Baru sehari aku merasakan hidup dalam biara, telepon biara sudah berbunyi. Dari keluargaku. Adikku menanyakan apakah ada barang yang masih aku perlukan dalam biara. Semua sudah cukup di sini, jadi aku tidak perlu apa-apa lagi. Tapi, setelah itu, adikku menawarkan pada mamaku apakah ingin berbicara padaku. Ia hanya menangis, meminta agar aku pulang saja ke rumah. Seberapapun sedihnya hati ini, aku tidak bisa pulang. Ia memanggilku untuk suatu hal, untuk Gereja-Nya. Ijin dan restu dari orangtuaku adalah persembahan terbesar mereka bagi Tuhan dan diriku. Aku tidak bisa memberikan apapun, atau melakukan apapun untuk membalas kasih dari orangtuaku, bahkan seandainya aku tidak masuk biara. Selesai berbicara lewat telepon, aku hanya bisa berjalan ke kapel untuk bertemu Yesus dengan rantai Rosario dan hati yang memohon.
Maria Mendapat Kabar dari Malaikat Tuhan
Bunda Maria mendapat kabar dari Malaikat Gabriel. Kabar tersebut datang mendadak, tiba-tiba, tidak dapat diprediksi, dan membawa kabar yang tidak pernah bisa diduga seorangpun di dunia. Ia akan menjadi Bunda Allah. Kebingungan Bunda Maria sungguh besar, begitu pula ketidakpastian yang menunggu di masa depannya. Namun, dengan penuh iman, Bunda berkata : Aku ini hamba Tuhan. Jadilah padaku menurut perkataan-Mu.
Mamaku juga terkejut dan terguncang mendengar kabar panggilan Allah dalam diriku. Ketidakpastian dan kebingungan meliputi hatinya. Kekhawatirannya akan hidupku nanti. Kehilangan yang ia rasakan. Tapi, di tengah kegelapan tersebut, ia telah menjawab, “Aku ini hamba Tuhan. Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.” Ya Allah, kupercayakan orangtuaku ke dalam Tangan Kasih-Mu.
Maria Mengunjungi Elizabeth
Bunda Maria yang mendapat kabar mengejutkan dari Malaikat Gabriel segera berangkat mengunjungi Elizabeth, saudarinya. Elizabeth, seorang wanita tua yang tiba-tiba mengandung. Maria, seorang wanita muda yang hamil sebelum bersuami. Pandangan negatif masyarakat Israel terhadap kejadian ini tentu saja tidak terelakkan. Namun, kedua wanita terberkati ini saling menguatkan. Mereka saling meneguhkan bahwa Allah berkarya dalam diri mereka. Perbuatan besar dikerjakan oleh Yang Mahakuasa.
Keluargaku bukanlah dari kalangan Katolik. Aku sendiri bukanlah seseorang dengan latar belakang yang bersih suci. Panggilan untuk mengikuti Yesus tentu saja tidak selalu ditanggapi secara positif oleh semua orang. Akan ada orang yang berkata,”Anaknya menjadi pastor Katolik, tuh. Kok eman ya? Kok sampai anaknya dibiarkan “hilang” begitu.” Ada juga yang mungkin berkata,”Aku tahu orang ini dari dulu. Orang bejat seperti ini jadi pastor? Nggak salah??” Tapi, orang tua dan saudara-saudaraku tetap mendukungku, dan aku senantiasa mempersembahkan mereka pada Allah. Ya Allah, kuatkanlah kami senantiasa dalam perjalanan kami.
Yesus Dilahirkan di Kandang Domba
Bunda sekeluarga tidak menemukan tempat tinggal. Hanya kandang hina yang tersedia. Betapa dingin malam itu. Betapa keras lantai kandang. Penuh tikus, domba, keledai, dan hewan-hewan lain. Di tengah penderitaan dan kehinaan itu, lahirlah Imam Agung yang akan menyelamatkan dunia. Ketika Yesus lahir, air mata penderitaan Bunda berubah menjadi air mata sukacita. Kehinaan kandang domba adalah kemuliaan Raja Semesta Alam.
Melepaskan putranya tentu bukan hal mudah bagi mama. Rasa kehilangan, kerinduan, impian yang terpendam. Penderitaan mama tentu berat sekali. Namun, demi menjawab panggilan Allah, ia rela menanggungnya. Sambil mengutip lagi homili imam yang pernah ia dengar, ia berpesan,”Mama sudah melahirkan kamu dua kali. Sebagai manusia, dan sebagai imam. Jangan membuat mama malu dan menyesal.” Ya Allah, semoga air mata duka mamaku yang kehilangan akan berubah menjadi air mata sukacita.
Yesus Dipersembahkan di Bait Allah
Bunda Maria bukanlah keluarga yang kaya raya. Ia hanya istri seorang tukang kayu biasa. Kehidupannya tidak glamor. Pada perayaan pemurniannya, St. Yusuf hanya bisa memberikan persembahan yang menjadi syarat keluarga miskin. Hartanya satu-satunya adalah Yesus. Namun, Bunda Maria tidak menuntut Harta Sejati untuk menjadi miliknya seorang. Sebaliknya, ia mempersembahkannya pada Allah.
