Pertanyaan:
Salam Bu Ingrid dan Pak Stef Saya mau tanya, bagaimana dengan pasangan yang sebelum menikah sudah melakukan hubungan intim layaknya suami istri? Dan ketika mereka melakukan hubungan tsb belum katolik semua (laki-2 dibaptis sejak bayi tetapi tidak dididik dan tidak pernah mengenal katolik dengan benar-KTP doank, perempuan bukan katolik). Setelah itu mereka menikah dan si perempuan masuk ke katolik dan ketika mereka menjalankan rumah tangga dan mempelajari tentang katolik baru menyadari bahwa telah melakukan KESALAHAN/DOSA BESAR, dan perasaan berdosa tersebut selalu menghantui mereka setiap saat. Apa yang harus dilakukan oleh mereka? Terima kasih sebelumnya. Salam, Pendosa Berat
Jawaban:
Shalom Pendosa, Mari kita semua menyadari bahwa semua dari kita adalah pendosa. Bahkan kita perlu bersyukur jika kita diberi kesadaran bahwa kita ini manusia berdosa, karena itu adalah langkah pertama bagi kita untuk dapat kembali kepada Tuhan/ bertobat, dan menerima belas kasihan Tuhan. Kita diingatkan bahwa kita ini manusia lemah dan karena itu kita sangat bergantung kepada Tuhan Pencipta kita. Pertama-tama harus kita bedakan, ‘pengetahuan tentang dosa’/ conviction corcerning sin (yang menyebabkan pertobatan) dan ‘dikejar perasaan bersalah/ guilt. Pengetahuan tentang dosa itu diberikan oleh Roh Kudus, dan harusnya diikuti oleh penyesalan dan pertobatan. Namun, jika setelah bertobat, dalam Sakramen Pengakuan Dosa, tetapi kemudian masih dikejar perasaan bersalah/ guilt, maka perasaan itu bukan berasal dari Roh Kudus, tetapi dari Iblis. Sebab Iblis selalu berusaha supaya manusia menjauh dari Allah, maka ia mencobai manusia supaya manusia jatuh dalam dosa, agar terpisah dari Allah. Ketika manusia sudah bertobat sekalipun, manusia digoda, supaya merasa tidak layak dan putus asa. Supaya dalam keputus asaan inilah akhirnya manusia menganggap dosanya lebih besar daripada belas kasihan Tuhan, dan bahwa Tuhan tidak dapat mengampuni dosanya. Inilah yang dilakukan oleh Yudas Iskariot setelah ia mengkhianati Yesus, sehingga ia menggantungkan diri. Jadi memang perasaan bersalah yang berkelanjutan sangat berbahaya terhadap perkembangan iman, karena dapat mengarah kepada dosa yang terbesar, yaitu dosa menghujat Roh Kudus. Selanjutnya silakan baca jawaban ini (silakan klik). Maka, mari belajar dari Rasul Petrus, yang setelah mengkhianati Yesus 3 kali, tetapi bertobat, dan selanjutnya malah dipercayakan oleh Yesus sebagai pemimpin Gereja-Nya.
Maka kembali ke masalah pasangan tersebut kami mengusulkan beberapa langkah-langkah:
1) Jika belum dilakukan, silakan mengaku dosa/ membuat ‘general confession’, yang didahului dengan pemeriksaan batin yang baik. Maksudnya general confession ini adalah mengaku dosa dalam Sakramen Pengakuan dosa, dan menyebutkan semua dosa-dosa yang pernah kita lakukan, yang dapat kita ingat dari sejak usia kecil sampai sekarang. Tentu ini harus didahului oleh pemeriksaan batin yang baik. Mungkin langkah-langkah pemeriksaan batin seperti yang dituliskan dalam artikel Masih Perlukah Pengakuan Dosa? bagian ke -4 ini dapat membantu (silakan klik). Jika memungkinkan, ambillah waktu untuk mengikuti retret sehingga pasangan suami istri tersebut dapat mengambil waktu tenang bersama Tuhan, dan kemudian mengaku dosa. Silakan membaca dan merenungkan Mazmur 51.
2) Masuklah dalam hubungan yang baru dengan Allah, di dalam doa. Bersyukurlah atas rahmat Allah yang telah diterima, pertama, karena Allah telah memberikan kesadaran tentang dosa tersebut, sehingga pasangan tersebut dapat bertobat. Kedua, bersyukurkah atas rahmat pengampunan Allah yang telah diterima dalam Sakramen Tobat, dan mohonlah tuntunan Roh Kudus, agar selanjutnya dapat hidup sesuai dengan perintah Tuhan. Ucapan syukur ini dapat selalu dinaikkan setiap kali pasangan tersebut mengikuti Misa Kudus, karena ini dapat dijadikan ‘korban’ yang tulus kepada Tuhan, bahwa pasangan tersebut benar-benar mau meninggalkan hidup yang lama, dan mau hidup yang baru bersama Yesus. Selanjutnya, silakan berdoa bersama (sebagai pasangan) setiap hari, mohon agar dapat menjalani kehidupan perkawinan dengan kasih yang tulus yang berasal dari Allah. Pilihlah doa devosi yang dapat membangun iman anda, seperti doa rosario sambil merenungkan peristiwa-peristiwa hidup Yesus, Doa Jalan Salib, Doa Koronka Kerahiman Ilahi, Novena Hati Kudus Yesus, Novena Tiga Salam Maria, Doa Adorasi di hadapan sakramen Maha Kudus, atau doa-doa lainnya, dan mulailah anda menjalankan doa devosi itu dengan setia.
3) Carilah seorang pembimbing rohani/ ‘spiritual director’ yang dapat membantu anda selanjutnya dalam perkembangan iman anda. Sebaiknya, carilah imam/ pastor pembimbing.
4) Bergabunglah dalam komunitas Katolik di lingkungan/ paroki, agar dapat bertumbuh dalam iman. Kembangkanlah pengetahuan akan iman Katolik dengan rajin membaca dan merenungkan Kitab Suci, dan buku-buku rohani lainnya.
5) Jika pasangan tersebut telah mempunyai anak-anak, usahakanlah pendidikan iman yang baik kepada anak-anak sehingga mereka dapat bertumbuh dalam iman Katolik yang baik, sehingga tidak jatuh ke dalam dosa yang serupa.
Selanjutnya, mari mengingat apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus: “Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” (Fil 3:13-14).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Stefanus dan Ingrid- www.katolisitas.org
Shalom tim katolisitas..
bagaimana jika seseorang sudah berhubungan intim dengan pacarnya sebelum menikah, kemudian keduanya berpisah setelah cukup lama menjalani hubungan tersebut dikarenakan perbedaan agama dan sebagainya. Jika setelah berpisah kemudian mereka masing-masing menikah dengan orang lain, apakah mereka hidup dalam perzinahan terhadap pasangannya yang dulu seperti yang dikatakan Tuhan Yesus?
Terima kasih… mohon pencerahannya..
Shalom Kefas,
Hubungan badan sebelum pernikahan adalah percabulan(demikian menurut KGK 2353). Namun asalkan yang melakukannya telah sungguh bertobat, dan dosa percabulan itu telah diakui dalam sakramen Pengakuan Dosa, serta penitensinya telah dilakukan, maka dosa tersebut telah diampuni. Mengingat besarlah pengaruh dosa percabulan dalam diri seseorang, maka memang baik jika dosa tersebut diakui dalam sakramen Pengakuan Dosa dan kemudian sungguh-sungguh dihindari. Perkawinan dengan orang lain yang bukan kekasih yang dengannya ia melakukan dosa percabulan tersebut, tidak menjadikannya berdosa terhadap kekasihnya itu, sebab pada saat mereka berhubungan itu, mereka belum terikat sebagai suami istri di hadapan Tuhan.Namun jika kemudian ia telah secara sah menikah dengan orang lain, tetapi malah kembali menjalin hubungan seksual dengan kekasihnya yang dahulu, maka ia berbuat zinah. Sebab sesungguhnya di hadapan Tuhan, ikatan yang sah adalah hubungan antara dia dengan istrinya (atau suaminya) itu, yang dengannya mereka telah mengucapkan janji perkawinan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Salam damai Kristus,
Saya perempuan berpacaran dengan laki-laki pacar saya dan kami sudah melakukan beberapa kali hubungan intim. Pacar saya sudah terbiasa demikian, karena dia sudah terjebak dalam dosa tersebut sejak kelas 2 SMA dan sekarang umurnya sudah 22 tahun. Semenjak berhubungan intim dengan dia saya sering stress, sakit perut, dan sakit lainnya. Saya pernah berkonsultasi ke seorang yang kami pikir dapat membantu masalah kami. Setelah berkonsultasi, pacar saya mau bertobat. Namun, pacar saya tida tahan dan kami melakukan lagi sekali lagi. Saat konsultasi yang kedua, saya diarahkan untuk memutuskan pacar saya. Selama berpacaran dengan saya memang pacar saya pernah tidur dengan dua orang wanita lain, tanpa rasa cinta karena pada saat itu saya sedang di luar kota, dan ia sulit menahan nafsunya.
Orang tersebut mengatakan akan sulit bagi pacar saya untuk bertobat. Apa lagi keadaan tersebut sudah terjadi sejak lama. Namun, pacar saya berniat untuk bertobat, demi kebaikan kami bersama, terutama kesehatan saya yang semakin memburuk jika hal ini diteruskan.
Saya ingin bertanya,
1. Bagaimana cara agar dosa kami benar-benar diampuni?
2. Bagaimana cara menahan hawa nafsu?
3. Adakah santo/santa yang pernah terjebak dalam dosa seksual?
4. Orang tersebut mengatakan sulit bahkan tidak mungkin bagi pacar saya untuk bertobat, benarkah itu? Apa yang dapat saya perbuat?
Terimakasih.
Shalom Layalodia,
Terima kasih atas sharing Anda. Kalau membaca cerita Anda, maka sesungguhnya memang Anda harus menimbang kembali hubungan Anda dengan pacar Anda. Pertama, hubungan suami istri di luar perkawinan adalah dosa berat. Kedua, kalau pacar Anda melakukan hubungan suami istri dengan wanita lain, ketika Anda di luar kota, maka sesungguhnya hal ini menjadi sangat sulit. Dapat saja ketika Anda telah menikah, maka ada kondisi di mana Anda juga harus berada di luar kota. Kalau pacar Anda tidak terbiasa menahan diri, maka tidak ada yang dapat menjamin bahwa pacar Anda dapat menahan diri untuk tidak berhubungan dengan wanita lain setelah menikah.
Oleh karena itu, kalau Anda dan pacar Anda mau melanjutkan ke jenjang yang lebih serius, maka sungguh baik kalau dapat dibuktikan dengan menjalin hubungan pacaran yang lebih sehat dan murni. Silakan melihat artikel ini – silakan klik. Kalau Anda berdua selama pacaran ini dapat bertumbuh dalam hubungan yang murni, maka sikap ini juga akan terbawa dalam hubungan perkawinan yang baik.
Menjawab beberapa pertanyaan yang Anda ajukan.
1. Agar dosa-dosa ketidakmurnian diampuni, maka Anda berdua dapat mengakukan dosa kepada pastor dalam Sakramen Tobat. Masa prapaskah adalah saat yang tepat untuk mengakukan dosa.
2. Cara menahan hawa nafsu, yaitu dengan semakin memurnikan kasih dan meminta rahmat Allah agar memberikan kebajikan pengendalian diri dan juga roh takut akan Tuhan. Silakan melihat artikel tentang pacaran yang sehat ini – silakan klik.
3. Santo-santa yang terjebak dalam dosa ketidakmurnian adalah: St. Maria Magdalena dan juga St. Agustinus. Kita mengingat bahwa mereka melepaskan diri dari dosa ketidakmurnian bukan dengan kekuatan sendiri, namun dengan bantuan rahmat Allah.
