatius dari Antiokia (35- 98)
“Jangan salah, saudara-saudaraku: orang- orang yang menyimpang tidak akan masuk dalam Kerajaan Surga. Jika, lalu, mereka yang hidupnya melakukan perbuatan- perbuatan daging akan binasa, maka terlebih lagi mereka yang dengan ajaran- ajaran sesat menyimpangkan iman akan Tuhan yang karenanya Yesus Kristus telah disalibkan… ((St. Ignatius dari Antiokia, Letter to the Ephesians, Ch. 16:1))
3. St. Irenaeus (189) menulis,
“Kepada Kristus Yesus, Tuhan dan Allah kami, sesuai dengan kehendak Bapa yang tidak kelihatan, ‘setiap lutut bertelut dan segala sesuatu di bumi dan di bawah bumi, dan setiap lidah mengaku’ (Flp 2:10-11) kepadanya, dan Ia akan memutuskan penghakiman yang adil kepada semua orang…. Seseorang yang tidak baik dan tidak benar, jahat dan profan akan pergi kepada api abadi, tetapi Ia [Kristus] dapat, memberikan rahmat-Nya, memberikan kekekalan kepada mereka yang benar, kudus, dan mereka yang melakukan perintah- perintah-Nya, dan bertahan dalam kasih karunia-Nya; beberapa dari mereka sejak awal mula [dalam kehidupan Kristianinya], dan yang lain, sejak saat pertobatan mereka, dan Ia dapat mengelilingi mereka dengan kemuliaan kekal.” ((Against Heresies 1:10:1 [A.D. 189])).
Dosa berat memisahkan manusia dari Allah dan keselamatan yang dijanjikan-Nya
Maka pengajaran Gereja Katolik sangatlah konsisten dalam hal ini, bahwa walau janji keselamatan yang diberikan Tuhan Yesus adalah sesuatu yang tetap dan pasti, namun pemenuhannya tergantung dari manusia itu sendiri. Sebab dosa berat memisahkan manusia dari Allah, memerampasnya dari kehidupan kekal.
KGK 1472 Supaya mengerti ajaran dan praktik Gereja ini, kita harus mengetahui bahwa dosa mempunyai akibat ganda. Dosa berat merampas dari kita persekutuan dengan Allah dan karena itu membuat kita tidak layak untuk kehidupan abadi. Perampasan ini dinamakan “siksa dosa abadi”… ((KGK 1472: Supaya mengerti ajaran dan praktik Gereja ini, kita harus mengetahui bahwa dosa mempunyai akibat ganda. Dosa berat merampas dari kita persekutuan dengan Allah dan karena itu membuat kita tidak layak untuk kehidupan abadi. Perampasan ini dinamakan “siksa dosa abadi”. Di lain pihak, setiap dosa, malahan dosa ringan, mengakibatkan satu hubungan berbahaya dengan makhluk, hal mana membutuhkan penyucian atau di dunia ini, atau sesudah kematian di dalam apa yang dinamakan purgatorium [api penyucian). Penyucian ini membebaskan dari apa yang orang namakan “siksa dosa sementara”. Kedua bentuk siksa ini tidak boleh dipandang sebagai semacam dendam yang Allah kenakan dari luar, tetapi sebagai sesuatu yang muncul dari kodrat dosa itu sendiri. Satu pertobatan yang lahir dari cinta yang bernyala-nyala, dapat mengakibatkan penyucian pendosa secara menyeluruh, sehingga tidak ada siksa dosa lagi yang harus dipikul (Bdk. K.Trente: DS 1712-1713; 1820).))
Dengan demikian kita harus berjuang dalam hidup ini agar jangan sampai jatuh ke dalam dosa berat yang memisahkan kita dari Allah, sehingga kita tetap dapat menerima janji keselamatan Allah. Atau, jika sampai jatuh sekalipun, lekas- lekaslah bertobat, agar dapat kembali dalam persatuan dengan Kristus. Selanjutnya, kita harus berjuang untuk taat melaksanakan perintah- perintah-Nya dan setia sampai akhir.
Kesimpulan
Maka di manapun di dalam Kitab Suci tidak ada yang mengajarkan bahwa umat Kristen yang telah mengakui Kristus dapat melakukan dosa apapun, wafat dalam keadaan tidak bertobat, namun akan tetap dapat masuk surga juga. Prinsip ‘sekali selamat tetap selamat’ ini sesungguhnya tidak diajarkan dalam Kitab Suci. Selayaknya kita mempunyai kerendahan hati seperti Rasul Paulus yang mengajarkan demikian,
“Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir… ” (Flp 2:12)
Sebab memang kita harus berusaha untuk tetap taat dan setia mengerjakan keselamatan kita sebagai murid- murid Kristus, bukan karena Kristus kurang berkuasa menyelamatkan kita atau karena Ia tidak menepati janji-Nya; namun justru karena memang ada bagian yang harus kita lakukan jika kita benar- benar mengimani dan mengasihi Dia. Maka sebagai umat Katolik, kita mempunyai keberanian untuk berharap bahwa kita akan diselamatkan, namun mari dengan rendah hati kita serahkan kepada Tuhan yang telah berjanji menyelamatkan kita, sambil juga melatih diri agar tidak jatuh dalam dosa yang memisahkan kita dengan Allah. Dengan kerendahan hati ini kita berpengharapan, dan kita percaya bahwa pengharapan ini tidak mengecewakan oleh karena Roh Kudus telah dicurahkan kepada kita!
Salam kasih kakak pembimbing,
Saat saya merenungkan Lukas 8:26-39 dan mencoba mengkaitkannya dengan kehidupan kita apakah saya boleh menafsirkan atau merenungkan babi-babi itu sebagai kaum reprobat atau yang dikuasai setan yang akhirnya binasa? (di dalam perikop itu TUhan Yesus membiarkan babi-babi itu binasa) Kalau begitu apakah Tuhan memang membiarkan beberapa orang untuk binasa? Terima kasih mohon bimbingannya Gbu
Shalom Arliando,
Dalam A Catholic Commentary on Holy Scriptures, ed. Dom Orchard, OSB, dan The Navarre Bible, tentang perikop tersebut, tidak menyatakan interpretasi yang sedemikian. Berikut ini saya sampaikan apa yang disampaikan di dalam penjelasan tersebut:
Perhatikanlah, bahwa ada dua sikap yang berbeda yang ditujukan kepada Kristus. Orang-orang Gerasa meminta Yesus untuk meninggalkan mereka, sementara orang yang dibebaskan oleh Yesus dari roh jahat meminta Yesus untuk tinggal bersama dengannya dan agar ia boleh mengikuti Yesus. Para penduduk Gerasa telah mengalami kedekatan dengan Kristus, dan telah melihat kuasa ilahi-Nya, tetapi hati mereka terpusat kepada diri mereka sendiri: yang mereka pikirkan adalah kerusakan materi yang mereka alami karena kehilangan ternak mereka; mereka tidak menyadari mukjizat yang dilakukan Yesus [untuk mengusir iblis dari antara mereka]. Yesus telah menawarkan kepada mereka rahmat-Nya namun mereka tidak menanggapinya: mereka malah menolak-Nya. Orang yang disembuhkan Yesus ingin mengikuti Yesus bersama dengan para murid-Nya, tetapi Yesus menolaknya, sebaliknya memberi tugas kepadanya, yang menunjukkan belas kasihan-Nya yang tak terbatas kepada semua orang, bahkan kepada mereka yang telah menolak Dia. Orang itu harus tinggal di sana [Gerasa] untuk mewartakan kepada seluruh penduduk di sana, apa yang telah dilakukan Tuhan terhadapnya. Mungkin mereka akan memikirkan kembali, dan menyadari siapakah Dia yang telah mengunjungi mereka, dan membebaskan mereka dari dosa keserakahan yang mereka lakukan. Kedua sikap ini ditemukan kapanpun Yesus melawat umat-Nya- yaitu saat belaskasihan Yesus dan rahmat-Nya senantiasa ditawarkan kepada setiap kita. Tuhan kita tidak menghendaki kematian orang berdosa, tetapi agar ia berpaling ke jalan Tuhan dan hidup (lih. Yeh 18:23).
Penjelasan di atas memang tidak menginterpretasikan babi-babi tersebut sebagai kaum reprobat atau orang-orang jahat. Dengan demikian, perikop ini tidak dapat dijadikan dasar bahwa Allah sejak awal mula secara aktif menjerumuskan orang-orang tertentu ke dalam neraka. Lagipula, dalam kisah tersebut, bukan Kristus yang menghendaki agar setan-setan itu masuk ke dalam babi-babi itu. Setan itulah yang menginginkannya demikian, hanya Kristus mengizinkan hal itu terjadi.
Dalam sejarah keselamatan, Allah sesungguhnya menghendaki agar semua orang diselamatkan (lih.1 Tim 2:4), namun karena Ia juga memberikan kehendak bebas kepada manusia, terdapat kemungkinan bahwa ada sejumlah manusia bekerjasama dengan kehendak Allah itu, dan sejumlah manusia lainnya tidak. Maka Allah tidak secara aktif menentukan sejak awal mula agar sejumlah manusia menolak keselamatan itu dan masuk neraka, sebab Ia tidak mungkin menentang kehendak-Nya sendiri sebagaimana disebutkan dalam 1Tim 2:4 tersebut. Maka, orang-orang yang menolak rencana Allah, binasa karena keinginan mereka sendiri. Jika Allah mengizinkan hal ini terjadi, itu adalah karena Allah menghormati kehendak bebas mereka yang menginginkan demikian -sebab Allah sendiri yang menciptakan dan menganugerahkan kehendak bebas itu dalam diri manusia. Namun Allah yang mahatahu, telah mengetahui sejak awal mula bahwa ada sejumlah manusia yang bekerjasama dengan rahmat-Nya sehingga mereka memasuki kehidupan kekal dan sejumlah lainnya yang menolak rahmat-Nya sehingga mereka sampai kepada kebinasaan kekal.
Selanjutnya tentang hal ini, klik di sini.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Syalom Bu.Inggrid,
Sekedar info, bahwa “dokumen Vatikan II – dekrit tentang ekumenisme” ini tidak dapat diakses atau dibuka.
Mohon bantuannya, terima kasih sebelumnya.
Tuhan Yesus Memberkati, katolisitas tetap maju berkarya, amin
salam, Marzel
[Dari Katolisitas: silakan klik di sini]
saya mau bertanya pada penulis artikel ini.
jika kita manusia tdk bisa selamat oleh penyelamatan Yesus maka untuk apa anda mengikut Yesus?
jika usaha kita dan ketaatan kita bisa menyelamatkan kita untuk apa Yesus perlu mati di kayu salib?
Shalom SteveO,
Ada baiknya Anda membaca kembali artikel tersebut, karena sebenarnya artikel tersebut tidak pernah mengatakan bahwa manusia tidak bisa selamat oleh penyelamatan Yesus dan hanya dengan usaha kita maka kita dapat selamat. Gereja-gereja non-Katolik cenderung untuk memilih A atau B. Namun, Gereja Katolik bisa memilih A dan B secara bersama-sama. Sebagai contoh, Gereja Katolik tidak pernah mengatakan bahwa keselamatan hanya karena perbuatan kasih saja, atau karena iman saja, atau karena baptisan saja. Namun, Gereja Katolik mengatakan bahwa semua hal tersebut diperlukan untuk keselamatan, karena semua hal tersebut diajarkan oleh Kristus. Jadi, yang disorot dalam artikel tersebut adalah untuk menunjukkan bahwa doktrin “sekali selamat tetap selamat” atau “Once Saved always saved” justru berlawanan dengan ajaran Kristus. Kalau Anda tidak setuju dengan pandangan ini, tentu saja Anda dapat memberikan argumentasi lebih lanjut.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
salam pa stef,
setelah baca pemaparan sekali selamat tetap selamat oleh pengasuh katolisitas saya jadi tersenyum lucu dan sepertinya penganut dan pengasuh gereja katolik tidak mengerti dengan imannya orang percaya bahwa sekali selamat tetap selamat ini sudah sebuah janji orang yg percaya Yesus pasti selamat, karena iman kita di selamatkan seperti contoh penjahat yg di sebelah kanan YEsus karena iman pejahat itu masuk ke dalam taman Firdaus, ini karena sebuah tindakan iman bukan? bagai mana pun percaya kepada YEsus di mulai dari iman/percaya lalu perbuatan tidak ada yg namanya perbuatan dahulu baru iman.
[dari katolisitas: Menjadi kebebasan bagi setiap orang untuk dapat tersenyum. Namun dalam satu diskusi yang baik, tersenyum saja mungkin tidak cukup, namun harus disertai argumentasi yang baik. Tentang penjahat yang bertobat, silakan melihat tanya jawab ini – silakan klik. Diskusi yang cukup panjang tentang keselamatan dapat Anda baca di sini – silakan klik]
Shalom Ibu Ingrid Listiati, MTS
Sekali selamat tetap selamat.
Pembahasan hal tersebut diatas adalah sangat menarik. Jika saya renungkang tulisan tsb dengan tulisan Ibu di “Api Pencucian”. Sebetulnya antara pendapat Katolik dan Protestan tidak beda beda amat. Karena kita yakin orang yang sudah dibaptis akan masuk surga karena sudah mengucapkan Syahadat Para Rasul yang antara lain Percaya akan Allah Bapa Yang maha Kuasa dan Yesus Kristus PuteraNya Yang Tunggal Tuhan Kita.
Tapi kalau kita sebagai orang Kristen kalau masih belum bersih dari dosa selama hidup apalagi sering lupa bertobat/ mengaku dosa, maka kita akan disucikab dulu di api pencucian. Bukankah kewenangan orang masuk ke surga secara langsung atau singgah di api pencucian adalah sepenuhnya hak prerogratif Allah Bapa Yang Maha Kuasa. Seperti sabda Tuhan Yesus (saya lupa ayatnya) waktu bertemu dengan seorang pemuda yang mengaku sudah melaksanakan perintah Allah seperti beribadat, sedekah dan berpuasa, kemudian bertanya kepada Tuhan Yesus apakah dia bisa masuk surga. Maka Tuhan Yesus menjawab ……..
Shalom Aloysius,
Perbedaan utamanya adalah, bagi umat Katolik, kita menempatkan diri kita sebagai umat Allah dan bukan sebagai hakim. Sedangkan dalam konsep sekali selamat tetap selamat, maka kita “seolah-olah” menempatkan diri sebagai hakim, yang telah memberikan keputusan, bahwa apapun yang kita lakukan, maka kita tetap masuk Sorga. Padahal, seperti yang Anda sebutkan, perkara masuk Sorga, biarlah Allah sendiri yang menentukan. Bagian kita adalah bertumbuh dalam iman, pengharapan dan kasih, serta mempercayakan diri dalam belas kasih Allah.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
konsep keselamatan yang sangat menyeluruh/komprehensif/gestalt/utuh/lengkap/seimbang/ dari Katolik. semakin bangga jadi Katolik.
mereka yang kristen nonkatolik juga sering menggunakan kata kata Yesus di salib “Aku berkata kepadamu sesungguhnya hari ini juga kamu akan bersama dengan Aku di dalam Firdaus” sebagai pembenaran bahwa keselamatan penjahat itu hanya karena imannya bukan karena perbuatannya (karena sepanjang hidupnya orang itu berbuat jahat. tapi mereka lupa bahwa sepanjang hidupnya, penjahat itu belum mengenal Yesus. maka pada saat ia pertama kali mengenal Yesus dan bertobat maka ia diselamatkan karena ia tidak punya waktu lagi untuk berbuat baik
Shalom, pak Sumarno dan katolisitas.
Terima kasih atas sharingnya. Saya hanya ingin menambah sedikit bhw penjahat tsb langsung masuk firdaus krn memang memohon pengampunan sambil mengakui Jesus sebagai juru selamatnya, namun yg lebih penting lagi, dia sudah melakukan silih atas dosa2nya dgn dihukum/disalib dan menyadari bahwa dia pantas dihukum krn dosa2nya.
Shalom bapak ibu pembimbing,
Menurut kristen, perbandingan peran Allah dan manusia dalam keselamatan adalah 100% persen Allah dan 0% manusia. Namun dari penjelasan di atas kenapa tampaknya manusia memiliki peran dalam keselamatan ya?
Di Roma 3: 10-dst di situ ditulis tidak satu manusia pun baik, mencari Allah, dll. Berarti ayat ini secara implisit menyatakan bahwa pada dasarnya manusia tidak mau diselamatkan, bukan? Dan menurut senior2 saya, manusia bisa mengasihi itu hanya karena Allah telah terlebih dahulu mengasihi kita dan karena Roh Kudus yang menggerakkan kita. jadi manusia sama sekali tidak punya peran dalam sejarah atau upaya keselamatan menurut hal yang telah diajarkan pada saya. Mohon bimbingannya.
Yang kedua menurut saya doktrin sekali selamat tetap selamat itu adalah benar karena 1 Yohanes 5:18 mengatakan bahwa Allah akan melindungi orang pilihanNya dari dosa, jadi setelah dibaptis kalau seorang tersebut berdosa berat itu pasti dalam rencana dan kehendak Allah, Allah pasti pada akhirnya akan mengubah hidup orang tersebut. Hal itu juga dinyatakan oleh Roma 5:9 yang menyatakan kita telah dibenarkan dan PASTI akan diselamatkan dari murka Allah.
Andaikata manusia bisa mengklaim dirinya berjasa namun Galatia 2:16 mengatakan bahwa tidak seorang pun dibenarkan karena melaksanakan hukum Taurat. Jadi dengan melakssanakan perintah Yesus manusia tidak akan dibenarkan melainkan manusia dibenarkan karena iman pada Kristus.
Roma 3: 21-31 juga mengajarkan bahwa manusia dibenarkan oleh iman
Yohanes 1: 12 pun juga mendukung sekali selamat tetap selamat.
Mohon bimbingannya dari tim pembimbing ya. Terima kasih Tuhan memberkati.
Shalom Arliando,
Terima kasih atas komentarnya tentang konsep keselamatan. Gereja Katolik mengakui bahwa keselamatan adalah semata-mata anugerah Allah, karena persatuan antara Allah dan manusia di Sorga tidak dapat dicapai oleh manusia tanpa bantuan Allah. Dengan kata lain, Sorga adalah merupakan tatanan rahmat yang berada di luar jangkauan manusia dalam tatanan kodrat. Jadi, diperlukan rahmat Allah sehingga manusia dapat mencapai Sorga. Namun, Tuhan menyelamatkan manusia yang mempunyai kehendak bebas dan bukan menyelamatkan robot. Oleh karena itu, Tuhan tetap menghormati kehendak bebas manusia – yang dapat menjawab “ya” atau “tidak” terhadap tawaran keselamatan Allah. Namun, jawaban ya (iman) dari manusia, juga merupakan rahmat Allah dengan tetap menghormati kehendak bebas manusia. Dengan demikian, kita melihat bahwa keselamatan memang anugerah, namun Allah juga menghargai kebebasan manusia, sehingga St. Agustinus mengatakan “Dia yang menciptakan kamu tanpa kamu, tidak dapat membenarkan kamu tanpa kamu.”
Tentang doktrin sekali selamat tetap selamat berdasarkan 1Yoh 5:18, harus dimengerti secara benar. Dari sisi manusia, tidak ada yang tahu secara persis apakah kita masuk dalam bilangan yang terpilih – walaupun kita mempunyai pengharapan yang besar akan belas kasih Allah. Namun, tentu saja dari sisi Allah, Dia tahu secara persis siapa saja dan berapa jumlah yang masuk dalam bilangan yang terpilih. Justru karena manusia tidak tahu secara persis apakah dia masuk dalam bilangan yang terpilih, maka Rasul Paulus mengatakan “kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, …” (Flp 2:12b) Dengan demikian, manusia tidak dapat mengklaim bahwa dirinya 100% masuk Surga. Biarlah yang memutuskan adalah Sang Hakim Agung, dan bagian kita adalah mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar seperti yang dinasehatkan oleh Rasul Paulus. Dan Rasul Paulus kembali menegaskan “Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (1 Kor 9:26-27).
Gereja Katolik tentu saja menerima bahwa pentingnya iman untuk keselamatan (Ibr 11:6). Namun, ayat-ayat tersebut tidak pernah mengatakan HANYA iman saja yang diperlukan untuk keselamatan. Sebaliknya, konsep keselamatan harus dilihat secara menyeluruh, karena Alkitab juga mencatat bahwa keselamatan adalah anugerah Allah (Rm 3:24); pentingnya baptisan untuk keselamatan (Mt 28:19-20; Kis 2:38; Mk 16:16; Yoh 3:3-5; Kis 8:12-13, 36, Kis 10:47; Kis 16:15, 31-33; Kis 18:8; Kis 19:2-5; Kis 9:18; Kis 22:16; Rm 6:4; 1 Kor 6:11; Gal 3:27; Kol 2:12; Tit 3:5-7; Ibr 10:22; 1 Pet 3:20-21.); pentingnya perbuatan baik untuk keselamatan (Why 20:12; Mat 25:45). Sebenarnya, kalau anda membaca diskusi panjang ini – silakan klik, maka anda akan memperoleh gambaran yang cukup menyeluruh tentang topik ini. Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
saya sangat bertrima kasih untuk diskusi yg membangun ini
Syaloom Katolisitas,
Terima kasih atas link ini, saya sudah membaca ini sebelum2nya. Terima kasih atas petunjuknya. Kalau Tuhan ingin kita juga berjuang.
Sebenarnya saya takut akan “penghayatan” saya akan Penebusan Kristus, karena seakan2 saya berpikir kalau dia cm beli kita dr perbudakan dosa dan cm hapus dosa asal dan dosa sebelum kita baptis dan dosa ke depan2 nya sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan penebusan Kristus, karena dia mao kita jadi manusia baru utk tidak berdosa lagi.
Dan saya melihat Kayu Salib itu seperti itu. Dan Hosti itu saya liat sebagai apa ya? itu keterlaluan sekali KAsih Nya kepada kita,, benar2 sangat2 sungguh2 ga kepikiran Baik Nya kepada kita.
tp saya tau saya mencari Allah berdasarkan kebencian kepada Protestan dan mencari2 kesalahan mereka, tp ketika saya melihat kasih Tuhan yg seperti itu saya jadi sadar Kasih Tuhan tak terbatas. Dan tidak boleh saya benci agama lain, karena Yesus juga hadir di diri mereka.
