Sharing Pelayanan oleh Pastor Felix Supranto, SS.CC
Misa pemberkatan rumah, tanggal 05 Desember 2014, memberikan motivasi iman bagi yang sedang dalam pergumulan. Seorang ibu mendekatiku sebelum meninggalkan tempat tersebut. Ibu itu bernama Teni. Usia ibu Teni adalah enam puluh empat tahun. Wajahnya bersinar. Ia penuh antusias mengungkapkan pengalamannya atas pertolongan Tuhan. Ia dinyatakan menderita kanker serviks setelah Lebaran tahun 2014. Ia sempat tergoncang ketika ia mendengarnya: “Tuhan mengapa Engkau mengambil apa yang telah Engkau berikan kepadaku”. Jiwanya tergoncang karena hantaman keresahan. Ia tak sanggup memikirkan tentang operasi, radiasi, dan kemoterapi. Bayangan tentang menghitamnya kulit akibat radiasi dan rontoknya rambut karena efek kemoterapi sempat mematahkan semangat perjuangannya untuk hidup.
Ketika ia tak berdaya mengikuti pikiran dan perhitungan manusiawi, ia bersandar kepada Tuhan. Ia berdoa kepada Tuhan dengan sebuah permohonan sederhana: “Tuhan, bolehkah aku masih bisa bernafas lebih lama lagi agar dapat mendampingi puteriku dan cucuku, yang merupakan anak dan cucu tunggalku”. Pertolongan Tuhan sungguh ajaib ketika ia menyerahkan hidupnya kepadaNya. Setelah menyelesaikan radiasi pada bulan Oktober 2014, dokter menyatakan bahwa ia telah bersih dari sel-sel kanker sehingga tidak perlu menjalani kemoterapi. Kulitnya pun tetap tidak berubah akibat dari radiasi. Ia mensyukuri mukjizat Tuhan dalam hidupnya ini. Ia bersyukur bahwa Tuhan senantiasa mengingatnya. Tuhan telah melukiskannya dalam telapak tangan-Nya sehingga Ia pasti tidak melupakannya ketika ia dalam penderitaan: “Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku” (Yesaya 49:16).
Pengalaman penyembuhan dari penyakit kanker serviks ini membuatnya mengalami Tuhan secara personal. Tuhan adalah “Montir Agung” kehidupan. Ketika kita menyerahkan mobil kita yang bermasalah kepada montir yang lihai, ia akan berusaha menemukan penyebabnya dan memperbaikinya. Hasilnya mobil itu akan menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Tuhan adalah “Sang Montir Agung dan Handal” kehidupan karena Ia adalah Penciptanya. Sebagai Pencipta kehidupan, Ia tahu kunci dalam menangani tubuh dan jiwa kita yang mungkin rusak. Ketika kita menyerahkan penanganan penyakit kita kepada Tuhan, Ia tahu bagaimana membereskannya secara baik dan bijaksana. Kita akhirnya pasti akan lebih mempercayaiNya atau lebih beriman kepadaNya.
Pesan yang kita dapatkan dari pengalaman iman ini. Persoalan besar bagi dunia mungkin merupakan sebuah kehancuran. Akan tetapi, kehebatan Allah justru dinyatakan di tengah kehancuran. Di tengah kehancuran hidup, kita justru diangkatNya. Di dalam Tuhan tidak ada kehancuran. Semua yang ada adalah anugerah dan kasih karunia-Nya. Senantiasa ada anugerah Tuhan di dalam sesuatu yang nampaknya merupakan sebuah musibah. Kemuliaan dari Tuhan senantiasa mengikuti sesuatu yang kelihatannya seperti kehancuran. Karena itu, jangan bersungut-sungut ketika melihat duri pada setangkai mawar karena duri yang tajam memiliki bunga mawar yang sangat indah. Janganlah terlalu tenggelam dalam penderitaan karena di dalam penderitaan Tuhan sedang membuat mukjizat bagi kita: “TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu” (Mazmur 121: 7).
Tuhan Memberkati