4. Tidak ada kata terlambat bagi seseorang untuk kembali ke jalan yang benar. Untuk memperbaiki kondisi ini, sebenarnya dapat dimulai dengan diri Anda sendiri, yaitu dengan memegang prinsip yang kuat, bahwa selama masa pacaran ini Anda tidak akan pernah lagi mau melakukan dosa yang sama. Dan ini dapat menjadi ujian bagi pacar Anda. Apakah dia memang sungguh mengasihi Anda sebagai sebuah pribadi dan bukanlah sebagai pelampiasan nafsunya. Semoga Tuhan membantu Anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shalom…Salam damai Kristus…
Saya mau bertanya..
Apakah dosa pernah jatuh pergaulan bebas dapat dikenakan sanksi ekskomunikasi?(meskipun tidak sampai hamil di luar nikah dan tidak pernah aborsi).
Contoh dosa apa saja yang dapat dikenakan sanksi ekskomunikasi?
Terima kasih sebelumnya..
Salam, xxxx
Shalom xxxx,
Seorang Katolik yang jatuh dalam dosa pergaulan bebas, melanggar perintah ke-6 dalam Sepuluh Perintah Allah, namun ia tidak terkena sanksi ekskomunikasi. Jika orang itu bertobat dan mengaku dosa kepada Allah dalam sakramen Pengakuan Dosa, maka ia memperoleh rahmat pengampunan Allah yang menyatukannya kembali dengan Allah dan Gereja.
Dosa yang dapat terkena sanksi ekskomunikasi adalah dosa-dosa yang sangat serius, yang mensyaratkan juga kesadaran penuh dalam melakukannya dan pengetahuan penuh akan akibatnya, dan memang dengan sengaja menentang ajaran Gereja Katolik secara publik dan membenci segala hukum/aturan Gereja, yang tidak urung sedikitpun meskipun sudah diperingatkan berkali kali oleh Gereja. Sanksi ekskomunikasi hanya dapat diberlakukan oleh orang Katolik, bukan kepada non-Katolik. Silakan Anda membaca di link ini tentang Ekskomunikasi, silakan klik. Di sana disebutkan kasus-kasus apa yang sanksi ekskomunikasinya yang hanya dapat diberikan/ dilepaskan oleh Paus, kasus-kasus apa yang sanksi ekskomunikasinya diberikan/ dilepaskan oleh Uskup, dan kasus-kasus apa yang sanksinya tidak khusus diberikan/ dilepaskan oleh keduanya. Mohon maaf, karena masih banyaknya pertanyaan yang masuk dan karena terbatasnya energi kami, kami belum bisa menerjemahkannya untuk Anda.
Kalau sekilas tentang apa itu sanksi ekskomunikasi, klik di sini.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Salam damai Kristus
Saya ingin bertanya Romo,
apakah melakukan hubungan intim dengan saudara sendiri adalah dosa yang tidak terampuni?
Lalu apa yang harus dilakukan untuk “membayar utang” dosa tersebut???
Terima kasih sebelumnya.
Shalom Arnoldus,
Gereja mengajarkan tentang incest sebagai berikut: Perkawinan antar sesama saudara yang masih berada dalam tingkatan tertentu dilarang oleh Gereja (lih. KGK, 2388), karena tidak sesuai dengan rencana Allah. Yang dilarang adalah hubungan darah lurus (misal bapak dengan anak ataupun ibu dengan anak- (lih. Kan. 1091 – § 1) dan hubungan kolateral menyamping sampai tingkat ke-4 (Kan. 1091 – § 2).
Dengan kata lain, Gereja melihat bahwa hubungan incest ini sungguh tercela dan tidak boleh diteruskan – terutama yang mempunyai hubungan darah lurus, maupun menyamping yang cukup dekat, seperti kakak adik dari orang tua yang sama. Kalau setelah tahu bahwa perbuatan ini sungguh berdosa dan tetap melakukannya serta tidak mau bertobat, maka orang ini telah membahayakan keselamatan jiwanya. Namun, tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni oleh Tuhan, selama orang tersebut mau bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Cara untuk ‘membayar hutang’ dosa ini adalah tidak ada cara lain, seperti yang dikatakan oleh Yesus sendiri “Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (Yoh 8:11). Jadi, silakan mengaku dosa dalam Sakramen Tobat, dan mulailah hidup baru, hidup di dalam Kristus.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Salam Bu Ingrid dan Pak Stef, saya mau tanya, saya seperti yang ditanyakan di atas tetapi tidak sampai berhubungan intim lbh ke foreplay. Saya dulu sempat bertobat, dekat dengan allah dan berubah dalam berpacaran tetapi akhir2 ini hawa nafsu saya kembali dan melakukan hal yang tidak wajar dalam berpacaran.
Karena saya mendengar suara yesus waktu dia mengingatkan kepada saya dengan suaranya yg lembut di dlm hati saya yaitu kata JANGAN tetapi saya menghiraukannya dan tetap melakukan dosa tersebut. Semenjak itu saya merasa jauh dari tuhan yesus, hati saya merasa selalu bersalah atas dosa saya, dan saya kembali seperti dulu lagi. Saya pernah melakukan pengakuan dosa tetapi saya tidak mengatakan dosa ini karena saya tidak pantas dan malu mengungkapkan dosa saya
Saya juga ikut kegiataan gereja dan banyak dari diri saya yg berubah tetapi sifat saya satu ini yg tidak dapat saya ubah walaupun saya sering berdoa.
Pertanyaan saya Bu Ingrid dan Pak Stef:
1. Bagaimana mendekatkan dan menjalin hubungan kembali pada tuhan yesus?
2. Apakah bisa kita mengakui dosa kita tanpa pengakuan dosa di depan imam tetapi dengan berdoa dan memohon pada yesus agar mengasihi kita?
3. Bagaimana mengendalikan hawa nafsu tersebut walaupun saya sering melawan tetapi selalu gagal?
Shalom xxx,
Semua orang pernah melakukan kesalahan dan dosa. Yang terpenting adalah kalau kita telah menyadari bahwa kita telah melakukan perbuatan dosa, maka kita harus berusaha dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan, serta terutama bergantung pada rahmat Tuhan, untuk tidak melakukan dosa tersebut. Apalagi kalau kita juga aktif dalam kegiatan Gereja, maka menjadi tantangan bagi kita untuk dapat mengasihi Tuhan dengan lebih sungguh. Bukti kasih kita kepada Tuhan adalah dengan bertumbuh dan berjuang dalam kekudusan, yang berarti hidup dalam kondisi rahmat, menghindari dan menolak dosa.
Dalam kondisi terjerat oleh dosa, maka yang perlu dilakukan adalah kembali kepada Allah. Dan tidak ada cara lain yang lebih efektif daripada menerima Sakramen Tobat. Perlu diingat, bahwa dalam kondisi normal, dosa berat hanya dapat diampuni dengan Sakramen Tobat. Mengaku dosalah secara terbuka kepada pastor. Kalau Anda merasa malu kepada pastor yang Anda kenal, maka Anda dapat mencari pastor yang lain. Idealnya adalah Anda dapat mengaku dosa kepada pastor yang sama, sehingga ketika Anda gagal dan melakukan dosa yang sama, maka pastor tersebut dapat memberikan nasihat yang lebih sesuai dengan tahapan spiritualitas Anda. Silakan juga melihat tanya jawab ini – silakan klik. Walaupun topiknya agak berbeda, namun tahapan yang harus dilakukan untuk melawan dosa ketidakmurnian adalah ada kemiripan. Mari kita berjuang bersama-sama untuk mempunyai kesucian, karena barangsiapa yang suci hatinya, maka dia akan melihat Allah (lih. Mat 5:8). Silakan juga membaca artikel tentang pacaran yang sehat – silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Mlm bu,
saya merasa menyesal setelah apa yg saya lakukan dan saya perbuat, mlm itu saya melakukan hubungan intim bersama pacar saya, akan tetapi memakai alat kontropeksi.Saya merasa sedih karna saya tidak suci dan perawan lagi,saya takut bila saya tdk berjodoh dgn pacar saya, pasti kelak siapa suami saya akan menyesal bila mengetahui saya tidak perawan dan sudah tdk suci lagi, apa yg harus saya lakukan bu?
Terimakasih
Shalom Tiara,
Orang yang hati nuraninya belum tumpul akan mengalami penyesalan setiap kali ia jatuh dalam dosa. Dalam keadaaan sedemikian sebenarnya Roh Kudus sedang bekerja dalam hatinya, untuk menyatakan kesalahannya dan membawanya kembali ke jalan Tuhan.
Nampaknya inilah yang terjadi pada Anda. Mungkin saja Anda berandai-andai dan berharap dapat memutar balik waktu sehingga Anda dapat membuat keputusan yang berbeda pada keadaan yang sama. Tetapi itu kan hanya pengandaian yang tidak akan mungkin terjadi, sebab apa yang sudah terjadi tidak dapat ditarik kembali. Yang masih dapat Anda lakukan adalah bagaimana dengan belajar dari pengalaman yang lalu, Anda dapat dengan bijak menyikapi keadaan sekarang dan keadaan yang akan datang.
Maka yang pertama-tama perlu dilakukan adalah bertobat di hadapan Tuhan, sebab hanya rahmat Tuhanlah yang mampu memulihkan luka-luka di batin Anda akibat dosa, dalam hal ini terhadap dosa percabulan- melakukan hubungan suami istri sebelum pernikahan dan menggunakan alat kontrasepsi
(bukan kontropeksi); sehingga Anda dan pasangan Anda tidak memaknai hubungan seksual sebagaimana yang dikehendaki Allah sebagai sesuatu yang sakral, yang seharusnya hanya dapat dilakukan oleh suami dan istri untuk mempersatukan mereka dan bahwa hubungan tersebut harus terbuka terhadap kemungkinan kelahiran. Jika Anda belum mengaku dosa, silakan mengaku dosa dalam sakramen Pengakuan Dosa. Sebelum mengaku dosa, periksalah dengan sungguh batin Anda dan mohonlah kepada Tuhan agar Anda diberi kekuatan, kejujuran dan kerendahan hati untuk mengakui segala kesalahan Anda di hadapan Tuhan. Agar dengan demikian, Anda memperoleh rahmat pengampunan-Nya. Tentang pemeriksaan batin sebelum mengaku dosa, silakan klik di sini.
Sesudahnya, mulailah kehidupan Anda yang baru bersama Kristus. Jauhilah kesempatan-kesempatan yang dapat mendorong Anda jatuh ke dalam dosa yang sama. Sampaikanlah niat Anda untuk bertobat kepada pacar Anda, supaya iapun dapat mendukungnya. Jika ia juga Katolik, ajaklah untuk bersama-sama mengaku dosa dalam sakramen Pengakuan Dosa. Ada baiknya bersama-sama mendaraskan juga Mazmur 51, Mazmur pertobatan yang didaraskan oleh Raja Daud ketika ia jatuh dalam dosa perzinahan.
