Maria menyimpan semua perkara di dalam hatinya

Maria menyimpan segala perkara di dalam hati Menyimpan perkara di dakam hati. Ini adalah sikap Bunda Maria yang sederhana, namun artinya sangat dalam, dan bisa jadi, hal ini bukannya mudah untuk kita tiru. Mungkin sikap Bunda Maria yang tenang dan hening ini menyebabkan hanya sedikit bagian dari Injil yang menyebutkan dan menceritakan tentang dirinya. Padahal jika kita renungkan: betapa besar peran Bunda Maria dalam pemenuhan rencana keselamatan Allah pada kita. Oleh kesediaannya, Yesus Putera Allah berkenan menjelma menjadi janin di dalam kandungannya, dan kemudian lahir sebagai manusia. Terpikirkah oleh kita, bahwa tanpa persetujuan Maria, Yesus tidak jadi lahir ke dunia pada saat itu…?

Injil menceritakan tentang Bunda Maria, pertama-tama pada saat Malaikat Gabriel mengunjunginya dan memberitakan kelahiran Yesus (Luk 1: 26-38). Tak lama kemudian Bunda Maria mengunjungi Elizabeth saudaranya, yang menyebutnya sebagai ‘Ibu Tuhanku’ (Luk 1:43). Perkataan Bunda Maria yang terpanjang tertulis dalam Injil sebagai Nyanyian pujian kepada Tuhan: ‘Magnificat’ (Luk 1:46-55). Injil kemudian mencatat kelahiran Yesus. Saat para gembala dan para malaikat menyembah Yesus Sang Putera yang dilahirkan di kandang Betlehem (lih. Luk 2:19), di sanalah pertama kali kita membaca, bahwa Maria menyimpan segala perkara di dalam hatinya dan merenungkannya (Luk 2:51). Mungkin hati Maria juga tak berhenti merenungkan perkataaan nubuat nabi Simeon tentang Yesus dan dirinya (Luk 2:34-35). Dan Injil mencatat kedua kalinya Maria ‘menyimpan semua perkara di dalam hatinya’ saat ia dan Yusuf suaminya menemukan Yesus kembali di Bait Allah, pada saat Ia berumur 12 tahun (Luk 2:51). Pastilah, Maria terus ‘menyimpan segala perkara’ di dalam hatinya, sampai ia dapat tegak berdiri di kaki salib Yesus, mempersembahkan buah hatinya demi memenuhi rencana Keselamatan Allah Bapa.

Jika kita renungkan, ‘menyimpan perkara di dalam hati’, kita akan mengakui bahwa hal ‘menyimpan perkara’ adalah sesuatu yang gampang-gampang susah. Di dunia ini, kita seolah-olah terbiasa dengan segala sesuatu yang ‘go public’, segala sesuatunya diumumkan, entah benar atau tidak, itu urusan belakangan. Contoh umum, lihatlah betapa menjamurnya tabloid dan majalah yang menceriterakan kehidupan tokoh- tokoh publik. Keberadaan aneka majalah tersebut adalah gambaran bahwa ada banyak orang menyukai berita-berita semacam itu. Kalau kita lihat ke dalam diri kita sendiri dan lingkungan kita, kita juga akan dapat menemukan contoh lainnya, yaitu: betapa mudahnya untuk membicarakan orang lain, (terutama kekurangan mereka) dan betapa sulitnya untuk menyimpan segala perkara di dalam hati. Betapa mudahnya menceritakan diri sendiri, terutama jika itu kita pandang baik, dan betapa sulitnya untuk diam, dan menyimpan segala sesuatunya di dalam hati….