Keluargaku memang berkecukupan, tapi kehidupan kami juga jauh dari mewah sekali. Sekalipun cukup, harta mamaku sebenarnya terletak pada anak-anaknya. Ia mencintai setiap anaknya seolah masing-masing mereka adalah anak tunggal. Kehilangan seorang anak sama seperti kehilangan anak satu-satunya. Namun, mama tidak kehilangan anak. Ia mempersembahkannya pada Allah. Kendati sebilah pedang menusuk hatinya, ia percaya bahwa Allah akan memberikan yang terbaik. Ya Allah, terimalah persembahan keluarga kami.
Yesus Diketemukan di Bait Allah
Bunda Maria bingung dan khawatir karena Putra satu-satunya telah tiga hari tidak tampak. Tiga hari merupakan waktu yang sangat lama bagi Bunda, karena kedekatannya yang istimewa dengan Allah Putra. Keterpisahan barang semenit dari Allah terasa seperti kematian yang menggerogoti. Oleh sebab itu, betapa ia mengeluh mengapa Yesus meninggalkannya ketika ditemukannya Yesus dalam Bait Allah. Di balik keluhannya, dalam hati Bunda telah merasa damai. Ia telah menemukan kembali kebahagiaan jiwanya dalam Bait Allah.
Proses menjadi imam bukanlah mudah. Seorang calon imam dididik hingga rata-rata sepuluh tahun sebelum menjadi seorang imam yang tertahbis. Waktu yang sangat lama. Selama waktu itu, mamaku mungkin akan merasakan kehilangan yang berat. Tangisan mungkin kadang menghiasi malamnya sebelum tidur. Namun, ketika Allah berkenan membawaku ke dalam Bait-Nya, aku percaya mamaku akan melihat kebahagiaannya kembali, yakni bukti betapa Allah mengasihi aku dan keluargaku.
Ya Allah, dalam misteri Bahagia ini, kami persembahkan penderitaan kami sebagai wujud cinta kami sekeluarga untukMu. Semoga melalui penderitaan kami, Nama-Mu dimuliakan, Putra-Mu tersenyum manis, dan Roh Kudus bergelora gembira. Terimalah gulali sederhana ini, bertabur duka yang kami percaya akan membawa pula suka pada waktu-Mu.
“Cinta yang tidak mampu menderita, tidak pantas disebut sebagai cinta” – St. Clara
Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan, dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya. (1 Pet 5 : 10).
setiap kata-kata yang tertulis sungguh sangat menyentuh hati.
Membuka sebuah jendela kerinduan untuk terus berkarya kepada Sang Ilahi dengan segenap hati.
Bro syalom. Masih ingatkah km akan diriku? Semoga km diberkati Tuhan dgn rahmat dan cinta kasihNya. Gbu
Saya tertarik membaca isinya dan menjadi pengetahuan serta pelajaran bagiku,terima kasih.
meskipun di biara, masih terus berkarya ya..
semangat teman! doa kami selalu menyertai perjalanan panggilanmu,
dan tulisan ini benar2 contoh yang bagus untuk ber rosario dengan cara berbeda, yaitu dengan merefleksikan hidup kita, mungkin dengan seseorang, mungkin oleh suatu kejadian,ataupun relationship kita dengan Tuhan.
GBU!
Bunda Maria telah memberikan teladan bagaimana mengasihi Allah dan sesama. Percaya penuh iman dan serba sederhana. Dan akhirnya Bunda menerima mahkota di Surga. Dunia hanyalah menawarkan kemewahan, kekayaan yang fana, yang tak bisa menjamin keselamatan setelah manusia meninggalkannya.
Still following your writings, Bro..
Happy belated birthday (in case you haven’t read my message), keep faithful in your vocation! :’)
Kami jadi diperkaya sebagai orang tua, sebagai sie keluarga, sebagai tokoh umat sehingga gelas emosi kami terisi kembali dengan hal2 yang positif yang akhirnya bisa kami tumpahkan kembali lewat pertemuan2 suksma teruslah berkarya amin
bagus sekali.., menguatkan untuk kami sebagai seorang ibu.., Maria adalah teladan dalam menjalani kehidupan sesuai rencana Tuhan, semoga selalu dikuatkan dalam meniti panggilan hidup seorang imam…, perjuangan yang tiada akhir, doa kami selalu mengiringi.
Mengharukan hati kami sebagai seorang ibu.
Pengalaman batin yang ikut menguatkan hati kami
Untuk turut ambil bagian dallam membina anak2 kami
Untuk berkarya di ladang Tuhan.
Ya Bapa kami di surga sertailah selalu ibunda saudara
Ioannes dallam pergumulan batinnya. Amien
Shallom
s
Comments are closed.