Pemeriksaan batin adalah langkah yang dilakukan oleh umat kristiani untuk semakin melihat ke dalam dirinya, sehingga dia akan semakin menyadari apakah pikiran, perkataan dan perbuatannya telah benar-benar sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Kristus atau justru melawan perintah Kristus. Dalam tulisan tentang pengakuan dosa bagian empat di atas – silakan klik, telah diterangkan bagaimana kita dapat memeriksa batin kita berdasarkan 10 perintah Allah. Jika 10 perintah Allah memberikan kita pemeriksaan batin dari sisi apa yang tidak boleh atau jangan dilakukan, maka pemeriksaan batin berdasarkan nilai-nilai Kristiani serta 8 Sabda Bahagia menguak sisi yang positif atau apa yang seharusnya dilakukan.
Walaupun dikemukakan dengan sisi positif, namun pemeriksaan batin berdasarkan 8 Sabda Bahagia dan nilai-nilai Kristiani juga dapat membuka kesadaran kita bahwa kita sungguh sering tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan sebagai umat Kristen. Gagal melakukan perbuatan baik juga merupakan kegagalan menerapkan hukum kasih, seperti yang kita doakan dalam awal Misa Kudus, “Saya mengaku, kepada Allah Yang Mahakuasa, dan kepada Saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa, dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian (and in what I have failed to do).” Mari sekarang kita melihat pemeriksaan batin berdasarkan nilai-nilai Kristiani dan juga 8 Sabda Bahagia.
Kasih: Jika kasih adalah menginginkan yang terbaik untuk pihak yang dikasihi, maka: Apakah aku telah menerapkan hukum kasih ini kepada Tuhan? Dan kepada sesama sebagai perwujudan kasihku kepada Tuhan?
Sukacita: Apakah aku mempunyai sukacita dalam melakukan tugas-tugasku? Apakah aku telah memberi dengan sukacita? Apakah aku telah menjalankan tugas-tugasku dengan sukacita? Apakah aku melakukan doa dan segala penyembahanku kepada Tuhan dengan sukacita? Apakah aku juga membawa sukacita kepada sesama, terutama anggota keluarga dan teman-temanku?
Damai sejahtera (Mat 5:9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah): Apakah perkataan, perkataan dan kehadiranku membawa damai sejahtera bagi sesama di dalam keluarga dan komunitas? Apakah di dalam sengketa/pertikaian, aku dapat berperan untuk membawa damai sejahtera? Apakah aku mempunyai damai sejahtera di dalam hatiku? Apakah aku tidak menyimpan dendam kepada Tuhan, diri sendiri, maupun sesama?
Kesabaran: Apakah aku sabar dalam menanggung segala sesuatu, termasuk pada saat mengalami sakit penyakit, kehilangan orang yang kukasihi, permasalahan yang kuhadapi dalam keluarga dan tempat kerja?
Kemurahan (Mat 5:7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan): Apakah aku telah dengan sepantasnya memberi waktu kepada orang tua, anak-anak, suami, istri? Apakah aku telah memberikan sumbangan materi, waktu, tenaga kepada orang lain, Gereja, masyarakat? Apakah aku sudah bermurah hati menolong orang yang sungguh membutuhkan pertolongan? Apakah aku sudah memberi, tanpa pamrih? Apakah aku sudah memberi melampaui apa yang disyaratkan?
Kebaikan: Apakah aku telah menjadi suami/ istri yang baik yang memperhatikan kebutuhan pasanganku, anak yang baik dan memperhatikan kebutuhan orang tua, orang tua yang baik memperhatikan kebutuhan anak-anak, sahabat yang baik, pemimpin yang baik? Apakah aku sudah melakukan dan mengusahakan yang terbaik dalam segala sesuatu yang menjadi tugas dan kewajibanku? Apakah aku sudah menjadi pelayan bagi orang-orang yang dipercayakan Tuhan kepadaku?
Kesetiaan: Apakah aku setia kepada Tuhan dan Gereja-Nya? Apakah aku setia dalam kehidupan doaku? Setia membaca firman-Nya dan merenungkannya? Apakah aku setia dalam panggilan hidupku: sebagai suami, istri, sebagai orang tua, sebagai rohaniwan/ rohaniwati?
Kelemahlembutan (Mat 5:5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi): Apakah aku berhati-hati dalam perkataan, sehingga tidak menyakitkan orang lain? Apakah aku tidak bergurau secara berlebihan sehingga dapat menyakitkan orang lain? Apakah aku tetap lemah lembut ketika dituduh maupun dimarahi oleh orang lain?
Penguasaan diri: Apakah aku tidak membiarkan diriku terjebak dalam sesuatu yang berlebihan, seperti makanan, hiburan, belanja, bermain dll? Apakah aku dapat menahan kemarahan? Apakah aku dapat menahan diri untuk tidak membicarakan kesalahan orang lain, dan tidak membuka rahasia orang lain?
Kejujuran: Apakah aku mengatakan sesuatu dengan jujur dan tidak melebih-lebihkan? Apakah aku berani berterus terang dan tidak menyembunyikan kebenaran? Apakah aku bersikap jujur terhadap keuangan yang dipercayakan oleh orang lain kepadaku?
Kemurnian (Mat 5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah): Apakah aku menjaga kemurnian di dalam pikiran, perkataan dan perbuatan? Apakah aku menjaga diriku sungguh-sungguh agar tidak terjerumus dalam pornografi? Apakah aku mampu menolak gurauan-gurauan yang tidak pantas dan menjurus ke arah pornografi? Apakah aku mempunyai ketulusan hati dan tidak berprasangka buruk pada orang lain?
Kerendahan hati (Mat 5:3 Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga): Apakah aku tidak menyombongkan bakat, kekayaan atau kondisi fisik? Apakah aku mau menyadari bahwa segala hal yang baik yang kumiliki berasal dari Tuhan? Apakah aku tidak terikat kepada segala yang kumiliki? Sudahkah aku menjadi pengelola yang baik atas segala milik yang Tuhan percayakan kepadaku, dan menggunakannya untuk kemuliaan Tuhan?
Mat 5:4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur: Apakah aku senantiasa bertobat/ berduka cita karena dosa-dosaku? Apakah aku mempunyai perhatian terhadap pertobatan orang lain? Apakah aku mau berdoa silih untuk mereka yang telah menganiaya Kristus dan Gereja? Apakah aku mempunyai empati terhadap penderitaan orang lain?
Mat 5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan: Apakah aku sudah dengan sungguh-sungguh mencari kebenaran? Sejauh mana aku telah berusaha mempelajari ajaran iman Katolik? Apakah aku rajin mempelajari Kitab Suci dan buku- buku rohani Katolik lainnya?
Mat 5:10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga: Apakah aku tetap dapat menerima dengan lapang hati, jika diperlakukan yang tidak pantas karena aku adalah umat Kristiani? Apakah aku dengan keteguhan hati memilih melakukan ajaran Kristus dan Gereja-Nya, walaupun itu bertentangan dengan ajaran dunia, dan dapat dipandang ‘aneh’ oleh dunia?