Dan saya takut saya kaya bikin teori sendir karena kebencian sayai, ketika saya membaca “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah (Yesaya 53:4)”. Dan membaca artikel ini.
Saya tidak tau apakah benar atau tidak, tp apa yg saya mengerti adalah Tuhan datang menebus dosa manusia dan menanggung dosa seluruh manusia, sudah terbeli, seluruh umat manusia. Tp setelah kita menerima atau bertobat Tuhan hanya mengampuni dosa2 kita sebelum kita bertobat, dan dia rela sepenanggung penderitaan dengan kita dalam perjuangan hidup kita dalam berkenan dalam hati Nya.
Karena itu Dia mao mati di atas kayu salib dan memberikan Daging – NYA kepada kita.
Tp saya tau ini mgkn bisa saja salah. Mohon bimbingannya, karena jangan sampai saya salah dan melenceng dr iman katolik.
Terima Kasih
Shalom Leo,
Terima kasih atas tanggapannya tentang penebusan Kristus. Sebenarnya, kalau kita dapat melihatnya dalam konteks bahwa semua rahmat (termasuk yang mengalir dalam Sakramen) mengalir dari penebusan Kristus, maka kita akan mempunyai gambaran yang lebih jelas. Dengan demikian, walaupun baptisan memberikan pengampunan dosa asal dan dosa pribadi sampai pada saat dibaptis, namun rahmat Baptisan yang mengalir dari misteri salib Kristus sebenarnya memampukan kita untuk hidup kudus. Dengan demikian, kalau kita dapat terhindar dari dosa berat dan dapat setia sampai akhir, maka itu sebenarnya adalah karena rahmat Allah yang mengalir dari misteri Paskah Kristus. Tanpa rahmat Allah, maka kita tidak dapat terhindar dari dosa dan tidak mungkin setia sampai akhir. Dan karena kasih-Nya yang sungguh besar ini, maka Kristus tidak hanya memberikan rahmat-Nya (secara tak terlihat), namun Dia juga memberikan rahmat-Nya (yang dapat dilihat) dalam sakramen. Dalam Sakramen Ekaristi, Kristus bahkan memberikan Diri-Nya (Tubuh, Darah, Jiwa dan ke-Allahan) kepada kita, sehingga kita dapat bersatu dengan-Nya. Dan, semua rahmat yang mengalir dalam semua sakramen adalah bersumber pada misteri Paskah Kristus. Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shaloom Pak Stef,
Berarti benar donk kalau sebnarnya kita tuh bisa hidup tidak berdosa atau minim bgt berbuat dosanya, karena buah pengendalian diri nya semakin besar. (Saya jg denger dr Suster di Carmel). Dan adalah salah utk berpikir kalau kita buat dosa sekarang sebenarnya sudah di tanggung oleh Tuhan Yesus di kayu salib?
Karena maksud dr Tuhan Yesus mati di kayu salib itu bukan seperti itu tetapi membebaskan kita dr belenggu dosa dan mencurahkan rahmat-Nya yg tidak terbatas agar kita bisa sempurna ( Mat 5:48).
kalau begitu banyak sekali orang salah kaprah donk? Apa benar bukan saya yg sala mikir seperti yg di atas karena memang sesungguh nya reflek saya dan saya yakin org byk kalau berbuat dosa itu ya cm menyesal dan inget Tuhan sudah tebus saya dan berusaha utk tidak melakukan lagi, tetapi di dalam konteks yang berpikir Dosa saya yg saya lakukan barusan uda di bayar oleh Yesus di kayu salib. Tp konteks nya bukan begitu ya? Tetapi Konteks nya adalah Aku menyesal dan ingat Rahmat Tuhan yang tercurah utk menebus dan menguduskan saya di atas Kayu Salib dan berjuang utk hidup Kudus.
Kemarin saya teringat dengan kata2 yang di ucapkan oleh seorang Pendeta, ketika kita menyesal dan berkata Tuhan aku aja yg di salib lalu Tuhan berkata ga usah, Aku aja yang tanggung hukuman buat kalian, jadi kita sudah menjadi manusia yg diselubungi oleh Jubah Kristus dan bukan oleh Dosa, Bapa cm meliat orang di dalam Kristus sama Orang Di dalam Adam.
Saya berpikir dan yakin sekali, manusia pertama di dunia ini yg pertama kali mengatakan “Aku aja yg disalib” itu adalah Bunda Maria. Ketika menemani Yesus jalan salib, dan di saat itu sebenarnya Bunda pun memikul salib nya. Saya tidak bisa menjawab apakah benar yg dikatakan pendeta itu atau saya yg benar, tp saya merasa jawaban Bunda Maria tidak teriak2 mao gantiin Putra nya bukan karena dia merasa Tuhan bilang “tidak usah Bu,,, Aku aja Bu”, tetapi Salib terbesar di dunia ini sudah dipikul oleh Yesus. Dia pernah berkata tidak ada seorang mampu memikul salib Nya, dan menarik di injil Matius dan Lukas pada 2 kesempatan Yesus menegaskan untuk memikul Salib kita masing2.
Ini cm pikiran saya, jadi klo ada yg ngaco tolong diluruskan karena saya menarik kesimpulan adalah Tuhan ada di garis depan memimpin kita memikul salib kita masing2 dan Tuhan sudah menanggung yg terbesar dan yg tidak mungkin manusia pikul untuk memberikan bukan hanya Rahmat yg berkelimpahan tetapi kepemimpinan di dalam perjalanan itu. jadi jawaban dari Yesus ke Bunda Maria adalah “Bunda ini bagian-Ku, tetapi ketahuilah engkau sudah memikul bagianmu
dan menjadi satu dalam diri-Ku” (Roma 6:5)
Jadi bukan karena Allah Maha Kasih dan Maha adil, kita yang harus dihukum karena dosa kita tidak jadi di hukum karena Allah Maha Kasih dan mengirimkan Anak-Nya menggantikan hukuman kita.
Tetapi Allah Maha Adil dan harus menghukum kita karena pada dasarnya kita berdosa dan jahat (Roma 3:10). Tetapi Allah Maha Kasih Dia mengirim Putra Nya yg tunggal ke dunia bukan utk dihukum menggantikan kita, tetapi untuk menanggung kelemahan2 terhadap belenggu dosa kita dengan kasih karunia dan Rahmat Nya sehingga kita dibenarkan di mata Allah karena Kristus(Roma 5:15-19) dalam peristiwa Misteri Paskah.membawa kita semua ke dalam perdamaian dengan Allah Bapa di Sorga karena kita sudah menjadi satu dengan Dia.
Ngaco ya pikiran saya hahaahaa.. tetapi ini membuat saya takut, saya kaya buat teori baru padahal uda 2000 tahun ini dihayati oleh Santo dan Santa dan Bapa Gereja, masa yg benar saya. Saya yakin pasti ada yg salah, biar di benarkan oleh Tim Katolisitas sesuai dengan iman Katolik. Jadi saya tau mana yg salah dan mana yg benar.
Terima Kasih
Shalom Leo,
Terima kasih atas pertanyaan dan tanggapannya. Secara prinsip setelah kejatuhan Adam dan Hawa, maka manusia dalam kondisi tidak bisa tidak berdosa (non posse non peccare), karena manusia kehilangan rahmat pengudusan (sanctifying grace) dan four preternatural gifts (rahmat tidak dapat mati, tidak dapat menderita, tunduknya kedagingan terhadap akal budi /the gift of integrity, pengetahuan tentang Tuhan / infused knowledge). Dengan misteri Paskah, rahmat-Nya mengalir dalam sakramen-sakramen, juga termasuk Sakramen Baptis. Setelah menerima Sakramen Baptis, manusia dengan bantuan rahmat Allah bisa tidak berdosa (non posse peccare), karena telah menerima rahmat pengudusan, tiga kebajikan ilahi (iman, pengharapan dan kasih), 7 karunia Roh Kudus (dalam Yes 11:1-2), menjadi anak Allah dalam Kristus, menjadi anggota Gereja. Walaupun demikian, four preternatual gifts tidak dikembalikan kepada manusia, sehingga hal ini menjadi kesempatan bagi manusia untuk berjuang dalam kekudusan dan kesempatan untuk membuktikan kasih manusia kepada Tuhan.
Perlu ditekankan bahwa untuk sampai tidak berdosa sampai akhir hanya mungkin dicapai dengan bantuan rahmat Allah. Dengan kata lain, Tuhan telah memberikan rahmat yang berlimpah kepada semua orang yang dibaptis, sehingga tidak ada alasan bagi orang yang telah dibaptis untuk tidak dapat hidup kudus. Kalau kita sampai gagal dalam kekudusan, hal ini disebabkan karena kesalahan kita, yang gagal untuk bekerjasama dengan rahmat Allah.
Apa yang disampaikan oleh pendeta yang anda dengar agak berbeda dengan apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Bagi Gereja Katolik, rahmat Allah begitu besar, sehingga Dia bukan menutup kita dari luar, namun mengubah kita dari dalam, sehingga dengan bantuan rahmat Allah, kita dapat berjuang dalam kekudusan. Namun, kekudusan adalah satu proses sampai kita meninggal.
Walaupun Kristus telah mengorbankan nyawa-Nya di kayu salib sehingga hubungan manusia dan Allah dapat terjembatani, namun kita harus menjalankan bagian kita, yaitu untuk berjalan dalam jembatan yang telah dibuat oleh Kristus sampai mencapai tujuan akhir, yaitu Sorga. Namun, hal ini bukan berarti bahwa ini adalah murni usaha kita kalau kita dapat sampai ke Sorga, karena jembatan tersebut di buat oleh Kristus, dan kekuatan untuk dapat sampai ke jembatan dan berjalan terus sampai ke seberang juga karena rahmat yang diberikan oleh Kristus. Yang perlu dilakukan oleh manusia adalah dengan terus bekerjasama dengan rahmat Allah dalam setiap langkah kehidupannya. Semoga ilustrasi ini dapat memberikan gambaran yang lebih jelas.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shaloom Pak Stef dan Bu inggrid
terima kasih atas tanggapannya baik di tanya jawab ini dan di tanya jawab misteri paskah. Sya bersyukur kepada Tuhan yang mengenalkan saya ke Katolisitas.org supaya bisa mengenal Iman Katolik.
Jadi yang bisa saya simpulkan dari jawaban2 anda
1. Adalah kurang tepat kalau dikatakan Tuhan menyelubungi kita dr luar istilah nya Tuhan belain kita lalu Bapa Di Surga cm melihat kita sudah di selubungi oleh Kristus. Jadi cm ada 2 manusia di mata Bapa orang yg di dalam Kristus dan orang yg masi di dalam Adam? Tetapi sebenarnya Kristus menebus kita selain mendamaikan kita dengan Bapa tetapi memberikan rahmat yg luar biasa melimpah sehingga kita HARUS KUDUS. Dan Rahmat ini sebenarnya kena jg utk org2 yg non Kristen tetapi mereka tidak sadar dan lebih sulit utk mencapai kekudusan karena tidak ada Roh Kudus yang menaungi mereka?
2. Ini pergumulan saya pribadi pak Stef dan Bu Inggrid. Dan tidak nyambung dengan topik di atas. bisa d taruh di thread yg berhubungan ato blas ke email pribadi saya.
Latar belakang saya sebenarnya dulu tuh di katolik iya dan di protestan iya, Katolik saya senang tenang dan ga “Hingar Bingar” lebi kalem dan byk wkt buat bengong di gereja drpd protestan yg lebi berapi2 dsb.
Sebenarnya kalau Pak Stef dan Bu Inggrid perhatikan pertanyaan2 saya kebanyakan membandingkan dengan gereja Non-Katolik. teologi2 nya dsb, ini di sebabkan karena ya saya pas sakit smpat di suru jd pendeta dan ketika terdesak smpat kluarin “janji” klo smbuh mao ke malang. Lalu setelah sembuh saya kaya takut karena tidak siap dan tidak mao jadi Pendeta. Lalu di ketakutan itu saya krisis Iman byk pertanyaan dan sering btnya sana sini ttg pergumulan dan pertanyaan saya, “apakah saya bisa di selamatkan?”, “apakah boleh tidak jadi pendeta?” dsb. Saya berusaha cari jawaban yg buat saya tenang. Lalu tmn saya yg Non Katolik dia mengajarkan sesuatu ttg Double Predestination. yang membuat saya makin takut. “Gimana ya kalau Tuhan tentukan saya masuk neraka, saya mao usaha kaya apa jg saya ga akan selamat.
Lalu di tengah2 kekalutan batin saya paksakan diri dtg ke pengajaran di gereja Reformed (saya tau ttg topik Allah Maha Adil dan Maha Kasih dan jg Tuhan menyelubungi dsb disana) tetapi saya ga ngerti dan makin takut, sebenarnya saya ini beriman atau tidak. lalu di ajarin lagi ama seseorang teman yg kasi renungan harian dr Pendeta yg berbau teologi kemakmuran (ini agak santai batin saya)
Sampai akhirnya ketika di doakan lalu di teguhkan berjalan saja dan Tuhan akan menuntun saya. Sampai akhirnya saya di kenalkan ke Katolisitas.org oleh teman katolik saya di JumPer gedung kantor saya.(Julianti Sugiman, yang 1 Paroki dengan anda).
Saya merasa pemikiran saya agak2 mirip dengan katolik, ada beberapa hal yang saya dibukakan. Dan disini saya berakhir di gereja Katolik, entahlah saya merasa kalau disuru jadi Romo pun saya mgkn bersedia.
tetapi ganjalan saya adalah apakah benar saya sudah menerima kebenaran ini dengan tidak mementingkan kepentingan pribadi. Karena kalau di liat2 lagi saya melihat ada nya ketidak sukaan dengan Protestan (dan jujur pertanyaan2 saya kaya mao cr celah kesalahan mereka), saya sadari hal itu dan saya kaya diajarin ama Tuhan kalau musti menghormati dan menyayangi mereka karena merka jg luar biasa di pakai Tuhan contoh Pak Stephen Tong, dsb. dan ga semua orang Protestan tuh tidak mengejar kekudusan sih. Akhir nya saya bisa meliat itu dan kesombongan dan kebencian saya lama2 terkikis. Karena diingatkan Tuhan Maha Rahim.
Yang saya khawatirkan adlah apakah saya masuk ke katolik dengan motif yg tidak baik yg akhir ny membuat saya kaya kalau istilah Pak Stef Fitting itu y karena cocok nih ama pikiran dan beda dengan mereka jadi saya masuk dan tidak benar2 Embrace seluruh kebenaran di atas kepentingan Pribadi saya. Mohon doa dan bantuannya. Karena saya bukan meragukan Katolik, dengan dasar2 Alkitab dan fakta sejarah yg dipaparkan oleh anda berdua saya cukup diyakinkan kalau Gereja ini adalah yg terbaik.
yang saya ragukan adalah diri saya sendiri, apakah benar2 Tuhan menuntun saya kesini, karena seingat saya tdk perna berdoa minta konfirmasi kepada Tuhan apakah ini adalah tuntunan Tuhan. Tidak seperti Scott Han yg minta tuntunan Nya, yang notabene di keadaan yg Netral bahkan membenci Katolik. tetapi saya memuaskan Intelektual saya, Tolong berikan masukan kepada saya.
saya sudah berdoa kepada Tuhan tadi agar Tuhan membrikan konfirmasi, memang agak telat. Semoga Pihak Katolitas bisa meneguhkan atau setidaknya memberikan nasehat.
terima kasih
Salam Damai
Shalom Leo,
Kalau kita mencari kebenaran dengan sungguh-sungguh, maka Tuhan akan membiarkan Diri-Nya ditemukan, dan bahkan secara aktif Tuhan mencari domba-dombanya, dan Dia juga membiarkan Diri-Nya ditemukan oleh orang-orang yang tidak mencari Dia (lih. Yes 65:1). Dengan kata lain, kalau Tuhan membiarkan Dirinya ditemukan oleh orang-orang yang tidak mencari Dia, maka Tuhan akan menyatakan Diri-Nya secara lebih jelas dan istimewa kepada orang-orang yang mencari Dia. Kepada orang yang mengasihi-Nya, Tuhan mengatakan “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Rm 8:28) Jadi, sikap untuk terus mengenal Tuhan dan mengasihi Tuhan dalam pencarian secara intelektual dan kasih adalah berkenan di hadapan Tuhan.
Sikap ini bukanlah sikap yang membabi buta menerima setiap pengajaran tanpa tahu alasan di balik pengajaran tersebut. Dalam masa persiapan untuk menerima baptisan anda di Gereja Katolik, maka sesungguhnya ini adalah masa yang tepat bagi anda untuk mempertanyakan semua iman Katolik yang diajarkan. Anda dapat mencari celah dari pengajaran Gereja Katolik, dan silakan mempertanyakannya kepada katekis anda maupun ke katolisitas.org. Dengan demikian, anda tidak merasa bahwa anda hanya mencari celah dari pengajaran gereja Protestan. Kita harus percaya akan kekuatan dari kebenaran, yang walaupun dipertanyakan dan dipertentangkan dari berbagai sisi, tidak akan bertentangan satu sama lain. Bahkan semua kebenaran mendukung satu sama lain, terjalin menjadi satu dan memberikan kebenaran yang penuh.
Sebagai umat Kristen, kita harus mempercayai akan belas kasih Allah. Memang Dia adalah maha adil, namun, Dia tidak membiarkan manusia putus asa dalam perjuangannya menggapai Allah. Allah justru turun ke dunia untuk menggapai manusia sehingga manusia dapat memperoleh keselamatan (lih. Yoh 3:16). Dengan demikian, kita harus menaruh pengharapan yang besar akan kasih Allah, karena Allah menghendaki agar semua manusia diselamatkan dan memperoleh pengetahuan kebenaran (lih. 1Tim 2:4)
Namun, pengharapan ini tidak membuat kita terlena, sehingga di dalam iman, pengharapan dan kasih, kita terus bekerjasama dengan rahmat Allah, sehingga kita dapat sampai pada tujuan akhir, yaitu Sorga. Meskipun kita tidak tahu secara pasti bahwa kita pasti akan masuk Sorga, namun, kita mempunyai pengharapan yang besar akan kasih Allah, yang tidak akan membiarkan hambanya yang terus berjuang dalam kekudusan dengan terus bekerjasama dengan rahmat Allah untuk tersandung dan meninggal dalam kondisi dosa berat. Jadi, sebagai seorang Kristen, kita harus mempunyai sukacita, karena kita telah terpanggil menjadi umat-Nya.
Bagaimana kita begitu yakin bahwa Tuhan memang memanggil kita di Gereja Katolik? Karena Gereja Katolik adalah Gereja yang didirikan oleh Kristus sendiri dan mempunyai kepenuhan kebenaran. Silakan membaca artikel ini – silakan klik. Kalau kita telah yakin dengan langkah pertama ini, maka selanjutnya pertanyaan-pertanyaan lain yang menganjal dapat dipelajari dan kemudian ditimbang, sehingga kebenaran tersebut dapat kita terima dengan akal budi dan iman kita.
Bahwa Roh Kudus dapat berkarya di dalam agama-agama lain memang benar, karena kita tidak dapat membatasi kuasa Roh Kudus. Roh Kudus bebas berkarya dengan cara-Nya yang ajaib. Namun, karya-karya Roh Kudus pada umat non-Kristen merupakan persiapan agar mereka dapat menerima Injil (lih. LG, 16). Akhirnya, mari kita bawa intensi yang baik ini di hadapan Tuhan, sehingga Tuhan dapat menunjukkan jalan-Nya dan dapat memberikan kita pengertian dan kebijaksanaan dalam mencari kebenaran dan mendapatkan sukacita dalam proses pencarian ini. Semoga dapat memperjelas.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shaloom Pak Stef,
Adalah benar yang dikatakan oleh anda. Semua ttg Gereja Katolik didirikan oleh Kristus sendiri, ttg Ekaristi, kebenaran tidak akan saling bertentangan ,dsb.
tapi saya akui di tengah – tengah pencarian kebenaran yang saya lakukan memang terselip ada kebencian thd Protestan karena kepuasan saya menemukan yg saya rasa paling benar dan akhir ny membawa saya berpikir yg lain salah, (saya tau itu salah dan syukur kepada Tuhan utk mengajarkan saya trus rendah hati dan mengubah saya utk tdk berpikir seperti itu) akibatnya saya tidak yakin saya netral dalam mencari kebenaran. Jadi apakah saya benar2 mencari Tuhan dengan kasih, saya tidak berani menjawab Iya. Sebagai Contoh:
Tentang penebusan dan keselamatan sampai sekarang saya belum bisa benar2 paham maksud nya Tuhan tebus dosa masa lalu,sekarang dan masa depan saya atau karena keadilan dan kasih Tuhan sehingga Dia menanggung hukuman kita atas dosa kita sehingga kita tidak di hukum lg karena Tuhan menyelubungi kita dengan Tubuh Nya sehingga Bapa melihat kita adalah manusia di dlam Kristus bukan di dalam adam,. Karena kalau saya liat itu berbeda dengan pengertian di Protestan dengan di Katolik. Bahkan sering ada pikiran ketika berjuang Kudus saya suka berpikir “memangnya Tuhan menebus loe buat apa? kan uda ditebus dosa nya masa lalu-masa depan. Biasa aja lah, yang wajar2 aja. Tuhan tau loe lemah dan akan terus berdosa. jadi Dia datang.bukan utk bikin loe supaya ga buat dosa tapi datang utk tebus loe, jadi syarat nya loe slamat itu bukan loe ga buat dosa tp percaya penuh sama Dia kalau uda di tanggung semua sama Dia di atas kayu salib, jgn mempersulit diri deh dengan sesuatu yg loe pikir itu benar karena loe pengen itu benar”. Saya berkeras hati tidak seperti itu arti nya, dan semua itu saya tanyakan ke pak Stef, karena di dalam pikiran saya Tuhan tebus kita semata2 utk bkin kita jadi manusia baru jadi saya bukan leo lagi tp Leo yg baru (Rom 6) yg mulai dr Nol dan diberikan nilai bonus 1/2 ( seingat saya ada artikel di katolisitas di bilang kalau keadaan kita pas jatuh ke dalam dosa dianalogikan adalah nol menurut GK tetapi klo menurut protestan kita -1, maaf kalau saya slah) lalu uda di damaiin sama Bapa dan berada penuh dalam kasihNya (yang memberikan kita Sakramen2) jadi kalau saya masi ga kudus keadilan Tuhan masi berlaku buat saya. karena Dosa masa lalu-masa depan yg ditebus itu sbenarnya dosa masa lalu-masa depan si leo yg lama dan ga ada hubungan dengan Leo yg baru, Leo yg baru uda merdeka soalnya dan bertanggung jawab atas kemerdekaan nya itu tetapi dalam kemerdekaannya itu Tuhan turut membantu Leo utk mempertahankan kemerdekaannya itu dr dalam diri Leo dan kalau tidak sempurna Tuhan baik dan adil memberikan kita Api penyucian. (Ngerti ga maksud saya pak?). Saya ga tau apakah itu sama dengan yg d ajarkan GK. karena sebenarnya kesimpulan itu sebagian karena proses fitting harus beda ama Protestan (karena saya yakin mereka bisa salah/ kurang benar)
Kebetulan lingkungan saya banyak sekali Non-Katolik yang membuat saya sulit berhenti membanding2kan. Keluarga saya Protestan, saya dulu sekolah di Sekolah Protestan, teman-teman di komplek jg kebanyakan Protestan, teman kantor juga, pacar saya yg sudah jadi mantan pacar jg protestan (saya pun bertengkar hebat dengannya masalah iman,yg ujung2nya mgkn sudah menjadi batu sandungan buat dia utk tdk percaya GK punya kepenuhan kebenaran). Pengajaran itu sudah melekat sekali dari saya kecil sampe skrg. Tp perbedaan tentang bnyak hal masalh iman dengan teman2 buat saya suka mikir sebenarnya apakah saya yg mengeraskan hati atau mereka yg mengeraskan hati? Yang benar siapa?Saya ngerasa jadi org Katolik itu yg susah atau saya yg bkin susah sendiri?kaya nya mereka simple bgt, ga mikirin persatuan gereja cm mikir Only Jesus, Bible, api penyucian tidak ada, ga usa mohon2 ama Bunda Maria,dsb. Bilang saya sok tau dan merasa terbenar karena bil GK punya kepenuhan kebenaran
Saya mao ulang lg pak Stef belajar di sini. Saya mao bersikap netral kali ini. Jadi jangan marah pak klo saya ada mengulang pertanyaaan yg itu2 aja.
jSaya mao mulai dgn apakah benar analogi yg saya berikan di atas sesuai dengan yg diajarkan oleh GK? karena ada pertentangan sekali dalam batin saya utk hidup tidak berdosa, di satu sisi Tuhan Yesus menyuruh kita HARUS SEMPURNA seperti Bapa di Sorga adalah sempurna (Mat 5:48) tp di sisi lain sering bgt ditekankan Kristus sudah menebus dan menanggung seluruh dosa, penyakit dan kelemahan kita jadi kita tidak perlu takut lg karena maut tidak berkuasa atas kita. Buat saya analogi di atas itu tidak membuat kedua hal tsb bertentangan.
