KB Alamiah: salah satu bukti nyata kita melaksanakan ajaran iman Katolik
Saya pernah berbincang-bincang dengan banyak teman wanita yang telah menikah, dan dari sharing tersebut, cukup banyak yang mengatakan salah satu ajaran Gereja yang paling sulit diterapkan adalah KB Alamiah. Sungguh ini suatu tantangan iman bagi kita semua pasangan yang sudah menikah; justru karena jika kita ingin taat melaksanakan iman Katolik, maka itu melibatkan komitmen dari kedua belah pihak, baik istri maupun suami. Perkawinan bagi pasangan Katolik memang memiliki nilai luhur, karena tak semata-mata menyangkut hubungan kasih antara suami istri secara jasmani, tetapi juga karena melalui hubungan tersebut, terbuka kemungkinan campur tangan Tuhan untuk penciptaan kehidupan manusia yang baru. Justru karena menyangkut kemungkinan hadirnya kehidupan baru yang adalah hak Tuhan inilah, maka pasangan Katolik tidak selayaknya menganggap hubungan suami istri adalah semata-mata demi kesenangan badan. Ada tanggung jawab yang menyertainya, sehingga setiap pasangan harus mengembangkan rasa saling pengertian dan pengendalian diri jika ingin menggunakan hubungan suami istri ini sesuai dengan kehendak Tuhan. Dan, percaya atau tidak, semua itu harus berawal dari pengenalan akan siklus kesuburan tubuh istri. Selanjutnya, suami dapat membuktikan kasih yang tulus kepada istrinya jika ia dapat menghormati/ menjaga tubuh istrinya seperti ia menjaga tubuhnya sendiri (lih. Ef 5:28-29).
Hai para wanita: Kenalilah siklus kesuburan tubuhmu
Wanita adalah suatu misteri. Ini tidak hanya perkataan puitis yang kosong, karena secara fakta memang demikian. Tidak hanya secara emosional, namun juga secara fisik, dan secara khusus siklus kesuburannya. Banyak wanita yang mungkin sampai usia tua tidak mengenal siklus kesuburan dan ketidaksuburannya, atau tepatnya, tidak tahu secara persis. Apalagi bagi mereka yang siklusnya tak beraturan setiap bulan. Padahal pengetahuan tentang hal ini sangat penting dalam sebuah keluarga, supaya pasangan suami istri tersebut dapat merencanakan keluarganya untuk masa depan. Bagaimanapun juga kita mengetahui bahwa Gereja Katolik menolak penggunaan alat kontrasepsi, karena itu bertentangan dengan makna luhur kasih persatuan suami istri di dalam perkawinan. Selanjutnya tentang ini sudah dibahas di dalam artikel Humanae Vitae itu benar! silakan klik, yang berdasarkan atas makna Sakramen Perkawinan Katolik, silakan klik.
Kita patut bersyukur kepada Tuhan, karena adanya para peneliti Katolik yang mempelajari tentang misteri siklus kesuburan dan ketidaksuburan wanita ini. Berdasarkan Metoda Ovulasi Billings, maka Model Creighton (MCr) memberikan suatu alternatif kepada pasangan untuk menerapkan KB Alamiah yang lebih akurat daripada sistem kalender, yang akurasinya memang relatif kurang baik, terutama jika siklus wanitanya tidak menentu. Hanya ada sedikit ‘pengorbanan’ untuk melakukan metoda ini, yaitu sedikit ‘repot’ di pihak istri, dengan pengamatan yang harus sering dilakukan dengan kertas tisue dan pencatatan akan hasil-hasilnya. Pada awalnya memang ‘repot’, tetapi jika sudah biasa, maka itu sudah menjadi bagian dari diri. Metode ini sangatlah aman dan tidak menimbulkan efek samping, dan di atas semua itu, sejalan dengan prinsip KB Alamiah.
Model Creighton (MCr)
Model Creighton adalah cara yang dapat dilakukan oleh pasangan untuk mengetahui fase natural dari kesuburan dan ketidaksuburan yang terjadi di dalam tubuh wanita. Dengan pemahaman ini maka pasangan suami istri dapat mengetahui bagaimana untuk mencapai kehamilan maupun untuk menghindari kehamilan. Jadi ini sama sekali berbeda sengan alat kontrasepsi, dan juga metoda ini bukan alat kontrasepsi alamiah. Karena kontrasepsi fokusnya adalah penghancuran kemampuan procreation, sedangkan dasar metoda MCr ini adalah penghargaan terhadap keseluruhan pribadi manusia, yang diawali dengan pemahaman siklus yang terjadi di dalam tubuh istri. Jadi di dalam metoda ini, kesuburan dianggap sebagai bagian dari kesehatan, dan bukan sebagai “penyakit” yang harus dihancurkan, seperti dalam konsep kontrasepsi.
Dalam MCr, seorang wanita dan suaminya mempelajari tanda-tanda biologis dari siklus tubuhnya yang menunjukkan tentang kesuburan dan ketidaksuburannya. Dengan mempelajari tanda- tanda ini, dan ketentuan-ketentuannya, maka dapat diperoleh dialog yang lebih baik antara istri dan suami, saling menghormati, pembagian tanggung jawab dan pengendalian diri. Dengan menghormati tubuh pasangan, maka kasih yang diungkapkan antara suami istri dapat bertumbuh menjadi kasih yang tulus, tanpa mementingkan diri sendiri, tanpa menolak berkat kesuburan yang diberikan Tuhan. Kasih semacam ini mengantar jiwa yang terdalam dari seksualitas manusia.
Yang diadakan dalam MCr adalah melakukan observasi/ pengamatan lendir yang dikeluarkan oleh istri. Observasi ini diikuti oleh pengenalan akan artinya, dan pencatatannya, agar dapat dibandingkan dari hari ke hari di dalam satu siklus bulan itu, agar diperoleh pengertian dan disikapi sesuai dengan rencana pasangan suami istri tersebut.
Metoda Observasi MCr secara umum
Agar akurat, metoda Observasi MCr ini harus dilakukan rutin selama berkali- kali dalam setiap hari, untuk menjamin bahwa lendir yang dikeluarkan dapat diamati artinya. Untuk pengamatan diperlukan kertas tissue (toilet paper). Terdapat tiga langkah/ cara dalam setiap kali pengamatan, yaitu:
1. Pengelapan vagina dengan kertas tissue dengan memperhatikan apa yang dirasakan pada saat pengelapan ini.
2. Pengamatan pada apa yang ada di kertas tissue.
3. Jika ada cairan/ lendir yang keluar, maka pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan jari yaitu jempol dan jari penunjuk.
Maka untuk mengingat ketiga step ini, ingatlah kata kuncinya yaitu: SOFT
S: Sensasi (Apa yang dirasakan)
O: Observation (Pengamatan)
F: Finger –
T: Test (Pemeriksaan dengan jari)
Tahap pertama: mengenal sensasi/ apa yang dirasakan adalah penting, sebelum melihat apa yang terlihat di kertas tissue. Tahap kedua: melihat yang ada di tissue adalah untuk melihat apakah ada cairan lendir atau tidak. Jika ada, dilakukan tahap ketiga, yaitu pemeriksaan dengan jari cairan yang ada di permukaan tissue itu. Cairan/ lendir yang ada di kertas tissue itu harus semuanya ditest.
Setiap pengamatan ini dapat dituliskan di kertas, namun pada akhir hari (15 belas menit sebelum tidur malam), yang dicatat di tabel adalah data yang tersubur pada hari itu, untuk dibandingkan dengan hari-hari sebelum dan sesudahnya.
Bagaimana mengamati cairan/ lendir
Ada beberapa ketentuan untuk pengamatan metoda MCr ini yaitu:
1. Gunakan kertas tissue yang dilipat dengan rata.
2. Jangan menggunakan kertas tissue yang koyak/ lecek/ ‘crumpled‘, karena menjadi tidak akurat.
3. Arah pengelapan dari arah depan ke belakang.
4. Pengelapan dari arah muka vagina (labia) sampai ke belakang vagina (perineal body di dekat anus). Keputusan akan sensasi yang dirasakan, adalah sesuai dengan apa yang dirasakan setelah tissue ini selesai mengelap sampai ke bagian belakang (perineal body).
5. Pengelapan ini dilakukan sampai cairan/lendirnya habis.
6. Jangan melakukan pemeriksaan internal.
7. Jangan melakukan pemeriksaan dengan jari langsung di vagina.
8. Jangan mengamati dari apa yang terlihat di permukaan pakaian dalam.
9. Gunakan kertas tissue tanpa aroma, dan gunakan bahan pakaian dalam dari katun.
Kapan mengamati lendir ini?
1. Setiap kali anda ke kamar kecil. Ini harus menjadi bagian dari ‘ritme’ anda. Sebab adakalanya cairan hanya keluar sekali dalam sehari, dan jika tidak sering diperiksa, maka bisa saja ‘terlewat’.
2. Setiap kali sebelum buang air kecil dan sesudah buang air kecil. Karena lendir bisa keluar sebelum atau sesudah buang air kecil.
3. Setiap kali sebelum dan sesudah buang air besar.
4. Setiap sebelum dan sesudah mandi, atau juga setiap sebelum dan sesudah berenang.
5. Setiap sebelum tidur.
6. Sebelum tidur malam hari, sekitar 15 menit sebelum tidur malam. Anda perlu ‘mengejan’/ “bear down“, seperti seandainya anda mau buang air besar, supaya semua lendir (jika anda) dapat keluar dan dapat diamati. Sesudah itu hasilnya dicatat di tabel, untuk dibandingkan dengan seluruh catatan data pengambilan lendir hari itu. Data yang tersubur-lah yang dituliskan di tabel, untuk dibandingkan dengan hari-hari sebelum dan sesudahnya.
7. Setiap bangun di tengah malam untuk buang air kecil.
8. Buatlah keputusan definitif pada setiap pengamatan. Hasilnya anda catat di kertas (namun yang dimasukkan di tabel pada akhir hari hanyalah satu hasil dalam hari itu yang menunjukkan tanda ter-subur).
