Proses dan tantangan dalam katekese

Pertanyaan:

Pak Stef yang baik… Salam dalam Kristus
Mengapa menjadi Katolik kok susah ya.. khususnya bagi orang yang tidak terpelajar (illiterate)… di daerah asal istri saya (kepulauan) masih banyak orang dewasa yang buta huruf dan kebanyakan dari suku tionghoa yang totok sehingga bicara bahasa indonesia saja sepotong2 campur bahasa melayu lagi.. (herankan… hare gini masih ada yang buta huruf? tapi ini fakta lho), tetapi bukan berarti gereja tidak dapat bertumbuh di antara mereka, banyak sekali gereja (tentunya non Katolik) disana…

setelah saya selidiki … memang untuk urusan “menjaring jiwa” saya harus angkat 2 jempol kepada saudara kita dari Kristen non Katolik, mereka begitu agresif dalam pewartaan bagi semua orang termasuk yang tak terpelajar.. dan begitu mereka menyatakan mantap menjadi Kristen, maka langsung diBaptis selam… jadilah mereka seorang Kristen…

Coba bandingkan dengan menjadi Katolik… harus mengikuti katekumen dulu selama lebih kurang 1 tahun
harus menghafal doa2 wajib, menghayati hukum gereja, mengerti tata cara perayaan Ekaristi yang mungkin bagi mereka sangat rumit dan melelahkan (bagaimana tidak baca saja susah…)sehingga akibatnya gereja Katolik “tidak populer” diantara mereka, atau… apakah gereja Katolik hanya untuk mereka yang pernah mengecap bangku sekolah dan secara eksklusif berdiri di kota-kota besar saja… mohon tanggapannya terima kasih – Tormento

Jawaban:

Shalom Bapak Tormento yang dikasihi Tuhan,
Terimakasih atas pengamatan Pak Tormento terhadap Gereja Katolik dan penginjilan yang dilakukannya. Ini menunjukkan bahwa Pak Tormento mengasihi Gereja Katolik. Mari kita melihat pertanyaan-pertanyaan Pak Tormento.

I. Proses Katekese untuk menjadi seorang Katolik
.

  1. Untuk daerah-daerah yang mempunyai kendala dalam hal bahasa dan komunikasi, memang menjadi tantangan tersendiri bagi Gereja Katolik untuk mewartakan kabar gembira kepada mereka. kita bersama-sama harus berdoa agar muncul katekis-katekis baru yang dapat mengerti bahasa lokal, sehingga komunikasi tidak lagi menjadi kendala. Tidak dapat membaca, tidak menghalangi mereka untuk menjadi murid Kristus. Kita melihat bahwa sebelum abad ke-12, mayoritas bangsa-bangsa di Eropa tidak dapat membaca dan menulis. Namun pada abad-abad tersebut kekristenan dapat berkembang dengan baik. Jadi, tidak benar bahwa Gereja Katolik hanya untuk konsumsi orang-orang yang berpendidikan. Jangan lupa juga bahwa Paus kita yang pertama, St. Petrus, dan juga para rasul adalah orang-orang yang datang dari kalangan yang sederhana.
  2. Namun tentu saja menjadi tantangan bagaimana Pastor atau para katekis dapat menyampaikan pengajaran kepada mereka dengan baik. Mungkin mereka harus mempunyai bahan-bahan pengajaran yang banyak gambar, video, dll. Mengapa Gereja tidak dapat memperbolehkan seseorang langsung dibaptis (kecuali dalam kondisi darurat), walaupun mereka telah percaya? Gereja percaya bahwa seseorang tidak dapat mengasihi kalau tidak tahu. Bagaimana seseorang dapat merayakan dan mengasihi Ekaristi, kalau dia tidak tahu bahwa di dalam Ekaristi, Yesus sendiri yang menjadi Korban dan penderitaan Kristus yang sama dihadirkan kembali. Untuk itulah diperlukan waktu untuk belajar tentang iman Katolik dengan baik.
    Ini terjadi dalam komunitas-komunitas yang lain, seperti kalau kita masuk ke universitas, maka kita menjalani suatu proses inisiasi. Baptisan adalah suatu rahmat yang begitu besar, karena seseorang menerima rahmat kekudusan dan dengan demikian menjadi anak Allah melalui Kristus, dan pada saat yang bersamaan menjadi anggota Gereja. Dalam perkembangan proses katekese, dahulu orang harus belajar selama tiga tahun baru dapat dibaptis.
  3. Jadi sebenarnya, dalam proses katekese yang sekarang, yaitu sekitar satu tahun, merupakan suatu proses bagi katekumen (calon baptis) untuk semakin menghayati apakah yang benar-benar dipercayai oleh Gereja Katolik. Dan setelah mereka tahu tentang iman Katolik, percaya, dan mempunyai tekad yang teguh untuk menjalankannya, serta secara sadar ingin bersatu dengan Kristus dan Gereja-Nya, maka mereka dapat dibaptis. Secara prinsip, satu tahun (atau waktu yang ditentukan oleh keuskupan setempat) adalah waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan calon baptis, walaupun tentu saja ada beberapa pengecualian, misalkan: untuk orang-orang yang lanjut usia, atau dalam kondisi-kondisi khusus.
  4. Yang perlu diajarkan kepada katekumen sebelum dibaptis: Apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik dapat dilihat di dalam Katekismus Gereja Katolik, yang terdiri dari empat pilar yang semuanya bersumber pada Kristus, yaitu:
    • Aku Percaya (apakah yang dipercayai atau diimani oleh Gereja)
    • Sakramen (bagaimana untuk merayakan apa yang kita percayai)
    • Ajaran bagaimana untuk Hidup dalam Kristus atau Moral (bagaimana hidup sesuai dengan apa yang dipercayai)
    • Doa (bagaimana untuk mendapatkan kekuatan dalam menjalankan ajaran Allah serta bagaimana untuk mendapatkan relasi pribadi dengan Allah).
      Jadi dari empat pilar ini, kita melihat adanya dimensi vertikal dan horisontal, dimensi pribadi dan komunitas, fokus terhadap pribadi Kristus dan bagaimana untuk mengikuti Kristus dengan baik dengan bergantung pada rahmat Allah dan kerjasama dari kita masing-masing terhadap rahmat Allah.