Mari kita tengok bersama: jika kita menghadapi masalah yang berat, apakah yang pertama dan utama kita lakukan? Curhat pada Tuhan atau curhat pada sahabat? Kita cenderung lebih dapat ‘bongkar muat’ uneg-uneg pada teman, daripada kepada Tuhan. Dunia sekeliling kita memang tidak ‘berteman’ pada keheningan. Hari-hari kitapun diisi dengan kesibukan dari pagi sampai malam, dari urusan keluarga, pekerjaan ataupun sekolah, dan ngobrol sana-sini dengan teman-teman, atau mungkin juga nonton TV. Betapa sedikitnya waktu yang kita habiskan bersama Tuhan. Betapa singkat waktu yang kita lalui dalam keheningan bersama Allah. Betapa sulit bagi kita untuk kembali ke dalam hati kita sendiri, dan menemukan Tuhan di sana. Kita perlu belajar dari Bunda Maria yang menyimpan segala perkara di dalam hati.

Mari kita bayangkan pergumulan di hati Bunda Maria, saat ia menjawab “YA” pada rencana Allah. Ia pada saat itu sudah bertunangan dengan Yusuf, mungkin mereka sedang merencanakan pernikahan. Walaupun demikian, Bunda Maria menyerahkan dirinya seutuhnya pada rencana Allah. Bunda Maria tidak lagi memikirkan rencananya sendiri. Imannya mengalahkan segala kekuatirannya: bagaimana caranya memberitahukan kabar malaikat kepada orang tuanya, bagaimana nanti reaksi Yusuf tunangannya, bagaimana nanti jika ia digossipkan oleh orang-orang sekampung, dan bahkan, bagaimana jika ia dituduh berzinah dan dapat dijatuhi hukuman rajam?

Dari sejak awal kita mengetahui, ‘menyimpan segala perkara di dalam hati’ telah menjadi bagian dari sikap Bunda Maria. Ia tidak banyak bicara, tidak pula berusaha menjelaskan segala sesuatunya pada Yusuf. Ia membiarkan Allah sendiri menjelaskan kepada Yusuf lewat mimpi. Selanjutnya, kejadian demi kejadian membentuk Bunda Maria untuk menimba kekuatan hanya di dalam Tuhan: saat ia harus melahirkan Yesus di kandang hewan karena tak ada yang mau memberikan tempat baginya dan Yusuf; saat ia melihat kemuliaan Tuhan di dalam kemiskinan yang ekstrim; saat para malaikat dan para gembala menyembah bayi Yesus; saat ia mendengar nubuat nabi Simeon, akan penderitaan yang harus dialaminya; saat ia bersama Yusuf dan bayi Yesus harus mengungsi ke Mesir. Maria menyimpan perkara di dalam hatinya, juga saat hari demi hari ia melihat Yesus bertambah besar… Ya, betapa Maria menyadari, bahwa meskipun Yesus adalah anaknya, namun Yesus tidaklah menjadi ‘milik’nya. Hari demi hari Maria melihat Tuhan yang Maha Besar mau merendahkan diri dan mau tinggal bersamanya sebagai anak yang menghormatinya. Ia adalah Sang Sabda yang menjadi manusia, dan tinggal satu atap dengannya. Kehidupan Maria adalah permenungan tanpa henti akan Sabda Tuhan yang hidup!

Mari kita tengok kehidupan kita, sudahkah kita belajar untuk menyimpan segala perkara di dalam hati kita? Apakah kita lebih cenderung untuk menceritakan problem kita kepada teman, ataukah kepada Tuhan? Sadarkah kita bahwa Allah menunggu kita agar kita menemui Dia di dalam hati kita? Mungkin sudah saatnya kita belajar untuk mengurangi pembicaraan tentang diri sendiri dan orang lain, dan menambah pembicaraan untuk kemuliaan Tuhan. Sudah saatnya bagi kita untuk mengurangi curhat kepada banyak orang dan menambah usaha untuk mencurahkan isi hati kepada Tuhan yang ada di dalam hati kita. Betapa lebih baik bagi kita untuk mengandalkan Sabda Tuhan daripada pendapat kita sendiri. Ya, saat kita kembali kepada Tuhan, di sanalah kita akan menemukan kekuatan dan penghiburan yang tak dapat kita dapatkan dari siapapun. Mari kita belajar dari Bunda Maria, untuk menyimpan segala perkara di dalam hati. Dengan iman mari kita yakini, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberikan kekuatan kepadaku” (Fil 4:13). Bunda Maria, doakanlah kami, agar dapat meniru teladanmu, untuk selalu kembali kepada Tuhan yang hadir di dalam hati kami, dan menimba kekuatan daripadaNya….