Jika pacar Anda tak dapat menerima niat Anda, mohonlah kepada Tuhan agar Anda dapat diberi kekuatan untuk tetap teguh pada keputusan Anda, meskipun mungkin resikonya adalah pacar Anda meninggalkan Anda. Biar bagaimanapun tetaplah lebih baik memilih untuk setia kepada Tuhan dan segala perintah-Nya daripada memilih yang lain. Percayalah bahwa jika Anda setia kepada-Nya dalam hal ini, Tuhan akan membukakan jalannya kelak yang terbaik bagi Anda. Walaupun sekarang Anda belum memahami apakah rencana Tuhan itu, janganlah berputus asa dan kehilangan pengharapan. Sebab Tuhan tetap dapat menggunakan keadaan yang terburuk sekalipun untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap orang yang mengasihi Dia (lih. Rom 8:28). Mungkin saja, Tuhan sedang membentuk Anda untuk menjadi orang yang lebih rendah hati, karena dengan mengalami pengalaman jatuh sedemikian, Anda menyadari kelemahan Anda dan Anda tidak akan mudah menghakimi orang lain. Atau mungkin Tuhan mengizinkan Anda mengalami keadaan ini agar Anda kelak dapat ber-empati kepada para wanita yang mengalami pengalaman yang serupa dengan yang Anda alami. Memang mungkin Anda belum memahaminya sekarang, namun kelak, jika Anda terus mengandalkan Tuhan dan mempersembahkan pergumulan Anda sebagai silih atas dosa-dosa yang lalu, maka sedikit demi sedikit Anda akan dibentuk oleh-Nya menjadi seorang pribadi yang baru: seorang yang sadar akan segala kekurangan/ keterbatasan Anda, namun juga sebagai seorang yang semakin bergantung kepada belas kasih Tuhan. Semoga melalui pengalaman ini, Anda akan menjadi semakin bijak dalam pergaulan Anda. (Tentang pacaran yang sehat, silakan membaca artikel ini, silakan klik). Selanjutnya, serahkanlah segala masa depan Anda ke dalam tangan-Nya. Ia akan memberikan yang terbaik bagi Anda.
Kita semua jatuh bangun di dalam hidup ini untuk tetap setia melaksanakan perintah dan kehendak Tuhan sampai akhir hayat kita. Karena itu, pertobatan itu bukan hanya untuk dilakukan sekali saja seumur hidup, namun harus diusahakan seterusnya sampai akhir hayat. Pergumulan yang dihadapi setiap orang tidak sama, namun setiap kita harus berjuang untuk hidup lebih baik dari hari kemarin. Maka kita patut bersyukur atas karya Roh Kudus yang mendorong kita untuk bertobat, dan bahwa kita dapat menerima rahmat pengampunan Allah melalui sakramen-sakramen Gereja. Semoga dengan rahmat Tuhan itu, Anda dan saya dapat menjalani kehidupan ini dengan penuh iman, harap dan kasih.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Selamat siang katolitas yg terkasih….
Saya seorg wanita yg skrg dlm kondisi sedang mengandung (diluar nkkah) dan bln dpn saya akn melahirkan, pacar saya mau bertanggung jwb dan sangat ingin bayi ini, tp org tua tdk saya tdk merestui, sdh 2x pacar sya dtg untk menikahi saya, tp org tua ttp tdk mengijinkan dgn alasan sdh malu. Ini semua trjd krn kesalah pahaman antra org tua saya dan org tua pacar…
Skrg pacar saya mengajak saya untuk BS dlu sampai kami bisa membujuk org tua saya demi ank yg saya kandung.
Pertanyaan saya, siapa yg hrs saya pilih ortu atau pacar saya? Bisa tdk kami BS? Tiap kali saya bicara kpda ortu saya ttg mslh ini mereka mengancam saya klo saya tdk akn melihat mereka lg, akn mnjd gila,dll,, itu yg membuat saya takut, krn saya tdk mau jga kehilangan mereka bgtu juga kehilangan pacar saya… Saya harus bgmn??? Terima kasih, mohon jawabannya, Tuhan memberkati…
Shalom Theresia,
Sungguh kami tidak dapat memutuskan hal ini untuk Anda. Sebab hal perkawinan adalah hal yang harus diputuskan sendiri oleh orang yang bersangkutan, dalam hal ini adalah Anda sendiri. Silakan Anda bawa dalam doa, dan jujurlah terhadap diri Anda sendiri, apakah Anda mengasihi pacar Anda, dan apakah Anda yakin juga bahwa pacar Anda adalah seseorang yang tulus mengasihi Anda dan takut akan Tuhan, yang dapat menjadi suami dan ayah bagi anak Anda. Silakan sebelum membuat keputusan apapun, Anda mengaku dosa dalam sakramen Pengakuan dosa, karena Anda telah melakukan hubungan suami istri dengan pacar Anda sebelum perkawinan Anda diberkati di hadapan Tuhan. Selanjutnya dengarkanlah nasehat dari Romo/ imam yang kepadanya Anda mengaku dosa.
Bahwa Anda mempertahankan kehamilan Anda dan tidak menggugurkannya, itu adalah keputusan yang baik dalam keadaan yang tidak ideal yang Anda alami ini. Selanjutnya memang mungkin diperlukan kesabaran dan kesungguhan hati dari pihak Anda untuk melunakkan hati orang tua Anda. Dapat dimengerti, jika mereka sekarang terpukul dan sedih, sebab orang tua yang normal memang tidak menghendaki anaknya hamil di luar nikah. Kemungkinan Anda baru dapat membayangkan apa yang mereka rasakan, jika kelak Anda menjadi orang tua yang mempunyai anak gadis. Maka bersabarlah dengan keadaan itu, dan tunjukkanlah pertobatan Anda dan kesungguhan hati untuk tetap mengasihi dan menghormati orang tua Anda. Semoga dengan kesungguhan hati Anda, kemauan Anda untuk mendengarkan dan memperhatikan orang tua Anda, dapat melembutkan hati mereka, supaya mereka juga dapat memahami posisi Anda dan dapat memikirkan solusi yang baik bagi Anda.
Mungkin inilah saatnya Anda lebih lagi mendekatkan diri kepada Tuhan. Silakan membawa pergumulan Anda ini dalam doa-doa pribadi Anda, silakan juga melakukan novena. Usahakanlah komunikasi yang baik dengan orang tua Anda; semoga akan ada jalan keluarnya bagi Anda, yang dapat diterima oleh semua pihak.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
selamat Mlam. saya mau tanya,, apakah seorang perempuan yang telah bersetubuh dengan seorang laki2 yang sangat ia cintai,, tapi setelah bersetubuh laki2 itu memutuskan perempuan itu dan lelaki itu bersama lagi dgn perempuan lain,, dan akhirnya perempuan yg sangat mencintai laki2 itu sangat tersakiti,, dan akhirnya ia pasra,, dan ia inggin bertobat,, apakah bisa ia bertobat?? inilah pertanyaanku. terimah kasih
[Dari Katolisitas: Silakan membaca artikel di atas. Ya, perempuan itu tetap dapat bertobat, sebab niat untuk bertobat dan untuk mengaku dosa di hadapan Tuhan, itu merupakan tanggapannya sendiri terhadap dorongan Roh Kudus. Maka, jika memang ia bertobat, silakan menghubungi pastor parokinya, untuk mengaku dosa dalam sakramen Pengakuan Dosa. Setelah itu, hiduplah secara baru, bersama Kristus dan di dalam Kristus, dan hindarilah segala kesempatan yang dapat menariknya kepada pergaulan yang tidak sehat.]
Syalom.
Tolong masukan’y
Sya nisen . sya ada dalam mslh besar.
Slma ini sya dgn kekasih sya pernah tinggal 1 rmh.
Tp kami belum menikah.
Hubungan saya berjalan 3 bulan.
Dan kami masih berpacaran walau jarak jauh.
Mslh kami ini, kekasih sya (pihak perempuan) sudah sangat mencintai saya dan bgtu jga saya.
Namun d saat aku pacaran dengan dyaa saya sdh dpat kabar kalo dy sdh mw merid. Tp kekasih sya sangat tdk mencintai calon.karena status mereka d jodoh kan. dy skarang pergi untuk merid d kampungnya.
Dy melakukan it karna dia takut terbuka dgn org tua’y . Mmg dia cerita kalo dy d didik keras smnjak kecil. Dy d suruh pulang kampung karna mw urus merid. Nah d sni sya mw tnya. Kami tela melakukan hubunga intim d luar nikah. Kami berdua jga sama” khatolik. D sini org tua perempuan tidak ingin
Shalom Sterry,
Pertama-tama, perlu disadari bahwa hubungan seksual yang dilakukan di luar ikatan perkawinan itu adalah dosa, dan jika dilakukan dengan pengetahuan dan kehendak yang penuh, itu adalah dosa berat. Maka jika Anda berdua telah melakukannya, sesungguhnya Anda dan kekasih Anda perlu mengaku dosa dalam sakramen Pengakuan dosa. Dan selanjutnya berusahalah untuk hidup menjaga kemurnian.
Perkawinan Katolik yang sah itu mensyaratkan konsensus dari kedua belah pihak, baik dari pihak istri dan suami. Menurut penuturan Anda, kekasih Anda dijodohkan orang tuanya, seolah tidak berdaya untuk menyampaikan suara hatinya kepada orang tuanya. Namun sesungguhnya ia adalah seorang wanita dewasa, yang sesungguhnya dapat menyuarakan kehendaknya kepada orang tuanya jika ia benar-benar tidak menghendaki perkawinan/ perjodohan itu. Maka memang di sini ada peran sejauh mana ia mau membicarakannya dengan orang tuanya, perihal perjodohan itu.
Jika ternyata ia tidak melakukannya dan memilih untuk mengikuti kehendak orang tuanya, maka, nampaknya Anda tidak mempunyai pilihan lain kecuali menghormati keputusannya itu. Jika kekasih Anda itu akhirnya menikah dengan pilihan orang tuanya, maka Anda juga harus merelakan dia. Betapapun berat bagi Anda, namun itu adalah pilihan kekasih Anda, yang sesungguhnya adalah resiko yang sudah Anda ketahui, karena pada saat pacaran dengan Anda, Anda sudah tahu bahwa ia akan menikah dengan orang lain. Mohonlah kekuatan dari Tuhan Yesus, agar dalam saat-saat yang sulit ini, Anda memperoleh kekuatan dan penghiburan. Sebab memang kasih yang tulus itu adalah menghendaki yang terbaik pada orang yang dikasihi. Saat ini mungkin bagi Anda adalah ujian untuk membuktikan kasih Anda yang tulus kepada kekasih Anda, yaitu untuk mengizinkan ia menggunakan kehendak bebasnya untuk memilih masa depannya, walaupun jika ia tidak memilih untuk menikah dengan Anda.
Demikian yang dapat kami sampaikan, sehubungan dengan pertanyaan Anda.
Silakan membaca artikel-artikel berikut ini, semoga berguna bagi Anda untuk menapak ke masa depan dengan sikap yang lebih positif tentang bagaimana membina hubungan yang baik dan sehat semasa pacaran, dan demikian juga agar Anda dapat memahami makna/ hakekat perkawinan menurut ajaran Gereja Katolik:
Pacaran yang sehat, jalan menuju Perkawinan bahagia
Penyesalan telah melakukan hubungan intim sebelum menikah
Kemurnian di luar perkawinan
Indah dan dalamnya makna Perkawinan Katolik
Kemurnian dalam perkawinan
Nasihat terhadap Percabulan (1Kor 6:12-20)
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Salam katolisitas..
Saya memiliki pergumulan dalam memberikan penjelasan kepada seseorang yang telah melakukan hubungan intim sebelum pernikahan, dan sayangnya dilakukan scara incest (mereka masih saudara sepupu) dan lebih gawatnya pasangan ini memiliki anak pertama yang usianya skarang 5th dan akan memiliki anak keduanya. Pasangan ini sudah menyatakan penyesalannya. Namun, oleh uskup mereka hanya diberitahukan (dimarahi scara kasarnya) bahwa mereka tidak boleh. Mereka hanya bisa kecewa. Di satu sisi saya memahami sikap uskup di sisi yang lain saya juga bingung harus bersikap atau menanggapi seperti apa dan si laki2 yang menceritakan hal ini pun bingung harus seperti apa kalau hubungan mereka tidak disahkan. Sampai dia berniat akan meninggalkan agama katoliknya karena dia merasa tidak ada jalan keluar untuk mereka berdua. Anak mereka si puji Tuhan dapat dibaptis secara katolik. Sekarang saya yang bingung harus berkata apa pada mereka terutama yang laki-laki. Saya sebisa mungkin mendukung mereka tetap d katolik tetapi rasanya dari uskup tidak ada tempat untuk mereka. Kalo mereka harus berpisah dan memulai lagi dari awal bagaimana dengan anaknya? Mana mereka akan punya anak yang kedua. Mohon bantuannya dan jikalau berkenan saya minta tolong dbalas juga lewat mail saya. Terima kasih sebelumnya. Tuhan memberkati.