II. Tantangan bagi proses katekese:

  1. Yang menjadi masalah adalah, seringkali, walaupun sudah dipersiapkan selama satu tahun, banyak dari antara mereka yang tidak benar-benar mengerti tentang iman Katolik yang benar, sehingga mudah sekali bagi mereka untuk berpindah agama. Sungguh suatu hal yang memprihatinkan. Kita bersama-sama dengan hirarki harus memikirkan bagaimana caranya agar Gereja melalui para katekis dan para Pastor dapat membuat katekumen benar-benar tahu dan mengasihi iman Katolik. Mungkin program yang dipakai sama, namun cara menyampaikannya yang berbeda, atau kalau memang diperlukan, programnya dapat diperbaiki. Dan semua ini tidak lepas dari pentingnya untuk melatih para katekis, sehingga mereka dapat menyampaikan kebenaran secara lebih efektif dan lebih baik.
  2. Semoga Tuhan memberikan kebijaksanaan kepada para Pastor dan para katekis, agar mereka dapat benar-benar memberikan pengajaran yang baik bagi para calon baptis.
  3. KIta tentu saja dapat belajar dari gereja-gereja lain, bagaimana agar para calon baptis benar-benar dapat mencintai Sabda Allah, dan agar Sabda Allah ini juga dapat mewarnai kehidupan mereka setelah dibaptis.

III. Menjadi seorang Katolik yang baik lebih sulit daripada proses katekese untuk dibaptis.

  1. Kita bersama-sama harus mengambil bagian dalam karya evangelisasi ini. Kita dapat melakukannya dalam kapasitas kita masing-masing. Bagi Pak Tormento, dengan segala permasalahan kehidupan, namun Bapak terus bertahan di dalam Gereja Katolik, adalah suatu kesaksian yang baik. Kesetiaan ini tentu saja diperhitungkan oleh Tuhan, walaupun tentu saja semua orang berjuang untuk hidup lebih kudus setiap hari dan seringkali harus mengorbankan kesenangan diri kita.
  2. Kita juga tahu bahwa dalam kehidupan kita masing-masing bahwa tidak mudah untuk hidup kudus dan mengikuti semua perintah Tuhan. Kita sering jatuh bangun. Dan proses katekese selama satu tahun juga untuk mempersiapkan para calon baptis agar pada saat mengalami kesulitan dan penderitaan, mereka dapat terusbergantung kepada Tuhan.