Pertanyaan untuk pemeriksaan batin:

  1. Tentang pembicaraanku hari ini:
    • Berapa banyak aku berbicara tentang diri sendiri kepada orang lain?
    • Berapa banyak aku berbicara tentang kekurangan orang lain?
    • Berapa banyak aku berbicara tentang Tuhan dan segala kebaikanNya kepada orang lain?
  2. Tentang ‘menyimpan segala perkara’:
    • Apakah aku banyak mengeluh/ ‘komplain’ hari ini?
    • Apakah aku cukup bersyukur atas rahmat Tuhan hari ini?
    • Apakah aku membocorkan rahasia orang lain?
    • Apakah merenungkan Sabda Tuhan hari ini? Ayat apa yang menguatkan/ menegur aku hari ini?
    • Apakah pikiranku tertuju kepada Tuhan hari ini?
    • Apakah aku menyediakan waktu untuk berdoa dan ‘hening’ di hadapan Tuhan?
5 9 votes
Article Rating
12 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Kristanto
Kristanto
11 years ago

Maria Tertutup dan Yesus Tidak Patuh ? 1. Beberapa kali disebutkan dalam Injil bahwa Maria menyimpan semua itu dalam hatinya. Bukankah ini bukti ketertutupan Maria? 2.Pada usia ke-12 tahun, ketika Yesus dibawa ke Jerusalem, Yesus justru bandel dan tidak meminta ijin kepada orang tuanya, pergi dan menghilang begitu saja sehingga menyusahkan orang tuanya yang mencariNYa dan baru menemukannya setelah tiga hari. Dengan kata lain keluarga ideal Nazareth yang diajarkan untuk dicontohi oleh umat kristiani,sebenarnya bukan keluarga yang ideal banget. Maria tertutup dan tidak mengerti dan mengenal anaknya. Sebaliknya, anaknya tidak patuh kepada orang tuanya. Inilah inti bacaan yang dibahas dalam… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Kristanto
11 years ago

Shalom Kristanto, Terima kasih atas pertanyaannya tentang keluarga kudus di Nazaret. Ketika mendengar apa yang diceritakan oleh para gembala tentang para malaikat, maka orang-orang heran (Luk 2:18). Apa yang dilakukan oleh Maria? Dia menyimpan perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya (Luk 2:19). Ketika tidak mengerti akan perkataan Yesus bahwa Yesus berada di dalam rumah Bapa-Nya, maka Maria menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya (lih. Luk 2:51). Seseorang yang menyimpan di dalam hati perkataan dari Yesus, maka dia adalah seumpama biji yang jatuh di tanah yang baik, yang menghasilkan buah ketekunan. (lih. Luk 8:15) Dengan demikian, Maria yang menyimpan… Read more »

leonard
leonard
13 years ago

Syaloom Tim Katolisitas,

Saya ingin bertanya tentang buku “Kisah Kehidupan Santo Yosef seperti yang diceritakan Tuhan Yesus kepada Maria Cecilia Bay”

Nampaknya seperti wahyu pribadi kepada Maria Cecilia Bay. Yang ingin saya tanyakan

Di buku itu dikisahkan kalau St Yosef dan Bunda Maria sudah tahu dari awal kalau Yesus adalah Mesias dan Putra Allah, tapi menjadi aneh ketika dibandingkan dengan Injil ketika Kanak-Kanak Yesus diketemukan di Bait Allah. Pada Lukas 2:50. Dikatakan kalau mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Jadi apakah buku itu baik untuk dibaca?