Albert yth
Setelah membaca apa yang Anda ceritakan, ini sepertinya bukan incest. Incest adalah hubungan seksual yang terjadi di antara saudara kandung dan ini tidak diperbolehkan karena melawan hukum ilahi. Sedangkan hubungan sepupu masih dalam garis keempat, maka bisa diberi dispensasi oleh Uskup dan juga karena sudah mempunyai anak. Uskup bisa memberi dispensasi dan kemudian diteguhkan perkawinannya. Banyak perkawinan antar sepupu terjadi karena adat budaya mempertahankan kasta atau klan.
Salam
Rm Wanta
Dan mengenai satu daging itu, saya baca2 katanya maksudnya menjadi satu dalam penikahan, menjadi satu” daging” yaitu satu Tuhan, satu roh, satu jiwa dan satu pemikiran, satu iman. Yang mau saya yakini untuk diri saya sendiri yaitu bahwa hubungannya terdahulu bukan menjadi satu daging sebagaimana yg Tuhan inginkan. Dan melalui sakramen tobat hubungan daging itu sudah dibedah dan diputuskan oleh Tuhan, seperti kista yg dibuang dari tubuh yang sehat. Namun hal ini hanya yg saya percayai dan saya pegang untuk penghiburan saya sendiri..
Shalom Renni,
Memang hal “satu daging” yang disebutkan dalam hubungan suami istri dalam perkawinan, adalah hubungan yang total, yaitu bukan hanya satu tubuh (secara jasmani), tetapi juga satu perasaan, kehendak, sehati dan sejiwa (secara rohani). Persatuan total ini terjadi sebab kesatuan suami istri dalam perkawinan yang dikehendaki Allah adalah kesatuan yang mengambil bagian dalam kesatuan antara Kristus dan Gereja. Hal ini secara khusus dituliskan oleh Paus Yohanes Paulus II dalam Surat Apostoliknya, Familiaris Consortio, yang sekilas sudah dibahas di artikel ini, silakan klik.
Nah, persatuan total sedemikian yang tidak terjadi dalam hubungan seksual di luar perkawinan, karena hubungan tersebut dilakukan di luar kesatuan dengan Kristus dan Gereja, mengingat mereka tidak pernah disatukan oleh Tuhan dalam ikatan perkawinan kudus. Itulah sebabnya perbuatan tersebut adalah dosa.
Namun jika orang yang melakukannya telah sungguh bertobat dan mengakui segala perbuatannya dalam sakramen Pengakuan Dosa, maka rahmat pengampunan Allah yang diberikan dalam sakramen itu mengembalikan martabat orang tersebut kepada keadaan semula sebagai anak Allah dalam persahabatan dengan Allah, dan dengan demikian ia mengalami kebangkitan rohani bersama Kristus. Keadaan ini diajarkan oleh Rasul Paulus, yaitu “mati bagi dosa, tetapi hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus” (lih. Rom 6:11). Katekismus mengajarkan:
KGK 1468 “Seluruh hasil Pengakuan ialah bahwa ia memberi kembali kepada kita rahmat Allah dan menyatukan kita dengan Dia dalam persahabatan yang erat”. (Catech. R. 2,5,18). Dengan demikian tujuan dan hasil Sakramen ini adalah perdamaian dengan Allah. Bagi mereka yang menerima Sakramen Pengakuan dengan penuh sesal dan khidmat, dapat menyusullah “perdamaian dan kegembiraan hati nurani, dihubungkan dengan hiburan roh yang kuat” (K. Trente: DS 1674). Sakramen perdamaian dengan Allah sungguh mengakibatkan “kebangkitan rohani”, satu penempatan kembali dalam martabat dan dalam kekayaan kehidupan anak-anak Allah, dan yang paling bernilai adalah persahabatan dengan Allah (Bdk. Luk 15:32).
KGK 1469 Sakramen ini juga mendamaikan kita dengan Gereja. Dosa melemahkan atau memutuskan persekutuan persaudaraan. Sakramen Pengakuan memperbaharunya dan mengikatnya lagi. Ia menyembuhkan orang yang diterima kembali dalam persekutuan Gereja dan membangkitkan suatu pengaruh segar atas kehidupan Gereja yang menderita karena dosa dari salah seorang anggotanya (Bdk. 1 Kor 12:26). Pendosa diterima kembali ke dalam persekutuan para kudus atau diteguhkan di dalamnya dan diperkuat oleh pertukaran kekayaan rohani. Pertukaran ini terjadi di antara semua anggota Tubuh Kristus yang hidup, entah mereka yang sekarang masih dalam penziarahan maupun mereka yang sudah ada di dalam tanah air surgawi (Bdk. LG 48-50).
“Perdamaian dengan Allah ini seakan-akan masih mengakibatkan juga bentuk-bentuk perdamaian lain, yang menyembuhkan retakan-retakan lain yang disebabkan oleh dosa: Orang yang mengakukan dosa, yang diampuni, didamaikan dalam keberadaan batinnya dengan diri sendiri, yang olehnya ia menerima kembali kebenaran batinnya; ia mendamaikan diri dengan saudara-saudaranya, yang entah bagaimana diserang dan dilukai olehnya; ia mendamaikan diri dengan seluruh ciptaan” (RP 31).
Jadi bahwa sakramen Pengakuan Dosa telah memutuskan pacar Anda tersebut dari ikatan dosa percabulan yang pernah dilakukannya, itu tidak hanya untuk diyakini sebagai penghiburan Anda sendiri, tetapi hal itu memang yang sungguh-sungguh terjadi, oleh karena rahmat Allah yang tercurah dalam sakramen Pengakuan Dosa yang telah diterimanya.
Semoga hal ini meneguhkan Anda, dan semakin menumbuhkan rasa syukur Anda atas besarnya belas kasih dan rahmat Allah yang selalu mengampuni, menyembuhkan, memulihkan dan menguduskan, kita semua yang datang dengan pertobatan sejati kepada-Nya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Syallom Bu Triastuti dan Bu Inggrid terkasih
Terima kasih untuk jawaban anda sekalian saya sangat bersyukur adanya jawaban serta bimbingan anda.. Semingguan kemarin saya merenungkan dan menenangkan diri serta tidak berkomunikasi dengan pacar saya agar lebih tenang dalam mengambil keputusan. Pernah saya tanyakan apa ada yg hamil, katanya tidak ada dan saya disuruh supaya tidak berpikir yang aneh2.. Jadi untuk kehadiran anak tidak ada di sini.. Jawaban yang membuat sedikit lega.. Katanya saya diminta untuk membuat keputusan kalau mau terus lanjut untuk melupakan hal ini walau berat, buang jauh2 pikiran negatif, janganlah mengungkit2 lagi dan percaya padanya. Jika tidak, maka jangan takut untuk putus, dan percaya bahwa ada org lain yg lbh baik yg disiapkan oleh Bapa untuk saya..
Dalam minggu kemarin saya meminta Tuhan untuk mengambil semua rasa sakit saya serta bayangan2 buruk saya..dan diambil oleh Tuhan.. Kecuali sewaktu pagi hari ketika terbangun dan belum berdoa rasa sakit itu kembali, maka saya cepat2 berdoa. Berdoa untuk dapat mengampuni pacar saya, berdoa supaya pacar saya melupakan masa lalunya..(doa yg agak egois, saya berdoa supaya dia amnesia..) sambil memasang lagu franky sihombing Sembuhkanku.. Dan supaya dapat mengasihi dengan tulus. Tuhan Yesus saja mengampuni dosa dan tidak mengingat2nya lagi, siapa saya org berdosa untuk tidak mengampuni pacar saya.. Apalagi pernah saya baca..kalau seorang pernah masuk penjara dengan org yg tidak pernah dipenjara siapakah diantara keduanya yg akan lebih menghargai kebebasan? Saya percaya jika saya lanjut dengan dia maka dia akan lebih menghargai saya terlebih dari kekasihnya terdahulu.
Tuhan sangat sayang pada saya, melalui doa2 anda saya mendapatkan sebuah renungan dari kolose 3:15 yang isinya hendaklah keputusan2mu ditentukan oleh Kedamaian yang diberikan oleh Kristus di dalam hatimu. Sebab Allah memangil kalian Untuk menjadi anggota satu tubuh, supaya kalian Hidup dalam kedamaian dari Kristus itu. Hendaklah kalian berterima kasih.
Karenanya saya sekarang berdoa untuk kedamaian dan hikmat untuk memutuskan, namun sudah saya putuskan untuk mengasihi pacar saya dengan tulus dengan kasih dari Kristus.. 2 hari lagi akan saya ajak ketemu untuk mengatakan bahwa saya mengasihinya dan menerima nya apa adanya. 2 hari lagi soalnya saya mau buat dia galau sedikit.. Ketika bertemu nanti saya akan minta dia untuk menjaga hubungan ini sampai pernikahan nantinya dan mengajaknya untuk berdoa. Saat ini saya menghadiri misa ekaristi berdua, kecuali minggu lalu. Dan saya ajak pacar saya untuk datang ke persekutuan seminggu sekali, setidaknya dia di sana akan mendengarkan firman Tuhan.
Dan karena ayat tersebut berkata untuk bersyukur maka saya bersyukur terus menerus, bersyukur atas dia dgn masa lalunya, bersyukur karena Tuhan sudah mempertemukan, bersyukur karena masa lalunya karena membuat saya belajar mengasihi dengan tulus..bersyukur dengan adanya kejadian ini Tuhan membentuk karakter saya..
Juga saya baru tahu tentang adanya kemurnian (chastity) dan saya mau menerapkannya dalam hubungan ini.. Dengan perlahan saya yakin pacar saya akan dimurnikan bersama2 dengan saya..saya membacanya dari website ini.. https://katolisitas.org/kemurnian-di-luar-perkawinan/
http://www.chastity.org/chastity-qa/starting-over/relationships/im-dating-someone-wh
http://chastity.com/node/261
Terima kasih atas jawaban ibu Triastuti yg penuh kasih, danJawaban ibu Inggrid yg penuh pertimbangan akan keadaan saya…saya benar2 bersyukur adanya orang yg mau mengerti dan memberi jawaban, anda telah menjadi berkat bagi saya.
Akan saya renungkan tiap jawaban yang ibu berikan, saya cuma bisa bilang terima kasih, semoga pelayanan ibu2 sekalian dibalas oleh Tuhan dan doa saya menyertai ibu agar diberikan hikmat dalam pelayanan, keluarga yg makin diberkati.
Ps: waktu berdoa bagi pasangan hidup saya mendoakan amsal 21:1 dengan diiringi lagu doa mengubah segala sesuatu(sperti batang air di tanganMu mengalir ke mana Kau mau..tiada yg mustahil di mataMu sbab doa mengubah segala sesuatu..) saya percaya Tuhan mampu mengubah hati satu orang laki2 saja untuk mengasihi saya. Dan Dia berikan pacar saya yg sekarang, org yg tepat pada saat yg tepat tidak terlambat dan tidak lebih awal, indah pada waktuNya.. Dan ya, saya mengasihi Tuhan serta pacar saya..
