Tuhan,
Senyuman sekarang sangat mahal,
seperti harga kebutuhan hidup
yang semakin hari semakin meroket,
yang tak terjangkau tangan manusia biasa.
Senyuman semakin sulit ditemui.
Semua asyik dengan dirinya sendiri.
Jari-jari kanan dan kiri menari-nari di android,
sambil tersenyum sendiri.
Manusia bisa tersenyum dengan barang mati,
tetapi tiada interaksi dengan sesama di sekitar kehidupan ini.
Manusia sudah menjadi seperti mannequin, patung pemajang pakaian,
cantik dan indah karena penampilan, tetapi tanpa jiwa.
Manusia dingin tanpa hati.
Tuhan,
Ijinkan aku memandang luka-luka-Mu sebagai refleksi,
untuk menyembuhkan kebekuan hati.
Mahkota duri di kepala-Mu,
melambangkan luka di pikiran,
karena dosa–dosa lahir dari pikiran.
Engkau menginginkan pikiran,
terisi belas kasihan, jauh dari pikiran jahat,
yang akan membawa kebencian.
Engkau menginginkan aku berpikir baik tentang sesamaku,
sebagai awal bersemayamnya kasih.
Luka di tangan kanan-Mu,
melambangkan luka-luka manusia
yang ditanggungnya akibat pencurian, tamparan
dan pukulan karena kemarahan atau kebencian.
Luka di tangan kiri-Mu,
melambangkan luka orang-orang kecil
karena dianggap tidak penting sehingga tidak dipedulikan,
ketika berteriak minta tolong.
Luka di kedua kaki-Mu,
melambangkan hilangnya keselamatan,
dari mereka yang meninggalkan Gereja dan ajaran-Mu.
Itu terjadi karena kefrustasian terhadap kehidupan
dan tiada teladan dari sesama pengikut Tuhan.
Kematian-Mu di Salib,
menyatukan diri-Mu dengan semua orang yang menghadapi jalan buntu.
Luka di lambung-Mu yang mengalirkan darah dan air,
melambangkan bangkitnya daya kehidupan yang telah hilang.
Daya kehidupan itu kini nyata dalam senyuman.
Senyuman adalah harta termahal
yang dapat kita bagikan dengan sangat mudah.
Senyuman itu menyehatkan,
senyuman itu adalah ibadah.
Senyuman adalah satu-satunya persembahan yang dapat diberikan kepada sesama
di saat kesukaran.
Senyuman menggugah yang tertidur.
dan menguatkan yang loyo.
Darah dan Air, yang telah memancar dari hati Yesus sebagai sumber Kerahiman bagi kami,
Engkaulah andalanku.
Tuhan Memberkati
Oleh Pst Felix Supranto, SS.CC