Malam menyelimuti langit yang kelam.

Kegelapan memenuhi setiap langkah dan jalan menuju sebuah rumah sakit di Tangerang.
Tak henti kupanjatkan doa agar hati tetap diterangi cahaya  cinta Allah untuk  mengatasi godaan keengganan karena baru pulang dari Misa lingkungan yang jauhnya bukan kepalang.

Dalam kesunyian malam, aku masuk dalam sebuah kamar perawatan.

Seorang kakek berusia sembilan puluh satu tahun terbaring di ranjang.

Ia dikelilingi oleh  anak-anak dan cucu-cucunya.

Pertanyaanku  “Apakah Kakek mau menjadi Katolik” dijawabnya dengan menganggukkan kepala  sambil membuka kelopak matanya yang telah  tertutup lama.

Kemauannya menjadi Katolik menyentakkan keluarganya karena selama ini ia senantiasa menolak ajakan untuk menjadi murid Tuhan.

Curahan air baptis di dahinya mengejutkannya sejenak.

Ia tiba-tiba memegang telapak tanganku.

Mulutnya komat-kamit mengatakan : “Terimakasih”.

Tidak lama kemudian ia menghadap Allah Bapa setelah menerima Komuni Kudus sebagai bekal ke surga.

Wajahnya tampak tenang dengan rosario  yang aku berikan terkalung di lehernya.

Orang-orang di sekitarnya diam seribu bahasa.

Semua menikmati lembaran-lembaran diary tentang kasih sayangnya :

“Engkaulah anugerah indah dalam hidupku.

Engkau tegakkan kakiku untuk dapat berjalan.

Engkau pegang tanganku sampai aku dapat meniti kehidupan.

Kini engkau lepaskan genggamanmu untuk selamanya.

Engkau  kembali kepada Tuhan dengan mempersembahkan kasih yang bersumberkan pada iman yang baru saja engkau nyatakan dalam pembaptisan.

Persembahan kasihnya bagaikan bunga yang senantiasa mekar dan harum semerbak”.  

Kebenaran iman disampaikan pada akhir hidupnya :

“Tuhan Yesus Kristus adalah Sang Juru Selamat yang membawa pada kebahagiaan kekal bagi orang-orang yang percaya kepadaNya”.

Orang-orang di sekitarnya pun diteguhkan untuk mensyukuri imannya.

Pesan  indah yang dapat kita renungkan :

“Dunia ini bagaikan lautan yang luas dan kita adalah kapal yang berlayar di atasnya. Sudah tak terhitung banyaknya kapal tenggelam di dalamnya. Ketika kita berlayar dengan iman, kita akan selamat dari kesesatan laut kehidupan”.

Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6).

Tuhan Memberkati

Oleh Pastor Felix Supranto, SS.CC

 

1 COMMENT

  1. Semoga banyak jiwa yang terselamatkan dengan peristiwa ini. Amin. Tuhan Yesus Memberkati

Comments are closed.