God is good all the time God is good
Tuhan memberkati kita amin
[dari Katolisitas: kami turut bersyukur jika Anda sudah menemukan kedamaian dalam menyikapi masa lalu pacar Anda saat ini, kami juga mengucapkan terima kasih atas doa-doa Anda bagi kami dan sharing Anda mengenai kemurnian dengan situs terkait, juga sharing iman dan kasih Anda pada Tuhan yang menguatkan Anda untuk bisa mengampuni, semua itu turut meneguhkan kami juga. Ya, benar, sebagaimana disharingkan dalam link situs yang Anda sertakan, dalam menerima dan mengasihi pacar Anda dengan semua aspek pertobatannya terhadap masa lalunya, sangat baik untuk juga mendoakan wanita yang dulu melakukan kesalahan yang sama dengannya, dan mendoakan kekasih Anda ini, supaya kasih Tuhan sungguh mengubahkan dan menyembuhkan kepedihan batin mereka akibat dosa percabulan yang telah dilakukan di masa lampau. Karena kasih sejati mengampuni dan memberi dan oleh karenanya kedamaian dari Tuhan itu sepenuhnya hadir di dalam seluruh diri Anda dan relasi Anda. Tetaplah berjalan bersama Tuhan dan mengandalkan Dia dalam setiap langkah perjalanan hidup Anda khususnya dalam menyikapi dan mengambil keputusan yang penting mengenai masa depan Anda berdua. Teriring doa kami untuk Anda.]
Shallom,
Saya perempuan berusia 28 tahun, belum pernah berpacaran sampai baru2 ini. Ketik berdoa untuk meminta kekasih Tuhan menjawab doa saya tidak lama dari pergumulan doa. Dia lebih tua setahun dari saya, juga khatolik. Baik keluarganya maupun keluarga saya tidak ada yg keberatan dan berharap supaya hubungan ini berlanjut ke jenjang lebih serius mengingat umur kami masing2. Sekarang masa pacaran berjalan 4 bulan dan dia mengaku bahwa sudah tidak perjaka lagi. Saya terus terang syok karena kenyataan itu. Rasa pedih, merasa lebih inferior, bahkan kadang marah ke pasangan dan ke wanita yg pernah melakukan hubungan badan dengannya (atau wanita2? saya tidak tahu sebab pasangan tidak mau bercerita berapa banyak, dengan siapa dia melakukannya karena hanya akan menyakiti saya. Malah hal ini membuat saya berpikir yang ridak2). .
Pacar saya ini waktu itu berhubungan dengan wanita yg dia kasihi saat itu namun tidak pacaran karena wanitanya tidak menerimanya, dan tahu2 wanita tsb sudah menikah dengan pria lain, namun tidak memberi tahu pacar saya bahwa sudah menikah dan tetap berhubungan badan. Ketika pacar saya mengetahui ini dia meninggalkan wanita tersebut. Setelahnya dia beberapa kali dekat dengan perempuan lain namun saya tidak tahu apakah melakukan hubungan seksual. Pasangan saya saat ini memilih untuk memberi saya keputusan untuk menerima masa lalunya atau putus darinya jika saya tidak dapat menerima masa lalunya? Kata pacar saya Karena jika tidak dpt menerima maka hal tersebut hanya akan menjadi beban dan nantinya membuat pernikahan tidak bahagia.
Pada masa paskah lalu saat saya belum tahu ttg masa lalunya ada sakramen tobat yang saya ajak dia untuk mengikuti dan dia mau, katanya belum pernah mengaku dosa sebelumnya, sekarang baru saya tahu dia saat itu mengakukan dosa seks.
Yg mau saya tanyakan…
Dosa ketika berhubungan badan tersebut sudah diakukan dalam sakramen tobat, jadi pacar saya telah menerima ampunan dari Kristus, mak sayapun seharusnya mengampuni dia juga dan menerimanya namun hal ini menyakiti saya bagaimana saya mengatasinya? Karena hadiah malam pertama saat perkawinan itu sudah tidak ada lagi..atau membayangkan bahwa ada wanita lain yang pernah melakukan seglanya dengan dia..
Pacar saya saat itu melakukan zina walaupun dia tidak tahu perubahan status wanita tersebut, apakah ada dosa bawaan yang akan terbawa dalam penikahan kami kelak ketika saya dan dia menikah dan berhubungan badan nantinya?
Saat ini saya minta sama pacar untuk tidak berhubungan badan sampai menikah karena saya mau melakukannya di dlm pernikahan, dan pacar saya setuju dengan hal ini dan mengurangi intensitas dia menyentuh saya. Menurut saya ini tanda bahwa dia menghargai keputusan saya dan mau menjaga sampai pernikahan nantinya.
Tolong bimibangannya karena saya tidak tahu sama sekali mengenai hal ini…terutama mengenai pendapat gereja khatolik akan hal ini. Apakah saya boleh menikah dengan pria ini? Ada buku atau sumber lain di mana saya dpt lbh memahami lbh jauh?
Bagaimana mengatasi rasa pedih saya? Apa yang harus saya lalukan?
[Dari Katolisitas: pesan ini digabungkan… karena masih satu topik oleh pengirim yang sama]
Serta berkali2 sejak dia mengaku dia mengajak saya untuk putus sebab kelihatannya saya tidak dapat menerima masa lalunya. Dia mengaku padahal dia mendoakan saya tiap malam untuk diijinkan menjaga saya selama2nya, namun katanya kalau tipe saya merupakan tipe yg ga bakal bisa menerima dengan baik atau tidak mengungkit2 masa lalunya.. Dan bahwa saya seharusnya tidak usah cemburu pada hal yang kosong( karena saya cemburu sekali dengan wanita tersebut) dan sedih karena tidak bisa mengubah masa lalu. Tolong saya sebab saya tidak tahu apa yang harus saya perbuat..jika saya mengasihi dengan kasih Kristus bisakah saya menerimannya?
Bagaimana dengan ayat dari kej 2:24 yg mengatakan sebab itu seorang laki2 akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Apakah pacar saya telah menjadi satu daging dengan wanita yg telah berhubungan seksual dengannya? Jika saya menikah dengan pacar saya berarti saya menjadi satu daging dengan suami, wanita yg pernah berhubungan dengan pacar saya, serta suami wanita tersebut? Mohon jawabannya….
Bagi pembaca di sini Tolong hargai hukum tubuhmu sebab melakukan seks di luar pernikahan hanya menimbulkan kepedihan terutama bagi dirimu, calon pasangan mu nantinya..
Shalom Renni,
Saya mencoba memahami perasaan sedih (luka), kecewa, dan juga kekhawatiran Anda kepada kesetiaan kekasih Anda jika kelak ia telah menjadi suami Anda. Saya menghargai bahwa aspek kemurnian sebelum dan sesudah perkawinan sangat penting bagi Anda, sehingga Anda merasa terluka dengan perbuatan pacar Anda yang melanggar kemurnian itu di masa lalunya, juga himbauan Anda atas dasar kasih, kepada pembaca untuk sungguh menghargai dan menjaga kemurnian.
Saya ikut bersyukur bahwa akhirnya Tuhan menjawab doa Anda dan mempertemukan Anda dengan seorang pria yang mengasihi Anda dan mempunyai potensi dan harapan untuk hidup baru, sekalipun dahulu ia sempat terjatuh dalam dosa ketidakmurnian. Tetapi sesungguhnya, siapakah dari kita yang tidak pernah berbuat kesalahan di masa yang lampau? Baik kesalahan kecil maupun yang besar, yang menimbulkan luka di banyak tempat di dalam hidup kita dan orang lain, dalam berbagai area yang berbeda-beda di dalam kehidupan. Dosa memang mempunyai dimensi menghancurkan yang serius, tidak hanya kepada diri kita yang melakukan, tetapi juga kepada orang lain dan orang terdekat. Dan kerinduan Bapa di Surga bagi kita adalah bukan hanya kita bertobat dari perbuatan yang membawa penderitaan kepada diri sendiri dan sesama, terlebih-lebih Ia juga rindu agar kita bebas dari akibat dan luka yang ditimbulkannya. Sebenarnya Bapa di Surga yang paling merindukan Anda mengalami cinta yang penuh dan harapan akan masa depan yang indah dan berkelimpahan dalam kasih-Nya.
Sebenarnya, Bapa telah memberikan sarana pembaharuan itu dalam rahmat pengampunan yang diberikanNya lewat Sakramen Pengakuan Dosa yang telah dilakukan oleh kekasih Anda. Inilah yang kita imani sebagai umat Katolik, bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar yang tidak dapat diampuni oleh kerahiman Bapa yang Mahabesar, dan tidak ada luka yang tidak dapat dijangkau oleh daya kesembuhan yang mengalir dari Hati Tuhan Yesus yang Maharahim. Sebelum kita mengalami luka dan kepedihan hidup, Tuhan Yesus yang menebus kita di kayu salib telah lebih dulu mengalaminya. Maka Ia tahu benar kepedihan kita, Ia bisa dan turut merasakannya. Maka Dia pun dapat memulihkannya dengan sempurna. Kesembuhan itu memang memerlukan waktu, namun Tuhan tidak akan meninggalkan Anda berdua yang sedang mencoba membangun hidup berdua yang baru dalam semangat kekudusan. Kerjasama dari kita yang terus menerus untuk mengandalkan rahmat-Nya membuat kesembuhan yang utuh itu mungkin. Maka adalah baik jika Anda membuka diri untuk membantu diri sendiri menerima karunia pembaharuan kasih yang dicurahkanNya agar hidup kita utuh kembali.
Jika membaca apa yang Anda tuliskan dalam sharing ini, menurut hemat saya, bahwa pacar Anda datang kepada Anda dengan pengakuan atas kesalahannya di masa lalu dalam dosa ketidakmurnian itu sudah merupakan suatu tanda yang baik bahwa ia menyesali perbuatan itu dan serius ingin membina hidup yang baru dengan Anda. Ia tidak berusaha menyembunyikan kesalahan itu, karena ia ingin memberikan dirinya apa adanya kepada Anda, dan ia mengharapkan Anda mencintainya apa adanya, dengan penyesalan dan kemauannya untuk berubah. Penyesalan dan tekad untuk berubah itu ditunjukkan dengan kemauannya untuk datang kepada pastor dan menerima Sakramen Pengakuan Dosa. Memerlukan niat yang kuat dan kerendahan hati yang besar untuk mengakukan dosa percabulan seserius itu di hadapan pastor, sebagai sesama umat beriman saya sangat menghargai keputusan itu.
Namun memang ada beberapa hal yang dapat menjadi panduan untuk membantu Anda berdua melihat penyesalan sejati dari pacar Anda, yang menjadi bekal bagi datangnya kehidupan baru yang indah bersama Anda. Pertobatan yang sejati datang bukan hanya karena tertangkap basah sudah berbuat dosa, atau hanya karena sekedar merasa bersalah, atau hanya supaya hubungan kasih dengan Anda bisa jalan terus (sekedar untuk menyenangkan hati Anda), atau motivasi yang berorientasi diri sendiri lainnya. Motivasi dari pertobatan yang sejati datang dari rasa cinta yang tulus kepada Allah, dan menghayati dengan penyesalan mendalam betapa perbuatan itu telah melukai hati-Nya dan sesama manusia yang juga dikasihi-Nya, serta merusak citra diri kita yang mulia sebagai bait Roh Kudus-Nya. Penyesalan yang seperti ini yang mampu membuat manusia berubah, untuk kemudian sungguh membenci dosa dan mencintai kebenaran-Nya, karena ketaatan yang sejati lahir dari cinta kita kepada Tuhan. Pertobatan seperti inilah yang akan menghindarkan manusia tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama, yang tentu juga harus selalu dibarengi kekuatan rahmat-Nya yang kita gali terus menerus dari relasi kita yang hangat dan mesra dengan Tuhan lewat doa dan sakramen.
