Pertanyaan:

Apa pandangan iman katolik terhadap HEDONISME ?
Berto

Jawaban:

Shalom Berto,

Hedonisme, paham yang mengejar kesenangan/ kenikmatan dunia (yang sifatnya sementara) sebagai tujuan hidup, tidak sejalan dengan iman Kristiani, yang mengajarkan akan kebahagiaan kekal sebagai tujuan hidup.

Berikut ini adalah pengertian tentang hedonisme yang kami terjemahkan dari link ini, silakan klik:

Hedonisme

Ajaran bahwa kesenangan adalah tujuan hidup dan kebaikan manusia yang tertinggi. Dengan kesenangan, para hedonis sejati berpegang pada pengakuan kenikmatan- kenikmatan yang tidak sempurna di dunia ini.

Hedonisme pertama kali diformulasikan oleh filsuf Yunani Aristippus (c. 435-360 B.C.). Salah paham terhadap ajaran Socrates (470-399 B.C.), yang mengatakan bahwa kebahagiaan adalah tujuan akhir kehidupan, Aristippus menyamakan kebahagiaan dengan kesenangan. Ia berpegang bahwa kesenangan intelektual adalah lebih tinggi daripada kesenangan indera, tetapi yang terpenting adalah kesenangan yang dapat diperoleh di sini dan sekarang. [Menurut Aristippus], suatu perbuatan adalah baik, dan karena itu merupakan kebajikan, sepanjang itu memberikan pemuasan pada saat ini.

[Prinsip] Hedonisme disempurnakan oleh Epicurus (c. 341-270 B.C.), yang menggabungkannya dengan teori fisik dari Demokritus (c. 460-370 BC)…. Bagi Epicurus, tujuan hidup bukanlah kesenangan intensif tetapi kedamaian pikiran yang tetap, suatu tingkatan ketenangan yang ceria. Di atas semua itu seseorang harus menghindari ketakutan terhadap Tuhan dan ketakutan terhadap kematian. Orang bijak tersebut menetapkan bahwa sebelum kematiannya ia telah mempunyai sebanyak mungkin jumlah kesenangan dan sesedikit mungkin kesakitan/ penderitaan. Moderasi dianjurkan namun bukan atas dasar pertimbangan moral namun atas kesanggupan seseorang untuk menikmati kesenangan di masa mendatang dalam hidupnya. Keinginan/ hasrat harus dibatasi kepada batas- batas yang didalamnya hal tersebut dapat dipuaskan. Apapun yang meningkatkan kesenangan ataupun kedamaian pikiran secara umum adalah baik, dan apapun yang menguranginya adalah buruk. Hedonisme modern adalah filosofi moral yang dipilih oleh mereka yang mengingkari atau meragukan keberadaan hidup yang akan datang. (Diterjemahkan dari Fr. John Hardon’s Modern Catholic Dictionary).

Melihat pengertian di atas, maka prinsip hedonisme sesungguhnya tidak sesuai dengan ajaran iman Katolik. Katekismus mengajarkan bahwa manusia diciptakan dengan kerinduan untuk mencapai kebahagiaan, namun kebahagiaan yang dimaksud di sini adalah kebahagiaan yang tidak terbatas oleh kesenangan duniawi, tetapi kebahagiaan yang tak terukur yang hanya dapat dipenuhi oleh Tuhan.

KGK 1718     Sabda bahagia sesuai dengan kerinduan kodrati akan kebahagiaan. Kerinduan ini berasal dari Allah. Ia telah meletakkannya di dalam hati manusia, supaya menarik mereka kepada diri-Nya, karena hanya Allah dapat memenuhinya:

“Pastilah kita semua hendak hidup bahagia, dan dalam umat manusia tidak ada seorang pun yang tidak setuju dengan rumus ini, malahan sebelum ia selesai diucapkan” (Agustinus, mor. eccl. 1,3,4).

“Dengan cara mana aku mencari Engkau, ya Tuhan? Karena kalau aku mencari Engkau, Allahku, aku mencari kehidupan bahagia. Aku hendak mencari Engkau, supaya jiwaku hidup. Karena tubuhku hidup dalam jiwaku, dan jiwaku hidup dalam Engkau” (Agustinus, conf. 10,29).

“Allah sendiri memuaskan”/ God alone satisfies. (Tomas Aquinas, symb. 1)

Mengagungkan kesenangan dunia/ kesenangan daging malahan dikecam oleh Rasul Petrus (lih. 1 Ptr 2:11), Paulus (lih. Gal 5:19-21) dan Yohanes (lih. 1 Yoh 2:16). Jika dihubungkan dengan prinsipnya, hedonisme termasuk dalam dosa kerakusan, yaitu salah satu kebiasaan buruk yang menjadi dosa pokok (capital sin).

KGK 1866    Kebiasaan buruk dapat digolongkan menurut kebajikan yang merupakan lawannya, atau juga dapat dihubungkan dengan dosa-dosa pokok yang dibedakan dalam pengalaman Kristen menurut ajaran santo Yohanes Kasianus dan santo Gregorius Agung (Bdk. mor 31,45). Mereka dinamakan dosa-dosa pokok, karena mengakibatkan dosa-dosa lain dan kebiasaan-kebiasaan buruk yang lain. Dosa-dosa pokok adalah kesombongan, ketamakan, kedengkian, kemurkaan, percabulan, kerakusan, kelambanan, atau kejemuan [acedia].

Demikian, semoga uraian di atas menjawab pertanyaan anda.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org

2 COMMENTS

  1. salam
    @admin
    saya sepaham dengan anda ttg sikap atas hedonism. Dan sebenarnya inilah tantangan terberat bagi orang yang mengaku beragama,yaitu menolak dan mencegah pengaruh hedonism masuk ke kehidupan sekitar.
    salam

Comments are closed.