9. Jangan pernah berhenti mengamati. Sekali berhenti (terlompat satu hari) membuat pengamatan kurang efektif.
10. Jangan pernah merasa ‘sudah paham’ sebelum mengamati, karena siklus anda dapat berubah- ubah, demikian juga tanda yang diamati.
Walaupun kelihatanya begitu sering pengamatan diadakan, tetapi pada kenyataannya menurut observasi, lebih dari 90 % wanita dapat mengadakan pengamatan ini tanpa mengambil waktu lebih lama dari 30 detik.
Tujuan penerapan pengamatan MCr
Di bawah ini adalah beberapa hal yang menunjukkan pengamatan cairan yang keluar dari vagina istri. Sekilas memang terlihat rumit dan panjang; namun sebenarnya sederhana saja maksudnya. Yaitu pengamatan dilakukan untuk mengetahui saat-saat subur dan tidak subur dari siklus seorang istri. Pengamatan setiap hari dimulai saat hari pertama menstruasi sampai menstruasi selesai, diikuti oleh hari-hari berikutnya sampai pada menstruasi berikutnya.
Pada umumnya siklus seorang wanita terdiri dari:
1. Masa Menstruasi:
– Hari pertama menstruasi dikatakan sebagai hari #1.
– Masa menstruasi dapat berkisar antara 4-6 hari. Cairan yang keluar dapat dimulai dari banyak/ heavy flow (H) sampai dengan sedikit/ very light flow (VL).
– Masa heavy flow (H) dan medium flow (M) dianggap termasuk masa subur.
2. Masa Kering setelah menstruasi:
– Umumnya hanya berkisar 2-3 hari.
3. Masa Lendir/ Masa Subur
– Diawali dengan lendir keruh dan lengket, namun kemudian berangsur menjadi jernih dan ;entur, lalu menjadi berair atau encer.
– Tipe Lendir Puncak adalah jenis lendir yang mempunyai SALAH SATU dari ciri-ciri ini: jernih, lentur dan lubrikatif:
– Jernih artinya transparan/ tembus pandang.
– Lentur artinya dapat dilenturkan di jari sampai mencapai 1 inci/ 2,5 cm atau lebih.
– Lubrikatif artinya perasaan basah pada vagina, yang dirasakan pada saat pengelapan, sehingga harus dilap lebih dari sekali.
– Hari terakhir dikeluarkannya lendir tipe puncak ini dianggap sebagai Hari Puncak (Peak Day).
– Selama tiga hari setelah Hari Puncak terhitung sebagai hari-hari subur.
4. Masa Kering
– Masa hari ke-4 setelah hari Puncak sampai menstruasi berikutnya.
Catatan:
Pasangan yang mengusahakan kehamilan dianjurkan untuk melakukan hubungan suami istri pada saat hari-hari subur, terutama hari keluarnya lendir tipe Puncak, yaitu pada Hari Puncak dan selama tiga hari sesudahnya. Sedangkan pasangan yang berusaha mencegah kehamilan dianjurkan untuk berpantang hubungan suami istri pada hari- hari subur, yaitu pada masa menstruasi (H dan M), dan pada masa lendir. Karena masa kering setelah menstruasi juga dapat berubah-ubah [disebabkan karena menyusui, stress, capai/ lelah, sehabis keguguran, dst] maka bagi pasangan yang sungguh ingin mencegah kehamilan, maka hubungan suami istri pada masa tersebut juga sebaiknya dihindari.
Penjelasan Pengamatan MCr
Berikut ini adalah sistem pengamatan yang didasari atas cairan yang keluar dari vagina:
1. Keterangan pada saat menstruasi:
H= Heavy flow/ banyak
M= Medium/ sedang
L= Light flow/ sedikit
VL= Very light flow/ sangat sedikit, berupa flek
B= Brown or black bleeding/ coklat atau darah kehitaman
Catatan:
Untuk pasangan yang menghindari kehamilan:
– Saat H dan M adalah saat subur, maka jangan melakukan hubungan seksual.
– Pada saat L dan VL, (sedikit atau sangat sedikit cairan menstruasi yang keluar) hubungan seksual dapat dilakukan asalkan pada saat itu keadaan benar- benar kering/ tidak ada lendir yang keluar. Harap diamati, karena lendir dapat bercampur dengan darah coklat, dan jika ini yang terjadi, maka kondisi dapat dikatakan subur, dan jika dilakukan hubungan, maka dapat mengakibatkan kehamilan.
2. Keterangan untuk mengidentifikasikan Masa Kering dan Masa Lendir:
Berikut ini adalah kodenya, namun untuk keterangan selanjutnya, lihat sub- judul: Beberapa definisi kunci:
– Masa Kering:
0= Kering/Dry
2= Lembab/ Damp (di tissue), tanpa lubrikasi
2W= Basah/ Wet (di tissue), tanpa lubrikasi
4= Mengkilat/ Shiny (di tissue, tapi tidak lentur), tanpa lubrikasi
– Masa Lendir Subur
6= Lengket/Sticky (lendir dapat lentur sampai 0,5 cm atau 1/4″)
8= Agak lentur/ Tacky (lendir dapat lentur dari 0,5 cm s/d 2 cm atau 1/2″ s/d 3/4″)
10= Lentur/ Stretchy (lendir dapat lentur dari 2,5 cm atau lebih)
– Masa Lendir Sangat Subur
10 DL= Lembab/ Damp (di tissue), dengan lubrikasi
10 SL= Mengkilat/ Shiny (di tissue), dengan lubrikasi
10 WL= Basah/ Wet (di tissue), dengan lubrikasi
Catatan:
Masa Kering/Dry:
– Pada saat dilap, tidak ada lendir. Kertas tissuenya kering, tidak ada yang bisa diperiksa dengan jari di permukaan tissue. Tissue mudah koyak.
– Seandainya-pun setelah dilap, di permukaan tissue terdapat daerah yang lembab, dengan sedikit daerah di tengah yang mengkilat, namun tidak ada lendir yang dapat diambil dari tissue untuk diamati.
Masa Lendir Subur:
– Ketika dilap, keluar cairan/ lendir, yang dapat diambil dengan jari tangan.
– Kelenturan berkisar antara 0,5 cm sampai 2,5 cm.
Masa Lendir Sangat Subur:
– Ketika dilap, keluar cairan/ lendir, yang dapat diambil dengan jari tangan.
– Kelenturan sekitar 2,5 cm atau lebih.
– Keadaan lembab/ basah dengan lubrikasi adalah Lendir puncak (Peak-type mucus)
3. Keterangan untuk mengidentifikasikan warna:
B= Brown/ Black/ Bleeding = coklat/ kehitaman
C= Cloudy (white)= warna putih, tidak tembus pandang.
C/K= Cloudy/ Clear= sebagian putih, sebagian jernih/ tembus pandang
G= Gummy= lendir yang kental seperti lem
P= Pasty= putih seperti pasta gigi, tapi tidak lentur.
K= Clear= Tembus pandang
Y= Yellow =kuning/ kuning pucat
R= Red= darah segar
L= Lubricative= perasaan “basah” pada vagina
Catatan: Pada saat pemeriksaan, terutama untuk menentukan sifatnya jernih/ tembus pandang atau tidak, maka lendir itu harus dilihat oleh mata (sedapat mungkin sejajar dengan pandangan ke arah lampu/ sumber terang), agar menjadi lebih jelas.
4. Keterangan untuk mengidentifikasikan tanda kesuburan
Jangan lupa untuk mencatat berapa banyak anda melihat tanda yang paling menunjukkan kesuburan di sepanjang hari itu:
x1= terlihat hanya sekali
x2= terlihat dua kali
x3= terlihat tiga kali
AD= All day/ sepanjang hari (4 kali atau lebih)
Frekuensi ini dicatat di akhir hari, (15 menit sebelum tidur) untuk dibandingkan dengan hari sebelumnya dan sesudahnya.
Beberapa definisi kunci
1. Lendir tipe puncak kesuburan/ Peak Type Mucus
Jernih, lentur atau lubrikatif. SALAH SATU saja dari tipe ini atau kombinasi dari dua ciri-ciri ini sudah termasuk lendir tipe subur.
2. Lendir tipe tidak subur/ Non- Peak Type Mucus:
Tidak jernih, tidak lentur, atau tidak lubrikatif. KETIGA ciri-ciri ini harus ada bersamaan, baru lendir dapat dikatagorikan sebagai tidak subur.
3. Hari Puncak (the Peak Day):
Hari terakhir di mana lendir menunjukkan ciri-ciri jernih, lentur atau lubrikatif.
Hari Puncak ini baru bisa ditentukan pada satu hari atau dua hari sesudah hari Puncak ini terjadi. Faktor penting yang terjadi untuk mengidentifikasikan Hari Puncak ini adalah adanya perubahan dramatik/ tiba-tiba dari pola lendir yang terjadi pada hari sesudahnya. Perubahan ini terjadi karena pengaruh perubahan hormon di tubuh anda.
Maka Hari Puncak tidak ditentukan oleh banyaknya lendir. Hari Puncak adalah hari terakhir dari lendir yang bersifat salah satu dari ini: jernih, lentur atau lubrikatif, atau kombinasinya. Pada tabel Hari Puncak ini ditandai dengan huruf “P.”
4. Hari sebelum Hari Puncak (the Pre -Peak Day):
Fase dari hari pertama menstruasi sampai kepada Hari Puncak.
5. Hari setelah Hari Puncak (the Post -Peak Day):
Fase siklus dari hari setelah Hari Puncak sampai hari terakhir sebelum permulaan menstruasi berikutnya.
6. Akhir Hari (end of the day):
Pada saat akhir di mana anda akan tidur (15 menit sebelum tidur)
7. Kontak genital:
Kontak fisik antara organ genital suami dan istri. Termasuk di sini hubungan yang penuh (complete) ataupun yang tidak (incomplete), kontak yang dekat antara organ genital tanpa hubungan seksual, eyakulasi di daerah organ genital istri, ataupun persentuhan dengan tangan pada organ genital. Semua kontak genital harus dihindari jika pasangan bermaksud menghindari kehamilan.
8. Hubungan seksual:
Kontak/ hubungan dari keseluruhan pribadi suami dan istri, melebihi dari sekedar kontak genital. Hubungan seksual melibatkan komunikasi seksual antara suami istri, mencakup fisik, emosi, pikiran, rohani, dan terbuka bagi kemungkinan kelahiran.