Kira nya Pak Stef dan Bu Inggrid mao bersabar menghadapi kebebalan dan kebodohan saya.
terima kasih
Salam Damai
Shalom Leonard,
Ada baiknya sebelum berdiskusi lebih jauh, kita harus mengerti definisi iman, yaitu keteguhan akal budi dan kehendak terhadap kebenaran yang diwahyukan oleh Allah. Dengan demikian parameter kebenaran bukanlah apa yang menurut kita baik, namun apa yang sebenarnya dikehendaki Allah. Dalam Gereja Allah, perintah Allah dapat dilihat dari Kitab Suci, Tradisi Suci yang diwariskan secara murni oleh Magisterium Gereja. Iman yang seperti ini akan membawa pada ketaatan iman. Kalau anda yakin bahwa Gereja Katolik adalah Gereja yang didirikan oleh Kristus sendiri untuk menjadi sakramen keselamatan, maka konsekuensinya, dengan segala kerendahan hati kita mempertimbangkan dengan hati-hati dan menerima apa yang diajarkan Gereja Katolik. Setelah kita menerima kebenaran ini, maka jiwa kita harus beristirahat dengan tenang, karena telah menemukan kebenaran. Dan dengan penuh kepercayaan, maka kita dapat mulai lagi pencarian kita lebih dalam akan pokok-pokok iman yang lain. Silakan melihat program katekese dewasa, bagian 1 tentang iman di sini – silakan klik.
Tidak menjadi masalah bahwa kita mempercayai kebenaran sebagai sesuatu yang sungguh benar, bahkan ini adalah sikap yang baik. Kalau kita meyakini ada kebenaran yang lain yang lebih benar, kita seharusnya mencari kebenaran hakiki tersebut. Yang menjadi salah adalah ketika kita telah menemukan kebenaran tersebut, kemudian menjadikan kita sombong.
Tentang penebusan, saya pikir kita telah berdiskusi beberapa kali. Setelah kita menerima Sakramen Baptis, maka kita memang menjadi manusia baru, seperti yang dikatakan di Rom 6, yaitu “Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.” (Rom 6:3-4).
Adalah suatu kenyataan bahwa ada orang yang telah dibaptis namun hidupnya bergelimang dosa dan tidak bertobat sampai akhir. Coba anda terangkan kondisi ini menurut pemahaman anda.
Semoga pertanyaan di atas dapat anda pikirkan secara mendalam. Kita berdoa, agar Roh Kudus memberikan kita Roh Pengertian, sehingga kita dapat lebih dalam masuk dalam misteri iman.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shaloom Pak Stef,
Terima kasih atas tanggapannya. Iya saya menjadi sombong karena di awal2 pencarian kebenaran ,saya menemukan Yesus di dalam pengajaran GK adalah sesuai dengan pemikiran saya dan bukan double predestinatiion yg di katakan oleh teman saya dan membuat saya pusing sekali (lg krisis iman wkt itu) sehingga saya mencari lagi celah2 apalagi nih yg salah dr Protestan. Dan memang saya menjadi sombong tidak bisa melihat saudara yg beda gereja dengan kasih,(akhirnya membuat saya merasa tidak fair dalam mencari kebenaran karena saya berat sebelah). Untuk itu saya berterima kasih atas rahmat Tuhan yang menyadarkan saya. Kira nya Anda berdua mao mendoakan saya utk rendah hati dan bijaksana.
Soal iman akan saya tanggapi di link yg bapa berikan kepada saya, saya rasa akan membantu bapa supaya Tanya jawab di sini tidak tercampur2 dengan topik yg lain.
Pertanyaan bapa Stef yg berwarna merah akan saya jawab dengan pemahaman saya.
Menurut saya karena manusia lemah, kita masih daging, dan kita tidak sepenuh nya dibimbing oleh Roh Allah ( Mat 26:41 ). Lalu saya renungkan pertanyaan anda dengan hub dengan penebusan, seperti nya anda setuju dengan analogi saya. Ya setelah di baptis kita dituntut utk hidup kudus tetapi Roh Allah memampukan kita. [benar]
Apakah begitu?
Terima kasih
Tuhan berkati
Salam kenal saya Michael Santosa dan ingin mengetahui lebih jauh tentang topik bahasan ini: sekali selamat tetap selamat.
Jadi kalau boleh saya simpulkan iman Katolik percaya bahwa iman dan perbuatan yang menyelamatkan. Iman Reformed yang saya percayai, mempercayai bahwa hanya iman (Sola Fide) yang menyelamatkan. Perbuatan yang baik dan memuliakan Tuhan ‘keluar’ dari iman ini dan orang-orang yang mengaku sudah percaya kepada Kristus tetapi tidak melakukan perbuatan yang memuliakan Tuhan itu adalah orang-orang yang tidak memiliki ‘iman’ yang sejati/benar. Bagaimana tanggapan Anda?
Kedua, apakah benar dari sisi sejarah, Gereja Katolik beranggapan bahwa Martin Luther menambahkan kata “hanya” untuk mendukung prinsip Sola Fide? Ataukah hal tersebut hanya asumsi sejarah dari beberapa kelompok dalam Katolik, tetapi tidak diakui secara resmi oleh Gereja? Atau memang merupakan fakta?
Atas perhatian dan jawabannya yang membantu, saya mengucapkan banyak terima kasih.
Shalom Michael Santosa,
Terima kasih atas kunjungan anda ke situs ini. Tentang keselamatan, maka umat Katolik percaya bahwa keselamatan hanya karena rahmat Tuhan saja (by grace alone) karena kehidupan kekal adalah bersifat adi-kodrati (supernatural). Ini berarti, hanya dengan berbuat baik saja secara kodrati (natural), manusia tidak dapat sampai pada keselamatan kekal, karena perbedaan antara natural dan supernatural adalah tak terhingga. Itulah sebabnya, dalam kasih-Nya, Allah telah mengutus Yesus – sungguh Allah, sungguh manusia – sehingga melalui misteri Paskah, rahmat demi rahmat (lih. Yoh 1:16) mengalir kepada manusia, sehingga manusia dapat memperoleh keselamatan.
1. Kalau kita mempelajari Alkitab secara keseluruhan, maka kita akan melihat bahwa tidak pernah Alkitab menyebutkan bahwa kita diselamatkan hanya karena iman (sola fide). Bahwa iman adalah merupakan syarat untuk keselamatan, maka itu adalah benar, karena tanpa iman tidak mungkin seseorang berkenan kepada Allah (lih. Ibr 11:6). Memang benar bahwa Ef 2:8-9 mengatakan “8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, 9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” dan Rm 3:28 mengatakan “Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.” Ayat-ayat tersebut menekankan pentingnya iman dalam keselamatan, namun Alkitab tidak mengatakan hanya iman saja yang menyelamatkan, bahkan rasul Yakobus mengatakan bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati (lih. Yak 2:26). Alkitab juga menyatakan bahwa Namun, Alkitab menyatakan elemen-elemen penting yang lain untuk keselamatan manusia, seperti: diadili menurut perbuatan (2Tes 1:7; Ibr 5:9; Why 22:14; Mt 16:27; Rm 2:5-6; 2Kor 5:10; Mt 7:21). Untuk mempertegas hal ini, Yesus mengatakan “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.“(Mt 7:21). Dengan demikian, kita melihat bahwa iman saja tidak cukup, namun harus diwujudkan dalam dimanifestasikan secara nyata dalam perbuatan kasih. Dimensi yang lain dalam keselamatan adalah Baptisan, karena Alkitab mengatakan bahwa barang siapa percaya dan dibaptis akan diselamatkan (Mt 16:16). Diskusi panjang tentang hal ini dapat anda lihat di sini –silakan klik. Jangan lupa untuk klik pada diskusi dengan Anton, di sini – silakan klik. Dengan demikian, Gereja Katolik mengajarkan apa yang diajarkan oleh Kristus secara keseluruhan, bukan diselamatkan karena iman saja atau karena perbuatan baik saja atau karena baptisan saja, melainkan hanya karena rahmat Allah melalui iman, baptisan, pengharapan dan perbuatan kasih.
2. Anda memandang bahwa orang-orang yang tidak melakukan perbuatan kasih walaupun mengaku beriman, maka sebenarnya orang-orang ini tidak mempunyai iman. Selama iman tidak dipisahkan dengan kasih, maka pernyataan bahwa kita diselamatkan hanya karena iman dapat menjadi benar. Lihat ulasan tentang Paus Benediktus XVI tentang iman saja – silakan klik. Namun, dengan pernyataan ini, maka konsekuensinya kita juga harus menerima bahwa keselamatan adalah suatu proses, karena perbuatan kasih adalah suatu proses sampai kita menghadap Tuhan. Dengan demikian, Rm 10:10 “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.” harus dimengerti dengan benar. Karena pengakuan dengan mulut dapat diselamatkan sejauh orang itu terus setia melakukan kehendak Bapa, yaitu hidup dalam kasih. Ini berarti, seseorang tidak dapat mengatakan bahwa karena dia beriman saat ini, maka dia pasti masuk Sorga, karena kita harus melihat apakah dia terus setia di dalam Kristus sampai akhir hayatnya. Dengan demikian, doktrin “sekali selamat tetap selamat” tidaklah dapat diterima.
3. Tentang penambahan kata “hanya” di Rm 3:28 yang tertulis “Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.“, maka kita dapat melihat pernyataan Martin Luther sebagai berikut:
“If your Papist makes much unnecessary fuss about the word (Sola, alone), say straight out to him, Dr. Martin Luther will have it so, and says, Papists and donkeys are one and the same thing. Thus I will have it, thus I order it, my will is reason enough . . . Dr. Luther will have it so, and . . . he is a Doctor above all Doctors in the whole of Popery.” (in O’Connor, ibid., 25; Letter to Wenceslaus Link, 1530)
“Jika kalian Papist membuat kehebohan yang tidak perlu tentang kata “hanya”, katakanlah pada dia, Dr. Martin Luther akan membuatnya demikian, dan katakan, Papist dan keledai adalah satu dan sama. Oleh karena itu, aku akan membuatnya demikian, dan aku akan memerintahkannya demikian, keinginanku adalah alasan yang cukup … Dr. Luther akan mempunyainya demikian, dan … dia adalah Doktor dari semua Doktor di seluruh popery.”
Demikian jawaban yang dapat saya berikan. Semoga dapat diterima.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
salam damai sejahtera,,
waktu itu saya ditanya oleh seorang calon pendeta protestan,,karna waktu itu kebetulan saya sendiri yang beragama katolik ditengah-tengah mereka,,,sebut saja insialnya “p”..dia bertanya kepada jemaat-jeamaatnya,
“P” : apakah kalian yakin jika hari ini juga kalau kita mati kita akan masuk surga?
jemaatnya menjawab dengan sangat yakin,,,” ya kami yakin”
setelah itu dia melihat ke arah saya,,dan dia bertanya pada saya dengan sambil tertawa,,
“P” : apakah kamu yakin jika hari ini kamu mati kamu akan masuk surga?
saya merasa di pojokkan,,saya pun kmbali bertanya padanya..”apakah anda yakin anda akan masuk surga?
dia menjawab “ya” lalu saya bilang padanya ….”anda saja yakin apalagi saya,”saya yakin,,,” jawab saya…
[dari Katolisitas: mungkin ada baiknya anda menjawab demikian: Saya yakin akan keadilan dan belas kasih Tuhan, bahwa jika saya mengimani Kristus, berusaha melakukan perintah- perintah-Nya dan saya sungguh bertobat sebelum saya wafat, maka Tuhan akan menerima saya dalam Kerajaan Surga. Namun yang menentukan adalah Tuhan dan bukan saya, sebab bukan manusia yang dapat menentukan sendiri apakah dia pasti masuk surga, tetapi Tuhan.]
Shalom, katolisitas.org
Saya ingin bertanya, mengenai pendapat saudara/i Protestan yang mengatakan sebagai berikut:
1) Iman itu tidak lepas dari perbuatan. Namun ajaran Gereja yang mengatakan bahwa iman + perbuatan untuk keselamatan (justification) itu tidak tepat. Yang dikatakan Yakobus bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati adalah bermaksud bahwa iman tanpa perbuatan yang menunjukkan iman Kristiani, tidak bisa dikatakan beriman. Namun iman saja sudah cukup. Sebagai contoh, bila seseorang menerima Kristus, dan belum sempat berbuat baik, apakah dia tidak akan selamat karena harus iman+perbuatan?
Terima kasih sebelumnya, dan Salam Kristus.
Tuhan sertamu.
Shalom Yohanes,
Tentang iman tak lepas dari perbuatan?
Benar sekali pandangan ini, bahwa iman yang tak terlepas dari perbuatan itulah yang menyelamatkan. Sebab kita berpegang bahwa keselamatan diperoleh karena kasih karunia Allah oleh iman (Ef 2:8) yang bekerja oleh kasih (Gal 5:6).
Oleh karena itu, iman tidak dapat dilepaskan dari kasih. Maka pernyataan yang mengatakan iman+kasih itu memang benar karena iman yang menyelamatkan itu memang harus termasuk kasih di dalamnya. Artinya jika hanya iman saja tanpa kasih, maka itu bukan iman yang menyelamatkan, atau disebut sebagai iman yang mati (Yak 2:17,26). Maka jika hanya menggunakan kata iman saja, harus disadari bahwa di sini iman yang dimaksud adalah iman yang disertai dengan perbuatan kasih dalam satu kesatuan.
Silakan anda membaca tentang hal ini dalam Paus Benediktus XVI dan Sola Fide di sini, silakan klik.
Pada prinsipnya, Gereja Katolik tidak memisahkan iman, perbuatan kasih dan dari Baptisan yang merupakan perwujudan iman- untuk keselamatan. Mengapa? Karena Kitab Suci juga tidak memisahkan antara ketiga hal itu, dan semua dianggap sebagai kesatuan. Kita tidak bisa hanya mengambil beberapa ayat saja dalam Kitab Suci, lalu tidak mengindahkan ayat- ayat yang lain, untuk mengetahui apa yang disyaratkan untuk keselamatan. Kita harus mengambil keseluruhan ajaran yang disampaikan dalam Kitab Suci, yaitu bahwa untuk diselamatkan seseorang harus keselamatan diperoleh karena kasih karunia Allah, oleh iman dalam kesatuan dengan kasih, dan hal ini dinyatakan dengan kesediaan orang itu untuk menerima Baptisan. Karena melalui Baptisan, karunia rahmat pengudusan dari Allah disampaikan kepada orang yang dibaptis. Juga melalui Baptisan, orang yang dibaptis menyatakan iman dan kasihnya kepada Allah. Melalui Baptisan, Allah juga memberikan kebajikan ilahi kepada orang itu, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan menggabungkan orang itu di dalam kehidupan ilahi-Nya di dalam Kristus.
Silakan anda membaca diskusi yang panjang tentang hal keselamatan dan hubungannya dengan Baptisan, di sini, silakan klik, dan artikel, Sudahkah kita diselamatkan, klik di sini.
Nah, sekarang pertanyaannya bagaimana kalau orang yang dibaptis di saat menjelang ajal, dan ‘belum sempat’ berbuat kasih? Nah, dalam hal ini kita harus melihat bahwa Baptisan itu sendiri merupakan bukti iman dan kasih yang dinyatakan orang itu kepada Allah, dengan mengakui bahwa ia perlu bertobat dan mentaati kehendak Allah agar dapat diselamatkan. Maka tentu saja dalam hal ini ia dapat diselamatkan oleh karena rahmat pengudusan Allah yang diterimanya melalui Baptisan.
Lalu, bagaimana jika orang itu sudah beriman kepada Yesus namun sebelum sempat dibaptis dia sudah meninggal dunia? Nah di sini, Gereja Katolik mengenal apa yang disebut Baptism of desire (Baptis rindu) dan kemungkinan orang ini dapat dimasukkan dalam katagori ini. Sejauh orang ini hidup sesuai dengan tuntunan hati nuraninya, mempunyai pertobatan dan kasih, maka orang ini dapat diselamatkan. Lebih jauh tentang Baptis Rindu, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik. Atau tentang keinginan untuk dibaptis (implicit desire for Baptism), silakan klik.
Mungkin pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana dengan penjahat yang bertobat yang disalibkan bersama Yesus, bukankah dia diselamatkan tanpa berbuat kasih, bahkan tanpa dibaptis?
Menurut Gereja Katolik, penjahat tersebut memang diselamatkan, karena dia telah menerima baptisan rindu (baptism of desire). Dia telah bertobat dengan sungguh-sungguh dengan mengatakan “40 Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?
41 Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.” (Lk 23:40-41) Dan dia mempunyai iman, dengan mengatakan “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” (Lk 23:42). Iman semacam ini menyenangkan hati Allah (lih. Ibr 11:6). Sampai ajalnya, penjahat ini menunjukkan pertobatan dan iman, serta menunjukkan kasih kepada Yesus. Namun karena sang penjahat tersebut mengalami semuanya pada waktu yang singkat, maka seolah- olah sepertinya dia belum sempat menunjukkan perbuatan kasih. Dengan demikian, keselamatan tetap diberikan melalui suatu proses, walaupun dalam kasus ini, prosesnya berjalan begitu cepat/ singkat.
Menarik untuk dilihat, bahwa keselamatan penjahat tersebut tidak terikat oleh Sakramen Baptis, karena pada waktu itu Sakramen Baptis belum sepenuhnya diinstitusikan oleh Yesus. Mengapa? Karena rahmat dari Sakramen Baptis diperoleh dari misteri Paskah, yaitu: penderitaan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Tuhan Yesus ke surga. Maka, kasus sang penjahat yang bertobat itu serupa dengan orang-orang yang meninggal dunia pada Perjanjian Lama. Mereka tidak mungkin dituntut untuk mempertanggungjawabkan iman mereka berdasarkan iman kepada Yesus, karena mereka tidak tahu/ belum mengetahui tentang Kristus. Namun, kalau seandainya mereka diberitahu akan Yesus, mereka akan percaya. Demikian juga dengan penjahat tersebut, kalau seandainya dia diterangkan bahwa baptisan adalah mutlak untuk keselamatan, maka dia akan mau menerimanya. Dan inilah prinsip dari baptisan rindu. Jadi, tetap saja penjahat tersebut menerima baptisan – yaitu baptisan rindu – namun bukan secara sakramental.
Jadi kasus penjahat yang bertobat itu dapat dikatakan sebagai kasus khusus, di mana proses keselamatannya berjalan begitu singkat, yaitu dari saat ia menerima Yesus, dan mengimaninya, sampai saat ia menunjukkan kasihnya kepada Yesus dengan menyatakan imannya itu kepada Yesus sebagai Raja-nya (Luk 23:42), dan lalu dia wafat. Maka di sinipun jelas terlihat bahwa iman tidak terpisah dari perbuatan kasih, dalam hal ini kasih kepada Allah. Kasih kepada Allah inilah yang membuat penjahat itu sungguh bertobat, seperti yang secara implisit tertera dalam ay. 41.
Nah, maka kasus ini lain sama sekali dengan kasus contoh yang dipakai oleh Martin Luther pada saat menjelaskan tentang ‘iman saja’ yang menyelamatkan. Sebab menurut Luther, seseorang tidak perlu bertobat agar selamat, cukup punya iman saja akan Yesus, sudah cukup. Tidak perlu berbuat kasih, tidak perlu menunjukkan tobat sejati sebagai tanda bukti kasih kepada Allah. Dalam suratnya kepada muridnya, Melancthon, tanggal 1 Agustus 1521, (translated by Erika Bullmann Flores for Project Wittenberg); online at http://www.iclnet.org/pub/resources/text/wittenberg/luther/letsinsbe.txt , lihat nomor 13, Luther mengatakan,
“Be a sinner, and let your sins be strong, but let your trust in Christ be stronger…. No sin can separate us from Him, even if we were to kill or commit adultery thousands of times each day…”.
