Tuhan,
Segalanya sudah carut marut,
Akibat sayatan setan pembawa maut.
Pisau keangkuhan terkalung.
Rasa kasing sayang pun telah hilang dalam hidup.
Banyak orang tak takut lagi akan neraka.
Kemenangan dunia menjadi segalanya.
Pikiran pun penuh dengan kemelut.
Wajah semakin kerut,
Bibir semakin cemberut,
Hidup semakin kecut.
Tuhan,
Engkau tidak membiarkan luka tak terbalut,
yang membuat sakitnya berlanjut.
Engkau mengalirkan kerahiman-Mu,
sebagi obat mujarab,
yang mengatasi maut.
Kerahiman-Mu tercurah melalui
bejana-bejana kerahiman-Mu, yang telah mengalami
cinta-Mu yang tak terhingga.
Maka, aku mohon kepadaMu:
Jadikan aku mata-Mu,
yang melihat kedalaman hati sesamaku
sehingga tidak mudah mengadilinya,
tetapi memandangnya dengan kasih sayang.
Jadikan aku telinga-Mu,
yang tidak cuek dengan keadaan.
Jadikan aku mulut-Mu,
yang mengampuni, meneguhkan, dan mendoakan sesamaku.
Jadikan aku tangan-Mu,
yang selalu berbuat baik,
dan
menerima tugas seberat apapun dengan kerelaan.
Jadikan aku hati-Mu,
yang peka terhadap penderitaan sesamaku,
walau mereka mungkin menyalahgunakan kebaikanku.
Jadikan aku kaki-Mu,
yang bergegas menolong sesamaku tanpa lelah.
Istirahatku sesungguhnya adalah melayani sesamaku.
Melayani sesama adalah sukacitaku.
Dengan demikian, kerahiman-Mu semakin luas
melingkupi sesamaku sehingga
mereka akhirnya berlutut kepadaMu,
Allah, Penyayang dan penuh Kerahiman.
Di sanalah kedamaian bersemayan dalam jiwa,
karena bersandar pada belas kasihan-Mu yang tak terhingga.
Amin
Oleh Pst Felix Supranto, SS.CC