Pencatatan dalam tabel
Tabel akan dibagi menjadi 35 lajur, untuk mewakili 35 hari dalam siklus. Silakan melihat tabel berikut ini:
Silakan anda membubuhkan stiker/ tanda ataupun mewarnai kolom pada tabel dan menyertakan kode-kode identifikasi pada akhir/ malam hari (setiap hari), termasuk pada hari menstruasi. Silakan mencatat hasil setiap kali pengamatan, namun hanya memindahkan ke tabel (pada malam hari) tanda yang PALING menunjukkan kesuburan.
Perubahan sifat lendir ini lama-lama dapat menunjukkan pola tertentu.
Stiker/ simbol warna yang dipergunakan:
Stiker warna merah= untuk hari-hari anda mengeluarkan darah
Stiker warna hijau= untuk hari- hari kering
Stiker putih dengan gambar bayi= untuk hari-hari lendir dikeluarkan
Stiker hijau muda dengan gambar bayi= untuk hari- hari kering yang masih termasuk dalam ketiga hari subur setelah Hari Puncak (dalam hitungan 1,2,3 hari)
P= Hari Puncak (Peak Day) diletakkan pada stiker putih dengan gambar bayi.
1,2,3 (stiker hijau muda dengan gambar bayi)= ditempatkan pada tiga hari (1,2,3) setelah hari puncak
I= intercourse/ hubungan seksual suami istri
Contoh- contoh kode pengamatan dan artinya:
0 AD= Kering, sepanjang hari (All day)
2 AD= Lembab, tanpa lubrikasi, sepanjang hari
10 KL AD= Lentur, jernih, lubrikatif, sepanjang hari
6 C x1= lengket, keruh/ cloudy, terlihat hanya sekali sehari
8 GY x2= lentur, kental, kuning, terlihat 2 kali sehari
Instruksi dasar yang harus dilakukan
1. Selalu lakukan pengamatan dengan rutin, dengan mematuhi cara-cara yang disampaikan 100 %.
Kemampuan untuk menentukan masa subur dan masa tidak subur tergantung dari kesetiaan melakukan pengamatan.
2. Isilah tabel pada AKHIR HARI, SETIAP HARI, dan tuliskanlah/ cantumkan tanda yang PALING menunjukkan kesuburan (the most fertile sign) pada hari itu. Sebelum menuliskan pada tabel di akhir hari, istri harus mengejan/’bear down’/ ‘push’, seperti seolah mau ke buang air besar, dan lakukan ini 3 kali, supaya semua cairan/ lendir dapat keluar dan diamati. ‘Bear down’ ini juga sebaiknya dilakukan setiap kali selesai berhubungan seksual, agar esok harinya tidak ada cairan yang mengacaukan pengamatan lendir istri yang sesungguhnya.
3. Silakan meletakkan tabel di tempat yang diketahui baik oleh istri maupun suami. Yang perlu ditulis di tabel pada akhir hari adalah tanda yang paling subur, sedangkan hasil tiap-tiap pengamatan, tidak perlu dimasukkan dalam tabel.
4. Jika ingin cepat menguasai metoda ini, maka pada bulan pertama pengamatan (selama 1 siklus), jangan melakukan kontak genital ataupun berhubungan seksual, sehingga pengamatan lendir tidak dikacaukan dengan cairan air mani (seminal fluid).
5. Ingatlah RUMUS ini: Jika pengamatan menunjukkan adanya lendir/ mucus, maka hari itu terhitung subur. Jika hubungan seksual dilakukan pada masa ini, maka kemungkinan besar terjadi kehamilan. (Mucus —> prospective baby!)
Hari-hari subur
Keterangan berikut perlu diperhatikan pada pasangan yang menggunakan Metoda Creighton untuk mengusahakan kehamilan. Maka hubungan suami istri dilakukan pada masa subur.
1. Hari- hari menstruasi
Hari- hari menstruasi dikatakan sebagai hari subur, terutama pada hari H dan M. Seorang wanita dapat mengalami ovulasi dini dalam masa reproduksinya. Jika ini terjadi maka lendir dapat keluar pada hari-hari akhir menstruasi, dan ovulasi terjadi segera sesudahnya. Maka hari-hari menstruasi adakalanya merupakan masa subur. Alasan kedua, adakalanya seorang wanita mengalami perdarahan pada saat ovulasi, sehingga jika ini yang terjadi, hari tersebut dikatakan sebagai hari subur.
2. Dari permulaan keluarnya lendir sampai tiga hari setelah Hari Puncak.
Kesuburan terjadi pada permulaan keluarnya lendir dan terus berlangsung sampai mencapai hari Puncak, dan tiga hari sesudah hari Puncak. (Hari tidak subur baru dimulai pada AKHIR hari ke-empat setelah Hari Puncak).
3. Satu atau dua hari dari lendir tipe tidak subur/ Non- peak mucus, sebelum Hari Puncak.
Metoda ini merupakan metoda yang sifatnya memperkirakan waktu kesuburan sesuai dengan pengamatan siklus pada bulan itu, jadi tidak tergantung dari bulan sebelumnya. Jika satu atau dua hari terdapat lendir yang tidak subur (non-peak) dapat berarti itu merupakan permulaan dari masa kesuburan yang akan terus meningkat sampai Hari Puncak.
4. Pada Hari Puncak, dan ketiga hari berikutnya.
Ketika lendir yang dihasilkan bertipe Puncak (jernih, lentur atau lubrikatif), maka dihitung sampai tiga hari berikutnya, dikatakan bahwa itu adalah masa subur.
5. Jika dialami perdarahan yang tidak umum (bukan masa menstruasi), ini terhitung subur, sampai tiga hari berikutnya.
Perdarahan yang terjadi tidak dalam masa menstruasi dihitung sebagai masa subur Puncak, dan tambahan selama tiga hari dihitung mulai pada hari terakhir perdarahan tersebut. Alasannya, karena adakalanya perdarahan ini adalah tanda ovulasi.
Hari-hari tidak subur
Keterangan berikut perlu diperhatikan pada pasangan yang menggunakan Metoda Creighton untuk mencegah kehamilan. Maka hubungan suami istri dilakukan pada masa tidak subur.
1. Hari-hari kering, sebelum Hari Puncak (pre- Peak).
Namun hari-hari kering ini adalah selalu berdasarkan pengamatan di akhir hari (15 menit sebelum tidur malam). Penting bagi istri untuk mengadakan pengamatan sepanjang hari, untuk mempunyai keyakinan akan kondisi tidak subur/ infertile-nya pada akhir hari. Pada masa- masa awal pasangan mempelajari metoda ini, maka dianjurkan agar tidak melakukan hubungan seksual setiap hari pada masa pre- Peak, sampai keduanya mempunyai keyakinan untuk mengidentifikasikan lendir istri.
2. Hari ke-empat setelah Hari Puncak, dan selalu pada akhir hari.
Masa ketidaksuburan dimulai pada hari ke-empat setelah Hari Puncak, dan selalu pada akhir hari (15 menit sebelum tidur malam).
3. Hari-hari kering, sesudah Hari Puncak + 3.
Masa tidak subur juga terdapat pada hari-hari kering sesudah hari Puncak dan tiga hari berikutnya, sampai menstruasi berikutnya.
4. Hari- hari kering pada hari-hari akhir menstruasi, pada saat darah yang keluar sedikit dan sangat sedikit- dan kondisi ini dilihat pada akhir hari.
Pada saat sang istri dapat mengidentifikasikan dengan yakin hari-hari kering/ tidak adanya lendir pada hari- hari akhir menstruasi, baru ini dapat dikatakan sebagai hari-hari kering. Namun ada kalanya meskipun pada hari-hari menstruasi, lendir yang transparan dan lentur dapat keluar, dan jika ini yang terjadi artinya hari tersebut terhitung subur. Hanya jika dapat dipastikan hari tersebut termasuk hari-hari kering, maka pasangan dapat melakukan hubungan suami istri, pada akhir hari, jika pasangan bermaksud menghindari kehamilan. Untuk menjamin akurasi, instruksi ini hanya berlaku setelah istri telah melewati setidaknya 3 kali siklus dan telah dapat merekam sistem pengamatan lendir ini dengan yakin dan akurat.
5. Ketika anda ragu-ragu, pertimbangkan hari itu sebagai hari Puncak dan hitung tiga hari setelah hari tersebut.
Misalkan saja pasangan ragu-ragu akan sistem ini, atau pengamatan terlewati, atau terjadi perubahan yang drastis yang menimbulkan kebingungan; maka dalam kondisi ini, pada akhir hari, catatlah sebagai hari Puncak, dan hitunglah tiga hari sesudahnya (setelah hari Puncak) sebagai masa subur, dan baru sesudahnya dapat dikatakan sebagai masa tidak subur.
Contoh- contoh (lihat tabel Figure B-1)
Berikut ini adalah penjelasan siklus A, B, D dan E, yang ada pada Figure B-1.
A. Umumnya, wanita mengalami siklus seperti pada pola A, yaitu:
Menstruasi:
Hari #1 dan #2 : banyak/heavy flow/ H;
Hari #3 dan #4: medium/ M;
Hari #5: light/ L, 0 AD= dry All day (kering sepanjang hari)
Pre peak dan Peak Day/ Hari Puncak + 3
Hari #6: 2 x1, artinya lembab tapi tanpa lubrikasi, terlihat satu kali dalam sehari;
Hari #7,8,9: 0 AD=dry all day/ kering sepanjang hari
Hari #10 mulai keluar lendir sampai hari #17; di mana hari #14 adalah (hari Puncak), diikuti hitungan 1,2,3. Catatan, hari Puncak baru diketahui pada hari #15, di mana terjadi perubahan kelenturan lendir dan warnanya menjadi keruh. Dengan adanya perubahan drastis ini, maka diketahui bahwa hari terakhir masa subur adalah hari kemarinnya, yaitu hari #14, dan ditambahkan hitungan 1,2,3, baru pada hitungan hari ke-4 yaitu hari #18, pada akhir hari, dapat dikatakan hari tidak subur.
Post Peak:
Hari #18 – 28: 0 AD=hari-hari kering sepanjang hari.