Terjemahannya: “Jadilah pendosa, dan biarlah dosa- dosamu menjadi kuat/ besar, tetapi biarlah kepercayaanmu di dalam Kristus menjadi lebih kuat…. Tidak ada satu dosapun yang dapat memisahkan kita dari Dia, bahkan jika kita harus membunuh atau berbuat zinah ribuan kali sehari…”
Pernyataan ini tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik yang mensyaratkan iman dan pertobatan, hidup dalam Kristus melalui Baptisan, dan melaksanakan kasih, baru manusia dapat diselamatkan. Sedangkan pada pernyataan di atas, Luther jelas memisahkan iman dari kasih, seolah iman itu hanya sesuatu yang di mulut saja tidak perlu turun sampai ke hati, tidak perlu bertobat atau mengubah hidup kita menjadi lebih baik. Seolah kalau sudah percaya kepada Kristus, maka kita bisa hidup seenaknya tanpa perlu meninggalkan kebiasaan buruk kita, karena yang penting sudah beriman/ percaya kepada-Nya. Bagi Luther, keselamatan itu seolah seperti seseorang diselimuti jubah kebenaran Kristus, tetapi dibaliknya orang itu tetap berdosa dan tidak perlu bertobat. Apakah ini yang diajarkan oleh Kitab Suci? Seseorang hanya perlu untuk menjadi jujur terhadap diri sendiri untuk menemukan bahwa bukan ini yang diajarkan oleh Kitab Suci.
Kitab Suci jelas mengajarkan bahwa kita harus hidup sesuai dengan iman kita. Artinya, jika kita sudah bertobat dan mengimani Kristus, kita harus meninggalkan manusia lama dan segala dosanya untuk hidup baru bersama Kristus di dalam kasih dan kebenaran:
Ini hanya sebagian kecil saja dari ayat- ayat dalam Kitab Suci yang mengajarkan bahwa seseorang harus benar- benar bertobat, meninggalkan dosa- dosanya, dan hidup baru di dalam Kristus dalam kasih dan kebenaran, baru ia dapat diselamatkan. Sebab pada akhirnya nanti Allah akan menghakimi kita menurut perbuatan kita (bukan hanya iman saja), sehingga kita tahu bahwa iman kita akan Kristus harus pula diikuti oleh perbuatan kasih, yaitu menaati semua perintah-Nya. Jadi apakah kita diselamatkan oleh iman? Ya tentu, tetapi bukan iman saja, tetapi iman dalam kesatuan dengan perbuatan kasih sebagai bukti dari iman yang hidup.
Demikian yang dapat saya tulis mengenai pertanyaan anda. Semoga dapat berguna bagi kita semua, untuk semakin melihat kepenuhan kebenaran yang diajarkan oleh Gereja Katolik tentang hal keselamatan ini.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom, katolisitas.org
Mengenai Yoh 3:16 dan 1 Yoh 3:15,
Bolehkah saya meminta referensi yg netral (website, buku, dll), mengenai pengartian secara tata bahasa, dlm ayat ini?
Atau adakah bukti-bukti lain mengenai pengertian dan penjelasan serta interpretasi Gereja, masih mengenai ayat diatas?
Juga, bolehkah saya meminta penjelasan mengenai keselamatan sebagai, telah, sedang, dan akan datang? Beserta kaitannya dengan ‘Once Saved Always Saved’?
Saya kurang mengerti makna yang dijelaskan, mungkin karena wawasan saya masih sangat kurang.
Terima Kasih.
Salam Kasih Kristus.
Shalom Yohanes,
Pertama- tama sebagai umat Katolik kita meyakini bahwa Gereja Katolik dalam mengajarkan kebenaran selalu sifatnya obyektif sesuai dengan yang diajarkan oleh Kristus dan para Rasul. Maka sesungguhnya istilah anda untuk meminta penjelasan yang ‘netral’ ini agak aneh bagi saya, seolah anda mengatakan bahwa penjelasan yang dipaparkan di atas tidak ‘netral’. Gereja Katolik selalu mengartikan setiap ayat dalam Kitab Suci dalam kaitannya dengan ayat- ayat yang lain, sehingga tidak pernah mengartikan satu ayat dari ayat itu sendiri sambil melepaskan dari konteksnya. Penjelasan semacam ini bersifat obyektif dan netral, sebab tanpa muatan interpretasi pribadi.
Namun tak bisa dipungkiri, yang terjadi sekarang tidak selamanya demikian. Ada banyak orang menginterpretasikan sendiri ayat Yoh 3:16. Anda cukup klik di google John 3:16, dan anda akan melihat ada banyak interpretasi, yang umumnya melepaskan ayat itu dari konteksnya, sehingga mengambil kesimpulan bahwa untuk diselamatkan seseorang ‘hanya’ perlu percaya kepada Yesus. Padahal di ayat itu sendiri tidak dikatakan kata ‘hanya’. Maka Gereja Katolik menginterpretasikan ayat itu dengan mengkaitkannya dengan ayat- ayat yang lainnya, untuk mengartikan ‘percaya’ yang seperti apa yang dapat menyelamatkan.
Katekismus mengutip Yoh 3:16, untuk menjelaskan: 1) kasih Tuhan yang tak mengenal batas, 2) Kristus sebagai Putera Allah yang Tunggal; 3) Penjelmaan Kristus menjadi manusia adalah agar kita mengenal cinta Allah.
KGK 219 Cinta Tuhan kepada Israel dibandingkan dengan cinta seorang bapa kepada puteranya (Bdk. Hos 11:1). Cinta itu lebih besar daripada cinta seorang ibu kepada anak-anaknya (Bdk. Yes 49:14-15). Allah mencintai bangsa-Nya lebih dari seorang pengantin pria mencintai pengantin wanita (Bdk. Yes 62:4-5). Cinta ini malahan akan mengalahkan ketidak-setiaan yang paling buruk (Bdk. Yeh 16; Hos 11). Ia akan berlangkah sekian jauh, sampai Ia menyerahkan juga yang paling dicintai-Nya: “Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal” (Yoh 3:16).
KGK 444 Sebagaimana diberitakan Injil-injil, pada dua kesempatan resmi, waktu pembaptisan dan waktu perubahan rupa Kristus, kedengaran suara Bapa, yang menyatakan Dia sebagai “Putera-Nya yang kekasih” (Bdk. Mat 3:17; 17:5). Yesus menamakan Diri “Putera Allah yang tunggal” (Yoh 3:16) dan meneguhkan dengan demikian praada-Nya yang abadi (Bdk. Yoh 10:36). Ia menginginkan supaya orang percaya kepada “nama Putera Allah yang tunggal” (Yoh 3:18). Pengakuan Kristen ini sudah tampak dalam seruan kepala pasukan di depan Yesus yang bergantung di salib: “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah” (Mrk 15:39). Karena baru dalam misteri Paskah orang beriman dapat memberikan arti yang sepenuhnya kepada gelar “Putera Allah”.
KGK 458 Sabda sudah menjadi manusia, supaya dengan demikian kita mengenal cinta Allah: “Kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dunia, supaya kita hidup oleh-Nya” (1Yoh 4:9). “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh 3:16).
2. Buku Catholic Commentary on Holy Scripture (ed. Dom Orchard) menjelaskan untuk ayat Yoh 3:16 demikian:
Motif dan mata air keselamatan adalah kasih Tuhan kepada dunia- yaitu kasih kepada manusia. Kasih membuat Allah mengaruniakan Puter-Nya (yang sehakekat dengan-Nya) sampai wafat, Putera Tunggal satu- satunya yang dikasihi-Nya, dengan maksud menyelamatkan setiap orang percaya dari kebinasaan menuju hidup yang kekal.
3. The Navarre Bible on St. John juga mengisahkan kurang lebih sama dengan yang disebutkan dalam the Catholic Commentary tersebut.
Tambahannya adalah di sini disebutkan makna iman. Dikatakan demikian:
“Yesus menuntut agar kita mempunyai iman/ percaya kepada-Nya sebagai prasyarat untuk mengambil bagian di dalam kasih-Nya. Iman membawa kita dari kegelapan ke dalam terang dan meletakkan kita di jalan keselamatan. “Barang siapa yang tidak percaya telah dihukum” (ay.18)
Sebab perkataan Yesus adalah perkataan penghakiman dan rahmat… Hanya dengan mematikan yang lama maka kita dapat memperoleh kehidupan yang baru…. ”
Maka dari sini saja, kita ketahui bahwa ayat Yoh 3:16 memang menyampaikan banyak arti. Intinya, adalah kasih Allah yang tak terbatas diberikan kepada kita yang percaya kepada Kristus yang telah wafat bagi kita, supaya kita dapat memperoleh hidup yang kekal di dalam Dia. Maka hidup kekal yang dijanjikan Yesus tak terlepas dengan perintah Kristus agar kita meninggalkan kehidupan yang lama (dosa) untuk hidup yang baru di dalam Tuhan. Ini sesuai dengan makna pembaptisan, seperti diperintahkan oleh Yesus sendiri dalam Yoh 3:5.
Saya rasa tidak perlu lagi saya mengulangi penjelasan tentang keselamatan ini di sini, karena makna kata ‘percaya’/ iman yang mendatangkan keselamatan seperti yang dikatakan dalam Yoh 3:16 dan 1 Yoh 5:13 sudah banyak dijelaskan di situs ini. Gereja Katolik mengajarkan bahwa kata percaya/ iman tidak pernah dapat dipisahkan dari pertobatan, pembaptisan dan perbuatan kasih sebagai bukti iman kepercayaan tersebut, karena semua hal itu diajarkan di dalam Kitab Suci. Silakan klik saja di artikel- artikel TJ tentang Keselamatan, dan artikel- artikel Sudahkah kita diselamatkan? , Keselamatan dan hubungannya dengan Baptisan, Iman tanpa perbuatan adalah mati, Paus Benediktus XVI dan Sola Fide. Semua menyampaikan ajaran yang ‘netral’ tentang keselamatan, karena sumbernya juga ‘netral’ yaitu Kitab Suci secara keseluruhan, bukan berfokus hanya pada ayat- ayat tertentu tanpa memperhatikan kesatuan maknanya dengan ayat- ayat lainnya dalam Alkitab.
2. Maka tentang keselamatan yang sudah, sedang dan akan diberikan itu sebenarnya mengacu kepada adanya proses bagi seseorang untuk dapat sampai kepada keselamatan. Rahmat awal keselamatan sudah kita terima pada saat Pembaptisan, namun rahmat Allah ini harus terus dipertahankan/ diperjuangkan dengan cara hidup dalam kekudusan. Dalam konteks inilah maka dikatakan bahwa kita sedang diselamatkan, karena kita sedang dikuduskan oleh Allah, saat kita berjuang untuk hidup kudus/ mempertahankan rahmat keselamatan yang telah kita terima. Kemudian jika kita setia beriman dan hidup dalam kekudusan sampai pada akhir hidup kita, maka kita dapat mencapai keselamatan kekal itu; dan dalam konteks ini, maka dikatakan keselamatan sebagai sesuatu yang akan kita terima di dalam Kristus.
Sedangkan konsep “Once saved always saved” mengatakan bahwa keselamatan itu sudah diterima saat seseorang percaya kepada Yesus (menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi), dan keselamatan yang sudah diperoleh ini tidak dapat hilang. Gereja Katolik tidak mengajarkan demikian, sebab keselamatan yang sudah diberikan ini bisa hilang, jika orang yang menerimanya tidak mempertahankannya, jika ia kemudian jatuh ke dalam dosa berat namun tidak bertobat sampai akhir hidupnya. (lihat artikel ini, silakan klik)
Jika anda tertarik akan topik ini silakan membaca lebih lanjut dialog saya dengan Machmud, tentang siapakah orang- orang kudus (yang diselamatkan Allah) di sini, silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom Bu Inggrid,
Bila org masuk ke agama tertentu pasti ia berharap mendapat sesuatu yang membuat dia mempercayai agama yang dia yakini itu . Keselamatan itu adl salah satunya dan yang lain mungkin kedamaian, sukacita , kekayaan dll . Keselamatan itu adl tawaran yang pertama dan yang terkecil , dimisalkan kita akan berangkat ke Jakarta lalu kita pergi ke terminal dan bertanya pd supir/ kondektur bis mana yang akan ke Jakarta . Lalu saya bertanya : Apakah pasti saya bisa sampai ke Jakarta . Kalau jawabnya : mudah-mudahan sampe atau lihat aja nanti bisa sampe bisa nggak atau pasti saya antar sdr sampe di Jakarta . Yang manakah jawaban yang kita pilih , kita pasti pilih jawaban yang terakhir . Mungkin bis pertama full AC , baru dan nyaman begitu pula bis yang kedua , tapi bis yang ketiga bis kuno,non-AC saya percaya tetap pilih bis ketiga.
Begitu pula bila kita memilih Kristus drpd yang lain , walaupun rasanya tidak enak , sukar , pikul salib tiap hari tp kalau kita tetap percaya saya yakin keselamatan itu tetap ada sampai akhir. Spt kita kalau tidak nyaman, turun ditengah jalan & pilih pindah bis pertama/kedua sblm tiba ke Jakarta maka tentu sampai di jakarta. Fil 2 : 12b senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar .
Shalom Budi Yoga,
Agaknya jika perjalanan kita kepada keselamatan diandaikan dengan perjalanan bis kota, maka jawabannya sederhana: jika anda naik bis yang benar, dan anda tetap tinggal dalamnya, maka tentu anda akan sampai ke tujuan dengan selamat. Namun ceritanya akan lain, jika walaupun sudah naik bis yang benar, namun di tengah jalan kita turun sendiri dan berjalan ke arah yang menyimpang dari tujuan bis. Maka jika demikian, tidak dijamin kita sampai ke tujuan.
Demikianlah kita memahami Gereja Katolik sebagai “sakramen keselamatan” seperti diajarkan oleh Konsili Vatikan II, Lumen Gentium 1. Artinya, Gereja Katolik itu seumpama kendaraan kapal/ bahtera keselamatan, yang dapat membawa manusia kepada Allah melalui Pembaptisan, dan ini diajarkan oleh Rasul Petrus, sebagai berikut:
Nah, maka, jika kita sudah dibaptis, dan kemudian melaksanakan perintah- perintah Tuhan seperti yang diajarkan oleh Gereja Katolik, maka kita tentu dapat sampai pada keselamatan. Namun jika setelah dibaptis, kita kemudian menyimpang dari perintah Tuhan dengan berbuat dosa dan tidak bertobat, maka kita akan kehilangan rahmat keselamatan itu. Oleh karena itu, benar jika anda mengutip Flp 2:12, bahwa kita harus selalu taat dan mengerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar. Kita harus waspada dan berjaga- jaga, agar jangan kita jatuh ke dalam dosa. Jika oleh kelemahan kita sebagai manusia kita jatuh, maka segeralah kembali bertobat dan kembali kepada Allah. Itulah maksudnya “mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar”. Kita tidak boleh ‘take it for granted‘ bahwa kita pasti selamat, sebab jika demikian kita malah tidak melakukan apa yang dikehendaki Allah. Mari melakukan kehendak-Nya bagi kita yaitu berjuang untuk selalu hidup kudus dan setia kepada-Nya sampai akhir.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Salam,
Saya amat terkesan mengikuti perbahasan dialog tentang Keselamatan dari kacamata Katolik dan Protestan. Sebagai ex-Protestant, aliran Anglican kemudian pindah ke aliran Injili kemudian akhirnya ke aliran Pantekosta, saya perkirakan saya dulunya kalau berbicara selalunya kabur dan berbelit belit seperti saudara Adri. Akhirnya saya yang dahulunya pejuang keras Sola Fide akhirnya akur bahawa Sola Fide bukan Alkitabiah tetapi sebuah penghinaan iman yang murni dengan cara menjatuhkan martabat iman itu menjadi iman murahan iaitu asal percaya selamat dunia akhirat.
Kekeliruan ini lah yang akhirnya membuatkan saya meninggalkan Protestant dan kembali kepada Katolik. Ternyata, orang Protestant sendiri banyak yang kurang paham dan kurang mengerti apalagi kurang mampu menjelaskan secara konsisten dan jelas perihal Faith, Redemption and Salvation. Ironis ya?
Salam kasih
Linda Miriam
Kuala Lumpur
Adri A says:
” ..kalau di tanya apa kamu pasti selamat ya kita harus bisa berani jawab ya saya pasti selamat , klo di tanya kenapa? ya Tuhan Yesus sendiri yg berani menjanjikan semuanya itu,
——————————————————–
Memastikan dirinya selamat [apalagi hanya dengan modal iman saja/sola fide] jelas bukan ajaran gereja katolik. Sikap itu tidak mencerminkan kerendahan hati. Keselamatan bukan soal “ditanya dan harus dijawab apa”, tetapi lebih kepada mengerti apa yang diajarkanNya dan menjalankan apa yang diajarkanNya. Dan untuk mengerti apa yang diajarkanNya, orang tidak bisa bersandar kepada pendapat/pengalaman individu [sekalipun mengaku mendapat wahyu], tetapi harus bersadar pada gereja sbg tiang penopang dan dasar kebenaranNya.
Adri A says:
“..permasalahannya hanya bagai mana kita mempertahannkannya dan nama kita tertulis di buku kehidupan karena Tuhan Yesus sudah menyediakan semuanya buat kita,”
——————————————————————————————————
Dari mana kita bisa tahu (pasti) bahwa nama kita ada tertulis di buku kehidupan ? Yang tahu hanya Allah saja, manusia tidak. Tetapi karena manusia telah menerima rahmat pengudusan [yang telah memampukannya untuk mengetahui dan mengalami kebenaran firmanNya], sehingga ia mempunyai harapan untuk [bisa] diselamatkan.
Adri A says:
“..saya tidak setuju klo menyelamatkan manusia itu hak Tuhan, nanti iblis protes dong ama Tuhan….”
—————————————————————————-
Kenapa tidak setuju ? Bukankah Tuhan berkuasa untuk memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Yoh 10:18. Bagaimana caranya mengimani “Tuhan berkuasa tapi tidak berhak” ?
Adri A says:
” ..Kalau begitu pengejaran yg di ajarkan orang kristen pembaharuan yang lahir baru tentang keselamatan dan iman keyakinan bahwa keselamatan itu pasti bagi orang yg percaya/ anak2 Tuhan kurang akurat? ”
—————————————————————————-
Memang benar bahwa Yesus menjanjikan untuk memberikan hidup yang kekal kepada mereka [yang mengimaniNya] dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya, tetapi jangan lupa bahwa untuk sampai ke situ [hidup yang kekal], “domba-dombaNya” wajib mendengarkanNya dan mengikutiNya (Yoh 10:27). Jadi tidak cukup karena “sudah lahir baru” [dalam pembaptisan], tetapi juga memerlukan rahmat pengudusan yang lain [secara sakramental], sesuai jalan hidup yang telah dipilihnya. Bagaimana kita bisa berkata, aku mengimani Yesus, tetapi menolak sakramen ?
Adri A says:
” ..kalau di tanya apa kamu pasti selamat ya kita harus bisa berani jawab ya saya pasti selamat , klo di tanya kenapa? ya Tuhan Yesus sendiri yg berani menjanjikan semuanya itu,
komentar:
Memang Tuhan Yesus menjanjikan keselamatan itu. Tetapi keselamatan itu tidak berhenti pada saat itu juga tetapi harus “DIKERJAKAN”
Flp 2:12 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
Karena itu ,keselamatan harus dikerjakan, tapi ada juga kemungkinan yang mengerjakannya juga lalai.
Tentang “saya pasti selamat” agaknya menyimpang dari apa yang St Paulus katakan dari surat2nya:
1kor 13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.
1tes 5:8 Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan.
Rm 5:2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.
Dari 3 ayat itu keselamatan mengandung unsur “pengharapan” Jadi tidak absolut saya menyatakan diri saya sudah selamat. lha… yang menentukan diri kita selamat atau tidak pasti Tuhan. Jadi bagimana mungkin kita mengatakan diri saya pasti selamat? Hal itu pasti haknya Tuhan.
Bagaiamana tanggapan saudara tentang kata kata Tuhan disini:?
Mat 7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Mat 7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Mat 7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Ajaran St Paulus sama dengan ajaran Tuhan Yesus dan sama dengan ajaran Gereja Katolik tentang keselamatan . Tuhan dengan jelas mengatakan Bukan tiap orang yang berseru kepadaKu Tuhan Tuhan(berarti sudah ada iman)yang akan masuk dalam kerajaan sorga. Tetapi lebih jauh lagi kita dituntut untuk melakukan(kerjakan keselamatanmu-St Paulus). Artinya iman saja(sola fide) tidak cukup! butuh melakukan dan dikerjakan,
Akhirnya pengajaran keselamatan ini dilengkapi oleh St Yakobus dalam suratnya:
Yak 2:26 Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
Jadi ,kata “saya pasti selamat” sangat asing bagi umat Katolik, karena yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, St Paulus, St Yakobus, dan Gereja Katolik. Input buat saudara: saya pasti selamat bernada sangat sombong. Bukankah kita harus belajar semakin rendah hati seperti Tuhan Yesus?
Semoga (pengharapan) Tuhan(iman) memberkati saudara(kasih).
Submitted on 2010/05/07 at 2:19am
Jadi, Apakah saya akan diselamatkan? Maka saya akan menjawab demikian:
Saya berharap saya akan diselamatkan(pengharapan) oleh karena kasih karunia dan pengorbanan Tuhan Yesus Kristus(iman) seraya saya melakukan apa yang Tuhan ajarkan(perbuatan kasih).
Salom Pak Johanes,
Maaf saya ikut nimbrung postingan bapak utk saudara Adry. A
copas => ” ..kalau di tanya apa kamu pasti selamat ya kita harus bisa berani jawab ya saya pasti selamat , klo di tanya kenapa? ya Tuhan Yesus sendiri yg berani menjanjikan semuanya itu,
Utk pertanyaan yang membutuhkan jawaban Ya atau Tidak, dalam hal ini petanyaan yg menyangkut Keselamatan, maka saya pun akan menjawab : Ya. (sebagaimana jawaban saudara Adry.A)
Kalau kemudian dimintai alasan atas jawaban saya, tentu saya akan menguraikan yg menjadi dasar atas jawaban saya. (meski pun jawaban yg saya jawaban tdk 100% sama persis dg jawaban saudara Adry.A).
