Pertanyaan:

Mengapa manna dan Sabat saling berhubungan dalam kitab Keluaran?

Jawaban:

Shalom Wans,

1. Manna

Di PL, kita ketahui bahwa manna adalah semacam roti yang diturunkan Allah dari langit kepada umat Israel saat mereka berada di padang gurun (Kel 16; Bil 11:6-9). Bentuknya putih seperti ketumbar dan rasanya seperti kue madu (Kel 16:31). Manna ini diberikan oleh Allah setelah enam minggu di gurun Sin, setelah bangsa Israel bersungut-sungut terhadap kehidupan yang serba kekurangan di gurun. Sejak saat itu Allah menurunkan manna setiap hari, kecuali pada hari Sabat (di mana semua orang Israel harus beristirahat dan menguduskan hari Tuhan). Maka sehari sebelum hari Sabat Allah memberikan manna untuk keperluan dua hari. Roti manna ini dapat dimakan langsung, namun umumnya dibakar dan dijadikan kue. Allah menurunkan manna ini selama sekitar empat puluh tahun, sampai bangsa Israel sampai di Gilgal di tanah Yerikho (Yos 5:12).

Di PB, Kristus menggunakan manna sebagai simbol Ekaristi (yaitu Diri-Nya sendiri), yang adalah “Roti yang turun dari Surga”, “Roti hidup” yaitu roti yang menghidupkan yang maknanya jauh melebihi roti manna di padang gurun (Yoh 6). Rasul Paulus menyebut manna sebagai “makanan rohani” (1 Kor 10:3), yang menggambarkan Ekaristi.

2. Sabat

Di PL, Hari Sabat merupakan hari istirahat untuk dikuduskan bagi Tuhan (Kel 16:23, 31:15; Ul 5:14). Hari Sabat ini adalah untuk memperingati pembebasan umat Israel dari perbudakan di Mesir (Ul 5:14-15). Maka semua pekerjaan dilarang untuk dilakukan pada hari itu (Kel 20: 8-10; 31:13-17; Ul 5:12-14). Pekerjaan yang dilarang antara lain adalah memasak (Kel 16:23), mengumpulkan manna (Kel 16:26), menyalakan api (untuk memasak 35:3), membajak dan menabur (34:21), mengumpulkan kayu (Bil 15:32), membawa beban (Yer 17:21-22), dst. Larangan ini mengharuskan orang Israel untuk mempersiapkan makanan sehari sebelum hari Sabat. Pada hari Sabat ini, 1) kurban dilakukan dua kali lebih banyak dari hari biasa (Bil 27:3-10),2) diadakan penggantian roti manna yang ditempatkan di kemah suci (Im 24:5; 1 Taw 9:32), 3) umat berkumpul untuk menyembah Tuhan (Im 23:2-3)

Hari Sabat pertama dilaksanakan dalam kaitannya dengan pemberian manna/ hari ke-enam (Kel 16: 22). Musa mengingatkan bahwa pada hari itu orang-orang Israel harus mengumpulkan manna untuk 2 hari, sebab esoknya adalah hari Sabat bagi Tuhan. Para nabi menekankan pentingnya penerapan hari Sabat ini (Am 8:5; Yes 1:13; 57:13-14, Yeh 20:12-) Seiring dengan waktu, karena pengaruh kaum Farisi, maka diciptakan sistem yang rumit dan membebani dalam hal Sabat ini, sampai maksud utamanya, yaitu menguduskan hari Tuhan, menjadi kabur.

Di PB, Yesus menentang sistem yang terlalu membebankan pada hari Sabat ini yang sampai membuat manusia menjadi seperti ‘budak’ pada hari itu. Ia mengatakan “Sabat dibuat untuk manusia dan manusia untuk hari Sabat” (Mrk 2:27). Maka Ia menyembuhkan pada hari Sabat, dan menyatakan bahwa hal menguduskan hari Sabat tidak dilanggar jika yang dilakukan adalah tindakan kasih yang sangat diperlukan (Mat 12:3-; Mrk 2:25-;Luk 6:3; 14:5). Setelah kebangkitan Kristus, murid-murid Kristus kemudian merayakan ibadah pada hari Minggu/ hari pertama dalam pekan (Kis 20:7; 1 Kor 16:2).

Jadi kita melihat di PL, bahwa manna dan Sabat merupakan tanda penyertaan Allah kepada bangsa Israel. Manna menunjukkan bagaimana Allah telah memelihara dan memberi makan bangsa Israel selama di padang gurun. Demikian pula hari Sabat merupakan peringatan akan pembebasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir, yang harus dirayakan dengan gembira (Yes 57:13). Manna dan Sabat dapat lebih dipahami hubungannya, jika kita melihatnya dalam terang Perjanjian Baru. Sebab sebagai tanda kasih pemeliharaanTuhan, baik manna maupun Sabat mengacu kepada penggenapannya dalam diri Kristus, sehingga tak heran keduanya (manna dan Sabat) dijelaskan dalam satu perikop Kel 16.

Kristus adalah Roti Hidup yang turun dari Surga, yang nilainya jauh lebih tinggi dari manna di padang gurun (lih. Yoh 6). Kasih-Nya kepada umat pilihan-Nya dinyatakan dengan wafat dan kebangkitan-Nya untuk membebaskan kita dari perbudakan dosa. Misteri Paska ini kita rayakan setiap hari Minggu, yaitu pada hari peringatan kebangkitan-Nya dari mati. Hari Minggu ini kemudian menjadi ‘hari Tuhan’ bagi kita umat beriman.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- www.katolisitas.org

5 COMMENTS

  1. Ibu Ingrid Listiati yang pintar jangan sembarang mengarang cerita ya?
    yang jelas pada Haru Sabat Manna tidak Turun/ Jatuh. demi kekudusan hari Sabat. Bertobatlah ya bu.