B. Namun ada kemungkinan terjadi variasi, seperti:
Menstruasi:
Hari #1: banyak/heavy flow/ H;
Hari #2 dan 3: medium/ M;
Hari #4: sedikit/light/ L 0 AD= dry All day (kering sepanjang hari),
Hari #5: sedikit sekali/ very light/VL / , 2 x1= lembab tanpa lubrikasi, sekali dalam sehari.
Pre-peak dan Peak (Hari Puncak) + 3:
Hari #6 dan #7: 0 AD= kering sepanjang hari.
Hari #8: 6 C, x1= lendir lengket (kelenturan s/d 0,5 cm) warna putih tidak tembus pandang, terlihat satu kali dalam pengamatan hari itu. Karena keluar lendir, maka diberi tanda/ sticker bayi.
Hari #9: 6 C, x2= lendir lengket (kelenturan s/d 0,5 cm) warna putih tidak tembus pandang, terlihat dua kali dalam pengamatan hari itu.
Hari #10-12: 0 AD= kering sepanjang hari.
Hari #13: 8 C, x1= lendir agak lentur (kelenturan s/d 2 cm) warna putih tidak tembus pandang, terlihat satu kali dalam pengamatan hari itu.
Hari #14: 0 AD= kering sepanjang hari.
Hari #15-23: hari keluarnya lendir, bermula dari lendir yang lengket, berangsur lentur dan transparan/ jernih, pada hari #20. Pada hari #21 kelenturan lendir menurun dan warna menjadi tidak jernih lagi. Sehingga diketahui hari Puncak adalah hari ke #20. Lalu di tambah hitungan hari 1,2,3. Walaupun pada hari #23, pengamatan menunjukkan kering sepanjang hari, tetapi karena masih masuk hitungan ketiga sesudah hari Puncak, maka hari #23 masih terhitung subur.
Hari #24-33: 0 AD= kering sepanjang hari. Masa tidak subur.
D. Contoh Ovulasi dini
Menstruasi:
Hari #1: L= sedikit/ light/ 0AD= kering sepanjang hari.
Hari #2: M= sedang/ medium
Hari #3: H= banyak/ heavy
Hari #4: L, 8 C x1= sedikit/ light, terdapat lendir yang agak lentur (s/d 2cm), warnanya putih tidak transparan, terlihat sekali dalam sehari.
Pre-Peak sampai Peak/ Puncak + 3:
Hari #5: menstruasi sudah tidak ada lagi, 8 C x2: terdapat lendir yang agak lentur (s/d 2cm), warnanya putih tidak transparan, terlihat 2 kali sehari.
Hari #6: 10 C x1= terdapat lendir yang lentur (kelenturan lebih dari 2,5 cm), tidak transparan, terlihat sekali sehari.
Hari #7: 10 K x2= terdapat lendir yang lentur (kelenturan lebih dari 2,5 cm), transparan, terlihat dua kali sehari.
Hari #8: 10 KL AD= terdapat lendir yang lentur (kelenturan lebih dari 2,5 cm), transparan, lubrikatif, sepanjang hari.
Hari #9: 10 C x1= terdapat lendir yang lentur (kelenturan lebih dari 2,5 cm), tidak transparan, terlihat sekali sehari.
Hari #10: 6 C, x1= lendir lengket (kelenturan s/d 0,5 cm) tidak tembus pandang, terlihat satu kali dalam pengamatan hari itu. Karena terdapat perubahan mendadak akan kelenturan dan warna, maka diketahui bahwa hari kemarinnya yaitu hari 9 adalah Hari Puncak.
Hari #11: 8 C x2= terdapat lendir yang agak lentur (s/d 2 cm), tidak transparan, terlihat dua kali dalam sehari.
Hari #12: 0AD= hari kering sepanjang hari, tetapi ini masih terhitung SUBUR, karena masih dalam hitungan ke tiga setelah hari Puncak.
Post-Peak:
Hari #13-22: 0 AD Hari- hari kering sepanjang hari. Masa tidak subur.
E. Contoh dua kali Ovulasi.
Menstruasi:
Hari #1: L= sedikit/ light, 0AD= kering sepanjang hari.
Hari #2: H= banyak/ heavy
Hari #3: M= sedang/ medium
Hari #4: L= sedikit/ light, 2 x2= lembab tanpa lubrikasi, terlihat 2 kali dalam sehari.
Pre-Peak sampai Peak/ Puncak + 3 (Masa Puncak yang pertama):
Hari #5 dan #6: 0 AD= kering sepanjang hari.
Hari #7: 10 C x1= terdapat lendir yang lentur (kelenturan lebih dari 2,5 cm), tidak transparan, terlihat sekali sehari.
Hari #8,9, 10: 0 AD= kering sepanjang hari. Pada hari ketujuh terjadi perubahan drastis, karena hari itu kering/ tidak ada lendir, maka dapat dikatakan hari ke #7 adalah hari Puncak (yang pertama) dan ketiga hari sesudahnya yaitu hari #7,8,9, termasuk hari subur, walaupun pada hari-hari itu tidak ada lendir.
Pre-Peak sampai Peak/ Puncak + 3 (Masa Puncak yang kedua):
Hari #11-13: 0 AD= kering sepanjang hari.
Hari #14: 8 C x1= terdapat lendir yang agak lentur (s/d 2cm), tidak transparan, terlihat sekali dalam sehari.
Hari #15: 8 K x2= terdapat lendir yang agak lentur (s/d 2cm), jernih/ transparan, terlihat dua kali dalam sehari.
Hari #16: 10 KL x2= terdapat lendir yang lentur (kelenturan lebih dari 2,5 cm), transparan, lubrikatif, dua kali sehari.
Hari #17: 10 C x1= terdapat lendir yang lentur (kelenturan lebih dari 2,5 cm), tidak transparan, terlihat sekali sehari. Karena terjadi perubahan warna dari transparan/ jernih, ke warna keruh, maka diketahui bahwa hari kemarinnya yaitu hari #16 adalah hari Puncak (kedua). Jika ada dua kali hari Puncak, maka ovulasi terjadi pada hari Puncak yang kedua.
Hari #18, 19, 20= termasuk hitungan tiga hari setelah ovulasi, maka terhitung sebagai hari SUBUR. Maka walaupun pada hari #20, pengamatan menunjukkan 0 AD/ kering sepanjang hari, namun karena masih termasuk di hari ketiga setelah hari Puncak, maka jika ingin menghindari kehamilan, maka pada hari ini sekalipun sudah “kering”, tetapi tetap tidak dapat diadakan hubungan seksual.
Hari #21- 29= 0 AD= kering sepanjang hari. Masa tidak subur.
Bagaimana mengisi hari-hari subur, jika pasangan ingin menghindari kehamilan
Banyak orang menganggap bahwa dorongan untuk berhubungan seksual merupakan sesuatu yang tidak dapat dikendalikan, dan ini sungguh keliru. Kita sebagai umat Kristiani dipanggil untuk belajar mengendalikan diri kita dalam banyak hal, termasuk juga dalam mengendalikan dorongan seksual. Memang jika maksud pasangan adalah untuk menghindari kehamilan, maka yang dilakukan adalah tidak melakukan kontak genital pada masa-masa subur. Namun demikian, tidak berarti bahwa komunikasi yang non-seksual itu diabaikan. Malah sebaliknya, harus diusahakan komunikasi tersebut. Jenis komunikasi yang demikian malah dapat meningkatkan rasa saling percaya, saling pengertian dan saling menghormati, yang dapat memperdalam hubungan kasih suami istri.
Jadi pada masa-masa tersebut, gunakanlah kesempatan untuk pertama-tama, berdoa bersama sebagai suami istri (lih. 1 Kor 7:5), dan dengan demikian pasangan suami istri dapat mengalami bahwa kasih suami istri bersumber pada kasih Allah, dan harus diwujudkan sesuai dengan kehendak Allah. Kedua, nyatakanlah perhatian dan kasih dengan kata-kata sederhana seperti, “Aku sayang kamu” ataupun dengan sentuhan-sentuhan lain, pelukan, ciuman yang tidak menjurus kepada kontak genital. Ketiga, gunakanlah waktu untuk membaca atau untuk mendiskusikan hal-hal bersama, misal tentang masa depan, anak-anak, dst. Ke-empat, gunakan waktu untuk melakukan hal tertentu bersama-sama, misalnya merapikan/ membersihkan rumah bersama-sama, pergi mengunjungi teman/ saudara, memasak bersama, atau berekreasi ke luar rumah dll. Kelima, gunakan waktu untuk bicara dari hati ke hati, agar pasangan dapat semakin memahami satu sama lain. Tumbuhkan pula suasana humor, agar dalam suasana apapun selalu ada suka cita di antara suami dan istri.
Kesimpulan
KB Alamiah Metoda Creighton merupakan cara KB alamiah yang tanpa efek samping (no side effects). Memang penerapan metoda ini memerlukan usaha yang sungguh-sungguh dan kerja sama dari kedua belah pihak, baik suami maupun istri, namun jika diterapkan dapat meningkatkan komunikasi antara suami dan istri. Diperlukan usaha bersama untuk membuat tabel dan mengisinya. Diperlukan ketekunan dari pihak istri untuk mengamati tanda-tanda biologis dari tubuhnya, dan dianjurkan agar para suami-lah yang mencatatkan data yang paling subur di akhir hari, pada setiap hari. Juga diperlukan kesungguhan dan komitmen dari pihak suami untuk mendukung hasil pengamatan itu. Jika maksud yang diinginkan adalah menghindari kehamilan, maka ini akan melibatkan pengendalian diri dari kedua belah pihak. Jika yang diinginkan adalah kehamilan, maka dapat diketahui saat-saat yang menunjukkan kemungkinan yang lebih besar untuk tercapainya maksud tersebut. Terlepas dari apapun maksudnya, metoda Creighton hanyalah sekedar cara yang dapat dicoba, karena menurut pengalaman dari pasangan-pasangan yang menerapkannya dengan setia, maka tingkat akurasinya sungguh sangat baik. Kabar baiknya adalah, dengan menerapkan metoda ini, hubungan suami istri menjadi lebih dekat, tidak hanya menekankan ke arah jasmani saja, karena penerapan metoda ini mendorong suami dan istri untuk dengan kreatif mengembangkan hubungan mereka ke berbagai dimensi lainnya, yaitu rohani, psikologis, intelektual, komunikasi dan emosi. Pada akhirnya, kebahagiaan perkawinan tidak semata- mata tergantung pada hubungan seksual suami istri. Ada banyak hal lain yang dapat mempersatukan suami dan istri, dan setiap pasangan suami istri selayaknya dapat menemukan sendiri hal- hal yang mempersatukan mereka. Maka jika Gereja Katolik menganjurkan KB Alamiah, itu juga didasari atas maksud ini, yaitu agar perkawinan tertuju pada kesejahteraan suami istri, dan dengan demikian suami dan istri dapat membentuk keluarga yang bahagia dalam membesarkan dan mendidik anak-anak yang Tuhan percayakan kepada mereka.