@ Bapak Johanes menulis => Input buat saudara: saya pasti selamat bernada sangat sombong. Bukankah kita harus belajar semakin rendah hati seperti Tuhan Yesus?
Indah : Menurut saya, itu bukanlah satu kesombongan melainkan suatu bentuk KEYAKINAN akan pengharapan dalam Kebenaran Iman yang sangat teguh didalam Janji Keselamatan yg dijamin oleh Tuhan YAHSHUA (Yesus Kristus) sendiri. jawaban akan satu pertanyaan serius tentang kepastian Keselamatan kekal yg disediakan bagi kita orang percaya. (kalau kita tdk dpt memberikan jawaban kepastian atas pertanyaan ttg keselamatan karena Iman bagiaman kita dpt mewartakan/menyampaikan/menyatakan keselamatan itu kepada mereka yg belum mengenal kebenaran Firman TUHAN oleh YAHSHUA (Yesus Kristus) yg adalah satu” nya Jalan & Kebenaran & Hidup kekal bersama ABBA YAHUVEH (Allah Bapa) di sorga.
Kalau ditanya ttg kepastian keselamatan kekal, dan kita menjawab : Semoga (mudah-mudahan/Harapan saya begitu). maka Jawaban spt ini sangat” diragukan oleh orang” yg belum mengenal Kebenaran Firman TUHAN (YAHSHUA).
Mereka tentu akan balik berkata : Kalian saja yg mengimani Keselamatan dlm Yesus Kristus ternyata Gak yakin bisa masuk sorga atau tidak lalu ngapain juga mewartakan kepada kami. (orang yg belum percaya Yseus Kristus sbg satu”nya Jalan & Kebenaran & Hidup kekal).
Mazmur 78:22 sebab mereka tidak percaya kepada Allah, dan tidak yakin akan keselamatan dari pada-Nya.
Belajar rendah hati dihadapan manusia yg kelihatan nyata maupun kepada TUHAN yg tdk kelihatan oleh mata jasmani itu Penting karena orang” spt ini yg menyenangkan hati TUHAN.
@ Bp. Johanes menulis => Dari 3 ayat itu keselamatan mengandung unsur “pengharapan” Jadi tidak absolut saya menyatakan diri saya sudah selamat. lha… yang menentukan diri kita selamat atau tidak pasti Tuhan. Jadi bagimana mungkin kita mengatakan diri saya pasti selamat? Hal itu pasti haknya Tuhan. Bagaiamana tanggapan saudara tentang kata kata Tuhan disini:?
Indah : Apa yang kelihatan tdk mungkin bagi manusia, semuanya itu mungkin bagi TUHAN.
yaitu : karena Iman yang benar, Pengharapan yg teguh, Kasih yang tulus dihadapan manusia terlebih dihadapan TUHAN. dan keselamatan bukanlah hasil usaha kita tetapi oleh Anugerah TUHAN yang diberikan scr cuma” bagi kita manusia.
Kisah Rasul 4:12 Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.”
Jadi saya hanya mau memperingatkan saudara” umat Katolik utk tdk lagi mencari perlindungan/penolong/doa keselamatan kepada/dg perantaraan orang kudus bahkan kepada bunda MAria sekalipun.
Sekian dan terimakasih dan maaf kalau tulisan saya menyinggung/dirasa kasar. terimakasih atas kesempatan di katolisitas/org utk menyampaikan pendapat saya.
Segala Puji dan Hormat dan kemuliaan hanya bagi TUHAN YAHUVEH dalam YAHSHUA Haleluyah.
Shalom Indah,
Terima kasih atas komentarnya. Dalam komentar ini ada beberapa topik yang ingin disampaikan oleh Indah. Namun, sebenarnya, beberapa topik tersebut telah dibahas dalam diskusi di link-link berikut ini:
1. Tentang apakah kita pasti selamat: Artikel dapat dibaca di sini – silakan klik. Dan diskusi dengan Adri ada di bawah komentar anda, yaitu di sini – silakan klik. Di link terakhir ini, didiskusikan tentang doktrin “once saved always saved” atau “sekali selamat tetap selamat“. Kalau anda mau, anda dapat bergabung dalam diskusi tersebut, dan memberikan argumentasi-argumentasi yang baru.
2. Secara prinsip, Gereja Katolik melihat keselamatan sebagai:
1) Gereja Katolik, berpegang pada ajaran Alkitab, percaya bahwa keselamatan adalah suatu yang telah (past), sedang (present), dan akan datang (future):
Telah diselamatkan (Rom 8:24; Ef 2:5,8; 2 Tim 1:9; Tit 3:5)
Sedang dalam proses (1 Kor 1:18; 2 Kor 2:15; Fil. 2:12; 1 Pet 1:9)
Akan diselamatkan (Mt 10:22, 24:13; Mk 13:13; Mk 16:16; Kis 15:11; Rm 5:9-10; Rm 13:11; 1 Kor 3:15; 2 Tim. 2:11-12; Ibr. 9:28).
2) Beberapa prinsip dalam hubungannya dengan keselamatan:
a) Internal supernatural grace is absolutely necessary for the beginning of faith and salvation.
b) Without the special help of God, the justified cannot persevere to the end in justification.
c) The causes of Justification. (Defined by the Council of Trent) :
1) The final cause is the honour of God and of Christ and the eternal life of men.
2) The efficient cause is the mercy of God.
3) The meritorious cause is Jesus Christ, who as mediator between God and men, has made atonement for us and merited the grace by which we are justified.
4) The instrumental cause of the first justification is the Sacrament of Baptism. Thus it defines that Faith is a necessary precondition for justification (of adults).
5) The formal cause is God’s Justice, not by which He Himself is just, but which He makes us just, that is, Sanctifying Grace.
d) The justification of an adult is not possible without faith.
e) Besides faith, further acts of disposition must be present.
f) Baptism confers the grace of justification.
3. Anda mengatakan “Jadi saya hanya mau memperingatkan saudara” umat Katolik utk tdk lagi mencari perlindungan/penolong/doa keselamatan kepada/dg perantaraan orang kudus bahkan kepada bunda MAria sekalipun.” Tentang peran orang-orang kudus, anda telah memulai dan sedang berdiskusi dengan saya di sini – silakan klik. Silakan untuk melanjutkan di link tersebut, sehingga topik diskusi dapat terkoordinasi dengan baik. Semoga dapat dimengerti.
Kalau mau, kita dapat membahas tentang topik keselamatan secara lebih mendalam. Namun, silakan menyelesaikan 9 topik diskusi yang telah anda mulai di sini – silakan klik. Setelah anda menyelesaikan diskusi tersebut, maka anda dapat memulai lagi topik diskusi yang baru. Semoga dapat dimengerti.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
sdr Indah,
Menuurt saya, pertanyaan yang diajukan oleh yang bertanya”Apakah kamu pasti selamat?” dan yang menjawab pertanyaan ini” ya/tidak ,saya pasti/tidak selamat!” adalah satu pertanyaan yang tidak berbobot dan tidak perlu ditanyakan. Orang Katolik memang asing dengan pertanyaan dan jawaban atas pertanyaan seperti itu yang menggelikan hati. Mengapa? Karena …jawabannya ada di Matius 7:21-23. Mohon sdr copi paste yang lengkap kata kata Tuhan di Matius : 7:21-23(karena sdr memotongnya di tanggapan sdr sebelumnya)
Mat 7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Mat 7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Mat 7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
(atau silahkan baca ayat ayat sebelum dan sesudahnya yang menceritakan bagaimana dan siapa yang akan diselamatkan)
Mari kita analisa:
Yang berseru kepada Yesus: Tuhan, Tuhan…..pasti sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamatnya(dan dalam hatinya ia merasa PASTI DISELAMATKAN!Tapi apa kata Tuhan? silahkan baca ayat 23). Tidak mungkin orang Islam memanggil Yesus dengan sebutan Tuhan karena memang tidak ada pengakuan demikian.Dengan kata lain: semua orang Kristen (Katolik-Protestan) yang sudah menerima Yesus (ayat 21). Tapi jangan lupa ada ayat berikutnya. Ayat 22 lebih menarik lagi karena banyak yang menjadi fenomena pada jaman sekarang , sehingga lebih mudah dipahami maksudnya. Ayat 23 mengungkapkan siapa Tuhan sebenarnya. Dialah yang berhak memutuskan siapa yang selamat dan siapa yang tidak meskipun setiap hari orang itu berseru Tuhan dan Tuhan dan Tuhan……..(Apakah ini tidak cukup membuat hati Tuhan senang dengan adanya pengakuan manusia terhadapNya sebagai Tuhan? Mengapa Ia tetap marah dan menolak orang orang ini?)Silahkan baca ayat ayat selanjutnya di Matius 27 ini.
Ajaran Lukas dalam Kisah Para Rasul 4:12 yang saudara berikan justru mempertegas posisi kata kata Tuhan Yesus dalam Matius 27 diatas. Dan memang SEHARUSNYA demikian.
(Kisah Rasul 4:12 Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.”)
catatan Lukas dalam Kisah Rasul pasti sepasti pastinya merujuk dan tidak mungkin bertentangan dengan apa yang dikatakan Tuhan dalam Matius 27:21-23.
Kalau pun katakanlah ……maksud Kisah Para Rasul mendukung seperti yang anda maksudkan.Pertanyaan saya adalah: Perkataan siapa yang paling urgent untuk diikuti? Kata kata Tuhan Yesus dalam Matius atau tulisan Lukas dalam kisah para Rasul?(ini tidak mungkin terjadi, karena maksud kisah para rasul 4:12 tidaklah demikian.Justru mempertegas dan memberikan posisi Tuhan Yesus yang lebih jelas lagi dari apa yang tertulis dalam Matius)
Matius 27 dan Kisah 4:12 memberikan kesaksian yang sama bahwa keselamatan datang dari Tuhan dan hak NYa Tuhan untuk memberikan atau tidak memberikan keselamatan itu. bandingkan dengan tulisan sdr dan dengan pertanyaan yang tidak berbobot”Apakah kamu pasti selamat?”dan jawaban yang tidak berbobot” Ya/tidak pasti selamat” Malah memberikan arti yang sangat kabur dan bias dengan apa yang tercatat dalam Matius dan Kisah Rasul dan seluruh isi Alkitab, karena anda menempatkan keselamatan sebagai keputusan akhir pribadi bersangkutan yang menjawab pertanyaan [edit] (karena merasa percaya kepada Tuhan Yesus dan pasti selamat(????) dan bukan memberikan kedaulatan penuh kepada Tuhan untuk memberikan keselamatan atau tidak kepada pribadi itu (Matius 27:21-23). Lantas sdr menempatkan Tuhan dalam posisi sebagai apa????(ck..ck..ck…ck…)
Saya berpendapat pandangan Gereja Katolik mengenai keselamatan jauh lebih sempurna dan bisa diterima [edit] juga mengenai arti dan makna keselamatan itu sendiri.
copy :Jadi saya hanya mau memperingatkan saudara” umat Katolik utk tdk lagi mencari perlindungan/penolong/doa keselamatan kepada/dg perantaraan orang kudus bahkan kepada bunda MAria sekalipun
Komentar: bukan hak sdr untuk memperingatkan umat Katolik selama dan sejauh sdr belum mengerti dan belum paham tentang persekutuan Para Kudus dan tentang Maria. silahkan buka hati dan budi sdr untuk menemukan kebenaran ttg hal hal itu yang sudah banyak di bahas di artikel artikel yang terkait.semoga Roh Kudus menolong dan menerangi sdr. Amin
Tambahan buat sdr Indah:
Kisah Rasul 4:12 Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan
Kalau menrujuk kepada : Ya saya pasti selamat! maka kis 4:12 ini seharusnya akan berbunyi demikian:
Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita PASTI diselamatkan
Yang tertulis adalah “dapat” bukan “pasti”
Dari penggunaan kata “dapat” saya mestinya kita bisa tahu bahwa dapat mengandung makna harapan akan HakNya Tuhan untuk menyelamatkan kita atau tidak.
[dari katolisitas: kunci dari ayat tersebut adalah menceritakan keselamatan hanya ada di dalam Kristus]
mari belajar dari filosofi doa yang diajarkan oleh Yesus kepada muridNya:
“……..Ampunilah dosa kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami…”
Kalau kita mau diampuni maka kita harus mengerjakan pengampunan buat orang lain. Kalau kita mau diselamatkan, maka kita harus mengerjakan keselamatan itu(kepada orang lain=perbuatan) . Jadi doa Yesus sungguh memberikan kita pelajaran bahwa pengakuan saja tidak cukup(Sola Fide-Hanya iman). Perlu tindakan konkrit yang berbarengan dengan pengakuan kita. Itulah yang dimaksudkan dalam Matius 27:21-23 diatas dan Yakobus 2:26.
Saya pernah membaca bahwa teologi doa Bapa Kami ini agak sedikit berbeda dengan pengajaran “Sola Fide” nya Protestan. Tidak heran kemudian doa ini lebih dihafal dan didoakan oleh orang Katolik ketimbang oleh orang Prostestan.
Salom pak Johanes, maaf baru sempat membalas posting saudara saat ini krn baru sekarang ada waktu luang saya utk menulis kembali disini.
Menjawab tanggapan saudara Johanes berikut ini tanggapan saya :
Injil => Matius 7:21-23 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Kita semua yg mengaku sbg umat Kristiani mengakui bahwa Yesus Kristus (YAHSHUA) adalah Tuhan dan Juruselamat kita.
dan utk itu kita selalu menyabut nama-Nya menjadi satu kesatuan yaitu : Tuhan Yesus Kristus. tetapi kembali kita diingatkan bahwa meskipun kita memanggil nama-Nya spt pada Matius 7:21-23 itu tetapi bila kita telah men 2 kan DIA dengan perbuatan nyata yaitu : menyebut nama” orang lain sebagai perlindungan pribadi kita maka kita termasuk orang yg tertolak bila tidak bertobat daripada perbuatan men 2 kan itu. (ingat ketika anda berdoa memohon ini atau itu dg menyebut nama seorang santo/a sbg perantara doa anda kepada Tuhan Yesus Kristus maka saat itu anda telah men 2 kan DIA tanpa anda sadari. jangan lupa Jaminan DOA yang berkuasa yg berkenan kpd ALLAH BAPA hanya didalam nama Tuhan Yesus Kristus, silahkan baca dan renungkan Yohanes 14:1-17). tidak ada itu perintah berdoa memohon kepada-Nya maupun kepada ALLAH BAPA di sorga dengan perantaraan nama Maria (yg melahirkan DIA scr daging) ataupun nama para kudus yang lainnya dan ini adalah perintah yg sangat” jelas dilanggar oleh anda. (iman katolik)
copas sdr Johanes : Orang Katolik memang asing dengan pertanyaan dan jawaban atas pertanyaan seperti itu yang menggelikan hati. Mengapa?
indah : Karena orang katolik (kebanyakan) tidak suka di “usik” dengan pertanyaan yang memerlukan jawaban “Keyakinan Iman” umat-Nya tentang kepastian keselamatan hanya didalam Nama Tuhan Yesus Kristus. (umat katolik meyakini bahwa melalui bunda Maria “juga” dapat mencapai keselamatan kekal itu).
Mengapa orang” islam yg belum percaya bahwa Yesus Kristus (YAHSHUA) adalah Tuhan karena mereka tidak pernah mendengarkan pengajaran demikian dari pemimpin agamanya dan juga karena para Kristiani sendiri (khususnya katolik) tdk mau mewartakan tentang ke Tuhan an Yesus Kristus kpd orang” yg belum mengenal DIA (entah itu islam/budha/hindu) dg alasan klasik yaitu : TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA.
(namun jangan lupa bahwa ada banyak orang” islam yang telah dipanggil menjadi bagian kawanan domba Tuhan Yesus Kristus yang diselamatkan dengan menyebut nama Tuhan Yesus Kristus sbg : Sayiddina Isa Almasih= Yahshua sang Mesias=Yesus Kristus sang juru selamat jalan kebanaran dan hidup kekal menuju TUHAN YAHUVEH di sorga).
copas : Apakah ini tidak cukup membuat hati Tuhan senang dengan adanya pengakuan manusia terhadapNya sebagai Tuhan?
Indah : Pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan yang diucapkan hanya sebatas dimulut saja, tetapi tdk keluar dari hati/jiwa/roh orang yg mengaku maka itu adalah pengakuan palsu.
copas pak Johanes : Mengapa Ia tetap marah dan menolak orang orang ini?
Indah : Tuhan YAHSHUA (Yesus Kristus) marah karena orang” tsb yg mengaku sbg diri para pengikut-Nya (Kristen – Katolik) namun melakukan hal/perbuatan yg tidak berkenan kepada-Nya, dan perbuatan pelanggaran yg paling nyata adalah melakukan :
1. Penyembahan Berhala” duniawi (berdoa di depan patung”, memuja materi, menyimpan & percaya pada rupa” azimat yg katanya bertuah dan sdh diberkati pastur dll).
2. Tdk percaya dg jaminan Tuhan YAHSHUA sendiri tentang doa permohonan kepada ALLAH BAPA di sorga hanya didalam nama-Nya. (baca Yohanes 14:1-17, Yoh 16: 23).
3. Sudah tahu bahwa Kisah rasul 4:12 menegaskan tentang keselamatan hanya didalam nama Dia (YAHSHUA) yaitu Yesus Kristus, tetapi umat katolik masih tetap berpegang pd doktrin bahwa ketika maut=ajal menjemput maka mereka bisa berseru mohon perlindungan bunda Maria ?.
copas pak Jo : Pertanyaan saya adalah: Perkataan siapa yang paling urgent untuk diikuti? Kata kata Tuhan Yesus dalam Matius atau tulisan Lukas dalam kisah para Rasul?
indah : tentu saja perkataan dari Tuhan YAHSHUA itu urgent dan sangat” bisa dipercaya.
rasul matius (mantan pemungut cukai) sang murid yg dipilih-Nya sbg bagian dari 12 murid Yahshua angkatan pertama menuliskan apa yang dia dengarkan secara langsung perkataan dari Tuhan Yahshua, sdgkn dokter lukas menyusun dan menuliskan ulang tentang pengajaran Tuhan Yahshua yg disampaikan kpd para Murid-Nya termasuk didalamnya adlh Matius, yohanes, petrus, timotius, yakobus yg menjdi saksi langsung perkataan & perbuatan Tuhan Yahshua dlm karya-Nya. Namun demikian tulisan Lukas ada saling keterkaitan dg tulisan Matius, Markus, yohanes dan kitab para nabi terdahulu karena lukas dg seksama menyelidiki dan membukukan dg teratur segala kesaksian/karya para rasul (lukas 1:1-4).
copas pak jo : Lantas sdr menempatkan Tuhan dalam posisi sebagai apa????(ck..ck..ck…ck…)
Indah : TUHAN YAHSHUA yg Pertama dan Terutama dan adalah satu”nya juru selamat saya menuju kepada ALLAH BAPA di sorga oleh pengorbanan-Nya di atas Kalvari, dan saya memiliki keyakinan bahwa oleh darah-Nya yg kudus saya telah ditebus, dan menerima pengurapan Roh Kudus-Nya sehingga saya boleh mendekat dalam hadirat-Nya.
(jadi saya tdk perlu meminta/memohon pertolongan bunda Maria/para rasul/santo/santa utk menjadi perantara doa saya kpd ABBA YAHUVEH) sebagaimana yg anda dan umat katolik kebanyakan lakukan.
Keselamatan itu bukan karena hasil usaha saya, atau anda melainkan adalah ANUGERAH dan oleh karena kasih Karunia-Nya, kita boleh mengalami keselamatan itu.
tentang keyakinan ke “Pasti” an keselamatan jiwa/roh saya oleh karena percaya dengan Iman bahwa pengabulan Doa ucapan syukur & permohonan HANYA didalam nama Tuhan Yesus Kristus (Yahshua Ha Mashiah) dan bukan dg nama yg lainnya (sekalipun itu nama maria yg melahirkan DIA ke dunia ini).
Efesus 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah
Roma. 5:17 Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus.
Kisah rasul 15:11 Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga.”
Roma. 3:24 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
copas pak Jo : Saya berpendapat pandangan Gereja Katolik mengenai keselamatan jauh lebih sempurna dan bisa diterima [edit] juga mengenai arti dan makna keselamatan itu sendiri.
indah : jika anda masih tetap percaya bahwa dengan perantaraan bunda Maria juga anda “pasti” diselamatkan, maka anda harus bertanggungjawab terhadap Darah YAHSHUA (Yesus Kristus) yang telah dikorbankan-Nya sbg harga yg mahal bagi penebusan dosa kita para manusia kepada ABBA YAHUVEH (Allah Bapa).
Pak johanes, justru adalah tugas kita sebagai orang” yang mengaku sbg pengikut Kristus utk saling memperingatkan terhadap ajaran” yang menyesatkan dimana ajaran itu tanpa anda sadari telah menjauhkan diri anda dari Kasih TUHAN YAHUVEH didalam nama putera tunggal-Nya yaitu : Yahshua Hamasiach (Yesus Kristus).
dimana ajaran katolik telah menambahkan pengajaran” yang menjauhkan anda dan kebanyakan umat katolik pada kebenaran ALKITAB. yaitu ajaran” yang mana mengharapkan sesuatu kpd yang bukan TUHAN ALLAH sendiri.
Justru karena saya sudah dibukakan baik mata, telinga jasmani saya juga mata, telinga rohani saya oleh karena kasih karunia TUHAN dengan perantaraan Roh Kudus-Nya maka saya dapat mengenal mana kebenaran sejati dan mana itu pengajaran sesat.
Komentar : pemahaman dan pengajaran yg anda terima tentang Para kudus hanya terbatas bagi mereka (para rasul/santa/santo) yg sdh berada di sorga, dan bahwa bunda Maria adalah ratu sorga.
sedangkan pemahaman saya, bahwa di dunia ini masih ada orang” yang hidup kudus yg lebih dari dua orang atau sepuluh orang atau seratus orang (saya tdk tahu jml pastinya) tetapi bahwa sampai saat ini mereka terus berusaha hidup dalam kekudusan sambil menantikan kedatangan Tuhan Yahshua yg ke 2X ke dunia ini didalam pertobatan, puasa & doa syafaat secara jasmani dan rohani utk umat kepunyaan TUHAN yang Mahatinggi yang masih belum hidup seturut kehendak ABBA YAHUVEH.