    [Dari Katolisitas: Silakan membaca kembali artikel di atas, berikut ini, saya cut and paste: “Sejak saat itu Allah menurunkan manna setiap hari, kecuali pada hari Sabat (di mana semua orang Israel harus beristirahat dan menguduskan hari Tuhan). Maka sehari sebelum hari Sabat Allah memberikan manna untuk keperluan dua hari.”
    Saya tidak mengarang cerita, saya hanya menyampaikan yang ada dalam Kitab Suci, dan yang diajarkan oleh para Rasul dan diteruskan oleh Gereja sejak awal sampai sekarang. Terima kasih, sudah mengingatkan saya untuk bertobat.]

    • Salam damai sejahtera

      Dear Ingrid

      Mengapa pada hari ke-enam manna harus dikumpulkan sebanyak 2 kali lipat ?
      Saya rasa ini bukan disebabkan hari ke tujuh (hari sabat) , dimana orang tidak boleh bekerja.
      Tetapi sebab ada suatu rahasia yang tersembunyi yang perlu diungkapkan.

      Barangkali Ingrid bisa membantu mengungkapkannya.

      Salam
      Mac

      • Shalom Machmud,

        Jika kita membaca seluruh perikop tersebut, maka kita akan mengetahui bahwa pada hari ke-enam, manna memang harus dikumpulkan sebanyak dua kali lipat, seperti yang diperintahkan Allah, sebab pada hari ketujuh orang Israel harus beristirahat dan menguduskan hari Tuhan, sehingga mereka tidak diperbolehkan untuk bekerja mengumpulkan manna dan mengolahnya.

        “Dan pada hari yang keenam mereka memungut roti itu dua kali lipat banyaknya, dua gomer untuk tiap-tiap orang; dan datanglah semua pemimpin jemaah memberitahukannya kepada Musa. Lalu berkatalah Musa kepada mereka: “Inilah yang dimaksudkan TUHAN: Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN; maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi.” (Kel 16: 22- 23)

        Enam hari lamanya kamu memungutnya, tetapi pada hari yang ketujuh ada sabat; maka roti itu tidak ada pada hari itu.” (Kel 16: 27)

        “Perhatikanlah, TUHAN telah memberikan sabat itu kepadamu; itulah sebabnya pada hari keenam Ia memberikan kepadamu roti untuk dua hari. Tinggallah kamu di tempatmu masing-masing, seorangpun tidak boleh keluar dari tempatnya pada hari ketujuh itu.” Lalu beristirahatlah bangsa itu pada hari ketujuh. (Kel 16: 29-30)

        Di samping itu, Tuhan memberikan perintah untuk mengumpulkan manna setiap hari sesuai kebutuhan sehari, yaitu segomer untuk seorang (Kel 16:16), namun pada hari ke- enam, mereka boleh memungut untuk kebutuhan dua hari yaitu dua gomer untuk tiap orang (Kel 16:22). Dan Tuhan ingin menguji apakah bangsa Israel itu hidup menurut hukum-Nya atau tidak.

        “Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak. Dan pada hari yang keenam, apabila mereka memasak yang dibawa mereka pulang, maka yang dibawa itu akan terdapat dua kali lipat banyaknya dari apa yang dipungut mereka sehari-hari.” (Kel 16: 4-5)

        Maka pelajaran perihal manna dan Sabat yang dapat diambil dari sini adalah:

        1. Allah menginginkan agar bangsa Israel belajar untuk mengumpulkan makanannya/manna sesuai dengan kebutuhannya tiap- tiap hari, agar tidak serakah. Jika mereka mengumpulkan sesuai dengan kebutuhan mereka tiap- tiap hari, maka yang mengumpulkan banyak tidak kelebihan, dan mengumpulkan sedikit tidak kekurangan (Kel 16:18)

        2. Tetapi, jika mereka serakah/ mengumpulkan lebih sampai tidak dapat dimakan habis, maka esoknya roti itu rusak/ berulat (Kel 16:19-20).

        3. Allah menginginkan agar bangsa Israel beristirahat pada hari ketujuh dan menguduskannya bagi Tuhan sebagai hari Sabat (Kel 16:23)

        4. Namun, jika sampai mereka tidak menaati ketetapan hari Sabat, dan mereka tetap ingin mengumpulkan manna, mereka tidak berhasil mendapatkannya (Kel 16:25, 27)

        5. Maka di sini terlihat bahwa maksud Allah mengadakan hari Sabat sebenarnya antara lain juga untuk manusia, agar manusia dapat beristirahat dan merenungkan kebaikan Allah yang memberi mereka makan roti di padang gurun dan membawa mereka keluar dari belenggu penjajahan di Tanah Mesir (Kel 16: 29, 32).

        Perayaan inilah yang kembali dikenang oleh Gereja Katolik dalam setiap perayaan Ekaristi, yang merayakan Misteri Paska Kristus yang melepaskan umat manusia dari belenggu dosa, dengan menyambut Kristus, Sang Roti Hidup/ Roti Surga, dalam rupa hosti.

        Demikianlah yang dapat saya sampaikan sehubungan dengan pertanyaan anda.

        Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
        Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

        • jadi,intinya kita harus beribadah hari apa?
          Sabat atau minggu?????

          yaaa,, SABAT dong…

          Ingat! Dan Kuduskanlah Hari Sabat..
          ;)))

          [dari katolisitas: Silakan melihat diskusi ini – silakan klik, dan silakan memberikan argumentasi lebih lanjut di tanya jawab tersebut. Mohon untuk tidak memberikan pengulangan argumentasi]

Comments are closed.