Terima Kasih

lucita
lucita
15 years ago

Saya adalah pengagum ibu maria, walaupun masih dalam tahap awal tapi saya sangat percaya akan setiap cinta yang ia tawarkan. Dalam refleksi saya, ada pertanyaan yang belum dapat saya jawab sampai saat ini.
1. Ibu maria adalah dara yang di pilih Tuhan sebagai Bunda Allah. Saat melahirkan Yesus apakah ibu maria juga mengalami kesakitan layaknya seorang perempuan? mengingat bawa:
a. Yang tidak berdosa di dunia ini hanyalah Yesus
b. Maria pun adalah keturunan adam dan hawa, yang tetap mendapatkan dosa asal.
TQ atas jawabannya. GBU

lucita
lucita
Reply to  Ingrid Listiati
15 years ago

Banyak terima kasih atas usaha anda. sekarang saya merasa semakin mengerti dengan iman saya. Dan dengan penjelasan yang sungguh lengkap dari beberapa dokumen Gereja, sys merasa itu dapat juga menjadi referensi bagi saya. Selamat melanjudkan studymu, Ibu Maria mendampingi.

Tarsisia.
Tarsisia.
15 years ago

Saya sebagai orang Katolik sangat bangga pada iman yang dimiliki Bunda Maria karena meskipun Maria adalah manusia biasa tetapi Maria menyerahkan diri sepenuhnya pada kehendak Allah. Yesus lahir ke dunia melalui rahim Maria jadi melalui Bunda Maria kita sampai kepada Yesus

Nikholas Widjaja
16 years ago

Shalom Bu Ingrid Listiati,

Saya ada beberapa pertanyaan mengenai Bunda Maria,
– Ketika malaikat mendatanginya untuk memberitahukan akan kabar gembira ttg dirinya akan mengandung Yesus, Apakah Maria mengetahui perjalanan hidup yang akan dia alami nantinya?

– Bagaimanakah Bunda Maria dapat mampu menjalani segala hal tersebut tanpa mengeluh sedikitpun, karena bukankah Bunda Maria sama seperti kita, manusia biasa yang lemah?

Sekian pertanyaan saya, mohon maaf jika ada hal yang kurang tepat dan menyinggung anda.
Terima kasih atas jawaban anda.

Warm Regards,
Nikholas Widjaja Soetopo Putra

BUDI YOGA PRAMONO
BUDI YOGA PRAMONO
Reply to  Ingrid Listiati
15 years ago

Memang…dalam perjalanan dari perj lama ke perj baru , Tuhan banyak memilih orang-orang yang memang pilihanNya untuk menjadi sarana/alat untuk menyatakan kekuasaan Allah itu sendiri. Dan Allah sendiri sudah mempersiapkan jauh-jauh hari sebelum orang itu dipakai sbg alatnya…bahkan beratus-ratus tahun sbelumnya sdh dinubuatkan . Dia mempersiapkan orang2 pilihannya untuk dibentuk menj Pahlawan Iman & Saksi Iman spt yg tertulis dalam Ibrani 11 . Ada yang berkemenangan ada pula yang “kalah” , disesah, dibunuh dan mereka menjadi martyr. Maria adalah salahsatunya…Allah memakainya sbg ibu yg melahirkan Sang Mesias…dan bukan dari hubungan sex…tapi dikandung oleh Roh Kudus . Org katolik sangat menghormati… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  BUDI YOGA PRAMONO
15 years ago

Shalom Budi, Terima kasih atas tanggapannya. Sebenarnya kalau kita meneliti lebih jauh tentang ajaran Maria sebagai Bunda Allah, maka ajaran ini sekaligus untuk melindungi kodrat Yesus yang sungguh Allah dan sungguh manusia. Dalam teologi, hal ini dikenal dengan “Communicatio Idiomatum.” Silakan Budi membaca artikel Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia (silakan klik). Karena Yesus Allah, dan Yesus dilahirkan oleh Maria, maka Maria adalah bunda Allah. Menyebut Maria hanya sebagai bunda Yesus adalah seperti pengajaran Nestorianism (abad 4-5), yang gagal melihat hakekat dari Yesus yang sebenarnya. Pernghormatan kita kepada Maria yang benar tidak akan mungkin berhenti hanya pada Maria, namun mengarahkan… Read more »

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
12
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x