Roma. 8:27 Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
Ibrani 6:10 Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang.
Kitapun dituntut untuk hidup dalam kekudusan, jadi bila kita yg masih hidup ini mampu hidup kudus maka kita juga bisa disebut orang kudus dan juga para kudus-Nya Tuhan bersama orang-orang kudus kepunyaan TUHAN di belahan daratan lain di bumi ini.
Yudas 1:3 Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.
saya mengajak saudara Johanes kembali membaca dan merenungkan scr lebih dalam lagi ALKITAB yg sama yg dikeluarkan oleh LAI, khususnya tulisan rasul Yohanes (murid yg dikasihi-Nya) disana banyak sekali Tuhan YAHSHUA menyatakan diri-Nya dan kehendak Bapa-Nya.
Tolong lepaskan dahulu semua pengajaran doktrin/dogma ttg berdoa dg perantaraan para kudus, atau bunda Maria, sebaliknya berfokuslah pada Pribadi Tuhan YAHSHUA (Yesus Kristus). dan jangan lupa memohon Pimpinan Roh KUDUS TUHAN yang dijanjikan-Nya sbg penghibur dan penolong kita yang berasal dari ABBA YAHUVEH.
Metanoia ! kalau anda juga berani membuka mata, telinga dan hati rohani saudara terhadap karya Roh Kudus TUHAN untuk Kebenaran yang memerdekakan dari segala ajaran penyesatan, maka saya yakin dan percaya bahwa TUHAN berkenan ditemui bagi mereka setiap orang yg sungguh” mencari DIA dengan hati yg tulus dan murni.
Hanya iblis dan pera pengikutnya lah yg tidak senang dan marah besar ketika umat TUHAN diperingatkan dan saling memperingatkan tentang berbagai ajaran yg menyesatkan yg menjauhkan kita dari Kasih Tuhan YAHSHUA (Yesus Kristus). Karena iblis ingin membawa lebih banyak lagi jiwa” manusia utk jatuh binasa kedalam api kekal neraka bersama mereka si Legion dari Lucifer.
Jangan pernah mendukakan Roh Kudus dengan menolak segala tegoran/peringatan yang berusaha mengingatkan atau mendekatkan anda kembali dalam pelukan penuh kasih TUHAN YAHUVEH didalam nama putera tunggal-Nya yaitu : YAHSHUA HAMASIACH (Yesus Kristus).
Kasih Karunia dan kemurahan TUHAN ALLAH didalam YAHSHUA menjangkau kedalaman roh dan jiwa bapak Johanes. … Haleluyah…. terpujilah TUHAN ALLAH di sorga. Maranatha
Shalom Indah,
Terima kasih atas komentarnya. Memang anda menjawab komentar dari Johanes, namun pokok diskusi sebenarnya masih berkisar hal yang sama, seperti yang kita diskusikan di sini – silakan klik. Saya sebenarnya kurang mengerti mengapa anda tidak melanjutkan diskusi yang sedang berlangsung setengah jalan. Berikut ini adalah jawaban yang dapat saya berikan:
a. Anda mempertanyakan tentang doa dengan perantaraan orang kudus. Bukankah kita sedang berdiskusi tentang topik ini di sini – silakan klik?
b. Anda mengatakan “Karena orang katolik (kebanyakan) tidak suka di “usik” dengan pertanyaan yang memerlukan jawaban “Keyakinan Iman” umat-Nya tentang kepastian keselamatan hanya didalam Nama Tuhan Yesus Kristus. (umat katolik meyakini bahwa melalui bunda Maria “juga” dapat mencapai keselamatan kekal itu).” Saya tidak tahu dasar dari pernyataan anda di atas. Apa yang sedang kita lakukan dalam diskusi di sini – silakan klik. – dengan 9 point pertanyaan telah saya jawab secara panjang lebar. Dan anda bebas untuk memberikan tanggapan terhadap argumentasi yang telah saya berikan. Kalau anda ingin mendiskusikan tentang konsep keselamatan menurut Gereja Katolik, kita juga dapat melakukannya setelah kita menyelesaikan 9 topik bahasan tersebut. Dan Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan bahwa melalui Bunda Maria juga dapat mencapai keselamatan kekal. Saya mengundang anda untuk melihat beberapa topik tanya jawab tentang keselamatan berikut ini:
Keselamatan: susah atau gampang?
Nasib orang yang bunuh diri dan hubungannya dengan baptisan
Invincible ignorance dalam jaman ini
Buat apa mempelajari agama kita?
Penjelasan tentang Deklarasi Dominus Iesus
Dosa berat dalam hubungannya dengan keselamatan
Sesudah selamat lalu apa?
Keselamatan dan hubungannya dengan Baptisan
Mengapa Yesus disunat, kita tidak?
Kasih dan keadilan Allah yang dimanifestasikan melalui pengorbanan Kristus
Apakah keselamatan yang sudah diperoleh melalui Pembaptisan dapat hilang?
Mengapa Yesus memilih salib untuk menebus dosa manusia?
Keselamatan adalah anugerah Allah?
Apakah yang diselamatkan hanya orang Katolik dan yang lainnya pasti masuk neraka?
Keselamatan: theosentris, kristosentris, eklesiosentris?
Bagaimanakah nasib bayi yang belum dibaptis?
Apa itu “Implicit desire for Baptism?”
Apakah orang Katolik dijamin pasti selamat?
Baptisan rindu menurut St. Thomas
Dosa menghujat Roh Kudus – dosa yang tak terampuni
Iman tanpa perbuatan adalah mati
Paus Benediktus XVI dan Sola Fide
Dosa menghujat Roh Kudus dan dosa berat
Mengapa Gereja Katolik membaptis bayi?
Tidak ada keselamatan kecuali melalui Yesus
Tidak cukup menerima Yesus di hati saja
Sekali selamat tetap selamat – tidak Alkitabiah
Siapa saja yang dapat diselamatkan?
Apakah agama membuat orang masuk Sorga?
Apakah orang yang tidak dibaptis masuk neraka?
Apakah Yudas Iskariot berjasa dalam karya keselamatan manusia?
Adakah Keselamatan di luar Tuhan Yesus/ Gereja Katolik?
Anda mengatakan “Mengapa orang” islam yg belum percaya bahwa Yesus Kristus (YAHSHUA) adalah Tuhan karena mereka tidak pernah mendengarkan pengajaran demikian dari pemimpin agamanya dan juga karena para Kristiani sendiri (khususnya katolik) tdk mau mewartakan tentang ke Tuhan an Yesus Kristus kpd orang” yg belum mengenal DIA (entah itu islam/budha/hindu) dg alasan klasik yaitu : TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA.” Saya tidak tahu mengapa anda menuduh umat Kristiani khususnya Katolik yang menjadi kambing hitam akan umat Islam yang belum percaya akan Kristus. Ini adalah tuduhan yang saya harap disebabkan oleh kesalahpahaman anda akan pengajaran Gereja Katolik. Silakan membaca dokumen Vatikan II – dekrit tentang ekumenisme di sini – silakan klik:
2. Berbagai agama bukan kristen
Sudah sejak dahulu kala hingga sekarang ini diantara pelbagai bangsa terdapat suatu kesadaran tentang daya-kekuatan yang gaib, yang hadir pada perjalanan sejarah dan peristiwa-peristiwa hidup manusia; bahkan kadang-kadang ada pengakuan terhadap Kuasa ilahi yang tertinggi atau pun Bapa. Kesadaran dan pengakuan tadi meresapi kehidupan bangsa-bangsa itu dengan semangat religius yang mendalam. Adapun agama-agama, yang terikat pada perkembangan kebudayaan, berusaha menanggapi masalah-masalah tadi dengan faham-faham yang lebih rumit dan bahasa yang lebih terkembangkan. Demikianlah dalam hinduisme manusia menyelidiki misteri ilahi dan mengungkapkannya dengan kesuburan mitos-mitos yang melimpah serta dengan usaha-usaha filsafah yang mendalam. Hinduisme mencari pembebasan dari kesesakan keadaan kita entah melalui bentuk-bentuk hidup berulah-tapa atau melalui permenungan yang mendalam, atau dengan mengungsi kepada Allah penuh kasih dan kepercayaan. Buddhisme dalam pelbagai alirannya mengakui, bahwa dunia yang serba berubah ini sama sekali tidak mencukupi, dan mengajarkan kepada manusia jalan untuk dengan jiwa penuh bakti dan kepercayaan memperoleh keadaan kebebasan yang sempurna, atau – entah dengan usaha sendiri entah berkat bantuan dari atas – mencapai penerangan yang tertinggi. Demikian pula agama-agama lain, yang terdapat diseluruh dunia, dengan pelbagai cara berusaha menanggapi kegelisahan hati manusia, dengan menunjukkan berbagai jalan, yakni ajaran-ajaran serta kaidah-kaidah hidup maupun upacara-upacara suci.
Gereja katolik tidak menolak apapun, yang dalam agama-agama itu serba benar dan suci. Dengan sikap hormat yang tulus Gereja merenungkan cara-cara bertindak dan hidup, kaidah-kaidah serta ajaran-ajaran, yang memang dalam banyak hal berbeda dari apa yang diyakini dan diajarkannya sendiri, Tetapi tidak jarang toh memantulkan sinar kebenaran, yang menerangi semua orang. Namun Gereja tiada hentinya mewartakan dan wajib mewartakan Kristus, yakni “jalan, kebenaran dan hidup” (Yoh 14:6); dalam Dia manusia menemukan kepenuhan hidup keagamaan, dalam Dia pula Allah mendamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya.[4]
Maka Gereja mendorong para puteranya, supaya dengan bijaksana dan penuh kasih, melalui dialog dan kerja sama dengan para penganut agama-agama lain, sambil memberi kesaksian tentang iman serta perihidup kristiani, mengakui, memelihara dan mengembangkan harta-kekayaan rohani dan moral serta nilai-nilai sosio-budaya, yang terdapat pada mereka.
c. Apa yang anda kemukakan “1. Penyembahan Berhala” duniawi (berdoa di depan patung”, memuja materi, menyimpan & percaya pada rupa” azimat yg katanya bertuah dan sdh diberkati pastur dll).
2. Tdk percaya dg jaminan Tuhan YAHSHUA sendiri tentang doa permohonan kepada ALLAH BAPA di sorga hanya didalam nama-Nya. (baca Yohanes 14:1-17, Yoh 16: 23).
3. Sudah tahu bahwa Kisah rasul 4:12 menegaskan tentang keselamatan hanya didalam nama Dia (YAHSHUA) yaitu Yesus Kristus, tetapi umat katolik masih tetap berpegang pd doktrin bahwa ketika maut=ajal menjemput maka mereka bisa berseru mohon perlindungan bunda Maria ?.” adalah pengulangan-pengulangan dalam diskusi yang sedang berlangsung. Argumentasi yang tidak terfokus seperti ini tidak akan dapat membangun diskusi yang mendalam. Tentang patung, bukankah kita sedang berdiskusi di sini – silakan klik?
d. Anda mengatakan “tentang keyakinan ke “Pasti” an keselamatan jiwa/roh saya oleh karena percaya dengan Iman bahwa pengabulan Doa ucapan syukur & permohonan HANYA didalam nama Tuhan Yesus Kristus (Yahshua Ha Mashiah) dan bukan dg nama yg lainnya (sekalipun itu nama maria yg melahirkan DIA ke dunia ini).” Pertanyaannya adalah: apakah anda percaya pengajaran once saved always saved atau sekali selamat tetap selamat?
Anda melanjutkan dengan mengatakan “jika anda masih tetap percaya bahwa dengan perantaraan bunda Maria juga anda “pasti” diselamatkan, maka anda harus bertanggungjawab terhadap Darah YAHSHUA (Yesus Kristus) yang telah dikorbankan-Nya sbg harga yg mahal bagi penebusan dosa kita para manusia kepada ABBA YAHUVEH (Allah Bapa).” Bukankah kita sedang berdiskusi tentang persekutuan orang kudus di sini – silakan klik?
e. Anda mengatakan “dimana ajaran katolik telah menambahkan pengajaran” yang menjauhkan anda dan kebanyakan umat katolik pada kebenaran ALKITAB. yaitu ajaran” yang mana mengharapkan sesuatu kpd yang bukan TUHAN ALLAH sendiri.” Anda dan saya sedang berdiskusi tentang 9 point pengajaran Gereja Katolik di sini – silakan klik. Dan di link tersebut anda mempunyai kesempatan untuk membuktikan pengajaran mana dari Gereja Katolik yang tidak Alkitabiah.
f. Anda mengatakan “Komentar : pemahaman dan pengajaran yg anda terima tentang Para kudus hanya terbatas bagi mereka (para rasul/santa/santo) yg sdh berada di sorga, dan bahwa bunda Maria adalah ratu sorga. sedangkan pemahaman saya, bahwa di dunia ini masih ada orang” yang hidup kudus yg lebih dari dua orang atau sepuluh orang atau seratus orang (saya tdk tahu jml pastinya) tetapi bahwa sampai saat ini mereka terus berusaha hidup dalam kekudusan sambil menantikan kedatangan Tuhan Yahshua yg ke 2X ke dunia ini didalam pertobatan, puasa & doa syafaat secara jasmani dan rohani utk umat kepunyaan TUHAN yang Mahatinggi yang masih belum hidup seturut kehendak ABBA YAHUVEH.“
Dalam hal ini, anda telah salah mengerti maksud dari persekutuan para kudus. Gereja Katolik percaya bahwa kita semua dipanggil untuk berjuang dalam kekudusan. Semua umat beriman yang berada di dunia ini adalah masih dalam pengembaraan, yang masih terus berjuang setiap hari dalam kekudusan. Sedangkan yang masuk ke Api Penyucian sedang dimurnikan. Dan yang telah berada di Sorga adalah mereka yang telah melihat Allah muka dengan muka. Jadi, walaupun di dunia ini, ada banyak orang yang berjuang dalam kekudusan, namun mereka semua dan termasuk kita, tidak ada yang tahu secara persis bahwa kita akan setia sampai akhir. Namun, orang-orang kudus yang ada di Sorga telah menerima mahkota abadi di Sorga, sehingga mereka adalah orang-orang yang telah dibenarkan oleh Allah dan menerima kebahagiaan abadi di Sorga untuk selamanya.
g. Anda mengatakan “saya mengajak saudara Johanes kembali membaca dan merenungkan scr lebih dalam lagi ALKITAB yg sama yg dikeluarkan oleh LAI, khususnya tulisan rasul Yohanes (murid yg dikasihi-Nya) disana banyak sekali Tuhan YAHSHUA menyatakan diri-Nya dan kehendak Bapa-Nya.” Kalau anda membaca Injil Yohanes, maka ini juga termasuk Yoh 6, yang kita sedang diskusikan di sini – silakan klik.
h. Anda mengatakan “Hanya iblis dan pera pengikutnya lah yg tidak senang dan marah besar ketika umat TUHAN diperingatkan dan saling memperingatkan tentang berbagai ajaran yg menyesatkan yg menjauhkan kita dari Kasih Tuhan YAHSHUA (Yesus Kristus). Karena iblis ingin membawa lebih banyak lagi jiwa” manusia utk jatuh binasa kedalam api kekal neraka bersama mereka si Legion dari Lucifer.” Saya tidak tahu maksud dari pernyataan anda. Anda telah berusaha memperingatkan kami tentang berbagai ajaran dari Gereja Katolik yang anda anggap sesat. Dan kemudian kita berdiskusi dengan 9 topik diskusi di sini – silakan klik. Jadi, anda mempunyai kebebasan untuk berdiskusi di site ini.
Akhirnya anda mengatakan “Jangan pernah mendukakan Roh Kudus dengan menolak segala tegoran/peringatan yang berusaha mengingatkan atau mendekatkan anda kembali dalam pelukan penuh kasih TUHAN YAHUVEH didalam nama putera tunggal-Nya yaitu : YAHSHUA HAMASIACH (Yesus Kristus).
Kasih Karunia dan kemurahan TUHAN ALLAH didalam YAHSHUA menjangkau kedalaman roh dan jiwa bapak Johanes. … Haleluyah…. terpujilah TUHAN ALLAH di sorga. Maranatha” Menurut saya, anda mempunyai kebebasan berdiskusi di site ini dengan 9 topik diskusi yang telah anda mulai di sini – silakan klik. Saran saya, berfokuslah pada diskusi tersebut. Tuduhan-tuduhan yang anda berikan bahwa Gereja Katolik tidak Alkitabiah, sebaiknya dibuktikan dalam diskusi tersebut. Dengan demikian, anda tidak hanya sekedar memberikan tuduhan, namun juga bukti-bukti yang baik dan Alkitabiah. Saran saya, berfokuslah pada salah satu topik diskusi tersebut, sehingga anda dapat memberikan argumentasi yang mendalam. Dengan demikian, terjadi diskusi yang membangun. Semoga saran saya dapat diterima.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shalom Indah
Diskusi yang anda jalankan sangat tidak fokus, [edit]. Saya hanya mau bertanya kenapa ajaran yang dibawa kaum reformis dulu sangat berbeda dengan sekarang? [edit]. Tuhan memberkati.
Terimakasih atas tanggapan sdr Indah.
Bagi kami orang Katolik keselamatan hanya ada pada Tuhan Yesus (tidak pada Maria seperti tuduhan kejam anda dan sebagian besar Protestan kepada Katolik). Kami tidak mengingkari Darah Yesus menjadi keselamatan bagi kami. Titik. dan tidak ada keselamatan di bawah kolong langit ini selain dalam nama Yesus, Jadi sdr tidak perlu lagi mengajarkan dasar dasar Katolik kepada kami dan menjadikan kami orang katolik sebagai orang yang bodoh dalam iman dan perllu ditobatkan.
Tentang kami mendoakan doa Salam Maria misalnya , saya rasa kami menempatkan Maria sebagai porsi yang sebagaimana mestinya dan tidak melewati batas. Kalau sdr datang ke Misa Kudus di Gereja Katolik, penyembahan tertinggi kami kepada Allah tritunggal bukan kepada Maria. Bahkan tidak ada doa khusus dalam Misa Kudus kepada Bunda Maria. Semua doa kami dinaikkan kepada Allah Bapa dalam nama Yesus kristus dengan persekutuan mulia dengan Roh Kudus. Jadi saya mengajak anda untuk melihat hal itu dengan jelas.
Mengenai toleransi , kami memang diajarkan oleh Gereja untuk bersaksi dalam tindakan dan perbuatan kasih. tidak perlu berteriak teriak kotbah untuk membawa orang kepada Kristus. Bunda Teresa menjadi contoh konkritnya. Bersaksi bisa dengan berbagai cara tidak perlu membuat keanehan keanehan yang mengusik orang lain. Namun kami tidak lupa akan pesan Yesus untuk menjadikan semua bangsa muridNya. Kalau tuduhan sdr yang tidak mendasar tersebut kepada Gereja katolik, maka anda mengabaikan banyaknya usaha usaha Gereja katolik untuk membawa orang banyak kepada Kristus sepanjang sejarahnya. Namun ingat. memberitakan kabar baik Kristus tidak perlu dengan cara kasar dan memaksa.Sebab Kristus sendiri tidak mengajarkan demikian.
Saya sarankan anda untuk tidak menggunakan istilah istilah Ibrani dalam nama diri Allah, karena semua orang tahu akan nama diri Allah tersebut. Lihatlah dan tariklah kembali sejarah betapa susah payahnya para misionaris memperkenalkan Allah yang membumi dengan budaya kita dan lihatlah usaha mereka menamakan nama diri Allah dalam bahasa Indonesia kita . BUkan menjadikan orang yang menggunakan bahasa Ibrani kelihatan lebih mengenal Allah yang benar, karena Allah tidak membedakan diriNya buat semua orang di dunia ini apapun bahasanya.
Anda salah besar, justru lewat perjalanan hidup orang orang kudus lah kami semakin diberikan kesaksian bahwa ALLAH maha kasih dan bahwa begitu banyak orang merelakan hidupnya demi nama TUHAN YESUS KRISTUS. Jadi tuduhan anda tidak beralasan dan patah di tengah jalan. Lewat kesaksian mereka (seperti kesaksisn orang orang di gereja anda di mimbar-tapi ingat, yang kasih kesaksian di mimbar belum tentu mereka setia sampai akhir. bisa juga membelot seperti Yudas.Namun kesaksian para kudus: santo dan santa yang telah teruji, telah membuka mata hati kami begitu dasyatnya ALLAH dalam Yesus Kristus anakNYa. )Jadi apa yang salah dengan para kudus? Justru dari merekalah kami semakin dekat dengan Tuhan.
Kalimat yang anda tulis berlaku juga buat anda dalam melihat kepenuhan kebenaran dalam Gereja Katolik sebagai Gereja yang didirikan Kristus di atas St Petrus. :
Metanoia ! kalau anda juga berani membuka mata, telinga dan hati rohani saudara terhadap karya Roh Kudus TUHAN untuk Kebenaran yang memerdekakan dari segala ajaran penyesatan, maka saya yakin dan percaya bahwa TUHAN berkenan ditemui bagi mereka setiap orang yg sungguh” mencari DIA dengan hati yg tulus dan murni.
Hanya iblis dan pera pengikutnya lah yg tidak senang dan marah besar ketika umat TUHAN diperingatkan dan saling memperingatkan tentang berbagai ajaran yg menyesatkan yg menjauhkan kita dari Kasih Tuhan YAHSHUA (Yesus Kristus). Karena iblis ingin membawa lebih banyak lagi jiwa” manusia utk jatuh binasa kedalam api kekal neraka bersama mereka si Legion dari Lucifer.
Jangan pernah mendukakan Roh Kudus dengan menolak segala tegoran/peringatan yang berusaha mengingatkan atau mendekatkan anda kembali dalam pelukan penuh kasih TUHAN YAHUVEH didalam nama putera tunggal-Nya yaitu : YAHSHUA HAMASIACH (Yesus Kristus).
Kasih Karunia dan kemurahan TUHAN ALLAH didalam YAHSHUA menjangkau kedalaman roh dan jiwa ibu Indah. … Haleluyah…. terpujilah TUHAN ALLAH di sorga. Maranatha
Dear Indah : melengkapi komentar sdr:
copas pak Johanes : Mengapa Ia tetap marah dan menolak orang orang ini?
