Banyak orang memahami bahwa inti ajaran Yesus adalah cinta kasih, sebagaimana terlihat dari pengajaran-Nya maupun dari kerelaan-Nya untuk menderita sengsara dan wafat di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia. Namun demikian, ada sebagian orang yang mempertanyakan, apakah Yesus mengajarkan kekerasan, sebab dikatakan di Lukas 22:35-36, Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk membeli pedang. Apakah ayat itu memang bermaksud mengajarkan kekerasan?
Sebenarnya, kalau kita membaca Kitab Suci secara keseluruhan, tidak mungkin seseorang dapat menarik kesimpulan bahwa Kristus mengajarkan kekerasan. Kita dapat melihat pengajaran-Nya, yang dimulai dengan Delapan Sabda Bahagia di Injil Matius (lih. Mat 5), pemberitaan-Nya tentang Kabar Gembira dan perbuatan-Nya menyembuhkan segala sakit penyakit, dan akhirnya pengorbanan nyawa-Nya untuk menebus dosa manusia, sebagai tanda kasih-Nya kepada kita manusia.
Mari sekarang kita melihat apa yang dikatakan Yesus di dalam ayat Luk 22:35-36:
“Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?” Jawab mereka: “Suatupun tidak.” Kata-Nya kepada mereka: “Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang.”
Dalam ayat Luk 22:35, Yesus mengingatkan para murid akan perintah-Nya di Luk 10:4, yang mengatakan, “Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan.” St. Gregorius mengatakan bahwa Yesus ingin menekankan bahwa dalam memberitakan Kristus dan melakukan karya misi, janganlah menggantungkan diri kepada kekayaan duniawi atau hal-hal yang bersifat sementara. St. Gregorius, St. Agustinus, St. Ambrosius mengatakan lebih lanjut bahwa dalam memberitakan Injil, seseorang harus berfokus pada misi yang diembannya dan jangan terganggu oleh hal-hal lain – yang digambarkan dengan ungkapan, “Janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan.”
Luk 22:36, merupakan kelanjutan dari ayat 35 – yang membuktikan bahwa walaupun para murid diutus Kristus tanpa membawa apapun, termasuk pundi, bekal, kasut, ternyata mereka tidak kekurangan apapun. Namun, kemudian di ayat 36, Kristus mengatakan bahwa kalau mereka mempunyai pundi dan bekal, mereka sekarang harus membawanya, bahkan mereka disuruh membeli pedang. Dari sini kita melihat adanya perbedaan perintah Kristus. St. Bede mengatakan bahwa Kristus mengajarkan bagaimana harus bersikap dalam waktu damai dan penindasan. Dalam waktu damai, mereka senantiasa mengabarkan Kabar Gembira, namun pada waktu penindasan mereka harus bersiap-siaga untuk mempertahankan diri. St. Agustinus menegaskan bahwa dua perintah yang berbeda ini, bukan karena perintah-Nya yang tidak konsisten, tetapi karena perintah ini berkaitan dengan waktu dan situasi yang berbeda.
Persiapan untuk mempertahankan diri ini digambarkan sebagai ‘membeli pedang’. Kita harus mengartikannya secara allegoris, karena tidak mungkin Kristus yang berkata kepada Petrus, “Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang” (lih. Mat 26:52) dapat menyuruh para murid-Nya menggunakan pedang untuk menyerang orang lain. Dan Kristus juga tahu bahwa beberapa murid yang bersenjata pedang tidaklah berarti apa-apa dibandingkan dengan tentara Romawi- yang bersenjata lengkap, seperti yang juga ditegaskan oleh St. Krisostomus. Lebih lanjut St. Krisostomus mengatakan bahwa Yesus mengatakan untuk membeli pedang, yang berarti persiapan untuk bertahan – yaitu dari serangan kaum Yahudi. Dari uraian ini, maka kita dapat melihat bahwa tidak ada pertentangan antara Luk 10:4 (Luk 22:35) dan Luk 22:36 karena dipergunakan untuk waktu dan situasi yang berbeda. Dengan demikian, maka Yesus tidak mungkin mengajarkan kekerasan, karena Dia mengatakan “Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi” (Mat 5:5).
Lukas 22:35-36
(35) Lalu Ia berkata kepada mereka: “Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?” ini terjadi karena Yesus masih dapat bersama-sama dengan para muridNYA
(36) Jawab mereka: “Suatupun tidak.” Kata-Nya kepada mereka: “Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang
pada ayat ini adalah ungkapan kekawatiran Yesus terhadap para muridNYA karena Yesus tahu sebentar lagi Yesus akan pergi dari antara mereka dan Yesus berpesan agar para murid dapat menjaga dirinya sendiri
[dari katolisitas: Silakan melihat ulasan di atas – silakan klik]
Apakah ada yang bisa kasih penafsiran mengenai ayat berikut : Lukas 22:35-36
(35) Lalu Ia berkata kepada mereka: “Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?”(36) Jawab mereka: “Suatupun tidak.” Kata-Nya kepada mereka: “Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang. Ayat ini sering dipakai umat muslim bahwa Yesus membuat pertahanan ketika hendak ditangkap (melakukan ‘jihad suci’ kata mereka) ??
terima kasih.Tuhan memberkati
[dari katolisitas: Silakan melihat jawaban di atas – silakan klik]
Comments are closed.