Demikian jawaban yang dapat saya sampaikan. Mari kita bersama-sama berjuang untuk hidup kudus, sehingga kita dapat menjadi terang Kristus. Dan kita berdoa agar lebih banyak lagi katekis yang dapat mengajarkan iman Katolik yang begitu indah dengan baik.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – https://www.katolisitas.org

5 3 votes
Article Rating
19/12/2018
8 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Ryan09
Ryan09
13 years ago

Salam Bu Ingrid dan Pak Stef, Tulisan saya ini bukan pertanyaan tetapi hanya uneg2. Boleh ya. Saya tidak tahu mau dimasukkan ke kategori apa. Untuk sementara saya masukkan di sini saja, kalau kurang tepat silahkan untuk dipindah. Hm, bagaimana ya. Bukan maksud saya ingin membicarakan keburukan orang lain. Tetapi kalau memang tidak berkenan, silahkan di-delete saja. Tulisan ini hanya sekedar ingin mengungkapkan kegundahan/ keprihatinan khususnya terhadap kelakuan umat Katolik sendiri yang kurang/tidak menghormati perayaan Ekaristi Kudus. Saya hanya ingin mengungkapkan beberapa kasus saja: 1. Kasus pertama terjadi tgl 5 Juni 2011 tepat saat Hari komunikasi sedunia. Bertepatan dengan hari tersebut,… Read more »

Ryan09
Ryan09
Reply to  Stefanus Tay
13 years ago

Salam Bu Ingrid dan Pak Stef, Tentang pemasangan jammer HP kalau saya tidak keliru dahulu pernah dilakukan tetapi sekarang tidak lagi. Mungkin ada pro/kontra juga sehingga dilepas atau seperti yg dikatakan oleh Pak Stef bahwa itu dilakukan untuk jangka pendek saja sebagai pembelajaran. Cuma setelah dilepas, lambat laun kok kembali tidak tertib lagi. Barangkali memang butuh proses tidak sebentar ya? Memang pemasangan alat semacam ini tidak ideal sih menurut saya, ibarat pengguna jalan raya yg ugal-ugalan tidak mau mematuhi rambu2 jalan . Solusi terakhir ya “dipaksa” dengan memasang polisi tidur. Yang dilakukan gereja saat ini adalah selalu mengumumkan sebelum misa… Read more »

Tormento
Tormento
15 years ago

Pak Stef yang baik… Salam dalam Kristus Mengapa menjadi Katolik kok susah ya.. khususnya bagi orang yang tidak terpelajar (illiterate)… di daerah asal istri saya (kepulauan) masih banyak orang dewasa yang buta huruf dan kebanyakan dari suku tionghoa yang totok sehingga bicara bahasa indonesia saja sepotong2 campur bahasa melayu lagi.. (herankan… hare gini masih ada yang buta huruf? tapi ini fakta lho), tetapi bukan berarti gereja tidak dapat bertumbuh di antara mereka, banyak sekali gereja (tentunya non Katolik) disana… setelah saya selidiki … memang untuk urusan “menjaring jiwa” saya harus angkat 2 jempol kepada saudara kita dari Kristen non Katolik,… Read more »

Isa Inigo
Isa Inigo
Reply to  Stefanus Tay
15 years ago

Salam Bu Ingrid dan Pak Stef, Saya nimbrung pertanyaan Pak Tormento. Saya punya banyak tetangga Protestan, dari berbagai denominasi. Di kampung kami ada beberapa gereja Protestan berbagai denominasi. Anehnya, mereka cerita, tiap ada “baptisan baru”, sebenarnya hanyalah warga yang “pindah gereja’ dari aliran lain. Maka, sebenarnya tak ada penambahan jumlah orang Kristen Protestan walaupun rajin membaptis. Sudah dibaptis di satu gereja, namun jika mau masuk anggota gereja lain, karena tidak suka pada gereja asalnya, maka harus dibaptis lagi di gereja yg baru. Saya pernah pula diajak berkunjung ke penjara oleh pastor. Pastor mengadakan pengakuan dosa dan misa untuk yang Katolik.… Read more »

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
8
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x