Shalom tim Katolisitas.. salam kenal.. saya mau bertanya dimanakah atau adakah buku khusus tentang creighton methode ini secara detail dan juga buku ttg Theology of the body…saya seorang dokter baru tamat dan sangat tertarik dengan topik ini….saya berharap dapat mengaplikasikannya buat diri sendiri dan pasien saya kelak.
Shalom Armand, Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Creighton Model, silakan membaca situs mereka, silakan klik. Sedangkan untuk buku Theology of the Body silakan memesannya di Amazon.com. Anda dapat membaca buku Theology of the Body, yang merupakan rangkaian seri homili dari Paus Yohanes Paulus II, atau Anda membaca buku yang lain, tentang ulasan Theology of the Body, dengan penjelasan yang cukup baik oleh Christopher West. Sedangkan di Indonesia, bagi umat Katolik yang ingin memahami/ mendalami Theology of the Body, dapat bergabung dengan TOBIT (Theology of the Body Insight). Klik di sini untuk membaca lebih lanjut tentang TOBIT ini. Salam kasih dalam… Read more »
Dear katolisitas, Saya sudah terbiasa dengan metode billing. Pertanyaan saya, apakah fungsi utama penggunaan tisu dalam metode Creighton ini? Ini saya tanyakan mengingat di atas dikatakan bahwa jika pada tisu ada lendir maka langkah berikutnya adalah mengamati dengan menggunakan jari jempol dan telunjuk. Seperti kita tahu dlm metode Billings, pengamatan dengan jempol dan telunjuk ini juga dilakukan sebagai langkah pertama. Dengan kata lain, mengapa harus menggunakan tisu? Apakah ada sifat sifat tisu yang memudahkan pengamatan? (jika ya, bukankah setelah itu juga masih harus diamati dengan jempol dan telunjuk?) Mohon penjelasan yang dapat meyakinkan saya bahwa memang ada perbedaan yang signifikan… Read more »
Shalom Yusup Sumarno, Benar, pemakaian tisu bertujuan supaya prosedur pengamatan lendir menjadi lebih baik dan lebih mudah untuk dilakukan, yaitu dalam tahapan SOFT yang kedua (Observation). Tisu akan menampung dengan baik semua lendir yang keluar, yang kadar kekentalannya tentu berbeda-beda dari hari ke hari. Lendir yang lebih encer dan lembut yang baru keluar mungkin tidak cukup baik terdeteksi (dan terambil seluruhnya) oleh kepekaan jari tangan kita. Lebih jauh, tisu itu berperan seperti alat perekam (pengawet bukti), karena berkas lendir akan tertampung dalam jangka waktu yang cukup, tidak ada kemungkinan jatuh dan hilang seperti kalau diambil dengan jari saja. Tisu memungkinkan… Read more »
Bu Triastuti,
saya semakin paham. Namun bukankah ada risiko bahwa lendir itu (bila masih sedikit) justru terserap oleh tisu dan akhirnya jari tidak bisa mengambil untuk mengamati.
Ataukah memang ada karakteristik dari lendir tanda kesuburan dari servic ini yang lain/beda dengan karakteristik cairan lain dari vagina (urine/keputihan/lubrikan atau pelumas saat terangsang). Maksud saya apakah lendir kesuburan ini punya sifat utama yaitu tidak bisa diserap oleh tisu, meskipun kuantitasnya masih sedikit? Jika ya demikian maka ini bagus dan saya akan beralih pake tisu sebagai langkah pertama.
salam damai Kristus
Shalom Yusup Sumarno, Nampaknya justru sebaliknya, sebab yang diserap oleh kertas tissue adalah cairan/ airnya, sedang lendirnya (jika ada) akan tertinggal di permukaan tissue. Dengan demikian pengamatan lendir dapat lebih mudah dilakukan. Kalau pengamatan dengan jari tanpa tissue, ada kemungkinan jatuh karena dengan air yang juga keluar, lendir tak dapat melekat di permukaan jari untuk diamati. Dengan tissue, maka jika lendirnya sedikit maka akan melekat di tissue/ tak dapat diambil dengan jari, artinya masa tidak subur. Jika lendir sudah dapat diambil dengan jari dengan kelenturan 0.5-2.5 cm maka itu tanda subur, sedangkan lebih dari 2.5 cm, sangat subur. Salam kasih… Read more »
Dear katolisitas,
Terima kasih atas artikel menariknya. Mungkin bisa menjadi bahan Kursus Persiapan Perkawinan. Pertanyaan saya,
1. Apa beda metode ini dengan Metode Ovulasi Billings?
2. Apakah kami bisa berkonsultasi dengan katolisitas, khususnya Ibu Maria Brownell, soal metode ini nantinya? Apakah melalui katolisitas atau langsung ke Ibu Maria?
Sekian dan terima kasih?
[Dari Katolisitas: Metoda Crighton sebenarnya mengambil dasar Metoda ovulasi Billings, hanya metoda ini juga menyampaikan juga cara pengamatannya agar menjadi lebih akurat. Jika Anda ingin berkonsultasi dengan ibu Maria Brownell, silakan mengirimkan pertanyaan Anda ke Katolisitas.]
dear katolisitas,
Terima kasih!
Dear Ibu Admin, shalom. Sekedar sharing di sini, saya sudah berkeluarga dengan 3 anak, dengan jarak antar kelahiran masing-masing 2 tahun. Sungguh saat itu, kami tidak pernah menggunakan apapun dalam menjaga jarak kelahiran maupun perencanaan kelahiran. Semua kami lakukan saat kami benar-benar “enjoy” menjalankannya. Kami percaya itu Karya Tuhan. Namun setelah anak ke-3, kami “mundur”, dililit rasa khawatir, sehingga akhirnya menggunakan IUD. Setelah saya telusuri dokumen GK beserta penjelasan di web ini, kami berarti keliru/salah menggunakan IUD tersebut, dan jauh sebelum saya menemukan hal ini, IUD tersebut telah dilepas. Saat ini kami merencanakan akan menggunakan vasektomi, namun berdasarkan yang saya… Read more »
Shalom Endi, Sepengetahuan saya, alat pemeriksa kesuburan (alat test ovulasi), adalah alat yang baik digunakan bagi pasangan yang menghendaki kehamilan, dan bukannya pasangan yang ingin menghindari kehamilan. Maka yang diamati pada alat itu adalah kapan saatnya sang istri mengalami masa paling subur dalam siklusnya. Walaupun alat tersebut dapat membantu pasangan mengetahui masa paling subur (dalam artikel di atas adalah masa puncak/ ‘peak’), namun jika hanya menggunakan alat itu saja, maka penghitungan dapat menjadi kurang akurat. Sebagai contoh pada siklus 28 hari, pada alat itu hanya dianjurkan untuk memulai pengamatan pada hari ke 11 setelah hari pertama menstruasi. Padahal jika dalam… Read more »
dear katolisitas,
Saya baca sekilas, metode Creighton ini cuma “copypaste” dari metode ovulasi Billings, dengan sedikit tambahan pada caranya mengelap lendir dengan tisu (hanya itu). menurut saya tidak ada yang istimewa. saya menggunakan metode ovulasi Billings sudah akurat. jadi menurut saya Creighton (jika penemunya adalah Creighton) cuma mau numpang terkenal pada pasangan Billings.
mohon maaf kalau saya keliru.
Shalom Yusup, Kalau Anda sudah dapat menerapkan metoda Billings dan berhasil, silakan diteruskan. Metoda Creighton ini memang mengambil dasar dari metoda Billings, namun penekanannya adalah cara pengamatannya, dan analisanya berdasarkan tabel pengamatan yang dibuat. Di Amerika ada komunitas tertentu yang mengajarkan kepada pasangan-pasangan untuk secara intensif melaksanakan cara metoda KB alamiah ini, dan juga konseling pasangan sehubungan dengan metoda ini, dan inilah sebenarnya yang membedakan dengan metoda Billings. Mari kita menghargai juga jerih payah yang sudah dilakukan oleh sesama putera-puteri Gereja yang berjuang untuk melaksanakan ajaran Gereja, dengan mengajarkan cara-cara pengamatan dan penerapan metoda Billings ini dengan lebih akurat. Selain… Read more »
Bu Ingrid, terima kasih banyak atas tanggapan Ibu. saya senang dengan jawaban yang lengkap. saya juga senang dengan sikap asertif Ibu. Kami sudah punya anak 3 dan selama ini sukses dengan kb alamiah billings. karena istri sudah kecapean urus anak, ditambah susahnya cari pengasuh anak, maka istri memutuskan untuk pakai pil (karena tidak mau kecolongan dg kb alamiah, karena ia “malas” setiap saat adakan pengamatan lendir). Saya bisa memahami “kemalasannya” karena sudah capek urusan kantor ditambah urusan rumah. saya maunya tetap pakai kb alamiah, namun saya bisa memahami kemauan istri yang tdak mau repot adakan pengamatan (lebih enak tiap malam… Read more »
Shalom Yusup Sumarno, Penggunaan pil KB yang adalah salah satu alat kontrasepsi, tidak dapat dibenarkan secara moral oleh Gereja Katolik. Jika Anda dan istri sudah memahami adanya larangan kontrasepsi ini namun tetap memakainya, maka ya, ini adalah perbuatan dosa. Mengapa demikian, silakan membaca lebih lanjut dalam artikel- artikel berikut ini: Humanae Vitae itu benar, silakan klikKemurnian dalam Perkawinan, silakan klikPerkawinan Katolik vs Perkawinan dunia, terutama point 5, silakan klik Sesungguhnya, jika istri Anda mengetahui efek samping yang membahayakan kesehatan tubuhnya di waktu mendatang jika ia terus mengkonsumsi pil KB, tentu ia sendiri juga tidak mau menggunakan pil KB itu lagi.… Read more »
Bu Ingrid,
Banyak terima kasih atas tanggapan Ibu ini. Mohon maaf baru balas karena tidak tahu bahwa Ibu sudah balas. Untung saja saya cari sebelum saya mengatakan bahwa katolisitas belum balas (he he). Saya akan printout artikel dan jawaban Ibu ini untuk saya tunjukkan pada istri, dengan harapan ia dapat memahami maksud Gereja dan dapat berhenti minum pil.
