chavez-crossCARACAS- Sebuah sumber terpercaya di Caracas, Venezuela, mengatakan bahwa sebelum Presiden Hugo Chavez meninggal dunia, ia telah menerima bimbingan rohani dan sakramen-sakramen di hari-hari terakhirnya.  Sementara kantor berita  CNA melaporkan, selama minggu-minggu terakhir hidupnya, Chavez meminta bimbingan rohani dan minta untuk diberikan sakramen.

Sejak  meraih kekuasaan tahun 1999, Chavez memiliki hubungan kurang baik dengan Gereja Katolik terkait  peringatan para uskup tentang risiko dan dampak agenda Sosialisnya. Tahun 2002, Chavez menuduh para uskup Venezuela menjadi “tumor” untuk tujuan revolusionernya dan meminta Vatikan tidak ikut campur tangan dalam urusan internal negaranya.

Tapi  Chavez mengejutkan media pada April 2012 ketika ia muncul di sebuah gereja Katolik di kampung halamannya di Barinas untuk menghadiri Misa selama Pekan Suci. Dia mengenakan rosario di lehernya dan berdoa untuk mohon kekuatan  melawan penyakit kanker yang dideritanya. Juli lalu, Chavez membuat permintaan secara publik untuk bertemu dengan para uskup.

Setelah Chavez wafat, Keuskupan Agung Caracas, yang dipimpin oleh  Jorge Kardinal Urosa yang saat ini sedang berada di Vatikan untuk konklaf, mengirim ucapan belasungkawa dan meminta agar seluruh bangsa membangun perdamaian dan harmoni. Dalam pada itu, Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Venezuela, Mgr Jesus Gonzalez de Zarate, menyerukan persatuan nasional. “Pada kesempatan ini marilah kita semua mengemukakan sentimen terbaik kita,” katanya dalam sebuah wawancara di televisi Venezuela.

“Kematian bukanlah akhir dari kehidupan kita,” tambahnya. “Kematian hanya membuka jalan untuk hidup kebahagiaan kekal, di sisi Allah Bapa kita.” (Reuters)