Beberapa indikator terjadinya pertobatan yang sungguh untuk meninggalkan dosa dan hidup baru bersama Anda ditunjukkannya dengan menyetujui untuk tidak berhubungan badan sebelum menikah dan dengan usaha yang nyata mengurangi aktivitas bersentuhan yang berpotensi mengarah ke keintiman yang belum waktunya. Terlebih ia juga mendoakan Anda setiap malam agar diijinkan Tuhan menjaga Anda sampai selamanya, sesungguhnya hal itu sekali lagi menunjukkan keseriusannya. Periksalah hati Anda sambil memohon rahmat Tuhan, jika hati Anda sebenarnya merasa mantap dengan keutuhan pribadinya, dan kesungguhan niatnya, tetapi masih terus dibayangi kekuatiran dan perasaan terluka, bawalah semua perasaan dan kesulitan itu selalu ke hadirat Tuhan. Kekuatiran, kesedihan, perasaan terluka yang terus menerus serta tidak mampu mempercayai orang lain bukan datang dari Tuhan. Rencana-Nya adalah selalunya kebahagiaan, kedamaian serta kemungkinan hidup yang baru yang berkelimpahan. Mohonlah dengan sungguh rahmat Tuhan untuk memenuhi hati Anda, untuk dapat mengampuni sepenuhnya pacar Anda dan memberinya kesempatan dan kepercayaan untuk hidup baru bersama Anda, sebagaimana Bapa di Surga telah mengampuninya dan memberikan kesempatan selalu kepada manusia untuk memulai lagi dan hidup dengan kasih dan semangat yang baru. Alamilah karunia penyembuhan Tuhan ini dengan sabar dan perlahan, karena rahmat kesembuhan seringnya merupakan proses yang memerlukan waktu dan tahapan. Jalanilah hubungan Anda berdua dalam semangat untuk bertahan dalam kemurnian, sering-sering merayakan Ekaristi berdua, memohon rahmat Tuhan dalam doa-doa dan sakramen, yang juga membuat iman dan kasih Anda berdua diteguhkan dan diperkaya. Pasti Tuhan membantu Anda, asalkan Anda sungguh membuka diri dengan kerendahan hati dan kasih yang tulus kepada Tuhan. Mungkin Tuhan telah mempertemukan Anda berdua supaya ia sungguh bertobat dan menghasilkan buah-buah pertobatan yang nyata bersama Anda. Pertobatan sejati menghasilkan buah-buah kasih dan ketaatan yang nyata yang mengasah karakter kita sebagai murid-murid Kristus untuk semakin mengasihi Dia dan taat kepada jalan-jalan-Nya. Ini sambil Anda berdua menguji apakah tekad untuk menjaga kemurnian dan kesetiaan itu terbukti dengan berjalannya waktu dan berkembangnya relasi Anda berdua. Apalagi masa pacaran Anda masih berjalan empat bulan, lebih banyak waktu diperlukan untuk bisa saling mengenal dan menjajagi satu sama lain dengan lebih baik.
Berikan waktu yang cukup agar kesembuhan dan pembaharuan karena rahmat Tuhan ini terjadi dengan sempurna sebelum Anda memutuskan untuk menikah dengan pacar Anda ini, sehingga jika memang dialah pasangan hidup yang dikaruniakan Tuhan bagi Anda, kelak Anda memasuki kehidupan perkawinan dengan sukacita yang penuh dan hidup yang baru dalam semangat kasih dan kekudusan yang dirancangNya sejak semula. Kami turut mendoakan Anda berdua.
Tambahan dari Ingrid Listiati :
Shalom Renni,
Izinkan saya menambahkan jawaban yang telah disusun oleh Ibu Triastuti, perihal pertanyaan Anda, apakah ada dosa bawaan yang akan terbawa ke dalam perkawinan Anda, karena sebelum menikah pacar Anda telah pernah bersetubuh dengan wanita lain. Memang melalui persetubuhan itu pacar Anda telah menyatukan tubuhnya dengan wanita itu, dan secara moral ini adalah perbuatan dosa, yang tidak berkenan di hadapan Allah (lih. 1 Kor 6:15-20). Namun demikian, kita perlu melihat juga pada kenyataannya yaitu bahwa kekasih Anda itu telah bertobat dan telah mengakukan dosanya dalam Sakramen Pengakuan Dosa. Kuasa rahmat Allah yang tercurah dalam sakramen tersebut telah menghapuskan dosanya, sehingga oleh kuasa Allah, ia telah diubahkan menjadi manusia yang baru. Dalam keadaan sedemikian, maka ia tidak membawa kutuk ataupun hukuman apapun kepada Anda, jika kemudian Anda memutuskan untuk menerima dia sebagai suami Anda. Lagipula dengan rahmat sakramen perkawinan, maka hubungan kasih antara Anda berdua akan dikuduskan oleh Allah dan diangkat menjadi sakramen yang artinya Anda menjadi tanda kehadiran Allah bagi suami Anda, demikian pula suami Anda, bagi Anda.
Namun yang juga perlu dibicarakan secara terbuka adalah apakah dari hubungan kekasih Anda dengan wanita tersebut sudah sampai lahir seorang anak. Jika demikian, memang sudah menjadi tanggung jawab kekasih Anda itu secara kodrati untuk turut bertanggung jawab terhadap anak tersebut dan masa depannya. Dalam hal ini, memang diperlukan kelapangan hati dari pihak Anda, untuk mengizinkan dia melakukan tanggungjawabnya tersebut, kalau Anda akhirnya memutuskan untuk menikah dengan dia. Hal ini memang nampaknya sulit dan berat untuk dibicarakan saat ini, namun penting hal ini dibicarakan, sebab jika baru ketahuan kelak setelah Anda menikah, masalahnya akan menjadi semakin rumit. Lagipula jika hal ini sudah Anda ketahui sekarang, maka hal ini dapat menjadi bahan pertimbangan Anda, untuk memutuskan dengan hati nurani yang jernih, apakah Anda akan menerima dia sebagai suami Anda atau tidak. Adalah hak Anda untuk memutuskan dalam hal ini, dan mohonlah kepada bimbingan Tuhan untuk membuat keputusan yang baik demi masa depan Anda maupun pasangan Anda, untuk melakukan apa yang baik seturut kehendak Tuhan.
Teriring doa kami di Katolisitas, semoga Kristus menerangi hati Anda dalam menentukan keputusan yang penting ini dalam hidup Anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati dan Triastuti – katolisitas.org
Shallom..
mohon pencerahan..
melakukan perzinahan (termasuk berhubungan seksual di luar pernikahan) setelah saya baca2 di dalam page katolisitas ini adalah termasuk dosa besar, dan dosa besar mengakibatkan siksa dosa abadi.
sesuai dengan perumpamaan tentang seorang anak yang harus mengepel lantai sebagai skibat dosa tersebut, apakah itu berarti meskipun dosa perzinahan itu telah diampuni, tapi siksa dosa abadi sendiri adalah sesuatu hal yang mau tidak mau harus dijalani oleh si pembuat dosa?
terimakasih
Shalom Joanna,
Secara prinsip, kalau seseorang melakukan dosa dalam kadar yang berat – termasuk perzinahan – dan dia tahu serta dengan sadar melakukannya, maka dia telah melakukan dosa berat. Kalau dia tidak bertobat sampai akhir hidupnya, maka dia dapat masuk ke dalam neraka. Namun, kalau sebelum meninggal orang ini bertobat, maka dia akan mendapatkan pengampunan. Apakah orang ini kemudian masuk ke Sorga melalui Api Penyucian sesungguhnya tergantung bagaimana tingkat spiritualitas dari orang tersebut sebelum meninggal. Dapat saja, proses pemurniannya terjadi di dunia ini dan sebelum meninggal dia telah sempurna di dalam kasih, sehingga dia dapat langsung masuk Sorga. Namun, kalau Tuhan memandang bahwa dia belum sempurna dalam kasih ketika meninggal namun telah bertobat, maka dia akan dimurnikan terlebih dahulu di dalam Api Penyucian. Inilah siksa dosa sementara (bukan abadi seperti yang Anda tuliskan, karena siksa dosa abadi adalah di neraka) yang harus dijalani oleh orang-orang di Api Penyucian. Semoga dapat memperjelas.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Salam Katolisitas,
mohon bantuan & pencerahan dari para Romo Katolisitas.
saya Pria Katolik,yg ingin menikah dgn seorang Wanita gadis non Katolik(Muslim).tp saat saya mengajukan pernikahan keGereja,Pastor gereja Katolik ditempat saya dibaptis & menerima Sakramen Komuni,menolak pengajuan Pernikahan saya. dgn alasan,tdk dpt memenuhi perlengkapan persyaratan pemberkatan pernikahan diKatolik. persyaratan yg tak dpt saya penuhi trsbut,yaitu :
1. Surat izin dari Orang Tua wanita
2. Surat Keterangan belum perna menikah dari Kelurahan ditempat calon saya berdomisili.
alasan saya tdk dpt melengkapi p’syaratan trsebut,yakni karena hubungan kami tdk direstui oleh Keluarga Calon saya. tp krn kami saling mencintai dgn Tulus,akhirnya calon saya trsbut melarikan diri dari Rumah orang tuanya tanpa surat2 data diri. yg ingin saya mohon dari Pastor/Romo di Katolisitas adalah,apa Solusi yg baik utk saya Lakukan? mohon pencerahan,trima kasi………
Salam Damai Kristus
Shalom Amsito,
Menurut Romo Wanta demikian:
“Dalam perkembangan hukum Gereja status liber tidak hanya diminta kepada pihak calon pengantin melalui dokumen Gereja surat baptis dan bahkan juga surat keterangan ketua lingkungan/pastor paroki pada umumnya tetapi juga dari pihak sipil seperti kelurahan. Sedangkan izin orang tua saya kira tidak perlu tertulis cukuplah lisan saat meminang. Tertulis diperlukan ketika dibutuhkan untuk menjaga kemungkinan gugatan, kepada pihak Gereja karena mengawinkan anaknya tanpa izin orang tua. Hukum meminta cukup dengan secara lisan, ketika meminang, saya kira sudah menunjukkan izin kalau anaknya dipinang dan menjadi istri dari pihak lelaki.”
Dengan demikian, nampaknya jika Anda sungguh serius dengan rencana Anda menikahi calon istri Anda, maka sedapat mungkin memang Anda meminta izin secara baik- baik dengan orang tua pasangan Anda. Jika maksud Anda baik dan cara yang Anda lakukan juga baik dan santun, harapannya pihak orang tua pasangan Anda juga dapat menerima Anda.
Sedangkan keterangan dari pihak kelurahan juga merupakan sesuatu yang sangat penting, karena berhubungan dengan syarat ke-sah-an perkawinan secara Katolik, yaitu bahwa kedua pihak harus dalam status liber/ bebas artinya tidak pernah terikat perkawinan sebelumnya. Jadi malah ini memang yang perlu diusahakan. Jika surat ini tak dapat dibuat karena surat-surat identitas pasangan Anda tidak ada padanya saat ini, maka hasru diusahakan terlebih dahulu agar surat-surat tersebut dapat diperoleh. Maka berkomunikasi dengan orang tuanya secara baik- baik memang diperlukan.
Setelah itu, harap Anda menghubungi pastor paroki, dan ikutilah segala ketentuan yang disyaratkan. Karena perkawinan Anda adalah perkawinan beda agama, maka Anda perlu menandatangani surat perjanjian yang menyatakan bahwa Anda akan tetap Katolik dan akan mengusahakan dengan sekuat tenaga agar Anda dapat membaptis anak- anak yang kelak dipercayakan kepada Anda secara Katolik dan mendidik mereka secara Katolik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
dialog yg lucu……
asal ngomong tapi gak ada dalilnya…..