Banyak salam dari papua.
http://metrotvnews.com/read/news/2011/05/28/52976/Pecinta-Kopi-Sulit-Hamil
Apakah bisa dibenarkan menggunakan makanan yang dapat menghambat kehamilan seperti minum kopi, makan durian, minuman soda?
Jika dilarang apa alasannya?
thanks
[dari katolisitas: Tidak ada bukti yang benar-benar dapat dipertanggungjawabkan akan kebenaran pengaruh makanan tersebut dalam menghambat kehamilan]
Halo katolisitas, Saya dan pasangan bermaksud mengadakan pernikahan, namun dengan alasan mengejar karier, ingin menunda kehamilan. Terkejut mengetahui adanya Metode Creighton dari rubrik Katolisitas. Mungkin pertanyaan saya ini sudah ditanyakan oleh pembaca lainnya, karena saya tidak mampu men-screening semua isi komentar yang ada, mohon dimaklumi. Pertanyaan/ kebingungan saya adalah: Apakah saya cukup mengecek selama satu bulan penuh dan bulan selanjutnya dapat ditentukan dari runtutan bulan pertama? Ataukah hubungan seksual harus dilakukan/ tidak dilakukan berdasarkan hasil pengecekan yang didapat pada hari itu? (tanpa bermaksud menyinggung) Akan terasa paranoia, bila setiap hari, sepanjang harinya dari pagi sampai malam kita melakukan pengecekan, baru… Read more »
Shalom Maria Angela, Jawaban pertanyaan pertama: Pengecekan sebaiknya harus dilakukan setiap bulan / setiap hari. Terutama karena keadaan kandungan (reproduksi) wanita yang satu dengan yang lain berbeda. Jadi sebaiknya anda dan istri mencoba mempelajari bagaimana siklus kesuburan /kandungan istri anda. Ada wanita yang siklusnya teratur, ada juga wanita yang siklusnya tidak beraturan. Karenanya harus dipelajari keadaan kandungan istri anda secara pribadi. Jawaban pertanyaan kedua: Benar apa yang anda pahami, bahwa anda/istri harus melihat keadaan kesuburan pada hari tersebut, untuk memutuskan apakah hari tersebut dianggap sebagai hari masa kering, atau hari masa subur. Pengecekan biasanya dilakukan setiap wanita pergi ke kamar… Read more »
salam
bagaimana dg umat Katolik yg tdk mampu yg pas2an ato ekonomi rendah yg merasa keberatan hrs beli tisu dibanding pake suntik KB yg murah cm 3ribu di puskemas per 3bln ato seseorg di pedlman atau seseorg yg jauh dr pusat perbelanjaan yg menyediakan segala mcm tisu sedang di warung cm ada tisu mkn ato tisu sapu tgn yg beraroma ato seseorg dg pendidikan rendah yg tdk mengerti/paham, kesulitan mengikuti ttg metode tsb?
terima kasih
Shalom Maria, Terbatasnya ketersediaan tisu bisa diatasi dengan pemakaian saputangan atau kain yang bersih, yang setelah dicuci, tentunya bisa dipakai lagi berulang kali. Kendala yang mungkin terjadi di dalam penyampaian metode KB alamiah kepada masyarakat yang berpendidikan rendah bisa diantisipasi dengan pengajaran yang sederhana, menggunakan bahasa sehari-hari mereka, serta disajikan dalam kerendahan hati dan kesabaran. Ibu Teresa dari Kalkuta juga mengajarkan teori mengenai lendir kesuburan ini kepada para wanita yang sangat miskin di Kalkuta dan beliau berhasil. Yang terpenting, pengajaran itu pertama-tama memberikan kesadaran mengenai kesuburan seorang wanita, yang ditandai dengan sekresi lendir dari tubuhnya, di mana keadaan itu adalah… Read more »
salam
terima kasih atas jawabannya, bisa sy tau ttg Mother Theresa yg mengarahkan ato mengajari kaum miskin di Kalkuta perihal metode tsb sehingga mampu dipahami oleh mereka, ato mungkin katolisitas bisa menulis ulang metode KB alamiah scr sederhana sprti Ibu Theresa? Krn sy yakin umat Katolik di Indonesia yg miskin tdk sedikit dn ingin menjlnkn ajaran Katolik sebisa mungkin tp dg bhs yg mereka pahami dn tentu sj dg budget yg sesuai dg kemampuan mereka
terima kasih
Shalom Maria, Sebenarnya, yang diajarkan oleh Mother Teresa dan Missionary of Charity di Kalkuta adalah mengajarkan kepada para pasangan suami istri untuk mengenali siklus kesuburan istri dan membuat grafik-nya. Jika pasangan sudah mengetahui siklus tersebut, yaitu menentukan hari- hari subur istri dan hari- hari tidak subur istri, maka langkah selanjutnya adalah bagaimana untuk menanggapinya, yaitu dengan melakukan pantang berhubungan pada hari- hari subur, jika mereka tidak ingin menambah jumlah anak. Hal mengenali siklus kesuburan istri itulah yang diajarkan oleh metoda Billings maupun Creighton, yang dapat dikenali dengan adanya lendir subur, yang sifatnya jernih, lentur dan lubrikatif. Nah jika salah satu… Read more »
salam
terima kasih atas jwbnnya tp bagaimana dg org yg buta huruf ato yg benar2 buta scr fisik?apa jg hrs pke tabel?apa ada cara alternatif lain?
terima kasih
[dari katolisitas: Mungkin ide seperti huruf Braille dapat membantu atau dapat menggunakan jumlah biji / kelereng.]
Shalom Tim Katolisitas,
Membaca pertanyaan-pertanyaan sdri. Kristie G., saya tertarik untuk bertanya karena situasi ini mirip dengan apa yang dialami saya & istri. Istri saya juga menggunakan IUD selama kira-kira 3 tahun terakhir ini dan sekarang ia hendak melepasnya.
Bila dalam 1-3 bulan setelah ia melepas IUD, selama menunggu kembalinya siklus kesuburan untuk kembali normal, bila kami mempergunakan kondom dalam berhubungan, apakah akan mempengaruhi pengamatan metode Creighton atau mempengaruhi siklusnya?
Terima kasih sebelumnya.
Salam.
Shalom Andrie,
Gereja Katolik melarang penggunaan alat kontrasepsi, seperti kondom, karena secara prinsip melanggar prinsip prokreasi, di samping juga tidak menggambarkan persatuan suami dan istri secara total. Silakan membaca selanjutnya di jawaban ini, silakan klik.