Indah : Tuhan YAHSHUA (Yesus Kristus) marah karena orang” tsb yg mengaku sbg diri para pengikut-Nya (Kristen – Katolik) namun melakukan hal/perbuatan yg tidak berkenan kepada-Nya
Dengan tulisan sdr Indah diatas; maka anda meruntuhkan prinsip sola fide yang dianut protestan. artinya sdr menerapkan prinsip ganda dalam menilai sesuatu. Di satu pihak anda setuju sola fide namun dalam tulisan di atas anda meruntuhkannya juga. Maka prinsip sola fide runtuh dengan sendirinya di atas pernyataan anda sendiri. bukankah begitu?
copas pak Jo : Pertanyaan saya adalah: Perkataan siapa yang paling urgent untuk diikuti? Kata kata Tuhan Yesus dalam Matius atau tulisan Lukas dalam kisah para Rasul?
indah : tentu saja perkataan dari Tuhan YAHSHUA itu urgent dan sangat” bisa dipercaya.
Maka anda menerima dengan utuh kata kata Tuhan Yesus dalam tulisan Matius 7; 21-23 maka sdr juga pasti menerima perkataan Yesus di Matius 25:31-45:
Matius 7:21-23 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Dan berikutnya Matius 25:31-45
Mat 25:31 “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.
Mat 25:32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,
Mat 25:33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
Mat 25:34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
Mat 25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
Mat 25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
Mat 25:37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?
Mat 25:38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?
Mat 25:39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?
Mat 25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
Mat 25:41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.
Mat 25:42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum;
Mat 25:43 ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku.
Mat 25:44 Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau?
Mat 25:45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
Komentar:
Matius 7; 21-23 dan Matius 25:31-45 memberikan uraian yang sama bahwa keselamatan dalam pengakuan akan Tuhan dan dilakukan dalam perbuatan. Bagaimana sdr menerjemahkan matius 7:21-23 menjadi pengakuan yang datangnya hanya dari mulut bukan dari roh /jiwa/ hati sehingga Tuhan marah?.
Indah : Pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan yang diucapkan hanya sebatas dimulut saja, tetapi tdk keluar dari hati/jiwa/roh orang yg mengaku maka itu adalah pengakuan palsu.
Uraian sdr sangat tidak nyambung: coba kita telaah:bagaimana anda mengatakan orang dapat bernubuat demi nama Yesus, dan mengusir setan demi nama Yesus, dan mengadakan banyak mujizat demi nama Yesus memiliki pengakuan iman yang datang hanya dari mulut saja? Bagaimana suatu mukjizat dilakukan hanya dari mulut saja dan tanpa pengakuan dari roh/hati/jiwa menurut sdr?Bagaimana mukjizat bisa terjadi? Bagaimana penjelasan sdr? Tidak mungkin.
Matius 25:31-45 memperjelas apa yang dikatakan Matius 7:21-23. Intinya adalah Iman tanpa perbuatan adalah kosong seperti yang diajarkan juga oleh Yakobus 2:26. Tuhan Yesus menekankan IMAN HARUS DIKERJAKAN DENGAN PERBUATAN BUKAN HANYA PENGAKUAN ROHANI SAJA. Pengakuan rohani memungkinkan orang memanggil Yesus dengan sebutan Tuhan. Semua argumen saudara dipatahkan oleh kata kata Tuhan Yesus sendiri di Matius23:31-45 dan Matius 7:21-23.Dan apa yang anda uraikan tidak menjawab pertanyaan.
Masih sangguhkah kita berkata: Saya pasti selamat?. Sementara kita belum banyak melakukan apa yang digambarkan oleh Tuhan:Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku
Kambing dan domba sudah dipisahkan dalam dua golongan seperti diatas. Kita termasuk golongan yang mana? Tidak perlu dijawab karena itu hak Tuhan untuk memisahkan kambing dan domba.
Mat 25:32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing
APAKAH KAMU PASTI SELAMAT? Tidak perlu ada jawaban YA atau TIDAK karena: MATIUS 25:31-45 dan MATIUS 7:21-23:Dan HAKNYA TUHAN untuk memberikan keselamatan itu kepada kita atau tidak
Mat 25:32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing
JADI KESIMPULANNYA : Prinsip SOLA FIDE (Hanya iman) kaum Protestan dengan otomatis runtuh di atas kata kata Tuhan Yesus sendiri. Sdr Indah juga setuju bahwa perkataan Yesus yang “paling urgent” untuk diikuti.
Segala Kemuliaan Bagi Tuhan
KESIMPULAN UMUM:
Setiap mulut (yang mengandung kesombongan) mengatakan : SAYA PASTI SELAMAT = MELANGGAR SELURUH OTORITAS ALLAH YANG MAHA KUASA DAN MENYAMAKAN DIRINYA SENDIRI DENGAN ALLAH YANG MEMISAHKAN DIRINYA SENDIRI ANTARA KAMBING DAN DOMBA, SEKALIGUS MENOLAK SELURUH KEBENARAN FIRMAN TUHAN!
marilah kita semua dengan kerendahan hati dan penuh penyesalan datang seperti orang buta yang mendengar Yesus datang:
“YESUS ANAK DAUD KASIHANILAH KAMI!” dan kata perwira: ” YA TUHAN, SAYA TIDAK PANTAS, TUHAN DATANG PADA SAYA, TETAPI BERKATALAH SEPATAH KATA SAJA, MAKA SAYA AKAN SEMBUH”
MARANATHA, DATANGLAH YA TUHAN YESUS
Salam Kasih,
Siapa diantara manusia yg mau berkorban menyerahkan nyawanya untuk orang lain apa lagi demi keselamatan orang yg ingin di tolong? tidak ada, selain Tuhan Yesus sendiri yg mati di kayu salib untuk keselamatan manusia tanpa meminta imbalan dari manusia kalau seperti ini kita katakan adalah anugrah sebab ada yang mau berkorban untuk orang lain tanpa minta imbalan, kalau kita bertahan sampai pada kesudahannya kita adalah orang yg beruntung kalau tidak bertahan ya akan kehilangan, keselamatan adalah milik pribadi kita pegang aja Firman Tuhan di Yohanes 3:16 ( BARANG SIAPA YANG PERCAYA KEPADA NYA TIDAK BINASA ) janji2 Tuhan sangat jelas jangan di tafsirkan lagi ya pak, kalau kita lihat penjahat yg di sebelah kanan Tuhan Yesus apakah dia punya waktu untuk berbuat baik, merubah kelakuannya yg dari jahat untuk jadi baik? kita tau tidak bisa tapi karena imannya dia selamat. Memang byk hal yg jadi pertanyaan pengajaran gereja katolik salah satunya adalah perjamuan/ komuni di gereja katolik sudah sesuai dengan Firman Tuhan? istri saya katolik dan teman2 saya katolik mereka bilang karena mereka di ajarkan di gereja bahwa dengan komuni atau perjamuan dengan makan hosti ibadah mereka komplit karena komuni adalah moment paling penting bagi umat katolik di saat misa walau saya tanya mereka apakah komuni atau perjamuan kudus sudah sesuai dengan Firman Tuhan? mereka menjawab sudah saya tanya kenapa, jawabannya tidak tahu ( maaf ngak nyambung dengan topik diskusi )
Shalom Adri A,
1. Terima kasih atas tanggapannya. Sebenarnya, konsekuensi logis dari penolakan once saved always saved, adalah menolak doktrin sola fide. Kita memang diselamatkan karena iman, karena tanpa iman tidak ada yang dapat menyenangkan Tuhan (lih. Ibr 11:6). Namun, Alkitab tidak pernah mengatakan bahwa hanya karena IMAN SAJA-lah, kita dapat diselamatkan. Alkitab mengatakan pentingnya baptisan untuk keselamatan, pentingnya perbuatan kasih, pentingnya melaksanakan seluruh perintah Yesus. Saya tidak mempertentangkan antara pentingnya iman untuk keselamatan seseorang. Namun, yang saya pertentangkan adalah HANYA IMAN SAJA tidaklah benar, karena kita tahu bahwa ada yang telah lahir baru tetapi tidak hidup dalam kasih. Silakan melihat diskusi ini – silakan klik; kita juga melihat pentingnya perbuatan kasih, seperti yang terlihat di Mt 25:31-46, di mana ayat 31 mengatakan “Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; “.
2. Tentang penjahat yang bertobat: Dalam diskusi panjang akan pentingnya iman dan baptisan, saya menuliskan:
a) Pertama, mari kita membahas tentang penjahat yang bertobat dan menerima keselamatan. Dalam pengajaran Gereja Katolik, penjahat tersebut memang diselamatkan, karena dia telah menerima baptisan rindu (baptism of desire). Dia telah bertobat dengan sungguh-sungguh dengan mengatakan “40 Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?
41 Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.” (Lk 23:40-41) Dan dia mempunyai iman, dengan mengatakan “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” (Lk 23:42). Dan iman ini memang menyenangkan hati Allah (lih. Ib 11:6). Dan sampai mati dia menunjukkan pertobatan dan iman, serta menunjukkan kasih kepada Yesus, karena sang penjahat tersebut mengalami semuanya pada waktu yang singkat. Oleh karena itu, keselamatan yang merupakan suatu proses terlihat merupakan satu kejadian. Namun, tetap saja keselamatan adalah suatu proses, hanya dalam kasus ini, prosesnya begitu cepat.
Keselamatan penjahat tersebut tidak terikat oleh Sakramen Baptis, karena pada waktu itu Sakramen Baptis belum sepenuhnya diinstitusikan oleh Yesus, dalam pengertian bahwa rahmat dari Sakramen Baptis adalah bergantung dari misteri Paskah: penderitaan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Tuhan Yesus. Hal ini sama seperti orang-orang yang meninggal di dalam Perjanjian Lama. Mereka tidak mungkin dituntut untuk mempertanggungjawabkan iman mereka berdasarkan iman kepada Yesus, karena mereka tidak tahu. Namun, kalau mereka diberitahu akan Yesus, mereka akan percaya. Demikian juga dengan penjahat tersebut, kalau seandainya dia diterangkan bahwa baptisan adalah mutlak untuk keselamatan, maka dia akan menerimanya. Dan inilah prinsip dari baptisan rindu. Jadi, tetap saja penjahat tersebut menerima baptisan – yaitu baptisan rindu -, namun bukan secara sakramental. Namun, apakah seseorang menerima baptisan rindu, hanya Tuhan saja yang tahu, karena Tuhanlah yang menilik hati setiap orang.
b) Kondisi dari penjahat tersebut memperlihatkan bahwa kalau kita setia sampai akhir hayat kita kepada Yesus, maka kita akan mendapatkan keselamatan kekal. Dan ini menjadi tantangan bagi kita yang masih hidup dan mempunyai kesempatan untuk melaksanakan kehendak Kristus. Kita beriman, dibaptis, dan diberi kesempatan untuk setia sampai akhir. Kita sering jatuh ke dalam dosa, dan kita terus berjuang sampai pada akhirnya.
c) Tuhan tahu siapa yang masuk Sorga, karena Dia maha tahu. Namun kita tidak akan pernah tahu, kalau kita pasti akan masuk Sorga. Kalau memang masing-masing umat beriman tahu bahwa dirinya pasti masuk Sorga, mengapa rasul Paulus mengatakan “Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir” (Fil 2:12) Apakah dengan demikian rasul Paulus menganggap jemaat di Filipi tidak mempunyai iman, sehingga mereka tidak mempunyai kepastian bahwa mereka pasti selamat? Tentu saja tidak. Namun, rasul Paulus tahu, bahwa keselamatan adalah suatu proses yang akan berakhir pada saat seseorang mencapai garis akhir, yaitu akhir kehidupan manusia di dunia ini. Rasul Paulus menegaskan kembali “26 Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. 27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (1 Kor 9:26-27). Mengapa rasul Paulus mengatakan “jangan aku sendiri ditolak”? Apakah dia tidak yakin akan keselamatannya? Dia memang tahu akan tujuan akhirnya, seperti yang diungkapkannya di ayat 26. Namun, dia juga tahu bahwa keselamatan bukanlah satu kejadian (hanya beriman). Dia tahu bahwa keselamatan adalah suatu proses, yang berakhir pada saat dia sendiri menyelesaikan garis akhir, yang kalau diakhiri dengan baik, maka dia akan mendapatkan mahkota abadi di Sorga.
d) Sungguh kasih Tuhan tiada batasnya. Namun Tuhan kita juga Tuhan yang adil, yang akan memperhitungkan apa yang kita perbuat (lih. Why 20:12) dan bagaimana kita bekerjasama dengan rahmat Tuhan sampai akhir hayat kita. Oleh karena itu, terpujilah Allah yang maha kasih dan maha adil.
3) Tentang Ekaristi: silakan membaca beberapa artikel ini: (1, 2, 3, 4). Topik-topik yang lain dapat dilihat di arsip: https://katolisitas.org/arsip/ Dalam artikel tentang Ekaristi, anda dapat melihat dasar-dasar Alkitab, dan juga pengajaran dari jemaat awal. Intinya, Yesus sendiri yang menginstitusikan Sakramen Ekaristi. Silakan membacanya terlebih dahulu dan kemudian kita dapat berdiskusi lagi di topik tersebut.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Syalom,
Buat Saudara Adri…
Saya akan menjawab singkat saja…
Jika saat kita bertobat trus kita dipanggil (maaf, meninggal)… jangan kuatir… hal itulah yang sangat kita harapkan dan rindukan…. karena semuanya telah tersedia… , pada saat itu, semua dosa kita telah terbayar…. lunas…. dan kita tinggal di rumah Bapa.
Untuk pertanyaan yang keluar konteks…. apakah perjamuan kudus sudah sesuai dengan firman Tuhan…? Maaf, mohon dibaca di Kitab perjanjian Baru saat Yesus melakukan perjamuan terakhir….
Untuk pertanyaan yang lain-lain sehubungan dengan iman Katolik, saudara Adri dapat membaca terlebih dahulu tema2 yang sudah disampaikan oleh saudara Stef n Inggrid, terima kasih.
Salam Damai sejahtera Selalu
Wahyudi n Fam
Shalom Wahyudi dan Adri,
Menurut ajaran Gereja Katolik, jika seseorang yang beriman kepada Kristus benar- benar bertobat sebelum wafatnya, maka oleh jasa pengorbanan Yesus, ia dapat diselamatkan. Namun apakah ia langsung masuk surga ataukah masih perlu dimurnikan dahulu di dalam Api Penyucian, itu hanya Tuhan yang mengetahuinya. Sebab pada akhirnya, keselamatan bagi umat beriman bukan hanya sekedar “mengenakan jubah keselamatan” yang diberikan oleh Kristus, sementara di balik jubah itu tetaplah jiwa yang kotor. Jika Tuhan Yesus mengatakan akan memberi keselamatan dan menguduskan, maka Ia akan sungguh- sungguh membuat setiap kita menjadi kudus, sebelum kita bersatu dengan Allah yang kudus di surga. Perihal masa pemurnian itu diberikan di dunia selagi kita masih hidup, atau di Api Penyucian, sesaat setelah kita wafat, itu merupakan kebijaksanaan Tuhan. Yang jelas, dalam proses pemurnian itu Allah sendiri memurnikan setiap kita agar kita siap memandang-Nya dalam Kerajaan Surga.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Ingrid Listiati- katolisitas.org
Syalom semuanya….
Saya ingin sedikit urun rembug nih…
Kayaknya harus ada persepsi yang sama ya atas :
1. Keselamatan (kekal atau tidak??)
2. Percaya (sebatas kata2 atau karena iman???)
3. Iman
Soalnya menurut pemahaman saya, masing2 memakai sudut pandang yang berbeda… jadi usul saya, saudara stef dan Inggrid sebelumnya harus menjelaskan dulu maksud “kata’ tersebut… (singkat saja) dan saya yakin pasti tidak akan ada penyangkalan.
Barusan saya juga ada bahasan yang sama saat diskusi dengan teman saudara seiman saya, dengan pengetahuan dan bahasa awam kita. Dan ternyata memang umumnya mereka menerima ayat demi ayat dengan “mentah” (maaf sebelumnya, bukan bermaksud negatif), contoh kata keselamatan…. saat kita bahas arti keselamatan itu sendiri ternyata pengertian mereka masih bias.
Buat saudara Adri…
Menurut saya, sebenarnya dengan percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat, maka kita memperoleh “kunci” keselamatan. Jadi untuk selamat saya harus menjalani kehidupan ini, dengan bimbingan Roh Kudus (karena beriman kepada Tuhan Yesus) dan melakukan perbuatan KASIH (sesuai dengan hukum Kasih). Dengan demikian saat kita “sampai” (meninggal) kita dapat masuk melalui “pintu keselamatan” dengan bekal KUNCI KESELAMATAN.
Atau kunci keselamatan dapat juga kita ibaratkan sebagai “Tiket Keselamatan”.
Ibarat kita ingin masuk SURGA (anggap saja suatu tempat), karena kita “percaya” (dengan IMAN), kita sudah diberi tiket untuk masuk. Selanjutnya tinggal kita ini “mau atau tidak” untuk datang. Kalau ingin datang ya harus disiapkan kendaraannya, mau naik apa… kendaraannya layak atau tidak, alamatnya dimana, trus harus berangkat jam berapa supaya tidak terlambat. …
Lha kalau punya tiket tapi tidak digunakan ya tidak akan sampai… (tidak selamat).
Ini sedikit komentar saya, jika ada salah kata, atau salah pemahaman, mohon dimaafkan.
Tuhan Yesus memberkati
Wahyudi n Fam
Salam Wahyudi,
Terima kasih atas tanggapannya. Dalam diskusi once saved always saved, keselamatan diartikan sebagai keselamatan kekal. Bagi yang percaya akan doktrin ini, maka mereka akan menyatukan antara iman dan perbuatan sebagai satu paket yang tak terpisahkan. Sejauh diartikan bahwa iman tak terpisahkan dari kasih, maka sebenarnya peran iman dalam keselamatan hampir mirip dengan pengertian Gereja Katolik, yang telah dibahas di sini (silakan klik). Namun, keselamatan juga menyangkut banyak hal, seperti baptisan, rahmat Allah, dll. Oleh karena itu, keselamatan menurut konsep Gereja Katolik dapat disarikan sebagai berikut:
1) Internal supernatural grace is absolutely necessary for the beginning of faith and salvation.
2) Without the special help of God, the justified cannot persevere to the end in justification.
3) The causes of Justification. (Defined by the Council of Trent) :
a) The final cause is the honour of God and of Christ and the eternal life of men.
b) The efficient cause is the mercy of God.
c) The meritorious cause is Jesus Christ, who as mediator between God and men, has made atonement for us and merited the grace by which we are justified.
d) The instrumental cause of the first justification is the Sacrament of Baptism. Thus it defines that Faith is a necessary precondition for justification (of adults).
e) The formal cause is God’s Justice, not by which He Himself is just, but which He makes us just, that is, Sanctifying Grace.
4) The justification of an adult is not possible without faith.
5) Besides faith, further acts of disposition must be present.
6) Baptism confers the grace of justification.
Kalau diumpakan iman adalah tiket atau kunci keselamatan memang ada benarnya, namun kasih, baptisan, Gereja Katolik, sakramen, adalah syarat untuk dapat sampai ke pintu tersebut. Semoga dapat memperjelas.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Salam Damia
Apakah Tuhan Yesus menggagalkan janjiNya sendiri ? tentu tidak. keselamatan adalah anugrah, benar? kita di kasih pilihan ikut Tuhan Yesus atau di luar Tuhan Yesus saya tidak setuju kalau orang kristen berpegang dengan sekali selamat tetap selamat, itu yg bikin orang jahat atau yg tidak mengenal Tuhan Yesus bertobat hanya utk bisa diselamatkan , keselamatan utk selamanya hanya bagai mana kita mempertahankannya ,kita hidup dalam dunia dan kita hidup dalam tubuh jasmani berbuat kesalahan atau dosa itu pasti akan tetap terjadi tetapi ketika sadar dan kita minta ampun Tuhan pasti mengampuni kan Tuhan Yesus bilang sendiri di Yohanes 1 kita di jadikan anak2 Tuhan masa anak2 Tuhan sendiri di abaikan atau mana mkn janji Tuhan sama anak2Nya walau anak2Nya bkn salah Tuhan tidak mau selamatkan? tetapi kalau orang yg sudah tau kebenaran dan tiba2 hidupnya berubah apakah keselamatannya akan hilang tentu tidak tetapi kalau orang itu tidak bertobat dan meninggal ya urusannya ama Tuhan tidak ada seorang pun yg bisa mengatakan kemana orang tersebut pergi. saya rasa perkataan martin Luther di pakai senjata bahwa semua orang kristen memegang prinsip itu saya tidak setuju karena kenyataannya banyak orang protestan yg belajar utk hidup takut akan Tuhan bukan hidup takut dan menurut kepada apa kata gereja?
Shalom Adri A,
Terima kasih atas tanggapannya. Saya akan mencoba melanjutkan diskusi ini. Sebelum saya memberikan jawaban, maka saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan berikut ini kepada Adri.
1) Apakah seseorang yang telah menerima Tuhan Yesus – dengan penyesalan, pertobatan, dan menerima Yesus sebagai juru selamat pribadi – dapat kehilangan keselamatannya kalau dia tidak bertahan dalam kekudusan sampai akhir hidupnya? Kalau ya apakah alasannya dan kalau tidak apakah alasannya.
2) Apakah anda setuju dengan doktrin “faith alone“, yang percaya bahwa kita diselamatkan hanya karena iman saja? Dan apakah alasannya? Mungkin ada baiknya anda memberikan definisi kata “iman“.
3) Apakah anda percaya akan doktrin “once saved, always saved“? Kapankah doktrin ini mulai dikenal? apakah anda dapat menemukan doktrin ini pada jemaat awal, sebelum abad 15?
Setelah anda menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka saya akan menjawab semua pernyataan anda. Dengan demikian, diskusi dapat berjalan secara terarah. Semoga dapat dimengerti.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Salam Damai sejahtera,
Baik, saya akan jawab pertanyaan2nya tp sebelum saya jawab pertanyaannya ada satu pertanyaan ” di katakan 1) Apakah seseorang yang telah menerima Tuhan Yesus – dengan penyesalan, pertobatan, dan menerima Yesus sebagai juru selamat pribadi – dapat kehilangan keselamatannya kalau dia tidak bertahan dalam kekudusan sampai akhir hidupnya? hidup dalam kekudusan itu seperti apa ya stefanus?