(karangan para kafir)…….
lucu kalian…….
[dari katolisitas: Silakan untuk menunjukkan kelucuannya di mana dan silakan memberikan alasannya]
Salam damai Kristus,
saya belum menikah tapi saya sudah melakukan hubungan seks dengan mantan saya semenjak kami berpacaran dulu.
saya ingin kembali ke jalan Tuhan,tp saya bingung harus dimulai dari mana??
saya sedih dan menyesal atas perbuatan saya itu.
saya menangis karena perbuatan saya itu.
saya mencintai dia tpi ditentang oleh keluarga saya.
wlwpun kami sudah putus,kami tetap berhubungan intim.
SEKARANG SAYA SANGAAAT MENYESAL DAN MENANGIS ATAS PEERBUATAN SAYA.
APA YANG HARUS SAYA LAKUKN?
HARUS DIMULAI DARI MANA SAYA??
TOLONG BERI SAYA PENCERAHAN.
[Dari Katolisitas: Silakan membaca kembali artikel di atas, dan ikutilah langkah-langkahnya, dimulai dari pertobatan Anda yang tulus dan Pengakuan Dosa dalam sakramen Tobat, yang didahului oleh pemeriksaan batin yang baik. Setelah itu memang Anda harus menghindari kesempatan untuk berbuat dosa, sehingga dalam hal ini adalah menghindari bertemu ataupun berkomunikasi dengan mantan pacar Anda. Silakan mendengarkan nasihat dari Romo pada saat Pengakuan Dosa Anda, dan pertahankanlah sikap tobat Anda dengan memperbaharui pula hubungan Anda dengan Tuhan. Silakan pula membaca ulasan tentang Bagaimana melepaskan diri dari dosa perzinahan, silakan klik.]
Terima kasih ibu Ingrid atas pencerahannya. Tapi knapa hubungan saya dan mantan mampu berjalan selama ini? Apakah itu bukan kehendak Tuhan untuk kami bersatu didalam perbedaan? Maafkan aku Tuhan atas dosa2ku yang sangat berat ini. Ibu Ingrid dan Bpk Stef terima kasih atas pencerahan dan doa nya. Salam Damai Kristus..
Shalom Yulia,
Sebenarnya anda mungkin dapat melihat ke dalam hati anda sendiri untuk memeriksa, apakah sebelum dan selama anda membina hubungan anda dengan mantan pacar anda, anda pernah memohon petunjuk Tuhan dan membina hubungan yang dekat dengan Tuhan. Namun mengingat bahwa selama membina hubungan itu, anda jatuh dalam perbuatan yang tidak sesuai dengan perintah Tuhan, maka anda dapat melihat di sini bahwa kehendak bebas anda memegang peranan yang sangat besar dalam hal ini. Maka bisa saja, anda bertahan membina hubungan sekian tahun dengan mantan pacar anda karena anda sendiri yang menginginkan demikian. Kita harus melihat dengan obyektif bahwa Tuhan tidak dapat memaksa kita, kalau kitanya tidak mau.
Kita sebagai umat Katolik mengetahui bahwa rencana Tuhan bagi perkawinan Katolik adalah mempersatukan pria dan wanita sebagai suami istri, untuk menjadi gambaran kesatuan Kristus (Mempelai Pria) yang menyerahkan nyawa-Nya bagi Gereja-Nya (Mempelai Wanita) – Lih. Ef 5:22-33. Maka memang secara obyektif makna mulia ini sulit diwujudkan jika sang mempelai pria (suami) tidak mengenal Kristus,
(apalagi jika ia menolak Kristus) karena dengan demikian sukar baginya untuk meniru teladan Kristus. Namun meskipun seseorang telah mengetahui hal ini, adakalanya ia tetap mempunyai rencananya sendiri untuk memilih pasangan hidupnya. Maka Tuhanpun (melalui Gereja) dapat memberkati, walaupun memang harus diakui bahwa konsekuensi di pihak yang Katolik akan lebih sukar dalam membina iman Katoliknya dan juga iman anak-anaknya kelak.
Maka, jika saya boleh menyarankan, saya rasa anda sebaiknya menggunakan waktu-waktu sekarang ini untuk menata kembali hidup anda dan memperbaiki hubungan anda dengan Tuhan. Tuhan kita adalah Maha kasih dan Maha Pengampun, maka asalkan kita sungguh bertobat, maka Ia pasti menerima kita kembali. Selanjutnya berjuanglah untuk mengikuti dan menaati kehendak-Nya. Setelah anda menerima Sakramen Tobat, serahkanlah pergumulan anda ini ke hadapan Tuhan di dalam doa- doa dan setiap kali anda mengikuti Misa Kudus. Semoga Tuhan menyembuhkan luka-luka hati anda dan menunjukkan kehendak-Nya dalam hidup anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.
Terima kasih Ibu Ingrid. Saya sangat mencintai Yesus diatas segalanya. hanya cinta Yesus yang mencintai saya apa adanya. GBU..
Malam bu Inggrid dan bpk Stef. Saya baru saja mengalami kegagalan dlm hubungan. Sangat sedih dan menyakitkan sekali,krn hubungan ini sudah hampir 5th. Selama itu saya dan mantan sering berhubungan seks,pdhal km blm menikah. Kami berencana meresmikan hubungan ini digereja (krn mantan saya muslim). Tp org tua mantan saya tdk setuju,akhirnya hubungan ini berakhir begitu saja. Padahal selama ini kita saling menghormati agama masing2. Apakah Yesus mau mengampuni saya? Hukuman apa yg akan saya terima krn saya telah berzinah? Apakah mantan saya bisa terbuka hatinya untuk Yesus dgn doa2 saya? Mohon pencerahan utk beban hidup saya ini. Terima kasih.GBU..
Shalom Yulia,
Saya sangat prihatin dengan kisah anda. Ya, memang akibat dosa itu sungguh menyakitkan dan menyedihkan. Namun, jika anda sungguh menyesal dan bertobat, maka Tuhan Yesus yang Maha berbelas kasih akan mengampuni anda, karena bagi Dia tidak ada dosa yang tidak bisa diampuni, kecuali kalau si pendosa tersebut menolak untuk bertobat dan menolak untuk menerima belas kasih Allah -ini yang disebut dosa menghujat Roh Kudus.
Semua dosa memang membawa konsekuensi/ akibat, umumnya adalah tersiksa perasaan bersalah, menyesal dan merasa hina di hadapan Tuhan. Namun janganlah lupa bahwa pengampunan Tuhan lebih besar daripada kuasa dosa, sehingga bagi kita yang bertobat, kita selalu mempunyai pengharapan dan keyakinan bahwa Allah akan menerima kita kembali, seperti menerima anak yang hilang (lih. Luk 15: 11-32).
Perihal apakah mantan pacar anda dapat menerima Yesus, itu memang tergantung dari dirinya sendiri. Anda dapat memohon kepada Tuhan agar Tuhan membuka hatinya, atau anda dapat pula menceritakan kepadanya tentang kasih Allah yang dinyatakan melalui Yesus Kristus, namun pada akhirnya, mantan pacar anda itu sendiri yang menentukan, apakah ia mau percaya atau tidak. Dalam keadaan seperti ini, sebaliknya, jika saya boleh menyarankan, prioritas utama anda adalah membenahi hubungan anda dengan Tuhan terlebih dahulu. Pergilah mengaku ke hadapan pastor dalam sakramen Tobat, dan perbaikilah hidup anda. Serahkanlah masa depan anda, termasuk segala yang berhubungan dengan mantan pacar anda itu, ke tangan Tuhan. Tuhan yang mengasihi anda pasti mengetahui dan memberikan yang terbaik bagi anda. Jika ia memang jodoh anda, maka Tuhan akan mempertemukan kalian kembali, harapannya semoga ia mau menerima Tuhan Yesus. Namun jika bukan rencana Tuhan, terimalah dengan hati lapang. Relakanlah dia. Mungkin lebih baik bagi kalian bahwa kalian tidak melanjutkan hubungan sampai menjadi suami istri, karena mungkin Tuhan sudah mengetahui bahwa kalian sesungguhnya tidak cocok, atau Tuhan sudah menyediakan seseorang yang lebih baik bagi anda.
Memang putus hubungan itu berat, terutama jika hubungan sudah terlanjur sangat jauh. Namun anda harus punya keyakinan bahwa apapun yang terjadi, Tuhan tidak pernah meninggalkan anda. Anda (dan juga saya) mungkin pernah meninggalkan Dia, dengan tidak mengindahkan perintah-perintah-Nya, tetapi Allah tidak pernah meninggalkan anda dan saya. Maka kembalilah kepada Tuhan, ucapkanlah doa yang keluar dari hati, dan mohonlah kekuatan daripada-Nya. Ingatlah kisah Maria Magdalena, yang juga telah berdosa sedemikian rupa, namun setelah bertobat dan dipulihkan oleh Yesus, malah menjadi saksi pertama kebangkitan-Nya yang dicatat di kitab Injil.
Mulai dari sekarang, tetapkanlah di dalam hati anda, untuk selalu mengutamakan Tuhan dalam hidup anda. Semoga Tuhan membuka jalan bagi anda, dan jika memang panggilan anda adalah untuk membentuk keluarga, semoga Tuhan menuntun anda untuk menemukan pasangan hidup yang cocok dengan anda; yang mengasihi dan seiman dengan anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
Shalom Pak Stefanus dan Ibu Ingrid Listiati,
Saya adalah pendosa berat. saya telah melakukan hubungan suami istri dengan pacar saya beberapa kali. tapi kami tetap menerima komuni di gereja. Disamping itu, kami juga telah mengaku dosa tapi tetap melakukan dosa yang sama karena kami tidak kuat menahan godaan setan dan terlena oleh nafsu kami. Sekarang kami takut terjadi kehamilan. Apakah dosa jika kami tetap menerima komuni sedangkan kami tidak mengaku dosa. Apakah salah jika kami berdoa minta agar pacar saya tidak hamil. Kami panik dan takut. Mohon bantuannya. Apa yang harus kami lakukan. Terima kasih. (AHS)
Shalom Adi,
Jika anda sungguh menghayati akan makna Ekaristi, seharusnya memang anda mengaku dosa terlebih dahulu. Jika tidak, artinya anda menyambut Komuni namun dalam kondisi tidak layak, sebab anda dan pacar anda menyambut Kristus dalam keadaan berdosa berat.
Kenyataan bahwa sekarang anda menyadari hal ini, adalah sesuatu yang patut anda syukuri, sebab itu tandanya Roh Kudus menuntun anda kepada pertobatan, walaupun nantinya tergantung juga dengan langkah anda berikutnya, apakah anda mau bekerjasama dengan rahmat itu atau tidak.
Jika saya boleh mengusulkan, demikianlah saran saya:
1) Berdoalah dengan sungguh-sungguh bersama dengan pacar anda, mohon ampun atas segala dosa yang telah anda lakukan.
2) Berdoalah juga secara pribadi, mohonlah kekuatan dari Tuhan untuk dapat mengaku dosa di hadapan pastor dalam Sakramen Pengakuan Dosa. Adakan pemeriksaan batin, untuk melihat semua dosa yang memisahkan anda dari Tuhan, silakan klik di sini untuk pemeriksaan batin yang baik.
3) Menghadap ke pastor, dan silakan mengaku dosa dalam Sakramen Pengakuan Dosa. Dengarkan nasehat dari pastor. Lakukanlah penitensi yang diberikan. Bersyukurlah kepada Tuhan untuk rahmat pengampunan yang anda terima melalui Sakramen Tobat, namun juga berjuanglah agar anda dapat setia dengan janji anda untuk tidak lagi mengulangi dosa tersebut.