Jadi nampaknya bukan apakah dengan menggunakan kondom pengamatan metoda Crighton menjadi terpengaruh; tetapi karena secara moral penggunaan kondom itu tidak dibenarkan oleh Gereja Katolik; sehingga seharusnya tidak dilakukan. Silakan menggunakan waktu menunggu kembalinya siklus normal istri Anda dengan lebih banyak berdoa bersama dan saling mengungkapkan kasih tidak dengan hubungan seksual.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Dear Bpk. Stef, & Ibu Ingrid, Saya sudah 2,5 thn menikah & punya anak usia 11 bulan. Begitu masa nifas selesai, saya & suami sepakat menggunakan KB alami. Hanya saja perhitungan yang saya pakai tidak seperti metode Creighton, kami pake sistem kalender. Untuk memudahkan, kami menghitung siklus rata2 haid saya, yaitu 24-28 hari, saya ambil rata2 26 hari. Kemudian 26 hari ini kami bagi dua, dapet hari ke 13. Untuk menentukan masa subur, saya kurangi 4 dari hari ke 13, & nambah 4 dari hari ke 13 ini. Jadi masa subur saya terhitung hari ke-9 dari haid pertama & terakhir… Read more »
Hallo Dea, Terima kasih atas pertanyaannya. Menurut saya, metode Creighton adalah metode yang paling akurat dalam meneliti keadaan kesuburan kandungan seorang wanita. Hal ini dikarenakan, kondisi kandungan wanita sering berubah-ubah. Sifatnya tidak selalu menetap. Kadangkala dalam waktu- waktu tertentu, lendir yang keluar sifatnya bisa berbeda Misalnya, kalau lagi stress atau kurang tidur, lendir yang keluar bisa lebih banyak daripada biasanya. Dari bulan yang satu ke bulan yang lain, bisa juga terjadi perbedaan. Pada prinsipnya, keadaan kandungan seorang wanita tidak bisa dipastikan secara matematika. Karena hal demikianlah, sistem kalendar bisa menjadi kurang akurat. Sistem kalendar sifatnya terlalu mengandalkan matematika yang pasti,… Read more »
Syalom, saya melakukan pengamatan dengan Metoda Creighton selama bln Juni dan Juli, dan hasilnya sebagai berikut: Bulan Juni: Hari #1 L Hari #2 L Hari #3 L Hari #4 L Hari #5 H Hari #6 H Hari #7 H Hari #8 H Hari #9 M Hari #10 L Hari #11 4C AD Hari #12 4C x2 Hari #13 4C x1 Hari #14 4C x2 Hari #15 8Y x1 Hari #16 4C Hari #17 6GC x3 Hari #18 8GK x1 Hari #19 0AD Hari #20 8Y x1 Hari #21 6Y x1 Hari #22 0AD Hari #23 6C x1 Hari #24 8C… Read more »
Shalom Kristie, 1. Dapatkah pengamatan dengan metoda Creighton dilaksanakan sambil menggunakan IUD? Pertama-tama saya mau mengatakan bahwa, saya sangat menghargai usaha dan keinginan anda dalam menggunakan metode Creighton untuk pengamatan siklus anda. Metode Creighton adalah metoda yang sangat baik dan akurat, kalau digunakan dengan semaksimalnya. Metode ini juga metode yang paling aman untuk kesehatan wanita, dan disetujui oleh Gereja Katolik. Namun metode Creighton ini baru bisa menghasilkan hasil yang akurat, kalau dipakai secara 100%. Maksudnya, tidak boleh disambil dengan menggunakan IUD. IUD harus dilepas dahulu selama beberapa waktu (sampai siklus anda kembali normal dan teratur), sebelum metoda Creigton bisa dipakai.… Read more »
Terima kasih atas jawaban dari tim Katolisitas. Saya masih mempunyai pertanyaan; 1. Dikatakan bahwa pengamatan jangan memperhatikan apa yg terlihat di pakaian dalam, tapi perhatikan apa yang tampak di tissue. Namun apabila saat hendak melakukan pengamatan, tampak di pakaian dalam adanya sejumlah lendir yang cukup banyak dan bahkan dapat diambil oleh jari, apakah ini juga termasuk lendir yg mesti dicatat hasil pengamatannya? Karena hal ini sering saya alami, bahkan lendir yang ada di pakaian dalam seringkali menunjukkan ciri-ciri subur (lentur / mulur) 2. Sifat lubrikatif itu, apakah yang dirasakan saat pengambilan sampel oleh tissue, atau yang dirasakan sepanjang hari? Kadang… Read more »
Shalom Kristie, Saya menuliskan jawaban saya dengan huruf miring di bawah setiap pertanyaan Kristie: Terima kasih atas jawaban dari tim Katolisitas. Saya masih mempunyai pertanyaan; 1. Dikatakan bahwa pengamatan jangan memperhatikan apa yang terlihat di pakaian dalam, tapi perhatikan apa yang tampak di tissue. Namun apabila saat hendak melakukan pengamatan, tampak di pakaian dalam adanya sejumlah lendir yang cukup banyak dan bahkan dapat diambil oleh jari, apakah ini juga termasuk lendir yg mesti dicatat hasil pengamatannya? Karena hal ini sering saya alami, bahkan lendir yang ada di pakaian dalam seringkali menunjukkan ciri-ciri subur (lentur / mulur) Pengamatan yang terbaik adalah… Read more »
Dear katolisitas,
Istri saya mencoba pakai metoda Creighton ini, cuma anehnya stelah diamati dengan intensif pun lendir yang didapat sangat jarang dan sedikit. Sebagai contoh kalau di artikel ini khan biasa sebelum lendir super subur khan didahului dengan lendir subur, nah yang kami dapatkan justru hanya lendir super suburnya saja.
Apakah kami perlu metoda tambahan ? seperti monitoring suhu basal ?
Berikut hasil pencatatan terakhir kami
1-2 L
3-4 VL
5 4×1
6-7 0 AD
8 10Cx1
9-11 0 AD (masa subur)
12-13 0 AD
14 4Sx1
15 dan seterusnya 0 AD
Shalom Andre, Terima kasih untuk pertanyaannya mengenai Creigton model. Sebelum menganalisa keadaan lendir istri anda, pertama-tama saya mau menanyakan dahulu hal ini kepada anda/istri anda: Apakah cara menggunakan tissue untuk menganalisa lendir sudah dilakukan dengan benar? Penggunaan tissue harus dilakukan langsung setelah membuang air kecil. Tidak boleh sebelumnya disiram dengan air. Membersihkan dengan air (cebok) harus dilakukan setelah penggunaan tissue. Tujuannya adalah supaya lendirnya tidak hilang/tersiram dengan air. Pengecekan dengan tissue harus dilakukan setiap buang air kecil, sepanjang hari. Malah kalau bisa sebelum dan sesudah mandi, tanpa sebelumnya membersihkan dengan air. Kalau penggunakan tissue sudah dilakukan dengan benar, baru kita… Read more »
Terima kasih bu Maria untuk jawabannya, saya sudah menunjukan jawaban ibu ke istri saya dan dia confirmed kl metoda pengamatan sudah cocok. Dan ia sudah mengamati dari sebelum kami menikah, selama itu hanya sesekali saja
Berikut saya share dokumen hasil pencatatan kami
http://goo.gl/tYZ9K
Warna Merah berarti sedang mens, hijau masa tidak subur, kl kosong berarti 0 AD, abu2 itu masa subur.
Saat ini istri saya sedang hamil anak pertama kami ^^, ntah karena hubungan seksual yang dilakukan di hari ke 7 malam (8 jam sblm munculnya lendir subur) atau di hari ke 4 pagi stelah masa puncak.
Shalom Andre, Terima kasih untuk pertanyaannya mengenai metode Creighton model. Pertama- tama saya ucapkan “Selamat ya…” untuk hamilnya istri Andre. Senang dong dengan kesempatan untuk menjadi orangtua yang pertama kali… Semoga Tuhan memberkati Andre dan istri selama 9 bulan yang mendatang. Setelah membaca chart yang Andre berikan, saya mau bertanya dulu sebelum memberi komentar: 1. Sudah berapa lama istri Andre hamil? 2. Kalau saya boleh menduga, sepertinya kehamilannya sudah dimulai di bulan Juni ? Karena kalau saya perhatikan, darah yang keluar di bulan Juli jauh lebih sedikit daripada di bulan2 sebelumnya. Juga karena bulan Juni cycle nya cepat sekali (hanya… Read more »
Syalom Katolisitas,
Dari penjelasan di atas, ada beberapa hal yang saya kurang mengerti, mohon pencerahannya.
Dibilang di atas bahwa pada saat menstruasi, jika darah yang keluar banyak (heavy), maka bisa dipastikan itu adalah masa subur? Dikatakan untuk yang menghindari kehamilan untuk berpantang berhubungan pada hari2 itu.
Bagaimana dengan yang ingin mendapatkan kehamilan? Bolehkah berhubungan pada masa itu, mengingat darah masih terus keluar?
Terima kasih sebelumnya atas jawaban yang akan diberikan.
Shalom Diana,
Prinsip utamanya adalah, hari- hari subur ditandai dengan keluarnya lendir kesuburan. Nah, seringkali pada masa menstruasi, keluar juga lendir tanda kesuburan ini, yang sifatnya lentur dan bening. Jika ini yang terjadi, maka masa menstruasi itu juga termasuk masa subur. Jika diinginkan kehamilan, dapat diadakan hubungan, dan sebaliknya, tidak berhubungan jika yang diinginkan adalah mencegah kehamilan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Mohon tanya, saya masih bingung dengan teknis pelaksanaan Model Creighton ini. Ada beberapa pertanyaan yang ingin saya ajukan: 1. Sewaktu mengikuti kursus perkawinan, kami para peserta diberi buku Metode Ovulasi Billings. Apakah Model Creighton = Metode Ovulasi Billings ? 2. Kebiasaan kaum wanita sehabis buang air kecil: membersihkan (menyiram) bagian intim dengan air, baru mengelapnya dengan tissue. Apakah kebiasaan ini masih bisa dilakukan bila hendak melakukan pengamatan sesuai Metode Creighton, ataukah harus langsung di-lap dengan tissue untuk pengamatan, sebelum bagian intim dibersihkan dengan air ? 3. Selama ini saya mengira semua lendir yang saya alami adalah (maaf) keputihan, karena seringkali… Read more »
Shalom Kristie, 1. Metoda Creighton memang mengambil dasarnya dari metoda Ovulasi Billings, karena sama seperti metoda ovulasi Billings, metoda Creighton juga mengamati lendir. Kekhususan dalam metoda Creighton adalah menjabarkan cara pengamatan lendirnya dengan lebih mendetail dan akurat, dan mengidentifikasikan ciri- ciri lendir dan maknanya juga dengan lebih mendetail. 2. Untuk pengamatan dengan metoda Creighton, pengelapan dengan kertas tissue harus dilakukan setelah buang air kecil (sebelum menyiram dengan air). 3. Silakan anda mengkonsultasikannya dengan dokter ginekolog anda, untuk mengetahui apakah anda keputihan atau tidak. Namun nampaknya mengeluarkan lendir adalah sesuatu yang normal bagi seorang wanita, dan itulah yang diamati dalam metoda… Read more »
Shaloom…Salam Sejahtera, Tuhan beserta kita… Saya mau tanya, yang pertama, mengingat di KATOLIK tidak diperbolehkan KB, lalu apakah berdosa apabila saya menunda kehamilan dengan cara alami seperti mengkonsumsi buah nanas ? Yang kedua saya minta bantuan untuk mencarikan nama anak laki-laki dan perempuan apabila saya punya anak nanti. Yang pasti dengan harapan anak tersebut akan menjadi anak yang taat kepada Allah dan patuh pada orang tua. Terima kasih sebelumnya. Allah Memberkati.