Shalom Adri,
Terima kasih atas tanggapannya. Mungkin agar lebih mudah, saya hilangkan kata kekudusan di point 1 dan saya tambahkan sesuatu di point 3, sehingga pertanyaannya adalah sebagai berikut:
1) Apakah seseorang yang telah menerima Tuhan Yesus – dengan penyesalan, pertobatan, dan menerima Yesus sebagai juru selamat pribadi – dapat kehilangan keselamatannya? Kalau ya apakah alasannya dan kalau tidak apakah alasannya.
2) Apakah anda setuju dengan doktrin “faith alone“, yang percaya bahwa kita diselamatkan hanya karena iman saja? Dan apakah alasannya? Mungkin ada baiknya anda memberikan definisi kata “iman“.
3) Apakah anda percaya akan doktrin “once saved, always saved“? Kapankah doktrin ini mulai dikenal? apakah anda dapat menemukan doktrin ini pada jemaat awal, sebelum abad 15? Kalau anda tidak menemukannya, apakah yang dipercayai oleh jemaat sebelum abad 15?
Terima kasih atas kesempatannya berdiskusi dengan anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Salam,
Untuk yang no 1 , apakah orang yg lahir baru bisa kehilangan keselamatannya jawabannya ya.. di firman Tuhan di katakan klo kita mendukakan Roh Kudus tidak bisa di ampuni lagi
Untuk yang no 2 , Ya saya percaya dengan iman kita di selamatkan firman Tuhan mengatakannya sendiri dan keselamatan itu anugrah dan itu kita dapatkan dari pengorbanan Tuhan Yesus di salib, dan saya mau tambahkan bahwa iman tanpa perbuatan hakekatnya adalah mati ( bukan dengan perbuatan baik kita ) tetapi kita harus berbuah karena sudah dan tau keselamatan ya bagikan kesalamatan itu. Iman buat saya adalah Ya dan benar
Untuk yg no 3 , Saya percaya klo Once saved always saved dengan catatan tidak mendukakkan Roh Kudus, saya tidak percaya klo ini adalah doktrin krn orang kristen lahir baru tidak percaya once saved always saved adalah doktrin kita percaya kepada anugrah to be honest siapa yg ada di dunia ini yg tidak akan melakukan dosa? tidak ada yg terkecuali, orang yg percaya mempunyai Roh Kudus dan Roh Kudus itu yg akan mengingatkan kita apa yg telah kita lakukan dan kalau kita minta ampun Tuhan pasti akan mengampuni. Saya tidak mengerti sejarah saya percaya gereja katolik lebih mengenal dan mendalami soal sejarah tp kalau saya hanya ikut kata Firman Tuhan aja deh yg ada di dalam alkitab karena saya belajar utk mengerti kehendak Tuhan dari setiap kata2 Firman Tuhan bukan dari sejarah
Shalom Adri A,
Terima kasih atas jawabannya. Mari kita melihat jawaban-jawaban dari Adri. Kalau kita menganalisa jawaban tersebut, maka Adri sebenarnya juga dapat melihat bahwa orang yang telah lahir baru juga dapat kehilangan keselamatannya, yaitu kalau orang tersebut menghujat Roh Kudus (lih. Mt 12:32). Apa yang Adri katakan di point 2 adalah apa yang dipercayai oleh Gereja Katolik, bahwa keselamatan adalah suatu anugerah yang mengalir dari misteri Paskah. Dan tentu saja iman adalah perlu untuk keselamatan, namun Alkitab tidak pernah mengatakan bahwa karena iman SAJA, maka kita diselamatkan. Dan hal ini secara tidak langsung disadari oleh Adri, dengan mengatakan bahwa iman harus berbuah. (lih. Why 20:12)
Rasul Yakobus mengatakan bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Perbuatan apa? perbuatan kasih, yaitu mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama atas dasar kasih kepada Allah. Dengan demikian, seseorang yang mengatakan bahwa dia lahir baru namun tidak bertumbuh dalam kasih atau kekudusan, dia tidak dapat diselamatkan. Ini berarti, keselamatan adalah suatu proses sampai kita meninggal. Kita mendapatkan suatu kepastian bahwa kalau kita beriman, menempatkan kebenaran di atas segalanya (konsep baptisan, Gereja Katolik, kekudusan, dll), setia kepada Kristus sampai pada akhirnya, kita akan memperoleh keselamatan. Dengan demikian, keselamatan adalah sesuatu yang lampau, sedang dan akan datang.
Karena keselamatan adalah suatu proses, maka tidaklah mungkin ajaran once saved, always saved adalah benar. Tentu saja dari kacamata Tuhan hal tersebut adalah sesuatu yang benar, karena Dia tahu secara persis, siapa saja yang akan mendapatkan keselamatan. Namun, dari kacamata manusia, kita tidak pernah tahu bahwa seseorang pasti selamat, apalagi dengan mengatakan bahwa setelah lahir baru, seseorang pasti selamat, tidak perduli apa yang dilakukannya di dunia ini. Untuk mengatakan bahwa once saved always saved, berarti akan bertentangan dengan jawaban dari Adri di point 1 – yaitu manusia yang lahir baru dapat kehilangan keselamatannya kalau dia menghujat Roh Kudus – dan point 2 – yaitu iman harus disertai dengan perbuatan, karena kalau tidak iman tersebut adalah mati.
Mungkin dalam diskusi ini, kita tidak perlu berdiskusi tentang sejarah, walaupun dengan belajar sejarah, kita akan dapat melihat bahwa doktrin once saved always saved tidaklah dipercayai oleh jemaat perdana. Kita dapat berfokus pada ayat-ayat Alkitab. Demikian jawaban singkat saya. Semoga dapat memperjelas posisi Gereja Katolik tentang keselamatan. Kalau Adri punya waktu untuk membaca dialog panjang, silakan melihat dialog tentang keselamatan dalam hubungannya dengan iman dan Baptisan di sini – silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Salam Damai,
Saya mengerti posis gereja katolik tentang keselamatan, walau menurut saya keselamatan yg di ajarkan tidak bisa memberikan kepastian yg pasti karena menurut saya dan kata alkitab yg saya tau hanya ada dua jawaban ya/tidak. Saya ingin menegaskan bahwa orang yg sudah mengenal kebenaran Firman Tuhan tidak mengenal namanya doktrin once saved always saved tetapi orang yg lahir baru sudah mempunya jaminan keselamatan malah di Yohanes dikatakan menjadi anak2Nya Tuhan, kita liat penjahat yang ada di sebelah kanannya Tuhan Yesus di detik terakhir hidupnya yg klo kita lihat ngak pantas dia di ajak Tuhan Yesus ke taman Firdaus bukan kah dia beriman bahwa Tuhan Yesus tidak berdosa dan tidak pantas menerima hukuman bukan kah ini contoh bahwa iman menyelamatkan?
Sekali lagi Orang yg lahir baru punya jaminan keselamatan dan sudah di cap jadi anak2 nya Tuhan tetapi orang yg lahir baru yg sudah mengenal kebenaran Firman Tuhan harus berbuah nyatakan kebenaran walau kebenaran itu menyakitkan bertumbuh dan spt pak stevanus bilang harus punya kasih Kristus, Seperti pembicaraan Tuhan Yesus dengan nikodemus ketika Tuhan Yesus bilang kalau tidak di lahirkan kembali tidak bisa melihat kerajaan sorga kalau di rumuskan: Bertobat + Menerima Tuhan Yesus sebagai juru selamat = Keselamatan dan nikodemus sebagai pengajar atau ahli alkitab tidak mengerti apa yg Tuhan Yesus maksudkan.
Shalom Adri A,
Terima kasih atas tanggapannya. Untuk pembahasan tentang penjahat yang bertobat dan penolakan terhadap dogma once saved always saved, dapat dilihat di sini – silakan klik. Kalau memang Adri percaya bahwa jawabannya “ya / tidak”, maka sebenarnya Adri telah menjawab bahwa orang yang lahir baru dapat kehilangan keselamatannya di jawaban sebelumnya. Oleh karena itu, Adri tidak setuju dengan dogma once saved always saved, yang diajarkan oleh John Calvin. Namun, di satu sisi Adri juga mengatakan “Sekali lagi Orang yg lahir baru punya jaminan keselamatan.” Jadi di sini Adri harus mengambil keputusan apakah seseorang yang lahir baru dapat kehilangan keselamatan atau tidak. Kalau tidak mungkin kehilangan keselamatan apakah alasannya dan kalau mungkin, apakah alasannya? Apakah maksud jaminan di kalimat tersebut adalah tidak mungkin kehilangan keselamatannya?
Adri mengatakan “Bertobat + Menerima Tuhan Yesus sebagai juru selamat = Keselamatan.” Pertanyaannya tetap sama, apakah orang yang telah bertobat dan telah menerima Yesus sebagai juru selamat dapat kehilangan keselamatannya atau tidak?
Cobalah Adri menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya beri warna merah.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Salam Damai sejahtra juga,
Pa stefanus jawaban saya sangat simple sekali selamat tetap selamat dalam arti kita sudah berubah dari gelap masuk kedalam terang dan dikatakan dalam Firman Tuhan kita jadi anak2Nya dan apa kita selesai sampe di situ? tentu tidak kita harus berbuah kita harus bersaksi kita harus memperlihatkan kasih seorang yg percaya yaitu kasih Kristus agape kepada orang yg blm mengenal Tuhan Yesus dan blm lahir baru supaya mereka mengerti bahwa Tuhan Yesus adalah juru selamat, nah ini yang di maksud kerjakan keselamatanmu kalau hanya sebatas perbuatan baik dan kasih apakah itu cukup saya katakan tidak cukup karena kita semua tau mengikut Kristus harus siap memikul salib Kristus kan di Yoh 3:16 jelas2 dikatakan …. barang siapa percaya kepadaNya tidak binasa melainkan memperoleh hidup yg kekal pembicaraan dgn Nikodemus pun sangat jelas, klo orang lahir baru pun pasti akan jatuh dalam dosa tp kalau minta ampun ya dia di amuni orang yg lahir baru kehilangan keselamatannya ya tentu bisa klo dia menghujat Roh Kudus seperti yg sudah sampaikan sebelumnya, sekarang proses orang masuk ke surga menurut gereja katolik perlu dengan perjuangan dan pertolongan berkesan tahap pertama minta bunda maria utk menyampaikan permohonan kepada Tuhan Yesus yg kedua harus mengalami api penyucian sedangkan proses yg Tuhan Yesus jelaskan adalah pertobatan dan mengakui Tuhan Yesus sebagai Allah dan juruselamat satu lagi saya lupa ayatnya di mana ” mengatakan soal nama kita tertulis di buku kehidupan” nah loh klo nama kita tertulis di buku kehidupan kita selamat kalau tidak tertulis di buku kehidupan ” go to lake of fire ” lalu siapa yang akan menolong? nah itu jawaban yg saya bisa kasih lahir baru menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat utk kita mendaftarkan diri jadi warga sorga di buku kehidupan klo di coret dari buku kehidupan ya karena kita menghujat Roh Kudus.Pastikan nama kita tertulis di buku kehidupan.
Shalom Adri A,
Terima kasih atas jawabannya. Adri menjawab “sekali selamat tetap selamat dalam arti kita sudah berubah dari gelap masuk kedalam terang dan dikatakan dalam Firman Tuhan kita jadi anak2Nya” ketika saya bertanya “apakah orang yang telah bertobat dan telah menerima Yesus sebagai juru selamat dapat kehilangan keselamatannya atau tidak?“. Namun, di jawaban sebelumnya, Adri mengatakan “Untuk yang no 1 , apakah orang yg lahir baru bisa kehilangan keselamatannya jawabannya ya.. di firman Tuhan di katakan klo kita mendukakan Roh Kudus tidak bisa di ampuni lagi” di sini – silakan klik.
Untuk itu, mari kita memberikan definisi bahwa keselamatan yang dimaksud pada doktrin “once saved always saved” mengacu kepada keselamatan kekal. Dengan definisi ini, saya bertanya sekali lagi “apakah orang yang telah bertobat dan telah menerima Yesus sebagai juru selamat dapat kehilangan keselamatan kekalnya atau tidak?” Silakan menjawab dengan “ya” atau “tidak” disertai dengan alasannya. Kalau Adri mengatakan “ya”, maka inilah yang dipercayai oleh Gereja Katolik dan dengan demikian kita berdua setuju sampai tahap ini, namun pada saat yang bersamaan anda tidak menyetujui apa yang dikatakan oleh John Calvin.
Anda mengatakan “proses orang masuk ke surga menurut gereja katolik perlu dengan perjuangan dan pertolongan berkesan tahap pertama minta bunda maria utk menyampaikan permohonan kepada Tuhan Yesus yg kedua harus mengalami api penyucian“. Saya tidak ingin membahas hal ini di sini, karena topik dialog kita adalah apakah benar sekali diselamatkan tetap selamat. Kalau anda mau berdiskusi tentang topik yang lain, silakan melihat dialog panjang tentang peran santa-santo di sini – silakan klik dan tentang Api Penyucian di sini – silakan klik. Jadi, mari kita selesaikan dialog tentang topik apakah doktrin once saved always saved adalah benar atau tidak.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Salam Kasih juga,
Diskusi panjang lebar ternyata pa stefanus hanya ingin tahu apa saya setuju dengan doktrin once saved always saved, saya tidak setuju sampai sekarang tidak ada penginjil atau pendeta dan hamba2 Tuhan yang mengajarkan doktrin ini tp yang saya tahu dalam Firman Tuhan disampaikan yg namanya tidak tertulis di buku kehidupan ya harus menghadapi lautan api neraka, kalau menurut pa stefanus bagaimana caranya supaya nama kita tertulis di buku kehidupan, kalau kata Firman Tuhan Lahir baru dan bertobat, hidup dalam Tuhan itu yg di percaya atau doktrin orang2 yang lahir baru :)
Shalom Adri A,
Terima kasih atas tanggapannya. Dengan mengkonfirmasi bahwa anda tidak setuju dengan “once salved always saved“, maka anda akan setuju bahwa “sola fide” juga tidak benar, karena kita melihat dalam kenyataan bahwa ada umat yang telah lahir baru, namun tidak setia sampai akhir hayatnya. Kalau anda diskusikan dengan teman-teman anda dari denominasi Kristen yang lain, maka ada banyak yang tidak setuju dengan anda. Konsep keselamatan menurut Gereja Katolik dapat dilihat dalam beberapa diskusi ini:
Silakan membaca beberapa topik di atas. Setelah membaca dan kemudian menemukan sesuatu yang anda tidak setuju, silakan menyampaikannya kepada kami.
Secara prinsip, Gereja Katolik melihat keselamatan sebagai:
1) Gereja Katolik, berpegang pada ajaran Alkitab, percaya bahwa keselamatan adalah suatu yang telah (past), sedang (present), dan akan datang (future):
Telah diselamatkan (Rom 8:24; Ef 2:5,8; 2 Tim 1:9; Tit 3:5)
Sedang dalam proses (1 Kor 1:18; 2 Kor 2:15; Fil. 2:12; 1 Pet 1:9)
Akan diselamatkan (Mt 10:22, 24:13; Mk 13:13; Mk 16:16; Kis 15:11; Rm 5:9-10; Rm 13:11; 1 Kor 3:15; 2 Tim. 2:11-12; Ibr. 9:28).
2) Beberapa prinsip dalam hubungannya dengan keselamatan:
a) Internal supernatural grace is absolutely necessary for the beginning of faith and salvation.
b) Without the special help of God, the justified cannot persevere to the end in justification.
c) The causes of Justification. (Defined by the Council of Trent) :
1) The final cause is the honour of God and of Christ and the eternal life of men.
2) The efficient cause is the mercy of God.
3) The meritorious cause is Jesus Christ, who as mediator between God and men, has made atonement for us and merited the grace by which we are justified.
4) The instrumental cause of the first justification is the Sacrament of Baptism. Thus it defines that Faith is a necessary precondition for justification (of adults).
5) The formal cause is God’s Justice, not by which He Himself is just, but which He makes us just, that is, Sanctifying Grace.
d) The justification of an adult is not possible without faith.
e) Besides faith, further acts of disposition must be present.
f) Baptism confers the grace of justification.
Dari prinsip-prinsip di atas, Gereja Katolik secara tegas menolak pengajaran once saved always saved dan sola fide yang terpisah dari kasih.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shalom katolisitas.org
Mohon maaf sebelumnya, saya hanya seorang awam, namun saya percaya dan pegangan saya yg sangat sederhana saja, lihat surat Yakobus 2 : 14 – 26 sbb :
yakobus 2 : 14 Apakah gunanya, saudara-saudara-ku,jika seorang mengatakan,bahwa ia mempunyai iman,padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkan iman itu menyelamatkan dia ?
Yakobus 2 : 15 Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari,
Yakobus 2 : 16 dan seorang dari antara kamu berkata :”Selamat jalan,kenakan kain panas dan makanlah sampai kenyang!”, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu ?
Yakobus 2 : 17 Demikian juga halnya dengan iman : Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.—————————————————————————————————-
Yakobus 2 : 18 Tetapi mungkin ada orang berkata :”Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan”, aku akan menjawab dia : “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.”
Yakobus 2 : 19 Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? itu baik! TETAPI SETAN-SETAN PUN JUGA PERCAYA AKAN HAL ITU DAN MEREKA GEMETAR.-
Yakobus 2 : 20 hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?
Yakobus 2 : 21 Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak anaknya, di atas mezbah ?
Yakobus 2 : 22 Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.-( DIULANGI LAGI DGN BERTERIAK : IMAN BEKERJASAMA DENGAN PERBUATAN-PERBUATAN DAN OLEH PERBUATAN-PERBUATAN ITU IMAN MENJADI SEMPURNA )
Yakobus 2 : 23 Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan : ” Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Karena itu Abrahamdisebut :”Sahabat Allah.”
Yakobus 2 : 24 Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman (diulangi lagi sambil berteriak : JADI KAMU LIHAT, BAHWA MANUSIA DIBENARKAN KARENA PERBUATAN-PERBUATANNYA DAN BUKAN HANYA KARENA IMAN.-)
Yakobus 2 : 25 Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain ?
Yakobus 2 : 26 Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.-
Terakhir ayat yang menyentuh hati saya dan sudah barang tentu harus dengan bukti perbuatan-perbuatan :
Ibrani 12 : 14 Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.-
Demikianlah komentar saya ini, dan jika ada kesalahan-kesalahan mohon situs : katolisitas.org dapat memperbaikinya.-
Salam damai dan kasih.-
Adnilem Sg
Shalom Adnilem,
Ya, anda benar, bahwa memang iman tidak dapat dipisahkan dari perbuatan kasih; dan hanya iman yang demikianlah yang menyelamatkan. Surat Rasul Yakobus sangat jelas mengajarkan hal ini. Maka,
Gereja Katolik tidak pernah memisahkan iman dari perbuatan, demikian juga pertobatan, Pembaptisan sebagai kesatuan dengan kasih karunia Allah yang menyelamatkan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Ibu inggrid yg terkasih dalam Tuhan,
Tuhan Yesus mengatakan sendiri barang siapa yg percaya kepadaNya tidak akan binasa melainkan akan beroleh hidup yg kekal, Akulah jalan kebenaran dan hidup tidak seorang dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku, banyak perkataan Tuhan Yesus yg menyatakan percaya kepadaNya kita tidak binasa atau beroleh hidup kekal jadi rasanya kalau di tanya apa kamu pasti selamat ya kita harus bisa berani jawab ya saya pasti selamat , klo di tanya kenapa? ya Tuhan Yesus sendiri yg berani menjanjikan semuanya itu, permasalahannya hanya bagai mana kita mempertahannkannya dan nama kita tertulis di buku kehidupan karena Tuhan Yesus sudah menyediakan semuanya buat kita, saya tidak setuju klo menyelamatkan manusia itu hak Tuhan nanti iblis protes dong ama Tuhan Kematian Tuhan Yesus di salib itu aja di katakan anugrah yg melancarkan hubungan manusia dan Tuhan menjadi tanpa batas dan kuasa maut tidak berlaku lagi. Kalau begitu pengejaran yg di ajarkan orang kristen pembaharuan yang lahir baru tentang keselamatan dan iman keyakinan bahwa keselamatan itu pasti bagi orang yg percaya/ anak2 Tuhan kurang akurat? Dikatakan bahwa Tuhan Yesus bi;lang Aku akan membangun gereja diatas batu karang ( petrus ) apakah petrus pun mengajarkan doa2 minta pertolongan kepada santo2 dan santa2 doa novena dan rosario atau ini dari Tuhan Yesus sendiri?.
Shalom Adri,
Saya baru saja mem-poskan artikel terbaru tentang “Sekali selamat tetap selamat?” di atas, silakan klik. Silakan membacanya, semoga dapat menjawab pertanyaan anda, dan anda dapat mengetahui ajaran Gereja Katolik mengenai hal ini, sesuai dengan Kitab Suci dan ajaran para rasul dan Bapa Gereja dalam Tradisi Suci.
Permohonan doa para orang kudus itu berhubungan dengan ajaran tentang persekutuan orang kudus, yang kita ucapkan dalam Syahadat Para Rasul. Ajaran tentang persekutuan orang kudus ini memang diajarkan oleh para rasul, dan merupakan bagian dari Tradisi Suci yang diajarkan oleh para Bapa Gereja. Hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik. Gereja Katolik mengajarkan Tradisi Suci sebagai kesatuan dengan Kitab Suci dalam menyampaikan kebenaran iman Kristiani. Saya belum lama menjawab keberatan seorang pembaca Protestan yang serupa dengan pertanyaan anda, silakan anda membacanya di sini, silakan klik.
Sedangkan mengenai asal usul doa rosario, telah dibahas di sini, silakan klik. Doa rosario memang tidak berasal dari jaman para rasul, namun telah berakar lama dalam umat beriman. Awalnya mereka menggunakan 150 butir manik- manik untuk mendaraskan ke 150 Mazmur, kemudian untuk mengulangi doa Bapa Kami, sampai akhirnya untuk mendoakan doa Salam Maria, diselingi doa Bapa Kami sambil merenungkan peristiwa- peristiwa hidup Yesus. Permenungan akan hidup Yesus inilah yang menjadi “jiwa” dari doa rosario; sehingga dengan kesatuannya dengan doa Salam Maria maka doa rosario menjadi doa yang Alkitabiahn dan sangat baik untuk menumbuhkan iman seseorang. Tentang hal ini sudah dibahas di sini, silakan klik
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Comments are closed.