4) Hindarilah kesempatan yang dapat mendorong anda melakukan kesalahan yang sama.
5) Mulailah [dan tutuplah] hari-hari anda dengan doa, dan berdoalah juga pada saat dorongan/ godaan tersebut datang. Jadi berdoalah bukan untuk menghilangkan akibat dari kesalahan tetapi untuk menghindari kesalahan.
6) Jika sampai pacar anda hamil, jangan anda memutuskan untuk menggugurkannya, karena dengan demikian, anda jatuh ke dalam dosa yang lebih berat lagi, yaitu membunuh seorang ciptaan Tuhan yang telah terbentuk dalam rahim pacar anda. Jika ini yang terjadi, kalian selayaknya membicarakannya dengan pihak keluarga, untuk selanjutnya merencanakan yang yerbaik bagi sang anak, dan untuk pernikahan anda. Dengarkanlah saran pastor untuk hal ini.
Semoga anda berdua dapat melewati masa yang sulit ini, yaitu untuk menempatkan kehendak Tuhan lebih utama dari kehendak kalian. Percayalah bahwa inilah saatnya kasih di antara kalian dimurnikan, sebab jika kalian sungguh-sungguh mengasihi, maka kalian berdua akan dapat menanti dengan sabar sampai saatnya tiba di mana kalian dipersatukan Tuhan dalam Sakramen Perkawinan, sehingga sesudah saat itulah baru kalian dapat mewujudkan persatuan itu dalam arti yang sesungguhnya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
Terima kasih Mbak Inggrid atas segala doa dan dukungan dan nasehatnya. Puji Tuhan, saya sudah menghadap pastor dan mengaku dosa sehingga saya bisa kembali menerima komuni dengan kondisi yang layak. Berkat doa yang sungguh-sungguh kepada Hati Kudus Yesus dan Bunda Maria, pacar saya tidak hamil. Tuhan Yesus masih sayang dan baik kepada kami sehingga kami masih diberi kesempatan. Kami juga telah memutuskan untuk menikah bulan Januari 2010 ini. Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih yang banyak ke mbak inggrid.
saya blm menikah,tp syasdh melakukan hubungan sex tnpa membuka bagian intim saya,apakah saya akan hamil??
Shalom Rheka,
Kehamilan terjadi jika sel sperma bersatu dengan sel telur. Maka dalam kondisi anda, memang terdapat 2 kemungkinan, yaitu hamil atau tidak hamil. Sebab pori-pori pakaian dalam itu lebih besar dari sel sperma, sehingga sel sperma memang dapat menembusnya, masuk melalui vagina dan bertemu dengan sel telur anda. Namun ada kemungkinan juga, sel sperma itu tidak masuk ke vagina anda, sehingga pertemuan sel sperma dan sel telur tidak terjadi, dan dengan demikian anda tidak hamil.
Di atas semua itu, mungkin yang terpenting adalah anda dan pacar anda memohon ampun kepada Tuhan, bahwa telah melakukan hubungan ini, walaupun anda belum menikah. Datanglah menemui Pastor dan mengaku dosalah dalam Sakramen Pengakuan dosa. Semoga anda berdua dapat mengambil hikmah dari kejadian ini. Pernah ada pertanyaan serupa datang ke web kami tentang hal ini: baik pria maupun wanitanya tidak siap menikah, namun sudah melakukan hubungan intim. Mereka menyesalinya dan berjanji tidak mengulanginya; mereka berdoa novena; dan ternyata akhirnya sang wanita tidak hamil.
Kita tidak dapat memastikan akan apa yang terjadi pada anda, anda mungkin lebih mengetahui akan kejadiannya, anda dapat lebih dengan sendirinya mengetahui kemungkinannya. Namun jika sampai hamilpun, aborsi bukanlah pilihan bagi seorang Katolik, karena aborsi merupakan pembunuhan. Saya pernah menuliskannya di artikel ini, silakan anda membacanya, silakan klik. Wanita yang melakukan aborsi umumnya dikejar perasaan bersalah sesudahnya, dan ini hal ini sungguh menekan jiwanya, sehingga saya menganjurkan jangan sampai anda melakukan aborsi. Jangan sampai dosa yang anda lakukan menghantar anda melakukan dosa lain yang lebih besar, yaitu membunuh seorang ciptaan Tuhan yang baru di dalam rahim anda.
Rheka, serahkanlah segalanya ke tangan Tuhan, dan mohonlah belas kasihan-Nya. Bacalah Mazmur 51 dan jadikanlah itu sebagai doa anda.
Saya mendukung doa dari sini.
Salam dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
salam damai dalam Kristus,
trimakasih bapak stef, karena dari web bapak saya mulai mengerti dengan iman Katholik yang sudah 29 tahun saya imani, namun baru sekarang saya sadari betapa kayanya rahmat yang saya peroleh karena menjadi seorang Katholik, dan saya merasa sangat bersyukur dilahirkan sebagai orang Katholik. Namun terus terang saja sejak saya lepas dari SMA, kemudian saya kuliah lalu bekerja dan akhirnya menikah sampai sekarang saya tidak pernah melakukan pengakuan dosa lagi, menurut pemahaman iman saya yang dangkal, saya cukup mengaku dosa kepada Tuhan secara langsung lewat doa setiap malam, apakah hal tersebut dapat dibenarkan? Dan satu lagi yang membuat saya merasa terbebani sampai sekarang yang menurut saya adalah dosa saya yang terberat. Sebelum saya menikah dengan suami saya yang sama2 Katholik, dulu sewaktu masih pacaran saya dan suami terperosok dalam pergaulan bebas walaupun tidak sampai berzinah, saya tinggal serumah dengannya sebelum menikah, walaupun tidak melakukan hubungan suami istri, tapi walaupun tidak sampai berzinah tetap saja hubungan kami sudah termasuk ‘cukup berani’, dan seperti yang tertulis di
Mat 5:28 Tetapi Aku berkata kepadamu : Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya,sudah berzinah dengan dia didalam hatinya.-
Apakah berarti saya dan suami sudah melakukan zinah. Dan apakah saya harus melakukan pengakuan dosa di hadapan pastor?
Dan bagaimana caranya mengembalikan ibu mertua dan kedua saudara dari suami yang kini sudah menjadi muslim padahal tadinya pemeluk Katholik yang aktif. Seandainya mereka tetap menjadi muslim padahal mereka pernah mengenal Yesus Kristus apakah mereka dapat diselamatkan?
Maaf Pak atas ketidakmengertian saya, saya berharap mendapat pencerahan. Terimakasih. GBU
Shalom Teresia,
Terima kasih atas pertanyaannya dan juga keterbukaannya. Sungguh menjadi kebahagiaan tersendiri, kalau website ini dapat membantu perkembangan iman Katolik. Mari kita membahasa pertanyaan Teresia satu persatu.
1) Tentang pengakuan dosa: Kita tentu saja dapat mengakukan dosa kita secara langsung kepada Tuhan, namun Tuhan menghendaki agar kita mengakukan dosa kepada imam dalam Sakramen Pengampunan. Kalau Yesus sendiri telah menginstitusikan sakramen ini dan Dia memberikan berkat yang melimpah kepada orang yang mau mengakukan dosa di dalam sakramen ini, kenapa kita tidak menggunakannya? Mengaku dosa secara langsung memang lebih mudah. Untuk mengaku dosa kepada Tuhan lewat imam dalam Sakramen Pengakuan diperlukan kerendahan hati dan keberanian untuk membuka diri bahwa kita adalah manusia berdosa. Untuk mengetahui lebih jauh tentang hal ini, silakan membaca rangkaian artikel tentang pengakuan dosa, terutama bagian yang ke-2(bagian 1, 2, 3, 4 – silakan klik). Semoga Roh Kudus memberi kekuatan kepada Teresia untuk mengaku dosa di dalam Sakramen Pengampunan. Bacalah juga artikel pengakuan dosa bagian yang ke-4 (silakan klik), yang mungkin dapat membantu Teresia untuk dapat mempersiapkan pengakuan dosa dengan baik. Dan semoga, setelah itu, anggota keluarga juga dapat melakukan hal yang sama.
2) Tentang dosa masa lalu: Bersyukurlah kepada Tuhan karena Roh Kudus telah bekerja di dalam hati Teresia dan suami, karena Roh Kudus adalah Roh yang menyadarkan kita bahwa kita semua adalah manusia yang berdosa. Cobalah membaca jawaban di atas (silakan klik). Kalau memungkinkan jalankanlah apa yang disebutkan dalam jawaban di atas, dan setelah itu “Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” (Fil 3:13-14)
3) Tentang pindah agama: Untuk membawa teman ke Gereja Katolik, mungkin artikel ini dapat membantu (silakan klik). Karena ini menyangkut orang tua, saya mengusulkan untuk benar-benar menunjukkan lewat kehidupan Teresia dan suami serta anak-anak, bahwa menjadi Katolik adalah menjadi manusia yang utuh. Dan keutuhan ini ditunjukkan dalam perbuatan kasih, yang terealisasi dalam kasih terhadap Tuhan dan sesama. Secara nyata adalah "the gift of self", atau dengan memberikan diri untuk melayani sesama. Dan ini hanya mungkin dilakukan jika kita mempunyai hubungan yang baik dengan Tuhan. Jadi point 1) untuk mengaku dosa adalah suatu tahap yang sangat baik sekali, karena kita tidak dapat masuk dalam hubungan baik dengan Tuhan tanpa pertobatan dan kerendahan hati. Dan pada waktu yang tepat, berdiskulah dengan mereka.
Seandainya orang tua waktu pindah ke Muslim setelah a) mereka "benar-benar" mempelajari, mencari tahu kebenaran dengan segenap pikiran, hati, dan kekuatan mereka, dan yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa mereka menemukan kepenuhan kebenaran di agama tersebut, b) mereka juga pindah dengan hati nurani yang bersih tanpa ada kepentingan pribadi, namun menempatkan kebenaran di atas kepentingan pribadi, c) mereka benar-benar menjalankan agama tersebut dengan benar-benar, dan menjadi manusia yang lebih utuh, MUNGKIN, Yesus akan memperhitungkannya. Namun, mereka telah mengambil resiko, karena telah berpindah dari kepenuhan kebenaran yang berada di agama Katolik. Yang menjadi masalah adalah kalau mereka tidak dapat melihat kepenuhan kebenaran, karena mereka tidak dapat menanyakannya atau tidak berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran di Gereja Katolik sebelum mereka berpindah.
Bawalah mereka dalam doa harian, dan dalam beberapa kesempatan yang tepat, berdiskusilah dengan mereka. Kalau ada pertanyaan-pertanyaan yang mungkin sulit terjawab pada waktu itu, silakan menanyakan kepada forum-forum Katolik, atau juga dapat juga menanyakannya kepada katolisitas.org. Kami akan berusaha untuk menjawabnya semampu kami.
Semoga jawaban tersebut dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
Salam Bu Ingrid dan Pak Stef
Saya mau tanya, bagaimana dengan pasangan yang sebelum menikah sudah melakukan hubungan intim layaknya suami istri? Dan ketika mereka melakukan hubungan tsb belum katolik semua (laki-2 dibaptis sejak bayi tetapi tidak dididik dan tidak pernah mengenal katolik dengan benar-KTP doank, perempuan bukan katolik). Setelah itu mereka menikah dan si perempuan masuk ke katolik dan ketika mereka menjalankan rumah tangga dan mempelajari tentang katolik baru menyadari bahwa telah melakukan KESALAHAN/DOSA BESAR, dan perasaan berdosa tersebut selalu menghantui mereka setiap saat. Apa yang harus dilakukan oleh mereka?
Terima kasih sebelumnya.
Salam,
Pendosa Berat
[Dari admin: pertanyaan ini telah dijawab di artikel diatas]
Comments are closed.