Shalom Theresia Niken, 1. Agaknya pertama- tama anda perlu jujur terhadap diri sendiri, apakah motivasi anda untuk makan nenas, dan anda makan nenas dalam ‘dosis’ yang normal. Sebab tentu jika motivasi untuk sekadar makan buah yang mengandung vitamin C, dan anda makan dengan dosis yang normal, maka tidak ada salahnya makan nanas. Namun ceritanya berbeda, jika anda tahu bahwa tubuh anda sensitif terhadap nenas, dan hanya dengan makan sedikit nenas, apalagi jika lebih banyak nenas, maka efeknya dapat menimbulkan keguguran seperti halnya efek morning pill atau jamu peluntur, maka ada hal yang salah di sini. St. Thomas Aquinas mengajarkan bahwa… Read more »
Syalom Tim Katolisitas, Sebenarnya ketika membaca artikel ini langsung kepala saya minum Panadol, karena pusing dan tidak mengerti. Tapi di sisi lain saya tetap berusaha menaati pengajaran Gereja Katolik yang tidak boleh menggunakan KB. Kebetulan saya juga sudah menikah. Yang ingin saya tanyakan bagaimana melakukan hubungan intim tanpa menghasilkan seorang anak ? Nah metode yang saya lakukan, saya hanya melakukan penghitungan 14 hari sejak istri saya datang bulan. Apakah ini akurat ? kebetulan datang bulan istri saya tiap 3 minggu. Jadi seperti ini : ( Dianggap datang bulannya tanggal 1 mulai dan selama 7 hari dia datang bulan serta sperma… Read more »
Kepada Budi Darmawan, Pertama-tama, saya mau bersyukur akan kerendahan hati saudara untuk mencoba mengikuti kehendak Gereja Katolik dalam urusan suami-istri ini. Terus terang, hal ini bukan sesuatu yang mudah. Sebagai orang Katolik, kita percaya bahwa Tuhan berbicara melalui GerejaNya. Karenanya, apa yang menjadi hukum Gereja perlu kita terima dengan rendah hati sebagai kehendak Tuhan untuk umatNya. Walaupun kadang kala sulit untuk diterapkan, bukan berarti tidak mungkin. Malahan, kalau kita berusaha menerapkannya dengan segenap hati, anugerah yang kita terima sangat berlimpah. Bukan hanya akan membantu menguatkan perkawinan, tetapi juga mendekatkan kita kepada Tuhan. Dengan kata lain, Metode Alamiah melalui Creighton Model… Read more »
saya ada pertanyaan lagi
saya baru ngeh kalo ada kriteria lubrikatif dan lentur. Tapi kalo saya baca, dibilang lentur kalo bisa mulur minimal 0.5 cm nah dalam hal ini apa bukan semua lendir itu lentur ? kalau semua lendir itu lentur berarti semua lendir itu subur. kalau betul logika saya maka kalau tujuannya itu kontraseptif cukup mengamati ada tidaknya lendir dan baru mengamati detailnya waktu menginginkan kehamilan.
Shalom Anonymous, Jika anda pernah menggunakan metoda Creighton untuk mengamati lendir, maka anda akan mengetahui bahwa memang terdapat perbedaan fisik antara cairan yang encer, lendir yang licin ataupun yang sangat lengket pada kertas tissue, sehingga tidak memungkinkan untuk diambil dengan jari; namun ada pula lendir yang dapat mulur sampai lebih dari 0.5 cm. Kondisi lendir pertamayang lengket itu tidak subur, sedangkan lendir yang mulur itu subur. Ya, prinsipnya, jika untuk alasan yang dapat dipertanggungjawabkan pasangan tidak menginginkan kehamilan, maka dapat dihindari hubungan seksual pada masa subur; sedangkan jika diinginkan kehamilan, silakan diperhatikan masa suburnya. Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Ingrid… Read more »
ada teman yang mengamati dan hasilnya sebagai berikut:
#1 H
#2 M
#3-4 L
(ada kekosongan selama bbrp hari karena kesibukan sehingga tidak sempat mengamati)
#17 10Cx2
#18 10Cx4
#19 4Sx1
#20 0 AD
#21-23 4S (ada yg sekali atau 2x) [menurut dia ini lendir sama sekali tidak lentur, warnanya mengkilat]
Nah pertanyaan saya, apa ini normal ? masa puncak berarti pada hari ke 18 bukan dan mulai hari ke 22 malam sudah masuk masa tidak subur khan, tapi kok masih ada lendir mengkilatnya ya ? dan bukan kering sepanjang hari. (pengamatan itu untuk bulan ini, jadi masih berjalan)
Dear Anonymous,
Kalau dari yang saya pelajari, lendir mengkilat di hari ke 21-23 yang tidak lentur sama sekali itu, sepertinya lendir yang tidak bisa diambil dengan jari. Ini berarti termasuk masa kering. Kadang-kadang lendir mengkilat seperti ini bisa terlihat di masa kering.
Semoga membantu,
Maria Brownell
Bu Inggrid yth, Saya seorang suami usia 30 th, saya memiliki profesi sebagai konsultan sistem informasi untuk bisnis sekaligus sebagai konsultan teknik bangunan. Istri saya berusia 30 tahun juga dan berprofesi sebagai dokter yang bekerja di sebuah rumah sakit katholik. Terus terang pekerjaan saya tidak mempunyai waktu yang tetap. Begitu pula istri saya malah dalam satu minggu bisa bekerja hingga 70 jam! Kami sekarang mempunyai 3 orang anak. Dan memang mengasuhnya pun sudah merupakan kerepotan tersendiri. Dalam ikatan perkawinan, ‘jadwal’ hubungan suami istri praktis sangat sulit ditetapkan jika mengikuti irama tubuh istri (dalam hal ini siklus kesuburannya) seperti telah diuraikan… Read more »
Shalom Antonius, Ya, saya memahami bahwa mengasuh 3 orang anak, terutama jika masih kecil-kecil, merupakan kerepotan tersendiri. Suatu kerepotan yang sesungguhnya menguduskan dan memurnikan hubungan suami istri, karena anda berdua semakin dibawa kepada penghayatan kepada panggilan hidup berkeluarga, yang memang melibatkan kasih yang rela berkorban satu sama lain, dan berkorban juga bagi buah hati anda, sebagaimana Allah telah berkorban bagi kita anak- anak-Nya. Kasih sejati yang total antara Allah kepada anak-anak-Nya, atau kasih Kristus kepada Gereja-Nya inilah yang harusnya digambarkan oleh setiap pasangan suami istri.Oleh karena itu Gereja Katolik -berdasarkan Kitab Suci dan Tradisi Suci- tidak membenarkan apapun bentuk penggunaan… Read more »
Berarti kalau kering belum tentu nggak subur ya ?
Dan berarti secara kedokteran, fase yang tidak subut itu adalah fase Luteal, apa betul begitu ?
Bagaimana dengan keadaan istri sedang menyusui ?
Lalu saya sempat baca2 soal ovulasi, apa benar periode ovulasi itu pada masa puncak ? kalau betul kenapa pada masa H, M bahkan masa kering pun subur ya ?
Kepada Anonymous, Berikut adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan anda. Pertanyaan 1: Berarti kalau kering belum tentu nggak subur ya ? Pengertian anda benar bahwa masa kering belum berarti masa tidak subur. Dengan kata lain, masa kering bisa berarti subur, bahkan subur sekali. Semuanya tergantung dari KAPAN masa kering itu terjadi. Secara garis besar di dalam siklus menstruasi normal/regular, masa kering dapat terbagi dalam 3 kategori: Masa kering sesaat setelah haid/menstruasi Biasanya hanya sekedar 1 -3 hari setelah tidak ada darah keluar (sekitar hari ke 5-7, setelah hari pertama darah merah keluar) Ini adalah masa TIDAK SUBUR Masa kering sesaat setelah hari… Read more »
Dear katolisitas,
Anak saya sekarang berumur 2 bulan, minumnya kombinasi ASI dan susu formula karena produksi istri saya masih belum mencukupi, kami nggak ngasih empeng ke anak kami tapi dia inisiatif gigit tangannya sendiri. Bagaimana penerapan metoda ini di kondisi tersebut ?
Hallo Andre, Terima kasih untuk pertanyaan dan komitmennya dalam mengikuti metode Creighton. Sehubungan dengan menyusui, sebenarnya yang paling ideal adalah kalau istri anda menyusui total (100% ASI) selama 3-4 bulan pertama. Mengenai masalah kurang air susunya, sepengetahuan saya (berdasarkan pengalaman sendiri dan banyak orang) suplai air susu ibu itu sifatnya seperti ‘supply dan demand’ di hukum ekonomi. Keadaan banyaknya air susu tergantung dari seringnya bayi menyusui. Semakin seringnya bayi mencoba menyusui, semakin banyaknya jumlah air susu yang tersedia. Tentu saja faktor luar seperti banyak minum, dan istirahat, sangat membantu dalam persediaan air susu. Dalam hubungannya dengan Creighton model, apabila ibu… Read more »
Pengasuh situs katolisitas yg terkasih, sy mau menanyakan ttg. metode keluarga berencana alami (KBA) sbg satu-satunya cara pencegahan kehamilan / pengaturan jumlah anak yg diperbolehkan oleh gereja katolik. Sy punya teman yg masih katekumen,udah berkeluarga dan punya bbrp anak,masih muda usia,menjelang 30,ia gak mau punya anak lagi,dokter menyarankan sterilisasi,tp kan tindakan tsb dilarangkan? Tolong dijelaskan secara rinci ttg cara-cara KBA agar dapat sy teruskan ke ybs. TQ atas kesediaan pengasuh untuk menjawab pertanyaan sy. GBU
Shalom Silviana,
Silakan membaca artikel Metoda Creighton di atas, silakan klik. Saya berharap artikel tersebut dapat menjawab pertanyaan anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- https://www.katolisitas.org
[Dari Admin Katolisitas: Pertanyaan ini dipindahkan dari artikel lain ke artikel di atas, sehubungan dengan topik KB Alamiah] Bpk. Stef, Ibu Ingrid, dan pengurus situs katolisitas yang baik. Saya seorang Katolik, umur 46 tahun. Istri seorang Protestant. Sebelumnya kami mempraktekkan KB alami. Dan inilah cerita lucu kami. Tadi nya kami merencanakan 2 atau 3 anak saja tapi kenyataannya anak kami sudah 5 orang. Anak ke 3 dan ke 4 bisa lahir karena salah hitung masa subur. Anak ke 5 bisa lahir, karena haid istri tidak teratur. Sejak anak kelima lahir 3 tahun yal, istri sudah kapok untuk hamil lagi. Karena… Read more »
Shalom Dharma,
Gereja Katolik melalui Humanae Vitae memang tidak membenarkan pemakaian alat kontrasepsi. Silakan anda membaca terlebih dahulu artikel di atas, silakan klik, karena sesungguhnya metoda Creighton dapat anda terapkan pada kasus istri anda yang mempunyai siklus tidak teratur. Dengan demikian, anda dapat menjalankan kehidupan perkawinan yang lebih sesuai dengan ajaran Gereja Katolik. Selamat menerapkan metoda Creighton ini dan semoga ikatan kasih anda dan istri semakin dikuatkan.
Selamat Tahun Baru untuk anda dan seluruh keluarga.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- https://www.katolisitas.org